VIRA RINANDA
1508142010050
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
Nim : 1508142010050
Tanda Tangan :
Tanggal :
ii
PERSETUJUAN BIMBINGAN SKRIPSI
23 Agustus 2019
Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
Mengetahui
Ka.Prodi S1 Keperawatan
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : 1508142010050
iiv
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Bukittinggi
Tanggal : Agustus 2019
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan penelitian yang
berjudul “Hubungan Self-Efficacy dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker Kolorektal
di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019”. Shalawat beriring salam
diberikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah
SWT untuk keselamatan umat di dunia dan di akhirat.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Keperawatan S1 STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi. Saya
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangalah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada :
5. Ibu Dosen beserta staf pengajar di Program Studi Ilmu Kesehatan Yarsi
Sumbar Bukittinggi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan
serta nasehat selama menjalani pendidikan.
xi
6. Teristimewa, ucapan terimakasih kepada kedua Orang Tua dan keluarga ku
yang selalu memberikan dukungan material dan moral serta do’a dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat tersayang, Apriatna, Rahmatul Husna dan Suci Rahma Leni yang
selalu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
8. Teman-teman Mahasiwa prodi S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar
Bukittnggi yang telah memberikan masukan, kritik dan saran yang sangat
berguna dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya peneliti mengharapkan agar skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua, khusunya dibidang kesehatan. Atas segala bantuan yang telah
diberikan peneliti mendo’akan budi baik Bapak/Ibu akan dibalas oleh Allah
SWT Amin Ya Rabbal Alamin.
(Vira Rinanda)
Sebagai sivitas akademik STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
NIM : 1508142010050
xi
Program Studi : S1 Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi
Dibuat di : Bukittinggi
Pada Tanggal :
Yang menyatakan
( )
ABSTRACT
xi
Cancer treatment provides physical and psychological effects that can directly reduce
the quality of life of patients. the lack of positive thinking of patients about their
illnesses due to emotional problems while undergoing treatment, therefore it is
necessary to increase Self-efficacy in cancer patients. The purpose of this study was
to determine the relationship of self-efficacy with the quality of life of colorectal
cancer patients at Dr. Hospital. Achmad Mochtar Bukittinggi. The population in this
study were colorectal cancer patients with a sample of 80 people using purposive
sampling technique. This type of research is descriptive correlation with cross
sectional approach. The test used is the Spearman rank. The results showed that self-
efficacy in patients with colorectal cancer was almost half in the moderate category
(41.3%), quality of life in patients with colorectal cancer was in the poor category
(50.0%). There is a relationship between self-efficacy and the quality of life of
patients with colorectal cancer at Dr. Hospital. Achmad Mochtar Bukittinggi, the
results obtained p value 0.005 <α (0.05) and r value of 0.314. It is recommended to
nurses or health workers to be able to provide palliative care to patients in order to
improve the quality of life for colorectal cancer patients..
xi
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI BUKITTINGGI
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN SKRIPSI..........................iii
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................iv
ABSTRAK.....................................................................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
DAFTAR ISI...............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................vii
DAFTAR TABEL.........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................6
C.Tujuan Penelitian...................................................................................7
D.Manfaat Penelitian.................................................................................7
A.Kerangka Konsep.................................................................................30
B.Hipotesis..............................................................................................31
viii
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis penelitian.....................................................................................32
B.Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................32
C.Populasi, Sampel dan Sampling...........................................................32
D.Kriteria Inklusi dan Ekslusi.................................................................33
E.Defenisi Operasional............................................................................34
F.Instrumen Penelitian.............................................................................34
G.Uji Validitas dan Reliabilitas...............................................................37
H.Etika Penelitian....................................................................................40
I.Metode Pengumpulan Data...................................................................42
J.Analisa Data..........................................................................................44
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian..............................................................49
B. Analisa Univariat...............................................................................49
C. Analisa Bivariat..................................................................................51
BAB VI PEMBAHASAN
A.Analisa Univariat.................................................................................53
B.Analisa Bivariat....................................................................................51
BAB VII PENUTUP
A.Kesimpulan...........................................................................................64
B.Saran....................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan telah menyebabkan 9,6 juta kematian pada tahun 2018 (World Health
terjadi peningkatan 19,3 juta kasus kanker baru seiring dengan perubahan pola
kanker kolorektal. Kanker kolorektal adalah kanker yang berada pada usus
kanker kolorektal pada tahun 2018 berjumlah 1.849.518 kasus baru dengan
kelima terbanyak kejadian kanker pada pria dan wanita. Menurut Globocan
(2018), diperkirakan bahwa pada tahun 2020 jumlah kematian tahunan akibat
1
2
kejadian 12,1 per 100.000 penduduk dan kematian 6,9 per 100.000 penduduk.
kehilangan peran dan fungsi; dan, pada akhirnya memperburuk kualitas hidup
pasien (Üstündag et al., 2015). Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat
kualitas hidup maka seseorang harus dapat menjaga kesehatan tubuh, pikiran
dan jiwa, sehingga seseorang dapat melakukan segala aktivitas tanpa adanya
kondisi fisik, psikologis, gangguan citra tubuh serta gejala-gejala yang dapat
hidup pasien kanker. Kualitas hidup akan membaik ketika penderita mulai
penting diukur pada pasien karena intervensi terapi seperti obat berpotensi
harga diri, dan hilangnya harapan menunjukkan tidak adanya makna hidup
(Anggeria, 2017).
fisik dan psikologis secara langsung pada penderitanya seperti nyeri, kelelahan,
(Syvak et al., 2012 dalam Zhang et al., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh
hidup baik pada aspek kesehatan secara umum, aspek fungsional maupun
aspek gejala.
efficacy yang tinggi akan lebih mungkin untuk menghadapi stresor hidup
dengan percaya diri dan terlibat dalam perilaku yang diperlukan untuk menjaga
yang lebih tinggi menggerakkan sumber daya pribadi dan sosial mereka secara
mereka sehingga mereka mengalami kualitas hidup yang lebih baik (Masoud
Rayyani dkk, 2014 dalam Abdul Wakhid, 2018). Pasien dengan self-efficacy
lebih tinggi lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam strategi yang efektif
dalam mencapai psikologis dan hasil medis (lebih sedikit gejala dan efek
efficacy yang lebih rendah. Pasien yang sangat percaya bahwa mereka dapat
tanggung jawab mereka, memiliki skor kualitas hidup yang lebih tinggi
(Omran, 2018).
5
antara prediktor fisik dan psikologis dengan kualitas hidup pada pasien kanker
efficacy yang tinggi, gejala peyakit yang rendah, dan tingkat kecemasan yang
selama kemoterapi. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Cramm dkk (2012)
oleh penderita penyakit kronis sangat berhubungan dengan aspek fisik, sosial
dan emosional yang akan berhubungan dengan kualitas hidup. Lebih lanjut
di Bukittinggi yang di tunjang oleh sumber daya, sarana dan prasarana yang
diperoleh dari Rekam Medik RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi pada
tahun 2017 angka kejadian kanker kolorektal sebanyak 187 kasus dengan
mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan kisaran usia 45-64 tahun. Pada
tahun 2018 terjadi peningkatan angka kejadian kanker kolorektal sebanyak 192
kasus dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan kisaran usia 45-64
tanggal 26 maret 2019 didapatkan data hasil wawancara bahwa dari 6 orang
penderita kanker kolorektal, 4 orang pasien diantaranya tidak yakin dan tidak
mampu lagi bekerja secara maksimal dan menyampaikan kondisi yang dialami
cepat lelah setiap melakukan aktivitas, 2 orang pasien mengatakan tidak patuh
dalam pengobatan sesuai jadwal, 2 orang pasien mengatakan sudah bosan dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
2. Tujuan Khusus
7
tahun 2019.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
kolorektal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai literarur bagi institusi dan menjadi referensi bagi
kanker kolorektal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Kolorektal
1. Defenisi
Menurut Kementrian Kesehatan RI, kanker kolorektal adalah
keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian
terpanjang dari usus besar) dan atau rektum (bagian kecil terakhir dari
usus besar sebelum anus). Kanker kolorektal juga bisa disebut kanker usus
besar atau kanker rektum, tergantung di mana mereka mulai karena kanker
usus besar dan kanker rektum memiliki banyak kesamaan. Kanker dimulai
ketika sel-sel dalam tubuh mulai tumbuh di luar kendali. Sel-sel di hampir
semua bagian tubuh dapat menjadi kanker, dan dapat menyebar ke area
kancing yang dikenal sebagai polip yang berasal dari lapisan mukosa usus
besar. Kemudian kanker mulai memasuki dinding usus, karena darah dari
(Sastrosudarmo, 2014)
9
10
2. Etiologi
Penyebab kanker kolorektal hingga saat ini belum diketahui pasti.
setidaknya aktivitas fisik sedang (e.g. jalan cepat) selama 30 menit atau
lebih selama 5 hari atau lebih setiap minggu. Selain itu, kurangnya
c. Diet
Beberapa studi, termasuk studi yang dilakukan oleh American
tinggi dengan waktu masak yang lama. Selain itu, individu yang
kolorektal. Individu dengan rata-rata 2-4 porsi alkohol per hari selama
2015).
c. Obstruksi Salura Cerna
12
obstruksi total sehingga timbul tanda-tanda ileus, buang air besar darah
air besar pun akan berubah. Hal ini di karenakan tumor telah
menghalangi usus besar dan orang akan susah buang air besar (Brunner
yang berada pada usus besar menahan tinja yang akan dikeluarkan.
Sembelit akan muncul pada saat tumor sudah membesar. Sembelit akan
badan secara tiba-tiba. Perut yang terasa penuh dan sembelit membuat
yang akan terjadi. Nyeri kolik abdomen dengan gejala obstruksi lain
yang terdapat pada dinding usus juga bisa menembus pembuluh darah atau
dari kolon dan rektum. Belum menyebar dan berada pada tahap awal.
b. Stadium I : Sel kanker telah tumbuh pada dinding dalam kolon atau
c. Stadium II : Sel kanker telah menyebar ke dalam lapisan otot kolon atau
1) Tahap IIA : Pada tahap ini, kanker telah tumbuh menjadi lapisan
getah bening.
d. Stadium III : Sel kanker telah menyebar ke satu atau lebih kelenjar
getah bening di daerah tersebut tetapi tidak ke bagian tubuh yang lain.
kolon dan juga telah menyebar kesatu hingga ketiga kelenjar getah
sekitarnya.
5. Pengobatan
a. Pembedahan
Kanker usus besar tahap II dan III ditangani dengan slah satu
cara mengangkat seluruh rektum dan usus besar yang melekat pada
anus, karena kanker di antara bagian tengah dan 2/3 bawah dubur.
ostomi permanen.
b. Radioterapi
setelah pembedahan.
c. Kemoterapi
d. Target Terapi
B. Kualitas Hidup
1. Defenisi
Kualitas Hidup baru-baru ini didefinisikan secara ilmiah, dan telah
maka seseorang harus dapat menjaga kesehatan tubuh, pikiran dan jiwa.
konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam
Kualitas hidup individu yang satu dengan yang lain akan berbeda, hal itu
kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup akan sangat rendah apabila
psikologis, dan social; dan kepuasan pasien terhadap tingkat fungsi dan
a. Kesejahteraan Fisik
19
fungsi dasar.
b. Kesejahteraan psikologis
dalam menghadapi hidup melawan penyakit yang ditandai oleh prioritas hidup
yang berubah, tekanan emosional, dan ketakutan akan hal-hal yang tidak
c. Kesejahteraan sosial
peran dan hubungan mereka dan seberapa baik mereka dapat menangani
d. Kesejahteraan spiritual
20
pengalaman kanker
a. Status biologis dan fisiologis, yang berfokus pada fungsi sel, organ, dan sistem
kepercayaan tentang keadaan tubuh", seperti rasa sakit, kelelahan, atau mual.
Gejala dapat juga bersifat psikofisik, dalam hal ini gejala utamanya terkait
dengan kesehatan mental, atau dapat berupa emosi atau psikologis misalnya
c. Status Fungsional dapat berupa fisik, sosial, psikologis, kognitif atau terkait
diselesaikan.
1. Fungsi fisik, mencakup kegiatan berat, berjalan kaki dalam jarak jauh,
buang air.
lelah, mual, muntah, nyeri, sesak nafas, sulit tidur, kehilangan nafsu
C. Self-Efficacy
1. Pengertian
dapat atau tidak dapat melakukan sesuatu bukan pada hal apa yang akan ia
perilaku yang berbeda-beda antara individu satu dengan individu yang lain
2. Sumber Self-Efficacy
Menurut Bandura (1994), self-efficacy dapat ditumbuhkan melalui
dari aksi oleh orang lain yang dijadikan model. Efikasi akan meningkat
ketika mengamati kegagalan figur yang setara dengan dirinya, bisa jadi
orang tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figur
berlatih. Mereka yang memiliki self efficacy yang tinggi akan membuat
rencana dan banyak hal yang salah oleh karena itu, sulit mencapai
motivasi diatur oleh harapan seseorang dan nilai dari tujuan yang
ditentukan.
c. Proses afektif
25
mereka dalam mengatasi stres dan depresi dalam situasi yang sulit. Self-
Orang yang percaya bahwa mereka dapat mengontrol diri, maka pola pikir
mereka tidak akan terganggu. Tapi orang yang yakin bahwa mereka tidak
Pemikiran sperti itu akan menyusahkan dan merusak mereka. Dalam hal
Sebagian besar orang adalah produk dari lingkungannya, oleh karena itu,
pekerjaan yang hanya bisa dilakukan dan dianggap tidak akan keluar
sulit.
b. Motivasi
27
pemikiran seseorang :
1) Pada orang yang memiliki self-efficacy rendah akan percaya bahwa
meningkatkan stress.
2) Orang menjadi tidak menentu dan tidak dapat diprediksi ketika
matang.
4) Orang dengan self-efficacy yang tinggi tidak akan pantang
d. Perilaku kesehatan
Self-efficacy mempengaruhi seberapa tinggi orang yang
menggerakkan sumber daya pribadi dan sosial mereka secara proaktif untuk
sehingga mereka mengalami kualitas hidup yang lebih baik (Abdul Wakhid,
berpartisipasi dalam strategi yang efektif dalam mencapai psikologis dan hasil
medis (lebih sedikit gejala dan efek samping) yang diinginkan dibandingkan
dengan mereka yang memiliki self-efficacy yang lebih rendah. Pasien yang
mereka dan bahwa kesehatan adalah tanggung jawab mereka, memiliki skor
tinggi, gejala peyakit yang rendah, dan tingkat kecemasan yang rendah akan
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Huang et al., (2013 dalam Afandi
terhadap kepatuhan.
E. Kerangka Teori
Colorectal cancer
Characteristics Characteristics of
of the individual the environment
Overall
Psychological
Social Function Behaviour health
well- being
related
Motivation
Spiritual well-
being Thought patterns
and responses
Choice regarding
Sumber : Smith and colleagues (1999) ; Ferrell dan Dow (1997) ; Bandura (1997) behaviour
Loss of control
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian tentang hubungan antar variabel-
kerangka teori atau kerangka piker atau hasil studi sebelumnya sebagai
nilainya diakibatkan oleh satu atau lebih variabel bebas. Variabel independen
31
32
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau
Hipotesis alternative / Ha :
variabel risiko, atau variabel independen dan variabel dependen diukur atau
tahun 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota dari suatu himpunan
33
35
pasien kanker kolorektal tahun 2018 yang berobat ke Rumah Sakit Dr.
(Notoatmodjo, 2012).
Besaran sampel pada penelitian analitis korelatif adalah sebagai
berikut :
(Dahlan, 2010)
N = Besar Sampel
Alfa (α) = Kesalahan tipe I yang ditetapkan sebesar 5 % = 0,05,
Zα = Deviat baku alfa yaitu 1,64
Beta (β) = Kesalahan tipe II yang ditetapkan sebesar 10 % = 0,1
Zβ = Deviat baku beta yaitu 1,28
r = koefisien korelasi minimal yang dianggap bermakna,
ditetapkan sebesar 0,4
Jadi, jumlah sampel penelitian sebanyak 80 responden yaitu pasien
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri – ciri yang perlu dipenuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Sudibyo
Rustika,2013).
Table 4.1 : Defenisi Operasional Variabel Penelitian
perawatan,
mempertahan-
kan sikap
positif, dan
mencari dan
mendapatkan
informasi
F. Instrument Penelitian
Instrument penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk
pendidikan, pekerjaan.
2. Kuesioner Self-Efficacy
Self-Efficacy akan diukur dengan menggunakan kuesioner The
sikap positif, dan mencari dan mendapatkan informasi. Skala ini terdiri
memberikan tanda checklist (√) dari keempat pilihan jawaban yang sudah
Keterangan :
µ : mean teoritik
ơ : standar deviasi
Tabel 4.3 Karakteristik item kuesioner The Communication and
Attitudinal Self-Efficacy Scale
scale), aspek gejala (symptom scale) dan status kesehatan global (global
health status). Setiap item pertanyaan dapat dijawab dengan memilih poin
Makan Menurun)
16 Constipation (CO) / (Sulit 1 3
BAB)
17 Diarrhoea (DI) / (Diare) 1 3
28 Financial Difficulties (FI) / 1 3
(Kesulitan Keuangan)
berikut :
6) Menghitung Raw Score (Nilai Mentah)
Raw Score = RS = (I1 + I2 + I3 + I…+ In) / n
Keterangan :
I = Nilai setiap item pertanyaan
n = Jumlah item pertanyaan
7) Transformasi Linear
Tahap transformasi linear dilakukan untuk menstandarkan raw
Keterangan :
S = skor ; RS = raw score
Range : perbedaan antara nilai mungkin maksimum dari raw score dan
nilai mungkin minimum, karena skor untuk tiap item antara 1-4, maka
Skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkatan respon yang lebih baik
pada skala fungsional dan status kesehatan umum (QoL), namun lebih
instrument yang sama jika diulangi akan menghasilkan nilai yang sama
kolorektal pada penelitian ini yaitu kuesioner EORTC QLQ C-30. Kuesioner
ini telah digunakan secara luas pada penelitian ginekologi di dunia dan telah
variabel lebih dari 0,70 sehingga pada penelitian ini peneliti tidak melakukan
harus ada dalam informed consent anatara lain : partisipasi pasien, tujuan
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
I. Metode Pengumpulan Data
Peneliti memulai proses pengumpulan data dengan meminta surat
pengantar dari STIKes Yarsi Sumbar Bukittinggi kepada Rumah Sakit Dr.
peneliti mengumpulkan data sampel dari rekam medis Rumah Sakit Dr.
kepala ruangan (kaRu) di ruangan Ambunsuri 1 dan 2 serta bagian poli bedah
hidup sedang diberi kode 2, dan kualitas hidup buruk diberi kode 3.
8) Entry Data
Entry data adalah pengetikan kode jawaban responden pada
maka Ha ditolak dan Ho diterima. Sebaliknya jika p < 0,05 atau p < α,
1,00 Sempurna
46
HASIL PENELITIAN
Bukittinggi (RSAM). RSAM adalah rumah sakit daerah tipe B yang mampu
Rumah sakit yang terletak di pusat kota Bukittinggi tepatnya di jalan Dr. A
Rivai merupakan rumah sakit rujukan dari berbagai rumah sakit yang ada di
Kabupaten. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 16 Juli 2019 sampai pada
kolorektal. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 80 orang yang telah
memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu
B. Analisa Univariat
49
50
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Kanker Kolorektal Di
Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019
Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)
Usia
18 – 25 tahun 0 0
26 – 44 tahun 17 21,3
45 – 95 tahun 48 60.0
60 – 74 tahun 12 15,0
>75 tahun 3 3,8
Jenis Kelamin
Laki-laki 53 66.3
Perempuan 27 33.8
Pendidikan
Tidak sekolah 0 0
SD 33 41.3
SMP 14 17,5
SMA 18 22.5
PT 15 18.8
Pekerjaan
PNS/TNI 4 5.0
Pegawai Swasta 6 6,57.5
Wiraswasta 21 26.3
Petani 19 23.8
IRT 23 28.8
7 8,8
lain-lain
tahun (60 %), mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (66,3%) dengan
2. Self-Efficacy
Table 5.2
Distribusi Frekuensi Self-Efficacy Pada Penderita Kanker Kolorektal Di
Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019
self-efficacy N %
Tinggi 20 25.0
Sedang 33 41.3
Rendah 27 33.8
Total 80 100,0
Berdasarkan table 5.2 dapat diketahui bahwa hampir separuh dari pasien
3. Kualitas Hidup
Table 5.3
Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pada Penderita Kanker Kolorektal
Di Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019
Kualitas Hidup n %
Baik 10 12.5
Sedang 30 37.5
Buruk 40 50.0
Total 80 100,0
(50.0%).
C. Analisa Bivariat
kemaknaan p < 0,05. Jika nilai p < 0,05 maka ada hubungan yang bermakna
Tabel 5.4
Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kualitas Hidup Penderita
Kanker Kolorektal Di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun
2019
Kualitas Hidup
Total
Self-Efficacy Baik Sedang Buruk P R
n % n % N % n %
Tinggi 8 80.0 4 13.3 8 20.0 20 25.0
Sedang 0 ,0 20 66.7 13 32.5 33 41.3
0.005 0.314
Rendah 2 20.0 6 20.0 19 47.5 27 33.8
Total 10 100.0 30 100,0 40 100,0 80 100.0
Berdasarkan tabel 5.4 diatas didapatkan hasil uji statistic Spearman Rank
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di RSUD Dr. Achmad
laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
53
54
hormone.
b. Karakteristik responden berdasarkan usia di RSUD Dr. Achmad Mochtar
penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Izzati (2013), yang meneliti tentang hubungan antara faktor usia dengan
adalah mutasi pada tumor suppressor genc seperti APC, Kerusakan DNA,
55
2014).
Menurut peneliti, seiring bertambahnya usia menyebabkan perubahan
2012).
d. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di RSUD Dr. Achmad
cukup dan berkualitas dipengaruhi oleh pendapatan dan daya beli sehingga
mengalami perubahan pola konsumsi dan apabila hal ini tidak terkontrol
Bukittinggi
Gambaran skor self-efficacy terhadap 80 responden yang menderita
Hasil yang diperoleh dari tabel 5.2 tentang tingkat self-efficacy pasien kanker
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kay (2013), diperoleh hasil
pasien hanya mengikuti saran dari dokter untuk melakukan pengobatan tanpa
tergantung pada kompetensi yang dibutuhkan, ada atau tidaknya orang lain ,
dan kondisi psikologis (Feist et al, 2012). Seseorang dengan self-efficacy yang
tinggi akan lebih mungkin untuk menghadapi stresor hidup dengan percaya
diri dan terlibat dalam perilaku yang diperlukan untuk menjaga atau
pilihan jawaban terbanyak adalah setuju dan sangat setuju , hal ini
sikap positif, jika dilihat dari nilai modusnya, pilihan jawaban terbanyak
adalah tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa responden kurang mampu
setuju dan tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian responden
661.7. Skor tertinggi yang diperoleh adalah 1084.4, sedangkan skor terendah
adalah 447. Hasil yang diperoleh dari tabel 5.2 tentang tingkat kualitas hidup
Arifin Ahmad dengan hasil sebagian besar responden memiliki kualitas hidup
buruk (51%) dan hampir separuh responden memiliki kualitas hidup yang
sedang (49%). Kualitas hidup yang sedang dan buruk pada penelitian ini
merasa tidak sempurna lagi, malu dengan bentuk tubuh karena terpasang
hal penting untuk menilai efek samping dari sebuah terapi pengobatan.
Kuesioner ini terdiri dari terbagi dalam 3 aspek yaitu : aspek fungsional
(functional scale), aspek gejala (symptom scale) dan status kesehatan global
Indikator Rata-rata
Skala Fungsional
1. Fungsi fisik 33.75
2. Fungsi peran 48.75
3. Fungsi emosional 24.58
4. Fungsi kognitif 61.45
5. Fungsi social 52.08
total 220.61
Skala Gejala
1. Kelelahan 36.66
2. Mual dan muntah 47.08
3. Nyeri 47.29
4. Dyspnea 43.33
5. Insomnia 36.66
6. Penurunan nafsu makan 38.33
7. Konstipasi 60.83
8. Diare 42.91
9. Kesulitan keuangan 39.16
Total 392.25
61
61.45 dan fungsi emosional mendapatkan rata-rata terendah yaitu 24.58, yang
berarti bahwa fungsi kognitif adalah hal yang paling sedikit terkena dampak
fungsi terkena dampak yang paling banyak. Pada kelompok skala gejala,
gejala nyeri merupakan yang tertinggi yaitu 47.08 yang berarti hampir seluruh
terendah (36.66).
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapatkan bahwa responden menilai
kondisi kesehatannya secara menyeluruh yaitu hampir dari separoh 37.5% (30
responden) berada pada rentang 4, kurang dari separoh berada pada rentang 3
bahwa lebih dari separoh 51.3% (41 responden) berada pada rentang 3, kurang
dari separoh 45.0% (32 responden) berada pada rentang 4, sebagian kecil
tentang penilaian kualitas hidupnya lebih dari separoh berada pada rentang 3
cukup kuat.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Lusiatun (2016) mengenai “
didapatkan hasil p = 0.005 dan nilai korelasinya adalah 0.520 yang artinya
dianjurkan.
Menurut teori Bandura (1994) self-efficacy merupakan keyakinan
seberapa banyak usaha suatu perilaku, berapa lama mereka akan bertahan
berbagai macam reaksi emosi atau tindakan negative, seperti menarik diri
kemoterapi dan atau tidak berobat, sehingga hal ini dapat memperparah
rasa optimis, ketika dalam realita social banyak sekali tantangan hidup
berbagai usaha dan latihan mengontrol diri (Lusiatun, 2016). Oleh karena
64
Bukittinggi adalah sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (66.3 %), lebih dari
adalah SD (41.3%), dan lebih hampir separuh memiliki pekerjaan IRT (28.8%).
2. Hasil penelitian dari 80 orang responden yang diteliti, hampir separuh dari pasien
kolorektal memiliki tingkat kualitas hidup yang buruk (50%), dengan rata-rata
2019, diperoleh hasil p_value sebesar 0.005 (> 0.05) dengan nilai korelasi 0.314
65
66
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi
penelitian selanjutnya dengan berbagai masalah baru yang dapat diteliti, seperti
efficacy dan kualitas hidup, dan factor-faktor lain yang diduga mempengaruhi
Alfaiz, A., & Yandri, H. (2015). Self-concept and self-efficacy as a ground points in a
social activities (an analysis of psychology perspective: a social cognitive
theory). Jurnal Pelangi, 7(2).
American Cancer Society. (2019). Colorectal Cancer. Diakses pada tanggal 4 februari
2019 melalui https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer.html
Anggeria, E., & Daeli, V. A. (2017). Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kualitas
Hidup Pada Pasien Terminal Dengan Kanker Serviks Di RSU. Vina Estetica
Medan Tahun 2016. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 3(1),
29-43.
Cramm, J. M., Strating, M. M., Roebroeck, M. E., & Nieboer, A. P. (2012). The
importance of general self-efficacy for the quality of life of adolescents with
chronic conditions. Social indicators research, 113(1), 551-561..
Dahlan, S. (2012). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta; Salemba Medika
Ferrell, B. R., & Dow, K. H. (1997). Quality of life among long-term cancer
survivors. J Nurs Scholarsh ;37(4):336-42
Geng, Z., Ogbolu, Y., Wang, J., Hinds, P. S., Qian, H., & Yuan, C. (2018). Gauging
the Effects of Self-efficacy, Social Support, and Coping Style on Self-
management Behaviors in Chinese Cancer Survivors. Cancer nursing, 41(5),
E1-E10.
Grimmett, C., Haviland, J., Winter, J., Calman, L., Din, A., Richardson, A., ... &
Foster, C. (2017). Colorectal cancer patient’s self-efficacy for managing
illness-related problems in the first 2 years after diagnosis, results from the
ColoREctal Well-being (CREW) study. Journal of Cancer Survivorship, 11(5),
634-642.
Hidayat, A.A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisis Data. Jakarta;
Salemba Medika
Juwita, D. A., Almahdy, A., & Afdhila, R. (2018). Pengaruh Karakteristik Pasien
Terhadap Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pada Pasien Kanker Payudara di
RSUP Dr. M. Djamil Padang, Indonesia. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 5(2),
126-133.
Manhas, D. S., Howard, A. F., & Olson, R. A. (2018). Patient-reported outcome use
in oncology: a systematic review of the impact on patient-clinician
communication. Supportive Care in Cancer, 26(1), 41-60.
Ningsih, H. R., Bayhakki, B., & Woferst, R. (2018). Hubungan Self Efficacy
Terhadap Kepatuhan Diit Pada Penderita Dm. Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Ilmu Keperawatan, 5, 212-219.
Permana, H., Harahap, F., & Astuti, B. (2016). Hubungan antara efikasi diri dengan
kecemasan dalam menghadapi ujian pada siswa kelas IX di MTs Al Hikmah
Brebes. HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, 13(2), 51-
68.
Perwitasari, D. A., Atthobari, J., Dwiprahasto, I., Hakimi, M., Gelderblom, H., Putter,
H., ... & Kaptein, A. A. (2011). Translation and validation of EORTC QLQ-
C30 into Indonesian version for cancer patients in Indonesia. Japanese
journal of clinical oncology, 41(4), 519-529.
Stanford Health Care. (2019). Colorectal Cancer Staging. Diakses pada tanggal 20
April 2019 melalui https://stanfordhealthcare.org/medical-
conditions/cancer/colorectal-cancer/colon-cancer-stage.html
Sudibyo, S. & Rustika (2013). Buku Ajar: Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta;
Trans Info Media
Wakhid, A., Wijayanti, E. L., & Liyanovitasari, L. (2018). Hubungan Efikasi Diri
Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis. Journal of Holistic Nursing Science, 5(2), 56-63.
White, L. L., Cohen, M. Z., Berger, A. M., Kupzyk, K. A., & Bierman, P. J. (2019,
January). Self-Efficacy for Management of Symptoms and Symptom Distress
in Adults With Cancer: An Integrative Review. In Oncology nursing forum
(Vol. 46, No. 1, pp. 113-128).
White, L. L., Cohen, M. Z., Berger, A. M., Kupzyk, K. A., Swore-Fletcher, B. A., &
Bierman, P. J. (2017). Perceived Self-Efficacy: A concept analysis for
symptom management in patients with cancer. Clinical journal of oncology
nursing, 21(6).
Xu, S., Zhang, Z., Wang, A., Zhu, J., Tang, H., & Zhu, X. (2018). Effect of self-
efficacy intervention on quality of life of patients with intestinal stoma.
Gastroenterology Nursing, 41(4), 341.
Yang, X., Li, Q., Zhao, H., Li, J., Duan, J., Wang, D., ... & Fu, J. (2014). Quality of
life in rectal cancer patients with permanent colostomy in Xi’an. African
health sciences, 14(1), 28-36.
Zhang, M. F., Zheng, M. C., Liu, W. Y., Wen, Y. S., Wu, X. D., & Liu, Q. W. (2015).
The influence of demographics, psychological factors and self-efficacy on
symptom distress in colorectal cancer patients undergoing post-surgical
adjuvant chemotherapy. European Journal of Oncology Nursing, 19(1), 89-96.
Zhang, M., Chan, S. W. C., You, L., Wen, Y., Peng, L., Liu, W., & Zheng, M. (2014).
The effectiveness of a self-efficacy-enhancing intervention for Chinese
patients with colorectal cancer: a randomized controlled trial with 6-month
follow up. International journal of nursing studies, 51(8), 1083-1092.
Zhang, M., Peng, L., Liu, W., Wen, Y., Wu, X., Zheng, M., ... & Chan, S. (2015).
Physical and psychological predictors of quality of life in Chinese colorectal
cancer patients during chemotherapy. Cancer nursing, 38(4), 312-321.