MUTIA ILHAM
BP. 1511314019
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
Halaman sampul dalam
SKRIPSI
MUTIA ILHAM
BP. 1511314019
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
i
Halaman Persyaratan Gelar
STUDI FENOMENOLOGI: GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL
PADA SURVIVOR KANKER PAYUDARA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
pada Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
oleh
MUTIA ILHAM
BP. 1511314019
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
ii
Lembar Persetujuan Pembimbing
iii
Lembar Penetapan Panitia Penguji
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang
selalu diberikan kepada suluruh makhluk Nya. Berkat rahmat dan karunia Nya
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ns. Meri Neherta, S.Kep,
M.Biomed dan Ibu Vetty Priscilla, M.Kep, Sp.Mat, MPH yang telah
membimbing penulis dengan telaten dan penuh kesabaran hingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini. Terima kasih kepada Ibu Dr. Ns. Meri Neherta,
kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes., FISPH., FISCM selaku
2. Ibu Ns. Yanti Puspita Sari, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
3. Dewan Penguji yang telah memberikan kritik beserta saran demi kebaikan
skripsil ini.
v
4. Seluruh Staf dan Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas yang
perkuliahan
5. Orang tua dan Keluarga yang selama ini memberikan dukungan maksimal
dan do’a tulus kepada penulis dalam seluruh tahapan proses penyusunan
skripsi ini.
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat di harapkan demi
penyempurnaan ini.
Peneliti
vi
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Nama : Mutia Ilham
No. BP: 1511314019
Payudara
ABSTRAK
vii
Faculty of Nursing
Andalas University
Name : Mutia Ilham
Reg. No : 1511314019
Survivors
ABSTRACT
The purpose of this study was to be able to explore the overview of social support
for breast cancer survivors. The research method used is qualitative research with
a phenomenological approach with in-depth interview. The selection of
participants was taken by purposive sampling. The participants in this study were
8 women with breast cancer who were treated at the general surgery polyclinic at
RSUP. Dr. M. Djamil Padang. The data collected is in the form of recording, the
results of interviews that are equipped with interview guidelines, then analyzed
using the Collaizi’s technique. The results of the study identified six main themes:
Post diagnosis Response of Breast Cancer Survivors, Family Support as the Main
Source of Strength, Social Networking as Adaptation of Patients in Running
Social Activities, Support from Medical Personnel as Sources of Main
Information, Spiritual Support as Life Adaptation after Diagnosis, and
Expectations of Patients with Breast Cancer. Psycological stress is feld to make
breast cancer sufferers need support in order to adapt to the new life cycle. Social
support received by breast cancer patient has a big role and helps the process of
life adaptation in breast cancer patient, so it can direct the coping mechanism to
be adaptive in caring out social activities.
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................8
A. Kanker Payudara..................................................................................................10
1. Pengertian.........................................................................................................10
B. Dukungan Sosial..................................................................................................19
ix
3. Bentuk Dukungan Sosial..................................................................................22
A. Desain Penelitian..................................................................................................26
C. Partisipan..............................................................................................................27
E. Etika Penelitian....................................................................................................31
G. Pengolahan Data...................................................................................................37
H. Analisa Data.........................................................................................................38
I. Keabsahan Data....................................................................................................39
C. Analisa Tema...........................................................................................................44
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................65
A. Pembahasan Penelitian............................................................................................65
B. Keterbatasan Penelitian...........................................................................................81
A. Kesimpulan.............................................................................................................85
B. Saran........................................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................90
x
Lampiran 1. Jadual Penelitian............................................................................96
Lampiran 9. Verbatim.......................................................................................108
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4 5 Analisa Tematik dukungan dari tenaga kesehatan sebagai informasi dan
semangat menjalani pengobatan………………………………………………..60
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker adalah jenis penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang
tidak normal pada organ tubuh manusia dan menjadi penyebab kematian tertinggi
didunia (American Cancer Society, 2018). Kanker payudara adalah salah satu
kanker payudara diakibatkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada
jaringan payudara seperti di epitel duktus maupun lobulus, dan dapat bermetastase
baru tertinggi yaitu sebesar 43.3% dan dengan persentase kematian sebesar
estimasi penderita kanker payudara tertinggi (2.285 orang) dan dengan prevalensi
Indonesia, 2016). Pada tahun 2013, terdapat 1,7% kasus kanker payudara yang
Kesehatan Kota Padang (2017), sebanyak 142 kejadian kanker payudara terjadi di
kota Padang.
1
2
kanker akan diketahui setelah kanker dalam stadium lanjut. Menurut penelitian
pada dirinya seperti adanya benjolan yang sudah tumbuh, namun karena tidak
bahwa telah terdiagnosa kanker akan menimbulkan dampak fisik dan psikologis
pada penderita kanker payudara (Stanton, A & Bower, J, 2015) selain itu prosedur
pengobatan yang dijalani memiliki dampak terhadap kualitas hidup (Finck et al,
2017). Kondisi fisik yang terbatas mempengaruhi harga diri wanita, mengubah
fungsi seksual mereka dan dapat menyebabkan hambatan seksual. Perubahan yang
mempertanyakan kewanitaan mereka dan citra yang mereka miliki tentang diri
tersebut sebagai serangan terhadap mereka. Kehilangan rambut terasa lebih buruk
daya ingat (Emotions and Cancer, 2019). Untuk wanita premenopause yang lebih
muda, kemoterapi menginduksi efek samping yang sedikit berbeda. Mereka akan
Sementara itu dampak psikologis seperti sedih, rasa putus asa, penolakan,
malu, cemas dan depresi juga sering muncul mengingat belum banyaknya
tertuju pada kematian (Stanton, A & Bower, J, 2015). Kurangnya dukungan sosial
payudara karena penyakit nya tesebut adalah 54,49 % (Noordin,N,A,A & Hashim,
Z, 2016).
ketidak berdayaan (David et al, 2018). Menurut penelitian Bener et al (2017) pada
dukungan sosial yang baik pada penderita kanker payudara dapat menurunkan
payudara.
4
tanda bahwa tuhan masih menyayangi nya juga sebagai sebuah hadiah dan ujian
masalah dimana orang tersebut dapat merasakan kasih sayang dan dihargai oleh
lingkungan sekitar nya akan menjadikan orang tersebut terbantu dalam memikul
dilakukan oleh Salakari et al, (2017) pada 64 orang penderita kanker payudara,
menyebutkan bahwa dukungan sosial dari orang – orang tertentu seperti pasangan,
teman dan keluarga memiliki peran yang esensial pada proses penyembuhan dan
28 Maret 2019 di RSUP Dr. M. Djamil Padang ruangan poliklinik bedah umum,
poliklinik setiap harinya. Setelah dilakukan studi awal pada 5 orang pasien
kanker payudara 4 pasien didiagnosa dengan kanker payudara stadium III dan 1
orang didiagnosa dengan stadium II, 3 dari lima pasien sudah menjalani operasi, 2
diantaranya belum menjalani operasi dan kelima orang pasien sudah melakukan
kemoterapi.
saat divonis memiliki kanker dengan stadium tertentu maka 5 penderita tersebut
menjawab dengan makna yang sama. Satu orang penderita kanker payudara (41
tahun) mengatakan bahwa pada saat pertama kali mengetahui memiliki kanker
payudara dengan stadium III, beliau merasa dunia nya akan berakhir, dan hidup
nya akan berujung pada kematian. Perasaan tersebut masih dia rasakan sampai
pada tahap enam bulan pengobatan. Setelah di gali apa yang menyebabkan beliau
dukungan sosial dari suami, anak dan orang tua. Support sosial yang diberikan
berkesan karena beliau merasakan ada orang yang benar-benar peduli dan
Dua orang penderita kanker payudara dengan rentang umur 35-40 tahun,
kanker payudara karna merasa masih muda dan tidak mungkin mengalami kanker
yang mematikan tersebut. Dalam rentang 1 tahun divonis kanker yang waktu itu
masih stadium II, ke dua orang penderita tersebut melakukan penolakan dan tidak
ketika merasakan gejala yang lebih parah seperti pembengkakan di payudara yang
awal nya tidak menyebabkan nyeri bertambah besar dan menyebabkan nyeri, dan
memeriksakan kembali kondisi kanker dan ternyata sudah pada stadium III.
Perasaan yang pertama kali mereka rasakan adalah menyesal, rasa bersalah, sedih,
takut jika pasangan tidak tertarik lagi dan ingatan akan kematian. Selama
menjalankan prosedur pengobatan, dukungan sosial dari suami, anak, orang tua
dan saudara menjadi sumber semangat bagi mereka. Perasaan sedih dan stress
yang dirasakan dapat diminimalisir dengan support dari suami yang pengertian
dan juga dari saudara yang selalu peduli dan menghibur ketika perasaan takut dan
sedih datang. Begitu juga orang tua yang selalu memberikan kepercayaan pada
Dua orang penderita kanker payudara lain nya dengan rentang umur 55-65
tahun yang salah satunya adalah seorang janda, dan 2 orang tersebut telah
awal divonis mereka merasa terguncang, namun disisi lain mereka berpikir
mungkin inilah keputusan tuhan yang terbaik dan apabila dengan penyakit ini
penolakan dan rasa takut yang lebih besar. Pada penderita yang masih memiliki
suami, dukungan sosial diberikan oleh suami dan anak. Setiap beliau melakukan
pengobatan, beliau diantar oleh suami atau anak, ketika terjaga di malam hari
suami memberikan afirmasi agar beliau merasa tenang kembali. Afirmasi tersebut
selama hampir 3 tahun pengobatan, beliau dapat menerima, dan memiliki pikiran
bahwa dengan kanker payudara semua belum berakhir. Begitu juga dengan
seorang janda dan tidak memiliki anak, beliau bahkan tinggal diluar kota dan
harus menempuh jarak sekitar 3-4 jam untuk berobat, namun beliau tetap
semangat karena memiliki persepsi bahwa kanker payudara bukan akhir dari
segalanya, dukungan sosial yang beliau dapatkan dari keluarga, dan sesama
penderita kanker payudara membuat beliau merasa beliau bukan satu-satu nya
orang yang berjuang dengan kanker payudara, dan beliau mengatakan bahwa
dengan menjalankan pengobatan secara rutin dan tetap berusaha maka tak ada
tentang dukungan sosial pada survivor kanker payudara. Untuk itu, penelitian
B. Rumusan Masalah
kanker payudara?”
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
serta hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan fenomena yang dapat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker Payudara
1. Pengertian
sel yang tidak wajar pada kelenjar mamae. Pada awal pertumbuhan nya sel
beberapa tahun untuk teraba. Jenis kanker payudara yang sering terjadi
adalah karsinoma duktus dengan 80% kejadian. Sel kanker payudara juga
adalah tumor ganas yang diakibatkan oleh perkembangan sel payudara yang
2016). Pada Kasus kanker payudara akan ditemukan sel-sel ganas yang
( Kartika, 2013).
payudara biasanya tidak memiliki gejala apabila sel-sel kanker yang ada
10
11
dalam payudara masih jinak atau belum mengganas, dan cenderung mudah
untuk di atasi. Menurut Savitri dkk (2015) terdapat beberapa faktor resiko
teridentifikasi adalah:
b. Pertambahan Usia
c. Genetik
g. Paparan radiasi
h. Gaya hidup
k. mengkonsumsi alcohol
l. merokok
peran besar dalam menurunkan gen kanker seperti BRCA1 dan BRCA2
(Fadi, 2018). Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering
12
ini berkisaran 1 cm, jika kondisi ini terjadi maka dapat disimpulkan bahwa
sel kanker sudah menyebar. Sel kanker yang sudah tumbuh akan sulit untuk
yaitu, transformasi, fase inisiasi, fase promosi, dan fase metastasis. Diawali
dengan proses transformasi, pada tahap ini sel-sel normal berubah menjadi
sel-sel kanker. Setelah sel kanker terbentuk, maka akan terjadi tahap inisiasi.
Di tahap ini sel kanker akan mengalami perubahan struktur genetic yang
perkembangan sel yang tidak normal memancing sel menjadi ganas. Sel
disekitar nya melalui pembuluh darah dan juga limfe. Terakhir, fase
metastasis yaitu penyebaran sel kanker pada organ di sekitar sel kanker.
tumornya kecil dan masih sangat mudah untuk diobati. Tanda fisik yang
kelainan puting seperti cairan spontan (terutama jika berdarah), erosi, atau
ukuran.
c. Retraksi atau putting susu masuk kedalam. Bila tumor sudah besar,
e. Rasa sakit yang hilang timbul ketika ukuran tumor sudah membesar.
a. In situ Disease
dalam unit lobular saluran terminal dan saluran yang berdekatan. ada
dua tipe dari in situ yaitu: ductal carcinoma in situ (DCIS) dan
dan merupakan kejadian yang paling sering terjadi. DCIS timbul dari
LCIS dimulai dari lobules dan dapat ber metastase kebagian tubuh lain
nya.
d. Inflamatory Carsinoma
memiliki cirri klinis yang spesifik, seperti kulit dimpling, edema kulit
e. Modular Carsimoma
f. Tubular Carcinoma
15
sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh lain. Adapun stadium dan
klasifikasi kanker payudara menurut Reeder (2011) berdasarkan sistem TNM (T=
a. Stadium I
b. Stadium II
(N) Dibeberapa kejadian terdapat metastase, dan tidak, jika ada nodul
c. Stadium III
d. Stadium IV
16
a. Defenisi kemoterapi
sitostatika.
dibagi menjadi tiga yaitu, tahap penyembuhan, tahap kontrol dan tahap
kemoterapi.
dilakukan penatalaksanaan.
rendah.
c. Efek Samping
dan tergantung pada jenis obat yang di pakai dan durasi kemoterapi yang
dilakukan. Efek samping lain nya berupa penurunan berat badan, mual dan
2014). Chemotherapy induced nausea and vomiting adalah salah satu efek
samping dari prosedur kemoterapi, yang mana sekitar 20% sampai dengan
19
sebagai efek samping kemoterapi siklus pertama (Shinta & Surarso, 2016).
B. Dukungan Sosial
mejalani kehidupan.
orang yang dianggap paling dekat dengan penderita kanker payudara, yaitu
1) Dari Pasangan
2) Dari Keluarga
3) Dari Teman
2015).
et.al, 2014).
dalam menghadapi sakit yang dianggap tidak dapat dikontrol oleh diri
yang lainnya.
6) Dukungan spiritual
sayang tuhan.
besar, teman dan tetangga. Unsur penting dari bantuan ini tidak hanya
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
atau sekelompok orang yang berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
yang menjelaskan tentang berbagai bentuk pengalaman individu dan salah satu
cara untuk memahami nya adalah dengan melakukan intisari (essence) dari
untuk mengeksplorasi arti dan makna pengalaman dukungan sosial pada survivor
pendapat dan pengalaman nya tenteng dukungan sosial yang diterima berdasarkan
26
27
benar.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Partisipan
dengan kriteria:
28
concent.
telah tercapainya saturasi data yaitu partisipan pada titik kejenuhan dan
sudah tidak ada informasi baru yang didapatkan dengan artian bahwa
Rachmawati, 2014).
yang diperoleh dari kedelapan partisipan sudah sampai kepada titik jenuh
(tidak mendapatkan tambahan data yang baru) dan sudah cukup untuk
utama adalah peneliti itu sendiri. Menurut Streubert dan Carpenter (dikutip
sumber data, analisa data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas
temuan nya. selain itu, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa :
a. Pedoman Wawancara
b. Voice Recorder
dan membantu peneliti untuk mengingat kata demi kata sehinga akan
alat perekan suara, apabila partisipan menyetujui hal ini, maka peneliti
E. Etika Penelitian
1. Manfaat (Beneficence)
penelitian.
3. Keadilan (Justice)
persetujuan yang akan ditanda tangani oleh partisipan sebagai bukti bahwa
5. Kerahasiaan (Confidentiality)
kerahasiaan nya oleh peneliti dan disimpan peneliti pada file pribadi,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
34
telah diberikan oleh partisipan dalam sebuah folder pribadi peneliti dan
1. Tahap Persiapan
Padang.
consent .
poli klinik bedah umum, dan diusahakan tidak dalam waktu yang
2. Tahap Pelaksanaan
partisipan. Tahap ini dilakukan melalui 3 fase, yaitu fase orientasi, fase
a. Fase Orientasi
mendalam.
b. Fase Kerja
menjawab pertanyaan.
c. Fase Terminasi
3. Tahap Akhir
G. Pengolahan Data
1. Bracketing
2. Intuisi
3. Interpretasi
yang diteliti.
H. Analisa Data
sementara
I. Keabsahan Data
transkrip.
dialihkan dan diaplikasikan pada keadaan atau konteks lain atau kelompok
3. Dependability (Ketergantungan)
4. Konfirmabilitas
HASIL PENELITIAN
Padang. Peneliti akan bekerja sama dengan para petugas ditempat penelitian.
Waktu penelitian dimulai dari survey awal dan pengambilan data awal pada
tanggal 28 Maret 2019. Penelitian dilakukan dari tanggal 3 Mei 2019 sampai
partisipan. Partisipan pada penelitian ini berjumlah delapan orang, karena pada
atau fenomena yang dirasakan oleh penderita kanker payudara terhadap dukungan
sosial yang diterimanya. Pemaparan hasil penelitian ini dibagi dalam dua bagian.
42
43
menikah. Variasi tingkat pendidikan partisipan adalah dari tingkat SMP sampai
dengan S1. Pekerjaan partisipan bervariasi yaitu IRT dan PNS. Awal mula
selama lebih dari dua tahun tahun. Stadium kanker payudara yang diderita oleh
IIIb, tiga orang mendapatkan stadium III , dua orang partisipan mendapatkan
stadium II, dan dua orang menyatakan tidak mengetahui stadium kanker yang
Secara jelas karakteristik partisipan dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Partisipan
o n r a n n Terakhir n m
C. Analisa Tema
Crpenter (2011) dalam Hasan (2018) tema muncul dimulai dari pembuatan
kata kunci dan mencoba menemukan makna dari kata kunci untuk membentuk
(2) efeksamping kemoterapi mempengaruhi konsep diri dan aspek sosial, (3)
dukungan dari keluarga dan jaringan sosial, (4) dukungan dari tenaga kesehatan
payudara dengan dukungan sosial yang didapatkan nya. Meskipun tema-tema ini
dibahas secara terpisah, setiap tema memiliki keterkaitan satu sama lain.
pengobatan
1. Sedih
“deh ya ampun kalau perasaan, gak bisa lah awak membilang rasa, gimana
anak awak, ketek-ketek, sedih lah…….(ya ampun, kalau perasaan, tidak bisa
di gambarkan, gimana anak, anak masih kecil-kecil, ya sedih lah)…….(P4)”
2. Penolakan
“sekilas baa kok model iko nasib awak, kan membaca-baca diri awak gitu
kan…….. ( sekilas kenapa nasib ibuk seperti ini, membaca-baca diri ibuk gitu
kan.) ….
setelah ado penyuluhan tu, ante tetap bapikia, “ah, ndak ado do”kan gitu lo,
“iko cuman bangkak ndak mungkin iko kanker, jadi badiam-diam ajo dulu
kan”…. (setelah ada penyuluhan itu, ibuk tetap berpikir, “tidak mungkin”
kan gitu, “ini Cuma bengkak, tidak mungkin ini kanker”, jadi didiamkan
saja dulu)….(P1)”
“mancaliak urang tu.. Dehh,.. kanapo awak bisa kanai kanker, urang tu
ndak yo? aa... gitu.. jadi itu lah……..(duh, kenapa kita bisa terserang kanker,
kok orang tidak ya?begitu lah)…..(P2)”
3. Takut
“ibuk takuik, beko seandainyo ibuk maningga, tu apak nyo babini, tu anak
ibuk samo sia?.......(ibuk takut.. nanti seandainya ibuk meninggal, bapak kan
menikah lagi, terus anak ibuk sama siapa?)….(P2)”
“awal mulo kanai kanker tu, baa gitu raso nyo, takuik gitu, iko kan kanker,
penyakit yang mematikan, itu makaonyo agak takuik awak, kalau mati baa
beko anak awak, nyo ketek-ketek baru… (awal mula kena kanker itu, gimana
gitu rasanya, takut gitu, ini kan kanker penyakit yang mematikan, makanya
ibuk agak takut, kalau ibuk mati, bagaimana anak ibuk, mereka masih kecil-
kecil)…(P4)”
“sebelumnya kan memang sudah ada, waktu itu kan kecil, tapi ibuk merasa
takut mau dioperasi, terus pasti akan dikemo, ndak kuat rasanya….(P5)”
4. Banyak pikiran
“kepikiran, yang mati ko kan iyo ndak tatakok dek awak do…(kepikiran,
mati kan kita tidak ada yang mengetahui)…(P6)”
“ibuk mah, mmmmm.. banyak pikiran...gak liat anak dewasa, kalau
pendek lah umurnya gitu......(P8)”
5. Biasa saja
“ndak, biasa aja kan ibuk lah tau, kalau di susu tu kan berarti alah
kanker payudara, jadi ibuk alah tau, dakbaa do, biaso se ibuk nyo…..
(nggak, ibuk biasa saja, ibuk sudah tahu, kalau di payudara itu kan,
bererti kanker payudara, jadi ibuk sudah tahu, tidak apa-apa, biasa saja)
…….(P3)”
1. Cemas
“iyo, cemas gitu a, soal nyo kan gitu, setiap biasonyo, orang kampuang
kan bilang kan gitu, setiap kanker payudara tu kalau udah dioperasi
jarang orang yang hidup….. (cemas gitu, soalnya kan gitu, biasanya
orang kampong kan bilang, kanker payudara itu kalau sudah dioperasi
jarang orang yang bisa hidup banyak yang meninggal)…..(P1)”
“Kalau cemas tu gini, cemas awak tu, awak kan masuk rumah sakik,
cemas awak tu kan ini belum diangkat habis jadi awak cemas…….
(kalau cemasnya itu begini, cemas ibuk tu, ibuk kan masuk rumah
sakit, terus ini (payudara) juga masih belum diangkat habis)……(P4)”
“yang katigo awak mintak lai, alah tu, ndak usah lanjuik kemo ko,
ndak talok lai……(yang ketiga, ibuk yang mintak, sudah lah, tidak
usah dilanjutkan kemo ini, tidak kuat lagi) …(P4)”
3. Pasrah
“pokok nyo ante alah pasrah, mau apopun yang akan tajadi jo diri
ante, ante lah menyerahkan nyo ka nan satu…(pokok nya ibuk
pasrah, apapun yang akan terjadi kepada diri ibuk, ibuk sudah
menyerahkan nya kepada tuhan)….(P1)”
a. Gejala fisik
1. Diare
2. Mual muntah
3. fatigue
“yooo, nafsu makan jadi kurang lo… (iya, nafsu makan jadi
berkurang) … (P1)”
5. kerontokan rambut
6. kulit menghitam
7. lidah menghitam
9. luka di jari
“semenjak minum obat kemo tu, jari-jari ibuk ni luka, jari kaki,
jari tangan, ujung-ujung nya…..(P3)”
50
b. Aspek sosial
c. Konsep diri
“iyo kalau di cermin awk kan, ado raso ibo hati awak gitu ha,
bantuak apo lah awak ko kan, ado lah raso sadiah awak tu ha,
mancaliak tubuah awak ko ha lah banyak ka kurangan…..
(kalau dicermin ibuk kan ada rasa sedih ibuk gitu, gimana lah
penampilan ibuk, ada lah rasa sedih ibuk tu, melihat tubuh ibuk
tu kan, sudah banyak kekurangan).... (P1)”
“awak rang kampuang barek raso nyo, sadiah betu a anggota
wak tabuang sadoalah ee…..(kita kan orang kampong, berat
rasanya, sedih gitu, anggota (payudara) ini kalau diangkat
kedua nya)....(P6)”
“ndak masalah samo ibuk do, ndak ibuk pakai anu, pakai jilbab
ajo gitu
( ngga masalah sama ibuk, ibuk kan pakai itu, pakai jilbab
aja).....(P2)”
“kalau ibuk ngga, ngga ada rasa malu, ibuk kan “mengangkat ini
(payudara)” kan gara-gara ada penyakit, gitu lah.....(P4)”
“menerima, menerima, ibuk ngga pernag, gimana ya, ibuk ngga
pernah oooo ibuk kekurangan itu (organ payudara) ngga, malah
ibuk semangat, mudah-mudahan ngga ada lagi penyakit yang itu
(kanker payudara) .....(P5)”
“ngga ada, biasa aja, ngga ada ibuk pikirkan, harus di buang,
tidak apa-apa, aa.. cuman yang ibuk pikirkan sehat aja, secepat
ya, itu ajakan.....(P7)”
51
peran penting dalam proses perawatan pasien kanker payudara. Dari hasil
diberikan oleh suami, anak, orang tua, kakak dan daik, ipar dan mertua
“nggak, malah bapak yang menyarankan, dulu ibuk juga ndak mau,
takut operasi ini, takut, takut, makanya membesar, bapak lah yang
membujuk – bujuk ibuk kan,operasi lah, ndak apa-apa, walaupun
ndak ada (payudara), yang penting, kalau orang padang kan
pamggil uda, uda tetap sayang ,.....(P3)”
“mmm, ndak lah pokok nya kan dia (suami) penyakik awak tu,
dibuang payudara sebelah, nggak jadi masalah sama dia,
pokoknya semangat terus ibuk dikasih nya, yang penting, ibuk kan
sudah hilang (dibedah) sabalah payudara awak ko, kalau ada rasa
iri samo teman-teman nyo.., tapi nyo (suami) ndak peduli orang
nya, nyo tau panyakik awak (dia tahu penyakit ibuk) pokoknya ya,
dikasih semangat aja ibuk terus, ndak ditinggalkan....(P4)”
“pokok nya kalau misal nya, kayak ibuk kan ngga kuat lagi. jadi kan
kalau ibuk ngga kuat, minta tolong aja sama dia (suami), itu dia
bilang, antar ibuk berobat, karna bapak sudah pension, ya bapak
yang urus semua .....(P5)”
“yang penting ama bisa lah oooo, maapo te, tesya, nyo kan tesya
namonyo, tesya nantik, nyo kan sekarang baru tingkat satu tu,
semester dua baru kan, yang penting mama bisa lah maliek tesya
nantik wisuda, marasokan lah baa pitih tesya nantik kalau lah
karajo kecek anak kan, soal apo, jan ama pikian nak, istirahat
(yang penting mama bisa lah oo,…te.. tesya, nama nya tesya, nanti,
sekarang kan dia baru tingkat satu, semester dua, yang penting
mama bisa lah melihat tesya nanti wisuda, berhasil kan, gimana,
53
gaji tesya nanti kalau udah kerja kata anak kan, maslah apa,
jangan mama pikirkan ya, istirahat).....(P3)”
“kalau anak ibuk... alhamdulillah itu yang ibuk rasoan kini ko,
taraso na anak kini ko...ibuk ndak pernah sakik , dak pernah
dirawat.. kini ko lah anak tu nan maurus a..... (kalau anak ibuk
alhamdulillah, yang ibuk rasakan sekarang, terasa sekali hadirnya
anak, ibuk tidak pernah sakit, tidak pernah dirawat... sekarang anak
lah yang mengurus)....(P6)”
“mama harus sembuh, mama harus sehat, mama banyak makan,
kita pergi jalan-jalan, kita kepantai ya ma, kita beli mainan ya
ma.....(P8)”
“kalau ibu nyo jago nyo makanan ibuk, iko dak buliah, itu dak
buliah, kalau bisa ibuk yo anuu, sehat kalau bisa, itu dijago
makan…..(kalau ibu, dia jaga makan ibuk, itu tidak boleh, ini
tidak boleh, dijaga makanan )…..(P2)”
“iyo lah, semangat dari urang tuo ibuk,mandukung ibuk,
manyuruah untuak barubek……(iya lah semangat dari orang tua
ibuk, mendukung ibuk, menyuruh untuk berobat)......(P4)”
“gimana caranya sehat, minum banyak, kasih makan, ndak mau,
dibujuk-bujuk gitu, makan nasi, mau apa? mau makan apa?
minum air putih jangan kurang, obat kemo tu kan keras, harus
banyak minum kan, kontrol.. kan kalau makan apa lagi, buah nya
apa yang mau? wortel, tomat, gak ditinggalin selama lima
bulan......(P8)”
“ya gimana ya, waktu ibuk operasi tu kan, (partisipan menangis) dia
kan yang menunggu ibuk, menunggu di rumah sakit, dialah yang
ngasih semangat ibuk…(P5)”
5. dukungan dari ipar
sakik wak lah”gitu mah, pai kakak ipar tu ka rumah sakik, apak
bagai, maurus-urus surek ibuk tu kan, pokok e ibuk tingga
masuak ruangan se lai, nyo yang mangurus sado…..(dia yang
mendukung dulu kan, menyuruh ibuk di operasi, itu dia, kalau
dirumah kan orang panggil ayang ke ibuk, operasi aja yang, tidak
kasihan sama anak,tidak kasihan sama suami, operasi, tidak apa-
apa, semangat ibuk jadinya, baik lah kak, kerumah sakit kita, ikut
lah kakak ipar tadi, bapak juga, dial ah yang urus-urus surat ibuk
tinggal masuk ruangan, dia yang urus semuanya)….(P3)”
banyak nyo kisah-kisah anu tu, survivor kanker tadi kan, di anuan
nyo, di print nyo suruah baco gitu kan. ado termotivasi mancaliak
urang yang pejuang-pejuang kanker yang lain tu kan………
(dikasih nya kisah-kisah dari internet, di internet kan banyak
kisah-kisah survivor kanker tadi kan, terus di print kan sama adik
kan, disuruh baca gitu kan, ada termotivasi nengok orang yang
pejuang kanker yang lain itu kan. )….(P2)”
1. orang tua
“itu nio dibantu samo keluarga 20 juta, mm “ti, iko ado patikan
sawah, ibu samo uan, samo ante, dari kami 20 juta” kato nyo gitu
55
(itu mau dibantu sama keluarga kemaren 20 juta, mmmm yaa “ti,
ini ada a’patikan sawah’ ibu sama om, sama tante, dari kami 20
juta” kata nya gitu)….(P2)”
“dikasih nyo awak sabidang tanah, pokok nyo amak awak lah tibo
nyo,dikasih nyolah awak sabidang tanah,nyo kasih nyo lah awak
sabidang tanah, pokok nyo anak langsuang barubek, sampai
baranti kato pak ditor, jadi dijual nya lah apo oooo, tanah tu, nah
itu lah biaya untuak erobat …..(dikasih nya (ibu)lah ibu sebidang
tanah, pokok nya dikasih sebidang tanah, sama ibu ibuk, pokok nya
ibuk langsung berobat, sampai selesai kata dokter, jadi dijualnya
tanah, itu lah biaya untuk berobat kesini)..(P4)”
2. suami
“suami ibuk pokok nya semangat, perekonomian kan susah,
macam dari pasaman kasiko, (seperti dari pasaman kesini kan
butuh biaya, kalaurumah sakit kan Alhamdulillah BPJS, tapi klau
untuk berobat kesini kan dibilang sama suami, antian ajo lah, bia
uda yang mancari (tenag saja biar uda yang cari uang))…..(P4)”
“missal nyo kan kalau ado baralek, “ndak usah lah ti kau kan
sakik, duduak ajo lah”………(Misal nya kalau ada baralek
57
(pesta), “ngga usah bantuin ti, kamu kan sakit, duduk aja lah”
…….(P2)”
“Pas selesai operasi rame-rame kerumah sakit ada, Cuma
sekedar itu aja kan, tapi sampai sekarang ngga ada, paling-paling
kalau ketemu di jalan itu, aa udah berangsur sehat E ya, udah
alhamdulillah, sekedar itu aja…..(P5)”
menjalani pengobatan
58
1. informasi kemoterapi
“aa, habis dioperasi kan ada di kemo, ada di, di apa namanya tu,
di sinar, ada terus kan dibilangnya gitu(dokter), kalau minum
obat itu(kemo) ya, wajah akan menghitam... (P3)”
“kata dokter, cuman kalau obat yang ini (obat makan) kalau
seandainya dikemo, misal nya kemo yang pertama, kemo yang
kedua, kan cek darah, cek darah cek trombosit, kalau ada yang
kurang, itu kan disuntik dibagian pusar...... (P4)”
kan sebelum kita kemo itu kan kita udah di kasih tau sama
dokter, dalam kemo pertama enamkali, kalau dapat, ooo, penuh
semua.....(P5)”
2. informasi pasca operasi
“obat nya ini buk, ada waktu ibuk apa, minum obat ini, kalau
minum obat ini buk efek samping nya ini ya buk, dikasih tau sama
perawat tu.......(P3)”
“sabalum itu kan memang ado penyuluhan, dari apo ado kan,
puskesmas, alah ado partamo awal ante kena, kanai apo tu kanker
payudara tu…(sebelum itu kan memang ada penyuluhan, dari apa ada
59
akan, puskesmas, sudah ada pertama kali ibuk kena, kena kanker
payudara itu)…(P1)”
kalau dari perawat ya gini aja waktu di rumah sakit, ibuk minum air
putih banyak-banyak, makan sayur, makan nasi, nasi kurang,
kurangin makan nasi banyak-banyak, makan sayur makan buah itu
aja kata perawat.....(P4)”
“ibuk dak usah ibuk pikirkan ya, yang penting ibuk sehat, kek
gitu-gitu aja dokter bilang kan.....(P3)”
“jadi ibuk dokter nan mangemo ibuktu gitu juo, “ibuk harus
menguatkan semangat ibuk ”katanya…..(jadi ibuk dokter yang
mengkemo ibuk tu gitu juga, “ibuk harus menguatkan semangat
ibuk” kata nya).....(P4)”
2. Dukungan dari perawat
“jadi betu kecek bidan rumah sakik... kalau ndak bakemo kini
ibuk nantik baa-baa ibuk, baulang kemo samulo baliak, baa
rancak dek ibuk? cek e.. dak mati gai urang dek kemo tu do... di
agiah nyo semangat
60
b. penyamaian
informasi dalam
bentuk
penyuluhan
Tabel 4.5. Analisa tematik dukungan dari tenaga kesehatan sebagai informasi
dan semangat menjalani engobatan
payudara, semua partisipan merasa bahwa diri mereka sedang diuji oleh tuhan.
keadaan sakit, hal ini disebabakan karena kepercayaan yang telah dibentuk
eh, iduik ko punyo nan satu (tuhan) kan gitu, kalau masalah umua
tagantuang ka nan satu tu lai, gitu ajo yang pentinga wak barubek pasrah
manyarah ka tuhan…..(eh hidup ibuk punya yang satu(tuhan) kan gitu,
kalau masalah umur tergantung kepada yang satu. gitu aja,yang penting
kita pasrah, menyerah pada tuhan ).......(P1)”
“kalau ibuk baa yo, mungkin karno ibuk lai berdoa, lai aa tu mengingek yang
satu tu, insyaallah ndak ado ibuk apo tu tu, apo namo, perasaan ibuk tu,
tanang se gitu, lah berserah ka tuhan, perasaan ibuk tu gitu
(Kalau ibuk gimana ya, mungkin karna ibuk berdoa, mengingat tuhan,
insyaallah ngga ada ibuk kepikiran kesana, gimana tu, perasaan ibuk tu
tenang, sudah berserah perasaan ibuk gitu.) .......(P3)”
” apo nan adoh dek ibuk, ibuk sarahan ka nan satu, iko..iko...iko..
(apa yang ada sama ibuk, ibuk serahkan kepada tuhan)....(P6)”
” jadi kan kalau wak diagiah panyakik, dokter suruah pai ko, berarti,
dokter, anu tuhan masih sayang samo awak
(jadi kalau kita diberikan penyakit dokter suruh pergi, eh berarti
tuhan masih sayang sama ibuk).......(P2)”
” tapi renungan lah dek awak kan,berarti tuhan sayang ka awak, nyo
agiah nyo ujian. ...(renungan untuk kita, berarti tuhan masih saying,
diberimya ibuk ujian)....(P8)”
“ante taruih kan solat malam kan, (ibuk selalu kan solat malam).......
(P1)”
62
” kalau ibuk bangun malam, solat malam, kadang kan minum obat ini
kadang mata ini ndak mau apa tidur aha kalau minum obat ini kan,
(menangis).......(P3)”
” lanjut, lanjut, sasudah operasi lanjut, langsuang solat, bisa,
diusahokan, kalau indak bisa tagak, duduak, baa caro bisa, pokok nyo
solat jo taruih……(lanjut, setelah operasi lanjut, langsung solat, bisa,
ya diusahakan, kalau ngga bisa berdiri ya duduk, gimana bisa nya,
pokok nya solat aja terus).......(P4)”
c. peningkatan
aktivitas ibadah
1. sembuh
“jadi ibuk nio sembuh gitu kan, jadi bisa manggadangan anak
(Jadi ibuk ingin sembuh gitu kan, jadi bisa membesarkan
anak)......(P2)”
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
dikembangkan lebih lanjut dari hasil penelitian ini terutama bagi pendidikan
A. Pembahasan Penelitian
keluarga dan jaringan sosial, dukungan dari tenaga kesehatan sebagai informasi
sebagai berikut:
65
66
pengobatan
takut, banyak pikiran dan ada beberapa yang mengatakan biasa saja.
Perasaan tersebut dapat terjadi karena adanya respon psikologis dari stress
dramatis yaitu akan hidup dengan penyakit kanker payudara dalam waktu
yang dialami. Perasaan sedih terjadi karena merasa khawatir dengan masa
depan anak dan merasa akan meninggalkan anak disaat anak-anak mereka
masih kecil kemudian berpikiran bahwa anak tersebut akan tumbuh tanpa
adanya figure seorang ibu.. Menurut Barros, A.E.S., et.al (2018) setelah
terdiagnosa, penderita akan cenderung lebih peduli kepada anak nya, bagi
mereka situasi ini adalah situasi yang sangat menyakitkan karena merasa
mereka.
67
memposisikan diri dengan kondisi sakit dan dengan peran yang dimiliki
wanita dalam keluarga diungkapkan oleh salah satu partisipan. Hal ini
yang dijalani. Hal serupa juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang
terjadi pada wanita adalah terjadinya perubahan peran sebagai orang tua,
bahwa kesempatan untuk hidup akan lebih sedikit, juga penyakit kanker
kefatalan yang akan diakibatkan oleh penyakit itu sendiri, kefatalan ini
diartikan juga sebagai kematian. Namun ada juga dari beberapa partisipan
respon yang dia tunjukkan adalah biasa saja, tidak ada perasaan takut dan
berlangsung lama, namun dengan kondisi yang seperti itu, partisipan mau
Namun begitu, tetap masih ada dari beberapa partisipan yang mengaku
sehingga menjadikan semua hal itu menjadi suatu perasaan cemas yang
kesehatan nya, hal ini tergantung dengan pola pikir dan proses pikir yang
apabila seluruh potensi akal budi, berusaha berobat, dan berdoa telah
sedia kala. Penderita dengan keyakinan yang tinggi kepada tuhan biasanya
memiliki kepuasan hidup dan mempunyai rasa optimis dan dapat memicu
harian
muntah pada tiga hari pertama di ungkapkan oleh hampir dari semua
partisipan, hal ini terjadi karena partisipan dalam penelitian ini adalah
siklus pertama sehingga sensasi mual, muntah pusing dan fatigue sering
dirasakan. Hal serupa diungkapkan oleh Shinta & Surarso, (2016), yang
karena konsumsi obat tambahan dan mendapatkan efek samping pada kulit
menghitam, luka diujung jari dan terdapat beberapa ungkapan seperti sakit
persendian. Menurut Aslam M,S et.al (2014) dalam penelitian nya yang
Keesing, S., et.al. (2018) dalam penelitian nya, akibat kanker payudara
menjadi wanita yang tak lengkap, mereka mungkin merasa telah cacat
atau rusak atau merasa sangat tidak bahagia karena tubuh mereka tidak
sempurna dan tidak simetris lagi. Hal ini menimbulkan perasaan sedih
bagi beberapa partisipan. Merasa bahwa bagian penting dalam diri mereka
hilang karena adanya prosedur operasi. Hal ini juga di paparkan dalam
mereka akan berbeda-beda, hal ini sesuai dengan cara pikir yang mereka
akan di lakukan oleh beberapa partisipan. Hal ini juga diungkapkan oleh
penelitian sebelum nya Bagheri & Mazaheri (2015) semua tergantung dari
berpakayan agar terlihat seperti orang normal pada umum nya. Hal ini
72
payudara.
dalam kehidupan pasien kanker payudara. kondisi sakit yang dialami oleh
terlepas dari keluarga nya. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat
terutama oleh keluarga adalah suatu hal yang penting bagi penderita
kasih sayang.
pengobatan dan beradaptasi dengan kondisi fisik yang baru. Hal ini sesuai
kondisi baru nya. Hal ini juga dipaparkan dalam penelitian sebelum nya
oleh Salakari, M., et.al (2017) penderita kanker payudara akan memiliki
koping yang baik terhadap penyakit nya apabila mereka telah menikah,
mertua, ipar, kakak dan adik membuat penderita kanker payudara tidak
sendiri dalam menjalankan kondisi baru yang dialami nya. dukungan yang
diberikan orang tua kepada anak berupa kasih sayang dan perhatian secara
74
dalam menjaga pola makan anak nya yang telah terdiagnosa kanker
ditunjukan oleh seorang ibu terhadap anak. Menjaga anak agar tetap sehat
selama kondisi sakit yang dialami adalah suatu hal yang sangat berharga
dan merasa bahwa dukungan dari keluarga adalah hal yang sangat
dibutuhkan.
75
adalah keluarga inti (immediate family) dan juga berasal dari extended
Pekkkola (2018) dalam penelitin nya yaitu salah satu hal yang esensial
penderita kanker payudara yang dalam hal ini adalah perempuan minang
ekonomi yang lebih baik, sudah seharus nya membantu kerabat yang
dan keluarga, sesuai dengan kebudayaan yang mereka miliki bahwa suami
akan terlepas dari pengaruh lingkungan nya, Dukungan dari teman dan
dimengerti oleh keluarga dan teman adalah hal yang penting. Memberikan
sama sehingga dapat membentuk bonding dan rasa saling mengerti antara
satu dengan yang lain nya. Seperti yang diungkapkan oleh Drageset, S.,
kualitas hidupnya.
yang dalam hal ini seringkali di sampaikan oleh perawat kepada pasien
spiritual yang dimiliki menjadi salah satu bentuk adaptasi dan membantu
nya, dengan adanya masalah maka disitulah ada suatu solusi yang akan
nyaman dan berserah kepada tuhan dan menganggap semua cobaan adalah
bentuk kasih saying tuhan kepadda hamba. Bentuk dukungan spiritual juga
dapat dilihat dari kedekatan partisipan dengan tuhan seperti yang telah
penyakit yang mereka alami adalah salah satu bentuk kasih sayang tuhan
kepada nya.
80
mereka dari penyakit yang mereka alami. Temuan yang sama juga di
kedekatan kepada tuhan agar dapat merasa tenang dan tentram walaupun
kegiatan ibadah sebagai metode koping dan akan lebih tenag dengan
dan merawat anak merupakan hal yang sangat diinginkan oleh semua
terlepas dari adanya dukungan sosial yang diberikan oleh orang terdekat
dalam hidup nya. Dukungan sosial memiliki arti yang sangat bermakna
B. Keterbatasan Penelitian
3. Keterbatasan lain yang peneliti temukan adalah dari kondisi partisipan, ada
rumah sakit, hambatan nya adalah karena adanya kebisingan dan jarak
kursi peneliti dan partisipan yang tidak dapat diatus sesuai keinginan
dan sub tema yang muncul didalam penelitian ini dapat digunakan oleh
adaptif.
payudara. Keenam tema ini dapat dijadikan data dasar bagi peneliti
4. Bagi masyarakat
payudara.
BAB VI
A. Kesimpulan
1. perasaan saat terdiagnosa memepengaruhi perasaan dalam proses
menghitam, jari tangan menghitam luka di jari. Selain efek samping itu
85
86
dapat mengganggu aktivitas harian partisipan, ada hal lain yang juga
bahwa dirinya kehilangan suatu hal yang vital, namun begitu ada juga
dukungan sosial.
didapatkan dari suami, anak, orang tua, mertua, ipar, kakak dan adik.
pekerjaan rumah dilakukan oleh orang tua, anak, dan suami. Sementara
dukungan financial juga diberikan oleh suami dan orang tua berupa
kanker payudara.
dan juga perawat, dalam penelitian ini dukungan dari dokter berupa
payudara.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
diwujudkan dengan rasa simpati, kasih sayang dan selalu ada ketika
Akram, A., Iqbal, M., Danial,M., Khan, A, U. (2017). Awareness and current
knowledge of breast cancer. biological research. 1-23. doi:
10.1186/540659- 017-0140-9
American Cancer Society. (2017). Breast Cancer Risk Factors. Retrieved from
https://www.cancer.org/content/dam/cancer-org/research/cancer-facts-and
statistics/breast-cancer-facts-and-figures/breast-cancer-facts-and-figures-
2017-2018.pdf
American Cancer Society. (2018). Cancer Facts & Figures 2018. American Cancer
Society. https://doi.org/10.1182/blood-2015-12-687814
Aslam, M,S., Naveed,S., Ahmed, A., Abbas, Z., Gull, I., Athar,M,A. (2014). Side
Effect Of Chemotherapy In Cancer Patient And Evaluation On Patients
Option About Starvation Based Differenttial Chemotherapy. journal of
cancer therapy. 5. 817-822. doi: 10 4236/jct.2014.58089
Bagheri, M & Mazaheri, M (2015). Body image and quality of life in female
patient with breast cancer and healthy women. JMRH,3,285-92
Barros, A.E.S., Conde, C.R., Lemos, T.M.R., et.al. (2018). Feelings experienced
by women when receiving the diagnosis of breast cancer. journal of
nursing UFPE, 12(1), 102-111.
http://doi.org/10.5205/19818963.v12i01a2352p102- 111-2018
90
91
Petal, G., Harcourt D, Rumsey, N., Naqvi H. (2015). Exploring The Lived
Experience Of Breast Cancer Diagnosis And Treatment Amoungst Gujarat
Indian Woman. Diversity And Equality In Health And Care. 12(1). 9-17.
Shinta, N., Surarso, B. (2016). Terapi mual muntah pasca kemoterapi, Jurnal
THT. 9(2). 74-83
Susilo. W.H., Kusumaningsih, C.I., Aima, H., Hutajulu, J., 2015. Riset Kualitatif
& Aplikasi Penelitian Ilmu Keperawatan, CV. Trans Info Media.
Jakarta Timur
Wang, F., Liu, J., Liu, L., Wang, F., Ma, Z., Gao, D.,Yu, Z. (2014). The status and
correlates of depression and anxiety among breast-cancer survivors in eastern
china: A population-based, cross-sectional case-control study. BMC Public
Health, 14, 326. http://dx.doi.org/10.1186/1471-2458-14-326 Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/151 8747963?accountid=48290
Yan, B., Li-Ming, Y., Li-Peng, H., Chen, Y., Quan, L., Li-Hong, W., Jian-
Min, Y. (2016). Determinants of quality of life for breast cancer patients in
shanghai, china. PLoS
One,11(4)http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0153714 Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/1781328004?accountid=4829
93
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
7 Pelaksanaan Penelitian
10 Ujian skripsi
11 Perbaikan skripsi
12 Penggandaan skripsi
95
No Kegiatan Biaya
Jumlah Rp 4.500.000,00
96
KepadaYth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas Padang,
Nama : Mutia Ilham
No. BP : 1511314019
Alamat : jl. Moh. Hatta No. 10 Kecamatan Pauh, Padang
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Studi
Fenomenologi : Gambaran Dukungan Sosial Pada Survivor Kanker
Payudara” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana keperawatan
di institusi pendidikan tersebut. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian
apapun bagi Ibu sebagai responden, kerahasiaan sesuai informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila Ibu menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani surat persetujuan dan menjawab pertanyaan yang akan saya
ajukan.
Atas kesediaan dan partisipasi Ibu sebagai responden, saya ucapkan
terimakasih.
Hormat saya,
Mutia Ilham
104
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Kanker Payudara” Demikian surat persetujuan ini saya tanda tangani tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun. Saya sadari bahwa penelitian ini tidak
merugikan saya sebagai partisipan. Oleh sebab itu saya bersedia menjadi
partisipan.
Partisipan,
______________
105
Panduan Wawancara
(Interview Guide)
Waktu Wawancara:
Tempat Wawancara:
Data Demografi
Usia:
Agama:
Status Pernikahan:
Pendidikan Terakhir:
Pekerjaaan:
Stadium Kanker :
pertanyaan:
Lampiran 9. Verbatim
Partisipan 1
Pe: tia nio nanyo-nanyo baa pengalaman ante salamo ante dapek kanker payudara,
nah jadi kan beko ado dukungan sosial, jadi kan peneltian tia ko tentang
dukungan sosial pada penderita kanker payudara, kek gitu nte, jadi beko tia nio
nanyo-nanyo baa pengalaman ante dengan kanker payudara samo baa ante
mandapekan dukungan sosial dari urang-urang sekitar ante gitu.
Jadi,oooo… ante kini bara umua ante, nte?
(tia mau bertanya-tanya, bagaimana pengalaman ibuk selama mendapat kanker
payudara, nah nanti kan ada dukungan sosial, jadi kan peneltian tia ini tentang
dukungan sosial pada penderita kanker payudara, gitu tan, jadi nanti tia mau
bertanya-tanya bagaimana pengalaman ibuk dengan kanker payudara juga,
bagaimana ibuk mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang sekitar ibuk gitu.
Jadi,oooo… ibuk umurnya berapa?)
Pa: 49
Pe: Tu pekerjaan ante, sebagai apo ante biasonyo?
(terus pekerjaan ibuk, sebagai apa ibuk biasanya?)
Pa: ibu rumah tangga. (ibu rumah tangga.)
Pe:a.. tu.. jadi kini ante, stadium kanker ante alah bara kni nte? (ajadi sekarang
ibuk sudah stadium berapa buk?)
Pa: kok kini ante alun ado di anu an dokter, yang partamo dulu kan stadium awal
baru, itu yang tau baru, yang kini alun di cek ntah stadium duo ntah tigo tu alun
jaleh lai kan
(kalau sekarang ibuk belum ada di (diberi tahu) dokter, yang pertama dulu kan
masih stadium awal, itu yang diketahui, kalau yang sekarang belum di cek,
apakah stadium dua, atau stadium tiga, belum jelas)
Pe: tapi kalau salamo ko ante lah bara kali kemoterapi? (tapi selama ini, sudah
berapa kali ibuk kemoterapi?)
Pa: alah ampek kali. (sudah empat kali)
Pe: alah ampek kali kemoterapi, tu kan setelah ante di.... ante kan alah satahun yo
nte dapek oooo kanker payudara, jadi untuak pertamo kali ante didiagnosa kanker
107
payudara tu, divonis ante mendapatkan kanker payudara, aaa yang ante rasokan
untuak pertama kali ante mendapatkan itu tu.?
(sudah empat kali kemoterapi, terus kan setelah ibuk... ibuk kan sudah setahun
kena kanker payudara, jadi untuk pertama kali ibuk didiagnosa kanker payudara
atau divonis kanker payudara, apa yang ibuk rasakan untuk pertamakaliibuk
mendapatkan itu (kanker payudara)?)
Pa: setelah divonis aaaa baso ternyata kanker payudara kan, jadi kata dokterkan
itu saran nyo harus dioperasi kato nyo, secepat mungkin, semakin cepat semakin
baik, kan gitu kato dokter. jadi ante dek belum siap mental waktu itu do, diam ajo
dulu kan gitu, aaa.. sampai manunggu tujuah bulan lah nak, tujuah bulan, tapi
setelah tujuah bulan kemudian tu, panyakik ko manonjol nyo, aaa... sinan lah ta,
apo ante kan, aaaaa... mancaliak panyakik tadi tu, trauma gitu, jadi dak apo ante,
kembali ante ka dokter tadi baliak, ka padang mintak untuk dioperasi kan gitu, tu
di rujuk di dokter tu kan, ooooo, di agiah surat rujukan untuak di painan ko
supayo dirujuk lo ka padang. untuak di operasi, jadi ternyata tibo di padang kan,
dek panyakik ko lah mengembang model iko kan, dak bisa langsuang di operasi
kata dokter, harus menjalani kemo dulu ibuk, kato nyo, mako kini jalan kemo kan,
jalan kemo ka ampek.
(setelah divonis kanker payudara kan, jadi kata dokter, dokter memang
menyarankan di operasi, semakin cepat semakin baik jadi gitu kata dokter, jadi
karena ibuk belum siap mental waktu itu, didiamkan saja kan gitu, sampai
menunggu tujuh bulan, tapi setelah tujuh bulan kemudian, penyakit ini menonjol,
aaa, disitulah agak gimana ibuk kan, aaa melihat penyakit jadi trauma gitu, jadi
kembali ke dokter itu lagi, balik kepadang minta untuk di operasi, terus dirujuk
dokter itu kan, dikasih surat rujukan dari painan, supaya dirujuk ke padang,
untuk di operasi, aaaa, jadi ternyata, setelah sampai di padang penyakit ini sudah
mengembang seperti ini kan, tidak bisa di operasi langsung kata dokter, harus
menjalani kemo dulu kata nya, makanya sekarang ini jalan kemo kan, kemo ke
empat.)
Pe: untuak perasaan yang kek sedih, raso-raso ndak lamak tu nte, kan kadang kan
awak, aaa...
(untuk perasaan sedih, rasa-rasa tidak nyaman itu tan, kadang kan..)
Pa: tu yo ado, yo ado lah..(tentu ada, ada lah)
Pe: kek baa raso nyo, kan kalau awak kan dapek kanker payudara, kanker
payudara tu kan awak berpikiran, oooo…
(seperti apa rasa nya, kan kalau kita dapat kanker payudara itu kan kita berpikiran,
oooo)
Pa: banyak, iyo (banyak, iya)
Pe: banyak pikiran nyo gitu nte, jadi, aa yang paling berkesan yang raso dek ante,
mmmm… baa ko raso nyo dapek kanker payudara, yang ante rasoan, yang benar-
benar kek, apakah ante akan merasa kek, lai ndak ka mati se.
(banyak pikiran gitu buk, jadi apa rasa yang paling berkesan yang terasa sama
ibuk, mmm, bagaimana rasanya mendapat kanker payudara, yang ibuk rasakan,
yang benar-benar seperti, apakah ibuk merasa seperti, apakah akan mati saja)
Pa:aaa iyo gitu (aaa ya, begitu)
108
Tantu iyo adoh itu kan, was- was dalam hati, apo lai, lai selamat awak ko, kan
gitu, lai bisa di sembuhkan panyakik ko kan, soal nyo wak caliak urang kan
banyak sudah apo tu, dak ado yang lamo umur nyo kan gitu, emang ado perasaan
itu kan, tu ante emang ado perasaan itu, raso sedih gitu kan
(Tentu ada itu kan, was-was dalam hati, apakah akan selamat, kan gitu, apakah
bisa penyakit ini bisa disembuhkan, soal nya ibuk liat orang setelah itu (dapat
kanker payudara), tidak ada yang lama umurnya gitu, memang ada perasaan itu
kan, memang ada perasaan itu, rasa sedih gitu kan)
Pe: khawatir, cemas, nak nte (khawatir, cemas, ya buk)
Pa: iyo, apo lai bisa di sembuhkan panyakik ko, kok baa, tapi kata dokter kan
bisa, masih bisa, masih ada kesempatan, ibuk, bisa, soal nyo kata dokter dulu
kan, ibuk, ante di USG, di anukan bagai, di ronsen, kato dokter hasil nyo memang
ndak apo, kecek nyo belum manjalar ke mana-mana, kecek nyo kan gitu, dak ado
ke hati, ke paru-paru. dak ada bersih ibuk. ibuk bisa di selamatkan.
(iya, apakah bisa di sembuhkan penyakit ini, tapi kata dokter bisa, masih bisa
masih ada kesempatan, ibuk, bisa, soal nyo kata dokter dulu kan, ibuk, ibuk di
USG, di ronsen, kata dokter memang hasil nya tidak tidak apa, belum menjalar
kemana-mana, kata nya kan begitu, tidak ada ke hati, ke paru-paru. tidak ada,
ibuk bersih, ibuk bisa di selamatkan. )
Pe: itu untuak partamakali di diagnosa atau alah ante biarkan..
(itu untuk pertamakali di diagnosa atau setelah ibuk biarkan)
Pa: yang kadua, setelah apo yang pertama tapi awak lari dulu kan dari dokter.
(yang kedua, setelah apa, yang pertama ibuk lari dari dokter kan)
Pe: jadi yang partamo kali tu baa nte, kan ante ndak namuah, maksud e, ante kan
manolak untuk mem…
(jadi yang pertama kali itu bagaimana buk, kan ibuk tidak mau, maksud nya kan,
ibuk menolak untuk mem...)
Pa: iyo, cemas gitu a, soal nyo kan gitu, setiap biasonyo, orang kampuang kan
bilang kan gitu, setiap kanker payudara tu kalau udah di operasi, jarang orang
yang hidup, kecek nyo, banyak yang meninggal dunia kata orang kampung, jadi
ante tu dikejar-kejar takut gitu, jadi ante lari ka obat kampuang gitu aa, kan,
ubek apo ko, herbal gitu, jadi hasil nyo giko jadi nyo kan
(iya, cemas gitu, soal nya kan gitu, biasanya orang kampung kan bilang, kanker
payudara itu kalau sudah di operasi, jarang orang yang bisa hidup, banyak yang
meninggal dunia kata orang kampung, jadi ibuk dikejar-kejar takut gitu, jadi ibuk
lari ke obat tradisional, obat herbal gitu, jadi hasil nya ya gini jadi nya kan)
Pe: tambah manggadang, pecah (tambah besar, pecah)
Pa: pacah nyo, memecah nyo, ko…dengan itu ante takuik, baru lari ka dokter
baliak, betu.
(pecah, memecah, jadi dengan seperti itu ibuk takut, baru ke dokter lagi)
Pe: tu partama kali ante dapek tu pasti tu ante akan marasakan sedih, syok, gitu
nak nte, yang ante lakukan ketika ante mendapekan itu baa baa caronyo ante, kek,
kalau sedih kan baa caro nyo ante mengurangi rasa sedih tu, apakah beko ante
menunggu dapek kek dari suami ante, misal nyo, “oooo ndak baa yang kek gitu tu
kan, kan bisa diobati” , atau aa yang bisa maubek hati ante, untuak pertama kali
ante mandanga ante kek gitu,
109
(waktu pertama kali ibuk mendapatkan itu (kanker payudara) ibuk pasti
merasakan sedih, syok, gitu buk, apa yang ibuk lakukan ketika ibuk mendapatkan
itu, misal nya kalau sedih, bagaimana ibuk mengurangi rasa sedih itu, apakah ibuk
menunggu mendapatkan dukungan dari suami ibuk, misal nya “oooo tidak apa-
apa, seperti itu kan, kan bisa di obati”, atau apa yang bisa menghibur ibuk, ketika
pertamakali ibuk mendapat itu (kanker))
Pa: yo itu, dari aaaa keluarga awak bagai kan, dari suami, tu ado apo dari inyo
kan, semangat di kasih inyo gitu a, setiap penyakit ada obat nya kecek e, kan gitu,
yang penting kita berusaha berobat cek nyo, yo gitu, periksa ka dokter aaaa
bedah, pertama dulu kan di Painan ko, bapak azwar, memang gitu juo kato apak
tu, memang harus di operasi, baa tu, apo, dukungan keluarga gitu, suami
maagiah semangat untuak ante itu adoh, harus semangat kecek nyo itu ajo, kan
gitu...
(ya gitu, dari keluarga kan, dari suami, ada dari dia kan, diberi semangat gitu,
setiap penyakit ada obat nya, yang penting kita berusaha berobat, ya gitu, periksa
ke dokter bedah, yang pertama dulu kan di Painan, bapak azwar, memang gitu
juga kata bapak tu, memang harus dioperasi,dukungan keluarga gitu, suami
ngasih semangat ke ibuk tu adaa, harus semangat gitu)
Pe: kalau dari anak baa nte? (kalau dari anak gimana buk?)
Pa: yoo anak gitu juo, mendukung jo gitu, aa mendukung. Aaaa... sebaik nyo yo
bu cek nyo, ibu harus semangat, operasi ajo lah bu, ndak baa do kecek nyo. ibu
harus semangat
(anak gitu juga, mendukung juga, aa mendukung, aaa, sebaiknya bu, kata nya,
ibu harus semangat, operasi saja bu, tidak apa-apa kata nya, ibu harus
semangat).
Pe: kalau sejauh iko yang ante rasakan kek support secara emosional gitu nte,
misal nyo kan, kek urang tu selalu adoh untuak ante missal nyo gitu tu, itu emang
dari keluarga se atau adoh dari urang lingkungan sekitar. yang kek me apo,
memberikan semangat gitu kek…
(kalau sejauh ini yang ibuk rasakan, seperti support secara emosional, misal nya
orang itu selalu ada untuk ibuk, itu memang dari keluarga atau ada dari orang
lingkungan sekitar. yang memberikan semangat gitu...)
Pa: keluarga, urang lingkungan ado juo gitu tetangga kita kan yang datang ka
rumah magiah-agiah semangat awak adoh.. banyak gitu.. soal nyo nengok awak
mode ko kan nyo ado lo raso apo nyo kan, simpati nyo ka awak.
Jadi dak baa do uni... kecek nyo, operasi ajo lah uni, dak baa do.
Famili-famili awak ado lo bagai kan, banyak kan, mandukung awak untuak di
operasi kato nyo.. maagiah semangat awak gitu, dak baa do... operasi ajo lah...
banyak, eee... kalau operasi tu rang banyak mah cek e... aaa... gitu.
(keluarga, orang lingkungan ada juga gitu tetangga kita kan yang datang ke
rumah, ngasih-ngasih semangat ibuk, ada.. banyak gitu.. kan ibuk seperti ini, kan
dia juga ada rasa, simpati gitu sama ibuk, jadi “ngga apa-apa uni” katanya
“operasi aja uni, ngga apa-apa” kata nya, famili-famili ibuk ada juga kan,
110
banyak lah mandukung ibuk untuk di operasi. kata nya.. ngasih semangat ibuk
gitu, “ngga apa-apa, operasi aja, banyak, eee, kalau operasi itu orang udah
banyak” kata nya.)
Pe: menurut ante seberapa penting dukungan sosial tu dalam keadaan ante yang
kek giko.
(menurut ibuk, seberapa penting dukungan sosial itu dalam keadaan ibuk yang
seperti ini)
Pa: kalau dalam keadaan ante mode ko memang penting. pasti lah kan untuak
maagiah semangat awak kan, hidup semangat hidup awak, kadang kalau dak
adoh urang maapoan awak, kadang hati awak tu sedih ajo tu, uuuhhh... seolah-
olah dak adoh urang yang memperhatikan awak do, kan gitu, pi kalau banyak
yang mengasih dukungan kayak itu, apo hati awak ko raso nyo ko, aaaa... sanang
gitu aa, iyo, raso di perhatikan, lai raso di perhatikan awak, pi kalau ndak ado
yang ngasih-ngasih dukungan tu, duduak-duduak mamanuang-manuang surang
tu, aaaa hati tu agak sedih tu. raso nyo ndak adoh urang memperhatikan awak. pi
setelah datang tetangga, beko duduak di tampek ante aaa magiah-agiah apo kan,
semangat, sanang raso nyo perasaan awak tu.
(kalau dalam keadaan ibuk yang seperti ini memang penting. pasti lah, untuk
memberi semangat kan. semangat, kadang kan kalau tidak ada orang yang apa
(memberi semangat) sama ibuk, kadang sedih, uuuuhhh.... seolah-olah tidak ada
orang yang memeperhatikan ibuk, kan gitu. tapi kalau banyak yang memberi
dukungan seperti itu, apa... hati ibuk rasanya senang gitu, rasa diperharikan, oo,
masih diperhatikan ibuk, tapi kalau tidak ada yang memberi dukungan itu, duduk-
duduk, ngelamun-ngelamun sendirian, terus rasanya tu sedih, tidak ada orang
yang memperhatikan ibuk, tapi setelah datang tetangga, terus duduk-duduk di
tempat ibuk (rumah) ngasih-ngasih semangat, senang rasanya perasaan itu.)
Pe: kalau untuak, kan awal partamo nyo ante disiko di diagnosa nyo di rumah
sakik painan yo nte?
(untuk pertama kali didiagnosa ibuk di rumah sakit painan ya?)
Pa: di biopsi?
Pe: yo.. di biopsi nyo? (ya, di biopsy nya)
Pa: di ibnu sina, dii apo ndak, tunggu... diiiii..... di rumah sakik apo... di ... po...
eh.. di tampek pak ucok ko, pro medika. di klinik promedika. jadi, kalau apo nyo
ante nantik di ibnu sina mintak di operasi nyo. aaa, jadi dokter ante kan pak
ucok, di biopsi di tampek apak tu dulu mah, di pro medika, klinik.
(di ibnu sina, di dirumah sakit ap, tempat pak ucok, pro medika, jadi kalau apa
nya (operasinya) ibuk nanti minta di ibnu sina, dokter ibuk kan pak ucok, di
biopsy di tempat bapak itu, di klinik pro medika )
Pe: tu ante kan barubek, kemoterapi gitu kan, sabalun kemoterapi pun ante kek
mandapekan itu tu, tau itu tu, dari rumah sakik lo gitu nak nte, kalau untuk
partamo kali kasitu tu ante kan belum ado relasi, belum kenal samo perawat,
belum kenal samo dokter gitu nak nte, jadi yang partamo kali ante rasokan tu baa
111
gitu, apakah ante kek maleh barubek, atau kek takuik barubek tapi apakah beko
adoh kek coping baru, misal nyo dari perawat nyo gitu nak nte, ante kenal jo
perawat nyo, ado dukungan ndak dari perawat nyo, dari aaa apo, dokter nyo pun
gitu, sehingga ante bisa tetap langsuang berobat balik gitu.
(terus ibuk kan sudah berobat, kemoterapi gitu kan, sebelum kemoterapi pun ibuk
mendapatkan itu (kanker payudara), dirumah sakit pula ya buk, , kalau untuk
partama kali kesitu ibuk kan belum ada relasi, belum kenal sama perawat, belum
kenal sama dokter gitu, jadi yang partama kali ibuk rasakan itu bagaimana?,
apakah ibuk malas berobat, takut berobat, tapi apakah nanti muncul koping baru,
misal nya dari perawat nya gitu buk, ibuk kenal sama perawat nya, ado dukungan
nggak dari perawat nya, dari aaa apa, dokter nya pun gitu, sehingga ibuk bisa tetap
langsuang berobat lagi gitu)
Pa: iyo adoh gitu, dari perawat tu yang mendukung awak kan maagiah semangat
awak, magiah saran-saran awak kan, “ ndak baa do buk, lanjutkan lah kemo ibuk
dulu kecek nyo, setelah ibuk di kemo nantik empat kali atau enam kali baru di
operasi kecek nyo. memang ado yang ngasih awak kan gitu. ketenangan, untuak
ketenangan jiwa awak tu adoh.
(iya, ada gitu, dari perawat mendukung ibuk, memberikan ibuk semangat,
memberikan saran, “tidak apa-apa buk” lanjutkan lah kemo ibuk dulu, kata nya,
“setelah ibuk di kemo nantik empat kali atau enam kali baru di operasi” katanya.
memang ada yang memberi ibuk ketenangan, untuk ketenangan jiwa ibuk, ada)
Pe: tu kalau ke, eeee… informasi nak nte, misal nyo kan kek kanker payudara
gitu, awal nyo kan awak kan kurang informasi, walaupun awak terkena, tapi kan
awak memang masih kurang informasi mengenai kanker payudara tu,
(tu kalau ke, eeee… informasi buk, misal nya kan seperti kanker payudara gitu,
awal nya kan kita kekurangan informasi, walaupun kita yang terkena, tapi kan
kita memang masih kurang informasi mengenai kanker payudara itu)
Pa: iyo.. (iya)
Pe: ketika ante alah barubek ka rumah sakik apakah ante dikasih tau samo perawat
samo dokter tu tentang baa kanker payudara tu, perkembangan nyo kek giko,
ketika stadium duo kek giko, ketika stadium satu kek giko, yang harus dilakukan
kek giko blablabla, apakah dikasih tau atau ndak nte?
(ketika ibuk sudah berobat ke rumah sakit apakah ibuk beri tahu oleh perawat dan
dokter tentang kanker payudara itu, perkembangan nya seperti ini, ketika stadium
dua seperti ini, ketika stadium satu seperti ini, yang harus dilakukan seperti ini
blablabla, apakah dikasih tau atau tidak buk?)
Pa: ado, sebelum itu memang ado penyuluhan. dari apo ado kan, ka ante kan, di
kampuang-kampuang ko alah ado partamo awal ante kena kanai apotu kan
payudara tu, tapi ante alun juo picayo do kan begitu mungkasuik apo nyo, setelah
ado penyuluhan tu, ante tetap bapikia, “ah, ndak ado do”kan gitu lo, “iko cuman
bangkak ndak mungkin iko kanker, jadi badiam-diam ajo dulu kan, tapi rupo-rupo
nyo iyo, penyakik ko ndak bisa didiamkan do, memang yo harus nyo dioperasi
gitu jalan nyo, satu-satu nyo, memang.
Pe: tu kan ado urang yang ngecek ndak nte tentang kanker payudara ko, tia ado
mambaco-baco beberapa jurnal gitu nak, yang a namo nyo tu, ado urang
112
berpendapat bahwa kek e, uang itu bukan apa-apa tapi perkataan yang baik itu
lebih baik dari pada uang tersebut gitu a.
Kalau menurut ante secara pribadi kan ante mendapatkan kanker payudara
sementara kan masalah ekonomi tu kan penting juga nak nte, tapi lebih penting
yang ma, ketika anteh harus memilih dukungan sosial, atau pitih gitu nte, kalau
uang tu kan masih bisa di cari
(tterus kan adaorang yang bilang buk tentang kanker payudara ini, tia ada
membaca beberapa jurnal, bahwa ada orang yang berpendapat bahwa, uang itu
bukan apa-apa tapi perkataan yang baik itu lebih baik dari pada uang tersebut gitu.
Kalau menurut ibuk secara pribadi kan ibuk mendapatkan kanker payudara
sementara kan masalah ekonomi itu kan penting juga buk, tapi lebih penting yang
mana, ketika ibuk harus memilih dukungan sosial, atau uang gitu buk, kalau uang
kan masih bisa di cari,)
Pa: kalau manuruik ante, labiah penting lah dukungan sosial kan gitu, lebih
berharga itu daripado uang ko kan, kalau uang tu bisa di cari.
(kalau menurut ibuk, lebih penting dukungan sosial kan gitu, lebih berharga itu
daripada uang kan, kalau uang bisa di cari)
Pe: mmm, tu kan, ante kan dak lo salamo nyo ado urang yang memberi dukungan
do nak nte, dan beberapa saat ante kan baa tu, quality time untuak diri ante sendiri
ndak nte, menyendiri sendiri. ante sering melakukan itu atau ndak? kek sendirian
tamanuang, memikirkan lagi baa nasib gitu.
(mmm, kan tidak selama nya orang memberikan dukungan sosial, untuk beberapa
saat, gimana ya, ibuk aka nada quality time dengan diri sendiri, menyendiri
sendiri. ibuk sering melakukan nya nggak? sendirian, termenung, memikirkan
lagi nasib.)
Pa: tentu ado, setiap awak, namo nyo awak manusia tantu ado itu, kadang duduak
sendirian kan, aa tu ado pikiran tu malayang tu, sekilas baa kok model iko nasib
awak, kan membaca-baca diri awak gitu kan.
(tentu ada, setiap kita, nama nya manusia tetntu ada itu, kadang duduksendirian,
terus ada pikiran melayang, sekilas kenapa nasib ibuk seperti ini, membaca-baca
diri ibuk gitu kan.)
Pe: ketakutan tertinggi ante tentang kanker payudara ko baa nte? apo tu nte?
(ketakutan tertinggi ibuk tentang kanker payudara ini apa buk?)
Pa: tinggi, tinggi bana, memang ado, tinggi gitu a, (tinggi, tinggi sekali, memang
ada, tinggi gitu)
Pe: kalau digambarkan baa bantuak nyo tu nte? kek ketakutan ante tentang kanker
payudara ko baa gitu?
(kalau digambarkan bagaimana bentuk nya buk? bagaimana ketakutan ibuk
terhadap kanker payudara?)
Pa: maksud nyo, menghadapi dioperasi nantik apo..(maksud nya, menghadapi di
operasi nanti, atau…)
Pe: apakah itu tentang operasi nyo, apakah nanti ante kek.(apakah itu tentang
operasinya, apakah nanti ibuk seperti..)
Pa: membayangkan..
Pe: aaaa... membayangkan apakah ante pesimis bisa sembuh atau ndak gitu,
apakah pernah itu ante rasakan
113
(aaa membayangkan apakah ibuk pesimis bisa sembuh atau tdak gitu, apakah
pernah ibuk merasakan itu?)
Pa: iyo, memang ado sesekali ado, tapi kadang-kadang ante berpikir begitu poulo
kan, eh hidup awak punya yang satu kan gitu, kalau masalah umur tergantung
kepada yang satu. gitu ajo, ante berpikir pendek ajo gitu. aaa. dak panjang-
panjang lagi pikir gitu.
(iya, memang ada sesekali ada, tapi kadang-kadang ibuk berpikir begitu pula
kan, eh hidup ibuk kan punya tuhan, kalau masalah umur tergantung kepada
tuhan. gitu saja, ibuk berpikir pendek saja gitu. tidakpanjang-panjang lagi pikir
gitu.)
Pe: Untuak dampak fisik yang ante rasoan salamo kemo terapi tu apo-apo se nte?
(Untuak dampak fisik yang ibuk rasakan selama kemo terapi itu apa-apa saja
buk?)
Pa: banyak aponyo kan, istilah, kendala-kendala yang ante rasokan kan gitu. efek
dari kemo, awal nyo kemo partamo tu ante kan mencret gitu awak pusing-pusing,
mual-mual, badan lu letih raso nyo, nafsu makan kurang.
(banyak kan, istilah nya, kendala-kendala yang ibuk rasakan. kan gitu. efek dari
kemo, awal nya kemo partama itu kan ibuk mencret gitu, ibuk pusing-pusing,
mual-mual, badan tu letih, nafsu makan kurang. )
Pe: kalau letih nyo tu bisa hilang karano istirahat atau ndak nte?
(kalau letih nyo tu bisa hilang karana istirahat atau gimana buk?)
Pa: dak bisa do, saminggu setelah kemo tu ante dak bangun tu, dari tampek tidua
tu do, di tampek tidua ajo tu. pasandian ko panek-panek, sado tulag ko kan.
sadang ambiak nasi, mau makan ajo tu diambiakan dek anak tu, maleh raso nyo
tagak, gitu se, tu partamo kemo kan, aaa... yang kaduo, kemo ka duo dak ado
mencret do lai. cuman mual-mual kepala pusing aaa, tu emang letih tu ado juo
kan , katigo agak ado apo nyo kan, tigo hari ante pusiang-pusiang mabuak tu nyo
aa, salero makan cuman tigo hari, tu do, sudah tu namuah makan lai, a yang ka
ampek ko barek bana patang ko, sampai kini alun namuah salero makan do gitu
a, nafsu makan kurang awak latiah mual-mual, kapalo ko kadang ado pusiang
kayak, oooo... urang mabuak awak gitu a. gitu.
(nggak bisa Seminggu setelah kemo itu, ibuk tidak bangun dari tempt tidur,
ditempat tidur saja, persendian capek, semua tulang kan. bahkan kalau ambil
nasi, mau makan saja di ambilkan sama anak, malas rasanya berdiri, itu yang
pertama kali, aaaa yang kedua, kemo kedua tidak ada mencret, cuma mual-mual,
kepala pusing, aaa terus letih, itu ada juga kan, ketiga, agak apa kan, tiga hari
pusing, selera makan, cuman tiga hari, setelah itu mau makan lagi, aaa yang ke
empat ini, berat sekali, sampai sekarang belum mau makan gitu, nafsu makan
kurang, letih, mual-mual, kepala kadang pusing kayak, ooooo.. orang mabuk
(mabuk kendaraan) gitu, gitu...).
Pe: kalau kek kerontokan rambut ado ante dapek?
(kalau seperti kerontokan rambut ada nggak buk? )
Pa: iyo, iko a, rontok, lah rontok.di awal kemo, kemo kaduo lah mulai rontok.
( iya, ini rontok, sudah rontok dari awal kemo, sudah dari kemo kedua.)
Pe: tu lah sebagian besar rontok rambuik nyo,
114
Kalau dampak secara psikologis yang ante rasokan baa nte, dengan ante kan
rontok rambuik ante gitu aa, tu apokah ado perasaan kek stress awak cewek gitu
aa...
(terus, itu sudah sebagian besar rambut ibuk yang rontok, kalau dampak secara
psikologis yang ibuk rasakan gimana buk?, dengan ada nya kerontokan rambut,
terus apakah perasaan stress, kita kan perempuan)
Pa: iyo, stress , kalau dicermin, bercermin awak kan ado raso ibo hati awak gitu
ha, bantuak apo lah awak ko kan, ado lah raso sedih awak tu ha, mancaliak
tubuh awak ko kan, lah banyak kekurangan.
(ya, stress , kalau dicermin, bercermin ibuk kan, ada perasaan sedih, gimana lah
tampilan ibuk kan, ada rasa sedih ibuk gitu, melihat tubuh ibuk yang sudah
banyak kekurangan)
Pe: kalau dari suami ante tetap masih ke … mempermasalahkan ndak yang kek
gitu tu?
(kalau dari suami apakah mempermasalahkan itu?)
Pa: lai, diperhatian awak kan, ditanyo, lai... pokok nyo adolah dukungan dari
inyo tu ado maagiah ante tu lai taruih kan semangat, taruih di hibur nyo awak
kan.
(ada, diperhatikan nya ibuk... pokok nya ada dukungan dari dia, memeberikan
ibuksemangat, selalu dihibur nya)
Pe: kalau untuak kek pekerjaan rumah nak nte, itu kan, kadang kan sudah ada efek
kemo terapi tu kan letih, panek nyo tu kan lain nak nte, itu tu kan kadang dak bisa
bagai wak mangarajokan yang kek hal yang pekerjaan rumah tangga gitu, aa… tu
ante tetap mangarajoan nyo atau adoh urang yang melakukan nyo, kek anak.
(kalau untuk pekerjaan rumah, karna ka nada efek kemoterapi seperti letih, letih
nya lain,, kadang kan kita tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga gitu
buk, aaa, terus apakah ibuk masih mengerjakan nya, atau ada orang lain yang
melakukan nya, seperti anak)
Pa: ante istirahat total dak buliah karajo di keluarga. mau minum ajo
diambiakkan, dak boleh kerja kato rang tuo, anak-anak, atau keluarga awak lah,
dak dibolehan karajo ko do istirahat total sajo lah kato nyo, sampai ante dimano,
ndak ado sampai ante mau dioperasi nantik kecek nyo, dak usah kerja, tok makan
minum, itu ajo, dak buliah maangkek-angkek yang barek, kecek keluarga ante
kan, suruah istirahat total.
(ibuk istirahat total tidak boleh bekerja sama keluarga. mau minum saja
diambilkan, tidak boleh kerja kata orang-orang, orang tua, anak-anak, atau
keluarga ibuk lah, tidak boleh bekerja, istirahat total saja lah, sampai ibuk di
operasi nanti katanya, ibuk tidak usah kerja. hanya makan, minum, itu saja, tidak
boleh angkat-angkat yang berat, kata keluarga ibuk kan, disuruh istirahat total. )
Pe: kalau yang selalu menemani ante ka rumah sakik untuak kontrokl sia tu nte?
(kalau yang selalu menemani ibuk, untuk control ke rumah sakit siapa buk?)
Pa: anak ante yang kemaren tu. (anak ibuk yang kemaren itu)
Pe: yang di padang tu (yang di Padang itu)
Pa: iyo ami tu taruih kan, (iya, ami itu yang selalu menemani)
Pe: tu kalau menurut ante, seberapa penting informasi tentang kanker payudara,
yang ante dapat kan gitu, yang ante rasakan, seberapa pnting ante mendapatkan
115
nyo gitu a, harus mendapatkan informasi tentang kanker payudara tu, dengan
kondisi ante gitu a, seberapa pentingkah ante mendapatkan nyo?
(terus kalau menurut ibuk, seberapa penting informasi tentang kanker payudara,
yang ibuk dapatkan, yang ibuk rasakan, seberapa penting ibuk mendapatkan nya
gitu, harus mendapatkan informasi tentang kanker payudara itu, dengan kondisi
ibuk, seberapa pentingkah ibuk mendapatkan nya? )
Pa: mungkasuik nyo dari urang apo? (maksud nya, dari orang lain atau?)
Pe: dari urang untuak ante (dari orang untuk ibuk)
Pa: ooo... gitu
Pe: bisa dari perawat, dokter, atau sesama
Pa: tantu penting lah nan di awak kan, kalau manuruik ante tu penting bana,
kalau dari dokter, atau perawat memang penting itu.
(tentu saja penting, kalau menurut ibuk penting sekali, kalau dari dokter, atau
perawat memang penting)
Pe: kalau yang, kan beda dukungan sosial yang ante rasakan dari keluarga, dari
anak, ataupun lingkungan sosial ante, dengan orang-orang yang benar-benar
mendapatkan kanker payudara juo nak nte, kan ante kan selamo pengobata pasti
ado, sharing samo urang-urang penderita kanker payudara juo, nah dengan yang
kayak gitu, baa perasaan ante ketika sharing samo urang tu.
(kalau dari yang, kan beda dukungan sosial dari keluarga, dari anak, ataupun
lingkungan sosial ibuk, dengan orang-orang yang mendapatkan kanker payudara
juga kan buk, kan selama pengobatan pasti ada sharing sama orang-orang
penderita kanker payudara juga, nah dengan yang seperti itu, gimana perasaan
ibuk ketika sharing sama orang itu. )
Pa: sesama penderita...
Pe:baa rasonyo tu nte kalau ante bisa menggambarkan nyo tu baa?
(bagaimana rasanya buk, jika ibuk bisa menggambarkan nya)
Pa: iyo, tu ante sering tu saling apo... jo inyo kan, curhat, beko nyo curhat lo ka
awak kan, apo yang dirasokan nyo beko awak mintak pulo kan, baa caro nyo,
giko-giko ma.. maa... supayo awak oooo, kuat, kan gitu manghadapi iko, musibah
yang tibo di awak ko kan gitu, tu beko kawan tu maagiah saran lo ka awak kan, tu
beko kok ado lo di awak beko awak berbagi lo gitu ka inyo, aaaa.. gitu, berbagi
sama-sama penderita yo nak.
(iya, ibuk sering tu saling apa curhat sama mereka, terus nanti mereka juga
curhat sama ibuk kan, apa yag dirasakan nya, nanti ibuk minta gimana cara nya,
gini-gini, supaya ibuk ooo kuat kan gitu, manghadapi ini, musibah yang ada sama
kita, terus nanti itu kan ada teman memberikan saran ke ibuk kan, terus nanti
kalau ada yang dari ibuk, kan ibuk bagi juga, berbagi juga itu sama mereka, aaa
gitu, berbagi sesama penderita kan)
Pe: nah kalau sekarang kan ante alun operasi lai nak nte, a yang perasaan yang
ante rasokan, apakah ado deg-degan dengan operasi yang akan ante lakukan atau
ndak?
(sekarang kan ibuk belum operasi, apa perasaan yang ibuk rasakan, apakah ada
perasaan cemas dengan operasi yang akan ibuk jalani?)
Pa: kalau sekarang ante ndak adoh, ante siap mental kini.(kalau sekarang sudah
tidak ada, ibuk sudah siap mental)
116
tiga bulan, setelah opersai meninggal, jadi memang ada pengaruh nya sama ibuk
waktu itu, terus ada di daerah sariak itu, setelah di operasi selama satu tahun,
sehat badan nya, segar, badan nya berisi, tau-tau setelah itu, ada ada saja,
menonjol lagi penyakit nya, langsung ajal nya, jadi ibuk itu…)
Pe: takuik dek gara-gara itu ante? (takut karena hal itu buk?)
Pa: lah di kaja-kaja, ante lah raso ka tibo lo itu di diri ante, mode itu, mako ante
diam-diamkan sajo
Ah, dak tau, anak ante kan manangih nyo, oo bu.. dak namuah do bu, kalau
panyakik iko bu... ooo... kok iduik mati tu tu, tu allah yang punyo kuaso, kalau
masalah umur awak tu dak bisa manusia manantukan satu pun kecek nyo, ayah
mandeh wak pun ndak bisa manantuan, itu kan rahasia allah mau hidup awak
mau mati hari kini, dak bisa manusia manantukan hidup mati awak do. ibu jan
berprinsip model itu, kini ibu fokus lah lai untuk ka medis, lah ka rumah sakik
awak, operasi lah ibu lai.
(udah dikejar-kejar ibuk, ibuk merasa itu akan sampai pula di diri ibuk, makanya
ibuk diam-diamkan saja…. Ah, tidak tahu, anak ibuk kan nangis, “ibu.. tidak bisa
begini bu, kalau panyakit ini bu... ooo... kalau hidup, mati itu, itu allah yang
punyo kuasa, kalau masalah umur tu manusia tidak bisa menentukan satu pun,
ayah ibu kita tidak bisa menentukan, itu kan rahasia allah mau hidup,mau mati,
tidak bisa manusia menentukan hidup mati kita. ibu jangan berprinsip seperti itu,
sekarang ibu fokus lah ke pengobatan medis, ayo kita ke rumah sakit, operasi lah
ibu)
Pe: sbenar nyo ndak nte, kalau yang tia pelajari nak, kalau untuk pengobatan
kanker payudara ko memang medis yang pertama yang harus didahulukan, kalau
missal nyo untuk herbal tu boleh, tapi dikonsultasikan lagi ka dokter awak, apakah
kek giko ko, boleh gitu, sabana nyo kan kalau herbal tu kan komplementer namo
nyo tu nte, pelengkap , jadi kalau missal nyo ante menjalankan herbal tu, harus
ado dari pengobatan medis dulu gitu, jadi herbal tu pendamping ibarat nyo, bukan
itu yang pertama
(sebenarnya buk, kalau yang tia pelajari kalau untuk pengobatan kanker payudara
ini memang medis yang pertama yang harus didahulukan, kalau missal nya untuk
herbal itu boleh, tapi dikonsultasikan lagi ke dokter, apakah kek hal yang seperti
ini boleh gitu, sebenarnya kan kalau herbal itu kan komplementer nama nya buk,
pelengkap , jadi kalau missal nya ibuk menjalankan herbal itu, harus ada dari
pengobatan medis dulu gitu, jadi herbal itu pendamping ibarat nya, bukan itu yang
pertama)
Pa: ante iyo salah juo kan, waktu ante konsul jo apak ucok kan, nyo bisiakkan dek
apak tu ka ante, “buk, ibuk jangan sekali-kali makai ubek herbal nak”, nyo
gituan ante, nyo tegur ante, tapi ante dek raso cameh jo takuik tadi utuak
dioperasi, raso ka hilang jo pengobatan herbal ko, di cubo juo kan, aa tu mah iko
hasil dari itu kan, mengembang nyo jadi nyo, memang ndak namuah diubek-ubek
kampuang, dak bisa kalau kanker ko do, dak bisa main-main awak do, memang
medis.
(ibuk memang salah, waktu ibuk konsul sama pak ucok, dibisikkan bapak itu ke
ibuk, “buk, ibuk jangan sekali-kali memakai obat herbal ya”, di bilang seperti itu
sama ibuk, di tegur nya ibuk, tapi karena ibuk cemas akan di operasi, rasanya
118
bisa sembuh dengan pengobatan herbal ini, tetap di coba, tapi seperti ini lah
hasil nya, berkembang, memang tidak bisa di obati dengan pengobatan herbal,
tidak bisa kalau kanker, tidak bisa main-main, memang harus medis)
Pe: nyo kan karna awak tu, ndak tau kalau itu tu ado, soal nyo ndak ado nyeri do
nak nte,
(karna kita tidak tahu, kalau terkena karena tidak menimbulkan nyeri kan buk)
Pa : ndak ado tau do, awal nyo pi ante kecekan, gata-gata awal nyo, ante mandi
sore kan, aaa dari rumah amak ko, pulang ka rumah, gata-gata, digawik, sudah
digawik tu manaba, kayak awak digigik samuik api tu kan, taba nyo, maapo raso
nyo, menebal ajo gitu a, bialah cek awak gitu, diagiah a minyak.
(tidak tahu, awal nya ibuk piker, awal nya kan gatal, ibuk kan mandi sore, gatal,
terus digaruk, terus menebal, seperti digigit semut, ibuk cek, terus dikasih
minyak)
Pe: tapi nyo jalan-jalan nte? atau kareh se disitu (apakah itu jalan-jalan buk? atau
keras di situ)
Pa: ndak, tetap ajo di situ, tetap ajo nyo, ndak ado jalan-jalan nyo do, manaba
nyo, bialah, mungkin dek awak garuak-garuak tadi tu manaba nyo, kan itu
prinsip awak, tau bisuak hari, saminggu, masih tetap nyo manaba, kayak kulik
limau gadang, jeruk, sampai saminggu, duo minggu lah sabulan, ndak namuah
do, nyo ndak ado manggadang do,manaba sajo diresek di ateh putting nyo itu,
yang dagiang yang itam tu, di ateh putting, a itu, mako ante tanang-tanag sajo,
tu kecek adiak ante ko, baok lah niang, konsul ka apak azwar di painan, tu pai
kan ka apak azwar, dipareso dek apak azwar, dikasih ubek dek apak tu dulu,
makan lah obat ko dulu buk, untuang-untuang ilang beko dek makan ubek, a tu,
bisuak abis ubek tu baliak baliak, nyo yanyoan dek apak tu lai, nyo ponis ajo ante
diapak tu, buk.. ibuk sebaiknya dioperasi aja lah buk cek nyo, ndak mau hilang
setelah makan obat.
Tu awak tanyo, sebenarnyo apo panyakik awak dok, kecek ante kan, kanker apo
tumor, apak tu ndak namuah manyabuik do nyo diam ajo, ntah ragu dokter tu kan,
nyo spesialis bedah sajo kan, ndak payudarako do, jadi dek keraguan nyo kek gitu
ndak namuah ante do kan, tu pulang karumah lai kan, tanyo ka keluarga awak lai
kan, kalau apak tu nyo sarankan awak operasi, tu ante ndak puas, ndak puas
untuk di painan ko, kapadang lah, mako ante pai ka tampek pak ucuk kan, di
klinik promedika beliau tu, tau disitu apak tu mamutuskan memang iyo ibuk
kanker payudara stadium awal kecek nyo, lebih baik cepat ibuk buang, dari pada
nanti terlambat kecek inyo, sampai sahari tu apak tu dibiopsi nyo ante mah, di
klinik nyo tu diambiak seketek sampel kan, dagiang nyo tu, operasi ringan namo
nyo, jam lapan malam di biopsy dek apak tu, ternyata iyo kecek apak tu kan,
manunggu hasil nyo waktu itu tigo hari, kanker ganas, jadi awak dek takuik-
takuik tadi juo kan, sampai tujuah bulan di tunggu, tu mah kambuah nyo kini
model iko kan, tujuah bulan kemudian memang mengembang
(tidak, tetap disitu saja, tetap saja, tidak berpindah-pindah, menebal, mungkin
karna ibuk garuk-garuk, terus menebal, tau-tau setelah seminggu, masih tetap
menebal, seperti kulit jeruk, sampai seminggu, dua minggu, sabulan, itu tidak
membesar, menebal saja, teraba di atas putting, yang hitam itu, di atas putting
itu, makanya ibuk tenang-tenang saja, adik ibuk menyarankan, konsul ke bapak
119
azwar di painan, pergi ke pak azwar, di periksa sama bapak azwar, diberi obat
oleh bapak itu, makan saja obat ini dulu buk, semoga nanti hilang karna makan
obat, lalu setelah obat nya habis, muncul lagi, nyo terus bapak itu memvonis,
buk.. ibuk sebaiknya dioperasi saja buk, karena tidak hilang karena makan obat)
Terus ibuk tanya, sebenarnya apa penyakit saya, kanker atau tumor, bapak itu
tidak mau memberi tahu, dia diam saja, mungkin dokter itu ragu kan, karna dia
spesialis bedah saja, bukan spesialis payudara, jadi, mungkin dia ragu, karna dia
ragu ibuk tidak mau, terus pulang kerumah kan, lalu, diberitahukan kepada
keluarga, kalau bapak itu menyarankan untuk di operasi, terus ibuk tidak puas
dengan yang dipainan, ke padang kan, makanya ibuk pergi ketempat pak ucok di
klinik promedika beliau tu, ternyata bapak itu juga memvonis kalau ibuk kanker
payudara stadium awal, sebaik nya cepat ibuk buang, dari pada nanti terlambat,
kata nya, sampai pada hari itu ibuk di biopsy di klinik nya, terus kan di ambil
sampel, daging nya itu (payudara), operasi ringan, jam delapan malam di biopsy
bapak itu, jadi memang kata bapak itu, setelah menunggu tiga hari ternyata
kanker ganas, karna ketakutan ibuk tadi kan, sampai tujuh bulan di tunggu,
kemudian kambuh, jadi lah seperti ini, tujuh bulan kemudian memang membesar)
Pe: nyo dek ka payudara ko lo kanai nyo ndak nte, jadi awak jadi cewek, baa lo
raso nyo gitu ndak nte,
(karna yang kena adalah payudara, karna kita cewek, gimana gitu ya buk,)
Pa: kalau ante masalah di buang tu dak maslah di ante do kan, cuman kecemasan
awak tu waktu itu memang gadang, dengan masukan-masukan urang kampung ko
, kadang jadi pengaruh tu besar di awak, karna banyak lo kejadian, memang
wakatu ante sakik ko maningga si anu, apo kan kanker payudara, si anu
maningga, kanai kanker payudara, tu awak lah trauma sajo kan, dak usah lah..
bia ajo lah... dak ado urang yang selamat do kato urang kampuang
(kalau ibuk masalah di buang itu ngga masalah, cuman kecemasan ibuk tu waktu
itu memang besar, dengan masukan-masukan orang kampung kan , kadang jadi
pengaruh tu besar sama ibuk, karna banyak kejadian, memang wakatu ibuk sakik
ni maningga si anu, apa kan, kanker payudara, terus ibuk udah trauma aja kan,
gak usah lah.. biar aja lah... gak ada orang yang selamat, kata orang kampung)
Pe: nyo kan kadang urang kampuang ko ngecek nyo asal se nte gitu,
(kadang orang sekitar asal bicara saja)
Pa: ante taruih kan solat malam ante mintak kan, yaallah pokuskan lah pangana
ko, pikiran awak ko kan, jalan yang baik, yang lurus tunjukkan, tenangkan hati
awak ko supayo awak jan langlinglung juo pangana ko, kan betu, bolak baliak
gitu aa.... nio dioperasi mau ndak, mau iyo apo indak kan gitu, mako tu itu, ntah
iyo itu lah doa tadi tu sehinggo ante mintak, ante lo mintak ka keluarga ante tu,
operasi ajo lah wak, baok sajo lah awak ka padang lai, dak nio ubek-ubek yang
lain lai kan gitu, mako siap mental lai kini, ndak ado pikiran lain, ooo.. baapo
anak tingga, alum ado anak yang nikah tingga, dak ado ante pikian do lai, yang
penting ante kini pokus untuak di operasi. yang penting ante sehat selamat,
mamintak kan gitu. yoo, eh, iduik ko punyo nan satu (tuhan) kan gitu, kalau
masalah umua tagantuang ka nan satu tu lai, gitu ajo yang pentinga wak barubek
pasrah manyarah ka tuhan…..
120
(ibuk selalu kan solat malam ibuk mintak kan, yaallah pokuskan lah pikiran ini,
pikiran ibuk kan, pikiran yang baik yang lurus tunjukkan, tenangkan hati ibuk
supaya ibuk nggak langlinglung pikiran kan, kan gitu, bolak baliak gitu aa.... mqu
dioperasi atau nggak, mau iya atau nggak gitu, makanya itu, ntah doa tadi tu
sehingga ibuk mintak lah, ibuk lo mintak, sama keluarga ibuk, operasi aja lah
ibuk, bawa aja lah ibuk ke padang, gak mau obat yang lain lagi, kan gitu,
makanya siap mental lah sekarang, ngga ada pikiran, ooo.. gimanaanak tinggal,
belum ada anak yang nikah tinggal, ngga ada ibuk pikirkan lagi, yang penting
ibuk sekarang fokus untuk di operasi. yang penting ibuk sehat selamat, mintak
kan gitu, yaaa, eh hidup ibuk punya yang satu(tuhan) kan gitu, kalau masalah
umur tergantung kepada yang satu. gitu aja,yang penting kita pasrah, menyerah
pada tuhan)
Pe: amin.. semoga.. iyo. (amin, semoga iya)
Pa: kan ante pikian lo, yang tingga anak, rumah, bini eh laki, dak ado pikia itu
lai do, yang penting kesehatan ante kini, baa supayo ante sehat,
(kan ibuk fikir juga, anak yang akan di tinggalkan, rumah, suami, sudah tidak ada
fikiran itu, yang penting kesehatan ibuk, gimana ibuk bisa sehat)
Pe: karna kan ante motivasinyo kan untuk itu juo nak nte, untuk urang-urang itu
juo kan
(karna motivasi ibuk untuk itu juga, untuk orang-orang itu juga)
Pa: inyo beko kembali kan ka untuak inyo juo apo awak tu kan (kan ibuk akan
kembali lagi untuk mereka)
Pe: iya semoga cepat nte, karna kan itu alah ado perkembangan nyo kan, dikatiak
lah mati kan nte
( semoga cepat ya buk, karna kan sudah ada perkembangan nya, di ketiak sudah
mati kan buk)
Pa: bantuak tapanggang gitu a, anguih, biaso, ante menggikoan katiak
(menganggkat tangan) ndak bisa ko do, bagikoan tangan, bakambangan katiak ko
namuah, gadang nyo, sagadang talua itiak tu a
(seperti terbakar, hangus, biasanya ibuk tidak bisa mengangkat ketiak
(mengangkat tangan), tidak bisa, diginikan saja tangan, dilebarkan saja ketiak
kan, karna benjolan nya sebesar telur itik)
Pe: ndeh gadang lai nte (besar ya buk)
Pa: babituan katiak ko a, bakambangan bantuak urang tagak pinggang, bantuak
urang bagak panjang a, padahal katiak yang bangkak
(di lebarkan ketiak, seperti orang tegak pinggang, seperti orang bengis, padahal
ada pemebengkakan di ketiak)
Kpa: tu kini lai ndak bangkak? (terus sekarang masih bengkak?)
Pa: a kini ndak lai, lah bisa di gikoan (diangkat, diturunkan), lah bisa lah pisik
(sekarang tidak lagi, sudah di angkat, sudah kempes)
Tpa: banyak urang sehat, jan ar ragu lo, siapo tu ar a, si neli ko, sineli di gurun
panjang tu a, lah sudah di operasi, sampai kini dak adoh bagai-bagai, kontrol a
nyo, patang lo baru kontrol, lah tigo bulan baru patang lo baru kontrol
(banyak orang yang sehat, ar jangan lagu, si neli di gurun panjang itu, setelah
sudah di operasi, sampai sekarang kondisi nya tidak apa-apa, kontrol nya, setelah
tiga bulan, baru lah kemaren dikontrol)
121
Pa: iyo kan banyak urang yang maagiah awak motivasi model itu tu, si nini anak
mak tuo warna tau niit?
Kan disiko nyo tingga kini nak, a nyo kan family juo dek awak tu, cucu di abak, di
ayah, jadi nyo agiah kan awak kenyak, nasehat awak, maagiah-agiah semangat,
“dak baa do uni di operasi”, etek di nini, sia lah namo unit u, di Jakarta lah uni
tu, itu di uni aa, alah parah mah alah malatuih uni kecek nyo, alah malatuih ni,
inyo tapi iyo semangat nyo tinggi, dak cameh nyo do dek uni, awak mancaliak
nan cameh kecek e, agak lah ka painan tu inyo control, beko sudah baraia-raia,
kambang bantuak lobak kambang dek uni, kecek nyo, mah Alhamdulillah kini
mah sehat nyo, gapuak nyo di Jakarta, nyo agiah nyo smangat awak model itu,
mako nyo ante bagak lo lai gitu, ndak ado ante pikia-pikian do, urang labiah
parah pado awak, baa den dak bisa den harus co urang tu lo
( iya, banyak orang yang emberi saya motivasi itu, nini yang anak buk warna,
Kan sekarang dia tinggal disekitar sini, dia kan keluarga, cucu ayah, jadi saya
dinasehati, diberikan semangat “tidak apa-apa dioperasi uni”, “tante nini”,
siapa ya ibuk itu,sekarang dia sudah di Jakarta, sudah parah uni, sudah
pengangkatan, tapi semanatnya memang tinggi, dia tidak cemas, malah kita yang
melihat yang merasa cemas, misalnya ke painan mau control, nanti berair, seperti
lobak yang mekar, Alhamdulillah sekarang sudah sehat, sehat dijakarta sekarang
makanya ibuk lebih berani, ibuk tidak memikirkan lagi, orang lain saja lebih
parah dari kita, kenapa saya tidak bisa seperti orang itu)
Kpa: kecek urang ma betu, kok dipotong, tumbuah nyo duo, beko diotong lo,
tumbuah lo tigo
(orang bilang kan seperti itu kalau diangkat nanti ada lagi, diangkat, tumbuh lagi
tiga)
Pa: dipotong ciek, tumbuah tigo, dipotong siko tumbuah lo siko bangkak kecek e,
(dipotong satu, tumbuh tiga, di potong bagian ini, nanti tumbuh lagi disini,
bengkak kata nya)
Pe: kini giko se nte a, ante kan konsultasi ke dokter, dokter tu kan lebih tau, kan
gitu pelajaran nyo, gitu ha, seharus nyo ante percaya ka itu dari pado ka urang
yamg ndak pernah marasoan
( sekarang gini buk, ibuk kan konsultasi ke dokter, dokter itu kan lebih tau, kan
memang itu pelajaran dia, jadi ibuk harus nya percaya itu, daripada orang yang
tidak merasakan)
Pa: kan gitu kecek ante nak, ante sabuik ka anak ante tu kan, kok namuah ibu
manuruik anjuran dokter ucok dulu ndak model iko ibu do nak, ndak menderita
katoan ka anak, tu galak a anak tu baa lai bu, lah apolo nah, bialah kecek anak,
nyo ndak namuah mamberangan awak do kan, tu kan kalau namuah awak dulu di
stadium awal dulu, kan ringan, kalau namuah manuruik anjuran dokter kan dak
co iko kejadian nyo do, kini lah mangguang.
(kan ibuk bilang ke anak ibuk, kalau ibu mau mengikuti anjuran dokter ucok dulu,
ibuk tidak akan seperti ini, tidak akan menderita, terus anak ibuk tersenyum
“mau gimana lagi bu”, sudah apa (takdir), biarlah, dia tidak mau memarahi ibuk
kan, terus kalau dulu ibuk mau waktu stadium awal dulu, kan ringan, kalau mau
mengikuti anjuran dokter, tidak akan seperti ini kejadian nya, sekarang sudah
menanggung (sakit)).
122
Kadang, manangih-nangih den dek niit nak, takana-kana kecek dokter tu ndak,
den manangih ndak, yo bana kecek dokter ko sabana ndak adoh buruak ka awak
do kecek den, “buk jangan-jangan nanti ibuk setahun kemudian ibuk pakai kursi
roda kesini”, aa iyo, ampia lai ko, pakai kursi roda kecek den, dalam prinsip
awak ko kan, kalau mode ko caro dentangguang, iyo pakai kursi roda den ka
padang bisuak lai, kalau den tahan-tahan juo gitu.
(Kadang saya menangis niit, ingat kata-kata dokter itu, menangis, memang benar
kata dokter itu kan, tidak ada buruk nya “buk jangan-jangan nanti ibuk setahun
kemudian ibuk pakai kursi roda kesini”, aa iya, hampir pakai kursi roda, dalam
prinsip ibuk kan, kalau missal nya masih di tahan-tahan, bisa jadi pakai kursi
roda berobat ke padang)
Mang bana kecek dokter tu, ndak salah nyo maagiah anjuran, nyo tagahan awak
mamakai ubek iko, awak pakai juo, mang kenyataan kan, tajadi modek iko, wak
suko mamakai ubek kampuang, dioles sado e kaniak, aa nyo, angek kadang, gata
daun-daun ko ndak, yang di lakokan ka susu awak, kulik susu wak ko tipih lah
mangalapak sabaliak dek uni, lah mode itu, itu jadi nyo, nan ma apoan den, nan
manyansaian den jadi e, merah sado e sakuliliang, ubek kalumpo tu a, manangih-
nangih den mancaliak nyo
(memang benar kata dokter, tidak salah dia memberikan anjuran, dilarang ibuk
memakai obat ini (obat herbal) ibuk tetap pakai. memang kenyataan kan, jadila
seperti ini,ibuk suka pakai obat tradisional, dioles kesini, membesar, karna kan
daun-daun, daun itu ka nada juga yang dapat membuat gatalyang diberikan ke
payudara, kulit payudara kan tipis, mengelupas sekeliling (sekeliling area yang
diberi obat tradisional) itu yang mempersulit saya, merah sekeliling (payudara),
berobat ke lumpo, nangis-nangis ibuk melihat nya)
Tpa: kadang urang tu nyo alun malatiah bana nan nyo ubek dek ar, awak kan lah
kanai model itu, tu yo ka dokter lai
(kadang orang-orang belum mengetahui apa yang diobatinya, kan kena yang
seperti itu (kanker payudara) ya memang harus ke dokter)
Pa: nyo kan dokter lah maagiah saran kan, lah nyo bayang kan ka awak mode
itu, jadi takana kecek apak tu, ndak menakut-nakutkan awak dokter ko do, kini
awak menjadi peneysalan di awak gitu a, kato-kato dokter tu awak ulang-ulang
baliak, kok namuah awak manuruikan anjuran dokter tu dulu, waktu mini kato
nyo tu a, ucapan manis yang nyokecekan ka awak, ndak ado studium bara awak
kato nyo, studium awal, masih mini buk, mencongkel saketek ajo ibuk nyo, nyo
umbuak awak dek apak tu gitu kan, perasaan awak tu, ko apak ko maumbuak-
umbuak awak a betu, wakatu itu, tau-tau kini di akui, memang baa, kalau namuah
den dulu ndak ka co iko den manangguang, lah bisa manggea den ko mah, kan
gitu, kini lah manangguang, lah barek, lah sakik lah iko, kecek den, dirasoan.
Kadang manangih surang a bagai
(dokter kan memberikan saran, sudah memberikan gambaran yang seperti ini ke
ibuk, jadi ibuk ingat kata bapak itu, bukan menakut-nakuti dokter itu, dan itu
yang menjadi enyesalan oleh ibuk, kata-kata dokter itu ibuk ulang-uang lagi,
kalau ibuk mau mengikuti anjuran dokter ketika masih ukuran kecil itu ucapan
yang disampaikan ke ibuk, belum ada stadium yang diberi tahu ke ibuk, stadium
awa, masih kecil ukuran nya buk, mencongkel sedikit saja buk, di bujuknya sama
123
bapak itu kan, ibuk masih ingat, waktu bapak itu membujuk untuk berobat kalau
dulu ibuk mau berobat, tidak akan jadi seperti ini menanggung sudah bisa bebas
ibuk kan sekarang sudah menanggung, sudah berat, yang dirasakan, kadang ibuk
nangis saja)
Tpa: tadi niit sanang mandanga kecek ar tadi, pokok e awak yo sehat, (tapi niit
senang mendengar kata-kata ar tadi, pokok nya harus sehat)
Pa: iduik dan mati tu, den ka menghadapi operasi ko, pangana den kini, oo anak
den tingga, laki den tingga, dak ado bayangan itu ciek alah e do lai, yang jaleh
den luruih jalan den kini untuk operasi, oo kok ka mati den dalam itu, itu nan satu
punyo kuaso, iduik dan mati ndak awak nan menentukan do kan, urang kadang
duduak se paniang pai gitu a, dak di jalan itu urang mati, di caliak di awak
kawan-kawan samo awak bakemo, nan sudah baoperasi, banyak selamat, samo
kemo jo awak tu di uni nak, salirik, payudara sajo mah, tu beko awak lah
mangecek-ngecek samo inyo kan, dari sinan, dari jambi, dari bangko, dari bukik
tinggi, solok, di selatan batang kapeh, banyak tu yang samo jo ante, ado urang
batang kapeh baduo, ibuk tu alah siap baoperasi nyo, barasiah, nyo caliakan lo
ka ante, tu ha, ndak bagai juo do kecek nyo
(hidup dan mati, saya akan menghadapi operasipikiran saya saat ini, ooo anak
tinggal, suami tinggal, tidak ada pikiran seperti itu lagi, yang pasti saya opersai
oo, kalau missal nya saya meninggal, itu tuhan yang punya kuasa, hidup dan mati
bukan kita yang menentukan, kadang orang duduk pusing bisa meninggal,kadang
ibuk melihat teman-teman yang sama dikemo yang sudah dioperasi banyak yang
selamat, yang sama kemo dengan ibuk tu banyak, jadi nanti duduk berjejer, terus
nanya-nanya dari mana, dari jambi, dari bangko, dari bukittinggi, solok, di
selatan batang kapeh, banyak tu yang sama, ada orang batang kapeh berdua,
ibuk itu sudah selesai diopersai, bersih, diperlihatkan ke ibuk, tidak apa-apa kata
nya)
Pa: lah kambang lo awak kecek nyo mah,( sudah membesar)
Kpa: sudah opersi tu baa nyo? data ajo nyo lai? (sesudah operasi itu bagaimana?
apakah datar saja?)
Pa: iyo, mah jajak jaik tu bakaruik (iya, kan bekas jahitan itu berkerut)
Tpa: disinan jajak jaik, nan susu tu ado juo nak ar(disitu ada bekas jahitan, tapi
payudara itu tetap ada kan ar)
Pa: iyo, lai alun parah awak, masih adoh kesempatan untuak wak, gitu ajo ante
prinsip, harus sehat ante, ante ambiak ajo kesimpualan itu, jadi ante kini ndak
ado apo oooo, raso takuik, raso cemas operasi tu ndak adoh lai, ante alah fokus
itu pikiran ante, kalau pendek umua ante, ante ikhlas lo
(iya, kan ibuk masih belum parah, masih ada yang lebih parah dari ibuk gitu aja
ibuk ber prinsip harus sehat, jadi ibuk mengambil kesimpulan, ibuk tidak ada,
rasa takut, rasa cemas untuk di operasi itu sudah tidak ada lagiibuk sudah
memfokuskan pikiran ibuk, kalau umur ibuk pendek, buk sudah ikhlas)
Tpa: mah nyo adoh alat e dek nyo, ndak kamungkin lo, inyo tu ndak tangguang lo
baa supayo sehat, kalau berhasil nyo, mah inyo manusia jo mah kan,
(kan mereka punya alat nya, tidak mungkin lah,dia pun berusaha agar dapat
menyembuhkan, dia kan juga manusia)
Pa: naik pangkat nyo kalau brehasil nyo kan, (naik pangkat kalau berhasil dia kan)
124
Tpa: banyak urang tu ar, cuman co tadi tu nak urang mandanga kecek urang ko a
(banayak orang tu ar, cuman seperti tadi, orang mendengarkan perkataan orang
lain)
Pa: nyo kecek-kecek urang ko nan babiso, kadang den galak dek niit kan, urang
kampuang ko, den anok a mandanga, a kecek den, maa nan basorongan bantuak
lobang terowongan kecek nyo, “bamasuakan awak ka ken ar”, ruangan tu
dingiiiin yang kato inyo, kecek den, seolah-olah inyo lah marasoan, lah mancubo,
menjalani, pi inyo mandanga, urang ka urang carito, nan kecek den tu den anok
ajo, tetagga awak ko bagai kan, nyo antaan carito ka awak, kecek nyo, tu lah den
lalui kan tu nyo bacarito juo ka awak kan, tu langsuang den jawek, kalau indak
apo ndak usah lah, jan bacarito cek den kalau ndak nyato, jan bacaritu kecek
den, batambah panyakik urang sakik,den lah marasoan, den lah ampek kali kemo,
dak ado bamasuakaan kadalam lubang apo den do, ka lubang terowongan,
bantuak lubang terowongan, baa kok ka ken lo ba masuakan, di ruang lapeh
mode iko a,ruangan tu iyo pakai AC, supayo ndak angek, suhu awak, nyo kan
ubek yang ka dimasukan ko angek, mako e awak di agiah itu, steril ruangan tu
kan, dak buliah, di tutuik rapek sadoe dek uni ni,
mode itu nyo, basusun kami bantuak, lai tau nan kemo ko, den tarangan lo,
bantuak awak pakai impus, lau macaliak urang rumah sakik baimpus, itu, malalui
itu ubek tu bamasuakan, batabuang-tabuang, ado kok ampek, kok tigo,
bamasuakan ubek tu satabuang-satabuang ka awak, mode itu nyo, dak ado
bamasuakkan kalubang den. nan kemo tu mede awak di infus, mode itu ubek tu
melalui, masuak kadalam tubuah awak.
(perkataan itu yang berbahaya, kan saya bilang, mana yang mau di masukkan
kedalam lubang terowongan kata mereka itu, “di masukkan kita ke sana ar”
ruang tu dingin kata nya kan, seolah-olah mereka merasakan, sudah mencoba,
menjalani, tapi dia cuman mendengar orang ke orang bercerita, makanya saya
diam saja, tetangga ibuk ini juga kan, di antarkan cerita ke ibuk, langsung saya
jawab, kalau tidak pernah, tidak usah lah, jangan bercerita kalau tidak nyata,
jangan bercerita saya bilang, bertambah penyakit orang yang sakit, saya sudah
merasakan, saya sudah empat kali kemo, tidak ada dimasukkan kedalam lubang
terowongan, seperti lubang terowongan, kenapa dimasukkan kesana, seperti di
ruang lepas ini saja, ruang tu memang pakai AC, supaya tidak panas, suhu kita,
kan obat yang akan dimasukkan itu panas, makanya kita dikasih itu (AC),
ruangan itu steril, tidak boleh, ditutup rapat semuanya ni, seperti itu, terus kami
di susun, tau kemo itu seperti apa, saya jelaskan pula kan, seperti memakai infus
itu, melalui itu oabat itu, dimasukkan, tabung-tabung, ada empat atau tiga,
dimasukkan obat tu per tabung ke kita, seperti itu saja, tidak ada dimasukkan ke
lubang. yang kemo itu seperti di infus, seperti itu obat masuk ke tubuh kita)
Pa: bakemo tu rambuik rontok, kecek inyo, rambuik rontok tu ndak masalah,
bisuak kan inyo tumbuah, ndak maslah di awak
(dikemo itu, rambut rontok, katanya, rambut rontok tidak masalah, nanti kan
tumbuh lagi, tidak masalah sama ibuk)
Kpa: rambuik iyo rontok? ( rambut memang rontok?)
Pa: iyo rontok, bukak, lah bantuak amak, aa nenek-nenek awak, tu pakai jilbab
taruih siang malam jadi e
125
(iya rontok, bukak, udah seperti nenek-nenek ibuk gitu, terus pakai jilbab saja
siang dan malam)
Pe: yo kan itu lo untuang nyo awak di ante, bisa pakai jilbab mah, (itu lah
untungnya kita bisa pakai jilbab)
Pa: urang lai ba jilbab lo kini kan,
Tu guru MAN tu ado mah, buk ida, buk sri, tu lah baoperasi susu e mah, guru
MAN tu maagiah apo juo ka ante mah, dak baa do uni,
(orang-orang kan sekarang sudah berjilbab, guru MAN itu ada kan, buk ida, buk
sri, itu sudah di operasi payudara nya, guru MAN itu memberikan apa juga sama
ibuk kan)
Pe: motivasi
Pa: motivasi, operasi a lah uni, nyo tau guru-guru MAN tu sado kan, angkek wak
bajaga pical eboh guru-guru tu, iyo dapek panyakik itu lo uni, ni? kecek nyo.
Dak baa operasi do, maagiah motivasi sado nyo, guru-guru tu... dak baa do amak
awak dulu ado lo mah, sehat kini kecek nyo. (motivasi, “operasi saja uni,” guru-
guru MAN itu tau semua kan, waktu ibuk jualan pical, heboh guru-guru itu, dapat
penyakit itu juga uni? kata nya, operesi saja, tidak apa-apa, memberikan motivasi
semuanya, guru-guru itu... tidak apa-apa, ibu saya dulu ada juga (sakit kanker
payudara) sekarang sudah sehat kata nya.)
Pe: yo lah nte, mungkin samai situ se nte, kalau ado bisuak nio nambah data tia
main ka rumah ante baliak yo nte
(baik lah buk mungkin sampai disitu saja buk, kalau ada rencana menambah data,
tia berkunjung lagi kerumah ibuk ya buk)
Pa: buliah, (boleh)
Pe: makasih banyak nte (terimakasih banyak buk)
Pa: yop, samo-samo. (iya, sama-sama)
126
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P1
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang tamu rumah partisipan pukul 15:00 WIB
Catatan kejadian
Partisipan 2
127
Pe: buk.. partamo-tamo tu , tolong kenalkan diri ibuk. bisa dari namo, umur, samo
pekerjaan buk.
(buk, pertama-tama, tolong perkenalkan diri ibuk, bisa dari nama, umur dengan
pekerjaan buk)
Pa: namo ibuk, buk Y, umur 46 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga.
(nama ibuk, buk Y, umur 46 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga.)
Pe: jadi kini kini ibuk alah didiagnosa kanker payudara, jadi alah stadium bara
kini buk?
(jadi sekarang ibuk sudah didiagnosa kanker payudara, jadi sudah stadium berapa
sekarang buk?)
Pa: aaaa.... waktu partamo kanai stadium IIIb, kalau kini dak tau lah, dak ado
batanyo lo ka dokter, kalau dokter nyo ndak namuah maagiah tau do, kato nyo,
dak usah lah ibuk tau, nantik anu, cuman nampak dikarateh nyo, stadium IIIb. lah
meta nyo ka kalenjar getah bening
(aaa, waktu pertama kena stadium IIIb, kalau sekarang tidak tau juga, tidak ada
bertanya sama dokter, kalau dokter tidak mau memberitahu, katanya, tidak perlu
ibuk tahu, nanti anu, hanya terlihat dikertasnya, stadium IIIb, sudah meta ke
kelenjar getah bening)
Pe: alah metastase nyo buk, lah menyebar berarti ya, jadi aa, itu ibuk alah bara
tahun ibuk mendapatkan penyakit ko?
(sudah metastase ya buk? Sudah menyebar berarti ya, jadi sudah berapa tahun
ibuk menderita penyakit ini?)
Pa: yang kanker ko sajak januari 2007,
(Yang kanker ini sejak januari 2007)
Pe: untuk pertama kali..
(untuk pertama kali)
Pa: eh... bukan 2007, 2017....
(eh, bukan 2007, 2017)
Pe: jadi kan aa... ini kan kanker nak buk, kanker tu kan orang emang sering bana
takuik dengan itu tu, kanker tu nak buk, jadi kalau untuak ibuk sendiri, untuak
pertamo kali didiagnosa kanker tu, perasaan yang ibuk rasokan apo?
(jadi kan, ini kanker buk, memang sering orang takut dengan itu, kangker itu kan
buk, jadi untuk ibuk sendiri, saat pertama kali didiagnosa kanker, bagaimana
perasaan ibuk?)
128
Pa: aaa... untuak partamokali didiagnosa perasaan nyo aa....a tu.. berarti lah
diambang kematian gitu kan, jadi takuik anu nyo, maninggaan anak gitu, aa..
yooo... jadi seiring waktu, kan adoh dukungan keluarga yang partamo bana kan,
aa... siap tu kan anu.. kan ado dokter gitu, jadi aaa... jadi wak a namonyo tu,
membentengi diri baso anu, tu kan ee.. apo namo nyo tu wak, harus kembali
sajo ka yang satu, berserah diri, iyoo berserah diri... banyak sajo anu ibuk tu kan
eee... apo namo nyo tu, berarti ko alah takdir dari tuhan, kalau seandainyo wak
mati baa tu kan, lah ado ketentuan nyo umua sekian wak mati, jadi kan kalau wak
diagiah panyakik, dokter suruah pai ko, berarti, dokter, anu tuhan masih sayang
samo awak. itu sajo hati ibuk, motivasi ibuk untak sehat, berarti ee... iko musih
untuak ee... mee.. apo tu, belajar kito untuak selalu ingat ka tuhan.
(untuk pertama kali didiagnosa seperti sudah diambang kematian begitu, jadi
takut untuk meninggalkan anak, jadi seiring waktu, kan ada dukungan dari
keluarga yang pertama kali kan, setelah itu kan anu, kana da dokter begitu, jadi
kita namanya itu membentengi diri dari rasa anu, tu kan, eee, apa itu namanya,
harus kembali saja ke yang Satu, berserah diri, banyak saja anu, apa itu
namanya, berarti ini sudah takdir dari tuhan, kalau seandainya kita meninggal,
sudah ada ketentuan umur sekian kita akan mati, jadi kalau kita diberikan
penyakitdokter suruh pergi, berarti tuhan masih sayang sama kita, itu saja hati
ibuk, motivasi ibuk untuk sehat, berarti,ee, ini musibah untuk kita selalu ingat
dengan tuhan)
Pe: ibuk alah barakali kemoterapi buk salamo iko?
Selama ini, ibu sudah berapa kali kemoterapi?)
Pa: lapan kali, satu siklus baru
(delapan kali, baru satu siklus)
Pe: alah melakukan operasi atau alun buk?
(ibuk, sudah melakukan operasi atau belum?)
Pa: alah, alah dibuang kaduo-duo nyo
(sudah, sudah dibuang keduanya)
Pe: jadi kan sebelum operasi tu pasti ada rasa takut, gitu buk.. aa, itu tu awal mula
dapat, di bilang harus operasi tu perasaan ibuk apo buk?
(jadi kan, sebelum operasi itu ada rasa takut, begitu buk, itu awal mula terserang,
dibilang harus operasi, bagaimana perasaan ibuk?)
Pa: mmmmm.... ibuk kan anu..., kanker ko kan menakutkan, kalau malatuih kan
busuak baun nyo, jadi ibuk takuik, beko nyo malatuih kanker tadi nak, beko ibo
urang di ateh rumah ko paliang saminggu beko nyo, dek busuak nyo beko tu wak
di singkirkan, ibuk takuik beko singkirkan dek keluarga, nyo pisahkan nyo, anu,
anu... nyo buekan nyo pondok dibelakang rumah gitu, takuik gitu kan, jadi ibuk tu
pingin di anu sajo, e... di operasi. jadi ibuk masuak ruang operasi tu ndak takuik
do. kok dapek apo namo nyo tu, kok dapek dibuang ajo apo namo nyo tu, kok
dapek dibuang gitu panyakik ko.
(mmmm, ibuk kan anu, kanker ini kan menakutkan, kalau meletus kan bisa
berbau, jadi ibuk takut, nanti kanker nya meletus, kasihan orang dirumah,
palingan nanti seminggu, karena bau busuk, kita disingkirkan, ibuk takut nanti
disingkirkan keluarga, dipisahkannya, anu, dibuatkan pondok di bleakang rumah,
129
kan takut, jadi ibuk ingin anu saja, e, di operasi, jadi ibuk masuk ruang opersai
tidak lagi takut, kalau dapat dibuang penyakit ini)
Pe: buliah tetap bersama jo keluarga
(biar bisa tetap bersama keluarga)
Pa: aa... yo gitu.. kan lah di buang anu tadi, kan lah dibuang tu berarti lah adoh
amannyo gitu, pokoknyo picayo sajo apo yang dikecean dokter, ibuk ikuti.
(aa, ya, begitu, kan sudah dibuang anu(payudara) tadi, kan sudah dibuang
berarti sudah aman, pokoknya percaya saja apa yang dikatakan dokter, ibuk
ikuti)
Pe: kan kalau adoh juo nak buk missal e dampak fisik samo dampak psikologis
gitu buk, nah kalau dampak psikologis yang benar-benar taraso dek ibuk salamo
mendapat kanker payudara ko apo tu buk?
(kalau juga ada dampak fisik dan psikologis begitu buk, nah, kalau dampak
psikologis yang betul-betul terasa oleh ibuk selama menderita kanker ini apa
buk?)
Pa: e.. yag partamo bana apo namo e, takuik anu tu, yang partamo-tamo tu
takuik awak mati gitu.. jadi kan yang partamo tu kan banyak baco-baco di
internet kan banyak pantangan, aaa.. jadi kan kalau ibuk tu apo namonyo tu..
suko urang nyo balanjo gitu kalua kan, jadi.. jadi maraso lah drop gitu kan, dak
bisa makan apo-apo , jadi takuik, itu lah nyo yaallah..... berarti dak ado kau
marasoakan kenikmatan dunia lai kan gitu ajo yang taraso dak bisa makan apo-
apo... aaa itu yang ibuk takuikan, jadi, yo... emang drop partamo-tamo tu kan,
mancaliak urang tu...
Dehh,.. kanapo awak bisa kanai kanker, urang tu ndak yo? aa... gitu.. jadi itu
lah... anu tu... tapi apo namo e.. tanyo ka dokter.. aaa... buliah makan tapi
saketek, aaa... jadi anu lo, lah dari hari ka hari, ibuk tu lah mulai makan juo kan,
jadi raso anu tadi... kini perasaan ibuk lah dak macam panyakik kanker do, ibuk
biaso sajo lai aa....
(yang pertama, apa namanya, takut anu, yang pertama itu takut mati, jadi kan
pertmana itu kita baca di internet ada banyak pantangannya, jadi kalau biuk tiu
apa namanya, suka belanja keluar gitu kan, jadi merasa sudah drop begitu, tidak
bisa makan apa-apa, jadi takut, itulah ya allah, berarti kamu tidak ada lagi
merasakan kenikmatan dunia, kan tiu yang terasa kita tidak bisa makan apa-apa,
itu yang ibuk takutkan, jadi, memang drop pertama-tama kan, melihat orang itu,
duh, kenapa kita bisa terserang kanker, kokmorang tidak ya? Begitu, jadi begitu
lah, tapi apa namanya, Tanya kedokter boleh makan tapi sedikit, jadi anu pula,
sudah dari hari ke hari, ibuk juga sudah mulai makan, jadi rasa anu tadi,
sekarang perasaan ibuk seperti tidak terserang penyakitkanker lagi, ibuk sudah
biasa saja)
Pe: jadi untuk... aa..misalnyo kan.. kan iko ibuk alah dapek dukungan sosial dari
keluarga, dari suami dari anak, dari orang tua, dari saudara-saudara ibuk... aa..
terus kalau untuk yang partamo kali tu kan memang awak taraso barek nak buk,
sabek kan itu pertamo kali didiagnosa kanker, dan kanker tu kan bukan penyakit
yang biasa gitu, jadi kalau misal nyo dari suami sendiri, ibuk itu dapat nya kek
gimana? yang untuk pertama kali gitu buk? kan itu berat nak buk, bapak kek,
130
gimana ibuk bisa menggambarkan dari bapak dukungan sosial dari bapak gitu?
dari suami?
(jadi untuk, misalnya, kan ibuk sudah dapat dukungan dari keluarga, dari suami,
dari anak dari orang tua, dari saudara-saudara ibuk, lalu untuk pertama kali itu kan
memang terasa berat buk, sebab kan itu pertama kali didignosa kanker, dan kanker
itu bukan penyakit yang biasa, jadi kalau dari suami sendiri, ibuk dapatnya
bagaimana? Yang untuk pertama kali begitu buk? Itu kan berat buk, bagaiamana
ibuk bisa menggambarkan dukungan sosial dari bapak?dari suami?)
Pa: yaa.... kalau bapak.. anu yaaa... yang sabar ti yo, kato nyo, aa... tu kalau
panyakik tu, anu.. adoh ubek nyo.. gitu kato nyo kan.
Pokok nyo berusaha barubek, jan anu... kecek nyo lo kan aa.. pokok nyo alah ado
perubahan nyo... biasonyo bapak tu suko marah-marah gitu kan, sajak ibuk sakik
tu, dak adoh, dak ado dibebani, kalau adoh masalah tek umah dak agiah tau
samo ibuk, jadi adoh jugo ambo untuang nyo gitu kan... ndak namah aa... nyo
membebani gitu do, aaa... tuu.. anak-anak gitu pulo, apo namo nyo tu, biasonyo
inyo ndak namuah bakarajo, kini alah namuah nyo tu, pokok nyo lai, keluarga
mendukung lah semuanya.
(ya, kalau bapak, anu ya, “yang sabar ti, ya”, katanya. “Kalau penyakit itu ada
obatnya”, begitu katanya, “pokoknya berusaha berobat, jangan anu” dia bilang
begitu. Pokoknya sudah ada perubahannya , biasanya bapak itu suka marah-
marah, semenjak ibuk sakit, tidak ada, tidak ada dibebani, kalau ada masalah
dirumah, tidak diberi tahu pada ibuk, jadi ada juga untung nya bagi ibuk, tidak
mau, dia membebani begitu, anak-anak begitu juga, apa itu namanya, biasanya
dia tidak mau bekerja, sekarang sudah mau, pokonya keluarga semuanya
mendukung)
Pe: jadi kek a.. kan adoh dukungan sosial itu kan banyak nak buk...
Jadi kek dukungan sosial emosional, informasional, instrumental dan sosial yang
lain nyo gitu nak buk... jadi kan, kalau dukungan emosional tu kan nyo kan, kek
memberikan ekspresi yang baik, selalu menemani ibuk gitu..menurut ibuk, sia-sia
yang paliang berperan dalam dukungan emosional ibuk? misal nyo kek selalu
menemani ibuk pai kemoterapi, pai berobat, gitu tu...
(jadi, seperti, kana da banyak dukungan sosial ya buk, jadi seperti dukungan sosial
emosional, informasional, instrumental, dan sosial yang lain, jadi kan, dukungan
emosional itu kan seperti memberikan ekspresi yang baik, selalu menemani ibuk,
menurut ibuk, siapa yang paling berperan dalam duungan emosional ibuk? Misal
seperti slealu menemani ibuk kemoterapi, pergi berobat, begitu ibuk?)
Pa: aaa.a. apo namo nyo tu..ibu.. tu.. adek-adek yoo,
Kalau- kalau apak anu juo, anu.... tapi nyo misal nyo kan... kalau makan kan
banyak pantangan, kalau nyo, nyo ndak adoh di pantangan nyo, makan lah... a..
cuman perasaan gitu, eh... iyo sabana nyo iko ko, kok dibuliahan sajo makan
ndak anu.. tapi kalau ibu... dak buliah ti.. dak buliah anu ti.. harus olah raga,
pokok ibu gitu....
Kalau nyo.. kalau apak kurang gitu kan...yang keluarga, keluarga ibuk lah,
keluarga besar...
(apa itu namanya, ibuk ,, itu ,,adek-adek ya, kalau bapak anu juga, anu, tapi
misalnya, kalau makan kan banyak pantangan, kalau dia, dia tidak ada yang
131
dipantangkan, makan saja, tapi perasan begitu, eh iya, sebenarnya itu, kalau
dibiarkan saja makan, ndak anu, tapi kalau ibu tidak boleh, tidak, harus
olahraga, pokok ibu gitu, kalau dia, kalau bapak kurang begitu kan, yang
keluarga, keluarga ibuk lah, keluarga besar)
Pe: keluarga besar ibuk yang lebih memberikan dukungan emosional.
(keluarga besar ibuk yang lebih memberikan dukungan emosional)
Pa: adek-adek gitu kan, adek ibuk yang perawat yo kan, aa... itu yang mendukung
nyo gitu.. aa... tu suruah uniang anu tu.. suruah nyo banyak apo tu dek keluarga,
suruah banyak istirahat dak boleh letih, aaa.. sudah tu apo namo nyo... ingek
tuhan aa.. gitu kan..
Partamo ibuk kanai kanker tu emang iyo ibuk nangih.. kan dikasih anu kan, habis
gajian dikasih apak balanjo kan.... aaaa... tu kan dak bisa balanjo apo pun,
nangis ibuk... manangis-nangis sakancang kancang nyo..
Aaa tu anu.. telpon lah anu... pulang dari sekolah... kanapo nangih-nangih?
Dak bisa makan apo-apo pokok nyo, ibuk tu drop bana gitu ha... aaaa.. tu habis
operasi kanker tadi tu aa... dak bisa makan apo-apo
(adek-adek begitu kan, adek ibuk yang perawat, itu yang mendukung, suruh kakak
itu, kata keluarga, suruh banyak istirahat, tidak boleh letih, setelah itu apa
namanya, ingat tuhan, begitu, pertama terserang kenker itu memang ibuk
menangis, dan biberi anu kan, setelah gajian diberi bapak belanja, kan tidak bisa
belanja apapun, ibuk menangis, menangis sekencang-kencangnya, lalu, telepon
lah anu, pulang dari sekolah, kenapa menangis? Tidak bisa makan apa-apa
pokoknya, ibuk sudah drop betul, setelah operasi kanker itu, tidak bisa makan
apa-apa)
Pe: tu kan drop ibuk nak buk
(lalu ibuk drop kan buk)
Pa: drop bana.... drop..
(drop betul,, drop)
Pe: baa caro nyo ibuk bangkit baliak gitu buk?
(Bagaimana caranya ibuk bangkit lagi?)
Pa: a... anu keluarga.... di anu nyo, banyak nyo, kisah-kisah anu tu kan banyak di
internet. di internet kan banyak kisah-kisah anu..anu.. apo... survivor kanker tadi
kan, a... tu di anu nyo di adiak kan... di anu nyo.. di print nyo suruah dibaca, jadi
kan ado termotivasi mancaliak urang yang pejuang-pejuang kanker yang lain tu
kan.
(anu, keluarga, dianunya, kan ada banyak kisah-kisah di internet, di internet kan
banyak kisah, kisah anu, survivor kanker tadi kan, lalu dianu oleh adek, diprint
disuruh baca, jadi termotivasi melihat pejuang-pejuang kanker lain kan)
Pe: menurut ibuk, eh.. siapo yang mamprint kan buk?
(menurut ibuk, eh, siapa yang mengeprintkan buk?)
Pa: adek
(Adek)
Pe: adek ibuk yang perawat tu?
(adek ibuk yang perawat itu?)
Pa: bukan, adek yang lain, pokoknyo keluarga lah, mendukung lah gitu semuanya
aa.. yoo adoh pulo yang adek
132
(bukan, adek yang lain, pokoknya keluarga, mendukung semuanya, ada juga yang
adek)
Pe: selalu hadir urang-urang tu untuak ibuk, kalau misalnyo ibuk nanyo-nanyo,
ibuk sedih, ibuk curhat ka inyo?
(orang-orang selalu hadir untuk ibuk, kalu ibuk bertanya, sedih, curhat ke
mereka?)
Pa: iyo,.. di perhatikan nyo lah, misal nyo kan ,....
Uniang alah minum jus? .... pokok nyo di anu an nyo... di perhatikan sekeluarga
lah semuanya.
(iya, diperhatikannya lah, misal kan, kakak sudah minum jus? Pokoknya
dianukannya, diperhatiakn sekeluarga pokoknya)
Pe: jadi ibuk merasa senang dengan adanya urang tu disiko?.... kan oooo... tu..
maaf sebelum nyo buk... iko ko kan kalau untuak masalah ekonomi kan kanker
payudara emang banyak dibutuhkan untuk pengobatan, biaya pengobatan nyo
memang banyak nak buk... jadi ibuk salamo iko ado kesusahan ndak, untuak
masalah biaya, dalam iko ko..
(jadi ibuk merasa senang dengan adanya orang disini? Maaf sebelumnya buk,
kalau untuk masalah ekonomi kan memang kanker payudara membutuhkan
banyak untuk pengobatan, biaya pengobatannya memang banyak kan buk ya, jadi,
ibuk selama ini ada kesusahan tidak? Untuk masalah biaya, dalam hal ini.)
Pa: ndak... kan dak adoh pakai biaya anu nya... semuanya gratis dibayarkan
samo BPJS, aaaaa.. paliang-paliang beko nantik untuak beli buah gitu...
(tidak, kan tidak ada pakai biaya anu nya, semuanya gratis dibayarkan BPJS,
palingan nanti untuk beli buah begitu.)
Pe: itu adoh di bantu bagai kadang samo urang tuo ibuk, samo adiak-adiak ibuk
samo saudara-saudara ibuk?
(itu ada dibantu oleh orang tua ibuk, adik-adik ibuk dan saudara ibu?)
Pa: bali buah nya?
(Beli buahnya?)
Pe: aaa...
(aaaaa)
Pa: ado.. misal nyo, nyo pai ka padang gitu kan, pulang nyo, nyo bali oleh-oleh
nyo buah, aaa... tu beko adoh nyo aaaa.. apo namo nyo.. dakek-dakek siko, nyo
agiah nyo samo adiak, anak kan,
Balian ama jus lah, kata nya, aaa.. tu pokok nyo apalagi yang perawat yang
dipadang tu, suami istri nyo perawat kan, itu banyak mendukung.
(ada, misalnya pergi kepadang, pulangnya bawa buah, nanti ada, apa namanya,
dekat-dekat sini, diberi adik, nak kan, belikan mama jus, kata dia, pokoknya itu,
apalagi yang perawat yang di padang itu, suami istrinya kan perawat, itu banyak
mendukung)
Pe: itu yang banyak mendukung.. adiak ibuk tu yo!
(itu yang banyak mendukung, adiak ibuk itu ya?)
Pa: iya..
(iya)
Pe: a.. tu kan adoh bagai buk, kalau awak kan kemoterapi tu kan efeknyo banyak
bana nak buk, misalnyo kek sakik-sakik bad an gitu a, jadi kan ibuk seorang ibu
133
rumah tangga gitu aa... untuk pekerjaan rumah tangga tu dibantu samo bapak
samo anak-anak atau ndak buk?
(lalu kana da juga, kalau kita kemoterapi itu kan banyak efeknya, misalnya sakit-
sakit badan gitu, jadi kan ibuk seorang ibu rumah tangga, untuk pekerjaan rumah
tangga dibantu bapak dan anak-anak atau tidak buk?)
Pa: samo ibu.. samo anu.. ibu. ibu ibuk kan masih anu... kan masih aa.. ibu lah
yang bantu, tu kalau anu rumah ... bapak yang anu nya,...
(sama ibu, sama anu, Ibu kan masih ada, ibu lah yang bantu, lalu kalau anu
rumah, bapak lah yang anu nya)
Pe: yang..?
(yang?)
Pa: kalau nyuci baju tu ibuk.
(kalau yang cuci baju ibuk)
Pe: berarti ibuk masih ada kerjaan selama sakit? atau emang udah ndak ada lagi?
(berarti ibuk masih bekerja selama sakit? Atau memang sudah tidak ada lagi?)
Pa: kalau salasai kemo, adoh pulo kan... setahun selesai kemo, baru ibuk mulai
masak , tapi ndak berat-berat kan, kalau nyuci anu.. nyuci baduo samo anak,
yang gadis tu.. nyo kan kuliah pulo kini
(kalau selesai kemo, ada juga, setahun selesai kemo, baru ibuk mulai masak, tapi
tidak berat kan, kalau mencuci berdua dengan anak yang perempuan, dia kan
sekarang sedang kuliah)
Pe: dan ibuk merasa terbantu ndak, ndengan hadirnyo urang-urang tu yang
manolong ibuk dalam pekerjaan rumah tangga.
(dan ibuk merasa terbantu tidak? Dengan hadirnya orang-orang itu dalam
membantu pekerjaan rumah tangga)
Pa: alhamdulillah terbantu bana.
(Alhamdulillah, sangat terbantu)
Pe: aaa,... jadi kan kadang nak buk awak kan maraso sadih gitu, karano kanker
payudara ko, nah ibuk masih membutuhkan kek, selain dukungan sosial gitu nak
buk kan masih butuh waktu sendiri, dalam keadaan sendiri gitu, jadi daam
keadaan sendirian itu ibuk masih ado yang ibuk fikirkan, kek... tertuju baliak ka
merasa-merasa kek.. deh... kematian... sedih... gitu.
(jadi buk, kita kadang juga merasa sedih, karena kanker payudara ini, selain
dukungan sosial, ibuk masih butuh waktu sendiri, jadi dalam keadaan sendiri,
tertuju kembali pada perasaan kematian, sedih begitu?)
Pa: mmm. ibuk ko anu nyo kan, partamo nyo agak takuik gitu lah nak... siap tu..
adoh waktu tu, BPJS berhenti kan, ibuk kan pakai ubek anu.... kemaren, aaa yang
20 juta nih...
Perseptin?, a kan sekarang 25 juta kan, sudah tu kan pasien kanker kan di
hentikan pakai itu, jadi kan kalau pasien kanker lah stadium lanjut kan pakai itu
kan.... ibuk kan pakai itu patang, jadi kato perawat kalau lah pernah pakai itu,
jadi kalau kanai yang kaduo kali anu, bayar sendiri lai...
Persptin.. jadi itu ... anu lah... dek ado lo BPJS nyabuik baso dak adoh
tangguangan do kan..jadi ibuk takuik gitu kan..tadi sampai nangih-nangih ibuk
gitu ha... yo, dari ma lah dapek pitih 200 juta kan.. kalau lapan kali tu kan
bakali.. keluar pitih 200 juta aa tu pikia, takuik bana gitu kan, jadi apo namo nyo
134
tu.. acok lah... mamanuang-manuang... baibo-ibo hati kan, aa.. tu di anuan nyo
samo anu... samo adiak yang surang lai lo kan, a tu, niang.. kato nyo nak.. inyo
lo lah yang maanuan nyo, nyo aa.. tu.. aa.. nan uniang takuikan..
iyo.. beko dari ma cari pitih 200 juta, kato dokter bisa kanai baliak, wak tanyo
nak.. bisa dak kanai baliak tu pak?
Bisa.... kecek dokter tu...
Jadi wak takuik...
A tu... kalau ndak bisa niang... kalau ndak adoh ubek nyo... a.. ndak anu kato
nyo.. jalan satu-satu nyo ciek nyo niang.. cek ee..
Mendekatkan diri samo tuhan...rajin sajo uniang tahajjud... katonyo kan.. jadi
kato hati kan.. iyo pulo..
aa.. jadi gitu lah, banyak uniang mambaco anu, baco salawat samo nabi..
aaa.. jadi sajak itu lah mulai tanang ibuk..
(ibuk itu, pertamanya agak takut, setelah itu, ada waktu itu BPJS berhenti, kan
ibuk pakai obat anu, kemarin yang 20 juta, perseptin, sekarang kan 25 juta,
setelah itu pasien kanker dihentikan menggunakan itu, jadi kalau penderita
kanker stadium lanjut pakai itu, ibuk kan pakai kemarin, jadi kata perawat, kalau
sudah pernah pakai itu, untuk yang kedua kali harus bayar sendiri, perseptin, jadi
itu, karena ada BPJS mengatakan tidak punya tanggungan untuk itu, jadi ibuk
takut, tadi, sampai ibuk menangis-nangis, Darimana lah dapat uang 200 juta,
kalau delapan kali, kan dikalikan,kelaur uang 200 juta, takut sekali, jadi apa itu
namanya, sering, merenung, sedih hati, lalu dianukan oleh adik, katanya dia yang
akan meng-anu-kan, apa yang kakak takutkan, iya, nanti dari mana akan dicari
uang 200 juta, kata dokter, bisa kena lagi, saya tanya, “apakah bisa kena lagi
pak? “,”bisa” kata dokter itu, jadi saya takut, “kalau tidak bisa kak, jalan satu-
satunya, mendekatkan diri pada Tuhan, rajinlah kakak tahajud” kata dia, jadi
kan hati ini, begitu lah, banyak kakak baca shlawat nabi, semenjak itulah, ibuk
mulai tenang)
Pe: jadi kan giko buk.. tia nio nanyo samo ibuk, menurut ibuk seberapa besar
support sosial ko yang ibuk rasakan, penting nyo tu kek gimano menurut ibuk..
dengan keadaan ibuk kek giko..
(Jadi begini buk, Tia ingin bertanya, menurut ibuk, seberapa besar support sosial
yang ibuk rasakan, bagaimana pentingnyamenurut ibuk? Dengan keadaan ibuk
yang seperti ini?)
Pa: memang sangat penting lah... anu.. kalu anu ni nak, diagiah semangat samo
keluarga, awak sanang, kalau kanker ko kan inti nyo harus sanang hati tadi nak,
kalau banyak susah awak kan drop, banyak manuang,.. kalau anu tadi kan...capek
jadi nyo daya tahan tubuk turun... jadi kalau awak dikasih support, dukungan
samo keluarga awak tu gembira taruih... aa...
(memang sangat penting, kalau diberi semangat oleh keluarga, kita senang, kalau
kanker ini kan intinya harus bahagia, kalau susah kan kita drop, banyak
termenung, kalau anu tadi kan, daya tahan tubuh jadi cepat turun, jadi kalau
diberi support oleh keluarga, kita selalu gembira)
Pe: kalau dari lingkungan sekitar ibuk baa buk.. dari urang-urang sekitar?
(kalau dari lingkungan sekitar bagaimana buk? Dari orang-orang sekitar?)
135
Pa: baik..misal nyo kalau adoh baralek, dak usah lah nolong-nolong ti, kau sakik
duduak ajo lah, aa dilingkungan ko kan, apo lah... keluarga ibuk tu masih... lai
agak di anu.. agak di pandang urang kan, jadi anu tu lai adoh anu nyo gitu...
(baik, misalnya kalau aa pesta, tidak perlu menolong ti, kamu sakit, duduk saja
lah, di lingkungan ini keluarga ibuk cukup dipandang oleh orang, jadi ada anu
nya begitu)
Pe: jadi menurut ibuk, kan giko, a namo nyo tu.. dukungan sosial tu kan penting
nak buk, untuk memotivasi ibuk gitu a.. jadi kan iko masih ado apak, anak ibuk,
gitu.. jadi ibuk kan motivasi untuk berobat tu apakah urang tu dijadikan motivasi
terbesar ibuk atau gimano?
(jadi menurut ibuk, bagini kan, dukungan sosial itu kan penting, untuk memotivasi
ibuk, sekarang kan masih ada bapak, anak ibuk, apakah orang-orang itu dijadikan
motivasi terbesar bagi ibuk?)
Pa: iyo.. urang, lingkugan, anu.. keluarga gitu lah, pokok nya anu kata keluarga
kan, ikuti apa kata dokter, katonyo, jan di pikian kini awak ikuti sambil berserah
diri... a gitu taruih dukungan keluarga..
(iya, orang lingkungan anu, keluarga begitu lah pokoknya, keluarga bilang, ikuti
saja kata dokter, jangan dipikirkan, kita ikuti dengan berserah diri,begitu
katanya)
Pe: ibuk kan masih punyo anak gitu nak buk, masih punyo bapak, masih punyo
keluarga gitu a.. jadi motivasi ibuk untuak barobat tu apakah kek... harus cegak
unuak urang-urang ko, untuak keluarga ibuk, untuak gimano?
(ibuk kan masih mempunyai anak, masih punya bapak, masih punya keluarga, jadi
motivasi ibuk untuk berobat itu apakah, saya harus sembuh demi orang-orang ini,
untuk keluarga ibuk, atau bagaimana?)
Pa: iyo, karna ibuk masih adoh..
(iya, karena ibuk masih ada)
Pe: kalau misalkan ibuk gambarkan kek gimano?
(Kalau misalnya ibuk gambarakn, itu bagaimana?)
Pa: ibuk pengen ibuk tu sehat, karano ibuk masih ado, umua anak, waktu ibuk
kanai tu umua nyo 4 tahun, jadi lah 6 tahun umua nyo kan, ibuk takuik beko,
seandainyo ibuk maningga, apak tu babini, anak ibuk ko beko samo sia?
Jadi ibuk pingin anu... sembuh gitu kan, jadi bisa manggadangan anak tadi...
pasti kalau lah dak adoh awak kan, otomatis anak tu alah jaleh yatim piatu tu,
aaa.. gitu, jadi ibuk pingin sembuh sebetul e.. untuak manggadangan anak, cek
lai kan giko, apo namonyo tu penyakik kanker ko masih, di keluarga ko kan,
masih penyakik yang menakutkan, masih anu.... jadi urang ko takuik-takuik lah
gitu.. sado alah nyo... beko maliang lah tibo, tubuah lah lumpuah sajo..
(ibuk ingin ibuk itu sehat, karena ibuk masih ada, waktu ibuk terserang kanker itu
umur anak ibuk masih 4 tahun, jadi sudah 6 tahun kan umurnya, ibuk takut nanti,
seandainya ibuk meninggal, bapak menikah lagi, lalu anak ibuk dengan siapa?
Jadi ibuk ingin sembuh, jadi bisa membesarkan anak tadi, kalau sudah tidak ada
kita, anak itu sudah pasti yatim piatum jadi ibuk ingin sembuh sebetulnya, untuk
membesarkan anak, satu lagi, begini, penyakit kanker dikeluarga ini masih
penyakit yang menakutkan, masih anu, jadi orang ini takut, nanti maling datang,
tubuh sudah lumpuh saja)
136
Pe: kalau dari perawat samo dokter nyo ibuk mendapatkan dukungan dak? kek
misal nyo informasi-informasi tentang kanker tu..
(kalau dari dokter dan perawat, apakah ibuk mendapatkan dukungan? Misalnya
informasi tentang kanker itu?)
Pa: dari dokter, adoh, apo namo nyo tu, dak boleh terlalu capek, eee, harus ee,
gembira... dak buliah terlalu memikirkan penyakit do...Lai lah kalau dari dokter
samo perawat nyo.. apo lagi perawat ruang kemo, baik-baik orang nya... sampai
kini kan lah salasai di kemo, tetap baik, wak kalau batamu samo nyo tetap nyo
baik, macam di rumah sakik .
(dari dokter, ada, apa namanya, tidak boleh terlalu capek, harus gembira, tidak
boleh terlalu memikirkan penyakit, ada lah kalau dari dokter dan perawatnya,
apalagi perawat di ruang kemo, orangnya baik-baik, samapai sekarang walau
sudah selesai kemo mereka tetap baik, kalau bertemu, mereka tetap baik seperti di
rumah sakit))
Pe: a buk tadi buk,
(apa tadi, buk?)
Pa: apo tadi yo
(apa ya)
Pe: ooo, yang itu kan, lupo lo tia apo yang tia tanyo tadi
(ooo, tia juga lupa yang tida tanyakan tadi)
Pa: dokter tadi
(dokter tadi)
Pe: aa iyo dokter, informasi dari dokter samo perawat gitu buk
(iya, dokter, informasi dari dokter dan perawat, begitu buk)
Pa: bagian informasi gitu kan, cuman apo namo nyo tu, kalau dokter nyo ndak
mau membebani awak, misalnyo di rumah sakik, stadium bara pak? Dak mau
anu nyo tadi, ndak mau nyo mangasih tau do, nyo tau mungkin awak ko... ibuk ko
urang nyo capek stres lah gitu. jadi ndak mau dia anu tadi kan, pak stadium bara
pak?
Ndak usah lah ibuk nanyo, nantik jadi pikiran, yang penting ibuk fokus barubek,
pokok nyo layanan nyo tu baik, kalau samo dokter.
(bagian informasi kan, kalau dokter tidak mau membebani kita, misalnya
dirumah sakit, stadium berapa pak? Dia tidak mau memberi tahu, mengkin dia
tahu, kalau ibuk orang yang cepat stress, jadi dia tidak mau memberi tahu, pak,
stadium berapa? Tidak perlu ibuk bertanya, nanti jadi beban pikiran, yang
penting ibuk fokus berobat, pokonya layanan nya itu baik, kalau dengan dokter)
Pe: kalau perawatnyo baa buk?
(kalau perawatnya bagaimana buk?)
Pa: baik juo... apo lai perawat ruang kemo, ruang sinar, baik urang nyo, kalau
sinar ibuk kan di unand, baik-baik juga, ramah-ramah juga.. aa.. ibuk kan latiah
bana ibuk mah.. katanyo lo kan..
Iyo..ibuk manunggu sajo lah yo... biar kami yang maurus nyo.. baik lah anu nya
(baik juga, apalagi perawa ruang kemo, ruang sinar, baik orangnya, kalau sinar
kan ibuk di UNAND, baik-baik juga, ibuk kan letih sekali, ibuk tunggu saja, biar
kami yang urus, katanya)
137
Pe: kalau lah kek gitu kan lah sanang lo hati wak nak buk.. kalau dari itu, yang
dari kan survivor yang samo-samo survivor, samo-samo pejuang kanker, ibuk ado
sharing ndak tentang yang kek kanker giko ko?
(kalau seperti itu kan kita juga senang ya buk, kalau dari itu, sesama pejuang
kanker apakah ibuk juga ada sharing dengan mereka tentang kanker ini?)
Pa: adoh.. ibuk masuk anu.. grup... aa
(ada, ibuk masuk grup anu)
Pe: oh, ado ibuk bikin grup ...
jadi aa.. kek kalau misal kan dari dukungan ibuk kan pasti kan, kek awak yang
sesama tu lebih dalam raso dukungan tu nak buk, kek berbagi pengalaman,
oo, ibuk ada buat grup, jadi kalau dari sesama itu lebih dalam tersa dukungannya,
seperti berbagi pengalaman)
Pa: misal nyo kan adoh anu kan, banyak macam pasien ko, adoh takuik, siap
nanyo gitu, dek takuik, dak namuah, di.. di apo dikemo gitu.. saling mengasih
dukungan lah ndak mau menjatuhkan gitu, ndak usah lah dikemo... kan adoh
yang anu gitu kan, dak mau, pokok nya saling mengasih dukungan...
(misalnya kan, ada banyak macam pasien, karena takut setelah bertanya hal itu,
jadi tidak mau dikemo, saling memberikan dukungan, bukan saling menjatuhkan,
tidak usah dikemo, kana da yang tidak mau, pokoknya salaing memberikan
dukungan)
Pe: kan adoh bagai nak buk kek urang-urang ko ngecek, urang-urang kampuang
namo nyo gitu, nyo ndak tau tapi seakan-akan tau gitu , eh kemo tu nyo beko kek
giko, kek giko
(ada juga yang mengatakan, seperti orang kampung yang seolah tahu, padahal
tidak tahu, kemo itu seperti ini, seperti ini)
Pa:mati beko..
(nanti mati)
Pe:mati beko, gitu..
Itu adoh nak pengaruh nyo ka ibuk , ibuk terpengaruh lo, eii.. iyo kek giko lo,
langsuang lo mati gara-gara, bakemo gitu,
(nanti mati, begitu, apakah itu berpengaruh pada ibuk? Iya seperti ini, langsung
mati karena di kemo, begitu)
Pa: partamo ibuk kanai kanker iyo, kalau ado yang manyabuiken e... anu.., adoh
ti si anu tu patang anu..anu juo kanai nyo kan, kanai kanker kato nyo... bakemo...
abis bakemo mati nyo. nyo sabuik nyo gitu kan partamo-tamo ibuk kanai kanker,
mang sarupo itu ibuk, takuik, aaa.. oh... mati urang... jadi takuik gitu.. lah takuik
tu lah drop ibuk jadi nyo kan, tapi kalau kini disabuik urang anu, pasien kanker
mati.. dak takuik ibuk do lai...
(pertama ibuk terserang kanker, iya, kalau ada yang mengatakan, ada si anu
kemarin juga terserang kanker, lalu dikemo, setelah kemo dia meninggal, dia
bilang itu saat awal ibuk terserang kanker, memang ibuk ketakutan, tapi sekarang
kalu dibilang pasienkanker marti, ibuk tidak takut lagi)
Pe: karna ibuk lah tau? (karena ibuk sudah tahu?)
Pa: karna ibuk lah berserah diri lah lah pasrah ajo lai.. yang jaleh kini awak
jalani hidup.. awak barubek. sudah tu.. berdo’a tu kan ibuk alah anu.. lah
pasrah gitu..
138
(karena ibuk sudah berserah diri dan pasrah, yang jelas, jalani hidup, berobat,
berdo’a, ibuk sudah pasrah)
Pe: lah pasrah samo yang satu yo buk
(sudah pasrah dengan yang satu ya, buk)
Pa: iyo.. yang lah ditarimo ko berarti alah takdir dari tuhan, cubo wak tahun
sekian misal nyo tahun 2020, ibuk mati, lah ado takdir nyo, lah tasurek takdir
dak, dak nyo agiah ibuk panyakik samo tuhan nak, tu ibuk terlena, kurang
sembahyang, kurang mengaji gitu kan, tau-tau wak lah mati, wak lun mintak
ampun lai, tu wak lah masuak narako.. jadi karna kalau... berarti tuhan tu masih
sayang samo ibuk, dikasih nyo ibuk penyakik iko kan, aaaa.... jadi ibuk tu sadar
takana jo nan satu...
Aaaa... salamo ko nan kurang-kurang sumbayang tadi tu, kini tu wak lah kusuk
sumbayang, aa.. itu yang bajadian, tuhan tu sayang, berarti adoh hikmah nyo..
ucap alhamdulillah ajo samo tuhan.. aaaa.... alhamdulillah nyo agiah anu..
cobaan, berarti ado maksud nyo, berarti tuhan sayang. jadi ibuk walaupun urang
manyabuik mati ... ibuk dak takuiklai... ibuk lah berserah diri lah gitu..
(iya, yang telah diterima ini berarti sudah takdir dari tuhan, sendainyatahun
2020 ibu meninggal, itu sudah takdirnya, sudah tersurat takdirnya, jika ibuk tidak
diberi penyakit, lalu ibuk terlena, tidak shalat, kurang mengaji, tau-tau sudah
menginggal, kita belum minta ampun, tentu kita masuk neraka, berarti tuhan itu
masih sayang dengan kita, diberi ibuk penyakit ini kan, sehingga ibuk sadar, ingat
yang satu, , selama iniyang kurang dalam shlat, sekarang sudah khusyuk dalam
shalat, itu yangn dijadikan, tuhan itu sayang, ada hikmahnya, ucap Alhamdulillah
saja pada tuhan, Alhamdulillah diberi cobaan, berarti ada maksudnya, jadi,
walaupun orang bilang mati, ibuk sudah tidak takut, ibuk sudah berserah diri)
Pe: jadi kan untuk efek kemoterapi ko kan adoh bagai rambuik rontok gitu buk.
itu ibuk perasaan ibuk pertamo kali nengok diri ibuk . oee.. rambuik rontok gitu...
kek baa tu buk?
(efek kemoterapi ini kana da rambut rontok, itu perasaan pertama saat melihat
rambut ibuk rontok bagaimana?)
Pa: ibuk lah tau, ndak maslah dek ibuk do, keluarga ibuk kan mendukung ibuk
waktu tu kan lai anu..kan dimanjoan nyo gitu kan.. dek samo keluarga gitu nak..
ndak masalah samo ibuk do.. ndak ibuk pakai anu.. pakai jilbab ajo gitu
(ibuk sudah tahu, bagi ibuk tidak masalah, keluarga ibuk mendukung, waktu anu,
dimanjakan, tidak masalah bagi ibuk , ibuk pakai jilbab)
Pe: kek gitu solusinyo yo buk yo
(begitu solusinya ya buk)
Pa: iyo solusinyo itu ajo, keluarga lai mendukung tadi kan, pokok nyo dianuan
lah samo keluarga, masalah nyo kan kanker tu kan tau urang, keluarga, iko
mematikan, jadi keluarga tu banyak yang ibo mancaliak ibuk gitu a..
(iya, solusinya itu saja, keluarga kan mendukung, pokoknya dianukan oleh
keluarga, masalahnya, orang tahu kalau kanker itu mematikan, jadi banyak
keluarga iang kasihan melihat ibuk)
Pe: tapi ibuk, ketika kadang adoh bagai nak buk awak, kalau urang ibo ka awak,
awak maraso kek tambah sedih gitu buk, kalau ibuk itu menganggap nyo ibuk
tambah sedih atau ibuk merasa urang tu peduli samo ibuk?
139
(tapi buk, kadang ketika orang kasihan pada kita, kita menjadi bertambah sedih,
atau ibuk merasa orang itu peduli sama ibuk?)
Pa: aaaa.. ibuk merasa urang tu peduli samo ibuk.. karano ibuk salamo ko kan
suko lah,.. apo namo nyo tu... kalau ayah ibuk tu manjoan, ibuk sanang gitu
dimanjoan samo ayah, jadi ibuk tu suko di manjo-manjoan, jadi kalau urang tu
anu... aaa.. ibuk sanang ibuk tu.. berarti aaa... di anuan gitu..
(aa,, ibuk merasa orang itu peduli sama ibuk, karena ibuk selama ini, apa
namanya, kalau ayah ibuk suka dimanjakannya, ibuk memang suka dimanjakan,
jadi ibuk suka dimaja-manjakan, jadi kalau orang itu anu, berarti, aaa, dianukan
begitu)
Pe: berarti masih ado yang peduli
(berarti masih ada yang peduli)
Pa: aaa... iyo... ado juo yang peduli yang nanyo-nanyo, kini ko kan ibuk alah gak
sehat beko nak, tu kadang urang ndak nanyo-nanyo do kan, aaa tuu urang lah
acuah lo lah lamo-lamo ibuk sakik kan aaaa... gitu. aa tu kanapo urang ko diam-
diam ndak ado acuah jo awak lai do padahal wak sakik a.. wak karajo dak ado
ditanyo-tanyo dek urang lai, karajo awak dek barek, dak ado urang batanyo lai,
agak ibo juo hati.
(iya, ada juga yang peduli, yang Tanya-tanya, sekarang kan ibuk sudah agak
sehat, kadang orang itu tidak lagi bertanya, seperti cuek, kita kerja tidak ada
ditanya lagi, kadang juga sedih)
Pe: tapi kan beko lai diperhatikan baliak
(Tapi kan nanti diperhatikan lagi)
Pa: lai.. misal nyo kan, dehh.. lah latiah.. tu sudah lah.. dak usah banyak-banyak
karajo, aaa... lai anu nyo gitu..
Ibuk urang nyo suko di bujuk lah memang wak dulu samo ayah , kalau wak
marajuk di bujuk samo ayah.. jadi alah tabiaso kek gitu..
(iya, misal, duh, capek, lalu sudahlah, tidak usah banyak-banyak kerja, aaa ada
dia peduli gitu, ibuk orangnya suka dibujuk memang dulu sama ayah, kalau
merajuk, dibujuk ayah, jadi sudah terbiasa seperti itu)
Pe: tu kan selama kemoterapi gitu nak buk, selama kemoterapi tu kan memang
susah mengerjakan apapun gitu buk, selain ibu ibuk yang mengerjakan iko ko,
anak-anak ibuk atau apak pernah membentu nak buk untuk kerjaan rumah tangga,
kek mancuci, mamasak.
(selama kemoterapi, memang susah mengerjakan apapun, selain ibuk yang
mengerjakan, anak ibuk atau bapak pernah membantu ibuk untuk pekerjaan rumah
tangga, seperti mencuci, memasak)
Pa: anak, samo ibu..kalau apak ndak
(anak dan ibu, kalau bapak tidak)
Pe: kalau dari teman-teman ibuk? yang sesama teman ibuk, bisa dari teman
sekolah dulu itu tu, ado ndak yang tau kalau ibuk kek giko, tu memberikan
dukungan gitu..
(kalau dari teman-teman ibuk? Yang sesame teman ibuk, bisa dari teman sekolah,
dengan kondisi ibuk yang seperti ini, apakah mereka memberikan dukungan?)
Pa: mmm.. ibuk dulu sekolah dak disiko dulu do..
140
Jauh di Payakumbuh, iyo jadi SMP di siko kan, tu SMP tu banyak kawan yang
anu.. anu ibuk tadi kan banyak di Payakumbuh, jadi ibuk banyak, lewat-lewat
facebook bagai, anu, gitu ajo nyo, yang datang kasiko dak adoh do.
(mmm, dulu ibuk tidak sekolah disini, jauh di payakumbuh, jadi SMP ibuk disini,
anu ibuk kan banyak di Payakumbuh, jadi ibuk banyak lewat FB, yang datang
kesini tidak ada)
Pe: kalau lewat facebook tu baa buk ado diberi dukungan?
(kalau lewat FB ibu ada diberi dukungan?)
Pa: iyo.. semangat ti yo, pokok nyo anu datang lah kasiko, anu... ubek kampuang
siko, banyak urang mandukung banyak nyuruah datang ka daerah nyo kan
barubek kampuang, cuman ibuk dak picayo ubek kampuang do, ibuk anu,
cukuiklah kadokter ajo gitu..
(iya, semangat ya ti, pokoknya anu datang lah kesini, ubek kampung anu, banyak
yang mendukung, banyak yang surh datang ke daerah dia untuk berobat
kampung, tapi ibuk tidak percaya obat kampung, cukup ke dokter saja)
Pe: alhamdulillah yo buk, jadi kini ibuk ooo, tia nio ibuk menggambarkan kek
seberapa butuh ibuk dengan dukungan sosial
(Alhamdulillah ya buk, Tia ingin ibuk menggambarkan seberapa butuh ibuk
dengan dukungan sosial?
Pa: sangat butuh ya, kalau dak ado dukungan keluarga apo namonyo tu, emang
litak lah anu, kadang ibuk kasian caliak, dak ado keluarga yang mendukungkan,
ya, kalau wak sadang ndak bapitih gitu nak ndak ado keluarga mendukung, tu
wak, apo namo e, kalut surang sajo kan, kalau kalut kanker manjadi nyo kan,
lamah daya tahan tubuh, tapi kalau kini ko ndak, kalau ibuk alhamdulillah ado
keluarga lai, bersyukur bana lah masih ado ibu yang mendukung.
(sangat butuh ya, kalau tidak ada dukungan keluarga, memang capek, kadang
ibuk kasihan lihat tidak ada keluarga yang mendukung, kalau kita sedang tidak
punya uang, tidak ada keluarga yang mendukung, kita jadi kalut sendiri, kalau
kalut, kanker makin bertambah kan, lemah daya tahan tubuh, tapi kalu sekarang
tidak, kalau ibuk Alhamdulillah ada keluarga, sangat bersyukur ada ibu yang
mendukung)
Pe: kalau itu buk, permasalahan ekonomi tu, itu beko dibantu keluarga atau baa
buk?
(klau itu buk, permasalahan ekonomi, dibantu keluarga atau bagaimana buk?)
Pa: aaa, per anu, biaya anu,
Ndak pulo lah, kalau misal nyo, apo namo nyo tu, maksud nyo untuk barubek
ibuk, kan ndak pakai biaya.
(aaa, per anu, bukan, pengobatan ibuk kan tidak pakai biaya)
Pe: kalau yang duo puluah juta yang kato ibuk tadi tu
(kalau 20 juta yang ibuk bilang tadi?)
Pa: kalau kanai baliak
(kalau kanker lagi)
Pe: ooo, kalau kanai baliak
(oo, kalau kanker lagi)
Pa: kemaren kan anu, mau disinar gitu kan, aaa tu mau dibantu keluarga kan
biaya sinar tu, kato apak kiro-kiro 35 atau 40 juta. itu mau dibantu sama
141
keluarga kemaren 20 juta, aaa gitu kan, yaa.. ati, anu.. iko adoh anu… aaa..
patikan sawah, ibu samo uwan, samo etek, aa.. tu kan bialah dari kami 20 juta,
kato nyo aa.. gitu.. ati mancari anu nyo yo. tu yang adiak-adiak alun adoh
ngomong lai yang urang tuo sajo ngomong baru, lai dibantu nak. tapi
alhamdulillah pas lah nak dikemoterapi, mau disinar tibo panggilan anu, disinar,
jadi dak jadi lah keluar duit nya
(kemarin itu mau di sinar, biaya sinar itu mau dibantu sama keluarga, bapak
bilang sekitar 35 sampai 40 juta, itu kemarin mau dibantu keluarga 20 juta, ati,
ini ada anu, patikan sawah, ibu sama paman, dan tante, dari kami 20 juta, kata
dia, adik-adik belum ada yang bicara, baru orang tua saja ayng bicara,
Alhamdulillah saat mau dikemoterapi, keluar panggilan sinar, jadi tidak jadi
keluar uangnya)
Pe: itu untuk menggambarkan tadi tu buk, yang dukungan sosial yang ibuk
gambarkan tadi kalau boleh di lanjutkan buk, kek kebutuhan ibuk tentang
dukungan sosial, dari keluarga, dari suami, dari anak..... kalau dari anak baa buk
kalau bisa ibuk gambarkan dukungan dari anak.
(untuk menggambarkan dukungan tadi buk, tolong dilanjutkan, seperti kebutuhan
ibuk tentang dukungan sosial, dari keluarga, dari suami, anak, tolong gambarkan
bagaiaman dukungan dari anak)
Pa: eh.. anak ado lah, mendukung lah.. yang baduo tu kan, cuman aaaa, apo
namo nyo tu kalau bakarajo yang barek-barek, nyuci anak lah gitu, bilo nyo
pulang, kan hari sabtu, sabtu nyo pulang kan, nyuci.. aa... gitu, mako ibuk
ditolongan manjalang nyo pulang tadi, buk bantu yang apo lah.
(dari anak tentu ada dukungan, yangn berdua itu kan, tapi, apa namanya, kalau
pekerjaan yang berat, mencuci, begitu lah, saat dia pulang kan hari sabtu,
makanya ibuk ditolongi menjelang dia pulang, ibuk bantu apalah)
Pe: kalau dari keluarga buk, dari adiak, ibu nyo ibuk, orang tua...
(kalau dari keluarga buk, adiak, ibu, orang tua)
Pa: itu mendukung semuanya,
(itu mendukung semuanya)
Pe: sangat mendukung
(sangat mendukung)
Pa: sangat mendukung, eeee... apo namonyo, eee... etek yang adoh di belakang....
itu mendukung sadonyo, lai lah peduli lah sado alah nyo urang tu.
(sangat mendukung, apa namanya, itu tante yang dibelakang mendukung
semuanya, semua orang peduli kok)
Pe: yo buk, jadi segitu ajo yang tia tanyo buk, jadi kalau misal nyo beko masih
ado kurang-kurang tia turuik ibuk karumah baliak yo buk, buliah buk?
(baik buk, jadi segitu saja yang tia tanyakan buk, jadi kalau nanti masih ada
kurangnya, tia kunjungi ibuk kerumah ya buk, boleh buk?
Pa: ndak baa do,
(tidak apa-apa)
Pe: makasih banyak yo buk.
(terima ksaih banyak buk)
Pa: iyoooo...(iyaa)
142
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P2
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang tamu rumah partisipan pukul 14:00 WIB
Catatan kejadian
Partisipan 3
Usia: 48 tahun
Agama: Islam
Status Pernikahan: Menikah
Pendidikan Terakhir: SMA
Pekerjaaan: IRT
Stadium Kanker : III
Pe: jadi sekarang tu tia mau tanya dulu buk, nama ibuk siapa, umur nya berapa,
sama pekerjaan nya apa gitu buk?
Pa: pekerjaan rumah tangga, ibuk namanya arnita
Pe: anita?
Pa: arnita
Pe: oo, arnita, terus umurnya berapa buk?
Pa: 48
Pe: 48, jadi kan dia tentang pengalaman dukungan sosial, sama juga pengalaman
ibuk mendapatkan kanker payudara gitu lo buk, aa jadi yang pertama tu tia tanya,
berapa lama ibuk mendapatkan kanker payudara ini?
Pa: udah lebih dua tahun lah
Pe: dua tahun buk, terus udah stadium berapa ya buk?
Pa: stadium tiga gak salah
Pe: stadium tiga, jadi kan sekarang ibuk keliatan nya nih buk ya, ibuk kan gak ada
kek rasa sedih kek nya gak nampak udah bahagia kek gitu nak,
Pa: Alhamdulillah
Pe: Alhamdulillah gitu ya buk ya, jadi kan, tu kita bisa nebak kalau ibuk udah
dapat dukungan sosial yang lumayan lah gitu kan, sehingga bisa bertahan kayak
gini, jadi, ibuk kalau boleh tau tia, dukungan sosial nya tu kek dukungan,
dukungan gitu nak buk, sehingga ibuk bisa bersemangat gitu dari siapa gitu?
Pa: dari keluarga lah, kayak suami, anak, gitu lah
Pe: kalau dari suami tu kek gimana dukungan nya gitu buk, karna kan ini
payudara gitu loh buk
Pa: ya, waktu ibuk siap operasi tu kan, aa, dia yang membersihin, pokok nya,
dekatlah gitu
Pe: dekat sama suami,
Pa: iya
Pe: nda ada suami ni rasanya dia,
Pa: menghindar kayak, apa namanya tu, ooo, pokok nya dia yang rajin
membersihkan, sampai pak ucok tu kan, eh, bagus mah pak, siapa yang bersihin
pak… bapak (suami klien)
Pe: mmmm, gitu, jadi Alhamdulillah ya buk suami sayang gitu ya buk ya,
Pa: ya, Alhamdulillah.
Pe: jadi, kalau menerut ibuk gimana, kalau misalnya ngga ada bapak, bisa ngga
sesemangat ini gitu?
Pa: ya kalau ndak ada bapak tu anak yang ngasih semangat lagi kan
145
Pe: kalau bapak, itu maksudnya, ini bapak nih buk, gimanasih bapak itu sama
ibuk, gitu dukungan nya tu kek gimana gitu loh buk,
Pa: yah, kek apa ya, lebih lah, kek gimana bagusnya
Pe: iya, kek rasa syukurnya buat kek, terimakasih nya sama bapak tu gimana gitu?
Pa: ndak bisa diungkapkan,
Pe: kalau ngga ada bapak, gimana buk?
Pa: kadang bapak kan, ya sedih lah kita gitu kan
Pe: bukan, maksudnya kalau, kalau bapak ngga kek gitu gimana tu, kek gimana ya
buk, kek rasa ibuk dapat itu
Pa: kalau ndak ada perhatian bapak tu kita sedih, semangat kita tentu
berkurang, tapi kalau kita diperhatiin, ada semangat untuk hidup tu kan,
Pe: iya iya, uuuh uuh, jadikan gini buk, ini kan juga ada kemoterapi ya, kan kita
tau, kalau kemoterapi itu kan rasanya sakit, capek gitu,
Pa: insyaallah kalau kemoterapi ibuk ngga apa-apa, cuman iya nafsu makan
kurang. tapi kalau di apa ja, di apa nama nya tu, diii apa sama bapak gitu buah-
buahan, dibeli aa, itu lah untuk, untuk meng apa lah namanya tu, supaya kembali
rasa percaya diri itu kan,
Pe: oo ohh, jadi ibuk sekarang udah jalan kemo yang keberapa buk?
Pa: dulu kan ibuk di ibnu sina, habis operasi ni, jadi udah sepuluh kali ibuk kemo
kan, abis itu, udah sehat lah rasanya gitu, ada tumbuh diketiak ibuk ni, kalenjer
dibilang bapak tu, dioperasi sama bapak tu kelenjer tu , karna ibuk ada gejala
ini, dibilang bapak tu, buk kita kemo lagi buk, aahh gitu kan, yaaa kata ibuk
Pe: Jadi ini udah kedua-duanya ya buk ya
Pa: ndak, sebelah
Pe: ooo, sebelah aja, ooohh gitu
Pa: daripada nantik menyebar semua nya, disuruh kemo sama bapak tu
Pe: jadi sekarang disini , kemo
Pa: yang kedua, ya yang kedua sekarang kemo nya
Pe: jadi ini maaf ini sebelum nya nih buk, kan emang kalau awal-awal kemoterapi
itu emang rasanya itu aa sakit aa perasaan kek eee ngga mau makan, patah salero
gitu nak buk ya (tidak nafsu makan gitu ya buk), jadi, apakah ada respon
penolakan dari ibuk kek, ngga usah lah kemoterapi,
Pa: ngga ada,
Pe: tapi tetap mau kemoterapi
Pa: mau, karna, ingin sembuh gitu kan
Pe: oke, gitu ya buk, berarti ibuk semangat nih, gitu kan
Pa: Alhamdulillah semangat
Pe: nah, jadi, aaa missal nya kan, ibuk nih udah dibedah atau belum, udah
mastectomy udah?
Pa: udah
Pe: jadi gimana buk rasa nya kek respon ibuk terhadap kek, misalnya ada kek,
kek ada kan gitu kan, itu kan satu emang suatuhal yang penting lah bagi kita
perempuan gitu nak buk, jadi menurut ibuk perasaan ibuk gimana ketika itu udah
dibuang gitu?
Pa: ndak ada, biasa aja ibuk
Pe: bapak pun ada complain atau tidak?
146
Pa: nggak, malah bapak yang menyarankan kan, dulu ibuk juga ndak mau, takut,
operasi ini, takut, takut, makanya sampai besar kan, bapak lah yang menbujuk-
bujuk ibuk kan, operasi lah ndak apa-apa, walaupun ndak ada (payudara), yang
penting, kalau orang padang kan panggil uda, uda tetap sayang gitu
Pe: alhamdulillah, dukungan suami ya buk ya, aa teruskan gini nak buk, ibuk kan
kemoterapi, ibu ada anak perempuan ngga dirumah?
Pa: ada,
Pe: jadi itu biasanya yang ngerjain pekerjaan rumah itu siapa buk?
Pa: anak perempuan setelah dia pulang kuliah, baru kuliah kan, tingkat satu, di
poli unand, kadang pagi tu ibuk belanjain beli-beli ini (kebutuhan masak), nanti
dia pulang dia yang masak,
Pe: ooo gitu, alhamdulillah ya buk , terus kek, kek nyuci gitu, anak itu semua nya
Pa:iya eeh
Pe: berarti ibuk terbantu ya, dengan apa
Pa: tapi semenjak ibuk minum obat apa ini kan, kan ini kena,
Pe: obat kemo ya?
Pa: iya, obat kemo tu, ini yang kenak tangan ini (ujung-ujung jari luka)
Pe: itu ada dikonsultasikan gak buk sama dokter
Pa: lai, (ada), sekarang, sekarang ibuk konsul sama dokter
Pe: nah jadikan gini, ooo ibuk kan kemoterapi, tu pasti ada rasa sakit, capek gitu
nak buk, yang ngga bisa dijelaskan nak buk, ngga sama lah capek nya sama
capek-capek biasa gitu nak buk, terus kek kegiatan ibadah biasanya gimana buk?
Pa: kalau ibuk apa (kaki tidak sakit) insyaallah ibuk ke musola terus (selalu ke
musola), kalau seandainya kaki ibuk ndak sakit ibuk kemusola terus (kalau
seamdainya kaki ibuk tidak sakit, ibuk selalu pergi ke musola), tapi kalau ibuk
sakit, kadang ibuk dirumah aja solat, seandainya ngga bisa duduk, duduk dikursi
solat
Pe:alhamdulillah ya buk ya
Pa: insyaallah lah, kalau soal solat ndak pernah ibuk tingga, walaupun ibuk siap
operasi, siap operasikan istirahat didalam tu (diruang rawat) ibuk, tidur ibuk
solat juga, pokok e solat ibuk koinsyaallah dak pernah tingga (pokok nya solat
ibuk insyaallah tidak pernah tinggal), yang penting allah se yang tau gitu (yang
penting allah saja yang tahu gitu)
Pe: alhamdulillah ya buk ya, berarti ibuk kalau bisa digambarkan itu, semakin
meningkat atau semakin apa, meningkat lah gitu dekat sama tuhan gitu
Pa: iya aa,
Pe:terus deskripsi nya gitu buk, ya ibaratnya kita dalam keadaan sakit pasti ada
lah rasa,
ibo ati gitu nak buk (rasa sedih gitu buk),
Ndak ada tempat mengadu selain Dia gitu, selain tuhan, jadi kek gimana kalau
menurut ibuk ibuk bisa menggambarkan. eehh.. kalau saya sakit keknya cuman
tuhan tempat mengadu gitu, gimana ibuk menggambarkan nya gitu
Pa:kalau, kalau sakit tu ya, kalau ibuk gitu, habis solat tu, kadang ibuk ngaji,
kesitulah ibuk mencurahkan rasa sakit ibuk tu kan, meminta ke allah gitu, cuman
itu kan, penolong nyo raso e aa (Cuma itu(tuhan) rasanya yang bisa menolong)
147
Pe: jadi kegiatan ibadah yang lain selain solat, mengaji, mungkin ada solat malam
atau gimana wirit gitu buk, ada kah?
Pa: kalau ibuk bangun malam, solat malam, kadang kan minum obat ini kadang
mata ini ndak mau apa tidur aha kalau minum obat ini kan, (menangis)
Pe: ibuk jangan nangis, hehe
Pa: ngga nangis, terharu gitu,
Pe: ngga apa-apa, ngga apa-apa. ini kan ibuk, udah kuat ini loh buk,
Pa: alhamdulillah
Pe: alhamdulillah kuat ya buk ya, dengan kondisi yang seperti ini, tidak semua
orang bisa mampu menghadapi gitu lo buk, jadi ibuk
Pa: itu makanya ibuk tanya yang tadi yang habis operasi, kok gitu dia, kan ibuk
yang dulu yang merasakan, lai ndak kayak gitu (tidak seperti itu), gitu, itu
makanya ibuk tanya
Pe: terus sekarang ibuk nya pergi kesini sama siapa?
Pa: sama bapak
Pe: sama bapak, bapak nunggu diluar ya, heeh
Pa: duduk diluar
Pe: terus, aa ini, kek kan efek kemoterapi tadi lagi gitu buk, itu ibuk terganggu
ngga, proses tidur nya gitu terganggu ngga
Pa: ngga
Pe: tidur masih aman-aman aja ya, kira-kira itu kalau di kira-kirain itu jam nya,
berapa jam gitu buk,
Pa: apa? kemo nya?
Pe: ndak (bukan), itu nya tidur nya, berapa jam
Pa: lihat apanya ibuk, kalau biasanya ibuk habis solat isya ibuk tidur, pokok ibuk
yang menentukan istirahat ibuk tu ibuk, misalnya setelah zuhur setelah solat,
ibuk tidur, nanti jam 3 bangun, atau pokok ibuk lah yang mengaturnya lagi kan,
siapa yang ngatur kalau ndak kita yang ngatur untuk istirahat kan
Pe: karna kita yang mau sembuh ya buk ya, terus kalau makan gimana buk, nafsu
makan yang tadi tu gimana, kalau lebih spesifik nya, mau di itu
Pa: sekarang ibuk udah mau makan, waktu ibuk minum obat ini (obat kemoterapi
ke 12) agak kurang makan ibuk
Pe: itu ada kek sekitar tiga atau dua hari sesudah kemo itu masih patah salero atau
gimana buk?( sekitar tiga atau dua hari sesudah kemo itu masih tidak nafsu
makan atau gimana buk?)
Pa: ya, kadang-kadang mau makan, kadang ndak, tapi yang kemo sekarang
ndak, mau makan, tapi semenjak ibuk minum obat ini, iya mencret terus nafsu
makan kurang, kemaren kan ibuk udah kontrol kesini, dibilangin, hentikan obat
yang ini (salah satu obat kemoterapi) terus kan ibuk hentikan obat itu, sekarang
ndak ada mencret lagi
Pe: ooo gitu, alhamdulillah
Pa: sekarang nafsu makan tu udah mulai lagi, timbul lagi
Pe: kalau mual sama mutah ada ngga buk?
Pa: waktu minum obat yang ini iya
Pe: mm gitu, setelah dihentikan, nnga lagi?
Pa: nggak,
148
Pe: terus aktivitas sehari-hari gimana buk, pas setelah kemo itu, apakah masih bisa
berjalan lah gitu buk,
Pa: bisa, kadang ibuk kan, mau apa, ngepel
Pe: mm ngepel, oo bisa, berarti ibuk masih kerja setelah kemo tu masih kerja
Pa: pokok nya ibuk adalah usaha untuk menggerakkan,
apo cek urang (kata orang-orang)
menurunkan darah, melancarkan darah, kadang ibuk nyapu, kadang ibuk cabutin
rumput, semenjak tangan ini lah, tangan sakit
Pe: memang full anak ngerjain lagi, jadi tu, kebantu ngga buk rasanya dengan
anak ngerjain itu, kalau bisa digambarkan apa-apa aja yang dikerjain anak gitu
buk?
Pa: yang dikerjain nya ya, pekerjaan rumah ni lah
Kadang pulang kuliah, kadang udah sore, pagi mau kuliah, bangun cuci piring,
nanti direndamnya kain, nanti sore pulang dia baru dicuci, masak juga gitu, nah
kalau apa, kalau bisa ibuk apa kan, masak, ibuk masak, kalau ndak main air lah
ibuk gitu a (asalkan tidak kontak dengan air) ibuk yang masak, bisa, bisa lah,
kadang bapak yang nolongin
Pe: jadi bapak bantuin juga ya buk ya,
Pa: bapak juga bantuin masak
Pe: alhamdulillah,
Jadi buk, kalau boleh tau nih buk ibuk kan, kemoterapi gitu, ada ngga dengar dari
orang.. oooo kemoterapi tu nyo tabaka awak dek nyo mah (ooo kemoterapi itu
seperti dibakar)
Pa: ada ibuk dengar, tapi kalau ibuk, kalau ndak terbukti sama diri kita(diri mya
sendiri), ibuk ndak, belum yakin gitu ha, tapi kalau udah kita yang menjalani kan,
begi pun terima-terima, kita rasakan gitu ha, orang kan iya, ngga takut, ini
panas, ini ini, ada tu, yang seperti itu ada
Pe: terus ibuk ada ngga rasa kek, yoo, takuik lo awak mah (yaa, merasa takut
juga),
Pa: ndak, ndak adoh (tidak, tidak ada)
Pe: berarti ibuk langsuang kek nyobain dulu, tau hasilnya,
Pa: aa baru tau, kadang orang tu kan ngga tau, ngomong-ngomong dari orang
aja gitu kan,
Pe: dia juga ngga tau dari mananya kan buk, dia ngga nyobain ya
Pa: karna kita sudah merasakan, mereka nanya, gimana apa nya
(kemoterapinya)?
Ya, ngga apa-apa, kita cuman duduk aja kayak ini, ada yang tidur, ada yang
duduk, kayak kita di salon, bilang gitu kan
Pe: terus kan gini buk, ibuk kan udah menjalani kemoterapi nih, nah jadi itu
menurut ibuk sendiri, gimana persepsi ibuk menggambarkan ooo, kemoterapi
ngga seperti yang orang bilang kok gitu
Pa:iya, maksudnya?
Pe: kan ibuk udah ngerasain, kemoterapi tu kek gimana, efeknya tu gimana,gitu
kan, kan orang lain bilang oo itu raso tabaka tu mah, mati se wak beko lai dek
nyo(kemoterapi) gitu buk (Sementara orang lain bilang, rasanya seperti dibakar,
kemudian bisa mati karena itu (kemoterapi)), jadi kan itu ndak ibuk temukan lah
149
gitu kan (jadi kan ibuk tidak menemukan hal itu), jadi ibuk gimana kalau ketemu
orang yang kek gitu gimana respon ibuk jadinya?
Pa: ibuk bilangin kan, ngga ada, kalau kemo itu, kita kayak duduk aja, ada yang
tidur, cumankan obat aja lewat infus, dimasukan ke tangan. kalau orang tu kan di
pandangnya kayak masuk terowongan gitu, terus dia bilang, kalau kemo tu, kita
masuk terowongan, kayak orang apa tu
Pe: CT scan ya?
Pa: eeh, nggak, kita duduk aja, tidur, terus obat dimasukin lewat infus
Pe: nah, terus kan ini buk, maaf nih sebelumnya buk, orang-orang disekitar rumah
ibuk tau ngga kalau ibuk dapat kanker payudara?
Pa: tau
Pe: terus respon mereka gimana buk?
Pa: kadang gini, udah sehat ya? udah bagus sekarang ya, udah sehat, udah agak
gemuk,
Pe: jadi kan kek, ada ngga mereka memberikan dukungan ke ibuk tentang dapat
penyakit ini, dukungan sosial
Pa: maksudnya?
Pe: misalnya kan gini, semangat ya mereka bilang, menyemangati
Pa: ya, malah ada tetangga ibuk kan, kan ibuk bu E, kayak ibu E itu kan, liatlah
udah sembuh sekarang kayak nya, udah sehat, udah apa lah mungka nya ni
berminyak gitu kan (sudah baik kondisinya), karna tetangga ibuk tu kan agak
loyo kayaknya siap di operasi tu kan , ingat ibuk,
Apo yang di minum kecek nyo kan, ibuk minum jus wortel tiok hari kecek ibuk
kan, tambah tomat kecek ibuk lo kan, aa itu iyo ibuk apokan, wortel nyo makan
tu, supayo manambah nafsu makan, kalau kita kurang makan, makan buahan gitu
ooo gitu, jadi urang tu perbandingan antara ibuk sama orang apa tu kan, liat lah
ibuk tu, liat lah itu, pernabdingan ibuk, (apa yang diminum, terus ibuk bulang
ibuk minum jus wortel tiap hari, ditambah tomat, itu yang ibuk sarankan, wortel
dimakan supaya menambah nafsu makan, kalau kita kurang makan, makan
buahan gitu, ooo gitu katanya” jadi orang-orang sekitar menjadikan ibuk
perbandingan sama ibuk yang sakit kanker juga, “lihat lah ibuk tu, lihatlah ibuk
tu” dijadikan perbandingan ibuk gitu)
Pe: berarti di lingkungan ibuk ada lagi yang sakit ini?
Pa: ada
Pe: jadi ibuk perbandingan nya ya
Pa: ibuk jadi perbandingkan sama orang tu kan
Pe: iya, karna memang keliatan gitu
Pa: aaa,
Pe: terus buk, kalau bisa di bilang kek itu kan tadi ibuk jadi perbandingan, berarti
ibuk yang dijadiin motivasi untuk orang lain, kan gitu nak buk kalau mereka yam
bilang, oh kamu semangat, orang-orag tu yang memberikan dukungan ke ibuk
secara langsung, terus ibuk merasa oh saya semangat gitu kan, karna dukungan
orang tu, itu kek gimana buk kalau digambarkan
Pa: kalau orang tu, kayaknya gimana nih eee
150
Pe: misalnya kan tia masyarakat dekat tempat tinggal ibuk, misalnya tia tetangga
ibuk, buk semangat ya buk, itu, kemoterapi ngga apa-apa, operasi ngga apa-apa
jadi ibuk kek merasa, ooh ya, ngga apa-apa
Pa: kalau tetangga ibuk tu ndak tau masalah kemoterapi dan operasi dia belum
ngerti, karna dia belum merasakan itu, yang merasakan kan ibuk yang merasakan
orang tu ngga ada, cuman orang tu ngomong, nantik kemo tu panas, gitu
maksudnya tu masuk ke terowongan kan gitu dibayangkan nya, tapi ibuk
merasakan ndak, ndak ado kayak gitu doh kecek ibuk kan (tidak ada yang seperti
itu kata ibuk kan).
Kadang kan pulang dari rumah sakit kan orang tu datang ke rumah, baa kemo
tu? Kan nyo tanyo gitu , ndak baa kemo tu do kemo tu wak duduak nyo, a cuma
wak kadang ingin tidua buliah kayak wak disalon kecek ibuk kan, mode di salon,
duduak se gitu ha, lewatkan ubek tu lewat infus kecek ibuk kan, ndak baa-baa do,
malah ibuk yang maagiah tau ka urang tu, yo model urang tu nyo ndak marasoan
tu ndak ka tau di inyo do, cuman membayangkan kalau kemo tu lah gawat gitu,
(kalau pulang dari rumah sakit, bagaimana kemo itu? kan ditanya gitu, kemo itu
tidak apa-apa, kemo itu kita duduk, cuman kadang kalau mau tidur juga boleh,
seperti disalon ibuk bilang. duduk aja gitu terus obatnya masuk lewat infus, ibuk
bilang, tidak apa-apa, malah ibuk yang ngasih tau sama orang-orang itu. seperti
orang-orang itu, mereka tidak merasakan terus membayangkan kemo itu sudah
untuk penanganan yang “gawat”)
Pe: kalau itu buk, kek rasa simpati inyo ka ibuk, kepedulian inyo ka ibuk itu baa?,
kalau,
(kalau itu buk rasa simpati mereka sama ibuk, kepedulian mereka sama ibuk
gimana? kalau)
Pa: lai lah gitu (ada)
Pe: gimana
Pa: mendukung-dukung ibuk ado lah, lai, yo apo se lah, mudah-mudahan
sembuh, gitu lai semangat nyo agiah nyo semangat, ndak usah dipikian panyakik
tu yang penting kito jalan se, bantuak itu tu adoh kato tetangga-tetangga tu kan,
gitu....
(mendukung-dukung ibuk gitu lah, ada “ yaa.. mudah-mudahan sembuh” ada
dikasihnya semangat, tidak usah dipikirkan penyakit itu yang penting kita jalani,
waktu itu gitu kan kata tetangga-tetangga itu)
Pe: ibuk ada ngga grup-grup wirid gitu
Pa: adoh, kadang pai wirid adoh juo gai, tapi samanjak sakik ibuk dak pai do...
(adaaa, kadang ikutan wirit, tapi semenjak sakit ibuk tidak ikutan lagi)
Pe:oo, urang tu tau ndak ibuk sakik?... (oo gitu, orang tu tau ngga kalau ibuk
sakit?)
Pa: tau, mode kayak ooo, reuni-reuni SMA tu, datang pai mancaliak ibuk, ibuk
kan ikuik juo reunian, kadang kan di kelurahan, ibuk kan ikuik juo dulu sabalum
sakik kegiatan-kegiatan tu kan ibuk ikuik ibuk dulu.....
( tau, seperti reuni-reuni SMA tu datang menjenguk ibuk, ibuk kan masih ikutan
reunian, kadang kan dikelurahan ibuk kan ikutan juga sebelum sakit, kegiatan-
kegiatan kan ibuk ikut serta dulu)
151
Pe: jadi gimana bentuk kepedulian orang tu buk, itu kan ibaratnya masyarakat
lain, masyarakat luar gitu buk
Pa: yo gitu, kalau nyo mancaliak ibuk tu sanang ibuk raso nyo gitu, berarti lai
adoh raso nyo urang tu ka ibuk gitu ha, peduli nyo ka ibuk gitu, kawan-kawan
kan lai...(ya, kalau mereka menjenguk, senang hati ibuk rasanya, berarti masih
ada rasa peduli orang-orang tu sama ibuk gitu, teman-teman ada)
Pe: jadi lai taraso, oo awak ndak surang......(jadi ada rasa, oo saya ngga sendirian)
Pa: iya
Pe: gitu yo buk, kalau keluarga baa buk, keluarga ibuk gitu kek adiak, kakak, ....
(gitu ya buk, kalau keluarga gimana buk? keluarga ibuk gitu, seperti adik, kakak)
Pa: ibuk ndak adoh adiak do, ibuk sorang.... (ibuk tidak ada adik, ibuk anak
tunggal)
Pe: oo, ibuk surang, kek ante ibuk, sepupu gitu (ooo, anak tunggal,seperti tante
ibuk, sepupu gitu)
Pa: ya mendukung, kalau ibuk sakik, datang nyo ka rumah sakik, manolong ibuk
gitu, lai, kalau keluarga lai mandukung
(ya mendukung, kalau ibuk sakit, pergi mereka kerumah sakit bantuin ibuk gitu,
kalau keluarga mendukung gitu)
Pe: waktu ibuk ndak bisa duduak tu, dimandian ndak buk? (waktu ibuk ngga bisa
duduk tu, dimandiin ngga buk?)
Pa: sabalum apo kan ibuk alun buliah mandi lai, setelah ibuk bara kali di kontrol,
batamu jo apak tu, mandi lah buk kecek apak tu, baru ibuk mandi, bapak yang
mandiin, (kalau sebelum apa (ada instruksi dari dokter) ibuk belum boleh mandi,
setelah ibuk beberapa kali di kontrol, terus ketemu bapak itu(dokter), “mandi lah
buk” baru ibuk mandi, bapak(suami) yang mandiin)
Pe: iya, alhamdulillah ya buk
Buk tia mau nanya lagi tentang kepercayaan kita kepada tuhan nak buk, jadi kalau
misalnya bisa ibuk deskripsikan gimana rasanya buk seperti percayanya ke tuhan,
kadang kanorang-orang berpersepsi,
Oh, panyakik iko ndak bisa di sembuhkan do, kadang kan wak koping wak beda-
beda gitu lo buk (oh, penyakit ini tidak bisa disembuhkan, kadang kan koping kita
berbeda-beda gitu lo buk)
Pa: kalau ibuk baa yo, mungkin karno ibuk lai berdoa, lai aa tu mengingek yang
satu tu, insyaallah ndak ado ibuk apo tu tu, apo namo, perasaan ibuk tu, tanang
se gitu perasaan ibuk tu gitu, pokok e ibuk mintak ka allah, lai adoh apo
mungkasuik nyo, lai terkabul permintaan ibuk tu kalau sakik kan ya allah
sembuhkanlah aku, lai nampak adoh, selamatkan aku dalam operasi, lancarkan
operasi ku, alhamdulillah lai kan, sampai sekarang, cuman itu nyo...
(Kalau ibuk gimana ya, mungkin karna ibuk berdoa, mengingat tuhan, insyaallah
ngga ada ibuk kepikiran kesana, gimana tu, perasaan ibuk tu tenang, tenang aja
perasaan ibuk gitu. pokok nya ibuk minta sama Allah, terus terkabul permintaan
ibuk tu, kalau sakit, ya Allah sembuhkan lah sakit ku, kan gitu, ada nampak,
selamatkan lah aku dalam operasi, lancarkan lah operasi ku, Alhamdulillah
sampai sekarang, cuman itu)
Malah kadang ibuk yang maagiah saran ka urang-urang yang samo operasi tu
kan,
152
tu ibuk kuatkan se hati ibuk lai, bia lah, baa ka baa juo memang di situ jalan
iduik ibuk gitu a, di sinan lah sampai nyo ajal ibuk, ibuk rela kato ibuk kan, iyo
ikhlas gitu ha, tapi ibuk iyo badoa juo, salamaikan lah gitu ha, ibuk badoa juo
kanalhamdulillah
(Pertama kali ibuk terkena itu (kanker), ibuk tidak merasakan sakit, tidak ada
merasa sakit payudara ibuk, cuman payudara ibuk gatal-gatal, terus ibuk garuk,
terus beberapa waktu ada benjolan, karna ada benjolan bapak bilang “periksa
lah”, karena ibuk takut, pertama kali kena tu ibuk takut, ngga mau ibuk di
periksa, ngga biarin aja lah, terus berobat alternatif, terus karna sudah semakin
parah disarankan bapak (suami) berobat, sampai agak membesar dan akhirnya
ibuk dioperasi, ibuk kuatkan saja hati ibuk kan, biarlah walau gimana pun, kalau
memang disitu jalan hidup ibuk, disutu lah sampai ajal ibuk ibuk rela gitu kan, ya
ikhlas gitu, tapi ya ibuk berdoa juga, selamatkan lah, ibuk berdoa juga kan,
alhamdulillah sampai sekarang)
Pe: kalau respon ibuk tu, kan ada juga yang stress, sedih, cemas, apakah ada
waktu awal pertama kali dikecean, anda mendapat kanker payudara (kalau respon
ibuk tu, kan ada juga yang stress, sedih, cemas, apakah ada waktu awal pertama
kali di diagnosa kanker payudara).
Pa: ndak biasa aja kan ibuk, lah tau baso itu panyakik, kalau lah disusu tu kan
berarti alah kanker payudara, jadi ibuk alah tau, dak ado, biaso se ibuk nyo
(ndak, biasa aja gitu kan, karna ibuk udah tau kalau itu penyakit, kalau di
payudara, berarti kan ya kanker payudara jadi ibuk sudah tau, udah biasa aja)
Pe: berarti ngga masalah ya buk ya, yang penting dapat dukungan
Pa: eeh, lai di dorong jo suami kan, operasi lah, operasi lah (eeeeh, ada
dorongan dari suami kan, operasi lah, operasi lah )
Pe: iya, alhamdulillah, terus kini kan ibuk lah dengan kanker payudara gitu,
setelah itu apakah ada perbedaan gitu buk, sebelum dan sesudah gitu gimana
kehidupan ibuk, apa sih beda nya gitu, misal nya apakah lebih dekat dengan
tuhan, atau kek lebih legowo gitu...
(Iya, alhamdulillah teruskan sekarang kan ibuk sudah dengan kanker payudara
gitu, setelah itu apakah ada perbedaan gitu buk sebelum dan sesudah gitu gimana
rasanya kehidupan ibuk, apasih bedanya gitu, misalnya, apakah lebih dekat
dengan tuhan atau lebih legowo gitu)
Pa: sebelum itu kan ibuk dekat juo samo tuhan, jo kondisi ko tu tambah dekat kita
jo Allah
(sebelum itu kan ibuk juga dekat sama tuhan, ditambah lagi kondisi ini tu tambah
dekat dengan Allah)
Pe: iya, itu, berarti itu bedanya ya buk ya, kalau hubungan dengan keluarga
apakah lebih tambah dekat gitu
Pa: dekat lah
Pe: kalau deskripsi nya gimana buk? oo nantik tante saya ada disini, deskripsi nya
buk, lebih dekat dengan keluarga tu gimana deskripsi nya gitu buk, tia mau tau
Pa: kayak nya, dekat nya maksud nya?
Pe: misalnya kan gini kalau dulu kan, oo ibuk dak sakik do kan, jadi kan bilo ado
acara keluarga gitu, oo yo ngumpul, kalau kini kan, kek misal nyo ibuk sakik kan
154
di tengok, oo udah gimana perkembangan sakit nya, gitu ditanya dengan peduli, di
tanya lah inti nya
(Misal nya kan gini, kalau dulu kan ibuk ngga sakit, kalau ada acara keluarga ya
ngumpul, kalau sekarang kan ibuk sakit, ooo ditengokin, ooo udah bagaimana
perkembangan sakit nya gitu, ditanya dengan peduli, lebih pedulilah intinya)
Pa: kalau saudara ibuk kan disebelah tinggal nya, kalau ibuk ndak masak kadang
dia yang kasih ibuk sambal (lauk) gitu, dia lah yang masak gitu, ya kek merawat
ibuk lah gitu, kalau ibuk kan sendirian (anak tunggal), jadi ado tante (jadi kan
ada tante), tante tu sendirian lo(tante itu tinggal sendirian juga), cuman
ibu(orang tua perempuan klien) kan nenek dua orang bersaudara, kalau orang
tua ibuk adik kakak bertiga, satu laki-laki, dua orang perempuan, tante ibuk yang
sebelah tinggal tu, dia lah, kadang kepasar ibuk dia yang masakin.
Pe: alhamdulillah dibantu ya buk,
jadi kan gini buk, kalau dari tenaga medis gitu buk, kan ibuk disini ada kemo
terapi, ada ngga di jelaskan, oo kemoterapi ini kek gini lo buk, ngga apa-apa gitu,
ada ngga dijelaskan
Pa: ada perawat, perawatnya kalau kemotarapi di sini ada, dikenalkan nya diri,
buk nama saya ini ya buk, obat nya ini buk, ada waktu ibuk apa, minum obat ini,
kalau minum obat ini buk efek samping nya ini ya buk, dikasih tau sama perawat
tu,
Pe: kalau dari dokter ada ngga dapat informasi, ini kanker payudara kek gini, terus
setelah ini harus diginiin gitu
Pa: yaa, habis dioperasi kan ada di kemo, ada di, di apa namanya tu, di sinar,
ada tu, ini bapak....
Pe: mutia pak, dari unand , mewawancarai ibuk untuk penelitian pak, hehe
Terus gini buk, kalau misalnya tia mau nanya harapan ibuk setelah mendapat
kanker payudara itu gimana gitu, harapannya kedepan gitu,
Pa: harapan ni maksud nya apa nih?
Pe:harapan nya misal nya gitu, ooo saya ingin sembuh, terus nanti tu berkumpul
lagi dengan keluarga
Pa: bersemangat lah gitu nak
Pe: deskripsinya tu gimana buk, lebih dalam nya tu gimana sih gitu ungkapan nya
Pa: gimana ya, kalau apa...ingin lah, ingin hidup lah gitu, apa.. gimana ya cara
nya ya, semangat aja lah gitu, pokok nya kita ingin kalau dapat panjang umur,
penyakit sehat atau sembuh lah penyakit ini umurnya panjang
Pe, alhamdulillah, terus kalau, terus kan, gimana ibuk kalau melihat, memaknai
kehidupan ibuk setelah ini (terdiagnosa kanker payudara) seperti, saya harus lebih
kek gini, saya harus kek gitu, setelah mendapat kanker payudara ini
Pa: biasa aja ibuk,
Pe: biasa aja.. ngga dapat yang benar-benar ngeri yaa..
Pa: yang penting dijalani aja apa yang dibilang sama dokter, terus dijalanin
Pe: terus harapan ibuk terhadap penyakit ibuk gimana?
Pa: ya harapan ibuk tu ibuk supaya, penyakit ni jangan timbul lagi gitu ha, sehat
lah gitu, ingin sehat, jangan datang lagi penyakit ini gitu, cukup lah yang sebelah
ini aja,
155
Pe: terus ini buk, aaaa gimana ya, kalau dari teman-teman ibuk gimana buk? ada
ngga nengokin dukungan nya,
Pa: teman-teman,
Pe: teman-teman sekolah gitu,
Pa: ada, kan ibuk ada reunian yang dari sekolah, itu ada,
Pe: itu dijenguk ya,,
Pa: iya, kan mereka tahu lewat WA, terus datang semua teman-teman itu,
malahan setelah operasi ini ibuk kan, bulan puasa, kita ngumpul nanti, ikut.. ibuk
ikutan, kan ibuk udah operasi, nah ibuk ikutan tuh, yang penting ibuk, happy-
happy aja, jangan dipikirkan penyakit ini, yang penting kalau ada teman yang
apa (ngumpul), kalau bapak diizinkan ibuk tu,
Pe: alhamdulillah, tapi buk, tia kan mau nanya nih, kata-kata orang tu yang
menyemangati ibuk tu kek gimana sih gitu, ya, dibilang nya gitu,
Pa: jangan putus asa, gitu kan, yang penting kita jalani aja, kita berobat, yang
penting jangan dipikirkan penyakit itu, seandainya ada teman-teman yang apa,
yang mengundang kita, kita pergi yang penting kita happy-happy aja.
Pe: ngga usah dipikirkan, gitu kata teman ibuk
Pa: iya, eehhh
Pe:terus kan nanti kan ada gitu buk aaaa, kalau kata teman kek gitu nak, kalau
kayak, apa ya,... kalau dokter, informasi tentang kanker ni apa buk, biasanya yang
dibilang dokter, misalnya kan ada, oo ibuk setelah ini(pengobatan ini) ini ya(next
pengobatan), ada ndaka dikasih nya sama dokter dukungan
Pa: oooh, dukungan, maksudnya?
Pe: semangat ibuk setelah dengar itu dari dokter, mendengar kata-kata dokter,
semangat a ibuk jadi nyo manjalankan gitu, apa tu buk? (ya semangat aja jadi
nya, setelah mendengarkan kata-kata dokter, semangat ibuk menjalankan
(pengobatan) gitu, apa tu buk?)
Pa: dokter ya, seperti itu saja yang dibilang ya, “ibuk dak usah ibuk pikirkan ya,
yang penting ibuk sehat, kek gitu-gitu aja dokter bilang kan, tapi setelah ibuk
operasi iya ini, kemo atau apa, aaaa sinar kan ada tu, dikemo dan di sinar,”
ibuk jawab kan gitu, yang pentiang, yang penting ambo sembuh pak, apa aja
apak suruh ambo ikuti, cuman itu ibuk kecekan kan, kok ibuk suruh sinar, ibuk
pak, ambo jalani pak, kalau ibuk suruh kemo ambo jalani , yang penting ambo
sehat, itu jawek ibuk
(yang penting saya sembuh pak, apa saja yang bapak suruh saya ikuti, cuman itu
yang ibuk bilang kan, kalau ibuk disinar, kalau bapak suruh disinar, saya akan
menjalani pak, kalau disuruh kemo saya akan jalani yang penting saya sehat, gitu
aja jawab ibuk)
Pe: alhamdulillah berarti memang ibuk yang ingin sehat ya, alhamdulillah
Pa: alhamdulillah, kan dibilangnya gitu(dokter), ya kalau minum obat ini(kemo)
kita nanti muka (wajah) kita hitam, iya kan memang hitam ibuk sekarang, dulu
ibuk ndak kayak gini, putih bersih muka (wajah) ibuk, sekarang semenjak minum
obat ni(kemo) ya hitam semuanya, kulit- kulit ini, dikasih tau kan sama dotor
(dokter), dotor (dokter), pak ucok tu kalau minum obatnya gini, ini reaksi nya
buk, muka (wajah) nya hitam, kulit nya.
Ya lah pak, bialah, gitu se jawek ibuk nyo kan, yang penting ambo sehat pak
156
(Ngga apa-apa lah pak yang penting saya sehat pak, biarlah gitu aja jawaban
ibuk, yang penting saya sehat)
Pe: iya, alhamdulillah ya buk, terus ini lagi buk, kalau dari sesama penderita
kanker gimana buk, ibuk ada ngga kek masuk grup chat gitu
Pa:ndak, ndak masuk ibuk do ( ngga, ibuk ngga masuk )
Pe: kalau disekitar sini, ibuk setiap kontrol ada ketemu ngga sama teman-teman
yang sesama,?
Pa: (nggak,.. ibuk dulu kan di yarsi, klau diyarsi sekarang kan kemo kan ndak
ada, makanya ibuk pindah kesini, makanya nggak ada ketemu sama teman-teman
yang di apa, di yarsi, cuman kan sekarang ibuk di kemo, dulu kan di yarsi ada
kemo, sekarang kan ngga ada, jadi ibuk pindah ka,
Pe: M.Djamil
Pa: dipindahkan sama pak ucok disini, cuman ibuk kemo aja di sini,
Ibuk aja empat kali operasi ni, bukan satu kali, empat kali, sudah di operasi susu
ni (payudara), diambil daging perut ni, operasi lagi, tempel sini lagi a (di
payudara yang dioperasi) mm, empat kali, tapi alhamdulillah
Pe: terus buk pandangan ibuk terhadap diri ibuk tu gimana setelah kek ada
operasi, kita cewek, hilang itu (payudara) nya kan, sedih ngga buk
Pa: ngga, kalau soal sedih tu ibuk ndak ada, cuman ibuk, cuma ingin, yang
penting, ambo sehat lah gitu, jadi kalau sedih tu ndak adoh, oo misal e ibuk indak
adoh iko (payudara) sabalah, suami ibuk ingin kawin, terserah gitu se dek ibuk
lai, pasrah se ibuk gitu a, yang penting ibuk sehat, itu se ingin ibuk nyo,kalau
missal e suami, missal seandai nyo kan kadang, ado suami ko, karna kok ndak
cukuik, inyo ingin ado mancari yang lain, aa ibuk gitu se nyo, kalau lai ibo ka
awak tu lai dak apo nyo do, itu se di ibuk nyo kan, tapi Alhamdulillah bapak lai
ndak kayak gitu do, mako ibuk bersemangat ibuk jadi nyo kan, semangat lah
untuk sehat ibuk tu
(ngga, kalau masalah sedih ibuk ngga ada, cuman ibuk, cuma ingin yang
penting, ibuk sehat lah gitu, jadi soal-soal sedih tu ngga ada, oooo misal nya ibuk
ngga ada ini (payudara) sebelah, suami ibuk ingin kawin, terserah kata ibuk, gitu
aja, pasrah aja ibuk gitu, yang penting ibuk sehat, itu aja keinginan ibuk
misalnya suami, misalnya kadang suami merasa tidak tercukupi, terus mau cari
yang lain, kalau ibuk gitu aja, kalau merasa iba ke ibuk, ya tidak akan apa (lari)
gitu aja kan, tapi alhamdulillah bapak ngga kayak gitu, alahamdulillah gitu,
makanya ibuk jadi bersemangat jadi nya kan, bersemangat lah untuk sehat ibuk
gitu)
Pe: kalau anak-anak baa buk, kek nampak ibuk kek giko sakik, tu adoh ndak
dikecean dukungan e, sehingga ibuk semangat gitu,
(Kalau dari anak-anak gimana buk, seperti, melihat ibuk sakit begini, ada ngga
diberi dukungan sehingga ibuk semangat gitu)
Pa: anak ibuk kan surang, (Anak ibuk kan satu)
Pe: surang anak ibuk nyo, oo gitu, jadi baa anak ibuk tu menyemangati ibuk gitu
buk?
(oo, cuman satu, terus bagaimana anak ibuk menyemangati ibuk?)
Pa: yo, ehehe, cuman ibuk gitu nyo, yo kalau anak ibuk gitu nyo, jan di pikian nak
ma, pokok e ama kalau ndak bisa karajo, ndak usah karajo, yang penting ama
157
sehat, yang penting ama bisa lah oooo, maapo te, tesya, nyo kan tesya namonyo,
tesya nantik, nyo kan sekarang baru tingkat satu tu, semester dua baru kan, yang
penting mama bisa lah maliek tesya nantik wisuda, marasokan lah baa pitih tesya
nantik kalau lah karajo kecek anak kan, soal apo, jan ama pikian nak, istirahat
(Ya gitu, paling , jangan dipikirkan ya ma, pokok nya kalau mama tidak bisa bisa
kerja, tidak usah kerja, yang penting mama sehat, yang penting mama bisa lah
oo, ngee.. te.. tesya, nama nya tesya, nantik,
Kan dia sekarang baru tingkat satu tu, semester dua, yang penting mama bisa lah
ngeliat tesya nanti wisuda, berhasil kan, gimana, gaji tesya nanti kalau udah
kerja kata anak kan, maslah apa, jangan mama pikirkan ya, istirahat)
Pe: tu ibuk kalau masyarakat luar gitu kek pai ka pasa gitu buk, adoh ndak, urang
tu tau ndak ibuk sakik?
(terus buk, kalau masyarakat luar, kalau ibuk kepasar orang-orang tu tau ngga
kalau ibuk sakit?)
Pa: eh yo, eh lah sehat yo, eh lah rancak kini mah, ka pasa ibuk, pasa kan dakek
dari rumah tu kan, adoh tu, adoh (iya, eh, udah sehat ya? udah cantik sekarang
ya, gitu, kepasar ibuk, pasar kan dekat dari rumah tuh kan, ada)
Pe: waktu ibuk sakik adoh ndak urang-urang pasa tu nengok?
(pas ibuk sakit ada ngga orang-orang yang di pasar itu jenguk?)
Pa: adoh yang , yang tau nyo ado pai mancaliak, barang yang tau adoh, “eh lah
sehat mah kecek e, bilo pulang?” kecek e “alhamdulillah yo” kecek e, gitu,
(Ada, yang tau sama ibuk, ada yang jenguk, yang tau, ada yang jenguk, eh “udah
sehat, kapan pulang”, gitu ditanya nya, “Alhamdulillah ya” gitu kata nya)
Pe: alhamdulillah adoh juo yang peduli nak buk, kek urang-urang jauah se peduli
apo lai urang-urang dakek,
(Alhamdulillah masih ada yang peduli ya buk, orang-orang jauh aja peduli apalagi
yang dekat ya buk )
Pa: alhamdulillah,”patang ko iyo nak, habis badan nak” cek nyo, ibuk ko
samanjak mencret tu tyurun badan ibuk liak, biaso nyo barisi badan ibuk
(alhamdulillah, waktu itu, berat badan turun, sekarang udah baik, ibuk semenjak
mencret, berat badan turun lagi, biasa nya badan ibuk berisi)
Pe: berarti kan, kalau ibuk bisa menggambarkan tu buk, seberapa penting ibuk,
dengan kondisi kek giko, tapi seberapa penting ibuk mendapatkan dukungan
sosial menurut ibuk, biar bisa semangat gitu
(berarti kan, kalau ibuk bisa menggambarkan tu buk, seberapa penting ibuk,
dengan kondisi seperti ini, tapi, seberapa penting ibuk mendapatkan dukungan
sosial menurut ibuk, biar bisa semangat gitu)
Pa: kalau masalah semangat tu ya dari diri kita sendiri aja semangat tu kan
Pe: kan ada dari orang lain buk, misal nya dari orang lain tu kan kek “deh yaallah
peduli jo nyo ka awak gitu ha”
(kan ada dari orang lain buk, misal nya dari orang lain tu kan seperti “ yaallah,
masih peduli dia sama saya)
Pa: iyo itu kan iyo alhamdulillah lai nampak juo inyo maapo, perhatian jo awak,
tu lai, paratian nyo awak, baa kesehatan wak cek nyo, lai gitu kan (iya, kalau
yang itu kan iya, alhamdulillah masih ada yang memperhatikan tu ada, ya,
memperhatikan gimana kesehatan kita, ada gitu kan)
158
Pe: iya buk, alhamdulillah berarti ibuk dapat dukungan sosial ya buk ya, dengan
dukungan sosial ibuk pun dapat yang lebih baik gitu ya buk
Pa: alhamdulillah
Pe: itu lah buk, mungkin itu aja dulu buk makasih banyak ini ya buk ya
Pa: kalau ingin sembuh wak iyo dari diri wak yang samangaik iduik, aaa itu tu
memang darri diri awak (kalau ingin sembuh ya memang aharus dari diri kita
sendiri, itu yangsemangat hidup kita, itu yang memang dari diri kita sendiri)
Pe: kadang tu tia kagum se gitu nak buk mancaliak urang ko, awak se kadang nan
sehat ko adoh jo ngaluah-ngaluah e gitu buk, kalau urang kek giko ko kek
(kadang gitu tia kagum gitu buk nengok orang-rang (penderita kanker payudara)
kita aja kadang yang sehat ada juga ngeluh gitu buk, kalau orang yang seperti
ini...)
Pa: kadang urang tu perbandingan ka awak kan, “sadangkan itu sakik dak adoh
nyo mengeluh do, awak lai sehat mengeluh jo”, kan bisa bahan perbandingan di
urang tu bagai kan,
(kadang orang-orang tu (masyarakat sekitarnya) ibuk jadi perbandingan bagi
mereka kan, “itu (Ny.AR) sakit dia tidak mengeluh, kita yang sehat masih saja
menegluh”, kan dijadikan bahan perbandingan sama orang
Pe: ibuk menjadi pengaruh baik lah gitu nak buk
Pa; alhamdulillah, kadang orang tu, “kalau apo baa tu E”, adoh yang apo lah,
baa sumbayang, baa ko, insyaallahkalau solat ambo a,lai ndak tingga do, siap
operasi ambo tu ha, kan masih badarah-darah tu, taranga dek ambo azan duduk
ambo sumbayang, yang penting ambo menghadap ka Allah, beko tarimo ndak
tarimo beko lah, yo lai apo a, aa tu datang ka rumah e, nampak kurisi ibuk dek e
kan,”yo lai solat ang mah” kecek kawan-kawan, “di kurisi ang duduak gai a”,
yang penting ambo yang satu tu ambo ingek, solat tu, beko lah, tarimo dak tarimo
tu Allah yang menentukan, yang penting mengingat NYO lah gitu ha, jadi jan
malupokan Allah, “yo salut mbo dek ang” kecek e
(Alhamdulillah, kadang orang tu,” gimana solat E? “, insyaallah kalau solat aa,
saya ngga apa-apa, setelah operasi, kan masih berarah-darah tu, terdengar azan,
tidur saya solat, yang penting saya menghadap kepada Allah, terima tidak
diterima urusan belakangan, “ iyo lai apo” (emang beneran solat?), terus dia
datang kerumah, terus dia lihat kursi ibuk kan, “ternyata memang benar kamu
masih solat ya” kata teman-teman tu “bahkan kamu duduk di kursi”, yang
penting kata ibuk kan, yang penting yang Satu (Allah) itu selalu saya ingat, solat
gitu, nanti mau diterima atau tidak, itu Allah yang menentukan,yang penting
mengingat DIA, jadi jangan melupakan allah “salut saya sama kamu” kata nya)
Pe: yang penting kita usaha dulu ya buk
Pa: yang penting kita, mengingat nyo lah gitu ha, yang penting jan di lupoan
Allah, itu lah “iyo salut ambo dek ang” nyo datang ka rumah kan, kan kurisi
latakan ciek, balatakan sajadah ciek, kalau ndak bisa ibuk tagak, ibuk duduak di
kurisi, kalau ndak bisa di kurisi ibuk sakik ibuk di apo, kalau siap kemo tu kan...
tapi semenjak di kemo di siko alhamdulillah lai ndak baa ibuk do, baru-baru
kemo, siap di operasi dulu yo litak ibuk kan, agak latiah ibuk siap kemo tu, tapi
siap itu, tigo hari siap itu ndak baa ibuk do.
159
(yang penting kita, mengingatnya lah gitu, yang penting jangan melupakan Allah,
gitu lah “salut saya sama kamu” datang kerumah kan, kan ada kursi terus ada
sajadah, kalau ibuk tidak bisa berdiri, ibuk duduk di kursi kalau ngga bisa ibuk
duduk di kursi ibuk sakit, ibuk di apa, setelah kemo itu kan, semenjak kemo disisni
alhamdulillah ibuk ngga apa-apa, awal-awal dulu, setelah operasi dulu, memang
capek ibuk kan, letih setelah kemo itu, tapi setelah itu, tiga hari setelah itu ngga
apa-apa)
Pe: alhamdulillah, kemoterapi ya buk ya,
Pa:berarti kalau yang ko ka duo baleh lah kini kan, kalau dihitung dari yang
partamo yang ka duo baleh kini
(berarti yang ini, yang ke duabelas kan, kalau dihitung dari yang ertama ini kemo
yang keduabelas kalinya )
Pe: berarti iko ibuk nio kemo yo buk yo (berarti ini mau kemo ya ibuk?)
Pa: ndak, (tidak)
Pe: konsul ajo (konsul aja?)
Pa: control, mananyo iko baa apo dilanjuikan ubek ko minum atau di hentikan,
sebab ibuk kalau minum ubek tu mencret, mananyoan itu ibuk
(kontrol aja, mau nanyain ini (obat kemoterapi), apakah dilanjutin minum obat
atau dihentikan, sebab kalau ibuk minum obat itu mencret, mau nanya itu ibuk )
Pe; berarti ada jadwal nya juga ya buk ya?
Pokok nyo awak optimis se nak buk (yang penting kita optimis ya buk)
Pa: pokoknya kalau disuruh hari itu ibuk datang, datang, gitu lah.
Pe: tapi kan ibuk maraso ndak sih buk. kek dukungan dari urang tu, mandapatkan
kek beda lo raso e, kalau wak surang kan iyo, emang harus lah gitu, awak
semangat gitu nak buk, tapi kalau dari urang tu kan adoh kek nyo merasa, baa gitu
diperhatikan tu kan lain lo raso nyo tu buk, tu kalau ibuk gambarkan tu kek
gimano tu buk?
(tapi ibuk merasa ngga bu kalau dukungan dari orang-orang itu, mendapatkan
perbedaan, rasanya, kalau kita sendirian kan ya, memang harus semangat, tapi kan
kalau dari orang lain kan, seperti merasa diperhatikan, itu kan lain rasanya ya buk,
itu kalau ibuk gambarkan itu seperti apa buk? )
Pa: ndak bisa lah raso nyo tu, baa tu, baa raso nyo gadang hati di perhatian wak
di urang, missal, dak bisa lo ibuk mangungkapkan raso nyo do, lai adoh urang
mamparatian awak, cumin itu se lai, lai ado urang sayang ka awak gitu a
(ndak bisa lah apa namanya tu, rasa senang hati itu, diperhatikan sama orang,
ngga bisa rasanya diungkapkan, masih ada orang yang perhatian, cuman itu
saja, masih ada orang yang sayang)
Pe: manuang-manuang ibuk adoh ndak? (melamun ibuk ada ngga?)
Pa: kalau, ndak, ibuk kalau, kalau sorang ibuk nak, aaa tu baru, ibuk baco yasin,
buk baco yasin kan, kadang beko, kok lah litak ibuk bae bajalan, puta-puta
mungko rumah tu jalan-jalan, supayo turun juo darah tu kan, aa, puta-puta, beko
kadang ibuk pai ka sabalah, katampek etek, duduak ditampek etek tu sabanta, lah
azan urang beko sumbayang, ibuk istirahat, lalok lai, lalok siang, jam duo, bae
lalok siang
(kalau, ngga, kalau ibuk sendirian, ibuk duduk, terus baca yasin, terus kalau udah
capek ibuk jalan-jalan, keliling-keliling depan rumah, biar turun juga darah kan,
160
keliling-keliling, kalau ngga pergi kesebelah, kerumah tante, duduk tempat tante
sebentar, terus nanti kalau azan, solat terus istirahat, tidur. tidur siang, jam dua,
tidur siang)
Pe: maaf nih buk, tia mau bertanya, ini orang tua ibuk masih ada atau nggak?
Pa: ngga, udah meninggal dua-dua nya,
Pe: ibuk anak tunggal lo, anak ibuk surang lo (ibuk anak tunggal, anak ibuk juga
satu)
Pa: anak ibuk lai laki-laki sorang, lai baduo, laki-laki sorang, yang laki-laki tu
lah jauah lo tingga kan, dak dakek ibuk tingga do.
(ibuk ada nak laki-laki satu, anak ibuk berdua, satu orang laki-laki, tapi dia udah
tinggal jauh, tidak dekat ibuk tinggal nya)
Pe: yang dakek ibuk sorang nyo yang gadih tu
(yang bersama ibuk anak yang gadis tu ya buk)
Pa: anak, tu etek, mandeh ketek, tante lah (anak, terus tante, ibu kecil, tante lah)
Pe: adiak nyo amak ibuk yo, berarti kan lai akur-akur se nak buk, urang-urang
sekitar kan walaupun nyo ngecek gitu tapi di dukung nyo juo kan buk,
dipedulikan juo ibuk kan
(adik ibunya ibuk ya, berarti kan akur-akur aja ya buk, orang-orang sekitar
walaupun dia bicara seperti itu, tapi didukung juga kan buk, di pedulikan juga
ibuk kan)
Pa: lai lah gitu, yo kadang urang adoh nan apo, adoh jo kan, adoh nan elok,
adoh jo nan, tapi insyaallah yang lai mandukung ibuk tu lai, aa kok lah ka pasa
ibuk tu Nampak yang laina, “deh lah siap operasi, lai apo se badan mah, lai
sehat se mah, lai apo se wajah mah”
(ada lah, kadang kan ada juga yang apa, ada juga yang baik, ada juga yang, tapi
insyaallahlah, kalau orang yang mendukung ibuk tu ada, kan kalau misal nya
ibuk pergi kepasar terus ketemu, “eh udah siap operasi, kelihatan nya baik ya,
kelihatan sehat ya, wajah kelihatan bagus”
Pe: lai ado ibuk di hibur nyo gitu buk?, baa tu buk nyo hibur nyo, bacarito-carito
nyo jo ibuk, tu maraso tahibur ndak ibuk
(ibuk ada di hibur nya ngga buk?, gimana tuh buk dihiburnya, bercerita-cerita
mereka sama ibuk, terus merasa terhibur ngga ibuk?)
Pa: iyo lah, iyo raso ta, apo lah ibuk kan, baa namo e, terhibur lah, kadang a
yang bamakan, buliah betu badan tu, beko dikecean ajo gitu, buah-buahan kecek
ibuk kan, makan buah-buahan, pokok e makan sayua yang penting nasi ko jan di
lupoan kecek ibuk, gitu se nyo, oo ndak namuah makan, yang lain di makan, roti,
aaa bagituan kan,yo lah kalau gitu, wortel ko yang paralu, wortel di jus gak duo
buah di jus, agiah tomat ciek
(iya lah, ya gimana ibuk rasanya tu, terhibur lah, kadang ditanya, “apa yang
dimakan, biar bisa gitu badan nya (sehat)” buah –buahan, pokok nya makan
sayur, yang penting nasi jangan sampai lupa, itu aja, kalau tidak mau makan,
yang lain di makan, makan roti, gitu kan, ya kalau gitu, wortel itu yang perlu,
wortel itu dijus dua buah dikasih tomat satu buah, gitu)
Pe: berarti ibuk, dengan-dengan ditanyo tips-tips pun lah sanang gitu yo, (berarti
ibuk, dengan ditanya tips-tips pun ibuk udah senang gitu ya,)
Pa: iya
161
(terus buk, sebelum ibuk tau proses kemoterapi itu, apakah ada ibuk di jelaskan
oleh dokter, sehingga ibuk tidak cemas gitu, karna kan dari orang sekitar bilang
kemoterapi itu gini-gitu segala macam)
Pa: kalau ibuk kan ingin batanyo, “pak, kemo tu baa pak, takuik ambo pak”, kan
gitu kan, “ndak baa do buk, kemo tu lalok buliah duduak buliah, nyo ubek tu
lewat infuse buk, ndak baa ibuk do itu kecek dokter tu kan, jadi kalau gitu kan,
“bialah pak, lanjuikan kemo”, kalau danga kecek dokter tu kan memang yo kek
gitu, bisa lalok, bisa duduk, terserah awak, ma yang ingin awak apo kan, ya
kayak gitu lah, kadang duduk, kadang yang sasamo bakemo tu kan maota-ota se
nyo, bagalak-galak jo sadang bakemo tu, kalau di rumah sakik ibnu sina, kalau
disiko kan ndak, disiko kan banyak yang panyakik yang di rawat kan, yang lalok
yang banyak, di ibnu sina ndak, kami duduk basamo gitu a, ko lah maota, ko lah
maota, jadi ilang panyakik tu, ilang raso sakik kemo tu dak ado taraso do.
(kalau ibuk kan ingin bertanya “pak, kemo itu gimana pak” kan gitu kan, “tidak
apa-apa buk, kemo itu, boleh tidur, boleh juga duduk, obat itu lewat infuse buk,
ibuk tidak akan baik-baik saja”, itu kata dokter kan, jadi kalau gitu kan, “baiklah
pak, lanjutkan kemo”, kalau dengar kata dokter itu kan memang gitu, bisa tidur,
kadang duduk, kadang yang sesame mau di kemo itu cerita-cerita, ketawa-ketawa
ketika sedang di kemo itu, kalau di rumah sakit ibnu sina, kalau disini nggak,
disini kan banyak yang penyakitnya di rawat kan, yang tidur yang banyak, di ibnu
sina nggak, kami duduk sama-sama gitu, ngobrol-ngobrol, jadi hilang sakit itu,
hilang rasa sakit kemo itu, tidak terasa).
Pe:yang di otaan tu apo se tu buk? waktu samo sesama tu,
(itu yang di bicarakan itu apa ya buk? sama sesama itu)
Pa: yo mengenai-mengenai panyakik ko lah,
(ya maslah penyakit-penyakit ini lah)
Pe; kek pengalaman tips-tips menghadapi gitu adoh nak buk?
(seperti pengalaman, tips-tips menghadapi ada ngga buk?)
Pa: aaa maksudnya
Pe; kek missal nyo kan giko nak, eee takuik mah, adoh nak misalnya ko iko ko
baa ko tangan ko haa, eee minum lah itu ha, kecek nyo kan ado lo gitu buk, kek
ibuk tadi gitu aa, kek ngasih-ngasih solusi ka urang, ado ndak urang lain ngasih
solusi lo ka ibuk?
( missal nya, eh, takut, ada nggak missal nya, gimana ya kalau tangan seperti ini,
eeh minum ituseperti ibuk tadi, ngasih-ngasih solusi sama orang, ada nggak orang
lain yang ngasih solusi ke ibuk)
Pa: kalau ibuk, ndak adoh dek ibuk do, oo betu tangan, iyo namo nyo se barubek
tu iyo, gitu se ibuk nyo, kadang kalau urang lain kadang iyo, “pak itam tangan
baa tu pak”,…. “yo terserah ibuk lah”, tu gitu kato apak tu, apak dotor tu, kalau
ibuk ndak,
“kek gitu efek samping nyo buk, itu, itu ”,… “ iyo ndak baa do pak, yang penting
ambo sehat” itu se jawek ibuk nyo, “yang penting ambo sehat pak, kalau yo
emang itu efek samping nyo, yang penting ambo sehat”, “yo lah buk” itu se
palingan nyo
(kalau ibuk, tidak ada, ooo, kondisi tangan begini, yang nama nya berobat ya
tentu lah, kadang kan orang lain bilang, “pak kok bisa hitam tangan nih pak”
163
“ya terserah ibuk lah” paling gitu kata dokter, kalau ibuk ngga, kalau kata
dokter, “begini efek samping nya ya buk”…, “yang penting saya sembuh, sehat”,
“kalau memang itu efek samping nya, yang penting saya sehat”… “baiklah buk”
itu aja palinagan)
Pe: sayang bapak ke ibuk ya, jarang-jarang loh buk, kek gitu buk,
Pa: alhamdulillah
Pe: tia nengok-nengok nak buk dari orang-orang yang tia wawancara, kadang
adoh gai bacakak nyo jo laki nyo kadang-kadang siap-siap apo namo nyo tu buk a,
ko bisa di kecekan nak buk, tia ndak nanyo itu tapi nyo ngecek itu gitu buk a, kek
inyo nak, suami nyo ndak mendukung lah kok jadi kek giko sih gitu a, adoh gai
yang ngaluah kek gitu buk, setelah beberapa orang yang tia wawancarai gitu buk
a, jadi kan apak kan gitu, beda bana gitu buk a, jadi kek, bapak kek gimana gitu lo
buk, kek bapak baa sih semangat e kan, dak mungkin apak cuman ngecek
“semangat lah, operasi se lah ndak baa do” tu ndak mungkin ibuk sekuek iko do
gitu ha,
(tia lihat dari orang-orang yang tia wawancara, kadang ada yang bertengkar
dengan suami setelah apa ini bukbisa di bulang, tia tidak menanya itu, tapi dia
membicararakan itu gitu buk, seperti, suami nya tidak mendukung lah, kenapa
bisa jadi seperti ini, ada juga yang mengeluh seperti itu, setelah beberapa orang
yang tia wawancarai gitu buk, jadi bapak kan gitu, beda sekali gitu buk, jadi bapak
seperti apa gitu buk, seperti apa bapak semangat nya, tidak mungkin bapak cuma
bilang “semangat lah, operasi saja, tidak apa-apa” tidak mungkin ibuk sekuat ini
gitu buk)
Pa: Alhamdulillah kadang siap operasi tu kan, kalau kuat rasonyo badan tu, nyo
bao nyo raun-raun sore dek apak, pokok nyo, nyo baok apo lah, refreshing,
kadang pai ka pantai, pokok e jan mamanuang di rumah gitu ha (Alhamdulillah,
kadang setelah operasi itu kan, kalau kuat rasanya, diajakin jalan-jalan sore
sama bapak, pokok nya diajakin refreshing, diajakin kepantai, pokoknya jangan
sampai ngelamun dirumah gitu)
Pe: berarti bapak peduli nana lah ya buk ya
(berarti bapak peduli sekali ya buk ya)
Pa: alhamdulillah lah
Pe: peduli sekali sama ibuk gitu, jarang-jarang loh buk, kek laki-laki ko kan adoh
gai, eee itu urusan e lain lo mah gitu,
(peduli sekali sama ibuk, jarang-jarang loh buk, kadang kan laki-laki ni ada juga
kadang, eh itu urusan nya lain)
Pa: itu alhamdulillah
Pe: ko sampai mau memandikan, membersihkan gitu, (sampai mau memandikan,
membersihkan gitu)
Pa: yo, doktor pun mah, “salut ambo dek apak, pak”, cek nyo “berani apak
mambarasiahan, apo karajo apak, bagian a karajo apak,” kecek nyo kok bagian
kesehatan “ambo teknik nyo”, “a barani apak, pandai apak ”,.... “aa, tu mako
ambo caliak” kecek nyo, apak tu nyo caliak dulu partamo ibuk ooo, kontrol apo
tu kan, di caliak baa caro e, tu beko tibo di rumah dibali ubek untuk pembersihan
ko, rivanol tu kan, ubek merah , a yang ado di rumah sakik tu nyo apoan nyo kan,
yang apo, yang kakak ibuk yang istri nyo kan, perawat oo bidan dulu, jadi kini
164
lah pensiun kan, jadi alat-alat apotu adoh, nyo agian ka ibukalat-alat perawat tu,
kayak guntiang, kayak apo tu, itu untuak kesehatan tu lah, aa pakai itu lah
mambarasiahan nyo kan, pakai alat tu, alat tu di apoan dulu, a tu, di sterilkan,
dipanaskan aia, a tu ko masuakan kadalam aia angek tu kan, a tu beko di
sterilkan di situ dulu, baru dipakai kan,
(Dokter pun sampai bilang gitu juga, “salut saya sama bapak, berani bapak
membersihkan, pekerjaan bapak pa ya? bagian apa“, dokter tu pikir bapak kerja
dibagian kesehatan, “ngga saya teknik”.....“berani bapak, bisa bapak”
“ya itu makanya saya lihat”, bapak tu ya, dilihatnya dulu, selama ibuk di kontrol
itu kan, dilihat nya, terus sampai dirumah dibelikannya obat untuk ngebersihin,
seperti rivanol, obat merah, pokok nya apa yang ada dirumah sakit itu, dibelinya
Apa, kakak ibuk kan isterinya kan perawat eh, bidan dulu, jadi sekarang udah
pensiun kan, jadi ada alat-alat itu kan, dikasih ke ibuk alat-alat perawat tu, kayak
gunting, kayak apa, yaa yang untuk kesehatan itu lah pokok nya, aaa pakai itulah
ngebersihin nya, pakai alat tu, alat itu disterilkan, dipanaskan dulu, di sterilkan
disana, baru dipakai)
Pe: kan itu buk ado yang bidan kakak iparr ibuk nak buk, itu baa buk, dukungan
dari inyo gitu, informasi gitu,
(kan kakak ipar ibuk ada yang bidan itu kan buk, gimana dukungan dari dia buk,
informasi gitu)
Pa: inyo lah, inyo mendukung dulu mah, mangarehan untuk operasi tu inyo mah,
kalau ibuk kan iyo, pas ibuk takuik ibuk tu operasi ko se takuik nyo nyo gitu,
kalau dirumah kan orang panggil ayang ka ibuk, “operasi lah yang, cek nyo,
ndak ibo do anak, iko,iko,iko, cek nyo, dak ibo awak jo suami, operasi ndak baa
doh ” aa itulah,.....”kalau gitu yo lah ni, aa karumah sakik wak lah”, gitu mah
pai lah kakak ipar tu ka rumah sakik, apak gai kan, inyo lah maurus-urus surek
ibuk tu kan, pokok e ibuk tingga masuk ruang se lai, nyo ngurus sado alah nyo
(dia lah dia yang duluan ngasih dukungan, yang mendorong untuk operasi tu dia,
kan kalau ibuk takut, takut ibuk tu ya, kalau operasi ini aja lah takut nya gitu,
kalau dirumah kan orang panggil ayang sama ibuk,”operasi lah yang, ngga
kasian sama nak, gini,gini,gini, ngga kasian sama suami, operasi aja, tidak apa-
apa”..... “ kalau gitu yaudah kak, kerumah sakit kak”
Terus ikut lah kakak ipar ke rumah sakit, bapak juga kan, dia lah yang mengurus
surat-surat ibuk kan pokoknya ibuk tinggal masuk ruangan, terus dia yang
mengurus semua nya)
Pe: Alhamdulillah, dek inyo ngarati lo yo buk, oo model iko ko kanker payudara
ko, langsuang suruah barubek gitu
(Alhamdulillah, karna dia ngerti ya buk, kalau yang seperti ini, kanker payudara,
terus langsung disuruh berobat)
Pa:Iyo, ko alat a,”pagunoan alat tu”, kecek nyo kan, iyo, apak lah nan
mambarasiahan iko tiok hari, pokok nyo tiok hari di barasiahan kan,
alhamdulillah, waktu kontrol yang ka tigo kali nyo, nyo caliak nyo dek dokter kan,
mau bukak jaitan lai kan, “deh ancak mah pak, capek kariang nyo pak, aa apak
apo”,
“yo itu agiah pak a mambarasiahan nyo ubek tu, ubek tu ha”
“iyo berani apak mah“ kecek nyo,
165
(Iya ini alat nih, dikasih nya alat tu kan, “pergunakan lah alat itu” kata nya kan,
yaa bapak lah yang membersih kan ini (payudara) setiap hari, pokok nya tiap
hari dibersihkan kan, pas kontrol yang ketiga kali, dilihat sama dokter, mau buka
jahitan kan,
“Wah bagus ya pak, cepat kering nya gimana bapak mengerjakannya”,
“Yaa, membersihkan nya pakai obat itu, obat itu”
“Berani bapak ya, kata nya”)
Pe: iyo tu berkat kepedulian tadi tu buk, sayang ka ibuk kan, tu lah salut tia samo
apak buk, dari-dari urang lain tu cuman kekmambarasiahan tu inyo surang
(itu berkat kepedulian tadi tuh buk, sayang sama ibuk kan, salut tia sama bapak,
kalau yang lain biasanya kan cuman mereka yang membersihkan sendiri)
Pa: samanjak ibuk ko, kadang apak mamandian, “lai bisa mandi surang”,
kadang lai, kato ibuk kan, kadang ndak, nyo mandian, apak tu mandian, kadang
ibo lo ibuk kan, lai cek wak, buk bae se duduak mandi tu kan, kadang awak tu lah
apo lo, tu lah ibo lo wak, litak lo kadang
(semenjak ibuk seperti ini,, kadang bapak yang memandikan, “bisa mandi
sendiri?” kadang bisa ibuk bilang kan, kadang tidak , ya bapak yang mandiin,
kadang ibuk kasihan, “bisa” ibuk bilang, terus duduk saja ibuk mandi kan, terus
kadang ya kasihan, sudah capek kadang)
Pe: kasihan gitu nak buk..
Pa: kadang masak, “a samba?” cek nyo, kalau ka lapau ko ibuk lai bisa, cuman
mamasak kan awak main aia, takuik iko, lunak nyo beko kan itu
(Kadang masak, “mau bikin lauk apa?”, dia bilang, ibuk kalau kewarung masih
bisa, cuman masak kan ada kontak sama air, takut ini, nanti lunak kan)
Pe: ooo, jadi di situ, sorang-sorang masuak untuak kemo tu buk?
(jadi disitu sendiri-sendiri masuk untuk kemo buk?)
Pa: ndak, kemo ndak siko do, itu untuak kontrol, kemo di ruang baliak, dakek
laboratorium, untuak maambiak darah tu a, dakek apo jantuang.
(tidak, kemo bukan disini, itu untuk kontrol, kemo diruangan sebelah, dekar
laboratorium, untuk ambil darah itu, dekat ruang rawat jantung)
Pe: jadi situ awak masuak gak limo urang gitu yo,
(jadi disitu kita masuk berlima gitu ya buk?)
Pa: kontrol, jadi bisuak kemo ka bara, di agiah surek, diagiah ubek ko, ubek kemo
ko kan, beko malapor lo awak ka situ
(kontrol, jadi besok udah kemo keberapa, dikasih surat, dikasih obat, obat kemo
kan, nanti melapor lagi ke situ (riang kontrol))
Pe: buk, sabalun kemo tu adoh misal nyo kan, kemo 1 kemo 2 kemo 3, ado ndak
informasi yang berbeda masing-masing kemo,
(buk, sebelum kemo itu apakah ada misal nya kemo 1, kemo 2, kemo 3, ada
informasi yang berbeda masing-masing kemo )
Pa: ndak, biasonyo, kemo bara buk? kemo skian. Kemo bara buk? Kemo skian
(tidak, biasanya, kemo ke berapa buk? Kemo sekian, kemo berapa buk? Kemo
sekian)
Pe: tu keluhan nantik lagi ( setelah itu baru keluhan)
Pa: Cuma kalau adoh keluhan awak tu basampaian keluhan awak, kalau indak,
indak
166
(Cuma kalau ada keluhan ibuk sampaikan keluhan ibuk, kalau tidak da, tidak
disampaikan)
Pe: kalau misal nyo nanti keluhan kan, dak tau gitu do, dikasih informasi ndak
buk?
(kalau misal nya, nanti keluhan kan, tidak tau gitu, apakah ibuk diberi informasi?)
Pa: ndak, kalau kontrol ko ndak adoh di kasih nyo informasi do, Cuma kalau lah
ado keluhan tu awak yang maagiah informasi ka, ka dokter tu kan, kayak kini ko
lah ibuk a, ibuk kemo dak baa do,minum ubek ibuk, mode iko ibuk a, tu ibuk
agiah informasi, baa ko nyo kan
(tidak kalau kontrol tidak ada dikasih informasi, Cuma kalau ada keluhan ibuk
yang memberi tahu, memberikan informasi ke dokter kan, seperti ibuk, ibuk kalau
kemo tidak apa-apa, tapi minum obat kemo, ibuk jadi seperti ini, itu yang ibuk
informasikan, bagaimana seharus nya)
Pe: bagus nya gitu nak buk (sebaik nya begitu ya buk)
Pa: apa dihentikan obat ni, atau kalau di minum iko
(apa dihentikan saja konsumsi obat ini, atau kalau diminum)
Pe: efek samping nyo (efek samping nya)
Pa: mencret.. baa selanjut nyo gitu, ibuk apo, kontrol liak, tanggal 4 ibuk kemo
(mencret.. gimana selanjutnya gitu, ibuk kontrol lagi, tanggal 4 ibuk kemo)
Pe: yo lah buk, semoga bisa kini capek yo buk yo, bisuak tau lo lai, yang yang di
kurangan a yang di labiahan, a yang ka diminum yo buk, aa yo lah buk .....
(baik lah buk, semo bisa cepat (kontrol) hari ini ya buk, sehingga besok nya sudah
tau, apa yang harus di kurangi, apa yang yang dilebihkan, apa yang akan di
minum (obat) ya buk,)
Pa:tapi nak, rajin minum buah, gitu jawek nyo, buah-buahan banyak
(tapi, ya rajin minum buah, gitu jawab nya, buah-buahan banyak)
Pe: minum jus ya buk
Pa:kalu mencret ndak buliah jus do, jus tu kan lunak jadi cair, apo, jadi makan se
buah-buahan yang langsung gitu a
(kalau mebcret tidak boleh minum jus, jus itu kan lunak, jadi cair, jadi, makan
saja buah-buahan yang langsung gitu)
Pa: oo gitu, yo lah buk, makasih banyak buk a, dak tangguang banyak e do,
makasih banyak buk..
(oo gitu, baik lah buk, terimakasih banyak buk, sudah sangat banyak, makasih
banyak buk)
Pe: yo (iya)
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P3
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang poliklinik bedah umum RSUP Dr. M.
Catatan kejadian
kondisi yang cukup lengang di poliklinik sehingga jalannya wawancara lebih baik
Partisipan 4
168
Pe: sebelum nya nanti tu ibuk akan memperkenalkan diri dulu, fitu kan, jadi
kenalin dulu buk, nama tia mutia, dari fakultas keperawatan unand, jadi ibuk nama
nya siapa ya buk?
Pa: namo awak misdawati,panggilan awak imis, umur ibuk udah 42 tahun,
(nama ibuk misdawati, panggilan imis, umur ibuk sudah 42 tahun )
Pe: terus pekerjaan nya apa buk?
Pa: pekerjaan ibuk mengurus rumah tangga
Pe: ibuk dari mana?
Pa: dari pasaman,
Pe: ooo, dari pasaman, iya, aa, jadi mungkin gini buk, kan, ini tia bernya-nanya
pengalaman juga buk, gimana ibuk merasakan kanker payudara ini kan, jadi kan
memang udah, gimana ya buk ya, kan ibuk udah kemo keberapa ini buk?
Pa: ibuk udah kemo udah siap, udah siap kemo enam kali, udah operasi habis,
langsung kemo, jadi kemo tu udah siap, udah siap kemo enam kali, jadi hasil
kemo apa tu, hasil operasi tu di kirim ke jakarta, kejakarta langsung karna kalau
kejakarta lebih cepat, cepat apa nemu hasil nya tu, kalau ke bandung agak lama,
Pe: Alhamdulillah ya buk ya
Pa: aAlhamdulillah, hasil yang dari jakarta yang siap kemo tu, itu lah berobat
sekali sebulan.
Pe: berarti disini kontrol,
Pa: enam bulan tu, enam bulan berturut-turut, pas habis enam bulan, cek,
Kok apa lagi kelanjutan nya, kok sekali sebulan atau sekali dua bulan obat nya
dikasih nantik...
(enam bulan itu, enam bulan berturut-turut, pas habis enam bulan, cek, gimana
lagi kelanjutan nya, sekali satu bulan atau sekali dua bulan obat nya dikasih
nantik...)
Pe; jadi kan gini buk, tia mau throw back lagi gitu, nengok lagi kebelakang gitu
kan, waktu , ibuk udah berjalan beberapa bulan atau beberapa tahun ya buk
Pa: udah setahun ini
Pe: dah setahun, udah setahun ibuk menjalankan pengobatan kanker payudara gitu
buk, tapi dulu tu, awal-awal kena tu tau nya dari mana, apakah ada suatu hal yang
mengganjal di payudara, atau gimana gitu buk tau nya?
Pa: ada, ada yang membengkak,
169
Pas itu, awak kan dak tau, sakit ndak, apa ndak, nggak ada terasa sakit, pokok
nya kan anak masih kecil, umur dua setengah tahun, udah cerai susunya tu, habis
itu lah membengkak, membengkak susu tu, jadi yang sebelah kanan udah normal,
jadi ditengok yang sebelah kiri ini masih ada kecil di dalam, tapi ndak sakit, ndak
ada terasa sakit, apapun kerja awak karajoan, ndak apa-apa, ngga ada yang
sakit, jadi itu udah terlalu lama, aku rasa udah sampek lah lapan bulan lebihan
lah ndak ada merasa sakit, jadi itu lah membengkak di dalam, besar didalam
bengkak nyatapi nggak juga sakit, Cuma sekali-kali, sekali-kali ada berdenyut,
ada denyut-denyut sekali-kali, jadi ada denyut sekali-kali tu aaa, datang lah awak
ka bidan awak di kampuang, bidan anu, periksa situ, di tanya, buk, buk a jadi apo
ko buk tambah gadang, batambah besar gitu, jadi ditengok sama ibuk ko, aa ini
mau nya di operasi, di apa, kontrol lah ke yarsi kata nya, ke rumah sakit, bisa
diperiksa sama dotor tu, itu lah, datang kerumah sakit, di pasaman, di pasaman,
masuk ka rumah sakikpasaman, langsung operasi
(ada, ada yang membengkak, ketika itu, ibuk kan tidak tahu, tidak sakit, tidak ada
terasa sakit, pokok nya kan anak masih kecil, umur dua setengah tahun, sudah
berhenti menyusu, setelah itu membengkak, membengkak payudara itu, jadi yang
sebelah kanan sudah normal, jadi ditengok yang sebelah kiri ini masih ada kecil
di dalam, tapi tidak sakit, tidak ada terasa sakit, apapun pekerjaan ibuk kerjakan,
tidak apa-apa, tidak ada yang sakit, jadi sudah terlalu lama, ibuk rasa sudah
delapan bulan lebih lah tidak ada merasa sakit, jadi itu membengkak di dalam,
besar didalam bengkak nya, tapi nggak sakit, Cuma sekali-kali, sekali-kali ada
denyutan, ada denyut-denyut sekali-kali, jadi ada denyut sekali-kali tu aaa,
datang lah ibuk ke bidan yang di kampuang, diperiksa disitu, di tanya, buk, buk
kenapa ini buk, kenapa batambah besar gitu, jadi periksa ibuk itu, aa ini lebih
baik di operasi, di apa, kontrol lah ke yarsi kata nya, ke rumah sakit, bisa
diperiksa sama dotor tu, datang lah ibuk ke rumah sakit, di pasaman, di pasaman,
ke rumah sakit pasaman, langsung operasi )
Pe: itu, berrti yang mendiagnosa ibuk, yang nyatain kalau itu tu kanker payudara
itu bidan nya ya?
Pa: eee , dotor, operasi, operasi pasaman, siap operasi, yang bengkak di dalam
tu, (dokter, operasi di pasaman, siap operasi bengkak di dalam itu)
Pe: jadi kan, lanjutin lagi tadi tu buk, kan itu yang mendiagnosa berarti dokter
gitu, terus kan ada nanti kan dibilang, ooo, gimana dokter tu bilang nya buk, “ibuk
dapat kanker payudara gitu” terus yang....
Pa: dulu tu kan awal nya gini, siap operasi pertama di pasaman, operasi, jadi
hasil yang bengkak di dalam tu dikirim ke padang dilabor, pas dilabor, udah siap
dilabor, datang labor tu kerumah sakit tu (hasil labor nya sampai di rumah sakit),
ditengok sama dotor (dokter) tu, hasil apa tu, labor tu, itu lah apa katanya,udah
menjalar ke kanker (sudah menjadi kanker), terus dikasih rujuk ke padang untuk
menjalani pengobatan, melanjutkan pengobatan, dipasaman belum ada operasi
pengangkatan ini (payudara) dikasih rujuk ke padang, sampai di rumah sakit
M.Djamil ini, langsung diperiksa sama bapak dotor (dokter), mau nya diangkat
habis buk, katanya,
Pe: berarti ibuk udah mastectomy?
Pa: apa nya tu?
170
Pa: sedih awak tu, sedih awak tu, mau dioperasi habis, kalau mudah-mudahan,
doa awak kan, ke yang satu, mudah-mudahan sehat, untuk anak-anak awak,
anak-anak kan masih kecil-kecil
(sedih nya, sedih ibuk tu ya kalau mau dioperasi habis, mudah-mudahan, doa
ibuk kan, kepada yang Satu (Allah), mudah-mudahan sehat, untuk anak-anak
ibuk, anak-anak ibuk kan masih kecil-kecil)
Pe: berapa tahun umurnya buk?
Pa: anak wak, anak yang kecil nya empat tahun, yang besar nya baru kelas dua
mau naik kelas tiga SMA yang besar itu, yang nomor dua, naik kelas dua
tsanauiah,
(anak ibuk, anak yang paling kecil baru empat tahun, yang paling besar baru
kelas dua, mau naik kelas tiga SMA, yang nomor dua mau naik kelas dua
tsanauyah)
Pe: berarti tiga orang ya buk
Pa: nomor tiga nya, udah naik kelas empat SD, yang nomor empat berumur
empat tahun sekarang. Sedih awak tu menengok anak-anak awak tu, tu masih
kecil tu lah anak-anak awak tu, anak masih kecil awak lah dapat sakit gini a
(yang nomor tiga udah mau naik kelas empat SD, yang nomor empat berumur
empat tahun sekarang. itu lah, sedihnya ibuk ya nengok anak yang masih kesil itu
lah,anak-anak masih kecil, ibuk dapat sakit yang seperti ini)
Pe: ada ndak buk rasa takut mati nantik meninggalkan anak gitu
Pa: rasa takut nya mati itu gini, pas rah, pokok nya semangat pasrah wak
berobat, berdoa mudah-mudahan selamat awak gitu..
(rasa takut mau mati nya tu gini, pasrah, semangat, ibuk pasrah, ibuk kan
berobat, mudah-mudahan, ibuk berdoa selamat ibuk, dapat obat, itu aja)
Pe: jadi gimana caranya ibuk menimbulkan rasa kek pasrah, menerima itu
gimana?
Pa:ya macam gitu lah pokok nya gak banyak pikiran lah, pokok nya penyakit apa
ini, nggak di pikirkan lah, pas datang masanya berobat, berangkat gitu...
Kalau cemas awak tu yo cemas lah, pas awak berangkat tu manengok anak-anak
tinggal semua, tentu apa lah, anak yang kecil yang umur empat tahun tu ha, tu
lah
(kalau cemas ibuk, ya cemas lah, pas ibuk berangkat aja ibuk melihat anak-anak
tinggal semua, tentu apa kan, anak yang kecil masih umur empat tahun tu, gitu
lah)
Pe: dia masih kecil gitu kan buk, awak tu pengen nengok inyo sampai dewasa
gitu, baa perkembangan nyo nak buk,
( anak masih kecil, pengen nengok dia sampai dewasa gitu, gimana perkembangan
nya ya buk)
Pa: iya, gitu lah
Pe: mm, jadi itu sumber sedih nya gitu,
Pa: iya lah
Pe: mm, ini kan gini, oo ibuk kan sedih nak, kan tadi ibuk pernyataan nya kan
tentang kek udah bisa menerima, pasrah gitu, nah itu gimana buk, kalau dengan
kek ee apa, aktivitas ibadah itu gimana?
172
Pa: lanjut siap operasi lanjut, langsung, solat langsung, bisa, di usahakan, kalau
ndak bisa berdiri duduk, pokok nya dima bisa nya, pokok nya solat terus
(lanjut, setelah operasi lanjut, langsung solat, bisa, ya diusahakan, kalau tidak
bisa berdiri ya duduk, gimana bisa nya, pokok nya solat aja terus)
Pe: terus selama solat itu doa nya kek gimana buk?
Pa: doa nya itu lah, badoa awak, mamintak kapado allah, sehatkan awak,
lancarkan perjalanan awak, angkat penyakit awak,
(doanya gitu lah, berdoa, meminta kepada allah, sehatkan ibuk, lancarkan
perjalanan ibuk, angkat penyakit ibuk)
Pe: berarti ibuk kan apa ya, kopingnya itu berdasarkan kek itu... adaptasi nya gitu
buk, apakah itu dari kek ada dari suami, dari anak
Pa: dari suami awak lah, (dari suami ibuk lah)
Pe: kalau dari suami gimana semangat nya buk?
Pa: suami ibuk pokok nya semangat, perekonomian kan susah, macam dari
pasaman kasiko, (seperti dari pasaman kesini kan butuh biaya, kalaurumah sakit
kan Alhamdulillah BPJS, tapi klau untuk berobat kesini kan dibilang sama suami,
antian ajo lah, bia uda yang mancari (tenag saja biar uda yang cari uang”
Pe: jadi suami ibuk, mendukung sekali ngga untuk pengobatan
Pa: mendukung lah, mendukung sekali, pokok nya awak putus asar, gak apa lah,
agak bosan lah awak tibo nyo, manengok anak-anak, tapi suami awak mendukung
terus
(mendukung lah, mendukung sekali, pokok nya pas ibuk putus asa, agak bosan
gitu, nengok anak-anak, tapi suami selalu mendukung)
Pe; ado ndak buk, kek baa raso nyo gitu kalau misal nyo ndak kalau ndak di
dukung apak, itu raso nyo ndak mungkin di siko,
(ada ngga buk kalau misalnya bapak ngga memberi dukungan, ngga mungkin ada
di sini)
Pa: kalau suami awak ndak mendukung, mungkin lah baranti wak barubek,
macam iko, lah setahun, sekali seminggu, sekali 15 hari datang ka siko, barubek,
sakali 15 hari kalau masalah apo, biaya, bisa awak maapo mikiakan
(kalau suami ibuk ngga mendukung, mungkin sudah berhenti berobat, setahun
sekali seminggu, sekali dalam 15 hari datang ke sini, berobat sekali dalam 15
hari, kalau masalah biaya, bisa lah ibuk memikirkan)
Pe: Alhamdulillah ya buk
Pa: Alhamdulillah semangat dari suami, keluarga pun model itu lo, keluarga pun
maagiah awak dukungan, semangat
(Alhamdulillah semangat dari suami, keluarga gitu juga, keluarga memberikan
ibuk dukungan juga, semangat )
Pe: keluarga ibuk, seperti kakak, adik
Pa: kakak-kakak, amak awak, masih mendukung, apapun, dimana pun, apo nyo
kok tentang biaya sagalo macam, ado yang mendukung di belakang,
(kakak-kakak, emak ibuk, masih mendukung, apapun, dimanapun apa nya, seperti
tentang biaya, segala macam banyak yang mendukung dibelakang)
Pe: biaya tu misal nyo kek , dari, dari pasaman ka siko, gitu
(biaya itu seperti, dari pasaman ke sini gitu)
173
Pa: biaya tu kek gini, ya memang, awak kan ndak ado pekerjaan, suami awak pun
kerjaan nya untuk mengurus sawit, kebun awak ya, jadi lantaran dari urang tuo
awak adoh, apo nyo, dikasih nyo lah awak sebidang tanah, jadi dikasih nyo awak
sebidang tanah itu, pokok nya, amak lah tibo nyo dek awak, nyo kasih nyo lah
awak sebidang tanah, amak awak, dikasih nyo lah awak sebidang tanah, pokok
hya, anak langsuang barubek, sasampai baranti kato pak dotor, jadi dijual nya
lah apo ooo, tanah tu, nah itu lah biaya untuk berobat kesini
(biaya tu seperti ini, ibuk kan memang tidak ada pekerjaan, suami ibuk pun
pekerjaan nya ngurus sawit dikebun ibuk, jadi lantaran dari orang tua ibuk ada,
dikasih nya lah ibuk sebidang tanah, pokok nya dikasih sebidang tanah sama
emak ibuk, pokok nya ibuk langsung berobat. sampai selesai kata dokter. Jadi
dijual nya lah tanah tu. nah itu lah biaya untuk berobat kesini)
Pe: urang tuo ibuk tu (orang tua ibuk)
Pa: aa iyo urang tuo awak mendukung (iya, orang tua ibuk mendukung)
Pe: berarti urang tuo ibuk tu mendukung dari segi finansial, juga kek dari
dukungan sehingga ibuk bisa semangat tu apa buk yang nyata gitu?
(berarti orang tua ibuk tu mendukung dari segi finansial, juga dari segi dukungan
sehingga ibuk bisa semangat itu apa buk? yang nyata nya)
Pa; itu lah semangat dari urang tuo awak, mendukung awak, untuk berobat,
keluarga awak tibo e, suami pun model itu lo, siap lo maurus tu mah, kalau
masalah uang nyo, itu lah, dikasih samo orang tua,
(iya lah semangat dari orang tua ibuk, mendukung ibuk, menyuruh untuk berobat
ya keluarga ibuk lah, suami pun gitu juga, siap mengurus, kalau maslah uang
nya, gitu lah, dikasih sama orang tua )
Pe: kan ibuk alah operasi nak jadi kan dulu ado perban-perban gitu a, jadi itu tu,
apakah apak yang mambarasiahan?
(kan ibuk udah dioperasi kan, kan dulu ada yang diperban, jadi apakah itu bapak
yang ngebersihkan?)
Pa: iyo, bapak, kami badu e nyo, dak adoh do, kok keluarga namo e datang pas
operasi tu keluarga datang dari pasaman sado e siko, satu hari tu, pas habis
diangkat, suami lah semua, mambawak awak ke sumur.
(iya, bapak, kami berdua aja, ngga ada, kalau keluarga ya datang, pas operasi,
keluarga datang dari pasaman semua nya kesini, satu hari itu, pas ibuk setelah
dioperasi pengangkatan, suami lah semua nya, yang bawak ke toilet)
Pe: ibuk kalau mandi gimana buk, dibantu perawat atau suami?
Pa: nggak, suami yang bantu, kalau waktu di perbantu malap-lap badan tu
suami
Pe: alhamdulillah ya buk berarti suami benar-benar mendukung
Pa: alhamdulillah
Pe: jadi kan itukan maslah nya gini nak buk, kan itu payudara, payudara tu
memang penting lah, organ yang penting lah di wanita gitu nak buk, terus gimana
buk kata suami gitu, apakah suami kek ada, kek keluahan dari suami atau apakah
ada kek, ya payudara gitu, apa sih gitu dari suami, ada ngga?
Pa; mmm, ndak lah pokok nya kan dia (suami) penyakik awak tu, dibuang
payudara sebelah, nggak jadi masalah sama dia, pokoknya semangat terus ibuk
dikasih nya, yang penting, ibuk kan sudah hilang (dibedah) sabalah payudara
174
awak ko, kalau ada rasa iri samo teman-teman nyo.., tapi nyo (suami) ndak
peduli orang nya, nyo tau panyakik awak (dia tahu penyakit ibuk) pokoknya ya,
dikasih semangat aja ibuk terus, ndak ditinggalkan
Pe: kalau misal nyo ibuk nio berterimakasih, misal nyo ko adoh bapak di siko tu
terimakasih ibuk kek baa ka apak gitu,
(kalau misal nya ibuk mau berterima kasih, misal nya ada bapak disini,
terimakasih iuk gimana sama bapak?)
Pa: Ya Allah, pokok nyo tu ibuk, rayo patang ko kan dah setahun wak baoperasi,
lah setahun, mintak maaf awak tu itu lah hehe, rasa syukur awak punyo suami
mendukung awak, a ko nyo suami awak.
(Ya Allah, kalau di, kalau ibuk, kan pas lebaran kemaren ini kan udah setahun
ibuk operasi, udah setahun, ya dia, ibuk mintak maaf lah, ya dia, hehe.. rasa
syukur ibuk, punya suami yang mendukung, ini dia suami ibuk )
Pe: pak, mutia pak, dari keperawatan unand, mewawancarai ibuk, bapak selalu
mendukung ya buk
Pa: selalu mendukung, pokok nya ndak ada patah semangat do, pas pun awak
datang ka siko pun, sendirian pun dak buliah dek inyo do, semangat terus yo,
lebih semangat suami awak daripado awak lai, untuk pengobatan ko a, lebih
semangat suami awak dari pado awak lai, jadi awak tu,manengok suami lebih
semangat, keluarga awak lebih semangat merobat awak, jadi awak pun di pacu,
lebih semanagat lo,
(selalu mendukung, pokok nya ngga ada patah semangat dalam mendukung ibuk.
pas ini, mau datang kesini pun ngga boleh sendirian sama bapak, pokok nya
sampai sekarang dikasih nya semangat, semangat terus, malah lebih semangat
suami ibuk daripada ibuk. untuk pengobatan ini lebih semangat suami daripada
ibuk, jadi karna ibuk melihat suami lebih semangat, keluarga ibuk lebih semangat
mengobati ibuk, jadi ibuk dipacu lebih semangat lagi )
Pe: kan tadi awal nyo kan ibuk ngecek, oo ibuk sedih, ibuk stress gitu nak, ooo
dengan penyakit ibuk, terus tu keluarga kek baa gitu, apakah cuman kek maagiah
semangat dari finansial ajo atau kek “barubek lah, ndak baa barubek tu do” baa
keluarga kecek nyo
(kan di awal tadi ibuk bilang, oh ibuk sedih, ibuk stres, dengan penyakit ibuk,
terus tu keluarga kek gimana gitu buk, apakah cuman seperti ngasih semangat dari
segi finansial aja atau seperti, “ berobat lah, ngga apa-apa, berobat aj” jadi gimana
keluarga mengucapkannya)
Pa: ya keluarga memang yang terbaik lah sado nyo dek awak, apopun kecek
dotor, lanjut itu kecek keluarga, masalah biaya, bia kami yang manangguang,
lantaran kan dek anak-anak masih banyak, suami awak kan pulang siko kan
bakarajo, maurus kabun, jadi maslah biaya, aa lah diumpuakan lah biaya awak
untuak kasiko
(iya, memang, keluarga memang yang terbaik lah semuanya sama ibuk, apapun
kata dokter, lanjut.. itu yang dibilang keluarga, masalah biaya biarlah kami yang
menanggung, lantaran karna anak-anak masih banyak, dan suami ibuk pulang
dari sini kan kerja, mengurus kebun, jadi masalah biaya, udah di kumpulkan
biaya nya untuk ibuk berobat kesini).
Pe: buk itu kan ibuk lah kemooterapi, (ibuk kan udah kemoterapi)
175
banyak tidua, dak bisa di gerak, Cuma awak tu kalau awak semangat an,
alhamdulillah saminggu tu kuek awak baliak, abis yang saminggu tu kuat awak
baliak, amuah awak makan baliak, bisa minum, bisa lo minum obat awak baliak.
(kalau kemo, kalau kemo, seminggu setelah kemo memang terganggu, ngga bisa
melakukan apa-apa, cuman ngurus diri sendiri aja, minum sendiri, minta bantu
lah gitu, kalau misalnya ngga bisa sendiri tu ibuk minta bantu, dalam minggu
siap kemo itu memang ngga bisa bergerak, kan badan kita tu lemah, lemah kan,
mamang harus banyak tidur, cuman kan kalau kita semangat kan alhamdulillah
seminggu tu kuat lagi, habis yang seminggu tu, kuat lagi, mau makan lagi, mau
minum, bisa pula minum obat lagi)
Pe: kan kemo tu banyak efek yang kek-kek ibuk kecek tadi nak buk, tu adoh ndak
ibuk pernah berfikir, deh, dak usah lah kemo lai, panek gitu ha
(kan kemo itu banyak efeknya seperti yang ibuk bilang tadi, terus ada ngga
kepikiran, tidak usah kemo saja, capek gitu)
Pa: ooo, adoh, pas kemo yang kaduo, kemo yang kaduo tu kan awak, yang
partamo kan alun manga-manga lai, pas masuak yang kaduo, a tu lah talatak
awak, lah lamah, tambah lamah tibo nyo, aa batambah lamah, ko rambut awak
ko lah botak ko mah, oo langsuang botak habis, habis rambuik ko ya, jadi, yang
kaduo, yang katigo awak mintak lai, alah tu, ndak usah lah dilanjuikan kemo ko,
ndak talok lai, lah lamah tibo nyo, minum ajo indak, apo indak, apo tidoh
dimakan indak lamak, jadi cek suami awak, itu ndak bisa do, kini ko harus
semangatan minum, makan, minum banyak-banyak, makan ubek, alhamdulillah
saminggu ko mode samulo lo baliak, awak bis lanjuik kemo nan katigo kato nyo,
a, cubo-cubo baansua-ansua, lah lanjut, alhamdulillah sampai yang katigo, yang
kaampek, yang kalimo sampai yang ka anam, alhamdulillah
(ooo, ada, pas kemo yang kedua, pas kemo yang pertama kan masih ngga apa-
apa, pas yang kedua, itu lah,lemag, bertambah lemah gitu, terus rambut ibuk nih
udah botak, ooo langsung botak habis, habis rambut ni kan, jadi yang kedua dan
yang ketiga ibuk minta, udah lah, ngga usah lanjutin kemo, ngga sanggup, udah
lemes, minum aja ngga, apapun ngga, makan ngga enak. Jadi kata suami ibuk,
ngga bisa kayak gitu, disemangati, makan, minum banyak-banyak, makan obat,
alhamdulillah untung seminggu ini seperti semula, untungnya sehat, ibuk bisa
lanjutin kemo yang ketiga, dicoba aja, berangsur-angsur, dan lanjut
alhamdulillah sampai lah ke yang ketiga, ke yang ke empat, kelima dan yang
keenam, alhamdulillah.
Pe: alhamdulillah yo buk, itu kan tadi, aktivitas sehari-hari tu taganggu nak buk,
aa jadi kek aktivitas kerjaan rumah tangga tu sia yang nolong buk?
(alhamdulillah ya buk, nah itu kan tadi aktivitas sehari-hari kan terganggu kan
buk, jadi aktivitas pekerjaan rumah tangga itu siapa yang bantuin buk?)
Pa: bapak, suami awak sadoe, iyo suami samo anak-anak, awak pun sampai
sekarang pokok nyo, alun lah bisa bakarajo lah tibo nyo, macam mamasak-masak
ko kan anak lah gadang kan, lah kelas tigo SMA tu kan lah bisa masak, jadi inyo
lah yang mamasak, awak lah yang manunjuak-nunjuakan, anak yang
mangarajoan sadoe
(bapak, suami ibuk yang ngurus, suami sama anak-anak, ibuk pun sampai
sekarang belum bisa kerja, seperti masak-masak, kan anak ibuk udah besar, udah
178
kelas tiga SMA itu kan udah bisa masak, jadi dia yang masak, ibuk yang
ngarahin, anak yang ngerjain semua.)
Pe: kek bakarajo nan barek-barek (kalau kerjaan yang berat-berat)
Pa: ndak, ndak buliah, macam manyapu, macam manyuci ndak bisa tu do,
maejang nan barek-barek tangan nan baoperasi ko, ndak bisa do, memang
terganggu,
(ndak, ndak boleh, kalau masalah nyapu, nyuci, ngabisa, narik yang berat-berat,
tangan yang dioperasi ini, memang ngga bisa, memang terganggu)
Pe: itu, yang ngarajoan sia buk? (terus yang ngerkjain itu siapa buk? )
Pa: suami awak, samo anak-anak awak, a tu kok lah siap karajo, kok keluarga
awak mambantu lo, pokok nyo mendukung lah sadonyo, mode tu lah semangat
awak tu, mako bisa semangat, mendukung lah sado nyo, keluarga mendukung.
(suami ibuk dan anak-anak ibuk, terus kalauudah selesai kerja, keluarga ibuk
juga ikutan bantu, pokok nyo mendukung lah semua nya, sehingga semangat ibuk
gitu makanya bisa semangat, mendukung lah semuanya, keluarga mendukung.)
Pe: ibuk kan alah menjalani pengobatan gitu buk, masih ado juo ndak raso-raso
ibo hati cameh gitu,
(ini kan ibuk sudah menjalani pengobatan, masih ada ngga rasa-rasa sedih, cemas)
Pa: adoh, masih adoh juo cameh nyo mode iko, awak kan lah siap kemo, ya lah
siap kemo, lah melanjutkan ubek nyo, lah sakali sabulan kini ko a, jadi cameh
wak mode iko, mudah-mudahan jan lah ado gejala-gejala yang lain, kan masih
banyak ko, bisa tumbuah dima-dima ko, akar-akar nyo, jadi kan awak ndak tau,
jadi itu nan mancamehan awak, mudah-mudahan jan sampai malala lo ka nan
sabalah lai, mode itu lah doa awak, jan sampai itu nandicameh-camehan awak
kini ko a.
(ada, rasa cemas nya itu kan begini kan ibuk udah selesai kemo, terus juga udah
melakukan pengobatan sekali sebulan, jadi cemas nya ibuk gini, berdoa aja,
mudah-mudahan, jangan sampai ada gejala-gejala yang lain, jangan sampai
nyebar kan kita ngga tau, ini banyak akar-akar nya, bisa tumbuh dimana aja, jadi
ibuk cemas, mudah-mudahan jangan sampai nyebar ke sebelah nya, gitu lah doa
ibuk, jangan sampai, itu lah yang dicemas-cemas kan)
Pe: kalau takuik nyo kini baa? (kalau takut nya sekarang gimana?)
Pa: kalau takuik nyo kini dak adoh, pasrah, ndak adoh takuik, pasrah
(kalau takut nya ngga ada, pasrah, ngga ada takut, pasrah )
Pe: kan ado urang bagai yang ngecek giko bagai kan,bia pasrah se lah, kan awak
punyo yang satu, punyo Allah gitu, kalau ibuk baa persepsi ibuk tentang itu
(kan ada juga orang yang bilang gini, yaudah pasrah aja, kan kita punya yang
Satu,punya Allah kan, kalau ibuk gimana, persepsi ibuk mengenai itu)
Pa: iyo, memang mode itu e nyo, pasrah mode itu e nyo, Cuma itu lah pokok nyo,
ndak adoh manjadi pikiran lai
(ya gitu, pasrah ibuk ya gitu, cuman itu lah pokok nya, ngga ada jadi pikiran)
Pe: ndak adoh jadi pikiran lai, ibuk salamo sakik itu memang tok solat ajo atau
adoh kek aktivitas ibadah yang lain kek puasa, wirid, solat malam (ngga ada jadi
pikiran, ibuk selama sakit mamang tok solat saja, atau ada aktivitas ibadah lain,
seperti puasa, wirid, solat malam)
179
Pa: memang puaso sebulan, sampai, normal puaso awak yo, kalau ado urang
wirid, datang ka surau wirid, cuman main-main iyo indak adoh, hibur-hiburan
ndak adoh do, dirumah, stangah urang macam panyakik iko kan banyak hiburan
soping, apo main-main,kalau ado urang wirid di rumah sajik, kan rumah sajik
dakek dari rumah awak, ado wirid datang
(iya.. memang puasa, sebulan yang lalu sampai, normal puasa ibuk, kalau ada
wirid, datang kesurau ikutan wirid, cuman ya, kalau main, hibur-hiburan
memang ngga ada, bayak dirumah, kadang kan orang laindenganpenyakit yang
sama kan banyak hiburan, shoping, main-main, kalu ibuk ngga, kalau ada orang
wirid dimesjid, kan mesjid dekat dari rumah ibuk, ada wirid datang)
Pe: kalau kek solat malam gitu buk? (kalau solat malam gitu buk?)
Pa: solat-solat malam, macam solat tahajut tu alhamdulillah lai terlaksana,
(solat-solat malam, seperti solat tahajjud, alhamdulillah terlaksana)
Pe: kalau boleh tau tia buk, permintaan ibuk ka tuhan tu apo ketika ibuk
( kalau boleh tau tia bukpermintaan ibuk kepada tuhan itu apa?)
Pa:macam awak melakukan solat tahajjud tu kan, meminta awak, memohon
awak, atas perasaan awak yang didalamlah tibo nyo, cuman permintaan awak
satu, angkat penyakit awak, angkat penyakit, kasih kesehatan, mintak doa,
sehatkan anak-anak semua, lancaran apo awak sado nyo aktivitas awak
barulang itu doa ibuk
(permintaan ibuk pada tuhan itu seperti ibuk melakukan solat tahajjud itu kan,
meminta ibuk, memohon ibuk, atas perasaan ibuk yang didalam lah ibuk
memohon, cuman permintaan ibuk satu, angkat penyakit ibuk, angkat penyakit,
dikasih kesehatan, mintak doa, sehatkan anak-anak semuanya. lancarkan
aktivitas ibuk pulang balik semua, itu lah doa ibuk)
Pe:yang kek, semoga ibuk bisa melihat anak besok, itu ada ndak harapan, kek-kek
itu
(semoga bisa ibuk melihat anak... itu ada ngga harapan ibuk seperti itu)
Pa: iyo ado lah harapan awak, sehat awak kan, harapan awak kan untuk
maapoan anak awak tibo e,
(iya ada lah, harapan seperti itu, sehat ibuk kan, harapan ibuk kan untuk anak-
anak ibuk juga)
Pe: kalau harapan terhadap suami gimana buk?
Pa:kalau harapan sama suami, yo memang biaso-biaso ajo nyo,
(kalau harapan sama suami, ya memang biasa-biasa saja)
Pe: biasa, ee memang dia udah biasa mendukung gitu buk, harapan nya?
Pa:iya, awak pun semangat lo maapo inyo tibo nyo, bukan dak ado wak mapo-
apo inyo do, pokok nyo, inyo maagiah semangat, awak pun maagiah semangat,
samo-samo lah tibo nyo, samo-samo, samo tau, samo tau lah tibo e, awak tu
macam suami awak mandukung, satangah kan urang adoh, mendukung suami
nyo kamengkek-mengkekan sagalo, kan adoh tu, manjo lah tibo nyo kalau awak
ndak, biaso-biaso a nyo, itu a nyo, semangat suami awak, awak semangat, jadi
samo-samo apo lah tibo e, samo-samo tau –tau apo,
(iya, ya, ibuk pun semangat juga sama bapak, ibuk tidak apa (manja-manja)
sama bapak, ibuk pun memberi semangat sama bapak, ya sama-sama lah gitu,
sama-sama tahu lah gitu, ibuk tu, kalau suami mendukung, kan kalau sebagian
180
orang, kalau suami nya mendukung kan jadi manja, kalau ibuk ngga, biasa-biasa
aja, semangat suami ibuk, ibuk pun semangat, jadi ya sama-sama lah gitu sama-
sama tau aja)
Pe: berarti ado feedback nyo yo buk (berarti ya ada feedback nya ya buk)
Pa: aaa, ndak ado ibuk mintak di manjo-manjoan di.. sagalo macam, ndak adoh
do
(aa, ibuk tidak ada minta di manjaain, minta diginiin segala macam, ngga ada,)
Pe:jadi kan tadi kan lah ado efek nyo gitu nak buk, bialah botak.
(kan tadi udah ada efeknya ya buk, biarlah botak)
Pa: iya,
Pe: tu baa pendapat apak buk?
(terus gimana pendapat bapak buk?)
Pa: ndak baa do, cuman botak tu sedih nyo mancaliak awak nyo, aa sedih nyo
mancaliak awak, pokok e mancaliak kesedihan nyo, labiah banyak nyo
mangaluaan aia mato daripado awak lai, mode itu lah ka sedih mancaliak
panyakaik awak nan adoh ko
(tidak apa-apa, cuman botak tentu sedih dia melihat ibuk, iya sedih dia melihat
ibuk, pokok nya melihat kesedihan dia, lebih banyak dia mengeluarkan air mata
dari pada ibuk, begitulah kesedihan dia melihat penyakit ibuk yang seperti ini)
Pe: kalau ibuk memandang diri ibuk setelah itu baa raso nyo?
(kalau ibuk memandang diri ibuk setelah itu gimana rasanya?)
Pa: kalau awak memandang diri awak tu, mode itu se nyo, memandang diri awak
tu, pasrah, apo e namo e, dak ado wak mamandang apo, raso malu, apo sagalo
macam, ndak ado, pokok e biaso-biaso me
(kalau ibuk memandang diri ibuk ya, seperti itulah, pasrah gitu, tidak ada rasa,
rasa malu, rasa segala macam tidak, tidak ada, pokok nya biasa-biasa saja)
Pe: menerima ndak ibuk dengan kondisi sekarang?
(menerima ngga ibuk dengan kondisi yang sekarang?)
Pa: ya menerima lah, pokok nyo, pasrah gitu, ndak ado oo, misalnyo awak kan,
ado stangah, kadang maraso malu apo, kalau awak indak, ndak adoh raso malu,
awak kan maangkek iko kan dek ado penyakik kan gitu lah tibo e.
(ya menerima lah, pokok nya ya pasrah gitu, tidak ada ooo, misal nya kan ada
yang merasa malu, kalau ibuk tidak, tidakada rasa malu, ibuk kan “mengangkat
ini (payudara)” kan gara-gara ada penyakit, gitu lah),
Pe: nah buk, maaf sebelumnya nih buk, kalau dilingkungan ibuk ada ngga yang
tau kalau ibuk sakit kanker payudara?
Pa: ndak adoh do, dak adoh do,pokok nyo yang penyakit iko lah yo awak surang
a nyo.
( tidak ada, tidak ada, kalau penyakit ini ya, cuman ibuk saja)
Pe: kenpa kek ibuk ndak ngasih tau urang kalau ibuk sakik kanker gitu
(kenapa kok ibuk ngga ngasih tau orang kalau ibuk skait kanker gitu)
Pa: bakasih tau, bukan baondokan, ndak baondokan do, mangasih tau nyo ko lah
sasudah operasi, tau kanker ko lah siapooperasi
(dikasih tau, bukandi tutup-tutupi, tapi diberi tahu nya setelah di operasi, tau
kanker ini kan setelah dioperasi)
Pe: orang-orang sekitar tau?
181
Pa: ndak, ndak tau do, lantaran awak tu ndak ado sakik, sabalum operasi yo,
lantaran sakaliliang awak tu, jo amak-amak awak sendiri ndak ado tau do, awak
lah tau siap operasi nyo, awak ka operasi, sebab awak tu ndak pernah sakit, ndak
pernah sakit.
(tidak, karna ibuk tidak sakit, sebelum operasi ya, bahkan orang tua ibuk juga
tidak tau. ibuk pun tahu setelah akan dioperasi, karna ibuk tidak pernah sakit)
Pe: setelah operasi tu tau urang lai,?
(setelah ibuk operasi baru lah orang tau?)
Pa: aa yo, pas awak ka mahadang operasi tantu di bilang samo keluarga awak,
kecean ka keluarga awak, kecekan ka sado alah e, aa situ lah, jadi inyo
mendukung awak di operasi,operasi lah
(iya, pas ibuk mau di operasi tentu ibuk cerita sama keluarga, dibilang sama
keluarga, jadi mereka ya mendukung ibuk di operasi,)
Pe: kalau tetangga-tetangga sekitar baa buk, tau ndak ibuk operasi?
(kalau tetangga-tetangga sekitar gimana buk? tau nggak ibuk dioperasi?)
Pa:tau, tau
Pe:tu tau ndak inyo kalau ibuk, “ooh, sakik akanker payudara yo”
(terus mereka tau nggak kalau ibuk “oo, sakit kanker payudara ya”)
Pa: eem, tau tetangga awak tu setelah operasi, siap alah keluar hasi labor tu,
awak barujuk kapadang kan kalua hail labor, disitu tau tetangga awak tu baso
panyakik awak ko kanker
(tetangga ibuk tahu, setelah operasi, setelah keluar hasil labor, ibuk dirujuk
kepadang, kan keluar hasil labor, dari situ lah tetangga ibuk tau kalau ibuk sakit
kanker)
Pe: tu baa urang tu buk, kan ibarat e kan awak sasamo padusi tu pasti lah ado
simpati nyo nak buk, ado peduli nyo
(terus gimana orang-orang itu buk, ibarat nya, kita sesama perempuan kan ada
rasa simpati nya, ada pedulinya gitu buk)
Pa: iyoo, simpati e mode iko, mode iko lah apo nyo, efek kanker ko, kanker kan
dak tau awak sakik nyo, dak tau awak tibo nyo do, kalau sakik kan dari dulu,
macam ambo ko lah, kalau sakik kan dari dulu ambo barubek, ambo tu ndak tau
baso panyakik kanker, kecek awak tu bangkak di dalam tu, kok ado bangkak
biaso-biaso ajo kato awak nyo, ndak tau baso panyakik iko ko do, alun tau wak
tibo e kanker ko lai, ndak tau wak kanker ko do, tau awak kanker ko siap operasi
tu lah dipareso dotor, situ wak tau kanker.dari situ wak tau kalau kanker
payudara, wkatu bangkak tu alun tau wak lai, ndak tau awak sakatido, kalau wak
lah tau baso kanker tu manga wak di lalai-lalaian model itu, ancak lah awak siap
awak mancaraian susu anak awak tu taraso bangkak, langsuang wak lari
karumah sakik kalau wak tau, awak ndak tau, ka bidan pun ndak ado diparesoan
do, padahal kan awak tiok bulan dating ka tampek bidan tu basuntik apo, ndak
adoh juo bakecean tu do, lantaran ndak adoh sakik, aaa itu, ndak adoh sakik do.
( iyaa, simpati nya ya seperti ini, yaa, seperti ini lah efek kanker ini, kalau kanker
ini kan kita tidak tahu kita sakitnya, kalau sakit kan udah dari dulu, kan seperti
ibuk lah kalau sakit, pasti udah dari dulu ibuk berobat, cuman ibuk tidak tau
kalau ini penyakit kanker, ibuk pikir karna ada bengkak di dalam itu, itu cuman
bengkak biasa-biasa saja, ibuk tidak tau kalau ternyata penyakit ini, belum tau
182
ibuk kalau ini penyakit kanker, ibuk tahu ini kanker setelah operasi, setelah
diperiksa dokter, dan dari situ lah ibuk tahu kalau ini kanker payudara, kalau
bengkak tu ya, tidak tau ntah dari kapan mula nya, kalau ibuk udah tau kalau ini
kanker, ya tidak akan dilalai-lalaikan, lebih baik kan pas bercerai susu sama anak
itu, kan terasa bengkak langsung pergi kerumah sakit, kalau ibuk tahu, tapi karna
ibuk tidak tahu, kebidan pun ya, tidak ada di periksa, padahal ibuk setiap bulan
datang ketempat bidan, suntik KB, tidak ada ibuk bilang karna tidak sakit)
Pe: kalau urang sekitar rumah tu, tetangga-tetangga tu, a kecek nyo buk?
(kalau orang-orang tu, tetangga-tetangga ibuk tu gimana katanya buk?)
Pa: yo inyo pun lah maraso cameh, takuik aa, takuik nyo, ooo model itu lah rupo
nyo, kanker ko, ndak adoh awak maraso sakik, jadi awak maagiah nasehat pulo
ka dakek tetangga awak tu, aa kini ko mode iko, kalau awak lah siap dating bulan
awak, awak agiah lo mode itu, angkek tangan awak ka ateh, digosok-gosok
payudara awak tu, cek ambo nak, aa digusuak-gusuak payudara awak tu, kalau
adoh rasonyo mambangkak saketek didalam, capek lanjuik karumah sakik, awak
maagiah peringatan model itu lai, jan sampai mode iko lo, ambo mode iko dek
lantaran ambo ndak tau, dek lantaran ambo ndak tau, kalau ambo tau ndak ka
ambo lalaikan mode iko do, jadi itu nan bakecek-kecekan ka dakek tetangga, kok
anak, dakek tetangga, mano urang mangecek-ngecek samo awak lah sahari-hari
tibo e, acok diesek payudara awak tu, mandi awak diesek taruih, dikaca taruih,
dipicik taruih, ado kelainan, bangkak rasoe, lari-lari di dalam yo, langsuang ka
rumah sakik, jan di baok barubek kampuang, itu ajo peringatan awak tu nyo,
sabab awak lah marasoan, aa tu lah nyo,
(ya mereka pun merasa cemas, mereka takut, ooo, jadi begitu kanker ternyata ya,
tidak ada rasa sakit.
Jadi ibuk memberi nasehat juga sama tetangga, jadi seperti ini, kalau kita udah
selesai datang bulan, angkat tangan keatas, terus diraba-raba payudara tu, kalau
ada rasa bengkak sedikit di dalam, langsung pergi ke rumah sakit, ibuk yang
memberi peringatan begitu,
Jangan sampai seperti ini, karna ibuk seperti ini, karna ibuk tidak tahu, kalau
ibuk tahu, ibuk tidak akan melalaikan seperti ini, jadi itu yang ibuk sampaikan ke
tetangga, seperti ke anak-anak, ke tetangga, seperti orang-orang yang bicara
sehari-hari sama ibuk lah pokok nya, sering-sering raba payudara tu, kalau
mandi di raba, dipegang, kalau ada rasa bengkak, terus lari-lari langsung pergi
ke rumah sakit, jangan obat-obat tradisional, sebab ibuk udah merasakan, itu
saja
Pe: ado ndak buk kek dukungan yang mambuek ibuk senang gitu setelah bacarito
jo tetangga, kepedulian nyo?
(buk ada ngga buk dukungan seperti rasa senang setelah bercerita dengan
tetangga, kepeduliannya?)
Pa: dukungan nyo mode itu, semangat ajo lah, barubek ajo lah, apo kecek pak
dotor tu ikuikan
(dukungan ya seperti itu, berobat lah apa kata dokter ikutin)
Pe: kalau dari tetangga ibuk?
Pa: iyo, mode itu jo, semangat (iya gitu juga, semangat)
Pe: pokok nyo baa gitu, kecek nyo buk, (gimana katanya buk?)
183
Pa: yo kecek nyo yo, kalau inyo mancaliak wak model iko kan, inyo lo lebih
takuik daripado awak, cuman mancaliak nyo leboh takuik, jadi semangat taruih
nyo mandukung awak, barubek taruih, jan sampai putuih wak barubek, pokok e
awak kan barubek
(ya begitu lah, ketika dia melihat ibuk seperti ini, malah dia yang lebih takut
daripada ibuk kan, cuma, karna dia lebih takut, maka nya dia kasih semangat ke
ibuk, dikasih nya dukungan, berobat, jangan sampai putus berobat, pokok nya
berobat)
Pe: kalau dari teman-teman SMA, biasnya gimana buk, reuni-reuni
Pa: samo-samo kawan, iyo lai, semangat maagiah semangat sado e, maagiah
semangat untuak barubek, jan putuih
(Kalau dari tenam ada memberukan semangat semua nya, memeberi semangat
agar tidak berhenti berobat )
Pe: biaso pai-pai reuni gitu, dikecekan “eh, jan managih-nagih juo lai”
(kalau pergi reuni, apakah ada di bilangin “eh, jangan nangis-nangis lagi”)
Pa: iyo, memang mode itu semangat mode itu sajo, semangat kecek e, semangat,
semngat awak, jan dipikirkan maslaah penyakit, mano nan tau stangah kan mode
itu, mano nan apo kan, lebih sedih lo nyo daripado awak lai
(ya, memang seperti itu, semangat, semangat kata mereka, jangan dipikirkan
penyakit, kalau yang tau, kalau yang dekat ya, malah mereka yang lebih sedih
dari pada ibuk)
Pe: ibuk, yang, baa tu, adoh ndak kawan dakek waktu SMA?
(Apakah ibuk punya teman dekat ketika sma?)
Pa: Awak pundak tamaikan sekolah awak do, awak kan tamaik SMP nyo, dak lo
sampai SMA do, kayak lah nganggur ajo, yoo, kawan-kawan dating ka rumah
awak, spbok jo awak, tu sehat-sehat lah samo samo keluarga, ingin batanyo-
tanyo lo dakek awak, apo penyebab-penyebab e….
kalau masalah penyebab iko ko, ambo dak tau, Cuma dek ambo lah mengalami
panyakik iko awak tu harus acok-acok aaaaa maesek payudara awak tu, maraso-
rasoan kelainan walaupun di katiak awak, bahkan dikatiak ko kan adoh bangkak-
bangkak, bangkak di katiak, payudara awak, harus capek awak jan sampai
talalai, itu ajo peringatan nyo
(ibuk tidak tamat, ibuk sampai SMP saja, tidak tamat SMA , ya kan teman-teman
datang kerumah ibuk ketemu ibuk, terus sama-sama, sehat-sehat, sama-sama
keluarga, seperti itu saja, ingin bertanya-tanya sama ibuk, apa penyebeb-
penyebab nya, kalau maslah penyebab ini, saya tidak tahu, kata ibuk, cuma karna
saya sudah mengalami penyakit ini, kita tu harus sering-sering meraba-raba
payudara kita, merasakan kelainan, walaupun itu diketiak, kadang kan ketiak
juga ada bengkak-bengkak nya, bengkak di ketiak, bengkak di payudara, jadi
memang harus cepat, jangan sampai lalai. itu saja peringatan nya.
Pe: tu kek baa namonyo tu buk, urang tu, adoh ndak nyato nyo inyo mangecekan,
misalnyo ko awak bakawan nak buk, tia mangecek ka ibuk “semangek se lah”
(terus orang tu ada nggak buk, seperti pernyataan nyata nya buk, misal nya, kita
berteman kan buk, terus tia bilang “semangat saja lah”)
Pa: iyo memang betu ajo nyo, partamo nyo bacarito dakek awak, nyo memang
apo, gak takuik lah tibo nyo, ka dapek lo dek nyo, tibo nyo, panyakik yang mode
184
awak ko, jadi awak amaagiah semangat pulo awak, samo-samo maagiah
semangat awak inyo maagiah dukungan ka awak, semangat awak, awak pun
maagiah arahan lo dakek inyo nan apo tibo nyo, nan elok tibo nyo, yo jadi lah
samo-samo ah tibo nyo, wak kecean lo ka inyo, ko mode nyo a lah terjadi di ambo
panyakik iko, kalau ado seandainyo kini dari anak-anak kito, a betu maagiah
petingatan, mandi nyo. acok-acok se dek nyo resek susu nyo tu, anak gadih kan
banyak kanai iko, banyak yang kanai iko, lantaran kan anak gadih dak tau nyo,
nyo kan dak acok ma ecek-ecek apo nyo tu do, maawai-awai susu nyo tu tibo e,
nyo takuik tibo e, jadi ado la hank kito gadang-gadang, kalau adoh benjolan
saketek-saketek, langsuang sajo lah baok ka rumah sakik, jan di baok-baok
barubek kampuang, barubek kampuang ko bisa juo, ubek rumah sakik lanjutan,
ubek kampuang ko lanjuik pulo
( iya memang begitu, pertama kali dia cerita sama ibuk, memang dia takut, akan
dapat pula, penyakit yang seperti ini kan, jadi ibuk memberi semangat, sama-
sama memberi semangat lah ibuk gitu, jadi dia memberisemangat, ibuk pun
memberi arahan juga sama mereka, jadi ya sama-sama lah. terus ibuk bilang,
seperti ini yang telah terjadi penyakit ini, kalau seandainya ada anak kita, gitu,
ibuk kasih peringatan, kalau dia mandi suruh raba payudaranya sendiri, anak
gadis kan banyak yang kena ini, karna kan anak gadis kan tidak tahu, karna dia
jarang meraba payudara nya, megangin payudaranya, karna takut. Kalau ada
anak yang sudah besar, kalau ada benjolan kecil, langsung saja kerumah sakit,
jangan berobat-obat tradisional. obat tradisional boleh jalan, tapi berobat ke
rumah sakit juga. obat tradisional coba juga)
Pe; buk kalau dari sesama penderita, kan tadi tia Nampak ibuk samo ko nak,
bercarito, berbagi. Tu biaso e, support atau semangat dari sesama tu baa buk
(buk kalau dari sesama penderita, kan tia tadi lihat, ibuk sama ibuk ini bercerita,
berbagi gitu, terus itu biasanya support atau dukungan dari sesama penderita itu
gimana buk?)
Pa: macam kami kan bacarito dengan ibuk ko tadi, support, ibuk maagiah-agiah
semangat a nyo,
(support dari yang seperti kami kan, bercerita dengan ibuk ini tadi kan, ya ibuk
saling-saling ngasih semangat saja)
Pe: ado ndak misal nyo kek giko, kalau giko-giko tips nyo kek giko adooh ndak?
(misal nya ada ngga, nanti kalau seperti ini, ini lo tips nya, ada ngga?)
Pa: iyo, lai, nyo kan ibuk ko, ibuk ko kan batanyo, buk baa ibuk kan lah masuak
kemo yang ka tigo,.... iyo,..... baa buk efek kemo yang katigo, bekok ko apo-apo,
dicaritoan lo, jadi kok adoh nan apo awak tibo nyo, kelanjutan kemo, nan awak
makan-makan, nan manguekan semangat awak, awak apoan lo dakek inyo, awak
bagikan lo ka dakek inyo, saling berbagi, inyo model itu lo, berbagi lo. Macam
kami jo ibuk tadi, ibuk pun bacarilo lo dakek inyo tibo e
(ada, misal nya kalau sama ibuk ini, ibuk ni kan nanya, gimana, buk ibuk kan
sudah selesai kemo yang ketiga, katanya, gimana buk efek kemo yang ketiga,
diceritakan, ibuk ceritakan. Diceritakan, jadi kalau apapun yang ada, misal nya
kelanjutan kemo, apapun yang kita makan, yang bisa menguatkan semangat kita,
ya kita bagikan juga sama dia, saling berbagi, dia pun bernagi sama ibuk, seperti
kami tadi, ibuk ini berbagi, dan ibuk pun juga cerita sama dia.)
185
Pe: tapi menurut ibuk beda ndak, kek dukungan dari suami, dari anak,dari
keluarga, dari teman dari orang sesama penderita dari tenaga medis, itu berbeda-
beda ndak?
(menurut ibuk beda ngga dukungan dari suami, dari anak,dari keluarga, dari
teman dari orang sesama penderita, dari tenaga medis, berbeda-beda nggak? )
Pa:macam-macam, beda-beda lah, dukungan suami awak ko sepenuh nyo
semangat, kalau keluarga pun semangat juo, tapi kan kalau kawan-kawan awak
ko, memang itu lah tibo e, semangat tu lah tubo e, tapi beda-beda, tapi kuat lah
keluarga samo suami awak tibo nyo
(macam-macam, beda-beda lah, kalau dukungan dari suami ibuk kan sepenuh
nya semangat. kalau keluarga pun juga semangat. tapi kalau kawan-kawan
memang, semangat juga, tapi kan beda-beda gitu, lebih kuat lah keluarga sama
suami)
Pe: kalau sesama tu kan awak merasa kek, kalau di keluarga kan beda, memang
nyo kasih sayang, ke kita kan,
(kalau dari sesama itu kan, gini buk, kalau sama keluarga kan beda, memang dia
kasih sayang ke kita)
Pa: iya kasih sayang ke awak, tuluss tibo nyo
(iya kasih sayang ke ibuk, tulus gitu.)
Pe: tapi kalau urang yrang sesamo penderita itu kan, awal lah menderita satu sama
lain, awak lah marasoan gitu kan, tu adoh ndak perasaan,”ooo, awak ndak surang
do marasoan iko gitu, ”tapi (orang-orang yang sesama itu kan kita sudah
menderita satu sama lain, kan udah ngerasain ohh berarti ngga sendirian
merasakan ini, gitu)
Pa: kawan-kawan awak lah tibo nyo yo, iyo, kawan-kawan awak, itu lah tibo e,
namo nyo kawan-kawan awak, pemikiran awak ko kan beda-beda, kalau ciek-ciek
memang ado, kalau ado dapek carito dari kawan-kawan yang lain tibo,
disampaikan lo ka awak tibo e, macam kemo ko lah tibo e, kemo ko kan banyak,
gosip-gosip e tibo e
(iya, teman-teman ibuk lah gitu, teman-teman ibuk kan pemikiran kita beda-beda
gitu, kalau sebagian memang ada, kalau dapat cerita sama mereka tentang ini,
mengenai hal ini dari teman-teman yang lain, disampaikan juga ke ibuk, seperti
kemo lah gitu, kan kalau kemo ini kan banyak gitu gosip-gosip nya)
Pe: ado ndak yang ngecekan ka ibuk yang lain-lain (ada ngga yang bilang ke ibuk
yang lain-lain)
Pa:ooo ado.. ado, (ada.. oo ada)
Pe: kek baa tu buk (kek gimana tuh buk)
Pa: mode iko, iko kan masih tetangga awak juo, dakek tibo e, jadi awak kemo,
alun kemo lai, jadi datang nyo ka rumah... “ni uni ka kemo?”... iyo,... “kalau
dotor apo kecek nyo ni, apo keceknyo ni”.... jadi ndak ado lo, cuman kelanjutan
ajo, kelanjutan dari dotor... “itu kemo tu payah apo tu ni, payah tu ni, kalau
bakemo ko urang, tigo bulan se nyo, lewat dari tigo bulan ko tu ndak di apo de,
sampai tigo bulan”.... untuang-untuang ndak mode itu, berlanjut ubek awak ko,
lai inyo mangecek mode itu, tigo bulan umua awak cek nyo siap kemo
(itu kan, masih tetangga ibuk juga, dekat lah, jadi ibuk kan belum kemo, jadi
dibilang nya, dia datang kerumah
186
“uni, uni mau kemo ya, jadi pak dokter tu apa katanya ni? apa kata nya ni?”
Ngga ada, ya kelanjutan nya aja kata dokter
“ kemo tu susah tu ni, pokok nya kalau kemo ini, paling tiga bulan, lewat tiga
bulan udah ngga ada (meninggal)”
Untuang-untuang awak dak sampai seperti itu biarlah berlanjut obat ibuk ni
Dia yang ngomong seperti itu, tiga bulan umur ibuk diperkirakan nya. )
Pe: ado dak yang ngecek, kemo tu mode iko ha,
(ada ngga buk yang bilang, kalau kemo itu, seperti ini loh)
Pa:iyo.. kemo ko mode iko, ko,ko,ko,ko, kecek nyo..
( kalau kemo ni, banyak lah kata-kata orang ni,)
pe: apo tu buk, apo kecek e (gimana kata nya buk?)
pa: kalau kemo kok banyak lah kecek e, bisa lah awak ko jadi stress, bisa awak ko
hilang ingatan, kecek e yo, bisa hilang ingatan awak, batambah apo lah awak
gitu tibo e, ndak tau ma nau awak efek kemo ko.... jadi alhamdulillah alah melalui
kemo ko, ndak adoh masalah do, biaso-biasa a nyo
(banyak lah kata mereka, bisa jadi stres, bisa hilang ingatan, bisa apa kita tu
tambah, apa tu, ya tidak tau menau (bingung) kita karna efek kemo ini, jadi,
alhamdulillah sesudah ibuk lalui kemo ini, alhamdulillah tidak ada masalah,
biasa-biasa saja)
Pe: ado ndak buk yang ngecekan, “oi tabaka beko”
(ada ngga buk, yang bilang, oo... “nanti akan ada rasa-rasa terbakar”),
Pa: ooo, adomano nan kemo ko kecek e, padohal inyo ndak tau, kecek e kemo ko
wak dimasukan ka terowong, bakemo, babaka awak kecek e, ba sentrum nyo wak
kecek e, model itu adoh, mangecek yang model itu, cuman awak yo itu, dek awak
lah masuk ka rumah sakik, lah tau, jadi di tarangan ka inyo elok-elok
(ooo ada, yang kemo ini kata mereka yang tidak tahu, padahal mereka tidak tahu
tapi bilang, kalau kita kemo, kita dimasukan kedalam terowongan, dibakar, terus
disetrum, yang seperti itu ada, tapi karna ibuk sudah tahu, ibuk kasih arahan
sama mereka baik-baik)
Pe: tu kan ibuk lah marasoan nak, aa tu baa menurut ibuk kemo tu?
(terus kan ibuk udah ngerasain, jadi gimana menurut ibuk kemoterapi itu? )
Pa: ndak adoh do, biaso-biaso se nyo, alhamdulillah kemo, ndak adoh do, cuman
iyo itu efek nyo saminggu awak kemo, awak lamah, habis saminggu tu, awak
semangat lo baliak, semangatb lo awak minum ubek nyo, semangat lo sado nyo,
kok kecek dotor, lanjuik kemo baliak, kontrol, apo jo baliak, itu se nyo,
(ngga apa-apa, biasa-biasa aja, alhamdulillah kemo ngga apa-apa, cuman ya itu
efek nya setelah kemo, seminggu setelah kemo tu ya letih, itu saja, setelah
seminggu, semangat lagi, semangat lagi ibuk minum obat nya, semangat lagi
semua nya, apapun kata dokter, lanjut kemo lagi, kontrol)
Pe: kalau ibuk misal nyo basobok samo urang yang ngecek nyo gitu kan, aa yang
ka ibuk kecekan ka urang tu?
(kalau misal nya ibuk ketemu sama orang-orang yang bilang kemo itu seperti itu,
apa yang akan ibuk sampaikan kepada orang tersebut?)
Pa: ibuk kecekan kan, kan mode iko, wak kecekan se mode iko, inyo pun datang
lo ka awak baliak, datang, nyo tetangga dakek, “jadi baa ni”... alhamdulillah lai
ndak baa do, sabana nyo kemo ko yang kalian sabuik-sabuik ka dakek ambo tu
187
ndak adoh mode itu do, kemo tu bamasuakan wak ke terowongan, dak adoh mode
itu do, kemo ko infus, basabuikan mode itu ka inyo,
(yang akan ibuk katakan ya seperti ini lah, dan dia pun datang ke ibuk, datang(ke
rumah), karena dia tetangga, dekat, datang..”jadi gimana uni?”, kata nya
Alhamdulillah nggak apa-apa,” jadi gimana kemo?”, kalau kemo ini ya,
sebenarnya yang kalian kasih tau kesaya itu ngga ada seperti itu, kemo itu ngga
ada yang masukin kita keterowongan, kemo itu, infus, dijelaskan itu ke mereka)
Pe: ibuk jelaskan nggak prosesnya seperti apa
Pa: iyo bajalehan lah, bacaritoan, bacaritoan ka dakek inyo, kemo ko infus,
bamasuakan infus ka dakek awak, bara banyak e ubek awak diagiah dotor,
sabanyak itu lo lah infus tu masuak ka awak, itu se nan ibuk tarangan ka inyo
nyo, jadi kan paniang nyo, inyo kan dak tau carito, carito ko kan dari yang lain,
awak kan lah marasoan mode itu, tu awak kecekan lah kainyo baa sabana kemo,
inyo disitu tau nyo, aa inyo di situ tau nyo tetangga awak tu, masalah-masalah
rumah sakik ko nyo kan ndak tau, baa-baa proses wak nyo ndak tau, awak yang
tau jadi wak kalau mandangaan carito tetangga-tetangga awak tu ndak diapoan
bana do, kalau adoh masukan yang ndak elok untuak awak, ndak diambiak
pedoman bana do, sekedar manyanang-nyanangan hati , bukan nyo awak,
ooo”pandai-pandai kalian mangecek jo lah” ndak adoh, pokok nyo awak tu diam
se, kalau ndak batu, saba se awak mandangaan e, ndak adoh lo awak kaja nyo do
apo gai ndak, biaso-biaso ajo, akhir e tau lo inyo, mandanga-danga lo dari yang
lain-lain, jadi inyo tau lo kesalahan inyo, itu tibo nyo, nan mangecekan nan
indak-indak dakek awak tu, aa itu tibo nyo lai.
(ibuk ceritakan sama mereka, kalau kemo ini infus, dimasukin lewat infus, berapa
banyak obat yang dikasih sama dokter, sebanyak itu lah infus dimasukin ke kita,
gitu aja yang dijelasin ke mereka,
Jadi mereka pusing, mereka kan ngga tau, cerita itu kan dari yang lain, kalau
ibuk kan sudah merasakan, jadi ibuk bilangin aja yang sebenarnya seperti itu,
kalau yang sebenarnya kemo itu, ya dari situ tau nya tetangga ibuk tu,maslah
nya kan mereka ngga tau proses rumah sakit kan, ibuk yang tau, jadi ibuk kalau
dengar cerita tetangga tu, ngga di apa (digubris), kalau pun ada masukan yang
kurang baik ke ibuk, ngga ibuk jadikan pedoman, cuman sekedar menyenag-
nyenagkan dia aja,
Dan ngga pula gini “ohh, ini kalian bisa-bisa ngomong aja, padahal ngga
benar” ngga, pokok nya ibuk diam aja gitu kalau ngga, ya gimana ya, sabar aja
gitu menanggapi, ngga ada pula ibuk ajak mereka apa, ya biasa-biasa aja, jadi
kan akhir nya mereka ikutan tau juga, dengar-dengar dari yang lain-lain, jadi dia
tau pula kesalahan dia)
Pa: jadi buk, harapan ibuk terhadap penyakik ibuk ko baa?
( jadi buk kalau harapan ibuk terhadap penyakit ibuk ini gimana?)
Pa: kalau harapan awak, harapan awak kan, kesehatan awak lah tibo e, habis lah
ndak nyo, cegak lah penyakik awak ko, harapan, pokok semangat lah awak tibo e,
(kalau hrapan ibuk kan, ya keselamatan ibuk, keselamatan, habis lah, sembuh
lah, semangat gitu)
Pe: tapi kalau dari ibuk sendiri, semangat nggak?
Pa: semangat, kalau ndak semangat lo awak, baa lo, harus semangat
188
urang yang labiah sakik daripado awak, tu timbul semangat awak, awak lai
model iko, ko model apak ko a, panyakik nyo, inyo masih semangat juo barubek,
tu timbul lo semangat awak, pokok e kunci partamo tu semangat, panyakik ko ”
(tidak ada, pokok nya ya, ke ikhlasan ibuk ketika mendapat penyakit ini, tidak ada
membandingkan diri dengan orang lain, pokok nya sekarang ibuk fokus berobat,
kalau masalah ekonomi merosot lah, segala macam, tidak ada pemikiran seperti
itu, pokok nya tidak ada banyak-banyak pikiran, semangat dari pak dokter gitu
juga,” ibuk tidak boleh berpikir nbanyak-banyak, ibuk fokus, ibuk semangat, kata
pak dokter, jangan pikirin, apaun efek dan lain-lain jangan difikirkan, itu yang
dikasih semangat sama pak dokter, gitu, ibuk harus semangat kata nya, ibuk
semangat ibuk tinggikan kuat kan, yang bikin kita sembuh, ya semangat buk”,
alhamdulillah, ada atau tidak, gitu lah, karna kita memang sudah menjalankan,
disitu lah dapat ilmu rasanya, tau ibuk, masalah penyakit ini kan, lebih banyak
dari ibuk, bahkan lebih parah kan, ibuk alhamdulillah masih bisa, pas liat yang
dibawah ibuk, yang didorong segala macam, disitu bertambah semangat ibuk,
melihat keadaan orang masih banyak yang sakit, udah setahun lah ibuk disini,
kan lebih banyak orang yang lebih parah dari ibuk, disitu tambah timbul
semangat ibuk, meliat bapak ini misal nya, seperti itu penyakit nya, masih
semangat berobat, ibuk masih seperti ini kan, jadi timbul semangat ibuk, pokok
nya tiang nya, kunci petama nya ya semangat)
Pe: ibuk ado ndak kek makai-makai ubek herbal (ibuk ada ngga pakai-pakai obat
herbal?)
Pa: ndak, banyak yang datatang maantaan, lantaran mode iko se nyo, ibuk indak
adoh pitih, awak barubek karumah sakik ko a, kan ibuk alah barubek ka rumah
sakik, ubek herbal dak adoh do, fokus ubek dari pak dokter ko sajo dulu,
alhamdulillah raso e sehat.
(tidak, banyak yang menawarkan, tapi karna ibuk ngga punya uang, ibuk kan
berobat kerukah sakit, itu aja, kalau obat-obat herbal ngga ada, fokus obat-
obatan dokter saja, alhamdulillah rasanya sehat)
Pe: yo lah buk, makasih banyak yo buk, sangat banyak yang ibuk berikan ka tia
gitu buk, semoga ibuk cepat sembuh, selalu semangat
(baiklah buk, terimakasih banyak, sangat bayak yang ibuk berikan ke tia gitu buk,
semoga ibuk cepat sembuh, selalu semangat)
Pa: alhamdulillah, jan ado yang lain-lain (alhamdulillah, jangan ada yang lain-
lain, cukup ini saja
Pe: semangat perawatan ya buk
Pa: iyo,pokok nyo sajak mulai operasi partamo, sampai angkek habis, sampai
kemo, ndak adoh putuih, lancar taruih, ndak adoh baranti, nak ado putuih, sakali
saminggu ka padang ko taruih, sakali saminggu ajo, labiah dari tujuah bulan,
sakali saminggu barubek, bara tu, kok kadipikian bara lo tu urang tu, mah lah
bosan, suami bosan awak bagai, saklai saminggu, bayangkanlah, kolah
alhamdulillah alah sakali sabulan, awak tu lah bisa istirahat
(iya, pokok nya dari semenjak operasi yang pertama, sampai kemo, tidak ada
berhenti, lancar selalu, tidak ada putus, sekali seminggu ke padang, sekali
seminggu aja, lebih dari tujuh bulan, sekali seminggu aja, kalau dipikirkan ya,
bosan, suami bosan, ibuk pun bosan, sekali satu minngu, bayangkan, nah, ini lah
191
yang baru sekali sebulan, ya alhamdulillah udah satukali satu bulan, ibuk pun
sudah bisa istirahat)
Pe:alhamdulilah ya buk, makasih banyak ya buk, atas semua yang ibuk berikan,
mungkin sampai segitu aja buk wawancara nya, semoga ibuk cepat sembuh ya
buk ya.
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P4
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang poliklinik bedah umum RSUP Dr. M.
Catatan kejadian
kali terganggu
Partisipan 5
Pendidikan Terakhir: S1
Pekerjaaan: PNS
Stadium Kanker :
Pe: tu pertamo-tamo ibuk kenal kan diri ibuk dulu, namo ibuk siapo buk?
(pertama-tama kenalkan diri ibuk dulu , nama ibuk siapa buk?)
Pa: namo ibuk yuni eliza, umur dua puluh, eh, lima puluh tujuh tahun
(nama ibuk yuni eliza, umur duapuluh, lima puluh tujuh tahun)
Pe: pekerjaan buk
Pa: pekerjaan PNS
Pe: berarti kan gini nak buk, ibuk kan, kita throwbak lagi buk, nengok
kebelakang, ibuk ooo, udah berapa lama menjalani pengobatan
Pa: pengobatan yang dimana
Pe: pengobatan yang secara keseluruhan nya
Pa: sebelumnya kan, memang udah ada kan, waktu itu kan kecil, tapi ibuk merasa
takut.
Ndak pernah ibuk anu, ndak pernah berobat (tidak pernah ibuk berobat), jadi pas
kemaren bulan februari, aaa itu, anak ibuk yang nyuruh, sebelum nya kan ibuk
ngga pernah kasih tau semua, jadi pas novembe.. ehh februari tu, itu lah disuruh
sama anak ibuk, tu makanya ibuk pergi ke puskesmas ambil rujukan, langsung
kerumah sakit, dalam satu minggu bersih, langsung disuruh bapak (dokter)
operasi, sama bapak zamris,
Pe: mmmm gitu, berarti disini, udah jalan kemo keberapa buk?
Pa: kedua
Pe: kedua, terus kan ini throwback lagi gitu buk dari pengalaman ibuk waktu
pertamakali didiagnosa gitu, kek ada perasaan apa yang ibuk rasakan ketika ibuk
di bilang oh, “anda mendapatkan kanker payudara” gitu
Pa: mmmmm, ibuk ndak ada merasa apa, Cuma kan yang di dalam anu
(payudara) ibuk itu kan udah bengkak gitu kan, otomatis ibuk udah tau bahwa ini,
ni, memang satu-satu jalan mau operasi, tapi pas sama bapak disuruh anu
(operasi), ya ibuk pasrah aja
Pe: berarti ibuk merasa ya, itu adalah jalan satu-satunya gitu buk, operasi
Pa: ngga ada jalan yang lain, memang harus dioperasi bilang bapak
Pe: bilang dokternya ya buk ya
Pa: eeeh
Pe: terus kan gini buk, pasti lah nanti kan kek ada ngga ibuk perasaan sedih
meninggalkan keluarga gitu ada nggak?
Pa: o iya lah
Pe: gimana tu buk sedih nya?
Pa: ya, kan, gimana ya, nama nya operasi tu kan, rasanya untuk semangat ada,
untuk rasa, rasa pesimis untuk ooo sembuh, kan susah juga, tapi memang
dorongan keluarga, ya kita (ibuk) pasrah aja, apalagi bapak dokter tu bilang, kita
(ibuk) kan pasrah, ya pasrah aja, jadi dalam satu minggu itu lah, pas dalam satu
194
minggu tu kita (ibuk) cek, ngga ada maslah, memang bagus semua, makanya
jalan, jalan tercepat itu seminggu tu, operasi.
Pe: kalau rasa cemas ini akan nyebar lagi, atau ndak(tidak) bisa disembuhkan itu
ada nggak buk
Pa: ndak ada (tidak ada), ibuk pasrah aja,
Pe: mmm pasrah berarti, kalau
Pa: kalau tuhan berkehendak, kasih sembuh, alhamdulillah, kalau ndak kita
jalani aja (kalau tidak, kita jalani saja)
Pe: yang penting kita usaha ya buk ya, usaha untuk berobat,
Jadi kan itu eee efek nya gitu nak buk, ibuk kan merasa sedih, merasa cemas, gitu,
kalau pengobatankan kemoterapi, itu menurut ibuk ada nggak rasa-rasa kek efek
samping dari kemoterapi yang ibuk rasakan?
Pa: ooo, ada, pertama ooo, waktu kemo itu kan kita udah dibilang sama dokter
sini, nanti kemo gini,gini,gini, tu kita (ibuk) tanya pula sama temankan yang udah
juga udah menjalani gitu, jadi memang pas... oooo, ibuk kemo nya tempo hari,
aaa, hari selasa, hari kamis nya memang ada reaksi kan, mutah-mutah, mual,
pusing, aa, dijalanin memang, memang betul tu apa yang di anu kan tu,, ndak
bisa menerima se.. makanan, minuman, apa, tapi udah berjalan lima hari,
kembali normal lagi, ya sampai sekarang ngga apa-apa lagi, Cuma ya itu, yang
kemo tu yang nama nya rambut rontok memang iya.
Pe: kan ada efeknya tadi, mual mutah gitu ya buk, ibuk pernah sempat berpikir
ngga, hentikan aja lah, atau menolak, akan kemoterapi selanjutnya?
Pa: ngga ngga
Pe: kenapa tu buk, kenapa ngga menolak jadi nya kan, apa sih persepsi ibuk?
Pa: kan sebelum kita kemo itu kan kita udah di, di, di anu kan (kasih tau) sama
dokter, dalam kemo pertama enam kali, kalau dapat, ooo, penuh semua, lain
pasal nantik misal nya kan, harus nya kita, harus kita jalani jo yang enam itu,
tapi kan bergantung, dengan kondisi kita, kayak kemo pertama ibuk sebulan lebih
ibuk, ooo, sel darah putih ibuk rendah, jadi, dipicu terus kan untuk supaya
mencapai kemo, aaa tu makanya, kalau dapat ibuk memang sampai enam kali tu,
harus anu, kita kan udah, udah ngambil resiko kan, kalau operasi, abis itu, itu,
jadi kita hars jalanan (jalani), kita jalani gitu
Pe: mau ngga mau ya buk, karna udah ambil resiko terus ya menyelesaikan nya
aja lagi,
Pa: iya, aaa,
Pe:jadi kan ada ooo, nanti gitu buk, setelah kemo ini kan juga ada terganggu
aktivitas gitu, kalau boleh tau tia buk, ini aktivitas selama dirumah itu, kek
mengerjakan pekerjaan rumah itu dibantu ngga buk
Pa: o iya, dibantu lah, pokok nya ibuk sampe sekarang, ibuk ndak pernah kerja,
yang kerja itu anak ibuk kan, tu bapak
Pe: suami ibuk
Pa: aaa, suami ibuk, jadi kan ibuk sekarang tu, selama sebelum, eeh, sebelum
operasi ibuk udah ambil cuti tiga bulan, cuti besar, aa ibuk, 2020 kan ibuk
pensiun, jadi sekarang ibuk ambil npp lagi setahun, jadi ibuk tidak ada
beraktivitas ke kantor lagi, khusus untuk pengobatan aja lagi
195
Pe: kalau teman-teman dilingkungan kerja tu, ada ngga buk, apa ya, kek orang-
orang tu tau ngga kalau ibuk sakit?
Pa: tau
Pe: terus gimana buk apa nya, dukungan nya
Pa: ngga ada apa-apa, paling-paling gitu, aaa, “operasi ya, ya, tu gimana hasil
nya, yaa gitu, mudah-mudahan lah anu, ya semangat” memang teman ngasih
semanagat gitu,siapa aja
Pe: ada ngga buk dijenguk kerumah
Pa: ada,
Pe: waktu kerumah sakit
Pa: oo ibuk, waktu dirumah sakit ibuk kan orang ndak tau teman ibuk, memang
udah operasi baru ibuk kasih tau bahwa ibuk sudah siap operasi, sudah tu
(setelah itu), sekarang dirumah,tu lah datang ka rumah e (barulah mereka datang
ke rumah)
Pe: kalau dirumah tu, kek gimana menghibur ibuk secara langsung itu gimana buk
Pa: ngga ada, ketawa-ketawa kan kalau kita di rumah, dirumah sakit kan, Cuma
kita (ibuk) kan udah 10 hari, kalau dirumah kan kita (ibuk) udah kuat gitu
rasanya kan, ngga ada apa-apa?
Pe: kek ada dihibur ndak, kek ketawa-ketawa sama teman gitu?
Pa: iya itu, kita (ibuk) kan ngga ada merasa sakit lagi, udah .. udah itu kan
Tapi kan kalau dirumah sakit kan kita masih dalam pengobatan, setelah itu, oooo,
pokok nya ndak ini lah, tapi makanya, pas udah operasi telpon bahwa kita (ibuk)
udah operasi dengan selamat, tu lah datang (terus datang)
Pe: Alhamdulillah ya buk ya, terus ini buk, kan tadi ada efek kemoterapi gitu buk,
mengerjakan aktivitas sehari-hari gitu buk, kan salah satu aktivitas sehari-hari kita
itu kan beribadah, untuk kegiatan ibadah itu bagaimana buk, apakah ada gangguan
setelah adanya proses pengobatan
Pa: waktu dirumah sakit, yaa, tidur aja kan, tapi udah dirumah kan, udah mulai
ringan, anu duduk (udah mulai duduk),udah mulai, kan kita, kita yang tau gimana
kondisi kita, a jadi lambat-lambat (pelan-pelan) gitu
Jadi aa, udah berapa ibuk, di dua bulan, udah bisa berdiri, udah rasa nya kuat, a
tu berdiri, coba berdiri, tapi nanti, kan rasa-rasawaktu solat tu ada rasa bleng
gitu kan, langsung aja duduk gitu sampai selesai. tapi insyaallah sampai
sekarang udah berdiri.
Pe: aktivitas ibadah yang ibuk lakukan selama sakit itu, solat, atau ada solat
malam, wirid, puasa gitu ada nggak?
Pa: ooo, malam belum ada ibuk, aaa kalau ibuk mungkin disini, aaaa, masih
dalam pengobatan, kalau malam kan kita masih, masih ada terganggu gitu kan,
kalau mlam nggak, cuman yang limakali sehari itu, itu aja yang ibuk lakukan,
paling-paling kalau dengar-dengar pengajian di tv, itu aja aktivitas ibuk
Pe: itu kan pengajian ya buk, terus gimana gitu buk feeling yang dirasakan itu
gimana?
Pa: ya gimana kan di pengajian itu kan ada yang nama nya kita harus
bertawakal, kita pasrah, ya itu lah yang kita jalani, kalau memang itu bagus, kita
jalani, kalau memang itu bagus, ya kita lakukan, kita coba, kayak mama dedeh itu
kan, sama ustad danu, aa itu.. itu tu
196
Pa: iya itu lah yang dia,ibuk kan sebenarnya ngga mau operasi yang nyuruh
operasi tu kan anak perempuan ibuk, kebetulan anak laki-laki ibuk kan kerja di
jakarta, kan dia ngga tau masalah nya, jadi pas mau opersi, udah disuruh
operasi, dalam rangka apa, ditelpon lah sama kakak nya, dibilang, mami mau
opersi anu, langsung, waktu itu hari rabu, hari rabu malam, jam 10 malam
langsung dia ngambil keputusan bahwa dia berhenti,dia pulang “aku pulang hari
sabtu kak”, tu lah hari sabtu tu dia pulang, ibuk kan operasi hari kamis nya, jadi
sempat dia selama empat hari merawat ibuk, ngantar kerumah sakit terus, sampai
sekarang, anak yang kecil (bungsu), sampai sekarang dia ngga mau lagi balik,
jadi kita sama-sama berempat disini,
Pe: alhamdulillah ya buk ya, berarti dukungan dari anak juga, sehingga ibuk bisa
semangat berobat gitu
Pa: uuuh
Pe: Terus kalau oang-orang sekitar tau ngga buk, sekitar rumah ibuk, tetangga-
tetangga ibuk
Pa: tau , tau
Pe: terus, kenapa mereka tau nya, setelah operasi aja atau
Pa: setelah operasi
Pe: terus gimana buk, kek mereka tu ngasih, gimana yak an mereka tau, mereka
ada nggak main ke rumah nanya-nanya gitu?
Pa: nggak, kalau dikomplek kan ngga ada , paling-paling kan ibuk setiap pagi
kan ibuk jalan, paling-paling dia diluar, “gimana li, anu li” ya sekedar itu aja
lah, ndak, ndak orangkan kalau dikomplek kan orang nya ndak usil gitu kan,
Pe: berarti kan kek ada ngga dikasih”eh udah siap operasi kan, terus nanti ada
kemoterapi lagi, semangat ya, gitu, ada ngga buk dikasih tau?”
Pa: kan dia ngga tau kita kemo sekarang, ibuk kan gak juga pernah keluar, gitu
kan, dari kita kerja sampai anu tu, pergi pagi pulang sore, nanti sampai kita
dirumah kita udah, jadi ndak ada kita ngurus-ngurus itu tu, paling-paling kalau
ketemu itu, itu aja
Waktu pas sudah operasi rame-rame kerumah sakit ada, Cuma sekedar itu aja
kan, tapi sampai sekarang ngga ada, paling-paling kalau ketemu di jalan itu, “aa
udah berangsur sehat eli ya,” udah alhamdulillah,…sekedar itu aja,
Pe: ibuk merasa ngga diperhatikan sama orang-orang itu?
Pa: diperhatikan, kita kan ikut-ikut ini, kalau, kalau aaa, majlis aaa, majlis, anu
aa ta’lim, di anu gitu..
Pe: orang-orang kek sesama kelompok wirid missal nya gitu buk, kelompok-
kelompok ta’lim gitu, itu tau ngga ibuk sakit
Pa: tau lah
Pe: terus ada ngga yang ngasih dukungan gitu “cepat sembuh ya, gitu”
Pa: ya sekedar itu kan, ya nama nya anu kan, kita kan ndak tau ada yang suka
ada yang ndak suka, tapi kan walaupun ndak suka kan dia cuman anu ngasih
apa, ya kan, kek kek kita teman biasa aja,
Pe: kalau teman-teman sekolah ibuk gimana?, teman-teman kantor, teman sekolah
gimana?
Pa: kalau teman sekolah ada, aaa kawan-kawan SMP, SMA datang, kita kan ada
reunian gitu kan, datang dia,
198
Pe: terus kek gimana dia nguucapin, “duh udah-udah sembuh ya, gitu cepat
sembuh ya, jangan, jangan”
Pa: uuuh, Cuma dia kan dibilang kalau ada, ada, ada sesuatu penyakit dibilang
jadi bisa untuk contoh kedepan sama teman-teman yang lain,di bilang
Pe: kalau sesama penderita ini buk? kan tadi ibuk ada diskusi sama ibuk itu yang
sesame penderita kanker itu nak buk, itu ada ngga buk, kek berbagi tips saran,gitu
tu selama pengobatan,
Pa: iya, makanya dia bilang tadi kan, ibuk minum apa?, ibuk kan ada, ndak ada,
me, me, paling-paling apa, dial ah yang ngasih, kalau kita disuruh sama dokter tu
minum susu ini, tu makanya ibuk tau
Pe: ya berarti, itu lah nak (ya bererti begitu lah ya), ada dari dukungan dari, jadi
ibuk setelah mendapatkan dukungan itu ada ngga kek perubahan persepsi? ada
semangat untuk melakukan itu juga ngga?
Pa: ada lah, kita kan mau sembuh,
Pe: jadi gini buk, tia mau nanya lagi buk, harapan ibuk kedepan dengan sakit ini
gimana?
Pa: ya mudah-mudahan ngga terulang lah gitu, sembuh total gitu, alhamdulillah,
Pe: insyaallah sembuh total ya buk ya,
Kalau harapan terhadap anak sama suami gitu buk , kek suami kan selalu
medampingi gitu nak, itu rasa terima kasih ibuk sama suami gimana kalau bisa
diungkapkan.
Pa: gimana ya, paling-paling ibuk tu sedih nya, kita ndak bisa mengerjakan
pekerjaan perempuan, itu kan, walaupun anak, itu aja tu (pasien menangis)
Pe: yang namanya kita kan juga lagi nggak, nggak, nggak normal, maksud nya
lagi sakit gitu nak buk, jadi tu ndak bisa, ya ngga bisa
Pa: 100% gitu kan, tapi ibuk akan terus berusaha kalau seandainya ngga sakit,
ndak apa, tetap juga ibuk masak, paling-paling tu yang ringan-ringan, gitu kan,
kan bisa kita merasakan, pas sakit iya ndak ada, tidur, kalau rasa nya udah
ringan ya ibuk masak, ndak pernah ibuk anu, paling-paling anak ibuk aja yang
marah gitu kan
Pe: marahnya gimana buk?
Pa: marahnya gini, kan ibuk baru jalan masuk empat bulan gitu kan, orang kan
udah sekian tahun ndak bisa, ndak bisa anu gitu kan tapi ibuk insyaallah,
mungkin ibuk ndak ada riwayat penyakit yang lain gitu kan, walaupun penyakit
jantung, semua ibuk ndak pernah, tensi, anu, jadi ibuk ndak ada rasa itu kan,
kalau orang yang lain itu, ooo, yang ibuk perhatikan waktu kemo itu, ada yang
tensi tinggi, da yang sakit, oo apa nama nya, gula, tapi ibuk insyaallah dikasih
tuhan, semua lancar, walaupun jantung, apa, penyakit dalam, ibuk ndak ada apa-
apa, jadi ibuk rasa nya semua pekerjaan yang itu tu ringan aja sama ibuk,
kalau badan ibuk ringan yo ibuk masak, ibuk anu gitu kan, tapi anak ibuk tu was-
was juga kan (kalau badan ibuk mendingan ya ibuk masak, tapi anak ibu tu ya
was-was juga kan)
yang namanya operasi itu kan, kayak ibuk kan sebenarnya kan operasinya kan
berat ini kan, dibuang sebelah. Tapi anak ibuk tu marah, tapi ibuk ndak mau
bergantung, itu pekerjaan si ibu nya, gitu kan, kadang-kadang kan, ya sama-sama
199
lah kita tahu itu pekerjaan kita, yang anak tahu memang ibu nya sakit gitu kan,
itu aja.
Pe: jadi kan, selama ini tu, oooo, kalau ibuk sudah mastectomy? udah melakukan
pengangkatan payudara
Pa: (pasien menganggukan kepala)
Pe: jadi itu, pandangan ibuk terhadap diri ibuk terhadap diri ibuk gimana setelah
itu?
Pa:ngga ada apa-apa, biasa-biasa saja,
Pe: menerima ngga buk? dengan kondisi yang baru
Pa: menerima, menerima, ibuk ngga pernah, gimana ya, ibuk ngga pernah oooo
ibuk kekurangan itu (organ payudara) ndak, malah ibuk semangat, mudah-
mudahan ngga ada lagi penyakit yang itu (kanker payudara), sedangkan orang
lebih parah lagi daripada kita, cuman waktu kemo kan kita meliat, lumayan kita,
orang tu gitu kan (lebih parah), jadi kita memicu, masih dikasih, dikasih baik
juga sama tuhan gitu kan, sama Allah
Pe:kalau persepsi ibuk terhadap kemoterapi gimana buk?
Ada ngga orang ngasih-ngasih yang jelek-jelek, eh kemoterapi itu..
Pa: dulu iya rasanya, tapi udah ibuk jalanin ndak, biasa aja, kayak kita infus aja,
ngga ada
Pe: terus kalau ibuk ketemu lagi sama orang itu, yang blang kalau kemoterapi ini,
digituin-digituin, efek nya, ibuk akan bilang apa?
Pa: nggak,nggak,nggak ada, ngga ada, ibuk dasar ibuk dari dulu juga ngga suka
saa orang (ngga suka debat) pokok nya, kita jalani, mau bilang apa orang, mau
apa,
Pe: yang penting kita tau ya buk prosedurnya,terus kita mau sembuh gitu nak buk,
makanya kita menjalani gitu nak buk
Pa: kadang orang ni kan, dia ndak, ndak pernah menjalani tapi dia rasanya
pernah gitu kan, kita sebelum, sebelum operasi, sebelum apa kan doker udah
bilang, jangan didengar kata orang, jadi kita kan berpedoman sama dokter,
Pe: daripada orang yang tidak pernah, iya kan buk
Pa: yaa, orang yang ndak pernah kan kadang dia melebihi dari kata-kata yang
dia rasakan, padahal kan dia ngga pernah merasakan
Pe: melebih-lebihkan ya buk ya
Terus kan juga itu buk, tadi kan ibuk bilang, kalau orang aja lebih parah daripada
kita (ibuk) terus kita melihat bahwa, kek, kita mending lah di kasih tuhan gitu kan,
itu ibuk bersyukur ngga dengan yang kek gitu
Pa: bersyukur betul lah
Pe: gimana tu buk, kek, ya kita dikasih, ya kita dikasih cobaan sih, tapi nggak,
nggak berat gitu
Pa: ngga berat, ya gitu, alhamdulillah, orang melebih daripada kita, sama-sama
juga, kalau kita melihat kebawah, orang lebih parah lagi sama kita (orang lebih
parah dari pada kita), tapi kalau kita melihat keatas rasanya kita kekurangan,
jadi kita, kita liat datar aja, datar terus kebawah, terus bersyukur kan, makanya
kita, kita dengar pengajian, ya itu lah, pemicu kita untuk dengar- dengar anu
Pe: semangat gitu ya, terus kalau hubungan dengan keluarga yang lain gitu buk,
dengan adik kakak, ngasih dukungan ngga?
200
Pa: ngasih, waktu operasi ibuk kan, keluarga ibuk pulang semua
Pe: ooo pulang semua, dari-dari rantau juga git, terus ooo, menyemangatigitu nak
buk, terus kalau adik-adik itu gimana?
Pa: ibuk ngga punya adek, ibuk yang kecil (bungsu)
Pe: kalau dari kakak-kakak gimana buk,
Pa: ya gitu, kakak pulang kan, keluarga suami pulang, semua, mertua ada
Pe: kalau ibu nya ibuk masih ada nggak?
Pa: nggak, ibu bapak ngga ada, tapi cuman yang ada, mertua laki-laki
Pe: kalau mertua laki-laki gimana tu buk, dukungan nya, ibarat nya kan anak nya
juga, pedulinya tu gimana?
Pa: ya gimana ya, waktu ibuk operasi tu kan dia nangis (pasien menangis) dia
kan nunggu, nunggu di rumah sakit kan, ya dia lah yang ngasih semangat
Pe: ibarat nya kan gini buk, ibuk udah ngga ada orang tua, ibaratnya cuman itu
orang tua ibuk, terus ibuk gimana gitu, kayak pastilah berterimakasih sama bapak
gitu nak buk, sama bapak mertua gitu terus dukungan bapak tu gimana gitu buk
kek menyemangati, kan dari ya, ibarat nya kita juga sedih lah ya, dengan kejadian
yang menimpa kita, gitu buk, terus tiba-tiba bapak itu ada, sebagai orang tua gitu ,
gimana dukungan nya sama ibuk
Pa: ngga ada, Cuma kan kita, kita sebelum operasi itu kan mereka berkumpul
kan, itu aja, sama-sama, ketawa, terus pas waktu operasi itu dia dirumah saki
semuanya, sampai ibuk oo, ibuk oo, operasi ibuk pagi sampai malam, jam 8
malam kan ibuk dimasukkan lagi ke bangsal ke ruangan anu, tetap dia ada, terus
jam 10 baru dia pulang
Pe: kalau dengan tenaga kesehatan, missal dari dokter, dari perawat itu ada ngga
buk dukungan, yang menyemangati ibuk, kadang kan kemo terapi ini kan, banyak
lah prosedur-prosedur, terus habis itu kan ada juga yang dari dari masyarakat tadi
bilangin, oo ini, kemoterapi kek gitu, memberikan persepsi yang berbeda dengan
sebenarnya gitu
Pa: kalau yang perawat ko kan(kalau perawat ini kan), kan kita Cuma anu aja
kan, menjalani anu kan, ya disuruh dokter untuk kemo, ya dijalani aja, nantik
sampai disana kan kita prosedur semua kan langsung kemo kita, naik ke atas
tempat tidur, langsung kemo kita, Waktu kita kemo disana tu kan perawat-perawat
itu kan dia kan ceramah kan, bagi orang-orang yang baru kek ibuk yang baru,
kan ibuk ndak tau kan, aaa dikasih lah, jangan ini buk, jangan itu buk, ini
buk,udah, ngga perlu dengar kata orang, jadi kita makin yakin juga,
orang-orang ni kadang-kadang dia ndak pernah melakukan tapi dia melebihi dari
anu, kayak dia pernah, jadi ndak perlu ibuk apa, itu lah pas dikemo itu lah dia
menyarankan kan perawat-perawat, suster tu kayak gitu.
Pe: kalau dokter-dokter buk, jangan makan atau ooo, jalani aja lah gitu
Pa: iya makan, disini kan dokter itu ka nada tu, yang ambil spesialis itu kan, yang
nama nya dokter rio itu, dibilang, ibuk semangat buk, jangan ibuk itu, ngga perlu
ibuk dengar ini buk, yang menjalani ibuk, mudah-mudahan saya ikut mendoakan
ibuk, itu kan yang rio, baik-baik kok orang nya,dokter tu
Pe: terus ini tia mau bertanya lagi buk, harapan ibuk terhadap diri ibuk, dengan
kanker payudara, ini gimana, keinginan nya gitu loh buk?
201
Pa: ya mudah-mudahan lah sembuh, gitu aja, ndak, ndak, ndak terulang lagi gitu,
ngga menyebar, gitu aja
Pe: keyakinan ibuk sembuh, seoptimis apa ibuk sembuh gitu,
Pa: kita jalani, kita, apa yang dilarang, kita lakukan ngga boleh makan itu ngga
boleh makan ini apa.
Pe: terus buk ini yang mau tia tanya lagi gitu nak.dengan kondisi ibuk yang
seperti ini, seberapa penting menurut ibuk dukungan sosial, menyemangati gitu
Pa: kalau untuk menyemangati, kira-kira lebih lah dari 75%, kalau kita ndak ada
orang yang menyemangati, rasanya ambruk, memang dukungann keluarga itu
lebih penting ya, terutama suami, anak itu memang, memang 100% kalau ndak,
goyang semua
Pe: iya buk ya, mungkin itu aja yang mau tia tanyain buk, apa yang terjadi dengan
dukungan sosial ibuk gitu kan ya, semoga ibuk cepat sembuh, berakhir lah semua
dari pengobatan ini, sembuh ngga ada apa, menyebar, sebaran nya, gitu ya buk ya,
terus sehat-sehat semua keluarga nya rukun damai. makasih ya buk ya
Pa: iya..
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P5
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang poliklinik bedah umum RSUP Dr. M.
202
Catatan kejadian
kali terganggu
Partisipan 6
Pa: mulanya ndak ada apa-apa, ndak apa-apa, ndaka ada terasa sakit segala
amacam, hari itu pertama tu baru tau mandi.... kan mandi terus,... hari tu hari
sabtu, jadi astagfirullahal’azim tahun baru, mandi pagi, astagfirullahal’azim,
taresek, waktu ka manyabunan tu, astagfirullah, kok lah kareh se baa ko yallah,
yaallah, lah mangucap se, astagfirullahal’azim, astagfirullahal’azim,
astagfirullahal’azim, sagadang talua dalam susu tu, kareh... sagadang talua,
sahari tu bana tau, langsuang dikecean ka anak, anak langsuang baok ka rumah
sakik, di agiah rujukan ka ibnu sina, ibnu sina kan, urang tahun baru, tanggal
bara wak?
(awalnya tidak ada apa-apa, tidak ada apa-apa, tidak ada rasa sakit segala
macam, hari pertama itu baru tahu mandi , kan mandi terus, hari itu hari sabtu,
jadi astaghfirullahal’azim tahun baru, mandi pagi, astaghfirullahal’azim, terasa
waktu akan menyabuni, astaghfirullah, kenapa sudah keras ini ya allah, sudah
istighfar saja, astaghfirullahal’azim, astaghfirullahal’azim,
astaghfirullahal’azim, sebesar telur dalam susu, keras, sebesar telur, saat hari itu
tahu, langsung diberi tahu kepada anak, langsung dibawa anak ke rumah sakit,
diberi rujukan ke ibnu sina, ibnu sina kan, orang tahun baru, tanggal berapa?)
Kpa: saminggu sabalun tahun baru (seminggu sebelum tahun baru)
Pa: setelah ka ibnu sina pareso darah, pareso iko, ko, ko, ko, a operasi... operasi
kecil namo nyo, dapek tigo macam bantuak talua lauak, tu aaa... dapek hasil itu,
dikirim ka ibnu sina, langsuang di operasi sado , aaaaaa... dapek
(setelah ke ibnu sina periksa darah, periksa ini, ini, ini, ini, operasi, operasi kecil
namanya, dapat tiga macam seperti telur ikan, lalu…dapat hasilnya, dikirim ke
ibnu sina, langsung di operasi semuanya, haaaa….dapat)
Pe: tu lah pengangkatan langsuang buk? Pengangkatan payudara? (apakah sudah
langsung pengangkatan buk? Pengangkatan payudara?)
Pa: iyo...pareso sado nyo,pareso jantuang, pareso darah sado, pareso lah....
Operasi tanggal barapo lah, tigo hari manjalang tahun baru, operasi sinan, aaaa
masuak malam tu, jam 6 ruang operasi, aaaa... sudah solat, solat magrib, sudah
solat, siap sumbayang langsuang, masuak, tu jam satu kalua malam, dapek hasil
itu, dikirim ka Bandung untuak dipareso, mambaia, sajuta tujuah ratuih, saratuih
uang a... dak tantu do... aaa... dapek hasil dari bandung tu dari inbu sina, pak
ucok kirim ka jamil, untuak seterusnya, untuk ba kemo
(iya, periksa semuanya, periksa jantung, periksa darah semua, periksa pokonya,
operasi tanggal berapa lah, tiga hari menjel;ang tahun baru, operasi disitu, lalu
masuk malam itu, jam 6 ruang operasi, aaaa,,,selesai shalat, shalat maghrib
selesai shalat, setelah shalat langsung, masuk, lalu jam satu keluar malam, dapat
hasil itu, dikirim ke bandung untuk diperiksa, membayar satu juta tujuh ratus,
seratus uang apa, tidak tahu, dapat informasi dari bandung itu dari ibnu sina,
pak ucok kirim ka jamil, untuk seterusnya untuk dikemo.)
Pe: kemoterapi..(kemoterapi)
Pa: ya.. kemo lah duo kali, ka tigo kini (ya, kemo sudah dua kali, sekarang yang
ketiga)
Pe: tu lah ado efek-efek kemoterapi yang taraso samo ibuk? (lalu apakah efek-
efek kemoterapi sudah ada terasa oleh ibu?)
Pa: oooo... kemo tu ya..? (ooo. Kemo itu ya??)
204
Pe: mmm..(mmmm)
Pa: ada, mutah, mual, pusing partamo tu kan dak mangarati bana do kan, ubek
lah nyo agiah dek dotor, jadi ditanyo nyo dek perawat, buk, iko ubek diagiah dek
dotor buk, dimakan ko buk, iko, ubek iko, ubek iko, ndak usah lah di makan, Iyo
lo lah dak di makan, bisuak pagi nyo mutah, paniang mencret, pusiang dari pagi-
ka pagi nyo bisuak. ondeh... dak ka bakemo lai do, yaallah, yallah. Taragak lo
barubek ka rumah sakik, kalau ka puskesmas nyo agiah nyo ubek palamak
makan, alhamdulillah lai baranti. Tu saminggu, maaniayo, taniayo, dikemo
nankaduo, wak lah mangarati kan, sudah dari kemo, kalua dari kemo tu,
langsuang makan ubek tu sakali, lai ndak muntah do, cuman bisuak-bisuak e..
paniang, sadang makan muntah gai. tapi dak jadi..tapi paniang tu aa... tapi
puaso, ndak bisa tagak do....kecek urang rumah sakik,
Ibuk, kalau ibuk ndak lapehan puaso ibuk, fatal ibuk, lain lo panyakik nan tibo
lai, ibuk sakik, makan lah dak baa do, itu baok makan taruih mah. tu sudah
makan, sdah mang dikukurangi, waktu saat wak sudah bakemo tu, lauak dak
lamak, iko ndak lamak, dak lamak ciek samo sekali, itu..
(ada, muntah, mual pusing pertama kan tidak terlalu mengerti, obat sudah
dikasih oleh dokter, jadi ditanya oleh perawat, buk, ini obat dikasih oleh dokter
buk, ini dimakan buk, ini, obat ini tidak usah dimakan, iya pula tidak dimakan,
besok paginya muntah, pening mencret, pusing dari pagi ke paginya besok,
aduhai, tidak mau dikemo lagi, ya allah, ya allah, ingin pula berobat kerumah
sakit, kalau ke puskesmas diberi obat penambah nafsu makan, Alhamdulillah
berhenti, lalu, seminggu menganiaya, teraniaya, di kemo yang kedua, kita kan
sudah mengerti, selesai dari kemo, kita keluar dari kemo itu, langsung makan
obat itu, tidak muntah, tapi besok-besoknya pening sedang makan muntah, tapi
tidak jadi, tapi pusing itu lo, tapi puasa, tidak bisa berdiri, kata orang rumah
sakit ibuk kalau tidak batalkan puasa ibuk bisa fatal ibuk, lain lagi penyakit yang
datang, ibuk sakit, makan saja tidak apa-apa, itu harus makan terus, itu sudah
makan, sudah memang dikurangi, waktu saat sudah dikemo, lauk tidak enak, ini
tidak enak, tidak ada satupun yang enak, itu.)
Pe: pada lidah yo buk (lidahnya kebas ya buk?)
Pa: deh baa lah ka aka ko, dak kemo se lah, bialah dima katibo se...Lai kamati
ibuk bisuak, kecek anak, kami lah payah manjalanan bantuak ko, bisuak… tu
caliak si anu di rumah sakik saminggu ndak mati do, kecek-kecek bidan tu, jan
cameh lo ibuk, lai ndak baa-baa do, tanang buk, ibuk lah habis...
( duh, bagaimana ini, tidak kemo saja lah, biarlah apapun yang terjadi, mati
sajalah ibuk besok, kami sudah susah menjalani seperti ini, besok, coba lihat si
anu seminggu dirumah sakit tidak mati, kata bidan itu, ibuk jangan cemas, tidak
akan apa-apa, tenang buk, ibuk sudah habis (selesai kemo).)
Pe: habis kini buk?( habis sekarang buk?)
Pa: sudah tu lah makan ubek tu.. insyaallah lai sampai.. sampai kini haa...
(setelah makan obat itu, insyaallah sampai, sampai sekarang ini,,,)
Pe: tu kini lai masih bersuami buk?( lalu apakah ibuk sekarang masih bersuami?)
Pa: lai, apak nyo strok, talingo lah kurang, pangana ko, betulah, kadang takana,
kadang ndak, dirumah se bajalan... bajalan ka WC... tidua, lalok, solat...Kalau
inyo sehat, biasonyo inyo yang mangawanan ibuk, inyo dek struk tu, ndak bisa
205
bajalan, dak bisa nyo maunyian ibuk, ndak bisa nyo apo-apo (masih, bapaknya
strok, pendengaran sudah kurang, pikirannya, begitulah, kadang ingat kadang
tidak, dirumah saja berjalan, berjalan ke WC, berbaring, tidur shalat , kalau dia
sehat, biasanya dia yang temani ibuk, karena dia struk itu tidak bisa berjalan, dia
tidak bisa menemani ibuk, dia tidak bisa apa-apa.)
Pe: mangecek masih bisa apak buk? (bapak masih bisa bicara buk)
Pa: masih..( masih)
Pe: tu apak baa kecek apak buk, pas tau ibuk...
( lalu bapak bilang apa, waktu tahu keadaan ibuk..)
Pa: dak tau bana nyo lai do, anak-anak dikecean dak bitu na manangkok, apo tu
memori ee.. kecekan lai bakecekan, tapi ndak bitu na do, kadang sadar, kadang
takana, tapi dak pikun do. waktu solat tau, pagi makan... dak puaso lo nyo do... tu
minum aia teh sagaleh, tu istirahat nyo lai, beko jam satangah duo baleh nyo
ambiak uduak, zuhur...
( dia tidak terlalu tahu, anak-anak bilang dia tidak terlalu menangkap, apa itu
memorinya, dibilang sih dibilangin, tapi tidak terlalu begitu,, kadang sadar
kadang ingat, tapi tidak pikun , waktu shalat tahu, pagi makan, tidak puasa juga
dia, lalu minum air teh segelas, lalu dia istirahat, nanti jam setengah dua belas
dia berwudu, zuhur)
Pe: kalau buliah tau lah bara umua ibuk buk?( kalau boleh tahu umur ibuk
berapa?)
Pa: lah 69, lah panjang (Sudah 69, sudah panjang)
Pe: tu nikmat nak buk (itu nikmat kan buk)
Pa: alhamdulillah, anak cucu se lah 17 cicik buk lah 2, anak cucu buk nan kawin
lah 3,
( Alhamdulillah, anak cucu ibuk saja sudah 17 dan cicit sudah 2, anak cucu ibuk
yang kawin sudah 3)
Pe: mmm.. banyak yo buk...( mmm. Banyak ya buk,)
Pa: ibuk dak pernah sakik-sakik do, sakik ibuk malahirkan se ciek nyo, anak ka
tujuah malahir sakik se nyo. sakik damam, tu batuak, tu mancret, cuman lai ubek
ringan-ringan se.alhamdulillah dak pernah ka dokter spesialis do. kini ko lah tibo
sakik keluhan lah banyak jadi e. dak sakik, jadi sakik buk dek e,.. mutah mah,
mencret, makan iko, makan itu. akhia nyo baa lah paruik ibuk tu... angek. Harus
banyak minum kecek anak e...edeh.. makan jus, jus tu buah bit, eee... tu wortel,
tomat... jus sagaleh-sagaleh tu mah tiok hari, deh,, ilang aka awak.
(ibuk tidak pernah sakit-sakitan, sakit ibu hanya waktu melahirkan saja, sakit
melahirkan anak ketujuh saja, sakit demam setelah itu batuk, mencret, namun
obat ringan-ringan saja, Alhamdulillah tidak pernah ke dokter spesialis,
sekarang sudah muncul penyakit keluhan sudah banyak jadinya. Tidak sakit, jadi
sakit ibuk olehnya, muntah kan, mencret makan ini, makan itu akhirnya
bagaimanalah perut ibuk itu,,panas, harus banyak minum kata anak, aduh,
makan jus, jus itu buah bit, terus wortel, tomat jus segelas-segelas itu tiap hari,
duh, hilang akal kita.)
Pe: panambah darah nak buk.( penambah darah kan buk,)
Pa: jadi sakik lah tibo, lah diubek, aa... tambah sakik liak antah, nyo lai sehat, lai
sehat nyo kini, ndak kemo ndak baa do a kecek hati ibuk, pi maa tau, di jalan
206
beko drop.. haaaa.. jadi be tu kecek bidan rumah sakik... kalau ndak bakemo kini
ibuk nantik baa-baa ibuk, baulang kemo samulo baliak, baa rancak dek ibuk? cek
e.. dak mati gai urang dek kemo tu do... di agiah nyo semangat
(jadi sakit sudah datang, sudah diobati, aa…. Tambah sakit lagi, dia sehat,
sekarang sehat, tidak kemo tidak apa-apa kata hati ibuk, tapi mana tahu, nanti
dijalan drop, haaa, jadi begitu kata bidan rumah sakit, kalau ibuk tidak dikemo
nanti ibuk kenapa-kenapa, ulang lagi kemo dari semula, bagaimana baiknya
menurut ibuk? Katanya,, tidak akan mati orang dikemo ,, diberinya semangat)
Pe: diagiahnyo semangat dek perawat yo buk yo..( diberi semangat oleh perawat
ya buk ya)
Pa: ibuk pasrah se raso e lai, dak takao lai do. (ibu sudah pasrah rasanya, tidak
sanggup lagi,)
Pe: ibuk kan iko ko, pas partamo ibuk kanai itu kan taraso itu nak buk, di susu tu
nak (ibuk kan begini, waktu pertama kena itu kan terasa oleh ibuk, di susu itu
kan?)
Pa: dak ado sakik do (tidak ada terasa sakit)
Pe: tu pai ka dokter langsuang pas itu tu..kanai itu tu..( lalu langsung pergi ke
dokter waktu itu, kena itu,,)
Pa: iyo, iyo hari satu tu (iya, hari sabtu itu)
Pe: oooo.. langsuang dikecean dek dokter, ooo... itu tu kanker payudara (ooo…
langsung dokter bilang itu kanker payudara?)
Pa: ndak itu se nyo, ndak ngecek-ngecek ibuk do, cuman ibuk harus di operasi
kini buk...( tidak itu saja, ibuk tidak bicara apapun , namun ibuk harus dioperasi
sekarang buk)
Pe: tu lah stadium bara ibuk buk? (itu ibuk sudah stadium berapa?)
Pa: ndak jaleh lo ibuk do, nyo anak ibuk sado, ibuk ndak mandanga ciek alah do,
anak bungsu ibuk tu..( ibuk juga tidak tahu, anak ibuk yang tahu semua, ibuk
tidak mendengar apapun, anak bungsu ibuk itu,,)
Pe: kak, kalau tau ibuk stadium bara kak?( kak, kalau tahu ibuk stadium berapa
kak?)
Kpa: tigo (tiga)
Pe: tiga (tiga)
Pa: ibuk dak tau samo sekali do, ibuk sekedar pai se kini nyo lai. suntik, suntik...
tu pareso dokter tu turuian se kecek nyo... dak ado, dak ado baa-baa. (ibuk tidak
tahu sama sekali, kecuali hanya sekedar pergi saja , disuntik, suntik, trus periksa
dokter , dituruti saja apa yang dia katakana, tidak ada, tidak ada apa-apa..)
Pe: tu kan kini ibuk, ibuk kan kini lah di rumah se ko buk, dirumah samo anak
kini, tu tetangga-tetangga tau kalau ibuk sakik? (trus sekarang kan buk, sekarang
kan ibuk sudah dirumah saja, dirumah dengan anak, lalu apakah tetangga-tetangga
ibuk tahu kalau ibuk sedang sakit??)
Pa: tau... tau sado alah nyo, mancaliak saluruah e. (tahun, tahu semuanya,
melihat semuanya,)
Pe: tapi kan urang tu lai support nak buk? (tapi orang itu menyuport ibu kan?)
Pa: galak-galak sado e... yang mancaliak ibuk tu rancak-rancak sado e,... takah
anak ko.. rancak-rancak sado e... pai sado alah nyo... panuh-panuh gitu a,
karumah mancaliak.. ka rumah sakik mancaliak.. panuah... (ketawa-ketawa
207
semuanya, yang menjenguk ibuk itu cantik-cantik semua, seperti anak ini, cantik-
cantik semua, pergi semuanya, penuh penuh menjenguk kerumah, ke rumah sakit
menjenguk,, penuh,)
Pe: tu kan lai ndak adoh ibo hati ibuk do? (tapi ibuk tidak bersedih hait kan?)
Pa: dak adoh ibo hati ibuk do (ibuk tidak sedih kok)
Pe: lai sanang-sanang hati ibuk (ibuk bahagia-bahagia saja kan)
Pa: yang ibo hati ibuk tu, kepikiran, yang mati ko kan iyo ndak tatakok dek awak
do..( yang bikin ibuk sedih itu, kepikiran, yang mati itu kan memang tidak bisa
kita duga)
Pe: aa... yo... (aa,, iya)
Pa: deh... kok nyo ambiak nyao dek tuhan... wak takana juo anak.. ko kato hati ko
a... padahal anak lah kawin sado ko ha.. adoh juo satangah ngecekan, ubek ajo
lah, manga uni pikia-pikian. anak uni alah kawin, nyo lah ado tanggungjawab e..
awak adoh lo nan ibo gai... mancaliak e kakurangan wak ibo. dipikiran juo dek
awak, memang iyo pikiran, satahun sabalun tajadi iko ko aa, satahun tu emang
yo pikia taruih a mah malam manangih siang takana anak ko sadoalah nyo. anak
dak dakek awak do.. memang nyo lah barumah nyo kan, tapi hati awak tu...
(pasien menangis)
(duh, kalu nyawa diambil tuhan,, kita ingat dengan anak , bagitu kata hati ini,
padahal anak sudah menikah semuanya, ada juga sebagian yang mengatakan,
obati sajalah, mengapa terlalu uni pikirkan, anak uni sudah menikah, dia sudah
ada tanggung jawabnya, kita juga ada yang iba, melihat dia kekurangan kita iba,
dipikirkan juga oleh kita, memang betul pikiran, setahun sebelum ini terjadi ,
setahun itu memang dipikirkan terus malam menangis siang ingat anak ini
semuanya, anak tidak dekat kita, memang mereka telah berumah tangga tapi hati
kita itu (pasien menangis))
Pe: dak buliah ibo hati do buk.. ibuk harus semangat, iko sampai segiko ko ibuk,
dengan usia kek giko ko, lah luarbiasa mah buk (ibuk tidak boleh sedih hati, ibuk
harus semanga,ini dengan sampai sebegini ibuk, dengan usia seperti ini, sudah
luar biasa ibuk.)
Pa: lah sibuk anak ibuk sado alah, lah repot anak ibuk.( sudah sibuk anak ibuk
semuanya, dah repot anak ibuk)
Pe: ndak, ndak ado gai repot do, ko bukti nyo kak antaan juo nyo nak kak.. dak
adoh akak repot doh..kok repot aak, tu dak diantaan nyo ibuk kamari doh.( tidak,
tidak repot kok, ini buktinya kakak anterin juga kan kak, kakak tidak repot kok ,
kalau kakak repot, ibuk gak bakal diantar kemari)
Pa:jadi memang panyakik ko datang dari pikiran iyo lo, kecek urang adoh
keturunan, tapi nan tau dek ibuk.. keturunan ibuk amak ibuk.. gaek ibuk.. nenek-
nenek ibuk dak adoh do, tu tibo di ibuk kini ko.
Anak ibuk tu nyo lah dirumah surang-surang, pulang sudah operasi tu dirumah
anak nan tuo ibuk... rumah ibuk bagandiang jo inyo, rumah ibuk nan dimungko...
salabiah nyo ndak jauah bana do, pokoknyo bisa di turuik
(jadi, penyakit ini juga datang dari pikiran pula, kata orang ada keturunan, tapi
setau ibuk, keturunan ibuk emak ibuk, orang tua ibuk , nenek-nenek ibuk tidak
ada, lalu sekarang datang ke ibuk, anak ibuk itu sudah dirumahnya masing-
masing, pulang setelah operasi itu dirumah anak tua ibuk , rumah ibuk
208
bersebelahan dengan dia, rumah ibuk yang di depan, selebihnya tidak terlalu
jauh, pokoknya bisa di kunjungi)
Pe:tapi kan lai bisa dituruik, kan lai namuah mansupport taruih dek ibuk tu. (tapi
kan bisa dikunjungi, kan mereka mau mensuport ibuk terus)
Pa: anak ibuk padusi baranam sado alah e (anak ibuk yang perempuan semuanya
berenam,)
Pe: surang laki-laki yo buk yo.. (satu laki-laki ya buk ya)
Pa: itu nan jadi pikiran dek ibuk, masih ado juo anak wak yang kurang,
mungkasuik ibuk tu kok dapek jan adoh, keluhan anak ko.. kato hati.. nyo ndak
mangadu ka ibuk do.. tapi nampak dek ibuk, itu nan ambo sedihkan kalau urang
kan, induak urang kalau balaki kan dak masalah lai kan.. ibuk dak bisa model itu
do, dak bisa ibuk model tu do...
Tapikia surang se ibuk... berang juo anak ibuk kadang
“Manangih-manangih ibu”,... lai ka salasai karajo tu dek ibu, sakik manangih-
nangih juo
Ibuk antok lai.. kok lah duduak surang beko lah bitu lo liak, astagfirullahal’azim
yaallah, yaallah raso hati ko yaallah
(Itu yang jadi pikiran oleh ibuk, masih ada juga anak kita yang kurang, maksud
ibuk itu jangan sampai ada keluhan anak, kata hati, mereka tidak bicara sama
ibuk, tapi kelihatan sama ibuk, itu yang saya sedihkan, kalau orang lain kan ibu
orang kalau sudah bersuami kan sudah tidak masalah lagi kan, ibuk tidak bisa
seperti itu, tidak bisa ibuk seperti itu, kepikiran sendiri oleh ibuk, marah juga
anak ibuk kadang, ibuk menangis-nangis, selesaikah pekerjaan ini oleh ibu, sakit
menangis juga, diam lagi buk, kalau sudah duduk sendiri nanti seperti itu lagi,
astaghfirullahal’azim ya allah, ya allah rasa hati ini ya allah)
Pe: tu ibuk tambah dakek samo tuhan sajak dapek sakik ko yo buk yo..( berarti
ibuk semakin dekat dengan tuhan semenjak sakit ini ya buk ya)
Pa: adiak ibuk nyo lah takajuik lo e, sakik kolah dek ibuk.. awak rang kampuang
barek raso nyo.. anggota wak tabuang sadoalah ee, tu manangih adiak ibuk, tu
pulang adiak ibuk sado alah e, dari bali, dari bandung..
(adik ibuk sudah kaget pula, sakit inilah bagi ibuk, kita orang kampung berat
rasanya anggota kita terbuang semuanya, lalu adik ibuk menangis , terus pulang
adik ibuk semuanya dari bali dari bandung,)
Pe: kalau untuak karajo rumah kan lai dibantu dek anak-anak ibuk (kalau untuk
kerja rumah dibantu anak- anak ibuk kan)
Pa: lai... ibuk dak muah karajo-karajo do.. mulai taun, mmm.. pulang... 2006 ibuk
dak maresek dapua ibuk do (iya,,ibuk tidak mau kerja-kerja, mulai
tahun,,,mmm,,,pulang 2006 ibuk tidak menyentuh dapur ibuk)
Pe: berarti ko ibuk lah bara tahun dapek kanker payudara ko buk? (berarti ini
sudah berapa tahun ibuk dapat kanker payudara ini buk??)
Pa : Kanker ko baru, yo baru... ampek bulan ko lah... hari tu taraso langsuang
baok karumah sakik lai
(kanker ini baru, ya, baru empat bulan ini, hari itu terasa langsung dibawa ke
rumah sakit)
Pe:berarti lai capek ketahuan yo buk yo.( berarti cepat ketahuan ya buk ya)
209
Pa: lai lancar se nyo, urus-urus jantuang... sagalo nyo, sakik gulo... sakik itu..
sakik itu.. memang ndak adoh...
( lancar saja, urus-urus jantung segalanya, sakit gula, sakit itu , sakit itu,,
memang tidak ada)
Pe: alhamdulillah lai iko ciek se nak buk (alhamdulillah Cuma ini ya buk ya)
Pa: ndak adoh, ndak adoh tangguh-tangguhan do, kalau sakik jantuang, ubek
jantuang lu. ko ndak, ubek langsuang sado e
(tidak ada, tidak ada tangguh-tangguhan, kalau sakit jantung obat jantung dulu,
ini tidak, obat langsung semuanya)
Pe: alhamdulillah, lai tu mah buk, mmm, tensi tinggi kan lai ndak lo ado do buk?
(Alhamdulillah itu buk, mmm, tensi tinggi tidak ada kan buk??)
Pa: ndak..Tinggi lai tinggi sabanta, tapi pas masuak operasi tu langsuang
saratuih tujuah puluah tensi
(tidak, tinggi tapi tinggi sebentar, tapi pas masuk operasi itu tensi langsung 170)
Pe: dek cameh mungkin nak buk? (karena cemas mungkin ya buk??)
Pa: ntah dek cameh, ndak ngarati wak do, sudah operasi tu nyo salekan nyo ubek
siko a (menunjuk bagian bawah lidah).
(entah karena cemas, gak ngerti juga, selesai operasi itu diselipin obat disini
(menunjuk bagian bawah lidah))
Pe: oooo, yang untuak manurunan tensi ee (ooo, yang untuk menurunkan
tensinya,)
Pa: aaaa, tu eamang dak baa lai do, mang baa tu nak, kalau sakik, urang
mancaliak alah galak-galak, awak alah galak-galak lo jadi e
(itu memang tidak ada apa-apa lagi, memang gimana gitu, orang melihat sudah
ketawa-ketawa, kita juga ikut ketawa jadinya)
Pe: nyo kalau sakik mang kadang gitu mah buk, galak tu yang di pabanyak, jadi
awak pangana dak kasitu jadi nyo do, kadang mode kecek ibuk tadi awak yang
menimbulkan sters tu bagai. (kalau sakit memang seperti itu buk, memang haru
ketawa diperbanyak, jadi pikiran kita tidak kesitu lagi, kadang seperti yang ibuk
katakan tadi, kita yang menimbulkan stress sendiri,)
Pa: iyo.. dek banyak hiburan.. memang datang urang mancaliak sado e, tu kecek
anak ibuk, ibu mah alah ba umua mah, kawan ci ado mah, nyo susi namo nyo,
kawan si sakik itu lo mah, lah bakarek lo susu nyo. Kawan anak nan gadang lah
bakarek lo susu nyo, banyak ketek-ketek model tu, tu lah cameh wak, ibuk tetap...
tetap mamikian anak ko.. dak bisa indak mamikian anak ntah baa lo ibuk, ndak
mangarati ibuk do
(iya, karena banyak hiburan, memang datang orang melihat semuanya, terus kata
anak ibuk ibuk kan sudah berumur, ada kawan ci namanya susi, teman ci juga
sakit itu, sudah dipotong pula susunya, teman anak yang besar sudah dipotong
pula susunya, banyak kecil-kecil seperti itu, itulah kita cemas, ibuk tetap, tetap
memikirkan anak ini, tidak bisa tidak memikirkan entah bagaimana pula ibuk,
ibuk tidak mengerti.)
Pe: yoo tu baa, wak urang tuo yo buk, urang tuo tu yo gitu (iya terus bagaimana,
kita kan orang tua, orang tua memang begitu ya buk)
Pa: urang caliak induak urang, dak tapikian anak nyo dek nyo (orang lihat ibu
orang, tidak terpikirkan anak oleh nya)
210
padang itu sudah, sudah besar, ooo, lalu datang, lalu tidak bisa lagi dioperasi, ke
ruang operasi dia lari, setelahnya memang meninggal, tapi sudah ajal juga
barangkali, tapi ibuk memang tidak mau obat kampung, iya obat kampung juga
adik ibuk yang membuatkan, dai ada juga kepandaian sedikit, di bali itu dia,
disuruhnya minum anu, sirih , aa lalu satu lagi sirih itu di blender, garam sedikit
lalu diberi kayu cendana diaduk lalu diminum)
Pe: barakali sahari buk? (berapa kali sehari buk?)
Pa: sakali sahari, matian uerek-urek nyo tu (sekali sehari, matikan urat-urat nya
itu)
Pe: salamo bara bulan buk? (selama berapa bulan buk?)
Pa: lai agak duo bulan.. tigo bulan ibuk makan. kecek e...kecek adiak ibuk tu,
usah lah uni bakemo-kemo, tapi anjuran anak ibuk, tantu baturuikan ajuo anak
dulu.... jak mulo awak bajalan.
(ada sekitar dua bulan tiga bulan ibuk makan , katanya, kata adik ibuk itu, tidak
perlu ibu ber kemo kemo, tapi anjuran anak ibuk, tentu dituruti saja anak dulu,
sejak awal mula berjalan)
Pe: kan anak ibuk mandukuang ka medis yo buk..( kan anak ibuk mendukung ke
medis kan buk?)
Pa: mendukung-mendukung..Eeee.. ndak bisa do bu, tu awak ka jalan taruih, yoo,
kok lai kamati bisuak dak juo baa do, ko kami lah payah maurus, kan dak payah
bana do, kan lai lancar se mah.
( mendukung-mendukung,, eee tidak bisa buk, tentu saya akan jalan terus, kalau
akan mati besok tidak apa-apa juga, ini kami sudah susah mengurus, kan tidak
terlalu susah, kan lancar lancar saja)
Pe: alhamdulillah, berarti dapek dek ibuk full dukungan yo buk, sampai bisa ibuk
sampai sagiko kini ko ha,,, semangat lah buk (Alhamdulillah, berarti ibuk dapat
dukungan full ya buk, sampai bisa ibuk sampai seperti ini sekarang, semangat lah
buk)
Pa: pangana ibuk, pikiran ibuk, mungkin ibuk ka pai lai mah, jadi apo nan adoh
dek ibuk, ibuk sarah-sarahan ka anak lu ko iko, ko, ko, ko,
(pikiran ibuk, pikiran ibuk, mungkin ibuk sudah akan meninggal, jadi apa yang
ada pada ibuk, ibuk serah-serahkan pada anak-anak ibuk terlebih dahulu, ini, ini,
ini)
Pe: dek nyo kan dak ado pakai medis do buk, karna nyo kan lah di sarankan
medis, kemoterapi, tapi nyo ndak namuah do,, samantaro kan ibuk rajin barubek
kini ko, (karena dia kan tidak ada pakai medis, karena kan sudah disarankan medis
kemoterapi, tapi dia tidak mau, sementara ibuk rajin berobat sekarang ini.)
Pa: iyo... waktu tetangga ibuk tu... ndak.. nyo andok-andokan nyo,padahal nyo
banyak adiak kakak mah, nyo andok-andokan nyo, lah gadang-lah gadang, nyo
ubek kampuang, ubek kampuang, tu dak nampak do dek anak e, kok gadang, alah
sakik nyo kecekan e ka adiak laki-laki e, berang adiak laki-laki e
Baa kok uni andokan panyakik uni,anak nyo tu , ndak tau awak do,baok ka rumah
sakik, berang dotor, jadi dek takana itu dek ibuk, jadi.. kok pai lo ibuk,
jadi adoh ameh ko saketek-saketek, saketek-saketek ,babagi ka anak sadok alah e
(iya, weaktu tetangga ibuk itu, tidak, didiam-diamkannya, padahal dia banyak
adik kakak, didiam-diamkannya, sudah besar, sudah besar, dia obat kampung,
213
obat kampung, lalu tidak kelihatan oleh anaknya, saat sudah besar, dikatakan
pada adik laki-lakinya adik laki-lakinya marah, kenapa uni diamkan penyakit uni,
anak nya itu, saya tidak tahu, bawa kerumah sakit, dokter marah, jadi karena
ibuk ingat itu jadi, pergi pula ibuk, jadi ada emas sedikit-sedikit, sedikit-sedikit di
bagi ke anak semuanya)
Pe: dek ibuk mamikian anak tadi yo buk (karena ibuk memikirkan anak ibuk ya
buk?)
pa: iyo raso nyo, iyo kok pai lo ibuk beko rasonyo, dak tau lo latak ameh dek e
do, bacakak lo, tumako di agiah saonggok-saonggok, mang mbo again, pitih mbo
again.
(iya, rasanya, iya kalau meniggal ibuk nanti, tidak tahu mereka letak emasnya,
berkelahi pula, itu makanya diberi seonggok-seonggok memang saya berikan,
uang saya berikan)
pe: tu tia nio nanyo ibuk, sepentiang a dukungan sosial terhadap panyakik ibuk
kini? Yang ibuk rasoan kek baa yo, ibuk kini baa yo, sakik stres dak bisa karajo
gitu, berarti kan butuh dukungan sosial, kek ditemani anak taruih, siap tu beko
ditemani anak, beko karajo-karajo tu kalau dapek awak ndak mangarajoan gitu do
kan buk. soal nyo kan banyak. (lalu tia ingin bertanya buk, seberapa penting
dukungan sosial terahadap penyakit ibuk sekarang? Yang ibuk rasakan bagaimana
ya, ibuk sekarang bagaimana ya, sakit stress tidak bisa bekerja, berarti kan butuh
dukungan sosial, seperti ditemani anak terus, setelah itu ditemani anak, nanti
kerjaan itu kalau dapat bukan kita yang mengerjakan kan buk, soalnya kan
banyak)
Pa: karajo ko lah, dak ado karajo, paliang nyapu rumah kalau lai talok, ko ndak
padian a nyo, kok baju betu-betuan se, tu jamua lai, kalau tingga tampek anak
nan tuo tu nyo nan mambasuah, Antaan se karumah ita bu,awak maleh lo
maantaan.
(kerja ini lah, tidak ada kerjaan, paling menyapu rumah kalau kuat, kalau tidak
dibiarkan saja, kalau baju dibegitukan saja, lalu di jemur, kalau tinggal di tempat
anak sulung, dia yang mencuci, antarkan saja kerumah ita bu, tapi kita malas
pula untuk mengantarkan)
Pe: kalau cucu-cucu ibuk kan lai menamani kan, kan lai manyanangan hati nak
buk ( kalau cucu ibu ada yang menemai ibuk kan, kana da menggembirakan hati
ibuk)
Pa: lai... elok-elok sado e, anak ibuk dak bacakak-cakak do, dari mulai lahia
sampai gadang, dak pernah dak adoh iri-iri do... dak pernah bacakak, dak pernah
dangki-dangki do.
(ada, baik-baik semuanya, anak ibuk tidak ada yang berkelahi, tidak pernah
dengki-dengkian)
Pe: bagus ibuk mendidik, bagus pendidikan ibuk ( bagus ibuk mendidik, bagus
didikan ibuk)
Pa: ibuk adoan arisan tiok bulan, anak cucu ibuk 20, anak nyo 8, laki nyo 8 alah
16, tiok bulan wirit di rumah, wirit... sakali sabulan, arisan kecil, arisan besar,
jadi uang sosial banyak kalau ka pai jalan-jalan, jalan-jalan sado alah e jo pitih
uang sosial tu,, baok nasi dari rumah.
214
(ibuk adakan arisan setiap bulan, anak cucu ibuk 20, anaknya 8, suaminya 8,
sudah 16, setiap bulan wirid di rumah, wirid sekali satu bulan, arisan kecil,
arisan besar, jadi uang sosial banyak, kalau ingin pergi jalan-jalan, semuanya
dengan uang sosial itu, bawa nasi dari rumah)
Pe: alhamdulillah, pas kini ibuk, pas sakik masih kek gitu? Pas masa-masa
pengobatan ko ibuk adoh kek gitu? ( Alhamdulillah, sekarang buk, saart sakit
seperti ini? Saat masa pengobatan ini ada ibuk seperti itu?)
Pa: aaaa ( aaaaa)
Pe: jalan-jalan (jalan-jalan)
Pa: lai-lai , patang ko baru baliak dari anu, dari harau, sudah tu pai lo ka
bontoroyo, sudah operasi ko langsuang lo pai ka jalan-jalan ka pasa malam
bukik tinggi mah
(ada, ada, kemarin ini baru kembali dari anu, dari harau, setelah itu pergi ke
bontoroyo, setelah operasi ini juga langsung pergi ke bukittinggi)
Pe: jo anak yo buk, ( dengan anak ya buk?)
Pa: iyo ( iya)
Pe: alhamdulillah jo anak, menantu akrab yo buk, (Alhamdulillah dengan anak
menantu akrab ya buk)
Pa: iyo, alhamdulillah akrab ( iya, Alhamdulillah akrab)
Pe: berarti emang ibuk akrab sado-sado keluarga, samo menantu, samo anak,
( berarti memang ibuk dekat dengan semua keluarga, dengan menantu, dengan
anak)
Pa: kok jo anak tumuah maota se pagi- pagi tu gai, ota tu ndak aaaaa...do...
sumbarang... bakawan se nyo. ( kalau dengan anak bisa saja bicara pagi pagi itu,
bicara itu tidak aaaa,,daaa. Terserah, berteman saja)
Pe: nyo kecek dokter tu, asal lai ndak menyebar se ka nan lain alah tukecek nyo.
(dokter itu bilang, asal jangan menyebar saja ke yang lain, itu sudah cukup
katanya)
Pa: itu mako nyo suruah nyo kemo awak, kalau ibuk lai duo puluah persen nyo,
itu mako nyo anam kali kemo, (itu makanya kita disuruh dia kemo, kalau ibuk
hanya 20 % makanya hanya enam kali kemo)
Pe: nyo adoh urang lapan kali bagai nak buk, ( ada juga yang delapan kali ya buk)
Pa: adoh nan sapuluah kali bagai, ado ampek satangah jam bagai, ibuk sabanta
nyo, duo satangah jam lah kalua, tapi masuak iyo samo jo urang tu, tapi awak
kalua dulu... alhamdulillah
Nah, itu nan ambo pikian, bialah ndak ba kemo ko, turuikan lo kecek adiak, adiak
tu di bali, (ada juga yanhgn sepuluh kali, ada yang empat setengah jam, ibuk
Cuma sebentar, dua setengah jam sudah keluar, masuknya memang sama dengan
orang itu, tapi kita keluar lebih dulu, Alhamdulillah)
Pe: awak di siko jo anak-anak, (kita disini dengan anak-anak)
Pa: yo, aaa yo, awak di siko jo anak siko, kok yo, tu jadi penyesalan lo dek anak,
kok nyampang buruak lah di sabuik,
Itu lah ibu, ndak namuah,
Tapi kalau alah dituruikan kecek anak, kok nyampang pai, tu lah dak maslah,
sanang lo hati e, lega lo perasaan nyo.
215
( iya bagaimana ya, kita disini dengan anak-anak, kalau iya, tentu menjadi
penyesalan, jika terjadi hal yang buruk, “itulah ibuk tidak mau” kalau dituruti
keinginan anak, kalau seandainya meninggal, itu sudah tidak masalah, hatinya
senang pula, perasaannya pun lega.)
Pe: anak lah berusaha lo yo buk ( anak sudah berusaha juga ya buk)
Pa: lah di jalani, lah barubek siko, mudah-mudahan sehat ibuk. (sudah dijalani,
sudah berobat disini, mudah-mudahan ibuk sehat)
Pe: tapi samanjak apo kan, ibuk stres tadi nak buk, tu adoh kawan-kawan bagai,
tetangga-tetangga maagiah itu, tu tukan lai bakurang stress ibuk nak buk (tapi
semenjak, apa, ibuk stress kan, lalu ada teman-teman ibuk juga, tetangga memberi
itu, stress ibuk berkurang kan?)
Pa: ibuk sadar surang se lai, banya se ibuk mangucap, ( ibuk sadar sendiri, ibuk
banyak istighfar)
Pe: iyo.. mangucap, berarti tambah dakek ibuk ka tuhan ( iya, istighfar, berarti
ibuk tambah dekat dengan tuhan)
Pa: banyak ba zikir banyak baco al-quran ( banyak berzikir, banyak baca al-
qur’an)
Pe: tu apo se lai... lah mulai hilang, tanang? (lalu apalagi,,, sudah mulai hilang,
tenang?)
Pa: diri awak, awak yang mambuek lai. ( diri kita, kita yang mengobati)
Pe: berarti ibuk alah ikhlas apo yang akan terjadi? (berarti ibuk sudah ikhlas
dengan apa yang akan terjadi?)
Pa: pokok nyo banyak lah badoa, banyak solat malam, pagi... itu nan manolong,
iko ko syarat lalu se ko, barubek ka dokter ko, penyalur mako barubek lo awak,
dek tasuruah lo dek allah.. sakik harus baubek lo, dak bisa ndak.
(pokonya banyak berdo’a banyak shalat malam, pagi,,, itu yang menolong,
berobat kedokter ini hanya syarat saja, penyalur, maknya kita berobat, karena di
perintah allah kalau sakit harus berobat, tidak bisa tidak)
Pe: lah dikasih solusi nak buk.. (sudah diberi solusi ya buk)
Pa: dak bisa pasrah juo awak, awak mangecek surag,awak bapikia surang,
banyak awak,... astagfirullahal’azim sadar awak, sia awak, awak hambanya,
harus mamainta kepadanya, kembali kepadanya, dak bisa awak berang-berang,
ikhlas se tibo nyo
(kita tidak boleh pasrah, kita bicara sendiri, berpikir sendiri, banyak kita,,
astaghfirullahal’azim, sadar kita, kita siapa, kita hambanya harus meminta
kepada-Nya, kembali kepada-Nya, tidak boleh kita marah, ikhlas saja)
Pe: nyo kadang itu urang ado bagai nan susah mangari itu buk aa (kadang yang
seperti itu yang susah dimengerti orang lain buk)
Pa: tu.. baa ndak ka mangarati ( lalu, bagaimana tidak akan mengerti)
Pe: jadi baoan nyo manangih ka manangih taruih se ( jadi bawaannya ingin
menangis terus)
Pa: manangih tu ndak do, ibuk dak lo taruih manangih do, tangih tu kan dak
dibuek do, nyo bisa tibo surang, sadar lo surang. (menangis itu tidak ada, ibuk
juga tidak selalu menangis, tangis itu kan tidak dibuat-buat, dia bisa datang
sendiri, sadar sendiri)
Pe: harus nak buk... iyo... (harus kan buk ya)
216
Pa: mabuak lo anak mancaliak awak nyo, baa ibu, manangih ka manangih se, tu
paniang lo e, awak alhamdulillah lai sanangan ati. (susah pula anak melihat kita,
bagaimana ibu, menangis terus, tentu dia juga pusing, kita Alhamdulillah
menyenangkan hati)
Pe: ibuk kan dek anak ibuk lah gadang-gadang nak buk (ibuk kan karena anak
ibuk sudah pada besar ya buk)
Pa: di rumah sakik tu banantian jo minantu buk mah, anak ibuk nyo manunggu
samalam, baduo samalam-samalam
( di rumah sakit itu ditunggui oleh menantu ibuk, anak ibuk menunggu smealam,
berdua semalam-semalam)
Pe: alhamdulillah (Alhamdulillah)
Pa: kalau anak ibuk alhamdulillah, itu yang ibuk rasoan kini ko, ibuk dak pernah
sakik ndak pernah di rawat, kini ko lah anak tu nan maurus, aaa.. itu lokok ibuk
ndak namuah barubek kampuang, ubek kampuang tu urusan nyo banyak. bali iko,
bali iko, tanyo iko lu, bali iko-iko, abuih iko-iko, sia yang ka karajo tu, nyo
dirumah nyo masiang-masiang. baranak ba keluarga, anak diantaan sekolah,
diantaan les, ka di japuik, peraturan kini ko aa, kok ndak di les kan anak, bodoh
lo anak, jadi guru di rumah sekolah ko sanang se lai.
( kalau anak ibuk Alhamdulillah, itu yang ibuk rasakan sekarang, ibuk tidak
pernah sakit, tidak pernah dirawat, sekarang anak ibuk yang urus, aaa, itu
kenapa ibuk tidak mau berobat kampung, obat kampung itu urusannya banyak,
beli ini, beli ini, Tanya ini dulu, Tanya ini-ini, rebus ini, siapa yang akan
mengerjakannya, mereka dirumah masing-masing beranak berkeluarga, anak
diantar ke sekolah, diantar les, dijemput, peraturan sekarang ini jika anak tidak
dileskan, anak bisa jadi bodoh, jadi, guru disekolah tinggal tenang saja)
Pe: mmm, maajaan yang lah pandai se gitu yo buk ( mmm, mengajar yang sudah
pandai saja, begitu ya buk)
Pa: ndak les, tingga anak awak, ko anak cucu buk banyak (tidak les, ketinggalan
anak kita, anak cucu ibuk banyak)
Pe: berarti kan beko anak ibuk lai mancaliak ibuk tiok hari, kan ibuk tingga samo
anak yang ka duo nak buk, berarti beko yang lain-lain tu beko tibo se karumah.
(berarti anak ibuk menjenguk ibuk tiap hari, ibuk kan tinggal dengan anak yang
kedua, berarti yang lain itu nanti datang saja kerumah)
Pa: lai, beko nyo maantaan samba, maantaan iko, maantaan itu, lai,
alhamdulillah ( iya, nanti dibawakan lauk, antar ini, antar itu, iya,
Alhamdulillah)
Pe:lai elok-elok, dari carito ibuk elok-elok sado alah nyo, (baik-baik, dari cerita
ibuk baik-baik semuanya)
Pa: memang yo nyata bitu, tanyo lah ka anak ibuk, dak adoh anak ibuk yang
badangki-dangki do, dak pernah ibuk, dari ketek tu ibuk ajaan anak ibuk tu
pulang sekolah, dima sepatu, di ma buku, di ma tas, latak sinan, pelajaran bisuak
kan bacatat didindiang, cukuikan malam tu, balanjo sekolah, nyo batujuah sagalo
e, lataan di meja tamu, tujuah lo onggok e, jadi ndak repot ibuk do
(memang nyatanya begitau, Tanya saja ke anak ibuk, tidak ada naka ibuk yang
berdengki, tidak pernah ibuk, dari kecil anak ibuk, ibuk ajari setiap pulang
sekolah dimana sepatu, diamana buku, diaman tas, taruh disitu, pelajaran besok
217
dicatat di dinding, cukupkan malam itu, jajan sekolah, mereka semua bertujuh,
taruh di meja tamu, tujuh pula onggoknya, jadi ibuk tidak repot)
Pe: berarti lah teratur sado yo buk. (berate semua sudah teratur ya buk)
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P6
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang poliklinik bedah umum RSUP Dr. M.
Catatan kejadian
kondisi partisipan yang duduk dikursi tunggu pasien bagian samping, sehingga
tidak banyak orang yang duduk disikitar tempat wawancara dan sedikit
Partisipan 7
Pe: jadi ini buk, perkenalkan dulu mungkin buk, nama nya ibuk siapa gitu?
Pa: nama ibuk lismurni
Pe: umur nya berapa ya buk,?
Pa: 63
Pe:Pekerjaan kalau boleh tau buk?
Pa: rumah tangga,
Pe: ibu rumah tangga, jadi untuk eee pengobatan itu udah berapa lama ya buk?
Pa: sudah sebelas bulan
Pe: jadi kan gini buk, tia akan bertanya mengenai dukungan sosial, pengalaman
ibuk setelah didiagnosa, sama nanti perepsi-persepsi yang lain terhadap beberapa
hal gitu buk, nah jadi yang pertama tia akan menanyakan tentang itu buk,
gimanasih rasanya yang ibuk rasakan setelah ibuk menderita kanker payudara
Pa: waktu pertama kali ngga ada tersa sakit apa-apa, Cuma setelah duduk
bersama, kepegang susu (payudara), ada pembengkakan, langsung bawa ke
rumah sakit, tanggal 20... 30 juni,
Pe: 2018
Pa: iya, tanggal 9 juli langsung operasi
Pe: berarti ibuk itu cuman ngeganjal aja, ngga ada nyeri,
Pa: ngga
Pe: terus itu kan ngeganjel, terus perginya kedokter atau ke bidan
Pa: kedokter langsung
Pe: terus dokter tu bilang, kek ibuk divonis, terus apa perasaan nya buk,
Pa: ngga ada apa-apa, oke aja
Pe: oke aja gitu, karna ibuk udah mengetahui ini
Pa: belum
Pe: terus pas dibilang kanker gimana?
Pa:aa, di, kata dokter tu langsung perasi apa diangkat, langsung aja habiskan
Pe: ibuk yang bilang begitu?
Pa: iya, sebab ngga ada yang menyusui lagi, anak ngga ada yang kecil
Pe: terus ada ndak buk rasa kek sedih gitu buk
Pa: ndak
Pe: cemas mau di operasi
Pa: ndak
Pe: takut
Pa: ndak
Pe: terus gimana tu buk, kenapa ibuk bisa kek ngga takut, ngga itu, gimana cara
nya?
Pa: ya apa gunanya ditahan-tahan, sudah ditengok, orang menahan penyakit tu
banyak yang out. kita kan stadium dua, langsung operasi. lebih baik kita diopersi
daripada ditahan-tahan juga
220
Pa: ngga ada, ngga ada terasa, setelah operasi kta aman aja, ngga ada terasa
apa-apa, senang lagi, nggak ada ada merasakan sakit, nggak ada merasakan
nyeri.
Pe: kalau dari anak-anak ibuk gitu buk, ada ndak yang mendukung membantu
ibuk, selama ibuk itu
Pa; ada, yang mendukung itu, ya memberikan semangat, jangan sedih, jangan
dipikirkan, tertawa orang, tertawa juga kita, ngomong orang, ngomong juga kita,
gitu aja
Pe: ada ndak buk, pesan khusus dari anak yang bisa bikin ibuk senang gitu, ngga
mikirin penyakit
Pa: anak laki-laki tu apa lah, kalau anak laki-laki tu apa lah yang dia omongin
Pe: anak ibuk laki-laki semua nya?
Pa: yang dirumah, yang suka nengokin ibuk, anak laki-laki
Pe: anak-anak yang cewek?
Pa: yang cewek di jakarta, yang tua
Pe: dari via telfon gitu buk?
Pa: mana ada ibuk hp, hp bapak yang megang, Cuma ya dukung, Cuma kita
bersemangat, makan banyak, apa yang mau, dibeliin, jangan dipikirkan apa-apa,
itu aja
Pe: terus ibuk ini udah jalan kemo yang keberapa buk?
Pa: ooo sudah banyak, sudah 13 kali, tanggal 27, 13 nya, di ropanasuri kan 6
kali, tambah disini.
Pe: mm, sini juga, ini buk tia mau tanya nih buk, ibuk kan, ibuk kan udah itu,
udah menjalankan kemoterapi, pasti ada efek-efek nya nak buk,
Pa: ngga
Pe: ooo, ngga ada efek nya sama ibuk
Pa: cuman tangan kaku,kaku aja
Pe: berarti tangan kaku, terus itu kan, ada yang lain-lain, patah salerondak adoh
buk? (apakah ada kehilangan nafsu makan buk?)
Pa: ooo, patah-patah salero, dipaksa makan dengan bapak, pakai air panas
minum
(ooo, hilang nafsu makan, dipaksa makan oleh bapak, minum pakai air hangat)
Pe: mm gitu, tu bapak yang selalu mendukung, “eh makan lah” gitu,
(mm, gitu, bapak yang selalu mendukung, “makan lah” gitu)
Pa: iya, ditunggui kita makan, apa kita mintak, mintak beras panas dia buat,
dipaksa minum, aaa apa kita mau dicarinya, malam-malam hari keluar cari
makanan, tapi tidak makan, nanti dipaksa dengan bapak makan, itu aja
Orang kan setengah ada yang mual, ada gini, ada, ibuk insyaallah tidak ada, tu
maka gemuk badan ibuk sekarang, bertambah.
222
(iya, makan ditunggu, apa yang ibu minta, mintak beras hpanas dia buatkan,
dipaksa minum, aaa apa yang ibuk mau di carikan nya, malam- hari keluar cari
makanan, kalau tidak dimakan, nanti dipaksa bapak makan, itu aja, sebagian
orang ka nada yang mual, ada gini, ada, ibuk insyaallah tidak ada, itu maka
gemuk badan ibuk sekarang, bertambah)
Pe: ooo iya ya, berarti ibuk ndak,ndak ndak gemuk do?
(oo iya, biasanya ibuk tidak gemuk?)
Pa: ndak, sekarang sudah 75 berat badan.
Pe: berkat bapak ya buk
Pa: iya, dengan anak-anak mendukung semuanya, anak-anak kan sekali
seminggu kerumah, cuman sejam ada dia pergi, itu aja lah anak-anak tu,
hehhee…..
Cuman makan kita dijagai nya, kalau dokter sekarang kan kalau sama dokter
yang sekarang kan kita makan kita kan bebas, Cuma, hati-hati aja kita makan, di
pokuskan mau beli ini, beli itu, makanan sekarang kan pakai ajinamoto, pakai
roiko, boleh kita makan tapi jangan terlampau banyak, itu aja lah kata dotor tu,
tu kita semangat aja makan itu, ndak ada apa-apa do, orang kan ada setengah
mengeluh ada ini, ibuk ndak, itu dotor kadang heran, kok gitu ibuk, yo ndak
pernah muntah, ndak pernah apa-apa, Cuma pait aja, Cuma kita minum dengan
air panas…
(cuman makan ibuk dikontrol nya, kalau dokter sekarang kan kalau sama dokter
yang sekarang kan makan ibuk bebas (tidak ada pantangan), Cuma, hati-hati aja
ibuk kalau makan, di fokuskan mau beli ini, beli itu, makanan sekarang kan pakai
ajinamoto, pakai roiko, boleh kita makan tapi jangan terlalu banyak, itu aja lah
kata dokter tu, terus ibuk semangat saja makan itu, tidak ada apa-apa, sebagian
orang ka nada yang mengeluh ada ini, ibuk ndak, makanya dokter kadang heran,
kok gitu ibuk, ya tidak pernah muntah, tidak pernah apa-apa, Cuma selera pahit
saja, Cuma ibuk minum dengan air hangat)
Pe: terus buk, kan udah melakukan kemoterapi ibuk nak buk, kan efek nyo paling
kek-kek yang ibuk bilang tadi gitu, terus ada ndak kepikiran kayak, ini kan
terganggu gitu ya buk aktivitas gitu nak buk, ada nggak kepikiran untuk menolak
kemoterapi ”ee, ndak usah lah lagi kemoterapi”, ada nggak?
(terus buk, kan udah melakukan kemoterapi, palingan efek nya seperti yang ibuk
bilang tadi. terus apakah ada terfikir, kan terganggu ya buk aktivitas ibuk, apakah
ada kepikiran untuk menolak kemoterapi, “nggak usah lah kemoterapi” ada
nggak?)
Pa: ngga, nggak ada, ibuk bersemangat dengan anak-anak, kalau kita, dulu ibuk
sudah (setelah) operasi terakhir, ke-5 masuk ke-6 ibuk ngga mau, marah anak-
anak semuanya, “kalau indak (kalau tidak), kalau ngga mau mama dikemo, dia
nggak mau kesini lagi (berkunjung ke rumah)”
223
Pa: ngga ada , ibuk ngga ada ngomong sama tetangga, satupun tetangga ibuk
belum tau ibuk sakit ini, jangankan tetangga, keluarga aja ngga tau.
Pe: berarti cuman keluarga inti aja yang tau, adik-adik ibuk ngga ada yang tau
Pa: ngga ada, kakak, adek, saudara-saudara yang lain ngga ada, satu pun ngga
tau penyakit ibuk ini, kalau dapat ibuk, ibuk simpan kan, kata dokter tidak boleh
diomongin dengan orang
Pe: kenapa tuh buk nggak mau
Pa: lebih baik kita yang tau sendiri penyakit kita
Pe: sedih ibuk rasanya kalau ngasih tau ke orang-orang
Pa: iya-iya, ditertawain nantik heheheh
Anak-anak kan ngga boleh juga ngomongin, diam-diam aja, hampir setahun ibuk,
ngga ada orang tau satupun, tetangga ngga tau, cuman orang nanya, kemana
pergi jalan-jalan, ke pekanbaru, gitu aja, padahal kita ke rumah sakit
Pe: terus ibuk ada ngga dengar dari orang-orang, misalnya kemoterapi itu gini loh
Pa:dengan siapa ibuk ngomong,
Pe: dari itu,
Pa: ndak ada, ibuk ndak ada keluar rumah, ibuk dirumah aja
Pe: gitu buk, jadi, tia mau nanya buk, harapan ibuk terhadap penyakit ibuk
gimana?
Pa:itu aja, ingin sembuh aja, jangan balik-balik, itu aja, ya gitulah
Pe: alhamdulillah, semoga ya buk cepat sembuh
Pa: cepat sembuh, kita bisa sembuh, kita mau pergi pekanbaru, mau, ingin ke
batam, ingin ke jakarta, ingin ke palembang kan ngga terganggu
Pe: terus, harapan ibuk sama bapak gimana buk, kan bapak yang selalu menemani,
rasa terimakasih ibuk ke bapak gimana?
Pa: ooo, bukan main hehehe,
Pe: gimana tu buk, kalau misalnya diungkapkan gitu makasih ibuk ke bapak,
“kalau ngga ada bapak, mungkin ya ndak bisa kek gini gitu, ada nggak buk?
Pa: iya eeh, hehehe, itu aja lah, mintak terimakasih banyak-banyak dengan
bapak, sudah menemani dari awal sampai akhir,
Pe: kalau untuk anak-anak gimana buk, dukungan dari anak-anak kan ada
Pa: ada, itu aja, iya lah terimakasih banyak dengan anak.. dibuat nya kalau
setelah operasi kan ibuk ulang tahun tuh, rame-rame ke rumah sakit. nengok
ibuk,
Pe: anak-anak ibuk
Pa: anak empat, cucu empat, itu ya, tu menantu dua, itu yang kerumah sakit
nengok
Pe: Alhamdulillah, terus kalau boleh tahu tia buk, persepsi ibuk terhadap itu,
terhadap dukungan sosial tuh gimana, dengan kondisi ibuk yang kek gini, penting
nya gimana menurut ibuk?
226
Pa; ngga ada ibuk, ibuk biasa-biasa saja, ibuk ndak kayak-kayak orang-orang
lain lah, orang kan gini, ibuk ngga suka, ibuk lebih lebih baik kita menjauh dari
orang gitu saja, ngga mau ibuk,... kalau ingat, kalau kita ingin nengok orag-
orang tu nak, ibuk ndak mau nengok keatas do, ibuk mau nengok kebawah aja
(kalau ingat, kalau kita ingin nengok orag-orang itu, ibuk tidak mau melihat
keatas, ibuk mau melihat kebawah saja)
Pe: kalau gini buk, ibuk udah legowo ngga, kalau misalnya kita nggak tau ya buk
ajal gimana, ibuk legowo ngga, dengan semua nya?
Pa: ngga ada, ibuk biasa aja, ndak ada ibuk satupun
Pe: ibuk menerima ngga dengan kondisi ibuk kek gini?
Pa: nerima,
Pe: gimana tu buk, kek menerima, pandangan ibuk terhadap kondisi ibuk tu
gimana?
Pa: biasa aja ibuk, ngga ada yang apa-apa ibuk, insyaallah ibuk sembuh aja,
berkumpul dengan keluarga itu aja, berkumpul dengan cucu, anak, itu lah, ngga
ada ibuk satupun
Pe: alhamdulillah
Pa: iya
Pe: ibuk, makasih banyak ya buk ya, udah memberikan itu ooo pengalaman ibuk
ke tia, gitu jadi insyaallah nanti ini privasi-privasi akan tia sembunyikan gitu buk.
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P7
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang poliklinik bedah umum RSUP Dr.
Catatan kejadian
Respon partisipan
Partisipan 8
Pe: kek ooo kalau dukungan dari anak tu yang membuat ibuk termotivasi untuak
berobat tu gimana buk? Kek cerita nyata nya gitu lah buk aa
(seperti, ooo, kalau dukungan anak yang membuat ibuk termotivasi berobat itu
bagaimana buk? Seperti cerita nyatanya begitu buk)
Pa: yah anak masih kecil-kecil kan, aaa.. tentu masih sayang, mmm.. aa... pokok
nya gitu lah, baa tu caro nyo.
(iya, anak kan masih pada kecil, masih sayang tentunya, pokoknya begitulah,
bagaimana itu caranya)
Pe: kek kata-kata dari anak kek mmm... mama harus sembuh
(seperti kata-kata dari anak,mmmmm,, mama harus sembuh)
Pa: mama harus sembuh.. mama harus semangat, mama harus banyak makan,
kita pergi jalan-jalan... kita pergi ke pantai ya ma, kita beli mainan ya ma.
(pasien berkaca-kaca)
(mama harus sembuh.. mama harus semangat, mama harus banyak makan, kita
pergi jalan-jalan... kita pergi ke pantai ya ma, kita beli mainan ya ma. (pasien
berkaca-kaca))
Pe: kalau dari ibu nya ibuk sendiri, ini kan ibu nya ibuk nak buk, selama lima
bulan ibuk tinggal bersama gitu, kan pengobatan kemoterapi ini kan kita tau kan
ngga mudah gitu buk, pasti banyak capek nya gitu, kalau dari ibuk, motivasinya tu
gimana buk, dari ibu nya ibuk?
(kalau dari ibunya ibuk sendiri, ini kan ibunya ibuk, sleama lima bulan ibuk
tinggal bersama, pengobatan kemoterapi ini kita tahu kan memang tidak mudah,
pasti banyak capeknya, kalau motivasi dari ibunya ibuk bagaiman?)
Pa: harus kuat, harus banyak makan, makan ini, Ini, ini, banyak minum
(harus kuat, harus banyak makan, makan ini, Ini, ini, banyak minum)
Pe: karna kan makan tu susah nak buk kalau habis kemo terapi....
(setelah kemoterapi, kan makan itu susah buk)
Pa: coba banyak minum, minum banyak, banyak minum, ingat anak-anak, tu ya
kuat, jangan ingat ini itu, ini itu kata nya, jangan banyak pikiran kata nya,
lepaskan aja.
(coba banyak minum, minum banyak, banyak minum, ingat anak-anak, kuat,
jangan ingat ini itu, ini itu kata nya, jangan banyak pikiran kata nya, lepaskan
saja)
Pe: maaf nih buk, kalau misalnya dirumah ibuk masih ada mengerjakan sesuatu
yang berat-berat gitu ngga buk? selama udah pengobatan ini? emang full total aja..
istirahat aja buk?
(maaf sebelumnya buk, kalau dirumah ibuk masih ada mengerjakan sesuatu yang
berat-berat?)
229
Pa: nyapu... baru-baru dua hari ini belajar kan, nyapu... gerak-gerak kan,
angkat-angkat ngga boleh,
(nyapu... baru-baru dua hari ini belajar kan, nyapu... gerak-gerak kan, angkat-
angkat ngga boleh)
Pe: terus ibuk, kalau misal nya boleh tia bertanya nak buk, ini maaf sebelum nya
buk, kan ini kan anak ibuk dalam kondisi yang kayak gini, gitu... perasaan ibuk,
untuk pertama kali tu gimana buk?
(terus buk, kalau boleh tia bertanya, maaf sebelumnya buk, bagaimana perasaan
ibuk pertama kali dengan kondisi anak ibuk yang seperti ini?)
Kpa: gimana cara nya sehat, mau minum di kasih minum banyak, kasih makan,
ndak mau dia, di bujuk-bujuk gitu, makan nasi... Mau apa? mau makan apa?
minum air putih jangan kurang, obat kemo tu keras, harus banyak minum.
kontrol, kan kalau makan apa lagi, buah nya apa yang mau? toma, jus, wortel,
ngga di tinggalin selama lima bulan.
(bagaimana cara biar sehat, mau minum di kasih minum banyak, kasih makan,
dia tidak mau, di bujuk, makan nasi, Mau apa? mau makan apa? minum air
putih jangan kurang, obat kemo itu keras, harus banyak minum. kontrol, kan
kalau makan apa lagi, buah nya apa yang mau? tomat, jus, wortel, tidak di
tinggal selama lima bulan)
Pe: terus kalau itu buk,(lalu kalau itu buk)
Pa: kok tau saya kena kanker payudara?
(kok tau saya kena kanker payudara?)
Pe: karna tia udah biasa wawancara disini buk, udah lumayan banyak yang tia
wawancarai buk, jadi kebanyakan yang disini yang kena gitu buk.
Jadi kan,....... ibuk antrian berapa? (karna tia udah biasa wawancara disini buk,
sudah lumayan banyak yang tia wawancarai buk, kebanyakan yang disini yang
kena itu buk, jadi ibuk antrian berapa?)
Pa: tiga, udah dari tadi, udah rame (tiga, sudah dari tadi, sudah ramai)
Pe; berarti hari ini ibuk mau cek darah aja ya(berarti hari ini ibuk mau cek darah
saja)
Pa: mau cek darah, untuk kemo besok kan, selasa besok(mau cek darah, untuk
kemo besok kan, selasa besok)
Pe: kalau, misal nyo dari kek spiritual gitu buk, ada orang yang mengingatkan
atau gimana tu buk?
(kalau dari spiritual, ada yang mengingatkan atau bagaimana buk?)
Pa: ingat sendiri aja, semangat (ingat sendiri saja, semangat)
Kpa:seluruhnya semangat, sama uang-uang nya semangat, buah-buahan,
dibilang sama yang tadi (kakak pasien).. biar aku jual buah-buahan ke pasar
(seluruhnya semangat, sama uang-uang nya semangat, buah-buahan, dibilang
sama yang tadi (kakak pasien).. biar aku jual buah-buahan ke pasar)
230
Pa: bukan karna obat kita sembuh tapi karna semangat, itu kata nya, ada bidan
disana tu bilang. bukan karna obat kita sembuh, semangat.
(bukan karna obat kita sembuh tapi karena semangat, itu katanya, ada bidan
disana itu bilang. bukan karena obat kita sembuh, semangat)
Kpa: teman-teman ibuk semangat melihat dia, kawan ibuk, dak kenal, semangat
melihat anak ibuk, datang kesana, teman-teman, suka sangat nengok anak ibuk,
datang dia rame-rame
(teman-teman ibuk semangat melihat dia, kawan ibuk, tidak kenal, semangat
melihat anak ibuk, datang kesana, teman-teman, sangat suka jenguk anak ibuk,
datang dia ramai-ramai.)
Pe: buk, kan kita udah bilang aa.. dukungan sosial tu kek gitu.. jadi dengan
keadaan ibuk kek gini nak buk, dukungan sosial itu seberapa penting menurut
ibuk, buk ?
(buk, tadi kan sudah dikatakan, dukungan sosial seperti itu, jadi dengan keadaan
ibuk yang seperti ini, seberapa penting dukungan sosial menurut ibuk?)
Pa: penting juga, dukungan dari kawan tu perlu,
(penting juga, dukungan dari kawan itu perlu)
Pe: apalagi dari sesama penderita nak buk
(apalagi dari sesama penderita ya buk)
Pa: kawan, ndak menjatuhkan dia kan, kan ada yang nakut-nakutin kek gini kek
gitu, sekarang kan udah ngga lagi.
(teman tidak menjatuhkan dia kan, ada yang menakut-nakuti seperti ini dan itu,
sekarang sudah tidak lagi)
Pe: karna kan sesama penderita itu kita diskusinya nak buk, itu pasti akan tau nak
buk benar atau salah nya, yang orang bilang tu tau kita.
(karena sesama penderita kita berdiskusi ya buk, disitu kita akan tahu benar atau
salahnya yang orang bilang, kita tahu)
Pa: kalau-kalau mau diskusi sama-sama yang sakit, jangan sama-sama yang
sehat, kalau yang sehat nengok otak nya sehat, kok di kata orang yang sakit,
kadang dia suka nakut-nakutin, dia ngga ngalamin kan
(kalau-kalau ingin diskusi dengan yang sakit, jangan dengan yang sehat, kalau
yang sehat lihat otak nya sehat, kalau dibilang orang yang sakit, kadang dia suka
nakut-nakutin, dia kan tidak mengalami)
Pe: terus tadi kan tia ada nanya buk, tentang aaaa.. gimana perasaan ibuk untuk
pertama kali didiagnosa itu nak buk.. terus...
(tadi Tia bertanya, tentang bagaimana perasaan ibuk saat pertama kali didiagnosa)
Pa: ibuk mah, mmmmm.. banyak pikiran...ooooo...
Dak nampak lah anak lah besar, kalau lah meninggal, panjang, eh pendek lah
umurnya gitu haa, waktu pertama-tama kan, pasti syok.. udah pasti drop... bukan
231
Urang yang di agiah sakik tu malahan, alun tau lai... pokok nyo banyak lah yang
nasehat-nasehat yang apo...
Iko se sakik, lah hilang
(berarti tuhan sayang pada kita, diberi ujian, semangat kan, orang yang diberi
sakit itu malahan belum tahu, pokoknya banyak lah nasehat seperti, ini saja sakit,
tapi sudah hilang)
Pe: alah agak ringan yo buk(sudah agak ringan ya buk?)
Pa: alah ringan nyo (iya sudah ringan)
Pe: kalau kakak-kakak ibuk, yang saudara-saudara ibuk baa?
(kalau kakak-kakak ibuk, saudara-saudara ibuk bagaimana?)
Pa: nyo mansemangatan, semangat, mmmmm... jan patah-patah gitu, semangat,
rajin barubek... sembuh tu di awak surang nyo, semangat, yang penting jan lupo
samo tuhan, ujian dek awak ko kan, urang lebih parah dari awak kecek nyo.
(mereka menyemangati, semangat, mmmm jangan patah-patah begitu, semangat,
rajin berobat, sembuh itu dari kita sendiri, semangat, yang penmting jangan lupa
dengan tuhan, ini ujian bagi kita, orang bahkan lebih parah dari kita, katanya)
Pe: iyo buk, sampai situ se tia tanyo dulu buk a, semoga ibuk capek cegak
Makasih banyak yo buk, assalamualaikum
Iya buk, sampai disitu pertanyaan tia buk, semoga ibuk lekas sembuh, terima
kasih banyak buk, assalamu’alaikum)
Pa: yooop..
(iyaaa)
CATATAN LAPANGAN
Kode partisipan: P8
Tenpat dan waktu wawancara: Ruang poliklinik bedah umum RSUP Dr.
234
Catatan kejadian
Respon partisipan
“mancaliak √
urang tu..
Dehh,.. kanapo
awak bisa kanai
kanker, urang tu
ndak yo? aa...
gitu.. jadi itu
lah……..(duh,
kenapa kita bisa
terserang
kanker, kok
orang tidak ya?
begitu lah
“awal mulo √
kanai kanker tu,
baa gitu raso
nyo, takuik gitu,
iko kan kanker,
penyakit yang
mematikan, itu
makaonyo agak
takuik awak,
kalau mati baa
beko anak awak,
nyo ketek-ketek
baru… (awal
mula kena
kanker itu,
gimana gitu
rasanya, takut
gitu, ini kan
kanker penyakit
yang
mematikan,
makanya ibuk
agak takut, kalau
ibuk mati,
bagaimana anak
ibuk, mereka
masih kecil-kecil
“sebelumnya kan √
memang sudah
ada, waktu itu
kan kecil, tapi
ibuk merasa
takut mau
dioperasi, terus
pasti akan
dikemo, ndak
kuat rasanya
√
“ibuk mah,
mmmmm..
banyak
pikiran...gak liat
anak dewasa,
kalau pendek lah
umurnya gitu
Biasa “ndak, biasa aja √
saja kan ibuk lah tau,
kalau di susu tu
kan berarti alah
kanker
payudara, jadi
ibuk alah tau,
dakbaa do, biaso
se ibuk nyo…..
(nggak, ibuk
biasa saja, ibuk
sudah tahu,
kalau di
payudara itu
kan, bererti
kanker
payudara, jadi
ibuk sudah tahu,
tidak apa-apa,
biasa saja
“ngaa ada apa- √
apa, oke aja
240
“pokok nya √
semangat,
pasrah, wak
berobat,
sarahan ka
tuhan….
(pokoknya
semangat,
pasrah, ibuk
berobat,
serahkan pada
tuhan)
“ibuk kan √
pasrah aja
√
“ado mencret
bagai,..(ada,
diare juga
“awak mual- √
mual,macam
urang hamil,....
(ibuk mual-
mual, seperti
orang hamil
“memang ada √
kan, muntah-
muntah, mual
”ado, mual, √
muntah
partamo tu
kan…(ada mual,
muntah
pertama itu
(kemoterapi)
kan
Fatigue “saminggu √
setelah kemo tu
ante dak bangun
dari tampek
tidua tu do, di
tampek tidua ajo
tu, pasandian ko
panek-panek,
sado tulang ko
kan, lamah…
(seminggu
setelah kemo itu,
ibuk tidak bisa
bangun,
ditempat tidur
saja, persendian
capek, semua
tulang, lemas)
“memang awak √
agak-agak apo,
stek, gak latiah
gitu… (memang
ibuk agak lelah))
“eee, aa itu aa, √
efek nyo
lamah….(ee itu,
efeknya lemah)
…
244
Luka di “semenjak √
jari minum obat
kemo tu, jari-
jari ibuk ni
luka, jari kaki,
jari tangan,
ujung-ujung
nya
245
“awak rang √
kampuang barek
raso nyo, sadiah
betu a anggota
wak tabuang
sadoalah ee
(kita kan orang
kampong, berat
rasanya, sedih
gitu, anggota
(payudara) ini
kalau diangkat
kedua nya)..
“menerima, √
menerima, ibuk
ngga pernag,
gimana ya, ibuk
ngga pernah
oooo ibuk
kekurangan itu
(organ
payudara) ngga,
malah ibuk
semangat,
mudah-mudahan
ngga ada lagi
penyakit yang itu
(kanker
payudara)
“ngga ada, biasa √
aja, ngga ada
ibuk pikirkan,
harus di buang,
tidak apa-apa,
aa.. cuman yang
ibuk pikirkan
sehat aja,
secepat ya, itu
ajakan
248
“pokok nya √
kalau misal nya,
kayak ibuk kan
ngga kuat lagi.
jadi kan kalau
ibuk ngga kuat,
minta tolong aja
sama dia
(suami), itu dia
bilang, antar
ibuk berobat,
karna bapak
sudah pension,
ya bapak yang
urus semua
251
“kalau anak √
ibuk...
alhamdulillah
itu yang ibuk
rasoan kini ko,
taraso na anak
kini ko...ibuk
ndak pernah
sakik , dak
pernah dirawat..
kini ko lah anak
tu nan maurus
a..... (kalau anak
ibuk
alhamdulillah,
yang ibuk
rasakan
sekarang, terasa
sekali hadirnya
anak, ibuk tidak
pernah sakit,
tidak pernah
dirawat...
sekarang anak
lah yang
mengurus
“mama harus √
sembuh, mama
harus sehat,
mama banyak
makan, kita
pergi jalan-
jalan, kita
kepantai ya ma,
kita beli mainan
ya ma
253
“gimana √
caranya sehat,
minum banyak,
kasih makan,
ndak mau,
dibujuk-bujuk
gitu, makan
nasi, mau apa?
mau makan
apa? minum air
putih jangan
kurang, obat
kemo tu kan
keras, harus
banyak minum
kan, kontrol..
kan kalau
makan apa lagi,
buah nya apa
yang mau?
wortel, tomat,
gak ditinggalin
selama lima
bulan
“Kadang √
pulang kuliah,
kadang udah
sore, pagi mau
kuliah, bangun
cuci piring,
nanti
direndamnya
kain, nanti sore
pulang dia baru
dicuci, masak
juga gitu
“iya, dibantu √
lah, pokok nya
ibuk sampe
sekarang, ibuk
ngga pernah
kerja, yang
kerja itu anak
ibuk, terus
bapak
“dikasih nyo √
awak sabidang
tanah, pokok nyo
amak awak lah
tibo nyo,dikasih
nyolah awak
sabidang
tanah,nyo kasih
nyo lah awak
sabidang tanah,
pokok nyo anak
langsuang
barubek, sampai
baranti kato pak
ditor, jadi dijual
nya lah apo
oooo, tanah tu,
nah itu lah
biaya untuak
erobat …..
(dikasih nya
(ibu)lah ibu
sebidang tanah,
pokok nya
dikasih sebidang
tanah, sama ibu
ibuk, pokok nya
ibuk langsung
berobat, sampai
selesai kata
dokter, jadi
dijualnya tanah,
itu lah biaya
untuk berobat
kesini)
258
“mmmmm, √
banyak yang pai
ka Batam,
kawan-kawan
sekolah pai ka
Batam, tu ado
yang mewakili
surang, nyo
hibur nyo awak,
nyo kasih
kejutandak bisa
kalua aia mato
lai do, lah abih
kan, lah
kariang, saking
sering…..
(banyak yang
pergi ke Batam,
kawan-kawan
sekolah pergi ke
Batam, terus
kan ada yang
mewakili,
dihiburnya ibuk,
mereka beri
ibuk kejutan
ibuk tidak bisa
mengeluarkan
air mata lagi,
sudah habis,
sudah kering
260
” missal nyo √
kan adoh anu,
kan berbagi
pengalaman
kan banyak
macam pasien
ko, adoh yang
takuik, sudah
nanyo gitu,
ndak takuik,
ndak namuah di
kemo gitu , kan
ado lo yang
kek, kan saling
mengasih
dukungan……..
(misalnya kan
ada, berbagi
pengalaman,
kan banyak
macam nya
pasien ini kan,
ada yang takut,
nanya-nanya
gitu, takut,
ngga mau di
kemo gitu…
saling-saling
mengasih
dukungan lah,
ngga mau
menjatuhkan
gitu, ngga usah
lah dikemo, kan
seperti ada
yang, pokok nya
saling mengasih
dukungan
262
Dukunga “orang √
n dari lingkungan ado
lingkung juo gitu
an tetangga awak
sekitar kan dating ka
rumah, ngasih-
ngasih
semangat awak,
ado.. banyak
gitu.. kan ante
sarupo iko, kan
ado lo raso,
simpati nyo
samo awak gitu,
jadi “ndak baa
do uni” kecek
nyo “operasi ajo
lah uni, indak
baa do” kato
nyo
(orang
lingkungan ada
juga gitu
tetangga kita
kan yang
datang ke
rumah, ngasih-
ngasih
semangat ibuk,
ada.. banyak
gitu.. kan ibuk
seperti ini, kan
dia juga ada
rasa, simpati
gitu sama ibuk,
jadi “ngga apa-
apa uni”
katanya
“operasi aja
uni, ngga apa-
apa” kata nya
263
“kata dokter, √
cuman kalau
obat yang ini
(obat makan)
kalau
seandainya
dikemo, misal
nya kemo yang
pertama, kemo
yang kedua, kan
cek darah, cek
darah cek
trombosit, kalau
ada yang
kurang, itu kan
disuntik
dibagian
pusar......
kan sebelum √
kita kemo itu
kan kita udah di
kasih tau sama
dokter, dalam
kemo pertama
enamkali, kalau
dapat, ooo,
penuh semua
265
kalau dari √
perawat ya gini
aja waktu di
rumah sakit,
ibuk minum air
putih banyak-
banyak, makan
sayur, makan
nasi, nasi
kurang,
kurangin makan
nasi banyak-
banyak, makan
sayur makan
buah itu aja
kata perawat
“jadi ibuk √
dokter nan
mangemo
ibuktu gitu juo,
“ibuk harus
menguatkan
semangat ibuk
”katanya…..
(jadi ibuk dokter
yang mengkemo
ibuk tu gitu
juga, “ibuk
harus
menguatkan
semangat ibuk”
kata nya
268
” tapi renungan √
lah dek awak
kan,berarti
tuhan sayang ka
awak, nyo agiah
nyo ujian. ...
(renungan untuk
kita, berarti
tuhan masih
saying,
diberimya ibuk
ujian
” aaaa,….. √
salamo ko yang
kurang-kurang
sumbayang,
kini alah kusu’
sumbayang……
(Aaaa... selama
ini yang
kurang-kurang
solat, sekarang
udah kusyu’
solat,)....
” kalau ibuk √
bangun malam,
solat malam,
kadang kan
minum obat ini
kadang mata ini
ndak mau apa
tidur aha kalau
minum obat ini
kan, (menangis
275
” lanjut, lanjut, √
sasudah operasi
lanjut,
langsuang solat,
bisa,
diusahokan,
kalau indak bisa
tagak, duduak,
baa caro bisa,
pokok nyo solat
jo taruih……
(lanjut, setelah
operasi lanjut,
langsung solat,
bisa, ya
diusahakan,
kalau ngga bisa
berdiri ya
duduk, gimana
bisa nya, pokok
nya solat aja
terus)...
“ ya harapan √
ibuk tu ibuk
supaya,
penyakit ni
jangan timbul
lagi gitu ha,
sehat lah gitu,
ingin sehat,
jangan datang
lagi penyakit
ini gitu, cukup
lah yang
sebelah ini
aja,......
“harapan yo √
sarupo itu,
sehat ibuk kan,
harapan ibuk
kan untuak
anak-anak ibuk
juo,…..
(harapan
seperti itu,
sehat ibuk kan,
harapan ibuk
kan untuk
anak-anak ibuk
juga)...
√
“ya mudah-
mudahan lah
sembuh, gitu
aja, ngga
terulang lagi,
ngga menyebar,
gitu aja
277
“yaaa, √
harapan ibuk
ya lekas
sembuh aja
jangan, balik
lagi penyakit
itu, ibuk dan
keluarga rukun
semua nya,
dengan anak-
anak dengan
cucu, itu aja....
CURRICULUM VITAE
Negara : indonesia
Status pendidikan :
Agama: Islam
E-mail: mutiailham97@gmail.com
Riwayat Pendidikan