2, Maret 2021
Abstrak
Pentingnya menjaga kesehatan mental dapat berimbas pada kesejahteraan diri remaja. Remaja yang memiliki
kesehatan mental positif terhindar dari masalah mental emosional yang bersifat neurosis maupun psikosis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rasa syukur terhadap kesehatan mental
remaja SMAN 8 Pekanbaru. Pendekatan cross sectional digunakan sebagai metode penelitian. Sampel dalam
penelitian ini adalah 81 orang yang diambil dengan menggunakan teknik stratified random sampling.
Pengumpulan data diambil dengan menggunakan kuesioner rasa syukur dan kesehatan mental. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif rasa syukur dengan kesehatan
mental remaja di SMA Negeri 8 Pekanbaru (0,011< 0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak
sekolah untuk terus meningkatkan kegiatan yang mendorong rasa syukur remaja sebagai upaya menjaga
kesehatan mental remaja.
Abstract
The importance of maintaining mental health can impact on the well-being of adolescents. Adolescents who
have positive mental health avoid mental emotional problems that are neurotic or psychotic. The aimed of
this research was to determine the correlation between gratitude on mental health adolescents of SMAN 8
Pekanbaru. This study used a cross sectional approach. The sample in this study were 81 people taken using
the stratified random sampling technique. Data collection was taken using a gratitude and mental health
questionnaire. Data collection was taken using a questionnaire of gratitude and mental health. The results
showed that there was a significant positive relationship between gratitude and the mental health of
adolescents in SMA Negeri 8 Pekanbaru (0,011< 0,05). This research is useful for schools to continue to
improve activities that encourage adolescent gratitude as a monitoring of adolescent mental health.
215
Rani Hardianti, Erika, Fathra Annis Nauli, Hubungan antara Rasa Syukur terhadap Kesehatan
Mental Remaja di SMA Negeri 8 Pekanbaru
Kesehatan mental yaitu suatu keadaan dapat berimbas pada kesejahteraan diri remaja
kesejahteraan ketika seseorang menyadari itu sendiri. Remaja yang sehat mentalnya
keterampilannya, mampu mengatasi tekanan adalah individu yang terhindar dari keluhan
kehidupan yang normal, mampu berkegiatan dan gangguan mental baik berupa neurosis
produktif, dan dapat berkontribusi kepada maupun psikosis. Orang yang sehat mental
komunitas dan masyarakat (WHO, 2016). akan senantiasa merasa aman dan bahagia
Data Riset Kesehatan Dasar dalam kondisi apapun, dan akan melakukan
menunjukkan bahwa 10,1% penduduk introspeksi atas segala hal yang dilakukannya
Indonesia dengan usia diatas 15 tahun sehingga akan mampu mengontrol dan
mengalami gangguan kesehatan mental dan mengendalikan dirinya sendiri (Yeli, 2012).
emosional (Riskesdas, 2018). Peraturan Arus positif yang kuat pada kesehatan mental
menjelaskan bahwa remaja adalah penduduk menghadapi kehidupan sehari-hari (Nasilah &
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Marettih, 2015). Selain itu, temuan Tambunan
Badan Kependudukan dan Keluarga dan Ediati (2016) diketahui bahwa problem
Berencana (BKKN) rentang usia remaja emosi remaja dapat beresiko bunuh diri.
adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Terdapat banyak faktor yang
usia 15-18 tahun berada pada bangku Sekolah religiusitas, fisik, psikis, dan lingkungan
Menengah Atas (Kementerian Pendidikan dan seseorang (Primaswari, 2017). Kesepian dan
mental emosional pada penduduk usia ≥ 15 signifikan karena kurangnya rasa syukur yang
tahun di Riau adalah sebesar 8,9% yang dimiliki remaja (Caputo, 2015). Rasa syukur
meningkat dari 2,3% (Riskesdas, 2018). merupakan ciri kepribadian positif klasik dan
216
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.2, Maret 2021
dalam kesejahteraan (Aghababae & Tabik, SMAN 8 Pekanbaru mengatakan bahwa cukup
bahwa rasa syukur adalah dampak moral yang dengan emosional siswa misalnya masalah
dapat mendorong perilaku untuk peduli pada pertemanan, susahnya beradaptasi di sekolah
kesejahteraan orang lain. Rasa syukur dapat dan menyesuaikan dengan peraturan sekolah,
kualitas hidup, membentuk hubungan stabil dan uring-uringan (gelisah), tekanan atau
persahabatan yang lebih baik (Husna, 2014). stres akademik akibat tingginya tuntutan
Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa belajar dari orang tua, ketatnya daya saing di
rasa syukur dapat mencegah depresi dan kelas. Gangguan jiwa berat belum pernah
kondisi patologis (Listiyandini et al., 2015). dilaporkan tetapi guru BK pernah menemukan
Seseorang yang memiliki rasa syukur tinggi beberapa orang siswa yang melaporkan dirinya
akan memiliki kendali yang lebih tinggi stres karena susah beradaptasi dengan teman
terhadap keadaan lingkungan, perkembangan dan terdapat siswa yang mengalami masalah
personal, memiliki tujuan hidup, dan tekanan akademik yang tinggi yang
menerima keadaan dirinya. Rasa syukur menyebabkan siswa gelisah sehingga jika ini
coping yang baik pada kesulitan hidup, mental. Peneliti juga mewawancari tujuh orang
mencari dukungan sosial dari orang lain, siswa di Sekolah tersebut. Lima diantaranya
217
Rani Hardianti, Erika, Fathra Annis Nauli, Hubungan antara Rasa Syukur terhadap Kesehatan
Mental Remaja di SMA Negeri 8 Pekanbaru
ditujukan untuk mengetahui hubungan antara reliabilitas rasa syukur diperoleh alpha
rasa syukur terhadap kesehatan mental remaja cronbach (0,936) dan hasil uji reliabilitas
Penelitan ini dilakukan di SMAN 8 valid dan reliabel. Uji Chi-Square dilakukan
Pekanbaru yang dari bulan Januari-Juni 2019. sebagai uji hipotesis untuk mengetahui apakah
Desain penelitian ini adalah penelitian ada hubungan antara rasa syukur dengan
deskriptif korelasi dengan pendekatan cross kesehatan mental pada remaja dengan batas
218
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.2, Maret 2021
219
Rani Hardianti, Erika, Fathra Annis Nauli, Hubungan antara Rasa Syukur terhadap Kesehatan
Mental Remaja di SMA Negeri 8 Pekanbaru
2. Hubungan Rasa Syukur dengan yang memiliki tingkat rasa syukur yang
bahwa depresi sering terjadi pada perempuan d. Gambaran Rasa Syukur Responden
hal ini dikarenakan perempuan Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
cepat merasa bersalah dan memiliki responden memiliki rasa syukur tinggi
kecemasan yang cenderung tinggi daripada berjumlah 41 orang (50,6%), sehingga dapat
terakhir responden SMA sebanyak 46 orang dalam hidup. Sesuai dengan teori Wood, Froh
(31,9%). Hasil penelitian didapatkan bahwa dan Graghty, (2010), berpendapat bahwa rasa
mayoritas agama responden adalah Islam syukur terlihat dari karakter dan orientasi
dengan 77 responden (95,1%). Dalam setiap hidup terhadap pembentukan dan penghargaan
manusia dianjurkan untuk selalu bersyukur mengemukakan bahwa orang yang memiliki
atas apa yang dimiliki. Pemahaman agama rasa syukur memiliki ciri-ciri seperti tidak
yang baik akan menumbuhkan perilaku yang merasa kekurangan dalam hidupnya, memiliki
baik. Hal ini dikarenakan remaja memerlukan kecenderungan untuk menghargai dan
kemampuan pemecahan masalah yang baik, merasakan kesenangan yang sederhana (simple
sehingga remaja mampu menyelesaikan pleasure). Orang yang selalu merasakan rasa
masalah mereka dengan efektif. Hal ini syukur terhadap setiap apa yang terjadi dalam
dikarenakan Agama Islam adalah agama yang hidupnya akan selalu merasakan hal positif,
memiliki konsep rasa syukur yang tertuang yang juga dapat mempengaruhi jiwa, mental,
dalam rasa sabar dan menerima (Haryanto & hati dan pikiran tetap terjaga kondisinya.
221
Rani Hardianti, Erika, Fathra Annis Nauli, Hubungan antara Rasa Syukur terhadap Kesehatan
Mental Remaja di SMA Negeri 8 Pekanbaru
& Couyoumdjian, 2016). Rasa syukur berbelas kasih dan meyakinkan diri mereka
memungkinkan seseorang untuk memperkuat sendiri ketika ada yang salah dalam hidup
ikatan sosial dan persahabatan dengan adanya (Petrocchi & Couyoumdjian, 2016).
Lyubomirsky, 2016), dan hal ini mendorong Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
seseorang untuk terlibat dalam perilaku 81 responden diperoleh hasil bahwa mayoritas
pemeliharaan hubungan yang lebih baik remaja memiliki kesehatan mental positif
Rasa syukur juga dikaitkan dengan sehingga dapat dikatakan mayoritas responden
hubungan yang membaik dengan diri, dalam memiliki atau menyadari keterampilannya dan
bentuk cara perawatan yang lebih positif dan mampu mengatasi tekanan kehidupan yang
berbelas kasih terhadap diri sendiri ketika ada normal, seperti definisi dari WHO (2016)
yang salah dalam hidup, sehingga menjadikan bahwa kesehatan mental yaitu suatu keadaan
orang yang memiliki rasa syukur tinggi kesejahteraan di mana individu menyadari
cenderung kurang tertekan dan cemas. Dapat keterampilannya, mampu mengatasi tekanan
dikatakan bahwa orang yang memiliki rasa kehidupan yang normal, dapat bekerja secara
syukur yang tinggi dapat menjadikan seorang produktif, dan mampu memberikan kontribusi
depresi dan cemas karena rasa syukur Karaktertistik orang yang memiliki mental
terhubung dengan perasaan yang baik dan sehat adalah terhindar dari gejala-gejala
rendah hati. Rasa syukur merupakan mediator gangguan jiwa dan penyakit jiwa, dapat
yang jauh lebih kuat dalam meningkatkan menyesuaikan diri, mengembangkan potensi
kepercayan diri, dengan demikian, orang yang semaksimal mungkin, tercapai kebahagiaan
memiliki rasa syukur yang tinggi cenderung pribadi dan orang lain (Yusuf, 2018).
mengalami lebih sedikit kecemasan terutama Kesehatan mental dapat berupa berbagai
222
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.2, Maret 2021
tidur, hingga ide untuk menyakiti diri sendiri menemukan bahwa remaja dengan stres
bahkan hingga timbulnya keinginan untuk akademik memiliki risiko depresi lebih tinggi
bunuh diri. (Maulana, Elita & Misrawati, daripada remaja tanpa stres akademik.
perkembangan anak menjadi dewasa, pada saat Kesehatan Mental pada Remaja
ini terjadi perkembangan hormonal, fisik, Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
psikologis dan sosial yang cepat. hubungan rasa syukur dengan kesehatan
Macam-macam perubahan perilaku remaja mental pada remaja. Berdasarkan data yang di
sering menyebabkan konflik antara lingkup olah dengan program statistik komputer
pergaulan dan dirinya sendiri sehingga terjadi menggunakan uji Chi-Square didapatkan
konflik internal maupun eksternal. Remaja didapatkan p value 0,011 < α (0,05), dimana
yang tidak memiliki coping yang baik hasil dapat dikatakan bermakna sehingga Ho
bersifat negatif dan akan berimbas pada hubungan antara rasa syukur dengan kesehatan
karakter dan hal inilah yang menjadi pemicu Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
Emosi yang tidak stabil juga akan responden remaja yang memiliki rasa syukur
berdampak pada pergaulan remaja. Teman yang rendah juga memiliki kesehatan mental
sebaya ataupun orang lain akan sulit yang negatif dan 27 (33,3%) responden remaja
memahami apa yang dirasakan remaja tersebut yang memiliki rasa syukur yang tinggi juga
(Maulana, Elita & Misrawati, 2015). memiliki kesehatan mental yang positif.
Pada masa remaja juga terjadi adanya Analisis yang menunjukkan responden dengan
tekanan akademik yang dapat menyebabkan rasa syukur rendah namun memiliki kesehatan
223
Rani Hardianti, Erika, Fathra Annis Nauli, Hubungan antara Rasa Syukur terhadap Kesehatan
Mental Remaja di SMA Negeri 8 Pekanbaru
mental yang positif berjumlah 14 (17,3%) dan Penelitian ini juga sesuai dengan teori
responden dengan rasa syukur tinggi namun Listiyandini dkk, (2015) yang mengatakan
memiliki kesehatan mental yang negatif bahwa orang yang memiliki rasa syukur
berjumlah 14 (17,3%). Ini dapat diartikan memiliki ciri-ciri seperti tidak merasa
bahwa rasa syukur juga dapat mempengaruhi kekurangan dalam hidupnya, memiliki
Hasil penelitian ini sejalan dengan merasakan kesenangan yang sederhana (simple
penelitian yang dilakukan oleh Aghababaei pleasure). Orang yang selalu merasakan rasa
dan Tabik (2013) dengan hasil penelitian yang syukur terhadap setiap apa yang terjadi dalam
menunjukkan bahwa rasa syukur memiliki hidupnya akan selalu merasakan hal positif,
korelasi negatif sedang sampai kuat dengan yang juga dapat mempengaruhi jiwa, mental,
penyakit mental dan korelasi positif dengan hati dan pikiran tetap terjaga kondisinya.
dalam kaitannya dengan kesehatan mental dan membentuk hubungan persahabatan yang lebih
kesejahteraan subyektif. Ini menunjukkan baik kepada orang lain yang berada
bahwa orang yang bersyukur dan memiliki disekitarnya yang dimana hubungan dengan
religiustitas agama yang baik memiliki efek orang lain dapat mempengaruhi tingkah laku,
terhadap kesehatan mental. Penelitian ini, pemikiran dan suasana hati (Husna, 2014).
memberikan konfirmasi lintas budaya untuk Rasa syukur tinggi akan menyebabkan
kesimpulan bahwa rasa syukur dapat seseorang memiliki coping yang baik dalam
mempengaruhi kesehatan mental dan fungsi menghadapi permasalahan dalam hidup. Rasa
positif diri, dan data ini mendukung hipotesis syukur mendorong seseorang untuk mencari
lebih lanjut dan lebih spesifik bahwa efek dukungan sosial dari orang lain serta
tersebut disebabkan oleh rasa syukur yang memahami pengalaman dari sudut pandang
224
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.2, Maret 2021
masalah (Listiyandini, 2015). Remaja yang dan berbelas kasih dan meyakinkan diri
memiliki rasa syukur tinggi cenderung mereka sendiri ketika ada yang salah dalam
personal, tujuan hidup, dan memiliki adanya hubungan antara rasa syukur agama
penerimaan diri yang baik sehingga dan kesehatan mental dapat dimoderasi oleh
berdampak pada tingkat kesehatan mental keterlibatan agama. Rasa syukur yang hadir
Petrocchi dan Couyoumdjian (2016) secara umum adalah penting untuk kesehatan
syukur terhubung ketingkat yang lebih rendah Hasil penelitian yang dilakukan tentang
dari perasaan tidak mampu dan rasa percaya hubungan rasa syukur dengan kesehatan
diri. Rasa syukur juga cenderung mental remaja di SMAN 8 Pekanbaru dengan
terhadap diri mereka sendri disaat mereka responden berusia 16 tahun (54,3%), jenis
mengalami frustasi dan kemunduran dalam kelamin terbanyak adalah perempuan (66,7%).
yang jauh lebih kuat dalam meningkatkan Gambaran tingkat rasa syukur responden
kesehatan mental. Dengan demikian, orang adalah memiliki tingkat rasa syukur tinggi
yang memiliki rasa syukur yang tinggi (50,6%). Gambaran kesehatan mental remaja
cenderung mengalami lebih sedikit kecemasan adalah memiliki kesehatan mental tinggi 41
dan memiliki kesehatan mental positif orang (50,6%). Berdasarkan uji statistik
225
Rani Hardianti, Erika, Fathra Annis Nauli, Hubungan antara Rasa Syukur terhadap Kesehatan
Mental Remaja di SMA Negeri 8 Pekanbaru
didapatkan p value kurang dari nilai alpha benefits of gratitude for promoting social
bonds. Europe’s Journal of Psychology.
(0,011< 0,05). Hal ini menunjukkan Ho ditolak 11 (2), 323-334
sedangkan Ha diterima dan dapat disimpulkan Chhabra, G. S., & Sodhi, M. K. (2011). Factors
contributing to psychosocial ill health in
bahwa adanya hubungan antara rasa syukur male adolescents. Online Journal of
dengan kesehatan mental pada remaja. di Health and Allied Sciences, 10, (3), pp.
1-4
SMAN 8 Pekanbaru. Haryanto, H.C & F.E Kertamuda. (2016).
Syukur sebagai sebuah pemaknaan.
Insight. 18 (2), 1-10
SARAN Husna & Nurihsan, J. (2014). Landasan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bimbingan dan konseling. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
dijadikan rekomendasi bagi sekolah untuk Jayanthi, P., Thirunavukarasu, M., & Rajkumar,
mendukung terjaganya kesehtan mental pada R. (2015). Academic stress and
depression among adolescents: a
remaja usia Sekolah Menengah Atas dengan cross-sectional. Indian Pediatrics, 52,
memberikan pengetahuan, wawasan dan sikap p-271-219.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
yang dapat meningkatkan rasa syukur dalam (2016). Statistik Sekolah Menengah Atas
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan (SMA) 2015/2016. Jakarta:
Kemendikbud
kesehatan mental remaja. Lambert, N. M., & Fincham, F. D. (2011).
Expressing gratitude to a partner leads to
DAFTAR PUSTAKA more relationship maintenance behavior.
Aghababaei, N., & Tabik, M. T. (2013) Emotion, 11, 52–60.
Gratitude and mental health: differences Listiyandini, R. A., Nathania, A., Syahniar, D.,
between religious and general gratitude Sonia, L., & Nadya, R. (2015).
in a Muslim context, mental health, Mengukur rasa syukur: pengembangan
Religion & Culture. 16 (8), 761-766 awal skala bersykur versi Indonesia.
Armenta, C. N., Fritz, M. M., & Lyubomirsky, Jurnal Psikologi Ulayat. 2 (2), 473-496.
S. (2016). Functions of positive Merino, J. R, et.al. (2017). Reliability and
emotions: gratitude as a motivator of validity of the positive mental health
self-improvement and positive change. questionnaire in a sample of spanish
Emotion Review. 1 (8). DOI: university student. Journal of Psyciatric
10.1177/1754073916669596 and Mental Health Nursing. 24 (2)
Caputo, A. (2015). The relationship between Maulana, R., Elita, V., & Misrawati.
gratitude and loneliness: the potential (2015). Pengaruh murotal Al qur’an
226
Jurnal Ners Indonesia, Vol.11 No.2, Maret 2021
terhadap kecemasan pasien pre operasi Problem emosi remaja ditinjau dari pola
bedah orthopedic. JOM, 2(2), Oktober asuh orang tua: studi komparasi pada
2015 Siswa Parulian 1 Medan. Jurnal Empati
Nasilah, S., & Marettih, A. K. E. (2015) Fakultas Psikologi UNDIP, Vol. 5 (2)
Integrasi diri sebagai konsep sehat WHO. (2016). Mental Health: Strengthening
mental orang melayu Riau. Jurnal Our Response. World Health
Psikologi. 11 (1). Organization Diunduh dari
Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 http://www.who.int/mediacentre/factshee
tentang Upaya Kesehatan Anak Jakarta, ts /fs220/en/. Diakses tanggal 20
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Oktober 2018
Petrocchi, N., & Couyoumdjia, A. (2016). The Wood, A.M., Froh, J. J., Geraghty, A. W. A.
impact of gratitude on depression and (2010). Gratitude and well-being: A
anxiety: the mediating role of criticizing, review and theoretical integration.
attacking, and reassuring the self, Self Clinical Psychology Review.
and Identity. Journal of Self and Identity. doi:10.1016/j.cpr.2010.03.005
15 (2), 191-205 Wuon, A.S, H. Bidjuni & V. Kallo. (2016).
Primaswari, M. (2017). Perbedaan kualitas Perbedaan tingkat depresi pada remaja
tidur dan kesehatan mental pada perokok yang tinggal di rumah dan yang tinggal
dan bukan perokok. Jurnal Psikologi di Panti Asuhan Bakti Mulia
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Karombasan Kecamatan Wanea Manado.
12 (1), 1-15 Ejournal keperawatan. 4 (2), 1-8
Putro, K. Z. (2017). Memahami ciri dan tugas Yeli, S. (2012). Psikologi agama. Pekanbaru:
perkembangan masa remaja. Zanafa Publishing.
APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Yusuf, S. (2018). Kesehatan mental perspektif
Agama. 17 (1), 25-32. psikologi dan agama. Bandung: Remaja
Ranasinghe, S., & Ramesh, S. (2016). Hygiene Rosdakarya
and mental health among middle school
students. India Journal of Infection and
Public Health. 9 (1).
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
Rosmarin, D. H., Pirutinsky, S., Cohen, A. B.,
Galler, Y., & Krumrei, E. J. (2011).
Grateful to god or just plain grateful? a
comparison of religious and general
gratitude. The Journal of Positive
Psychology, 6, 389–396.
Tambunan, Y. G. T., & Ediati, A. (2016).
227