KELOMPOK 3
NO NAMA
4 IRFAN RISKIONO
DEFINISI
• Atresia bilier merupakan suatu keadaan
dimana tidak adanya lumen pada traktus
ekstrahepatik yang menyebabkan hambatan
aliran empedu
• Akibatnya di dalam hati dan darah terjadi
penumpukan garam empedu dan
peningkatan bilirubin direk
• Atresia bilier dapat berlanjut menjadi serosis
hepatis, kegagalan hati serta kematian anak
dalam usia 2 tahun pertama kehidupan
Etiologi
Etiologi AB masih belum diketahui dengan
pasti
Sebagian ahli faktor genetik ikut berperan
yang dikaitkan dengan adanya kelainan
kromosom trisomi 17,18 & 21
Pendapat lain AB terjadi akibat proses
inflamasi yang merusak duktus bilier, bisa
karena infeksi atau iskemi
Manifestasi klinis
1. Ikterus
• kekuningan pada kulit dan mata karena tingkat bilirubin
yang sangat tinggi (pigmen empedu) dalam aliran darah
• Usia 2 minggu + 15% bayi masih kuning
peningkatan bilirubun indirek breastmilk jaundice
(ikterus fisiologi).
• Ikterus pada usia > 2 minggu kolestasis salah
satunyaakibat atresia bilier
2. Urin berwarna gelap (kuning tua)
3. Warna tinja seperti dempul (putih)
4. Penurunan berat badan, berkembang ketika tingkat ikterus
meningkat.
LANJUTAN
Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan , akan timbul gejala
berikut :
1. Gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan gagal tumbuh
dan malnutrisi
2. Gatal-gatal
3. Rewel
patofisiologi
Patofisiologiatresia bilier juga belum
diketahui secara pasti
Berdasarkan gambaran histopatologik,
diketahui bahwa atresia bilier terjadi karena
proses inflamasi berkepanjangan yang
menyebabkan hambatan aliran empedu
Pemeriksaan penunjang
1. Terapi Medikamentosa
Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, per oral
merangsang enzim glukuronil transferase (untuk
mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk)
Kolestiramin 1 g/kgBB/hari dibagi 6 dosis atau
sesuai jadwal pemberian susu. Kolestiramin
memotong siklus enterohepatik asam empedu
sekunder.
LANJUTAN
2. Terapi Nutrisi
Pemberian makanan yang mengandung
medium chain triglycerides (MCT) untuk
mengatasi malabsorpsi lemak.
Penatalaksanaan defisiensi vitamin yang
larutdalam lemak
LANJUTAN
5. RIWAYAT PERINTAL
a. Antenatal
b. Intra natal
c. Post natal
6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Inspeksi : asimetris, terdapat tarikan otot bantu pernafasan dan tekanan pada otot diafragma akibat pembesaran hati (hepatomegali).
Palpasi : denyutan jantung teraba cepat, terdapat nyeri tekan(-)
Perkusi : Jantung : dullness
Paru : sonor
Auskultasi : tidak terdengar suara ronchi
kemungkinan terdengar bunyi wheezing
Abdomen
Tujuan: Setelah dilakukan Kaji distensi Untuk mengetahui adanya gas atu
perawatan 2 x 24 jam, abdomen cairan yang berada dalam
diharapkan pasien Kaji RR, abdomen
menunjukkan tanda-tanda pola kedalaman nafas, Untuk megetahui keadaan paru
nafas yang efektif dan kerja pasien
Kriteria Hasil: pernafasan Agar jalan udara kedalam paru
RR mencapai 30-40 Awasi klien agar paru tidak terganggu
napas/mnt tidak sampai
Kedalaman inspirasi dan mengalami leher
kedalaman bernafas tertekuk
Tidak ada penggunaan otot
bantu nafas pada pasien
3. Hipertermia berhubungan dengan inflamasi akibat kerusakan progresif pada duktus
bilier ekstrahepatik, ditandai oleh peningkatan suhu tubuh, dan pasien demam
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Tujuan: setelah Observasi keadaan umum Untuk mengetahui perkembangan keadaan
dilakukan pasien umum pasien
pemeriksaan Berikan kompres air biasa agar suhu tubuh pada pasien turun
keperawatan 1 x 24 pada daerah aksila, kening, untuk memantau peningkatan atau penurunan
jam diharapkan leher, dan lipatan paha suhu yang terjadi pada pasien
suhu tubuh pasien Pantau suhu minimal setiap membantu mempermudah penguapan panas
akan kembali 2 jam sekali disesuaikan agar pasien merasa nyaman dengan lingkungan
menjadi normal dengan kebutuha sekitar.
Kriteria Hasil: Berikan pasien pakaian tipis Untuk memberikan obat yang sesuai dengan
Nadi dan Menipulasi lingkungan kebutuhan pasien
pernapasan menjadi senyaman mungkin
dalam rentang seperti penggunaan kipas
normal angin atau AC
Suhu normal Kolaborasikan pemberian
36,50 – 37,50 obat anti piretik sesuai
kebutuhan
4. Kekurangan volume cairan berhubungan tingginya frekuensi mual dan muntah pasien.