Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DISMENORE PRIMER

PADA REMAJA PUTRI DI DESA LEREP


KECAMATAN UNGARAN BARAT

SKRIPSI

Oleh
BUNGA PRISKA KUSUMA
NIM. 010115A024

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
LEMBAR PENGESAHAN

Artikel berjudul :

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di Desa
Lerep Kecamatan Ungaran Barat

Oleh
BUNGA PRISKA KUSUMA
010115A024

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo

Ungaran, Juli 2019


Pembimbing Utama

Ns. Puji Lestari, S.Kep., M.Kes.(Epid)


NIDN. 0613027601

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri Di Desa
Lerep Kecamatan Ungaran Barat
Oleh :
Bunga Priska Kusuma
Universitas Ngudi Waluyo
Fakultas Keperawatan, Program studi S1 Keperawatan
bungapriska6@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Dismenore primer menjadi salah satu masalah menstruasi yang sering
dialami oleh remaja putri yang dapat mengakibatkan menurunnya kinerja dalam aktivitas
sehari-hari. Salah satu cara efektif untuk mencegah dismenore primer yaitu dengan
melakukan aktivitas fisik.
Tujuan : untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan dismenore primer pada
remaja putri di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat.
Metode : Desain pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 10-19 tahun di desa Lerep
sejumlah 857 dengan sampel 89 orang. Teknik sampling menggunakan proportional
random sampling dan pengambilan data menggunakan kuesioner. analisis data
menggunakan Kendal Tau.
Hasil : dalam penelitian sebagian besar remaja putri melakukan aktivitas fisik ringan
sebanyak 44 orang (49,4%) dan remaja putri yang mengalami dismenore primer sebanyak
54 orang (60,7%).. Hasil uji Kendal Tau diperoleh p-value 0,001 < α (0,05) correlation
coefficient -0.291 dimana korelasi berarah negatif yang artinya semakin ringan aktivitas
fisik yang dilakukan maka akan lebih rentan mengalami dismenore primer. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan dismenore
primer pada remaja putri di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat.
Saran : bagi remaja putri diharapkan tetap melakukan aktivitas fisik dengan rutin agar
memiliki kecenderungan mengalami dismenore primer lebih kecil.

Kata Kunci : aktivitas fisik, dismenore primer, remaja putri


Kepustakaan : 30 (2009-2018)

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
Ngudi Waluyo University
Nursing Faculty
Final Assignment, July 2019
Bunga Priska Kusuma
010115A024

“THE CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY AND PRIMARY


DYSMENORRHEA IN FEMALE ADOLESCENTS AT LEREP VILLAGE WEST
UNGARAN”
xvi + 70 pages + 1 Picture + 2 Charts + 6 tables + 10 attachments

ABSTRACT

Primary dysmenorrhea is one of the menstrual problems that is often experienced


by female adolescents who can lead to decrease performance in daily activities. One
effective way to prevent primary dysmenorrhea is by doing physical activity. The purpose
of this study is to determine the correlation of physical activity with primary dysmenorrhea
in female adolescents at Lerep Village, West Ungaran.
This study used descriptive correlative with cross sectional approach. The study
population were 857 female adolescents aged 10-19 at Lerep village with sample of 89
people. The sampling technique used proportional random sampling and data collection
used a questionnaire. Data analysis used Kendal Tau.
The results show that most of the female adolescents have liight physical activities
of 44 (49.4%) and 54 female adolescents have primary dysmenorrhea (60,7%). The Kendal
Tau test results obtain p-value 0.001 <α (0.05) 0.291 coefficient correlation with negative
correlation which means that female adolescents lighter physical activity will be more
susceptible to primary dysmenorrhea. This shows that there is a significant correlation
between physical activity and primary dysmenorrhea in female adolescents at Lerep
Village,West Ungaran.
Female adolescents are expected to continue carrying out regular physical activity
in order to have a tendency to experience smaller primary dysmenorrhea.

Keywords: physical activity, primary dysmenorrhea, female adolescents


Literature: 30 (2009-2018)

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
PENDAHULUAN Gangguan menstruasi yang
Menurut WHO (World Health sering dikeluhkan adalah nyeri sebelum
Organization), remaja (adolescence) dan sesudah menstruasi. Nyeri pada saat
adalah mereka yang berusia antara 10- menstruasi sering disebut dengan
19 tahun. Dalam terminologi lain PBB Disminore. Nyeri tersebut timbul akibat
menyebutkan anak muda untuk mereka adanya hormon prostaglandin yang
yang berusia 15-24 tahun yang membuat uterus berkontaksi (Marmi,
kemudian disatukan dalam sebuah 2015). Prostaglandin dibuat oleh lapisan
terminologi kaum muda (young people) dalam dari rahim yang sebelum
yang mencakup 10-24 tahun. Sementara menstruasi terjadi, zat ini meningkat
itu, program BKKBN disebutkan bahwa (Proverawati, 2009).
remaja adalah mereka yang berusia Tjokronegoro (2004) dalam
antara 10-24 tahun. Septyanti (2012) bahwa kejadian
Di dunia diperkirakan kelompok dismenore akan meningkat dengan
remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% kurangnya aktivitas fisik, sehingga
dari jumlah penduduk (WHO, 2014). ketika terjadi dismenore oksigen tidak
Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di dapat tersalurkan ke pembuluh-
Indonesia menurut sensus penduduk pembuluh darah di organ reproduksi
2016 sebanyak 43 juta atau 16,9% jiwa yang saat ini terjadi vasokontriksi
dari jumlah penduduk. Jumlah sehingga menyebabkan timbulnya rasa
kelompok usia 15-64 di provinsi Jawa nyeri tetapi bila seseorang teratur
Tengah sebanyak 23 juta atau 67,6% melakukan aktivitas, maka dia dapat
dari jumlah penduduk. Jumlah menyediakan oksigen hampir 2 kali lipat
kelompok usia 10-19 tahun di per menit sehingga oksigen
Kabupaten Semarang sebanyak 152 ribu tersampaikan ke pembuluh darah yang
atau 15% dari jumlah penduduk. Jumlah mengalami vasokontriksi.
kelompok remaja putra usia 10-24 tahun Pada hasil studi pendahuluan
di Indonesia berjumlah 33 juta atau 51% yang dilakukan di Desa Lerep
sedangkan untuk jumlah remaja putri 32 Kecamatan Ungaran Barat, peneliti
juta atau 49%. (Dinas Kesehatan melakukan wawancara pada 10
Provinsi Jawa Tengah, 2016). responden, hasilnya didapatkan 3 remaja
Masa pubertas adalah tahap putri mengalami dismenore primer berat
perkembangan fisik ,salah satunya ,2 remaja mengalami dismenore primer
kematangan organ seksual dan berat dengan skala nyeri 7 padahal
tercapainya kemampuan untuk selama tujuh hari terakhir mereka
bereproduksi, yang ditandai dengan melakukan aktivitas fisik berat ,
terjadinya menstruasi pertama sedangkan 1 remaja mengalami
(menarche). Menstruasi menjadi salah dismenore berat , hanya melakukan
satu tanda pencapaian kematangan organ aktivitas fisik ringan seperti mencuci
pada remaja. Proses kematangan ini piring dan memasak. 4 remaja putri
berpengaruh pada kondisi fisik, psikis, mengalami dismenore primer sedang
aktivitas pekerjaan, dan relasi sosial dengan skala nyeri 5, selama tujuh hari
pada remaja putri. Karena itu menstruasi terakhir melakukan aktivitas fisik
harus dipahami dan diperhatikan secara sedang seperti bersepeda dan bermain
serius (Proverawati, 2009). voli, sedangkan 3 remaja putri
mengalami dismenore ringan dengan
skala nyeri 2, 2 remaja putri yang
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
mengalami dismenore ringanini aktivitas fisik dengan rutin akan
mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kecenderungan mengalami
melakukan aktivias fisik berat selama dismenore primer lebih kecil.
tujuh hari terakhir, sedangkan 1 remaja METODE PENELITIAN
mengalami dismenore primer ringan Desain penelitian yang digunakan
,mereka mengikuti ekstrakulikuler dalam penelitian ini adalah deskriptif
karate dan silat di sekolahnya. korelasional dengan pendekatan cross
Berdasarkan latar belakang di sectional. Waktu penelitian dilakukan pada
atas maka peneliti tertarik untuk bulan April 2019. Penelitian ini dilakukan di
melakukan penelitian adalah Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat,
“Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Dismenore Primer Pada Remaja Populasi dalam penelitian ini adalah remaja
Putri Di Desa Lerep Ungaran Barat” putri Desa Lerep usia 10-19 tahun sejumlah
857 remaja. Sampel dalam penelitian ini
adalah 89 remaja dengan menggunakan
Rumusan Masalah
teknik sampling yaitu proporsional random
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
sampling.
rumusan masalah penelitian ini adalah
Adakah “hubungan aktivitas fisik dengan
dismenore primer pada remaja putri di Desa Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini
Lerep kecamatan Ungaran Barat ”.
adalah data primer. Peneliti melakukan
pengambilan data dengan cara memberikan
Tujuan Penelitian
kuesioner dismenore dan aktivitas fisik.
1. Mengetahui Gambaran aktivitas fisik
remaja putri di Desa Lerep Kecamatan
Ungaran Barat. Analisis Data
2. Untuk mengetahui gambaran dismenore 1. Analisis Univariat
Dalam analisis data ini peneliti
primer remaja putri di Desa Lerep
menggunakan analisis univariat yaitu
Kecamatan Ungaran Barat.
analisis yang bertujuan untuk
3. Untuk mengetahui hubungan aktivitas
mendeskripsikan setiap variabel
fisik dengan dismenore primer pada
penelitian dalam bentuk distribusi
remaja putri di Desa Lerep Kecamatan
frekuensi dan persentase.
Ungaran Barat.
HASIL
Manfaat Penelitian
1. Diharapkan bagi institusi Pendidikan Analisa Univariat
keperawatan hasil penelitian ini Tabel 1 Distribusi Frekuensi Aktivitas
diharapkan dapat memperkaya referensi Fisik Remaja Putri di Desa Lerep
tentang alternatif penatalaksanaan Kecamatan Ungaran Barat
dismenore primer remaja putri Aktivitas fisik Frekuensi Persentase
2. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya (%)
Hasil penelitian diharapkan dapat ringan 44 49.4
menambah pengetahuan dan sedang 14 15.7
pengalaman bagi peneliti sendiri sebagai Berat 31 34.8
peneliti pemula mengenai hubungan
aktivitas fisik dengan dismenore dan Total 89 100.0
memberikan pengalaman yang nyata Berdasarkan tabel 4.1 diketahui
dalam penelitian. bahwa sebagian besar remaja putri di Desa
3. Diharapkan bagi responden hasil Lerep Kecamatan Ungaran Barat
penelitian dapat memberikan informasi melakukan aktivitas fisik ringan sebanyak
pada remaja putri bahwa jika melakukan 44 orang (49,4%).

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
artinya korelasi antara dua variabel
penelitian berlawanan arah yaitu semakin
ringan aktivitas fisik yang dilakukan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian maka akan lebih rentan mengalami
Dismenore Primer Remaja dismenore dan tingkat keeratan
Putri di Desa Lerep hubungan lemah.
Kecamatan Ungaran Barat
Dismenore Frekuensi Persentase PEMBAHASAN
primer (%) Analisis Univariat
Ya 35 39.3 Gambaran Aktivitas Fisik Remaja Putri
Tidak 54 60.7 di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat
Jumlah 89 100.0 Hasil penelitian didapatkan sebagian
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui remaja putri yang melakukan aktivitas fisik
bahwa sebagian besar remaja putri di Desa ringan sebanyak 44 orang (49,4%), aktivitas
Lerep tidak mengalami dismenore primer fisik sedang sebanyak 14 orang (15,7%) dan
sebanyak 54 orang (60,7%). yang melakukan aktivitas fisik berat
sebanyak 31 orang (34,8%). Tingkatan
Analisa Bivariat aktivitas fisik dalam penelitian ini dapat
Tabel 3 Hubungan Aktivitas Fisik dinilai dalam bentuk total volume aktivitas
Dengan Dismenore Primer pada Remaja fisik yaitu dengan menggunakan kuesioner
Putri di Desa Lerep Kecamatan Ungaran IPAQ.
Barat Hasil penelitian ini remaja putri sebagian
Dismenore Primer
Total
Koef besar remaja melakukan aktivitas fisik
Aktivi Ya Tidak isien P- ringan. Pada aktivitas fisik yang dilakukan
tas n % n % N % Kore valu
Fisik lasi e di sekolah 52% remaja putri hanya
Ringa 24 54 2 45. 44 10 melakukan olahraga satu kali dalam
n .5 0 5 0 - 0.00 seminggu dengan rata-rata waktu 60 menit,
Sedan 4 28 1 71, 14 10 0.29 4
g ,6 0 4 0 1 sedangkan aktivitas fisik dalam transportasi
Berat 7 22 2 77, 31 10 88% remaja lebih memilih berpergian
,6 4 4 0 dengan menggunakan kendaraan bermotor
Total 35 39 5 60, 89 10
,3 4 7 0
dibanding dengan berjalan kaki. Pada
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui aktivitas fisik yang dilakukan dirumah 85%
bahwa aktivitas fisik dengan dismenore remaja putri hanya melakukan aktivitas fisik
primer pada remaja putri di Desa Lerep sedang seperti mengelap jendela dan
Kecamatan Ungaran Barat. Aktivitas fisik menyapu halaman rumah, dan untuk
yang sering dilakukan remaja putri di Desa aktivitas fisik di waktu santai 67% remaja
Lerep Kecamatan Ungaran Barat yaitu putri di desa Lerep hanya melakukan
aktivitas fisik ringan sebanyak 44 orang, aktivitas fisik berat seperti aerobic, berlari,
diantaranya yang mengalami dismenore berenang rata-rata hanya 1 atau 2 hari
sebanyak 24 orang (54,5%) dan tidak selama 30 menit dalam satu minggu.
mengalami dismenore sebanyak 20 orang Penelitian ini selaras dengan penelitian
(45,5%). Lussi Wahyu (2016) yang mengatakan
bahwa remaja di SMAN 15 Semarang
Hasil dari uji Kendall-tau
kurang beraktivitas fisik karena minimnya
didapatkan p-value sebesar 0,004 < α
aktivitas outdoor selama di sekolah dan
(0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada
setelah pulang sekolah siswa jarang sekali
hubungan aktivitas fisik dengan
melakukan aktivitas fisik seperti olahraga
dismenore primer pada remaja putri di
dan berjalan, sebagian besar dari mereka
Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat
lebih suka melakukan aktivitas fisik pasif
dengan koefisien korelasi sebesar -0.291
dimana korelasi berarah negative yang

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
seperti duduk, menonton tv, komputer, dan
menggunakan handphone.

Gambaran Kejadian Dismenore Primer Analisis Bivariat


Remaja Putri di Desa Lerep Kecamatan Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Ungaran Barat Dismenore Primer pada Remaja Putri di
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat
bahwa sebagian remaja putri di Desa Lerep Hasil penelitian menggunakan uji
Kecamatan Ungaran Barat yang mengalami Kendal Tau diperoleh p-value sebesar 0,004
dismenore sebanyak 35 orang (39,3%), < α (0,05) dengan correlation coefficient -
dismenore primer ini terjadi karena adanya 0.291. Hal ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan prostaglandin yang berlebih hubungan yang signifikan antara aktivitas
sehingga menyebabkan nyeri. Sedangkan fisik dengan dismenore primer pada remaja
yang tidak mengalami dismenore sebanyak putri di desa Lerep Kecamatan Ungaran
54 orang (60,7%). Barat. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Dari hasil kuesioner dismenore pada Mahvash et al (2012) melakukan penelitian
penelitian ini didapatkan berbagai macam eksperimental dengan memberikan
tanda dan gejala yang dialami para remaja perlakukan kepada kelompok eksperimen
putri saat merasakan dismenore, 58% sebanyak 25 siswa yang mengalami
remaja putri mengalami nyeri perut bagian dysmenorrhea primer berat untuk
bawah, 28% dismenore terjadi pada saat melakukan aktivitas fisik secara teratur
hari pertama dan kedua menstruasi, emosi, selama 8 minggu. Setelah 8 minggu
nyeri pinggang, pusing, sedangkan yang dibandingkan dengan kelompok kontrol
merasakan gejala mual dan muntah hanya sebanyak 25 siswa tanpa perlakuan.
5% dari remaja putri tersebut. Penelitian Hasilnya menunjukkan pengurangan rasa
Hesti Lestari dkk (2010) mengatakan bahwa sakit yang signifikan dengan nilai p = 0,001.
hampir dua pertiga (59,4%) responden aktivitas fisik dapat merangsang
mengalami dismenorea tidak disertai gejala pengeluaran endorfin sehingga dapat
penyerta dan 40,6% disertai gejala penyerta. memberi rasa nyaman serta menghasilkan
Gejala penyerta yang dilaporkan yaitu mual analgesik non spesifik jangka pendek untuk
muntah (10,1%), nyeri kepala (14,1%), mengurangi rasa nyeri. (Gudmundsdottir SL
kecenderungan mudah marah atau gangguan and Flanders, 2011). Aktivitas fisik juga
emosi (33,7%), dan pingsan (1%). dapat mengurangi nyeri melalui mekanisme
Hasil penelitian ini bisa didapatkan vasodilatasi pembuluh darah di organ
sebagian remaja putri mengatakan bahwa reproduksi sehingga tidak terjadinya
saat merasakan dismenore mereka hanya iskemia dan mencegah terjadinya dismenore
bisa berbaring di tempat tidur dan tidak (Siswantoyo & Aman, 2014).
dapat melakukan aktvitas apa-apa , tetapi Seseorang yang melakukan aktivitas
ada juga remaja yang masih dapat fisik akan merangsang sekresi substansi
melakukan kegiatan sehari-hari seperti yang dapat meningkatkan perasaan senang
biasa. Hal tersebut dikarenakan dari masing- dalam otak, yang disebut endorfin
masing individu pasti akan bereaksi berbeda diproduksi oleh kelenjar hipofisis dan
saat sedang mengalami dismenore. Astrida hipotalamus. Endorfin atau "morfin
Rakhma (2012) mengatakan bahwa hampir endogen" (morfin yang diproduksi dalam
10% remaja yang dismenore mengalami tubuh) dapat meningkatkan ambang nyeri.
absence rate satu sampai tiga hari perbulan Endorfin juga meningkatkan mood dan
atau ketidakmampuan remaja dalam memberi rasa senang serta menghasilkan
melakukan tugasnya sehari-hari akibat nyeri analgesik dan membantu untuk menurunkan
hebat. efek prostaglandin sehingga dapat

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
mencegah nyeri saat menstruasi (Dietrich & Diharapkan penelitian ini dapat
McDaniel, 2014). digunakan sebagai ilmu mengenai
Dalam penelitian ini terdapat 24 aktivitas fisik dalam pencegahan
responden (77,4%) melakukan aktivitas dismenore primer.
fisik tetapi mengalami dismenore. Hal ini 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
dapat disebabkan karena aktivitas fisik yang Kelemahan penelitian saya adalah tidak
terlalu berat memicu terjadinya disfungsi membahas mengenai faktor-faktor lain
hipotalamus yang mengakibatkan gangguan yang dapat mempengaruhi dismenore
pada sekresi Gonadotrophin Releasing primer, diharapkan bagi peneliti
Hormone (GnRH). Kekurangan GnRH selanjutnya dapat mengembangkan
dapat menurunkan level estrogen yang akan penelitian ini mengenai dismenore
menimbulkan gangguan saat menstruasi primer pada remaja putri terkait ruang
(Ganong, 2009). Sedangkan 20 responden lingkup penelitian yang lebih luas.
(45,5%) melakukan aktivitas fisik ringan 3. Bagi Remaja Putri
tetapi tidak mengalami dismenore. Hal ini Diharapkan remaja putri tetap
dapat disebabkan karena faktor-faktor lain melakukan aktivitas fisik dengan rutin
yang lebih berpengaruh terhadap terjadinya seperti olahraga teratur agar
dismenore. Hal ini ditunjukan dalam kecenderungan mengalami dismenore
penelitian Pundati dan Haryadi (2016) primer lebih kecil.
tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian dismenore pada mahasiswa DAFTAR PUSTAKA
semester VII Universitas Jendral Andira, Dita. 2010. Seluk Beluk Kesehatan
Soedirman. Variabel yang diteliti adalah Reproduksi Wanita. Jogjakarta:
dismenore, usia menarche, riwayat Aplus Books.
keluarga, lama menstruasi, stres, dan
aktivitas fisik. Hasil penelitian tersebut Andriani, Durri. Dkk. (2013). Metode
menunjukkan variabel lama menstruasi, Penelitian. Universitas Terbuka.
stres, dan aktivitas fisik memiliki hubungan Bahri, Ayuanisa Dkk. 2015. Hubungan
dengan dismenore. Antara Kebiasaan Olah Raga
Dengan Dismenore Pada Mahasiswi
KESIMPULAN Pre-Klinik Program Studi
Remaja putri di desa Lerep sebagian Pendidikan Dokter Fakultas
besar melakukan aktivitas fisik ringan Kedokteran Universitas Andalas
sebanyak 44 orang (49,4%) dan sebagian Tahun Ajaran 2012-2013. Diakses
besar remaja putri tidak mengalami Pada : 10 Oktober 2018 Jam 12.30.
dismenore primer sebanyak 54 remaja putri Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id/Index.
(60,7%). Ada hubungan antara aktivitas Php/Jka/Articles/View/369.
fisik dengan dismenore primer pada remaja
putri di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Barat dengan correlation coefficient -0.291 2016. Dinas Kesehatan Provinsi
dan berarah negative yang artinya semakin Jawa Tengah. Profil Kesehatan
ringan aktivitas fisik yang dilakukan maka Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016.
akan lebih rentan mengalami dismenore Etnier, Jennifer. 2018. Beneficial Effects Of
primer dengan tingkat keeratan hubungan Acute Exercise On Executive
lemah. Function In Adolescents. Journal Of
Physical Activity And Health.
SARAN Vol.16,No.6 : 423-429.
1. Bagi Institusi Pendidikan Gibney, Michael J., et.all. 2009. Gizi
Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC
Kedokteran. Jakarta.

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
Gudmundsdottir SL, Flanders WD, and Nugraha, Boyke Dian. 2010. It’s All About
Augestad LB. 2011. A longitudinal Sex A-Z Tentang Seks. Jakarta :
study of physical activity and Bumi Aksara.
menstrual cycle characteritics in
healthy noerwegian women– The Potter And Perry. 2010. Fundamental
nortronderlag health study. Norsk Keperawatan,Buku 1 . Edisi 7.
Epidemiology. Vol.20,No.2:163-71. Jakarta : Salemba Medika

IPAQ. 2005. Guidelines For Data Proverawati, Atikah Dan Siti Misaroh.
Processing and Analysis of the 2009. Menarche Menstruasi
International Pshycal Activity Pertama Penuh Makna. Yogyakarta
Questionnaire. www.ipaq .ki.se (24 : Nuha Medika.
november 2018).
Judha, Muhammad. 2012. Teori Rakhma, Astrida. 2012. Gambaran Derajat
Pengukuran Nyeri Dan Nyeri Dismenore Dan Upaya
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Penanganannya Pada Siswi Sekolah
Medika. Menengah Kejuruan Arjuna Depok
Jawa Barat. Universitas Islam
Lestari, Hesti. 2010. Gambaran dismenorea Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta :
pada remaja putri di Manado. skripsi tidak dipublikasikan.
Manado : sari pediatric. Vol.12,No.2
: 99-102. Shinta, Deby. 2014. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Linda R, Maya D dan Fatma P. 2017. Dismenore Pada Siswi Sma Negeri 2
Hubungan Aktivitas fisik dengan Medan. Vol.14,no.4.
Derajat Dysmenorrhea Primer pada
Remaja. Journal of issues in Sianipar O, Bunawan NC, Almazini P,
Midwifery. Vol.1,no.2 : 1-18. Calista N, Wulandari P, Rovenska
Lussi dan Fillah. 2016. Hubungan aktivitas N, Et Al. 2009. Prevalensi
fisik, kebiasaan olahraga, screen Gangguan Menstruasi Dan Faktor-
time, dan durasi tidur dengan Faktor Yang Berhubungan Pada
kejadian sindrom metabolic pada Siswi SMU Di Kecamatan Pulo
remaja. Semarang : Journal of Gadung Jakarta Timur. Kedokteran
nutrition college. Vol.14,No.3 : 106- Indonesia. Diunduh Pada Tanggal 10
113. Oktober 2018.

Mahvash, et al. 2012. The Effect of Physical Suparto, Achmad. 2011. Efektifitas Senam
on Primary Dysmenorrheal of Female Dismenore dalam Mengurangi
University Students. World Applied Dismenore pada Remaja Putri.
Sciences Journal 17(10) : 1246-1252. Phederal. Vol.4, No.1: 7.
Manuaba I.B.G. 2009. Pengantar Kuliah Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Obstetri. Jakarta: EGC. Kuantitatif, Kuaitatif, Dan R& G.
Marmi. 2015. Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Utari, Fitri. 2017. Hubungan kebiasaan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode makan, aktivitas fisik, dan status gizi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : dengan kejadian dismenore pada
Rineka Cipta mahasiswi PPKU IPB. Institut
Pertanian Bogor : Skripsi tidak
dipublikasikan.

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat
WHO. 2010. Physical Activity. In Guide To
Community Preventive Service(
Diakses Pada 15 November 2018).

Wijayanti, Daru. 2009. Fakta Penting


Seputar Kesehatan Reproduksi
Wanita. Yogyakarta: Diglossia
Printika

Wiknjosastro,H., 2009. Ilmu Kebidanan.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Zegeye D, Megabiaw B and Mulu A. 2009.
Age at Menarche and The Menstrual
Pattern of Secondary School
Adolescent in Northwest Ethiopia.
BMC Woman,Health(29):1-8.
Zukri, S.M et al. (2009). Primary
Dysmenorrhea among medical and
dental University Student in Kelantan
: prevalence and associated factors.
International Medical Journal.
Vol.16,No.2.

Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di Desa Lerep
Kecamatan Ungaran Barat

Anda mungkin juga menyukai