Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

SKRINING PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KWAINGGA

KABUPATEN KEEROM

2023

i
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KWAINGGA
KABUPATEN KEEROM
NOMOR: 009/RSUD-KEER/SK/VI/2023
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING PASIEN

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan pada Rumah Sakit


Umum Daerah Kwaingga, maka diperlukan penyelenggaraan
skrining yang efektif
b. bahwa agar pelaksanaan skrining pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Kwaingga dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kwaingga
sebagai landasan bagi pelaksanaan skrining pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Kwaingga.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b tersebut di atas, perlu di tetapkan dengan panduan
skrining pasien dengan surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kwaingga.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


Tentang Praktek Kedokteran.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
tahun 2008 tentang Rekam Medis
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
tahun 2008 tentang Rekam Medis

ii
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
PERTAMA : panduan skrining di Rumah Sakit Umum Daerah Kwaingga adalah
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : kebijakan sebagaimana dimaksud dalam dictum pertama agar
digunakan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan yang
bermutu di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Kwaingga.panduan
KETIGA : pembinaan dan pengawasan dilaksanakan oleh kasie Pelayanan
Medik dan Kasien Keperawatan dan Penunjang Medik Rumah Sakit
Umum Daerah Kwaingga.
KEEMPAT : keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Keerom, 19 Juni 2023


Plt. Direktur RSUD Kwaingga,

Albert Kurni, SKM


NIP. 19730421 199503 1 002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
ijinNya Panduan Skrining Pasien di Rumah sakit Umum Daerah Kwaingga dapat dibuat.
Panduan ini akan dijadikan panduan dalam segenap Struktural maupun pegawai
Rumah Sakit Umum Daerah Kwaingga.

Panduan Skrining Pasien ini dibuat sebagai acuan pelaksanaan skrining di


Rumah Sakit Umum Daerah Kwaingga untuk mendukung pelayanan yang professional
terhadap pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kwaingga

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu


sehingga Panduan Skrining Pasien ini dapat diselesaikan dan dapat diterbitkan. Kritik
dan saran yang membangun serta bermanfaat

iv
DAFTAR ISI
Surat Keputusan ………………………………………………………………………………..ii
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………iv
Daftar Isi …………………………………………………………..……………………….…….v
BAB I DEFINISI……………………………………….…………………………………………1
BAB II RUANG LINGKUP………………………………………………….……..……………2
1. Area Skrining…………………………………………………………………………………2
2. Jenis Skrining…………………………………………………………………………………2
BAB III TATA LAKSANA ……………………………………………………………….………3
1. Luar Rumah Sakit………………………………………………….………………………...3
2. Dalam Rumah Sakit…………………………………………………………………………3
1) Skrining non medis…...…………………………………………….……………………3
2) Skrining medis……………………………………………………………………….…...4
3) Triase disaster / keadaan bencana………………….……..……………………….....5
4) Skrining Pasien Rawat Inap……………………..……………………………………..6
5) Skrining Kebutuhan Pelayanan Pasien…………………..……………………….....7
BAB IV DOKUMENTASI …………………………………...…………………….…………..8

v
BAB I
DEFINISI
Skrining adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi apakah
kebutuhan dan kondisi pasien dapat dipenuhi oleh sumber daya atau fasilitas yang ada
di rumah sakit yang dilakukan pada kontak pertama dengan pasien.
Skrining dapat dilaksanakan dengan menggunakan penilaian visual, criteria
triase, pemeriksaan fisik atau berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostic imaging sebelumnya. Triase sebagai salah satu cara skrining
adalah cara penilaian penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien
berdasarkan tingkat kegawatannya dan masalah yang terjadi.
Pencocokan kebutuhn pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
tergantung dari informasi yang diperoleh saat melakkan skrining tentang kebutuhan
pasien pada kontak pertama.
Informasi yang dikumpulkan saat proses skrining pasien membantu dalam
pengambilan keputusan yang sesuai, yaitu mana yang dapat dilayani dan mana yang
tidak mampu dilayani serta dapat ditentukan kebutuhan pasien yaitu preventif, kuratif,
paliatif, dan rehabilitative.

1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Area Skrining
Skrining dilakukan dengan cara:
b. Luar rumah sakit : pada pasien yang tidak langsung ke rumah sakit, skrining
dilakukan melalui telepon atau media elektronik lainnya yang dilakukan oleh
petugas medis IGD yang jaga di RSUD Kwaingga.
c. Dalam rumah sakit : skrining dilakukan oleh petugas/staf rumah sakit yang
pertama kontak dengan pasien.
2. Jenis Skrining
Skrining dilakukan dengan cara:
a. Non medis : skrining yang dilakukan secara visual atau pengamatan pada saat
pasien tiba dirumah sakit atau saat pasien mendaftar di poliklinik rawat jalan,
radiologi, laboratorium dan fisioterapi untuk menentukan pelayanan mana yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien, serta pelayanan yang dapat di
penuhi oleh rumah sakit.
b. Medis : skrining medis dilakukan dengan criteria triase di IGD, pemeriksaan fisik
dan hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi)
Dua jenis keadaan triase dapat terjadi :
 Triase rutin sehari-hari
Jumlah pasien dan bertnya luka tidak melampaui emampuan petugas.
Semua pasien yang datang akan dilakukan triase oleh dokter jaga IGD
atau perawat yang kompeten untuk mendapatkan prioritas pelayanan
yang sesuai dengan kegawatdaruratannya.
 Triase disaster/keadaan bencana.
Pasien datang dari keadaan bencana baik dari dalam maupun luar
rumah sakit dan jumlah pasien yang datang dari keadaan bencana
melampaui kemampuan petugas. Dalam keadaan ini yang akan dilayani
terlebih dahulu adalah pasien yang memiliki kemungkinan survival yang
terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan, dan tenaga yang
terbatas.

2
BAB III
TATALAKSANA
1. Luar Rumah Sakit
Skrining diluar rumh sakit dilakukan saat pasien belum mencapai Rumah Sakit
melalui interaksi per telpon bias datang dari pasien atau keluarga pasien yang
mencari informasi atau dari fasilitias kesehatan luar rumah sakit yang berencana
merujuk pasien ke RSUD Kwaingga. Di RSUD Kwaingga, skrining per telpon atau
media elektronik lainnya hanya dapat dilakukan pada pasien yang dirujuk oleh
fasilitas kesehatan. Telepon akan diterima oleh operator yakni petugas admisi lalu
disambungkan ke tenaga medis dan paramedic di instalasi Gawat Darurat.
Keputusan pasien diterima di IGD setalah tenaga medis dan paramedic
mengumpulkan informasi berupa indentitas, nama pelayanan kesehatan yang
akan merujuk, kondisi pasien beruba anamnesa singkat, hasil pemeriksaan fisik,
hasil pemeriksaan penunjang, dan kebutuhan pasien, apabila RSUD Kwaingga
dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, maka
pasien dapat diterima.
2. Dalam Rumah Sakit
1) Skrining Non Medis
Skrining non medis dilakukan oleh petugas non medis seperti petugas
keamanan, petugas kebersihan, pendaftaran, dan petugas poliklinik dan
petugas lainnya dengan tat cara sebagai berikut:
a. Melaksanakan skrining secara visual dengan cara melihat kesadaran
pasien, tampak sesak, tampak nyeri perut hebat, lemas, pucat, muntah-
muntah dan lain-lain. Maka petugas membantu pasien dan mengarahkan
ke IGD untuk dilakukan triase di IGD.
b. Bila pasien membutuhkan bantuan, pasien dibantu dan diarahkan ke IGD
c. Bila petugas melihat kegawatan yang berhubungan dengan kehamilan
seperti: ketuban pecah, perdarahan, dan lain-lain, maka petugas
membantu pasien agar dapat dibawa ke ruang tindakan persalinan.

3
d. Bila terdapat pasien kecelakaan, maka petugas diharapkan membantu
pasien hingga sam[pai ke IGD atau petugas menghubungi perawat IGD
agar perawat IGD dapat mengevakuasi pasien dengan benar.

2) Skrining Medis
a. Triase
Triase dilakukan di IGD RSUD Kwaingga, pasien diskrining dengan
menggunakan triase berbasih bukti. Pasien dengan kebutuhan darurat,
sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan
prioritas untuk asesmen dan tindakan.
Berdasarkan keadaan, dua jenis keadaan triase dapat terjadi :
b. Triase rutin / sehari-hari
Di RSUD Kwaingga, triase rutin dilakukan dengan menggunakan metode
Australian Triage Scale yang dinilai berdasarkan airway, breathing,
circulatin, deformity
Prioritas pasien disesuaikan dengan kegawatdaruratannya dan harus
mendapat penanganan dalam waktu tunggu maksimum, sebagai
berikut
Kategori Prioritas Waktu tunggu maksimum

ATS 1 Resusitasi Segera

ATS 2 Emergenci 10 menit

ATS 3 Gawat 30 menit

ATS 4 Sedikit Gawat 60 menit

ATS 5 Tidak Gawat 120 menit

Setelah dilakukan triase dan ditentukan prioritas penanganan pasien, pasien


dengan kategori resusitasi segera dan emergensi ditempatkan di ona merah. Pasien
dengan kategori gawat ditempatkan di zona kuning, dan pasien dengan kategori sedikit
gawat dan tidak gawat ditempatkan di zona hijau atau diarahkan untuk mendaftar ke

4
poliklinik bila masih buka atau diminta menunggu apabila terdapat pasien yang lebih
gawat.

3. Triase disaster / keadaan bencana


Di RSUD Kwaingga, triase dalam keadaan bencana menggunakan metode START atau
Simple Triage and Rapid Treatment untuk menentukan skala prioritas pengobatan
kepada pasien pada keadaan bencana.

Warna Prioritas Keterangan

Merah 1 Prioritas utama Memerlukan pengobatan dengan


pengobatan segera karena dalam kondisi sangat
kritis yaitu tersumbatnya jalan napas,
sesak, perdarahan, syok, atau hilang
kesadaran

Kuning 2 Bisa menunggu Pengobatan dapat ditunda untuk


pengobatan beberapa jam dan tidak akan
berpengaruh terhadap nyawanya serta
tanda-tanda vital stabil

Hijau 3 Ringan Dapat berjalan sendiri

Hitam 0 Meninggal atau tidak Sudah meninggal dunia ataupun tanda-


dapat diselamatkan tanda kehidupannya terus menghilang

4. Skrining Pasien Rawat Inap


Pemeriksaan diagnostik dilakukan bila pasien dipertimbangkan untuk dirawat inap atau
dirujuk. Pada kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan
maka pemeriksaan penunjang diagnostik tetap dilakukan untuk selanjutnya dipersiapkan
untuk dirujuk ke rumah sakit lain setelah kondisi pasien stabil dan keluarga bersedia.
Jenis pemeriksaan dapat dilihat pada tabel berikut:

5
No Jenis Pasien Jenis Pemeriksaan Penunjang

1. Dewasa a. Darah lengkap


b. Gula darah sewaktu
c. Foto thoraks (pada usia > 40 tahun)
d. EKG (pada usia > 40 tahun)
e. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis

2 Anak a. Darah lengkap


b. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis

3 Kebidanan a. Darah lengkap


b. Urine lengkap
c. HbsAg (bila belum pernah dilakukan selama kehamilan)
d. Rapid test HIV (bila belum pernah dilakukan selama
kehamilan)
e. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis

4 Rawat HCU a. Darah lengkap


b. Gula Darah Sewaktu
c. Foto thoraks (skrining penyakit menular melalui airborne atau
droplet)
d. EKG (pada usia > 40 tahun)
e. Fungsi ginjal: ureum dan creatinin
f. Fungsi liver: SGOT dan SGPT
g. Pemeriksaan lainnya sesuai panduan praktik klinis

5 Rencana rujuk a. Darah lengkap


b. GDS
c. Foto thoraks (pada usia > 40 tahun)

6
d. EKG (pada usia > 40 tahun)

Pasien tidak dipulangkan, dirawat, atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang
dibutuhkan tersedia.
Setelah informasi yang dibutuhkan tersedia (anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang), Informasi dianalisa menghasilkan diagnosa dan kondisi pasien
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pasien (preventif, kuratif, paliatif, dan
rehabilitatif) yang dicatat dalam rekam medis dan rencana pelayanan sesuai kebutuhan
pasien.

5. Skrining Kebutuhan Pelayanan Pasien


Skrining kebutuhan pelayanan pasien dilakukan pada pasien rawat inap dan bertujuan
untuk menentukan prioritas pelayanan pasien yaitu preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif.
a. Preventif
Sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang
tidak diinginkan. Pelayanan preventif yang dilakukan di rumah sakit adalah terdiri
dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan cara
menghindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
b. Paliatif
Merupakan perawatan medis yang dapat membantu meminimalisir penderitaan
serta meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami penyakit kritis yang
mengancam keberlangsungan hidupnya. Perawatan paliatif memiliki fokus pada
peredaman rasa sakit, gejala, serta stres akibat penyakit kritis seperti kanker
stadium lanjut.
c. Kuratif
Merupakan pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan segera untuk menangani
berbagai masalah yang terjadi. Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang
agar gejala tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah.
d. Rehabilitatif

7
Mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat,
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

BAB IV
DOKUMENTASI
1. Asesmen Triase Pasien gawat darurat
2. Asesmen medis IGD
3. Asesmen keperawatan IGD
4. Pengantar pemeriksaan laboratorium
5. Pengantar pemeriksaan radiologi

Keerom, 19 Juni 2023


Plt. Direktur RSUD Kwaingga,

Albert Kurni, SKM


NIP. 19730421 199503 1 002

Anda mungkin juga menyukai