Anda di halaman 1dari 9

RUMAH SAKIT UMUM MAMAMI

JL. R. W. Monginsidi No. 3 Kupang


TELP. 08113811012,08113811013/3811014
Email : rumahsakitmamami@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MAMAMI


NOMOR : 003/SK/DIR/II/2019
TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING PASIEN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MAMAMI

Menimbang : 1. bahwa dalam upaya peningkatan pelayanan pasien sesuai dengan


kebutuhan pasien di Rumah Sakit Umum Mamami maka diperlukan
Panduan Skrining pada Rumah Sakit Umum Mamami;
2. bahwa skrining pasien pada Rumah Sakit Umum Mamamidapat
terlaksana baik, perlu ditetapkan Keputusan DirekturRumah
SakitUmum Mamamitentang Panduan Skrining padaRumah
SakitUmum Mamami bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam 1 dan 2 maka perlu ditetapkan keputusan
DirekturRumah SakitUmum Mamami tentang Pemberlakuan Panduan
Skrining;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang


Praktek Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 Tahun 2010 tentang
Standar PelayananKedokteran;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Pelayanan Rumah Sakit;dan
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.11tahun 2017tentangKeselamatan
Pasien Rumah Sakit;

1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MAMAMITENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING PASIEN

Kedua : Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Umum Mamami terlampir


dalam keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Mamami Nomor:
003/SK/DIR/II/2019

Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kupang
Pada Tanggal : 04 Februari 2019

Direktur RSU Mamami Kupang

dr. Thimotius T. Behy

2
BAB I
DEFINISI

Skrining adalah kontak pertama antara pasien dan staf Rumah Sakit Rumah
SakitUmum Mamamididalam dan diluar Rumah Sakit yang bertujuan untuk menentukan
diterima atau tidaknya pasien untuk dilakukan rawat inap atau pemeriksaan pasien di rawat
jalan sesuai dengan kebutuhan/keinginan pasien sesuai dengan misi dan sumber daya
Rumah Sakit. Menyesuaikan kebutuhan pasien tergantung pada informasi yang didapat
tentang kebutuhan pasien dan kondisi pasien lewat skrining pasien pada kontak pertama.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing yang bersifat diagnostik, preventif,
kuratif, rehabilitatif danpaliatif.
Skrining merupakan pengenalan diri secara pro aktif pada ibu hamil untuk
menemukan adanya masalah atau faktor resiko. Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai
suatu upaya mengidentifikasi penyakit atau kelainan pasien melalui serangkaian tes berupa
pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat sehingga didapatkan
keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat kontak pertama, apakah benar-benar
membutuhkan pelayanan sesuai diagnosa dan kondisi pasien. Keterangan hasil skrining
digunakan untuk mengambil keputusan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien rawat
jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan pasien
dengan misi dan sumber daya rumahsakit.
Skrining dibagi dalam dua area, yaitu pra-hospital dan intra-hospital. Skrining pra-
hospital bisa dilakukan saat pasien belum mencapai rumah sakit, sebelum dirujuk dari
fasilitas kesehatan lain, atau saat akan dilakukan transportasi dengan ambulan dari luar
rumah sakit.
Skrining pada kasus emergensi atau Unit gawat darurat dilaksanakan melalui metode
triage, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
atau diagnostik imaging sebelumnya. Pengkajian riwayat pasien dalam proses skrining
dilakukan melalui autoanamnesa dan heteroanamnesa.
Skrining merupakan metode untuk mengetahui kebutuhan pelayanan pasien secara
cermat dan tepat. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien selain meningkatkan
kepuasan pasien dan keluarga, juga akan meningkatkan mutu pelayanan serta
mengoptimalkan efisiensi biaya pelayanan. Untuk itu, dibutuhkan pengumpulan informasi
yang memadai di saat pasien pertama kali mengakses pelayanan baik pre-hospital maupun
intra-hospital. Informasi yang dikumpulkan saat proses skrining pasien membantu dalam
pengambilan keputusan yang sesuai tentang kriteria pasien, yaitu mana yang dapat dilayani
dan mana yang tidak mampu dilayani, dengan mempertimbangkan fasilitas yang dimiliki di
Rumah Sakit Umum Mamami.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining dilakukan pada area :


1. Di luar rumahsakit
a. Ditempat kejadian/lokasi atau selama perjalanan ke rumah sakit(ambulans)
b. Melaluitelepon
1) Identitas pasien
2) Nama
3) Tanggal lahir
4) Jenis kelamin
5) Umur
2. Di dalam rumahsakit
a. Pendaftaran RawatJalan
b. Unit GawatDarurat

Skrining dapat dilakukan melalui:


1. KriteriaTriase
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau dari hasil pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostik imajingsebelumnya

4
BAB III
TATALAKSANA

A. Skrining Pra –Hospital


Untuk skrining pra-hospital dapat dilakukan di Unit Gawat Darurat (UGD)
maupun Unit Rawat Jalan (IRJ) melalui interaksi per telepon. Interaksi telepon bisa
datang dari pasien atau keluarga pasien yang mencari informasi dengan melakukan
panggilan ke nomor rumah sakit, atau dari fasilitas kesehatan luar rumah sakit yang
berencana merujuk pasien ke Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Mamami, akan
diterima oleh operator yakni tenaga medis dan paramedis yang ada di ruangan terkait
(UGD/IRJ) setelah disambungkan oleh operator.

SATUAN KERJA SKRINING YANG DILAKUKAN

1. Menghubungkan fasilitas kesehatan perujuk ataupun keluarga


ke dokter jaga UGD untuk dikaji lebihlanjut.
2. Memberikan arahan jenis pelayanan yang dapat diakses dan
informasi waktupelayanan.
Admision Centre 3. Menginformasikan ketersediaan ruangpelayanan.
4. Menginformasikan jenis pelayanan yang ada di berbagai
poliklinik beserta jam pelayanan dan bagaimana cara
mengakses pelayanan / pendaftaran

1. Dokter yang menerima panggilan telepon melakukan skrining


per- telepon dengan mencatat semua informasi yang diperlukan
mulai dari kondisi pasien sampai dengan riwayat penyakit saat
ini dan/terdahulu serta rencana tindak lanjut yangdirencanakan
Unit Gawat Darurat 2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergensi, maka dilanjutkan
dengan proses pelayanan lanjutan, yaitu pertimbangan fasilitas
yang dimiliki oleh rumah sakit untuk identifikasi kebutuhan
pelayanan yang sesuai serta konsultasi kepada DPJP
kasusterkait
1. Proses skrining dimulai saat mendapatkan permintaan
penjemputan pasien, untuk menentukan tingkat emergensi
pasien dalam persiapan SDM tim ambulans yang akan
melakukan penjemputan, maupun menentukan peralatan yang
dibutuhkan dalam penjemputan.
Tenaga ambulans 2. Skrining dilakukan setelah tiba dilokasi penjemputan dengan
berpatokan pada penilaian pre transport pasien, dengan
menggunakan form skrining pasien di luar rumahsakit.
3. Skrining lanjutan yaitu triase, dilakukan setelah tiba di UGD
dengan berpatokan pada pengkajian kondisipasien.

5
B. Skrining Intra –Hospital
Skrining intra-hospital dapat dilakukan di Unit Gawat Darurat (UGD) maupun
area Rawat Jalan (IRJ). Langkah-langkah skrining intra-hospital antara lain:

SATUAN KERJA SKRINING YANG DILAKUKAN

Unit Rawat Jalan Setiap petugas admisi yang bertugas di Admission Centre wajib
melakukan skrining sederhana yang mampu dilakukan oleh
petugas non medis untuk menentukan apakah pasien
mendapatkan pelayanan poliklinik sesuai antrian, di segerakan,
atau langsung menuju UGD.
Unit Gawat Darurat 1. Proses skrining dilakukan segera setelah pasien tiba diUGD
2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergensi, maka
dilanjutkan dengan proses pelayananlanjutan
3. Dokter jaga/paramedis melakukan triage untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan pelayanan awal, untuk
selanjutnya oleh Dokter UGD dikonsulkan ke DPJP.
4. DPJP memberikan instruksi melalui dokter jaga UGD untuk
melakukan pelayanan medis, identifikasi kebutuhan
pelayanan khusus, menerima konsultasi lanjut dan penilaian
pasien untuk di rawat inap, dipulangkan ataudirujuk.

C. Skrining di Unit RawatJalan


Pasien dilakukan skrining di Admissin centre oleh admisi dengan melakukan
pengamatan secara visual, wawancara kepada pasien/keluarga tujuan pelayanan
di Rumah Sakit Umum Mamami dan mengisi dalam formulis skrining pasien rawat
jalan. Dalam skrining pasien rawat jalan menentukan pasien mengantri di poliklinik
sesuai antrian / poliklinik di segerakan / menuju UGD. Hal- hal yang di nilai saat
skrining pasien poliklinik :
1) Kesadaran
Kesadaran di nilai dengan melihat keadaan pasien saat mendaftar di Admision
Centre
- Sadarpenuh
- Tampak mengantuk / gelisah bicara tidakjelas
- Tidaksadar
2) Pernapasan
- Napas sesak
- Tampaksesak
- Tidakbernapas

3) ResikoJatuh
- Resikorendah : berjalan normal, tidak menggunakan alat bantu, status
mentalbaik
- Resikosedang : tidak ada riwayat jatuh, ada keluhan pusing, gaya jalanlemah
- Resikotinggi : ada riwayat jatuh, jalan merambat cenderung mencari
pegangan,tidak ada alat bantu, gaya berjalanterganggu
4) NyeriDada
6
- Tidakada
- Ada tapiringan
- Nyeri dada kiri tembus kepunggung
5) SkalaNyeri

- 0–1 :sangat bahagia karna tidak merasa nyeri sama sekali


- 2–3 :sedikit nyeri
- 4–5 :cukup nyeri
- 6–7 : lumayan nyeri
- 8– 9 : sangat nyeri
- 10 : amat sangat nyeri (talc tertahankan)
6) -Batuk
- Tidakada
- Batuk > 2 minggu, dilanjutkan dengan skriningTB
7) TandaDehidrasi
- Matacowong
- Bibirkering
- Tampakkehausan
- Muntah > 3x (saat menunggu prosesmendaftar)
- Tidak makan > 3hari

D. Skrining pasien menjelang rawatinap


Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preventif, kuratif,
rehabilitative dan paliatif diprioritaskan. Skrining pasien indikasi rawat inap dapat
dilakukan oleh dokter umum melalui UGD/Poliklinik umum dan oleh dokter
spesialis. Pasien akan masuk pada kriteria kuratif, preventif, rehabilitative, pasien
indikasi rawat inap atau dapat berobat jalan.
- Kuratif:
Upaya merupakan serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjukan untuk
penyembuhanpenyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit.Pasien
yang memerlukan tindakan kuratif tapi tidak masuk indikasi rawat inap,
dokter wajib memberikan pendidikan kesehatan dan didokumentasikan
dalam form instruksi pasien pulang
- Preventif:
Preventif adalah upaya mencegah suatu penyakit / deteksi dini faktor resiko:
 Pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala (pemeriksaan kehamilan,balita)
 Deteksi dini kasus, factor resiko maternal dan balita
 Imunisasi/vaksin pada bayi, anak, ini hamil dan dewasa
 Dokter atau perawat wajib memberikan informasi penjadwalan
control/imunisasi lanjutan.

7
- Paliatif
Perawatan kesehatan terpadu yang bersifat mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup.
- Rehabilitatif
Upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi / mencegah
kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit.
Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Contoh tindakan rehabilitative adalah fisioterapi. Tindakan fisioterapi bias
dilakukan dengan rawat jalan (tidak memerlukan rawat inap), kecuali pada
terdapat kasus penyerta sebagai contoh pengerjaan fisioterapi untuk pemulihan
pasca operasi. Pemilihan kriteria pasien yang harus difisoterapi dilakukandan jenis
fisioterapi ditentukan oleh DPJP.

8
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir Skrining Poliklinik


2. Formulir Skrining Pasien dari Luar RumahSakit
3. Rekam Medis Pasien

Ditetapkan di : Kupang
Pada Tanggal: 04 Februari 2019
Direktur RSU Mamami Kupang

dr. Thimotius T. Behy

Anda mungkin juga menyukai