1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MAMAMITENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN SKRINING PASIEN
Ditetapkan di : Kupang
Pada Tanggal : 04 Februari 2019
2
BAB I
DEFINISI
Skrining adalah kontak pertama antara pasien dan staf Rumah Sakit Rumah
SakitUmum Mamamididalam dan diluar Rumah Sakit yang bertujuan untuk menentukan
diterima atau tidaknya pasien untuk dilakukan rawat inap atau pemeriksaan pasien di rawat
jalan sesuai dengan kebutuhan/keinginan pasien sesuai dengan misi dan sumber daya
Rumah Sakit. Menyesuaikan kebutuhan pasien tergantung pada informasi yang didapat
tentang kebutuhan pasien dan kondisi pasien lewat skrining pasien pada kontak pertama.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing yang bersifat diagnostik, preventif,
kuratif, rehabilitatif danpaliatif.
Skrining merupakan pengenalan diri secara pro aktif pada ibu hamil untuk
menemukan adanya masalah atau faktor resiko. Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai
suatu upaya mengidentifikasi penyakit atau kelainan pasien melalui serangkaian tes berupa
pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat sehingga didapatkan
keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat kontak pertama, apakah benar-benar
membutuhkan pelayanan sesuai diagnosa dan kondisi pasien. Keterangan hasil skrining
digunakan untuk mengambil keputusan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien rawat
jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan pasien
dengan misi dan sumber daya rumahsakit.
Skrining dibagi dalam dua area, yaitu pra-hospital dan intra-hospital. Skrining pra-
hospital bisa dilakukan saat pasien belum mencapai rumah sakit, sebelum dirujuk dari
fasilitas kesehatan lain, atau saat akan dilakukan transportasi dengan ambulan dari luar
rumah sakit.
Skrining pada kasus emergensi atau Unit gawat darurat dilaksanakan melalui metode
triage, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
atau diagnostik imaging sebelumnya. Pengkajian riwayat pasien dalam proses skrining
dilakukan melalui autoanamnesa dan heteroanamnesa.
Skrining merupakan metode untuk mengetahui kebutuhan pelayanan pasien secara
cermat dan tepat. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien selain meningkatkan
kepuasan pasien dan keluarga, juga akan meningkatkan mutu pelayanan serta
mengoptimalkan efisiensi biaya pelayanan. Untuk itu, dibutuhkan pengumpulan informasi
yang memadai di saat pasien pertama kali mengakses pelayanan baik pre-hospital maupun
intra-hospital. Informasi yang dikumpulkan saat proses skrining pasien membantu dalam
pengambilan keputusan yang sesuai tentang kriteria pasien, yaitu mana yang dapat dilayani
dan mana yang tidak mampu dilayani, dengan mempertimbangkan fasilitas yang dimiliki di
Rumah Sakit Umum Mamami.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
4
BAB III
TATALAKSANA
5
B. Skrining Intra –Hospital
Skrining intra-hospital dapat dilakukan di Unit Gawat Darurat (UGD) maupun
area Rawat Jalan (IRJ). Langkah-langkah skrining intra-hospital antara lain:
Unit Rawat Jalan Setiap petugas admisi yang bertugas di Admission Centre wajib
melakukan skrining sederhana yang mampu dilakukan oleh
petugas non medis untuk menentukan apakah pasien
mendapatkan pelayanan poliklinik sesuai antrian, di segerakan,
atau langsung menuju UGD.
Unit Gawat Darurat 1. Proses skrining dilakukan segera setelah pasien tiba diUGD
2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergensi, maka
dilanjutkan dengan proses pelayananlanjutan
3. Dokter jaga/paramedis melakukan triage untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan pelayanan awal, untuk
selanjutnya oleh Dokter UGD dikonsulkan ke DPJP.
4. DPJP memberikan instruksi melalui dokter jaga UGD untuk
melakukan pelayanan medis, identifikasi kebutuhan
pelayanan khusus, menerima konsultasi lanjut dan penilaian
pasien untuk di rawat inap, dipulangkan ataudirujuk.
3) ResikoJatuh
- Resikorendah : berjalan normal, tidak menggunakan alat bantu, status
mentalbaik
- Resikosedang : tidak ada riwayat jatuh, ada keluhan pusing, gaya jalanlemah
- Resikotinggi : ada riwayat jatuh, jalan merambat cenderung mencari
pegangan,tidak ada alat bantu, gaya berjalanterganggu
4) NyeriDada
6
- Tidakada
- Ada tapiringan
- Nyeri dada kiri tembus kepunggung
5) SkalaNyeri
7
- Paliatif
Perawatan kesehatan terpadu yang bersifat mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup.
- Rehabilitatif
Upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi / mencegah
kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit.
Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).
Contoh tindakan rehabilitative adalah fisioterapi. Tindakan fisioterapi bias
dilakukan dengan rawat jalan (tidak memerlukan rawat inap), kecuali pada
terdapat kasus penyerta sebagai contoh pengerjaan fisioterapi untuk pemulihan
pasca operasi. Pemilihan kriteria pasien yang harus difisoterapi dilakukandan jenis
fisioterapi ditentukan oleh DPJP.
8
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Kupang
Pada Tanggal: 04 Februari 2019
Direktur RSU Mamami Kupang