Anda di halaman 1dari 22

Panduan Skrining

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2

KATA PENGANTAR................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................4

DEFINISI....................................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................5

RUANG LINGKUP....................................................................................................................5

BAB III.......................................................................................................................................6

TATA LAKSANA......................................................................................................................6

BAB IV.....................................................................................................................................22

DOKUMENTASI.....................................................................................................................22

Panduan Skrining RS Gandaria 2


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya, sehingga dapat terselesaikan

“PANDUAN SKRINING“

Buku ini disusun sebagai panduan kegiatan tenaga medis dan non medis serta tugas-tugas
yang berkitan dengan pelayanan dan sarana prasarana RUMAH SAKIT GANDARIA.

Kami berharap dengan adanya buku ini dapat menjadi acuan dalam melaksanakan tugas dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan guna
mendapatkan hasil yang optimal dalam kinerja prosedur dan pelayanan di RUMAH SAKIT
GANDARIA.

Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna dan akan terus disempurnakan, umtuk itu
saran dan tanggapan dari semua pihak terkait sangat kami harapkan.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait yang membantu
dalam penyelesaian buku pedoman ini, khususnya seluruh staf dan manajemen RUMAH
SAKIT GANDARIA.

Jakarta , 09 Februari 2018

Akses Ke Rumah Sakit Dan Kontinuitas Pelayanan


RS. GANDARIA

Panduan Skrining RS Gandaria 3


BAB I
DEFINISI

Skrining adalah tata cara penerimaan pasien yang disesuaikan dengan ada atau
tidaknya fasilitas yang dimiliki rumah sakit yang dibutuhkan oleh pasien yang bertujuan agar
pasien tertangani sesuai kondisi dan kebutuhan berdasarkan kemampuan rumah sakit.
Skrining merupakan proses pemilahan pasien sesuai dengan tingkat resiko.
Pelaksanaan skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah sakit.
Berdasarkan hasil skrining itulah dapat diketahui apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi
dan sumber daya rumah sakit karena pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imaging. Proses melengkapi skrining dengan hasil test diagnostik menjadi
tanggung jawab dalam memberikan keputusan pasien diterima atau dirujuk. Ditetapkan
standar pelaksanaan dari hasil test yang dibutuhkan tersedia.
Skrining dapat dibagi menjadi skrining dari luar dan skrining dari dalam rumah sakit.
Skrining dari luar rumah sakit seperti pasien yang sudah membawa hasil penunjang atau
melalui telepon dari rumah sakit lain. Sedangkan skrining dari dalam rumah sakit dilakukan
pada saat diperiksa di IGD maupun rawat jalan, dilakukan pemeriksaan penunjang pada
pasien yang akan menjadi dasar dalam membuat keputusan pasien akan diterima atau dirujuk.
Dari hasil skrining petugas dapat menilai kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan
sumber daya rumah sakit.
1. Pasien dengan kebutuhan preventif di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan berkala
seperti medical check up.
2. Pasien dengan kebutuhan kuratif dilakukan pemeriksaan dan diberi obat bagi pasien yang
dapat berobat jalan dan perawatan bagi pasien yang perlu rawat inap.
3. Pasien dengan kebutuhan promotif dilakukan penyuluhan tentang hidup sehat, pola
makan sehat dan olah raga.
4. Pasien dengan kebutuhan rehabilitative dibuatkan perencanaan untuk melakukan
pemulihan terhadap pasien sehingga dapat melakukan aktifitas seperti semula.
5. Pasien dengan kebutuhan paliatif diberikan apa yang menjadi keinginannya dan keluarga
pasien diberitahu keadaan pasien.

Panduan Skrining RS Gandaria 4


BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining diluar rumah sakit bisa dilakukan saat pasien belum mencapai rumah sakit,
sebelum dirujuk dari fasilitas kesehatan lain atau saat akan dilakukan transportasi dengan
ambulans dari luar rumah sakit.
Skrining di dalam rumah sakit bisa dilakukan saat pasien telah mencapai rumah sakit.
Baik pada pasien rawat jalan maupun gawat darurat. Pada area rawat jalan, baik tenaga medis
maupun paramedis wajib untuk segera mengidentifikasi kebutuhan pelayanan bagi pasien
yang membutuhkan, baik pada saat pasien mendaftar di poliklinik maupun menunggu di
ruang tunggu.
Skrining di Rumah Sakit Gandaria biasanya dilakukan pada saat pasien pertama kali
datang ke Rumah Sakit ataupun ke Instalasi Gawat Darurat.
Skrining dilakukan pada area:
1. Pintu masuk rumah sakit (IRJ/Poli dan IGD)
2. Bagian informasi / Customer Service

Skrining dilakukan melalui:


1. Kriteria triase
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
4. Pemeriksaan Laboratorium klinik, atau
5. Pemeriksaan Diagnostik imaging sebelumnya

Kriteria pasien yang tidak dapat dilayani di RS Gandaria dan harus mendapatkan
penatalaksanaan lebih lanjut di Rumah Sakit lain adalah:
1. Pasien dengan kasus Skizofrenia yang perlu rawat inap
2. Pasien dengan kasus Onkologi dan atau mendapat kemoterapi dan radiasi
3. Pasien yang membutuhkan layanan Forensik Klinik dan Medikolegal
4. Pasien yang membutuhkan spesialisasi Bedah Anak
5. Pasien yang membutuhkan spesialisasi Bedah Jantung
6. Pasien yang membutuhkan spesialisasi Urologi
7. Pasien yang membutuhkan pemasangan PCI (Percutaneus Coronary Intervention)
8. Pasien yang membutuhkan Hemodialisa

Panduan Skrining RS Gandaria 5


BAB III
TATA LAKSANA

PERSYARATAN
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam dan di luar rumah sakit. Pasien yang
membawa surat pengantar berobat dari pelayanan kesehatan lain dianggap telah
diskrining, sehingga petugas dapat langsung mengarahkan pasien sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Dokter yang melakukan skrining adalah dokter yang telah ditetapkan dalam tim skrining.

A. SKRINING DI LUAR RUMAH SAKIT


Untuk skrining diluar rumah sakit dapat dilakukan di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) maupun di Instalasi Rawat Jalan (IRJ/Poli) melalui interaksi per telepon. Interaksi
telepon bisa datang dari pasien atau keluarga pasien yang mencari informasi dengan
melakukan panggilan ke nomor rumah sakit atau dari fasilitas kesehatan luar rumah sakit
yang berencana merujuk pasien ke rumah sakit gandaria, yang akan diterima oleh petugas
operator, yakni petugas admisi, Case Manager (CM), atau tenaga medis dan paramedis
yang ada di ruangan terkait (IGD/IRJ) setelah di sambungkan oleh operator.

Langkah-langkah skrining di luar rumah sakit:


Satuan Kerja Skrining Yang Dilakukan
Operator/penerima 1. Menghubungkan pasien/keluarga ke unit admisi.
telepon 2. Menghubungkan fasilitas kesehatan perujuk ke petugas IGD
untuk dikaji lebih lanjut.
3. Memberikan arahan jenis pelayanan yang dapat diakses dan
informasi waktu pelayanan.
Admisi/counter 1. Menghubungkan penelepon baik fasilitas kesehatan perujuk
pendaftaran/customer atau pasien/keluarga ke petugas IGD (24 jam) atau IRJ
care/security (selama jam buka pelayanan poli) untuk mengidentifikasi
pelayanan yang dibutuhkan pasien.
2. Menginformasikan ketersediaan ruang pelayanan.
IRJ 1. Pada jam buka pelayanan IRJ, admisi rawat jalan
menginformasikan jenis pelayanan yang ada di IRJ beserta
jam pelayanan dan bagaimana mengakses pelayanan

Panduan Skrining RS Gandaria 6


tersebut/pendaftaran.
2. Tenaga medis dan paramedis setelah menerima telepon
segera mengidentifikasi kebutuhan pelayanan bagi calon
pasien (yang belum terddaftar sebagai pasien) maupun
pasien lama, untuk merencanakan tindakan lanjut.
IGD 1. Petugas medis/paramedis yang menerima panggilan telepon
melakukan skrining per telepon dengan mencatat semua
informasi yang diperlukan mulai dari kondisi pasien samapi
dengan riwayat penyakit saat ini dan terdahulu serta rencana
tindak lanjut yang direncanakan.
2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergency, maka
dilanjutkan dengan proses pelayanan lanjutan, yaitu
pertimbangan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit untuk
identifikasi kebutuhan pelayanan yang sesuai serta konsultasi
dokter jaga IGD kepada DPJP kasus terkait.
Tenaga ambulance 1. Proses skrining dimulai saat mendapatkan permintaan
penjemputan pasien, untuk menentukan tingkaat emergency
dalam persiapan SDM tim ambulans yang akan melakukan
penjemputan, maupun menentukan peralatan yang
dibutuhkan dalam penjemputan.
2. Skrining dilakukan setelah tiba dilokasi penjemputan dengan
berpatokan pada penilaian pre transport pasien, dengan
menggunakan form transfer pasien.
3. Skrining lanjutan yaitu triage, dilakukan setelah tiba di IGD
dengan berpatokan pada kondisi pasien.

Untuk pasien rujukan:


1. Pasien diterima hanya apabila rumah sakit dapat menyediakan kebutuhan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
2. Ada cara untuk melengkapi hasil tes diagnostik berkenaan dengan tanggung jawab
untuk menetapkan apakah pasien diterima atau tidak.
3. Ada kebijakan yang menetapkan tentang skrining dan tes diagnosa mana yang
merupakan standar sebelum penerimaan pasien yaitu:
a. Pemeriksaan vital sign, TD, HR, RR, S dan pemeriksaan fisik.

Panduan Skrining RS Gandaria 7


b. Skrining test diagnostik standar yang harus dilakukan sebelum pasien diterima di
RS Gandaria:

NO RUANGAN SKRINING DIAGNOSTIK TEST PASIEN


1 Kasus umum 1. Pemeriksaan laboratorium: hematologi (hemoglobin,
(Interna) leukosit, eritrosit, trombosit dan hematokrit).
2. Kimia klinik standar (ureum, kreatinin, SGOT/SGPT,
elektrolit dan glukosa sewaktu).
3. Hasil EKG (pasien jantung dan pasien dewasa ≥ 40
tahun).
2 Kasus bedah 1. Pemeriksaan laboratorium: hematologi (hemoglobin,
leukosit, eritrosit, trombosit dan hematokrit).
2. Kimia klinik standar (elektrolit, ureum, kreatinin,
SGOT/SGPT dan glukosa sewaktu).
3. Pemeriksaan foto thorax/rongent sesuai kebutuhan.
4. Hasil EKG (pasien jantung dan pasien dewasa ≥ 40
tahun).
3 Perawatan 1. Pemeriksaan laboratorium: hematologi (hemoglobin,
tuberculosis leukosit, eritrosit, trombosit dan hitung jenis lekosit).
2. Kimia klinik standar (ureum, kreatinin, SGOT/SGPT
dan glukosa sewaktu).
3. Thorax foto.
5 Radiologi Ureum/Creatinin (Pemeriksaan Kontras)

B. SKRINING DI DALAM RUMAH SAKIT


1. Proses penentuan skrining
Skrining dilakukan melalui:
a. Initial Assesmen (Penilaian Awal)
Pasien yang masuk melalui IGD maupun IRJ memerlukan penilaian dan
pengelolaan yang cepat dan tepat. Waktu berperan sangat penting, oleh karena itu
diperlukan cara yang mudah cepat dan tepat. Proses awal ini di kenal dengan
Initial assesment (Penilaian Awal).
Penilaian awal ini intinya adalah:

Panduan Skrining RS Gandaria 8


1) Primary Survey yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi, disini dicari keadaan
yang mengancam nyawa dan apabila ditemukan harus dilakukan resusitasi.
Penanganan ABCDE yang dimaksud adalah:
A : Airway dengan kontrol Cervical
B : Breathing dan Ventilasi
C : Circulation dengan kontrol perdarahan
D : Disability, status neurologis dan nilai GCS
E : Eksposure buka baju penderita tapi cegah hipotermi
Langkah selanjutnya harus dipertimbangkan pemakaian kateter urin (Folley
Catheter), kateter lambung (NGT), Pemasangan tensi monitor dan
pemeriksaan laboratorium atau Rontgen.
2) Secondary Survey
Pemeriksaan teliti yang dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
a) Anamnesis melalui pasien, keluarga atau petugas pra hospital yang
meliputi:
A : Alergi
M : Medikasi atau obat-obatan
P : Past Ilness/Penyakit sebelumnya yang menyertai
L : Last meal/ terakhir makan jam berapa, bukan makan apa
E : Event/ hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
b) Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi,
periksa dengan teliti apakah ada perubahan bentuk, tumor, luka dan sakit.
Pemeriksaan punggung dilakukan dengan log roll (memiringkan penderita
dengan menjaga posisi tubuh tetap lurus). Cek tanda-tanda vital.

b. Triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga
pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawat
daruratannya. Triage di Rumah Sakit Gandaria menggunakan Australian Triage
Scale.
Untuk Triage IGD petugas melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan
kriteria:
A : Alert
P : Respon to pain
V : Verbal

Panduan Skrining RS Gandaria 9


U : Unrespon

c. Evaluasi visual atau pengamatan


1) Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan memerlukan
pertolangan segera langsung diarahkan ke IGD.
2) Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan pertolongan segera
akan diarahkan ke poliklinik.
3) Jika rumah sakit belum mempunyai pelayanan spesialistik tertentu maka pasien
disarankan untuk dirujuk.

d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik head to toe meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan
perkusi, termasuk juga pemeriksaan psikologik.

e. Laboratorium atau pemeriksaan imaging (penunjang)


Pasien yang sudah membawa hasil laboratorium atau pemeriksaan imaging
akan tetap di periksa, kemudian jika memerlukan penanganan lebih lanjut akan di
konsulkan ke dokter spesialis sesuai penyakit. Konsultasi bisa di lakukan melalui
IGD atau diarahkan ke praktek di poliklinik.

2. Langkah-langkah dalam proses skrining


Skrining di dalam rumah sakit dapat dilakuakan di IGD maupun di IRJ
Satuan Kerja Skrining Yang Dilakukan
IRJ 1. Setiap tenaga medis dan paramedic wajib untuk segera
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan bagi pasien yang
membutuhkan, baik saat pasien mendaftar di poliklinik
maupun menunggu di ruang tunggu.
2. Dalam melakukan proses skrining bagi pasien yang
membutuhkan pelayanan emergency, rawat inap dan
rujukan keluar.
IGD 1. Proses skrining dilakukan segera setelah pasien datang
di IGD.
2. Apabila pasien memenuhi kriteria emergency, maka
dilanjutkan dengan proses pelayanan lanjutan.
3. Dokter jaga/paramedis melakukan triage untuk

Panduan Skrining RS Gandaria 10


mengidentifikasi kebutuhan dan pelayanan awal untuk
selanjutnya dikonsulkan ke DPJP.
4. DPJP melakukan pelayanan medis, identifikasi
kebutuhan pelayanan khusus, menerima konsultasi dan
penilaian pasien untuk dirawat inap, dipulangkan atau
dirujuk.
Tenaga ambulan 1. Penjemputan pasien dilakukan atas permintaan.
2. Pengumpulan data per telepon dibutuhkan untuk
menentukan tingkat emergency dalam persiapan SDM
tim ambulans yang akan melakukan penjemputan,
maupun menentukan peralatan emergency dan peralatan
tambahan yang dibutuhkan dalam penjemputan.
3. Skrining dilakukan setelah tiba dilokasi penjemputan
dengan berpatokan pada penilaian pre transport pasien,
dengan menggunakan form transfer pasien.
4. Pada keadaan khusus, dokter dalam tim ambulans wajib
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan medis yang
diperlukan, memberi advis, mempersiapkan sarana dan
obat-obatan selama proses transfer sampai dengan tiba
di rumah sakit Gandaria.
5. Pada pasien tidak stabil, pasien kecelakaan atau pasien
tidak dikenal, cukup ditanyakan jenis kelamin, usia,
kondisi pasien, pelayanan yang dibutuhkan dan lokasi
penjemputan.
6. Untuk pasien-pasien kegawatan dilakukan BHD dan
stabilisasi sesuai panduan dan SPO sebelum ditransfer
ke rumah sakit Gandaria.

a. Skrining Instalasi Gawat Darurat (IGD)


1) Skrining dilakukan pada saat kontak pertama di dalam oleh petugas Rumah
Sakit Gandaria.
2) Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan
misi dan sumber daya rumah sakit.
3) Pasien diterima hanya apabila rumah sakit dapat menyediakan kebutuhan
pelayanan rawat inap dan rawat jalan yang tepat.

Panduan Skrining RS Gandaria 11


4) Ada cara untuk melengkapi hasil tes diagnostik berkenaan dengan tanggung
jawab untuk menetapkan apakah pasien diterima, dipindahkan atau dirujuk.
5) Ada kebijakan yang menetapkan tentang skrining dan tes diagnosa mana yang
merupakan standar sebelum penerimaan yaitu:
a) Pemeriksaan vital sign, TD, HR, RR, S dan pemeriksaan fisik.
b) Skrining test diagnostik standar yang harus dilakukan sebelum pasien
didaftarkan/dirawat di RS Gandaria.
NO RUANGAN SKRINING DIAGNOSTIK TEST PASIEN
1 Kasus umum 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(Interna) (hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit dan
haemotokrit).
2. Kimia klinik standar (ureum, kreatinin,
SGPT/SGOT, elektrolit dan glukosa sewaktu)
3. EKG (pasien jantung dan pasien dewasa ≥ 40
tahun).
4. Foto thorax sesuai kebutuhan.
2 Bedah 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit dan
haemostatis).
2. Kimia Klinik Standar (glukosa sewaktu).
3. Seroimunologi (HBsAg, Anti HIV).
4. Urinalisa.
5. Pemeriksaan foto thorax dan rontgen sesuai
dengan kebutuhan .
6. EKG (pasien dewasa ≥ 40 tahun).
3 Paru 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(hemoglobin, leukosit, eritrosit dan trombosit)
2. Kimia klinik standar (ureum, kreatinin).
3. Foto Thorax.
4. EKG ( pasien dewasa ≥ 40 tahun).
4 Obgyn 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit,
haematokrit, golongan darah dan hemostatis).
2. Kimia klinik standar (elektrolit).
3. Pemeriksaan urinalisa.

Panduan Skrining RS Gandaria 12


4. Cardiotocography (CTG) sesuai kebutuhan.
5 Neurologi 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(hemoglobin, leukosit, eritrosit dan trombosit).
2. Kimia klinik dasar (ureum, kreatinin dan
elektrolit).
3. CT Scan Kepala sesuai kebutuhan.
6 Kardiologi 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(haemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit dan
haematokrit).
2. Kimia klinik dasar (ureum, kreatinin, elektrolit,
CK dan CK-MB).
3. EKG.
4. Foto Thorax sesuai dengan kebutuhan.
7 Anak 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit dan
hitung jenis lekosit).
2. Foto thorax sesuai kebutuhan.
8 Perinatologi 1. Pemeriksaan laboratorium: darah rutin
(hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit dan
hematokrit).
2. Elektrolit dan haemostatis.
3. Pemeriksaan foto thorax sesuai dengan
kebutuhan.
6) Pasien tidak dirawat, dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes
yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

b. Skrining Instalasi Rawat Jalan (IRJ)


Skrining rawat jalan meliputi:
1) Kondisi umum pasien
Dinilai dari kesadaran, jalan napas dan sirkulasi.
c) Kesadaran
Dinilai apakah pasien sadar penuh (komposmentis) atau pasien mengalami
penurunan kesadaran (mulai gelisah, sangat mengantuk sampai penurunan
kesadaran lebih lanjut).
d) Jalan napas

Panduan Skrining RS Gandaria 13


Dinilai apakah bebas dari sumbatan, adakah gangguan ataukah ada kondisi
potensial yang mengancam patensi jalan napas.
Contoh kondisi yang mengancam jalan napas:
i. Pasien datang dalam kondisi sadar dengan posisi jatuh lehernya
terbentur pipa, tampak memar dan berbicara serak.
ii. Pasien bayi/balita datang dengan batuk pilek, batuk berulang sangat
mengganggu diikuti suara ngorok.
Pernapasan dinilai apakah pernapasan pasien normal atau ada masalah,
bahkan ada resiko distress napas. Pasien dengan pernapasan layak
mendapatkan pelayanan di IGD adalah:
i. Penggunaan otot bantu napas, contoh: penggunaan otot sternocleido
saat bernapas posisi tripod.
ii. Jika dihitung laju pernapasan pasien  30 kali/menit.
e) Sirkulasi
Dinilai apakah normal atau ada masalah. Pasien dengan sirkulasi drop yang
layak mendapatkan pelayanan IGD adalah:
i. Pasien yang sangat pucat
ii. Pasien yang datang dengan keringat dingin dan nadi teraba lemah
iii. Akral dingin
iv. Pasien dengan nyeri dada kiri dan curiga iskemik jantung
v. Pasien dengan nyeri ulu hati disertai keringat dingin dan nadi lemah
vi. Pasien dengan perdarahan sedang – hebat di dalamnya perdarahan
pervaginal.

2) Penilaian nyeri
Penilaian nyeri menggunakan wong baker face pain sating scale

0 2 4 6 8 10

0 - 1 : sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali


2 - 3 : sedikit nyeri
4 - 5 : cukup nyeri
6 - 7 : lumayan nyeri

Panduan Skrining RS Gandaria 14


8 - 9 : sangat nyeri
10 : amat sangat nyeri (tak tertahankan)

3) Skrining batuk
Pasien diwawancara sederhana, apakah sedang batuk, batuk berdahak atau
tidak (warna kecoklatan atau bercampur darah) berapa lama pasien batuk,
apakah sedang dalam pengobatan TBC atau tidak. Apakah pasien juga demam,
berkeringat pada malam hari dan mengalami penurunan berat badan. Semua
pasien yang batuk diberikan masker, sedangkan pasien yang batuk ≥ 2 minggu
diarahkan ke jalur fast track untuk mengurangi resiko penularan infeksi air
bone. Pasien dengan TBC diarahkan ke jalur fast track ke ruang tunggu TB dot
atau poli paru dot.

4) Skrining resiko jatuh


Skrining resiko jatuh dilakukan menggunakan alat bantu Get Up dan Go Test
a. Pengkajian
No. Penilaian Pengkajian Ya Tidak
1. Cara berjalan pasien:
a. Tidak seimbang/sempoyongan/limbung
b. Jalan menggunakan alat bantu (tripod/kruk/kursi
roda/orang lain)
2. Menopang saat akan duduk: tampak memegang
pinggiran kursi/meja/benda lain

b. Hasil
No. Pengkajian Hasil Tindakan
1. Jika 1 dan 2 Tidak
2. Jika 1 atau 2 Ya
3. Jika 1 dan 2 Ya

5) Skrining hambatan pasien


Pasien dinilai apakah mengalami hambatan dalam akses pelayanan, jika pasien
mengalami hambatan gerak seperti penggunaan kursi roda dan brankar. Jika
pasien mempunyai hambatan bahasa dan budaya, maka disediakan pelayanan
penerjemah bahasa rumah sakit.

Panduan Skrining RS Gandaria 15


c. Skrining Instalasi Rawat Inap (IRNA)
1) Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preventif, kuratif,
rehabilitative dan paliatif serta isolasi diprioritaskan.
2) Skrining pasien indikasi rawat inap dapat dilakukan oleh dokter umum
melalui IGD dan oleh dokter spesialis.
3) Pasien akan masuk pada kriteria kuratif, preventif, rehabilitative, pasien
indikasi rawat inap dan memerlukan kamar isolasi atau dapat berobat jalan.

Kuratif
1) Merupakan serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjukan untuk
penyembuhan penyakit dan pengurangan penderitaan akibat penyakit.
Pasien kuratif indikasi rawat inap:
Diagnosa Kriteria/Indikasi Rawat Inap
Katarak senilis  Pre op dengan penyulit
 DM
 Hipertensi
 Anatomi mata kecil
Trauma mata  Laserasi kornea
 Laserasi bulbus oculi
 Mengancam visual
Glaucoma akut  Penurunan penglihatan
 Edema kornea
 TIO  21
 Gangguan airway
Pentonsilar abses  Gangguan airway
 Resiko sepsis
 Disfagia
 Nyeri berat
Epistaksis  Perdarahan massif
 Hipertensi tak terkontrol
 Observasi perdaraha lanjut
Hipertrofi tonsil Pre operatic treatment
Prolonged pregnancy Hamil ≥ 41 minggu
Mioma uteri  Ukuran mioma uteri ≥ 8 cm

Panduan Skrining RS Gandaria 16


 Telah terjadi perdarahan ulang
 Hb ≤ 8,0 mg/dl
Pre-eklamsia  TD ≥ 160/110 mmHg
 Proteinuria ≥ +2
 Terdapat tanda awal kejang
 IUGR
 Peningkatan SGOT/SGPT
 Penurunan AT
Abortus  Perdarahan ≥ 150 cc
 Keluar jaringan
 Syok hemoragik
Hemiparesis gravidarum  Keton urin +
 Keadaan umum lemah
 In take makanan tidak adekuat
Abnormal uterine bleeding Hb ≤ 8 mg/dl
DHF  Trombosit  100.000
 TD  100/70 mmHg (presyok)
 Perdarahan spontan
 Muntah
Dyspepsia  Muntah
 Nyeri dada karena gastro-esophagel
reflux desease
 Dehidrasi
Diare  Dehidrasi sedang-berat
 Muntah sampai tidak ada obat yang
masuk
 Pre syok TD  100/60
Asma  Keluhan tidak membaik dengan 2×
nebulizer
 Respirasi rate  40×
Periapical abscess without  Suhu tinggi
sinus  Susah menelan
 Nadi cepat
Periapical abscess with sinus  Suhu tinggi

Panduan Skrining RS Gandaria 17


 Susah menelan
 Nadi cepat
 Napas terganggu

2) Pasien yang memerlukan tindakan kuratif tapi tidak masuk indikasi rawat inap,
dokter wajib memberikan pendidikan kesehatan dan di dokumentasikan dalam
form instruksi pasien pulang.
3) Selanjutny form tersebut akan dibawah pulang dan menjadi pedoman
perawatan pasien dan keluarga di rumah.

Preventif
1) Adalah upayah mencegah suatu penyakit atau deteksi dini faktor resiko:
i. Pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala (pemeriksaan kehamilan dan
balita).
ii. Deteksi dini kasus, faktor resiko maternal dan balita.
iii. Imunisasi/vaksin padda bayi, anak, ibu hamil dan dewasa.
2) Dokter atau perawat wajib memberikan informasi penjadwalan control atau
imunisasi lanjutan.

Paliatif
1) Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang usia dan meningkatkan
kualitas hidup.
Pasien paliatif yang masuk kriteria rawat inap:
Diagnosa Kriteria/Indikasi Rawat Inap
Congestif heart failure  Edema perifer
 Dyspneu
 Pembesaran hati
 Emboli paruh
 Kardiomiopati
 Disritmia
Chronic kidney disease  Mual dan muntah berlebihan
(CKD)  Perubahan status mental
 Sesak napas

Panduan Skrining RS Gandaria 18


 Asidosis

2) Skrining pasien dilakukan oleh dokter umum atau spesialis


3) Jika ada indikasi rawat inap, perawat wajib melakukan konfirmasi ke dokter
apakah pasien memerlukan ruang khusus HCU/ICU atau isolasi.
4) Perawat menghubungi bagian pendaftaran rawat inap,melakukan konfirmasi
ketersediaan ruang yang dibutuhkan pasien.
5) Jika ruang perawatan positif tersedia, perawat mengarahkan keluarga pasien
untuk mendaftar rawat inap.

Isolasi
1) Ruang isolasi adalah ruang khusus di rumah sakit yang merawat pasien dengan
kondisi medis tertentu, terpisah dari pasien lain untuk mencegah penyebaran
penyakit dan mengurangi resiko terhadap pemberian pelayanan kesehatan serta
mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau memutuskan siklus
penularan penyakit, melindungi pasien dan petugas kesehatan.
Pasien isolasi yang masuk kriteria rawat inap:
Diagnosa Kriteria/Indikasi Rawat Inap
TBC  Batuk berdarah
 Keadaan umum buruk
 pneumothoraks
 Empiema
 Efusi pleural masif
 Sesak napas berat TB paru milier
 Meningitis TB
Citomegalovirus  Demam
 Pneumonia atau sesak napas berat
 Takipnea atau dyspnea
 Kerusakan otak
Tetanus  Semua grade tetanus indikasi di rawat inapkan
Kondisi pasien  Demam
immunocompromise  Ada infeksi tumpangan
(contoh: pansitopenia
dan keganasan post
kemoterapi)

Panduan Skrining RS Gandaria 19


2) Perawat wajib melakukan konfirmasi bagian pendaftaran rawat inap tentang
ketersediaan ruang isolasi.
3) Jika ruang khusus isolasi tidak tersedia, maka pasien indikasi rawat inap
dengan isolasi harus ditempatkan diruang yang setidaknya satu pasien dalam
satu kamar.
4) Ruang isolasi yang telah digunakan oleh pasien dengan resiko penularan
infeksi tinggi, tidak bias digunakan pada pasien immunocompromise sebelum
ruang dinyatakan steril.

Rehabilitative
1) Adalah upayah promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi
atau mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru
sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan
(tertiary prevention).
2) Contoh tindakan rehabilitative adalah fisioterapi.
3) Tindakan fisioterapi biasa dilakukan dengan rawat jalan (tidak memerlukan
rawat inap), kecuali terdapat kasus penyerta sebagai, contoh pengerjaan
fisioterapi untuk pemulihan pasca operasi.
4) Pemilihan kriteria pasien yang harus difisioterapi dilakukan oleh dokter
spesialis, sedangkan untuk jenis fisioterapi yang dilakukan akan diskrining
oleh dokter rehabilitasi medis.

d. Skrining pasien pro tindakan radiologi (kontras)


1) Dokter melakukan assessment perlu atau tidaknya pasien melakukan
pemeriksaan radiologi dengan atau tanpa kontras.
2) Perawat mengarahkan pasien keruang radiologi (CT scan).
3) Dokter atau radiographer wajib memastikan pasien tidak dalam kondisi hamil.
4) Perawat melakukan skin test untuk mengetahui ada tidaknya alergi dengan
cairan kontras.
5) Jika dalam waktu 15 menit tidak terlihat reaksi didaerah skin test, maka CT
scan dengan kontras bias dilakukan.
6) Sebaliknya jika terlihat reaksi alergi, maka CT scan dengan kontras tidak dapat
dilakukan.

Panduan Skrining RS Gandaria 20


e. Skrining sebelum dirujuk
1) Dokter dan perawat melakukan penilaian visual, anamesa dan melakukan
pemeriksaan TTV.
2) Perawat dan dokter memastikan apakah fasilitas rumah sakit dapat mendukung
upayah pertolongan pasien.
3) Dokter melakukan pemeriksaan penunjang minimal sebelum di putuskan rawat
inap atau dirujuk.
4) Jika pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk, maka dokter dan perawat wajib
memastikan apakah pasien dalam keadaan stabil untuk dirujuk.
5) Perawat memastikan adanya ruang atau tempat di rumah sakit rujukan.
6) Dokter dan perawat melengkapi rekam medis pasien yang kemudian harus
dibawa saat merujuk pasien.
7) Perawat memastikan kesiapan ambulans beserta peralatan medis yang
diperlukan untuk merujuk pasien.
8) Petugas yang mengantar pasien ke tempat rujukan adalah petugas yang
terampil dalam BHD, transport pasien dan skrining pasien.
9) Semua kegiatan harus terdokumentasi dengan baik.

Panduan Skrining RS Gandaria 21


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Buku catatan skrining pasien


2. Form skrining

Panduan Skrining RS Gandaria 22

Anda mungkin juga menyukai