DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
DEFINISI....................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
RUANG LINGKUP....................................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
TATA LAKSANA......................................................................................................................6
BAB IV.....................................................................................................................................22
DOKUMENTASI.....................................................................................................................22
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatNya, sehingga dapat terselesaikan
“PANDUAN SKRINING“
Buku ini disusun sebagai panduan kegiatan tenaga medis dan non medis serta tugas-tugas
yang berkitan dengan pelayanan dan sarana prasarana RUMAH SAKIT GANDARIA.
Kami berharap dengan adanya buku ini dapat menjadi acuan dalam melaksanakan tugas dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan guna
mendapatkan hasil yang optimal dalam kinerja prosedur dan pelayanan di RUMAH SAKIT
GANDARIA.
Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna dan akan terus disempurnakan, umtuk itu
saran dan tanggapan dari semua pihak terkait sangat kami harapkan.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait yang membantu
dalam penyelesaian buku pedoman ini, khususnya seluruh staf dan manajemen RUMAH
SAKIT GANDARIA.
Skrining adalah tata cara penerimaan pasien yang disesuaikan dengan ada atau
tidaknya fasilitas yang dimiliki rumah sakit yang dibutuhkan oleh pasien yang bertujuan agar
pasien tertangani sesuai kondisi dan kebutuhan berdasarkan kemampuan rumah sakit.
Skrining merupakan proses pemilahan pasien sesuai dengan tingkat resiko.
Pelaksanaan skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah sakit.
Berdasarkan hasil skrining itulah dapat diketahui apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi
dan sumber daya rumah sakit karena pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imaging. Proses melengkapi skrining dengan hasil test diagnostik menjadi
tanggung jawab dalam memberikan keputusan pasien diterima atau dirujuk. Ditetapkan
standar pelaksanaan dari hasil test yang dibutuhkan tersedia.
Skrining dapat dibagi menjadi skrining dari luar dan skrining dari dalam rumah sakit.
Skrining dari luar rumah sakit seperti pasien yang sudah membawa hasil penunjang atau
melalui telepon dari rumah sakit lain. Sedangkan skrining dari dalam rumah sakit dilakukan
pada saat diperiksa di IGD maupun rawat jalan, dilakukan pemeriksaan penunjang pada
pasien yang akan menjadi dasar dalam membuat keputusan pasien akan diterima atau dirujuk.
Dari hasil skrining petugas dapat menilai kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan
sumber daya rumah sakit.
1. Pasien dengan kebutuhan preventif di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan berkala
seperti medical check up.
2. Pasien dengan kebutuhan kuratif dilakukan pemeriksaan dan diberi obat bagi pasien yang
dapat berobat jalan dan perawatan bagi pasien yang perlu rawat inap.
3. Pasien dengan kebutuhan promotif dilakukan penyuluhan tentang hidup sehat, pola
makan sehat dan olah raga.
4. Pasien dengan kebutuhan rehabilitative dibuatkan perencanaan untuk melakukan
pemulihan terhadap pasien sehingga dapat melakukan aktifitas seperti semula.
5. Pasien dengan kebutuhan paliatif diberikan apa yang menjadi keinginannya dan keluarga
pasien diberitahu keadaan pasien.
Skrining diluar rumah sakit bisa dilakukan saat pasien belum mencapai rumah sakit,
sebelum dirujuk dari fasilitas kesehatan lain atau saat akan dilakukan transportasi dengan
ambulans dari luar rumah sakit.
Skrining di dalam rumah sakit bisa dilakukan saat pasien telah mencapai rumah sakit.
Baik pada pasien rawat jalan maupun gawat darurat. Pada area rawat jalan, baik tenaga medis
maupun paramedis wajib untuk segera mengidentifikasi kebutuhan pelayanan bagi pasien
yang membutuhkan, baik pada saat pasien mendaftar di poliklinik maupun menunggu di
ruang tunggu.
Skrining di Rumah Sakit Gandaria biasanya dilakukan pada saat pasien pertama kali
datang ke Rumah Sakit ataupun ke Instalasi Gawat Darurat.
Skrining dilakukan pada area:
1. Pintu masuk rumah sakit (IRJ/Poli dan IGD)
2. Bagian informasi / Customer Service
Kriteria pasien yang tidak dapat dilayani di RS Gandaria dan harus mendapatkan
penatalaksanaan lebih lanjut di Rumah Sakit lain adalah:
1. Pasien dengan kasus Skizofrenia yang perlu rawat inap
2. Pasien dengan kasus Onkologi dan atau mendapat kemoterapi dan radiasi
3. Pasien yang membutuhkan layanan Forensik Klinik dan Medikolegal
4. Pasien yang membutuhkan spesialisasi Bedah Anak
5. Pasien yang membutuhkan spesialisasi Bedah Jantung
6. Pasien yang membutuhkan spesialisasi Urologi
7. Pasien yang membutuhkan pemasangan PCI (Percutaneus Coronary Intervention)
8. Pasien yang membutuhkan Hemodialisa
PERSYARATAN
1. Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam dan di luar rumah sakit. Pasien yang
membawa surat pengantar berobat dari pelayanan kesehatan lain dianggap telah
diskrining, sehingga petugas dapat langsung mengarahkan pasien sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Dokter yang melakukan skrining adalah dokter yang telah ditetapkan dalam tim skrining.
b. Triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga
pasien terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawat
daruratannya. Triage di Rumah Sakit Gandaria menggunakan Australian Triage
Scale.
Untuk Triage IGD petugas melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan
kriteria:
A : Alert
P : Respon to pain
V : Verbal
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik head to toe meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan
perkusi, termasuk juga pemeriksaan psikologik.
2) Penilaian nyeri
Penilaian nyeri menggunakan wong baker face pain sating scale
0 2 4 6 8 10
3) Skrining batuk
Pasien diwawancara sederhana, apakah sedang batuk, batuk berdahak atau
tidak (warna kecoklatan atau bercampur darah) berapa lama pasien batuk,
apakah sedang dalam pengobatan TBC atau tidak. Apakah pasien juga demam,
berkeringat pada malam hari dan mengalami penurunan berat badan. Semua
pasien yang batuk diberikan masker, sedangkan pasien yang batuk ≥ 2 minggu
diarahkan ke jalur fast track untuk mengurangi resiko penularan infeksi air
bone. Pasien dengan TBC diarahkan ke jalur fast track ke ruang tunggu TB dot
atau poli paru dot.
b. Hasil
No. Pengkajian Hasil Tindakan
1. Jika 1 dan 2 Tidak
2. Jika 1 atau 2 Ya
3. Jika 1 dan 2 Ya
Kuratif
1) Merupakan serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjukan untuk
penyembuhan penyakit dan pengurangan penderitaan akibat penyakit.
Pasien kuratif indikasi rawat inap:
Diagnosa Kriteria/Indikasi Rawat Inap
Katarak senilis Pre op dengan penyulit
DM
Hipertensi
Anatomi mata kecil
Trauma mata Laserasi kornea
Laserasi bulbus oculi
Mengancam visual
Glaucoma akut Penurunan penglihatan
Edema kornea
TIO 21
Gangguan airway
Pentonsilar abses Gangguan airway
Resiko sepsis
Disfagia
Nyeri berat
Epistaksis Perdarahan massif
Hipertensi tak terkontrol
Observasi perdaraha lanjut
Hipertrofi tonsil Pre operatic treatment
Prolonged pregnancy Hamil ≥ 41 minggu
Mioma uteri Ukuran mioma uteri ≥ 8 cm
2) Pasien yang memerlukan tindakan kuratif tapi tidak masuk indikasi rawat inap,
dokter wajib memberikan pendidikan kesehatan dan di dokumentasikan dalam
form instruksi pasien pulang.
3) Selanjutny form tersebut akan dibawah pulang dan menjadi pedoman
perawatan pasien dan keluarga di rumah.
Preventif
1) Adalah upayah mencegah suatu penyakit atau deteksi dini faktor resiko:
i. Pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala (pemeriksaan kehamilan dan
balita).
ii. Deteksi dini kasus, faktor resiko maternal dan balita.
iii. Imunisasi/vaksin padda bayi, anak, ibu hamil dan dewasa.
2) Dokter atau perawat wajib memberikan informasi penjadwalan control atau
imunisasi lanjutan.
Paliatif
1) Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang usia dan meningkatkan
kualitas hidup.
Pasien paliatif yang masuk kriteria rawat inap:
Diagnosa Kriteria/Indikasi Rawat Inap
Congestif heart failure Edema perifer
Dyspneu
Pembesaran hati
Emboli paruh
Kardiomiopati
Disritmia
Chronic kidney disease Mual dan muntah berlebihan
(CKD) Perubahan status mental
Sesak napas
Isolasi
1) Ruang isolasi adalah ruang khusus di rumah sakit yang merawat pasien dengan
kondisi medis tertentu, terpisah dari pasien lain untuk mencegah penyebaran
penyakit dan mengurangi resiko terhadap pemberian pelayanan kesehatan serta
mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau memutuskan siklus
penularan penyakit, melindungi pasien dan petugas kesehatan.
Pasien isolasi yang masuk kriteria rawat inap:
Diagnosa Kriteria/Indikasi Rawat Inap
TBC Batuk berdarah
Keadaan umum buruk
pneumothoraks
Empiema
Efusi pleural masif
Sesak napas berat TB paru milier
Meningitis TB
Citomegalovirus Demam
Pneumonia atau sesak napas berat
Takipnea atau dyspnea
Kerusakan otak
Tetanus Semua grade tetanus indikasi di rawat inapkan
Kondisi pasien Demam
immunocompromise Ada infeksi tumpangan
(contoh: pansitopenia
dan keganasan post
kemoterapi)
Rehabilitative
1) Adalah upayah promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi
atau mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru
sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan
(tertiary prevention).
2) Contoh tindakan rehabilitative adalah fisioterapi.
3) Tindakan fisioterapi biasa dilakukan dengan rawat jalan (tidak memerlukan
rawat inap), kecuali terdapat kasus penyerta sebagai, contoh pengerjaan
fisioterapi untuk pemulihan pasca operasi.
4) Pemilihan kriteria pasien yang harus difisioterapi dilakukan oleh dokter
spesialis, sedangkan untuk jenis fisioterapi yang dilakukan akan diskrining
oleh dokter rehabilitasi medis.