Anda di halaman 1dari 6

BAB II

SKRINING PASIEN

I. PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN

Skrining adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha


mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis yang belum jelas
dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat
digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya
sehat tetapi sesungguhnya menderita suatu kelainan.

B. TUJUAN

Skrining bertujuan untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari


penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus yang ditemukan,
mengidentifikasi penyakit pada komunitas awal, sehingga memungkinkan
intervensi lebih awal. Dengan skrining memastikan pasien pada jalur
pelayanan yang tepat.

II. RUANG LINGKUP

Proses skrining dilakukan pada kontak pertama petugas dengan


pasien baik itu di dalam lingkungan rumah sakit, maupun ketika kontak
pertama terjadi di luar rumah sakit/ pre rumah sakit.

Skrining di luar lingkungan rumah sakit/pre rumah sakit bisa


dilakukan oleh petugas rumah sakit maupun petugas dari fasilitas
pelayanan diluar rumah sakit. Untuk itu jenis pelayanan yang ada di RSUD
Ambarawa perlu dipublikasikan melalui internet, leaflet maupun papan
informasi. Skrining pre rumah sakit dilakukan oleh petugas rumah sakit
pada kasus yang difasilitasi oleh ambulan rumah sakit, yaitu pada kasus
penjemputan pasien di rumah maupun penjemputan dilapangan pada
kasus bencana/KLB (Kejadian Luar Biasa).

Di dalam lingkungan rumah sakit skrining pasien dilakukan untuk


pasien rawat jalan maupun rawat Inap. Skrining pasien rawat jalan
dilakukan oleh petugas rumah sakit yang kontak pertama dengan pasien
yaitu satpam, skrining dilakukan dilakukan secara visual untuk;

1. Pasien geriatri
2. Pasien batuk
3. Pasien risiko jatuh
4. Pasien dengan pendaftaran online.

Skrining berikutnya dibagian pendaftaran untuk mendistribusikan


pasien seuai dengan keluhan atau penyakitnya. Dan dlanjutkan oleh
perawat baik di Instalasi rawat jalan maupun Instalasi gawat darurat.
Skrining khusus/triase pasien IGD akan diatur lebih lanjut dalam
Pedoman Pelayanan IGD.

Skrining oleh paramedis dan staf medis dengan melakukan assesmen


awal pasien, pemeriksaan fisik dan penunjang sesuai kebutuhan dengan
mengacu kepada Panduan Praktik Klinik sehingga didapatkan diagnose dan
masalah keperawatan. Pasien diputuskan dirawat jika kebutuhan pasien
sesuai dengan misi dan sumberdaya yang dimiliki rumah sakit. Pasien
dirujuk ke rumah sakit lain jika misi rumah sakit tidak sesuai kebutuhan
pasien. Pasien hanya diputuskan untuk ditawat atau dirujuk bila telah ada
hasil dari pemeriksaan penunjang.

Skrining juga dilakukan selama pasien dirawat untuk melihat


kenutuhan pasien untuk pelayanan khusus, dan untuk
mempertimbangkan apakah kebutuhan pelayanan pasien masih sesuai
dengan misi rumah sakit, atau pasien sudah memenuhi kriteria pulang,

Skrining juga dilakukan untuk proses pemulangan apakah pasien


membutuhkan perawatan lanjutan sehingga perlu untuk dibuat rencana
pemulangan pasien.

3
III TATA CARA SKRINING
Skrining pasien dilaksanakan

A. Di luar rumah sakit,

 Skrining di luar rumah sakit dilakukan oleh sarana pelayanan


kesehatan primer . Sarana kesehatan tersebut bisa dari
Puskesmas maupun dokter keluarga. Hasil skrining dari
fasilitas kesehatan primer berupa surat rujukan.

 Skrining di luar rumah sakit oleh petugas rumah sakit


dilakukan untuk kasus yang difasilitasi dengan ambulan
rumah sakit. Yaitu pasien yang dijemput dari rumah atau pada
area terjadinya bencana/KLB. (Lihat pedoman triase pada
kondisi bencana dalam Pedoman Pelayanan IGD)

 Skrining pasien per telepon dilakukan ketika ada permintaan


dari rumah sakit lain untuk merujuk pasien ke RSUD
Ambarawa, maka petugas penerima telepon mencatat
indentitas pasien, diagnose penyakit, terapi dan tindakan yang
telah diterima serta kebutuhan pelayanan pasien selanjutnya.
DPJP IGD melakukan evaluasi kebutuhan pasien dan
ketersediaam sumberdaya yang dimiliki untuk memutuskan
apakah pasien bisa diterima atau tidak.

B. Skrining di dalam rumah sakit

 Petugas keamanan /Satpam sebagai petugas terdepan yang


menyambut kedatangan pasien melakukan skrining dengan cara
pengamatan visual:

 Mengamati kebutuhan pasien dan mengarahkan pasien ke unit


Rawat Jalan atau ke unit Gawat Darurat.

 Pasien geriatric yang berusia diatas 70 tahun yang kemudian


dipasangkan pita orange disertai penjelasan,
 Pasien batuk dengan memberikan masker disertai penjelasan,
 Pasien dengan pendaftaran online.
 Mengamati kebutuhan khusus pasien akan alat bantu dan
menyiapkan jika diperlukan.

 Pasien termasuk dalam resiko pasien jatuh, memasangkan pita


kuning pada lengan jika diperlukan dengan memperkenalkan
diri terlebih dahulu dan memberi penjelasan sebelumnya.

 Petugas satpam mengisi form skrining sesuai kebutuhan pasien:

 Kemudian petugas satpam mengarahkan pasien ke tempat yang


sesuai

 Saat admisi pasien masuk

Petugas TPPRI , TPPGD dan TPPRJ melakukan skrining dengan


mengacu kepada

 Rujukan dari fasilitas primer yang ada.

 Kartu kontrol pada pasien paska rawat inap

 Keluhan pasien untuk dapat diarahkan ke bidang ilmu


kedokteran yang sesuai.

 Untuk pasien rawat jalan, skrining di TTPRJ juga dilakukan


oleh perawat yang ditugaskan untuk skrining. Jika pasien tidak
layak dilayani di poliklinik maka petugas skrining
merekomendasikan supaya pasien bisa dilayani di IGD.

 Skrining pasien rawat inap

Petugas melakukan assesmen awal yang meliputi

 Assessment keperawatan, dan memberikan asuhan keperawatan.


Petugas harus mampu menggunakan kriteria untuk pemanfaatan
unit perawatan khusus.

 Asesmen medis melakukan skrining sesuai dengan kompetensinya


dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan klinik,dan pemeriksaan
penunjang yang dibutuhkan.

5
C. Tindak Lanjut Hasil Skrining

Dokter sebagai penanggung jawab pelayanan setelah menjalankan


langkah-langkah dalam skrining pasien dapat mengambil keputusan :

a. Merawat pasien apabila dari hasil skrining yang telah didukung


pemeriksaan penunjang menunjukkan bahwa kebutuhan pasien
sesuai dengan sarana dan prasarana yang dimiliki RSUD Ambarawa.
Pelayanan yang ada di RSUD Ambarawa berdasar spesialisasi yaitu:

 Penyakit Dalam

 Penyakit Anak

 Penyakit Kebidanan dan Kandungan

 Penyakit Bedah, meliputi Bedah Umum dan Bedah Ortopedi

 Penyakit Syaraf

 Penyakit Mata

 Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan

 Penyakit Kulit dan Kelamin

 Penyakit Jiwa

b. Menentukan unit pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien


berdasarkan prioritas pelayanan pasien apakah preventif, kuratif,
rehabilitatif ataukah paliatif,

c. Merujuk pasien apabila hasil skrining yang telah didukung


pemeriksaan yang akurat menunjukkan bahwa kebutuhan pasien
tidak dapat dipenuhi dikarenakan tidak sesuai dengan misi dan
sarana prasarana yang dimiliki RSUD Ambarawa. Rujukan keluar
dari RSUD Ambarawa hanya ditujukan ke rumah sakit lain yang
benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pasien.

d. Proses skrining diruang perawatan dilakukan dengan melihat


perkembangan perawatan pasien melalui asesmen ulang, apabila ada
perubahan disesuaikan dengan kriteria apakah pasien melanjutkan
perawatan, masuk ruang khusus, di rujuk atau pun dipulangkan,
sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam Panduan Praktek
Klinik.
IV DOKUMENTASI
Dalam proses skrining ada beberapa dokumen yang dibutuhkan :

1. Surat rujukan dari FKTP

2. Berkas rekam medis

3. Lembar Skrining

4. Lembar Assesmen Pasien

5. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai