Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP DEWASA

RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH SEKAPUK 2015
Jl.Raya Deandles No. 21
Telp. (031) 3940876 Fax. (031) 3942410
GRESIK

1
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang................................................................................................................. 3
B.Ruang Lingkup................................................................................................................. 3
C.Batasan Operasional......................................................................................................... 3
D.Landasan hukum.............................................................................................................. 3
BAB 2 STANDAR KETENAGAAN
A.Kualifikasi SDM............................................................................................................. 4
B.Distribusi Ketenagaan...................................................................................................... 4
C.Pengaturan Jaga............................................................................................................... 4
1.Pengaturan Jaga Perawat Ruang Dewasa Umum.................................................... 4
2.Pengaturan Jaga Dokter Ruang Dewasa Umum..................................................... 4
3.Jadwal Dokter Konsulen......................................................................................... 4
BAB 3 STANDAR FASILITAS
A.Denah Ruangan................................................................................................................ 6
B.Standar Fasilitas............................................................................................................... 6
C.Fasilitas & Sarana untuk Ambulance............................................................................... 7
BAB 4 TATA LAKSANA PELAYANAN
A.Tata Laksana Pendaftaran Pasien.................................................................................... 9
B.Tata Laksana Sistem Komunikasi RDU.......................................................................... 9
C.Tata Laksana Pengisian Informed Consent...................................................................... 9
D.Tata Laksana Transportasi Pasien................................................................................... 9
E.Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra RS........................................................... 9
F.Tata Laksana Sistem Rujukan.......................................................................................... 9
BAB 5 KESELAMATAN PASIEN
A.Pengertian.........................................................................................................................11
B.Tujuan...............................................................................................................................11
C.Standar Keselamatan Pasien.............................................................................................11
BAB 6 KESELAMATAN KERJA
A.Pendahuluan.....................................................................................................................13
B.Tujuan...............................................................................................................................13
C.Tindakan yang beresiko terpajan......................................................................................13
D.Prinsip Keselamatan Kerja ..............................................................................................13
BAB 7 PENGENDALIAN MUTU

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang
telah ditetapkan.
Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit. Pelayanan
Rawat Jalan adalah salah satu fasilitas yang di sediakan oleh hampir seluruh Rumah Sakit di
Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Rawat Jalan perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien Rawat Jalan RS. PKU Muhammadiyah
Sekapuk.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan Rawat Jalan di
RS. PKU Muhammadiyah Sekapuk harus berdasarkan standar pelayanan Rawat Jalan RS.
PKU Muhammadiyah Sekapuk.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Ruang Dewasa Umum meliputi :
1. Pasien dengan kasus penyakit Dalam,penyakit Saraf.
2. Pasien dengan kasus menular atau isolasi

C. Batasan Operasional
1. Ruang Dewasa umum
Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan dan disesuaikan dengan kemamapuan Rumah
Sakit tipe D
2. Ruang Pos Perawat
Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan
keperawatan ( pre dan post conference , pengaturan jadwal), dokumentasi sampai
dengan evaluasi pasien.
3. Ruang Konsultasi
Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya.
D. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993 tentang
berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE / VII / 1991
Tentang Pedoman Pelayanan Rawat Jalan
4. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
5. Undang – undang No 44 Tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Instalasi Rawat Jalan adalah :

No Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan


Formal

1 Ka Ru Rawat Inap S1/D III Bersertifikat


Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
2 Perawat Pelaksana Rawat Inap S1/D III Bersertifikat
Keperawatan BLS/BTCLS/PPGD
3 Dokter Rawat Inap Dokter Bersertifikat ACLS/ATLS
Umum/spesialis

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Rawat Jalan yaitu :
1. Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 4 ( empat ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS
Kategori :
1 orang Ka Ru
1 orang penanggung jawab shift (PP)
2 orang Pelaksana (PA)

2. Untuk Dinas Sore :


yang bertugas sejumlah 3 ( tiga ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift (PP)
2 orang Pelaksana (PA)

3. Untuk Dinas malam :


yang bertugas sejumlah 3 (tiga ) orang dengan standar minimal bersertifikat BLS Kategori :
1 orang Penanggung Jawab Shift (PA)
2 orang Pelaksanaan.

C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan Jaga Perawat Ruang Dewasa Umum
a. Pengaturan jadwal dinas perawat ruang dewasa umum dibuat dan di pertanggung jawabkan
oleh Kepala ruang (Karu) ruang dewasa umum dan disetujui oleh kabag keperawatan
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat pelaksana
rawat inap setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka perawat
tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang serta
tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
d. Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift) dengan syarat
pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun, serta memiliki
sertifikat keahlian khusus.
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, libur dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang bersangkutan harus memberitahu
Karu Rawat Inap 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam sebelum dinas sore atau dinas malam.
Sebelum memberitahu Karu Rawat Inap, diharapkan perawat yang bersangkutan sudah
mencari perawat pengganti, Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat
pengganti, maka KaRu Rawat Inap akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat
yang hari itu libur.
g. Apabila ada tenaga perawat tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
( tidak terencana ), maka KaRu Rawat Inap akan mencari perawat pengganti yang hari itu
libur.

4
h. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift
sebelumnya wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal dinas perawat Rawat
Inap sesuai SOP terlampir).

2. Pengaturan Jaga Dokter Ruang Dewasa Umum


Dokter yang jaga di rawat dewasa umum adalah dokter yg bertugas di UGD

3. Jadwal Dokter Konsulen


a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Kabag Yanmed
b. Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 3 bulan serta sudah diedarkan ke unit
terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga di mulai.
c. Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai dengan
jadwal yang telah di tetapkan maka :
1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Kabag
Yanmed atau ke petugas sekretariat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta
dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Kabag
Yanmed atau ke petugas sekretariat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk
dokter jaga konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka
Kabag Yanmed wajib untuk mencarikan dokter jaga konsulen pengganti.( Prosedur
pengaturan jadwal jaga dokter konsulen sesuai SOP terlampir)

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Poli radiologi + saraf Laborat R. perawat HCU Multazam 5 Multazam 6

Arofah 1 Arofah 2 pendaftaran Kasir + Apotek Poli SPPD Multazam 2 Multazam 3

Poli paru

Mina / isolasi
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana
Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Sekapuk berlokasi di lantai I gedung utama
yang terdiri dari ruangan klinik umum, klinik spesialis paru, klinik penyakit dalam, KIA,
klinik gigi, klinik anak, klinik saraf, klinik radiologi.
Ruangan Rawat Inap terdiri dari 24 ( dua puluh ) tempat tidur Arofah 1 dan 2 (kelas
3) berjumlah 10 TT, Multazam 6 (kelas 2) berjumlah 4 TT, Multazam 5 (kelas 1) berjumlah
3 TT, HCU berjumlah 2 TT, Mina/isolasi (kelas 3) berjumlah 3 TT.
2. Kapasitas dan fasilitas
No Nama ruangan Kapasitas Fasilitas
1. Multazam 2 & 3 1 bad 1. Bad pasien
2. Extra bad
3. Kulkas
4. AC
5. TV
6. Kamar mandi dalam
7. Telepon panggilan perawat
8. Meja kursi tamu
9. 1 almari kaca
10. Welcome drink

2. Multazam 5 3 bad 1. 3 bad pasien


2. Kamar mandi dalam
3. AC
4. TV
5. 3 kursi
6. 3 almari

3. Multazam 6 4 bad 1. 4 bad pasien


2. 2 almari kaca
3. 4 kursi
4. Kamar mandi dalam
5. 2 Kipas angin

4. Arofah 1 & 2 10 bad pasien 1. 10 bad pasien


2. 4 kipas dinding
3. 10 kursi

6
4. Kamar mandi dalam
5. 10 almari

5. Mina / isolasi 3 bad 1. 3 bad pasien


2. 3 kursi
3. 3 almari
4. 2 kipas angin
5. Kamar mandi dalam

6. HCU 2 bad 1. 2 bad pasien


2. 2 monitor
3. 2 syring pump
4. 2 almari
5. Washtafle
6. Kamar mandi dalam
7. 1 Antiseptic jel

3. Peralatan
Peralatan yang tersedia di RDU mengacu kepada buku pedoman pelayanan Rawat Inap
Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien Rawat Inap
Alat yang tersedia di ruangan klinik harus sesuai dengan yang di butuhkan oleh dokter spesialis
a. Alat – alat untuk ruang Ruang Dewasa Umum
1) Tensi meter ( 2 buah ) di rawat inap dewasa
2) Oxygen lengkap dengan flow meter.
3) Termometer ( 1buah )
4) Stetoskop ( 2 buah ).
5) Nebulizer ( 2 buah )
6) Kursi Roda ( 2 buah)
7) Pinset anatomi (2 buah)
8) Gunting (1 buah)
9) Bak instrument (1 buah )
10) Klem 1 buah
11) Ambu bag
12) 2 Monitor
13) 2 Syring pump
14) ECG
15) Gunting kasa (1 buah)
16) SPO2 (1buah)

4. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RS PKU Muhmmdiyah Sekapuk saat ini memiliki
3 ( tiga ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi Rawat Jalan dan bagian umum.

C. Fasilitas & Sarana untuk Ambulance


1. Perlengkapan Ambulance
a. Ac
b. Sirine
c. Lampu rotater
d. Sabuk pengaman
e. Sumber listrik / stop kontak
f. Lemari untuk alat medis
g. Lampu ruangan
h. Wastafel
2. Alat & Obat
a. Tabung Oksigen ( 1 buah )
b. Mesin suction ( 1 buah )
c. Monitor EKG 1 buah )
d. Stretcher ( 1 buah )
e. Scope ( 2 buah )

7
f. Piala ginjal ( 5 buah )
g. Tas Emergency yang berisi :
1) Obat – obat untuk life saving
2) Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 10 kolf )
3) Senter ( 2 buah )
4) Stetoskop ( 3 buah )
5) Tensimeter ( 1 buah )
6) Piala ginjal ( 5 buah )
7) Oropharingeal air way
8) Gunting verban ( 2 buah )
9) Tongue Spatel ( 1 buah )
10) Reflex hummer ( 2 buah )
11) Infus set ( 1 buah )
12) IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
13) Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Tata Laksana Pendaftaran Pasien


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat RDU
b. Petugas Admission
2. Perangkat Kerja
a. Status Medis
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien RDU
a. Pendaftaran pasien yang datang ke Rawat Inap dilakukan oleh pasien /
keluarga dibagian admission.
b. Bila keluarga tidak ada petugas RDU bekerja sama dengan securiti untuk
mencari identitas pasien

B. Tata Laksana Sistem Komunikasi RDU


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Petugas Operator
b. Dokter / perawat RDU
2. Perangkat Kerja
a. Pesawat telpon
b. Hand phone
3. Tata Laksana Sistim Komunikasi RDU
a. Antara Rawat Inap dengan unit lain dalam RS PKU Muhammadiyah Sekapuk adalah
dengan nomor extension masing-masing unit.
b. Antara Rawat Inap dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait dengan
pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telephone langsung dari
RDU melalui operator
c. Antara RDU dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan pesawat
telephone dan handphone.
d. Dari luar RS PKU Muhammadiyah Sekapuk dapat langsung melalui operator.
4. Tata Laksana Pelayanan Rawat Inap
a. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admission.
b. Dokter jaga RDU melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan
menentukan prioritas penanganan.
c. Prioritas ketiga ( menular dan tidak menular ) yaitu memerlukan pelayanan di ruang
isolasi atau di non isolasi.
C. Tata Laksana Pengisian Informed Consent
1. Petugas Penangung Jawab
Dokter jaga RDU
2. Perangkat Kerja
Formulir Persetujuan Tindakan
3. Tata Laksana Informed Consent
a. Dokter RDU yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed
consent pada pasien / keluarga pasien.
b. pasien menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh perawat.
c. Setelah diisi dimasukkan dalam status medik pasien.

D. Tata Laksana transportasi Pasien


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat RDU
b. Supir Ambulan
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Alat Tulis
3. Tata Laksana Transportasi Pasien RDU
a. Bagi pasien Rawat Inap yang memerlukan penggunaan ambulan RS PKU
Muhammadiyah Sekapuk sebagai transportasi, maka perawat terkait menghubungi tim
ambulan.

9
b. Perawat menuliskan data-data / penggunaan ambulan (nama pasien ruang Rawat Jalan,
waktu penggunaan & tujuan penggunaan
c. Perawat Rawat Jalan menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan
kendaraan
d. Perawat Rawat Jalan menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

E. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat RDU
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Handphone
3. Tata Laksana Sistim Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
a. Perawat yang mendampingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi pasien
yang akan dibawa, kepada perawat Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Sekapuk.
b. Isi informasi mencakup :
1) Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda vital )
2) Peralatan yang diperlukan di Rawat Inap ( suction, monitor, syringe pump )
3) Kemungkinan untuk dirawat di unit intensive care unit
4) Perawat Rawat Inap melaporkan pada dokter jaga Rawat Inap & PJ Shift serta
menyiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan laporan yang diterima dari
petugas ambulan.

E. Tata Laksana Sistem Rujukan


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Dokter RDU
b. Perawat RDU
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Formulir persetujuan tindakan
c. Formulir rujukan
3. Tata Laksana Sistim Rujukan RDU
a. Alih Rawat
1) Perawat RDU menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
2) Dokter jaga RDU memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan
mengenai keadaan umum pasein.
3) Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat Rawat Jalan
menghubungi RS PKU Muhammadiyah Sekapuk / ambulan sesuai kondisi pasien
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent
2) Perawat Rawat Jalan menghubungi rumah sakit rujukan
3) Perawat Rawat Jalan menghubungi petugas ambulan RS PKU Muhammadiyah
Sekapuk
c. Spesimen
1) Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
2) Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
3) Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan ke petugas laboratorium
4) Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju

10
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian
Tidak Diharapkan ( KTD )

C. Standar Keselamatan Pasien


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

D. Kejadian Tidak Diharapkan ( Ktd )


a. ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan
medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah

b. KTD yang tidak dapat dicegah


a. Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir

c. KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )


b. Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :
1) Karena “ keberuntungan”
2) Karena “ pencegahan ”
3) Karena “ peringanan ”

d. KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

11
e. KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

f. TATA LAKSANA
a) Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b) Melaporkan pada dokter jaga Rawat Jalan
c) Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
d) Mengobservasi keadaan umum pasien
e) Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden Keselamatan”

12
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih tinggi
karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15
tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25%
terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan
penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang sangat
bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke
masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi
(misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman
karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama peralatan
menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan pada
pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan
hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan
hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak
dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran
infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau
“Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi
ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung
dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan
infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari
resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan
tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

C. Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

D. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga
higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut
dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu: Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
a. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
b. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
c. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
d. Pengelolaan limbah dan sanitasi

13
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang di gunakan di rumah sakit pku muhammadiyah Sekapuk dalam
memberikan pelayanan adalah
1. Pemberi pelayanan di rawat inap adalah dokter spesialis
2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap 100%
3. Jam visit dokter setiap hari kerja jam 08.00 wib dan jam 19.00 wib

14

Anda mungkin juga menyukai