Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA
Jl. Simpang gadis kelurahan Tugusari kec. Sumberjaya
Tlpn.082179678499, Email:pkmsby@Gmail.com, Kode pos: 34571

Nomor Dokumen PED/UKP/001/2023


Tanggal Terbit 24/Maret/2023
Revisi 00

PEDOMAN PENYELENGGARAN UKP,


KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM
UPTD. PUSKESMAS SUMBERJAYA

DISAHKAN OLEH :

Kepala UPTD. Puskesmas Sumberjaya PJ UKP, Kefarmasian dan Laboratorium

dr. Ni Nyoman K. Kusumayani dr. Ni Made Ewik Septiani


NIP. 197701032006042004 NIP. -
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR
FASILITAS A. Denah
Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA
PELAYANAN A. Lingkup
Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
KEGIATAN/PROGRAM BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU BAB IX PENUTUP
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, telah
terselesaikannya penyusunan Pedoman Penyelenggaraan UKP, Kefarmasian, dan
Laboratorium di UPTD. Puskesmas Kuta II. Penyusun mengucapkan terimakasih yang
sebesar besarnya kepada tim UKP yang telah membantu dalam penyelesaian
Pedoman Penyelenggaraan UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium UPTD. Puskesmas
Kuta Sumberjaya ini. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP
adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Dengan
terselesaikannya pedoman ini diharapkan, penyelenggaraan UKP, Kefarmasian, dan
Laboratorium di UPTD. Puskesmas Sumberjaya dapat terlaksana dengan lebih baik
teratur dan optimal.

Demikian kata pengantar ini kami buat dengan Pedoman Penyelenggaraan UKP,
Kefarmasian, dan Laboratorium di UPTD. Puskesmas Sumberjaya dapat digunakan
sesuai dengan kemampuan dan profesi , semoga senantiasa mendapatkan bimbingan
dari Tuhan Yang Maha esa. Akhir kata, kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha
Esa, kami selaku tim penyusun tidak menutup adanya kritik dan saran sebagai bentuk
perbaikan bagi pedoman yang kami susun ini.

Legian, 24 Maret 2023


PJ UKP
Kefarmasian, dan Laboratorium

dr. Ni Made Ewik Septiani


NIP.

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas,
merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang berperan penting
dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya. Dengan diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2019
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas wajib untuk melakukan upaya
kesehatan yang meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama yang tetap mengutamakan pelayanan
kesehatan yang bersifat Promotif dan Preventif selain Kuratif dan rehabilitatif.
Upaya kesehatan perseorangan yang disebut UKP adalah suatu kegiatan dan
atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditunjukkan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.
Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang
memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut
dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional
menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis
obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau,
puskesmas yang efektif dan efisien sehingga terlaksana penyelenggaraan
kesehatan yang berkesinambungan. Dengan terselenggaranya upaya kesehatan
yang bermutu dan sesuai standar akan tercapainya target indikator kesehatan
masyarakat dan perseorangan yang dibuktikan adannya perbaikan dan peningkatan
capaian target seperti penurunan angka kesakitan penyakit dan permasalahan
prioritas nasional ataupun sesuai permasalahan di wilayah kerja yang ditangani.
Dalam penyelenggaraannya, diperlukan dukungan sumber daya yang memadai baik
dalam jenis, jumlah maupun fungsi dan kompetensinya sesuai standar yang
ditetapkan dan tersedia tepat waktu, dan dikelola dengan baik sehingga tidak
menghambat jalannya pelayanan yang akan dilaksanakan.
Penyusunan pedoman penyelenggaraan UKP, Kefarmasian, dan
Laboratorium diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada penanggung
jawab layanan, koordiator layanan dan staf puskesmas yang bertugas di
layanan agar dapat terlaksana secara maksimal.

1
B. Tujuan Pedoman
Pedoman Penyelenggaraan UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium Puskesmas
Kuta II bertujuan untuk menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kepada pasien
rawat jalan baik pasien anak maupun dewasa sehingga dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan.

C. Sasaran Pedoman
Yang menjadi sasaran pedoman ini adalah petugas medis dan paramedis yang
diberikan kewenangan melakukan pelayanan di Layanan UPTD Puskesmas Kuta II.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup pedoman ini yaitu kegiatan dalam gedung Puskesmas dan
kegiatan luar gedung Puskesmas.

E. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pasien rawat jalan adalah pasien puskesmas yang setelah mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.

2
BAB II STANDAR
KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perseorangan, Kefarmasian dan Laboratorium Puskesmas, seluruh pegawai/staf
UPTD. Puskesmas Kuta II ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Perseorangan, Kefarmasian dan Laboratorium. Kepala Puskemsas
sebagai pimpinan puskesmas bertanggung jawab penuh dalam penyelenggaraan
kegiatan Upaya Kesehatan Perseorangan, Kefarmasian dan Laboratorium di UPTD.
Puskemsas Kuta II. Dalam pergerakan dan pengawasannya termasuk
monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan oleh pegawai/staf
yang ditunjuk sebagai Penanggung Jawab Upaya Kesehatan, Penanggung jawab
layanan dan Koordinator layanan.

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan diatur sesuai dengan Surat Keputusan Kepala UPTD.
Puskesmas Kuta II No. 3 Tahun 2023 tentang Struktur Organisasi, Persyaratan,
Wewenang dan Tanggung Jawab di UPTD. Puskemsas Kuta II. Dalam pelaksanaan
kegiatan, masing-masing penanggung jawab memiliki wewenang untuk mengatur
sumber daya manusia yang akan terlibat dalam sebuah kegitan dengan tetap
mempertimbangkan kompetensi, kemampuan dan beban kerja.

B. Jadwal Kegiatan
Unit Layanan Pendaftaran, Mitigasi, Umum, Layanan KIA/KB/imunisasi,
Layanan infeksius, Layanan Gigi, Layanan PDP/VCT/IMS/Prep, Layanan
Laboratorium, Layanan Farmasi dan Puskesmas Pembantu Seminyak
melayani pasien pada hari kerja yaitu :
a. Hari senin sampai Kamis melayani pasien mulai jam 08.00 sampai jam
12.00. b. Hari jumat melayani pasien mulai jam 08.00 sampai jam 11.00
c. Hari Sabtu pasien mulai jam 08.00 sampai 11.30 wita.
d. Hari Minggu/hari Libur Layanan tidak melayani pasien.

Layanan UGD/Tindakan melayani pasien setiap hari selama 24jam.

Setiap hari yang bertugas di masing-masing layanan sesuai dengan jadwal


yang telah dibuat koordiator profesi setiap bulan.

3
BAB III STANDAR
FASILITAS

A. Denah Ruang
Gambar 1. Denah Keseluruhan Puskesmas Induk UPTD. Puskesmas Kuta II

Gambar 2. Denah Lantai 2 Gedung Induk UPTD. Puskesmas Kuta II

Gambar 3. Denah Lantai 1 Gedung Induk UPTD. Puskesmas Kuta II

4
Gambar 4. Denah Gedung Infeksius UPTD. Puskesmas Kuta II

B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan UKP,
Kefarmasian dan Laboratorium Puskesmas meliputi :
1. Sarana dan Prasarana : Meja, Kursi, Bed Pasien, Sound sistem, Laptop atau
PC, Printer.
2. Peralatan
Peralatan yang diperlukan disesuaikan dengan kebutungan masing-
masing layanan.
3. Bahan Habis Pakai dan Bahan Medis Habis Pakai
4. Form Rujukan Internal, Form permintaan pemeriksaan Lab, Kertas
resep, Informed consent, Form Monitoring Rujukan.

5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
2. Kegiatan di Luar Gedung
3. Dokumentasi

B. Metode
Metode pemeriksaan layanan di Puskesmas menggunakan metode
pemeriksaan fisik dan penunjang diagnostik jika diperlukan. Alat yang digunakan
untuk pemeriksaan fisik yaitu tesimeter, stetoskop, metline, thermometer, senter,
timbangan,

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Persiapan ruangan
Persiapan alat – alat pemeriksaan
b. Penatalaksanaan pasien
1) Memanggil pasien berdasarkan nama dan nomor urut
2) Melakukan kajian awal klinis, bagi pasien baru dan pasien yang
belum pernah dilakukan kajian awal
3) Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital
dan tatalaksana penderita
4) Menegakan diagnosa sesuai dengan hasil anamnesa dan pemeriksaan
5) Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
6) Melakukan rujukan internal bila diperlukan
7) Melakukan rujukan kasus spesialistik
8) Menerbitkan surat keterangan sakit yang ditandatangani dokter,
bila diperlukan
9) Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai
pedoman c. Selesai pelayanan
Mencuci tangan sesuai prosedur
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Penyuluhan kesehatan
b. Penjaringan penyakit
c. Screening penyakit tertentu

6
3. Dokumentasi
a. Kegiatan di dalam gedung
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
1) Ditulis dalam Buku Register
2) di-input dalam sistem E-Puskesmas atau Pcare BPJS melalui
Komputer b. Kegiatan di luar gedung
1) Buku tugas luar

7
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui
perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas
rawat jalan atas dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di rawat
jalan. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah
dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya
klinis Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN

Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu :


1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
2. Komunikasi efektif
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
4. Tidak terjadinya prosedur tindakan medis dan keperawatan
5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
6. Tidak terjadinya pasien jatuh

Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah
1. Identifikasi pasien secara benar
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
a. Pasien diidentifikasi menggunakan minimal dua identitas pasien, seperti nama
pasien dan tanggal lahir pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat, sebelum memberikan
perawatan atau prosedur lainnya, sebelum mengambil darah, dan specimen lain
untuk keperluan pemeriksaan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:
1) Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
sebelum melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh : ”Nama
bapak siapa?” “Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak”.
2) Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat
ditanyakan kepada pengantar pasien.
2. Meningkatan komunikasi yang efektif
Cara komunikasi yang efektif di puskesmas:
a. Menggunakan teknik SBAR (Situation – Background – Assessment –
Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
1) Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
2) Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini.
3) Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
4) Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat ini.
b. Komunikasi Verbal (Write down/tulis, Read back/baca kembali)

1) Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima
instruksi/ laporan.

9
2) Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali
oleh penerima instruksi/ laporan.
3) Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh
individu pemberi instruksi/ laporan.
4) Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike Sound
Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya
: UBRETID
S Situasi

Saya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan


lokasi)………….

Masalah yang ingin disampaikan…..

Tanda- tanda vital :

B Background/ latar belakang

Status mental pasien :

Kulit:…

Alat Bantu…

A Assesment/ Penilaian

Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakan


penilaian anda.

R Rekomendasi

Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)

Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?

Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…

3. Meningkakan keamanan penggunaan obat yang perlu diwaspadai


Obat- obatan yang perlu diwaspadai adalah : NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip.
Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:
a. Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi
penandaan
yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
b. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori
LASA.

10
c. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.
d. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima /
memberi instruksi
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada di Puskesmas:

1. Diazepam
2. Obat Psikotropika
a. Chlorpromazine
b. Alprazolam
c. Amphetamine
3. Antiaritmia
a. Digoxin
4. Obat antagonis adrenergik
a. Efinefrin
b. Norefineprin
5. Sound Alike Look Alike Drugs
4. Penerapan 7 benar dalam pemberian obat
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:
a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui
umum. b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang
efektif.
Semua petugas di puskesmas termasuk dokter melakukan kebersihan tangan
pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sesudah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan asepsis
4. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. Handwash : dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
2. Handrub : dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30
detik c. Alat Pelindung Diri
Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala,
kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung.

11
6. Pengurangan resiko cedera akibat pasien jatuh
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
a. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
b. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh pasien
guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan dan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pelaksanaanya dapat
dilakukan melalui kegiatan pengenalan potensi bahaya dan pengendalian resiko K3 di
Puskesmas, penerapan kewaspadaan standar, penerapan prinsip ergonomic,
pemeriksaan kesehatan berkala, pemberian imunisasi, pembudayaan hidup bersih dan
sehat, pengelolaan sarana dan prasarana dari aspek K3, pengelolaan peralatan medis,
kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat/ bencana, pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun, pengelolaan limbah domestik.
A. Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian resiko K3 dilaksanakan melalui
identifikasi potensi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian resiko.
B. Penerapan kewaspadaan standar dilakukan dengan melakukan cuci tangan
sesuai dengan standar, menggunakan alat pelindung diri, pengelolaan jarum dan
alat tajam untuk mencegah perlukaan, pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
C. Penerapan prinsip ergonomi dapat berupa menghindari posisi kerja yang janggal,
memperbaikai cara kerja dan posisi kerja, mengatur waktu kerja, melakukan
pekerjaan dengan sikap tubuh dalam posisi netral atau baik, menggunkan alat
bantu.
D. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setiap 1 tahun sekali yang diikuti oleh
seluruh pegawai, pemeriksaan kesehatan berkala meliputi pemeriksaan GDS,
kolesterol dan asam urat.
E. Pemberian imunisasi diberikan kepada pegawai yang memiliki resiko
tertular penyakit infeksi saat melakukan pelayanan. Contohnya pemberian vaksin
Hepatitis pada Dokter, Perawat dan Bidan.
F. Pembudayaan hidup bersih dan sehat yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang dilakukan di Puskesmas sebagai upaya untuk membudayakan
pegawai agar mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan
Puskesmas yang sehat. PHBS di Puskesmas antara lain: menggunakan Alat
Pelindung Diri sesuai pekerjaannya, tidak merokok di tempat kerja, melakukan
aktivitas fisik dan olahraga secara teratur, mengonsumsi makanan dan minuman
yang sehat, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, membuang sampah pada tempatnya.
G. Pengelolaan sarana dan prasarana meliputi melakukan pengawasan dan
pemeliharaan gedung, melakukan perbaikan gedung yang rusak, melakukan
pengawasan pada prasarana meliputi instalasi listrik, sistem pencahayaan dan
ventilasi, sistem komunikasi (wifi).

13
H. Pengelolaan peralatan medis yang dimaksud yaitu memastikan tersedianya daftar
inventaris seluruh peralatan medis, memastikan penandaan pada peralatan medis
yang digunakan dan yang tidak digunakan,m emastikan dilakukan uji fungsi dan uji
coba peralatan, memastikan dilaksanakanya kalibrasi secara berkala, memastikan
dilakukan pemeliharaan pada peralatan medis, memastikan penyimpanan peralatan
medis dan penggunanya sesuai standar prosedur operasional
I. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat/ bencana/ kebakaran dilengkapi
dengan adanya tanda titik aman berkumpul, jalur eavakuasi saat terjadinya
bencana, tersedianya APAR
J. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. Aspek keselamatan dan
kesehatan kerja yang harus di lakukan dalam pengelolaan bahan dan limbah B3:
Indentifikas dan inventarisasi bahan dan limbah B3, memastikan adanya
penyimpanan bahan sesuai dengan karekteristik, sifat, dan jumlah, tersediannya
sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3, tersedianya sarana
keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit, rambu dan simbol B3, dan lain
lain, tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada
proses kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3
K. Pengelolaan limbah domestik. Limbah domestik merupakan limbah yang berasal
dari kegiatan non medis seperti kegiatan dapur, sampah dari pengunjung, sampah
pepohonan dan lain-lain yang tidak mengandung kuman infeksius. Pengelolaan
limbah domestik harus memperhatikan hal hal sebagai berikut: penyediaan tempat
sampah dan dilengkapi oleh tutup, tempat sampah dilapisi oleh kantong
plastik hitam, penyediaan masker, sarung tangan bagi petugas kebersihan, cuci
tangan memakai sabun setelah mengelola sampah, apabila terkena benda
tajam atau cidera akibat buangan sampah, diharuskan untuk melapor
kepada petugas kesehatan untuk dilakukan investigasi kemungkinan
terjadinya infeksi dan melakukan tindakan pencegahan seperti pemberian vaksin
Tetanus Toksoid (TT) kepada petugas kebersihan

14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu


sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai
mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada
pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan
langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya
berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat
tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian
mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan
kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
Pada semua unit Layanan Puskesmas Kuta II selalu dilakukan survey kepuasan
pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan di Puskesmas
Kuta II. Hasil dari survey pelanggan di analisa sehingga dapat merumuskan follow up
dari permasalahan yang ada.
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu dan
Keselamatan Pasien untuk segera di follow up bersama-sama dengan Anggota Tim
Mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Kuta II.
Memberi pelayanan sesuai dengan acuan yang ditetapkan yaitu SK no 62 Tahun
2023 tentang Layanan Klinis, Panduan Praktik Klinis Dokter, dan SOP terkait di
masing- masing layanan.

15
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini dibuat sebagai acuan bagi pegawai/staff puskesmas dalam


melaksanakan pelayanan di layanan UPTD Puskesmas Kuta II. Keberhasilan
pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap standar
dan prosedur yang ditetapkan sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya.

16

Anda mungkin juga menyukai