Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BAGENDIT
JL. K.H Hasan Arif No.10 Desa Banyuresmi Kecamatan Banyuresmi Kab. Garut
Tlp. (0262) 2443001 E-mail : puskesmasbagendit2017@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT
Nomor : ........./SK/PKM.BGT/..../2017

TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN UPAYA
KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
UPT PUSKESMAS BAGENDIT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT,

Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan


(UKP) Puskesmas, perlu disusun pedoman yang jelas di
Puskesmas, sehingga setiap karyawan yang memegang
posisi baik pimpinan, penanggung jawab maupun
pelaksana akan melakukan tugas sesuai dengan pedoman
yang diberikan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dipandang pelu ditetapkan keputusan Kepala
UPT Puskesmas Bagendit tentang penetapan Pedoman
Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan UPT Puskesmas
Bagendit;
Mengingat : 1. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 44
tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 46
2

tahun 2015 tentang akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,


Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan tempat praktik
mandiri dokter gigi;
4. Peraturan Bupati Garut nomor 27 tahun 2016 tentang
Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Garut;
5. Peraturan Bupati Garut nomor 27 tahun 2016 tentang;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT
TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PELAYANAN UPAYA
KESEHATAN PERORANGAN (UKP) UPT PUSKESMAS
BAGENDIT.
KESATU : Menetapkan Pedoman Pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan UPT Puskesmas Bagendit terlampir pada surat
keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ……….
Pada tanggal : ……….
KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT,

Drs Kadar Wilasmana, SKM., M.Si


Pembina
NIP. 19640502 198803 1 005
3

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : /SK/ PKM.BGT/ /2017

TENTANG PENETAPAN PEDOMAN


PELAYANAN UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN (UKP) UPT PUSKESMAS
BAGENDIT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk
masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah
puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta
masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung awab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan
kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif
(pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan
rehabilitative (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia. Dalam hal ini Puskesmas
dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para
pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana
kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan
serta pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan
4

mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa


pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas
pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan,
terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah
diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai
dengan harapan atau belum. Olehnya itu puskesmas sangat
dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
yang berkualitas bagi masyarakat di wilayah kerjanya.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi
petugas kesehatan di UPT Puskesmas Bagendit dalam
menyelenggarakan kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan UPT
Puskesmas Bagendit. Sehingga penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana serta
memperoleh hasil sesuai yang diharapkan
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman penyelenggaran UKP UPT Puskesmas
Bagendit adalah petugas pelaksana UKP yang meliputi :
1. Pelaksana Pelayanan Loket Pendaftaran
2. Pelaksana Pelayanan Kasir
3. Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Umum Dewasa
4. Pelaksana Pelayanan Pemeriksaan Umum Lansia
5. Pelaksana Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
7. Pelaksana Pelayanan MTBS dan MTBM
8. Pelaksana Pelayanan Penyakit Jiwa
9. Pelaksana Pelayanan UGD
10. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
11. Pelaksana Pelayanan PONED
12. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
13. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
14. Pelaksana Pelayanan Rujukan
15. Pelaksana Pelayanan Konseling
D. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perorangan di UPT. Puskesmas Bagendit meliputi pelayanan di
dalam gedung dan di luar gedung.
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Pelayanan Loket Pendaftaran
5

b. Pelayanan Kasir
c. Pelayanan Pemeriksaan Umum Dewasa
d. Pelayanan Pemeriksaan Umum Lansia
e. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Pelayanan KIA/KB
g. Pelayanan MTBS dan MTBM
h. Pelayanan Penyakit Jiwa
i. Pelayanan UGD
j. Pelayanan Rawat Inap
k. Pelayanan PONED
l. Pelayanan Laboratorium
m. Pelayanan Kefarmasian
n. Pelayanan Rujukan
o. Pelayanan Konseling
2. Pelayanan Luar Gedung
a. Puskesmas Keliling
b. Posyandu Lansia
c. Posbindu
E. Batasan Operasional
Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan perorangan, kefarmasian dan laboratorim. Pedoman
ini hanya mengatur penyelenggaraan pelayanan UKP pada UPT
Puskesmas Bagendit.
F. Landasan Hukum
1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Tenaga
Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas Klinik Pratama Tempat Praktek
Mandiri Dokter
6

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya Manusia

Sumber daya utama yang diperlukan untuk


penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas
Bagendit adalah Sumber Daya Manusia (SDM Kesehatan). Yang
dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job
spesifikasi, yaitu minimal golongan/jabatan, masa kerja
minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai
performance (kinerjanya), dan standar kompetensi. Jenis dan
jumlah tenaga kesehatan dihitung berdasar analisa beban
kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, luas
wilayah kerja, dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama lainnya di wilayah kerja.
Kualifikasi Ketenagaan Pelaksana UKP
di UPT Puskesmas Bagendit
Nama Unit Kualifikasi
NO Jumlah
Pelayanan Status Pendidikan Pelatihan
1 Pelayanan Loket D III Rekam
Pendaftaran Medis
SMA Pelatihan
Pendaftaran

2 Pelayanan Kasir SMA


3 Pelayanan Dokter
Pemeriksaan Umum
Umum Dewasa
7

D III
Keperawatan
4 Pelayanan
Pemeriksaan
Umum Lansia
5 Pelayanan
Kesehatan Gigi
dan Mulut
6 Pelayanan
KIA/KB
7 Pelayanan MTBS
dan MTBM
8 Pelayanan
Penyakit Jiwa
9 Pelayanan UGD
10 Pelayanan Rawat
Inap
11 Pelayanan
PONED
12 Pelayanan
Laboratorium
13 Pelayanan
Kefarmasian
14 Pelayanan
Rujukan
15 Pelayanan
Konseling

B. Distribusi Ketenagaan Upaya Kesehatan Perorangan


Distribusi Ketenagaan Pelaksana UKM di UPT Puskesmas
Bagendit

Nama Unit Puskesmas


No Jenis Tenaga
Pelayanan Wajib Ada Kekurangan

C. Jadwal kegiatan Upaya perorangan


Jadwal Kegiatan Upaya perorangan di UPT Puskesmas Bagendit
8

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Upaya kesehatan Senin s/d Kamis


Perorangan dalam 07.30-14.30
Pelaksanaan UKP
gedng
Jumat keluar gedung
07.30 s/d 13.00 dilakukan diluar

Sabtu jadwal rapat rutin

07.30 s/d 13.30 puskesmas

2 Upaya kesehatan Senin s/d Sabtu


Perorangan luar
07.30 – 09.00
gedung
WITA

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang Pelayanan UKP

Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat


9

B. Standar Fasilitas Upaya Kesehatan Perorangan


Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang optimal, efektif dan
efisien di Puskesmas. Peralatan kesehatan di Puskesmas harus
memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan,
memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dan diuji serta dikalibrasi secara berkala oleh institusi
penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. Standar peralatan
Upaya Kesehatan perorangan di UPT Puskesmas Bagendit
mengacu pada standar peralatan puskesmas berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

A. STRATEGI
1. Indikator Input
10

- Sumber Daya Manusia


- Sarana Prasarana
- Dana
- Pedoman kerja / SOP
- Dukungan administrasi
2. Indikator Proses
- Pendataan sasaran
- Perencanaan kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
- Monitoring dan evaluasi kegiatan
- Pelaporan kegiatan
- Perencanaan tindak lanjut
3. Indikator Output
- Pelaporan kegiatan
- Penilaian kinerja
B. KEGIATAN
1. Pelayanan Kesehatan
 Loket
 Pengobatan
 UGD
 KIA/ KB
 MTBS dan Imunisasi
 Farmasi
 Pelayanan Gigi
 Laboratorium
 Konseling gizi
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
- Inspeksi kesling pada tempat-tempat umun, tempat
pengelolaan makanan, dan sarana air minum
- Pemicuan melalui Sanitasi total berbasis masyarakat
- Pembinaan pasca pemicuan STBM
- Pengambilan sampel air
11

BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta


proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan,
12

penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari


manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat
dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang
dibutuhkan secara efisien. Manajemen logistik Upaya Kesehatan
Perorangan UPT. Puskesmas Bagendit adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
a) Perencanaan pelayanan klinis dan perencanaan pelayanan
terpadu ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang
dinyatakan dalam bentuk diagnosis
b) Dalam penyusunan perencanaan pelayanan klinis harus
dipandu oleh SK Kepala UPT Puskesmas Bagendit tentang
Penyusunan Rencana Klinis dan SOP Penyusunan
Perencanaan Layanan Medis sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan
c) Dalam penyususnan rencana pelayanan terpadu harus
dipandu oleh SK Kepala UPT Puskesmas Bagendit tentang
Pelayanan Terpadu sesuai dengan standar pelayanan yang
ditetapkan
d) Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus
mengetahui kebijakan dan prosedur penyusunan layanan
klinis serta menerapkannya dalam penyusunan rencana
terapi dan/rencana layanan terpadu
e) Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam
melakukan perencanaan pelayanan harus melibatkan
pasien. Perencanaan layanan klinis yang disusun untuk
setiap pasien harus ada kejelasan tujuan yang ingin
dicapai. Penyusunannya harus mempertimbangkan
kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan tata nilai
budaya pasien. Rencana layanan yang disusun juga
memuat pendidikan / penyuluhan pasien sesuai dengan
SOP Pendidikan / Penyuluhan pasien
f) Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia,
pasien/keluarga diperbolehkan untuk memilih
tenaga/profesi kesehatan sesuai SK Kepala UPT Puskesmas
Bagendit tentang hak dan kewajiban pasien
13

g) Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang


melibatkan tim kesehatan. Rencana layanan meliputi
tujuan layanan yang akan diberikan, pendidikan kesehatan
bagi pasien dan/ keluarga, jadwal kegiatan, sumber daya
yang akan digunakan dan kejelasan tanggung jawab tiap
anggota tim kesehatan dalam melaksanakan layanan.
Layanan dilakukan secara paripurna dan dilakukan sesuai
SOP Layanan Terpadu. Rencana yang disusun
mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan sumber daya
manusia dan sejak awal mempertimbangkan risiko yang
akan dialami psien termasuk efek samping pengobatan
(SOP Pemberian Informasi dan efek samping dan risiko
pengobatan)
h) Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam
medis. Perubahan layanan didasarkan atas perkembangan
pasien dan didokumentasikan.
B. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
a) Pasien/pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap
pengambilan keputusan dalam layanan klinis, yaitu dengan
cara memberikan informed concent.
b) Untuk menyetujui/memilih tindkan, pasien harus diberikan
penjelasan/ konseling tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pelayanan yang direncanakan, karena diperlukan
untuk suatu keputusan persetujuan.
c) Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu
dalam proses pelayanan baik itu ketika pasien masuk rawat
inap dan sebelum suatu tindakan pengobatan yang berisiko
dan dilaksanakan sesuai SOP Informed Concent. Pasien
dan/ keluarga dijelaskan tentang tes/ tindakan, prosedur,
dan pengobatan mana yang memerlukan persetujuan baik
lisan maupun menandatangani formulir.
d) Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama
pasien, dapat memutuskan untuk tidak melanjutkan
pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan dimulai,
14

termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan


yang lebih memadai.
 Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan
keluarganya tentang hak mereka untuk membuat
keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan
tangguang jawab mereka berkenaan dengan
keputusan tersebut. (SK Kepala Puskesmas tentang
hak dan kewajiban pasien, SOP tentang penolakan
pasien untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan)
 Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternative
pe;ayanan dan pengobatan.
C. Pembeliian / pengadaan barang terkait pelayanan klinis
a) Pengadaan barang untuk pelayanan klinis harus
berdasarkan perencanaan yang baik sehingga sesuai
dengan kebutuhan pelayanan dan prioritas kebutuhan
b) Perencanaan yang diudah dibuat disampaikan kepada
Kepala Dinas Kesehatan untuk mendapatkan persetujuan
c) Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku
d) Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/ laik pakainya
peralatan medis puskesmas :
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara
teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan
penggunaan dan ketentuannya
 Melaksanakan pemeliharaan
 Melakukan inventarisasi peralatan yang harus
dikalibrasi
 Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi,
dilakukan kalibrasi sesuai peraturan perundangan
yang berlaku
D. Penyelenggaran pelayanan klinis
Bagian atau Unit Kerja melaksanakan kegiatan proses
pelayanan dalam kondisi terkendali, sesuai dengan rencana
15

yang ditetapkan dan dilaksanakan sesui SK Kepala UPT


Puskesmas Bagendit tentang Penyelenggaraan Pelayanan
E. Peningkatan Mutu Pelayanan klinis dan keselamatan pasien
a) Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu
dilakukan penilaian. Penilaian tersebut dilakukan dengan
pengukuran dan analisis terhadap indicator-indikator klinis
yang ditetapkan dengan SK Kepala UPT Puskesmas
Bagendit tentang Indikator Mutu Pelayanan Klinis Hasil dan
rekomendasi dari penilaian tersebut harus ditindaklanjuti
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis
 Penilaian hasil layanan secara kuantitatif antara lain
adalah : indicator klinik, survey kepuasan pasien
 Penilaian secara kualitatif adalah deskripsi
pengalaman pasien/ keluarga pasien, pendapat, dan
persepsi pasien terhadap pelayanan
b) Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layanan klinis
dan keselamatan menjadi tanggung jawab tenaga yang
bekerja di pelayanan klinis. Upaya peningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggung
jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan asuhan
pasien 9 dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan llain
sesuai SK Kepala UPT Puskesmas Bagendit tentang
kewajiban Semua Petugas Puskesmas Dalam Peningkatan
Mutu Puskesmas
c) Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi
permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis,
menyusun rencana perbaikan, melaksanakan dan
menindak lanjuti. Identifikasi permasalahan mutu layanan
klinis, melakukan analisis, potensi terjadinya resiko
dilakukan dengan menggunakan indicator-indikator
pelayanan klinis yang ditetapkan oleh Puskesmas dengan
acuan yang jelas. (SK Kepala UPT Puskesmas Bagendit
tentang kewajiban Petugas Dalam Peningkatan Mutu
Klinis ). Pimpinan puskesmas bersama tenaga klinis
16

melakukan evaluasi dan tindak lanut terhadap analisis dan


monitoring dan penilaian mutu klinis
d) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), yaitu cedera
atau hasil yang tidak sesuai dengan harapan, yang terjadi
bukan karena kondisi pasien tetapi oleh karena
penanganan klinis ( clinical management). Penanganan
klinis yang tidak sesuai kadang tidak menimbulkan cedera,
maka kejadian ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera
( KTC)
e) Kejadian Nyaris Cedera ( KNC) terjadi jika hamper saja
dilakukan kesalahan dalam penanganan klinis, tetapi
kesalahan tersebut tidk jadi dilakukan
f) keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis, misalnya
tempat tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai
yang licin yang beresiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi,
menimbulkan cedera. Keadaan ini disebut kondisi
berpotensi menyebabkan cedera (KPC).
g) Terdapat kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC,
KPC,KNC dan resiko dalam pelayanan klinis yaitu SK
Kepala Puskesmas tentang penanganan KTD,KTC,KPC,KNC
dan SOP penanganan KTD, KTC, KPC,KNC. Jika terjadi
KTD,KTC, dan KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut.
Resiko- resiko yang mungkin terjadi dalam pelayanaan
klinis diidentifikasi, dianalisi, dan ditindak lanjuti. Terdapat
kebijakan yaitu SK Kepala Puskesmas tentang penerapana
manajemen resiko klinis, Panduan Manajemen resiko klinis.
Pelaksanaan keselamatan pasien harus mengikuti kerangka
acuan perencanaan program keselamatan pasien.
h) Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem
pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian
pelayanan. Tenaga klinis perlu melakukan evaluasi
terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan
melakukan upaya perbaikan baik pada system pelayanan
17

maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya


keselamatan, dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang
berkelanjutan sesuai SK Kepala UPT. Puskesmas Bagendit
Tentang Indikator Perilaku Dalam Layanan Klinis.
i) Dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam
pelayanan klinis oleh tenaga klinis dalam pelayanan klinis
yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya
perbaikan yang berkelanjutan. Budaya mutu dan
keselamatan pasien diterapkan dalam pelayanan klinis. Ada
keterlibatan tenaga klinis dalam kegiatan peningkatan
murtu yang ditunjukkan dalam penyusunan indicator
untuk menilaiperilaku dalam pemberian pelayanan klinis
dan ide-ide perbaikan ( SK dan SOP tentang pdenyusunan
indicator klinis dan indicator perilaku pemberi layanan
klinis dan penilainya.)
j) Kepala puskesmas beserta jajaran berkomitmen
meningkatkan mutu layanan klinis, memfasilitasi,
mengalokasikan dan sesuai dengan ketersediaan angggaran
dan sumber daya yang ada dipuskesmas. Terdapat Rencana
Peningkatan Mutu Layanan Klinis dan Keselamatan Pasien,
Kerangka acuan peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien. Program/ kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai
rencana, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
k) Fungsi dan proses layanan klinis yang utama diidentifikasi
dan diprioritaskan dalam upaya perbaikan mutu layanan
klinis dan menjamin keselamatan.
l) Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik,
maka perlu dilakukan pembakuan standard an prosedur
layanan klinis. Standar dan prosedur tersebut perlu
disusun berdasarkan acuan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan, dan bila memungkinkan
berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang terbaik( the best
available avidence) (SK Kepala UPT. Puskesmas Bagendit
18

Tentang Penyusunan Layanan Klinis Berdasarkan Prosedur


dan Standar yang Jelas)
m) Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu
ditetapkan ukuran-ukuran mutu layanan klinis yang
menjadi sasaran peningkatan layanan klinis. Untuk
meningkatkan keseelamatan pasien perlu dilakukan
pengukuran terhadap sasaran-sarsaran keselamatan
pasieen. Indicator peengukuran keselamatan pasien
meliputi tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien,
tidak terjadi kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya
kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan,
pengurangan terjadinya resiko infeksi dipuskesmas, dan
tidak terjadinya pasien jatuh ( SK Kepala UPT Puskesmas
Nusa Penida I tentang peningkatan keselamatan).
n) Untuk mengetahui nilai keberhasilan pencapaian mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien, maka perlu
ditetapkan target ( batasan ) yang harus dicapai untuk tiap-
tiap indicator yang dipilih dengan acuan yang jelas. Untuk
monitor mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, perlu
dilakuakn pengukuran-pengukuran dengan indicator yang
telah ditetapkan secara periodic, dianalisis, untuk
menentukan strategi dan rencana perbaikan mutu layanan
klinis
o) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien hanya dapat terlaksana jika ada kejelasan siapa
yang bertanggung jawab dalam upaya tersebut. Penanggung
jawab pelaksanaan dapat dilakukandengan membentuk
timpeningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien di Puskesmas, yang mempunyai program kerja yang
jelas. Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing
anggota tim. (SK Kepala UPT. Puskesmas Bagendit Tentang
Pihak Pihak Yang Terlibat Dalam Peningkatan
MutuLayanan Klinis)
19

p) Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan


klinis dan keselamatan pasien perlu dikomunikasikan
untuk meningkatkan motivasi petugas dan meningkatkan
keberlangsungan upaya peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien. Hasil evaluasi terhadap upaya
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan motivasi
petugas dan meningkatkan keberlangsungan upaya
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.

BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Peningkatan Mutu Kinerja UPT. Puskesmas


Bagendit ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
untuk dijadikan acuan oleh segenap karyawan UPT. Puskesmas
Bagendit mulai dari level pimpinan sampai staf dalam bertindak
dan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem
manajemeen serta tugas, tanggung jawab masing-masing
sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
20

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SK Kepala UPTPuskesmas Bagendit Tentang Kebijakan Mutu


dan Keselamatan Pasien

Ditetapkan di : ……….
Pada tanggal : ……….
KEPALA UPT PUSKESMAS BAGENDIT,

Drs Kadar Wilasmana, SKM., M.Si


Pembina
NIP. 19640502 198803 1 005
21

Anda mungkin juga menyukai