Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan adalah hak asasi manusia terkandung dalam Pasal 28 UUD
1945 dan UU Kesehatan No. 23 Tahun 2009, dimana perkembangannya Kesehatan
merupakan bagian integral dari pembangunan suatu negara tujuannya adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya.
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 juga mengamanakan pada pemerintah
daerah untuk benar - benar memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan
pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh oleh setiap Negara secara
minimal. SPM ditetapkan dan diterapkan berdasarkan prinsip kesesuaian kewenangan,
ketersediaan, keterjangkauan, kesinambungan, keterukuran dan ketetapan sasaran.
Implementasi SPM akan memperkuat sisi promotif dan preventif sehingga diharapkan
berdampak pada penurunan jumlah kasus kuratif yang harus ditanggung JKN. Dalam
melakukan penguatan promotif -preventif (paradigma sehat) dengan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga Sehat (PIS - PK) yang bertujuan untuk meningkatkan
akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan komprehensif yang terfokus
pada pelayanan yang bersifat peningkatan/ promotif dan pencegahan/ preventif serta
pelayanan pengobatan/ kuratif dan rehabilitasi/ rahabilitatif.
Berdasarkan hal - hal tersebut perlu upaya - upaya pencapaian indikator utama,
indikator program serta indikator kegiatan yang dituangkan dalam satu dokumen Rencana
Strategis (Renstra) untuk meningkatkan profesionalisme aparatur dan untuk mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui pemantapan pelaksanaan
reformasi birokrasi yang tertuang didalam Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 - 2025.
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 sampai 5 tahun secara sistematis dan berkesinambungan
dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.
Proses ini menghasilkan suatu Rencana Strategis Instansi Pemerintah, yang setidaknya
mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta ukuran
keberhasilan/kegagalan dalam pelaksanaannya. Rencana strategi (Renstra) SKPD disusun
berdasarkan pada orientasi hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun dengan
memperhitungkan perkembangan lingkungan strategis yang digunakan untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan. Tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan
didalam Renstra merupakan proses perencanaan pembangunan yang berkelanjutan dari
pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun sebelumnya. Keputusan itu diambil melalui
proses pemanfaatan sebanyak mungkin pengetahuan antisipatif dan mengorganisasikannya
secara sistematis untuk dilaksanakan dan mengukur hasilnya melalui feedback yang
sistematis.
Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), perencanaan
strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global serta tetap berada
dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan
strategis setidaknya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan : (1) dimana kita
berada sekarang, (2) kemana kita akan menuju, dan (3) bagaimana kita menuju kesana.
Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana stratejik mendefinisikan
misi organisasi untuk menggambarkan posisi organisasi saat ini. Kemudian, visi dirumuskan
untuk menjabarkan kemana organisasi akan dibawa. Rencana stratejik merupakan alat bagi
manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan telah selaras dengan
upaya pencapaian visi, misi dan tujuan/sasaran stratejik.
Tatanan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur, khususnya
dalam bidang kesehatan ditandai dengan terjaminnya keamanan kesehatan negara melalui
kemampuan dalam melakukan pencegahan, deteksi, dan respon terhadap ancaman kesehatan
global, kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat yang ditunjukkan dengan jangkauan
bagi setiap warga negara terhadap lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh pada status
kesehatan keluarga yang semakin meningkat.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan sesuai
dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, perlu disusun Rencana Strategis (Renstra) pada setiap tingkatan
pemerintahan baik pada pemerintahan pusat maupun daerah. Renstra merupakan dokumen
perencanaan suatu organisasi/lembaga yang menentukan strategi atau arahan dalam
menyusun rencana pembangunan dalam lima tahun, dan Renstra juga digunakan sebagai
dasar dalam mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber daya termasuk modal dan
sumber daya manusia dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan melalui
suatu tahapan proses membangun komitmen dan kesepakatan para pelaksana tugas di Dinas
Kesehatan, UPT dan kesepahaman dengan lintas sektor atau pemangku kepentingan lainnya
melalui sistem asistensi, fasilitasi, dan koordinasi yang mendalam dan berulang-ulang hingga
tersusunnya Renstra Dinas Kesehatan. Asistensi dilakukan dengan melibatkan pihak institusi
pendidikan dalam hal ini adalah pendampingan penyusunan renstra oleh tim ahli dari
Universitas Tadulako Palu. Kegiatan penyusunan Renstra ini juga difasilitasi penuh oleh
Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah selaku koordinator dalam penyusunan dokumen
penyusunan perencanaan pembangunan di tingkat Provinsi. Koordinasi dilakukan dengan
Lintas Program dan UPT beserta Bappeda untuk membahas rancangan Renstra Dinas
Kesehatan. Disamping itu, koordinasi juga dilakukan dengan melibatkan lintas sektor untuk
mendapatkan masukan terkait pelaksanaan pembangunan kesehatan lima tahun kedepan.
Renstra ini merupakan komitmen Dinas Kesehatan untuk berusaha mencapai sasaran
strategis dan indikator - indikator kinerja yang telah disepakati yang nantinya merupakan
laporan pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan kepada Gubernur Sulawesi Tengah
dan Masyarakat Sulawesi Tengah. Disamping itu Renstra merupakan acuan bagi seluruh
upaya yang dilakukan oleh masing - masing pelaku pembangunan kesehatan yang bersifat
koordinatif, integratif, sinergis, dan sinkron satu dengan lainnya. Renstra ini juga menjadi
acuan untuk pengembangan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan UPT untuk lima
(5) tahun kedepan. Untuk itu Renstra merupakan pedoman yang penting dalam penyusunan
rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan monitoring serta evaluasi Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah dan UPT-nya.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menunjukkan kemampuan melakukan analisis lingkungan
internal dan internal serta identifikasi stakeholder dalam penyususnan dokumen rencana
strategic.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa menunjukkan kemampuan analisis lingkungan internal dan eksternal
penyusunan restra pada program kesehatan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai