Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL

PERMENKES NOMOR 43 TAHUN 2019 TENTANG PUSKESMAS

DISUSUN OLEH :

Siti Mardiana 2018730104


Yossy Melna Aufah 2017730130
Aldi Fakhrul Rozi 2018730002
Cindy Salsabila Muharani 2018730023
Elsa Nadia Wahyuningsih 2018730027
Faradila Ajeng Kariswanti 2018730122
Tengku Syarifah Luthfia R 2017730119

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN IKAKOM 1


PUSKESMAS PATARUMAN 3 KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAsN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil`alamin, segala puji bagi Allah SWT, dengan Rahmat, Anugerah,
dan Hidayah-Nya telah memberikan saya ilmu dan kesempatan untuk menyelesaikan laporan
tutorial stase IKAKOM 1. Tujuan penulisan laporan ini ialah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pembelajaran Program Studi Profesi Dokter Universitas Muhammadiyah Jakarta
di stase IKAKOM 1. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua dosen pembimbing di Puskesmas Pataruman 3 yang telah memberikan arahan dan
bimbingan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, atas semua
keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan ini, maka penulis menerima semua saran dan
kritik yang membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Banjar, 20 April 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Puskesmas...............................................................................................................2
2.2 Tujuan pusat kesehatan masyarakat........................................................................................2
2.3 Fungsi Puskesmas......................................................................................................................2
2.4 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas.......................................................................................4
2.5 Tugas Puskesmas.......................................................................................................................5
2.6 Syarat dan Wilayah Kerja Puskesmas.....................................................................................5
2.7 Standar Ketenagaan Puskesmas...............................................................................................7
2.8 Kategori Puskesmas Berdasarkan Karakteristik Wilayah Kerja dan Kemampuan
Pelayanan...............................................................................................................................................8
2.9 Perizinan dan Registrasi Puskesmas......................................................................................10
2.10 Organisasi dan Tata Hubungan Kerja.....................................................................10
2.11 UKM & UKP............................................................................................................................11
2.12 Jaringan Pelayanan Puskesmas..............................................................................................13
2.13 Pendanaan Puskesmas.............................................................................................................17
2.14 Asas Pengelolaan Puskesmas..................................................................................................19
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Puskesmas diatur kembali dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang baru yaitu Permenkes 43
tahun 2019 tentang Puskesmas.
Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas adalah UKM tingkat pertama. UKM dalam Permenkes 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya.

2.2 Tujuan pusat kesehatan masyarakat


Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat;
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

2.3 Fungsi Puskesmas


Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Puskesmas memiliki fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah


kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, Puskesmas berwenang untuk:
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan;

2
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan
pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas
dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya,
dan spiritual;
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan
respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan
rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah


kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistic yang mengintegrasikan faktor biologis,
psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter – pasien yang erat
dan setara;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada
keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;

3
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan,
keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi;
f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas;
i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan;
dan
j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.4 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


a. Paradigma sehat;
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya
mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
b. Pertanggungjawaban wilayah;
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat;
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
d. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan;
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna;
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.

4
2.5 Tugas Puskesmas
Tugas puskesmas sebagaimana yang tercantum pada pasal 4 Permenkes no.43 Tahun
2019, yaitu:
1. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga.
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah satu
cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga.
Pasal 5 berbunyi, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1), Puskesmas memiliki fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

2.6 Syarat dan Wilayah Kerja Puskesmas


Pasal 11
1. Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ayat (4) meliputi:
a. Geografis;
Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu:
- Tidak di tepi lereng;
- Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
- Tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis pondasi;
- Tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif;
- Tidak di daerah rawan tsunami;
- Tidak di daerah rawan banjir;
- Tidak dalam zona topan;
- Tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain.
b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi;

5
- Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat
diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum.
- Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan jalur-jalur yang aksesibel untuk penyandang
disabilitas.
c. Kontur tanah;
d. Fasilitas parkir;
e. Fasilitas keamanan;
Minimal menggunakan pagar
f. Ketersediaan utilitas publik;
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan membutuhkan air bersih,
pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon. Pemerintah daerah harus
mengupayakan utilitas tersebut selalu tersedia untuk kebutuhan pelayanan dengan
mempertimbangkan berbagai sumber daya yang ada pada daerahnya.
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan;
Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk pengelolaan kesehatan
lingkungan antara lain air bersih, pengelolaan limbah B3 seperti limbah padat dan
cair yang bersifat infeksius dan non infeksius serta pemantauan limbah gas/udara dari
emisi incinerator dan genset.
h. Tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian Puskesmas harus
memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara.

Pasal 12
1. Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi:
a. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja serta
persyaratan teknis bangunan;
b. Bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
c. Bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan,
perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi

6
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus/penyandang
disabilitas, anak-anak, dan lanjut usia.

Pasal 14
1. Persyaratan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) paling sedikit
terdiri atas:
a. sistem penghawaan (ventilasi);
b. sistem pencahayaan;
c. sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene;
d. sistem kelistrikan;
e. sistem komunikasi;
f. sistem gas medik;
g. sistem proteksi petir;
h. sistem proteksi kebakaran;
i. sarana evakuasi;
j. sistem pengendalian kebisingan; dan
k. kendaraan puskesmas keliling.
2. Selain kendaraan puskesmas keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k,
Puskesmas dapat dilengkapi dengan ambulans dan kendaraan lainnya.
2.7 Standar Ketenagaan Puskesmas
Pasal 17
1. Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi dokter
dan/atau dokter layanan primer.
2. Selain dokter dan/atau dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Puskesmas harus memiliki:
a. Dokter gigi;
b. Tenaga Kesehatan lainnya;dan
c. Tenaga nonkesehatan.
3. Jenis Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling
sedikit terdiri atas:
a. perawat;
b. bidan;
7
c. tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku;
d. tenaga sanitasi lingkungan;
e. nutrisionis;
f. tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis
g. kefarmasian; dan
h. ahli teknologi laboratorium medik.
4. Dalam kondisi tertentu, Puskesmas dapat menambah jenis tenaga kesehatan lainnya
meliputi terapis gigi dan mulut, epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,perekam
medis dan informasi kesehatan, dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan.

2.8 Kategori Puskesmas Berdasarkan Karakteristik Wilayah Kerja dan Kemampuan


Pelayanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
pasal 24 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dapat dikategorikan berdasarkan :
1. Karakteristik wilayah kerja
Yang termasuk ke dalam kategori puskesmas berdasarkan karakteristik wilayah kerja
yaitu :
a. Puskesmas Kawasan perkotaan
merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut :
- aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan, dan jasa
- memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius
2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel
- lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus) rumah tangga memiliki listrik
- terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan
memiliki karakteristik sebagai berikut :
- memprioritaskan pelayanan UKM
- Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
- pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
- optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring Puskesmas; dan
- pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

8
b. Puskesmas Kawasan Perdesaan
Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perdesaan sebagai berikut :
- aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada sektor
agraris atau maritim
- memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa hotel
- rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh per seratus)
- terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas Kawasan perdesaan
memiliki karakteristik sebagai berikut :
- pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan
partisipasi masyarakat
- pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan
oleh masyarakat
- optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas
- pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan
dengan pola kehidupan masyarakat perdesaan.

c. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan
sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut :
- memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
Tenaga Kesehatan
- dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
- pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
- pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di Kawasan terpencil dan sangat terpencil
- optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring Puskesmas
- pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas.

2. Kemampuan Pelayanan
Yang termasuk ke dalam kategori puskesmas berdasarkan kemampuan pelayanan yaitu :
a. Puskesmas nonrawat inap

9
Merupakan Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, perawatan
di rumah (home care), dan pelayanan gawat darurat. Dapat menyelenggarakan
rawat inap pada pelayanan persalinan normal.
b. Puskesmas rawat inap
Merupakan Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan rawat inap pada
pelayanan persalinan normal dan pelayanan rawat inap pelayanan kesehatan
lainnya.
2.9 Perizinan dan Registrasi Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 pasal
30 disebutkan bahwa Setiap Puskesmas harus memiliki izin operasional dan melakukan
Registrasi. izin operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 diberikan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik. Izin operasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persyaratan. Puskesmas yang baru didirikan dan/atau belum memiliki izin
operasional, untuk mendapatkan izin operasional pertama kali dapat memenuhi paling sedikit :
a. Persyaratan ketenagaan :
- dokter dan/atau dokter layanan primer
- 75% (tujuh puluh lima persen) jenis tenaga dokter gigi dan Tenaga
Kesehatan lain
- tenaga nonkesehatan.
b. persyaratan peralatan telah terpenuhi paling sedikit 60 % (enam puluh persen).
Registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, dilakukan untuk memperoleh kode
Puskesmas. Kode merupakan identitas khusus dan spesifik yang diberikan oleh Menteri sebagai
referensi tunggal yang digunakan untuk komunikasi ataupun interelasi antar sistem. Registrasi
dilaksanakan setelah Puskesmas memiliki izin operasional. Registrasi diajukan dalam jangka
waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin operasional Puskesmas ditetapkan.
2.10 Organisasi dan Tata Hubungan Kerja
Setiap puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi
puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit terdiri atas :
1. Kepala puskesmas merupakan penanggung jawab atas kegiatan yang ada di puskesmas,
pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan
bangunan , prasarana , dan peralatan.
2. Kepala tata usaha dengan kriteria dengan tingkat paling rendah diploma 3 yang memiliki
tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan administrasi, coordinator tim
manajemen, system informasi dan kepegawaian.
3. Penanggung jawab dalam puskesmas terdiri atas :
a. Penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatanmasyarakat
b. Penanggung jawab UKP , kefarmasian , dan laboratorium

10
c. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring puskesmas
d. Penanggung jawab bangunan , prasarana , dan peralatan puskesmas,
e. Penanggung jawab mutu
Hubungan kerja antara dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota dengan puskesmas
bersifat pembinaan. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada pasal 48 ayat 1 dilakukan oleh
dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota kepada puskesmas sebagai unit pelaksana teknis yang
memiliki otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi pencapaian tujuan pembangunan
Kesehatan daerah kabupaten/kota.
Selain memiliki hubungan kerja dengan dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota, puskesmas
memiliki hubungan kerja dengan rumah sakit, serta fasilitas pelayanan keseatan lain , upaya
Kesehatan bersumberdaya masyarakat, dan lintas sector terkait lainnya di wilayah kerjanya
sebagai jejaring puskesmas. Hubungan kerja antara puskesmas dengan rumah sakit, bersifat
koordinasi atau rujukan di bidang upaya Kesehatan. Hubungan kerja antara puskesmas dengan
lintas sector terkait lainnya sebagai jejaring bersifat koordinasi di bidang upaya Kesehatan.
Koordinasi di bidang upaya Kesehatan dilakukan dalam rangka pelaksanaan upaya Kesehatan
yang paripurna.
2.11 UKM & UKP
- UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat) yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan
meninggalkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
- UKP (Upaya Kesehatan perorangan) yaitu suatu kegiatan / serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderita akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.
1. Pasal 51 : Puskesmas menyelengarakan UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama
yang dilaksanakan secara terintegrasi.
2. Pasal 52 : UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan untuk
pencapaian:
- Standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan
- Program Indonesia Sehat
- Kinerja Puskesmas dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan nasional.
3. Pasal 53 : UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan
UKM esensial meliputi :
- Pelayanan promosi kesehatan.
- Pelayanan kesehatan lingkungan

11
- Pelayanan kesehatan keluarga
- Pelayanan gizi
- Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

UKM Pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya


bersifat inovatif dan disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, khususan wilayah
kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di puskesmas.
4. Pasal 54 :
- UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter pelayanan
primer, serta tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang.
- Dokter, dokter gigi, dan dokter pelayanan primer, serta tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan UKP tingkat pertama dalam bentuk :
a. Rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit.
b. Pelayanan gawat darurat.
c. Pelayanan persalinan normal.
d. Perawatan di rumah (home care)
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
5. Pasal 55 : Dalam melaksanakan UKM dan UKP Puskesmas harus menyelenggarakan
kegiatan seperti
a. Manajemen puksesmas
b. Pelayanan kefarmasian
c. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d. Pelayanan laboratorium
e. Kunjungan keluarga
6. Pasal 56 : Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan dapat mengembangkan
dan meningkatkan sumber daya bidang kesehatan sesuai dengan pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undang.
7. Pasal 57 : Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan puskesmas wajib dilakukan akditasi
secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali.

12
2.12 Jaringan Pelayanan Puskesmas
Dalam mengoptimalisasikan pelayanan, puskesmas dibantu oleh beberapa jaringan
pelayanan yaitu:

1. Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang
memberikan layanan kesehatan secara permanen yang lokasinya berada di dalam
wilayah kerja Puskesmas. Bertujuan untuk meningkatkan jangkauan serta mutu
pelayanan kesehatan. Peran dari Puskesmas pembantu sendiri diantaranya,
meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja Puskesmas,
mendukung pelaksanaan kesehatan terutama UKM, mendukung pelaksanaan kegiatan
Posyandu, Imunisasi, KIA-KB, penyuluhan kesehatan, surveilans, pemberdayaan
masyarakat, mendukung pelayanan rujukan, dan menudukung pelayanan promotive
dan preventif.
Untuk penanggung jawab Puskesmas pembantu ditentukan oleh Kepala Dinas
Kesehatan atas usulan Kepala Puskesmas dengan tenaga minimal di Puskesmas
pembantu terdiri dari 1 orang perawat dan 1 orang bidan.

2. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling merupakan bentuk Puskesmas yang bersifat bergerak untuk
meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas. Tujuan
dari Puskesmas Keliling sendiri adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan
terisolasi baik di darat maupun di pulau-pulau kecil. Selain itu, Puskesmas Keliling
juga berfungsi sebagai sarana transportasi petugas, sarana transportasi logistic, sarana
pelayanan kesehatan, dan sarana pendukung promosi kesehatan.
Bentuk peran Puskesmas Keliling sendiri sama dengan Puskesmas Pembantu.
Dalam pembentukan Puskesmas Keliling sendiri ada 5 aspek yang harus diperhatikan
yaitu:

13
a. Aspek program
Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Keliling relative terbatas oleh
karena itu perlu perencanaan kegiatan yang baik oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota dan juga Puskesmas. Hal ini berkaitan dengan peralatan dan obat-
obatan yang akan dibawa.
b. Aspek tenaga
Tenaga kesehatan di Puskesmas Keliling merupakan tim yang dapat bekerja
sama dengan baik serta memiliki kemampuan yang cukup sesuai dengan
pelayanan yang akan diberikan.

c. Aspek sarana
Sarana yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
dihadapi dan memenuhi persyaratan keselamatan kerja.

d. Aspek pembiayaan
Aspek pembiayaan mencakup biaya operasional dan biaya pemeliharaan
kendaraan.

e. Aspek pendukung
Dalam pelaksanaannya, Puskesmas Keliling memerlukan sebuah subsistem
yang harus dibangun untuk mendukung pelaksanaan kegiatan yaitu sistem
rujukan, sistem komunikasi dengan Puskesmas, dan sistem pencatatan dan
pelaporan. Aspek pendukung operasional Puksesmas Keliling yang harus dipenuhi
diantaranya adalah peralatan pelayanan kesehatan, obat dan bahan habis pakai,
perlengkapan keselamatan tim perorangan, dan alat komunikasi.

14
3. Praktik Bidan Desa
Praktik Bidan Desa adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan
kebidanan oleh bidan yang ditugaskan di satu desa atau kelurahan dalam wilayah kerja
Puskesmas. Tugas bidan desa sesuai dengan kewenangan yaitu:
- Pelayanan kesehatan ibu
- Pelayanan kesehatan anak
- Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
- Pelayanan promotive, preventif, dan pemberdayaan masyarakat
- Pelayanan kesehatan prioritas lainnya yang di tugas oleh kepala puskesmas
Mengenai masalah rujukan upaya kesehatan masyarakat di luar kewenangannya,
Puskesmas diwajibkan melakukan rujukan secara rasional sekaligus optimal ke dinas
kesehatan kabupaten/kota. Rasional yang dimaksud adalah rujukan dilakukan sesuai
kebutuhan dan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku, sementara optimal
berartikan rujukan yang dilakukan tepat dan efisien. Dalam pelaksanaan UKM,
kondisi risiko kesehatan masyarakat perlu dideteksi sedini mungkin sesuai dengan
kewenangannya. Puskesmas perlu melakukan pengamatan data situasi kondisi
kesehatan masyarakat dan menganalisis kecenderungan perkembangan suatu masalah
dari waktu ke waktu, sehingga pada saat yang tepat puskesmas dapat memutuskan
tindakan intervensi yang harus dilaksanakan termasuk pada saat merujuk.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kepada masyarakat, dan dilaksanakan dalam bentuk fasilitas, konsultasi, pendidikan,
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
a. Tugas Pemerintah Kabupaten/Kota
- Menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya puskesmas sesuai
standar, dalam menjamin mutu pelayanan.
- Memastikan kesinambungan ketersediaan dana operasional dan
pemeliharaan sarana, prasarana, serta peralatan Puskesmas termasuk alokasi
dana kalibrasi alat secara berkala.
- Melakukan peningkatan kompetensi tenaga Puskesmas.

15
- Melakukan proses kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan Puskesmas,
yang dapat melibatkan organsiasi atau profesi terkait, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
- Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Puskesmas di wilayah kerjanya
secara berkala dan berkesinambungan.
- Melakukan bimbingan teknis secara terintegrasi antar program-program
kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas.
- Memberikan solusi atas masalah yang tidak mampu diselesaikan di
Puskesmas.
- Mendukung pengembangan upaya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
- Mengeluarkan regulasi yang bertujuan memfasilitasi untuk meningkatkan
akses dan mutu pelayanan.
- Memfasilitasi integrasi lintas program terkait kesehatan dan profesi dalam
hal perencanaan, implementasi, dan evaluasi pelaksanaan program
Puskesmas.
- Menyampaikan laporan kegiatan, data dan masalah kesehatan prioritas di
Puskesmas yang terdapat di kabupaten/kota secara berkala kepada
pemerintah daerah provinsi, termasuk diantaranya jika terjadi perubahan
kategori Puskesmas.
b. Tugas Pemerintah Provinsi
- Melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan berbagai standar dan
pedoman yang terkait dengan penyelenggaraan Puskesmas, sesuai kondisi daerah.
- Melaksanakan koordinasi dengan lintas sector di tingkat Provinsi.
- Melaksanakan sosialisasi dan advokasi
- Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga di dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota
- Memberikan bantuan teknis atas ketidakmampuan yang dihadapi kabupaten/kota
dalam mendukung penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi Puskesmas.
- Menyampaikan laporan kegiatan, data, dan masalah kesehatan prioritas di wilayah
kerjanya secara berkala kepada Pemerintah Pusat, termasuk diantaranya jika
terjadi perubahan kategori Puskesmas.

16
c. Tugas Pemerintah
- Menyusun dan menetapkan berbagai standar dan pedoman yang terkait
penyelenggaraan Puskesmas.
- Melaksanakan koordinasi dengan lintas sector di tingkat pusat.
- Melaksanakan sosialisasi dan advokasi.
- Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga di dinas kesehatan daerah provinsi.
- Memberikan dukungan bagi pemerintah daerah provinsi dan atau kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi Puskesmas, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.13 Pendanaan Puskesmas
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga di Puskesmas dapat
dibiayai dari berbagai sumber biaya yang ada di Puskesmas, misalnya dana Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dari pendapatan daerah, dana kapitasi JKN, Dana
Alokasi Khusus Fisik sub bidang pelayanan kesehatan dasar dan Dana Alokasi Khusus non
Fisik dalam bentuk Bantuan Operasional Kesehatan, Dana Desa. Seluruh sumber pendanaan
tersebut di atas diharapkan dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien oleh setiap
Puskesmas untuk melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga yang
mengacu pada ketentuan pemanfaatan masing-masing sumber pendanaan.

17
18
2.14 Asas Pengelolaan Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya
menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti
puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara
lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan, sehingga berwawasan
kesehatan
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di
wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya
(outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas
pertanggungjawaban wilayah.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan masyarakat. Dalam arti
puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif
dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu
dihimpun melalui pembentukkan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, Saka
Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
e. Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti reda
g. Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

19
h. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan
Pengobat Tradisional (Battra)
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, Tabungan Ibu Bersalin
(Tabulin), mobilisasi dana keagamaan
3. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi
keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni:
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi
kesehatan, pengobatan
2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa
3. Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi kesehatan,
kesehatan gigi
4. Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan jiwa, promosi kesehatan
b. Keterpaduanlintassektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya puskesmas
(wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas
sektor antara lain:
1. Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan, agama
2. Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan, agama, pertanian
3. Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB
4. Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pertanian, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB
5. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan
6. Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
tenaga kerja, dunia usaha.

20
4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib,
pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata
sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada dua macam
rujukan yang dikenal, yakni:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit. Apabila suatu
puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas
tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horisontal
maupun vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
1) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya operasi) dan
lain-lain.
2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
3) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk
melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan
pelayanan medik di puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat,
misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal
upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu
puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas
tersebut wajib merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:

21
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat
laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan
habis pakai dan bahan makanan.
2) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian luar biasa,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan
karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah kesehatan masyarakat dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:

22
BAB III
PENUTUP

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Untuk
memenuhi upaya promotive dan preventif di wilayah kerjanya maka diperlukannya perkuatan
dimulai dari manajemen program/pelayanan kesehatan, tetapi selanjutnya akan menjalar mewarnai aspek-
aspek lain dari manajemen Puskesmas.Namun demikian perlu disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan
Pendekatan Keluarga untuk mencapai Keluarga Sehat sangat ditentukan oleh komitmen dan kerjasama
dari banyak pihak, mulai dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi
dan kementerian.
Oleh karena itu, sosialisasi merupakan langkah awal yang sangat menentukan pada setiap
tingkat baik di internal masing-masing institusi maupun pada lintas sektor terkait.

23
DAFTAR PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


128/MENKES/SK/II/2004 TENTANG KEBIJAKAN DASAR PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
https://puskesmaskepung.kedirikab.go.id/Buku/PERMENKES-NO-43-TAHUN-2019-
TENTANG-PUSKESMAS_ID32.html

24

Anda mungkin juga menyukai