Anda di halaman 1dari 9

Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)


DI RUMAH SAKIT TK II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA
TAHUN PERIODE 2017

Devi Elvira*, Yuliana*

Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak


Email korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.com

Abstrak
Angka kematian neonatal dini menjadi salah satu penyumbang terbesar tingginya angka
kematian bayi. Peningkatan usia maternal akan meningkatkan berbagai resiko seperti Intra
Uterine Fetal Death (IUFD) yaitu kematian janin dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau
lebih atau kematian janin dalam rahim pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Diketahui
bahwa jumlah persalinan di RS TK II Kartika Husada pada bulan Januari-Desember tahun 2016
adalah 1004 orang, dengan jumlah bayi lahir hidup sebanyak 970 orang dan bayi yang mati Intra
Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 34 bayi. Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui
Karakteristik Ibu Bersalin dengan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) di Rumah Sakit TK II Kartika
Husada Kabupaten Kubu Raya Tahun Periode 2016. Metode penelitian ini mengunakan desain
penelitian deskriptif dengan pendekatan Retrospektif, yang dilakukan di Rumah Sakit Kartika
Husada Tingkat II dengan jumlah sampel 34 ibu bersalin dengan Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
dan alat ukur yaitu lembar ceklis. Dari hasil penelitian didapatkan ibu bersalin dengan Intra
Uterine Fetal Death (IUFD) meliputi sebagian besar responden (70,5%) 24 orang berumur 20-25
tahun dan 10 orang (29,4%) berumur <20atau>35 tahun, Sebagian besar dari responden
(64,7%) yaitu 22 orang dengan paritas 2-5 dan 12 orang (35,3%) paritas <1atau>5, sebagian
besar responden (61,7%) yaitu 21 orang yaitu pada usia kehamilan preterem dan 1 orang
(2,9%) usia kehamilan postterem, hampir seluruh responden (91,1%) yaitu 31 orang yang tidak
riwayat preeklamsia dan 3 orang (8,9%) dengan preeklamsia, Sebagian dari reponden (52,9%)
yaitu 18 orang anemia (Hb<11gr%) dan 16 orang (47,1%) yang anemia, Sebagian besar dari
responden (79,4%) yaitu 27 yang tidak presentasi kepala dan 7 orang (20,6%) dengan kelainan
letak bokong,lintang,dan kaki, hampir seluruh responden (88,2%) yaitu 30 yang tidak plasenta
previa dan solusio plasenta dan 4 orang (11,8%) denga plasenta previa dan solusio plasenta.
Kesimpulan penelitian yang paling tinggi yaitu pada umur 46 tahun dan yang paling dominan
yaitu menunjukan hampir seluruh responden (91,1%) yaitu 34 responden dengan kasus
karakteristik ibu yang tidak riwayat ada penyakit preeklamsia. Saran diharapkan penelitian ini
dapat melakukan penapisan pada ibu dengan resiko seperti ibu bersalin dengan IUFD dan
meningkatkan informasi tentang tanda bahaya kehamilan pada ibu

Kata Kunci : Karakteristik, Ibu Bersalin, Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Pendahuluan kelahiran hidup angka tersebut sama dengan


Kematian neonatal dini adalah Angka Kematian Neonatal (AKN), tahun
kematian bayi lahir hidup yang terjadi sejak 2007 dan hanya menurun 1 poin di banding
lahir sampai 7 hari setelah kelahirannya. SDKI tahun 2003 sedangkan menurut
Angka kematian neonatal dini menjadi salah Survey Penduduk Antar Sensus
satu penyumbang terbesar tingginya angka (SUPAS)2015 melaporkan Angka Kematian
kematian bayi. Neonatus merupakan bayi Bayi (AKB) di Indonesia sebesar 22/1000
yang berusia 0 (baru lahir) sampai 1 bulan kelahiran hidup yang artinya sudah
(atau 28 hari). Kematian bayi 59% mencapai target Millenium Devolepment
disebabkan oleh kematian neonatal Goals (MDGs) (Kemenkes RI 2016).
berdasarkan hasil Survey Demografi dan Neonatus merupakan golongan umur
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yang memiliki resiko gangguan kesehatan
angka kematian neonatus sebesar 19/1000 yang paling tinggi dibanding kelompok umur

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 92


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

lainnya. Adapun komplikasi pada neonatus dan pemeriksaan plasenta serta selaput.
antara lain neonatus dengan penyakit atau Diperlukan evaluasi secara komprehensif
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan untuk mencari penyebab kematian janin
atau kematian seperti asfiksia, trauma lahir, termasuk analisis kromosom, kemungkinan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), sindrom terpapar infeksi untuk mengantisipasi
gangguan pernapasan, dan kelainan kehamilan selanjutnya (Prawirohardjo,
kongenital maupun yang termasuk 2010).
klasifikasi kuning dan merah pada Beberapa studi melaporkan bahwa
pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu penyebab spesifik terjadinya Intra Uterin
Bayi Muda (MTBM). Komplikasi yang Fetal Death (IUFD) adalah Intra Uterine
menjadi penyebab kematian terbanyak pada Growth Restriction (IUGR), Penyakit medis
Neonatus adalah Asfiksia, Berat Badan Lahir seperti, Kelainan kromosom, kelainan
Rendah (BBLR), dan Infeksi (Riskesdas, congenital, komplikasi plasenta dan tali
2007). pusat serta penyebab lain yang tidak dapat
Capaian penanganan neonatal dengan dijelaskan (Petterson, 2003 dalam Ardy,
komplikasi di Indonesia mengalami 2013).
penurunan dari tahun 2014 sebesar 59,68 % Faktor maternal adalah post term (>42
menjadi 51,37% pada tahun 2015. Capaian minggu),diabetes mellitus tidak terkontrol,
tertinggi penanganan neonatal dan sistemik lupus eritematosus, infeksi,
komplikasi pada tahun 2015 terjadi di hipertensi, preeklamsia, eklamsia,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit
(90,01%), Jawa Tengah (89,23%) dan Jawa rhesus, ruptura uteri, antifosfolipid sindrom,
Timur (82,91%). Tiga provinsi dengan hipotensi akut ibu, kematian ibu. Faktor fetal
capaian terendah penanganan komplikasi adalah hamil kembar, hamil tumbuh
adalah Sulawesi Selatan(2,63%), Papua terlambat, kelainan kongenital, kelainan
(5,19%) dan Maluku (8,86%) sedangkan di genetik, infeksi. Faktor plasenta adalah
Provinsi Kalimantan Barat capaian kelainan tali pusat, lepasnya plasenta,
penanganan komplikasi neonatal sebesar ketuban pecah dini, plasenta previa
(42,39%) dimana capaian ini lebih rendah (Prawirohardjo, 2010).
dari angka pencapaian nasional (Kemenkes Karakteristik merupakan ciri atau
RI, 2016). karakteristik yang secara alamiah melekat
Menurut Mosley (1984) dalam Maya pada diri seseorang yang meliputi umur,
(2015), Kematian bayi dan anak menurut paritas, jenis kelamin, ras atau suku,
teori Mosko Locen tahun 1984 disebabkan pengetahuan, agama atau kepercayaan,
oleh faktor sosial ekonomi secara tidak jumlah perkawinan, riwayat penyakit,
langsung turut mempengaruhi melalui 5 tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anak
faktor utama yaitu: faktor maternal, hidup, jarak anak (Saragih, 2013).
kontaminasi lingkungan, defisiensi nutrisi, Karakteristik ibu dari faktor usia
kecelakaan, dan faktor pencegahan dan dalam kejadian Intra Uterine Fetal Death
pengobatan terhadap penyakit. Faktor (IUFD) yaitu wanita usia 35 tahun memiliki
maternal disini mencakup umur ibu, jarak resiko 40-50% terjadi Intra Uterine Fetal
kelahiran, paritas dan berbagai kondisi Death (IUFD) dibandingkan usia 20-29
kesehatan ibu yang mempengaruhi tahun. Resiko terkait usia akan lebih berat
kesehatan anaknya. pada pasien primipara dibanding multipara
Peningkatan usia maternal akan selain itu kebiasaan buruk atau gaya hidup
meningkatkan berbagai resiko seperti Intra seperti merokok, kunjungan Antenatal care
Uterine Fetal Death (IUFD) yaitu kematian (ANC), faktor sosio ekonomi juga
janin dalam rahim dengan berat badan 500 mempengaruhi resiko terjadinya Intra
gram atau lebih atau kematian janin dalam Uterine Fetal Death (IUFD) (Sarah dan
rahim pada usia kehamilan 20 minggu atau Mcalona, 2007 dalam Ardy CA, 2013).
lebih. Kematian janin dapat disebabkan oleh Hasil penelitian Sugiarti tahun 2012,
faktor maternal, fetal, atau kelainan melaporkan Ibu bersalin dengan IUFD di RS
patologik. Diagnosis pasti penyebab Sekar Wangi Sukabumi di dapatkan bahwa
kematian sebaiknya dilakukan otopsi janin ibu bersalin dengan IUFD sebesar, (27,7%)

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 93


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

berumur>35 tahun, (30,8%) dengan paritas Soedarso didapatkan bahwa tidak ada
1, (63,1%) menderita anemia ringan. (3,1%) kematian dengan Intra Uterin Fetal Death
dengan Anemia berat (27,7%) menderita (IUFD) ada nya dengan Abortus yaitu dengan
hipertensi,(23%) mengalami Preeklamsia responden 31 orang sedang kan di Rumah
atau Eklamsi, (4,6%) dengan usia kehamilan Sakit Kartika Husada ibu bersalin dengan
<37 minggu dan (98,5 %) melahirkan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Berjumlah
pervaginam (Sugiarti, 2012). 34 orang.
Hasil penelitian Gerungan (2016) Rumah Sakit Kartika Husada TK II
melaporkan faktor-faktor yang berhubungan merupakan salah satu RS di Kabupaten
dengan kejadian Intra Uterine Fetal Death Kubu Raya sebagai salah satu RS rujukan
(IUFD) Di RS UP Prof Dr.R.D.Kandou Manado yang memiliki dua orang dokter spesialis
didapatkan bahwa ada hubungan yang kandungan di kebidanan. Pelayanan
signifikan antara kadar HB dengan kejadian kebidanan di Rumah Sakit Kartika Husada
Intra Uterine Fetal Death(IUFD) dimana ibu terdiri dari pelayanan kesehatan ibu meliputi
dengan kadar HB ≤ 11% sebanyak 74 orang pemeriksaan Antenatal care (ANC), dan
(65,5%) dari 113 sampel Anemia defisiensi pemeriksaan Utrasonografi (USG),
zat besi merupakan salah satu gangguan sedangkan pelayanan kebidanan pada ibu
yang paling sering terjadi selama kehamilan bersalin meliputi pertolongan persalinan
dan menghambat pertumbuhan janin normal dan tindakan sectio ceaseria (SC)
sehingga meningkatkan resiko terjadinya Pada ibu bersalin dengan Intra Uterine Fetal
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) (Gerungan, Death (IUFD) dilakukan khusus pada pasien
dkk, 2016). yang akan melakukan kolaborasi dengan
Hasil studi deskriptif eksploratif dokter spesialis kandungan dan melakukan
kejadian Intra Uterin Fetal Death (IUFD) di Ultrasonografi (USG).
RSUD Goeteng Purbalingga terhadap 26
orang ibu bersalin dengan Intra Uterin Fetal Metode
Death (IUFD) periode Januari sampai Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
Agustus 2014 diketahui karakteristik ibu deskriptif korelasional dengan pendekatan
bersalin usia 76,9% usia tidak beresiko, cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada
53,8% dengan paritas multipara, 38,5% bulan Februari hingga Juni 2017 di Rumah
disebabkan oleh faktor maternal 46,2% Sakit TK II Kartika Husada. Populasi
akibat faktor fetal dan 30,8% faktor plasenta. penelitian yaitu seluruh ibu yang bersalin
Faktor maternal 50% disebabkan karena dengan IUFD sebanyak 34 orang. Peneliti
infeksi, faktor penyebab fetal 33,3% menggunakan seluruh jumlah populasi
disebabkan infeksi intranatal, faktor plasenta sebanyak 34 orang sebagai sampel.
75% disebabkan kelainan tali pusat Pengumpulan data menggunakan kuesioner
(Rusmini, 2015). kemudian diolah dan dianalisis
Dari hasil perbandingan peneliti menggunakan analisis univariat serta
antara Rumah Sakit Tingkat II Kartika analisis bivariat menggunakan uji chi square.
Husada dan Rumah Sakit Daerah Dokter

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Usia
<20 tahun 10 29,4
>35 tahun 24 70,6
20-35 tahun
Paritas
<1 dan >5 12 35,3
2-5 22 64,7
Usia Kehamilan
Preterem (<37 minggu) 21 61,8

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 94


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

Postterem (>42 minggu) 1 2,9


Aterem (37-42 minggu) 12 35,3
Preeklamsia
Ringan dan berat 3 8,9
Tidak Preeklamsia 31 91,1
Anemia
Anemia (Hb<11gr%) 18 52,9
Tidak (Hb≥11 gr%) 16 47,1
Letak Janin
Ya (jika letak bokong, lintang dan kaki) 7 20,6
Tidak (memanjang dengan presentasi 27 79,4
kepala
Kelainan Plasenta
Ya (jika plasenta previa dan solusio 4 11,8
plasenta)
Tidak (tidak plasenta dan solusio 30 88,2
plasenta

Dari hasil penelitian yang dilakukan alat-alat reproduksi ibu yang fungsinya
oleh penelitian menunjukan bahwa mulai menurun. Sedangkan untuk kejadian
sebagian besar responden (70,6%) yaitu 24 IUFD 113 orang menunjukkan untuk umur
responden dengan umur ibu 20-35 tahun tidak berisiko (20-35 tahun) berjumlah 61
dan sangat kecil dari responden yang orang (54%) dan umur berisiko (< 20 dan >
berumur <20 atau >35 tahun sebanyak 10 35 tahun). Hal ini menunjukkan kategori
responden (29,4%). umur yang tidak berisiko lebih banyak
Penelitian ini tidak sesuai dengan dibandingkan dengan umur berisiko.
teori Prawirohardjo (2008), yaitu faktor Namun penelitian ini sesuai dengan
risiko terjadinya kematian janin intrauterin hasil penelitian Puji Hastuti Rusmini (2015)
meningkat pada usia >40 tahun, pada ibu dengan judul “Studi Deskriptif Eksploratif
infertil, hemokonsentrasi pada ibu, riwayat Kejadian IUFD” faktor usia, Sebagai besar
bayi dengan berat badan lahir rendah, responden (76,9%) adalah usia tidak
infeksi ibu (ureplasma urelitikum), beresiko dan 23,1% responden usia
kegemukan, ayah berusia lanjut, beresiko. Hasil penelitian menunjukan usia
bertambahnya usia ibu, maka akan terjadi tidak beresiko 20-35 tahun. Usia sendiri
juga perubahan perkembangan dari organ- sangat berpengaruh terhadap kondisi
organ tubuh terutama organ reproduksi dan kesehatan kita, apalagi terhadap wanita
perubahan emosi atau kejiwaan seorang. hamil yang mempunyai banyak resiko tinggi
Hal ini juga tidak sejalan dengan hasil yang berkaitan dengan tahun usia ibu. Hasil
penelitian Gerungan (2016) dengan judul penelitian tersebut tidak sejalan dengan
”Faktor-Faktor Yang Berhubugan Dengan hasil penelitian Safrianti di RSUD Cut
Kejadian Intra Uterin Fetal Death (IUFD)” Meutia Aceh Tahun 2012, dimana 57,7%
Berdasarkan hasil analisis penelitian responden yang dengan umur 20-35 tahun.
menurut umur ibu, dari 226 sampai yang Berdasarkan hasil penelitian banyak
terbagi dalam kejadian IUFD 113 orang nya usia ibu 20-35 tahun dan paling sedikit
menunjukkan untuk umur tidak berisiko pada usia ibu <20 dan >35 tahun, bahwa
(20 – 35 tahun) berjumlah 56 (49,6%) dan penyebab kematian maternal dari faktor
untuk berisiko berjumlah 57 orang (50,4%). reproduksi diantranya adalah usia ibu,
Dalam hal ini menunjukkan kategori umur dalam kurun reproduksi sehat dikenal
berisiko lebih banyak dibandingkan dengan bahwa usia aman untuk kehamilan dan
umur tidak berisiko. Pada umur ibu yang persalinan adalah 20-30 tahun. sedang kan
masih muda (< 20 tahun). Kehamilan diusia faktor resiko terjadinya kematian Intra
tua (> 35 tahun) menimbulkan kecemasan Uterin Fetal Death (IUFD) meningkat pada
terhadap kehamilan dan persalinan serta usia >40 tahun. bertambahnya usia ibu,

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 95


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

maka terjadi juga perubahan perkembangan Piringan Medan Tahun 2007, dimana 75,4%
dari organ-organ tubuh terutama ibu dengan kematian janin dalam
reproduksi dan perubahan emosi atau kandungan adalah paritas 2-5.
kejiwaan seorang ibu sehingga Berdasarkan hasil penelitian didapat
menimbulkan kecemasan terhadap kan paling tinggi nya paritas 2-5, dan paling
kehamilan dan persalinan serta alat-alat terendah pada paritas <1 dan > 5. Bahwa
reproduksi ibu fungsinya mulai menurun disini mengemukakan paritas yang beresiko
,maka terjadinya Intra Uterine Fetal Death adalah paritas primipara dan grande
(IUFD). multipara dibandingkan multipara, makin
Pada penelitian yang peneliti lakukan tinggi paritas ibu maka makin kurang baik
menunjukan berdasarkan paritas bahwa endometriumnya dan keadaan rahim
sebagian besar dari responden (64,7%) biasanya sudah lemah sehingga melahirkan
yaitu 22 responden dengan paritas 2-5 yaitu dengan IUFD.
multipara. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan peneliti bahwa berdasarkan Usia Kehamilan
teori Winkjosastro (2010) mengemukakan menunjukan bahwa sebagian besar
bahwa paritas berpengaruh pada ketahanan responden (61,7%) yaitu 21 responden
uterus. Pada graden multipara yaitu ibu dengan usia kehamilan preterem (<37
dengan kelahiran 4 kali atau lebih minggu) dan sangat sedikit responden
merupakan resiko pada ibu bersalin (2,9%) yaitu 1 responden dengan usia
sedangkan paritas yang aman adalah paritas kehamilan postterem (>42minggu).
2-3, sedangkan paritas 1 dan lebih dari 3 Hasil penelitian ini sesuai dengan
mempunyai angka kematian maternal lebih teori Prawirohardjo (2010) kematian janin
tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan teori adalah janin yang mati dalam rahim dengan
karena didapatkan dari hasil peneliti bahwa berat badan 500 gram atau lebih atau
sebagian responden ibu bersalin dengan kematian janin dalam rahim pada
IUFD yaitu dengan paritas 2-5 anak kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian
(Multipara). janin merupakan hasil akhir dari gangguan
Hasil penelitian ini berbanding pertumbuhan janin, gawat janin, atau
terbalik dengan teori Winkjosastro (2005) infeksi.
dalam Triana (2012) mengatakan bahwa Hal ini sesuai dengan teori
paritas yang beresiko melahirkan IUFD Prawiroharjo (2005) dalam Nugroho (2012)
adalah paritas nol yaitu bila ibu pertama U.S National Center batasan kematian janin
kali hamil dan paritas lebih dari empat. dalam rahim yaitu pada umur kehamilan
Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang lebih dari 20 minggu.
baik endometriumnya. Hasil penelitian ini tidak sejalan
Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian Gerungan (2016) adalah
teori Saiffudin (2009) dalam Depkes (2012) dengan kejadian IUFD 133 di dapatkan hasil
mengemukakan paritas primipara dan untuk umur kehamilan ≥ 42 minggu
grande multipara lebih beresiko berjumlah 11 orang (9,7%) dan untuk umur
dibandingkan multipara. Jumlah paritas kehamilan < 42 minggu berjumlah 102
lebih dari 4 keadaan rahim biasanya sudah orang (90,3%). Dan untuk kejadian tidak
lemah. IUFD menunjukan untuk umur kehamilan ≥
Hal ini didukung oleh penelitian 42 minggu berjumlah 10 orang (8,8%) dan
Rasmini (2015) dengan judul ”Studi < 42 minggu berjumlah 103 orang ( 91,2%).
Deskriptif Eksploratif Kejadian IUFD adalah Berdasarkan hasil penelitian banyak
faktor paritas, sebagian besar responden nya usia kehamilan pada usia <37 minggu,
(53,8%) merupakan multipara dan 46,2% Bahwa kematian janin dalam rahim saat
bukan multipara. Hasil penelitian usia kehamilan 20 minggu dimana janin
menunjukan 53,8% adalah multipara. sudah mencapai berat badan 500 gram atau
Hasil penelitian ini juga didukung oleh lebih, kematian janin merupakan hasil akhir
penelitian Nababan (2008) “Gambaran dari gangguan pertumbuhan janin, gawat
Faktor yang menyebabkan terjadinya janin atau Infeksi sehingga terjadi nya
kematian janin dalam kandungan di RSU dr kematian janin dalam kandungan.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 96


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

Pada penelitian yang dilakukan oleh plasenta. Pada gangguan yang kronis akan
peneliti terhadap responden diatas menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
berdasarkan karakteristik Riwayat penyakit didalam kandungan disebabkan oleh
preeklamsia di dapatkan dari bulan Januari- mengurangnya pemberian karbohidrat,
Desember 2016 menunjukan bahwa hampir protein, dan faktor-faktor pertumbuhan
seluruh responden (91,1%) yaitu 31 lainnya yang seharusnya diterima oleh
responden dengan riwayat penyakit yang janin.
tidak preeklamsia. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Hasil penelitian ini berbanding peneliti menunjukan bahwa berdasarkan
terbalik dengan hasil penelitian Rozikhan penyakit anemia menunjukan bahwa
(2007), dampak terhadap janin, pada sebagian dari responden (52,9%) yaitu 18
pereeklamsia atau eklamsia terjadi responden dengan penyakit anemia yang Hb
vasospasmus yang menyeluruh termasuk <11gr%.
stasmus dari arteriol spiralis deciduae Penelitian ini sesuai dengan teori
dengan akibat menurunnya aliran darah ke Winkjosastro (2005) dalam Triana (2012)
plasenta. Dengan demikian tejadi gangguan bahwa pada ibu hamil dengan anemia
sirkulasi fetoplacentair yang berfungsi baik terjadi gangguan penyaluran oksigen dan
sebagai nutritive maupun oksigenasi. Pada zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin,
gangguan yang kronis akan menyebabkan yang mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi
gangguan pertumbuhan janin didalam plasenta yang menurun dapat
kandungan disebabkan oleh mengurangnya mengakibatkan gangguan tumbuh kembang
pemberian karbohidrat, protein, dan faktor- janin, abortus, partus lama, kematian ibu
faktor pertumbuhan lainnya yang dan janin atau IUFD.
seharusnya diterima oleh janin. Hal ini tidak didukung dengan hasil
Hasil penelitian ini tidak sesuai penelitian Gerungan (2016) adalah kadar
dengan hasil penelitian Sarfarzadeh (2013) Hb dari 226 sampel dengan kejadian IUFD
dengan judul Kematian Intra Uterine Fetal 113 orang menunjukan untuk kadar Hb < 11
Death (IUFD) dan beberapa faktor yang gr % (anemia) berjumlah 39 orang (34,5%)
berhubungan Sebuah Tragedi di dan untuk kadar Hb ≥11 gr % (tidak
sothheasten Iran. Jurnal Relif, 2014. anemia) berjumlah 74 orang (65,5%). Dari
Mengatakan bahwa sebanyak 14% IUFD analisis data tersebut menunjukan bahwa
disebabkan karena penyakit preeklamsia. tidak anemia lebih banyak dibandingkan
Hasil penelitian ini berbanding dengan anemia.
terbalik dengan hasil penelitian Kirana Penelitian ini juga sejalan dengan
(2014) dengan judul hubungan preeklamsia hasil penelitian Yuristin (2014) diketahui
dengan pendarahan postpartum. Dengan bahwa dari 152 kasus IUFD sebanyak 55
kejadian janin dalam rahim diruang bersalin orang (72,4%) ibu hamil menderita anemia.
RSUD BanjarMasin diketahui bahwa dari Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan
110 ibu bersalin yang mengalami kejadian status kesehatan ibu dan janin nya. Dimana
kematian janin dalam rahim sebanyak 25 terjadi gangguan penggeluaran oksigen
orang (22,5%) adalah dengan ibu dimana terjadi gangguan penggeluaran
Preeklamsi Berat dan 86 ibu (77,5%) oksigen zat makanan dari ibu ke plasenta.
mengalami preeklamsia. Ibu hamil dengan kadar Hb ≤11gr %
Berdasarkan hasil penelitian yang di berisiko melahirkan dengan IUFD 3 kali
teliti oleh penelitian di dapatkan ibu yang lebih tinggi dibandingkan ibu dengan kadar
tidak mengalami preeklamsia lebih banyak Hb ≥11gr%.
dengan IUFD dibandingkan dengan Hasil penelitian ini juga didukung
preekamsia, ada pun juga yang mengalami dengan hasil penelitian Triana (2012)
preeklamsia hanya 3 orang ibu dengan mengemukakan dengan “Pengaruh Kadar
IUFD, bahwa dampak terhadap janin, pada Hb dan paritas dengan Kejadian IUFD Di
pereeklamsia atau eklamsia terjadi RSUD Arifin Achmad Pekan Baru 2012” HB
vasospasmus yang menyeluruh termasuk ibu dikemukakan bahwa kadar yang <11%
stasmus dari arteriol spiralis deciduae menyebabkan IUFD.
dengan akibat menurunnya aliran darah ke

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 97


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

Berdasarkan hasil penelitian tinggi terhambat adalah kelainan kogenital,


nya ibu yang mengalami Intra Uterine Fetal kelainan kongenital seringkali didasarkan
Death (IUFD) dengan anemia lebih tinggi, atas ditemukan kelainan pada bentuk tubuh
ibu hamil yang menderita anemia dan struktur organ janin.
dikarnakan nutrisi pada ibu hamil sangat Pada penelitian yang peneliti lakukan
menentukan status kesehatan ibu dan janin. bahwa berdasarkan Kelainan plasenta
Dimana terjadinya gangguan pengeluaran menunjukan bahwa hampir seluruh
oksigen dimana terjadi gangguan responden (88,2%) yaitu 30 responden
pengeluaran oksigen dan zat makanan dari dengan kelainan plasenta yang tidak
ibu ke plasenta dan janin yang plasenta previa dan solusio plasenta.
mempengaruhi fungsi plasenta yang Hal ini sesuai dengan teori
menurun dapat mengakibatkan gangguan Winkjosastro (2005) Faktor plasenta antara
tumbuh kembang janin sehingga terjadinya lain kelainan insesi tali pusat, simpul tali
IUFD, ibu hamil dengan kadar Hb ≤11% pusat, lilitan tali pusat, dan solusio plasenta.
beresiko melahirkan dengan Intra Uterine Tali pusat sangat penting artinya sehingga
Fetal Death (IUFD). janin bebas bergerak dalam cairan amnion,
Pada penelitian yang peneliti lakukan sehingga pertumbuhan dan
bahwa berdasarkan Kelainan letak janin perkembangannya berjalan dengan baik.
menunjukan bahwa sebagian besar Pada umunya tali pusat mempunyai panjang
responden (79,4%) yaitu 27 responden sekitar 55 cm. Tali pusat yang terlalu
dengan kelainan letak janin yang tidak panjang dapat menimbulkan lilitan pada
memanjang dengan presentasi kepala. leher, sehingga menganggu aliran darah ke
Hal ini tidak sesuai dengan teori jantung dan menimbulkan asfiksia sampai
Prawihardjo (2010) Salah satu penyebab kematian janin dalam kandungan. Insersi
terjadinya pertumbuhan janin terhambat tali pusat pada umumnya parasentral atau
adalah kelainan kogenital, seperti kelainan sentral. Dalam keadaan tertentu terjadi
kromosom, kelaianan ginjal yang insesi velamentosa. Bahaya insersi
menyebabkan oligohidramnion dan kelainan velamentosa bila terjadi vasa previa, yairu
jantung. Diagnosis kelainan kongenital pembuluh darah yang berasal dari janin ikut
seringkali didasarkan atas ditemukan pecah. Kematian janin akibat pecahnya vasa
kelainan pada bentuk tubuh dan struktur previa mencapai 60%-70% terutama bila
organ janin. pembukaan masih kecil.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
Rusmini (2015) sebagian besar responden hasil penelitian Rasmini (2015) faktor
(61,5%) tidak terdapat faktor maternal dan plasenta sebagian besar responden (69,2%)
38,5% terdapat faktor maternal faktor tidak terdapat faktor plasental dan 30,8%
penyebab maternal 50% di sebabkan oleh terdapat faktor plasental berdasarkan dari
infeksi, 30% kelainan letak 20% ruptur10 % hasil penelitian dapat dilihat faktor
posterem. penyebab plasental disebabkan kelainan tali
Hasil penelitian ini berbanding pusat dan 25% disebabkan oleh solusio
terbalik dengan hasil penelitian Safarzadeh plasenta.
(2013) dengan judul “Kematian Intra Hasil penelitian ini tidak sejalan
Uterine Fetal Death (IUFD) dan beberapa dengan hasil penelitian Rusmini (2015)
faktor yang berhubungan sebuah Tragedi di dalam Korteweg (2007)” Penyebab plasenta
sothheasterm di Iran dalam Jurnal Pain adalah kemtian janin Intra Uterine Fetal
Relief, 2014” (38%) penyebab kematian Death (IUFD) Bergantung pada sistem
dalam kandungan disebabkan oleh kelainan klasifikasi mortalitas perinatal yang
kongenital. digunakan, jurnal Elsevier (2008)”. Dari
Berdasarkan hasil penelitian ini lebih Departement of University Medical Centre
banyak yang tidak berkelainan letak janin Groningen Netherland, selama 4 tahun dari
ada pun yang letak janin dengan Intra priode tahun 2002 sampai 2006 terdapat
Uterine Fetal Death (IUFD) hanya 7 ibu 485 kasus IUFD. Pemeriksaan plasenta
bersalin dengan kelianan letak, bahwa dilakukan pada 481 kasus, dimana
penyebab terjadinya pertumbuhan janin

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 98


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

penyebab terbesar dari penyebab kematian Nababan, N. 2008. Gambaran Faktor yang
adalah plasenta. Menyebabkan Terjadinya Kandungan
Di RSU dr Piringan Medan Tahun 2007
: at http://repository.usu.ac.id: 20
Maret 2017 : 12:00 WIB
Kesimpulan Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang Kesehatan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Nugroho, Taufan, Dr. 2012. Patologi
bahwa 70,5% responden berumum 20-35, Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
64,7% responden dengan 2-5, 61,7% Prawirohardjo, 2008. Ilmu Kebidanan.
responden dengan usia kehamilan Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
preterem, 91,1% responden dengan riwayat Prawirohardjo.
yang tidak preeklamsia, 52,9% responden , 2010. Ilmu Kebidanan.
dengan penyakit Anemia, 79,4% responden Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
dengan kelainan letak janin yang tidak Prawirohardjo.
memanjang dengan presentasi kepala dan , 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta
88,2% responden dengan kelainan plasenta : PT Bina Pustaka Sarwono
yang tidak plasenta previa dan solusio Prawirohardjo.
plasenta. Pranoto Ibnu, 2013. Patologi Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya.
Daftar Pustaka Rukiyah, Ai Yeyeh, 2009. Asuhan Kebidanan
4 (Patologi). Jakarta: CV.Trans Info
Arikunto, Suhaesimi.2010. Prosedur Media.
Penelitian Suatu Pen,dekatan Praktek. , Ai Yeyeh, 2010. Asuhan
PT. Rineka Cipta. Jakarta Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta:
Astuti, Puji. 2012. Buku Ajaran Asuhan CV.Trans Info Media.
Kebidanan Ibu I , Ai Yeyeh. 2014. Asuhan
(Kehamilan).Yogyakarta: Rohima Kebidanan 4 (patologi).Jakarta: Trans
Press. Info Media.
Caragih, 2013. Pengertian Karakteristik Rusmini, Puji, Hastuti, Septerina, P.W. 2015
Secara Umum. www. Tradilmu. Com: Studi Deskriptif Eksploratif Kejadian
20 febuari 2017, 17.30 WIB IUFD. Kebidanan Purwokerto Poltekes
CA. Ardy, 2013.https: //www. Academia. Kemenkes Semarang: 3 Maret 2017,
Edu/9759751/Jurnal- 10.15 WIB.
Chairul_fix_8_okt_2014: 24 febuari Saftrianti. Faktor-Faktor Yang
2017, 18.00 WIB. Mempengaruhi Terjadinya Kematian
Dharma, Kusuma, Kelana. 2011. Metodologi Janin Dalam Kandungan Di RSUD Cut
Penelitian Keperawatan. CV. Trans Mutia Kabupaten Aceh Utara, 2012 ;
Info Media. Dinkes :
Gerungan Nola Elvi. 2016. Faktor-faktor http;//ippm.stikesubudiyah.ac.id : 20
Yang Berhubungan Dengan Kejadian maret 2017, 09:10 WIB
Intra Uterine Fetal Death (IUFD).Dkk: Saifuddin, AB. 2009. Buku Acuan Nasional
3 Maret 2017 : 09:30 WIB Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Katharina.T, 2016. Buku 1 Edisi Ringkasan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka
Petunjuk Penangan Kegawat Sarwono Prawirohardjo
Daruratan Bagi Mahasiswa Bidan. , A. S.R. 2008. Obsetri Fisiologi.
Kemenkes RI, 2016. Analisis Faktor Yogyakarta: Pustaka Cendekia.
Kematian Neonatal dini. Kemenkes RI Siswanto, Dr. 2014. Metodologi Penelitian
: 27 febuari 2017, 09:00 WIB Kesehatan Dan Kedokteran. Bursa
Kirana. 2014. Hubungan Preeklamsia Ilmu. Karangkajen, Yogyakarta.
Dengan Pendarahan Postpartum Sarfarzadeh, 2013. Kematian Intra Uterine
Dengan Kejadian Janin Dalam Rahim Fetal Death (IUFD) dan Beberapa
Di ruangan Bersalin RSUD Banjar Faktor Yang Berhubungan Sebuah
Masin.Dkk : 3 Maret 2017: 10:10 WIB Tragedi Di Sothheasten Iran. Jurnal

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 99


Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017

Relif, 2014 : 19 Maret 2017, 08:00 Winkjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan.


WIB Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Sugiarti, 2012. Melaporkan Ibu Bersalin Prawiroharjo : Jakarta
Dengan IUFD Di RS Sekar Wangi __________, 2010. Ilmu Kebidanan. Yayasan
Sukabumi. Dkk: 3 Maret 2017, 10.30 Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo :
WIB. Jakarta
Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Yeyen, Ai. 2009. Asuhan Kebidanan 1
2012, Jakarta : 8 Maret 2017, 10:00 (Kehamilan). Jakarta: CV Trans Info
WIB. Media.
Triana A. Pengaruh Kadar Hb dan Paritas Yuristin, 2014 Hubung Anemia Dengan
Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Kejadian Intra Uterine Fetal Death
Death (IUFD) Di RSUD Arifin Achamad (IUFD) Di RSUD Arifin Achmad Pekan
Pekanbaru, 2012. Dinkes dari : Baru Provinsi Riau tahun 2011-2012” :
http://p3m.htp.ac.id/wp. 20 Maret 2 April 2017: 09:00 WIB.
2017, 09.00 WIB.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 100

Anda mungkin juga menyukai