Oleh:
AKSANA IYANSYARI
H1A120259
KELAS F
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada
junjungan kita Rasulullah SAW, yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliah
ke zaman yang modern ini.
Dalam penyusunan makalah ini pastilah penulis mengalami berbagai hambatan
maupun kendala. Dengan segala upaya, makalah ini dapat terwujud dengan baik
berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan lebih
lanjut. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya. Penulis juga
berharap makalah ini mampu menjadi salah satu bahan bacaan untuk acuan
pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal
di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur,
berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga
ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang
persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat
individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua
orang melawan dua orang.
Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola
mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat
dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa
saja. Oleh karena itu, permainan bulu tangkis dapat berkembang pesat. Di
Indonesia, olahraga bulu tangkis mengalami perkembangan pesat karena tak
lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulu
tangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-
kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup,
Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bulu tangkis?
2. Bagaimana sejarah permainan bulu tangkis?
3. Apa saja peraturan permainan bulu tangkis?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya
yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur
mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” Ini melukiskan
permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke
of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877.
Asosiasi Bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional
pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia
Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara
Skandinavia. Federasi Bulu tangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada,
Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung
sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di
Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama
memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
Perkembangan Bulu tangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan
kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini.
Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar
Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang
olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 – an, cabang ini telah merasuk
di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru menemukan bentuk
organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948. Tepatnya
tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulu tangkis Indonesia baru terbentuk disingkat PBSI
di kota Bandung.
Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh
tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup,
lambang supremasi dunia Bulu tangkis. Hampir tidak masuk akal menurut
pertimbangan ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan,
ternyata mampu meraih prestasi gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini
tidak saja mengejutkan dari arti prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang
mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik perhatian pemerintah masyarakat,
sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja seorang diri.
4
Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu
menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All England,
Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh karena perkembangannya sudah cukup
luas, maka perlu didirikan organisasi yang akan mengatur kegiatan bulu tangkis.
Organisasi tersebut diberi nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada
tanggal 5 Juli 1934. Di Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional
yaitu Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951.
Kemudian pada tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian
Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan
jaring 1,6 cm sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung
atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan
lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring harus
mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita
tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari
ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan
mempunyai 14-16 helai bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang
berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung bawah sampai ujung yang
menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini
menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung
bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga
kuat.
5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di
satu sisi lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua
pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang
mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain
yang berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis
pertama dan memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
7. Penilaian
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15
angka, seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam
pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai
6
A. Kesimpulan
Permainan bulu tangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal
di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur,
berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga
ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang
persaingan. Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat
individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua
orang melawan dua orang.
Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir
kuno sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan
Tionghoa bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket.
Objek atau misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak
menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
B. Saran
Permainan bulu tangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan
bibit atlet yang berpotensi. Untuk itu atlet alit besar Indonesia perlu mendidik
anak usia dini dalam bermain bulu tangkis agar dapat mengangkat nama baik
Bangsa Indonesia.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://nikadekyuli.blogspot.co.id/2014/04/makalah-permainan-bulu-tangkis.html
https://www.academia.edu/6828648/Makalah_bulu tangkiss?auto=download
https://id.wikipedia.org/wiki/Bulu_tangkis
http://www.bulu tangkis.com/