Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN BULUTANGKIS

OLEH:

NAMA : IDA BAGUS SUPUTRA GUNAWAN

NIM / NO : 202001050380/ 15

KELAS : 3A PENJASKESREK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA

2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya Ucapkan Kepada Tuhan yang Maha Esa. Bahwasanya saya telah
dapat membuat dan menyelesaikan Makalah tentang SEJARAH PERKEMBANGAN
BULUTANGKIS. Walaupun banyak sekali hambatan dan kesulitan yang saya hadapi dalam
menyusun makalah ini, dan mungkin makalah ini masih terdapat banyak sekali  kekurangan dan
belum bisa dikatakan sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan saya.

                 

  Oleh karena itulah saya butuh kritikan dan saran dari semua  pihak terutama dari Dosen
Pembimbing agar saya dapat lebih baik lagi dalam menyusun atau membuat sebuah makalah di
kemudian hari, dan semoga makalah ini bisa berguna bagi siapa saja terutama  bagi teman-
teman.

Denpasar, 10 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Bulutangkis Masuk ke Indonesia ………………………………… 2

2.2 Perkembangan Olahraga Bulutangkis Indonesia ………………………………………….. 3

2.3 Pertama Kali Indonesia Mengikuti Kejuaraan Bulutangkis Internasional ………………... 3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………… 5

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………. 5

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang populer di Tanah Air kita. Fakta
menunjukkan bahwa di perkotaan, lapangan bulutangkis terdapat hampi di setiap Rukun
Warga (RW), sering jumlahnya lebih dari sebuah. Di pedesaan pun dapat dijumpai lapangan
bulutangkis. Banyaknya lapangan bulutangkis itu menggambarkan betapa populernya cabang
olahraga di negara kita. Indonesia memang merupakan negara yang memiliki pemain-pemain
bulutangkis yang handal. Tunas-tunas pebulutangkis pun merekah di mana-mana. Wajah-
wajah baru muncul di arena kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasional. Nama-nama baru
pebulutangkis tercantum dalam daftar peserta dalam berbagai even internasional sebagai
utusan bangsa Indonesia. Banyak yang berhasil menjadi juara, mengharumkan nama bangsa.
Oleh karena itu, tunas-tunas baru harus ditumbuhkan agar muncul bintang-bintang junior
untuk mengganti para bintang senior yang mulai pudar sinarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah sejarah perkembangan bulutangkis masuk ke Indonesia?
1.2.2 Bagaimanakah pertama kali Indonesia mengikuti kejuaraan bulutangkis internasional?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah perkembangan bulutangkis masuk ke Indonesia
1.3.2 Untuk mengetahui pertama kali Indonesia mengikuti kejuaraan bulutangkis internasional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN BULUTANGKIS MASUK KE INDONESIA

Asal-usul bulu tangkis diperkirakan berkembang pertama kali di zaman Cina kuno lewat
permainan jianzi. Jianzi merupakan permainan sederhana yang menggunakan shuttlecock dan
kekuatan kaki. Aturan permainan ini adalah menjaga agar shuttlecock tetap berada di udara
selama mungkin dan tidak jatuh ke tanah. Pemain dilarang menggunakan tangan dan hanya
diperbolehkan memakai kaki. Selain di Cina, olahraga bulu tangkis juga dipercaya berkembang
lewat permainan battledores yang populer di Inggris tempo dulu. Permainan ini menggunakan

1
sebuah tongkat pemukul untuk menjaga shuttlecock tetap berada di udara dan tidak jatuh ke
tanah.

Di sekitar tahun 1850, poona kemudian dibawa ke Inggris oleh para tentara Kerajaan
Inggris yang saat itu menjajah India. Kemudian di tahun 1860, permainan yang awalnya disebut
poona atau battledores ini mulai disebut sebagai badminton. Penyebutkan ini dilakukan setelah
permainan tersebut digelar di Badminton House milik Duke de Beaufort di Gloucestershire,
Inggris. Sejak saat itu, permainan badminton menjadi populer dan mengalami perkembangan
pesat. Badminton atau bulu tangkis ini kemudian dibawa oleh orang-orang Belanda dan akhirnya
masuk ke Indonesia. Pada tanggal 5 Juli 1934, didirikan International Badminton Federation
(IBF), sebuah organisasi yang mengatur kegiatan badminton di tingkat internasional. Di
Indonesia sendiri, organisasi Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mulai didirikan
pada 5 Mei 1951. Indonesia kemudian resmi menjadi anggota IBF pada tahun 1953.

Bulu tangkis pertama kali masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an. Sebelumnya,
negara tetangga, Malaysia dan Singapura, sudah lebih dulu mengenalnya. Hal ini karena Inggris
yang dulu menjajah mereka sempat memperkenalkan olahraga tersebut.

Awalnya, organisasi yang menaungi bulu tangkis Indonesia belum dibentuk, Ma. Baru
ada dua perkumpulan bulu tangkis Indonesia paling pertama, yakni Bataviase Badminton Bond
dan Bataviase Badminton League, yang muncul pada 1933. Di tahun 1951-lah, Persatuan Bulu
Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pun didirikan.

Sejak tahun 1934, bulu tangkis menjadi olahraga yang semakin populear dan sudah ada
sejumlah kejuaraan yang diadakan di sekitaran Bandung. Namun setelah terbentuknya PBSI,
para atlet badminton Indonesia mampu mengepakkan sayap di pertandingan-pertandingan
internasional. Tradisi tersebut berjalan bahkan hingga sekarang. Banyak pebulu tangkis
kebanggaan Indonesia yang bahkan berhasil menorehkan prestasi di pertandingan seperti All
England, SEA Games, ataupun Olimpiade.

2.2. PERKEMBANGAN OLAHRAGA BULUTANGKIS DI INDONESIA

Olahraga bulutangkis semakin populer di Indonesia. Gerakan olahraga bulutangkis merupakan


salah satu kegiatan di kalangan masyarakat Indonesia yang ikut menunjang terbentuknya
manusia Indonesia, yang tidak saja sehat jasmaniah dan rohaniah serta gemar olahraga semata-
mata, melainkan juga dengan satu cita-cita yaitu mengharumkan nama, harkat, dan derajat
negara Indonesia di mata bangsa-bangsa di dunia. Sejak diresmikannya persatuan olahraga
badminton di Inggris, permainan ini mulai berkembang di beberapa wilayah jajahan Inggris,
termasuk Malaysia dan Singapura. Dari dua negara jajahan Inggris inilah diperkirakan olahraga
badminton masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930.

2
Perkembangan olahraga bulutangkis di Indonesia mulai merebak ke beberapa daerah, seperti
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sekitar tahun 1930. Pada tahun 1933 di Jakarta sudah
ada perkumpulan badminton bernama “Bataviase Badminton Bond” (BBB). Selanjutnya berdiri
pula satu perkumpulan lagi yang bernama “Bataviase Badminton League”. Kedua perkumpulan
ini akhirnya bersatu menjadi “Bataviase Badminton Unie” (BBU). Pada tahun 1942, diusulkan
untuk mengganti istilah badminton. R.M.S. Tri Tjondrokoesoemo yang waktu itu menjabat
sebagai Ketua ISI (Ikatan Sport Indonesia) mengusulkan nama badminton. Usul itu mendapat
tanggapan positif dan diterima baik oleh kalangan pencinta bulutangkis dan menyebar luas di
seluruh pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya di Nusantara.

Satu tahun kemudian di Jakarta dibentuk suatu gerakan olahraga dengan nama GELORA
(Gerakan Latihan Olahraga Rakyat) sebagai induk bulutangkis yang dipimpin oleh Otto Iskandar
Dinata. Pada tanggal 4 – 6 Mei 1951 para tokoh bulutangkis menyelenggarakan kongres di
Bandung. Mereka sepakat untuk membentuk badan bulutangkis nasional. Maka pada tanggal 5
Mei 1951 dibentuklah organisasi bulutangkis nasional dengan nama PBSI (Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia). Sebagai Ketua PBSI pertama adalah H.R. Rochdi Partaatmadja
dan dua Wakil Ketua yaitu Sudirman dan Tri Tjondrokoesoemo.

Pada tahun 1953 PBSI secara resmi menjadi calon untuk menjadi anggota IBF. Ini merupakan
langkah awal masuk ke dunia internasional merealisasi ambisi untuk memboyong piala Thomas
yang merupakan kejuaraan dunia beregu putra.

2.3 PERTAMA KALI INDONESIA MENGIKUTI KEJUARAAN BULUTANGKIS


INTERNASIONAL

Keikutsertaan Indonesia pertama kali pada Piala Thomas 1958 membuat catatan dan
rekor baru bulu tangkis global. Langsung mengerek merah putih dalam jajaran elite bulu tangkis
dunia. Datang sebagai pemula, pulang dengan gelar juara. Dalam kejuaraan dua tahunan bulu
tangkis dunia itu, tim bulu tangkis Indonesia merebut gelar juara dari tangan Malaya (sekarang
Malaysia). Malaysia mengoleksi piala yang mengabadikan nama tokoh bulu tangkis Inggris dan
mantan Presiden Internasional Badminton Federation (IBF-Sekaran BWF), Sir George Alan
Thomas, sebanyak tiga kali. Bahkan sejak pertama kali kejuaraan itu dilangsungkan pada 1949,
1952, dan 1955.

Melihat capaian gelar Malaysia pada masa itu, tim bulu tangkis Indonesia memiliki
banyak alasan untuk gentar dan pulang dengan kekalahan. Selain sebagai juara bertahan dengan
gelar juara tiga kali berturut-turut, pemain-pemain Malaysia juga menjadi buah bibir dan
menyapu banyak gelar kejuaraan bulu tangkis lainnya. Sebut saja seperti Eddy Chong, pemain
Malaysia era 1950-an yang ditakuti dunia bulu tangkis masa itu. Sebagai pemain tunggal dia
sudah meraih gelar juara tunggal putra All England sebanyak lima kali berturut-turut pada 1953,
1954, 1955,1956, 1957. Belum lagi pemain tim Thomas Malaysia 1958 lainnya seperti, Teh Kew
San, pasangan ganda Johny Heah/Lim Say Hup, Ooi Teik Huk, dan Abdullah Piruz.

3
Dalam catatan Eko Djatmiko, Mimi Irawan, TD. Asmadi, dkk, lewat buku "Sejarah
Bulutangkis Indonesia" yang diterbitkan Pengurus Besar PBSI dan Spirit Komunika, 2004, tim
Piala Thomas Indonesia 1958 justru muncul dengan wajah-wajah baru di level internasional,
kecuali Ferry Sonnevile yang saat itu berumur 27 tahun dan sudah mengikuti beberapa kejuaraan
di Eropa. Nama Ferry dalam kekuatan bulu tangkis dunia muncul sejak Malaya Open 1955. Tim
Piala Thomas Indonesia masa itu terdiri dari Ferry Sonneville, Tan Joe Hok, pasangan ganda Tan
Kin Gwan/Njoo Kim Bie, dan Eddy Jusuf.

Kemenangan Indonesia dalam ajang Piala Thomas 1958, menjadi kemenangan pertama
yang diraih dalam kejuaraan internasional. Inilah momen dan tonggak awal prestasi Indonesia
yang terus berlanjut hingga kejuaraan dunia lainnya, seperti Piala Uber, Kejuaraan Super Series,
Kejuaraan Super Series Premier, Olimpiade, Asian Games, dan Sea Games. Indonesia menjuarai
Piala Thomas berikutnya, pada 1961, dan 1964. Sampai saat ini jumlah perolehan juara
Indonesia dalam Piala Thomas belum terkalahkan, yakni sebanyak 13 kali. Posisi kedua Piala
Thomas terbanyak dibayangi oleh Tiongkok, sebanyak 9 kali. Indonesia terakhir kali
memenangkan Thomas pada 2002.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang populer di Tanah Air kita. Fakta
menunjukkan bahwa di perkotaan, lapangan bulutangkis terdapat hampi di setiap Rukun Warga
(RW), sering jumlahnya lebih dari sebuah. Di pedesaan pun dapat dijumpai lapangan
bulutangkis. Banyaknya lapangan bulutangkis itu menggambarkan betapa populernya cabang
olahraga di negara kita. Indonesia memang merupakan negara yang memiliki pemain-pemain
bulutangkis yang handal. Tunas-tunas pebulutangkis pun merekah di mana-mana. Wajah-wajah

4
baru muncul di arena kejuaraan daerah maupun kejuaraan nasional. Nama-nama baru
pebulutangkis tercantum dalam daftar peserta dalam berbagai even internasional sebagai utusan
bangsa Indonesia. Banyak yang berhasil menjadi juara, mengharumkan nama bangsa. Oleh
karena itu, tunas-tunas baru harus ditumbuhkan agar muncul bintang-bintang junior untuk
mengganti para bintang senior yang mulai pudar sinarnya.

3.2 Saran

Menurut saya permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan
bibit atlit yang berpotensi untuk mengangkat nama baik Bangsa Indonesia. Bulutangkis juga
harus dibudayakan diseluruh pelosok daerah di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2017.SEJARAH PERKEMBANGAN BULUTANGKIS. Terdapat pada


https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwij_rDHqPT
yAhVHWX0KHYpsAs4QFnoECAMQAQ&url=http%3A%2F
%2Fzainimariga.blogspot.com%2F2015%2F05%2Fmakalah-sejarah-permainan-
bulutangkis.html&usg=AOvVaw2La0l9X8CPTJChpmeYBcF1

5
6

Anda mungkin juga menyukai