Anda di halaman 1dari 12

BULU TANGKIS

Riski Nur Arifiani Puspita Ningrum


17030244063

S1 BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal


di dunia. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai
tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam
atau di luar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan.
Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat
dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua orang melawan dua orang.
Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya ringan, bola mudah
dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat dimainkan di dalam
maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh karena itu,
permainan bulutangkis dapat berkembang pesat. Di Indonesia, olahraga bulutangkis
mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan
pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis.
Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang
diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas Cup, Uber Cup, All England,
Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang
cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan membutuhkan waktu
yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan secara terpadu,
terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari pemerintah
melalui sekolah, maupun dari masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan dan
pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub.
Dari keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan
pengembangan olahraga, termasuk bulutangkis.

Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik
perlu dilakukan yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang
didasarkan pada pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni
berbagai komponen latihan yang terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat
banyaknya unsur latihan yang terkait, maka perlu adanya strategi pendekatan yang
tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
2. Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?
3. Bagaimana teknik dasar dalam bermain permainan bulu tangkis?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah permainan bulu tangkis.


2. Mengetahui apa saja peraturan dalam permainan bulu tangkis
3. Mengetahui teknik dasar dalam bermain permainan bulu tangkis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bulu Tangkis

Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok


olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar
ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang
dan lebar tertentu. Olahraga bulutangkis dimainkan di atas lapangan yang di batasi
dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan di bagi dua
sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di kedua tiang net yang
ditanam di pinggir lapangan.

Bulu tangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan
shuttlecock yang di pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara
menyajikan bola atau service, yaitu memukul bola dari petak service kanan ke petak
servis kanan lawan, sehingga jalan bola menyilang.

2.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis

Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno
sekitar 2000 tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa
bernama Jianzi yang melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau
misi permainan ini adalah untuk menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama
mungkin tanpa menggunakan tangan.

Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-


anak disebut dengan Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai
dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup populer di jalan-jalan London pada tahun
1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk permainan ini.
Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang, Tiongkok, dan Siam selagi
mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-
anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh
petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan
jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune dikenal
sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai
Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah
raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet
oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton
Battledore – a new game” Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung
Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire,
Inggris.

Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada
1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional
pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia
Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara
Skandinavia. Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan
membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada,
Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung
sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas
di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama
memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.

Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan


perkembangan bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan
kemerdekaan, sampai dengan periode pembangunan masa orde baru dewasa ini.
Beberapa orang Belanda membawa jenis cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar
Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri, dengan cepat menjadikan cabang
olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 –an, cabang ini telah
merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru
menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo
1948. Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru
terbentuk disingkat PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan
kompetisi yang teratur, dalam waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang
positif yakni keberhasilan merebut Thomas Cup, lambang supremasi dunia
Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan ilmiah, bangsa yang
baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih prestasi
gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti
prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus
menarik perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI
tidak lagi bekerja seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para
pemain Indonesia mampu menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen
internasional, seperti All England, Asian Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh
karena perkembangannya sudah cukup luas, maka perlu didirikan organisasi yang
akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut diberi
nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di
Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada
tahun 1953 Indonesia menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak
untuk mengikuti perandingan-pertandingan Internasional.
2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis
Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton
Federation). Beberapa peraturan tersebut adalah :

1. Ukuran Lapangan
a. Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna
lainnya yang terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam
menandai lapangan, lebar dari garis tengah lapangan harus dibagi dua, sama
antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis servis pendek dan garis
servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di dalam
ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang
lapangan servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing
3,8 cm atau 1½ inci) harus berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas
lapangan untuk permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk
permainan tunggal. Garis batas belakang juga menjadi garis servis panjang,
dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan ditempatkan pada garis
samping lapangan.
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar
jaring tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm
sampai dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus
berada 152 cm (5 kaki) dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai
pada tiang-tiangnya. Jaring harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm,
serta bagian tengah pita tersebut didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan
ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai
bulu yang dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang
bulu dari ujung bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya
adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-
6,3 cm pada ujung bawahnya, serta diikat dengan benang atau bahan lain cocok
sehingga kuat.

5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi
lapangan (pada permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi
(pada permainan ganda). Sisi lapangan tempat tim yang mendapat giliran
melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside), sedangkan sisi yang timnya
menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang
berlawanan untuk mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan
memilih sisi lapangan bagi timnya untuk memulai permainan.
7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka,
seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan
dengan nilai 15, bila kedua belah pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak
yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat menambahkan nilai akhir
dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika pertandingan telah
ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”. Pihak
pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai
angka 10-10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak
menambah nilai tambahan akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai
3 angka dinyatakan sebagai pemenang. c. Kedua pihak yang bertanding akan
memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan pemenang. Pemain yang
mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games) akan
dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat)
pada setiap akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah
lapangan ketika nilai akhir mencapai :
1. Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2. Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3. Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka

2.4 Teknik Dasar Permainan Bulu Tangkis


Olahraga Bulutangkis atau badminton merupakan salah satu olahraga raket
yang dimainkan oleh 2 orang (untuk permainan tunggal) atau 2 pasangan (untuk
permainan ganda) yang saling berlawanan. Terdapat 5 pertandingan bulu tangkis
yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.
Olahraga ini mirip dengan tenis, yaitu menggunakan raket dan kok (stuttlecock)
sebagai yang peralatan utama.
Jika ingin menjadi pemain bulu tangkis yang handal, kamu wajib mempelajari
teknik dasar dalam bermain bulutangkis. Berikut ini kumpulan teknik yang harus
dipelajari:

1. Teknik Dasar Menggunakan Raket Pada Permainan Bulutangkis


Pada teknik ini terdapat dua macam cara yang bisa dilakukan, yaitu
teknik Forehand dan Backhand.
a. Cara Memegang Raket dengan Teknik Forehand
Gunakan tangan kanan atau kiri untuk memegang raket, posisi
kepala raket menyamping, pegang raket seperti orang sedang
menjabat tangan, jarak ibu jari dan jari telunjuk seperti huruf V.
Sedangkan posisi jari kelingking, tengah dan jari manis
menggenggam raket.
b. Cara Memegang Raket dengan Teknik Backhand
Pada teknik ini sama persis dengan teknik forehand, tetapi ada
perbedaan yaitu pada posisi ini ibu jari agak digeser mendekati jari
telunjuk.

2. Teknik Dasar Pukulan Forehand Pada Permainan Bulutangkis


Dalam melakukan permainan bulutangkis teknik dasar forehand merupakan
jenis pukulan yang paling sering digunakan. Forehand adalah pukulan yang
dilakukan dengan cara mengayunkan badan dari belakang ke arah depan raket
dengan telapak tangan menghadap shuttlecock.
Cara Melakukan Teknik Dasar Pukulan Forehand
a. Pegang raket dengan teknik forehand.
b. Posisi kaki kiri berada di depan dan posisi kaki kanan berada di
belakang.
c. Posisi badan miring ke arah kanan.
d. Pukul shuttlecocks sambil dengan menggerakan bahu ke depan.
e. Biarkan gerakan tangan terus ke bawah.
f. Apabila kamu ingin melakukan pukulan clear,
pukulah shuttlecocks sekeras mungkin.

3. Teknik Dasar Footwork (Gerakan pada Kaki) Pada Permainan Bulutangkis


Kelincahan posisi gerakan kaki ke samping, depan dan belakang merupakan
salah satu teknik yang harus diketahui. Tujuannya adalah agar kita dapat
menjangkau kok dari area manapun. Sehingga jika berada di posisi yang tepat kita
bisa menyerang ke daerah lawan dan melakukan pukulan yang berkualitas dan
mematikan.

4. Teknik Dasar Sikap dan Posisi Badan Pada Permainan Bulutangkis


Pada posisi badan harus bertumpu kepada kedua kaki agar seimbang dalam
melakukan teknik penyerangan maupun bertahan. Menekuk atau membengkokkan
kedua lutut kaki, kemudian ketika berdiri menggunakan bagian ujung kaki,
sehingga posisi pinggang tetap tegak. Posisi kedua kaki sedikit terbuka selebar bahu
dengan posisi sejajar, bisa juga salah satu kaki berada di depannya. Lengan siku
melebar ke samping badan sehingga tangan yang memegang raket bebas bergerak.
Ketinggian kepala raket harus lebih tinggi dari kepala kita.
5. Teknik Dasar Ketika Posisi Memukul (Hitting Position) Pada Permainan
Bulutangkis
Jika kamu memegang raket menggunakan tangan kanan, usahakan posisi
badan menyamping ke arah net dan kaki kiri berada di depan kaki kanan. Posisi
badan harus berada di belakang kok yang akan dipukul dan bahu yang kanan agak
ditarik ke belakang. Ketika memukul posisi bahu kanan dan kaki kanan harus ada
perpindahan yaitu dari posisi belakang ke depan.

6. Teknik Dasar Service Pada Permainan Bulutangkis


Teknik ini dilakukan dengan mengarahkan kok ke area kanan, kiri depan
maupun belakang pemain lawan. hindari melakukan service dengan posisi kok yang
tanggung dan tepat berada di depan pemain lawam, hal itu akan memudahkan lawan
dalam mematikan pergerakan kita. Ada 3 macam teknik service:
a. Service Forehand Pendek
Memukul kok dengan dengan ayunan raket yang tidak terlalu keras
dan tidak menggunakan tenagayang besar. Saat melakukan teknik ini
posisi kok tidak boleh terlalu jauh dengan net. Jika teknik ini dipakai
posisi kok akan jatuh di area depan lawan.
b. Service Forehand Tinggi
Memukul kok menggunakan tenaga penuh dan Posisi kedua kaki
terbuka menyamping selebar pinggang kaki. Biasanya kok akan
melambung tinggi melewati pemain lawan dan akan jatuh pada daerah
bagian belakang lawan.
c. Service Backhand
Memukul kok menggunakan raket bagian luar, jika kamu memegang
raket menggunkan tangan kanan teknik ini dilakukan dengan posisi kaki
kanan berada di depan sedangkan kaki kanan berada di belakang. Teknik
ini menggunakan ayunan yang relatif pendek dan tidak harus dengan
tenaga yang penuh. Lakukan hal sebaliknya jika kamu memegang raket
menggunakan tangan kiri.
7. Teknik Dasar Overhead Pada Permainan Bulutangkis
Satu-satunya cara jika ingin melakukan teknik ini adalah dengan memegang
dengan teknik forehand. Hal ini dilakukan karena kok berada jauh dibelakang posisi
kita, pukulan ini dilakukan seperti gerakan melempar.

8. Teknik Dasar Smash Pada Permainan Bulutangkis


Pada teknik ini pukulan dilakukan dengan tenaga penuh dan kok harus
mengarah ke bagian bawah area lawan. Pukulan ini biasanya digunakan saat posisi
menyerang dan bertujuan untuk mematikan pergerakan lawan dan teknik ini lebih
baik jika dilakukan dengan lompatan yang tinggi sehingga kita mendapatkan posisi
pukulan yang sempurna.
9. Teknik Dasar Dropshot Pada Permainan Bulutangkis
Dropshot merupakan pukulan yang hampir sama dengan teknik smash,
namun perbedaanya adalah pada posisi raket saat akan melakukan pukulan seperti
melakukan gerakan tipuan seolah-olah seperti ingin melakukan teknik smash. Jika
pada teknik smash mengguanakan kekuatan penuh, makak berbeda dengan
teknik dropshot yaitu hanya dipukul dengan dorongan atau sentuhan yang halus.
Seorang pemain bulutangkis yang profesional biasanya saat melakukan
teknik dropshot posisi shuttlecock terjatuh tidak jauh dari net atau diantara garis
ganda pemain lawan dengan net. Dalam melakukan teknik ini ada banyak faktor
yang menentukan berhasil atau tidak, seperti faktor posisi tubuh, pegangan raket,
pergerakan kaki dan perpindahan berat badan yang harmonis.
Cara Melakukan Teknik Dasar Dropshot
a. Pegang raket dengan teknik forehand.
b. Posisi pada saat memegang raket yaitu menyamping badan ke arah bahu.
c. Usahan bergerak dengan lincah agar mendapatkan posisi badan berada
di belakang shuttlecock.
d. Pukul raket dengan posisi keadaan tangan lurus, kemudian dorong dan
sentuh shuttlecock dengan pelan seperti ingin melakukan teknik smash.
e. Arahkan shuttlecock ke daerah yang kosong yaitu ke arah kanan atau
kiri depan area permainan lawan.
10. Teknik Dasar Netting Pada Permainan Bulutangkis
Teknik netting merupakan pukulan yang tidak terlalu keras yang berada
tipis di dekat net. Jarang pemain yang bisa melakukan teknik ini, karena ini harus
memiliki sense yang tinggi dan teknik penempatan bola yang baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang sangat digemari di
Indonesia. Permainan ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk
memainkannya. Permainan ini minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan
maksimal oleh empat orang.

3.2 Saran
Permainan bulu tangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit
atlit yang berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia
dini dalam bermain bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa
Indonesia.
Daftar Pustaka
Anonim. Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Diakses pada tanggal 4 November
2017. Pukul 21.00. Di http://prismakehidupan.wordpress.com/.
Fourtofour, Aris. 2012. Sejarah Olahraga Bulu Tangkis (Badminton). Diakses pada
tanggal 4 November 2017. Pukul 20.35.
Dihttp://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-olahraga-bulu-
tangkis-badminton.html?m=1.
Ihsan, Azam. 2013. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis. Diakses pada tanggal 4
November 2017. Pukul 20.30. Di
http://azamihsan87.blogspot.com/2013/01/b-tehnik-dasar-permainan-
bulutangkis.html?m=1.

Anda mungkin juga menyukai