Anda di halaman 1dari 12

KEMAMPUAN MENEMBAK ATLET PETAQUE DI PALOPO:

PERAN KONDISI FISIK


DAN PERSEPSI KINESTETIK

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

ARVAN PRIMA NANDA (21087222)

DOSEN PENGAMPU :

Drs. ARYADIE ADNAN, M.Si.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI

PADANG 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya penulis
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya diakhirat nanti. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun
akal pikiran, sehingga pembuatan proposal penelitian “Mengatasi Kebiasaan Menggeser
Kepala Pada Pemain Golf Pemula” dapat terselesaikan.

Penulis tentu menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk proposal penelitian ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Padang, 10 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I........................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................7

KAJIAN TEORI.......................................................................................................7

BAB III......................................................................................................................11

METEDOLOGI PENELITIAN................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga merupakan rangkaian gerak, atau dapat dikatakan bahwa tubuh teratur dan
terstruktur (Agustini et al., 2018). Olahraga merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik
yang biasanya bersifat kompetitif (Mulya, 2020). Perkembangan olahraga baru dari tahun
ke tahun semakin pesat; Hal ini menyebabkan setiap daerah selalu mencari peluang untuk
berprestasi unggul prestasi di setiap cabang olahraga (Yarmani & Defliyanto, 2020).

Salah satunya adalah olahraga petanque di Indonesia (Sudiadharma & Suardi, 2019).
Dibandingkan dengan olahraga lain, seperti sepak bola, bulu tangkis, dan bola voli
(Sulastri et al., 2021). Petanque masuk ke Indonesia pada tahun 2011 pada ajang SEA
Games di Palembang (Okilanda et al., 2018). Olahraga ini membutuhkan konsentrasi dan
ketangkasan saat melempar bola logam (bosi) mendekati bola kayu (boka), sasaran yang
terbuat dari kayu (Taufik et al., 2020).
Petanque merupakan olahraga yang tergolong baru di Kota Palopo yang sedang
berkembang. Mulai dari tingkat kampus/universitas bahkan sekolah. Atlet petanque
Palopo sebagian besar berasal dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palopo.
Meski tergolong baru, para atlet Petanque asal Kota Palopo ini telah mengikuti berbagai
ajang turnamen seperti seleksi PrePorprov, Pomnas, dan Porprov. Prestasi terbaru adalah
meraih medali perunggu di nomor tiga putri pada ajang Porprov Sinjai-Bulukumba 2022.
Petanque adalah salah satu bentuk permainan boule yang tujuannya adalah
melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu yang disebut cochonnet, dan
kaki harus membentuk lingkaran kecil (Rabani Arsi, 2021). Petanque merupakan
olahraga yang dapat dimainkan oleh satu, dua, dan tiga orang (Agustini & Maulana F,
2018). Setiap tim terdiri dari satu orang untuk kategori tunggal, dua untuk kelas ganda,
dan tiga orang untuk kelas tiga (Wijaya et al., 2021). Dalam permainan petanque
terdapat 2 (dua) jenis keterampilan (Zainuddin et al., 2022). Teknik dasar dalam
melempar adalah Menunjuk dan Menembak. Menunjuk dalam petanque ada beberapa
cara seperti roll, soft lob, dan full lob (Bustomi et al., 2020).
Menembak merupakan salah satu nomor yang dilombakan dalam olahraga petanque
dan bagian terpenting dari permainan petanque (Badaru et al., 2021). Menembak adalah
lemparan untuk mengusir bos lawan dari kotak sasaran (Saddle, 2016). Menembak di
petanque adalah sebuah
upaya menjauhkan bola sasaran untuk mengurangi poin lawan dan menambah poin
tim (Ati Safitri dkk, 2021). shooting merupakan salah satu teknik dalam permainan
petanque yang membutuhkan ketelitian, konsentrasi tinggi, dan akurasi shooting (Gracia
Sinaga & Ibrahim, 2019). Menembak merupakan salah satu nomor yang
dipertandingkan dalam olahraga petanque dan bagian terpenting dari permainan
petanque (Badaru et al., 2021).
Kondisi fisik merupakan satu kesatuan yang utuh dari komponen yang saling
terkait (Dawud & Hariyanto, 2022). Kondisi fisik tersebut meliputi kekuatan otot lengan,
koordinasi tangan-mata, dan organ gerak lainnya sebagai penunjang untuk melakukan
rangkaian gerak pada saat melempar tembakan (Agustini et al., 2018). Kondisi fisik
terdiri dari beberapa komponen yang ada di dalam tubuh. Di semua cabang olahraga,
suku cadang yang dibutuhkan tidak berbeda; perbedaannya terletak pada proses
latihannya, dan detail kondisi fisik yang diberikan akan lebih spesifik pada setiap cabang
olahraga (Hilmi, 2021).

Beberapa unsur fisik mendukung olahraga menembak petanque. Kekuatan otot lengan
membantu untuk mencapai lemparan yaitu latihan fisik, baik itu latihan pull-up dengan
menggunakan karet seperti lateks atau aktivitas push-up dengan ritme cepat dan lambat
(Badaru et al., 2021). Koordinasi mata-tangan adalah kemampuan kognitif yang
kompleks, karena membutuhkan kita untuk mengintegrasikan keterampilan visual dan
motorik kita, memungkinkan tangan dipandu oleh rangsangan visual yang diterima mata
kita (Mulya, 2020). Balance digunakan untuk mengatur kelurusan keluaran bola pada saat
melakukan shooting. Karena saat pengambilan gambar, atlet harus mempertimbangkan
jarak, kekuatan, sudut lemparan, dan kelurusan (Saddle, 2016).
Persepsi kinestetik adalah kemampuan untuk merasakan posisi, usaha, dan gerakan
bagian tubuh atau seluruh tubuh selama aktivitas otot, terkadang dianggap sebagai indra
keenam. (Umma, 2018). Persepsi kinestetik adalah kemampuan untuk merasakan gerakan
tubuh terlepas dari alat visual atau pendengaran atau, dalam terminologi populer,
merasakan gerakan tubuh (Hutabarat A et al., 2017). Sinestetik dapat memberikan
kesadaran akan posisi tubuh atau bagian tubuh saat bergerak, serta kemampuan mengenali
kontraksi otot dan keseimbangan tubuh (Rosmi, 2017).
Hasil penelitian sebelumnya (Agustini et al., 2018) menunjukkan bahwa kekuatan
lengan dan koordinasi tangan-mata memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil
akurasi shooting pada atlet pétanque di klub Kota Sukabumi tahun 2018. Kebaruan
penelitian ini adalah untuk menambah unsur kondisi fisik yaitu keseimbangan. Dan
persepsi kinestetik untuk mendukung kemampuan menembak atlet petanque.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif korelasional untuk


mengetahui hubungan kondisi fisik dengan persepsi kinestetik (Ramadan & Juniarti,
2020). Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Petanque Kota Palopo. Ada 15 atlet
Petanque yang terlibat dalam penelitian ini, tujuh atlet putra dan delapan atlet putri;
semua akan dijadikan sampel dalam survei. Dalam penelitian ini yang ingin diteliti
adalah kemampuan shooting atlet Petanque Kota Palopo yang didukung oleh peran
kondisi fisik dan persepsi kinestetik.
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kondisi fisik
(kekuatan, lengan, koordinasi tangan-mata, dan keseimbangan), tes persepsi kinestetik,
dan kemampuan menembak. Data kondisi fisik menggunakan uji T-Score. Data
penelitian dianalisis secara deskriptif; uji persyaratan adalah uji normalitas data dan uji
korelasi. Sehingga seluruh analisis data statistik diolah melalui komputer dalam program
SPSS versi 23.00

Kondisi
fisik

Kemamp
uan

Persepsi
Kinestetik
Temuan

Berdasarkan tabel 1 dapat dinyatakan data kondisi fisik dengan nilai mean 149,99, nilai
median 149,17, nilai standar deviasi 14,27, nilai range 52,76, nilai minimal 126,42 dan
nilai maksimal 179,18 . Data persepsi kinestetik dengan nilai rata-rata 7,20, a nilai
median 8,00, nilai standar deviasi 1,521, nilai range 5, nilai minimal 4, dan nilai
maksimal 9. Data kemampuan menembak dengan nilai mean 17,73, median 17,00, nilai
standar deviasi 4,605 , nilai rentang 17, nilai minimum 10, dan nilai maksimum 27.
Analisis deskriptif yang meliputi mean, median, standar deviasi, range, minimum,
dan maksimum sebagai berikut:

Tabel 1 Rangkuman
Analisis Deskriptif
Kondisi fisik Persepsi Kinestetik Kemampuan
Menembak
Cara 149,99 7,20 17,73
median 149.17 8.00 17,00
SD 14,27 1.521 4.605
Jangkauan 52.76 5 17
Minimum 126,42 4 10
Maksimum 179.18 9 27

Nilai signifikan kondisi fisik adalah 0,965>0,05 atau berdistribusi normal. Bobot
konsentrasi yang cukup besar adalah 0,126>0,05 atau berdistribusi normal. Nilai praktis
kemampuan menembak adalah 0,757>0,05 atau berdistribusi normal. Dapat dinyatakan
bahwa kondisi fisik mempunyai hubungan yang cukup besar dengan kemampuan
menembak, dengan nilai yang cukup besar yaitu 0,001 > 0,05. Persepsi kinestetik
berhubungan signifikan dengan daya tembak, dengan signifikansi 0,000 > 0,05.
Kesimpulannya adalah ada hubungan penting antara variabel kondisi fisik dengan persepsi
kinestetik terhadap kemampuan menembak

Diskusi

Tembakan lempar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kekuatan otot lengan yang
kuat saat melempar dan koordinasi mata tangan yang harus sinkron saat melempar, agar
kekuatan otot lengan dapat berkontraksi dengan koordinasi mata tangan secara
bersamaan untuk mendapatkan lemparan yang tepat tepat sasaran (Agustini et al., 2018).
Target dalam petanque adalah dapat memenangkan permainan dengan lemparan yang
tepat dan akurat (Zuhri et al., 2020).
Kondisi fisik yang baik pada atlet akan memudahkan dalam berlatih saat bertanding.
Sebaliknya jika kondisi fisik yang prima akan memudahkan pencapaian tujuan dalam
menembak sasaran (Dahrial, 2019). Kondisi fisik para pemain juga akan mempengaruhi
mental para pemainnya. Sebaliknya, mental pemain juga akan mempengaruhi kondisi fisik
dan teknik serta taktik mereka. Teknik, taktik, dan mental dan
kondisi fisik adalah elemen terpenting untuk menciptakan game yang baik (Maizan, Inggar,
2020).
Kekuatan otot lengan mendukung melakukan rangkaian gerakan pada saat melakukan
lemparan (Agustini et al., 2018). Koordinasi mata tangan dominan ditinjau dari faktor kondisi
fisik yang mendukung permainan olahraga pétanque karena shooting yang baik memerlukan
koordinasi tersebut (Mulya, 2020). Koordinasi mata tangan dan kekuatan otot lengan yang baik
akan meningkatkan akurasi dalam melempar bola petanque. Kurangnya kekuatan otot lengan dan
koordinasi tangan-mata akan mengakibatkan akurasi bola mengenai sasaran menjadi rendah
(Asmarani & Setiawan, 2020).
Keseimbangan dalam olahraga petanque, terutama saat menembak, sangat diperlukan.
Seorang atlet harus menjaga keseimbangan yang stabil karena pada jarak tertentu atlet akan
membutuhkan banyak tenaga agar lemparan tepat sasaran sehingga mempengaruhi keseimbangan
(Saddle, 2016). Keseimbangan sangat penting karena melepaskan bola ke arah sasaran yang
diinginkan dapat dilakukan dengan mudah. Jika tidak memiliki keseimbangan maka arah bola
tidak akan terarah ke target atau target yang diinginkan (Zuhri et al., 2020). Selain itu, diperlukan
kredit yang baik untuk menjaga konsistensi arah lemparan yang dilakukan dengan melatih otot
keseimbangan tubuh (Isyani & Primayanti, 2019).
Persepsi kinestetik kadang disebut sebagai indra keenam karena sebagian orang dapat merasakan
gerakan yang salah dan benar dalam gerakan menembak (Kristanto, 2020). Sebagai penembak
dalam olahraga petanque, Anda harus memiliki keterampilan persepsi yang baik untuk menentukan
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan temuan di lapangan, aspek kondisi fisik (kekuatan lengan, koordinasi


tangan-mata, keseimbangan) dan persepsi kinestetik memiliki hubungan positif dengan
kemampuan shooting atlet Petanque Kota Palopo. Penelitian ini diharapkan dapat
mengkaji aspek-aspek kondisi fisik untuk menunjang olahraga Petanque Kota Palopo.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, DK, Nugraheni, W., & Maulana, F. (2018). Hubungan Kekuatan Otot Lengan
dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Ketepatan Pukulan Dalam Olahraga
Petanque City Club Sukabumi Tahun 2018. Ke-1 UMMI Tahun 2018, 163–167.

Arsi Rabani, Nurhidayat. N. (2021). Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan


Kemampuan Permainan Menunjuk Pada Mahasiswa Berminat Bakat Olahraga
Petanque Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Riset dan Pengetahuan
Inovasi, 1(6).

Asmarani SN, DA, & Setiawan, I. (2020). ItuPengaruh Koordinasi Mata Tangan
Latihan dan Kekuatan Otot Lengan menyalaBola
Petanque Pelemparan Ketepatan. Jurnal Pendidikan
Jasmani IndonesiadanOlahraga,1(2),496–501.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/i napes/article/view/42088.

Anda mungkin juga menyukai