Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FIQIH

“Metode Pembelajaran Fiqih di MI”

Dosen : M. Iqbal Ansari,. M.Pd.I

Penyusun:
Denny Andreanor
15520073

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Metode Pembelajaran Fiqih di MI”. Adapun tujun dari penyusunan dalam tugas
makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Fiqih”.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari
dosen pengampu mata kuliah “Fiqih” . penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki maka penyusun meminta kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua
didalam dunia pendidikan. Dan semoga mampu menjadi pendidik yang patut di tauladani
oleh anak didik.

Kandangan, Februari 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut
pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan
pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut
pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli
dan pinjam meminjam.
Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan
hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT. Dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
Dalam pelaksanaan pendidikan khususnya dalam suatu kegiatan belajar
mengajar pembelajaran fiqih baik di sekolah maupun di madrasah seorang guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada anak didik atau
siswa sering kali ditemui bahwa guru tersebut mengalami kesulitan baik dalam
memilih, menetapkan, serta menerapkan metode tersebut kedalam proses belajar-
mengajar.
Untuk itu makalah ini akan membahas tentang metode pembelajaran fiqih,
sehingga nantinya proses pembelajaran tersebut dapat tercapai tujuan yang
diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan mata pelajaran fiqih?
1.2.2 Apa saja tujuan mata pelajaran fiqih?
1.2.3 Apa saja metode pembelajaran?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi mata pelajaran fiqih.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan mata pelajaran fiqih.
1.3.3 Untuk mengetahui metode pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mata Pelaran Fiqih
Fiqih menurut bahasa "tahu atau paham"
Firman Allah SWT.
ُ ‫ التوبة( يَفقَ ُهونَ َل فَ ُهم قُلُو ِب ِهم َعلَى َو‬: 87)
...‫ط ِب َع‬
"… dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak mengetahui (QS. At-Taubah
: 87)
Jadi bidang studi fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran yang
menerangkan tentang hukum-hukum syari'ah Islam dari dalil-dalil secara terinci.
Sedangkan pembelajaran bidang studi fiqh di Madarasah Diniyyah adalah interaksi
pendidik dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk mengetahui
ketentuan-ketentuan syari'at Islam. Materi yang sifatnya memberikan bimbingan
terhadap warga belajar agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
pelaksanaan syariat Islam tersebut, yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam
kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, tetapi lebih
jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi warga belajar dan
masyarakat lingkungannya. Dengan keteladanan guru ini, diharapkan para orang tua
dan masyarakat membantu secara aktif pelaksanaan pembelajaran bidang studi fiqih di
dalam rumah tangga dan masyarakat lingkungannya.

2.2 Tujuan Mata Pelajaran Fiqih


Tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar dapat
mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan
menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli melaksanakan dan mengamalkan
ketentuan hukum Islam dengan benar.
Tujuan fiqh adalah menerapkan hukum-hukum syariat dalam kehidupan sehari-
hari. Dari tujuan fiqh ini kita dapat merumuskan tujuan pembelajaran fiqh di MI,
sebagaimana dirumuskan dalam buku Model KTSP MI, yaitu agar peserta didik dapat:
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun mu’amalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan baik dan benar, sebagai perwujudan
dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam, baik dalam hubungannya
dengan Allah, diri sendiri, orang lain, makhluk lain, maupun hubungannya dengan
lingkungan.
Dalam mempelajari fiqih, bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu yang jelas
pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori dan praktek. Belajar
fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus dapat dilaksanakan, bila
berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu, fiqih bukan saja
untuk diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan
hidup. Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari –hari didahulukan
dalam pelaksanaan pembelajarannya.
Keberhasilan pendidikan fiqih dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Contohnya, dalam keluarga
kecendrungan anak untuk melakukan shalat sendiri secara rutin. Sedangkan dalam
sekolah misalnya intensitas anak dalam menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa
dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan disekolah. Untuk itu evaluasi
pembelajaran fiqh tidak hanya berbentuk ujian tertulis tetapi juga praktek. Banyak
peserta didik yang mendapatkan nilai bagus dalam teori ilmu fiqih, Tetapi, dalam
kenyataannya banyak peserta didik yang belum mampu melaksanakan teori itu secara
praktek seperti shalat dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta
didik tentang fiqih masih kurang. Demonstrasi merupakan salah satu wahana untuk
memberikan pengalaman belajar agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran
dengan baik, karena demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau peserta didik sendiri
ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan
sesuatu. Misalnya dalam mengajarkan pelajaran ibadah fiqih (wudhu, sholat, dll)
metode demonstrasi akan lebih diterima oleh peserta didik dan peserta didik dapat
menirukan apa yang telah diperagakan, sehingga materi pelajaran menjadi di pahami.
Dengan demikian pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila seorang guru dapat
membimbing anak-anak untuk memasuki situasi yang memberikan pengalaman-
pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar peserta didik.
2.3 Metode Pembelajaran Fiqih
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran, yang di lakuakan oleh guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan peserta didik.
Ceramah di mulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin di capai, menyiapkan
garis-garis besar yang akan di bicarakan, serta menghubungkan antara materi yang
akan di sajikan dengan bahan yang telah di sajikan. Ceramah akan berhasil apabila
mendapatkan perhatian yang sungguh-sunguguh dari peserta didik, di sajikan secara
sistematik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
merespons serta motivasi belajar yang kuat dari peserta didik. Pada akhir ceramah
perlu di kemukakan kesimpulan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, memberikan tugas kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir.
Metode ceramah termasuk yang paling banyak di gunakan, karena biayanya
cukup muruh dan mudah di lakuakan, memungkinkan banyaknya materi yang dapat
di sampaikan, adanya kesempatan bagi guru untuk menekankan bagian yang
penting dan pengaturan kelas dapat di lakukan dengan cara sederhana. Sedangkan
kekurangan metode ceramah ini antara lain cenderung membuat peserta didik
kurang kreatif, materi yang di sampaikan hanya mengandalkan ingatan guru,
kemungkinan adanya materi pelajaran yang tidak dapat di terima sepenuhnya oleh
peserta didik, kesulitan dalam mengetahui tentang seberapa banyak materi yang
dapat di terima oleh anak didik, cenderung verbalisme dan kurang merangsang.
Untuk itu sebaiknya ceramah ini di lakuakan dengan persiapan yang matang, guru
yang benar-benar menguasai materi pelajaran dengan baik, di lengkapi dengan
penggunaan media pengajaran, serta mengombinasikannya dengan metode tanya
jawab, penugasan dan sebagainya. Melalui ceramah ini, target pengajaran lebih
banyak pada aspek kognitif.dalam metode itu siswa MI secara tidak langsung dapat
mengerti tentang apa yang di jelaskan.
Contohnya seorang guru menjelaskan tentang Nama-nama Malaikat dan
Tugasnya kepada Muridnya.
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi,disesuaikan dengan
metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya-
jawab dan diskusi sebagai variasi:
1) Persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
b) Menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran
khusus yang sudah ditetapkan.
c) Merumuskan materi ceramah secara garis besar.
d) Bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi menjadi beberapa
penggalan.
e) Disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki tiap siswa
2) Pelaksanaan
a) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang
ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir.
b) menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi,
misalnya: ceramah yang disertai
dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan
laporan kelas.
c) membagikan materi ceramah kepada siswa
d) Menyajikan materi ceramah.
e) Tanya jawab

2. Metode Siswa Aktif dan Tugas Kelompok dalam Permainan


Langkah – langkah Pembelajaran :
a) Kegiatan Awal
Guru Mengajak siswa bernyanyi bersama Lagu Rukun islam ( dapat
dicontohkan dalam lagu Balonku ) setelah siswa menyanyikan lagu, baru
dileparkan pertanyaan siapa yang tahu tentang isi dari rukun islam, jika ada
yang bisa menjawab maka baru kita memulai materi.
b) Kegiatan Inti
Siswa membuka buku pelajaran fiqih tentang materi rukun islam.
Kemudian guru menjelaskan secara urut rukun islam yaitu,Syahadat, Shalat,
Zakat, Puasa, dan Haji. Setelah semua bisa dapat disebutkan bersama-sam tanpa
melihat buku serta membuat lingkaran kecil, kemudian guru memanggil Salah
satu dari siswa untuk menyebutkan rukun islam.
c) Penutup
Diakhir pertemuan siswa ditugaskan untuk menghafal rukun islam tersebut
dan jika siswa tersebut bisa mengahafalnya maka akan diberikan hadiah.
3. Metode Siswa Aktif dan Kreatif
Langkah-langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Awal
Guru menayakan kepada siswa siapa yang tadi pagi melaksanakan sholat
subuh? Jika ya coba dipancing selain sholat subuh , sholat apa lagi yang wajib
dikerjakan .
Mengajak siswa bernyanyi bersama tentang jumlah sholat berapa rakaat .
b) Kegiatan inti
Siswa membuka buku pelajaran fiqih tentang materi rukun islam.
Kemudian guru menjelaskan tentang sholat fardhu yang kita kerjakan dalam
satu hari yaitu sholat shubuh terdiri dari dua rakaaat , sholat dzuhur empat
rakaat, sholat ashar empat rakaat, sholat magrib tiga rakaat, dan sholat isya
empat rakaat.
Waktu pelaksanaan tentu berbeda beda pula. Sehingga , di harapkan siswa
mampu menyebutkan bilangan sholat fardhu secara urut dan menghafalnya.
c) Kegiatan penutup
Di akhir pertemuan guru memberikan LKS pada siswa sebagai
pemantapan akhir dari materi pembelajran yang tengah berlangsung. Guru
mengajak menyanyi bersama lagu rukun islam ( dapat dicontohkan dalam lagu
balonku ). Setelah siswa menyanyikan lagu baru di lemparkan pertanyaan siapa
yang tahu tentang isi dari rukun islam , maka siswa tersebut boleh pulang
duluan.

4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan
suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan
menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar,
perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang
paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi
proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan
objek, membuat skema, membuat hitungan, dan lain – lain peragaan konsep serta
fakta yang memungkinkan.
Metode ini dapat digunakan pada materi thaharah, shalat, mengurus jenazah,
dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran.
a) Persiapan
1) Menentukan topik yang akan didemonstrasikan.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
3) Mempersiapkan alat peraga.
b) Kegiatan
1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin
dicapai sesudah pelajaran berakhir.
2) Guru mulai menjelaskan dan mencontohkan materi.
3) Siswa memerhatikan.
4) Tanya jawab.
5) Penutup.

5. Metode Simulasi
Metode simulasi adalah perbuatan yang hanya berpura-pura saja atau seolah-
olah melakukannya. Tujuan dari metode simulasi ini adalah untuk melatih
keterampilan tertentu, untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
prinsip dan untuk memecahkan masalah.
Metode ini dapat digunakan misalnya saja ketika sedang mempelajari materi
haji dan umroh. Siswa melakukan rukun-rukun yang ada ketika sedang melakukan
haji dengan cara membuat miniatur ka’bah, bukit shafa marwah, dan lain
sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran.
a) Persiapan
4) Menentukan topik yang akan didemonstrasikan.
5) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus.
6) Mempersiapkan alat peraga.
b) Kegiatan
1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin
dicapai sesudah pelajaran berakhir.
2) Guru mulai menjelaskan dan mencontohkan materi.
3) Setelah guru memberikan penelasan maka murid mencoba melakukan yang
dijelaskan oleh guru.
4) Tanya jawab.
5) Penutup.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam
kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan
pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Bidang studi fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran yang
menerangkan tentang hukum-hukum syari'ah Islam dari dalil-dalil secara terinci.
Tujuan ilmu fiqih bukan saja untuk diketahui, akan tetapi diamalkan dalam kehidupan
sehari –hari. Mata pelajaran fiqih di SD atau Madrasah Ibtidaiyah memiliki beberapa
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa untuk dapat
dinyatakan mampu dan paham dalam materi pembelajaran fiqih. Dengan adanya
model-model pendekatan pembelajaran fiqih siswa diharapkan akan lebih mudah
belajar fiqih.

3.2 Saran
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah harus selalu di tekan kepada setiap
peserta didik agar peserta didik menjadi manusia yang berkepribadian yang baik dan
berakhlaqul karimah
Saya harapkan dari pembuatan makalah tentang Sistem Pembelajaran PAI di SD
ini pembaca dapat memahami definisi dari metode-metode pembelajaran Fiqih di SD
tersebut, serta memahami tujuan, model serta metode kreatif dari Sistem Pembelajaran
PAI di SD itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga


Kependidikan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif Dan Menyenangkan
(Paikem), TP, Depok:2010
Jamaluddin dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung :2015
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung:2009
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta:2013
Usman, M. Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat
Pers, Jakarta:2002

Anda mungkin juga menyukai