Fiqih Disma
Dosen Pengampu:
Dr. Rasyid Anwar Dalimunthe, S.Pd.I., M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pengembangan materi PAI”. Terima kasih pula saya
ucapkan kepada dosen pembimbing, Dr.Rasyid Anwar
Dalimunthe,S.Pd.I,M.Pd.I. yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqih Disma.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak ketidak
sempurnaan, maka saya mengharapkan ide-ide, masukan, dan kritik anda
para pembaca. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua orang yang membacanya. Dan dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. .. 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih...............................................................3
2. Fungsi Mata Pelajaran Fiqih Di SMA.......................................................4
3. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Di SMA......................................................5
4. Metode Pembelajaran Fiqih DI SMA........................................................5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran fiqih sangatlah penting bagi siswa yaitu sebagai bekal
bagi siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum
Islam dan tata cara pelaksanaannya. Dari pemahaman atau pengetahuan
pembelajaran fiqih, siswa diharapkan menjadi pribadi yang baik dan
tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tersebut bisa
didapatkan melalui lingkup sekolah. Adanya pembelajaran fiqih dalam
lingkup sekolah adalah untuk membimbing dan mengarahkan siswa agar
siswa mampu mengamalkan ibadah sesuai dengan syariat agama.
Maka sangat penting bagi siswa untuk memahami pembelajaran fiqih,
karena pembelajaran fiqih berhubungan erat dengan kehidupan nyata
siswa. Tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk memberi bekal kepada
siswa berupa pengetahuan dan pemahaman mengenai pokok-pokok hukum
Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli,
agar dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam yang
benar.
Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan
ulama Islam, fiqih ialah ilmu pengetahuan yang membahas tentang
hukum-hukum Islam yang bersumber dari al-Quran, Sunnah, dan dail-dalil
syar’i yang lain. Hukum yang diatur dalam fiqih Islam itu sendiri dari
hukum wajib, sunah, mubah makruh, dan haram. Disamping ada pula
dalam bentuk lain seperti sah, batal, benar, salah, berpahala, berdosa dan
sebagainya.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fiqih
sangatlah penting bagi siswa, karena pembelajaran fiqih memberikan
pengetahuan tentang ibadah, dan hukum Islam yang erat hubungannya
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Mata Pelajaran Fiqih?
2. Apa Fungsi Mata Pelajaran Fiqih Di SMA?
3. Apa Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Di SMA?
4. Bagaimana Metode Pembelajaran Fiqih DI SMA?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menetahui pengertian Mata Pelajaran Fiqih
2. Untuk menetahui Fungsi Mata Pelajaran Fiqih Di SMA
3. Untuk menetahui Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Di SMA
4. Untuk menetahui Metode Pembelajaran Fiqih DI SMA
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari
sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.
3
Nasiruddin, “Pendidikan Fiqih Berbasis Kompetensi” Jurnal Pendidikan Islami, Vol 14 no 1
(2005), hlm. 36
4
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di
Madrasah, 90.
4
5. Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial
melalui Fiqih Islam.
5
4. Metode Pembelajaran Fiqih Di SMA
Ilmu fiqih merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat mempengaruhi
nilai ibadah seseorang dan ibadah dalam islam erat sekali hubungannya dengan
pendidikan atau pemahaman tentang fiqih. Ibadah dalam Al-Quran dikaitkan
dengan takwa, dan takwa berarti melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-
larangan Allah. Perintah Allah berkaitan dengan perbuatan- perbuatan yang baik,
sedangkan larangan-larangan Allah berkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang
tidak baik. Orang bertakwa dengan demikian adalah orang yang melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, yaitu orang yang berbuat baik jauh
dari hal-hal yang tidak baik. Inilah yang dimaksud dengan ajaran amar ma`ruf
nahi munkar, mengajak orang pada kebaikan dan menjahui dari hal yang tidak
baik, merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa dan berperilaku mulia.5
Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar faktor penting yang mesti
mendapat perhatian khusus adalah bahan atau materi pengajaran itu sendiri yang
akan disampaikan dalam membawa anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan
itu sendiri. Materi-materi tersebut adalah ajaran-ajaran agama islam secara
menyeluruh yang meliputi hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan sesama manusia serta alam semesta. 6
Untuk mengajarkan materi pembelajaran fiqih, maka guru dapat
melaksanakan dengan berbagai macam metode mengajar atau dapat
mengkombinasikan metode mengajar secara bervariasi, antara lain :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan atau penuturan secara lisan
oleh guru kepada semua siswa di dalam suatu ruangan kelas yang bisa
diikutsertakan dengan tanya jawab, pemberian tugas, demonstrasi,
eksperimen, sosiodrama dan bermain peran serta metode latihan (drill).
Ciri yang menonjol dalam metode ceramah ini adalah peranan guru
tampak sangat dominan sedangkan murid mendengarkan secara teliti dan
mencatat isi ceramah yang disampaikan guru didepan kelas. Dengan
5
Harun Nasution, Islam Rasional, Gagasan Dan Pemikiran (Bandung :Nizan, 1995),
6
Moh. Rafa‟i, Ilmu Fiqh Islam Lengkap (Semarang : Toha Putra 1998), hlm. 11
6
metode ini guru dapat menguasai kelas, tidak banyak memakan biaya dan
tenaga, serta bahannyapun dapat disampaikan sebanyak mungkin.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara menyampaikan pelajaran dimana siswa
dihadapkan pada masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang problematik untuk dipecahkan bersama, guru memberikan
kesempatan kepada siswa atau kelompok siswa untuk saling tukar
menukar informasi, mempertahankan pendapat, membuat kesimpulan dan
pemecahan masalah. Yang perlu mendapat perhatian adalah hendaknya
para siswa berpartisifasi secara aktif dalam forum diskusi. Semakin
banyak siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, semakin banyak
pula yang mereka pelajari. 7
Metode diskusi mempunyai tujuan antara lain :
1) Menanamkan dan menggambarkan keberanian untuk
mengembangkan pendapat sendiri.
2) Mencari kebenaran secara jujur melalui pertimbanganpertimbangan
pendapat yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang
lainnya.
3) Belajar menemukan kesempatan pendapat melalui musyawarah.
4) Membiasakan anak didik bersifat toleran. Peran guru sebagai orang
yang memberikan dorongan semangat dan membesarkan hati siswa
sangat diperlukan, terutama oleh siswa yang tergolong kurang aktif
atau pendiam dalam kelas.
c. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama adalah penyajian bahan dengan cara
memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan.
Semua bentuk tingkah laku dalam hubungan sosiodrama yang kemudian
diminta beberapa orang murid untuk memerankannya”.8
7
Saipul Bahri Djamarah dan Azwar Zain, Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta: Rineka Cipta,1997),
hlm. 99
8
Ramayulis, H, Metodologi penelitian Agama Islam (Jakarta, Kalam Mulia, 2005), hlm. 174.
7
d. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving).
“Problem solving adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran
dengan jalan dimana siswa dihadapkan dengan kondisi masalah, dari
masalah yang sederhana menuju ke masalah yang sulit”. Ini dimaksudkan
untuk melatih keberanian anak dan rasa tanggung jawab dalam menghadapi
masalah-masalah kehidupan kelak di masyarakat. Metode ini berdekatan
dengan metode diskusi, dimana siswa dan guru bersama-sama memikirkan
dan mengeluarkan pendapat serta memperdebat utuk memperoleh
kesimpulan. Materi pelajaran fiqih sesuai mempergunakan metode ini,
misalnya mengapa manusia harus mengabdi kepada Tuhan dengan
melaksanakan perintah dan menjahui larangan-Nya.
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk menjelaskan suatu pengertian atau memperlihatkan
bagaimana malakukan sesuatu kepada anak didik.Dalam pelaksanaan
pendidikan agama, metode demonstrasi dipergunakan dalam
mendemonstrasikan atau mempraktekan bagaimana sikap yang
mencerminkan akhlakul karimah seperti sopan santun dan berbuat baik
kepada sesama manusia maupun lingkungan. Kelima metode tersebut di atas
agar dapat dijalankan secara efektif dan efesien oleh seorang guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar di kelas, maka guru harus
mempunyai sikap profesionalisme dalam menjalankan tugasnya. Hal ini
dikarenakan guru profesional mempunyai tugas ganda, selain sebagai
pengajar juga sebagai pendidik. Guru merupakan elemen terpenting dalam
sebuah sistem pendidikan, karena ia merupakan ujung tombak. Proses
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang
performance guru dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
menarik minat siswa atau sebaliknya
8
BAB III
PENUUTUP
A. Kesimpulan
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari fikih.
yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/SMP.
Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari,
memperdalam serta memperkaya kajian fikih baik yang menyangkut aspek
ibadah maupun muamalah, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan kaidah-
kaidah usul fikih serta menggali tujuan dan hikmahnya, sebagai persiapan
untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untukhidup
bermasyarakat. Secara substansial, mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT. dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya
ataupun lingkungannya.
Proses belajar-mengajar akan berjalan dengan baik kalau metode yang
digunakan betul-betul tepat, karena antara pendidikan dengan metode saling
berkaitan. Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan adalah usaha atau tindakan
untuk membentuk manusia. Disini guru sangat berperan dalam membimbing
anak didik ke arah terbentuknya pribadi yang diinginkan. Fiqih di MTs
bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan.
memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh,
baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut
diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
9
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat
memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaanya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat islam secara kaffah (sempurna).
DAFTAR PUSTAKA
10