Disusun Oleh:
NAMA : KHOMSIATUL FITRI HARAHAP
NPM : 1801010054
2020/2021
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata kuliah Telaah/pengembangan
kurikulum, makalah ini disusun secara ringkas dan garis besar dengan tujuan untuk:
Makalah ini disusun dengan materi yang bersifat garis besar dan menyeluruh, dengan harapan
akan terus menerus dikembangkan di kemudian hari sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya metodologi penelitian.
BAB I
PENDAHULUAN
Mata pelajaran fikih merupakan salah satu pilar dan bagian penting dari
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di madrasah bersama mata
pelajaran Alquran Hadis, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa
Arab. Fikih dapat dikatakan sebagai “jantung PAI” karena sejatinya fikih
membahas substansi dari mata pelajaran lainnya.
Lini masa yang sudah terlewati menghasilkan sebuah catatan penting untuk
guru yang mana catatan itu berorientasi pada perubahan kurikulum, silabus, bahan
ajar dan segala aspek lain pendukung pengajaran membuat banyak guru yang
berimprovisasi demi menciptakan suasana belajar mengajar yang tepat sehingga
pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa.1 Tidak hanya itu, tuntutan
kompetensi yang semakin berkembang dan meningkat membuat dua poros subjek-
objek pendidikan perlu up to date agar dapat mencapai kompetensi itu. Namun,
dengan meningkatnya kompetensi diharapkan siswa akan lebih baik hasil yang
dicapai ke depannya.
1
Observasi “Implementasi Kurikulum di Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta”, 4A Bilingual Kelompok 6, 2018.
2
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama
Dan
tidak saja memberi manfaat bagi yang bersangkutan, akan tetapi juga akan
membawa keuntungan dan manfaat terhadap masyarakat lingkungannya bahkan
masyarakat ramai dan umat manusia seluruhnya. Jelaslah, bahwa agama sangat
besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi yang menjalankan
agama tersebut dengan baik.3
Dalam makalah ini, kami memfokuskan bahasan pada mata pelajaran Fikih
untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah kelas VII semester genap yang disadur
berdasarkan referensi utama langsung dari Keputusan Menteri Agama (KMA)
nomor 165 Tahun 2014, disertai buku penunjang guru dan siswa yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik
Indonesia (Ditjen Pendis Kemenag RI), kami mengharapkan makalah ini dapat
dimanfaatkan secara maksimal sehingga memudahkan kita dalam memahami
bahan ajar mata pelajaran Fikih untuk kelas VII Semester Genap Madrasah
Tsanawiyah.
B. Perumusan Masalah
1. Apa saja bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII semester
genap?
2. Bagaimana strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menunjang materi ajar fikih kelas VII semester genap?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII
semester genap sehingga menjadi acuan dan persiapan dalam mengajar di
kelas VII MTs.
2. Untuk memahami strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menciptakan kondisi belajar mengajar fikih kelas VII semester genap.
Mata pelajaran fikih merupakan salah satu mata pelajaran agama yang
menjadi favorit di kalangan siswa Madrasah.4 Hal ini dikarenakan fikih pada
dasarnya berisi pengetahuan tentang kehidupan. Fikih juga sangat berpengaruh
bagi kepribadian siswa karena sejatinya fikih berisi pedoman hidup, hukum-
hukum dalam kehidupan beragama yang semua itu perlu dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, fikih dinilai sebagai mata pelajaran yang
sederhana, terutama pada jenjang ini. Maksudnya, siswa hanya diharapkan
mampu memahami dari segi hukum atau teori dasar lalu mempraktikkannya.
Dalam makalah ini, kami membahas mata pelajaran fikih kelas VII Semester
2 Madrasah Tsanawiyah meliputi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator,
Materi Pokok, dan Proses Pembelajaran. Adapun materi yang dibahas pada
semester 2 kelas VII MTs ini meliputi tiga bab yang kami tuliskan selanjutnya
pada sub bab makalah selanjutnya. Sebagai informasi, judul setiap bab materi
fikih MTs kelas VII semester 2 yang terdapat dalam makalah ini bersumber dari
Buku Guru Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah yang dikeluarkan oleh Pendis Kemenag RI, sehingga jika suatu waktu
ditemukan judul yang berbeda dalam buku lain hendaknya dapat dipahami bahwa
secara silabus dan isinya tetap sama.
Di dalam semester genap, materi yang dibahas antara lain seputar ibadah,
tata cara salat termasuk aspek lain di dalamnya meliputi: kewajiban salat Jumat
dan termasuk khutbah, salat Jamak dan Qasar, salat dalam keadaan sakit, salat
dalam kendaraan, salat sunnah muakkad, dan salat sunnah ghairu muakkad.
4
Observasi “Metode Pembelajaran PAIKEM di Madrasah”, Sahara Adjie Samudera, 2017.
Sebelum kami menyusun makalah ini, kami menganalisis Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada mata pelajaran Fikih kelas 7 MTs,
terfokus pada semester genap. Hal ini guna memberikan gambaran awal bagi kita
untuk memahami dan menyusun langkah kita sebagai guru atau calon guru ke
depannya.
Seperti yang kita ketahui, Kompetensi Inti (KI) adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran
serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi
Inti (KI) dalam kurikulum memiliki rumus yang terdiri dari 4 notasi, yaitu:5
Maka dari itu, semua materi yang terdapat dalam buku ajar Fikih perlu
disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
5
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014, 3.
6
Ibid.
B. Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat
1. Kompetensi
Pada bab ini, diharapkan siswa mampu memenuhi kompetensi sebagai
berikut:7
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar dalam bab ini adalah:
1) Meyakini kewajiban melaksanakan salat Jumat
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jumat
3) Memahami ketentuan salat Jumat
4) Menganalisis ketentuan khutbah Jumat
5) Mempraktikkan salat Jumat
6) Mendemonstrasikan khutbah Jumat
7
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2014), 71. Lihat juga di Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih,
Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
(Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 69.
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab
ini dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
3. Materi Pokok
Dalam bab ini, guru perlu memberikan pemahaman secara
komprehensif kepada siswa tentang keagungan hari Jumat. Adapun
rangkuman materi yang dibahas dalam bab ini antara lain:8
8
Ibid., 72.
1) Salat Jumat adalah salat yang wajib dikerjakan pada waktu zuhur di
hari Jumat yang diawali dengan 2 (dua) khutbah Jumat.
2) Melaksanakan salat Jumat hukumnya wajib bagi setiap muslim kecuali 4
golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit.
3) Syarat wajib salat Jumat ialah Islam, balig, berakal, laki-laki, merdeka,
muslim, dan tidak ada halangan syar’i.
4) Syarat sah salat Jumat ialah Diselenggarakan di masjid daerah
pemukiman (tidak boleh di sawah, lapangan, dll.), dilaksanakan pada
waktu zuhur, dikerjakan dengan berjamaah, dan dikerjakan setelah dua
khutbah
5) Rukun khutbah Jumat adalah mengucapkan pujian kepada Allah Swt.
pada khutbah pertama dan kedua, mengucapkan dua kalimah syahadat
pada khutbah pertama dan kedua, membaca salawat kepada Nabi pada
khutbah pertama dan kedua, berwasiat/memberi nasehat kepada jama`ah
untuk bertakwa kepada Allah pada khutbah pertama dan kedua, membaca
ayat Al-Quran pada salah satu khutbah, dan berdoa untuk kaum
muslimin/muslimat pada khutbah kedua.
6) Sunnah salat Jum’at ialah mandi Jumat, memotong kuku dan kumis,
berpakaian bersih dan putih, memakai wangi-wangian, dan
menyegerakan ke masjid.
7) Adab ketika khutbah sedang berlangsung adalah Jamaah tenang
mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat, Jamaah
tidak berbicara selama khutbah berlangsung. Jamaah yang berbicara saat
khutbah berlangsung dapat merusak ibadahnya sendiri dan juga
memperoleh dosa karena mengganggu jamaah lain yang hendak
mendengarkan khutbah. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib
duduk di antara dua khutbah.
4. Proses Pembelajaran
2. Metode Demonstrasi
9
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014),
51 – 52.
secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat menghayati dan memperhatikan apa yang
diperintahkan selama pelajaran berlangsung.10
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menerima ketentuan salat Jamak dan Qasar.
2) Meyakini kewajiban salat dalam berbagai keadaan.
3) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jamak dan Qasar.
4) Menghayati nilai-nilai positif dalam melaksanakan salat wajib dalam
berbagai keadaan.
12
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2014), 88. Lihat juga di Ditjen Pendis Kemenag, Buku Siswa: Fikih,
Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
(Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 8
5) Memahami ketentuan salat Jamak dan Qasar.
6) Memahami salat ketika sakit.
7) Mempraktikkan salat Jamak dan Qasar.
8) Memperagakan salat dalam keadaan sakit.
9) Mempraktikkan salat di atas kendaraan.
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini boleh dikatakan sebagai
metode tradisional. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan
guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa
ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Maka agar tidak
membuat jenuh, guru harus secara aktif menciptakan kelas yang
kondusif dan mampu menciptakan keaktifan siswa dalam
memperhatikan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode
ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan
penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.13
2. Metode Demonstrasi
Seperti yang sempat disinggung di atas, metode demonstrasi
diartikan sebagai metode pembelajaran yang di mana seorang guru
menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses, misalnya
memperlihatkan tata cara salat yang baik. Dengan demonstrasi proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.14
13
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), 97.
14
Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), 83.
3. Metode Examples - Non Examples
Metode Example - Non Example menurut pengertian bahasa
berarti contoh (dan) bukan contoh. Jika diterjemahkan menurut cara
kerjanya berarti model pembelajaran yang menggunakan teknik
melihat gambar dan menyimpulkan atau menjelaskan konsep apa yang
diperoleh siswa dari gambar tersebut.
Untuk menerapkan metode ini, langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah:15
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
2) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkan
melalui proyektor slideshow;
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa
untuk memperhatikan;
4) Siswa diminta menganalisis gambar;
5) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas;
6) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya;
7) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
15
Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler,
(Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2016), 89-90.
16
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama,
2014), 106. Lihat juga di Ditjen Pendis Kemenag, Buku Siswa: Fikih, Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:
Kementerian Agama, 2014), 103.
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menghayati hikmah dari salat sunah
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam melakukan salat sunah
3) Memahami ketentuan salat sunah muakkad
4) Menganalisis salat sunah gairu muakkad
5) Mempraktikkan salat sunah muakkad.
6) Mempraktikkan salat sunah gairu muakkad.
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab
ini dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
Indikator Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menyebutkan pengertian salat metode kooperatif tentang ketentuan salat
sunah
dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menyebutkan pengertian salat
sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan macam-macam sunah
salat sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan pengertian salat sunah muakkad
sunah ghairu muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Menyebutkan macam-macam salat sunah muakkad
salat sunah ghairu muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Mempraktikkan tata cara salat sunah ghairu muakkad
sunah muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Mempraktikkan tata cara salat salat sunah ghairu muakkad
sunah ghairu muakkad - Mempraktikkan tata cara salat
sunah muakkad
- Mempraktikkan tata cara salat
sunah ghairu muakkad
3. Materi Pokok
Adapun ringkasan materi yang dibahas pada bab ini adalah:
1. Pengertian salat sunah adalah semua salat selain salat fardhu yang lima
waktu di mana jika kita menunaikannya akan mendapat ganjaran
sedangkan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa.
2. Salat sunah muakkad merupakan salat sunah yang sangat dikuatkan (selalu
dikerjakan) Rasulullah Saw. Salat sunah muakkad merupakan salat yang
betul-betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam sebagaimana
Nabi juga melakukannya.
3. Salat Sunah Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya: Salat
sunah rawatib muakkad, salat sunah malam (salat tarawih, salat tahajud,
salat witir), salat idain, (salat Idulfitri dan Iduladha), salat sunnah tahiyatul
masjid.
4. Salat sunah Ghairu muakkad yaitu salat sunah yang tidak dikuatkan
(kadang-kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak
dikerjakan).
5. Salat Sunah Ghairu Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
Salat Sunah Rawatib ghairu Muakkad, Salat Istisqa’ (mohon hujan), Salat
Khusuf/Kusuf (salat gerhana), Salat istikharah dan lain-lain.
4. Proses Pembelajaran
a. Metode Ceramah
17
Melvin L Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif,
(Bandung: Nuansa, 2012), 46 – 47.
3. Berikan contoh atau gambaran nyata tentang gagasan dalam ceramah
dan, jika memungkinkan buatlah perbandingan antara materi Anda
dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
4. Libatkan siswa selama ceramah dengan melakukan interupsi
ceramah secara berkala dan tantanglah siswa untuk memberikan
contoh tentang konsep-konsep yang telah dilakukan selama ini atau
untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
5. Perkuat apa yang telah disampaikan dengan mengajukan masalah
atau pertanyaan pada siswa untuk diperlukan oleh mereka
berdasarkan informasi yang disampaikan selama pembelajaran. Bisa
juga dengan cara memerintahkan siswa untuk meminjam isi dari
penyampaian pelajaran kepada sesama siswa.
b. Metode Demonstrasi
Pada indikator selanjutnya, siswa diharapkan mampu
mempraktikkan tata cara salat sunnah muakkad dan ghairu muakkad.
Adapun metode yang bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan
metode demonstrasi.
A. Kesimpulan
2009), 14.