Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM MATA PELAJARAN FIQIH PADA MADRASAH


TSANAWIYAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Telaah/Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu:
Hotni Sari Harahap, M.Pd

Disusun Oleh:
NAMA : KHOMSIATUL FITRI HARAHAP

NPM : 1801010054

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH MEDAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Makalah ini disusun sebagai bahan pembelajaran pada mata kuliah Telaah/pengembangan
kurikulum, makalah ini disusun secara ringkas dan garis besar dengan tujuan untuk:

1. Memberikan gambaran umum tentang materi yang dipelajari selama perkuliahan


berlangsung, sehingga dapat dikembangkan lebih jauh secara bersama-sama antara dosen
dan mahasiswa

2. Mendorong mahasiswa untuk mempersiapkan diri dalam perkuliahan dengan terlebih


dahulu mempelajari bahan yang telah disiapkan sesuai dengan jadwal per sesi/pertemuan

3. Membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan ide-ide bagi pengembangan


pengetahuannya tentang materi.

Makalah ini disusun dengan materi yang bersifat garis besar dan menyeluruh, dengan harapan
akan terus menerus dikembangkan di kemudian hari sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya metodologi penelitian.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran fikih merupakan salah satu pilar dan bagian penting dari
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di madrasah bersama mata
pelajaran Alquran Hadis, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa
Arab. Fikih dapat dikatakan sebagai “jantung PAI” karena sejatinya fikih
membahas substansi dari mata pelajaran lainnya.

Lini masa yang sudah terlewati menghasilkan sebuah catatan penting untuk
guru yang mana catatan itu berorientasi pada perubahan kurikulum, silabus, bahan
ajar dan segala aspek lain pendukung pengajaran membuat banyak guru yang
berimprovisasi demi menciptakan suasana belajar mengajar yang tepat sehingga
pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa.1 Tidak hanya itu, tuntutan
kompetensi yang semakin berkembang dan meningkat membuat dua poros subjek-
objek pendidikan perlu up to date agar dapat mencapai kompetensi itu. Namun,
dengan meningkatnya kompetensi diharapkan siswa akan lebih baik hasil yang
dicapai ke depannya.

Secara garis besar, tujuan dan fungsi pendidikan keagamaan dijelaskan


dalam PP No. 55 Tahun 2007 yang berbunyi: “Pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
Sedangkan tujuan pendidikan keagamaan adalah bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya
dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif,
dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia”.2 Di samping itu, pendidikan agama yang baik

1
Observasi “Implementasi Kurikulum di Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta”, 4A Bilingual Kelompok 6, 2018.
2
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama
Dan
tidak saja memberi manfaat bagi yang bersangkutan, akan tetapi juga akan
membawa keuntungan dan manfaat terhadap masyarakat lingkungannya bahkan
masyarakat ramai dan umat manusia seluruhnya. Jelaslah, bahwa agama sangat
besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi yang menjalankan
agama tersebut dengan baik.3

Dalam makalah ini, kami memfokuskan bahasan pada mata pelajaran Fikih
untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah kelas VII semester genap yang disadur
berdasarkan referensi utama langsung dari Keputusan Menteri Agama (KMA)
nomor 165 Tahun 2014, disertai buku penunjang guru dan siswa yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik
Indonesia (Ditjen Pendis Kemenag RI), kami mengharapkan makalah ini dapat
dimanfaatkan secara maksimal sehingga memudahkan kita dalam memahami
bahan ajar mata pelajaran Fikih untuk kelas VII Semester Genap Madrasah
Tsanawiyah.

B. Perumusan Masalah
1. Apa saja bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII semester
genap?
2. Bagaimana strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menunjang materi ajar fikih kelas VII semester genap?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui bab dan materi yang dibahas pada jenjang MTs kelas VII
semester genap sehingga menjadi acuan dan persiapan dalam mengajar di
kelas VII MTs.
2. Untuk memahami strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan guna
menciptakan kondisi belajar mengajar fikih kelas VII semester genap.

Pendidikan Keagamaan, Bab III Pasal 8 ayat 1 dan 2.


3
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Grasindo, 2009),
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Fikih di Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Semester 2 (Genap)

Mata pelajaran fikih merupakan salah satu mata pelajaran agama yang
menjadi favorit di kalangan siswa Madrasah.4 Hal ini dikarenakan fikih pada
dasarnya berisi pengetahuan tentang kehidupan. Fikih juga sangat berpengaruh
bagi kepribadian siswa karena sejatinya fikih berisi pedoman hidup, hukum-
hukum dalam kehidupan beragama yang semua itu perlu dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, fikih dinilai sebagai mata pelajaran yang
sederhana, terutama pada jenjang ini. Maksudnya, siswa hanya diharapkan
mampu memahami dari segi hukum atau teori dasar lalu mempraktikkannya.

Dalam makalah ini, kami membahas mata pelajaran fikih kelas VII Semester
2 Madrasah Tsanawiyah meliputi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator,
Materi Pokok, dan Proses Pembelajaran. Adapun materi yang dibahas pada
semester 2 kelas VII MTs ini meliputi tiga bab yang kami tuliskan selanjutnya
pada sub bab makalah selanjutnya. Sebagai informasi, judul setiap bab materi
fikih MTs kelas VII semester 2 yang terdapat dalam makalah ini bersumber dari
Buku Guru Fikih Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah yang dikeluarkan oleh Pendis Kemenag RI, sehingga jika suatu waktu
ditemukan judul yang berbeda dalam buku lain hendaknya dapat dipahami bahwa
secara silabus dan isinya tetap sama.

Di dalam semester genap, materi yang dibahas antara lain seputar ibadah,
tata cara salat termasuk aspek lain di dalamnya meliputi: kewajiban salat Jumat
dan termasuk khutbah, salat Jamak dan Qasar, salat dalam keadaan sakit, salat
dalam kendaraan, salat sunnah muakkad, dan salat sunnah ghairu muakkad.

4
Observasi “Metode Pembelajaran PAIKEM di Madrasah”, Sahara Adjie Samudera, 2017.
Sebelum kami menyusun makalah ini, kami menganalisis Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada mata pelajaran Fikih kelas 7 MTs,
terfokus pada semester genap. Hal ini guna memberikan gambaran awal bagi kita
untuk memahami dan menyusun langkah kita sebagai guru atau calon guru ke
depannya.

Seperti yang kita ketahui, Kompetensi Inti (KI) adalah pengikat berbagai
kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran
serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Kompetensi
Inti (KI) dalam kurikulum memiliki rumus yang terdiri dari 4 notasi, yaitu:5

a. KI-1, untuk kompetensi inti sikap spiritual.


b. KI-2, Untuk kompetensi inti sikap Sosial.
c. KI-3, Untuk kompetensi inti pengetahuan.
d. KI-4, untuk kompetensi inti keterangan.

Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) adalah kompetensi setiap mata pelajaran


untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi dasar (KD)
merupakan konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan dan
keterampilan serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran.6

Maka dari itu, semua materi yang terdapat dalam buku ajar Fikih perlu
disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

5
Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014, 3.
6
Ibid.
B. Meraih Khidmat dengan Mengagungkan Jumat
1. Kompetensi
Pada bab ini, diharapkan siswa mampu memenuhi kompetensi sebagai
berikut:7
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar dalam bab ini adalah:
1) Meyakini kewajiban melaksanakan salat Jumat
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jumat
3) Memahami ketentuan salat Jumat
4) Menganalisis ketentuan khutbah Jumat
5) Mempraktikkan salat Jumat
6) Mendemonstrasikan khutbah Jumat

7
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2014), 71. Lihat juga di Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih,
Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
(Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 69.
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab
ini dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:

Indikator Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menyebutkan pengertian salat metode kooperatif tentang ketentuan salat
dan dalilnya. dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menjelaskan hukum dasar - Menyebutkan pengertian salat dan
salat Jumat dalilnya.
- Menjelaskan syarat mendirikan - Menjelaskan hukum dasar salat
salat Jumat. Jumat.
- Menerangkan perbuatan sunnah - Menjelaskan syarat mendirikan salat
yang terkait dengan salat Jumat. Jumat.
- Menjelaskan adab ketika khutbah - Menerangkan perbuatan sunnah
sedang berlangsung. yang terkait dengan salat Jumat.
- Menjelaskan rukun khutbah. - Menjelaskan adab ketika khutbah
- Menjelaskan syarat khutbah Jumat. sedang berlangsung.
- Menjelaskan sunnah khutbah - Menjelaskan rukun khutbah.
Jumat. - Menjelaskan syarat khutbah Jumat.
- Memperagakan khutbah Jumat. - Menjelaskan sunnah khutbah Jumat.
- Memperagakan khutbah Jumat

3. Materi Pokok
Dalam bab ini, guru perlu memberikan pemahaman secara
komprehensif kepada siswa tentang keagungan hari Jumat. Adapun
rangkuman materi yang dibahas dalam bab ini antara lain:8

8
Ibid., 72.
1) Salat Jumat adalah salat yang wajib dikerjakan pada waktu zuhur di
hari Jumat yang diawali dengan 2 (dua) khutbah Jumat.
2) Melaksanakan salat Jumat hukumnya wajib bagi setiap muslim kecuali 4
golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak dan orang sakit.
3) Syarat wajib salat Jumat ialah Islam, balig, berakal, laki-laki, merdeka,
muslim, dan tidak ada halangan syar’i.
4) Syarat sah salat Jumat ialah Diselenggarakan di masjid daerah
pemukiman (tidak boleh di sawah, lapangan, dll.), dilaksanakan pada
waktu zuhur, dikerjakan dengan berjamaah, dan dikerjakan setelah dua
khutbah
5) Rukun khutbah Jumat adalah mengucapkan pujian kepada Allah Swt.
pada khutbah pertama dan kedua, mengucapkan dua kalimah syahadat
pada khutbah pertama dan kedua, membaca salawat kepada Nabi pada
khutbah pertama dan kedua, berwasiat/memberi nasehat kepada jama`ah
untuk bertakwa kepada Allah pada khutbah pertama dan kedua, membaca
ayat Al-Quran pada salah satu khutbah, dan berdoa untuk kaum
muslimin/muslimat pada khutbah kedua.
6) Sunnah salat Jum’at ialah mandi Jumat, memotong kuku dan kumis,
berpakaian bersih dan putih, memakai wangi-wangian, dan
menyegerakan ke masjid.
7) Adab ketika khutbah sedang berlangsung adalah Jamaah tenang
mendengarkan khutbah dan duduk menghadap ke arah kiblat, Jamaah
tidak berbicara selama khutbah berlangsung. Jamaah yang berbicara saat
khutbah berlangsung dapat merusak ibadahnya sendiri dan juga
memperoleh dosa karena mengganggu jamaah lain yang hendak
mendengarkan khutbah. Jamaah berdoa atau membaca istigfar saat khatib
duduk di antara dua khutbah.

4. Proses Pembelajaran

Berkaitan dengan materi bab “Meraih Khidmat dengan Mengagungkan


Jumat”, kami menganalisis apa yang terdapat dalam sub bab 4 Proses
Pembelajaran buku panduan guru, pada dasarnya berisi penerapan strategi,
metode dan model pembelajaran. Sebagaimana kita tahu betapa banyak
variasi, macam, jenis strategi pembelajaran, maka kami menemukan
kesimpulan bahwa untuk mengajar bab ini hendaknya menerapkan strategi
berikut:

1. Investigasi Grup (Group Investigation)


Investigasi grup merupakan model pembelajaran di mana guru
membagi murid dalam beberapa kelompok, kemudian sang guru
memberikan suatu materi lalu sang murid menginvestigasi materi
tersebut kemudian masing-masing kelompok menyampaikan hasil dari
investigasi mereka ke kelompok lain. Adapun langkah-langkah model
tersebut sebagai berikut:9
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok;
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok;
3) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil satu
materi tugas yang berbeda;
4) Masing-masing kelompok secara kooperatif membahas materi
yang berisi materi temuan;
5) Setelah selesai diskusi kelompok, masing-masing juru bicara
menyampaikan hasil pembahasannya;
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
kesimpulan;
7) Evaluasi;
8) Penutup.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi dapat diartikan sebagai “cara pengajuan


pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
disertai dengan penjelasan lisan.” Dengan metode ini siswa akan
lebih paham

9
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014),
51 – 52.
secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat menghayati dan memperhatikan apa yang
diperintahkan selama pelajaran berlangsung.10

Demonstrasi merupakan sebuah model yang digunakan apabila


materi yang ditujukan memerlukan peragaan atau percobaan sebagai
pendukung kesuksesan pemahaman dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran ini sebagai
berikut:11
1) Guru menjelaskan indikator pembelajaran yang diharapkan;
2) Guru menyajikan sekilas materi yang akan disampaikan;
3) Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan;
4) Guru menunjuk salah seorang untuk mendemonstrasikan sesuai
skenario yang telah disiapkan;
5) Seluruh peserta didik memerhatikan demonstrasi dan
menganalisisnya.
6) Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya
dan juga pengalaman peserta didik untuk mendemonstrasikan;
7) Guru membuat kesimpulan.
C. Di Balik Kesulitan Terdapat Kemudahan
1. Kompetensi

Pada bab ini, diharapkan siswa mampu memenuhi kompetensi sebagai


berikut:12

a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menerima ketentuan salat Jamak dan Qasar.
2) Meyakini kewajiban salat dalam berbagai keadaan.
3) Menghayati nilai-nilai positif dalam salat Jamak dan Qasar.
4) Menghayati nilai-nilai positif dalam melaksanakan salat wajib dalam
berbagai keadaan.

12
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian
Agama, 2014), 88. Lihat juga di Ditjen Pendis Kemenag, Buku Siswa: Fikih,
Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
(Jakarta: Kementerian Agama, 2014), 8
5) Memahami ketentuan salat Jamak dan Qasar.
6) Memahami salat ketika sakit.
7) Mempraktikkan salat Jamak dan Qasar.
8) Memperagakan salat dalam keadaan sakit.
9) Mempraktikkan salat di atas kendaraan.

2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab ini
dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:

Indikator Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menjelaskan pengertian salat metode kooperatif tentang ketentuan salat
jamak dan qasar dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menjelaskan macam-macam salat
- Menjelaskan pengertian salat
jamak
jamak dan qasar
- Mengemukakan syarat salat
- Menjelaskan macam-macam salat
jamak dan qasar
jamak
- Menjelaskan hikmah salat jamak
- Mengemukakan syarat salat
qasar
jamak dan qasar
- Menjelaskan pengertian salat
- Menjelaskan hikmah salat jamak
dalam keadaan darurat dan
qasar
dalilnya.
- Menjelaskan pengertian salat
- Mengemukakan tata cara salat
dalam keadaan darurat dan
dalam keadaan sakit
dalilnya.
- Menjelaskan tata cara salat dalam
- Mengemukakan tata cara salat
kendaraan
dalam keadaan sakit
- Mendemonstrasikan cara salat
- Menjelaskan tata cara salat dalam
jamak dan qasar
kendaraan
- Mendemonstrasikan cara salat
- Mendemonstrasikan cara salat
dalam keadaan sakit
jamak dan qasar
- Mendemonstrasikan cara salat di
- Mendemonstrasikan cara salat
atas kendaraan
dalam keadaan sakit
- Mendemonstrasikan cara salat di
atas kendaraan
3. Materi Pokok
Adapun ringkasan materi yang dibahas dalam bab ini adalah:
1) Jamak menurut bahasa berarti mengumpulkan. Sedangkan salat jamak
menurut istilah adalah mengumpulkan dua salat wajib yang dikerjakan
dalam satu waktu.
2) Jamak Taqdim, adalah mengumpulkan dua salat wajib dikerjakan pada
waktu yang pertama , sedangkan jamak ta’khir, adalah mengumpulkan
dua salat wajib yang dikerjakan pada waktu yang kedua (akhir).
3) Syarat-syarat salat Jamak antara lain: musafir, orang yang sedang dalam
perjalanan dan perjalanannya tidak untuk maksiat, jarak perjalanan
minimal 80.64 km, tidak boleh makmum dengan orang yang mukim,
dalam keadaan tertentu, seperti : sedang sakit, hujan lebat, dan berniat
salat jamak.
4) Qasar menurut bahasa berarti meringkas, sedangkan salat qasar adalah
meringkas salat wajib empat rakaat menjadi dua rakaat.
5) Syarat sah salat qasar antara lain: orang yang boleh menqasar adalah
musafir yang bukan karena maksiat, berniat mengqasar pada waktu
takbiratul ihram. dan jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari
perjalanan kaki, atau dua marhalah (yaitu sama dengan 16 farsah)
6) Hikmah salat jam’ qasar antara lain: Salat jamak dan qasar merupakan
rukhsah (kemurahan) dari Allah Swt. terhadap hamba-Nya,
Melaksanakan salat secara jamak dan Qasar mengandung arti bahwa
Allah Swt. tidak memperberat terhadap hamba-Nya, Disyariatkan salat
jamak dan qasar supaya manusia tidak berani meninggalkan salat karena ia
dapat melaksanakan dengan mudah dan cepat.
4. Proses Pembelajaran
Setelah menganalisis konten pada bab ini, maka kami menemukan
kesimpulan bahwa untuk mengajar bab ini sebaiknya menerapkan strategi
berikut:

1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum dilakukan
dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini boleh dikatakan sebagai
metode tradisional. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan
guru daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa
ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Maka agar tidak
membuat jenuh, guru harus secara aktif menciptakan kelas yang
kondusif dan mampu menciptakan keaktifan siswa dalam
memperhatikan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode
ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan
penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.13

2. Metode Demonstrasi
Seperti yang sempat disinggung di atas, metode demonstrasi
diartikan sebagai metode pembelajaran yang di mana seorang guru
menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses, misalnya
memperlihatkan tata cara salat yang baik. Dengan demonstrasi proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.14

13
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), 97.
14
Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012), 83.
3. Metode Examples - Non Examples
Metode Example - Non Example menurut pengertian bahasa
berarti contoh (dan) bukan contoh. Jika diterjemahkan menurut cara
kerjanya berarti model pembelajaran yang menggunakan teknik
melihat gambar dan menyimpulkan atau menjelaskan konsep apa yang
diperoleh siswa dari gambar tersebut.
Untuk menerapkan metode ini, langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah:15
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
2) Guru menempelkan gambar di papan tulis atau menayangkan
melalui proyektor slideshow;
3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa
untuk memperhatikan;
4) Siswa diminta menganalisis gambar;
5) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas;
6) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya;
7) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

D. Meraih Gelar Mahmudah dengan Amaliah Sunnah


1. Kompetensi
Pada bab ini diharapkan siswa mampu memenuhi kompetensi sebagai
berikut:16

15
Jasa Ungguh Muliawan, 45 Model Pembelajaran Spektakuler,
(Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2016), 89-90.
16
Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Kementerian Agama,
2014), 106. Lihat juga di Ditjen Pendis Kemenag, Buku Siswa: Fikih, Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:
Kementerian Agama, 2014), 103.
a. Kompetensi Inti
Kompetensi inti yang ingin dicapai adalah:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

b. Kompetensi Dasar
Ada pun kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam bab ini adalah:
1) Menghayati hikmah dari salat sunah
2) Menghayati nilai-nilai positif dalam melakukan salat sunah
3) Memahami ketentuan salat sunah muakkad
4) Menganalisis salat sunah gairu muakkad
5) Mempraktikkan salat sunah muakkad.
6) Mempraktikkan salat sunah gairu muakkad.
2. Indikator
Berikut adalah indikator yang harus dicapai setelah mempelajari bab
ini dalam pembelajaran Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah:
Indikator Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu: Melalui pendekatan saintifik melalui
- Menyebutkan pengertian salat metode kooperatif tentang ketentuan salat
sunah
dan khutbah Jumat, peserta didik dapat:
- Menyebutkan pengertian salat
sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan macam-macam sunah
salat sunah muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Menyebutkan pengertian salat sunah muakkad
sunah ghairu muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Menyebutkan macam-macam salat sunah muakkad
salat sunah ghairu muakkad - Menyebutkan pengertian salat
- Mempraktikkan tata cara salat sunah ghairu muakkad
sunah muakkad - Menyebutkan macam-macam
- Mempraktikkan tata cara salat salat sunah ghairu muakkad
sunah ghairu muakkad - Mempraktikkan tata cara salat
sunah muakkad
- Mempraktikkan tata cara salat
sunah ghairu muakkad

3. Materi Pokok
Adapun ringkasan materi yang dibahas pada bab ini adalah:
1. Pengertian salat sunah adalah semua salat selain salat fardhu yang lima
waktu di mana jika kita menunaikannya akan mendapat ganjaran
sedangkan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa.
2. Salat sunah muakkad merupakan salat sunah yang sangat dikuatkan (selalu
dikerjakan) Rasulullah Saw. Salat sunah muakkad merupakan salat yang
betul-betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam sebagaimana
Nabi juga melakukannya.
3. Salat Sunah Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya: Salat
sunah rawatib muakkad, salat sunah malam (salat tarawih, salat tahajud,
salat witir), salat idain, (salat Idulfitri dan Iduladha), salat sunnah tahiyatul
masjid.
4. Salat sunah Ghairu muakkad yaitu salat sunah yang tidak dikuatkan
(kadang-kadang dikerjakan Rasulullah Saw, kadang-kadang tidak
dikerjakan).
5. Salat Sunah Ghairu Muakkad terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
Salat Sunah Rawatib ghairu Muakkad, Salat Istisqa’ (mohon hujan), Salat
Khusuf/Kusuf (salat gerhana), Salat istikharah dan lain-lain.

4. Proses Pembelajaran

Pada indikator untuk pelajaran fikih bab “Meraih Gelar Mahmudah


Dengan Amaliah Sunnah” yaitu siswa diharapkan mampu menyebutkan
pengertian salat sunnah, pengertian salat sunnah muakkad, pengertian salat
sunnah ghairu muakkad beserta macam-macamnya. Untuk mencapai
indikator tersebut guru bisa melakukan beberapa metode, di antaranya:

a. Metode Ceramah

Dalam metode ini guru harus menyiapkan bagaimana caranya


menyampaikan materi dengan menarik dan tidak membosankan. Metode
ini dapat diterapkan dan menciptakan lingkungan belajar yang aktif.
Berikut adalah sejumlah pilihan supaya metode ceramah bisa
menyenangkan: 17

1. Mulanya bangkitkan minat siswa melalui pemaparan kisah atau


tayangan yang menarik. Bisa juga melalui pengajuan soal cerita
kepada murid yang nantinya akan menjadi bahan sajian dalam
ceramah pengajaran.
2. Memaksimalkan pemahaman dan pengingatan dengan menyusun
kembali poin-poin utama dalam ceramah menjadi kata-kata kunci
yang berfungsi sebagai sub judul verbal atau bantuan mengingat.

17
Melvin L Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif,
(Bandung: Nuansa, 2012), 46 – 47.
3. Berikan contoh atau gambaran nyata tentang gagasan dalam ceramah
dan, jika memungkinkan buatlah perbandingan antara materi Anda
dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
4. Libatkan siswa selama ceramah dengan melakukan interupsi
ceramah secara berkala dan tantanglah siswa untuk memberikan
contoh tentang konsep-konsep yang telah dilakukan selama ini atau
untuk menjawab pertanyaan kuis ringan.
5. Perkuat apa yang telah disampaikan dengan mengajukan masalah
atau pertanyaan pada siswa untuk diperlukan oleh mereka
berdasarkan informasi yang disampaikan selama pembelajaran. Bisa
juga dengan cara memerintahkan siswa untuk meminjam isi dari
penyampaian pelajaran kepada sesama siswa.

b. Metode Demonstrasi
Pada indikator selanjutnya, siswa diharapkan mampu
mempraktikkan tata cara salat sunnah muakkad dan ghairu muakkad.
Adapun metode yang bisa digunakan salah satunya dengan menggunakan
metode demonstrasi.

Pada intinya proses pembelajaran bisa menjadi efektif dan


menyenangkan apabila guru mampu menciptakan emosi positif pada
siswa sehingga siswa merasa nyaman dan senang ketika pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu guru dianjurkan untuk menciptakan suasana
yang kondusif dan membuat siswa dalam kondisi rileks sebelum mulai
menyampaikan materi pembelajaran, sehingga otak siswa mampu
menerima segala yang disampaikan oleh guru dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fikih untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah terutama di kelas VII semester


genap menitikberatkan bahasan pada pengenalan dan panduan pelaksanaan salat
(sunnah) yang di dalamnya terdapat beberapa hukum yang mesti dikaji. Materi
yang dibahas di semester ini pada dasarnya perlu pengaplikasian pengajaran
konseptual dan prosedural yang tepat. Dari situlah kreativitas guru perlu
ditingkatkan agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik dan
komprehensif.

Berdasar pada buku terbitan Kemenag dan disandingkan satu persatu


dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) serta
materi pokok di dalamnya sudah sesuai dengan standar yang ditentukan, yakni
dengan KMA No.165 Tahun 2014. Materi tersebut antara lain: kewajiban salat
Jumat termasuk khutbah, salat Jamak dan Qasar, salat dalam keadaan sakit, salat
dalam kendaraan, salat sunnah muakkad, dan salat sunnah ghairu muakkad.

Adapun strategi pembelajaran yang hendaknya dipilih pada hakikatnya


mengikuti kebutuhan kelas dan menyesuaikan dengan materi. Jika kita rangkum
ke semua materi yang dibahas tentunya tak jauh dari seputar salat. Maka metode
yang paling tepat dan umum digunakan adalah metode ceramah dan metode
demonstrasi. Metode ceramah di sini memiliki posisi vital untuk memberikan
siswa pemahaman yang baik, dalil dalam berbuat, dan hal-hal yang termasuk ke
dalam “konsep” materi. Sedangkan demonstrasi di sini bersifat aplikasi.
Maknanya, siswa tidak hanya memahami dasarnya saja, melainkan siswa perlu
menguasai bagaimana tata cara dan praktik salat sesuai dengan materi dan
kondisi yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2015.

Ditjen Pendis Kemenag, Buku Guru: Fikih, Pendekatan Saintifik


Kurikulum 2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Kementerian Agama, 2014.

. Buku Siswa: Fikih, Pendekatan Saintifik Kurikulum


2013 Kelas VII Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kementerian
Agama, 2014.

Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014.

Muliawan, Jasa Ungguh. 45 Model Pembelajaran Spektakuler. Jogjakarta:


AR- Ruzz Media, 2016.

Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan


Agama Dan Pendidikan Keagamaan, Bab III Pasal 8 ayat 1 dan 2.

Roestiyah N. K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012.

Siberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.


Bandung: Nuansa, 2012.

Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama,

2014. Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Grasindo,

2009), 14.

Observasi “Implementasi Kurikulum di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”,


4A Bilingual Kelompok 6, 2018.

Observasi “Metode Pembelajaran PAIKEM di Madrasah”, Sahara


Adjie Samudera, 2017.

Anda mungkin juga menyukai