Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT PEMBELAJARAN FIQIH MI

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Pembelajaran Fiqih MI
Dosen Pengampu : Mukhammad Zainul Muttaqin, M.H

Disusun Oleh :
Kelompok 1- PGMI 5E
1. Annisa Syufi Maharani (126205211014)
2. Fina Wakhidatul Fitri (126205212159)
3. Niha Na’imatus Sa’adah (126205212118)
4. Nur Rohmah Al Muti’ah (126205103277)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas selesainya
makalah berjudul Hakikat Pembelajaran Fiqih MI ini tepat waktu. Selawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, para
sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman. Penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada beberapa pihak yang mendukung proses penulisan makalah ini. Rasa
terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Mukhammad Zainul Muttaqin, M.H. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pembelajaran Fiqih MI.
4. Teman-teman sekalian, khususnya bagi pihak yang ikut serta dalam proses
penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk mendeskripsikan “Hakikat Pembelajaran
Fiqih MI”. Penulis juga menyadari bahwa isi dari makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk perbaikan penulisan makalah di masa yang akan datang.

Tulungagung, 02 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3
A. Pengertian Pembelajaran Fiqih MI ............................................. 3
B. Tujuan Pembelajaran Fiqih MI .................................................. 5
C. Karakteristik Pembelajaran Fiqih MI ......................................... 6
D. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih MI ..................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................. 9
A. Simpulan ................................................................................... 9
B. Saran ........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu fiqih adalah salah satu ilmu keislaman yang hingga kini cukup
berkembang, hal ini terbukti dengan kekayaan warisan khazanah klasik yang
dimilikinya hingga maraknya berbagai kegiatan atau forum kajian ilmu fiqih seperti
bahts al-masâil fiqhiyah yang dilakukan lembaga dan ormas-ormas Islam maupun
lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti pesantren. Namun yang tampaknya perlu
mendapat perhatian khusus adalah munculnya kesan kuat dalam masyarakat, bahwa
Islam yang mereka pahami adalah fiqih itu sendiri, karena ia menyajikan aturan dan
rambu-rambu hukum yang jelas sehingga dapat mereka jadikan pegangan. Ini
mengindikasikan kedudukan fiqih sebagai sebuah ilmu sering belum dapat dimaknai
secara proporsional, sehingga cenderung tidak dibedakan mana ajaran dasar Islam
yang bersifat absolut, dan mana ajaran fiqih yang bisa berkembang dan mengalami
perubahan sesuai dengan dinamika sosial.
Bertolak dari fenomena tersebut, tulisan sederhana ini mencoba menguraikan
tentang apa hakekat ilmu fiqih dan apa obyek kajiannya. Masalah ini sangat
urgen untuk dibahas, disatu sisi agar kita dapat lebih memiliki pemahaman yang
benar tentang dimensi ontologi fiqih, dan di sisi lain untuk melihat sejauh mana fiqih
dapat dipandang sebagai ilmu sesuai kriteria dalam filsafat ilmu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran fiqih MI?
2. Apa tujuan pembelajaran fiqih MI?
3. Bagaimana karakteristik pembelajaran fiqih MI?
4. Bagaimana ruang lingkup pembelajaran fiqih MI?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran fiqih MI.
2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran fiqih MI.
3. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran fiqih MI.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup pembelajaran fiqih MI.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Fiqih MI


Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk mendapatkan
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan
psikomotor.1 Pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun dari unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat
dalam sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik (murid), pendidik (guru)
dan tenaga lainnya. Material mencakup buku-buku, film, audio, dan lain-lain.
Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual,
dan juga komputer. Sedangkan prosedur meliputi jadwal, metode
penyampaian, belajar, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan
(interaksi) antara satu sama lain. 2
Menurut Gagne dan Bringgs pembelajaran sebagai suatu rangkaian
events (kejadian, peristiwa, kondisi, dan lain-lain) yang secara sengaja
dirancangkan untuk mempengaruhi anak didik sehingga proses belajar dapat
berlangsung dengan mudah. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada kejadian
yang dilakukan oleh pendidik saja, akan tetapi juga mencakup semua kejadian
maupun kegiatan yang memungkin menimbulkan pengaruh langsung pada
proses belajar manusia.3 Sedangkan mengenai pengertian Fiqih, menurut
bahasa, “fiqh” berasal dari “faqiha yafqahu-fiqhan” yang artinya mengerti
atau paham. Paham disini dimaksudkan sebagai upaya aqliah dalam
memahami ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-

1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta. 2011), hal. 13.
2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 1995), hal. 57.
3
Ahmad, Tafsir Metodologi Pengajaran Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 96.

3
4

Sunnah4. Dalam penjelasan lain Fiqih berasal dari kata “faqaha” yang
memiliki arti "paham yang mendalam". Secara definisi ilmu fiqih adalah suatu
ilmu yang mempelajari bermacam-macam syariat atau hukum islam dan
berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu
maupun yang berbentuk masyarakat sosial. 5
Bila ditinjau secara harfiah fiqih memiliki arti pintar, cerdas dan paham.
T.M Hasbi Ash- Shidqy menyetir pendapat pengikut Syafi’I, Fiqih adalah
ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan
pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil- dalil yang jelas. Serta
menyetir pendapat Al-Imam Abd Hamid Al-Ghazali, Fiqih adalah ilmu yang
menerangkan hukum-hukum syara’ bagi para mukallaf seperti wajib, haram,
mubah, sunnat, makruh, shahih, dan lain-lain6. Berdasarkan beberapa
pemaparan penjelasan tentang pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian pembelajaran Fiqih di MI ialah proses interaksi yang
dilakukan secara sadar, terarah dan terancang mengenai hukum-hukum Islam
yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf baik bersifat ibadah maupun
muamalah yang bertujuan agar peserta didik khususnya madrasah ibtidaiyah
mampu mengetahui, memahami serta melaksanakan ibadahnya sehari-hari. 7
Dalam pembelajaran Fiqih, tidak semata mata hanya terjadi proses
interaksi antara pendidik dan peserta didik di dalam kelas saja, akan tetapi
pembelajaran dilakukan juga dengan berbagai interaksi lainnya seperti
lingkungan kelas maupun musholla sebagai tempat praktek- praktek fiqih
yang menyangkut ibadah. Video interaktif, PPT, Youtube, atau media lainnya
sebagai pendukung dalam pembelajaran Fiqih bisa dijadikan juga sebagai
proses pembelajaran itu sendiri. Begitu pula kejadian-kejadian sosial baik

4
Beni Ahmad Saebani dan Januri, Fiqh Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal.13
5
Bakry, dkk, Fiqih dan Ushul Fiqih, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 8
6
T.M Hasbi Ash-Shidqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1996), hal. 29
7
Ahmad Khalakul Khairi, Pembelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah, ( Mattaram: Sanabil,
2021), hal. 14
5

yang terjadi dimasa sekarang maupun masa lampau, yang dapat dijadikan
cerminan dalam perbandingan dan pengaplikasian hukum Islam oleh peserta
didik.8
B. Tujuan Pembelajaran Fiqih MI
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam system
pembelajaran, tujuan dari pembelajaran sendiri juga merupakan target yang
akan dicapai dari rangkaian proses. Di dalam tujuan ini memungkinkan pada
suatu bentuk proses capaian yang menentukan mau dibawa kemana siswa dan
apa yang didapatkan siswa setelah proses belajar mengajar. Pembelajaran
fiqih ini memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk
mengimplementasikan hukum islam dalam kehidupan sehahri hari mulai dari
hal hal kecil yang nantinya akan menjadi kebiasaan. Pembelajaran fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah juga bertujuan untuk mengarahkan dan mengantarkan
siswa agar dapat memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara
pelaksanaannya untuk diaplikasikan ke kehidupan sehingga menjadi muslim
yang selalu taat menjalankan syariat islam secara kaaffah (sempurna) 9.
Adapun tujuan lain dari pembelajaran fiqih MI
a. Sebagai penanaman nilai dan kesadaran beribadah siswa kepada
Allah swt, yang nantinya akan menjadi pedoman hidup dunia dan
akhirat.
b. Sebagai penanaman kebiasaan melaksanakan hukum islam
dikalangan peserta didik dan pembiasaan perilaku yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku dimadrasah dan masyarakat.
c. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. serta
pengoptimalan pengembangan akhlak mulia peserta didik yang
sudah lebih dahulu ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

8
Ibid, hal. 26
9
Mohammad Rizqilla Masykur, Metodologi Pembelajaran Fiqih, Jurnal Al-Makrifat, 2019,
Vol. 4, No. 2, hal. 37
6

d. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan peserta didik dalam


keyakinan dan pelaksaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami fiqih atau hukum
islam pada jenjang yang lebih tinggi.
Pembelajaran fiqih diberikan dengan visi untuk menwujudkan
manusia yang bertakwa kepada Allah swt dan berakhlak mulia, serta
bertujuan untuk mencetak manusia yang memliki akhlak yang baik, berbudi
pekerti, paham akan agama atau bisa dikatakan tidak jauh dari agama terutama
pada zaman sekarang ini, dan kedepannya bisa memajukan peradaban
bangsa yang bermartabat.10
C. Karakteristik Pembelajaran Fiqih MI
Mata pelajaran fiqih mempunyai karakteristik khas yang lumayan
unik, apabila dibanding dengan pelajaran lain dalam lingkup mata pelajaran
agama Islam, sebab pada pelajaran tersebut ada tanggung jawab yang besar
dalam upaya membagikan motivasi serta reward untuk manusia yang
sanggup menguasai, melakukan serta mengamalkan hukum Islam dengan
baik dalam kehidupan sehari-hari. Secara universal ciri mata pelajaran fiqih
yakni menekankan pada ilmu yang memusatkan syariat serta hukum Islam,
yang mengendalikan ikatan manusia secara vertikal (ikatan manusia dengan
Allah SWT) serta ikatan horizontal (ikatan manusia dengan sesama ataupun
masyarakat) dalam kehidupan setiap hari. 11
Karakterisitik pembelajaran fiqih bisa dijelaskan sebagai berikut.
1. Mata pelajaran Fiqih memikul tanggung jawab untuk dapat memberi
motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami,
melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang berkaitan dengan
ibadah mahdhoh dan muamalah, serta dapat mempraktekannya dengan

10
Sanusi, Konsep Pembelajaran Fiqih Dalam Perspektif Kesehatan dan Reproduksi, Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam, 2015, Vol. 10, No. 2, hal. 373.
11
Muhammad Rizqillah Mansyur, Metodologi Pembelajaran Fiqih, Jurnal Al-Marifat. Vol. 4,
No. 2. Oktober 2019. hal. 38
7

benar dalam kehidupan sehari-hari.


2. Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga materi yang
diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas yang tidak hanya
dikembangkan di kelas.
3. Penerapan hukum Islam yang ada di dalam mata pelajaran Fiqih pun
harus sesuai dengan yang berlaku di dalam masyarakat, sehingga metode
demonstrasi sangat tepat digunakan dalam pembelajaran fiqih, agar
dalam kehidupan bermasyarakat siswa sudah dapat melaksanakannya
dengan baik.12
Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga materi
yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang sangat luas, tidak hanya
dikembangkan di kelas. Penerapan hukum islam yang ada di dalam mata
pelajaran fiqih pun harus sesuai dengan yang berlaku di masyarakat.13
D. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih MI
Standar Kompetensi Lulusan mata pelajaran Fikih di Madrasah
Ibtidaiyah ialah siswa mampu mengenal dan melaksanakan hukum islam
yang berkaitan dengan rukun islam mengetahui tentang makanan dan
minuman, khitan, qurban, tata cara jual beli dan pinjam meminjam. Ruang
lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Ibtidaiyyah meliputi:
1. Fiqih Ibadah Menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara
pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara thaharah,
shalat, puasa, zakat dan ibadah haji.
2. Fiqih Muamalah Menyangkut pengenalan dan pemahaman mengenai
ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan,
kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah di awali dengan materi

12
Anisa Maulidina, dkk, Dimensi Karakteristik Pembelajaran Fiqih, (t. p : Srib, 2022), hal. 3
13
Sholikul Hadi, Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih di Madrasag Ibtidaiyah Semarang,
(Semarang: UIN Walisongo, 2022), hal. 19.
8

rukun Islam, syahadat dan bersuci. Materi rukun Islam disampaikan pertama
kali atas dasar pertimbangan bahwa ia merupakan outline materi fiqih,
bukan hanya di MI melainkan di seluruh buku fiqih. Sedangkan materi
syahadat disampaikan setelah rukun Islam karena ia rukun Islam pertama
dan syahadat merupakan janji hati seorang muslim untuk taat pada Allah dan
me ngikuti Rasul dalam hal ibadah dan muamalah. Sementara rukun lainnya
hanya wujud komitmen pada syahadat tersebut. Adapun materi bersuci
didahulukan dari materi shalat, dan diajarkan setelah materi syahadat karena
bersuci merupakan syarat bagi sahnya shalat.14

Ahmad Rofi’i, Pembelajaran Fiqih, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam


14

Departemen Agama RI, 2009), hal.3.


BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengertian pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah ialah proses
interaksi yang dilakukan secara sadar, terarah dan terancang mengenai
hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf
baik bersifat ibadah maupun muamalah yang bertujuan agar peserta
didik khususnya madrasah ibtidaiyah mampu mengetahui, memahami
serta melaksanakan ibadahnya sehari-hari.
2. Pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
mengarahkan dan mengantarkan siswa agar dapat memahami pokok-
pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan
ke kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan
syariat islam secara kaaffah (sempurna).
3. Karakteristik mata pelajaran fiqih yakni mata pelajaran yang
menekankan pada ilmu yang memusatkan syariat serta hukum Islam,
yang mengendalikan ikatan manusia secara vertikal (ikatan manusia
dengan Allah SWT) serta ikatan horizontal (ikatan manusia dengan
sesama ataupun masyarakat) dalam kehidupan setiap hari.
4. Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyyah meliputi
yang pertama adalah fiqih Ibadah yang mana menyangkut pengenalan
dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan
baik, seperti: tata cara thaharah, shalat, puasa, zakat dan ibadah haji.
Kemudian yang kedua fiqih muamalah. fiqih ini menyangkut
pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram, khitan, kurban serta tata cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

9
10

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak terdapat
kekurangan, baik dalam kepenulisan maupun keefektifan kalimat. Oleh
karena itu, diharapkan bagi pembaca memberi saran maupun komentar
yang membangun untuk dapat memperbaiki kekurangan pada makalah ini
dan hendaknya makalah ini tidak dijadikan satu-satunya pedoman.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (1997). Tafsir Metodologi Pengajaran Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ahmad Khalakul Khairi. (2021). Pembelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah. Mattaram:


Sanabil.

Anisa Maulidina, dkk. (2002). Dimensi Karakteristik Pembelajaran Fiqih. t. p : Srib.

Bakry, Nazar Sidi. (2003). Fikih dan Ushul Fikih. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Beni Ahmad Saebani dan Januri. (2008). Fiqh Ushul Fiqh. Bandung: Pustaka Setia.

Muhammad Rizqillah Mansyur. (2019). Metodologi Pembelajaran Fiqih, Jurnal


AlMarifat.4(2). Ahmad Rofi’i. (2009). Pembelajaran Fiqih. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI.

Oemar Hamalik. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sholikul Hadi. (2022). Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih di Madrasag Ibtidaiyah


Semarang, Semarang: UIN Walisongo.

Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

T.M Hasbi Ash-Shidqy. (1996). Pengantar Hukum Islam. Jakarta: Bulan

11

Anda mungkin juga menyukai