Anda di halaman 1dari 13

A.

Gambaran Umum Rumah Sakit

Rumah sakit X adalah Rumah Sakit Swasta Anak kelas B di Banjarmasin,


berdasarkan jenis pelayanannya Rumah Sakit Swasta Anak kelas B di
Banjarmasin ini termasuk Rumah Sakit khusus, karena fungsinya sebagai Rumah
Sakit yangkhusus menangani penyakit yang di derita oleh pasien dengan batasan
unur 0-14 tahun. Rumah Sakit Anak yang akan dirancang berdasarkan
kepemilikannya merupakan Rumah Sakit Swasta Madya karena memberikan
pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik, setara dengan Rumah Sakit
pemerintah kelas C.

Pembagian Ruang Rawat Inap pada Rumah Sakit Anak sangat berbeda
dengan Rumah Sakit Umum, berdasarkan klarifikasi jenis penyakitnya, bagian
rawat inap di bagi atas :

1. Ruang Non-Isolasi
2. Ruang Isolasi
3. Ruang Perawatan Intensif (ICU)

Dengan adanya pertimbangan skala pertumbuhan dan perkembangan maka


pelayanan di rumah sakit (kecuali perawatan di ICU karena pertimbangan
kemudahan pengontrolan serta efisiensi, biaya, dan tenaga) dibedakan menurut
kelompok umur yaitu :

1. 0-1 tahun = bayi (kelompok bayi)


2. 1-5 tahun = anak usia kanak-kanak (kelompok non-bayi)
3. 5-12 tahun = anak usia sekolah (kelompok non-bayi)

Menurut petunjuk pelaksanaan SK MENTERI KESEHATAN RI NO.


920/MENKES/PER/XII/1986, dan menentukan jumlah tempat tidur untuk tiap-
tiap kelas ruangan hendaknya tidak melebihi presentase berikut :

1. Kelas Utama : 5%
2. Kelas I : 15%
3. Kelas II : 15%
4. Kelas III : 40% (termasuk golongan kurang/tidak mampu
membayar, ditetapkan sebanyak 25%)

Pembagian tempat tidur menurut kelompok anak, jenis penyakit (menular


atau tidak menular), dan kelas :

Kelompok Umur Jenis Perawatan Menurut Kelas


*) ICU (5% dari seluruh
jumlah tt)
Bayi Non Isolasi Kelas Utama (VIP)
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Isolasi Kelas I
Kelas II **)
Non Bayi Non Isolasi Kelas Utama (VIP)
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Isolasi Kelas I
Kelas II **)
Sumber : PERMENKES RI NO. 920/MENKES/PER/XII/1986

Keterangan :

*Tidak ada pembagian menurut kelompok anak karena pertimbangan


kemudahan pengontrolan dan efesiensi biaya dan tenaga. Pasien menuntut
perawatan yang itensif terhadap pengobatan,peralatan maupun
pengawasan sehingga biaya perawatan menjadi.

** Kelas yang disediakan untuk ruang isolasi minimal adalah kelas II ,


karena menurut persyaratan khusus dan pengawasan intensif mengingat
kondisi pasien yang kritis.
Tidak ada pembagian menurut kelompok anak karena
pertimbangan kemudahan pengontrolan dan efisien biaya dan tenaga.
Pasien menurut perawatan yang intensif terhadap pengobatan,peralatan
maupun pengawasan sehingga biaya perawatan menjadi tinggi.
Kelas yang disediakan untuk ruang isolasi minimal adalah kelas II ,
Karena menurut persyaratan khusus dan pengawasan intensif mengingat
pasien yang kritis.

Pesyaratan Jumlah Tempat Tidur

Pasien rawat inap di rumah sakit anak yang akan dirancang


dibedakan menurut jenis ruang perawatan (ICU,Isolasi,dan Non Isolasi),
Kelompok umur (bayi dan non biaya), Kelas (VIP,I,II,III)
1. Kapisitas tempat tidur menurut jenis ruang perawatan
a. Kapisitas ICU 5% dari jumlah tt dalam Rumah Sakit Anak
= 5% X 100tt
= 5 tt
b. Perbandingan jumlah tt pada ruang Isolasi dan Non Isolasi adalah
1:3, sebagai berikut :
- Isolasi
= ¼ x 95
= 23.6
≈ 24 tt

-Non Isolasi

= ¾ x 95

= 70.8

≈ 71 tt

2. Kapisitas Tempat tiduranak menurut kelompok umur dibagi ke dalam


25% bayi dan 75% non bayi
a. Isolasi
- Bayi
= 25% x 24 tt
= 6 tt
- Non Bayi
= 75% x 24 tt
= 18 tt
b. Non Isolasi
- Bayi
=25 % x 71 tt
≈ 17.25 tt
- Non Bayi
= 75% x 71 tt
=53.25
≈54 tt
c. Pembagian Kapasitas tempat tidur berdasarkan kelas ;

Kelompok Jenis Menurut Jumlah


Jumlah tt
Umur Perawatan Kelas Ruang
*) ICU (5% dari 5 5
seluruh jumlah
tt)
Bayi Non Isolasi Kelas Utama 0,9 ≈ 1 1
(VIP)
Kelas I 2,7 ≈ 3 3
Kelas II 2,7 ≈ 3 2
Kelas III 8,25 ≈ 8 2
Kelas III*) 2,75 ≈ 3 1
Isolasi (kelas I : Kelas I 2 2
II = 1:2) Kelas II **) 4 2
Non Bayi Non Isolasi Kelas Utama 2,7 ≈ 3 3
(VIP)
Kelas I 7,1 ≈ 7 7
Kelas II 7,1 ≈ 7 4
Kelas III 27,75 ≈ 28 7
Kelas III*) 9,25 ≈ 9 3
Isolasi Kelas I 6 6
Kelas II 12 6
Total 100 54

B. Kebijakan Rumah Sakit


a. Kebijakan Standar Makanan dan Menu Makanan Pasien dan Karyawan
Sesuai Kebutuhan Gizi dan Citarasa.
1. Penyelenggaraan makan pasien Rumah Sakit X Swasta Anak Kelas
B di Banjarmasin melayani 24 jam.
2. Untuk pegawai jaga malam diberikan paket ekstra fooding berupa
telur rebus setengah matang, susu/kopi, dan nasi putih.
3. Standar makanan pasien dan pegawai Rumah Sakit X Swasta Anak
Kelas B di Banjarmasin menggunakan menu hewani dan nabati.
4. Setiap pasien ICU dan ruang perawatan dengan diet cair diberikan
makanan formula komersil.
b. Kebijakan Penuntun Diet dan Evaluasi Diet
1. Penyusun diet pasien berdasarkan penuntun diet 2004.
2. Perubahan diet pasien yang membaik dilaporkan oleh petugas
keperawatan kepada petugas gizi maksimal 1 jam sebelum makanan
diantar ke pasien.
3. Evaluasi makanan pasien berdasarkan sisa makanan dari pasien.
4. Evaluasi makanan karyawan didapatkan dari kuosioner.
c. Kebijakan Penyusunan Formula, Menu, Perencanaan Kebutuhan Bahan
Makanan bagi pasien dan pegawai.
1. Perhitungan kebutuhan bahan makanan pasien berdasarkan menu
harian, jumlah pasien, standar porsi, serta standar pemberian makan
yang telah di tetapkan oleh Rumah Sakit X Swasta Anak Kelas B di
Banjarmasin.
2. Perencanaan menu Rumah Sakit X Swasta Anak Kelas B di
Banjarmasin menggunakan siklus menu 3 hari.
3. Perencanaan anggaran belanja bagian gizi dibuat dengan melihat
anggaran belanja tahun sebelumnya. Rekapitulasi dari jumlah porsi
makan dan pengeluaran bahan makanan tahun sebelumnya serta
melihat kenaikan harga pasar.
4. Pemesanan bahan kering datang 1 bulan sekali sedangkan bahan
makanan masak dilakukan setiap hari
5. Bahan makanan kering datang 1 bulan sekali disertai nota belanja
kemudian diverifikasi oleh petugas logistik sedangkan untuk
spesifikasi bahan makanan oleh ahli gizi.
6. Bahan makanan basah datang setiap hari paling lambat jam 08.00
pagi disertai nota belanja kemudia diverifikasi oleh petugas logistik,
sedangkan untuk spesifikasi bahan makanan oleh ahli gizi.
7. Bahan makanan yang diterima harus berdasarkan spesifikasi yang
telah ditetapkan, apabila tidak sesuai spesifikasi maka akan
dikembalikan, supplier harus mengganti sesuai dengan spesifikasi
bahan makanan maksimal 1,5 jam setelah barang datang.
8. Bahan makanan kemasan harus berlabel, bermerk, dan terdaftar di
Depkes /BPOM dan mencantumkan tanggal kadaluarsa.
9. Bahan makanan olahan telah mendapat ijin Depkes/BPOM dan
memiliki sertifikat bebas boraks dan formalin.
10. Bahan segar sumber protein hewani harus memiliki sertifikat uji
boraks dan formalin.
11. Perhitungan formula sonde dilakukan oleh ahli gizi menggunakan
formula komersial
12. Berdasarkan daftar komposisi bahan makanan dan penuntun diet
2004.
d. Kebijakan Pelayanan Gizi Rawat Inap
1. Pasien kritis atau kasus sulit yang beresiko gangguan gizi berat akan
ditangani oleh Tim Asuhan Gizi berdasarkan pertimbangan DPJP
2. Pemberian makan bagi pasien puasa tidak diberikan untuk penunggu
untuk menghindari kesalahan pemberian makanan pada pasien oleh
keluarganya.
3. Bagi pasien bayi yang minum ASI, makanan diberikan kepada
penunggunya.
4. Semua pasien Rumah Sakit X Swasta Anak Kelas B di Banjarmasin
yang gizi buruk harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
5. Pasien baru datang melewati 2 jam setelah jam makan akan
disediakan snack.
6. Permintaan pesanan makanan pasien diterima pada jam 00.00 oleh
petugas jaga malam.
7. Penambahan dan perubahan diet untuk pasien dapat dilakukan
selama distribusi
8. Apabila ada tambahan pasien baru diberitahukan lewat telefon.
Untuk penambahan makan pasien baru setelah waktu penyajian
makan maksimal 1 jam setelah penyajian makan dan ditulis di daftar
permintaan makanan. Jika lebih dari 1 jam diberikan makanan jam
selanjutnya
9. Pemberian fasilitas makan pasien diberikan sesuai standart
pemberian diet yang berlaku.
10. Semua pasien yang direncanakan pulang harus dilaporkan maksimal
1 jam sebelum jam distribusi makanan berikutnya.
11. Makanan yang didistribusikan secara regular kepada pasien rawat
inap harus menggunakan daftar diet pasien dan labeling pada tempat
makan pasien untuk menghindari terjadinya kesalahan pemberian
makan.
12. Makanan yang tidak terdistribusikan setelah distribusi dilakukan
pencatatan dan dibuang
13. Waktu distribusi makanan dan minuman untuk pasien adalah :
• Makan pagi jam 07.30 - 08.30
• Selingan pagi jam 10.30 - 11.30
• Makan siang jam 12.30 - 13.30
• Selingan sore jam 15.30 - 16.30
• Makan sore jam 18.00 - 19-30.
14. Pasien yang bermasalah dan beresiko malnutrisi akan mendapat
asuhan gizi.
15. Buah dan snack untuk pasien diberikan berdasarkan kelas
perawatannya berdasarkan standart pemberian makan.
16. Pemberian makan bagi pasien untuk kelas VIP yang puasa, diberikan
Paket minum dan sarapan pagi untuk penunggu.

e. Kebijakan Penyediaan Makan Pegawai.


1. Penyelenggaraan dan penyediaan makan di Rumah Sakit X Swasta
Kelas B di Banjarmasin menggunakan jasa katering dengan daftar
menu yang ditetapkan oleh unit gizi.
2. Waktu makan untuk karyawan adalah :

Makan siang jam 12.00

Makan sore jam 17.00

3. Setiap karyawan harus menaati tata tertib pelayanan makan yang


berlaku
4. Setiap karyawan Rumah Sakit X Swasta Anak Kelas B di
Banjarmasin diberikan fasilitas makan 1 kali pada jam dinas untuk
menjamin kesehatan kerja
- Setiap karyawan harus menaati tata tertib pelayanan makan
yang berlaku.
- Setiap karyawan Rumah Sakit Islam Pati diberikan fasilitas
makan 1 kali pada jam dinas untuk menjamin kesehatan kerja
- Setiap karyawan harus makan di ruang makan karyawan.
Makan diperbolehkan dibungkus apabila karyawan benar –
benar tidak bisa meninggalkan tugas
- Setiap karyawan harus menjaga kebersihan meja dan lantai
ruang makan
- .
1. Standar Makanan
Sistem penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit X Swasta Anak
Kelas B di Banjarmasin mempunyai standar dalam mengolah setiap
bahan makanan yang akan digunakan, diantaranya yaitu :
a. Standar Bumbu
Standar bumbu adalah komposisi bumbu yang telah dilakukan dan
diperlukan di Institusi dalam rangka penyeragaman rasa hidangan
(bumbu dasar). Standar bumbu yang dibuat oleh Rumah Sakit X
Swasta Anak Kelas B di Banjarmasin dibuat untuk 50 porsi hidangan.
Standar tersebut dibuat untuk sayur,lauk hewani dan lauk nabati.
b. Standar Makanan Biasa
Makanan biasa diberikan kepada pasien VIP/Paviliun,Kelas I,Kelas
II,dan Kelas III. Untuk pasien VVIP dan VIP lauk hewani diberikan
khusus yaitu 2 macam lauk hewani untuk satu kali makan.
c. Standar Makanan Lunak
Standar makanan lunak diberikan kepada pasien VVIP, VIP, kelas I,
kelas II, dan kelas III. Tetapi untuk makanan lunak teknik mengolah
dengan cara digoreng tidak digunakan serta untuk pengolahan
makanan pokok disesuaikan dalam bentuk bubur atau tim.
d. Standar Makanan Saring
Makanan saring diberikan kepada pasien dengan keadaan seperti
gangguan menelan atau pasien yang mendapat tindakan operasi
tertentu dan pada kondisi infeksi akut.
e. Standar Makanan Diet
Standar makanan diet ditentukan sesuai dengan diet yang sudah
ditentukan. Pasien yang mendapat makanan khusus atau diet tertentu
diberikan makanan sesuai dengan standar makanan diet khusus tanpa
memperhatikan kelas perawatan pasien.
f. Standar Makanan Formula
Standar makanan formula makanan yang diolah ada makanan cair,
modisco, dan sonde. Standar porsi yang digunakan untuk makanan cair
dan sonde adalah 1000 cc. Makanan cair diberikan kepada pasien
dengan keadaan tertentu. Standar makanan cair yang diberi untuk
pasien adalah 1100 – 1200 kkal, hal tersebut disesuaikan dengan
permintaan dokter yang merawat. Kemudian Ahli Gizi merencanakan
kedalam bentuk makanan formula sesuai standar yang ada di Instalasi
Gizi dan makanan tersebut akan dibuat oleh pramuboga makanan cair.
Dokter yang menentukan preskripsi diet dan Ahli Gizi yang
menerjemahkannya kedalam bentuk makanan dan minuma. Standar
makanan formula yang diberikan kepada pasien telah sesuai dengan
standar makanan formula di Rumah Sakit X Swasta Anak Kelas B di
Banjarmasin.
g. Standar Porsi
Standar porsi pada Rumah Sakit X Swasta Anak Kelas B di
Banjarmasin terdiri dari bahan makanan yang telah diporsikan dalam
ukuran berat bersih (gram). Standar porsi tersebut dibuat untuk bahan
makanan pokok, lauk hewani dan lauk nabati, dan buah.
C. Kebutuhan Zat Gizi Pasien Golongan Anak 1-9 Tahun
Dalam perhitungan kebutuhan zat gizi di Instalasi Gizi Rumah
Sakit X Swasta Anak Kelas B di Banjarmasin mempertimbangkan sesuai
umur, jenis kelamin, aktivitas, dan keadaan fisiologi. Umur dan jenis
kelamin dipertimbangkan karena pada dasarnya untuk menghitung
kebutuhan gizi memiliki perbedaan dan ada juga yang akan dikategorikan
dalam masing-masing umur dan jenis kelamin.
Aktivitas dipertimbangakan karena aktivitas fisik memerlukan
energi di luar kebutuhan metabolisme basal. Selain itu karena aktivitas
memang diperhitungkan untuk kebutuhan energi. Di rumah sakit
umumnya karena pasien dalam keadaan sakit, hanya berbaring, tiduran
maka dikategorikan sebagai bed rest dan juga sangat ringan. Keadaan
fisiologi dipertimbangkan karena dalam perhitungan kebutuhan gizi dilihat
juga berdasarkan keadaan penyakit pasien. Di Instalasi Gizi Rumah Sakit
X Swasta Anak Kelas B di Banjarmasin ketika ada penyakit tertentu
seperti diabetes mellitus, penyakit ginjal, hipertensi, dan lain akan
dipertimbangkan kebutuhan gizinya dan zat-zat gizi tertentu yang dibatasi
serta juga diberikan diet makanan khusus. Ataupun ketika ada pasien yang
kesulitan menelan, selesai operasi, dan lain maka akan diberikan makanan
cair dan makanan saring. Pertimbangan dalam perhitungan kebutuhan gizi
konsumen akan terlihat dalam perencanaan menu dan penyajian menu.

Angka Kecukupan Gizi Anak Umur 1-9 Tahun

Jenis kelamin Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat


(gr)

1-3 tahun 1125 26 44 155

4-6 tahun 1600 35 62 220

7-9 tahun 1850 49 72 254


Rata – rata 1525 36,67 59,34 209,67

+1677,5 +40,337 +65,274 +230,637


-1372,5 -33,003 -53,406 -188,703

PEMBAGIAN PRESENTASE (%) ZAT GIZI DALAM SEHARI

 Sarapan pagi & malam (25%)


 Kebutuhan energi = 25% x 1525

= 381,25 kkal (+419,375 –343,125)

 Kebutuhan protein = 25% x 36,67 gram


= 9,167 gram (+10,084 -8,2501)
 Kebutuhan lemak = 25% x 59,34 gram
= 14,835 gram (+16,318 -13,351)
 Kebutuhan karbohidrat = 25% x 209,67 gram
= 52,417 gram (+57,659 –47,175)
 Snack pagi / sore (10%)
 Kebutuhan energi = 10% x 1525
= 152,5 kkal (+167,75 –137,25)
 Kebutuhan protein = 10% x 36,67 gram
= 3,667 gram (+4,037 -3,300)
 Kebutuhan lemak = 10% x 59,34 gram
= 5,934 gram (+6,5274 –5,3406)
 Kebutuhan karbohidrat = 10% x 209,67 gram
= 20,967 gram (+23,063 –18,870)

 Makan siang (30%)


 Kebutuhan energi = 30% x 1525
= 457,5 kkal (+503,25 -411,75)
 Kebutuhan protein = 30% x 36,67 gram
= 11,001 gram (+12,101 -9,9009)
 Kebutuhan lemak = 30% x 59,34 gram
= 17,802 gram (+19,582 –16,022)
 Kebutuhan karbohidrat = 30% x 209,67 gram
= 62,901 gram (+69,191 –56,611)
D. Penyusunan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang
akan diolah untuk memenuhi selera konsumen pasien dan kebutuhan zat
gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang di Instalasi Gizi (Aritonang,
2012).
Berdasarkan PGRS (2013) langkah-langkah perencanaan menu
yaitu, bentuk tim kerja, menetapkan macam menu, menetapkan lama
siklus menu dan kurun waktu penggunaan menu, menetapkan pola menu,
menetapkan besar porsi, mengumpulkan macam hidangan, merancang
format menu, melakukan penilaian menu dan merevisi menu, dan
melakukan test awal menu.
Proses penyusunan menu di Instalasi Gizi RSUD Restu Ayah
Madiun dilakukan dengan cara merancang menu untuk dijadikan sebagai
siklus menu. Dalam proses penyusunan menu diajukan beberapa
rancangan menu untuk dijadikan sebagai siklus menu dan menu pilihan.
Rancangan menu tersebut dievaluasi sebelum dijadikan sebagai siklus
menu. Perencanaan menu melalui penyusunan frekuensi menu untuk menu
10 + hari ke-31 kemudian dibuat master menu untuk makanan biasa dan
makanan lunak. Perencanaan menu didasarkan pada standar porsi yang
sudah ditentukan. Periode siklus menu di RSUD Restu Ayah Madiun
dilakukan 6 bulan sekali.
Berdasarkan peraturan pemberian makanan institusi Instalasi Gizi
RSUD Restu Ayah Madiun berupa fasilitas yang diberikan kepada pasien.
Fasilitas tersebut dibedakan antara pasien dewasa dan anak, juga
dibedakan antara kelas VVIP, VIP, HC dan ODC, I, II, dan III.
Proses penyusunan menu di Instalasi Gizi RSUD Restu Ayah
Madiun yaitu menetapkan standar porsi, standar bahan makanan, standar
resep, standar bumbu, dan standar mutu/ kualitas makanan sudah sesuai
dengan persyaratan perencanaan menu menurut PGRS 2013.

 Pola Menu
 3 kali makan, 2 kali selingan

-Makan pagi

-Makan siang

-Makan sore/malam

-Makan selingan

 Susunan Menu :

- Makanan pembuka

- makanan utama

- Makanan pencuci mulut

- Minuman

Anda mungkin juga menyukai