Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah memberikan banyak
manfaat dalam kemajuan diberbagai aspek sosial. Penggunaan teknologi oleh manusia dalam
membantu menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang menjadi keharusan dalam kehidupan.
Manusia sebagai pengguna teknologi harus mampu memanfaatkan teknologi yang ada saat ini,
maupun perkembangan teknologi tersebut selanjutnya. Adaptasi manusia dengan teknologi baru
yang telah berkembang wajib untuk dilakukan melalui pendidikan. Hal ini dilakukan agar
generasi penerus tidak tertinggal dalam hal teknologi baru. Dengan begitu, teknologi dan
pendidikan mampu berkembang bersama seiring dengan adanya generasi baru sebagai penerus
generasi lama.

Pada saat ini finansial adalah salah satu bidang yang mendukung kekuatan perekonomian suatu
negara.Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memicu pertumbuhan
ekonomi suatu negara.Sektor keuangan menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil via kumulasi
kapital dan inovasi teknologi.Baru-baru ini telah muncul inovasi terbaru dalam bidang keuangan
yang sering disebut financial technology (FinTech).Fintech telah membawa warna baru dalam
dunia finansial.Fintech berasal dari istilah financial technology atau teknologi finansial. Menurut
The National Digital Research Centre (NDRC), fintech merupakan suatu inovasi pada sektor
finansial. Beberapa damapak positif pengembangan keuangan digital di Indonesia dengan cara
penerapan Fintech antara lain: kemudahan pelayanan finansial, melengkapi rantai transaksi
keuangan, meningkatkan taraf hidup, melawan lintah darat.Fintech juga mumpuni menerbitkan
sistem pinjaman uang dengan cara transparan. Masyarakat bisa mengetahui berapa persen bunga
yang harus dibayarkan, berapa cicilan per bulannya dan berapa lama tenor pinjaman yang
tersedia.Fintech sebagai inovasi perkembangan keuangan digital sangat bermanfaat dan
berdampak positif apabila diterapkan di Indonesia.

Financial Technology (FinTech) adalah salah satu bentuk penerapan teknologi informasi di
bidang keuangan. Alhasil, munculah berbagai model keuangan baru yang dimulai pertama kali
pada tahun 2004 oleh Zopa, yaitu institusi keuangan di Inggris yang menjalankan jasa
peminjaman uang. Kemudian model keuangan baru melalui perangkat lunak Bitcoin yang
digagas oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008. Dalam perspektif sejarah, konsep inti dari
pengembangan FinTech sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari aplikasi konsep peer-to-peer (P2P)
yang digunakan oleh Napster pada tahun 1999 untuk music sharing.

Inovasi yang berkembang di sini adalah pengadaptasian prinsip jaringan komputer yang
diterapkan pada bidang keuangan. Meski pada mulanya konsep finansial P2P ini diperuntukkan
bagi para start-up (wirausaha baru) dalam mencari investor untuk membiayai bisnisnya. Tetapi
dalam perkembangannya finansial P2P ini memiliki partisipan yang lebih luas tidak hanya para
pemodal untuk menginvestasikan uangnya kepada start-up baru. Dengan banyaknya partisipan
yang berkontribusi memasukkan uang maka kemudian menjadi crowdfunding, sehingga
pemanfaatan finansial P2P tidak terbatas bagi para start-up saja seperti yang dilakukan oleh
perusahaan Zopa di Inggris.

Dengan munculnya virus inovasi keuangan P2P yang berbasis jaringan Internet maka tentunya
penyebarannya menjadi sangat cepat secara global hingga pada akhirnya muncul juga berbagai
jasa crowdfunding di Indonesia dan sebagainya. Masalah hukum yang muncul dari produk
inovasi FinTech ini adalah tentang legalitas penyelenggaraan crowdfunding?, kemudian, apakah
bisnis model FinTech ini dapat terbebas dari uang haram (money loundering)? Isu-isu hukum
inilah yang hingga saat ini masih berada di wilayah abu-abu menurut hukum positif di Indonesia.

Saat ini, FinTech lebih banyak di kenal di kalangan wirausaha ketimbang masyarakat pada
umumnya. Tetapi yang perlu diperhitungkan adalah ledakan dari pemanfaatan FinTech yang
perlu segera diantisipasi melalui instrumen hukum. Pendapat ini didasarkan pada pengalaman
fenomena perusahaan Go-Jek yang pertama kali didirikan pada tahun 2010 yang kemudian
booming pada 4-5 tahun setelah didirikan. Yang perlu diperhatikan dari booming-nya Go-Jek
karena keberadaannya mengancam bisnis transportasi konvensional. Jika fenomena FinTech
disejajarkan dengan fenomena Go-Jek, maka tidak menuntup kemungkinan dalam 2-3 tahun ke
depan keberadaan FinTech akan mengancam institusi keuangan nasional.

2. RUANG LINGKUP MASALAH

Masalah pokok dalam penelitian ini berkaitan dengan perkembangan zaman dan
teknologi yang begitu pesat di dunia ini,sehingga banyak mempengaruhu segala aktivitas dan
kinerja manusia. Yang kita sudah kketahui juga manfaat teknologi amat dapat di andalkan dalam
kehidupan sehari – hari sehingga kita tidak dapat menolak atau mengelakan setiap harinya
pembaharuan di bidang teknologi, maka dari itu hanya dapat terus menyusaikan dan mempelajari
serta beradaptasi dengan teknologi – teknologi sekarang agar kita tidak menjadi manusia yang
terbelakang.

3. IDENTIFIKASI MASALAH
4. RUMUSAN MASALAH

a Bagaimana perkembangan gelombang inovasi FinTech dan juga dampaknya pada


serangkaian layanan keuangan?

b.Pengaruh fintech di dalam bisnis perbankan di Indonesia?

5. PEMBATASAN MASALAH

Dalam proposal ini, saya sebagai penulis membatasi penelitian, dan pembahasan pada strategi
bank dalam memenangi persaingan bisnis melalui penguasaan fintech. Fintech yang dimaksud
adalah fintech dalam operasional bank dan juga fintech dalam produk dan layanan yang
diberikan.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

a. Untuk menjelaskan alasan penguasaan fintech sangat penting dalam bsisnis


perbankan serta pengaruhnya dalam persaingan bisnis.

b. Untuk mengetahui bagaimana fintech dapat memberikan solusi yang merespons


kebutuhan konsumen akan kepercayaan, keamanan, privasi, layanan yang lebih baik, dan
mengubah lanskap kompetitif

1.3 MANFAAT PENELITIAN

Proposal ini dibuat untuk mengetahui bagaimana Fintech itu sebenarnya mengapa digunakan
pada bidang industri sebagai diantara metode keuangan yang menggunakan finansial berbasis
teknologi. Dan bagaimana cara kerja fintech memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI

1. Ruang Lingkup Financial Technology (FinTech)

A. Definisi FinTech

Fintech berasal dari istilah financial technology atau teknologi finansial. Menurut The
National Digital Research Centre (NDRC), fintech merupakan suatu inovasi pada sektor
finansial. Tentunya, inovasi finansial ini mendapat sentuhan teknologi modern. Keberadaan
fintech diharapkan dapat mendatangkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis dan aman.
Proses transaksi keuangan ini meliputi proses pembayaran, proses peminjaman uang, transfer,
ataupun jual beli saham.

Dari konsep ini, kemudian munculah startup yang bergerak di bidang fintech.Di berbagai negara,
startup fintech tengah menjadi tren terkini. Di Indonesia sendiri, startup fintech juga sudah mulai
banyak bermunculan dan diperkirakan akan menjadi tren di tahun 2016 ini. Startup-startup
fintech di Indonesia tersebut, misalnya CekAja, UangTeman, Pinjam, CekPremi, Bareksa,
Kejora, Doku, Veritrans, Kartuku, koinworks, investree,dll adalah beberapa di antaranya.
Bahkan, seiring dengan perkembangan startup-startup fintech di Indonesia, September 2015 lalu
telah diluncurkan pendirian asosiasi perusahaan teknologi finansial bernama FinTech Indonesia.

Layanan yang diberikan oleh startup fintech pastinya berkaitan dengan finansial.Namun, setiap
startup fintech memiliki fokus yang berbeda-beda.Ada startup yang fokus terhadap bisnis mikro,
dengan menyediakan penjualan pulsa, pembayaran tagihan, dan layanan keuangan.Kemudian ada
juga startup yang fokus menyediakan payment gateway untuk memudahkan berbagai macam
urusan pembayaran. Ada juga startup fintech yang fokus menyediakan produk finansial, seperti
kartu kredit, asuransi, dan investasi (ummi: 2016).

Konsep FinTech yang mengadaptasi perkembangan teknologi yang dipadukan dengan bidang
finansial diharapkan bisa menghadirkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis, aman serta
modern. Ada banyak hal yang bisa dikategorikan ke dalam bidang FinTech, diantaranya adalah
proses pembayaran, transfer, jual beli saham, proses peminjaman uang secara peer to peer dan
masih banyak lagi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Accenture, investasi keseluruhan pada bidang
FinTech mulai merangkak naik dengan nilai mencapai 3 kali lipat dalam kurun waktu 2008
hingga 2013. Bahkan terhitung sejak tahun 2010 hingga 2013, nilai investasi di ranah FinTech
berkembang hingga mencapai 4 kali lipat.

B. Manfaat FinTech

a. Kemudahan pelayanan finansial

Berkat kehadiran Fintech, proses transaksi keuangan menjadi lebih mudah. Nasabah juga
mendapatkan pelayanan finansial meliputi proses pembayaran, pinjaman uang, transfer, ataupun
jual beli saham dengan cara mudah dan aman. Nasabah bisa mengakses pelayanan finansial
melalui teknologi seperti ponsel pintar maupun laptop.Sehingga tidak perlu datang langsung ke
bank untuk mendapatkan pinjaman demi memenuhi berbagai kebutuhan.Kehadiran teknologi
dalam urusan finasial seperti ini jelas membantu masyarakat dalam memaksimalkan layanan
finansial.Masyarakat yang memerlukan produk finansial tertentu, cukup mengajukan melalui
online. Kemudahan pelayanan finansial ini tercermin dari proses kerja yang tergolong cepat serta
minimnya kebutuhan dokumen untuk mendapatkan produk finansial terkait.

b. Melawan lintah darat

Keberadaan lintah darat atau rentenir tentu meresahkan nasabah yang ingin mengajukan produk
finansial. Pasalnya, bagi masyarakat dengan penghasilan pas-pasan yang kurang memenuhi
syarat untuk mengajukan pinjaman di bank, mereka kerap meminjam pada lintah darat atau
rentenir dengan bunga tinggi. Ketika muncul Fintech, hal-hal seperti itu dapat terhindari (ummi:
2016).

Tetapi para nasabah saat ini juga harus berhati – hati karena sekarang juga sudah banyak
FinTech yg menyerupai rentenir atau lintah darat daripada itu kita selalu harus
mempertimbangkan produk dan layanan apa yang kita akan pilih.

c. Fintech sebagai alat pembayaran

E-money atau Electronic Money adalah teknologi finansial yang memungkinkan penggunanya
untuk menyimpan uang dengan nominal tertentu pada suatu perangkat (umumnya kartu, namun
tidak terbatas hanya pada kartu) yang memiliki teknologi NFC.
Dalam penggunaannya, perangkat e-money hanya merupakan alat pencatatan (book-keeping
device), pemiliknya perlu mengisi perangkat tersebut (top-up) sebelum menggunakannya. Setiap
penggunaan akan langsung memotong saldo yang tercatat di perangkat tersebut, tidak diperlukan
PIN untuk melakukan transaksi, sehingga e-money sebaiknya benar-benar diperlakukan seperti
uang tunai karena bila jatuh ke tangan orang lain, bisa langsung digunakan (dibelanjakan).

Selain e-money, ada juga teknologi finansial seperti e-cash dan e-payment yang memudahkan
pengguna untuk melakukan pembayaran-pembayaran tertentu tanpa menggunakan rekening
utama. Konsepnya hampir sama dengan e-money (top-up saldo terlebih dahulu) namun tidak
menggunakan teknologi fisik (seperti NFC) tetapi menggunakan verifikasi virtual seperti QR
Code, barcode atau PIN SMS. Pengguna biasanya menggunakan e-cash untuk pembayaran yang
rutin dilakukan sehari-hari seperti membayar parkir atau isi pulsa.

 d. Melengkapi rantai transaksi keuangan

Efek Fintech bagi perekonomian Indonesia salah satunya adalah melengkapi rantai transaksi
keuangan.Faktor kelahiran Fintech ini pun karena ada tuntunan zaman dan pasar ekonomi.
Melalui Fintech segala transaksi keuangan seperti proses pembayaran, pembiayaan, jual beli dan
transfer semakin praktis dan aman. Pun, semuanya bisa diakses hanya melalui smartphone atau
tablet.Peranan Fintech bukan sebagai pengganti bagi bank konvensional, melainkan sebagai
pelengkap rantai transaksi keuangan.Hadirnya Fintech memperkuat ekosistem keuangan di
Indonesia karena bisa meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk finansial.Hal
ini menjadi kesempatan emas dalam menjangkau masyarakat yang selama ini belum terjangkau
oleh berbagai layanan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai