Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PANCASILA

“Resume Buku Pendidikan Pancasila oleh Prof.Dr.H. Kaelan, M.S.”

Dosen Pembimbing: Yusuarsono, M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4:

SYENTIA HADI (21170063)


BINTANG SHANDY FRISNANDA (21170064)
TITO ROMADON SYAHPUTRA (21170003
ROMI GUSTIANDI PUTRA (21170010)
LINDA PERMATA SARI (21170020)

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TP.2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Hidayah,Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan resume ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan mahasiswa akan status, hak, dan kewajiban dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas diriny sebagai manusia. Buku
“PENDIDIKAN PANCASILA” karangan Dr.H.Kaelan,M.S seorang dosen Universitas Gajah Mada
isinya sangat bagus. Dia menjelaskan Pancasila secara rici mulai dari sejarah munculnya Pancasila,
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, kegunaan Pancasila serta menjelaskan hubungan
Pancasila dengan UUD
1945.

Buku tersebut juga memungkinkan untuk dikonsumsi oleh semua kalangan karena dari sisi
ekonomisnya itu sangat murah jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang terkandung dalam buku
tersebut. Akhirnya kami merasa dalam penyusunan resume buku “Pendidikan Pancasila” ini masih
banyak kekurangannya maka kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki resume ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah ini bermanfaat untuk masyarakan d a n dapat menginspirasi pembaca.

Bengkulu, 25 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
2

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................................
5

A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.


.................................................... 5

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ....................................................................


5

2. Tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan........................................................................... 5

B. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum.


........................................................................... 6

1. Landasan Ilmiah. ...........................................................................................................


6

II. PEMBAHASAN .......................................................................................................................


8

BAB I ......................................................................................................................................
8

FILSAFAT PANCASILA .............................................................................................................


8

A. Pengertian Filsafat. .......................................................................................................


8

B. Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem. .................................................................


8

E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia. ..........................................................................................................................
9

H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.


................................ 10

BAB II ...................................................................................................................................
11

IDENTITAS NASIONAL ..........................................................................................................


11

A. Pengertian Identitas Nasional. ....................................................................................


11

B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional. .............................................


12

C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional. ..............................................


12

BAB III ..................................................................................................................................


13

DEMOKRASI INDONESIA .....................................................................................................


13
I. PENDAHULUAN

A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan dilakukan dan dikembangkan di seluruh dunia, meskipun
dengan berbagai macam istilah. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai civil education,
citizenship education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy education. Mata
kuliah ini memiliki peran yang strategis dalam mempersiapkan warga negara yang cerdas,
bertanggung jawab, dan berkeadaban. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No
20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006,
tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok mata kuliah Perkembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan
dan Bahasa Indonesia.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI No 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan pendidikan
Kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi sebagai berikut.
Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber
nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadian sebagai manusia seutuhnya. Hal ini
berdasarkan suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang
harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan
bangsanya.

Misi Pendidika Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu


mahasiswa menetapka kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai
dasar Pancasila rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknilogi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat.

Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia.
Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta”
dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”. Jadi secara harfiah
istilah filsafat adalah mengandung makna cinta kebijaksanaan.

B. Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem.

Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. .
Pancasila seb agai suatu system filsafat akan memberikan ciri-ciri yang khas, yang khusus
yang tidak terdapat pada system filsafat lainnya.

C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila.

. Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling
mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila
mengandung empat sila lainnya, dikualifikasi oleh empat sila lainnya.

D. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sisitem Filsafat.

 Dasar ontologis sila-sila Pancasila..


 Dasar Epistemologis sila-sila
pancasila.

E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung makna
bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus
berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan

F. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.

Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakann kausa
materialis (asal bahan) Pancasila.

G. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila.


Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa makna sila-sila Pancasila senantiasa dalam
hubungannya sebagai sistem filsafat. Sebagai suatu dasar filsafat Negara maka sila sila
pancasila merupakan suatu system nilai oleh karena itu sila sila pancasila itu pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan.

H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terutama dalam
melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus mendasarkan pada suatu kerangka
pikir, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Filsafat
Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan adalah merupakan Identitas
Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu realitas bahwa kausa materialis atau asal nilai-
nilai Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri.
BAB II IDENTITAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional.

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Masyarakat harus semakin terbuka, dan dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran akan tujuan
hidup bersama dalam berbangsa dan bernegara.. Hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana
bangsa tersebut terbentuk secara historis. Pengertian kepribadian, manusia sabagai individusulit dipahami
manakala ia terlepas dari manusia lainnya.
B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional.

Faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia meliputi :


1. Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan d emografis.
2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.

C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional.


Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-
nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat
pancasila bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan
melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut
dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang «panitia 9», sidang BPUPKI kedua, serta
akhirnya disyahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Nilai-nilai
esensial yang terkandung dalam pancasila dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa
Inodnesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirirkan negara..

BAB III DEMOKRASI INDONESIA


A. Demokrasi dan Implementasi.

Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
telaah tentang demokrasi dan hal ini karena dua alasa. Pertama, hampir semua negara di
dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental sebagaimana telah
ditunjukkan oleh hasil studi UNESCO pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari 100
Sarjana Barat dan Timur, sementara di negara-negara demokrasi itu pemberian peranan kepada
negara dan masyarakat hidup dalam porsi yang berbeda-beda (kendati sama-sama negara
demokrasi).

B. Arti dan Perkembangan Demokrasi.


Secara etimologis Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, "demos" berarti
rakyat d an "kratos/kratein" b erarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti "rakyat
berkuasa" (government of rule by the people). Ada pula definisi singkat untuk istilah demokrasi
yang diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. Namun demikian penerapan demokrasi diberbagai negara di dunia, memiliki ciri
khas dan spesifikasi masing-masing, yang lazimnya sangat dipengaruh oleh ciri khas
masyarakat sebagai rakyat dalam suatu Negara Demokrasi mempunyai arti yang
penting bagi masyarakat.

C. Bentuk-bentuk Demokrasi.

Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system pemerintahan.Hal ini dapat dilihat dalam
berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara.Dalam suatu Negarmisalnya dapat diterapkan
demokrasi dengan menerapkan system presidensial atau sistem parlementer.
 Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presidensecara langsung,
sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung darirakyat. Dalam sistem ini
kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan permintaan)sepenuhnya berada di tangan presiden.
 Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatuantara kekuasaan
eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of government)adalah berada di tangan seoran
perdana menteri

D. Demokrasi di Indonesia.

1. Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan
kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode :
1. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer.
2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin.
3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru.
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi.

2. Pengertian Demokrasi menurut UUD 1945.


a. Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966).
 Dalam bidang Politik & Konstitusional.
 Dalam bidang Ekonomi.
b. Munan III Persahi : The Rule of Law (Desember 1966)
c. Simposium hak-hak Asasi Manusia (Juni 1967)
3. Demokrasi Pasca Reformasi.
Dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi harus berdasarkan pada
suatu kedaulatan rakyat. Kekuasaan pemerintahan negara ditangan rakyat
mengandung pengertian tiga hal :
1. Pemerintah dari rakyat (government of the people)
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people)
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for people)

BAB IV
NEGARA DAN KONSTITUSI

A. Pengertian Negara
Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan. Teori Negara
menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang kuat dari filsuf lain separti
Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778). Mereka
mengartikan Negara sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat
secara bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya
seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.

B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara efektif dan
teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok konstitusionalisme adalah
kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan
yang diidealkan berkaitan dengan negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami
berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan

C. Konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun
1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000,
amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan pada tanggal
10 Agustus 2002.
BAB V
RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA

A. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum

Baik rechtsstaat maupun rule of Menurut Friedman, antara pengertian negara hukum atau
rechtstaat dan rule of the law sebenarnya saling mengisi. Oleh karena itu berdasarkan
bentuknya sebenarnya rule of the law adalah kekuasaan publik yang diatur secara
legal.Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-prinsip
demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan dan
ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka. Prinsip Negara hukum tidak
boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang diatur dalam
UUD. Karena itu perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang
dilakukan menurut UUD atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan
bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis.

B. Hak Asasi Manusia


Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani MagnaCharta (1215), oleh
raja John Lackland. Kemudian juga penandatanganan petition ofright  pada tahun 1628 oleh raja Charles I.
Dalam hubungan ini raja berhadapandengan utusan rakyat. Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak
asasi manusiaitu sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Puncakperkembangan
perjuangan hak-hak asasi manusia yaitu ketika ’human right’   untuk pertama kalinya dirumuskan secara
resmi dalam ‘declaration of independence’ Amerika Serikat pada tahun 1776.
C. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi deklarasi
pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan hak- hak asasi manusia
dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945,
sedangkan Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.

D. Hak dan Kewajiban warga Negara


Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara warganegara dan Negara,
warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya.
Asas-asas kewarganegaraan adalah :
1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
2. Bipatride dan apatride
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mencakup
pasal-pasal 27,28,29,30,33 dan 34.
Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses
motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
Ada beberapa dasar yang dapat digunkan sebagai motivasi setiap warga untuk ikut serta
membela Negara Indonesia :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang
BAB VI
GEOPOLITIK INDONESIA

A. Pengertian
Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik suatu Negara,
yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak lan gsung atau tidak langsung kepada
sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik nrgara itu secara langsungGeopolitik
bertumpu pada geografi sosial, mengenai situasi, kondisi dan segala sesuatu yang di anggap
relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.

B. Pengertian Wawasan Nusantara


Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti
memandang atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara
melihat. Sedangkan ‘nusa’ berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di antara dua hal.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri
dan lingkungannya yang di jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan
wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara


Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam
satu kesatuan yang utuh, sementara perairan atau lautan antara pulau- pulau berfungsi sebagai
unsur penghubung dan bukan unsur pemisah.
1. Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederlandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang
kemudian menjadi wilayah Negara Republik Indonesia.
Sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945, Indonesia menjadi nama
resmi Negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.

2. Geopolitik dan Geostrategi


Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari
aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari
aspek geografi.
3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya
Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas
Hindia Belanda berdasarkan ketentuan dalam “tahun 1939 tentang batas wilayah laut
territorial Indonesia.

D. Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga kompunen:
a) Wujud Wilayah
b) Tata Inti Organisasi
c) Tata Kelengkapan Organisasi
E. Implementasi Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
.
Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai dengan
aspirasinya.
BAB VII
GEOSTRATEGI INDONESIA

A. Pengertian Geostrategi.

Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam


upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan Geostrategi
Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia
untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional
bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak geopolitik untuk
kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepenting kesejahteraan dan keamanan.

B. Konsep Ketahanan Nasional

1. Konsepsi Ketahanan Nasional


Konsepsi geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada
tanggal 16 Juni 1948 di Kotaraja (kini Banda Aceh) setelah menerima defile Angkatan
Perang (militer) dalam rangka kunjungan kerja ke daerah Sumatra yang belum atau tidak
diduduki Belanda (Basry, 1995: 50-51). Namun sayangnya gagasan beliau kurang atau tidak
dikembangkan oleh para pejabat bawahan karena seperti kita ketahui wilayah NKRI diduduki
oleh Belanda pada akhir Desember 1948. Setelah pengakuan kemerdekaan pada tahun 1950
garis besar pembangunan politik kita adalah “nation and character building”, yang
sebenarnya merupakan pembangunan jiwa bangsa.

2. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam
dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

 
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Buku ini sangat menarik dan sangat bagus. Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dipahami oleh masyarakat
umum dan khususnya untuk mahasiswa. Dari buku ini dapat diambil suatu pesan bahwa perlunya kita untuk
menerapkan atau mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita dapat memahami
arti dari sila-sila pancasila yang sesungguhnya.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya buku ini masyarakat lebih menghargai dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai