Anda di halaman 1dari 141

LAYANAN BIMBINGAN KARIR BERBASIS LIFE SKILL

UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI


DALAM MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN
TINGGI SISWA SMA NEGERI 8 PALU

FILKA ADELAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar Serjana


Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
LIFE SKILL-BASED CAREER GUIDANCE SERVICES TO INCREASE
NEGERI 8 PALU STUDENTS' SELF-CONFIDENCE INCHOOSING
MAJORS IN COLLEGE STUDENTS OF SMA

FILKA ADELAH

SKRIPSI

Submitted as a partial fulfilment of the requirements for the


degree ofSarjana Pendidikan at Guidance and Counselling
Study Program Education Science Department
Teacher Training and Education
FacultyTadulako University

GUIDANCE AND COUNSELLING STUDY PROGRAM


EDUCATION SCIENCE DEPARTMENT
TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY
TADULAKO UNIVERSITY
2021
ABSTRAK

Filka Adelah, 2021. Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill Untuk
Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan
Tinggi Siswa SMA Negeri 8 Palu, Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Tadulako, Pembimbing Azam Arifyadi.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan bimbingan karir


berbasis life skill untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di
Perguruan Tinggi siswa SMA Negeri 8 Palu. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperimental dan desain non-
equivalent control group design terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 8 Palu.
Teknik analisis data yang digunakan meliputi: 1) uji normalitas; 2) uji
homogenitas; dan 3) uji independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepercayaan diri dalam memeilih jurusan siswa lebih tinggi setelah diberikan
layanan bimbingan karir berbasis life skill. Hal ini dibuktikan dari uji hipotesis
yang menggunakan perhitungan independent sample t-test diketahui bahwa
terdapat perbedaan hasil tes akhir kepercayaan diri siswa yang mendapat
bimbingan karir berbasis life skill dengan siswa yang mendapat bimbingan secara
umum. Rata-rata skor hasil tes awal pre-test kepercayaan diri siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki selisih 4, dimana rata-rata skor pre-
test kelompok eksperimen 53,3 dan kelompok kontrol 49,3. Setelah diberi
perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, skor rata-rata post-
test kepercayaan diri siswa kelompok eksperimen yang mendapat bimbingan karir
berbasis life skill lebih tinggi dari pada rata-rata hasil post-test siswa kelompok
kontrol yang mendapat bimbingan secara umum, selisih dari rata-rata kedua
kelompok adalah 14, dimana rata-rata skor post-test kelompok eksperimen 76,5
dan kelompok kontrol 62,5. Perbedaan rata-rata skor post-test inilah yang
menunjukkan bahwa bimbingan karir berbasis life skill efektif untuk
meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi.

Kata Kunci: Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi,


Bimbingan Karir Berbasis Life Skill

v
ABSTRACT

Filka Adelah. 2021 Life Skill-Based Career Guidance Services to Increase


Negeri 8 Palu Students' Self-Confidence in Choosing Majors in College
Students of SMA. Skripsi. Guidance and Counselling Study Program.
Education Science Department. Teacher Training and Education Faculty.
Tadulako University. Under the supervision of Azam Arifyadi.

This research aims to explain the implementation of life skills-based


career guidance to increase SMA Negeri 8 Palu students' self-confidence in
choosing majors in college. This research used a quantitative approach with
quasi- experimental methods and a non-equivalent control group design of XI
grade students of SMA Negeri 8 Palu. Data analysis techniques were 1)
normality test;2) homogeneity test; and 3) independent t-test. The results showed
that students' self-confidence in choosing majors is higher after attending life
skills-based career guidance services. It is demonstrated by the hypothesis test
using the independent sample t-test calculation, which shows that the results of
the final test of self- confidence of students who attend life skills-based career
assistance differ from those of students who receive general guidance. The mean
pre-test score of the students' self-confidence in the experimental group and the
control group differs by 4, with the experimental group's average pretest score of
53.3 and the control group's average pretest score of 49.3. After treatment, the
experimental group who attended life skills-based career guidance have a higher
post-test mean score than the control group students. The experimental group's
post-test mean score is 76.5, while the control group's post-test mean score is
62.5. This difference in the post- test mean score suggests that life skills-based
career counseling is successful in increasing students' self-confidence in higher
education major selection.

Keywords: life skills-based career guidance, self-confidence in choosing majors


inCollege

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill Untuk Meningkatkan

Kepercayaan Diri Dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi Siswa SMA

Negeri 8 Palu” untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana

strata satu (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat

terselesaikan tanpa bimbingan, doa, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua saya Bapak Zainul rahimahullah dan Ibu Hj. Nuralam

rahimahullah yang telah mengasuh, mendidik, merawat, membesarkan penulis

dengan limpahan cinta kasih yang tulus dan tak ada batasnya. Terima kasih

kepada saudara-saudara penulis yaitu Anhar rahimahullah, Ismail, Jam’an,

Elmiati, Mirnawati, Hamka, Hamdan, Ritnawati, A.Md.Keb., Syahrul, S.Pd. serta

para kakak ipar penulis yaitu Azwar, Musliani, Mariati, Nirwana, Junaedi yang

senantiasa memberikan dukungan lebih kepada penulis.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan tulus kepada

Bapak Azam Arifyadi, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dan sabar dalam membimbing serta mengarahkan penulis

vii
viii

sejak penulisan proposal sampai pada penyusunan skripsi ini hingga layak

diujikan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dhevy Puswiartika

M.Psi selaku pembahas I serta Bapak Ridwan Syahran S.Pd., M.Pd selaku

pembahas II pada saat penulis melaksanakan seminar proposal sampai saat ini,

pembahas telah memberikan saran kepada penulis yang berguna bagi perbaikan

skripsi ini. Melalui kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz MP, selaku Rektor Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Bapak Dr. H. Nurhayadi, M. Si, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Bapak Abdul Kamaruddin, S. Pd., M.Ed., Ph. D, selaku Wakil Dekan

Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako.

5. Bapak Iskandar, M.Hum.,selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd.I. dan Dr. Hj. Durrotunnisa, S.Ag., M.Si

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

7. Bapak Ridwan Syahran, S.Pd,M.Pd.,selaku Koordinator Program Studi

Bimbingan dan Konseling. Bapak dan ibu dosen FKIP Universitas


ix

Tadulako terkhusus pada program Studi Bimbingan dan Konseling yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna selama proses

perkuliahan.

8. Bapak/Ibu staf tata usaha dilingkungan FKIP Universitas Tadulako yang

telah membantu dalam keperluan administrasi.

9. Kakak Rahmat Subarkah, S.Pd selaku staf program studi bimbingan dan

konseling yang telah membantu dan memudahkan penulis dalam

mengurus keperluan administrasi terkait dengan penyelesaian studi

10. Bapak Drs. Ampera B. Manila, M.Si., selaku Kepala sekolah SMA Negeri

8 Palu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di sekolah tersebut.

11. Terima kasih kepada Ibu Mu’mina S.Pd selaku Guru Bimbingan dan

Konseling yang telah memandu dan membimbing pelaksanaan dan

penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan baik.

12. Siswa/i SMA Negeri 8 Palu yang telah ikut berpartisipasi dalam

membantu penulis selama penelitian.

13. Keluarga besar yang telah banyak memberikan doa, bantuan dan dorongan

kepada penulis terkhusus kepada tante Linang, tante Irdawati, S.Ag, Al-

Munawwara, Al-Muzammil, Nurfadilah dan Moh.Fikri.

14. Terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling angkatan 2018 khususnya Maya Putri Nagading,S.Pd,

Lutfia, S.Pd, Fadila Egitya, Tri Wahyuni Rl Surawudju, Defi Aulia B dan
x

teman-teman lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

berjuang bersama sampai pada titik ini.

15. Terima kasih kepada kakak Nur Aisyah, S.Farm, dan kakak Taufik yang

senantiasa memberi dukungan dan bantuan kepada peneliti.

16. Teman-teman KKN 96 posko Desa Sibualong, Endang Sri Rahayu,

Sumardin, Faldi Pramana, Putri Faradilla, dan Muh. Miftahul Khair yang

senantiasa memberi semangat pada penulis selama menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan

kepada mereka dan seluruh kebaikan mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah

SWT. Aamiin.

Palu, Desember 2021

Filka Adelah
A 501 18 073
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i
PENGESAHAN ii
ABSTRAK v
ABSTACT vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Batasan Istilah 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori 7
1. Percaya Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi 7
a. Pengertian Kepercayaan Diri 7
b. Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Percaya Diri 9
c. Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri 10
d. Pengertian Perguruan Tinggi 11
e. Pengertian Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi 12
f. Tujuan Penjurusan 13
g. Pengertian Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di
Perguruan Tinggi 14
2. Bimbingan Karir Berbasis Life Skill 15

xi
xii

a. Pengertian Layanan Bimbingan Karir 15


b. Tujuan Bimbingan Karir 17
c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karir 19
d. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir 20
e. Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skill) 22
f. Tujuan Kecakapan Hidup 23
g. Jenis-jenis Kecakapan Hidup 25
h. Pengertian Bimbingan Karir Berbasis Life Skill 28
i. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill 28
2.2 Penelitian Yang Relevan 34
2.3 Kerangka Pemikiran 35
2.4 Hipotesis Penelitian 39

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian 40
3.2 DesainPenelitian 41
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 42
3.4 Variabel Penelitian 42
3.5 Populasi dan Sampel 42
3.6 Definisi Operasional 44
3.7 Jenis dan Sumber Data Penelitian 45
3.8 Teknik Pengumpulan Data 45
3.9 Prosedur Penelitian 49
3.10 Prosedur Pelaksanaan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill 48
3.11 Instrumen Penelitian 50
3.12 Teknik pengolahan data 51
3.13 Teknik analisis data 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAAHASAN


4.1 Hasil Penelitian 56
4.2 Pembahasan 67
xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 72
5.2 Saran 73

DAFTAR RUJUKAN 74

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Sampel Penelitian 44

3.2 Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert 51

4.1 Data Skor Pre-Test Kelompok Eksperimen Sebelum Diberikan 56

Bimbingan Karir Berbasis Life Skill

4.2 Data Skor Pre-Test Kelompok Kontrol 57

4.3 Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 57

4.4 Klasifikasi dan Persentase Hasil Pre-Test Kepercayaan Diri Dalam 58


Memilih Jurusan Di Perguruan Tinggi Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol

4.5 Data Skor Post-Test Kelompok Eksperimen Setelah Diberikan 60


Bimbingan Karir Berbasis Life Skill

4.6 Data Skor Post-Test Kelompok Kontrol 60

4.7 Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 61

4.8 Klasifikasi dan Persentase Hasil Post-Test Kepercayaan Diri Siswa 61


dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol

4.9 Hasil Uji Normalitas Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol 63

4.10 Hasil Uji Homogenitas Post-Test Kelompok Eksperimen dan 64


Kelompok Kontrol

4.11 Hasil Uji Hipotesis (Independent Sample t-Test) 66

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran 38

3.1 Skema Desain Penelitian 41

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket 77

2. Angket 78

3. RPL Layanan Bimbingan dan Konseling 80

4. Perhitungan Skor Pre-Test Kelompok Ekperimen dan Kontrol 105

5. Klasifikasi Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol 107

6. Perhitungan Skor Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol 108

7. Klasifikasi Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol 110

8. Hasil Uji Normlaitas dan Uji Homogenitas SPSS 111

9. Uji Hipotesis (Independent Sample t-Test) 112

10. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 113

11. Dokumentasi 114

12. SK Pembimbing 119

13. Surat Izin Penelitian 121

14. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 122

15. Pernyataan Keaslian Tulisan 123

16. Biodata/CV 124

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada perkembangan zaman, setiap orang dituntut untuk menunjukkan

dirinya dalam bidang yang dikuasainya. Menunjukkan diri dengan tampil didepan

orang lain dalam bidang yang menjadi keahliannya memang tidak semudah yang

dibayangkan. Percaya akan diri sangat diperlukan oleh setiap orang, dibutuhkan

kepercayaan diri untuk bisa tampil dengan kemampuan dan minat yang dimiliki

agar makin bisa mengembangkan kemampuannya. Menurut Thantaway dalam

Kamus istilah Bimbingan dan Konseling adalah kondisi mental atau psikologis

diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau

melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri

negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Hal

ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri sangat dibutuhkan dalam mengambil

suatu keputusan. Termasuk dalam menentukan masa depan karir maupun dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi.

Bimbingan karir berbasis life skill dalam dunia pendidikan merupakan

ranah dari bimbingan dan konseling, mengingat pentingnya masalah karir dalam

kehidupan, sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan

masa depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan

karir yang berkelanjutan. Karena itu, layanan bimbingan dan konseling

merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan yang

1
2

diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling. Permasalahan pada

remaja/anak sekolah seperti sulit dalam menentukan jenis pendidikan, memilih

jurusan saat akan melanjutkan pendidikan, atau memilih pekerjaan dimasa depan

merupakan sebuah alasan yang logis dari penelitian ini. Kebanyakan siswa

kebingungan dalam menentukan masa depannya, maka dengan itu dibutuhkan

seorang pembimbing dan tenaga professional untuk membantu mengarahkan para

siswa dalam karirnya sesuai dengan tujuan dan tugas dari Guru BK itu sendiri

ialah membantu siswa dalam mempersiapkan karirnya secara matang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama guru

Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 8 Palu bahwa layanan bimbingan karir

sangat dibutuhkan siswa pada saat memasuki dunia Perguruan Tinggi. Penentuan

memilih jurusan di Perguruan Tinggi sering menjadi masalah. Banyak siswa yang

kebingungan saat ingin memilih jurusan serta tidak percaya diri dalam memilih

jurusan di Perguruan Tinggi. Ketika guru Bimbingan dan Konseling menanyakan

tentang kedepan setelah lulus dari SMA mengambil jurusan apa, rata-rata jawaban

yang mereka berikan “entahlah, “tidak tahu”, “saya pilih jurusan yang mudah

karena saya kurang pandai” dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan sebagian

siswa kelas XI SMA Negeri 8 Palu, ditemukan bahwa terdapat beberapa siswa

yang tidak percaya diri dalam memilih jurusan dengan ciri-ciri tidak percaya pada

kemampuan sendiri, tidak mandiri dalam mengambil keputusan, tidak memiliki

rasa positif terhadap diri sendiri, dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya.

Ketika ditanya tentang memilih jurusan di Perguruan Tinggi kedepan setelah lulus
3

dari SMA, rata-rata jawaban yang mereka berikan yaitu, “tidak tahu”, “belum

kepikiran”, “ingin memilih jurusan ini tapi kurang yakin”, “bingung karena saya

tidak pandai” dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa mereka masih kurang

percaya diri, baik dalam memilih jurusan maupun dengan kemampuan yang ia

miliki.

Guru di SMA Negeri 8 Palu telah memberikan berbagai layanan untuk

mengatasi rendahnya kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi salah satunya dalam memberikan layanan informasi, akan tetapi hal ini

tidak memberikan pengaruh secara signifikan. Oleh karena itu dibutuhkan layanan

bimbingan konseling karir yang lebih inovatif sebagai upaya meningkatkan

kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi.

Pelaksanaan bimbingan karir berbasis life skill juga, diharapkan dapat

mencegah sikap-sikap negatif para peserta didik seperti mudah frustasi,

kebingungan, tidak percaya diri dan mudah menyerah, kemudian nantinya dapat

diarahkan ke hal yang positif yaitu membentuk sebuah motivasi diri dengan

mengenal kekurangan dan kelebihan dirinya secara maksimal sehingga mudah

untuk merencanakan karir bahkan mudah untuk memutuskan karir yang akan dia

capai. Pemberian layanan bimbingan karir sangat penting sekali untuk dilakukan

karena sangat berpengaruh bagi peserta didik dalam merencakan kehidupannya.

Maka sesuai dengan penjelasan diatas, peneliti mengambil judul “Layanan

Bimbingan Karir Berbasis Life skill untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam

Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi Siswa SMA Negeri 8 Palu.”


4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kepercayaan diri dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi sebelum diberikan layanan bimbingan karir berbasis

life skill siswa SMA Negeri 8 Palu ?

2. Bagaimana gambaran kepercayaan diri dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi sesudah diberikan layanan bimbingan karir berbasis

life skill siswa SMA Negeri 8 Palu ?

3. Apakah layanan bimbingan karir berbasis life skill efektif untuk

meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi siswa SMA Negeri 8 Palu

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi sebelum di berikan layanan bimbingan karir berbasis

life skill di SMA Negeri 8 Palu

2. Mendeskripsikan kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi sesudah di berikan layanan bimbingan karir berbasis

life skill di SMA Negeri 8 Palu

3. Menjelaskan layanan bimbingan karir berbasis life skill efektif untuk

meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi siswa SMA Negeri 8 Palu.


5

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat

teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

kajian atau informasi yang berguna bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan pendidikan di bidang bimbingan dan konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru Bimbingan dan Konseling, membantu membimbing siswa

dalam memecahkan masalah yang dihadapinya terutama dalam

meningkatkan kepercayaan diri siswa sehingga siswa mampu

memilih jurusan yang sesuai dengan skill dan lingkungannya.

b. Bagi Siswa, dapat membantu siswa meningkatkan kepercayaan diri

dalam memilih jurusan dan diharapkan bisa menjadi wacana untuk

menjadi lebih baik dan bersemangat serta lebih percaya diri dalam

memilih jurusan serta mengambil keputusan untuk fokus ke arah

masa depannya.

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

informasi yang berguna bagi para pembacanya dan sebagai tolak

ukur untuk penelitian lebih lanjut.


6

1.5. Batasan Istilah

1. Percaya diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi merupakan

suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kehidupan yang

dimilikinya untuk mengambil keputusan dalam memilih program studi

untuk masa depannya. Percaya diri tidak muncul dengan sendirinya pada

diri seseorang, melainkan ada suatu proses tertentu di dalam pribadi

seseorang sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri.

2. Layanan bimbingan karir berbasis life skill merupakan kegiatan

memberikan layanan kepada individu atau siswa di sekolah untuk

membantu menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar

tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari

serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya dan

menentukan pilihan karir untuk masa depan


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

1. Percaya Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

a. Pengertian Kepercayaan Diri

Menurut Lauster (2015) dalam kehidupan manusia, kepercayaan

diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting. Salah satu

aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang

sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai

kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab.

Lauster (2012) mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu

sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam

tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan

hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya,

sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi

serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

Oxford Advanced Learner’s Dictionary (dalam Rahayu, 2013: 62)

mendefinisikan kepercayaan diri (confidence) sebagai percaya pada

kemampuan diri sendiri untuk melakukan sesuatu dan berhasil. Sependapat

dengan Goleman (dalam Rahayu, 2013: 63) menyatakan bahwa

kepercayaan diri adalah kesadaran yang kuat tentang harga dan

kemampuan diri sendiri.

7
8

Selanjutnya menurut Suharno (2018) kepercayaan diri adalah

kesadaran individu akan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya,

meyakini adanya rasa percaya dalam dirinya, merasa puas terhadap dirinya

baik bersifat batiniah maupun jasmaniah, dapat bertindak sesuai dengan

kepastian serta mampu mengendalikannya dalam mencapai tujuan yang

diharapkannya.

Menurut Iswidharmanjaya & Enterprise (2014) kepercayaan diri

adalah individu yang mandiri, yaitu berdiri sendiri tanpa tergantung pada

individu lain sepenuhnya. Kemandirian dalam pribadi percaya diri

terbentuk karena yakin pada kemampuannya serta telah mengenal

kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya.

Kemudian Sarastika (2014) menyatakan kepercayaan diri dapat

diartikan bahwa suatu kepercayaan akan kemampuan sendiri yang

memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan

secara tepat. Kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang

dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir

positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk

memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan (Ghufron &

Risnawati, 2010).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

kepercayaan diri adalah sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri

dalam melakukan suatu tindakan, mandiri serta mampu mengambil

keputusan khususnya dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi.


9

b. Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Kepercayaan Diri.

Menurut Lauster (dalam Safitri, 2010) ciri-ciri orang yang

mempunyai kepercayaan diri yaitu:

1) Percaya pada kemampuan sendiri. Kepercayaan atau keyakinan

pada kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu

sifat orang yang percaya diri.

2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Dapat bertindak

dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara

mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu

untuk meyakini tindakan yang diambil.

3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Seseorang yang

memiliki kepercayaan diri, jika mendapat kegagalan biasanya

mereka tetap dapat meninjau kembali sisi positif dari kegagalan itu.

4) Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk

mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan

kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat

menghambat pengungkapan tersebut

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri orang

yang memiliki kepercayaan diri yaitu percaya akan kemampuan yang

dimiliki, bertanggung jawab, mempunyai pengendalian diri yang baik,

memiliki cara pandang yang positif, tidak mudah tergantung dengan orang

lain serta mandiri dalam mengambil keputusan.


10

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut adalah

faktor-faktor tersebut (Ghufron & Risnawati, 2012:37-38) :

1) Konsep diri

Menurut Anthony (1992) terbentuknya kepercayaan diri pada diri

seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang

diperoleh dalam pergaulan sehari-hari dalam suatu kelompok. Hasil

interaksi yang akan terjadi akan menghasilkan konsep diri.

2) Harga diri

Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif

pula. Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri

sendiri. Santoso berpendapat bahwa tingkat harga diri seseorang

akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang.

3) Pengalaman

Pengalaman menjadi faktor munculnya rasa percaya diri.

Sebaliknya, pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya

rasa percaya diri seseorang. Anthony (1992) mengemukakan

bahwa pengalaman masa lalu adalah hal terpenting untuk

mengembangkan kepribadian sehat.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat

kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan

menjadikan orang tersebut tergantung dan berada dibawah


11

kekuasaan orang lain yang lebih pandai darinya. Sebaliknya, orang

yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki tingkat

kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan yang

berpendidikan rendah.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri

tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi terdapat proses tertentu

di dalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri,

yang mana prosesnya tidak secara instan melainkan melalui proses

panjang yang berlangsung sejak dini. Terbentuknya rasa percaya diri dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dari dalam diri, pendidikan

dan pengalaman.

d. Pengertian Perguruan Tinggi

Menurut Agus Wibowo (2014:121) Perguruan Tinggi adalah

satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Perguruan

tinggi merupakan jenjang pendidikan kelanjutan dari jenjang pendidikan

sebelumnya. Seorang yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi harus melewati jenjang pendidikan sebelumnya seperti TK, SD,

SMP dan SMA. Istilah Perguruan Tinggi yang digunakan untuk lapisan

ke-2, identik dengan istilah Perguruan Tinggi yang disebut dalam

Peraturan Pemerintah No.30 th 1990, yaitu organisasi satuan pendidikan,

yang menyelenggarakan pendidikan di jenjang pendidikan tinggi,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.


12

Indonesia memiliki berbagai macam lembaga pendidikan tinggi

antara lain akademi, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Berbagai

macam lembaga pendidikan tersebut seringkali disebut Perguruan Tinggi.

Menurut Kemenristekdikti (2017), Perguruan Tinggi adalah satuan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, sedangkan

Universitas adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu

pengetahuan dan/atau teknologi, serta menyelenggarakan pendidikan

profesi apabila memenuhi syarat.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan Perguruan Tinggi

adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi,

sedangkan Universitas adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan akademik dan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu

pengetahuan dan/atau teknologi, serta menyelenggarakan pendidikan

profesi apabila memenuhi syarat.

e. Pengertian Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi

Menurut Robbins (2001) Definisi Pemilihan adalah pengambilan

keputusan merupakan suatu proses dimana seseorang menjatuhkan

pilihannya dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Pengambilan

keputusan menurut Geoge R. Terry (2005:14) adalah pemilihan alternatif

perilaku (kelakuan) dari dua atau lebih alternatif yang ada. Menurut James

A.F. Stoner (2006:32), keputusan adalah pemilihan di antara berbagai

alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan
13

atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus

dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan

keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengertian

keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa

keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang

suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.

Jurusan di Perguruan Tinggi disebut sebagai program studi.

Kemenristekdikti (2017) menyatakan bahwa program studi ialah kesatuan

kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan

metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,

pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi. Setiap perguruan tinggi

memiliki berbagai macam program studi. Pada tahun 2017, Indonesia

tercatat memiliki 20.516 program studi yang tersebar di seluruh universitas

(Kemenristekdikti, 2017).

Dari pengertian menurut para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa pemilihan jurusan adalah suatu cara untuk mengambil suatu

keputusan dalam memilih program studi yang merupakan kesatuan

kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan

metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,

pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

f. Tujuan Penjurusan

Menurut Ruslan A. Gani (1986) tujuan penjurusan yaitu :


14

1) Mengelompokkan para peserta didik yang mempunyai kecakapan,

kemampuan, bakat dan minat yang relatif sama,

2) Membantu mempersiapkan para peserta didik dalam melanjutkan

studi dalam memilih dunia kerjanya,

3) Membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang

baik dalam kelanjutan studi dan dunia kerjanya, dan

4) Membantu memperkokoh keberhasilan, dan kecocokan atas

prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelanjutan studi

dan dunia kerja).

Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penjurusan

yaitu mengelompokkan dan membantu peserta didik yang mempunyai

kecakapan, kemampuan, bakat minat untuk melanjutkan melanjutkan studi

atau memilih dunia kerja hingga mencapai suatu keberhasilan.

g. Pengertian Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di

Perguruan Tinggi

Dari definisi kepercayaan diri dan memilih jurusan di Perguruan

Tinggi menurut para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi merupakan

sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri untuk mengambil suatu

keputusan dalam memilih program studi secara mandiri di Perguruan

Tinggi sehingga siswa bisa mencapai kesuksesan karirnya.


15

2. Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill

a. Pengertian Layanan Bimbingan Karir

Layanan bimbingan karir adalah kegiatan dan layanan bantuan

kepada para siswa dengan tujuan untuk memperoleh penyesuaian diri,

pemahaman tentang dunia kerja dan pada akhirnya mampu menentukan

pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir untuk masa depan. Menurut

Herr (dalam Marsudi, 2003:113) layanan bimbingan karir adalah suatu

program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik atau layanan yang

dimaksudkan untuk membantu individu dan berbuat atas pengenalan diri

dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan dan

waktu luang serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil

keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola

perkembangan karirnya.

Selanjutnya menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah

bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam

memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri

supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan

berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir

juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan

peserta didik yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program

pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang

studi.
16

Gani (1992) menyatakan bahwa bimbingan karir adalah suatu

proses bantuan layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa), agar

individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,

mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya dengan bentuk

kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihannya dan mengambil

suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat,

sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan atau karir

yang tepat.

Bimbingan karir menurut Rahma (2010:15) adalah kegiatan dan

layanan bantuan kepada para siswa untuk memperoleh penyesuaian diri,

pemahaman tentang dunia kerja dan akhirnya mampu menentukan pilihan

kerja dan menyusun perencanaan karir untuk masa depan. Selanjutnya

menurut Elfi dan Hidayah (2012: 83), bimbingan karir adalah usaha

bimbingan dalam membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam

bidang karir. Bentuk bimbingan ini misalnya memberikan informasi-

informasi tentang pekerjaan, perguruan tinggi, ke perusahaan, cara

melamar pekerjaan, atau cara memilih dan menentukan karir dan

sebagainya.

Juntika (2006:16) menyebutkan bimbingan karir merupakan

layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian

integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan

perkembangan kemampuan kognitif, afektif ataupun keterampilan individu

dalam mewujudkan konsep diri yang positif.


17

Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

layanan bimbingan karir adalah suatu program memberikan bantuan

kepada peserta didik atau individu agar dapat mengenal dirinya, dapat

membuat suatu pilihan dan keputusan bijaksana berdasarkan atas

pemahaman yang mendalam tentang diri dan dunia pekerjaan atau karir.

b. Tujuan Bimbingan Karir

Menurut Herr (dalam Manrihu, 1992:163-164), tujuan bimbingan

karir di sekolah menengah adalah sebagai berikut:

1) Menunjukkan hubungan antara hasil belajar, nilai-nilai, preferensi-

preferensi, aspirasi-aspirasi pendidikan dan karirnya.

2) Menganalisa kompetensi pribadi sekarang dengan preferensi karir

dan mengembangkan rencana-rencana yang akan dilakukan untuk

memperkuat keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan.

3) Memegang tanggung jawab dalam perencanaan karir dan

konsekuensi-konsekuensinya.

4) Memenuhi syarat dalam taraf memasuki pekerjaan dengan

mengambil mata pelajaran yang relevan dengan pendidikan

kooperatif, atau dengan latihan dalam jabatan.

5) Kesiapan memenuhi persyaratan bagi pendidikan pasca sekolah

lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh

tipe program dan lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi atau

perusahaan).
18

6) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang

berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen. Maksudnya

adalah keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan secara

efektif waktu luang.

7) Secara sistematis, realistis preferensi karir dengan menghubungkan

antara hasil belajar dan aktivitas ekstrakurikuler.

8) Mengidentifikasikan alternatif-alternatif serta upaya pencapaian

tujuan-tujuan pendidikan dan okupasional apabila yang diinginkan

tidak tersedia.

9) Menggambarkan bentuk-bentuk utama dalam meneruskan

pendidikan pasca sekolah lanjutan.

10) Mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan pasca sekolah

lanjutan, terutama waktu serta prosedur yang dilakukan.

11) Membuat suatu estimasi tentang sifat-sifat pribadi, prestasi dalam

wawancara okupasional atau pendidikan.

12) Mengembangkan rencana-rencana khusus dalam implementasi

tujuan dan rencana karir.

Sementara itu, tujuan utama bimbingan karir menurut Surya (1992)

adalah membantu individu untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan

hidupnya dan mengembangkan karir yang dipilihnya secara optimal.

Secara rinci tujuan bimbingan karir adalah

1) Memiliki kemampuan intelektual yang diperlukan untuk

keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan,


19

2) Memiliki kemampuan dan pemahaman, pengelolaan, pengendalian,

penghargaan, dan pengarahan diri,

3) Memiliki pengetahuan atau informasi tentang lingkungan

kehidupan,

4) Mampu berinteraksi dengan orang lain secara efektif,

5) Mampu mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari,

6) Memahami, menghayati, dan mengamalkan kaidah-kaidah ajaran

agama yang berkaitan dengan karir.

Dari tujuan bimbingan karir menurut para ahli dapat disimpulkan

bahwa tujuan layanan bimbingan karir yaitu :

1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang

berhubungan dengan kehidupan,

2) Mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan pasca sekolah

lanjutan, terutama waktu serta prosedur yang dilakukan.

3) Membuat suatu estimasi tentang sifat-sifat pribadi, prestasi dalam

wawancara okupasional atau pendidikan.

4) Membantu individu untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan

hidupnya dan mengembangkan karir yang dipilihnya secara optimal.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karir

Prayitno (2008) mengelompokkan faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan karir, pada pokoknya dapat diklasifikasikan

dalam dua kelompok, yaitu:


20

1) Faktor lingkungan, keluarga, ras, taraf sosial ekonomi, dan efek

teknologi informasi pasaran kerja

2) Faktor pribadi, bakat intelegensi, minat kepribadian (konsep diri,

kebutuhan, cara-cara berhubungan dengan orang lain), hasil belajar

(penguatan mata-mata pelajaran di sekolah, keterampilan kerja atau

bidang lainnya).

Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada dua

faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karir yaitu faktor

eksternal atau lingkungan seperti ras, taraf sosial ekonomi dan teknologi

informasi. Kemudian faktor internal atau pribadi yang terdiri dari bakat

intelegensi, minat dan hasil belajar.

d. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir

Menurut Nichy D P (2019) dalam pelaksanaan layanan bimbingan

karir kepada siswa menggunakan teknik bimbingan pada umumnya yang

ada di lembaga pendidikan, yaitu bimbingan klasikal, kelompok, dan

individu, berikut pengertian dari ketiga teknik bimbingan tersebut :

1) Bimbingan Klasikal. Salah satu strategi layanan bimbingan adalah

bimbingan klasikal (classroom guidance) menurut Gysber dan

henderson yang dikutip dalam jurnal, menyatakan bahwa

bimbingan klasikal merupakan bentuk kegiatan yang

diselenggarakan dalam guidance curriculum. Bimbingan klasikal

merupakan salah satu cara yang efektif bagi guru bimbingan dan
21

konseling dalam memberikan informasi dan atau orientasi kepada

siswa.

2) Bimbingan Kelompok yaitu bimbingan dimana guru bimbingan

dan konseling atau konselor membantu masalah-masalah yang

dialami masing-masing anggota kelompok, berjalan dengan

terbuka guna membahas dan memecahkan masalah pribadi yang

dialami oleh masing-masing kelompok. Dikatakan oleh Prayitno

ahli bimbingan dan konseling yakni bimbingan kelompok

merupakan suatu bimbingan yang berupaya untuk menyelesaikan

masalah dari tiap-tiap individu melalui kelompok.

3) Bimbingan Individu. Menurut Dewa Ketur Sukardi bimbingan

individu yaitu yang berlangsung dengan tatap muka dengan guru

pembimbing atau konselor dalam rangka membahas dan

pengentasan masalahnya, ditambahkan oleh Prayitno ahli

bimbingan dan konseling yakni dalam rangka pengentasan masalah

pribadi si konseli dengan bertatap muka secara langsung

Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

pelaksanaan layanan bimbingan karir kepada siswa menggunakan teknik

bimbingan pada umumnya yang ada di lembaga pendidikan, yaitu

bimbingan klasikal yang diselenggarakan dalam guidance curriculum.

Kemudian bimbingan kelompok, yang berupaya untuk menyelesaikan

masalah dari tiap-tiap individu melalui kelompok. Dan terakhir bimbingan

individu yang dilakukan secara tatap muka dengan konselor atau guru bk.
22

e. Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skill)

Menurut Anwar (2004:54), kecakapan hidup adalah kemampuan

yang diperlukan untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan orang lain, dan

masyarakat atau lingkungan dimana ia berada antara lain keterampilan

mengambil keputusan, pemecahan masalah, berfikir kritis, berpikir kreatif,

berkomunikasi yang efektif, membina hubungan antar pribadi, kesadaran

diri, berempati, mengatasi emosi, dan mengatasi stress. Sedangkan

menurut Mawardi (2012:287), life skill atau kecakapan hidup sebagai

kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang

untuk berfungsi secara independen dalam kehidupan.

Pengertian kecakapan hidup (life skill) dikemukakan oleh Jones

(1995: 419) dimaknai bahwa kecakapan hidup adalah urutan pilihan yang

memperkuat kehidupan psikologis yang dibuat seseorang dalam bidang

keterampilan yang spesifik. Kecakapan hidup sebagai pengetahuan yang

luas dan interaksi kecakapan yang diperkirakan merupakan kebutuhan

esensial bagi manusia dewasa untuk dapat hidup secara mandiri atau

kecakapan hidup merupakan pedoman pribadi untuk tubuh manusia yang

membantu anak belajar bagaimana menjaga kesehatan tubuh, tumbuh

sebagai individu, bekerja dengan baik, membuat keputusan logis, menjaga

mereka sendiri ketika diperlukan dan menggapai tujuan hidup.

Dari pengertian menurut para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa kecakapan hidup (life skill) merupakan kemampuan dan

pengetahuan seseorang dalam menghadapi problem, serta dapat


23

menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya dengan

kemampuan berinteraksi, keterampilan mengambil keputusan, pemecahan

masalah, berfikir kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi yang efektif,

membina hubungan antar pribadi, kesadaran diri, berempati, mengatasi

emosi dan mengatasi stress.

f. Tujuan Kecakapan Hidup (Life Skill)

Adapun tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah untuk

memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi peserta didik yang

sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari,

seperti: proses sosial, fungsi sosial serta masalah-masalah kehidupan. Tim

Broad Based Education (Depdiknas, 2002), membagi tujuan pendidikan

kecakapan hidup ke dalam tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

1) Tujuan Umum

a) Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat

digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.

b) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk

mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai prinsip

pendidikan yang berbasis luas (Broad Based Education).

c) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di

masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah

(School Based Management).

2) Tujuan Khusus
24

a) Memberdayakan aset kualitas batiniah, sikap dan perbuatan

lahiriah peserta didik melalui pengenalan (logos), penghayatan

(etos), dan pengalaman (patos) nilai-nilai kehidupan sehari-hari

sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup

dan perkembangannya.

b) Memberikan wawasan yang luas tentang perkembangan karir,

yang dimulai dari perkembangan diri, eksplorasi karir, orientasi

karir, dan penyiapan karir.

c) Memberikan bekal dasar dan latihan-latihan yang dilakukan

secara benar mengenai nilai-nilai kehidupan sehari-hari yang

dapat memampukan peserta didik untuk berfungsi menghadapi

kehidupan masa depan yang sarat kompetisi dan kolaborasi

sekaligus.

d) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah melalui


pendekatan manajemen berbasis sekolah, partisipasi

stakeholders, dan fleksibilitas pengelolaan sumber daya

sekolah.

e) Mamfasilitasi peserta didik dalam memecahkan masalah

kehidupan yang dihadapi sehari-hari.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan kecakapan

hidup adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi

peserta didik yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dalam kehidupan

sehari-hari, seperti: proses sosial, fungsi sosial serta masalah-masalah


25

kehidupan. Tujuan dari kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus.

g. Jenis-jenis Pendidikan Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu

kecakapan hidup yang bersifat esame (generic life skill/GLS) yang terbagi

atas kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill)

sedangkan kecakapan hidup yang bersifat khusus (specific life skill/SLS)

mencakup kecakapan akademik (academic skill) dan kecakapan

vokasional (vocational skill) (Depdiknas, 2007:11).

1) Kecakapan Personal (Personal Skill)

Kecakapan personal (personal skill) adalah kecakapan yang

diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh.

Kecakapan ini mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau

memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking

skill).

a) Kecakapan kesadaran diri merupakan penghayatan sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan

Warga Negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan

kekurangan yang dimilikinya, sekaligus menjadikannya sebagai

modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang

bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.

b) Kecakapan berpikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan

yang diperlukan dalam pengembangan potensi berfikir.


26

Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapan menggali dan

menemukan informasi, kecakapan mengolah informasi dan

mengambil keputusan serta kecakapan memecahkan masalah

secara kreatif.

2) Kecakapan sosial (Social Skill)

Kecakapan sosial (social skill) mencakup kecakapan

berkomunikasi dengan empati (communication skill) dan kecakapan

bekerja sama (collaboration skill).

a) Kecakapan berkomunikasi yang dilakukan secara lisan maupun

tulisan. Kemampuan mendengarkan dan menyampaikan

gagasan secara lisan maupun tulisan perlu dikembangkan.

Kecakapan mendengarkan dengan empati akan membuat orang

mampu memahami isi pembicaraan orang lain, sementara

lawan bicara merasa diperhatikan dan dihargai.

b) Kecakapan bekerjasama maksudnya adalah adanya saling

pengertian dan saling membantu antar sesama untuk mencapai

tujuan yang baik, karena itu merupakan suatu kebutuhan yang

tidak dapat dielakkan sepanjang hidup manusia.

3) Kecakapan Akademik (Academic Skill)

Kecakapan akademik seringkali disebut dengan kecakapan

intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya

merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum

namun mengarah kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. Kecakapan


27

ini mencakup antara lain kecakapan mengidentifikasi variabel,

menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu, merumuskan

hipotesis, merancang dan melaksanakan penelitian. Untuk membangun

kecakapan-kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis,

obyektif, dan transparan.

4). Kecakapan Vokasional (Vocational Skill)

Kecakapan Vokasional adalah keterampilan yang dikaitkan dengan

berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.

Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar (basic

vocational skill) dan kecakapan vokasional khusus (occupational skill).

a) Kecakapan vokasional dasar yang berkaitan dengan bagaimana

peserta didik menggunakan alat sederhana, misalnya obeng,

palu dan sebagainya.

b) Kecakapan vokasional khusus hanya diperlukan bagi mereka

yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya,

misalnya pekerja montir, apoteker, tukang, dan sebagainya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan (1) Kecakapan personal

(personal skill) adalah kecakapan yang diperlukan bagi seseorang

untuk mengenal dirinya secara utuh. (2) Kecakapan sosial (Social Skill)

mencakup kecakapan berkomunikasi dengan empati (communication

skill) dan kecakapan bekerja sama (collaboration skill). (3) Kecakapan

akademik seringkali disebut dengan kecakapan intelektual atau

kemampuan berpikir ilmiah yang pada dasarnya merupakan


28

pengembangan dari kecakapan berpikir secara umum namun mengarah

kepada kegiatan yang bersifat keilmuan. (4) Kecakapan Vokasional

adalah keterampilan yang dikaitkan dengan berbagai bidang pekerjaan

tertentu yang terdapat di masyarakat.

h. Pengertian Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill

Berdasarkan teori layanan bimbingan karir dan life skill, maka

layanan bimbingan karir berbasis life skill merupakan suatu proses

memberikan bantuan kepada individu atau peserta didik agar dapat

mengenal dirinya, mampu mengembangkan potensinya secara optimal,

mampu membuat suatu pilihan keputusan dalam karir atau pekerjaan yang

tepat berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya, serta mampu

menghadapi problem sehingga dia mampu menjadi individu yang mandiri.

Dalam penelitian Indah Lestari (2017) Bimbingan karier berbasis

kecakapan hidup (Life Skills) merupakan orientasi pendidikan yang

mensinergikan bimbingan karier menjadi kecakapan hidup yang

diperlukan seseorang, dimanapun ia berada, bekerja atau tidak bekerja,

apapun profesinya.

i. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir terlebih dahulu guru

pembimbing menyusun program pelaksanaan konseling karir. SK

no.84/993 menegaskan bahwa tugas untuk guru pembimbing adalah

melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, dan

tindak lanjut dalam program bimbingan kepada peserta didik yang menjadi
29

tanggung jawabnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa seorang guru

pembimbing bertanggung jawab dalam memulai kegiatannya dengan

menyusun sebuah program.

Menurut Gani R.A, (1996) program bimbingan karir meliputi :

1) Pelaksanaan bimbingan karir di sekolah harus didasarkan kepada

hasil penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat

siswa serta pola dan jenis dalam masyarakat.

2) Pemilihan dan penentuan jenis bidang karir didasarkan kepada

keputusan siswa sendiri melalui penelusuran kemampuan dan

minat serta pengenalan karir dalam masyarakat, baik karir yang

telah berkembang maupun karir yang mungkin dapat

dikembangkan dalam masyarakat.

3) Pelaksanaan bimbingan karir harus merupakan suatu proses yang

berjalan terus mengikuti pelaksanaan program pendidikan di

sekolah dan sebaiknya juga setelah tamat sekolah.

4) Pelaksanaan bimbingan karir harus merupakan perpaduan

pendayagunaan setinggi-tingginya potensi siswa dan potensi

lingkungan.

5) Pelaksanaan bimbingan karir jangan sampai menimbulkan

tambahan beban pembiayaan yang berlebihan.

6) Pelaksanaan bimbingan karir harus menjalin hubungan kerja sama

antara sekolah, dan unsur-unsur di luar sekolah, dan bersifat saling


30

menunjang fungsi masing-masing serta mengarah kepada

pencapaian tujuan pembinaan generasi muda yang diharapkan.

Penyampaian layanan karir di sekolah dapat dilakukan dengan

metode tertentu yang sesuai dengan isi materi dan kebutuhan siswa serta

kemampuan pembimbing. Metode pemberian informasi karir dapat

ditempuh melalui metode kelompok untuk masalah-masalah yang sifatnya

kelompok, dan metode individual untuk masalah yang sifatnya pribadi.

(Sukardi, 1987: 81)

Secara umum, metode pelaksanaan bimbingan karir di SMA dapat

dilakukan dengan cara-cara (Sitti R A : 2011) :

1) Ceramah dari narasumber, kegiatan yang dilakukan bersumber dari

pembimbing, konselor, guru, maupun dari narasumber (pihak dunia

kerja), dalam rangka memberikan penerangan tentang informasi

yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan dan karir.

2) Diskusi Kelompok, yang merupakan Suatu pendekatan yang

kegiatannya bercirikan suatu keterkaitan pada suatu pokok

masalah/ pertanyaan (dalam hal ini perencanaan karir/ pekerjaan/

karir), dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh

kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan

mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur.

3) Pengajaran unit, yang merupakan teknik dalam membantu siswa

untuk memperoleh pemahaman tentang suatu pekerjaan tertentu,

melalui kerjasama antara pembimbing dan guru bidang studi.


31

Namun dengan pola ini sudah barang tentu perlu adanya jam

tersendiri yang khusus disediakan untuk keperluan kegiatan

bimbingan karir.

4) Sosiodrama, suatu cara yang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mendramatisasi sikap, tingkahlaku/ penghayatan

seseorang seperti yang dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari

di masyarakat sehubungan dengan pekerjaan dan karir.

5) Karyawisata karir yang diprogramkan oleh sekolah.

Berkarya/bekerja dan belajar sambil berwisata untuk membawa

para siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang

menyenangkan, dengan demikian akan tumbuh sikap menghargai

pekerjaan yang diamatinya.

6) Informasi melalui kegiatan kurikuler secara instruksional.

Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karir dengan cara

mengaitkan/dipadukan dengan mata pelajaran/kegiatan belajar

mengajar.Dalam kaitan ini tiap guru dapat memberikan bimbingan

karir pada saat-saat mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan

suatu karir tertentu.

7) Hari Karir (Career Days). Hari-hari tertentu yang dipilih untuk

melaksanakan berbagai bentuk kegiatan yang bersangkut paut

dengan pengembangan karir. Pada hari tersebut semua kegiatan

bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan program bimbingan

karir yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun.


32

Kecakapan hidup merupakan orientasi pendidikan yang

mensinergikan bimbingan karir menjadi kecakapan hidup yang diperlukan

seseorang, dimanapun ia berada, bekerja atau tidak bekerja, apapun

profesinya. Jadi penerapan bimbingan karir berbasis kecakapan hidup (Life

Skills) adalah bagaimana menyampaikan layanan bimbingan karir kepada

peserta didik untuk mendapatkan kecakapan hidup yang setidaknya

membuat para siswa mampu menghadapi kompleksitas permasalahan yang

ada dalam lingkungannya kelak. Penerapan Bimbingan Karir Berbasis

Kecakapan Hidup (Life Skills) di sekolah merupakan suatu proses

penerapan ide, konsep kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis

sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap siswa. (Indah Lestari, 2017)

Secara garis besar penerapan kurikulum berbasis kecakapan hidup

(life skills) dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu kecakapan hidup yang

bersifat umum (General Life Skills/GLS) dan kecakapan hidup yang

bersifat spesifik (Spesifik Life Skills/SLS). Namun dalam penelitian

memfokuskan pada penerapan kecekapan hidup yang bersifat General Life

Skills. Kecakapan hidup yang bersifat umum atau GLS adalah kacakapan

yang perlu diperlukan oleh siapapun, baik yang bekerja, yang tidak bekerja

dan yang sedang menempuh pendidikan, kecakapan ini terbagi menjadi

tiga (3) bagian, yaitu:

1) Kecakapan mengenal diri (personal skills) atau disebut dengan

selfawreness. Kecakapan mengenal diri ialah suatu kemampuan


33

berdialog yang diperlukan seseorang untuk mengaktualisasikan jati

diri dan menemukan kepribadian dengan cara menguasai serta

merawat raga dan sukma atau jasmani dan rohani. Atau dengan

kata lain :

a) Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,

anggota masyarakat dan warga negara.

b) Menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang

dimiliki.

2) Kecakapan berpikir rasional (thinking skills) antara lain :

a) Kecakapan menggali dan menemukan informasi

b) Kecakapan mengelola informasi dan mengambil keputusan

c) Kecakapan memecahkan masalah

3) Kecapan sosial (social skills)

a) Kecakapan komunikasi dengan empati (communication skills)

b) Kecakapan bekerjasama (collaboration skills)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahawa pelaksanaan

layanan bimbingan karir dapat dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan

oleh sekolah setiap tahunnya. Tidak semua cara pelaksanaan tersebut

dilakukan, umumnya lebih banyak menggunakan cara dengan pengajaran

unit. Pada pelaksanaan ini, bimbingan karir telah menjadi mata pelajaran

bimbingan yang disesuaikan dengan materi bimbingan dan konseling. Jadi

setiap minggunya bimbingan karir mendapatkan jam khusus dan ini

diberikan mulai dari kelas satu (1) hingga kelas tiga (3) disesuaikan
34

dengan tingkat kebutuhan dari siswa tersebut. Perkembangan karir saat ini

begitu penting dalam pemilihan jurusan di Perguruan Tinggi di SMA

Negeri 8 Palu, bimbingan karir harus melakukan kegiatan yang dapat

menunjang program bimbingan karir tersebut. Kemudian penerapan

bimbingan karir berbasis kecakapan hidup (Life Skills) adalah bagaimana

menyampaikan layanan bimbingan karir kepada peserta didik untuk

mendapatkan kecakapan hidup yang setidaknya membuat para siswa

mampu menghadapi kompleksitas permasalahan yang ada dalam

lingkungannya kelak.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan judul “Layanan Bimbingan

Karir Berbasis Life Skill Untuk Meningkatkan Kemampuan Merencanakan Karir”

penelitian ini dilakukan oleh Naning Dwi Setyo Astuti (2015). Hasil penelitian

menunjukan rata-rata tingkat kemampuan merencanakan karir diajukan kepada

siswa secara umum berada pada kategori cukup baik. Model layanan bimbingan

karir berbasis life skill yang dikembangkan dinilai efektif untuk meningkatkan

kemampuan merencanakan karir siswa.

Penelitian selanjutnya dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan Karier

terhadap Kepercayaan Diri Siswa dalam memilih jurusan di MA Al Maarif

Singosari Malang”. Penelitian ini dilakukan oleh Roudlotul Jannah, Elok (2013).

Hasil yang diperoleh yaitu layanan bimbingan karier berada pada kategori

sedang, dan kepercayaan diri siswa juga berada pada kategori sedang. Dari hasil
35

analisisnya terdapat pengaruh yang signifikan. Ini berarti bahwa pengaruh layanan

bimbingan karier terhadap kepercayaan diri dalam kategori sedangkan lebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Arif Nurul Huda yang berjudul “

Efektivitas layanan bimbingan karir berbasis Kecakapan Hidup untuk

Meningkatkan Entrepreneurship peserta didik di SMK PGRI 04 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2018/2019.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa layanan

bimbingan kelompok berbasis kecakapan hidup Efektif dalam meningkatkan

pemahaman terhadap Entrepreneurship peserta didik, Dengan hasil interpretasi

Effect size dengan klasifikasi Besar bahwa Layanan Bimbingan Karir Berbasis

Kecakapan Hidup Efektif Untuk Meningkatkan Entrepreneurship Peserta Didik

SMK PGRI 4 Bandar Lampung TA. 2018/2019.

Dari penelitian yang relevan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

layanan bimbingan karir berbasis life skill dapat dijadikan alternatif bantuan

terhadap siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah dalam

karir, terutama yang berhubungan dengan pemilihan jurusan. Maka dari itu

peneliti tertarik untuk melakukan untuk melakukan penelitian dengan judul

“Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill Untuk Meningkatkan Kepercayaan

Diri Dalam Memilih Jurusan Di Perguruan Tinggi Siswa SMA Negeri 8 Palu.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan individu akan kemampuan

diri dan menyadari kemampuan dirinya dalam melakukan suatu tindakan serta
36

mampu bertindak mengambil keputusan. Kepercayaan diri membuat individu

akan bertindak mandiri dalam membuat pilihan dan mengambil keputusan sendiri

seperti menjalin relasi dengan orang lain, memiliki tanggung jawab, penuh

keyakinan dan memiliki persepsi diri yang positif, mendekati tantangan baru

dengan penuh antusias, dan mau melibatkan diri dengan lingkungan yang lebih

luas.

Saat ini beberapa siswa di SMA Negeri 8 Palu tidak percaya diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi banyak siswa yang sangat kebingungan dan

sulit untuk mengambil keputusan dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

karena faktor ketidakmampuan dan ketidakpercayaan diri. Hal ini tentunya dapat

berdampak negatif pada masa depan karir siswa. Siswa sering memandang

pengambilan keputusan dengan disertai kebimbangan dan ketidakpastian dalam

memilih jurusan. Bahkan banyak siswa yang memilih jurusan bukan berdasarkan

potensi, minat dan bakat yang dimilikinya, terkadang dipengaruhi oleh pendapat

orang tua, teman-teman, dan figur-figur yang di idolakan.

Kurangnya bimbingan pada siswa tentang perencanaan karir terutama

pada pemilihan jurusan di Perguruan Tinggi menjadi salah satu penyebab siswa

kurang percaya diri dalam mengambil keputusan untuk masa depannya. Begitu

banyak perencanaan karir karena kurangnya penerapan bimbingan karir pada

siswa yang berkaitan dengan cara pemilihan jurusan yang tepat.

Perlu adanya peran serta seorang guru atau konselor sekolah dalam

menghadapi kebimbangan siswa siswi menentukan jurusan. Bimbingan karir

merupakan usaha bimbingan dalam membantu siswa untuk mengatasi kesulitan


37

dalam bidang karir. Layanan bimbingan karir perlu dilakukan dengan tujuan

mengarahkan siswa siswi tersebut untuk lebih bisa fokus terhadap bidang/jurusan

apa yang mereka minati serta sesuai dengan kemampuannya. Bimbingan karir

berbasis life skill dapat menjadi alternatif solusi bagi siswa dalam menghadapi

masalah karir. Kecakapan hidup atau life skill adalah kemampuan dan

pengetahuan seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan

secara proaktif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu

mengatasinya dengan kemampuan memecahkan berbagai masalah yang

dihadapinya.

Melalui bimbingan karir berbasis life skill ini diharapkan siswa mampu

meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Hal

ini siswa tidak merasa ragu dan bimbang dalam mengambil keputusan secara

tepat dan optimal.

Penelitian secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar

skema sebagai berikut :


38

Percaya diri siswa rendah Indikator Kepercayaan Diri Rendah :


1. Tidak percaya pada kemampuan sendiri
dalam memilih jurusan di
2. Tidak mandiri dalam mengambil keputusan
Perguruan Tinggi
3.Tidak memiliki rasa positif terhadap diri sendiri
4. Serta tidak berani mengungkapkan pendapat

Kurangnya bimbingan karir pada siswa


tentang pemilihan jurusan di Perguruan
Tinggi

Pemberian layanan
Tahapan pemberian layanan bimbingan karir berbasis
Bimbingan Karir Berbasis life skill :
Life Skill 1. Pembentukan
2. Peralihan
3. Kegiatan : a. Kecakapan Mengenal Diri
b. Kecakapan Berpikir Rasional
c. Kecakapan sosial
4. Pengakhiran

Layanan bimbingan karir berbasis life


Percaya diri siswa meningkat
skill efektif untuk meningkatkan
dalam memilih jurusan di
percaya diri siswa dalam memilih
Perguruan Tinggi
jurusan di Perguruan Tinggi

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran


39

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan dalam penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul (Arikunto, 2006:71). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada

perbedaan antara tingkat kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi sebelum dan sesudah melakukan layanan bimbingan karir berbasis life skill

siswa SMA Negeri 8 Palu.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

menggunakan data berupa angka-angka, kemudian dianalisa. Metode dalam

penelitian ini adalah Quasi Experimental Design yaitu dengan memberi dua

perlakuan terhadap dua kelompok siswa. Kelompok pertama diberikan layanan

bimbingan karir berbasis life skill sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelompok

kedua diberikan layanan bimbingan karir secara umum sebagai kelas kontrol.

Menurut Sugiyono (2009: 107) penelitian eksperimen adalah penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendali.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Sampling

Purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Penelitian mengenai layanan bimbingan karir berbasis life skill ini dapat

dilakukan dengan teknik pengambilan sampel ini. Kriteria dalam pengambilan

sampel penelitian ini yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 8 Palu yang memiliki

kepercayaan diri rendah dengan indikator tidak percaya pada kemampuan sendiri,

tidak mandiri dalam mengambil keputusan tidak memiliki rasa positif terhadap

diri sendiri, tidak berani mengungkapkan pendapat dan siswa yang telah mengisi

kuesioner penelitian ini.

40
41

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group

Design. Menurut Sugiyono (2009 : 116) desain penelitian Non Equivalent Kontrol

Group adalah sebagai berikut:

Kelompok Eksperimen O1 x O2

Kelompok Kontrol O3 - O4

Gambar 3.1 Skema Desain Penelitian

Keterangan:

O1 = Pretest Kelompok Eksperimen

O2 = Posttest Kelompok Eksperimen

O3 = Pretest Kelompok Kontrol

O4 = Posttest Kelompok Kontrol

X = Perlakuan dengan melalui layanan bimbingan karir berbasis

life skill

- = Tanpa melalui bimbingan karir berbasis life skill

Berdasarkan desain penelitian yang telah dipaparkan, penelitian

melakukan dua kali tes pada masing-masing kelompok. Tes awal dilakukan

terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui

bagaimana kepercayaan diri siswa. Kemudian pada tes akhir di kelompok

eksperimen diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan karir berbasis life skill.

Sedangkan tes akhir kelompok kontrol diberikan layanan secara umum.


42

Setelah kedua kelompok melakukan tes akhir, hasil keduanya kemudian

dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua

nilai di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan menunjukkan pengaruh

dari perlakuan yang telah diberikan.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Palu yang beralamatkan Jl.

Ragigau, Desa Tipo, Kecamatan Ulujadi, Kabupaten Palu. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus hingga 28 Oktober 2021, semester ganjil

tahun ajaran 2021/2022.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan karir berbasis life

skill sebagai variabel bebas (X) dan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi sebagai variabel terikat (Y).

3.5. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2009 : 117). Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.


43

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa populasi

merupakan keseluruhan objek yang menjadi sarana penelitian. Dengan

demikian populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA

Negeri 8 Palu.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009 : 118). Sampel dalam penelitian

ini diambil secara random yang terdiri dari 2 kelompok (1 kelompok

eksperimen dan 1 kelompok kontrol). Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara membagikan angket (kuesioner) kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi secara daring atau online kepada

seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 8 Palu dengan jumlah siswa

sebanyak 91 siswa.

3. Teknik Sampling

Teknik Purposive sampling ini digunakan berdasarkan

pertimbangan bahwa kedua kelompok sampel memiliki percaya diri rata-

rata sama. Sampel dalam penelitian ini 20 siswa yang terbagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok eksperimen sebanyak 10 siswa dan kelompok

kontrol sebanyak 10 siswa.


44

Table 3.1 Sampel Penelitian


Kelompok Ʃsiswa
Eksperimen 10

Kontrol 10

Ʃ 20

3.6. Definisi Operasional

1. Kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

merupakan sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri untuk

mengambil suatu keputusan dalam memilih program studi di

Perguruan Tinggi. Pada penelitian ini kepercayaan diri siswa dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi diukur menggunakan angket

kepercayaan diri dengan indikator, percaya pada kemampuan sendiri,

mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap

diri sendiri, serta berani mengungkapkan pendapat.

2. Layanan bimbingan karir berbasis life skill adalah proses pemberian

bantuan kepada individu atau peserta didik agar dapat mengenal

dirinya, mampu mengembangkan potensinya secara optimal, mampu

membuat suatu pilihan keputusan dalam karir terutama dalam memilih

jurusan di Perguruan Tinggi dengan tepat berdasarkan kemampuan dan

pengetahuannya dengan melalui 4 tahapan yaitu tahap pembentukan,

peralihan, kegiatan dan penutup, dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan

dengan durasi 45 menit.


45

3.7. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan

data primer. Data sekunder diperoleh dari guru BK mengenai informasi

bimbingan karir di sekolah dan kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi. Adapun data primer diperoleh langsung dari siswa berdasarkan

hasil pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta data post-test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan penelitian angket sebagai teknik utama,

sedangkan teknik dokumentasi sebagai pelengkap. Selanjutnya dapat dijabarkan

teknik yang digunakan sebagai berikut:

1. Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk di jawabnya (Sugiyono, 2011: 142). Teknik

angket digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kepercayaan diri

responden. Peneliti menyiapkan daftar pernyataan yang akan diisi oleh

responden, pernyataan dalam angket ini adalah pernyataan tertutup artinya

responden tinggal memilih jawaban yang telah tersedia yang sesuai dengan

dirinya. Angket ini berisi tentang kepercayaan diri siswa dengan

menggunakan skala kepercayaan diri siswa yang dikembangkan dari

model skala likert. Skala ini digunakan untuk memperoleh data mengenai

kepercayaan diri siswa, melalui pre-test dan post-test. Dengan


46

menggunakan skala kepercayaan diri siswa dapat diketahui siswa yang

memiliki kepercayaan diri sangat rendah sampai pada tingkatan yang

sangat tinggi.

2. Dokumentasi

Teknik ini merupakan teknik pelengkap yang digunakan untuk

memperoleh data yang bersifat dokumen. Dokumentasi yang ditentukan

terkait foto-foto selama pemberian layanan bimbingan karir berbasis life

skill, hal ini dilakukan untuk melengkapi hasil penelitian yang berkaitan

dengan sampel penelitian, untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan

bimbingan karir berbasis life skill untuk meningkatkan kepercayaan diri

siswa dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi.

3.9. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam 3 tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Mencari dan mengumpulkan literatur.

b. Menentukan lokasi dan subjek penelitian untuk kelas eksperimen

dan kelas kontrol

c. Menyusun proposal penelitian

d. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

e. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) untuk kelas eksperimen

f. Melaksanakan seminar penelitian

g. Memperbaiki proposal yang telah diseminarkan.


47

h. Mengurus surat izin penelitian.

2. Tahap Kegiatan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu :

a. Pemberian angket tahap pertama kepada subjek yang menjadi kelas

eksperimen dalam penelitian sebelum diberikan layanan bimbingan

karir, serta pemberian angket tahap pertama kepada subjek yang

menjadi kelas kontrol dalam penelitian tanpa diberikan layanan

bimbingan karir berbasis life skill.

b. Melaksanakan proses layanan bimbingan karir berbasis life skill

kelas eksperimen.

c. Pemberian angket kedua kepada kelas eksperimen sesudah

pelaksanaan layanan bimbingan bimbingan karir, serta pemberian

angket kedua kepada kelas kontrol tanpa adanya pelaksanaan

bimbingan karir berbasis life skill

d. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh.

e. Meminta surat keterangan telah selesai melakukan penelitian dari

Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Palu.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi.

b. Melaksanakan seminar hasil penelitian.

c. Menyusun artikel hasil penelitian dalam bentuk jurnal.

d. Ujian tugas akhir (skripsi).


48

3.10. Prosedur Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill

Prosedur pelaksanaan layanan bimbingan karir berbasis life skill

dilaksanakan menggunakan teknik bimbingan kelompok dengan melalui 4 tahapan

yaitu :

1. Tahap Pembentukan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Memberikan salam pembuka dan menerima anggota kelompok

secara terbuka

b. Doa bersama sesuai dengan keyakinan masing-masing

c. Konselor sebagai pemimpin kelompok menjelaskan pengertian

bimbingan kelompok, tujuan, cara pelaksanaan, dan asas-asas

bimbingan kelompok

d. Konselor sebagai pemimpin kelompok memperkenalkan diri

kepada anggota kelompok, dan dilanjutkan oleh setiap kelompok.

e. Melakukan permainan/ice breaking.

2. Tahap Peralihan

a. Pemimpin kelompok menjelaskan kembali kegiatan bimbingan

kelompok yang akan dilaksanakan.

b. Setelah itu pemimpin kelompok menawarkan apakah para anggota

kelompok sudah siap untuk memulai kegiatan lebih lanjut,jika

dalam hal ini masih ada keraguan dari para anggota maka

sebaiknya di tegaskan kembali mengenai maksud dan tujuan, bila


49

perlu mengulang kembali penyampaian aspek dalam kegiatan

tersebut.

c. Mengenali suasana dalam pelaksanaan layanan bimbingan

kelompok guna mengetahui kelanjutan layanan bimbingan

kelompok.

3. Tahap Kegiatan

a. Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan yang telah

dipersiapkan. Adapun topik layanan yang akan disampaikan yaitu:

1) Kecakapan mengenal diri

2) Kecakapan berpikir rasional

3) Kecakapan sosial

b. Menjelaskan pentingnya topik tersebut dibahas dalam kelompok.

c. Tanya jawab tentang topik yang dikemukakan pemimpin

kelompok.

d. Anggota kelompok membahas topik tersebut secara mendalam dan

tuntas.

e. Kegiatan selingan/permainan guna menghilangkan kejenuhan

anggota kelompok.

4. Pengakhiran

a. Pemimpin kelompok menyampaikan kepada anggota kelompok

bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir.

b. Anggota kelompok memberikan pesan dan kesan tentang hasil

kegiatan dan menilai kemajuan yang dicapai.


50

c. Membuat kesepakatan waktu untuk kegiatan bimbingan kelompok

selanjutnya.

d. Ucapan terima kasih

e. Berdoa

f. Salam

3.11. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam pengumpulan data agar penelitian lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2002:136). Dalam menentukan instrumen penelitian ini peneliti

mengacu pada skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.(Sugiono, 2011: 108).

Bentuk angket dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan pilihan yang

alternatifnya empat jawaban yang harus dipilih oleh subyek. Terdapat dua jenis

pernyataan dalam angket ini yaitu pernyataan favourable dan unfavourable.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari instrumen penelitian

Elok Roudlotul Jannah (2013) dan dimodifikasi sedemikian rupa untuk

menunjang pengumpulan data dalam penelitian. Angket atau kuesioner berisikan

pernyataan tentang kepercayaan diri siswa dengan jumlah 24 item pernyataan.

Angket ini menggunakan 4 skala tingkatan. Setiap pernyataan terdiri dari empat

pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS).


51

3.12. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul dalam bentuk kalimat atau huruf diubah menjadi data

angka atau bilangan dengan setiap jawaban diberi bobot sebagai berikut :

Tabel 3.2 Norma Skoring skala


Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Berdasarkan teknik tersebut, maka nilai skor tertinggi adalah 24 x 4 = 96

sedangkan skor minimal adalah 24x 1 = 24

3.13. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran

mengenai tingkat rasa percaya diri siswa melalui pre-test dan post-test pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria skor skala kepercayaan diri

siswa yang digunakan sebagai alat ukur dikategorikan menjadi 5 yaitu:

sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Untuk menentukan

kriteria skor skala kepercayaan diri siswa terlebih dahulu ditentukan

perhitungan panjang kelas interval, data ini diperoleh dari hasil penskoran

angket atas jawaban yang diberikan responden, rumus yang digunakan untuk

menghitung panjang kelas interval adalah sebagai berikut:

( )
( Arsop Sapi,I, 2005:171)
52

Keterangan :

i : Interval

NT : Nilai tertinggi

NR : Nilai terendah

K : Jumlah kategori

Prosentase tiap klasifikasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus

persentase sebagai berikut:

100% (Anas Sudijono,2003:40)

Keterangan :

P = Angka Persentase

F = Frekuensi yang sedang dicari

N = Jumlah responden

100% = Bilangan konstan

2. Analisis Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang

normal merupakan salah satu syarat untuk dilakukannya uji Parametric.

Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk.

Uji normalitas menggunakan metode Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah

sampel kecil yaitu kurang dari 50 (Hartono, 2008)


53

Pengujian normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk dapat dilakukan

dengan bantuan program SPSS versi 24 dengan taraf signifikansi yang

digunakan adalah 0,05. Jika nilai output pada kolom sig. dari hasil uji SPSS

lebih besar dari taraf signifikansi (p > 0,05), data tersebut berdistribusi

normal dan sebaliknya Jika nilai output pada kolom sig. dari hasil uji SPSS

lebih kecil dari taraf signifikansi (p < 0,05), data tersebut tidak berdistribusi

normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas berdistribusi

normal. Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Levene Dengan

bantuan program aplikasi SPSS 24. Uji homogenitas dilakukan untuk

menguji homogen atau tidaknya sampel yang diambil dari populasi yang

sama. Sampel dapat dikatakan memiliki variansi populasi sama jika harga

probabilitas perhitungan lebih besar dari 0,05 atau p > 0,05. Apabila hasil uji

homogenitas menunjukkan data itu homogen lalu diuji perbedaan dua rata-

ratanya menggunakan uji statistic parametric dengan uji Independent Sample

T-Test.

c. Pengujian Hipotesis

Menurut Triton PB (2006: 170) independent sample t-test adalah

pengujian menggunakan distribusi t terhadap signifikansi perbedaan nilai

rata-rata tertentu dari dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.Selain

itu, independent sample t-test dipilih karena data penelitian berdistribusi

normal dan homogen.


54

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan antara

tingkat kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

sebelum dan sesudah melakukan layanan bimbingan karir berbasis life skill

siswa SMA Negeri 8 Palu”.

H0: Tingkat kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

siswa SMA Negeri 8 Palu sesudah diberikan layanan bimbingan karir

berbasis life skill tidak meningkat dibandingkan sebelum diberikan

layanan bimbingan karir berbasis life skill.

Ha: Tingkat kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

siswa SMA Negeri 8 Palu sesudah diberikan layanan bimbingan karir

berbasis life skill meningkat dibandingkan sebelum diberikan layanan

bimbingan karir berbasis life skill.

Pengambilan keputusan untuk hipotesis menggunakan kriteria

penerimaan atau penolakan hipotesis H0 pada taraf signifikansi 5% adalah

apabila thitung > ttabel, hipotesis H0 ditolak atau hipotesis alternatif (Ha)

diterima, tetapi jika thitung < ttabel, hipotesis H0 diterima atau hipotesis

alternatif (Ha) ditolak. Untuk menentukan hipotesis H0 diterima atau tidak

dapat juga dilihat melalui signifikansi atau probabilitas, yaitu apabila

probabilitas > 0,05 maka hipotesis H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan

jika probabilitas < 0,05, maka hipotesis H0 ditolak atau Ha diterima.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

A. Hasil Analisis Deskriptif

1. Hasil Pretest Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life skill untuk


Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan Di
Perguruan Tinggi

Dilakukan untuk mengetahui gambaran awal peserta didik sebelum

diberikan perlakuan. Hasil pre-test kepercayaan diri dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi pada kelompok eksperimen peserta didik dapat dilihat pada

tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Data Skor Pre-Test Kelompok Eksperimen Sebelum Diberikan


Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life skill

No. Nama Skor % Klasifikasi


1 BP 53 55,2 Rendah
2 DA 53 55,2 Sangat Rendah
3 AJ 47 48,9 Sangat Rendah
4 SA 49 51,0 Rendah
5 DA 54 56,2 Rendah
6 GF 52 54,1 Rendah
7 NH 57 59,3 Rendah
8 KL 52 54,1 Rendah
9 HN 62 64,5 Rendah
10 IK 54 56,2 Rendah

Untuk hasil pre-test siswa kelas kontrol, akan disajikan dalam tabel 4.2

berikut ini :

56
57

Tabel 4.2 Data Skor Pre-Test Kelompok Kontrol Sebelum Diberikan


Layanan Bimbingan Karir Secara Umum

No. Nama Skor % Klasifikasi


1 VM 47 48,9 Sangat Rendah
2 NE 51 53,1 Rendah
3 NM 48 50 Sangat Rendah
4 KN 51 53,1 Rendah
5 NA 47 48,9 Sangat Rendah
6 AI 57 59,3 Rendah
7 RG 43 44,7 Sangat Rendah
8 RA 44 45,8 Sangat Rendah
9 MY 52 54,1 Rendah
10 NR 53 55,2 Rendah

Hasil rangkuman pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat

pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

No. Kelompok Jumlah Siswa Rata-rata


1. Eksperimen 10 53,3

2. Kontrol 10 49,3

Total 20 102,6

Dari hasil perhitungan statistik, maka diperoleh bahwa skor rata-rata

tes awal (pre-test) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 53,3

(lima puluh tiga koma tiga) dan 49,3 (empat puluh sembilan koma tiga). Dari

data tersebut, terlihat bahwa skor rata-rata kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tidak berbeda terlalu jauh. Selisih dari rata-rata kedua

kelompok eksperimen dan kontrol adalah 4.


58

Data hasil pre-test siswa baik itu kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel klasifikasi kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di perguruan tinggi pada siswa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Klasifikasi Dan Persentase Hasil Pre-Test Kepercayaan diri dalam
Memilih Jurusan Di Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


No. Klasifikasi F % No. Klasifikasi F %
1. Sangat Tinggi 0 0 1. Sangat Tinggi 0 0
2. Tinggi 0 0 2. Tinggi 0 0
3. Cukup 0 0 3. Cukup 0 0

4. Rendah 8 80 4. Rendah 5 50
5. Sangat Rendah 2 20 5. Sangat Rendah 5 50
Jumlah 10 100 Jumlah 10 100

Pada tabel 4.4 klasifikasi hasil pre-test kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol diketahui dari 10 orang siswa kelompok eksperimen yang

menjadi responden, tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi kepercayaan diri

dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi sangat tinggi, tinggi dan cukup,

ada 8 siswa atau 80% yang memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi rendah dan ada 2 siswa atau 20% yang

memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi sangat rendah. Hasil pre-test yang sama juga ditunjukkan oleh

kelompok kontrol dimana diketahui 10 orang siswa yang menjadi responden,

tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih
59

jurusan di Perguruan Tinggi sangat tinggi, tinggi dan cukup, ada 5 siswa atau

50% yang memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi rendah, dan ada 5 siswa atau 50% siswa yang memiliki

kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi sangat rendah.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka terlihat bahwa adanya

perbedaan pada kedua kelompok pada tes awal atau pre-test. Dimana pada

kelompok eksperimen memiliki 10 siswa ada 8 siswa dengan klasifikasi

kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi rendah dan ada 2

siswa yang memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi sangat rendah. Sedangkan kelompok kontrol memiliki 5

siswa dengan klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi rendah, 5 orang siswa dengan klasifikasi kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi sangat rendah dan tidak ada siswa yang

memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi sangat tinggi, tinggi dan cukup.

2. Deskripsi Hasil Post-Test Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan


di Perguruan Tinggi Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Pada tahap ini, tes akhir atau post-test kembali diberikan kepada

kelompok eksperimen setelah diberikan berupa layanan bimbingan karir

berbasis life skill dan kelompok kontrol diberikan layanan bimbingan karir

secara umum. Pelaksanaan post-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

layanan bimbingan karir berbasis life skill untuk meningkatkan kepercayaan

diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi siswa SMA Negeri 8 Palu.
60

Data nilai hasil post-test kelompok eksperimen akan disajikan dalam

tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Data Skor Post-Test Kelompok Eksperimen Setelah Diberikan


Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life skill.

No. Nama Skor % Klasifikasi


1 BP 77 80,2 Cukup
2 DA 81 84,3 Tinggi
3 AJ 70 72,9 Cukup
4 SA 81 84,3 Tinggi
5 DA 81 84,3 Tinggi
6 GF 74 77,0 Cukup
7 NH 81 84,3 Tinggi
8 KL 75 78,1 Cukup
9 HN 82 85,4 Sangat Tinggi
10 IK 66 68,7 Cukup

Untuk hasil post-test siswa kelas eksperimen, akan disajikan dalam tabel

4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Data Skor Post-Test Kelompok Kontrol Setelah Diberikan Layanan
Bimbingan Karir Secara Umum

No. Nama Skor % Klasifikasi


1 VM 61 63.5 Cukup
2 NE 66 68,7 Cukup
3 NM 66 68,7 Cukup
4 KN 64 66,6 Rendah
5 NA 67 69,7 Cukup
6 AI 66 68,7 Cukup
7 RG 56 58,3 Rendah
8 RA 52 54,1 Rendah
9 MY 58 60,4 Rendah
10 NR 69 71,8 Cukup

Secara ringkas, hasil post-tes t kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini.


61

Tabel 4.7 Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No. Kelompok Jumlah Siswa Rata-rata


1. Eksperimen 10 76,5

2. Kontrol 10 62,5

Total 20 139

Dari tabel diatas, diketahui skor rata-rata kelas eksperimen dan kelas

kontrol adalah 76,5 (tujuh puluh enam koma lima) dan 62,5 (enam puluh dua

koma lima). Selisih dari rata-rata kedua kelompok eksperimen dan kontrol

adalah 14.

Distribusi frekuensi dari hasil post-test kelas eksperimen dan kelas

kontrol akan disajikan dalam tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Klasifikasi dan Persentase Hasil Post-Test Kepercayaan Diri dalam
Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.

Kelompok eksperimen Kelompok kontrol


No. Klasifikasi F % No. Klasifikasi F %

1. Sangat Tinggi 1 10 1. Sangat Tinggi 0 0


2. Tinggi 4 40 2. Tinggi 0 0
3. Cukup 5 50 3. Cukup 6 60

4. Rendah 0 0 4. Rendah 4 40
5. Sangat Rendah 0 0 5. Sangat Rendah 0 0
Jumlah 10 100 Jumlah 10 100

Dari tabel diatas, diketahui bahwa dari 10 siswa kelompok eksperimen

yang diberikan layanan bimbingan karir berbasis life skill, sebanyak 1 siswa

memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan


62

Tinggi sangat tinggi, sebanyak 4 siswa yang memiliki klasifikasi kepercayaan

diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi tinggi, sebanyak 5 siswa yang

memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi cukup dan tidak ada siswa yang memiliki klasifikasi kepercayaan diri

dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi rendah dan sangat rendah.

Sedangkan pada 10 siswa kelompok kontrol yang tanpa layanan bimbingan

karir berbasis life skill, terdapat 6 siswa klasifikasi kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi cukup, ada 4 siswa klasifikasi

kepercayaan diri dalam memilih jurusan di perguruan tinggi rendah dan tidak

ada siswa yang memiliki klasifikasi kepercayaan diri dalam memilih jurusan

di Perguruan Tinggi sangat tinggi, tinggi, dan sangat rendah.

B. Hasil Analisis Inferensial

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data yang digunakan adalah data

post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data ini diuji menggunakan uji

normalitas Shapiro-Wilk dilakukan dengan program aplikasi SPSS 24. Kriteria

yang digunakan yaitu diperoleh data yang berdistribusi normal apabila nilai

signifikansi > 0,05.

Dalam melakukan perhitungan, peneliti menggunakan aplikasi SPSS

dengan memasukkan data secara langsung pada lembar kerja yang memiliki

tampilan sebagaimana tampilan pada aplikasi Microsoft Excel yang terdapat

pada laptop. Untuk menentukan uji normalitas, maka rumus yang digunakan
63

adalah rumus Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas disajikan dalam tabel 4.9

berikut ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Post-Test Kelompok Eksperimen Dan


Kelompok Kontrol

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelompok Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

PreTest Eksperimen .232 10 .134 .933 10 .477

PostTest Eksperimen .278 10 .028 .850 10 .058

PreTest Kontrol .154 10 .200* .967 10 .865

PostTest Kontrol .236 10 121 .901 10 .223

Berdasarkan hasil uji normalitas data post-test kelompok eksperimen

pada kolom Shapiro-Wilk tertulis signifikansi 0,058 kemudian pada data

kelompok kontrol diketahui signifikansi sebesar 0,223. Dasar pengambilan

keputusan uji normalitas dalam Shapiro-Wilk yang pertama jika nilai sig. >

0.05 maka data berdistribusi normal, yang kedua jika nilai sig. < 0.05 maka

data tidak berdistribusi normal. Data yang diperoleh dari hasil post-test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 4.9 diatas, terlihat

bahwa hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki

taraf signifikasi lebih dari 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa data skor

post-test kepercayaan diri dalam memilih jurursan di Perguruan Tinggi

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal atau

memenuhi persyaratan uji normalitas.


64

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas berfungsi untuk menguji kesamaan antar kelompok.

Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program

aplikasi SPSS 24, dengan rumus Levene. Kriteria yang digunakan yaitu data

dikatakan homogen jika nilai F hitung lebih kecil F tabel (4,02) dan nilai taraf

signifikansi sebesar 5% (0,05).

Berikut ini kesimpulan hasil uji homogenitas data hasil post-test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.10 Hasil Uji homogenitas Post-Test Kelompok Eksperimen dan


Kelompok Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.


.017 1 18 .899

Berdasarkan tabel 4.10, dapat dikatakan bahwa untuk uji homogenitas

pada post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,899. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa

populasi memiliki varian yang homogen atau data berasal dari populasi

dengan varian yang sama.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan independent sample t-test dengan menggunakan program

statistik SPSS 24. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan


65

Tinggi siswa yang mendapatkan layanan bimbingan karir berbasis life skill

dengan siswa yang mendapatkan layanan bimbingan karir secara umum.

Independent sample t-test dapat digunakan setelah uji persyaratan yaitu

uji normalitas dan uji homogenitas telah terpenuhi. Pengujian koefisien t pada

Independent sample t-test ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan yang signifikan antara nilai post-test kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Perbedaan inilah yang akan menunjukkan ada pengaruh

atau tidaknya layanan bimbingan karir berbasis life skill untuk meningkatkan

kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi. Hipotesis

statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah :

H0: Tingkat kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

siswa SMA Negeri 8 Palu sesudah diberikan layanan bimbingan karir

berbasis life skill tidak meningkat dibandingkan sebelum diberikan

layanan bimbingan karir berbasis life skill.

Ha: Tingkat kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

siswa SMA Negeri 8 Palu sesudah diberikan layanan bimbingan karir

berbasis life skill meningkat dibandingkan sebelum diberikan layanan

bimbingan karir berbasis life skill.

Dasar pengambilan keputusan adalah yang pertama jika nilai

signifikansi atau Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak, yang

artinya ada perbedaan yang signifikansi hasil post-test kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Sebaliknya, jika nilai signifikansi atau Sig. (2-tailed)
66

lebih besar dari 0,05, H0 diterima, yang artinya tidak ada perbedaan yang

signifikansi hasil post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis (Independent Sample t-Test) Post-Test


Kepercayaan Diri Dalam Memilih Jurusan Di Perguruan Tinggi
Kelompok Eksperimen Dan Kontrol

Levene's Test t-test for Equality of Means


for Equality
of Variances

F Sig. t df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence


tailed) Difference Difference Interval of the
Difference

Lower Upper

Equal .
variances
assumed .017 899 5.795 18 .000 14.30000 2.46779 9.11536 19.48464

Equal
variances not
assumed 5.795 17.999 .000 14.30000 2.46779 9.11536 19.48464

Berdasarkan tabel di atas, data hasil perhitungan dengan menggunakan

independent sample t-test pada hasil post-test kepercayaan diri dalam memilih

jurusan di Perguruan Tinggi kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

diperoleh signifikansi atau Sig. (2-tailed) sebesar 0.000. Menurut hipotesis

(dugaan) dan juga dasar pengambilan keputusan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini dikarenakan

signifikansi atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari pada 0,05. Oleh

karena itu, data yang diperoleh membuktikan bahwa terdapat perbedaan

kepercayaan diri dalam memilih jurusan di perguruan tinggi antara kelompok

eksperimen yang mendapatkan perlakuan berupa bimbingan karir berbasis life

skill dengan kelompok kontrol yang diberikan bimbingan karir secara umum.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir berbasis life skill efektif untuk
67

meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di perguruan

tinggi.

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 23 Agustus-28

Oktober 2021 di SMA Negeri 8 Palu, kelompok eksperimen yang mendapat

perlakuan bimbingan karir berbasis life skill mendapatkan skor hasil post-test

yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol diberikan bimbingan

secara umum. Rata-rata skor hasil pre-test kepercayaan diri dalam memilih

jurusan di Perguruan Tinggi kelompok eksperimen berdasarkan hasil perhitungan

statistik adalah 53,3, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata skor hasil pre-

test adalah 49,3. Selisih dari rata-rata kedua kelompok pada hasil pre-test tidak

berbeda terlalu jauh yaitu 4.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Naning Dwi

Setyo Astuti (2015) dengan judul “Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life skill

Untuk Meningkatkan Kemampuan Merencanakan Karir”. Hasil penelitian

menunjukan rata-rata tingkat kemampuan merencanakan karir diajukan kepada

siswa secara umum berada pada kategori cukup baik yaitu 219 menjadi 236

kategori baik, dan ada peningkatan 17 poin atau 7,8 %.

Kemudian hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Muh Kursi (2013) dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan

Karir Berbasis Life skill terhadap Jiwa Kewirausahaan Siswa Madrasah Aliyah

Negeri 2 model makassar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat jiwa

kewirausahaan siswa sebelum diberikan perlakuan berupa teknik layanan


68

bimbingan berada pada kategori rendah sedangkan tingkat jiwa kewirausahaan

siswa setelah diberi perlakuan teknik layanan bimbingan karir berbasis life skill

berada pada kategori sedang.

Kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi kelas

XI SMA Negeri 8 Palu berdasarkan fakta di lapangan, Peneliti menemukan

kurangnya percaya diri siswa dalam memilih jurusan dengan ciri-ciri tidak

percaya pada kemampuan sendiri, tidak mandiri dalam mengambil keputusan,

tidak memiliki rasa positif terhadap diri sendiri, dan tidak berani mengungkapkan

pendapatnya. Bimbingan karir berbasis life skill dapat menjadi langkah yang tepat

dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi, hal ini dikarenakan bimbingan karir berbasis life skill merupakan suatu

proses memberikan bantuan agar siswa dapat mengenal dirinya, mampu

mengembangkan potensinya secara optimal, mampu membuat suatu pilihan

keputusan dalam karir atau pekerjaan yang tepat berdasarkan kemampuan dan

pengetahuannya, serta mampu menghadapi problem sehingga dia mampu menjadi

individu yang mandiri serta percaya diri terutama dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi.

Hasil post-test kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan

Tinggi kelompok eksperimen yang mendapat bimbingan karir berbasis life skill,

rata-rata skor yang diperoleh adalah 76,5. Hasil post-test pada kelompok

eksperimen mengalami peningkatan sebesar 23,5 dari rata-rata hasil pre-test

sebelumnya 53,5. Sedangkan hasil post-test kepercayaan diri dalam memilih

jurusan di Perguruan Tinggi kelompok kontrol yang mendapat bimbingan secara


69

umum rata-rata skor yang diperoleh adalah 62,5. Hasil post-test pada kelompok

kontrol mengalami peningkatan sebesar 13,2, dari hasil rata-rata sebelumnya 49,3.

Dilihat dari rata-rata skor pre-test dan post-test kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi pada kedua kelompok di atas, maka dapat

diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata kepercayaan diri dalam memilih

jurusan di Perguruan Tinggi pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan

dengan yang terjadi dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa

bimbingan karir berbasis life skill cukup efektif untuk meningkatkan kepercayaan

diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi.

Sejalan dengan hasil tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Arif Nurul

Huda (2018) dengan judul “Efektivitas Layanan Bimbingan Karir Berbasis

Kecakapan Hidup Untuk Meningkatkan Entrepreneurship Peserta Didik Di Smk

Pgri 04 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019”. Hasil penelitian

menunjukkan adanya peningkatan yang diperoleh dari data rata-rata kelas kontrol

dan eksperimen. Data kelas kontrol menunjukkan rata-rata 99.6000 lebih kecil

dibanding kelas eksperimen dengan rata-rata 109.8000 dengan perbedaan sebesar

23.68655 dan mengalami kenaikan kearah positif. Hal ini membuktikan bahwa

layanan bimbingan karir berbasis life skill juga memberikan pengaruh.

Setelah kelompok eksperimen mendapat bimbingan karir berbasis life

skill, dari fakta dilapangan berdasarkan hasil analisis angket yang dilakukan oleh

peneliti, ditemukan bahwa siswa sudah percaya pada kemampuannya sendiri,

mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri,

dan berani mengungkapkan pendapatnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa


70

sudah memahami dirinya sendiri secara optimal, memahami kekurangan dan

kelebihan untuk mengeksplorasi diri, serta siswa sudah mampu mengambil

keputusan penting dalam hidupnya. Dengan memahami diri dan kemampuan yang

dimiliki siswa dapat percaya diri untuk menentukan karir di masa depan baik

dalam bekerja maupun dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi nantinya.

Kemudian kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

yang terjadi pada siswa di dukung oleh teori kepercayaan diri Hakim (2002:6)

yang mengatakan bahwa kepercayaan diri secara sederhana dapat dikatakan

sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang

dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa

mencapai tujuan dalam hidupnya. Sementara itu Lauster (2012) mengatakan

bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan

diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa

bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas

perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan

prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Dengan

memiliki kepercayaan diri siswa dengan mudah menentukan dan memilih jurusan

di Perguruan Tinggi. Untuk membantu siswa meyakini kemampuan serta

mengetahui kelebihan dan kekurangan untuk mencapai tujuan hidupnya maka

diperlukan bimbingan yang inovatif. Dengan memberikan layanan bimbingan

karir berbasis kecakapan hidup personal skill dapat membantu siswa mengenal

dirinya secara utuh, menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang

dimilikinya, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan diri


71

sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan (depdiknas,

2007:11). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arif Nurul Huda (2018:99)

yang mengatakan bahwa dengan pemberian layanan kecakapan hidup guru dapat

membuat peserta didik lebih percaya diri, orientasi pada tugas dan hasil lebih

kreatif serta mempunyai pandangan orientasi kemasa depan. Teori tersebut

dibuktikan pada saat pemberian layanan bimbingan karir berbasis life skill untuk

meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi yang

terlihat dari peningkatan klasifikasi kepercayaan diri siswa dan keaktifan siswa

dalam menyampaikan pendapatnya dan mampu mengetahui kelebihan yang

dimilikinya.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Inayah, Shidqi Haqqi (2021)

dengan judul “Efektifitas Layanan Bimbingan Karir Berbasis Life Skill Untuk

Meningkatkan Kematangan Karir Peserta Didik Kelas XI Sma Negeri 17 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020”. Dimana hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa berdasarkan hasil uj t test didapat nilai signifikansi 0,000 dengan hasil

sebesar 0,000 < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai sebelum pelakuan dengan rata-

rata nilai sesudah perlakuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bimbingan karir

berbasis life skill efektif dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik.

Data hasil perhitungan dengan menggunakan independent sample t-test

pada hasil post-test kepercayaan diri siswa dalam memiliki jurusan di perguruan

tinggi diperoleh signifikansi atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Menurut hipotesis

(dugaan) dan juga dasar pengambilan keputusan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
72

H0 (Tingkat kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi siswa

SMA Negeri 8 Palu sesudah diberikan layanan bimbingan karir berbasis life skill

meningkat dibandingkan sebelum diberikan layanan bimbingan karir berbasis life

skill) ditolak dan Ha (Tingkat kepercayaan diri dalam memilih jurusan di

Perguruan Tinggi siswa SMA Negeri 8 Palu sesudah diberikan layanan bimbingan

karir berbasis life skill tidak meningkat) diterima. Hal ini dikarenakan signifikansi

atau Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil daripada 0,05. Dari data yang

diperoleh membuktikan bahwa terdapat perbedaan kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi yang mendapat bimbingan karir berbasis life

skill dengan siswa yang mendapat bimbingan secara umum. Hasil ini menunjukan

bahwa pemberian layanan bimbinga karir berbasis life skill efektif untuk

meningkatkan kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi siswa

SMA Negeri 8 Palu.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan di atas,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Kepercayaan diri dalam memilih jurursan di Perguruan Tinggi sebelum

diberikan layanan bimbingan karir berbasis life skill pada kelompok

ekperimen memiliki rata-rata 53,3 sedangkan kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan tinggi kelompok kontrol sebelum dibeikan

layanan bimbingan karir secara umum memiliki rata-rata 49,3. Selisih dari

kedua kelompok tidak terlalu jauh yaitu 4.

2. Kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi sesudah

diberikan layanan bimbingan karir berbasis life skill pada kelompok

eksperimen memiliki rata-rata 76,5 sedangkan kepercayaan diri dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi kelompok kontrol sesudah diberikan

layanan bimbinga karir secara umum memiliki rata-rata 62,5 dengan

selisih 14. Degan hasil tersebut kepercayaan diri siswa yang diberikan

layanan bimbingan karir berbasis life skill kelompok eksperimen lebih

baik daripada kelompok kontrol.

3. Bimbingan karir berbasis life skill efektif untuk meningkatkan

kepercayaan diri siswa dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi. Hal

ini dibuktikan dari uji hipotesis yang menggunakan perhitungan

72
73

independent sample t-test diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil tes

akhir kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi yang

mendapat bimbingan karir berbasis life skill dengan siswa mendapat

bimbingan secara umum. Pengaruh inilah yang menunjukkan bahwa

bimbingan karir berbasis life skill dapat meningkatkan kepercayaan diri

dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi.

5.2 Saran-saran

Adapun saran-saran dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat memberikan

layanan bimbingan karir yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik

seperti layanan bimbingan karir berbasis life skill ataupun bimbingan

lainnya yang mampu meningkakan kepercayaan diri siswa terutama dalam

memilih jurusan di Perguruan Tinggi.

2. Bagi siswa SMA Negeri 8 Palu diharapkan agar mempertahankan

perubahan yang dialami dan selalu percaya diri dalam menetapkan suatu

pilihan karir untuk masa depan.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dapat

mengembangkan layanan bimbingan karir berbasis life skill dengan

menggunakan variabel yang berbeda misal meningkatkan kematangan

karir sebagai variabel terikat atau menggunakan layanan lainnya yang

terdapat dalam bimbingan konseling seperti layanan informasi berbasis life

skill.
DAFTAR RUJUKAN

A. Gani, Ruslan.(1986). Bimbingan Penjurusan, Bandung: Angkasa

A.F. Stoner.( 2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Agus Wibowo.(2014). Pendidikan Karakter Perguruan Tinggi. Yogykarta:


Pustaka Pelajar.

Aly, Abdullah & Eny Rahma. (2010). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Anas Sudijono.(2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Anthony R.(1992). Rahasia Membangun Kepercayaan Diri (Terjemahan Rita


Wahyudi). Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Anwar.(2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung:


Alfabeta.

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rinneka Cipta.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi 5. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arsop, S.(2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Elkaf.

Azwar, S.(2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Budi, Triton Prawira.(2006). SPSS13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik.


Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Depdiknas. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) melalui


Pendekatan Broad-Based Education. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

Depdiknas.(2007). Konsep Pengembangan Model Integrasi Kurikulum Pendidikan


Kecakapan Hidup (Pendidikan Menengah). Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum.

Gani, R.A.(1996). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.

George R Terry.(2005). Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

74
75

Ghufron, M, N dan Risnawita, R. (2012). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: AR-


Ruz Media.

Hartono. (2008) SPSS16.0 Analisis Data Stastistikadan Penelitian. Pustaka


Pelajar : Yogyakarta.

Indah Lestari.(2017). Meningkatkan Kematangan Karir Remaja Melalui


Bimbingan Karir Berbasis Life Skills. Jurnal Konseling Gusjigang Vol.
3No. 1. Hal 24.

Iswidharmanjaya, Derry, dan Jubilee Enterprise. (2014). Satu Hari Menjadi Lebih
Percaya Diri.Jakarta: PT. Gramedia.

Ita Juwitaningrum.(2013). Program Bimbingan Karir untuk Meningkatkan


Kematangan Karir Siswa SMK. Jumal Bimbingan dan Konseling. Hal. 138

Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan TinggiRepublik


Indonesia.(2017).Perguruan Tinggi. Dipetik Juli 26, 2017, dari
www.dikti.go.id: http://www.dikti.go.id/perguruan-tinggi

Lauster, Peter. (2015). Tes Kepribadian (Terjemahan D.H. Gulo). Jakarta: Bumi
Aksara

Lauster. (2012). Tes Kepribadian (terjemahan D. H. Gulo).Jakarta: Bumi Aksara.

Lina dan Klara Sr. (2012). Panduan Menjadi Remaja Percaya Diri. Jakarta: Nobel
Edumedia

Manrihu, M. T. (1986). Studi Tentang Beberapa Faktor yang Mempengaruhi


Kematangan Karir Siswa SMA di Sulawesi Selatan. Disertasi. Bandung: Pro
di Bimbingan dan Konseling SPs IKIP. Tidak diterbitkan.

Marsudi, S. (2003). Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah.


Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mawardi, Imam. (2012). Pendidikan Life Skill Berbasis Budaya Nilai-Nilai


Islami. Surabaya: UIN Sunan Ampel

Naning Dwi Setyo Astuti.(2015). Layanan bimbingan karir berbasis life skill
untuk Meningkatkan Kemampuan Merencanakan Karir. Jurnal Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling.Vol.1, No.2. hal 44

Nichy Dwi Pratiwi. (2019). Pelaksanaan Bimbingan Karirdi Smkn 1 Tanjung


Rayaskripsi.
76

Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik.


Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Prayitno. (2008).Mandiri Belajar Statistical Product dan Sevice Solution Untuk
AnalisisStatistik dan uji Statistik. Media ComJakarta: Media Com

Rahayu, Aprianti Yofita. (2013). Anak Usia TK: Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Melalui Kegiatan Bercerita. Jakarta: PT Indeks

Rahman, Agus Abdul. (2013). Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan
Pengetahuan Empirik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Risnawati, R. & Ghufron, M.N. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-


Ruzz Media Group.

Robbins, Stephen P.( 2001). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi,


Jilid 1, Edisi 8,Prenhallindo, Jakarta.

Thantaway.(2005). Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:


Kanisius

Safitri, D. (2010). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian


Sosial Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang.Skripsi (tidak diterbitkan). Malang.
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang. Tersedia dalam http://lib.uin-malang.ac.id.

Sarastika, P.(2014). Buku Pintar Tampil Percaya Diri. Yogyakarta : Araska.

Sitompul Lenia.(2018). Meningkatkan Pemahaman Perencanaan Karir


Melaluilayanan Bimbingan Karir Di Sekolah Dengan Menggunakan Media
Gambarpada Siswa Kelas Ix-1 Smp Negeri 1 Gebang Tahun 2017-2018.
Vol.15No.3. http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tabularasa. Diakses
pada tanggal 30 April 2021.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D, Bandung :


Alfabeta

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


AFABETA, cv.

Sukardi, Dewa Ketut. (1987). Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta:


Balai Pustaka.
77

Wahyu Nidi Cendekia. (2018).Pelaksanaan Layanan Bimbingan Karir Pada Siswa


Kelas XII di SMK N 2 Purwokerto Tahun Ajaran 2017/2018, di Akses
Tanggal 28-04-2021, Jam 16.38

Winkel. (2005). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

Wishnubroto Widarso.(2005). Sukses membangun rasa percaya diri“self


confidence”, Jakarta:Grasindo
77

Lampiran 1

KISI-KISI ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM MEMILIH


JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI
Aitem
No Indikator Indikator perilaku + - Total
1 Percaya pada Keyakinan atas diri 1, 9, 17 5, 13, 6
kemampuan sendiri dalam 21
sendiri mengevaluasi dan
mengatasi masalah
2 Mandiri dalam Dapat bertindak 2, 10, 6, 14, 6
mengambil mandiri dalam 18 22
keputusan mengambil keputusan,
tanpa bantuan orang
lain Mampu meyakini
tindakan yang diambil
3 Memiliki rasa Memiliki penilaian 3, 11, 7, 15, 6
positif terhadap yang baik dari dalam 19 23
diri sendiri diri sendiri Memiliki
dorongan Berprestasi
4 Berani Mampu mengutarakan 4, 12, 8, 16, 6
mengungkapka sesuatu dalam diri 20 24
n pendapat yang ingin
diungkapkan kepada
orang lain tanpa
adanya paksaan
Jumlah 12 12 24
78

Lampiran 2
ANGKET PERCAYA DIRI SISWA DALAM MEMILIH JURUSAN DI
PERGURUAN TINGGI

IDENTITAS DIRI
Nama :
Kelas :

A. Pengantar
Pengisian angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai kalian sehingga
tidak perlu ragu atau khawatir dalam memberikan jawaban pada setiap pertanyaan
dibawah ini, oleh karena itu peneliti mengharapkan agar mengisinya dengan
sejujur-jujurnya dan jangan terpengaruh dengan orang lain. adapun pernyataan
dibawah ini terdiri dari :
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Tidak Setuju (TS)
4. Sangat Tidak Setuju (STS)

B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti pernyataan-pernyataan yang ada di bawah ini!
2. Tanggapilah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek
(√)
Selamat mengisi dan Terima kasih atas perhatiannya.
79

No. Pernyataan SS S TS STS


1 Saya selalu mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain
2 Saya memutuskan sendiri sesuatu yang akan saya lakukan
3 Saya menerima diri sendiri apa adanya
4 Saya selalu menyampaikan pendapat saya pada siapapun
5 Saya selalu meminta bantuan dalam mengerjakan sesuatu
6 Saya selalu menuruti keputusan orang lain
7 Saya selalu minder dengan kemampuan sendiri
8 Saya selalu diam sekalipun tidak menyetujui orang lain
9 Saya percaya pada kemampuan saya
10 Orangtua membebaskan memilih yang saya inginkan
11 Saya sering bertanya di kelas pada guru yang mengajar
12 Saya senang berpendapat tentang segala sesuatu
13 Saya tidak percaya dengan kemampuan saya
14 Saya selalu melakukan yang orangtua saya inginkan
15 Saya tidak pernah bertanya apapun pada guru
16 Saya kurang bisa menyampaikan pendapat
Setiap mengerjakan tugas maupun ujian saya selalu yakin
17
dengan jawaban sendiri
Saya tahu tentang kemampuan dan minat saya sehingga
18
saya mengambil keputusan sendiri
Saya lebih suka mengerjakan segala sesuatu sendiri tanpa
19
bantuan teman atau orang lain
Ketika saya tidak setuju dengan pendapat orang maka saya
20
akan menyampaikan pendapat saya
Saya tidak pernah yakin pada jawaban saya sendiri dalam
21
tugas ataupun ujian
Saya tidak tahu apa yang menjadi minat saya sehingga
22
menurut pada keinginan orangtua
23 Saya lebih suka dibantu teman daripada berusaha sendiri
Saya lebih sering diam jika tidak setuju dengan pendapat
24
orang
80

Lampiran 3

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH


CABANG DINAS PENDIDIKAN MENENGAH WILAYAH I
SMA NEGERI 8 PALU
Alamat : Jl. Ragigau No. 03 Kel. Tipo

Kecamatan : Ulu Jadi NIS : 300080


Kota : Palu NSS : 301186001008
Provinsi : Sulawesi Tengah N P S N : 40203607
Kode Pos : 94228 email :smandel_palu@yahoo.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Fungsi Layanan Pemahaman
D Tujuan Memahami diri sendiri secara optimal, agar mampu
memahami kekurangan dan kelebihan untuk
mengeksplorasi potensi dirinya.
E Topik Kecakapan Mengenal Diri Sendri
F Sasaran Layanan Siswa kelas XI SMA Negeri 8 Palu
G Metode dan teknik Diskusi, curah pendapat dan Tanya jawab
H Waktu 1 Kali Pertemuan x 45 Menit
I Media/Alat PPT kecakapan mengenal diri sendri
J Hari Pelaksanaan Kamis, 21 Oktober 2021
K Sumber Materi https://www.gramedia.com/best-seller/cara-mengenal-
diri-sendiri/
L Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan 1. Pemimpin kelompok menyampaiakan salam pembuka
2. Pemimpin kelompok menyampaiakan tujuan
bimbingan kelompok
b. Penjelasan tentang Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan
81

langkah-langkah bimbingan kelompok.


kegiatan kelompok
c. Mengarahkan kegiatan Memberikan penejelasan tentang topik yang akan
dibicarakan
2. Tahap Peralihan

Pemimpin kelompok 1. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok


menanyakan kesiapan 2. Guru BK memberi kesempatan bertanya tentang hal-
anggota kelompok hal yang belum mereka pahami
3. Guru BK menjelaskan kembali secara singkat tentang
tugas dan tanggung jawab peserta dalam melakukan
kegiatan
4. Setelah peserta menyatakan siap, kemudian
pemimpin kelompok memulai masuk ke tahap kerja
3. Tahap Inti/kerja
Kegiatan anggota 1. Melakukan Brainstorming/curah pendapat dan Tanya
kelompok jawab
2. Membahas topik secara mendalam dan tuntas
Kegiatan pemimpin 1. Menjelaskan pentingnya topik yang sedang dibahas
kelompok 2. Membahas topik tersebut secara tuntas.
3. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
4. Melakukan kegiatan selingan
4. TahapPengakhiran (Terminasi)
Menutup kegiatan dan 1. Anggota kelompok menyimpulkan hasil kegiatan
tindak lanjut 2. Anggota kelompok memberikan pesan dan kesan
tentang hasil kegiatan dan menilai kemajuan yang
dicapai.
3. Pemimpin kelompok memberi penguatan dan rencana
tindak lanjut
4. Pemimpin kelompok menutup kegiatan layanan
82

dengan ucapan terima kasih serta mengajak anggota


kelompok bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
salam
M Evaluasi
a. Evaluasi Proses 1. Pemimpin kelompok terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan
2. Pemimpin kelompok membangun dinamika
kelompok
3. Pemimpin kelompok memberikan penguatan dalam
membuat langkah yang akan dilakukannya
b. Evaluasi Hasil 1. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman konseli dalam bimbingan kelompok
2. Mengamati perubahan perilaku peserta setelah
bimbingan kelompok.
3. Konseli mengisi instrumen penilaian dari Pemimpin
kelompok

Palu, 21 Oktober 2021

Guru BK/Konselor Mahasiswa

Mu’mina, S.Pd Filka Adelah


NIP. 19820902 201001 2 009 A50118073
83

KECAKAPAN MENGENAL DIRI SENDIRI


Kecakapan personal adalah suatu kemampuan berdialog yang diperlukan
oleh seseorang untuk dapat mengaktualisasikan jati diri dan menemukan
kepribadiannya dengan cara menguasai serta merawat raga dan jiwa atau jasmani
dan rohani.
Pernah gak sih pertanyaan ini pernah terlintas di benak kalian, “penting
nggak sih untuk memahami atau mengenal diri sendiri?”. Jawabannya, tentu saja
penting. Hal itu karena, sebelum kita ingin dikenal dan mengenal orang lain, kita
harus memahami dan mengenal diri kita sendiri.
seperti yang pernah dikatakan oleh Buya Hamka bahwa “Mengenal diri
sendiri jauh lebih sukar daripada ingin mengetahui kepribadian orang lain.
Sebab itu, kenalilah dirimu sebelum mengenal pribadi orang lain.”
Maka dari itu, mengenal diri sendiri sebenarnya salah satu aspek penting
untuk menjalani hidup ini agar lebih bahagia dan terarah. Nah, tentunya penasaran
‘kan bagaimana caranya agar kita dapat mengenal diri sendiri dan apa saja sih
manfaat dari mengenal diri sendiri? Namun, sebelum menjawab semua pertanyaan
kita harus pahami terlebih dahulu pengertian dari mengenal diri.
Pengertian Mengenal Diri Sendiri
Mengenal diri sendiri adalah usaha seseorang untuk melihat dan
memahami kelebihan serta kekurangan yang ada dalam dirinya sehingga ia
mampu untuk mengendalikan segala tindakan saat berhadapan dengan orang lain
atau bahkan dirinya sendiri. Mengenal diri sendiri berarti paham betul akan segala
unsur dalam diri, baik itu unsur secara psikologis, fisik, moral diri, potensi hingga
sosial.
Pada hakikatnya, kita sebagai manusia memanglah memiliki dua entitas,
yakni berkenaan dengan jasmani dan rohani. Secara jasmani, mungkin kita dapat
mengetahui dan memahaminya, tetapi bagaimana secara rohani? Hal tersebut
menunjukkan bahwa mengenal diri sendiri tidaklah mudah. Agar kita dapat
mengenal dan memahami diri sendiri dengan sebaik-baiknya, mulailah tentukan
karakter yang menjadi keistimewaan kita, kemudian lakukanlah refleksi agar
memahami identitas dan pribadi kita.
84

Cara Mengenal Diri Sendiri Lebih Dalam


 Ketahui dan Pahami Kelebihan dan Kelemahan
Penting rupanya untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang menjadi
kelebihan dan kelemahan kita. Catatlah paling tidak 5 hal yang menjadi kelebihan
dan kelemahan kalian agar kalian tahu batas kemampuan diri. Mengetahui
kelebihan diri juga bertujuan agar kalian lebih bersemangat dan memotivasi diri
untuk terus berkembang ke arah yang baik. Lalu, mengetahui kelemahan diri
bukan melulu untuk menjatuhkan diri, melainkan sebagai bahan evaluasi agar
dapat keluar dari zona yang kalian anggap ‘lemah’ itu.
 Amati Bidang yang Dikuasai dan Kurang Dikuasai
Coba untuk mulai mengamati bidang yang kita kuasai dan bidang yang
kurang kita kuasai. Hal tersebut bertujuan agar kita tahu minat dan potensi diri
sendiri. Perlu diingat bahwasannya jangan terlalu memaksakan kehendak untuk
mampu menguasai seluruh bidang tertentu dengan tujuan agar dipuji atau ‘dilihat’
oleh orang lain. Justru hal tersebut akan mengubah diri kalian seutuhnya.
Kemudian, mengetahui bidang yang dikuasai dan kurang dikuasai juga membantu
kita dalam menentukan ke mana arah tujuan hidup, serta memahami diri bahwa
kita sebagai manusia memiliki keterbatasan masing-masing.
 Bersikap Jujur pada Diri Sendiri
Saat mengenal diri sendiri itu artinya kita menerima berbagai perspektif
yang membentuk diri, baik itu dari segi kepribadian, identitas, maupun
keberadaan kita saat ini. Cara ini setidaknya dapat membantu untuk mengetahui
segala kepribadian diri, tetapi perlu digaris bawahi bahwa cara ini bukan untuk
mengkritik diri sendiri. Ketika hendak mengevaluasi, amatilah dan jujur pada diri
sendiri apa saja hal-hal yang membuat diri kita merasa kurang nyaman. Perasaan
tersebut dapat menjadi sebuah clue kalau kita sedang menghindari sesuatu. Sah-
sah saja apabila perasaan itu terjadi karena kita sebagai manusia biasa tidak harus
menyukai semua hal ‘kan?
 Dengarkan Suara Hati
Coba belajar untuk mendengarkan dan memahami suara hati. Suara hati
akan menggambarkan perasaan dan keyakinan diri. Suara hati juga dapat
85

menunjukkan sesuatu hal yang menyenangkan, bahkan menyebalkan. Dari hal


tersebut pun kita juga dapat mengetahui pesan yang ingin disampaikan pada diri
ataupun orang lain di sekeliling kita. Sebagai contoh, berdirilah di depan cermin
dan coba deskripsikan diri kalian. Apakah hal yang kalian katakan pada diri
sendiri? Apakah itu hal-hal positif atau negatif? Atau justru malah terfokus pada
penampilan diri kalian?
Jika terbesit pikiran negatif tentang diri kalian, hentikan sementara.
Kemudian, tanyakan pada diri sendiri mengapa bisa muncul pikiran tersebut? Hal
itu menunjukkan bahwa kalian sedang mengkritik diri sendiri. Sebenarnya
mengkritik diri sendiri bukanlah sesuatu yang dilarang, bahkan terkadang hal
tersebut dapat menunjukkan bahwa kita sedang bertahan dari pikiran yang kurang
menyenangkan. Dengan kata lain, baik pikiran positif maupun negatif,
menunjukkan respons atau tanggapan terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, jika
respons tersebut tidak sesuai dengan yang diharapakan, cobalah berusaha untuk
bersikap dan memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (positif).
 Pusatkan Perhatian saat Menjalani Keseharian
Cobalah untuk memusatkan perhatian ketika menjalani aktivitas sehari-
hari. Pada saat itu juga, kita akan memahami apa yang sedang terjadi sehingga
menyadari segala pikiran dan tindakan. Ada beberapa poin penting yang dapat
dilakukan untuk memusatkan perhatian pada diri dan kehidupan yang dijalani.
Usahakan untuk tidak melakukan dua kegiatan dalam satu waktu.
Misalnya, hindari kegiatan makan sambil bermain gadget atau menonton televisi.
Belajar untuk lebih menghargai kegiatan dan waktu yang saat itu sedang dijalani.
Luangkan waktu untuk menenangkan pikiran dengan mengamati sekeliling dan
rasakan dengan kelima indra yang kita miliki. Misal, apa yang kita sentuh, dengar,
ataupun lihat. Saat timbul rasa emosional, coba untuk tanyakan pada diri sendiri:
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apa penyebabnya? Dan bagaimana cara
menanganinya?
 Belajar Mendeskripsikan Penampilan Diri Sendiri
86

Mencoba untuk mendeskripsikan penampilan diri, salah satu contohnya


penampilan fisik kalian. Apabila deskripsi tersebut mengarah ke sisi negatif,
ubahlah menjadi sesuatu hal positif yang ada pada diri. Belajarlah untuk lebih
menghargai fisik kalian. Mari kita ambil contoh, jika hidung pesek membuat
kalian merasa tidak percaya diri, ubah pikiran tersebut menjadi persepsi positif,
misal, anggap saja hidung pesek yang kalian miliki menjadi daya tarik atau
keunikan tersendiri. Dengan begitu, kalian bisa lebih menghargai apa yang kalian
miliki. Tidak ada pribadi yang sempurna di dunia ini, dimana setiap orang tidak
akan pernah luput dari kekurangan dan kelemahan.
 Sadari dan Pahami Peran dalam Kehidupan
Pahamilah segala peran dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di dalam
keluarga, tempat kerja, sekolah, kampus, organisasi, maupun di ranah masyarakat.
Setelah itu, jelaskan peran yang sedang kalian jalani. Misalnya, peran sebagai
orang tua atau anak di dalam keluarga, peran sebagai ketua tim atau anggota di
dalam organisasi, maupun peran sebagai pelajar di dalam lingkungan sekolah atau
kampus.
 Meminta Orang Lain untuk Memberikan Feedback
Meminta orang lain untuk memberikan respons bukan berarti kita
bergantung pada pendapat mereka, melainkan pendapat mereka akan membantu
kita untuk mengetahui beberapa hal mengenai pribadi ini yang tidak kita sadari.
Tanyakan pada orang terdekat, baik itu anggota keluarga, saudara, teman maupun
kerabat, mengenai bagaimanakah kepribadian ataupun sifat dari diri kita
berdasarkan perspektif mereka. Kalian tidak perlu khawatir, pendapat dari mereka
tidak perlu ditelan mentah-mentah karena yang mereka katakan belum tentu
menentukan siapa diri kita sebenarnya.
 Tentukan Visi dan Misi Hidup
Bukan hanya organisasi saja yang memiliki visi dan misi, hidup ini juga
harus. Oleh karena itu, belajarlah untuk mengetahui dan menentukan apa visi
serta misi kalian selama ini. Dengan mengetahui hal tersebut, itu akan menjadi
langkah yang baik untuk memahami dan mengenal diri sendiri.
87

Visi dan misi hidup merupakan suatu pandangan mengenai tujuan untuk
masa mendatang yang di dalamnya mencakup impian, harapan, ataupun cita-cita.
Hal itu berarti visi dan misi sebagai langkah awal untuk menentukan mau di bawa
ke manakah hidup kita untuk masa yang akan datang. Adanya visi dan misi juga
dipandang sebagai suatu jembatan agar goals dalam hidup ini lebih jelas dan
terarah. Namun, perlu diperhatikan, dalam menjalani hidup ini tidak selalu
berjalan mulus maka diperlukannya mental yang kuat dalam menghadapi
hambatan ataupun ujian selama menuju ke target.
Mari kita ambil contoh, apabila kalian berkeinginan untuk menjadi
seorang pilot, apa yang harus kalian lakukan dan bagaimana untuk mencapainya?
Ini merupakan salah satu bentuk misi di dalam hidup. Namun, di dalam proses
menjadi seorang pilot, tidak melulu berjalan lancar karena pastinya ada hal-hal
lain yang menjadi rintangan kalian.
 Mengikuti Tes Kepribadian atau Berkonsultasi
Manusia memiliki berbagai macam karakter. Seperti halnya, ada seseorang
yang memiliki banyak minat, tetapi tidak tahu atau bahkan bingung bagaimana
cara mengembangkannya, begitupun sebaliknya. Sekalinya tahu, ada saja yang
menjadi hambatannya, bahkan hambatan tersebut seringkali muncul dari akal dan
nurani yang mana keduanya tidak memungkinkan untuk sinkron. Maka dari itu,
untuk dapat lebih mengenal dan memahami seperti apa kepribadian diri kita, salah
satu dari sekian cara ialah mengikuti tes kepribadian atau bisa juga berkonsultasi
ke psikolog seperti halnya melalui buku Personality Test: Kenali Dirimu Sendiri
dan Orang Lain.
Manfaat Mengenal Diri Sendiri
Setelah mengetahui bagaimana cara untuk mengenal diri sendiri, kalian
perlu tahu bahwa sebenarnya ada beberapa manfaat yang didapatkan dari
mengenal diri sendiri, loh. Berikut penjelasan singkatnya.
 Mudah meningkatkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan diri.
Semua manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, hanya saja tidak
sedikit dari mereka yang enggan atau bahkan tidak mengetahui hal tersebut.
Adapun manfaat dalam mengenal diri sendiri, salah satunya agar kita dapat
88

meningkatkan segala kelebihan yang dimiliki dan mampu memperbaiki segala


kekurangan yang ada pada diri.
 Lebih mencintai diri.
Ketika kita sudah memahami apa saja yang menjadi kelebihan dan
kekurangan diri, secara tidak langsung kita akan lebih menghargai dan mencintai
diri sendiri. Secara otomatis, diri ini akan ikhlas dan legawa dalam menerima
keadaan yang ada pada diri kalian.
 Lebih mudah bersyukur
Selain lebih mencintai diri, memahami diri sendiri akan meningkatkan
rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut terlihat dari
bagaimana kita lebih menghargai dan memahami apa yang menjadi kekurangan
kita, baik itu kekurangan secara psikis maupun fisik. Namun, perlu diingat bahwa
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk.
 Mudah mencari dan menentukan solusi.
Tentunya kita akan lebih mudah dalam mencari dan menentukan solusi
karena semua manusia pastinya akan dihadapkan dengan berbagai masalah, mulai
dari masalah yang ringan sampai masalah yang rumit.
Sebagai contoh, dalam menyelesaikan masalah, tentu beberapa dari kalian
akan membutuhkan masukan ataupun saran dari orang terdekat. Hal tersebut
mungkin akan menjadi suatu solusi dan pilihan yang tepat bagi kalian yang
mempunyai masalah rumit atau bisa dikatakan tidak dapat ditangani dengan
sendiri.
 Mampu membaur dengan lingkungan sekitar.
Sebagai makhluk sosial, pastinya kita akan dihadapkan oleh berbagai
orang yang memiliki beragam karakter, sifat, dan kepribadian. Nah, dalam
memahami orang lain, kita perlu bisa mengenal dan memahami diri sendiri
terlebih dahulu. Maka dari itu, apabila kita sudah memahami diri sendiri, tentu
kita akan lebih mudah memahami pribadi orang lain, terutama yang berada di
lingkungan terdekat kita.
 Mampu menentukan pilihan dan tujuan hidup.
89

Dalam hidup ini, tentu kita dihadapkan dengan berbagai macam pilihan.
Dengan kata lain, hidup adalah pilihan. Pilihan tersebut juga pastinya beragam,
mulai dari pilihan dalam berkarier sampai berhubungan sosial. Misalnya, apabila
kalian memiliki hobi atau bakat dalam bidang fotografi, tentunya kalian akan
lebih mudah untuk menentukan pilihan dan berkarier untuk menjadi fotografer.
 Jadi lebih tahu potensi diri.
Ketika kita telah paham akan diri sendiri, maka kita akan menemukan
beberapa potensi dalam diri. Dengan begitu, kita akan lebih mudah dalam meraih
kesuksesan ataupun meraih target, baik itu dari segi karier maupun kehidupan.
Dengan lebih mengenal diri dan potensi yang kita miliki, itu juga bisa menjadi
titik awal menuju kebahagiaan hidup. Karena dengan begitu kita menjadi
memahami apa yang harus kita lakukan dan tujuan hidup yang kita miliki.
 Lebih menghargai dan memahami perspektif orang lain terhadap diri kita.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu cara untuk mengenal diri
sendiri adalah meminta orang lain agar memberikan feedback ataupun tanggapan
terhadap diri kita. Dari situlah kita akan mengetahui apa saja perspektif orang lain
terhadap diri kita. Maka hal itu akan berguna apabila terdapat pandangan negatif
dari orang lain mengenai diri kita. Mengapa demikian? Karena dengan begitu,
kita akan termotivasi untuk berusaha dan mengubah pandangan negatif tersebut
menjadi suatu hal yang positif.
Kesimpulan Mengenal Diri Sendiri
Perlu diingat bahwa manusia memiliki kepribadian yang beragam dan unik
antara satu dengan yang lainnya. Semua perlahan akan nampak dari bagaimana
caranya kita berproses dalam menjalani hidup ini. Tidak perlu berambisi menjadi
seperti orang lain untuk mengetahui dan mengenal diri kita, malahan hal tersebut
akan menutupi siapa diri kita sebenarnya. Selain itu, bilamana kita sudah paham
dan mengenal sifat, karakter, dan kepribadian diri sendiri, akan terasa mudah pula
untuk mengenal dan memahami sifat serta karakter orang lain yang ada di
sekeliling. Kemudian, kita akan lebih mudah untuk berjelajah ke luar dari zona
nyaman karena kita telah paham betul batas dan kemampuan diri sendiri.
90

Pernah gak sih pertanyaan ini pernah terlintas di benak kalian,

Kecakapan “penting nggak sih untuk memahami atau mengenal diri sendiri?”.

Mengenal Jawabannya, tentu saja penting. Hal itu karena, sebelum kita ingin
dikenal dan mengenal orang lain, kita harus memahami dan mengenal diri
Diri Sendiri kita sendiri.

seperti yang pernah dikatakan oleh Buya Hamka bahwa


“Mengenal diri sendiri jauh lebih sukar daripada ingin mengetahui
kepribadian orang lain. Sebab itu, kenalilah dirimu sebelum mengenal
pribadi orang lain.”

Apasih Pengertian dari Mengenal Cara Mengenal Diri Sendiri


Diri Sendiri ? Ketahui dan Pahami Kelebihan dan Kelemahan
Amati Bidang yang Dikuasai dan Kurang Dikuasai
Mengenal diri sendiri adalah usaha
Bersikap Jujur pada Diri Sendiri
seseorang untuk melihat dan memahami
kelebihan serta kekurangan yang ada Dengarkan Suara Hati
dalam dirinya sehingga ia mampu untuk Pusatkan Perhatian saat Menjalani Keseharian
mengendalikan segala tindakan saat
Belajar Mendeskripsikan Penampilan Diri Sendiri
berhadapan dengan orang lain atau
bahkan dirinya sendiri. Mengenal diri Sadari dan Pahami Peran dalam Kehidupan
sendiri berarti paham betul akan segala Meminta Orang Lain untuk Memberikan Feedback
unsur dalam diri, baik itu unsur secara
psikologis, fisik, moral diri, potensi hingga Tentukan Visi dan Misi Hidup
sosial. Mengikuti Tes Kepribadian atau Berkonsultasi

Manfaat Mengenal Diri Sendiri

Mudah meningkatkan kelebihan dan memperbaiki kekurangan diri.


Lebih mencintai diri.
Lebih mudah bersyukur.
Mudah mencari dan menentukan solusi. THANK
Mampu membaur dengan lingkungan sekitar.
Mampu menentukan pilihan dan tujuan hidup.
YOU
Jadi lebih tahu potensi diri.
Lebih menghargai dan memahami perspektif orang lain terhadap diri kita.
91

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH


CABANG DINAS PENDIDIKAN MENENGAH WILAYAH I
SMA NEGERI 8 PALU
Alamat : Jl. Ragigau No. 03 Kel. Tipo

Kecamatan : Ulu Jadi NIS : 300080


Kota : Palu NSS : 301186001008
Provinsi : Sulawesi Tengah N P S N : 40203607
Kode Pos : 94228 email :smandel_palu@yahoo.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2020/2021
A Komponen Layanan Dasar
B Bidang Layanan Pribadi
C Fungsi Layanan Pemahaman
D Tujuan Siswa dapat memahami dan mengetahui apa itu berpikir
rasioal, cara berpikir rasional dan pentingnya berpikir
rasional untuk masa depan karirnya.
E Topik Kecakapan Berpikir Rasional
F Sasaran Layanan Siswa kelas XI SMA Negeri 8 Palu
G Metode dan teknik Diskusi, curah pendapat dan Tanya jawab
H Waktu 1 Kali Pertemuan x 45 Menit
I Media/Alat PPT kecakapan berpikir rasional
J Hari Pelaksanaan Rabu, 27 Oktober 2021
K Sumber Materi https://www.sehatq.com/artikel/menelaah-pola-pikir-
rasional-yang-mengutamakan-akal-sehat
L Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan 1. Pemimpin kelompok menyampaiakan salam pembuka
2. Pemimpin kelompok menyampaiakan tujuan
bimbingan kelompok
b. Penjelasan tentang Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan
langkah-langkah bimbingan kelompok.
kegiatan kelompok
92

c. Mengarahkan kegiatan Memberikan penejelasan tentang topik yang akan


dibicarakan
2. Tahap Peralihan

Pemimpin kelompok 1. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok


menanyakan kesiapan 2. Guru BK memberi kesempatan bertanya tentang hal-
anggota kelompok hal yang belum mereka pahami
3. Guru BK menjelaskan kembali secara singkat tentang
tugas dan tanggung jawab peserta dalam melakukan
kegiatan
4. Setelah peserta menyatakan siap, kemudian
pemimpin kelompok memulai masuk ke tahap kerja
3. Tahap Inti/kerja
Kegiatan anggota 1. Melakukan Brainstorming/curah pendapat dan Tanya
kelompok jawab
2. Membahas topik secara mendalam dan tuntas
Kegiatan pemimpin 1. Menjelaskan pentingnya topik yang sedang dibahas
kelompok 2. Membahas topik tersebut secara tuntas.
3. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
4. Melakukan kegiatan selingan
4. TahapPengakhiran (Terminasi)
Menutup kegiatan dan 1. Anggota kelompok menyimpulkan hasil kegiatan
tindak lanjut 2. Anggota kelompok memberikan pesan dan kesan
tentang hasil kegiatan dan menilai kemajuan yang
dicapai.
3. Pemimpin kelompok memberi penguatan dan rencana
tindak lanjut
4. Pemimpin kelompok menutup kegiatan layanan
dengan ucapan terima kasih serta mengajak anggota
kelompok bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
93

salam
M Evaluasi
a. Evaluasi Proses 1. Pemimpin kelompok terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan
2. Pemimpin kelompok membangun dinamika
kelompok
3. Pemimpin kelompok memberikan penguatan dalam
membuat langkah yang akan dilakukannya
b. Evaluasi Hasil 1. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman konseli dalam bimbingan kelompok
2. Mengamati perubahan perilaku peserta setelah
bimbingan kelompok.
3. Konseli mengisi instrumen penilaian dari Pemimpin
kelompok

Palu, 27 Oktober 2021

Guru BK/Konselor Mahasiswa

Mu’mina, S.Pd Filka Adelah


NIP. 19820902 201001 2 009 A50118073
94

KECAKAPAN BERPIKIR RASIONAL

a. Pengertian Berpikir Rasional


Apasih yang dimaksud dengan berpikir rasional ? Jadi Berpikir rasional
adalah berpikir menggunakan akal sehat yang terencana untuk mencapai target
dan tujuan tertentu.
b. Ciri - ciri Berpikir rasional
1. Orang mempunyai rencana yang jelas untuk kehidupannya
2. Orang yang cepat menarik kesimpulan dari suatu kejadian/ masalah engan
sangat baik
3. Target yang di capainya sangat jelas
4. Menjalankan sesuatu sesuai rencana yang sudah siapakan
5. Fokus ke masa depan ( tidak terjebak masa lalu)
6. Orang yang memutuskan suatu masalah tau sebab akibat yang akan terjadi.
c. Tanda-tanda orang rasional
Orang yang berpikir secara rasional rasional memiliki karakterisitik
tertentu yang bisa dikenali. Tanda-tanda orang rasional adalah sebagai berikut:
 Orang-orang yang berpikir rasional selalu berpikir jauh ke depan tentang
tujuan dan masa depan dibandingkan memikirkan masa lalu.
 Orang yang berpikir rasional tidak mudah terbawa arus. Mereka
membutuhkan alasan yang pasti dan masuk akal, serta rencana yang jelas,
sebelum setuju mengikuti atau melakukan sesuatu.
 Orang rasional akan membuat perencanaan yang jelas sebelum melakukan
sesuatu. Bukan saja merencanakannya, mereka adalah orang yang
menjalankan apa yang telah direncanakan.
 Sebelum membuat keputusan, seseorang yang rasional juga akan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan, pro dan kontra dari
sesuatu. Mereka juga akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
dan serinci mungkin karena penting untuk mengambil keputusan
berdasarkan fakta. Orang yang rasional sangat mudah mendapatkan
informasi yang dibutuhkan karena sebelumnya telah banyak mengoleksi
informasi untuk berbagai hal dan mengetahui sumber-sumber tepercaya.
95

 Sebagai orang yang rasional, Anda juga tidak pernah membiarkan emosi
menghalangi Anda untuk melakukan sesuatu yang benar untuk dilakukan.
Terlepas dari apa pun yang Anda rasakan.
d. Pentingnya proses berpikir rasional
Lantas apa pentingnya berpikir rasional? Ada banyak manfaat yang dapat
diperoleh dari proses berpikir rasional. Berikut adalah beberapa di antaranya:

 Dapat berpikir kritis


Pola pikir rasional dapat memungkinkan Anda untuk mengetahui langkah-
langkah berpikir sebelum sampai pada kesimpulan. Dengan demikian, Anda akan
mampu mengkritisi proses berpikir Anda sendiri jika ada sesuatu yang terasa tidak
relevan

 Membantu mempelajari keterampilan baru


Salah satu manfaat pola pikir rasional adalah membantu mempelajari
keterampilan baru. Saat hendak mempelajari hal baru, pola pikir ini akan
membantu Anda memecah tindakan menjadi langkah demi langkah yang realistis
untuk mencapai tujuan.Dengan demikian, bukan saja Anda dapat meningkatkan
pemikiran Anda sendiri, tetapi Anda juga dapat membantu orang lain
meningkatkan pemikiran mereka dengan metode tersebut.

 Mendapatkan solusi terbaik pada setiap situasi


Pengalaman memang bisa menjadi pelajaran atau guru yang terbaik.
Namun seiring waktu, situasi terus berganti dengan cepat sehingga bertindak atau
memecahkan masalah hanya berdasarkan pada firasat dan pengalaman saja tidak
cukup.Situasi yang pernah terjadi sebelumnya belum tentu akan mendapatkan
hasil yang sama saat ini. Dengan berpikir rasional, Anda akan mencoba
mengumpulkan data dan fakta terbaru sebelum mengambil sebuah kesimpulan.
Jadi, dengan berpikir rasional, Anda akan tahu bahwa solusi lama belum tentu
berlaku untuk situasi baru.
 Mudah beradaptasi
96

Rasional adalah sebuah proses berpikir dengan kemampuan


menggunakan pertimbangan berbeda dalam situasi yang juga berbeda.Oleh
karena itu, saat berada dalam situasi baru atau asing, orang yang berpikir
rasional adalah mereka yang mampu membuat penyesuaian dan selalu
mempertimbangan hal-hal baru untuk mencapai tujuan.
e. Cara Berpikir Rasional
Jika Anda memang termasuk orang yang ingin meiliki kemampuan untuk
berpikir rasional dengan baik, maka Anda bisa melakukan beberapa hal dibawah
ini untuk meningkatkan pola pikir Anda dan menjadikan Anda seseorang yang
bisa memiliki kemampuan untuk berpikir rasional dengan baik. Berikut caranya:
 Tingkatkan kemampuan dalam berpikir analisa dengan baik
 Tingkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan
 Usahakan untuk hobi membaca
 Jaga pola hidup yang sehat, karena akan menjadikan otak terjaga
kesehatannya
 Biasakan diri Anda untuk tidak menerima informasi dengan apa adanya
 Jadilah orang yang bisa berpikir secara kritis
97

Apa itu
berpikir
Kecakapan Rasional ?
Berpikir Berpikir rasional adalah
berpikir menggunakan akal
Rasional sehat yang terencana untuk
mencapai target dan tujuan
tertentu.

Tanda-tanda
- Orang mempuny ai rencana y ang jelas untuk
k ehidupanny a
orang rasional
- Orang y ang cepat menarik k esimpulan dari suatu Orang-orang y ang berpik ir rasional selalu berpik ir jauh k e
k ejadian/ masalah engan sangat baik depan tentang tujuan dan masa depan dibandingk an

- Target y ang di capainy a sangat jelas memik irk an masa lalu.

Ciri - ciri - Menjalank an sesuatu sesuai rencana y ang sudah


Orang y ang berpik ir rasional tidak mudah terbaw a arus
Orang rasional ak an membuat perencanaan y ang jelas
Berpikir rasional siapak an
sebelum melak uk an sesuatu.
- Fok us k e masa depan ( tidak terjebak masa lalu) Sebelum membuat k eputusan, seseorang y ang rasional juga
- Orang y ang memutusk an suatu masalah tau ak an mempertimbangk an k elebihan dan k ek urangan, pro dan

sebab ak ibat y ang ak an terjadi. k ontra dari sesuatu.


Tidak pernah membiark an emosi menghalangi Anda untuk
melak uk an sesuatu y ang benar untuk dilak uk an

Pentingnya
proses berpikir
Cara Berpikir Rasional
Dapat berpikir kritis
rasional
● Tingkatkan kemampuan dalam berpikir analisa dengan baik
Membantu mempelajari keterampilan baru
● Tingkatkan ilmu pengetahuan dan w aw asan

Lantas apa ● Usahakan untuk hobi membaca


pentingnya Mendapatkan solusi terbaik pada
setiap situasi ● Jaga pola hidup yang sehat, karena akan menjadikan otak terjaga kesehatannya
berpikir
● Biasakan diri Anda untuk tidak menerima informasi dengan apa adanya
rasional?
Mudah beradaptasi ● Jadilah orang yang bisa berpikir secara kritis

THANK
YOU
98

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH


CABANG DINAS PENDIDIKAN MENENGAH WILAYAH I
SMA NEGERI 8 PALU
Alamat : Jl. Ragigau No. 03 Kel. Tipo

Kecamatan : Ulu Jadi NIS : 300080


Kota : Palu NSS : 301186001008
Provinsi : Sulawesi Tengah N P S N : 40203607
Kode Pos : 94228 email :smandel_palu@yahoo.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Sosial
C Fungsi Layanan Pemahaman
D Tujuan Siswa/konseli dapat memahami mengenai social skill
beserta contohnya untuk membantu kesuksesan karirnya
E Topik Kecakapan sosial (Social Skill)
F Sasaran Layanan Siswa kelas XI SMA Negeri 8 Palu
G Metode dan teknik Diskusi, curah pendapat dan Tanya jawab
H Waktu 1 Kali Pertemuan x 45 Menit
I Media/Alat PPT Kecakapan social
J Hari Pelaksanaan Kamis, 28 Oktober 2021
K Sumber Materi https://glints.com/id/lowongan/social-
skill/#.YaYtN1ARXIU
L Uraian Kegiatan
2. Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan 1. Pemimpin kelompok menyampaiakan salam pembuka
2. Pemimpin kelompok menyampaiakan tujuan
bimbingan kelompok
b. Penjelasan tentang Pemimpin kelompok menjelaskan cara pelaksanaan
langkah-langkah bimbingan kelompok.
kegiatan kelompok
99

c. Mengarahkan kegiatan Memberikan penejelasan tentang topik yang akan


dibicarakan
2. Tahap Peralihan

Pemimpin kelompok 1. Guru BK menanyakan kesiapan kelompok


menanyakan kesiapan 2. Guru BK memberi kesempatan bertanya tentang hal-
anggota kelompok hal yang belum mereka pahami
3. Guru BK menjelaskan kembali secara singkat tentang
tugas dan tanggung jawab peserta dalam melakukan
kegiatan
4. Setelah peserta menyatakan siap, kemudian
pemimpin kelompok memulai masuk ke tahap kerja
3. Tahap Inti/kerja
Kegiatan anggota 1. Melakukan Brainstorming/curah pendapat dan Tanya
kelompok jawab
2. Membahas topik secara mendalam dan tuntas
Kegiatan pemimpin 1. Menjelaskan pentingnya topik yang sedang dibahas
kelompok 2. Membahas topik tersebut secara tuntas.
3. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
4. Melakukan kegiatan selingan
4. TahapPengakhiran (Terminasi)
Menutup kegiatan dan 1. Anggota kelompok menyimpulkan hasil kegiatan
tindak lanjut 2. Anggota kelompok memberikan pesan dan kesan
tentang hasil kegiatan dan menilai kemajuan yang
dicapai.
3. Pemimpin kelompok memberi penguatan dan rencana
tindak lanjut
4. Pemimpin kelompok menutup kegiatan layanan
dengan ucapan terima kasih serta mengajak anggota
kelompok bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
100

salam
M Evaluasi
a. Evaluasi Proses 1. Pemimpin kelompok terlibat dalam menumbuhkan
antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan
2. Pemimpin kelompok membangun dinamika
kelompok
3. Pemimpin kelompok memberikan penguatan dalam
membuat langkah yang akan dilakukannya
b. Evaluasi Hasil 1. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman konseli dalam bimbingan kelompok
2. Mengamati perubahan perilaku peserta setelah
bimbingan kelompok.
3. Konseli mengisi instrumen penilaian dari Pemimpin
kelompok

Palu, 28 Oktober 2021

Guru BK/Konselor Mahasiswa

Mu’mina, S.Pd Filka Adelah


NIP. 19820902 201001 2 009 A50118073
101

SOCIAL SKILL
A. Apa Itu Social Skill ?
Social skill adalah suatu keterampilan yang digunakan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain baik secara verbal maupun non
verbal, menurut Skillsyouneed. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial
sehingga sangat penting untuk menguasai cara berkomunikasi yang baik. Dengan
memahami social skill tidak hanya bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi
saja, tapi juga paham bagaimana cara menghadapi orang lain. Jadi, kemampuan
yang satu ini memang akan sangat bermanfaat di setiap bidang kehidupan kita.
Tidak percaya ?
Dilansir dari Indeed, berikut ini beberapa manfaat dari memiliki
kemampuan yang satu ini:
 membangun, memelihara, dan menumbuhkan hubungan baik dengan orang
lain
 lebih mudah mendapatkan ide hingga informasi dari perspektif orang lain
 memperluas networking sehingga berpeluang menemukan peluang baru
 mudah bekerja sama dengan orang lain
 membuat bekerja terasa lebih nyaman karena bisa menjaga hubungan baik
dengan setiap rekan kerja
Social skill adalah salah satu keterampilan yang paling dicari oleh
recruiter karena dengan memiliki kemampuan ini pastinya kandidat akan lebih
mudah untuk diajak berkomunikasi.
Ingin tahu apa saja contoh social skill yang harus dimiliki oleh setiap
orang? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini.
1. Empati
Contoh social skill yang pertama adalah empati. Hal yang satu ini
sangatlah penting untuk dikuasai karena mampu membantu kita lebih mudah
dekat dengan orang lain. Dengan memiliki empati tentunya kita bisa dengan
mudah memahami perasaan orang lain yang sedang berbicara dengan kita.
Misalnya saat kita harus berhadapan dengan klien yang memiliki masalah dan
meminta bantuan untuk menyelesaikannya, maka empati sangatlah diperlukan.
102

Pasalnya, dengan empati kita bisa menunjukkan kepedulian yang tulus dan
melihat masalah dari sudut pandangnya. Jadi akan lebih mudah untuk membantu
menyelesaikan masalah tersebut.
2. Komunikasi verbal
Menurut The Balance Careers, komunikasi verbal adalah kemampuan
untuk mengekspresikan diri menggunakan bahasa yang jelas dan mudah
dipahami oleh orang lain. Kemampuan yang satu ini sangat dibutuhkan oleh
setiap profesi karena komunikasi adalah hal terpenting untuk meningkatkan
kesuksesan. Siapa pun yang memiliki kemampuan ini pasti akan lebih disukai
oleh orang lain karena mudah diajak berbicara baik secara langsung atau melalui
pesan tertulis.
3. Komunikasi nonverbal
Contoh selanjutnya dari social skill adalah komunikasi nonverbal. Selain
komunikasi verbal, kamu juga perlu menguasai komunikasi nonverbal jika ingin
karier lebih sukses. Komunikasi nonverbal sendiri adalah proses transfer
informasi melalui penggunaan bahasa tubuh. Misalnya, kontak mata, gerakan
tubuh, hingga ekspresi wajah. Dengan menggunakan bahasa tubuh yang benar
tentunya kamu akan lebih mudah dalam menunjukkan rasa empati kepada orang
lain saat sedang berkomunikasi dengannya.

4. Fleksibilitas
Menjadi orang yang fleksibel di sini adalah orang yang mudah terbuka
terhadap kritik dan saran yang diberikan oleh orang lain. Menerima kritik dan
saran memang bukanlah hal yang mudah. Terkadang kita merasa bahwa keputusan
yang kita ambil adalah yang terbaik. Namun, kritik dan saran dari orang lain tetap
diperlukan untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Karena itu,
menurut Huffpost kemampuan berpikir dan bertindak secara fleksibel ini
sangatlah diperlukan untuk menunjang kesuksesan.

5. Active listening
Contoh terakhir dari social skill adalah kemampuan active listening. Selain
mampu berbicara dengan tutur kata yang baik, kemampuan active listening juga
103

sangat dibutuhkan. Active listening merupakan cara mendengarkan yang benar-


benar terfokus. Jadi, saat lawan bicara sedang bercerita kamu harus benar-benar
memperhatikannya. Seseorang yang memiliki kemampuan yang satu ini juga akan
selalu disukai oleh orang lain. Pasalnya, mereka dapat membuat lawan bicara
merasa dihormati dan didengar seluruh ceritanya.
Ingatlah bahwa karier yang sukses tidak hanya butuh untuk selalu upgrade
skill saja. Namun, dengan kemampuan social skill yang mumpuni kita bisa
menjadi lebih baik dalam menghadapi orang lain dan memperluas networking
yang bisa menuntun pada kesuksesan.
104

Social Social
skill skill

Social skill adalah suatu keterampilan yang digunakan


untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain baik
secara verbal maupun non verbal, menurut Skillsyouneed. Pada
dasarnya manusia adalah makhluk sosial sehingga sangat penting Manfaat
untuk menguasai cara berkomunikasi yang baik. Dengan
memahami social skill tidak hanya bisa meningkatkan kemampuan social Skill
berkomunikasi saja, tapi juga paham bagaimana cara menghadapi
orang lain.

contoh social skill yang harus dimiliki


-01- -02- oleh setiap orang
-03-
Membangun, Lebih mudah
memelihara, dan mendapatkan ide memperluas networking
menumbuhkan hingga informasi dari sehingga berpeluang 2. Komunikasi
hubungan baik 1. Empati
dengan orang lain
perspektif orang lain menemukan peluang verbal
baru

-04- -05-
5. Active
3. Komunikasi
nonverbal
4. Fleksibilitas listening
mudah bekerja membuat bekerja terasa lebih nyaman karena
sama dengan bisa menjaga hubungan baik dengan setiap
orang lain rekan.

THANKS
105

Lampiran 4
Tabel perhitungan skor pre-test Kelompok Ekperimen Kepercayaan Diri Siswa dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

Nomor Item Angket


Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
BP 1 3 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 1 4 2 3 4 2 2 3 1 2 2 53
DA 3 2 4 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 3 1 3 2 53
AJ 3 2 2 3 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 47
SA 3 2 1 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 49
DA 1 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 54
GF 2 1 2 1 2 3 2 2 4 1 2 4 2 1 2 2 3 2 1 3 4 2 2 2 52
NH 2 3 3 2 1 3 2 2 4 1 2 1 2 1 4 2 3 4 4 1 4 1 3 2 57
KL 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 52
HN 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2 2 3 4 2 2 4 2 3 2 62
IK 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 1 4 3 2 2 1 2 2 2 3 4 1 2 2 54
106

Tabel perhitungan skor pre-test Kelompok Kontrol Kepercayaan Diri Siswa dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

Nomor Item Angket


Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
VM 2 2 2 3 2 3 1 1 2 1 3 1 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 47
NE 3 2 4 3 2 2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 2 2 51
NM 1 2 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 48
KN 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 3 1 2 2 51
NA 3 2 3 1 2 3 1 1 2 3 1 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 47
AI 2 2 4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 57
RG 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 43
RA 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 44
MY 2 1 2 2 2 2 3 1 3 2 4 4 1 2 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2 52
NR 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 4 4 3 2 1 1 2 53
107

Lampiran 5
Tabel Klasifikasi Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi
Pre-Test Kelompok Eksperimen
Nama Skor % Klasifikasi
BP 53 55,2 Rendah
DA 53 55,2 Sangat Rendah
AJ 47 48,9 Sangat Rendah
SA 49 51,0 Rendah
DA 54 56,2 Rendah
GF 52 54,1 Rendah
NH 57 59,3 Rendah
KL 52 54,1 Rendah
HN 62 64,5 Rendah
IK 54 56,2 Rendah

Tabel Klasifikasi Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi


Pre-Test Kelompok Kontrol
Nama Skor % Klasifikasi
VM 47 48,9 Sangat Rendah
NE 51 53,1 Rendah
NM 48 50 Sangat Rendah
KN 51 53,1 Rendah
NA 47 48,9 Sangat Rendah
AI 57 59,3 Rendah
RG 43 44,7 Sangat Rendah
RA 44 45,8 Sangat Rendah
MY 52 54,1 Rendah
NR 53 55,2 Rendah
108

Lampiran 6
Tabel Perhitungan Skor post-test Kelompok Ekperimen Kepercayaan Diri Siswa dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

No Item Angket
Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
BR 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 77
DA 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 81
AJ 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 70
SA 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 81
DA 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 81
GF 2 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 74
NH 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 81
KL 4 3 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 75
HN 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 82
IK 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 3 66
109

Tabel Perhitungan Skor post-test Kelompok Kontrol Kepercayaan Diri Siswa dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi

No Item Angket
Nama Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
VN 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 61
NE 2 3 3 4 2 4 3 2 4 4 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 66
NM 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 66
KN 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 64
NA 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 67
AI 2 2 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 2 2 2 2 4 66
RG 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 56
RA 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 52
MY 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 3 58
NR 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 69
110

Lampiran 7
Tabel Klasifikasi Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi
Post-Test Kelompok Eksperimen
Nama Skor % Klasifikasi
BP 77 80,2 Cukup
DA 81 84,3 Tinggi
AJ 70 72,9 Cukup
SA 81 84,3 Tinggi
DA 81 84,3 Tinggi
GF 74 77,0 Cukup
NH 81 84,3 Tinggi
KL 75 78,1 Cukup
HN 82 85,4 Sangat Tinggi
IK 66 68,7 Cukup

Tabel Klasifikasi Kepercayaan Diri dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi


Post-Test Kelompok Kontrol
Nama Skor % Klasifikasi
VM 61 63.5 Cukup
NE 66 68,7 Cukup
NM 66 68,7 Cukup
KN 64 66,6 Rendah
NA 67 69,7 Cukup
AI 66 68,7 Cukup
RG 56 58,3 Rendah
RA 52 54,1 Rendah
MY 58 60,4 Rendah
NR 69 71,8 Cukup
111

Lampiran 8

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kepercayaan diri dalam PreTest Eksperimen .232 10 .134 .933 10 .477
memilih jurusan di PostTest Eksperimen .278 10 .028 .850 10 .058
Perguruan Tinggi
PreTest Kontrol .154 10 .200* .967 10 .865
PostTest Kontrol .236 10 .121 .901 10 .223
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances

Kepercayaan diri dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi

Levene Statistic df1 df2 Sig.


.017 1 18 .899
112

Lampiran 9
Uji Hipotesis (Independent Sample t-Test)

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of
Sig. (2- Mean Std. Error the Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Kepercayaan Equal .017 .899 5.795 18 .000 14.30000 2.46779 9.11536 19.48464
Diri dalam variances
Memilih assumed
Jurusan di Equal 5.795 17.999 .000 14.30000 2.46779 9.11533 19.48467
Perguruan variances not
Tinggi assumed
113

Lampiran 10
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
No Pelaksanaan Layanan Hari/Tanggal Jam
1. Pemberian angket pre-test sebelum
Senin/ 23 Agustus
dilakukan layanan bimbingan karir 09:00-selesai
2021
berbasis life skill
2. Pelaksanaan layanan bimbingan karir
Kamis/
berbasis life skill mengenai mengenal 11:00-selesai
21 Oktober 2021
diri sendiri
3. Pelaksanaan layanan bimbingan karir
Rabu/
berbasis life skill mengenai berpikir 10:15-selesai
27 Oktober 2021
rasional
4. Pelaksanaan layanan bimbingan karir
Kamis/
berbasis life skill mengenai 10:00-selesai
28 Oktober 2021
kecakapan sosial
5. Pemberian angket post-test sesudah
Jum’at/
dilaksanakan layanan bimbingan 09:30-selesai
29 Oktober 2021
karir berbasis life skill
114

Lampiran 11
DOKUMENTASI
A. Pembagian Angket Lewat Google Form
115
116
117

B. Dokumentasi Pelaksanaan Bimbingan Karir Bersis Life Skill


1. Kelas Eksperimen

Ket : Pemberian layanan bimbingan karir berbasis life skill tahap pertama
kelompok eksperimen

Ket : Pemberian layanan bimbingan karir berbasis life skill tahap kedua
kelompok eksperimen

Ket : Pemberian layanan bimbingan karir berbasis life skill tahap ketiga
kelompok eksperimen
118

2. Kelas Kontrol

Ket : Pemberian layanan bimbingan karir tahap pertama kelompok kontrol

Ket : Pemberian layanan bimbingan karir tahap kedua kelompok Kontrol

Ket : Pemberian layanan bimbingan karir tahap ketiga kelompok kontrol


119

Lampiran 12
120
121

Lampiran 13
122

Lampiran 14
123

Lampiran 15

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Filka Adelah

NIM : A 501 18 073

Jurusan/Prodi : Ilmu Pendidikan/Bimbingan dan Konseling

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar tulisan saya dan bukan

plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini memenuhi

plagiasi, baik sebagian maupun seluruhnya maka saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Palu, 31 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Filka Adelah
Nim. A50118073

123
124

Lampiran 16

RIWAYAT HIDUP

Filka Adelah lahir di Sibualong, 10 Desember

1999, anak terakhir dari sepuluh bersaudara dari

pasangan Bapak Zainul dengan Ibu Hj. Nur Alam.

Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 5 Balaesang

dan tamat pada tahun 2012. Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Balaesang dan

tamat pada tahun 2015. Pendidikan Menengah Atas di

SMA Negeri 1 Balaesang dan tamat pada tahun 2018.

Kemudian melalui jalur SMMPTN pada tahun 2017

terdaftar sebagai mahasiswa S1 Program Studi

Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Tadulako.

124

Anda mungkin juga menyukai