Anda di halaman 1dari 233

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING

LEARNING CYCLE
CYCLE) 5E
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Oleh:
MUTIARA HARMAIDA
A1G014012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING
LEARNING CYCLE
CYCLE) 5E
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI KOTA BENGKULU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Bengkulu
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
MUTIARA HARMAIDA
A1G014012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau


telah selesai (dari sesuatu urusan) tetaplah bekerja keras. Dan hanya
kepada tuhanmulah engkau berharap.”
( QS. Al – Insyirah, 6 – 8 )’’

Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang.
Diantara ribuan peluang dan kesempatan, disana ada kesuksesan walaupun
dikelilingi dengan kegagalan. Raih kesempatan dan peluang itu, biarkan
kegagalan dalam proses menemukan kesuksesan tersebut. Setiap
kegagalan yang dibuat adalah anak tangga menuju puncak yaitu
kebahagian.

Bergegaslah atau akan semakin terlambat dan Yakin Usaha Do’a


(YAKUSA)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan


segala rahmat dan karunianya serta kesehatan lahir dan batin sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan penuh cinta dan kasih
sayang saya persembahkan karya ini untuk :

1. Ayahku (Restu Kurnia) dan Ibuku (Susi Muharti) yang sangat aku cintai,
yang selalu mengiringi langkahku dengan do’a - do’a tulus disetiap
sujudmu, yang selalu memberikan semangat, perhatian, kasih sayang,
kesabarannya, nasihat-nasihat, dan pengorbanan tanpa pamrih yang selalu
diberikan sepanjang hidupku.
2. Saudara-saudaraku (Uni tika, Abg Refo, Ocik Uji, Adk Ima, Adk Aurel)
yang menjadi penyemangat hidupku dan motivasi dalam keberhasilan.
Seluruh Keluarga Datuk Razik-Nek Wida dan Keluarga Abak Z.Abidin-
Mama Nursibar yang tak dapat kusebutkan satu persatu.
3. Teman Seperjuangan yang mengetahui suka dan duka perjalanan menuju
gelar sarjana ini, juga menghibur dikala duka (Agnes Nurahma, Mbak Ria,
Mbak Pus, Mbak Ingrith, Ray, Nida, Ade, dan Kak Maman)
4. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan tulus
menerima segala kekuranganku (Mutfi Ariyani, Cahyuni, Melza Ayuni Sari,
Dilla Dwi Udiyana, Renita Aryanti, Josi Zhara Rimurti, Cahyuni, Dea
Lestari, dan Eka Darianti) yang telah ikut berjuang dalam penyelesaian
skripsiku, yang telah memberi semangat kala aku terpuruk, dan selalu
menghibur kala aku bersedih. Semoga kita selalu saling mengingat dan
peduli.
5. Kakak - Kakak penyemangat yang sudah dianggap seperti keluarga dan
kakak sendiri selalu menghibur, memotivasi, dan mengingatkan ( Kak Igit,
Kak Rudi, Kak Bobi, Kak Aris, Kak Ekko, Kak Tedi, dan Kak Dadung)
6. Sahabat SMA (Mella, Tia, Usi, Monic, Euis, Bed, Riko dan Ise) yang selalu
memberi support, mengingatkan dan bersedia menjadi tempat berkeluh
kesah
7. Keluarga KKN Kelompok 293 Desa Air Putih (Vera, Siti, Raga, Riki, dan
Rori) yang tak hentinya memberi semangat dan Keluarga Magang 2 dan 3
(Redi, Melfi, Fransiska, Ade, Dara, Anggun dan Eef) yang selalu
mendukung dan setia menjadi tempat berkeluh kesah.
8. Teman-teman seperjuanganku S1 PGSD Angkatan 2014 yang telah
memberikan cerita penuh keceriaan, kebersamaan, dan kenangan indah
serta telah menjadi keluarga.
9. Seluruh Dosen PGSD Universitas Bengkulu. Terimakasih kepada dosen
pembimbing atas nasehat dan bimbingan dalam penulis menyelesaikan
skripsi ini.
10.Almamaterku tercinta, Universitas Bengkulu.
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI KOTA BENGKULU

MUTIARA HARMAIDA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model siklus belajar
(Learning Cycle) 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA
Kelas V SD Negeri Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan
metode eksperimen. Desain dalam penelitian ini adalah The Matching Only Pretest-Postest
Group Design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga
diperoleh kelas VB SD Negeri 60 Kota Bengkulu (kelas eksperimen) dan kelas VB SD
Negeri 51 Kota Bengkulu (kelas kontrol). Ujicoba instrumen dilakukan pada kelas VI SD
Negeri 02 Kota Bengkulu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes
kemampuan berpikir kritis yang berbentuk uraian yang berjumlah 7 soal. Hasil perhitungan
uji t-test gain skor didapatkan nilai thitung sebesar 4,16 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 2,01
artinya terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model siklus belajar (Learning Cycle)
5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh penggunaan model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kota
Bengkulu.

Kata kunci: Pembelajaran IPA, Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E,
Kemampuan Berpikir Kritis
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah S.W.T, Rabb semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan Ridho-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD
Negeri Kota Bengkulu” ,yang dapat menambah referensi bahan pustaka tentang Penggunaan
Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, serta
sahabat dan kaum muslimin yang selalu menegakkan kebenaran dan mengamalkan ajaran
Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle) 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Penelitian dilaksanakan di
SD Negeri 60 Kota Bengkulu. Hasil penelitian digunakan untuk mengetahui sebaran data
penelitian, yaitu data hasil Pretest dan Posttest.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan gelar sarjana Pendidikan pada Guru
Sekolah Dasar (PGSD) JIP FKIP Universitas Bengkulu. Atas batuan dan bimbingan dari
berbagai pihak selama masa perkuliahan dan dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, S.E. M. Sc., Akt. Rektor Universitas Bengkulu yang telah
memberikan fasilitas perkuliahan bagi peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Sudarwan Danim., Dekan FKIP Universitas Bengkulu yang telah
memfasilitasi administrasi dan akademik bagi peneliti.
3. Bapak Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd., Ketua JIP FKIP Universitas Bengkulu yang telah
memfasilitasi administrasi dan akademik bagi peneliti.
4. Bapak Drs. Herman Lusa, M.Pd., Koordinator PGSD JIP FKIP Universitas Bengkulu
yang telah memfasilitasi administrasi bagi peneliti.
5. Bapak Drs. Ansyori Gunawan, M.Si., Pembimbing akademik yang telah banyak
memberi arahan dan bimbingan selama kuliah.
6. Ibu Prof. Dr. Endang Widi Winarni, M.Pd., sebagai pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, semangat, serta motivasi kepada peneliti dari awal hingga
selesainya skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
7. Ibu Dra. Victoria Karjiyati, M.Pd., sebagai pembimbing pendamping yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan masukkan, saran, serta
motivasi kepada peneliti dari awal hingga selesainya skripsi ini dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan.
8. Ibu Dra. Hasnawati, M.Si., dosen penguji I yang telah memberikan arahan, masukan,
kritik, dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
9. Bapak Feri Noperman, M.Pd., dosen penguji II yang telah memberikan arahan, masukan,
kritik, dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu dosen PGSD JIP FKIP Universitas Bengkulu yang telah memberikan
ilmunya selama perkuliahan.
11. Kepala sekolah dan semua guru Sekolah Dasar Negeri 60 dan 51 Kota Bengkulu yang
telah mengizinkan dan mendukung pelaksanaan penelitian ini, serta terima kasih atas
kerjasama yang baik kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 60 dan 51 Kota
Bengkulu.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dalam proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangatlah penulis harapkan demikian perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi
mahasiswa PGSD FKIP Unib.

Bengkulu, Agustus 2018

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR ............................................................................................. i


SAMPUL DALAM .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
A. Kerangka Teoretis .............................................................................. 6
1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ....................................... 6
2. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E ............. 10
3. Kemampuan Berpikir Kritis........................................................ 15
B. Kerangka Berpikir .............................................................................. 19
C. Asumsi Penelitian .............................................................................. 23
D. Hipotesis Penelitian............................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 24
A. Jenis, Metode, dan Desain Penelitian ............................................... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 26
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 28
D. Definisi Operasional ......................................................................... 29
C. Instrumen Penelitian.......................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35
E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 42
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 42
B. Pembahasan ....................................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 60
A. Kesimpulan ....................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 65
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Faktor/Deskriptor berpikir kritis ..................................................... 19


Tabel 3.1. Data Hasil Uji Homogenitas Sampel .............................................. 28
Tabel 3.2. Rekapitulasi Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis ............... 31
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis ................................................................................................ 35
Tabel 4.1. Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest Kemampuan
Berpikir Kritis ................................................................................ 43
Tabel 4.2. Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest Kemampuan
Berpikir Kritis ................................................................................ 44
Tabel 4.3. Tabel Uji T Gain Skor .................................................................... 46
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Kerangka Pikir ............................................................................... 22
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Desain Penelitian......................................................................... 25


Gambar 3.2. Rumus korelasi product moment ................................................ 32
Gambar 3.3. Rumus cronbach alpha ................................................................ 33
Gambar 3.4. Rumus uji taraf kesukaran........................................................... 33
Gambar 3.5. Rumus uji daya beda ................................................................... 34
Gambar 3.6. Rata-rata ...................................................................................... 37
Gambar 3.7. Varian ......................................................................................... 38
Gambar 3.8. Uji Chi Kuadrat ........................................................................... 39
Gambar 3.9. Fhitung............................................................................................ 39
Gambar 3.10. Pooled Varian............................................................................ 40
Gambar 4.1. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir
Kritis ........................................................................................... 42
Gambar 4.2. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Setiap Aspek
Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ......................... 47
Gambar 4.3. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Setiap Aspek
Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ................................ 49
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .................................................................... 66


Lampiran 2. Nilai Ulangan Semester dan Uji Homogenitas Sampel............... 79
Lampiran 3. Ujicoba Instrumen Penelitian ...................................................... 82
Lampiran 4. Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian ............................................. 94
Lampiran 5. Perangkat Pembelajaran .............................................................. 99
Lampiran 6. Instrumen Penelitian .................................................................... 131
Lampiran 7. Analisis Data ............................................................................... 143
Lampiran 8. Tabel Pendukung ......................................................................... 154
Lampiran 9. Foto Penelitian............................................................................. 158
Lampiran 10. Dokumentasi Hasil Penelitian ................................................... 175
Lampiran 11. Data Akreditas SDN Kota Bengkulu......................................... 215
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini berkembang dengan

sangat pesat. Hampir setiap orang termotivasi untuk mencoba dan mempelajari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Perkembangan IPTEK

tersebut membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia namun di sisi lain

perkembangan IPTEK juga memberikan dampak negatif. Untuk meminimalisir

dampak negatif yang kemungkinan akan timbul maka guru dituntut untuk dapat

memberikan bekal kepada siswa dengan cara mengembangkan dan melatih

kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA). Tujuan utama pendidikan IPA di SD adalah membentuk orang yang

memiliki kreativitas, berpikir kritis, menjadi warga negara yang baik, dan

menyadari adanya karir yang lebih luas (expanded carer awareness) (Winarni,

2009: 16).

IPA merupakan suatu cara untuk mengamati alam yang bersifat analisis,

lengkap, cermat serta menghubungkan antar satu fenomena dengan fenomena lain

sehingga membentuk perspektif yang baru tentang objek tertentu. Bila IPA

diajarkan dengan cara yang tepat maka IPA merupakan salah satu mata pelajaran

yang memberikan kesempatan berpikir kritis (Samatowa, 2006: 3). Pembelajaran

IPA diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis sehingga siswa

mampu mengembangkan kemampuan tersebut dengan optimal.

1 1
Salah satu contoh dalam isu kecerdasan pada saat ini adalah High Order

Thinking (HOT) yang merupakan bagian dari kemampuan berpikir kritis.

Morocco et al. dalam Abidin (2014: 8), menyebutkan pada abad-21 minimal ada 4

(empat) kompetensi belajar yang harus dikuasai yaitu kemampuan pemahaman

yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi, dan

berkomunikasi. Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi individu yang dapat

bersaing di era global saat ini maka pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar

sebaiknya diorentasikan kepada upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan

kemampuan berpikir kritis.

Menurut Ennis dalam Winarni (2012: 152) berpikir kritis adalah

kemampuan untuk mengorganisasi, menganalisis dan mengevaluasi argumen,

memecahkan masalah, membuat keputusan dan mempelajari konsep baru, dan

merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang

difokuskan untuk menentukan apa yang akan dikerjakan dan diyakini.

Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan

agar siswa di SD dapat memecahan masalah yang mereka hadapi di kehidupan

sehari-hari.

Pembelajaran IPA diarahkan pada masalah dunia nyata sebagai konteks

bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan memecahkan

masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata

pelajaran (Winarni, 2012: 9). Oleh karena itu diperlukan guru yang kritis dan

kreatif. Pembelajaran yang selama ini diterapkan guru belum mengoptimalkan

kemampuan berpikir kritis siswa. Proses pembelajaran yang diterapkan guru

2
cenderung kurang bermakna sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan guru

dan siswa tidak terlibat secara aktif dalam menggali pengetahuan.

Salah satu langkah awal menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa adalah dengan menciptakan pembelajaran yang bermakna dan

menyenangkan. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dapat

diwujudkan dengan menggunakan model atau media pembelajaran yang inovatif

dan kreatif, sehingga guru dituntut mampu dalam mengembangkan ide yang

kreatif serta pembelajaran yang inovatif dalam mengemas sebuah pembelajaran

yang menarik dan bermakna bagi siswa. Di antara model-model pembelajaran

yang inovatif dan kreatif yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa adalah model Learning Cycle.

Model Learning cycle atau siklus belajar merupakan rangkaian tahap-tahap

kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat

menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran

dengan jalan berperanan aktif (Ngalimun, 2014: 145). Learning cycle dapat

mengarahkan siswa sendiri secara aktif mengkontruksi atau membangun

pengetahuannya berdasarkan pengalaman nyata dalam pembelajaran sehingga

dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Model Learning Cycle sesuai pada teori konstruktivisme. Haryono (2013:

49-50), menyatakan teori konstruktivisme menekankan bahwa individu

membangun sendiri dalam pikiran mereka ide-ide tentang peristiwa alam dari

pengalaman sebelum mereka mendapat pelajaran IPA di sekolah. Menurut

Agustyaningrum (2011: 386) keuntungan diterapkannya model pembelajaran

3
learning cycle adalah (1) pembelajaran bersifat student centered; (2) informasi

baru dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (3) orientasi

pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan

masalah; (4) proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena mengutamakan

pengalaman nyata; (5) menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang

cenderung menghafal; dan (6) membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif.

Model Learning cycle merupakan model pembelajaran yang penting dan

perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA. Model Learning cycle dapat

menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, Udayani, et al. (2014) menyatakan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis IPA antara

kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model siklus belajar 5E dan kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa

kelas IV sekolah dasar di Desa Kalibukbuk.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian yang

berjudul: “Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V

SD Negeri Kota Bengkulu”.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian

dapat dirumuskan yaitu: “Apakah Terdapat Pengaruh Penggunaan Model Siklus

Belajar (Learning Cycle) 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kota Bengkulu?”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

“Untuk Mengetahui Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning Cycle)

5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas

V SD Negeri Kota Bengkulu”.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diberikan melalui penelitian ini, yaitu:

a. Membantu guru memilih pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang

tepat diterapkan kepada siswa SD selama pembelajaran berlangsung.

b. Menjadi bahan referensi bagi guru mengenai pendekatan, model, dan metode

pembelajaran yang tepat diterapkan dalam pembelajaran IPA.

c. Siswa diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis dalam

memecahkan masalah yang dihadapi.

d. Sebagai sumber informasi bagi guru mengenai bagaimana meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoretis

1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

a. Hakikat pembelajaran IPA

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan terjemahan dari natural science

yang bermakna ilmu yang mempelajari fenomena atau peristiwa yang ada di alam

ini. Menurut Winarni (2012: 8), IPA merupakan suatu cara untuk mengalami alam

yang bersifat analisis, lengkap, cermat serta menghubungkan antara satu

fenomena dengan fenomena lain sehingga membentuk perspektif yang baru

tentang objek tertentu. Pendidikan IPA mengarahkan siswa untuk menemukan dan

berbuat sehingga dapat membantu memperoleh pengalaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar dan dapat menciptakan suatu karya yang dapat bermanfaat

bagi masyarakat.

Menurut Winarni (2012: 13), hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1)

Sikap dalam pembelajaran IPA yang dimaksud adalah sikap ilmiah, yaitu rasa

ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab

akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur

yang benar; (2) Ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu prosedur pemecahan

masalah melalui metode ilmiah, seperti penyusunan hipotesis, perancangan

eksperimen, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) Ilmu

pengetahuan alam sebagai produk, yaitu suatu kumpulan hasil penelitian yang

telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai

6 6
kegiatan analitis berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) Aplikasi dalam

pembelajaran IPA, yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan dapat

menumbuhkan sikap ilmiah, seperti: sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak

tergesa-gesa, dan objektif terhadap fakta.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah

pengetahuan mengenai fenomena atau peristiwa yang terjadi di alam semesta.

Pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa konsep-konsep, fakta dan teori saja tetapi mementingkan bahwa

siswa belajar untuk menggunakan suatu proses penemuan dan hasil pembelajaran

IPA. Dalam proses pembelajaran IPA, keempat unsur (sikap, produk, proses, dan

aplikasi) diharapkan muncul, sehingga siswa dapat mengalami proses

pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan

pemecahan masalah dan metode ilmiah dalam menemukan fakta baru.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah,

seperti: sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan objektif

terhadap fakta.

b. Tujuan Pembelajaran IPA SD

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memberikan kesempatan

kepada siswa untuk melatih keterampilan proses IPA karena siswa dapat berpikir

dan siswa memiliki sikap ilmiah. Menurut Abrucasto dalam Winarni (2012: 10),

“Tujuan utama Pendidikan IPA di Sekolah Dasar (SD) adalah membentuk orang

7
yang memiliki kreativitas, berpikir kritis, menjadi warga negara yang baik, dan

menyadari adanya karir yang lebih luas (expanded career awareness).”

Diharapkan dengan diajarkannya pembelajaran IPA maka dapat meningkatkan

minat dalam diri anak-anak dan penghargaan terhadap dunia dimana mereka

hidup. Dalam pembelajaran IPA melatih siswa dalam kegiatan intelektual yang

kompleks dan siswa tidak hanya mengingat informasi saja.

Tujuan pembelajaran IPA di SD dalam Badan Nasional Standar

Pendidikan tahun 2006 dapat diuraikan seperti berikut ini:

“(1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2)
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan ,
teknologi, dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat kepurutsan;
(5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran
untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan; (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP”

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

IPA di SD yaitu siswa dapat memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan

Yang Maha Esa bahwa semua keindahan dan keberadaan alam merupakan

ciptaan-Nya sehingga siswa dapat menghargai ciptaan Tuhan. Dengan belajar

IPA, maka dapat membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan

keterampilan esensial sebagai warga negara, dan tujuan pembelajaran IPA dapat

membekali siswa untuk memiliki keterampilan pengetahuan untuk dapat menjaga

dan melestarikan lingkungan sekitar.

8
c. Karakteristik Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang telah diuji

kebenarannya melalui metode ilmiah. IPA sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri

sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Menurut Haryono (2013: 43) IPA memiliki

karakteristik, seperti: (1) proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera,

seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot; (2) belajar IPA

dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik) seperti observasi,

eksplorasi dan eksperimentasi; (3) belajar IPA memerlukan berbagai macam

alat,terutama untuk membantu pengamatan. (4) belajar IPA melibatkan kegiatan-

kegiatan temu ilmiah (misal seminar, konferensi atau simposium), studi

kepustakaan, mengunjungi suaatu objek, penyusunan hipotesesis, dan yang lainya;

(5) belajar IPA merupakan proses aktif yaitu eaktifan secara fisik saja tidak cukup

untuk belajar IPA, peserta didik juga harus memperoleh pengalaman berpikir

melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA.

Winarni (2012: 11), menyatakan bahwa pembelajaran khususnya IPA

haruslah memperhatikan tingkatan perkembangan mental siswa. Proses

pembelajaran IPA bergeser dan berpusat pada guru ke arah pembelajaran yang

lebih berpusat pada aktivitas siswa melalui pendekatan proses mental untuk

mengontruksikan dan mentransformasikan pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

mempelajari diri mereka sendiri dan alam sekitar, sehingga dalam pengembangan

lebih lanjut siswa dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.

9
Pembelajaran IPA tidak hanya sekedar informasi tentang fakta, konsep, prinsip,

hukum, akan tetapi IPA juga belajar tentang bagaimana cara memperoleh

informasi yang didapat dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA

di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan bukan hanya

hapalan kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan mengamati, diskusi, dan

penyelidikan sederhana, maka dalam pembelajaran IPA akan mendapat

pengalaman langsung bagi siswa.

2. Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E

a. Pengertian siklus belajar (learning cycle) 5E

Model siklus belajar (Learning cycle) merupakan rangkaian tahap-tahap

kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat

menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran

dengan jalan berperanan aktif (Ngalimun, 2014: 145). Model siklus belajar

pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus. Menurut Bybee dan sejawatnya

pada tahun 1996 dalam Science Curriculum Improvement Study (SCIS) siklus

belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme yang terdiri dari 5 tahap yaitu engagement (pelibatan),

selanjutnya tahap exploration (penyelidikan), tahap explanation (penjelasan),

kemudian tahap elaboration (penggalian) dan tahap evaluation (evaluasi) (Wena,

2016:170-171).

Model siklus belajar ini mempunyai salah satu tujuan yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengkostruksi pengetahuan dan pengalaman

10
mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna

dengan bekerja dan berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga

siswa dapat menguasai kompetensi–kompetensi yang harus dicapai dalam

pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukan bahwa model siklus belajar

(learning cycle) 5E adalah rangkaian tahapan yang diorganisasi sedemikian rupa

sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai

dalam pembelajaran dengan melalui 5 tahap yaitu engagement (pelibatan),

selanjutnya tahap exploration (penyelidikan), tahap explanation (penjelasan),

kemudian tahap elaboration (penggalian) dan tahap evaluation (evaluasi).

b. Tahap-tahap dalam siklus belajar (learning cycle) 5E

Menurut Ngalimun (2013: 146-147) dalam tahap engagement ini minat

dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan berusaha

dibangkitkan. Siswa diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang

akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Pada tahap exploration,

siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil

tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan

mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum

dan telaah literatur. Pada tahap explanation, guru harus mendorong siswa untuk

mempelajari konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi

dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa

menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari. Pada tahap elaboration,

11
siswa menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi problem solving. Pada

tahap akhir evaluation, dilakukan evaluasi terhadap efektivitas tahap-tahap

sebelumnya dan juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau

kompetensi siswa melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-

kadang mendorong siswa melakukan investigasi lebih lanjut.

Menurut Wena (2016: 171-172) terdapat beberapa tahap siklus belajar

yaitu: (1) Tahap Pelibatan (Engagement); (2) Tahap Penyelidikan

(Exploration); (3) Tahap Penjelasan (Explanation); (4) Tahap Penggalian

(Elaboration); dan (5) Tahap Evaluasi (Evaluation).

Secara operasional kegiatan siswa dari setiap tahap siklus belajar (learning

cycle) 5E adalah sebagai berikut: (1) Tahap Pelibatan (Engagement), meliputi: (a)

mengembangkan minat/rasa ingin tahu terhadap topik bahasan; (b) memberikan

respons terhadap pertanyaan guru; (c) berusaha mengingat pengalaman sehari-hari

dan menghubungkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas; (2) Tahap

Penyelidikan (Exploration), meliputi: (a) membentuk kelompok dan berusaha

bekerja dalam kelompok; (b) membuat prediksi baru; (c) mencoba alternatif

pemecahan dengan teman sekelompok, mencatat pengalaman, serta

mengembangkan ide-ide baru; (d) menunjukkan bukti dan memberi klarifikasi

terhadap ide-ide baru; (e) mencermati dan berusaha memahami penjelasan guru;

(3) Tahap Penjelasan (Explanation), meliputi: (a) mencoba memberikan

penjelasan terhadap konsep yang ditemukan; (b) menggunakan pengamatan dan

catatan dalam memberi penjelasan; (c) melakukan pembuktian terhadap konsep

yang diajukan; (4) Tahap Penggalian (Elaboration), meliputi: (a) menerapkan

12
konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan menggunakan label dan definisi

formal; (b) bertanya, mengusulkan pemecahan, membuat keputusan, melakukan

percobaan, dan pengamatan; (5) Tahap Evaluasi (Evaluation), meliputi: (a)

mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan

mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang

diperoleh sebelumnya; (b) mengambil kesimpulan lanjut atas situasi belajar yang

dilakukannya; (c) melihat dan menganalisis kekurangan/kelebihannya dalam

kegitatan pembelajaran.

Setiap tahap yang terstruktur dalam learning cycle 5E memiliki manfaat

yang positif bagi siswa karena mengindikasikan pembelajaran yang bersifat

student-centered. Proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan

dari guru ke siswa, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang

berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses

pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menghindarkan siswa dari cara

belajar tradisional yang cenderung menghafal.

Berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran bersiklus seperti yang

telah dipaparkan, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi

dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya

terhadap konsep yang dipelajari.

13
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Siklus Belajar (Learning cycle) 5E

1) Kelebihan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E

Sebagai suatu model pembelajaran, siklus belajar 5E (learning cycle)

memiliki beberapa kelebihan yaitu menurut Agustyaningrum (2011)

diterapkannya model pembelajaran learning cycle adalah (1) pembelajaran

bersifat student centered; (2) informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan yang

telah dimiliki siswa; (3) orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan

yang merupakan pemecahan masalah; (4) proses pembelajaran menjadi lebih

bermakna karena mengutamakan pengalaman nyata; (5) menghindarkan siswa

dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal; dan (6) membentuk siswa

yang aktif, kritis, dan kreatif.

Lebih lanjut, menurut Shoimin (2014: 61) kelebihan model pembelajaran

learning cycle adalah (1) meningkatkan motivasi belajar karena pembelajar

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran; (2) siswa dapat menerima

pengalaman dan dimengerti oleh orang lain; (3) siswa mampu mengembangkan

potensi individu yang berhasil dan berguna kratif, bertanggung jawab,

mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi;

(4) pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa model pembelajaran

siklus belajar (learning cycle) 5E membuat siswa dapat terlibat aktif dalam proses

pembelajaran sehingga membentuk siswa yang aktif, kritis dan kreatif dan

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

14
2) Kekurangan Model Siklus Belajar 5E (Learning Cycle)

Di samping kelebihan di atas model pembelajaran siklus belajar 5E

(learning cycle) juga memiliki beberapa kekurangan. menurut shoimin (2014:62)

siklus belajar 5e (learning cycle) memiliki beberapa kekurangan yaitu: (1)

efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-

langkah pembelajaran; (2) memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana

dan terorganisasi; (3) memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam

menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan kekurangan model siklus belajar (learning cycle) 5E maka

langkah yang dilakukan untuk meminimalisir kekurangan tersebut yaitu guru

dituntut untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan matang,

menguasai materi pelajaran, serta belajar untuk mengelola kelas yang lebih

terencana dan terorganisasi sehingga diharapkan pembelajaran yang diciptakan

nantinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis

siswa.

3. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Menurut Susanto (2014: 121), bahwa “berpikir kritis adalah suatu kegiatan

melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep

yang diberikan atau masalah yang dipaparkan.” Pemikir kritis tidak menerima

begitu saja cara mengerjakan sesuatu hanya karena selama ini memang begitulah

15
cara mengerjakannya, dan mereka juga tidak menganggap suatu pernyataan benar

karena orang lain membenarkannya.

Anggelo dalam Susanto (2014: 122) menyatakan bahwa “berpikir kritis

adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi

kegiatan menganalisis, menyintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya,

menyimpulkan, dan mengevaluasi.” Sedangkan menurut Scharfersman dalam

Winarni (2012: 152), bahwa “berpikir kritis merupakan hal yang harus diajarkan

kepada peserta didik, karena kemampuan berpikir kritis ini sangat diperlukan

untuk keberhasilan siswa dalam kehidupannya di dunia ini.”

Dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah salah satu kemampuan

yang harus dimiliki siswa untuk memecahkan suatu masalah yang disertai

pengkajian kebenaran berdasarkan penalaran tertentu sehingga siswa dapat

mengevaluasi apa yang dikatakan orang lain tanpa menerima begitu saja. Siswa

dapat membandingkan jawaban yang beragam dan mengenali bahwa adanya lebih

dari satu jawaban serta bertanya dan mengungkapkan pendapat dengan cara yang

masuk akal.

b. Pentingnya Keterampilan Berpikir Kritis

Menurut Susanto (2014:126) keterampilan berpikir kritis perlu

dikembangkan dalam diri siswa karena melalui keterampilan berpikir kritis, siswa

dapat lebih mudah memahami konsep, peka akan masalah yang terjadi sehingga

dapat memahami dan menyelesaikan masalah dan mampu mengaplikasikan

konsep dalam situasi yang berbeda.

16
Winarni (2012: 11) mengemukakan bahwa agar siswa menjadi literat atau

melek terhadap sains, maka mereka harus diberikan keterampilan agar mereka

dapat memahami dan memanfaatkan informasi, untuk itu diperlukan kemampuan

berpikir kritis.

Dari beberapa pendapat di atas, menunjukkan bahwa melalui kemampuan

berpikir kritis, siswa diarahkan untuk dapat memahami konsep, menyelesaikan

masalah sehingga dapat mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari serta

dapat memanfaatkan pengetahuan ilmiahnya dan memiliki kemampuan berpikir

(literat/melek ilmu).

c. Indikator Berpikir Kritis

Menurut Beyer dalam Winarni (2012: 154), bahwa keterampilan berpikir

kritis meliputi beberapa kemampuan sebagai berikut :

“(1) membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai

yang sulit diverifikasi (diuji kebenaranya); (2) membedakan antara informasi

tuntutan, atau alasan yang relevan dengan yang tidak relevan; (3) menentukan

kecermatan faktual (kebenaran) dari suatu pernyataan; (4) menentukan

kredibilitas (dapat dipercaya) dari suatu sumber; (5) mengidentifikasi tuntutan

atau argumen yang mendua; (6) mengidentifikasi asumsi yang tidak

dinyatakan; (7) mendeteksi bias (menemukan penyimpangan); (8)

mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika; (9) mengenali

ketidakkonsisten logika dalam suatu alur penalaran; (10) menentukan

kekuatan suatu argumen atau tuntutan.”

17
Sedangkan, menurut Ennis dalam Susanto (2013: 125-126) berpikir kritis

memiliki dua belas indikator keterampilan berpikir kritis yang dikelompokkan

dalam lima aspek keterampilan berpikir kritis, yaitu: (1) memberikan penjelasan

sederhana, meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya

dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan; (2)

membangun keterampilan dasar, meliputi: mempertimbangkan apakah sumber

dapat dipercaya, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil

observasi; (3) menyimpulkan, meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil

deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan

menentukan nilai pertimbangan; (4) memberikan penjelasan lanjut, meliputi:

mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi,

mengidentifikasi asumsi; dan (5) mengatur strategi dan taktik, meliputi:

menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Selain itu Winarni (2006: 23) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor

dan indikator berpikir kritis disajikan pada tabel 2.1 di bawah ini:

18
Tabel 2.1 Faktor dan Indikator Berpikir Kritis

No Faktor Indikator
1. Mengidentifikasi 1. Memberikan penyelesaian yang
pertanyaan terarah/memunculkan pertanyaan
2. Permasalahan yang terarah berdasarkan
informasi yang disajikan
2. Memberi argumen 1. Memberikan alasan yang sesuai
2. Menunjukan perbedaan atau persamaan
argumen utuh
3. Melakukan deduksi 1. Melakukan deduksi secara logis
berdasarkaan teori/konsep
2. Melakukan Interpretasi suatu pertanyaan
4. Melakukan induksi 1. Membuat generalisasi dari data
2. Membuat kesimpulan
3. Memberikan asumsi yang logis
5. Memutuskan 1. Memilih alternatif solusi
2. Menentukan alternatif solusi yang akan
dilaksanakan

Berdasarkan uraian di atas, maka aspek yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan menggunakan lima

aspek, yaitu: (1) memberikan penjelasan sederhana, meliputi: memfokuskan

pertanyaan; (2) membangun keterampilan dasar, meliputi: mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya; (3) menyimpulkan, meliputi: mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan;

(4) memberikan penjelasan lanjut, meliputi: mendefinisikan istilah dan

pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi; dan (5)

mengatur strategi dan taktik, meliputi: menentukan tindakan.

B. Kerangka Pikir

Untuk memenuhi tuntutan pembelajaran IPA yaitu siswa diarahkan pada

masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir

19
kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis

menggunakan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking) pada siswa sehingga

menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas. Menumbuhkan dan

mengmbangkan kemampuan berpikir kritis dapat diciptakan dengan

menggunakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Dari tuntutan ini

harapannya adalah implementasi dari model siklus belajar (Learning Cycle) 5E

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran

IPA.

Hakikat Pembelajaran IPA yaitu pengetahuan mengenai fenomena atau

peristiwa yang terjadi di alam semesta dan dalam proses pembelajaran IPA

terdapat empat unsur yaitu: sikap, produk, proses, dan aplikasi. Tujuan

Pembelajaran IPA yaitu dapat membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan

keterampilan esensial sebagai warga negara, dan tujuan pembelajaran IPA dapat

membekali siswa untuk memiliki keterampilan pengetahuan untuk dapat menjaga

dan melestarikan lingkungan sekitar. Karakteristik Pembelajaran IPA yaitu

Pembelajaran IPA tidak hanya sekedar informasi tentang fakta, konsep, prinsip,

hukum, akan tetapi IPA juga belajar tentang bagaimana cara memperoleh

informasi yang didapat dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran

siklus belajar (learning cycle) 5e merupakan (1) pembelajaran bersifat student

centered; (2) informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki

siswa; (3) orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang

20
merupakan pemecahan masalah; (4) proses pembelajaran menjadi lebih bermakna

karena mengutamakan pengalaman nyata; (5) menghindarkan siswa dari cara

belajar tradisional yang cenderung menghafal; dan (6) membentuk siswa yang

aktif, kritis, dan kreatif dicapai dalam pembelajaran dengan melalui 5 tahap yaitu

engagement (pelibatan), selanjutnya tahap exploration (penyelidikan), tahap

explanation (penjelasan), kemudian tahap elaboration (penggalian) dan tahap

evaluation (evaluasi).

Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan

menggunakan lima indikator, yaitu: (1) memberikan penjelasan sederhana,

meliputi: memfokuskan pertanyaan; (2) membangun keterampilan dasar, meliputi:

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya; (3) menyimpulkan, meliputi:

membuat dan menentukan nilai pertimbangan; (4) memberikan penjelasan lanjut,

meliputi: mengidentifikasi asumsi; dan (5) mengatur strategi dan taktik, meliputi:

menentukan tindakan.

Penggunaan model siklus belajar (Learning Cycle) 5E diharapkan

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir

kritis menjadi lebih baik merupakan harapan dari penelitian ini. Hal ini dapat

dilihat dari bagan kerangka pikir di bawah ini.

21
Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kota Bengkulu
1. Mencari informasi tentang fakta, konsep, prinsip, dan hukum dengan cara metode
ilmiah dan sikap ilmiah.
2. Proses pembelajaran IPA terdapat empat unsur yaitu sikap, produk, proses dan
aplikasi.
3. Diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis agar siswa di SD dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi di
kehidupan sehari-hari.

Model Siklus Belajar (Learning cycle) 5E Kemampuan


Berpikir Kritis
1. Student centered
2. Mengaitkan Informasi baru dengan pengetahuan (Ennis dalam Susanto,
yang telah dimiliki siswa. 2013: 125-126)
3. investigasi dan penemuan. 1. Memberikan
4. Menghindarkan cara belajar tradisional yang penjelasan secara
cenderung menghafal. sederhana
5. Pembelajaran lebih bermakna karena 2. Membangun
mengutamakan pengalaman nyata. keterampilan dasar
6. Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif. 3. Menyimpulkan
7. Pembelajaran melalui 5 tahap yaitu engagement 4. Memberikan
(pelibatan), exploration (penyelidikan), penjelasan lanjut
explanation (penjelasan), elaboration
5. Mengatur strategi
(penggalian) dan tahap evaluation (evaluasi).
dan taktik

Kemampuan Berpikir Kritis Menjadi Lebih Baik

Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E


Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Kelas V SD Negeri Kota Bengkulu

Bagan 2.1. Kerangka pikir

22
C. Asumsi Penelitian

Riduwan (2011: 9) menjelaskan fungsi asumsi dalam sebuah penelitian

merupakan titik pangkal penelitian dalam rangka penulisan hasil penelitian.

Berdasarkan hasil kajian secara teoritis dan penelitian yang relevan, maka peneliti

memiliki asumsi sebagai berikut: (1) pembelajaran IPA diarahkan pada masalah

dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan; (2)

pembelajaran yang mengarah untuk belajar tentang berpikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dapat

diterapkan melalui penggunaan model siklus belajar (learning cycle) 5E; (3)

model siklus belajar (learning cycle) 5E dapat menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu

penelitian (Fraenkel dalam Winarni, 2012: 87). Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis yang

akan diuji dalam penelitian ini, yaitu:

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan model siklus belajar (Learning Cycle)

5E terhadap kemampuan berpik ir kritis siswa.

23
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis, Metode, dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2012: 8) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan penelitian sistematis, logis, dan teliti untuk melakukan

kontrol terhadap kondisi dengan peneliti memanipulasi stimuli, kondisi

eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh akibat perlakuan (Winarni,

2011: 48). Menurut Gay dalam Emzir (2008: 63-64) penelitian eksperimen

merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar

hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab-akibat). Menurut Winarni (2011:

48) penelitian eksperimen bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan,

memprediksi kejadian dalam eksperimental, serta menarik generalisasi hubungan-

hubungan antar variabel.

24 24
3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest-Posttest Control Group

Design. Menurut Winarni (2011: 49) terdapat 2 kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan

perlakuan dan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Mengingat taraf

tercapainya syarat-syarat penelitian tidak cukup memadai karena terdapat variabel

yang tidak dapat dikontrol secara ketat, yakni pengacakan individu yang akan

dijadikan sampel penelitian. Maka penelitian ini dikategorikan penelitian

eksperimen semu dengan desain penelitian mengunakan The Matching Only

Pretest-Postest Control Group Design (Winarni, 2011: 53) dengan desain

penelitian seperti tabel di bawah ini:

Pelaksanaan pada kelas eksperimen O1 M X O2

Pelaksanaan pada kelas kontrol O3 M C O4

Gambar 3.1. Desain Penelitian

Keterangan:

O1: Pelaksanaan tes awal pada kelompok eksperimen.

O3: Pelaksanaan tes awal pada kelompok kontrol.

M : Pencocokan Subjek.

X: Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan

Model siklus belajar (Learning Cycle) 5E.

C: Kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

25
O2: Pelaksanaan tes akhir pada kelompok eksperimen.

O4: Pelaksanaan tes akhir pada kelompok kontrol.

Pada penelitian ini dilakukan pencocokan terhadap subjek dengan

melakukan uji homogenitas pada nilai ulangan semester II pada kedua sampel dan

materi pelajaran yang diberikan pada kedua sampel. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji hipotesis dengan rancangan di mana kelas-kelas sampel diberikan

perlakuan yang berbeda, dalam hal ini perlakuan tersebut menggunakan model

siklus belajar (Learning Cycle) 5E pada kelas eksperimen dan mengunakan

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi

merupakan kelompok yang menarik peneliti, kelompok tersebut oleh peneliti

dijadikan sebagai objek untuk meng generalisasikan hasil penelitian (Fraenkel dan

Wallen dalam Winarni, 2011: 94). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N Kota Bengkulu

yang berakreditasi A tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 42 SD dari 81 SD

Negeri di Kota Bengkulu yang terlampir pada lampiran 11 halaman 223.

26
2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi. Untuk menentukan kelas eksperimen

dan kontrol dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Menurut Winarni

(2011: 111), teknik purposive sampling merupakan teknik penarikan sampel yang

berorientasi pada pemilihan sampel di mana populasi dan tujuan yang spesifik

dari penelitian diketahui oleh peneliti sejak awal. Dalam pelaksanaan teknik

purposive sampling peneliti dapat memanfaatkan pengetahuan dan

pengalamannya dalam menentukan responden penelitian.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, terpilih kelas VB SD

Negeri 60 Kota Bengkulu sebagai kelas eksperimen dan kelas VB SD Negeri 51

Kota Bengkulu sebagai kelas kontrol. Pemilihan kedua SD Negeri tersebut karena

sekolah tersebut menerapkan kurikulum KTSP, dan terakreditasi A, serta struktur

bangunan tingkat 2 sehingga cocok untuk materi tentang siap siaga gempa bumi.

Sebelum penentuan sampel telah dilakukan uji homogenitas sampel. Peneliti

mengambil data nilai ulangan semester SD Negeri 60 Kota Bengkulu dan SD

Negeri 51 Kota Bengkulu pada mata pelajaran IPA semester ganjil tahun

2017/2018. Adapun hasil analisis data uji homogenitas sampel disajikan pada

Tabel 3.1.

27
Tabel 3.1 Data Hasil Uji Homogenitas Sampel

MATA PELAJARAN IPA


VARIABEL
SD Negeri 60 SD Negeri 51
Rata-Rata 77,20 78,18
Var 35,92 20,35
N 25 22
Fhitung 1,77
Ftabel 2,05
Kesimpulan Homogen
(Sumber: lampiran 2 halaman 79-81)

Berdasarkan Tabel 3.1 diperoleh hasil perhitungan Fhitung untuk mata

pelajaran IPA sebesar 1,77 dan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,05.

Sehingga Fhitung (1,77) < Ftabel (2,05) yang artinya bahwa data kedua sampel

homogen.

Berdasarkan hasil uji homogenitas sampel yang dilihat dari data nilai

ulangan mata pelajaran IPA. Setelah melakukan uji homogenitas, didapatkan hasil

bahwa kelas VB SD Negeri 60 Kota Bengkulu yang berjumlah 25 siswa sebagai

kelas eksperimen dengan menerapkan model siklus belajar (Learning Cycle) 5E

dan diperoleh kelas VB SD Negeri 51 Kota Bengkulu yang berjumlah 22 siswa

sebagai kelas kontrol dengan menerapkan model konvensional. Ujicoba instrumen

dilakukan pada kelas VA SD Negeri 02 Kota Bengkulu yang berjumlah 30 siswa

didasarkan SD Negeri 02 Kota Bengkulu telah melakukan pembelajaran siap siaga

gempa bumi.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan

varibel terikat. Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang

28
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen atau terikat. Sedangkan variabel terikat atau variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

varibel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model siklus belajar (Learning

Cycle) 5E. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan

berpikir kritis siswa.

D. Definisi Operasional

a. Pembelajaran IPA mengarahkan siswa untuk menemukan dan berbuat

sehingga dapat membantu memperoleh pengalaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar. Dalam penelitian ini menggunakan (SK 7. Memahami

perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber

daya alam), (KD 7.6. Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di

Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan).

b. Model siklus belajar (Learning Cycle) 5E terdiri dari tahapan-tahapan,

meliputi: tahap engagement (pelibatan), tahap exploration (penyelidikan),

tahap explanation (penjelasan), tahap elaboration (penggalian) dan tahap

evaluation (evaluasi)

c. Berpikir kritis adalah suatu kegiatan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking) melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang

berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan

sehingga mampu untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, dan

29
mempelajari konsep baru berdasarkan nalar yang difokuskan untuk

menentukan apa yang akan dikerjakan. Dengan lima indikator yaitu :

Memberikan penjelasan secara sederhana (memfokuskan pertanyaan),

membangun keterampilan dasar (mempertimbangkan apakah sumber dapat

dipercaya), menyimpulkan (membuat atau menentukan nilai pertimbangan),

memberikan penjelasan lanjut (mengidentifikasi asumsi), dan mengatur

strategi dan taktik (menentukan tindakan). Level kognitif yang digunakan

adalah level 3 (jenjang kognitif C4, C5, dan C6).

E. Instrumen Penelitian

Tes yang digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis siswa

berbentuk soal tes uraian berjumlah 7 soal, yang terdiri dari pretest dan posttest.

Soal tes diberikan kepada semua sampel sesuai dengan konsep yang diberikan

selama perlakuan berlangsung.

Sebelum peneliti melakukan uji validitas dari hasil uji coba di lapangan,

peneliti melakukan validasi ahli terlebih dahulu. Uji Validitas yang dilakukan

yaitu validitas instrumen penelitian oleh validator ahli. Validitas yang dilakukan

berupa lembar tes uraian yang berjumlah 7 butir soal. Dari 7 butir soal yang

dibuat, semua soal telah dinyatakan layak tetapi dengan perbaikan dan dapat

ditindaklanjuti karena telah mencakup seluruh aspek di dalam kisi-kisi yang telah

dibuat. Adapun kisi-kisi instrumen tes yang berbentuk uraian kemampuan berpikir

kritis disajikan pada Tabel 3.2.

30
Tabel 3.2. Rekapitulasi Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis

No. Dimensi dan Indikator Materi Level Nomor Skor


Berpikir kritis kognitif soal
1 Memberikan Penjelasan Gempa bumi Level 3 5 10
Secara Sederhana (C4-HOT)
(Memfokuskan
pertanyaan)
2 Membangun Gempa bumi Level 3 4 30
Keterampilan Dasar (C5-HOT)
(Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya)
3 Menyimpulkan Gempa bumi Level 3 1 10
(Membuat atau (C4-HOT)
menentukan nilai Level 3 2 8
pertimbangan) (C4-HOT)
Level 3 3 12
(C4-HOT)
4 Memberikan Penjelasan Rumah aman Level 3 7 16
Lanjut dan tidak (C4-HOT)
(mengidentifikasi asumsi) aman
terhadap
gempa bumi
5 Mengatur Strategi Dan Keterampilan Level 3 6 14
Taktik siaga bencana (C6-HOT)
(Menentukan tindakan)

Uji coba instrumen pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas V SD Negeri

02 Kota Bengkulu yang dilakukan sebanyak 1 kali. Uji coba instrumen penelitian

ini dilakukan pada kelompok yang telah mempelajari materi yang akan dijadikan

penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk melihat apakah soal tersebut

layak atau tidakuntuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil dari uji coba instrumen, maka diperoleh data validitas,

reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda butir soal uji coba tes kemampuan

berpikir kritis.

31
Untuk mengukur validitas soal menggunakan rumus korelasi product

moment. Berdasarkan perhitungan uji validitas tersebut dari 7 butir soal uji coba

yang telah diuji cobakan dan semua soal valid. Dari 7 soal tersebut, diperoleh

perhitungan satu butir soal berada pada rentang 0,2 – 0,39 termasuk ke dalam

kategori validitas rendah yaitu butir soal nomor 2. Dua butir soal berada pada

rentang 0,4 – 0,59 termasuk ke dalam kategori validitas cukup yaitu butir soal

nomor 6 dan 7. Empat butir soal berada pada rentang 0,6 – 0,79 termasuk ke

dalam kategori validitas tinggi yaitu butir soal nomor 1, 3, 4 dan 5. Perhitungan

secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 94-98.

Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas soal adalah dengan

menggunakan rumus korelasi product moment berikut:

∑ − (∑ )(∑ )
=
∑ − (∑ ) ∑ ² − ∑( )

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi tes yang disusun dengan kriteria
x = Skor masing-masing responden variabel X (tes yang disusun)
y = Skor masing-masing responden variabel Y (tes kriteria)
N = Jumlah responden
(Yusuf, 2016: 239)

Kriteria validitas:
Nilai r Kevalidan
0,8 - 1,0 Sangat tinggi
0,6 - 0,79 Tinggi
0,4 - 0,59 Cukup
0,2 - 0,39 Rendah
0,0 - 0,19 Sangat rendah
(Winarni, 2011: 193-194)

Gambar 3.2 Rumus korelasi product moment.

32
Setelah melakukan uji validitas soal, selanjutnya mengukur reliabilitas soal

menggunakan rumus Cronbach Alpha. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas

tersebut dari 7 soal yang valid, diperoleh data r11 adalah sebesar 0,711. Hasil ini

memberikan indikasi bahwa instrumen penelitian ini reliabel dan dapat digunakan.


r11 = 1−
Keterangan:
rll = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Dengan kriteria jika r11 > rtabel pada taraf signifikan 5%, berarti reliabel dan
jika r11 < rtabel pada taraf signifikan 5%, berarti tidak reliabel (Arikunto, 2013: 239).

Gambar 3.3 Rumus cronbach alpha.

Setelah melakukan uji reliabilitas, selanjutnya mengukur taraf kesukaran

soal. Berdasarkan perhitungan uji taraf kesukaran dari 7 butir soal tersebut,

diperoleh data hasil perhitungan yaitu satu butir soal berada pada rentang 0,7- 1,0

termasuk ke dalam kategori taraf kesukaran mudah yaitu butir soal nomor 2.

Enam butir soal berada pada rentang 0,3 – 0,69 termasuk ke dalam kategori taraf

kesukaran sedang yaitu butir soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, dan 7.

P=
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran:
P Indeks Kesukaran
0,0 – 0,29 Sukar
0,3 – 0,69 Sedang
0,7 – 1,0 Mudah
(Winarni, 2011 : 195).

Gambar 3.4 Rumus uji taraf kesukaran

33
Setelah mengukur taraf kesukaran, selanjutnya mengetahui daya pembeda

setiap butir soal. Berdasarkan perhitungan uji daya beda dari 7 butir soal tersebut,

diperoleh data hasil perhitungan lima butir soal berada pada rentang 0,2 – 0,39.

Hasil ini memberikan indikasi bahwa soal tersebut termasuk ke dalam kategori

daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, dan 6. Dua butir soal berada

pada rentang 0,0 – 0,19. Hasil ini memberikan indikasi bahwa soal tersebut

termasuk ke dalam kategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 4 dan 7.


D = −
Keterangan:
D = daya beda
JBA = jumlah menjawab benar kelompok atas
JBB = jumlah menjawab benar kelompok bawah
JA = banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah
Kriteria daya beda:
D Daya Beda
0,0 – 0,19 Jelek
0,2 – 0,39 Cukup
0,4 – 0,69 Baik
0,7 – 1,0 Baik Sekali
(Winarni, 2011 : 195)

Gambar 3.5 Rumus uji daya beda

Dari uji coba instrumen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bahwa

dari 7 butir soal uji coba yang telah diujikan, semua butir soal dikatakan valid

karena nilai rhitung lebih besar dari rtabel dengan butir soal nomor 2 dalam kategori

rendah, butir soal nomor 6 dan 7 dalam kategori cukup, dan butir soal nomor 1, 3,

4 dan 5 dalam kategori validitas tinggi. Setelah itu, soal yang valid diuji

reliabilitasnya dan dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi serta

menunjukkan bahwa instrumen penelitian dapat digunakan. Kemudian, 7 butir

soal dihitung taraf kesukarannya sehingga didapat satu butir soal dalam kategori

34
taraf kesukaran mudah dan enam butir soal dalam kategori taraf kesukaran

sedang. Pengujian instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang terakhir yaitu uji

daya beda dari 7 butir soal didapat butir soal nomor 4 dan 7 memiliki daya beda

jelek dan butir soal nomor 1, 2, 3, 5, dan 6 memiliki daya beda cukup.

Rekapitulasi hasil uji instrumen tes kemampuan berpikir kritis disajikan pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Butir Validitas Reliabilitas T. Kesukaran Daya Beda


soal Nilai Kategori Ket. Nilai Ket. Nilai Ket Nilai Ket

1 0,743 Tinggi Valid 0,580 Sedang 0,346 Cukup

2 0,387 Rendah Valid 0,820 Mudah 0,217 Cukup

3 0,686 Tinggi Valid 0,480 Sedang 0,372 Cukup

4 0,652 Tinggi Valid 0,711 Reliabel 0,440 Sedang 0,153 Jelek

5 0,721 Tinggi Valid 0,609 Sedang 0,395 Cukup

6 0,580 Cukup Valid 0,674 Sedang 0,212 Cukup

7 0,509 Cukup Valid 0,385 Sedang 0,175 Jelek

(Sumber: lampiran 4 halaman 94-98)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah tes dalam bentuk pretest dan posttest.

a. Pretest

Sudijono (2011: 69) menyatakan bahwa pretest dilaksanakan dengan

tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan

diajarkan telah dapat dikuasi oleh siswa. Jadi tes awal adalah tes yang

dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa. Pretest ini

35
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian merupakan sampel yang

berdistribusi normal dan homogen sehingga hasil penelitian yang diharapkan

benar-benar merupakan dampak dari perlakuan yang diberikan.

b. Posttest

Sudijono (2011: 70) menyatakan bahwa posttest atau tes akhir

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran

yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh siswa.

Soal tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang terpenting, yang telah

diajarkan kepada para siswa, naskah tes akhir dibuat sama dengan naskah tes

awal. Dengan demikian dapat diketahui apakah tes akhir lebih baik, sama, ataukah

lebih jelek daripada hasil tes awal. Jika hasil tes akhir itu lebih baik dari pada tes

awal, maka dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil

dengan sebaik-baiknya.

Soal pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis disajikan pada

lampiran 6 halaman 134, kunci jawaban, dan rubrik jawaban disajikan pada

lampiran 6 halaman 139, halaman 141.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji perbedaan dua

rata-rata (uji t), yang bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh yang

signifikan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran siklus

belajar (Learning Cycle) 5E dengan pembelajaran konvensional.

36
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap skor

pretest dan skor posttest. Pengolahan dan analisis data yang dilakukan meliputi

penentuan skor soal analisis statistik deskriptif, analisis uji prasyarat, dan uji

hipotesis gain skor menggunakan program Microsoft Excel 2007.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2016: 147-148) menyatakan bahwa statistik deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan apa

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Yang termasuk dalam analisis statistik deskriptif antara lain adalah

penyajian data melalui tabel, perhitungan skor rata-rata (mean), varians, dan lain-

lain.

a. Perhitungan Rata-rata (Mean)

Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata (mean) adalah :

Keterangan :
= Mean yang kita cari
∑f1 x1 = Jumlah dari hasil perkalian antara f1 pada tiap-tiap interval data
dengan tanda kelas (x1)
n = Jumlah data/ sampel
(Winarni, 2011:67)

Gambar 3.6. Rata-rata

b. Perhitungan Varian
Untuk menghitung varian, maka rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

37
n ∑ f x − (f x )
s =
n(n − 1)
Keterangan:
N = Banyak sampel
s = varian
∑ f x = jumlah dari hasil perkalian fi pada tiap-tiap interval data dengan
tanda kelas xi
(Arikunto, 2010: 227)

Gambar 3.7. Varian

c. Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan melalui tes tertulis.

Tes tertulis berbentuk uraian (pretest dan posttest) menuntut siswa mampu

mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari.

2. Analisis Uji Prasyarat

Langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data yaitu dengan

melakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Sampel harus memenuhi 2 (dua)

persyaratan yaitu berdistribusi normal dan bersifat homogen.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengolah data nilai pretest dan posttest

dalam menentukan apakah kelas yang telah diuji berdistribusi normal atau tidak.

Rumus pengujian ini dikenal dengan Chi Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah:

38
( )
x2= ∑

Di mana:
x2 = Uji chi kuadrat
O1 = Frekuensi

Ei = Frekuensi yang diharapkan

Gambar 3.8. Uji Chi Kuadrat

b. Uji Homogenitas

Apabila diketahui data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan uji homogenitas varian. Hipotesis statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut:

H0 : μ12 = μ22

Ha : μ12 ≥ μ22

H0 adalah hipotesis yang menyatakan skor kedua kelompok memiliki

varian yang sama, dan Ha adalah hipotesis yang menyatakan skor kedua kelompok

memiliki varian tidak sama.

Uji homogenitas dilakukan dengan menghitung statistik varian melalui

perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil antara kedua kelompok kelas

sampel. Sugiyono (2011:276) menyatakan rumus yang digunakan sebagai berikut:


F hitung =

Gambar 3.9. Fhitung

39
Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung lebih kecil dari

F tabel
pada pada taraf signifikan 5%. Secara metematis dituliskan Fhitung< Ftabel

pada derajat kebebasan (dk) pembilang (varian terbesar) dan derajat kebebasan

(dk) penyebut (varian terkecil).

3. Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011: 209) menyatakan analisis inferensial adalah

teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya

diberlakukan untuk populasi. Untuk data penelitian ini akan dianalisis

menggunakan uji-t dua sampel independent. Menurut Sugiyono (2011: 137-139),

bila n ≠ n dan varian homogen, maka pengujian hipotesis dapat menggunakan

rumus uji-t dengan pooled varian untuk dua sampel independent sebagai berikut:

̅ − ̅
=
( ) ( )
( + )
Keterangan:
t = nilai hitung
̅ = skor rata-rata kelompok 1
̅ = skor rata-rata kelompok 2
1 = jumlah sampel kelompok 1

2 = jumlah sampel kelompok 2

= varian kelompok 1
= varian kelompok 2
(Sugiyono. 2016: 196-197)

Gambar 3.10. Pooled Varian

40
Jika nilai thitung > ttabel pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = n1 +

n2 – 2, maka terdapat perbedaan yang signifikan. Lebih lanjut dalam Sugiyono

(2011: 153) menjelaskan bahwa bila asumsi t-test tidak terpenuhi (misalnya data

harus normal) maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik nonparametrik

dua sampel independen yaitu mengguna kan persamaan Mann-Whitney U- Test.

41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

rata rata pretest dan


Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata

posttest kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai

rata-rata pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis disajikan pada Gambar

4.1. berikut ini.

65,53
70
54,84
60

50 39,14
34,91
40 Kelas Eksperimen

30 Kelas Kontrol

20

10

0
Pretest Posttest

Gambar 4.1. Nilai Rata-rata


Rata Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis

Berdasarkan gambar di atas, hasil pretest kemampuan berpikir kritis siswa

menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan, hasil posttest kemampuan berpikir

kritis siswa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari perbedaan hasil pretest


test dan posttest

menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa pada kedua kelas meningkat.

42 42
Untuk mengetahui apakah perbedaan itu berbeda secara signifikan, maka

dianalisis menggunakan perhitungan uji statistik.

1. Hasil Analisis Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa

Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas pretest kemampuan

berpikir kritis disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Uji Normalitas dan Homogenitas Pretest Kemampuan Berpikir


Kritis

Pretest
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-rata 34,91 39,14
Standar Deviasi 12,87 9,96
Varian 165,69 99,21
n 25 22
Dk 24 21
χ2hitung 15,32 1,14
χ2tabel 37,65 33,92
Fhitung 1,67
Ftabel 2,05
(Sumber: lampiran 7 halaman 148-152)

Berdasarkan tabel di atas, hasil pretest menunjukkan nilai rata-rata pada

kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Setelah melakukan

perhitungan rata-rata, selanjutnya dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas

menggunakan rumus chi kuadrat. Data dikatakan normal jika hasil perhitungan

diperoleh nilai χ2hitung < χ2tabel. Berdasarkan Tabel 4.1, hasil pretest pada kelas

eksperimen menunjukkan bahwa nilai χ2hitung sebesar 15,32 (lampiran 7 halaman

43
148) dan χ2tabel sebesar 37,65 (lampiran 8 halaman 155) dan pada kelas kontrol

menunjukkan bahwa nilai χ2hitung sebesar 1,14 (lampiran 7 halaman 149) dan χ2tabel

sebesar 33,92 (lampiran 8 halaman 155) artinya χ2hitung < χ2tabel. Hasil ini

memberikan indikasi bahwa hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdistribusi normal.

Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas

menggunakan uji F. Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung <

Ftabel. Berdasarkan tabel 4.1, hasil pretest menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar

1,67 (lampiran 7 halaman 152) dan nilai Ftabel sebesar 2,05 (lampiran 8 halaman

156). Atinya status varian hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal

dari varian yang homogen.

2. Hasil Analisis Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa

Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas posttest kemampuan

berpikir kritis disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest Kemampuan Berpikir


Kritis
Posttest
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-rata 65,53 54,84
Standar Deviasi 14,06 11,27
Varian 197,67 126,98
n 25 22
Dk 24 21
2
χ hitung 1,18 24,81
2
χ tabel 37,65 33,92
Fhitung 1,56
Ftabel 2,05
(Sumber: lampiran 7 halaman 150-152)

44
Berdasarkan tabel di atas, hasil posttest menunjukkan nilai rata-rata pada

kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Setelah melakukan

perhitungan rata-rata, selanjutnya dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas

menggunakan rumus chi kuadrat. Data dikatakan normal jika hasil perhitungan

diperoleh nilai χ2hitung < χ2tabel. Berdasarkan tabel 4.2, hasil posttest pada kelas

eksperimen menunjukkan bahwa nilai χ2hitung sebesar 1,18 (lampiran 7 halaman

150) dan χ2tabel sebesar 37,65 (lampiran 8 halaman 155). Pada kelas kontrol

menunjukkan bahwa nilai χ2 hitung sebesar 24,81 (lampiran 7 halaman 151) dan

χ2tabel sebesar 33,92 (lampiran 8 halaman 15)5 artinya χ2hitung < χ2tabel. Hasil ini

memberikan indikasi bahwa hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol berdistribusi normal.

Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas

menggunakan uji F. Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung <

Ftabel. Berdasarkan tabel 4.2, hasil posttest menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar

1,56 (lampiran 7 halaman 152) dan nilai Ftabel sebesar 2,05 (lampiran 8 halaman

156). Artinya status varian hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

berasal dari varian yang homogen.

Karena kedua sampel berdistribusi normal dan homogen. Maka pengujian

ini menggunakan uji parametrik dengan menggunakan uji-t. Dalam perhitungan

Uji-t, apabila thitung < ttabel berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Demikian sebaliknya jika thitung > ttabel berarti

terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Perhitungan uji hipotesis gain skor disajikan pada tabel 4.3. berikut.

45
Tabel 4.3. Tabel Uji T Gain Skor
Uji T Gain Skor
Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-Rata 30,62 15,70
Varian 194,71 99,98
N 25 22
Df 45
thitung 4,17
ttabel 2,01
Kesimpulan Berbeda Signifikan
(Sumber: lampiran 7 halaman 153)

Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji-t gain skor menunjukkan bahwa nilai thitung

sebesar 4,17 (lampiran 7 halaman 153) lebih besar daripada nilai ttabel sebesar

2,01 (lampiran 8 halaman 157). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen yang

mengikuti pembelajaran dengan model siklus belajar (Learning Cycle) 5E dan

kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional.

3. Hasil Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Setiap Indikator Kemampuan


Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

a. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Setiap Indikator Kemampuan Berpikir


Kritis Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai rata-rata pretest dan posttest

setiap aspek kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest

dan posttest setiap aspek kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen disajikan

pada Gambar 4.2.

46
88,46
90,00

80,00 72,93
70,00 66,40
62,25
60,00 53,62
50,13
50,00
36,57 Pretest
40,00 32,64 Eksperimen
26,80
30,00

20,00 14,85
Posttest
10,00 Eksperimen

0,00

Gambar 4.2 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Setiap Indikator


Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar di atas, pada indikator memberikan penjelasan secara

sederhana nilai pretest eksperimen sebesar 26,80 dan nilai posttest eksperimen

sebesar 66,40 sehingga terjadi peningkatan sebesar 39,60.. Pada indikator

membangun keterampilan dasar nilai pretest eksperimen


en sebesar 32,64 dan nilai

posttest eksperimen sebesar 50,13 sehingga terjadi peningkatan sebesar 17,49.

Pada indikator menyimpulkan nilai pretest eksperimen sebesar 53,63 dan nilai

posttest eksperimen sebesar


seb 72,93 sehingga terjadi peningkatan sebesar 19,31.

Pada indikator memberikan penjelasan lanjut nilai pretest eksperimen sebesar

47
14,85 dan nilai posttest eksperimen sebesar 62,25 sehingga terjadi peningkatan

sebesar 47,40. Pada indikator mengatur strategi dan taktik nilai pretest eksperimen

sebesar 36,57 dan nilai posttest eksperimen sebesar 88,46 sehingga terjadi

peningkatan sebesar 51,89.

Berdasarkan hasil peningkatan nilai rata-rata pretest eksperimen dan

posttest eksperimen dapat diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata skor atau

gain skor tertinggi terjadi pada aspek mengatur strategi dan taktik yaitu sebesar

51,89 dan peningkatan nilai rata-rata skor atau gain skor terendah terjadi pada

aspek membangun keterampilan dasar yaitu sebesar 17,49.

b. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Setiap Indikator Kemampuan Berpikir


Kritis Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai rata-rata pretest dan posttest

setiap indikator kemampuan berpikir kritis di kelas kontrol. Nilai rata-rata pretest

dan posttest setiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol disajikan

pada Gambar 4.3.

48
70,00
62,40
57,98
60,00
50,80 51,20
47,60 47,60
50,00 44,34
Pretest
40,00 Kontrol
29,60

30,00
Posttest
24,40 Kontrol
20,00 14,00

10,00

0,00
Memberikan Membangun Menyimpulkan Memberikan Mengatur
Penjelasan Keterampilan Penjelasan Strategi Dan
Secara Dasar Lanjut Taktik
Sederhana

Gambar 4.3. Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Setiap Indikator


Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar di atas, pada indikator memberikan penjelasan secara

sederhana nilai pretest kontrol sebesar 47,60 dan nilai posttest kontrol sebesar

50,80 sehingga terjadi peningkatan sebesar 3,20. Pada indikator membangun

keterampilan dasar nilai pretest kontrol sebesar 24,40 dan nilai posttest kontrol

sebesar 29,60 sehingga terjadi peningkatan sebesar 5,20.. Pada indikator

menyimpulkan nilai pretest kontrol sebesar 47,60 dan nilai posttest kontrol

sebesar 57,98 sehingga


ehingga terjadi peningkatan sebesar 10,38.. Pada indikator

memberikan penjelasan lanjut nilai pretest kontrol sebesar 14,00 dan nilai

posttest kontrol sebesar 51,20 sehingga terjadi peningkatan sebesar 37,20


37,20. Pada

ni pretest kontrol sebesar 44,34 dan nilai


indikator mengatur strategi dan taktik nilai

posttest kontrol sebesar 62,40 sehingga terjadi peningkatan sebesar 18,06


18,06.

49
Berdasarkan hasil peningkatan nilai rata-rata pretest kontrol dan posttest

kontrol dapat diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata skor atau gain skor

tertinggi terjadi pada indikator memberikan penjelasan lanjut yaitu sebesar 37,20

dan peningkatan nilai rata-rata skor atau gain skor terendah terjadi pada indikator

memberikan penjelasan secara sederhana yaitu sebesar 3,20.

Berdasarkan hasil nilai rata-rata posttest pada semua indikator kemampuan

berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada

indikator memberikan penjelasan secara sederhana terjadi peningkatan kelas

eksperimen sebesar 39,60 dan kelas kontrol sebesar 3,20. Pada indikator

membangun keterampilan dasar terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar

17,49 dan kelas kontrol sebesar 5,20. Pada indikator menyimpulkan terjadi

peningkatan kelas eksperimen sebesar 19,31 dan kelas kontrol sebesar 10,38. Pada

indikator memberikan penjelasan terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar

47,40 dan kelas kontrol sebesar 37,20. Pada indikator mengatur strategi dan taktik

terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar 51,89 dan kelas kontrol sebesar

18,06.

Hasil nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 34,91 dan nilai rata-

rata posttest kelas eksperimen sebesar 65,53 menunjukkan gain nilai rata-rata

pada kelas eksperimen sebesar 30,62. Hasil nilai rata-rata pretest kelas kontrol

sebesar 34,44 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 48,26 menunjukkan

gain nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 13,82. Artinya kemampuan berpikir

kritis pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen

yang menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) 5E berpengaruh

50
signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa daripada kelas kontrol yang

menerapkan model konvensional.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan pada

kemampuan berikir kritis siswa antara kelas eksperimen yang menerapkan model

siklus belajar (Learning Cycle) 5E dengan kelas kontrol yang menerapkan model

konvensional. Model siklus belajar (Learning Cycle) 5E mempengaruhi

kemampuan berpikir kritis siswa ini terlihat dari hasil kemampuan berpikir kritis

pretest dan posttest yang menunjukkan hasil posttest lebih baik dibandingkan

dengan pretest. Berdasarkan hasil nilai rata-rata posttest pada semua indikator

kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol.

Kemampuan berpikir kritis terdiri dari lima indikator, yaitu: (1)

memberikan penjelasan secara sederhana (memfokuskan pertanyaan); (2)

membangun keterampilan dasar (mempertimbangkan apakah sumber dapat

dipercaya); (3) menyimpulkan (membuat atau menentukan nilai pertimbangan);

(4) memberikan penjelasan lanjut (mengidentifikasi asumsi); dan (5) mengatur

strategi dan taktik (menentukan tindakan).

Pada indikator memberikan penjelasan secara sederhana (memfokuskan

pertanyaan) terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar 39,60 dan kelas kontrol

sebesar 3,20. Pada indikator membangun keterampilan dasar (mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya) terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar

17,49 dan kelas kontrol sebesar 5,20. Pada indikator menyimpulkan (membuat

51
atau menentukan nilai pertimbangan) terjadi peningkatan kelas eksperimen

sebesar 19,31 dan kelas kontrol sebesar 10,38. Pada indikator memberikan

penjelasan lanjut (mengidentifikasi asumsi) terjadi peningkatan kelas eksperimen

sebesar 47,40 dan kelas kontrol sebesar 37,20. Pada indikator mengatur strategi

dan taktik (menentukan tindakan) terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar

51,89 dan kelas kontrol sebesar 18,06.

Hasil yang didapat berdasarkan tes kemampuan berpikir kritis siswa

menunjukkan hasil yang berbeda-beda pada setiap butir soal tes. Pada indikator

mengatur strategi dan taktik (menentukan tindakan) terjadi peningkatan yang

signifikan dikarenakan instrumen yang dibuat peneliti berupa butir soal tes yang

telah disediakan data/fakta berupa gambar konkret sehingga siswa lebih mudah

dalam mengerjakan soal yang diberikan bukan berupa kata-kata yang abstrak bagi

siswa. Hal ini menyebabkan hasil yang didapat siswa pada indikator mengatur

strategi dan taktik (menentukan tindakan) tinggi dibandingkan dengan indikator

kemampuan berpikir kritis lainnya.

Terdapatnya pengaruh yang signifikan penggunaan model siklus belajar

(Learning Cycle) 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dikarenakan

dalam pembelajaran IPA menggunakan model siklus belajar (Learning Cycle) 5E

siswa terlibat secara aktif dan siswa melakukan percobaan Gempa bumi/Lezatnya

Gempa langsung serta mengeksplorasi pengetahuannya sehingga siswa mampu

membangun kebiasaan berpikir kritis siswa berdasarkan pengalamannya. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan Haryono (2013: 43) bahwa belajar IPA

dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik) seperti observasi,

52
eksplorasi dan eksperimentasi dan belajar IPA merupakan proses aktif yaitu

keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, peserta didik juga harus

memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Astutik (2012) menunjukkan bahwa

Pembelajaran IPA dengan model siklus belajar (Learning Cycle 5E) dengan

eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri

Patrang I Jember dan tingkat aktivitas siswa dengan penerapan model siklus

belajar (Learning Cycle 5E) siswa kelas VB di Sekolah Dasar Negeri Patrang I

Jember mencapai nilai rata-rata 83,17% yang dikategorikan sangat aktif.

Model siklus belajar (Learning Cycle) 5E dapat mempengaruhi

kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Model siklus belajar

(Learning Cycle) 5E lebih menekankan pada pengaitan antara

pengalaman/pengetahuan awal dan lingkungan siswa dengan pokok bahasan yang

diajarkan sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Siswa dituntun

untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan dan

berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut. Namun, sebelum mengambil

suatu keputusan dalam memecahkan permasalahan siswa tentu harus memiliki

alur berpikir yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan teori yang ada dan

kenyataan yang ada di lingkungan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Apriyanti

(2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis IPA

antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model siklus belajar (Learning

Cycle) 5E dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional

dengan hasil analisis uji thitung sebesar 7,159 dan ttabel sebesar 1,995.

53
Langkah-langkah model siklus belajar (Learning Cycle) 5E berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu langkah engangment

berpengaruh terhadap indikator memberikan penjelasan sederhana (memfokuskan

pertanyaan). Langkah exploration berpengaruh terhadap indikator membangun

keterampilan dasar (mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya).

Langkah explanation berpengaruh terhadap indikator menyimpulkan (membuat

atau menentukan nilai pertimbangan). Langkah elaboration berpengaruh terhadap

indikator memberikan penjelasan lanjut (mengidentifikasi asumsi). Langkah

evalution berpengaruh terhadap indikator mengatur strategi dan taktik

(menentukan tindakan).

Langkah pertama yaitu engangment. Pada tahap ini guru menyajikan

powerpoint tentang gempa bumi/rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan

gempa serta siap siaga gempa bumi untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa

sehingga siswa menanggapi secara positif dengan mengajukan pertanyaan

berdasarkan powerpoint yang disajikan. Setelah muncul pertanyaan maka siswa

lain terstimulasi untuk menjawab pertanyaan yang muncul serta siswa mengingat

pengalaman dan menghubungkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.

Kemudian, siswa membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang. Ketika

siswa berhasil mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan tentang gempa

bumi secara bersamaan mereka mengingat pengalaman dan menghubungkan

dengan topik pembelajaran sehingga berdampak pada kemampuan berpikir kritis

siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan indikator memberikan penjelasan

sederhana (memfokuskan pertanyaan). Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin

54
(2014: 61) model pembelajaran learning cycle dapat (1) meningkatkan motivasi

belajar karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran; (2)

siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain; (3) siswa

mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna kreatif,

bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap

perubahan yang terjadi; (4) pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Langkah engangment terdiri dari aktivitas yaitu (1) guru menyajikan

powerpoint tentang gempa bumi/ rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan

gempa serta siap siaga gempa bumi untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa; (2)

guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan powerpoint

yang disajikan; (3) siswa mengajukan pertanyaan tentang gempa bumi/ rumah

aman dan tidak aman pada daerah rawan gempa serta siap siaga gempa bumi; (4) siswa

lain menjawab pertanyaan sementara; (5) siswa mengingat pengalaman dan

menghubungkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas; dan (6) siswa

membentuk kelompok dengan beranggotakan 4 orang. Sejalan dengan hasil

penelitian Winarni, dkk (2018: 72) menunjukkan bahwa dengan stimulasi, siswa

dihadapkan pada sesuatu yang dapat menimbulkan tanda tanya kemudian

melanjutkannya namun tidak memberikan generalisasi untuk meningkatkan

keinginan untuk menyelidikinya sendiri. Keterwakilan aktivitas pada langkah

engangment pertemuan 1 dan pertemuan 2 disajikan pada lampiran 9 halaman 158

dan halaman 166.

Langkah kedua yaitu exploration. Pada tahap ini siswa mencari referensi

untuk merumuskan jawaban sementara setelah itu siswa menerima secara tertib

55
Lembar Kerja Siswa dan logistik pembelajaran berupa alat dan bahan percobaan

gempa bumi/Lezatnya Gempa dan kelompok menentukan dasar diskusi memakai

penjelasan alternatif pemecahan masalah serta guru membimbing siswa

melakukan percobaan Gempa bumi/Lezatnya Gempa berdasarkan LKS sehingga

melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Senada dengan pendapat Kasmadi

dalam Taniredja (2011: 25) mengemukakan bahwa diskusi dalam pembelajaran

mempunyai maksud untuk melibatkan siswa sebagai komponen sistem,

menstimulasi dan memotivasi siswa, melatih agar kritis dalam menganalisa, dan

mengembangkan kemampuan bekerja sama. Hal ini dibuktikan dengan

peningkatan indikator membangun keterampilan dasar (mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya). Langkah exploration terdiri dari aktivitas yaitu

(1) guru meminta siswa mencari referensi untuk merumuskan jawaban sementara;

(2) guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan logistik pembelajaran; (3)

kelompok menentukan dasar diskusi memakai penjelasan alternatif pemecahan

masalah; (4) setiap kelompok dibimbing guru melakukan percobaan Gempa

bumi/Lezatnya Gempa berdasarkan LKS. Keterwakilan aktivitas pada langkah

exploration pertemuan 1 dan pertemuan 2 disajikan pada lampiran 9 halaman 161

dan halaman 169.

Langkah ketiga yaitu explanation. Pada tahap ini kelompok menjelaskan

konsep yang ditemukan secara kritis dengan mempresentasikan hasil percobaan

Gempa bumi/Lezatnya Gempa di depan kelas sehingga siswa mampu untuk

membuat atau menentukan nilai pertimbangan konsep yang ditemukan secara

kritis. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan indikator menyimpulkan (membuat

56
atau menentukan nilai pertimbangan). Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto

(2014: 126) keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan dalam diri siswa

karena melalui keterampilan berpikir kritis, siswa dapat lebih mudah memahami

konsep, peka akan masalah yang terjadi sehingga dapat memahami dan

menyelesaikan masalah dan mampu mengaplikasikan konsep dalam situasi yang

berbeda. Langkah explanation yaitu Kelompok menjelaskan konsep yang

ditemukan secara kritis. Keterwakilan aktivitas pada langkah explanation

pertemuan 1 dan pertemuan 2 disajikan pada lampiran 9 halaman 163 dan

halaman 171.

Langkah keempat yaitu elaboration. Pada tahap ini siswa memilih

penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data atau bukti ketika

mengeksplorasi situasi baru dan guru memberikan pemantapan materi pelajaran.

Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu memberi penjelasan serta

mepertimbangkan data atau bukti ketika mengeksplorasi situasi baru. Hal ini

diperkuat oleh Wena (2011: 172) bahwa diharapkan siswa tidak hanya mendengar

keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis,

mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari. Hal ini dibuktikan

dengan peningkatan indikator memberikan penjelasan lanjut (mengidentifikasi

asumsi). Langkah elaboration terdiri atas aktivitas yaitu siswa memilih penjelasan

alternatif dan mempertimbangkan data atau bukti ketika mengeksplorasi situasi

baru dan guru memberikan pemantapan materi pelajaran Keterwakilan aktivitas

pada langkah elaboration pertemuan 1 dan pertemuan 2 disajikan pada lampiran 9

halaman 164 dan halaman 172.

57
Langkah kelima yaitu evaluation. Pada tahap ini siswa melakukan evaluasi

diri, merenungkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta siswa dan guru

secara bersama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Pada tahap

ini siswa diarahkan untuk menentukan langkah apa yang akan diambil setelah

merenungkan kelebihan dan kekurangan yang dumiliki serta mampu mengambil

kesimpulan berdasarkan pengalaman belajar yang telah dilewati siswa dan

kelompok aktif menerima penghargaan. Guru memberikan penguatan atau

motivasi. Penguatan yang dilakukan guru berupa ancungan jempol, dan

memberikan penghargaan (reward) kepada kelompok yang terbaik. Kegiatan ini

dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk memperoleh yang terbaik. Hal ini

diperkuat oleh Sardiman (2016: 94) mengemukakan bahwa apabila ada siswa

yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian

dengan bentuk reinforcement (penguatan) yang positif dan sekaligus merupakan

motivasi yang baik sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan

mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

Sejalan dengan itu, Winarni (2018, 132) yaitu setiap kelompok yang

mampu menunjukkan prestasi akan memperoleh reward sehingga anggota

kelompok akan mempunyai ketergantungan positif yang akan memunculkan

tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan intrapersonal dari

setiap anggota kelompok. Hal ini diperkuat dengan penelitian Ernata (2017: 781),

pemberian reward dan punishment dapat memberikan pengaruh besar terhadap

motivasi belajar siswa. Strategi yang tepat akan mempengaruhi proses

pembelajaran semakin meningkat secara terus menerus mencapai hasil yang

58
maksimal. Untuk itu guru senantiasa berupaya memotivasi peserta didik agar

mereka lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu caranya

dengan cara memberikan reward dan punishment yang bersifat mendidik.

Persentase tinggi ditunjukkan dari hasil penelitian di mana 73% peserta didik

merasa senang jika pekerjaan/tugas yang dilaksanakan mendapatkan penghargaan

dari Bapak/Ibu Gurunya. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan indikator

mengatur strategi dan taktik (menentukan tindakan). Langkah evaluation terdiri

atas aktivitas yaitu (1) Siswa melakukan evaluasi diri; (2) siswa memahami

kekurangan dan kelebihannya dalam pembelajaran; (3) siswa dan kelompok aktif

menerima penghargaan; dan (4) siswa bersama guru menyimpulkan materi

pelajaran. Keterwakilan aktivitas pada langkah evaluation pertemuan 1 dan

pertemuan 2 disajikan pada lampiran 9 halaman 165 dan halaman 173.

59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji-t gain skor menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar

4,16 lebih besar daripada nilai ttabel sebesar 2,01. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Siklus

Belajar (Learning Cycle) 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada

Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kota Bengkulu. Langkah-langkah model

siklus belajar (Learning Cycle) 5E berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa, yaitu langkah engangment berpengaruh terhadap indikator

memberikan penjelasan sederhana, langkah exploration berpengaruh terhadap

indikator membangun keterampilan dasar, langkah explanation berpengaruh

terhadap indikator menyimpulkan, langkah elaboration berpengaruh terhadap

indikator memberikan penjelasan lanjut, dan langkah evalution berpengaruh

terhadap indikator mengatur strategi dan taktik.

B. Saran

1. Bagi guru, dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dapat hendaknya

mengoptimalkan langkah model siklus belajar (Learning Cycle) 5E pada

langkah engangment dapat meningkatkan indikator memberikan penjelasan

sederhana (memfokuskan pertanyaan). Langkah exploration dapat

meningkatkan indikator membangun keterampilan dasar (mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya). Langkah explanation dapat meningkatkan

indikator menyimpulkan (membuat atau menentukan nilai pertimbangan).

60 60
Langkah elaboration dapat meningkatkan indikator memberikan penjelasan

lanjut (mengidentifikasi asumsi). Langkah evalution dapat meningkatkan

indikator mengatur strategi dan taktik (menentukan tindakan).

2. Bagi peneliti lain (yang akan menindak lanjuti penelitian ini) disarankan,

dalam penyusunan instrumen uji coba penelitian kemampuan berpikir kritis

disarankan sesuai dengan tingkatan indikator yaitu memberikan penjelasan

sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan

penjelasan lanjut, dan mengatur strategi dan taktik.

61
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus, (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


2013, Bandung: PT. Refika Aditama.

Agustyaningrum, N., (2011), Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle


5E unyuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman, Prosiding Jurusan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY, ISBN: 978-979-16353-6-3, Hal: 376-387.
Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/7389/1/p-34.pdf. Diunduh pada
tanggal 6 Februari 2018.

Apriyanti, Dantes, Partadjaya, (2013), Pengaruh Model Siklus Belajar 5E


Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA Siswa Kelas V Di SD
Penarukan. Jurnal Pendidikan Ganesha, No. 01 Vol. 01. Tersedia:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jjpgsd/article/view/703.
Diunduh 25 Mei 2018.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi,
Jakarta: Rineka Cipta.

Astutik, Sri., Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle 5E) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran Sains Di
Sekolah Dasar Negeri Patrang I Jember. Jurnal Ilmu Pendidikan
Sekolah Dasar Universitas Jember, Vol. 01 No. 02, Hal: 143-153,
Tersedia:
https://scholar.google.co.id?q=jurnal+astutik+meningkatkan+hasil+bela
jar+siswa+dengan+model+siklus+belajar. Diunduh 25 Mei 2018.

Emzir, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif,


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ernata, Yusvidha, (2017), Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui


Pemberian Reward Dan Punishment Di SDN Ngaringan 05
Kec.Gandusari Kabupaten Blitar, Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan SD, Vol. 5 No. 2. Tersedia:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp2sd/article/download/4828/496
2. Diunduh tanggal 15 Oktober 2018.

Haryono, (2013), Pembelajaran IPA yang menarik dan mengasyikkan: Teori dan
Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Kepel Press.

62
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.

Ridwan, (2011), Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta.

Shoimin, Aris, (2014). 68 Model Pembelajaran inovatif dalam kurikulum


2013,Yogyakarta: Ar-Ruuz Media.

Sudijono, A., (2011), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:


Alfabeta.

Susanto, A., (2013), Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Kencana.

Taniredja, T., Efi M. F. & Sri H., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif
dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

Trianto, (2008), Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
Prestasi Pustaka.

Udayani, et al., (2014), Pengaruh Model Siklus Belajar 5E Terhadap Kemampuan


Berpikir Kritis IPA Siswa Kelas IV SD Di Desa Kalibukbuk. Tersedia:
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/3119/25
89. Diunduh 31 Januari 2018.

Wena, Made, (2016). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu


Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Winarni E. W., Purwandari E., Lusa H., & Dadi S., (2018), The Impact of
Thematic Learning Integrated ICT in Tabot Bengkulu as Cultural
Ceremony toward Social Interaction Knowledge in Elementary School,
Asian Journal of Education and Training, Vol. 4, No. 2, 70-74, ISSN:
2519-5387.

Winarni, E. W., (2018), Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran Kreatif dan


Inovatif, Bengkulu: FKIP UNIB.

Winarni, E. W., (2012), Inovasi dalam Pembelajaran IPA, Bengkulu: FKIP


UNIB.

Winarni, E. W., (2011), Penelitian Pendidikan, Bengkulu: FKIP UNIB.

63
Winarni, E. W., (2009), Mengajar IPA secara Bermakna. Bengkulu: UNIB
PRESS.

Winarni, E. W., (2006), Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Pemahaman


Konsep IPA-Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Sikap Ilmiah
Siswa Kelas V SD dengan Tingkat Kemampuan Akademik Berbeda di
Kota Bengkulu, Disertasi, Universitas Negeri Malang, tidak
dipublikasikan.

Yusuf, M., (2016), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan, Jakarta: Prenadamedia Group.

64
RIWAYAT HIDUP

Mutiara Harmaida lahir di Bintuhan, 27 Mei 1997,


merupakan anak kedua dari enam bersaudara pasangan
Bapak Restu Kurnia dan Ibu Susi Muharti . Memeluk
agama Islam, memiliki satu kakak perempuan, satu adik
laki-laki, dan tiga adik perempuan. Penulis bertempat
tinggal di Jalan Merawan RT. 30 RW. 8 No. 82
Kelurahan Sawah Lebar Baru Kecamatan Ratu Agung
Kota Bengkulu. Menempuh pedidikan secara formal di
SD Negeri 51 Kota Bengkulu lulus pada tahun 2008, dilanjutkan di SMP Negeri
21 Kota Bengkulu lulus pada tahun 2011, kemudian dilanjutkan lagi di SMA
Negeri 06 Kota Bengkulu mengambil jurusan IPA serta lulus pada tahun 2014.
Pada tahun 2014 melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan diterima
melalui jalur SNMPTN di S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan
Universitas Bengkulu. Pada tahun 2017 mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Air Putih Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah dari 12
Juni s/d 12 Agustus 2017. Kemudian melakukan Praktik Pengalaman Lapangan
(Magang III) di SD Negeri 60 Kota Bengkulu dari bulan September 2017 sampai
dengan November 2017. Terakhir penulis melakukan penelitian dengan judul
penelitian “Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V
SD Negeri Kota Bengkulu”.

65
Surat Izin Penelitian Dari Prodi PGSD Ke FKIP

66
Surat Permohonan Izin Validator

67
Lembar Hasil Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

68
Lembar Hasil Validasi RPP

69
Lembar Masukan RPP

70
Surat Izin Uji Coba Instrumen Penelitian Di SD Negeri 02 Kota Bengkulu

71
Surat Izin Penelitian dari Fakultas KIP UNIB

72
Surat Izin Penelitian dari SD Negeri 60 Kota Bengkulu

73
Surat Izin Penelitian dari SD Negeri 51 Kota Bengkulu

74
Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

75
Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Bengkulu

76
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Negeri 60 Kota Bengkulu

77
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Negeri 51 Kota Bengkulu

78
NILAI ULANGAN SEMESTER SISWA KELAS VB
SD NEGERI 60 BENGKULU MATA PELAJARAN IPA
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017/2018

No. Nama Siswa Nilai


1 Siswa VB1 82
2 Siswa VB2 76
3 Siswa VB3 89
4 Siswa VB4 66
5 Siswa VB5 78
6 Siswa VB6 76
7 Siswa VB7 80
8 Siswa VB8 88
9 Siswa VB9 70
10 Siswa VB10 77
11 Siswa VB11 92
12 Siswa VB12 76
13 Siswa VB13 76
14 Siswa VB14 76
15 Siswa VB15 76
16 Siswa VB16 78
17 Siswa VB17 76
18 Siswa VB18 80
19 Siswa VB19 70
20 Siswa VB20 70
21 Siswa VB21 76
22 Siswa VB22 78
23 Siswa VB23 70
24 Siswa VB24 78
25 Siswa VB25 76
JUMLAH 1930
NILAI MAX 92
NILAI MIN 66
SELISIH 26
RATA-RATA 77,20
SD 5,99
VAR 35,92

79
NILAI ULANGAN SEMESTER SISWA KELAS VB
SD NEGERI 51 BENGKULU MATA PELAJARAN IPA
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017/2018

No. Nama Siswa Nilai


1 Siswa VB1 70
2 Siswa VB2 80
3 Siswa VB3 80
4 Siswa VB4 80
5 Siswa VB5 80
6 Siswa VB6 70
7 Siswa VB7 80
8 Siswa VB8 75
9 Siswa VB9 80
10 Siswa VB10 80
11 Siswa VB11 75
12 Siswa VB12 80
13 Siswa VB13 80
14 Siswa VB14 80
15 Siswa VB15 85
16 Siswa VB16 85
17 Siswa VB17 75
18 Siswa VB18 75
19 Siswa VB19 80
20 Siswa VB20 75
21 Siswa VB21 85
22 Siswa VB22 70
JUMLAH 1720
NILAI MAX 85
NILAI MIN 70
SELISIH 15
RATA-RATA 78,18
SD 4,51
VAR 20,35

80
UJI HOMOGENITAS NILAI ULANGAN SEMESTER GANJIL
KELAS VB SD NEGERI 60 DAN SD NEGERI 51

MATA PELAJARAN IPA


VARIABEL
SD Negeri 60 SD Negeri 51
Rata-Rata 77,20 78,18
Var 35,92 20,35
n 25 22
Fhitung 1,77
Ftabel 2,05
Kesimpulan Homogen

81
KISI-KISI SOAL UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Kurikulum yang Diacu : KTSP 2006
Jumlah Soal : 7 (tujuh)
Bentuk Soal : Uraian
No. Dimensi dan Indikator Kompetensi Materi Indikator Soal Level Bentuk Nomor
Berpikir kritis Dasar Kognitif Soal Soal
1 Memberikan Penjelasan 7.6. Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 5
Secara Sederhana Mengidentifikasi sumber yang berbeda, siswa dapat (C4-HOT)
(Memfokuskan pertanyaan) peristiwa alam merumuskan masalah dalam bentuk
yang terjadi di kalimat.
2 Membangun Indonesia dan Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 4
Keterampilan Dasar dampaknya bagi sumber yang berbeda, siswa dapat (C5-HOT)
(Mempertimbangkan makhluk hidup memberi argumentasi tentang sumber
apakah sumber dapat dan lingkungan informasi mana yang dapat dipercaya
dipercaya) atau tidak.

82
3 Menyimpulkan Gempa bumi Disajikan informasi tentang gempa bumi, Level 3 Uraian 1
(Membuat atau siswa dapat menyimpulkan definisi (C4-HOT)
menentukan nilai gempa bumi.
pertimbangan)

Gempa bumi Disajikan informasi tentang jenis-jenis Level 3 Uraian 2


gempa bumi, siswa dapat menyimpulkan (C4-HOT)
jenis-jenis gempa bumi.

Gempa bumi Disajikan informasi tentang gempa bumi Level 3 Uraian 3


tektonik dan gempa bumi vulkanik, siswa (C4-HOT)
dapat menyimpulkan perbedaan gempa
bumi tektonik dengan gempa bumi
vulkanik

83
4 Memberikan Penjelasan Rumah aman Disajikan gambar rumah permanen dan Level 3 Uraian 7
Lanjut dan tidak rumah tidak permanen, siswa dapat (C4-HOT)
(mengidentifikasi asumsi) aman mendiagnosis rumah yang aman di
terhadap daerah rawan gempa bumi.
gempa bumi

5 Mengatur Strategi Dan Keterampilan Disajikan gambar langkah-langkah Level 3 Uraian 6


Taktik siaga penyelamatan gempa bumi ketika di (C6-HOT)
(Menentukan tindakan) bencana dalam kelas, siswa dapat menyimpulkan
langkah apa yang akan dilakukan jika
berada di dalam kelas.

84
SOAL UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Nama : …………………………….
Kelas : …………………………….
Hari dan Tanggal : …………………………….
SDN : …………………………….

Jawablah semua pertanyaan dengan jelas pada lembar jawaban!

Perhatikan informasi di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1, 2,


dan 3!

Bengkulu merupakan salah satu wilayah yang sering rawan gempa bumi.
Gempa bumi itu bermacam-macam. Berdasarkan gelombang atau getaran
gempa, gempa bumi terbagi menjadi gempa bumi primer dan gempa bumi
sekunder. Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan, gempa bumi
buatan, dan gempa bumi vulkanik. Berdasarkan kedalaman, gempa bumi
terbagi menjadi gempa bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa
bumi dangkal.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gempa bumi?


Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

2. Kemukakan jenis-jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya!


Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

85
3. Apa perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 4 dan 5!


TEKS 1

Gempa Bumi

Gempa bumi berupa getaran atau guncangan yang terjadi karena pergerakan
lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam
itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah
yang dikelilingi lautan luas. Gempa bumi terjadi karena pergeseran lapisan bawah bumi
dan letusan gunung yang dahsyat. Peristiwa gempa bumi terjadi begitu cepat dengan
dampak yang begitu hebat dan akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran
gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan
bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

TEKS 2

Gempa Bumi

Gempa bumi berupa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan


antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Ketika
gempa bumi terjadi, timbullah guncangan/getaran yang diakibatkan oleh lepasnya
energi/kekuatan dalam bentuk gelombang. Gelombang tersebut dapat melewati
batuan, tanah atau media lainnya. Benda-benda yang ada di permukaan bumi menjadi
ikut bergetar/berguncang. Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap seberapa besar
kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Bila perambatan gelombang melalui tanah
lunak, maka getaran yang dirasakan di permukaan tanah akan lebih besar
dibandingkan dengan pusat gempa yang berada pada kondisi tanah keras atau lapisan
batuan. Gempa bumi ini dapat menyebabkan kerusakan alam seperti rusaknya
bangunan-bangunan dan jalan-jalan yang berdampak pada keselamatan manusia.

86
4. Berdasarkan kedua teks di atas:
a. Menurut kamu, teks mana yang benar memberikan informasi tentang
gempa bumi?
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
b. Jelaskan, apakah semua informasi benar?

Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

c. Berdasarkan teks yang kamu pilih, tunjukkan bagian teks yang benar
memberikan informasi gempa bumi? Kemukakan alasanmu!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

5. Berdasarkan teks yang kamu pilih, kemukakan fakta-fakta yang kamu


temukan dalam bentuk kalimat (2 kalimat)!
Jawab:
a. ________________________________________________________________
________________________________________________________________
b. ________________________________________________________________
________________________________________________________________

87
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 6!

Gambar A Gambar B

Gambar C

6. Berdasarkan gambar di atas:


a. Gambar mana merupakan langkah penyelamatan diri saat gempa bumi
terjadi di dalam kelas?

Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

b. Berdasarkan gambar yang kamu pilih, tulislah keterangan pada gambar!

Jawab:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

88
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7!

(a) Rumah Permanen (b) Rumah Tidak Permanen


7. Berdasarkan kedua gambar di atas, menurutmu jenis rumah mana yang aman
untuk dibangun di daerah rawan gempa bumi? Mengapa?

Jawab: _____________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

89
KUNCI JAWABAN UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Nomor Jawaban Skor Bobot
Soal Maksimal
1 Gempa bumi adalah
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar 10 1
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
2 Gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi
tumbukan, gempa bumi runtuhan, 10 0,8
gempa bumi buatan, dan gempa
bumi vulkanik.
3 Perbedaan gempa bumi tektonik
dengan gempa bumi vulkanik
adalah Gempa Bumi tektonik
disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran 10 1,2
lempeng-lempeng tektonik secara
mendadak sedangkan gempa bumi
vulkanik akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus.
4 a. Teks yang benar memberikan
informasi tentang gempa bumi
adalah teks 2
b. Tidak, tidak semua informasi 10 3
benar.
c. Bagian teks yang benar
memberikan informasi tentang
gempa bumi adalah isi teks yang

90
berisikan fakta-fakta bukan
yang berisikan pendapat-
pendapat.
5 a. Gempa bumi berupa
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
b. Gempa bumi ini dapat 10 1
menyebabkan kerusakan alam
seperti rusaknya bangunan-
bangunan dan jalan-jalan yang
berdampak pada keselamatan
manusia.
6 a. Gambar A dan Gambar C
b. Gambar A yaitu sembunyi di
kolong meja 10 1,4
Gambar C yaitu berlari ke luar
kelas dengan menggunakan tas
di kepala
7 Jenis rumah yang aman untuk
dibangun untuk di daerah rawan
gempa bumi adalah rumah gambar
b yaitu rumah tidak permanen
karena jika terjadi bencana gempa 10 1,6
bumi kerusakan yang ditimbulkan
tidak terlalu berat dan reruntuhan
bangunan tidak separah yang
terjadi pada rumah permanen.

91
RUBRIK JAWABAN UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

KATA KUNCI
No . Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1,2,3,4,6,7 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul tiga kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci kunci kunci
5 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci namun tidak kunci lengkap kunci namun
lengkap tidak lengkap

EFEKTIFITAS
No. Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1-7 Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa singkat, Bahasa singkat,
kurang sistematis, kurang kurang sistematis, kurang kurang sistematis, jelas, sistematis, jelas, sistematis, jelas,
jelas, tidak memiliki makna, jelas, memiliki makna, memiliki makna, dan memiliki makna, memiliki makna, dan
dan jawaban belum dan jawaban belum jawaban kurang dan jawaban belum jawaban benar/tepat.
benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat.

92
No. Semua Kata Kunci
1. 1. Gempa bumi
2. Berguncangnya bumi
3. Tumbukan antar lempeng bumi
4. Patahan aktif
5. Runtuhan batuan
2. 1. Tektonik
2. Tumbukan
3. Buatan
4. Vulkanik
3. 1. Perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik
2. Tektonik
3. Pergeseran lempeng-lempeng tektonik
4. Vulkanik
5. Sebelum gunung api meletus
4. 1. Teks 2
2. Tidak semua informasi benar
3. Isi Teks
4. Berisikan fakta-fakta
5. Berisikan pendapat-pendapat
5. 1. Gempa bumi
2. Kerusakan
6. 1. Gambar A
2. Gambar C
3. Gambar A yaitu sembunyi di kolong meja
4. Gambar C yaitu berlari ke luar kelas dengan tas di kepala
7. 1. Jenis rumah yang aman
2. rumah gambar b
3. rumah tidak permanen
4. kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu berat
5. tidak separah yang terjadi pada rumah permanen

93
UJI VALIDITAS

Nomor Butir Soal


No. Nama Y
1 2 3 4 5 6 7
1 Siswa 1 3 4,8 2,4 9 7 11,2 3,2 40,6
2 Siswa 2 8 8 0 9 7 9,8 12,8 54,6
3 Siswa 3 2 8 2,4 6 2 11,2 3,2 34,8
4 Siswa 4 3 6,4 3,2 12 2 8,4 12,8 47,8
5 Siswa 5 2 8 4 12 4 5,6 4 39,6
6 Siswa 6 8 6,4 2,4 18 10 12,8 14,4 72
7 Siswa 7 8 8 2,4 6 3 11,2 4,8 43,4
8 Siswa 8 3 6,4 2,4 6 7 11,2 12,8 48,8
9 Siswa 9 2 8 0 9 0 5,6 0 24,6
10 Siswa 10 8 6,4 10,8 18 8 14 8 73,2
11 Siswa 11 8 8 10,8 18 8 14 6,4 73,2
12 Siswa 12 8 2,4 9,6 15 3 5,6 6,4 50
13 Siswa 13 8 4 10,8 15 9,8 5,6 6,4 59,6
14 Siswa 14 8 1,6 6 15 8 5,6 3,2 47,4
15 Siswa 15 3 8 3,6 9 7 5,6 6,4 42,6
16 Siswa 16 3 8 4,8 9 8 8,4 8 49,2
17 Siswa 17 10 8 12 12 7 11,2 8 68,2
18 Siswa 18 3 1,6 4,8 12 7 5,6 3,2 37,2
19 Siswa 19 3 1,6 2,4 12 2 5,6 3,2 29,8
20 Siswa 20 8 8 2,4 15 2 12,6 3,2 51,2
21 Siswa 21 3 8 7,2 12 8 14 6,4 58,6
22 Siswa 22 8 8 10,8 15 7 11,2 11,2 71,2
23 Siswa 23 10 8 9,6 24 7 11,2 3,2 73
24 Siswa 24 8 8 9,6 12 8 5,6 6,4 57,6
25 Siswa 25 8 8 9,6 12 8 11,2 8 64,8
26 Siswa 26 4 3,2 2,4 12 2 9,8 0 33,4
27 Siswa 27 8 8 4,8 15 10 12,6 8 66,4
28 Siswa 28 4 8 10,8 18 7 11,2 3,2 62,2
29 Siswa 29 4 8 6 18 4 5,6 3,2 48,8
30 Siswa 30 8 8 4,8 21 10 9,8 4,8 66,4
ƩX 174 196,8 172,8 396 182,8 283 184,8 1590,2
r hitung 0,743 0,387 0,686 0,652 0,721 0,580 0,509
r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Kriteria T R T T T C C
Status VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

94
UJI RELIABILITAS

Nomor Butir Soal Skor Kuadrat


No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 Total Skor Total
1 Siswa 1 3 4,8 2,4 9 7 11,2 3,2 40,6 1648,36
2 Siswa 2 8 8 0 9 7 9,8 12,8 54,6 2981,16
3 Siswa 3 2 8 2,4 6 2 11,2 3,2 34,8 1211,04
4 Siswa 4 3 6,4 3,2 12 2 8,4 12,8 47,8 2284,84
5 Siswa 5 2 8 4 12 4 5,6 4 39,6 1568,16
6 Siswa 6 8 6,4 2,4 18 10 12,8 14,4 72 5184
7 Siswa 7 8 8 2,4 6 3 11,2 4,8 43,4 1883,56
8 Siswa 8 3 6,4 2,4 6 7 11,2 12,8 48,8 2381,44
9 Siswa 9 2 8 0 9 0 5,6 0 24,6 605,16
10 Siswa 10 8 6,4 10,8 18 8 14 8 73,2 5358,24
11 Siswa 11 8 8 10,8 18 8 14 6,4 73,2 5358,24
12 Siswa 12 8 2,4 9,6 15 3 5,6 6,4 50 2500
13 Siswa 13 8 4 10,8 15 9,8 5,6 6,4 59,6 3552,16
14 Siswa 14 8 1,6 6 15 8 5,6 3,2 47,4 2246,76
15 Siswa 15 3 8 3,6 9 7 5,6 6,4 42,6 1814,76
16 Siswa 16 3 8 4,8 9 8 8,4 8 49,2 2420,64
17 Siswa 17 10 8 12 12 7 11,2 8 68,2 4651,24
18 Siswa 18 3 1,6 4,8 12 7 5,6 3,2 37,2 1383,84
19 Siswa 19 3 1,6 2,4 12 2 5,6 3,2 29,8 888,04
20 Siswa 20 8 8 2,4 15 2 12,6 3,2 51,2 2621,44
21 Siswa 21 3 8 7,2 12 8 14 6,4 58,6 3433,96

95
22 Siswa 22 8 8 10,8 15 7 11,2 11,2 71,2 5069,44
23 Siswa 23 10 8 9,6 24 7 11,2 3,2 73 5329
24 Siswa 24 8 8 9,6 12 8 5,6 6,4 57,6 3317,76
25 Siswa 25 8 8 9,6 12 8 11,2 8 64,8 4199,04
26 Siswa 26 4 3,2 2,4 12 2 9,8 0 33,4 1115,56
27 Siswa 27 8 8 4,8 15 10 12,6 8 66,4 4408,96
28 Siswa 28 4 8 10,8 18 7 11,2 3,2 62,2 3868,84
29 Siswa 29 4 8 6 18 4 5,6 3,2 48,8 2381,44
30 Siswa 30 8 8 4,8 21 10 9,8 4,8 66,4 4408,96
Jumlah 174 196,8 172,8 396 182,8 283 184,8 1590,2 90076,04
Jumlah
Kuadrat 1228 1443 1397 5796 1355 2941 1544 90076,04
σ2 7,293 5,052 13,393 18,960 8,039 9,051 13,532
∑σ2 75,320
∑σ2t 192,828
r11 0,711

96
TARAF KESUKARAN

Nomor Butir Soal Skor


No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Siswa 1 3 4,8 2,4 9 7 11,2 3,2 40,6
2 Siswa 2 8 8 0 9 7 9,8 12,8 54,6
3 Siswa 3 2 8 2,4 6 2 11,2 3,2 34,8
4 Siswa 4 3 6,4 3,2 12 2 8,4 12,8 47,8
5 Siswa 5 2 8 4 12 4 5,6 4 39,6
6 Siswa 6 8 6,4 2,4 18 10 12,8 14,4 72
7 Siswa 7 8 8 2,4 6 3 11,2 4,8 43,4
8 Siswa 8 3 6,4 2,4 6 7 11,2 12,8 48,8
9 Siswa 9 2 8 0 9 0 5,6 0 24,6
10 Siswa 10 8 6,4 10,8 18 8 14 8 73,2
11 Siswa 11 8 8 10,8 18 8 14 6,4 73,2
12 Siswa 12 8 2,4 9,6 15 3 5,6 6,4 50
13 Siswa 13 8 4 10,8 15 9,8 5,6 6,4 59,6
14 Siswa 14 8 1,6 6 15 8 5,6 3,2 47,4
15 Siswa 15 3 8 3,6 9 7 5,6 6,4 42,6
16 Siswa 16 3 8 4,8 9 8 8,4 8 49,2
17 Siswa 17 10 8 12 12 7 11,2 8 68,2
18 Siswa 18 3 1,6 4,8 12 7 5,6 3,2 37,2
19 Siswa 19 3 1,6 2,4 12 2 5,6 3,2 29,8
20 Siswa 20 8 8 2,4 15 2 12,6 3,2 51,2
21 Siswa 21 3 8 7,2 12 8 14 6,4 58,6
22 Siswa 22 8 8 10,8 15 7 11,2 11,2 71,2
23 Siswa 23 10 8 9,6 24 7 11,2 3,2 73
24 Siswa 24 8 8 9,6 12 8 5,6 6,4 57,6
25 Siswa 25 8 8 9,6 12 8 11,2 8 64,8
26 Siswa 26 4 3,2 2,4 12 2 9,8 0 33,4
27 Siswa 27 8 8 4,8 15 10 12,6 8 66,4
28 Siswa 28 4 8 10,8 18 7 11,2 3,2 62,2
29 Siswa 29 4 8 6 18 4 5,6 3,2 48,8
30 Siswa 30 8 8 4,8 21 10 9,8 4,8 66,4
∑X 174 196,8 172,8 396 182,8 283 184,8 1590,2
RT 5,800 6,560 5,760 13,200 6,093 9,433 6,160
P 0,580 0,820 0,480 0,440 0,609 0,674 0,385
Keterangan Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

97
DAYA PEMBEDA

Nomor Butir Soal Skor


No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Siswa 10 8 6,4 10,8 18 8 14 8 73,2
2 Siswa 11 8 8 10,8 18 8 14 6,4 73,2
3 Siswa 23 10 8 9,6 24 7 11,2 3,2 73
4 Siswa 6 8 6,4 2,4 18 10 12,8 14,4 72
5 Siswa 22 8 8 10,8 15 7 11,2 11,2 71,2
6 Siswa 17 10 8 12 12 7 11,2 8 68,2
7 Siswa 27 8 8 4,8 15 10 12,6 8 66,4
8 Siswa 30 8 8 4,8 21 10 9,8 4,8 66,4
9 Siswa 25 8 8 9,6 12 8 11,2 8 64,8
10 Siswa 28 4 8 10,8 18 7 11,2 3,2 62,2
11 Siswa 13 8 4 10,8 15 9,8 5,6 6,4 59,6
12 Siswa 21 3 8 7,2 12 8 14 6,4 58,6
13 Siswa 24 8 8 9,6 12 8 5,6 6,4 57,6
14 Siswa 2 8 8 0 9 7 9,8 12,8 54,6
15 Siswa 20 8 8 2,4 15 2 12,6 3,2 51,2
16 Siswa 12 8 2,4 9,6 15 3 5,6 6,4 50
17 Siswa 16 3 8 4,8 9 8 8,4 8 49,2
18 Siswa 29 4 8 6 18 4 5,6 3,2 48,8
19 Siswa 8 3 6,4 2,4 6 7 11,2 12,8 48,8
20 Siswa 4 3 6,4 3,2 12 2 8,4 12,8 47,8
21 Siswa 14 8 1,6 6 15 8 5,6 3,2 47,4
22 Siswa 7 8 8 2,4 6 3 11,2 4,8 43,4
23 Siswa 15 3 8 3,6 9 7 5,6 6,4 42,6
24 Siswa 1 3 4,8 2,4 9 7 11,2 3,2 40,6
25 Siswa 5 2 8 4 12 4 5,6 4 39,6
26 Siswa 18 3 1,6 4,8 12 7 5,6 3,2 37,2
27 Siswa 3 2 8 2,4 6 2 11,2 3,2 34,8
28 Siswa 26 4 3,2 2,4 12 2 9,8 0 33,4
29 Siswa 19 3 1,6 2,4 12 2 5,6 3,2 29,8
30 Siswa 9 2 8 0 9 0 5,6 0 24,6
∑X 174 196,8 172,8 396 182,8 283 184,8 1590,2
JBA 7,643 7,486 8,143 15,643 8,200 11,014 7,657
JBB 4,188 5,750 3,675 11,063 4,250 8,050 4,850
D 0,346 0,217 0,372 0,153 0,395 0,212 0,175
Keterangan C C C J C C J

98
SILABUS KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN 1)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 60 Kota Bengkulu


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR


DASAR POKOK WAKTU
7.6. Mengidentifikasi Gempa 1. Siswa mengamati powerpoint Kognitif: 1x Muharam, A.,
peristiwa alam yang terjadi bumi yang berisi tentang gempa bumi pertemuan Rositawaty, S., (2008),
di Indonesia dan dampaknya untuk mengembangkan Prosedur: (3 x 35 Senang Belajar Ilmu
bagi makhluk hidup dan minat/rasa ingin tahu siswa Hasil menit) Pengetahuan Alam:
lingkungan. (mengamati). untuk Kelas V SD dan
2. Mengajukan pertanyaan tentang Teknik: MI, Jakarta : Pusat
gempa bumi (menanya, Tes Perbukuan, Departemen
menalar). kemampuan Pendidikan Nasional.
3. Siswa mengingat pengalaman berpikir
dan menghubungkan dengan kritis Azmiyawati, C.,

99
topik pembelajaran yang akan Omegawati, W. H.,
dibahas (menalar, Bentuk: Kusumawati, R.,
mengomunikasikan). lembar tes (2008), IPA 5
4. Siswa membentuk kelompok essay Salingtemas: untuk
dengan beranggotakan 4 orang kemampuan Kelas V SD/MI, Jakarta
(mengomunikasikan) berpikir : Pusat Perbukuan,
5. Kelompok menerima Lembar kritis Departemen Pendidikan
Kerja Siswa dan logistik Nasional.
pembelajaran
(mengomunikasikan). Wiyono, E., Sulistyanto,
6. Kelompok menentukan dasar H., 2008, Ilmu
diskusi memakai penjelasan Pengetahuan Alam:
alternatif pemecahan masalah untuk SD dan MI Kelas
(menalar) V, Jakarta : Pusat
7. Setiap kelompok melakukan Perbukuan, Departemen
percobaan Gempa bumi Pendidikan Nasional.
berdasarkan LKS (mencoba).
8. Kelompok menjelaskan konsep Puspadiningrum, D.,
yang ditemukan secara kritis (2016), Pengaruh
(menalar). Ekstrakurikuler
9. Siswa melakukan pembuktian Pendidikan
terhadap konsep yang diajukan Kepramukaan
(menalar, Terintegrasi Siaga
mengomunikasikan). Bencana Gempa Bumi
10. Siswa memilih penjelasan Terhadap Keterampilan
alternatif dan Tanggap Siaga Bencana
mempertimbangkan data atau Siswa SD Negeri Di
bukti ketika mengeksplorasi Kota Bengkulu: Skripsi

100
situasi baru (menalar, PGSD UNIB. Tidak
mengomunikasikan). dipublikasikan.
11. Siswa melakukan evaluasi diri
(mengomunikasikan). Kurikulum Tingkat
12. Siswa memahami kekurangan Satuan Pendidikan
dan kelebihannya dalam (KTSP) Kelas V.
pembelajaran (menalar, www.wartabencana.com
mengomunikasikan),
13. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
14. Siswa menerima pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
15. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).

101
SILABUS KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN 2)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Kota Bengkulu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
DASAR POKOK WAKTU
7.6. Mengidentifikasi Gempa 1. Siswa mengamati powerpoint Kognitif: 1x Muharam, A.,
peristiwa alam yang terjadi bumi yang berisi tentang rumah aman pertemuan Rositawaty, S., (2008),
di Indonesia dan dampaknya dan tidak aman pada daerah Prosedur: (3 x 35 Senang Belajar Ilmu
bagi makhluk hidup dan rawan gempa serta siap siaga Hasil menit) Pengetahuan Alam:
lingkungan. gempa bumi (mengamati). untuk Kelas V SD dan
2. Mengajukan pertanyaan tentang Teknik: MI, Jakarta : Pusat
rumah aman dan tidak aman Tes Perbukuan, Departemen
pada daerah rawan gempa serta kemampuan Pendidikan Nasional.
siap siaga gempa bumi berpikir kritis
(menanya, menalar). Azmiyawati, C.,
3. Siswa mengingat pengalaman Bentuk: Omegawati, W. H.,
dan menghubungkan dengan lembar tes Kusumawati, R.,
topik pembelajaran yang akan essay (2008), IPA 5
dibahas (menalar, kemampuan Salingtemas: untuk
mengomunikasikan). berpikir kritis Kelas V SD/MI, Jakarta
4. Siswa kembali pada kelompok : Pusat Perbukuan,
masing-masing Departemen Pendidikan
(mengomunikasikan) Nasional.
5. Kelompok menerima Lembar
Kerja Siswa dan logistik Wiyono, E., Sulistyanto,

102
pembelajaran H., 2008, Ilmu
(mengomunikasikan). Pengetahuan Alam:
6. Kelompok menentukan dasar untuk SD dan MI Kelas
diskusi memakai penjelasan V, Jakarta : Pusat
alternatif pemecahan masalah Perbukuan, Departemen
(menalar) Pendidikan Nasional.
7. Setiap kelompok melakukan
percobaan Lezatnya Gempa Puspadiningrum, D.,
berdasarkan LKS (mencoba). (2016), Pengaruh
8. Kelompok menjelaskan konsep Ekstrakurikuler
yang ditemukan secara kritis Pendidikan
(menalar). Kepramukaan
9. Siswa melakukan pembuktian Terintegrasi Siaga
terhadap konsep yang diajukan Bencana Gempa Bumi
(menalar, Terhadap Keterampilan
mengomunikasikan). Tanggap Siaga Bencana
10. Siswa memilih penjelasan Siswa SD Negeri Di
alternatif dan Kota Bengkulu: Skripsi
mempertimbangkan data atau PGSD UNIB. Tidak
bukti ketika mengeksplorasi dipublikasikan.
situasi baru (menalar,
mengomunikasikan). Kurikulum Tingkat
11. Siswa melakukan evaluasi diri Satuan Pendidikan
(mengomunikasikan). (KTSP) Kelas V.
12. Siswa memahami kekurangan www.wartabencana.com
dan kelebihannya dalam
pembelajaran (menalar,
mengomunikasikan),

103
13. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
14. Siswa menerima pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
15. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).

104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Kota Bengkulu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Materi Pokok : Gempa Bumi
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (6 x 35 menit)

A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam.

B. KOMPETENSI DASAR
7.6. Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan.

C. INDIKATOR
PERTEMUAN 1
7.6.1. Menyimpulkan definisi gempa bumi.
7.6.2. Menyimpulkan jenis-jenis gempa bumi.
7.6.3. Menyimpulkan perbedaan gempa bumi tektonik dengan vulkanik.
PERTEMUAN II
7.6.1. Mengidentifikasi rumah yang aman dan tidak aman di daerah rawan gempa
bumi.
7.6.2. Menyimpulkan langkah keterampilan siap siaga gempa bumi saat berada di
dalam kelas.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
1. Dengan melakukan percobaan tentang gempa bumi, siswa dapat
menyimpulkan definisi gempa bumi dengan tepat.

105
2. Dengan media powerpoint, siswa dapat menyimpulkan jenis-jenis gempa bumi
dengan benar.
3. Dengan penugasan, siswa dapat menyimpulkan perbedaan gempa bumi
tektonik dengan vulkanik dengan benar.
PERTEMUAN 2
1. Dengan penugasan, siswa dapat mengidentifikasi rumah yang aman dan tidak
aman di daerah rawan gempa bumi dengan benar.
2. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menyimpulkan langkah
keterampilan siap siaga gempa bumi saat berada di dalam kelas dengan benar.

E. MATERI PEMBELAJARAN
Gempa bumi (terlampir)

F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Model : Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Diskusi Kelompok, Percobaan.

G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media Pembelajaran
a. Powerpoint tentang gempa bumi
b. Teks lagu “Siap Siaga”
2. Alat/Bahan
PERTEMUAN 1

Alat Bahan
 Meja  Kertas
 Pena
 Pensil
 Kotak pensil

106
PERTEMUAN 2

Alat Bahan
 Piring plastik besar  Agar-agar keras dan lunak
 Piring plastik kecil  Tusuk gigi (sebagai tiang listrik)
 Sendok plastic  Benang wol (sebagai kabel listrik)
 Alat tulis

3. Sumber Belajar
Muharam, A., Rositawaty, S., (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam:
untuk Kelas V SD dan MI, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Azmiyawati, C., Omegawati, W. H., Kusumawati, R., (2008), IPA 5 Salingtemas:
untuk Kelas V SD/MI, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Wiyono, E., Sulistyanto, H., 2008, Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD dan MI
Kelas V, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Puspadiningrum, D., (2016), Pengaruh Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
Terintegrasi Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap Keterampilan
Tanggap Siaga Bencana Siswa SD Negeri Di Kota Bengkulu: Skripsi
PGSD UNIB. Tidak dipublikasikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas V SD/MI
www.wartabencana.com

107
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Langkah Alokasi
Model Siklus Deskripsi Kegiatan Waktu
Belajar
(Learning
Cycle) 5E
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa mengerjakan pretest.
4. Siswa bersama guru menyanyi lagu “Siap Siaga”
5. Siswa dan guru bertanya jawab tentang syair lagu,
menceritakan apa lagu tersebut?
6. Siswa mengemukakan informasi mengenai gempa
bumi.
7. Guru mengemukakan informasi tujuan pembelajaran.
8. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Engagment 1. Guru menyajikan powerpoint tentang gempa bumi
untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa. 70 menit
(mengamati).
2. Guru membimbing siswa untuk mengajukan
pertanyaan berdasarkan powerpoint yang disajikan
(mengomunikasikan).
3. Siswa mengajukan pertanyaan tentang gempa bumi
(menanya, menalar).
4. Siswa lain menjawab pertanyaan sementara
(menalar, mengomunikasikan).

108
5. Siswa mengingat pengalaman dan menghubungkan
dengan topik pembelajaran yang akan dibahas
(menalar, mengomunikasikan).
6. Siswa membentuk kelompok dengan beranggotakan 4
orang (mengomunikasikan)
Exploration 7. Guru meminta siswa mencari referensi untuk
merumuskan jawaban sementara
(mengomunikasikan).
8. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan logistik
pembelajaran (mengomunikasikan).
9. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai
penjelasan alternatif pemecahan masalah (menalar)
10. Setiap kelompok dibimbing guru melakukan
percobaan Gempa bumi berdasarkan LKS
(mengomunikasikan, mencoba).
Explanation 11. Setiap Kelompok menjelaskan konsep yang
ditemukan secara kritis (menalar).
Elaboration 12. Siswa memilih penjelasan alternatif dan
mempertimbangkan data atau bukti ketika
mengeksplorasi situasi baru (menalar,
mengomunikasikan).
13. Guru memberikan pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
Evaluation 14. Siswa melakukan evaluasi diri (mengomunikasikan).
15. Siswa memahami kekurangan dan kelebihannya
dalam pembelajaran (menalar, mengomunikasikan),
16. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
17. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).

109
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan evaluasi.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.

PERTEMUAN 2

Langkah Alokasi
Model Siklus Deskripsi Kegiatan Waktu
Belajar
(Learning
Cycle) 5E
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa diminta menyanyi lagu “Siap Siaga”
4. Siswa dan guru mereview pembelajaran sebelumnya.
5. Guru mengemukakan informasi tujuan pembelajaran.
6. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Engagment 1. Guru menyajikan powerpoint tentang berisi tentang
rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan 70 menit
gempa serta siap siaga gempa bumi untuk
menstimulasi rasa ingin tahu siswa (mengamati).
2. Guru membimbing siswa untuk mengajukan
pertanyaan berdasarkan powerpoint yang disajikan

110
(mengomunikasikan).
3. Siswa mengajukan pertanyaan tentang rumah aman
dan tidak aman pada daerah rawan gempa serta siap
siaga gempa bumi (menanya, menalar).
4. Siswa lain menjawab pertanyaan sementara
(menalar, mengomunikasikan).
5. Siswa mengingat pengalaman dan menghubungkan
dengan topik pembelajaran yang akan dibahas
(menalar, mengomunikasikan).
6. Siswa kembali pada kelompok masing-masing
(mengomunikasikan)
Exploration 7. Guru meminta siswa untuk mencari referensi untuk
merumuskan jawaban sementara
8. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan logistik
pembelajaran (mengomunikasikan).
9. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai
penjelasan alternatif pemecahan masalah (menalar)
10. Setiap kelompok dibimbing guru melakukan
percobaan Lezatnya Gempa berdasarkan LKS
(mengkomunikasikan, mencoba).
Explanation 11. Kelompok menjelaskan konsep yang ditemukan
secara kritis (menalar).
Elaboration 12. Siswa memilih penjelasan alternatif dan
mempertimbangkan data atau bukti ketika
mengeksplorasi situasi baru (menalar,
mengomunikasikan).
13. Guru memberikan pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
Evaluation 14. Siswa melakukan evaluasi diri (mengomunikasikan).
15. Siswa memahami kekurangan dan kelebihannya

111
dalam pembelajaran (menalar, mengomunikasikan),
16. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
17. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan posttest.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.

I. PENILAIAN
Kognitif:
Prosedur : Hasil
Teknik : Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Bentuk : Lembar Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis

Bengkulu, 25 Mei 2018


Peneliti

Mutiara Harmaida

112
SILABUS KELAS KONTROL (PERTEMUAN 1)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 51 Kota Bengkulu


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR


DASAR POKOK WAKTU
7.6. Mengidentifikasi Gempa 1. Guru menyajikan powerpoint Kognitif: 1x Muharam, A.,
peristiwa alam yang terjadi bumi pertemuan Rositawaty, S., (2008),
tentang gempa bumi untuk
di Indonesia dan dampaknya Prosedur: (3 x 35 Senang Belajar Ilmu
bagi makhluk hidup dan menstimulasi rasa ingin tahu Hasil menit) Pengetahuan Alam:
lingkungan. untuk Kelas V SD dan
siswa. (mengamati).
Teknik: MI, Jakarta : Pusat
2. Guru membimbing siswa untuk Tes Perbukuan, Departemen
kemampuan Pendidikan Nasional.
mengajukan pertanyaan
berpikir
berdasarkan powerpoint yang kritis Azmiyawati, C.,

113
disajikan (mengomunikasikan). Omegawati, W. H.,
Bentuk: Kusumawati, R.,
3. Siswa mengajukan pertanyaan
lembar tes (2008), IPA 5
tentang gempa bumi (menanya, essay Salingtemas: untuk
kemampuan Kelas V SD/MI, Jakarta
menalar).
berpikir : Pusat Perbukuan,
4. Siswa lain menjawab pertanyaan kritis Departemen Pendidikan
Nasional.
sementara (menalar,
mengomunikasikan). Wiyono, E., Sulistyanto,
H., 2008, Ilmu
5. Siswa membentuk kelompok
Pengetahuan Alam:
dengan beranggotakan 4 orang untuk SD dan MI Kelas
V, Jakarta : Pusat
(mengomunikasikan)
Perbukuan, Departemen
6. Guru membagikan Lembar Pendidikan Nasional.
Kerja Siswa dan logistik
Puspadiningrum, D.,
pembelajaran (2016), Pengaruh
Ekstrakurikuler
(mengomunikasikan).
Pendidikan
7. Setiap kelompok dibimbing guru Kepramukaan
Terintegrasi Siaga
melakukan percobaan Gempa
Bencana Gempa Bumi
bumi berdasarkan LKS Terhadap Keterampilan
Tanggap Siaga Bencana
(mengomunikasikan,
Siswa SD Negeri Di
mencoba). Kota Bengkulu: Skripsi

114
8. Setiap Kelompok PGSD UNIB. Tidak
dipublikasikan.
mempresentasikan hasil
percobaan gempa bumi. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
(menalar,
(KTSP) Kelas V.
mengomunikasikan). www.wartabencana.com
9. Guru memberikan pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
10. Siswa melakukan evaluasi diri
(mengomunikasikan).
11. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
12. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).

115
SILABUS KELAS KONTROL (PERTEMUAN 2)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 51 Kota Bengkulu


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
DASAR POKOK WAKTU
7.6. Mengidentifikasi Gempa Inti: Kognitif: 1x Muharam, A.,
peristiwa alam yang terjadi bumi pertemuan Rositawaty, S., (2008),
1. Guru menyajikan powerpoint
di Indonesia dan dampaknya Prosedur: (3 x 35 Senang Belajar Ilmu
bagi makhluk hidup dan tentang berisi tentang rumah Hasil menit) Pengetahuan Alam:
lingkungan. untuk Kelas V SD dan
aman dan tidak aman pada
Teknik: MI, Jakarta : Pusat
daerah rawan gempa serta siap Tes Perbukuan, Departemen
kemampuan Pendidikan Nasional.
siaga gempa bumi
berpikir
(mengamati). kritis Azmiyawati, C.,
Omegawati, W. H.,
2. Guru membimbing siswa untuk
Bentuk: Kusumawati, R.,
mengajukan pertanyaan lembar tes (2008), IPA 5
essay Salingtemas: untuk
berdasarkan powerpoint yang
kemampuan Kelas V SD/MI, Jakarta
disajikan (mengomunikasikan). berpikir : Pusat Perbukuan,
kritis Departemen Pendidikan
3. Siswa mengajukan pertanyaan
Nasional.
tentang rumah aman dan tidak

116
aman pada daerah rawan gempa Wiyono, E., Sulistyanto,
H., 2008, Ilmu
serta siap siaga gempa bumi
Pengetahuan Alam:
(menanya, menalar). untuk SD dan MI Kelas
V, Jakarta : Pusat
4. Siswa kembali pada kelompok
Perbukuan, Departemen
masing-masing Pendidikan Nasional.
(mengomunikasikan)
Puspadiningrum, D.,
5. Guru membagikan Lembar (2016), Pengaruh
Ekstrakurikuler
Kerja Siswa dan logistik
Pendidikan
pembelajaran Kepramukaan
Terintegrasi Siaga
(mengomunikasikan).
Bencana Gempa Bumi
6. Setiap kelompok dibimbing guru Terhadap Keterampilan
Tanggap Siaga Bencana
melakukan percobaan Lezatnya
Siswa SD Negeri Di
Gempa berdasarkan LKS Kota Bengkulu: Skripsi
PGSD UNIB. Tidak
(mengkomunikasikan,
dipublikasikan.
mencoba).
Kurikulum Tingkat
7. Kelompok mempresentasikan
Satuan Pendidikan
hasil percobaan Lezatnya (KTSP) Kelas V.
www.wartabencana.com
Gempa di depan kelas
(menalar,

117
mengomunikasikan).
8. Guru memberikan pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
9. Siswa melakukan evaluasi diri
(mengomunikasikan).
10. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
11. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).

118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 51 Kota Bengkulu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Materi Pokok : Gempa Bumi
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (6 x 35 menit)

A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam.

B. KOMPETENSI DASAR
7.6. Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.

C. INDIKATOR
PERTEMUAN 1
7.6.1. Menyimpulkan definisi gempa bumi.
7.6.2. Menyimpulkan jenis-jenis gempa bumi.
7.6.3. Menyimpulkan perbedaan gempa bumi tektonik dengan vulkanik.
PERTEMUAN II
7.6.3. Mengidentifikasi rumah yang aman dan tidak aman di daerah rawan
gempa bumi.
7.6.4. Menyimpulkan langkah keterampilan siap siaga gempa bumi saat
berada di dalam kelas.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
1. Dengan melakukan percobaan tentang gempa bumi, siswa dapat
menyimpulkan definisi gempa bumi dengan tepat.

119
2. Dengan media powerpoint, siswa dapat menyimpulkan jenis-jenis gempa
bumi dengan benar.
3. Dengan penugasan, siswa dapat menyimpulkan perbedaan gempa bumi
tektonik dengan vulkanik dengan benar.
PERTEMUAN 2
1. Dengan penugasan, siswa dapat mengidentifikasi rumah yang aman dan
tidak aman di daerah rawan gempa bumi dengan benar.
2. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menyimpulkan langkah
keterampilan siap siaga gempa bumi saat berada di dalam kelas dengan
benar.

E. MATERI PELAJARAN
Gempa bumi (terlampir)

F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Model : Konvensional
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Diskusi Kelompok, Percobaan.

G. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media Pembelajaran
a. Powerpoint tentang gempa bumi
b. Teks lagu “Siap Siaga”
2. Alat/Bahan
PERTEMUAN 1

Alat Bahan
 Meja  Kertas
 Pena
 Pensil
 Kotak pensil

120
PERTEMUAN 2

Alat Bahan
 Piring plastik besar  Agar-agar keras dan lunak
 Piring plastik kecil  Tusuk gigi (sebagai tiang listrik)
 Sendok plastic  Benang wol (sebagai kabel listrik)
 Alat tulis

3. Sumber Belajar
Muharam, A., Rositawaty, S., (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam: untuk Kelas V SD dan MI, Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Azmiyawati, C., Omegawati, W. H., Kusumawati, R., (2008), IPA 5
Salingtemas: untuk Kelas V SD/MI, Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Wiyono, E., Sulistyanto, H., 2008, Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD dan
MI Kelas V, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Puspadiningrum, D., (2016), Pengaruh Ekstrakurikuler Pendidikan
Kepramukaan Terintegrasi Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap
Keterampilan Tanggap Siaga Bencana Siswa SD Negeri Di Kota
Bengkulu: Skripsi PGSD UNIB. Tidak dipublikasikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas V SD/MI
www.wartabencana.com

121
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Langkah Alokasi
Model Deskripsi Kegiatan Waktu
Konvensional
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa mengerjakan pretest.
4. Siswa bersama guru menyanyi lagu “Siap Siaga”
5. Siswa dan guru bertanya jawab tentang syair lagu,
menceritakan apa lagu tersebut?
6. Siswa mengemukakan informasi mengenai gempa
bumi.
7. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Eksplorasi 1. Siswa mengamati powerpoint yang berisi tentang
gempa bumi (mengamati). 70 menit
2. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai gempa bumi
(menanya, menalar).
3. Siswa membentuk kelompok dengan beranggotakan
4-5 orang (mengomunikasikan).
4. Kelompok menerima Lembar Kerja Siswa dan logistik
pembelajaran (mengomunikasikan).
5. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan
Gempa Bumi (mencoba, menalar,
mengomunikasikan).
6. Kelompok mengerjakan LKS sesuai petunjuk
(menalar, mengomunikasikan).
7. Siswa dibimbing guru dalam melakukan percobaan
Gempa Bumi (mengomunikasikan)
Elaborasi 8. Setiap kelompok membuat kesimpulan atas
percobaan yang telah dilakukan (menalar dan
mengomunikasikan)
9. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil dan
kesimpulan percobaannya (mengomunikasikan).
10. Siswa dari kelompok lain menanggapi hasil kerja
kelompok yang maju ke depan kelas (menalar dan
mengomunikasikan).

122
Konfirmasi 11. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
12. Siswa menerima pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(menalar dan mengomunikasikan).
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan evaluasi.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.

PERTEMUAN 2

Langkah Alokasi
Model Deskripsi Kegiatan Waktu
Konvensional
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa diminta menyanyi lagu “Siap Siaga”
4. Siswa dan guru mereview pembelajaran sebelumnya.
5. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Eksplorasi 1. Siswa mengamati powerpoint yang berisi tentang
rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan 70 menit
gempa serta siap siaga gempa bumi (mengamati).
2. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai rumah aman
dan tidak aman pada daerah rawan gempa serta siap
siaga gempa bumi (menanya, menalar).
3. Siswa kembali berkelompok (mengomunikasikan).
4. Kelompok menerima Lembar Kerja Siswa dan
logistik pembelajaran (mengomunikasikan).
5. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan
Lezatnya Gempa (mencoba, menalar,
mengomunikasikan).
6. Kelompok mengerjakan LKS sesuai petunjuk
(menalar, mengomunikasikan).
7. Siswa dibimbing guru dalam melakukan percobaan

123
Lezatnya Gempa (mengomunikasikan)
Elaborasi 8. Setiap kelompok membuat kesimpulan atas
percobaan yang telah dilakukan (menalar dan
mengomunikasikan)
9. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil dan
kesimpulan percobaannya (mengomunikasikan).
10. Siswa dari kelompok lain menanggapi hasil kerja
kelompok yang maju ke depan kelas (menalar dan
mengomunikasikan).
Konfirmasi 11. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
12. Siswa menerima pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(menalar dan mengomunikasikan).
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan posttest.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.

I. PENILAIAN
Kognitif:
Prosedur : Hasil
Teknik : Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Bentuk : Lembar Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis

Bengkulu, 26 Mei 2018


Peneliti

Mutiara Harmaida

124
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 1

Nama Kelompok:
Ketua:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan:

Dengan melakukan percobaan tentang gempa bumi, siswa dapat menyimpulkan


definisi gempa bumi.

Alat dan bahan:

Alat Bahan
 Meja  Kertas
 Pena
 Pensil
 Kotak pensil

Langkah-langkah:
1. Siapkan sebuah meja yang ada di kelas.
2. Letakkan kertas, pena, pensil, dan kotak pensil di atas meja.
3. Goyangkan meja secara perlahan. Apa yang terjadi dengan benda-benda
tersebut?
4. Kemudian, goyangkan meja agak kuat. Apa yang terjadi dengan benda-benda
tersebut?
5. Setelah kamu melakukan percobaan, maka apa yang dimaksud dengan gempa
bumi?

125
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 2

Nama Kelompok:
Ketua:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan:
1. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dampak yang ditimbulkan akibat
gempa jika terjadi pada daerah yang permukaan buminya keras dan lunak.
2. Siswa dapat menyimpulkan langkah keterampilan siap siaga gempa bumi saat
berada di dalam kelas dengan benar.
Alat dan bahan:

 Agar-agar keras dan lunak  Piring plastik kecil


 Tusuk gigi (sebagai tiang listrik)  Sendok plastic
 Benang wol (sebagai kabel listrik)  Alat tulis
 Piring plastik besar

Langkah-langkah:
a. Letakkan agar-agar dan nutri jell yang telah disiapkan di atas meja.
b. Rangkailah 4 tusuk gigi dengan benang wol sehingga membentuk tiang dan
kabel listrik. Tusuk gigi (sebagai tiang listrik) dan benang wol (sebagai
kabel listrik).
c. Tancapkan tiang dan kabel listrik yang dibuat pada media agar-agar dan
media nutri jell.
d. Pukul sisi wadah yang berisi dua jenis agar-agar secara perlahan. Amati apa
yang terjadi pada tusuk gigi di atas kedua jenis agar-agar.
e. Pukul lebih kuat, dan amati bagaimana gerakan dari tusuk gigi di atas kedua
jenis agar-agar. Apakah gerakan tusuk gigi di kedua agar-agar sama?

126
f. Gerakkan piring agar-agar kearah samping kanan dan kiri (gerak
horizontal). Amati apa yang terjadi pada tusuk gigi di atas kedua jenis agar-
agar.
g. Gerakkan piring agar-agar kearah atas dan bawah (gerak vertikal). Amati
apa yang terjadi pada tusuk gigi di atas kedua jenis agar-agar.
Pertanyaan :
1. Jika agar-agar keras diumpamakan sebagai permukaan bumi yang keras dan
agar-agar lunak diumpamakan sebagai permukaan yang mengandung gambut.
Jelaskan bagaimana perbedaan dampak yang ditimbulkan akibat gempa jika
terjadi pada daerah yang permukaan buminya keras dan yang lunak?
2. Jika kamu berada di atas agar-agar (di atas permukaan bumi) kemudian
gempa tiba-tiba terjadi, langkah apa yang akan kamu lakukan sebagai upaya
penyelamatan diri?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan di atas?

127
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 2

1. Jika pada permukaan bumi yang lunak jika terjadi gempa bumi maka
benda-benda yang ada di atas permukaannya tidak mudah rusak dan roboh,
tanahnya juga tidak mudah retak sehingga tidak mengalamim banyak
kerusakan. Sedangkan jika pada permukaan bumi yang keras jika terjadi
gempa bumi maka tanahnya akan mudah retak/pecah sehingga bangunan,
tiang listrik dan sebagainya akan mudah rusak.
2. Menyelamatkan diri dengan cara: berusaha untuk tidak panik, berdoa,
melindungi diri terutama kepala (dengan tas, dan lain-lain), menjauh kaca
dan benda-benda yang mudah jatuh, berlari melalui jalur evakuasi dan
berkumpul ke lapangan terbuka.
3. Kesimpulan dari percobaan sesuaikan dengan hasil diskusi masing-masing
siswa.

128
EVALUASI

1. Apa yang dimaksud dengan gempa bumi?


2. Jelaskan bentuk- bentuk gerakan yang terjadi pada saat gempa bumi!
3. Kemukakan jenis-jenis gempa bumi!
4. Apa yang dimaksud dengan gempa bumi tektonik?

129
KUNCI JAWABAN EVALUASI

1. Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan


antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.

2. Bentuk-bentuk gerakan yang terjadi pada saat gempa bumi yaitu gelombang
primer (gelombang longitudinal) dan gelombang sekunder (gelombang
transversal). Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang
atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum. Gelombang sekunder
(gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat,
seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7
km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
(guru dapat memberikan tugas tambahan kepada siswa untuk mencari
informasi tentang bentuk-bentuk gerakan yang terjadi pada saat gempa bumi
di laman www.wartabencana.com bagian jenis-jenis gempa bumi)

3. Jenis-jenis gempa bumi yaitu berdasarkan gelombang atau getaran gempa,


gempa bumi terbagi menjadi gempa bumi primer dan gempa bumi sekunder.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi terbagi menjadi gempa bumi
tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan, gempa bumi buatan,
dan gempa bumi vulkanik. Berdasarkan kedalaman, gempa bumi terbagi
menjadi gempa bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa bumi
dangkal.

4. Gempa bumi tektonik adalah pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara


mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang
sangat besar.

130
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Kurikulum yang Diacu : KTSP 2006
Jumlah Soal : 7 (tujuh)
Bentuk Soal : Uraian
No. Dimensi dan Indikator Kompetensi Materi Indikator Soal Level Bentuk Nomor
Berpikir kritis Dasar Kognitif Soal Soal
1 Memberikan Penjelasan 7.6. Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 5
Secara Sederhana Mengidentifikasi sumber yang berbeda, siswa dapat (C4-HOT)
(Memfokuskan pertanyaan) peristiwa alam merumuskan masalah dalam bentuk
yang terjadi di kalimat.
2 Membangun Indonesia dan Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 4
Keterampilan Dasar dampaknya bagi sumber yang berbeda, siswa dapat (C5-HOT)
(Mempertimbangkan makhluk hidup memberi argumentasi tentang sumber
apakah sumber dapat dan lingkungan informasi mana yang dapat dipercaya
dipercaya) atau tidak.

131
3 Menyimpulkan Gempa bumi Disajikan informasi tentang gempa bumi, Level 3 Uraian 1
(Membuat atau siswa dapat menyimpulkan definisi (C4-HOT)
menentukan nilai gempa bumi.
pertimbangan)

Gempa bumi Disajikan informasi tentang jenis-jenis Level 3 Uraian 2


gempa bumi, siswa dapat menyimpulkan (C4-HOT)
jenis-jenis gempa bumi.

Gempa bumi Disajikan informasi tentang gempa bumi Level 3 Uraian 3


tektonik dan gempa bumi vulkanik, siswa (C4-HOT)
dapat menyimpulkan perbedaan gempa
bumi tektonik dengan gempa bumi
vulkanik

132
4 Memberikan Penjelasan Rumah aman Disajikan gambar rumah permanen dan Level 3 Uraian 7
Lanjut dan tidak rumah tidak permanen, siswa dapat (C4-HOT)
(mengidentifikasi asumsi) aman mendiagnosis rumah yang aman di
terhadap daerah rawan gempa bumi.
gempa bumi

5 Mengatur Strategi Dan Keterampilan Disajikan gambar langkah-langkah Level 3 Uraian 6


Taktik siaga penyelamatan gempa bumi ketika di (C6-HOT)
(Menentukan tindakan) bencana dalam kelas, siswa dapat menyimpulkan
langkah apa yang akan dilakukan jika
berada di dalam kelas.

133
SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Nama : …………………………….
Kelas : …………………………….
Hari dan Tanggal : …………………………….
SDN : …………………………….

Jawablah semua pertanyaan dengan jelas pada lembar jawaban!

Perhatikan informasi di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 1, 2,


dan 3!

Bengkulu merupakan salah satu wilayah yang sering rawan gempa bumi.
Gempa bumi itu bermacam-macam. Berdasarkan gelombang atau getaran
gempa, gempa bumi terbagi menjadi gempa bumi primer dan gempa bumi
sekunder. Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan, gempa bumi
buatan, dan gempa bumi vulkanik. Berdasarkan kedalaman, gempa bumi
terbagi menjadi gempa bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa
bumi dangkal.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gempa bumi?


Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

2. Kemukakan jenis-jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya!


Jawab: _____________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

134
3. Apa perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

Bacalah teks di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 4 dan 5!


TEKS 1

Gempa Bumi

Gempa bumi berupa getaran atau guncangan yang terjadi karena pergerakan
lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam
itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah
yang dikelilingi lautan luas. Gempa bumi terjadi karena pergeseran lapisan bawah bumi
dan letusan gunung yang dahsyat. Peristiwa gempa bumi terjadi begitu cepat dengan
dampak yang begitu hebat dan akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran
gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan
bangunan dan menimbulkan korban jiwa.

TEKS 2

Gempa Bumi

Gempa bumi berupa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan


antar lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Ketika
gempa bumi terjadi, timbullah guncangan/getaran yang diakibatkan oleh lepasnya
energi/kekuatan dalam bentuk gelombang. Gelombang tersebut dapat melewati
batuan, tanah atau media lainnya. Benda-benda yang ada di permukaan bumi menjadi
ikut bergetar/berguncang. Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap seberapa besar
kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Bila perambatan gelombang melalui tanah
lunak, maka getaran yang dirasakan di permukaan tanah akan lebih besar
dibandingkan dengan pusat gempa yang berada pada kondisi tanah keras atau lapisan
batuan. Gempa bumi ini dapat menyebabkan kerusakan alam seperti rusaknya
bangunan-bangunan dan jalan-jalan yang berdampak pada keselamatan manusia.

135
4. Berdasarkan kedua teks di atas:
a. Menurut kamu, teks mana yang benar memberikan informasi tentang
gempa bumi?
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
b. Jelaskan, apakah semua informasi benar?

Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

c. Berdasarkan teks yang kamu pilih, tunjukkan bagian teks yang benar
memberikan informasi gempa bumi? Kemukakan alasanmu!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

5. Berdasarkan teks yang kamu pilih, kemukakan fakta-fakta yang kamu


temukan dalam bentuk kalimat (2 kalimat)!
Jawab:
a. ________________________________________________________________
________________________________________________________________
b. ________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

136
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 6!

Gambar A Gambar B

Gambar C

6. Berdasarkan gambar di atas:


a. Gambar mana merupakan langkah penyelamatan diri saat gempa bumi
terjadi di dalam kelas?
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

b. Berdasarkan gambar yang kamu pilih, tulislah keterangan pada gambar!


Jawab:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

137
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7!

(a) Rumah Permanen (b) Rumah Tidak Permanen


7. Berdasarkan kedua gambar di atas, menurutmu jenis rumah mana yang aman
untuk dibangun di daerah rawan gempa bumi? Mengapa?

Jawab: _____________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

138
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Nomor Jawaban Skor Bobot
Soal Maksimal
1 Gempa bumi adalah
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar 10 1
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
2 Gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi
tumbukan, gempa bumi runtuhan, 10 0,8
gempa bumi buatan, dan gempa
bumi vulkanik.
3 Perbedaan gempa bumi tektonik
dengan gempa bumi vulkanik
adalah Gempa Bumi tektonik
disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran 10 1,2
lempeng-lempeng tektonik secara
mendadak sedangkan gempa bumi
vulkanik akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus.
4 a. Teks yang benar memberikan
informasi tentang gempa bumi
adalah teks 2
b. Tidak, tidak semua informasi 10 3
benar.
c. Bagian teks yang benar
memberikan informasi tentang
gempa bumi adalah isi teks yang

139
berisikan fakta-fakta bukan
yang berisikan pendapat-
pendapat.
5 a. Gempa bumi berupa
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
b. Gempa bumi ini dapat 10 1
menyebabkan kerusakan alam
seperti rusaknya bangunan-
bangunan dan jalan-jalan yang
berdampak pada keselamatan
manusia.
6 a. Gambar A dan Gambar C
b. Gambar A yaitu sembunyi di
kolong meja 10 1,4
Gambar C yaitu berlari ke luar
kelas dengan menggunakan tas
di kepala
7 Jenis rumah yang aman untuk
dibangun untuk di daerah rawan
gempa bumi adalah rumah gambar
b yaitu rumah tidak permanen
karena jika terjadi bencana gempa 10 1,6
bumi kerusakan yang ditimbulkan
tidak terlalu berat dan reruntuhan
bangunan tidak separah yang
terjadi pada rumah permanen.

140
RUBRIK JAWABAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

KATA KUNCI
No . Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1,2,3,4,6,7 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul tiga kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci kunci kunci
5 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci namun tidak kunci lengkap kunci namun
lengkap tidak lengkap

EFEKTIFITAS
No. Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1-7 Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa singkat, Bahasa singkat,
kurang sistematis, kurang kurang sistematis, kurang kurang sistematis, jelas, sistematis, jelas, sistematis, jelas,
jelas, tidak memiliki makna, jelas, memiliki makna, memiliki makna, dan memiliki makna, memiliki makna, dan
dan jawaban belum dan jawaban belum jawaban kurang dan jawaban belum jawaban benar/tepat.
benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat.

141
No. Semua Kata Kunci
1. 1. Gempa bumi
2. Berguncangnya bumi
3. Tumbukan antar lempeng bumi
4. Patahan aktif
5. Runtuhan batuan
2. 1. Tektonik
2. Tumbukan
3. Buatan
4. Vulkanik
3. 1. Perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik
2. Tektonik
3. Pergeseran lempeng-lempeng tektonik
4. Vulkanik
5. Sebelum gunung api meletus
4. 1. Teks 2
2. Tidak semua informasi benar
3. Isi Teks
4. Berisikan fakta-fakta
5. Berisikan pendapat-pendapat
5. 1. Gempa bumi
2. Kerusakan
6. 1. Gambar A
2. Gambar C
3. Gambar A yaitu sembunyi di kolong meja
4. Gambar C yaitu berlari ke luar kelas dengan tas di kepala
7. 1. Jenis rumah yang aman
2. rumah gambar b
3. rumah tidak permanen
4. kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu berat
5. tidak separah yang terjadi pada rumah permanen

142
NILAI PRETEST DAN POSTTEST

KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL

No. Nama Pretest Posttest Gain No. Nama Pretest Posttest Gain
1 Siswa 1 39,2 68 28,8 1 Siswa 1 46,4 62,8 16,4
2 Siswa 2 58,4 79 20,6 2 Siswa 2 41 65,8 24,8
3 Siswa 3 57,2 88 30,8 3 Siswa 3 43,4 75,6 32,2
4 Siswa 4 13 47,4 34,4 4 Siswa 4 31,6 46,4 14,8
5 Siswa 5 40,4 45,6 5,2 5 Siswa 5 47,4 57,6 10,2
6 Siswa 6 40,4 86 45,6 6 Siswa 6 29,6 50,8 21,2
7 Siswa 7 40 46,6 6,6 7 Siswa 7 27,6 37,2 9,6
8 Siswa 8 29 32 3 8 Siswa 8 26,2 55,4 29,2
9 Siswa 9 39,2 56,4 17,2 9 Siswa 9 35,8 39,8 4
10 Siswa 10 29,8 58,4 28,6 10 Siswa 10 48 62 14
11 Siswa 11 37,4 63,2 25,8 11 Siswa 11 35 49,8 14,8
12 Siswa 12 29,6 65,4 35,8 12 Siswa 12 49,2 49,8 0,6
13 Siswa 13 32 59,8 27,8 13 Siswa 13 51,4 62 10,6
14 Siswa 14 25,8 65 39,2 14 Siswa 14 46,4 59,8 13,4
15 Siswa 15 39,4 56 16,6 15 Siswa 15 23 54,4 31,4
16 Siswa 16 41,8 68 26,2 16 Siswa 16 32 56 24
17 Siswa 17 37,6 65,8 28,2 17 Siswa 17 33 39,2 6,2
18 Siswa 18 21 73 52 18 Siswa 18 30,6 65,2 34,6
19 Siswa 19 27,6 71 43,4 19 Siswa 19 31,6 36 4,4
20 Siswa 20 40,4 76,4 36 20 Siswa 20 50,2 55,4 5,2
21 Siswa 21 60 89 29 21 Siswa 21 61 77 16
22 Siswa 22 14 63,6 49,6 22 Siswa 22 40,6 48,4 7,8
23 Siswa 23 43,6 85 41,4
24 Siswa 24 12 67,6 55,6
25 Siswa 25 24 62 38
Jumlah 872,8 1638,2 765,4 Jumlah 861 1206,4 345,4
Nilai Max 60 89 55,6 Nilai Max 61 77 34,6
Nilai Min 12 32 3 Nilai Min 23 36 0,6
Selisih 48 57 52,6 Selisih 38 41 34
Rata-Rata 34,91 65,53 30,62 Rata-Rata 39,14 54,84 15,70
Standar D. 12,87 14,06 13,95 Standar D. 9,96 11,27 10,00
Var 165,69 197,67 194,71 Var 99,21 126,98 99,98

143
NILAI PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS EKSPERIMEN

Nomor Butir Soal Skor


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Siswa 1 5 7,2 8,4 9 2 2,8 4,8 39,2
2 Siswa 2 6 8 4,8 24 4 8,4 3,2 58,4
3 Siswa 3 6 4,8 0 27 5 11,2 3,2 57,2
4 Siswa 4 5 8 0 0 0 0 0 13
5 Siswa 5 6 8 0 18 0 8,4 0 40,4
6 Siswa 6 6 8 0 18 0 8,4 0 40,4
7 Siswa 7 6 8 2,4 9 3 8,4 3,2 40
8 Siswa 8 6 2,4 2,4 6 2 7 3,2 29
9 Siswa 9 10 8 2,4 9 5 0 4,8 39,2
10 Siswa 10 3 7,2 1 6 1 8,4 3,2 29,8
11 Siswa 11 5 2,4 0 12 6 9,8 2,2 37,4
12 Siswa 12 6 8 0 9 0 3,4 3,2 29,6
13 Siswa 13 2 8 7,2 4,8 10 0 0 32
14 Siswa 14 6 0 9,6 6 0 4,2 0 25,8
15 Siswa 15 9 8 0 6 0 8,4 8 39,4
16 Siswa 16 7 8 4,8 12 10 0 0 41,8
17 Siswa 17 4 8 6,2 12 0 4,2 3,2 37,6
18 Siswa 18 7 4,8 2,2 3 0 1,4 2,6 21
19 Siswa 19 0 8 5 6 4 1,4 3,2 27,6
20 Siswa 20 6 4,8 5 6 7 8,4 3,2 40,4
21 Siswa 21 6 8 10,8 18 4 9,8 3,4 60
22 Siswa 22 4 7,2 0 0 0 2,8 0 14
23 Siswa 23 6 8 0 18 0 8,4 3,2 43,6
24 Siswa 24 0 8 2,4 0 0 0 1,6 12
25 Siswa 25 4 4,8 2,4 6 4 2,8 0 24
Jumlah Real 131 165,6 77 244,8 67 128 59,4 872,8
Jumlah Harapan 250 200 300 750 250 350 400 2500
Rata-rata 52,4 82,8 25,67 32,64 26,80 36,57 14,85 34,91

No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 26,80 5
Indikator 2 32,64 4
Indikator 3 53,62 1, 2, 3
Indikator 4 14,85 7
Indikator 5 36,57 6

144
NILAI PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL

Nomor Butir Soal Skor


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Siswa 1 6 4,8 3,6 9 2 9,8 11,2 46,4
2 Siswa 2 3 8 9,6 9 3 8,4 0 41
3 Siswa 3 2 8 3,6 18 9 2,8 0 43,4
4 Siswa 4 3 8 0 6 3 8,4 3,2 31,6
5 Siswa 5 6 6,4 8,4 6 9 8,4 3,2 47,4
6 Siswa 6 3 6,4 3,6 6 6 4,6 0 29,6
7 Siswa 7 3 1,6 2,4 6 3 8,4 3,2 27,6
8 Siswa 8 6 1,6 4,8 6 0 4,6 3,2 26,2
9 Siswa 9 3 1,6 4,8 9 3 11,2 3,2 35,8
10 Siswa 10 6 6,4 7,2 6 8 11,2 3,2 48
11 Siswa 11 2 6,4 2,4 6 7 8 3,2 35
12 Siswa 12 3 4,8 12 6 9 11,2 3,2 49,2
13 Siswa 13 6 6,4 8,4 9 10 8,4 3,2 51,4
14 Siswa 14 6 6,4 8,4 6 8 8,4 3,2 46,4
15 Siswa 15 4 1,6 3,6 6 0 4,6 3,2 23
16 Siswa 16 6 8 12 6 0 0 0 32
17 Siswa 17 3 10 4,8 6 6 3,2 0 33
18 Siswa 18 4 8 9,6 9 0 0 0 30,6
19 Siswa 19 3 4,8 2,4 6 7 8,4 0 31,6
20 Siswa 20 6 8 3,6 12 9 8,4 3,2 50,2
21 Siswa 21 6 2 7,2 21 10 8,4 6,4 61
22 Siswa 22 3 4,8 8,4 9 7 8,4 0 40,6
Jumlah Real 93 124 130,8 183 119 155,2 56 861
Jumlah Harapan 250 200 300 750 250 350 400 2500
Rata-rata 37,20 62,00 43,60 24,40 47,60 44,34 14,00 34,44

No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 47,60 5
Indikator 2 24,40 4
Indikator 3 47,60 1, 2, 3
Indikator 4 14,00 7
Indikator 5 44,34 6

145
NILAI POSTTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS EKSPERIMEN

Nomor Butir Soal Skor


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Siswa 1 6 8 12 6 6 14 16 68
2 Siswa 2 8 7,2 5 24 6 16 12,8 79
3 Siswa 3 8 4,8 12 28 10 14 11,2 88
4 Siswa 4 6 8 8,2 6 0 11,2 8 47,4
5 Siswa 5 10 8 0 12 6 9,6 0 45,6
6 Siswa 6 10 8 12 18 6 16 16 86
7 Siswa 7 4 8 4,8 6 5 9,8 9 46,6
8 Siswa 8 5 1,6 4,8 6 3 8,4 3,2 32
9 Siswa 9 6 8 12 6 5 9,8 9,6 56,4
10 Siswa 10 8 8 12 18 4 8,4 0 58,4
11 Siswa 11 8 4 12 15 7 14 3,2 63,2
12 Siswa 12 6 8 0 15 10 8,4 18 65,4
13 Siswa 13 2 7,2 7.2 15 7 12,6 16 59,8
14 Siswa 14 6 1,6 2,4 18 10 12,6 14,4 65
15 Siswa 15 8 8 12 18 10 0 0 56
16 Siswa 16 4 7,2 7,2 15 6 12,6 16 68
17 Siswa 17 5 8 12 15 5 16 4,8 65,8
18 Siswa 18 6 5,6 8,4 15 6 16 16 73
19 Siswa 19 8 8 10,8 18 6 12,6 7,6 71
20 Siswa 20 10 4,8 12 18 8 14 9,6 76,4
21 Siswa 21 10 8 12 18 9 16 16 89
22 Siswa 22 8 7,2 2,4 24 6 9,6 6,4 63,6
23 Siswa 23 10 8 12 18 5 16 16 85
24 Siswa 24 10 8 2,4 18 10 16 3,2 67,6
25 Siswa 25 10 1,6 2,4 6 10 16 16 62
Jumlah Real 182 164,8 190,8 376 166 309,6 249 1638,2
Jumlah Harapan 250 200 300 750 250 350 400 2500
Rata-rata 72,80 82,40 63,60 50,13 66,40 88,46 62,25 65,53

No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 66,40 5
Indikator 2 50,13 4
Indikator 3 72,93 1, 2, 3
Indikator 4 62,25 7
Indikator 5 88,46 6

146
NILAI POSTTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL

Nomor Butir Soal Skor


No. Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Siswa 1 6 6,4 12 21 3 11,2 3,2 62,8
2 Siswa 2 8 8 12 6 5 14 12,8 65,8
3 Siswa 3 3 8 12 27 6 8,4 11,2 75,6
4 Siswa 4 2 4,8 8,4 9 4 7 11,2 46,4
5 Siswa 5 6 8 12 12 6 5,6 8 57,6
6 Siswa 6 4 8 4,8 6 7 9,8 11,2 50,8
7 Siswa 7 3 1,6 3,6 6 2 9,8 11,2 37,2
8 Siswa 8 6 11,6 4,8 6 6 9,8 11,2 55,4
9 Siswa 9 2 1,6 3,6 6 3 14 9,6 39,8
10 Siswa 10 8 6,4 12 6 7 9,8 12,8 62
11 Siswa 11 2 6,4 12 6 7 8,4 8 49,8
12 Siswa 12 2 6,4 12 6 7 8,4 8 49,8
13 Siswa 13 6 4,8 12 6 8 14 11,2 62
14 Siswa 14 6 6,4 10,8 6 8 9,8 12,8 59,8
15 Siswa 15 2 8 10,8 18 4 8,4 3,2 54,4
16 Siswa 16 7 4,8 8,4 6 6 12,6 11,2 56
17 Siswa 17 3 8 4,8 6 4 7 6,4 39,2
18 Siswa 18 8 8 12 6 6 14 11,2 65,2
19 Siswa 19 2 1,6 4 6 6 8,4 8 36
20 Siswa 20 6 8 8,4 12 9 5,6 6,4 55,4
21 Siswa 21 3 4,8 8,4 27 7 14 12,8 77
22 Siswa 22 2 4,8 12 12 6 8,4 3,2 48,4
Jumlah Real 97 136,4 200,8 222 127 218,4 204,8 1206,4
Jumlah Harapan 250 200 300 750 250 350 400 2500
Rata-rata 38,80 68,20 66,93 29,60 50,80 62,40 51,20 48,26

No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 50,80 5
Indikator 2 29,60 4
Indikator 3 57,98 1, 2, 3
Indikator 4 51,20 7
Indikator 5 62,40 6

147
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 12
Nilai Maksimum = 60
= Nilai Max - Nilai Min = 60 - 12 =
Range 48
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,61 = 6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 48/6 = 8
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
11,5 -1,82 4656
1 12-19 15,5 3 46,5 240,25 720,75 807 2,02 0,98 0,97 0,48
19,5 -1,20 3849
2 20-28 24 4 96 576 2304 1934 4,84 -0,84 0,70 0,14
28,5 -0,50 1915
3 29-37 33 6 198 1089 6534 1122 2,81 3,20 10,21 3,64
37,5 0,20 793
4 38-46 42 9 378 1764 15876 2366 5,92 3,09 9,52 1,61
46,5 0,90 3159
5 47-55 51 0 0 2601 0 1293 3,23 -3,23 10,45 3,23
55,5 1,60 4452
6 56-60 58 3 174 3364 10092 315 0,79 2,21 4,90 6,22
60,5 1,99 4767
25 892,5 9634,25 35526,75 19,59 5,41 36,73 15,32
Rata-rata = 34,91
Varian = 165,69
Standar deviasi = 12,87
χ^2 hitung = 15,32
χ^2 tabel = 37,65 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal

148
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL
Banyak Data = 22
Nilai Minimum = 23
Nilai Maksimum = 61
= Nilai Max - Nilai Min = 61- 23 =
Range 38
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 22 = 5,43 = 5
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 38/5 = 7,6 = 8
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
22,5 -1,67 4525
1 23-30 26,5 5 132,5 702,25 3511,25 1447 3,18 1,82 3,30 1,04
30,5 -0,87 3078
2 31-38 34,5 6 207 1190,25 7141,5 2839 6,25 -0,25 0,06 0,01
38,5 -0,06 239
3 39-46 42,5 6 255 1806,25 10837,5 2465 5,42 0,58 0,33 0,06
46,5 0,74 2704
4 47-54 50,5 4 202 2550,25 10201 1678 3,69 0,31 0,10 0,03
54,5 1,54 4382
5 55-61 58 1 58 3364 3364 493 1,08 -0,08 0,01 0,01
61,5 2,24 4875
22 854,5 9613 35055,25 19,63 2,37 3,80 1,14
Rata-rata = 39,14
Varian = 99,21
Standar deviasi = 9,96
χ^2 hitung = 1,14
χ^2 tabel = 33,92 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas kontrol tersebut Normal

149
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 32
Nilai Maksimum = 89
= Nilai Max - Nilai Min = 89 - 32 =
Range 57
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,43 = 5
= Range/Banyak Kelas = 57/5 =
Panjang Interval 11,4
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
31,5 -2,42 4922
1 32-42 37 1 37 1369 1369 427 1,07 -0,07 0,00 0,00
42,5 -1,64 4495
2 43-53 48 3 144 2304 6912 1444 3,61 -0,61 0,37 0,10
53,5 -0,86 3051
3 54-64 59 7 413 3481 24367 2772 6,93 0,07 0,00 0,00
64,5 -0,07 279
4 65-75 70 8 560 4900 39200 2332 5,83 2,17 4,71 0,81
75,5 0,71 2611
5 76-89 82,5 6 495 6806,25 40837,5 1943 4,86 1,14 1,31 0,27
89,5 1,70 4554
25 1649 18860,25 112685,5 22,30 2,71 6,40 1,18
Rata-rata = 65,53
Varian = 197,67
Standar deviasi = 14,06
χ^2 hitung = 1,18
χ^2 tabel = 37,65 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal

150
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
Banyak Data = 22
Nilai Minimum = 36
Nilai Maksimum = 77
= Nilai Max - Nilai Min = 77- 36 =
Range 41
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 22 = 5,43 = 5
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 41/5 = 8,2 = 8
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
35,5 -1,94 4738
1 36-43 39,5 4 158 1560,25 6241 1009 2,22 1,78 3,17 1,43
43,5 -1,14 3729
2 44-51 47,5 5 237,5 2256,25 11281,25 2398 5,28 -0,28 0,08 0,01
51,5 -0,34 1331
3 52-59 55,5 6 333 3080,25 18481,5 477 1,05 4,95 24,51 23,35
59,5 0,47 1808
4 60-67 63,5 5 317,5 4032,25 20161,25 2172 4,78 0,22 0,05 0,01
67,5 1,27 3980
5 68-77 72,5 2 145 5256,25 10512,5 907 2,00 0,00 0,00 0,00
77,5 2,28 4887
22 1191 16185,25 66677,5 15,32 6,68 27,80 24,81
Rata-rata = 54,84
Varian = 126,98
Standar deviasi = 9,96
χ^2 hitung = 24,81
χ^2 tabel = 33,92 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas kontrol tersebut Normal

151
UJI HOMOGENITAS PRETEST
Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-Rata 34,91 39,14
Varian 165,69 99,21
n 25 22
df 24 21
Fhitung 1,67
Ftabel 2,05
Kesimpulan Homogen

UJI HOMOGENITAS POSTTEST


Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-Rata 65,53 54,84
Varian 197,67 126,98
n 25 22
df 24 21
Fhitung 1,56
Ftabel 2,05
Kesimpulan Homogen

152
UJI HIPOTESIS GAIN SKOR
kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-Rata 30,62 15,70
Varian 194,71 99,98
n 25 22
df 45
Thitung 4,17
Ttabel 2,01
Kesimpulan Berbeda Signifikan

̅ − ̅
ℎ =
( − 1) + ( − 1) 1 1
( + )
+ −2

30,62 − 15,70
=
(25 − 1)194,71 + (22 − 1)99,98 1 1
( + 22)
25 + 22 − 2 25
14,92
=
(24)194,71 + (21)99,98 1 1
( + 22)
25 + 22 − 2 25
14,92
=
4.673,04 + 2.099,58
(0,04 + 0,045)
45
14,92
=
6.772,62
(0,085)
45
14,92
=
150,50 (0,085)

14,92
=
√12,79
14,92
=
3,57

= ,

153
Tabel kritis r

154
Tabel Harga Kritis Chi-Kuadrat (X2)

155
Tabel Harga Kritis F

156
Tabel Harga Kritis t

157
PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(LEARNING CYCLE) 5E
PERTEMUAN 1
TAHAP ENGAGMENT

Gambar 1. Guru menyajikan powerpoint tentang gempa bumi

158
Gambar 2. Guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan

Gambar 3. Siswa mengajukan pertanyaan tentang gempa

159
Gambar 4. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
beranggota 4 orang

Gambar 5. Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4 orang

160
TAHAP EXPLORATION

Gambar 6. Siswa mencari referensi untuk merumuskan jawaban


sementara

Gambar 7. Guru membagikan LKS dan logistik pembelajaran

161
Gambar 8. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai penjelasan
alternatif pemecahan masalah

Gambar 9. Setiap kelompok dibimbing guru melakukan percobaan


gempa bumi berdasarkan LKS.

162
TAHAP EXPLANTION

Gambar 10. Perwakilan kelompok menjelaskan konsep yang ditemukan


secara kritis

163
TAHAP ELABORATION

Gambar 11. Siswa memilih penjelasan alternatif dan


mempertimbangkan data atau bukti ketika mengeksplorasi situasi
baru.

Gambar 12. Guru dan siswa memantapkan materi pelajaran

164
TAHAP EVALUTION

Gambar 13. Siswa melakukan evaluasi diri

Gambar 14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

165
PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(LEARNING CYCLE) 5E
PERTEMUAN 2
TAHAP ENGAGMENT

Gambar 15. Guru menyajikan powerpoint tentang berisi tentang rumah


aman dan tidak aman pada daerah rawan gempa

166
Gambar 16. Guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan
berdasarkan powerpoint yang disajikan.

Gambar 17. Siswa mengajukan pertanyaan tentang rumah aman dan


tidak aman pada daerah rawan gempa serta siap siaga gempa bumi.

167
Gambar 18. Siswa kembali pada kelompok masing-masing.

168
TAHAP EXPLORATION

Gambar 19. Guru meminta siswa untuk mencari referensi untuk


merumuskan jawaban sementara.

Gambar 20. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan logistik


pembelajaran.

169
Gambar 21. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai penjelasan
alternatif pemecahan masalah.

Gambar 22. Setiap kelompok dibimbing guru melakukan percobaan


Lezatnya Gempa berdasarkan LKS.

170
TAHAP EXPLANATION

Gambar 23. Setiap kelompok menjelaskan konsep yang ditemukan


secara kritis.

171
TAHAP ELABORATION

Gambar 24. Siswa memilih penjelasan alternatif dan


mempertimbangkan data atau bukti ketika mengeksplorasi situasi
baru.

Gambar 25. Guru dan siswa memantapkan materi pelajaran.

172
TAHAP EVALUATION

Gambar 26. Siswa melakukan evaluasi diri.

Gambar 27. Siswa memahami kekurangan dan kelebihannya dalam


pembelajaran.

173
Gambar 28. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran

174
Nilai tertinggi Pretest Eksperimen

175
176
177
178
179
Nilai terendah Pretest Eksperimen

180
181
182
183
184
Nilai tertinggi Pretest Kontrol

185
186
187
188
189
Nilai terendah Pretest Kontrol

190
191
192
193
194
Nilai tertinggi Posttest Eksperimen

195
196
197
198
199
Nilai terendah Posttest Eksperimen

200
201
202
203
204
Nilai tertinggi Posttest Kontrol

205
206
207
208
209
Nilai terendah Posttest Kontrol

210
211
212
213
214
DATA AKREDITAS DAN KURIKULUM
SD NEGERI KOTA BENGKULU
TAHUN 2017/2018

No. Nama Sekolah Akreditas Kurikulum


1 SD Negeri 67 Kota Bengkulu A KTSP
2 SD Negeri 87 Kota Bengkulu A KTSP
3 SD Negeri 41 Kota Bengkulu A KTSP
4 SD Negeri 60 Kota Bengkulu A KTSP
5 SD Negeri 12 Kota Bengkulu A KTSP
6 SD Negeri 27 Kota Bengkulu A KTSP
7 SD Negeri 19 Kota Bengkulu A K.13
8 SD Negeri 51 Kota Bengkulu A KTSP
9 SD Negeri 38 Kota Bengkulu A K.13
10 SD Negeri 49 Kota Bengkulu A K.13
11 SD Negeri 59 Kota Bengkulu A K.13
12 SD Negeri 5 Kota Bengkulu A K.13
13 SD Negeri 58 Kota Bengkulu A KTSP
14 SD Negeri 20 Kota Bengkulu A K.13
15 SD Negeri 24 Kota Bengkulu A K.13
16 SD Negeri 61 Kota Bengkulu A K.13
17 SD Negeri 81 Kota Bengkulu A K.13
18 SD Negeri 99 Kota Bengkulu A K.13
19 SD Negeri 101 Kota Bengkulu A K.13
20 SD Negeri 16 Kota Bengkulu A K.13
21 SD Negeri 74 Kota Bengkulu A K.13
22 SD Negeri 78 Kota Bengkulu A K.13
23 SD Negeri 79 Kota Bengkulu A K.13
24 SD Negeri 68 Kota Bengkulu A K.13
25 SD Negeri 71 Kota Bengkulu A K.13
26 SD Negeri 72 Kota Bengkulu A K.13
27 SD Negeri 82 Kota Bengkulu A KTSP
28 SD Negeri 3 Kota Bengkulu A K.13
29 SD Negeri 1 Kota Bengkulu A K.13
30 SD Negeri 4 Kota Bengkulu A K.13
31 SD Negeri 7 Kota Bengkulu A K.13

215
32 SD Negeri 8 Kota Bengkulu A K.13
33 SD Negeri 11 Kota Bengkulu A K.13
34 SD Negeri 42 Kota Bengkulu A K.13
35 SD Negeri 45 Kota Bengkulu A K.13
36 SD Negeri 52 Kota Bengkulu A K.13
37 SD Negeri 2 Kota Bengkulu A K.13
38 SD Negeri 9 Kota Bengkulu A K.13
39 SD Negeri 13 Kota Bengkulu A K.13
40 SD Negeri 22 Kota Bengkulu A K.13
41 SD Negeri 103 Kota Bengkulu A KTSP
42 SD Negeri 53 Kota Bengkulu A K.13
43 SD Negeri 88 Kota Bengkulu B KTSP
44 SD Negeri 76 Kota Bengkulu B KTSP
45 SD Negeri 17 Kota Bengkulu B KTSP
46 SD Negeri 48 Kota Bengkulu B KTSP
47 SD Negeri 57 Kota Bengkulu B KTSP
48 SD Negeri 6 Kota Bengkulu B KTSP
49 SD Negeri 37 Kota Bengkulu B KTSP
50 SD Negeri 102 Kota Bengkulu B KTSP
51 SD Negeri 105 Kota Bengkulu B KTSP
52 SD Negeri 40 Kota Bengkulu B KTSP
53 SD Negeri 77 Kota Bengkulu B KTSP
54 SD Negeri 83 Kota Bengkulu B KTSP
55 SD Negeri 32 Kota Bengkulu B K.13
56 SD Negeri 18 Kota Bengkulu B K.13
57 SD Negeri 15 Kota Bengkulu B K.13
58 SD Negeri 34 Kota Bengkulu B K.13
59 SD Negeri 36 Kota Bengkulu B K.13
60 SD Negeri 43 Kota Bengkulu B K.13
61 SD Negeri 50 Kota Bengkulu B K.13
62 SD Negeri 62 Kota Bengkulu B K.13
63 SD Negeri 35 Kota Bengkulu B K.13
64 SD Negeri 55 Kota Bengkulu B K.13
65 SD Negeri 44 Kota Bengkulu B KTSP
66 SD Negeri 56 Kota Bengkulu B K.13
67 SD Negeri 66 Kota Bengkulu B K.13

216
68 SD Negeri 84 Kota Bengkulu B K.13
69 SD Negeri 69 Kota Bengkulu B K.13
70 SD Negeri 85 Kota Bengkulu B K.13
71 SD Negeri 86 Kota Bengkulu B K.13
72 SD Negeri 89 Kota Bengkulu B K.13
73 SD Negeri 25 Kota Bengkulu B K.13
74 SD Negeri 65 Kota Bengkulu B K.13
75 SD Negeri 104 Kota Bengkulu B KTSP
76 SD Negeri 26 Kota Bengkulu B K.13
77 SD Negeri 47 Kota Bengkulu B K.13
78 SD Negeri 75 Kota Bengkulu B K.13
79 SD Negeri 73 Kota Bengkulu B K.13
80 SD Negeri 106 Kota Bengkulu B KTSP
81 SD Negeri 29 Kota Bengkulu C KTSP

217

Anda mungkin juga menyukai