LEARNING CYCLE
CYCLE) 5E
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Oleh:
MUTIARA HARMAIDA
A1G014012
SKRIPSI
Oleh:
MUTIARA HARMAIDA
A1G014012
MOTTO
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang.
Diantara ribuan peluang dan kesempatan, disana ada kesuksesan walaupun
dikelilingi dengan kegagalan. Raih kesempatan dan peluang itu, biarkan
kegagalan dalam proses menemukan kesuksesan tersebut. Setiap
kegagalan yang dibuat adalah anak tangga menuju puncak yaitu
kebahagian.
PERSEMBAHAN
1. Ayahku (Restu Kurnia) dan Ibuku (Susi Muharti) yang sangat aku cintai,
yang selalu mengiringi langkahku dengan do’a - do’a tulus disetiap
sujudmu, yang selalu memberikan semangat, perhatian, kasih sayang,
kesabarannya, nasihat-nasihat, dan pengorbanan tanpa pamrih yang selalu
diberikan sepanjang hidupku.
2. Saudara-saudaraku (Uni tika, Abg Refo, Ocik Uji, Adk Ima, Adk Aurel)
yang menjadi penyemangat hidupku dan motivasi dalam keberhasilan.
Seluruh Keluarga Datuk Razik-Nek Wida dan Keluarga Abak Z.Abidin-
Mama Nursibar yang tak dapat kusebutkan satu persatu.
3. Teman Seperjuangan yang mengetahui suka dan duka perjalanan menuju
gelar sarjana ini, juga menghibur dikala duka (Agnes Nurahma, Mbak Ria,
Mbak Pus, Mbak Ingrith, Ray, Nida, Ade, dan Kak Maman)
4. Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan tulus
menerima segala kekuranganku (Mutfi Ariyani, Cahyuni, Melza Ayuni Sari,
Dilla Dwi Udiyana, Renita Aryanti, Josi Zhara Rimurti, Cahyuni, Dea
Lestari, dan Eka Darianti) yang telah ikut berjuang dalam penyelesaian
skripsiku, yang telah memberi semangat kala aku terpuruk, dan selalu
menghibur kala aku bersedih. Semoga kita selalu saling mengingat dan
peduli.
5. Kakak - Kakak penyemangat yang sudah dianggap seperti keluarga dan
kakak sendiri selalu menghibur, memotivasi, dan mengingatkan ( Kak Igit,
Kak Rudi, Kak Bobi, Kak Aris, Kak Ekko, Kak Tedi, dan Kak Dadung)
6. Sahabat SMA (Mella, Tia, Usi, Monic, Euis, Bed, Riko dan Ise) yang selalu
memberi support, mengingatkan dan bersedia menjadi tempat berkeluh
kesah
7. Keluarga KKN Kelompok 293 Desa Air Putih (Vera, Siti, Raga, Riki, dan
Rori) yang tak hentinya memberi semangat dan Keluarga Magang 2 dan 3
(Redi, Melfi, Fransiska, Ade, Dara, Anggun dan Eef) yang selalu
mendukung dan setia menjadi tempat berkeluh kesah.
8. Teman-teman seperjuanganku S1 PGSD Angkatan 2014 yang telah
memberikan cerita penuh keceriaan, kebersamaan, dan kenangan indah
serta telah menjadi keluarga.
9. Seluruh Dosen PGSD Universitas Bengkulu. Terimakasih kepada dosen
pembimbing atas nasehat dan bimbingan dalam penulis menyelesaikan
skripsi ini.
10.Almamaterku tercinta, Universitas Bengkulu.
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI KOTA BENGKULU
MUTIARA HARMAIDA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model siklus belajar
(Learning Cycle) 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA
Kelas V SD Negeri Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan
metode eksperimen. Desain dalam penelitian ini adalah The Matching Only Pretest-Postest
Group Design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga
diperoleh kelas VB SD Negeri 60 Kota Bengkulu (kelas eksperimen) dan kelas VB SD
Negeri 51 Kota Bengkulu (kelas kontrol). Ujicoba instrumen dilakukan pada kelas VI SD
Negeri 02 Kota Bengkulu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes
kemampuan berpikir kritis yang berbentuk uraian yang berjumlah 7 soal. Hasil perhitungan
uji t-test gain skor didapatkan nilai thitung sebesar 4,16 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 2,01
artinya terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model siklus belajar (Learning Cycle)
5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh penggunaan model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kota
Bengkulu.
Kata kunci: Pembelajaran IPA, Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E,
Kemampuan Berpikir Kritis
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah S.W.T, Rabb semesta alam yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan Ridho-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD
Negeri Kota Bengkulu” ,yang dapat menambah referensi bahan pustaka tentang Penggunaan
Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, serta
sahabat dan kaum muslimin yang selalu menegakkan kebenaran dan mengamalkan ajaran
Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle) 5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Penelitian dilaksanakan di
SD Negeri 60 Kota Bengkulu. Hasil penelitian digunakan untuk mengetahui sebaran data
penelitian, yaitu data hasil Pretest dan Posttest.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan gelar sarjana Pendidikan pada Guru
Sekolah Dasar (PGSD) JIP FKIP Universitas Bengkulu. Atas batuan dan bimbingan dari
berbagai pihak selama masa perkuliahan dan dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, S.E. M. Sc., Akt. Rektor Universitas Bengkulu yang telah
memberikan fasilitas perkuliahan bagi peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Sudarwan Danim., Dekan FKIP Universitas Bengkulu yang telah
memfasilitasi administrasi dan akademik bagi peneliti.
3. Bapak Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd., Ketua JIP FKIP Universitas Bengkulu yang telah
memfasilitasi administrasi dan akademik bagi peneliti.
4. Bapak Drs. Herman Lusa, M.Pd., Koordinator PGSD JIP FKIP Universitas Bengkulu
yang telah memfasilitasi administrasi bagi peneliti.
5. Bapak Drs. Ansyori Gunawan, M.Si., Pembimbing akademik yang telah banyak
memberi arahan dan bimbingan selama kuliah.
6. Ibu Prof. Dr. Endang Widi Winarni, M.Pd., sebagai pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan, semangat, serta motivasi kepada peneliti dari awal hingga
selesainya skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
7. Ibu Dra. Victoria Karjiyati, M.Pd., sebagai pembimbing pendamping yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan masukkan, saran, serta
motivasi kepada peneliti dari awal hingga selesainya skripsi ini dengan penuh kesabaran
dan keikhlasan.
8. Ibu Dra. Hasnawati, M.Si., dosen penguji I yang telah memberikan arahan, masukan,
kritik, dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
9. Bapak Feri Noperman, M.Pd., dosen penguji II yang telah memberikan arahan, masukan,
kritik, dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu dosen PGSD JIP FKIP Universitas Bengkulu yang telah memberikan
ilmunya selama perkuliahan.
11. Kepala sekolah dan semua guru Sekolah Dasar Negeri 60 dan 51 Kota Bengkulu yang
telah mengizinkan dan mendukung pelaksanaan penelitian ini, serta terima kasih atas
kerjasama yang baik kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 60 dan 51 Kota
Bengkulu.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dalam proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangatlah penulis harapkan demikian perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi
mahasiswa PGSD FKIP Unib.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
A. Latar Belakang
sangat pesat. Hampir setiap orang termotivasi untuk mencoba dan mempelajari
tersebut membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia namun di sisi lain
dampak negatif yang kemungkinan akan timbul maka guru dituntut untuk dapat
memiliki kreativitas, berpikir kritis, menjadi warga negara yang baik, dan
menyadari adanya karir yang lebih luas (expanded carer awareness) (Winarni,
2009: 16).
IPA merupakan suatu cara untuk mengamati alam yang bersifat analisis,
lengkap, cermat serta menghubungkan antar satu fenomena dengan fenomena lain
sehingga membentuk perspektif yang baru tentang objek tertentu. Bila IPA
diajarkan dengan cara yang tepat maka IPA merupakan salah satu mata pelajaran
IPA diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis sehingga siswa
1 1
Salah satu contoh dalam isu kecerdasan pada saat ini adalah High Order
Morocco et al. dalam Abidin (2014: 8), menyebutkan pada abad-21 minimal ada 4
bersaing di era global saat ini maka pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar
merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang
sehari-hari.
bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata
pelajaran (Winarni, 2012: 9). Oleh karena itu diperlukan guru yang kritis dan
2
cenderung kurang bermakna sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan guru
berpikir kritis siswa adalah dengan menciptakan pembelajaran yang bermakna dan
dan kreatif, sehingga guru dituntut mampu dalam mengembangkan ide yang
dengan jalan berperanan aktif (Ngalimun, 2014: 145). Learning cycle dapat
membangun sendiri dalam pikiran mereka ide-ide tentang peristiwa alam dari
3
learning cycle adalah (1) pembelajaran bersifat student centered; (2) informasi
baru dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (3) orientasi
pengalaman nyata; (5) menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang
cenderung menghafal; dan (6) membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif.
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis IPA antara
kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model siklus belajar 5E dan kelompok
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
5E Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas
D. Manfaat Penelitian
b. Menjadi bahan referensi bagi guru mengenai pendekatan, model, dan metode
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoretis
yang bermakna ilmu yang mempelajari fenomena atau peristiwa yang ada di alam
ini. Menurut Winarni (2012: 8), IPA merupakan suatu cara untuk mengalami alam
tentang objek tertentu. Pendidikan IPA mengarahkan siswa untuk menemukan dan
tentang alam sekitar dan dapat menciptakan suatu karya yang dapat bermanfaat
bagi masyarakat.
Menurut Winarni (2012: 13), hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1)
Sikap dalam pembelajaran IPA yang dimaksud adalah sikap ilmiah, yaitu rasa
ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab
akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur
yang benar; (2) Ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu prosedur pemecahan
pengetahuan alam sebagai produk, yaitu suatu kumpulan hasil penelitian yang
telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai
6 6
kegiatan analitis berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) Aplikasi dalam
pembelajaran IPA, yaitu penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
menumbuhkan sikap ilmiah, seperti: sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak
yang berupa konsep-konsep, fakta dan teori saja tetapi mementingkan bahwa
siswa belajar untuk menggunakan suatu proses penemuan dan hasil pembelajaran
IPA. Dalam proses pembelajaran IPA, keempat unsur (sikap, produk, proses, dan
seperti: sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan objektif
terhadap fakta.
kepada siswa untuk melatih keterampilan proses IPA karena siswa dapat berpikir
dan siswa memiliki sikap ilmiah. Menurut Abrucasto dalam Winarni (2012: 10),
“Tujuan utama Pendidikan IPA di Sekolah Dasar (SD) adalah membentuk orang
7
yang memiliki kreativitas, berpikir kritis, menjadi warga negara yang baik, dan
minat dalam diri anak-anak dan penghargaan terhadap dunia dimana mereka
hidup. Dalam pembelajaran IPA melatih siswa dalam kegiatan intelektual yang
Yang Maha Esa bahwa semua keindahan dan keberadaan alam merupakan
keterampilan esensial sebagai warga negara, dan tujuan pembelajaran IPA dapat
8
c. Karakteristik Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)
kebenarannya melalui metode ilmiah. IPA sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri
sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Menurut Haryono (2013: 43) IPA memiliki
karakteristik, seperti: (1) proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera,
seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot; (2) belajar IPA
(5) belajar IPA merupakan proses aktif yaitu eaktifan secara fisik saja tidak cukup
untuk belajar IPA, peserta didik juga harus memperoleh pengalaman berpikir
pembelajaran IPA bergeser dan berpusat pada guru ke arah pembelajaran yang
lebih berpusat pada aktivitas siswa melalui pendekatan proses mental untuk
Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri mereka sendiri dan alam sekitar, sehingga dalam pengembangan
9
Pembelajaran IPA tidak hanya sekedar informasi tentang fakta, konsep, prinsip,
hukum, akan tetapi IPA juga belajar tentang bagaimana cara memperoleh
informasi yang didapat dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA
dengan jalan berperanan aktif (Ngalimun, 2014: 145). Model siklus belajar
pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus. Menurut Bybee dan sejawatnya
pada tahun 1996 dalam Science Curriculum Improvement Study (SCIS) siklus
2016:170-171).
Model siklus belajar ini mempunyai salah satu tujuan yang memberikan
10
mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna
dengan bekerja dan berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga
pembelajaran.
dan keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan berusaha
akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Pada tahap exploration,
tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan
dan telaah literatur. Pada tahap explanation, guru harus mendorong siswa untuk
mempelajari konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi
dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa
11
siswa menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi problem solving. Pada
kompetensi siswa melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-
Secara operasional kegiatan siswa dari setiap tahap siklus belajar (learning
cycle) 5E adalah sebagai berikut: (1) Tahap Pelibatan (Engagement), meliputi: (a)
dan menghubungkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas; (2) Tahap
bekerja dalam kelompok; (b) membuat prediksi baru; (c) mencoba alternatif
terhadap ide-ide baru; (e) mencermati dan berusaha memahami penjelasan guru;
12
konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan menggunakan label dan definisi
diperoleh sebelumnya; (b) mengambil kesimpulan lanjut atas situasi belajar yang
kegitatan pembelajaran.
pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menghindarkan siswa dari cara
telah dipaparkan, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi
13
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Siklus Belajar (Learning cycle) 5E
bersifat student centered; (2) informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa; (3) orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan
dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal; dan (6) membentuk siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran; (2) siswa dapat menerima
pengalaman dan dimengerti oleh orang lain; (3) siswa mampu mengembangkan
siklus belajar (learning cycle) 5E membuat siswa dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran sehingga membentuk siswa yang aktif, kritis dan kreatif dan
14
2) Kekurangan Model Siklus Belajar 5E (Learning Cycle)
efektivitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-
dan terorganisasi; (3) memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam
menguasai materi pelajaran, serta belajar untuk mengelola kelas yang lebih
siswa.
Menurut Susanto (2014: 121), bahwa “berpikir kritis adalah suatu kegiatan
melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep
yang diberikan atau masalah yang dipaparkan.” Pemikir kritis tidak menerima
begitu saja cara mengerjakan sesuatu hanya karena selama ini memang begitulah
15
cara mengerjakannya, dan mereka juga tidak menganggap suatu pernyataan benar
Winarni (2012: 152), bahwa “berpikir kritis merupakan hal yang harus diajarkan
kepada peserta didik, karena kemampuan berpikir kritis ini sangat diperlukan
yang harus dimiliki siswa untuk memecahkan suatu masalah yang disertai
mengevaluasi apa yang dikatakan orang lain tanpa menerima begitu saja. Siswa
dapat membandingkan jawaban yang beragam dan mengenali bahwa adanya lebih
dari satu jawaban serta bertanya dan mengungkapkan pendapat dengan cara yang
masuk akal.
dikembangkan dalam diri siswa karena melalui keterampilan berpikir kritis, siswa
dapat lebih mudah memahami konsep, peka akan masalah yang terjadi sehingga
16
Winarni (2012: 11) mengemukakan bahwa agar siswa menjadi literat atau
melek terhadap sains, maka mereka harus diberikan keterampilan agar mereka
berpikir kritis.
(literat/melek ilmu).
tuntutan, atau alasan yang relevan dengan yang tidak relevan; (3) menentukan
17
Sedangkan, menurut Ennis dalam Susanto (2013: 125-126) berpikir kritis
dalam lima aspek keterampilan berpikir kritis, yaitu: (1) memberikan penjelasan
Selain itu Winarni (2006: 23) mengemukakan bahwa terdapat lima faktor
dan indikator berpikir kritis disajikan pada tabel 2.1 di bawah ini:
18
Tabel 2.1 Faktor dan Indikator Berpikir Kritis
No Faktor Indikator
1. Mengidentifikasi 1. Memberikan penyelesaian yang
pertanyaan terarah/memunculkan pertanyaan
2. Permasalahan yang terarah berdasarkan
informasi yang disajikan
2. Memberi argumen 1. Memberikan alasan yang sesuai
2. Menunjukan perbedaan atau persamaan
argumen utuh
3. Melakukan deduksi 1. Melakukan deduksi secara logis
berdasarkaan teori/konsep
2. Melakukan Interpretasi suatu pertanyaan
4. Melakukan induksi 1. Membuat generalisasi dari data
2. Membuat kesimpulan
3. Memberikan asumsi yang logis
5. Memutuskan 1. Memilih alternatif solusi
2. Menentukan alternatif solusi yang akan
dilaksanakan
B. Kerangka Pikir
masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir
19
kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis
menggunakan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking) pada siswa sehingga
IPA.
peristiwa yang terjadi di alam semesta dan dalam proses pembelajaran IPA
terdapat empat unsur yaitu: sikap, produk, proses, dan aplikasi. Tujuan
Pembelajaran IPA yaitu dapat membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan
keterampilan esensial sebagai warga negara, dan tujuan pembelajaran IPA dapat
Pembelajaran IPA tidak hanya sekedar informasi tentang fakta, konsep, prinsip,
hukum, akan tetapi IPA juga belajar tentang bagaimana cara memperoleh
centered; (2) informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
20
merupakan pemecahan masalah; (4) proses pembelajaran menjadi lebih bermakna
belajar tradisional yang cenderung menghafal; dan (6) membentuk siswa yang
aktif, kritis, dan kreatif dicapai dalam pembelajaran dengan melalui 5 tahap yaitu
evaluation (evaluasi).
meliputi: mengidentifikasi asumsi; dan (5) mengatur strategi dan taktik, meliputi:
menentukan tindakan.
kritis menjadi lebih baik merupakan harapan dari penelitian ini. Hal ini dapat
21
Pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri Kota Bengkulu
1. Mencari informasi tentang fakta, konsep, prinsip, dan hukum dengan cara metode
ilmiah dan sikap ilmiah.
2. Proses pembelajaran IPA terdapat empat unsur yaitu sikap, produk, proses dan
aplikasi.
3. Diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis agar siswa di SD dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi di
kehidupan sehari-hari.
22
C. Asumsi Penelitian
Berdasarkan hasil kajian secara teoritis dan penelitian yang relevan, maka peneliti
memiliki asumsi sebagai berikut: (1) pembelajaran IPA diarahkan pada masalah
dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
diterapkan melalui penggunaan model siklus belajar (learning cycle) 5E; (3)
D. Hipotesis Penelitian
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan model siklus belajar (Learning Cycle)
23
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
2. Metode Penelitian
2011: 48). Menurut Gay dalam Emzir (2008: 63-64) penelitian eksperimen
24 24
3. Desain Penelitian
perlakuan dan pada kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Mengingat taraf
yang tidak dapat dikontrol secara ketat, yakni pengacakan individu yang akan
Keterangan:
M : Pencocokan Subjek.
pembelajaran konvensional.
25
O2: Pelaksanaan tes akhir pada kelompok eksperimen.
melakukan uji homogenitas pada nilai ulangan semester II pada kedua sampel dan
materi pelajaran yang diberikan pada kedua sampel. Penelitian ini bertujuan untuk
perlakuan yang berbeda, dalam hal ini perlakuan tersebut menggunakan model
1. Populasi Penelitian
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
dijadikan sebagai objek untuk meng generalisasikan hasil penelitian (Fraenkel dan
Wallen dalam Winarni, 2011: 94). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N Kota Bengkulu
26
2. Sampel Penelitian
(2011: 111), teknik purposive sampling merupakan teknik penarikan sampel yang
berorientasi pada pemilihan sampel di mana populasi dan tujuan yang spesifik
dari penelitian diketahui oleh peneliti sejak awal. Dalam pelaksanaan teknik
Kota Bengkulu sebagai kelas kontrol. Pemilihan kedua SD Negeri tersebut karena
bangunan tingkat 2 sehingga cocok untuk materi tentang siap siaga gempa bumi.
Negeri 51 Kota Bengkulu pada mata pelajaran IPA semester ganjil tahun
2017/2018. Adapun hasil analisis data uji homogenitas sampel disajikan pada
Tabel 3.1.
27
Tabel 3.1 Data Hasil Uji Homogenitas Sampel
pelajaran IPA sebesar 1,77 dan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,05.
Sehingga Fhitung (1,77) < Ftabel (2,05) yang artinya bahwa data kedua sampel
homogen.
Berdasarkan hasil uji homogenitas sampel yang dilihat dari data nilai
ulangan mata pelajaran IPA. Setelah melakukan uji homogenitas, didapatkan hasil
gempa bumi.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan
varibel terikat. Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang
28
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
varibel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model siklus belajar (Learning
Cycle) 5E. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan
D. Definisi Operasional
evaluation (evaluasi)
c. Berpikir kritis adalah suatu kegiatan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking) melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang
29
mempelajari konsep baru berdasarkan nalar yang difokuskan untuk
E. Instrumen Penelitian
berbentuk soal tes uraian berjumlah 7 soal, yang terdiri dari pretest dan posttest.
Soal tes diberikan kepada semua sampel sesuai dengan konsep yang diberikan
Sebelum peneliti melakukan uji validitas dari hasil uji coba di lapangan,
peneliti melakukan validasi ahli terlebih dahulu. Uji Validitas yang dilakukan
yaitu validitas instrumen penelitian oleh validator ahli. Validitas yang dilakukan
berupa lembar tes uraian yang berjumlah 7 butir soal. Dari 7 butir soal yang
dibuat, semua soal telah dinyatakan layak tetapi dengan perbaikan dan dapat
ditindaklanjuti karena telah mencakup seluruh aspek di dalam kisi-kisi yang telah
dibuat. Adapun kisi-kisi instrumen tes yang berbentuk uraian kemampuan berpikir
30
Tabel 3.2. Rekapitulasi Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis
Uji coba instrumen pada penelitian ini dilaksanakan pada kelas V SD Negeri
02 Kota Bengkulu yang dilakukan sebanyak 1 kali. Uji coba instrumen penelitian
ini dilakukan pada kelompok yang telah mempelajari materi yang akan dijadikan
penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk melihat apakah soal tersebut
Berdasarkan hasil dari uji coba instrumen, maka diperoleh data validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda butir soal uji coba tes kemampuan
berpikir kritis.
31
Untuk mengukur validitas soal menggunakan rumus korelasi product
moment. Berdasarkan perhitungan uji validitas tersebut dari 7 butir soal uji coba
yang telah diuji cobakan dan semua soal valid. Dari 7 soal tersebut, diperoleh
perhitungan satu butir soal berada pada rentang 0,2 – 0,39 termasuk ke dalam
kategori validitas rendah yaitu butir soal nomor 2. Dua butir soal berada pada
rentang 0,4 – 0,59 termasuk ke dalam kategori validitas cukup yaitu butir soal
nomor 6 dan 7. Empat butir soal berada pada rentang 0,6 – 0,79 termasuk ke
dalam kategori validitas tinggi yaitu butir soal nomor 1, 3, 4 dan 5. Perhitungan
∑ − (∑ )(∑ )
=
∑ − (∑ ) ∑ ² − ∑( )
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi tes yang disusun dengan kriteria
x = Skor masing-masing responden variabel X (tes yang disusun)
y = Skor masing-masing responden variabel Y (tes kriteria)
N = Jumlah responden
(Yusuf, 2016: 239)
Kriteria validitas:
Nilai r Kevalidan
0,8 - 1,0 Sangat tinggi
0,6 - 0,79 Tinggi
0,4 - 0,59 Cukup
0,2 - 0,39 Rendah
0,0 - 0,19 Sangat rendah
(Winarni, 2011: 193-194)
32
Setelah melakukan uji validitas soal, selanjutnya mengukur reliabilitas soal
tersebut dari 7 soal yang valid, diperoleh data r11 adalah sebesar 0,711. Hasil ini
memberikan indikasi bahwa instrumen penelitian ini reliabel dan dapat digunakan.
∑
r11 = 1−
Keterangan:
rll = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Dengan kriteria jika r11 > rtabel pada taraf signifikan 5%, berarti reliabel dan
jika r11 < rtabel pada taraf signifikan 5%, berarti tidak reliabel (Arikunto, 2013: 239).
soal. Berdasarkan perhitungan uji taraf kesukaran dari 7 butir soal tersebut,
diperoleh data hasil perhitungan yaitu satu butir soal berada pada rentang 0,7- 1,0
termasuk ke dalam kategori taraf kesukaran mudah yaitu butir soal nomor 2.
Enam butir soal berada pada rentang 0,3 – 0,69 termasuk ke dalam kategori taraf
P=
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran:
P Indeks Kesukaran
0,0 – 0,29 Sukar
0,3 – 0,69 Sedang
0,7 – 1,0 Mudah
(Winarni, 2011 : 195).
33
Setelah mengukur taraf kesukaran, selanjutnya mengetahui daya pembeda
setiap butir soal. Berdasarkan perhitungan uji daya beda dari 7 butir soal tersebut,
diperoleh data hasil perhitungan lima butir soal berada pada rentang 0,2 – 0,39.
Hasil ini memberikan indikasi bahwa soal tersebut termasuk ke dalam kategori
daya pembeda cukup yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, dan 6. Dua butir soal berada
pada rentang 0,0 – 0,19. Hasil ini memberikan indikasi bahwa soal tersebut
termasuk ke dalam kategori daya pembeda jelek yaitu butir soal nomor 4 dan 7.
D = −
Keterangan:
D = daya beda
JBA = jumlah menjawab benar kelompok atas
JBB = jumlah menjawab benar kelompok bawah
JA = banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = banyaknya peserta tes kelompok bawah
Kriteria daya beda:
D Daya Beda
0,0 – 0,19 Jelek
0,2 – 0,39 Cukup
0,4 – 0,69 Baik
0,7 – 1,0 Baik Sekali
(Winarni, 2011 : 195)
Dari uji coba instrumen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bahwa
dari 7 butir soal uji coba yang telah diujikan, semua butir soal dikatakan valid
karena nilai rhitung lebih besar dari rtabel dengan butir soal nomor 2 dalam kategori
rendah, butir soal nomor 6 dan 7 dalam kategori cukup, dan butir soal nomor 1, 3,
4 dan 5 dalam kategori validitas tinggi. Setelah itu, soal yang valid diuji
soal dihitung taraf kesukarannya sehingga didapat satu butir soal dalam kategori
34
taraf kesukaran mudah dan enam butir soal dalam kategori taraf kesukaran
sedang. Pengujian instrumen tes kemampuan berpikir kritis yang terakhir yaitu uji
daya beda dari 7 butir soal didapat butir soal nomor 4 dan 7 memiliki daya beda
jelek dan butir soal nomor 1, 2, 3, 5, dan 6 memiliki daya beda cukup.
Rekapitulasi hasil uji instrumen tes kemampuan berpikir kritis disajikan pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pretest
tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan
diajarkan telah dapat dikuasi oleh siswa. Jadi tes awal adalah tes yang
35
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian merupakan sampel yang
b. Posttest
yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh siswa.
Soal tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang terpenting, yang telah
diajarkan kepada para siswa, naskah tes akhir dibuat sama dengan naskah tes
awal. Dengan demikian dapat diketahui apakah tes akhir lebih baik, sama, ataukah
lebih jelek daripada hasil tes awal. Jika hasil tes akhir itu lebih baik dari pada tes
awal, maka dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil
dengan sebaik-baiknya.
lampiran 6 halaman 134, kunci jawaban, dan rubrik jawaban disajikan pada
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji perbedaan dua
rata-rata (uji t), yang bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh yang
36
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap skor
pretest dan skor posttest. Pengolahan dan analisis data yang dilakukan meliputi
penentuan skor soal analisis statistik deskriptif, analisis uji prasyarat, dan uji
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Yang termasuk dalam analisis statistik deskriptif antara lain adalah
penyajian data melalui tabel, perhitungan skor rata-rata (mean), varians, dan lain-
lain.
Keterangan :
= Mean yang kita cari
∑f1 x1 = Jumlah dari hasil perkalian antara f1 pada tiap-tiap interval data
dengan tanda kelas (x1)
n = Jumlah data/ sampel
(Winarni, 2011:67)
b. Perhitungan Varian
Untuk menghitung varian, maka rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
37
n ∑ f x − (f x )
s =
n(n − 1)
Keterangan:
N = Banyak sampel
s = varian
∑ f x = jumlah dari hasil perkalian fi pada tiap-tiap interval data dengan
tanda kelas xi
(Arikunto, 2010: 227)
Tes tertulis berbentuk uraian (pretest dan posttest) menuntut siswa mampu
Langkah yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data yaitu dengan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengolah data nilai pretest dan posttest
dalam menentukan apakah kelas yang telah diuji berdistribusi normal atau tidak.
Rumus pengujian ini dikenal dengan Chi Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah:
38
( )
x2= ∑
Di mana:
x2 = Uji chi kuadrat
O1 = Frekuensi
b. Uji Homogenitas
H0 : μ12 = μ22
Ha : μ12 ≥ μ22
varian yang sama, dan Ha adalah hipotesis yang menyatakan skor kedua kelompok
perbandingan varian terbesar dengan varian terkecil antara kedua kelompok kelas
F hitung =
39
Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung lebih kecil dari
F tabel
pada pada taraf signifikan 5%. Secara metematis dituliskan Fhitung< Ftabel
pada derajat kebebasan (dk) pembilang (varian terbesar) dan derajat kebebasan
3. Uji Hipotesis
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
rumus uji-t dengan pooled varian untuk dua sampel independent sebagai berikut:
̅ − ̅
=
( ) ( )
( + )
Keterangan:
t = nilai hitung
̅ = skor rata-rata kelompok 1
̅ = skor rata-rata kelompok 2
1 = jumlah sampel kelompok 1
= varian kelompok 1
= varian kelompok 2
(Sugiyono. 2016: 196-197)
40
Jika nilai thitung > ttabel pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = n1 +
(2011: 153) menjelaskan bahwa bila asumsi t-test tidak terpenuhi (misalnya data
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
posttest kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai
rata-rata pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis disajikan pada Gambar
65,53
70
54,84
60
50 39,14
34,91
40 Kelas Eksperimen
30 Kelas Kontrol
20
10
0
Pretest Posttest
kritis siswa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara
42 42
Untuk mengetahui apakah perbedaan itu berbeda secara signifikan, maka
Pretest
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-rata 34,91 39,14
Standar Deviasi 12,87 9,96
Varian 165,69 99,21
n 25 22
Dk 24 21
χ2hitung 15,32 1,14
χ2tabel 37,65 33,92
Fhitung 1,67
Ftabel 2,05
(Sumber: lampiran 7 halaman 148-152)
menggunakan rumus chi kuadrat. Data dikatakan normal jika hasil perhitungan
diperoleh nilai χ2hitung < χ2tabel. Berdasarkan Tabel 4.1, hasil pretest pada kelas
43
148) dan χ2tabel sebesar 37,65 (lampiran 8 halaman 155) dan pada kelas kontrol
menunjukkan bahwa nilai χ2hitung sebesar 1,14 (lampiran 7 halaman 149) dan χ2tabel
sebesar 33,92 (lampiran 8 halaman 155) artinya χ2hitung < χ2tabel. Hasil ini
memberikan indikasi bahwa hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal.
menggunakan uji F. Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung <
Ftabel. Berdasarkan tabel 4.1, hasil pretest menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar
1,67 (lampiran 7 halaman 152) dan nilai Ftabel sebesar 2,05 (lampiran 8 halaman
156). Atinya status varian hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal
44
Berdasarkan tabel di atas, hasil posttest menunjukkan nilai rata-rata pada
menggunakan rumus chi kuadrat. Data dikatakan normal jika hasil perhitungan
diperoleh nilai χ2hitung < χ2tabel. Berdasarkan tabel 4.2, hasil posttest pada kelas
150) dan χ2tabel sebesar 37,65 (lampiran 8 halaman 155). Pada kelas kontrol
menunjukkan bahwa nilai χ2 hitung sebesar 24,81 (lampiran 7 halaman 151) dan
χ2tabel sebesar 33,92 (lampiran 8 halaman 15)5 artinya χ2hitung < χ2tabel. Hasil ini
memberikan indikasi bahwa hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas
menggunakan uji F. Sampel dikatakan memiliki varian homogen apabila Fhitung <
Ftabel. Berdasarkan tabel 4.2, hasil posttest menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar
1,56 (lampiran 7 halaman 152) dan nilai Ftabel sebesar 2,05 (lampiran 8 halaman
156). Artinya status varian hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Uji-t, apabila thitung < ttabel berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Demikian sebaliknya jika thitung > ttabel berarti
Perhitungan uji hipotesis gain skor disajikan pada tabel 4.3. berikut.
45
Tabel 4.3. Tabel Uji T Gain Skor
Uji T Gain Skor
Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-Rata 30,62 15,70
Varian 194,71 99,98
N 25 22
Df 45
thitung 4,17
ttabel 2,01
Kesimpulan Berbeda Signifikan
(Sumber: lampiran 7 halaman 153)
Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji-t gain skor menunjukkan bahwa nilai thitung
sebesar 4,17 (lampiran 7 halaman 153) lebih besar daripada nilai ttabel sebesar
setiap aspek kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest
dan posttest setiap aspek kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen disajikan
46
88,46
90,00
80,00 72,93
70,00 66,40
62,25
60,00 53,62
50,13
50,00
36,57 Pretest
40,00 32,64 Eksperimen
26,80
30,00
20,00 14,85
Posttest
10,00 Eksperimen
0,00
sederhana nilai pretest eksperimen sebesar 26,80 dan nilai posttest eksperimen
Pada indikator menyimpulkan nilai pretest eksperimen sebesar 53,63 dan nilai
47
14,85 dan nilai posttest eksperimen sebesar 62,25 sehingga terjadi peningkatan
sebesar 47,40. Pada indikator mengatur strategi dan taktik nilai pretest eksperimen
sebesar 36,57 dan nilai posttest eksperimen sebesar 88,46 sehingga terjadi
posttest eksperimen dapat diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata skor atau
gain skor tertinggi terjadi pada aspek mengatur strategi dan taktik yaitu sebesar
51,89 dan peningkatan nilai rata-rata skor atau gain skor terendah terjadi pada
setiap indikator kemampuan berpikir kritis di kelas kontrol. Nilai rata-rata pretest
dan posttest setiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol disajikan
48
70,00
62,40
57,98
60,00
50,80 51,20
47,60 47,60
50,00 44,34
Pretest
40,00 Kontrol
29,60
30,00
Posttest
24,40 Kontrol
20,00 14,00
10,00
0,00
Memberikan Membangun Menyimpulkan Memberikan Mengatur
Penjelasan Keterampilan Penjelasan Strategi Dan
Secara Dasar Lanjut Taktik
Sederhana
sederhana nilai pretest kontrol sebesar 47,60 dan nilai posttest kontrol sebesar
keterampilan dasar nilai pretest kontrol sebesar 24,40 dan nilai posttest kontrol
menyimpulkan nilai pretest kontrol sebesar 47,60 dan nilai posttest kontrol
memberikan penjelasan lanjut nilai pretest kontrol sebesar 14,00 dan nilai
49
Berdasarkan hasil peningkatan nilai rata-rata pretest kontrol dan posttest
kontrol dapat diketahui bahwa peningkatan nilai rata-rata skor atau gain skor
tertinggi terjadi pada indikator memberikan penjelasan lanjut yaitu sebesar 37,20
dan peningkatan nilai rata-rata skor atau gain skor terendah terjadi pada indikator
berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada
eksperimen sebesar 39,60 dan kelas kontrol sebesar 3,20. Pada indikator
17,49 dan kelas kontrol sebesar 5,20. Pada indikator menyimpulkan terjadi
peningkatan kelas eksperimen sebesar 19,31 dan kelas kontrol sebesar 10,38. Pada
47,40 dan kelas kontrol sebesar 37,20. Pada indikator mengatur strategi dan taktik
terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar 51,89 dan kelas kontrol sebesar
18,06.
Hasil nilai rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 34,91 dan nilai rata-
rata posttest kelas eksperimen sebesar 65,53 menunjukkan gain nilai rata-rata
pada kelas eksperimen sebesar 30,62. Hasil nilai rata-rata pretest kelas kontrol
sebesar 34,44 dan nilai rata-rata posttest kelas kontrol sebesar 48,26 menunjukkan
gain nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 13,82. Artinya kemampuan berpikir
kritis pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen
50
signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa daripada kelas kontrol yang
B. Pembahasan
kemampuan berikir kritis siswa antara kelas eksperimen yang menerapkan model
siklus belajar (Learning Cycle) 5E dengan kelas kontrol yang menerapkan model
kemampuan berpikir kritis siswa ini terlihat dari hasil kemampuan berpikir kritis
pretest dan posttest yang menunjukkan hasil posttest lebih baik dibandingkan
dengan pretest. Berdasarkan hasil nilai rata-rata posttest pada semua indikator
kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol.
pertanyaan) terjadi peningkatan kelas eksperimen sebesar 39,60 dan kelas kontrol
17,49 dan kelas kontrol sebesar 5,20. Pada indikator menyimpulkan (membuat
51
atau menentukan nilai pertimbangan) terjadi peningkatan kelas eksperimen
sebesar 19,31 dan kelas kontrol sebesar 10,38. Pada indikator memberikan
sebesar 47,40 dan kelas kontrol sebesar 37,20. Pada indikator mengatur strategi
menunjukkan hasil yang berbeda-beda pada setiap butir soal tes. Pada indikator
signifikan dikarenakan instrumen yang dibuat peneliti berupa butir soal tes yang
telah disediakan data/fakta berupa gambar konkret sehingga siswa lebih mudah
dalam mengerjakan soal yang diberikan bukan berupa kata-kata yang abstrak bagi
siswa. Hal ini menyebabkan hasil yang didapat siswa pada indikator mengatur
siswa terlibat secara aktif dan siswa melakukan percobaan Gempa bumi/Lezatnya
sesuai dengan yang dikemukakan Haryono (2013: 43) bahwa belajar IPA
52
eksplorasi dan eksperimentasi dan belajar IPA merupakan proses aktif yaitu
keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, peserta didik juga harus
Pembelajaran IPA dengan model siklus belajar (Learning Cycle 5E) dengan
Patrang I Jember dan tingkat aktivitas siswa dengan penerapan model siklus
belajar (Learning Cycle 5E) siswa kelas VB di Sekolah Dasar Negeri Patrang I
alur berpikir yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan teori yang ada dan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model siklus belajar (Learning
dengan hasil analisis uji thitung sebesar 7,159 dan ttabel sebesar 1,995.
53
Langkah-langkah model siklus belajar (Learning Cycle) 5E berpengaruh
(menentukan tindakan).
powerpoint tentang gempa bumi/rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan
gempa serta siap siaga gempa bumi untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa
lain terstimulasi untuk menjawab pertanyaan yang muncul serta siswa mengingat
54
(2014: 61) model pembelajaran learning cycle dapat (1) meningkatkan motivasi
belajar karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran; (2)
siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain; (3) siswa
powerpoint tentang gempa bumi/ rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan
gempa serta siap siaga gempa bumi untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa; (2)
yang disajikan; (3) siswa mengajukan pertanyaan tentang gempa bumi/ rumah
aman dan tidak aman pada daerah rawan gempa serta siap siaga gempa bumi; (4) siswa
menghubungkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas; dan (6) siswa
penelitian Winarni, dkk (2018: 72) menunjukkan bahwa dengan stimulasi, siswa
Langkah kedua yaitu exploration. Pada tahap ini siswa mencari referensi
untuk merumuskan jawaban sementara setelah itu siswa menerima secara tertib
55
Lembar Kerja Siswa dan logistik pembelajaran berupa alat dan bahan percobaan
menstimulasi dan memotivasi siswa, melatih agar kritis dalam menganalisa, dan
apakah sumber dapat dipercaya). Langkah exploration terdiri dari aktivitas yaitu
(1) guru meminta siswa mencari referensi untuk merumuskan jawaban sementara;
(2) guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan logistik pembelajaran; (3)
56
atau menentukan nilai pertimbangan). Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto
(2014: 126) keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan dalam diri siswa
karena melalui keterampilan berpikir kritis, siswa dapat lebih mudah memahami
konsep, peka akan masalah yang terjadi sehingga dapat memahami dan
halaman 171.
Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu memberi penjelasan serta
mepertimbangkan data atau bukti ketika mengeksplorasi situasi baru. Hal ini
diperkuat oleh Wena (2011: 172) bahwa diharapkan siswa tidak hanya mendengar
asumsi). Langkah elaboration terdiri atas aktivitas yaitu siswa memilih penjelasan
57
Langkah kelima yaitu evaluation. Pada tahap ini siswa melakukan evaluasi
diri, merenungkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta siswa dan guru
secara bersama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Pada tahap
ini siswa diarahkan untuk menentukan langkah apa yang akan diambil setelah
dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk memperoleh yang terbaik. Hal ini
diperkuat oleh Sardiman (2016: 94) mengemukakan bahwa apabila ada siswa
yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian
motivasi yang baik sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
Sejalan dengan itu, Winarni (2018, 132) yaitu setiap kelompok yang
setiap anggota kelompok. Hal ini diperkuat dengan penelitian Ernata (2017: 781),
58
maksimal. Untuk itu guru senantiasa berupaya memotivasi peserta didik agar
mereka lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu caranya
Persentase tinggi ditunjukkan dari hasil penelitian di mana 73% peserta didik
atas aktivitas yaitu (1) Siswa melakukan evaluasi diri; (2) siswa memahami
kekurangan dan kelebihannya dalam pembelajaran; (3) siswa dan kelompok aktif
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji-t gain skor menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar
4,16 lebih besar daripada nilai ttabel sebesar 2,01. Berdasarkan hasil penelitian
B. Saran
60 60
Langkah elaboration dapat meningkatkan indikator memberikan penjelasan
2. Bagi peneliti lain (yang akan menindak lanjuti penelitian ini) disarankan,
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi,
Jakarta: Rineka Cipta.
Astutik, Sri., Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle 5E) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran Sains Di
Sekolah Dasar Negeri Patrang I Jember. Jurnal Ilmu Pendidikan
Sekolah Dasar Universitas Jember, Vol. 01 No. 02, Hal: 143-153,
Tersedia:
https://scholar.google.co.id?q=jurnal+astutik+meningkatkan+hasil+bela
jar+siswa+dengan+model+siklus+belajar. Diunduh 25 Mei 2018.
Haryono, (2013), Pembelajaran IPA yang menarik dan mengasyikkan: Teori dan
Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Kepel Press.
62
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Susanto, A., (2013), Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Kencana.
Taniredja, T., Efi M. F. & Sri H., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif
dan Efektif. Bandung: Alfabeta.
Trianto, (2008), Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Winarni E. W., Purwandari E., Lusa H., & Dadi S., (2018), The Impact of
Thematic Learning Integrated ICT in Tabot Bengkulu as Cultural
Ceremony toward Social Interaction Knowledge in Elementary School,
Asian Journal of Education and Training, Vol. 4, No. 2, 70-74, ISSN:
2519-5387.
63
Winarni, E. W., (2009), Mengajar IPA secara Bermakna. Bengkulu: UNIB
PRESS.
64
RIWAYAT HIDUP
65
Surat Izin Penelitian Dari Prodi PGSD Ke FKIP
66
Surat Permohonan Izin Validator
67
Lembar Hasil Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
68
Lembar Hasil Validasi RPP
69
Lembar Masukan RPP
70
Surat Izin Uji Coba Instrumen Penelitian Di SD Negeri 02 Kota Bengkulu
71
Surat Izin Penelitian dari Fakultas KIP UNIB
72
Surat Izin Penelitian dari SD Negeri 60 Kota Bengkulu
73
Surat Izin Penelitian dari SD Negeri 51 Kota Bengkulu
74
Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
75
Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota Bengkulu
76
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Negeri 60 Kota Bengkulu
77
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD Negeri 51 Kota Bengkulu
78
NILAI ULANGAN SEMESTER SISWA KELAS VB
SD NEGERI 60 BENGKULU MATA PELAJARAN IPA
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017/2018
79
NILAI ULANGAN SEMESTER SISWA KELAS VB
SD NEGERI 51 BENGKULU MATA PELAJARAN IPA
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2017/2018
80
UJI HOMOGENITAS NILAI ULANGAN SEMESTER GANJIL
KELAS VB SD NEGERI 60 DAN SD NEGERI 51
81
KISI-KISI SOAL UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Kurikulum yang Diacu : KTSP 2006
Jumlah Soal : 7 (tujuh)
Bentuk Soal : Uraian
No. Dimensi dan Indikator Kompetensi Materi Indikator Soal Level Bentuk Nomor
Berpikir kritis Dasar Kognitif Soal Soal
1 Memberikan Penjelasan 7.6. Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 5
Secara Sederhana Mengidentifikasi sumber yang berbeda, siswa dapat (C4-HOT)
(Memfokuskan pertanyaan) peristiwa alam merumuskan masalah dalam bentuk
yang terjadi di kalimat.
2 Membangun Indonesia dan Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 4
Keterampilan Dasar dampaknya bagi sumber yang berbeda, siswa dapat (C5-HOT)
(Mempertimbangkan makhluk hidup memberi argumentasi tentang sumber
apakah sumber dapat dan lingkungan informasi mana yang dapat dipercaya
dipercaya) atau tidak.
82
3 Menyimpulkan Gempa bumi Disajikan informasi tentang gempa bumi, Level 3 Uraian 1
(Membuat atau siswa dapat menyimpulkan definisi (C4-HOT)
menentukan nilai gempa bumi.
pertimbangan)
83
4 Memberikan Penjelasan Rumah aman Disajikan gambar rumah permanen dan Level 3 Uraian 7
Lanjut dan tidak rumah tidak permanen, siswa dapat (C4-HOT)
(mengidentifikasi asumsi) aman mendiagnosis rumah yang aman di
terhadap daerah rawan gempa bumi.
gempa bumi
84
SOAL UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Nama : …………………………….
Kelas : …………………………….
Hari dan Tanggal : …………………………….
SDN : …………………………….
Bengkulu merupakan salah satu wilayah yang sering rawan gempa bumi.
Gempa bumi itu bermacam-macam. Berdasarkan gelombang atau getaran
gempa, gempa bumi terbagi menjadi gempa bumi primer dan gempa bumi
sekunder. Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan, gempa bumi
buatan, dan gempa bumi vulkanik. Berdasarkan kedalaman, gempa bumi
terbagi menjadi gempa bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa
bumi dangkal.
85
3. Apa perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
Gempa Bumi
Gempa bumi berupa getaran atau guncangan yang terjadi karena pergerakan
lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam
itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah
yang dikelilingi lautan luas. Gempa bumi terjadi karena pergeseran lapisan bawah bumi
dan letusan gunung yang dahsyat. Peristiwa gempa bumi terjadi begitu cepat dengan
dampak yang begitu hebat dan akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran
gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan
bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
TEKS 2
Gempa Bumi
86
4. Berdasarkan kedua teks di atas:
a. Menurut kamu, teks mana yang benar memberikan informasi tentang
gempa bumi?
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
b. Jelaskan, apakah semua informasi benar?
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
c. Berdasarkan teks yang kamu pilih, tunjukkan bagian teks yang benar
memberikan informasi gempa bumi? Kemukakan alasanmu!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
87
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 6!
Gambar A Gambar B
Gambar C
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
Jawab:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
88
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7!
Jawab: _____________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
89
KUNCI JAWABAN UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Nomor Jawaban Skor Bobot
Soal Maksimal
1 Gempa bumi adalah
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar 10 1
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
2 Gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi
tumbukan, gempa bumi runtuhan, 10 0,8
gempa bumi buatan, dan gempa
bumi vulkanik.
3 Perbedaan gempa bumi tektonik
dengan gempa bumi vulkanik
adalah Gempa Bumi tektonik
disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran 10 1,2
lempeng-lempeng tektonik secara
mendadak sedangkan gempa bumi
vulkanik akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus.
4 a. Teks yang benar memberikan
informasi tentang gempa bumi
adalah teks 2
b. Tidak, tidak semua informasi 10 3
benar.
c. Bagian teks yang benar
memberikan informasi tentang
gempa bumi adalah isi teks yang
90
berisikan fakta-fakta bukan
yang berisikan pendapat-
pendapat.
5 a. Gempa bumi berupa
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
b. Gempa bumi ini dapat 10 1
menyebabkan kerusakan alam
seperti rusaknya bangunan-
bangunan dan jalan-jalan yang
berdampak pada keselamatan
manusia.
6 a. Gambar A dan Gambar C
b. Gambar A yaitu sembunyi di
kolong meja 10 1,4
Gambar C yaitu berlari ke luar
kelas dengan menggunakan tas
di kepala
7 Jenis rumah yang aman untuk
dibangun untuk di daerah rawan
gempa bumi adalah rumah gambar
b yaitu rumah tidak permanen
karena jika terjadi bencana gempa 10 1,6
bumi kerusakan yang ditimbulkan
tidak terlalu berat dan reruntuhan
bangunan tidak separah yang
terjadi pada rumah permanen.
91
RUBRIK JAWABAN UJICOBA TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KATA KUNCI
No . Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1,2,3,4,6,7 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul tiga kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci kunci kunci
5 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci namun tidak kunci lengkap kunci namun
lengkap tidak lengkap
EFEKTIFITAS
No. Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1-7 Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa singkat, Bahasa singkat,
kurang sistematis, kurang kurang sistematis, kurang kurang sistematis, jelas, sistematis, jelas, sistematis, jelas,
jelas, tidak memiliki makna, jelas, memiliki makna, memiliki makna, dan memiliki makna, memiliki makna, dan
dan jawaban belum dan jawaban belum jawaban kurang dan jawaban belum jawaban benar/tepat.
benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat.
92
No. Semua Kata Kunci
1. 1. Gempa bumi
2. Berguncangnya bumi
3. Tumbukan antar lempeng bumi
4. Patahan aktif
5. Runtuhan batuan
2. 1. Tektonik
2. Tumbukan
3. Buatan
4. Vulkanik
3. 1. Perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik
2. Tektonik
3. Pergeseran lempeng-lempeng tektonik
4. Vulkanik
5. Sebelum gunung api meletus
4. 1. Teks 2
2. Tidak semua informasi benar
3. Isi Teks
4. Berisikan fakta-fakta
5. Berisikan pendapat-pendapat
5. 1. Gempa bumi
2. Kerusakan
6. 1. Gambar A
2. Gambar C
3. Gambar A yaitu sembunyi di kolong meja
4. Gambar C yaitu berlari ke luar kelas dengan tas di kepala
7. 1. Jenis rumah yang aman
2. rumah gambar b
3. rumah tidak permanen
4. kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu berat
5. tidak separah yang terjadi pada rumah permanen
93
UJI VALIDITAS
94
UJI RELIABILITAS
95
22 Siswa 22 8 8 10,8 15 7 11,2 11,2 71,2 5069,44
23 Siswa 23 10 8 9,6 24 7 11,2 3,2 73 5329
24 Siswa 24 8 8 9,6 12 8 5,6 6,4 57,6 3317,76
25 Siswa 25 8 8 9,6 12 8 11,2 8 64,8 4199,04
26 Siswa 26 4 3,2 2,4 12 2 9,8 0 33,4 1115,56
27 Siswa 27 8 8 4,8 15 10 12,6 8 66,4 4408,96
28 Siswa 28 4 8 10,8 18 7 11,2 3,2 62,2 3868,84
29 Siswa 29 4 8 6 18 4 5,6 3,2 48,8 2381,44
30 Siswa 30 8 8 4,8 21 10 9,8 4,8 66,4 4408,96
Jumlah 174 196,8 172,8 396 182,8 283 184,8 1590,2 90076,04
Jumlah
Kuadrat 1228 1443 1397 5796 1355 2941 1544 90076,04
σ2 7,293 5,052 13,393 18,960 8,039 9,051 13,532
∑σ2 75,320
∑σ2t 192,828
r11 0,711
96
TARAF KESUKARAN
97
DAYA PEMBEDA
98
SILABUS KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN 1)
99
topik pembelajaran yang akan Omegawati, W. H.,
dibahas (menalar, Bentuk: Kusumawati, R.,
mengomunikasikan). lembar tes (2008), IPA 5
4. Siswa membentuk kelompok essay Salingtemas: untuk
dengan beranggotakan 4 orang kemampuan Kelas V SD/MI, Jakarta
(mengomunikasikan) berpikir : Pusat Perbukuan,
5. Kelompok menerima Lembar kritis Departemen Pendidikan
Kerja Siswa dan logistik Nasional.
pembelajaran
(mengomunikasikan). Wiyono, E., Sulistyanto,
6. Kelompok menentukan dasar H., 2008, Ilmu
diskusi memakai penjelasan Pengetahuan Alam:
alternatif pemecahan masalah untuk SD dan MI Kelas
(menalar) V, Jakarta : Pusat
7. Setiap kelompok melakukan Perbukuan, Departemen
percobaan Gempa bumi Pendidikan Nasional.
berdasarkan LKS (mencoba).
8. Kelompok menjelaskan konsep Puspadiningrum, D.,
yang ditemukan secara kritis (2016), Pengaruh
(menalar). Ekstrakurikuler
9. Siswa melakukan pembuktian Pendidikan
terhadap konsep yang diajukan Kepramukaan
(menalar, Terintegrasi Siaga
mengomunikasikan). Bencana Gempa Bumi
10. Siswa memilih penjelasan Terhadap Keterampilan
alternatif dan Tanggap Siaga Bencana
mempertimbangkan data atau Siswa SD Negeri Di
bukti ketika mengeksplorasi Kota Bengkulu: Skripsi
100
situasi baru (menalar, PGSD UNIB. Tidak
mengomunikasikan). dipublikasikan.
11. Siswa melakukan evaluasi diri
(mengomunikasikan). Kurikulum Tingkat
12. Siswa memahami kekurangan Satuan Pendidikan
dan kelebihannya dalam (KTSP) Kelas V.
pembelajaran (menalar, www.wartabencana.com
mengomunikasikan),
13. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
14. Siswa menerima pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
15. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
101
SILABUS KELAS EKSPERIMEN (PERTEMUAN 2)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Kota Bengkulu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
KOMPETENSI MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER BELAJAR
DASAR POKOK WAKTU
7.6. Mengidentifikasi Gempa 1. Siswa mengamati powerpoint Kognitif: 1x Muharam, A.,
peristiwa alam yang terjadi bumi yang berisi tentang rumah aman pertemuan Rositawaty, S., (2008),
di Indonesia dan dampaknya dan tidak aman pada daerah Prosedur: (3 x 35 Senang Belajar Ilmu
bagi makhluk hidup dan rawan gempa serta siap siaga Hasil menit) Pengetahuan Alam:
lingkungan. gempa bumi (mengamati). untuk Kelas V SD dan
2. Mengajukan pertanyaan tentang Teknik: MI, Jakarta : Pusat
rumah aman dan tidak aman Tes Perbukuan, Departemen
pada daerah rawan gempa serta kemampuan Pendidikan Nasional.
siap siaga gempa bumi berpikir kritis
(menanya, menalar). Azmiyawati, C.,
3. Siswa mengingat pengalaman Bentuk: Omegawati, W. H.,
dan menghubungkan dengan lembar tes Kusumawati, R.,
topik pembelajaran yang akan essay (2008), IPA 5
dibahas (menalar, kemampuan Salingtemas: untuk
mengomunikasikan). berpikir kritis Kelas V SD/MI, Jakarta
4. Siswa kembali pada kelompok : Pusat Perbukuan,
masing-masing Departemen Pendidikan
(mengomunikasikan) Nasional.
5. Kelompok menerima Lembar
Kerja Siswa dan logistik Wiyono, E., Sulistyanto,
102
pembelajaran H., 2008, Ilmu
(mengomunikasikan). Pengetahuan Alam:
6. Kelompok menentukan dasar untuk SD dan MI Kelas
diskusi memakai penjelasan V, Jakarta : Pusat
alternatif pemecahan masalah Perbukuan, Departemen
(menalar) Pendidikan Nasional.
7. Setiap kelompok melakukan
percobaan Lezatnya Gempa Puspadiningrum, D.,
berdasarkan LKS (mencoba). (2016), Pengaruh
8. Kelompok menjelaskan konsep Ekstrakurikuler
yang ditemukan secara kritis Pendidikan
(menalar). Kepramukaan
9. Siswa melakukan pembuktian Terintegrasi Siaga
terhadap konsep yang diajukan Bencana Gempa Bumi
(menalar, Terhadap Keterampilan
mengomunikasikan). Tanggap Siaga Bencana
10. Siswa memilih penjelasan Siswa SD Negeri Di
alternatif dan Kota Bengkulu: Skripsi
mempertimbangkan data atau PGSD UNIB. Tidak
bukti ketika mengeksplorasi dipublikasikan.
situasi baru (menalar,
mengomunikasikan). Kurikulum Tingkat
11. Siswa melakukan evaluasi diri Satuan Pendidikan
(mengomunikasikan). (KTSP) Kelas V.
12. Siswa memahami kekurangan www.wartabencana.com
dan kelebihannya dalam
pembelajaran (menalar,
mengomunikasikan),
103
13. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
14. Siswa menerima pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
15. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri Kota Bengkulu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Materi Pokok : Gempa Bumi
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (6 x 35 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam.
B. KOMPETENSI DASAR
7.6. Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya
bagi makhluk hidup dan lingkungan.
C. INDIKATOR
PERTEMUAN 1
7.6.1. Menyimpulkan definisi gempa bumi.
7.6.2. Menyimpulkan jenis-jenis gempa bumi.
7.6.3. Menyimpulkan perbedaan gempa bumi tektonik dengan vulkanik.
PERTEMUAN II
7.6.1. Mengidentifikasi rumah yang aman dan tidak aman di daerah rawan gempa
bumi.
7.6.2. Menyimpulkan langkah keterampilan siap siaga gempa bumi saat berada di
dalam kelas.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
1. Dengan melakukan percobaan tentang gempa bumi, siswa dapat
menyimpulkan definisi gempa bumi dengan tepat.
105
2. Dengan media powerpoint, siswa dapat menyimpulkan jenis-jenis gempa bumi
dengan benar.
3. Dengan penugasan, siswa dapat menyimpulkan perbedaan gempa bumi
tektonik dengan vulkanik dengan benar.
PERTEMUAN 2
1. Dengan penugasan, siswa dapat mengidentifikasi rumah yang aman dan tidak
aman di daerah rawan gempa bumi dengan benar.
2. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menyimpulkan langkah
keterampilan siap siaga gempa bumi saat berada di dalam kelas dengan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Gempa bumi (terlampir)
Alat Bahan
Meja Kertas
Pena
Pensil
Kotak pensil
106
PERTEMUAN 2
Alat Bahan
Piring plastik besar Agar-agar keras dan lunak
Piring plastik kecil Tusuk gigi (sebagai tiang listrik)
Sendok plastic Benang wol (sebagai kabel listrik)
Alat tulis
3. Sumber Belajar
Muharam, A., Rositawaty, S., (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam:
untuk Kelas V SD dan MI, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Azmiyawati, C., Omegawati, W. H., Kusumawati, R., (2008), IPA 5 Salingtemas:
untuk Kelas V SD/MI, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Wiyono, E., Sulistyanto, H., 2008, Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD dan MI
Kelas V, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Puspadiningrum, D., (2016), Pengaruh Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
Terintegrasi Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap Keterampilan
Tanggap Siaga Bencana Siswa SD Negeri Di Kota Bengkulu: Skripsi
PGSD UNIB. Tidak dipublikasikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas V SD/MI
www.wartabencana.com
107
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Langkah Alokasi
Model Siklus Deskripsi Kegiatan Waktu
Belajar
(Learning
Cycle) 5E
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa mengerjakan pretest.
4. Siswa bersama guru menyanyi lagu “Siap Siaga”
5. Siswa dan guru bertanya jawab tentang syair lagu,
menceritakan apa lagu tersebut?
6. Siswa mengemukakan informasi mengenai gempa
bumi.
7. Guru mengemukakan informasi tujuan pembelajaran.
8. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Engagment 1. Guru menyajikan powerpoint tentang gempa bumi
untuk menstimulasi rasa ingin tahu siswa. 70 menit
(mengamati).
2. Guru membimbing siswa untuk mengajukan
pertanyaan berdasarkan powerpoint yang disajikan
(mengomunikasikan).
3. Siswa mengajukan pertanyaan tentang gempa bumi
(menanya, menalar).
4. Siswa lain menjawab pertanyaan sementara
(menalar, mengomunikasikan).
108
5. Siswa mengingat pengalaman dan menghubungkan
dengan topik pembelajaran yang akan dibahas
(menalar, mengomunikasikan).
6. Siswa membentuk kelompok dengan beranggotakan 4
orang (mengomunikasikan)
Exploration 7. Guru meminta siswa mencari referensi untuk
merumuskan jawaban sementara
(mengomunikasikan).
8. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan logistik
pembelajaran (mengomunikasikan).
9. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai
penjelasan alternatif pemecahan masalah (menalar)
10. Setiap kelompok dibimbing guru melakukan
percobaan Gempa bumi berdasarkan LKS
(mengomunikasikan, mencoba).
Explanation 11. Setiap Kelompok menjelaskan konsep yang
ditemukan secara kritis (menalar).
Elaboration 12. Siswa memilih penjelasan alternatif dan
mempertimbangkan data atau bukti ketika
mengeksplorasi situasi baru (menalar,
mengomunikasikan).
13. Guru memberikan pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
Evaluation 14. Siswa melakukan evaluasi diri (mengomunikasikan).
15. Siswa memahami kekurangan dan kelebihannya
dalam pembelajaran (menalar, mengomunikasikan),
16. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
17. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
109
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan evaluasi.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.
PERTEMUAN 2
Langkah Alokasi
Model Siklus Deskripsi Kegiatan Waktu
Belajar
(Learning
Cycle) 5E
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa diminta menyanyi lagu “Siap Siaga”
4. Siswa dan guru mereview pembelajaran sebelumnya.
5. Guru mengemukakan informasi tujuan pembelajaran.
6. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Engagment 1. Guru menyajikan powerpoint tentang berisi tentang
rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan 70 menit
gempa serta siap siaga gempa bumi untuk
menstimulasi rasa ingin tahu siswa (mengamati).
2. Guru membimbing siswa untuk mengajukan
pertanyaan berdasarkan powerpoint yang disajikan
110
(mengomunikasikan).
3. Siswa mengajukan pertanyaan tentang rumah aman
dan tidak aman pada daerah rawan gempa serta siap
siaga gempa bumi (menanya, menalar).
4. Siswa lain menjawab pertanyaan sementara
(menalar, mengomunikasikan).
5. Siswa mengingat pengalaman dan menghubungkan
dengan topik pembelajaran yang akan dibahas
(menalar, mengomunikasikan).
6. Siswa kembali pada kelompok masing-masing
(mengomunikasikan)
Exploration 7. Guru meminta siswa untuk mencari referensi untuk
merumuskan jawaban sementara
8. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa dan logistik
pembelajaran (mengomunikasikan).
9. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai
penjelasan alternatif pemecahan masalah (menalar)
10. Setiap kelompok dibimbing guru melakukan
percobaan Lezatnya Gempa berdasarkan LKS
(mengkomunikasikan, mencoba).
Explanation 11. Kelompok menjelaskan konsep yang ditemukan
secara kritis (menalar).
Elaboration 12. Siswa memilih penjelasan alternatif dan
mempertimbangkan data atau bukti ketika
mengeksplorasi situasi baru (menalar,
mengomunikasikan).
13. Guru memberikan pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
Evaluation 14. Siswa melakukan evaluasi diri (mengomunikasikan).
15. Siswa memahami kekurangan dan kelebihannya
111
dalam pembelajaran (menalar, mengomunikasikan),
16. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
17. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan posttest.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.
I. PENILAIAN
Kognitif:
Prosedur : Hasil
Teknik : Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Bentuk : Lembar Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis
Mutiara Harmaida
112
SILABUS KELAS KONTROL (PERTEMUAN 1)
113
disajikan (mengomunikasikan). Omegawati, W. H.,
Bentuk: Kusumawati, R.,
3. Siswa mengajukan pertanyaan
lembar tes (2008), IPA 5
tentang gempa bumi (menanya, essay Salingtemas: untuk
kemampuan Kelas V SD/MI, Jakarta
menalar).
berpikir : Pusat Perbukuan,
4. Siswa lain menjawab pertanyaan kritis Departemen Pendidikan
Nasional.
sementara (menalar,
mengomunikasikan). Wiyono, E., Sulistyanto,
H., 2008, Ilmu
5. Siswa membentuk kelompok
Pengetahuan Alam:
dengan beranggotakan 4 orang untuk SD dan MI Kelas
V, Jakarta : Pusat
(mengomunikasikan)
Perbukuan, Departemen
6. Guru membagikan Lembar Pendidikan Nasional.
Kerja Siswa dan logistik
Puspadiningrum, D.,
pembelajaran (2016), Pengaruh
Ekstrakurikuler
(mengomunikasikan).
Pendidikan
7. Setiap kelompok dibimbing guru Kepramukaan
Terintegrasi Siaga
melakukan percobaan Gempa
Bencana Gempa Bumi
bumi berdasarkan LKS Terhadap Keterampilan
Tanggap Siaga Bencana
(mengomunikasikan,
Siswa SD Negeri Di
mencoba). Kota Bengkulu: Skripsi
114
8. Setiap Kelompok PGSD UNIB. Tidak
dipublikasikan.
mempresentasikan hasil
percobaan gempa bumi. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
(menalar,
(KTSP) Kelas V.
mengomunikasikan). www.wartabencana.com
9. Guru memberikan pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
10. Siswa melakukan evaluasi diri
(mengomunikasikan).
11. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
12. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
115
SILABUS KELAS KONTROL (PERTEMUAN 2)
116
aman pada daerah rawan gempa Wiyono, E., Sulistyanto,
H., 2008, Ilmu
serta siap siaga gempa bumi
Pengetahuan Alam:
(menanya, menalar). untuk SD dan MI Kelas
V, Jakarta : Pusat
4. Siswa kembali pada kelompok
Perbukuan, Departemen
masing-masing Pendidikan Nasional.
(mengomunikasikan)
Puspadiningrum, D.,
5. Guru membagikan Lembar (2016), Pengaruh
Ekstrakurikuler
Kerja Siswa dan logistik
Pendidikan
pembelajaran Kepramukaan
Terintegrasi Siaga
(mengomunikasikan).
Bencana Gempa Bumi
6. Setiap kelompok dibimbing guru Terhadap Keterampilan
Tanggap Siaga Bencana
melakukan percobaan Lezatnya
Siswa SD Negeri Di
Gempa berdasarkan LKS Kota Bengkulu: Skripsi
PGSD UNIB. Tidak
(mengkomunikasikan,
dipublikasikan.
mencoba).
Kurikulum Tingkat
7. Kelompok mempresentasikan
Satuan Pendidikan
hasil percobaan Lezatnya (KTSP) Kelas V.
www.wartabencana.com
Gempa di depan kelas
(menalar,
117
mengomunikasikan).
8. Guru memberikan pemantapan
materi pelajaran
(mengomunikasikan).
9. Siswa melakukan evaluasi diri
(mengomunikasikan).
10. Siswa dan kelompok aktif
menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
11. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Negeri 51 Kota Bengkulu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Materi Pokok : Gempa Bumi
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (6 x 35 menit)
A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami Perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam.
B. KOMPETENSI DASAR
7.6. Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.
C. INDIKATOR
PERTEMUAN 1
7.6.1. Menyimpulkan definisi gempa bumi.
7.6.2. Menyimpulkan jenis-jenis gempa bumi.
7.6.3. Menyimpulkan perbedaan gempa bumi tektonik dengan vulkanik.
PERTEMUAN II
7.6.3. Mengidentifikasi rumah yang aman dan tidak aman di daerah rawan
gempa bumi.
7.6.4. Menyimpulkan langkah keterampilan siap siaga gempa bumi saat
berada di dalam kelas.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
1. Dengan melakukan percobaan tentang gempa bumi, siswa dapat
menyimpulkan definisi gempa bumi dengan tepat.
119
2. Dengan media powerpoint, siswa dapat menyimpulkan jenis-jenis gempa
bumi dengan benar.
3. Dengan penugasan, siswa dapat menyimpulkan perbedaan gempa bumi
tektonik dengan vulkanik dengan benar.
PERTEMUAN 2
1. Dengan penugasan, siswa dapat mengidentifikasi rumah yang aman dan
tidak aman di daerah rawan gempa bumi dengan benar.
2. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menyimpulkan langkah
keterampilan siap siaga gempa bumi saat berada di dalam kelas dengan
benar.
E. MATERI PELAJARAN
Gempa bumi (terlampir)
Alat Bahan
Meja Kertas
Pena
Pensil
Kotak pensil
120
PERTEMUAN 2
Alat Bahan
Piring plastik besar Agar-agar keras dan lunak
Piring plastik kecil Tusuk gigi (sebagai tiang listrik)
Sendok plastic Benang wol (sebagai kabel listrik)
Alat tulis
3. Sumber Belajar
Muharam, A., Rositawaty, S., (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam: untuk Kelas V SD dan MI, Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Azmiyawati, C., Omegawati, W. H., Kusumawati, R., (2008), IPA 5
Salingtemas: untuk Kelas V SD/MI, Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Wiyono, E., Sulistyanto, H., 2008, Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD dan
MI Kelas V, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Puspadiningrum, D., (2016), Pengaruh Ekstrakurikuler Pendidikan
Kepramukaan Terintegrasi Siaga Bencana Gempa Bumi Terhadap
Keterampilan Tanggap Siaga Bencana Siswa SD Negeri Di Kota
Bengkulu: Skripsi PGSD UNIB. Tidak dipublikasikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kelas V SD/MI
www.wartabencana.com
121
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
Langkah Alokasi
Model Deskripsi Kegiatan Waktu
Konvensional
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa mengerjakan pretest.
4. Siswa bersama guru menyanyi lagu “Siap Siaga”
5. Siswa dan guru bertanya jawab tentang syair lagu,
menceritakan apa lagu tersebut?
6. Siswa mengemukakan informasi mengenai gempa
bumi.
7. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Eksplorasi 1. Siswa mengamati powerpoint yang berisi tentang
gempa bumi (mengamati). 70 menit
2. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai gempa bumi
(menanya, menalar).
3. Siswa membentuk kelompok dengan beranggotakan
4-5 orang (mengomunikasikan).
4. Kelompok menerima Lembar Kerja Siswa dan logistik
pembelajaran (mengomunikasikan).
5. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan
Gempa Bumi (mencoba, menalar,
mengomunikasikan).
6. Kelompok mengerjakan LKS sesuai petunjuk
(menalar, mengomunikasikan).
7. Siswa dibimbing guru dalam melakukan percobaan
Gempa Bumi (mengomunikasikan)
Elaborasi 8. Setiap kelompok membuat kesimpulan atas
percobaan yang telah dilakukan (menalar dan
mengomunikasikan)
9. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil dan
kesimpulan percobaannya (mengomunikasikan).
10. Siswa dari kelompok lain menanggapi hasil kerja
kelompok yang maju ke depan kelas (menalar dan
mengomunikasikan).
122
Konfirmasi 11. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
12. Siswa menerima pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(menalar dan mengomunikasikan).
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan evaluasi.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.
PERTEMUAN 2
Langkah Alokasi
Model Deskripsi Kegiatan Waktu
Konvensional
Pendahuluan:
1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan 15 menit
menanyakan kabar mereka.
2. Siswa dan guru berdoa bersama.
3. Siswa diminta menyanyi lagu “Siap Siaga”
4. Siswa dan guru mereview pembelajaran sebelumnya.
5. Siswa menyimak informasi tujuan pembelajaran.
Inti:
Eksplorasi 1. Siswa mengamati powerpoint yang berisi tentang
rumah aman dan tidak aman pada daerah rawan 70 menit
gempa serta siap siaga gempa bumi (mengamati).
2. Siswa mengajukan pertanyaan mengenai rumah aman
dan tidak aman pada daerah rawan gempa serta siap
siaga gempa bumi (menanya, menalar).
3. Siswa kembali berkelompok (mengomunikasikan).
4. Kelompok menerima Lembar Kerja Siswa dan
logistik pembelajaran (mengomunikasikan).
5. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan
Lezatnya Gempa (mencoba, menalar,
mengomunikasikan).
6. Kelompok mengerjakan LKS sesuai petunjuk
(menalar, mengomunikasikan).
7. Siswa dibimbing guru dalam melakukan percobaan
123
Lezatnya Gempa (mengomunikasikan)
Elaborasi 8. Setiap kelompok membuat kesimpulan atas
percobaan yang telah dilakukan (menalar dan
mengomunikasikan)
9. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil dan
kesimpulan percobaannya (mengomunikasikan).
10. Siswa dari kelompok lain menanggapi hasil kerja
kelompok yang maju ke depan kelas (menalar dan
mengomunikasikan).
Konfirmasi 11. Siswa dan kelompok aktif menerima penghargaan
(mengomunikasikan).
12. Siswa menerima pemantapan materi pelajaran
(mengomunikasikan).
13. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
(menalar dan mengomunikasikan).
Penutup:
1. Siswa merefleksi terhadap aktivitas yang sudah 20 menit
dilakukan.
2. Siswa mengerjakan posttest.
3. Siswa menyimak tindak lanjut yang disampaikan
guru.
4. Siswa bersama guru berdoa bersama.
I. PENILAIAN
Kognitif:
Prosedur : Hasil
Teknik : Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Bentuk : Lembar Tes Essay Kemampuan Berpikir Kritis
Mutiara Harmaida
124
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 1
Nama Kelompok:
Ketua:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan:
Alat Bahan
Meja Kertas
Pena
Pensil
Kotak pensil
Langkah-langkah:
1. Siapkan sebuah meja yang ada di kelas.
2. Letakkan kertas, pena, pensil, dan kotak pensil di atas meja.
3. Goyangkan meja secara perlahan. Apa yang terjadi dengan benda-benda
tersebut?
4. Kemudian, goyangkan meja agak kuat. Apa yang terjadi dengan benda-benda
tersebut?
5. Setelah kamu melakukan percobaan, maka apa yang dimaksud dengan gempa
bumi?
125
LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 2
Nama Kelompok:
Ketua:
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan:
1. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dampak yang ditimbulkan akibat
gempa jika terjadi pada daerah yang permukaan buminya keras dan lunak.
2. Siswa dapat menyimpulkan langkah keterampilan siap siaga gempa bumi saat
berada di dalam kelas dengan benar.
Alat dan bahan:
Langkah-langkah:
a. Letakkan agar-agar dan nutri jell yang telah disiapkan di atas meja.
b. Rangkailah 4 tusuk gigi dengan benang wol sehingga membentuk tiang dan
kabel listrik. Tusuk gigi (sebagai tiang listrik) dan benang wol (sebagai
kabel listrik).
c. Tancapkan tiang dan kabel listrik yang dibuat pada media agar-agar dan
media nutri jell.
d. Pukul sisi wadah yang berisi dua jenis agar-agar secara perlahan. Amati apa
yang terjadi pada tusuk gigi di atas kedua jenis agar-agar.
e. Pukul lebih kuat, dan amati bagaimana gerakan dari tusuk gigi di atas kedua
jenis agar-agar. Apakah gerakan tusuk gigi di kedua agar-agar sama?
126
f. Gerakkan piring agar-agar kearah samping kanan dan kiri (gerak
horizontal). Amati apa yang terjadi pada tusuk gigi di atas kedua jenis agar-
agar.
g. Gerakkan piring agar-agar kearah atas dan bawah (gerak vertikal). Amati
apa yang terjadi pada tusuk gigi di atas kedua jenis agar-agar.
Pertanyaan :
1. Jika agar-agar keras diumpamakan sebagai permukaan bumi yang keras dan
agar-agar lunak diumpamakan sebagai permukaan yang mengandung gambut.
Jelaskan bagaimana perbedaan dampak yang ditimbulkan akibat gempa jika
terjadi pada daerah yang permukaan buminya keras dan yang lunak?
2. Jika kamu berada di atas agar-agar (di atas permukaan bumi) kemudian
gempa tiba-tiba terjadi, langkah apa yang akan kamu lakukan sebagai upaya
penyelamatan diri?
3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan di atas?
127
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 2
1. Jika pada permukaan bumi yang lunak jika terjadi gempa bumi maka
benda-benda yang ada di atas permukaannya tidak mudah rusak dan roboh,
tanahnya juga tidak mudah retak sehingga tidak mengalamim banyak
kerusakan. Sedangkan jika pada permukaan bumi yang keras jika terjadi
gempa bumi maka tanahnya akan mudah retak/pecah sehingga bangunan,
tiang listrik dan sebagainya akan mudah rusak.
2. Menyelamatkan diri dengan cara: berusaha untuk tidak panik, berdoa,
melindungi diri terutama kepala (dengan tas, dan lain-lain), menjauh kaca
dan benda-benda yang mudah jatuh, berlari melalui jalur evakuasi dan
berkumpul ke lapangan terbuka.
3. Kesimpulan dari percobaan sesuaikan dengan hasil diskusi masing-masing
siswa.
128
EVALUASI
129
KUNCI JAWABAN EVALUASI
2. Bentuk-bentuk gerakan yang terjadi pada saat gempa bumi yaitu gelombang
primer (gelombang longitudinal) dan gelombang sekunder (gelombang
transversal). Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang
atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14
km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum. Gelombang sekunder
(gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat,
seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7
km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
(guru dapat memberikan tugas tambahan kepada siswa untuk mencari
informasi tentang bentuk-bentuk gerakan yang terjadi pada saat gempa bumi
di laman www.wartabencana.com bagian jenis-jenis gempa bumi)
130
KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas/Semester : V (lima)/2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Kurikulum yang Diacu : KTSP 2006
Jumlah Soal : 7 (tujuh)
Bentuk Soal : Uraian
No. Dimensi dan Indikator Kompetensi Materi Indikator Soal Level Bentuk Nomor
Berpikir kritis Dasar Kognitif Soal Soal
1 Memberikan Penjelasan 7.6. Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 5
Secara Sederhana Mengidentifikasi sumber yang berbeda, siswa dapat (C4-HOT)
(Memfokuskan pertanyaan) peristiwa alam merumuskan masalah dalam bentuk
yang terjadi di kalimat.
2 Membangun Indonesia dan Gempa bumi Disajikan dua teks gempa bumi dari Level 3 Uraian 4
Keterampilan Dasar dampaknya bagi sumber yang berbeda, siswa dapat (C5-HOT)
(Mempertimbangkan makhluk hidup memberi argumentasi tentang sumber
apakah sumber dapat dan lingkungan informasi mana yang dapat dipercaya
dipercaya) atau tidak.
131
3 Menyimpulkan Gempa bumi Disajikan informasi tentang gempa bumi, Level 3 Uraian 1
(Membuat atau siswa dapat menyimpulkan definisi (C4-HOT)
menentukan nilai gempa bumi.
pertimbangan)
132
4 Memberikan Penjelasan Rumah aman Disajikan gambar rumah permanen dan Level 3 Uraian 7
Lanjut dan tidak rumah tidak permanen, siswa dapat (C4-HOT)
(mengidentifikasi asumsi) aman mendiagnosis rumah yang aman di
terhadap daerah rawan gempa bumi.
gempa bumi
133
SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Nama : …………………………….
Kelas : …………………………….
Hari dan Tanggal : …………………………….
SDN : …………………………….
Bengkulu merupakan salah satu wilayah yang sering rawan gempa bumi.
Gempa bumi itu bermacam-macam. Berdasarkan gelombang atau getaran
gempa, gempa bumi terbagi menjadi gempa bumi primer dan gempa bumi
sekunder. Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi tumbukan, gempa bumi runtuhan, gempa bumi
buatan, dan gempa bumi vulkanik. Berdasarkan kedalaman, gempa bumi
terbagi menjadi gempa bumi dalam, gempa bumi menengah, dan gempa
bumi dangkal.
134
3. Apa perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
Gempa Bumi
Gempa bumi berupa getaran atau guncangan yang terjadi karena pergerakan
lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam
itu sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah
yang dikelilingi lautan luas. Gempa bumi terjadi karena pergeseran lapisan bawah bumi
dan letusan gunung yang dahsyat. Peristiwa gempa bumi terjadi begitu cepat dengan
dampak yang begitu hebat dan akibat yang ditimbulkan sangat luar biasa. Getaran
gempa bumi sangat kuat dan merambat ke segala arah sehingga dapat menghancurkan
bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
TEKS 2
Gempa Bumi
135
4. Berdasarkan kedua teks di atas:
a. Menurut kamu, teks mana yang benar memberikan informasi tentang
gempa bumi?
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
b. Jelaskan, apakah semua informasi benar?
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
c. Berdasarkan teks yang kamu pilih, tunjukkan bagian teks yang benar
memberikan informasi gempa bumi? Kemukakan alasanmu!
Jawab: ______________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
136
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 6!
Gambar A Gambar B
Gambar C
137
Perhatikan gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 7!
Jawab: _____________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
138
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
Nomor Jawaban Skor Bobot
Soal Maksimal
1 Gempa bumi adalah
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar 10 1
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
2 Gempa bumi terbagi menjadi gempa
bumi tektonik, gempa bumi
tumbukan, gempa bumi runtuhan, 10 0,8
gempa bumi buatan, dan gempa
bumi vulkanik.
3 Perbedaan gempa bumi tektonik
dengan gempa bumi vulkanik
adalah Gempa Bumi tektonik
disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran 10 1,2
lempeng-lempeng tektonik secara
mendadak sedangkan gempa bumi
vulkanik akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus.
4 a. Teks yang benar memberikan
informasi tentang gempa bumi
adalah teks 2
b. Tidak, tidak semua informasi 10 3
benar.
c. Bagian teks yang benar
memberikan informasi tentang
gempa bumi adalah isi teks yang
139
berisikan fakta-fakta bukan
yang berisikan pendapat-
pendapat.
5 a. Gempa bumi berupa
berguncangnya bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif
aktivitas gunung api atau runtuhan
batuan.
b. Gempa bumi ini dapat 10 1
menyebabkan kerusakan alam
seperti rusaknya bangunan-
bangunan dan jalan-jalan yang
berdampak pada keselamatan
manusia.
6 a. Gambar A dan Gambar C
b. Gambar A yaitu sembunyi di
kolong meja 10 1,4
Gambar C yaitu berlari ke luar
kelas dengan menggunakan tas
di kepala
7 Jenis rumah yang aman untuk
dibangun untuk di daerah rawan
gempa bumi adalah rumah gambar
b yaitu rumah tidak permanen
karena jika terjadi bencana gempa 10 1,6
bumi kerusakan yang ditimbulkan
tidak terlalu berat dan reruntuhan
bangunan tidak separah yang
terjadi pada rumah permanen.
140
RUBRIK JAWABAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KATA KUNCI
No . Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1,2,3,4,6,7 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul tiga kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci kunci kunci
5 Tidak satu pun Muncul satu kata Muncul satu kata Muncul dua kata Muncul semua kata kunci
muncul kata kunci kunci namun tidak kunci lengkap kunci namun
lengkap tidak lengkap
EFEKTIFITAS
No. Kategori
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
1 2 3 4 5
1-7 Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa berbelit-belit, Bahasa singkat, Bahasa singkat,
kurang sistematis, kurang kurang sistematis, kurang kurang sistematis, jelas, sistematis, jelas, sistematis, jelas,
jelas, tidak memiliki makna, jelas, memiliki makna, memiliki makna, dan memiliki makna, memiliki makna, dan
dan jawaban belum dan jawaban belum jawaban kurang dan jawaban belum jawaban benar/tepat.
benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat. benar/tepat.
141
No. Semua Kata Kunci
1. 1. Gempa bumi
2. Berguncangnya bumi
3. Tumbukan antar lempeng bumi
4. Patahan aktif
5. Runtuhan batuan
2. 1. Tektonik
2. Tumbukan
3. Buatan
4. Vulkanik
3. 1. Perbedaan gempa bumi tektonik dengan gempa bumi vulkanik
2. Tektonik
3. Pergeseran lempeng-lempeng tektonik
4. Vulkanik
5. Sebelum gunung api meletus
4. 1. Teks 2
2. Tidak semua informasi benar
3. Isi Teks
4. Berisikan fakta-fakta
5. Berisikan pendapat-pendapat
5. 1. Gempa bumi
2. Kerusakan
6. 1. Gambar A
2. Gambar C
3. Gambar A yaitu sembunyi di kolong meja
4. Gambar C yaitu berlari ke luar kelas dengan tas di kepala
7. 1. Jenis rumah yang aman
2. rumah gambar b
3. rumah tidak permanen
4. kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu berat
5. tidak separah yang terjadi pada rumah permanen
142
NILAI PRETEST DAN POSTTEST
No. Nama Pretest Posttest Gain No. Nama Pretest Posttest Gain
1 Siswa 1 39,2 68 28,8 1 Siswa 1 46,4 62,8 16,4
2 Siswa 2 58,4 79 20,6 2 Siswa 2 41 65,8 24,8
3 Siswa 3 57,2 88 30,8 3 Siswa 3 43,4 75,6 32,2
4 Siswa 4 13 47,4 34,4 4 Siswa 4 31,6 46,4 14,8
5 Siswa 5 40,4 45,6 5,2 5 Siswa 5 47,4 57,6 10,2
6 Siswa 6 40,4 86 45,6 6 Siswa 6 29,6 50,8 21,2
7 Siswa 7 40 46,6 6,6 7 Siswa 7 27,6 37,2 9,6
8 Siswa 8 29 32 3 8 Siswa 8 26,2 55,4 29,2
9 Siswa 9 39,2 56,4 17,2 9 Siswa 9 35,8 39,8 4
10 Siswa 10 29,8 58,4 28,6 10 Siswa 10 48 62 14
11 Siswa 11 37,4 63,2 25,8 11 Siswa 11 35 49,8 14,8
12 Siswa 12 29,6 65,4 35,8 12 Siswa 12 49,2 49,8 0,6
13 Siswa 13 32 59,8 27,8 13 Siswa 13 51,4 62 10,6
14 Siswa 14 25,8 65 39,2 14 Siswa 14 46,4 59,8 13,4
15 Siswa 15 39,4 56 16,6 15 Siswa 15 23 54,4 31,4
16 Siswa 16 41,8 68 26,2 16 Siswa 16 32 56 24
17 Siswa 17 37,6 65,8 28,2 17 Siswa 17 33 39,2 6,2
18 Siswa 18 21 73 52 18 Siswa 18 30,6 65,2 34,6
19 Siswa 19 27,6 71 43,4 19 Siswa 19 31,6 36 4,4
20 Siswa 20 40,4 76,4 36 20 Siswa 20 50,2 55,4 5,2
21 Siswa 21 60 89 29 21 Siswa 21 61 77 16
22 Siswa 22 14 63,6 49,6 22 Siswa 22 40,6 48,4 7,8
23 Siswa 23 43,6 85 41,4
24 Siswa 24 12 67,6 55,6
25 Siswa 25 24 62 38
Jumlah 872,8 1638,2 765,4 Jumlah 861 1206,4 345,4
Nilai Max 60 89 55,6 Nilai Max 61 77 34,6
Nilai Min 12 32 3 Nilai Min 23 36 0,6
Selisih 48 57 52,6 Selisih 38 41 34
Rata-Rata 34,91 65,53 30,62 Rata-Rata 39,14 54,84 15,70
Standar D. 12,87 14,06 13,95 Standar D. 9,96 11,27 10,00
Var 165,69 197,67 194,71 Var 99,21 126,98 99,98
143
NILAI PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS EKSPERIMEN
No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 26,80 5
Indikator 2 32,64 4
Indikator 3 53,62 1, 2, 3
Indikator 4 14,85 7
Indikator 5 36,57 6
144
NILAI PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL
No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 47,60 5
Indikator 2 24,40 4
Indikator 3 47,60 1, 2, 3
Indikator 4 14,00 7
Indikator 5 44,34 6
145
NILAI POSTTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS EKSPERIMEN
No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 66,40 5
Indikator 2 50,13 4
Indikator 3 72,93 1, 2, 3
Indikator 4 62,25 7
Indikator 5 88,46 6
146
NILAI POSTTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
KELAS KONTROL
No. Butir
Indikator
Rata-rata Soal
Indikator 1 50,80 5
Indikator 2 29,60 4
Indikator 3 57,98 1, 2, 3
Indikator 4 51,20 7
Indikator 5 62,40 6
147
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 12
Nilai Maksimum = 60
= Nilai Max - Nilai Min = 60 - 12 =
Range 48
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,61 = 6
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 48/6 = 8
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
11,5 -1,82 4656
1 12-19 15,5 3 46,5 240,25 720,75 807 2,02 0,98 0,97 0,48
19,5 -1,20 3849
2 20-28 24 4 96 576 2304 1934 4,84 -0,84 0,70 0,14
28,5 -0,50 1915
3 29-37 33 6 198 1089 6534 1122 2,81 3,20 10,21 3,64
37,5 0,20 793
4 38-46 42 9 378 1764 15876 2366 5,92 3,09 9,52 1,61
46,5 0,90 3159
5 47-55 51 0 0 2601 0 1293 3,23 -3,23 10,45 3,23
55,5 1,60 4452
6 56-60 58 3 174 3364 10092 315 0,79 2,21 4,90 6,22
60,5 1,99 4767
25 892,5 9634,25 35526,75 19,59 5,41 36,73 15,32
Rata-rata = 34,91
Varian = 165,69
Standar deviasi = 12,87
χ^2 hitung = 15,32
χ^2 tabel = 37,65 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
148
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL
Banyak Data = 22
Nilai Minimum = 23
Nilai Maksimum = 61
= Nilai Max - Nilai Min = 61- 23 =
Range 38
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 22 = 5,43 = 5
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 38/5 = 7,6 = 8
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
22,5 -1,67 4525
1 23-30 26,5 5 132,5 702,25 3511,25 1447 3,18 1,82 3,30 1,04
30,5 -0,87 3078
2 31-38 34,5 6 207 1190,25 7141,5 2839 6,25 -0,25 0,06 0,01
38,5 -0,06 239
3 39-46 42,5 6 255 1806,25 10837,5 2465 5,42 0,58 0,33 0,06
46,5 0,74 2704
4 47-54 50,5 4 202 2550,25 10201 1678 3,69 0,31 0,10 0,03
54,5 1,54 4382
5 55-61 58 1 58 3364 3364 493 1,08 -0,08 0,01 0,01
61,5 2,24 4875
22 854,5 9613 35055,25 19,63 2,37 3,80 1,14
Rata-rata = 39,14
Varian = 99,21
Standar deviasi = 9,96
χ^2 hitung = 1,14
χ^2 tabel = 33,92 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas kontrol tersebut Normal
149
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Banyak Data = 25
Nilai Minimum = 32
Nilai Maksimum = 89
= Nilai Max - Nilai Min = 89 - 32 =
Range 57
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 25 = 5,43 = 5
= Range/Banyak Kelas = 57/5 =
Panjang Interval 11,4
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
31,5 -2,42 4922
1 32-42 37 1 37 1369 1369 427 1,07 -0,07 0,00 0,00
42,5 -1,64 4495
2 43-53 48 3 144 2304 6912 1444 3,61 -0,61 0,37 0,10
53,5 -0,86 3051
3 54-64 59 7 413 3481 24367 2772 6,93 0,07 0,00 0,00
64,5 -0,07 279
4 65-75 70 8 560 4900 39200 2332 5,83 2,17 4,71 0,81
75,5 0,71 2611
5 76-89 82,5 6 495 6806,25 40837,5 1943 4,86 1,14 1,31 0,27
89,5 1,70 4554
25 1649 18860,25 112685,5 22,30 2,71 6,40 1,18
Rata-rata = 65,53
Varian = 197,67
Standar deviasi = 14,06
χ^2 hitung = 1,18
χ^2 tabel = 37,65 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas eksperimen tersebut Normal
150
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
Banyak Data = 22
Nilai Minimum = 36
Nilai Maksimum = 77
= Nilai Max - Nilai Min = 77- 36 =
Range 41
Banyak Kelas = 1 + 3,3 Log 22 = 5,43 = 5
Panjang Interval = Range/Banyak Kelas = 41/5 = 8,2 = 8
Batas
Kelas Batas Nilai Luas (fo-
No fo Fo.Xi (Xi)^2 Fi.(Xi^2) Z-score luas fh fo-fh (fo-fh)^2
Interval Nyata Tengah Daerah fh)^2/fh
deerah
35,5 -1,94 4738
1 36-43 39,5 4 158 1560,25 6241 1009 2,22 1,78 3,17 1,43
43,5 -1,14 3729
2 44-51 47,5 5 237,5 2256,25 11281,25 2398 5,28 -0,28 0,08 0,01
51,5 -0,34 1331
3 52-59 55,5 6 333 3080,25 18481,5 477 1,05 4,95 24,51 23,35
59,5 0,47 1808
4 60-67 63,5 5 317,5 4032,25 20161,25 2172 4,78 0,22 0,05 0,01
67,5 1,27 3980
5 68-77 72,5 2 145 5256,25 10512,5 907 2,00 0,00 0,00 0,00
77,5 2,28 4887
22 1191 16185,25 66677,5 15,32 6,68 27,80 24,81
Rata-rata = 54,84
Varian = 126,98
Standar deviasi = 9,96
χ^2 hitung = 24,81
χ^2 tabel = 33,92 (pada taraf signifikan 5%)
Karena χ^2 hitung < χ^2 tabel maka distribusi kelas kontrol tersebut Normal
151
UJI HOMOGENITAS PRETEST
Kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-Rata 34,91 39,14
Varian 165,69 99,21
n 25 22
df 24 21
Fhitung 1,67
Ftabel 2,05
Kesimpulan Homogen
152
UJI HIPOTESIS GAIN SKOR
kelas
Data
Eksperimen Kontrol
Rata-Rata 30,62 15,70
Varian 194,71 99,98
n 25 22
df 45
Thitung 4,17
Ttabel 2,01
Kesimpulan Berbeda Signifikan
̅ − ̅
ℎ =
( − 1) + ( − 1) 1 1
( + )
+ −2
30,62 − 15,70
=
(25 − 1)194,71 + (22 − 1)99,98 1 1
( + 22)
25 + 22 − 2 25
14,92
=
(24)194,71 + (21)99,98 1 1
( + 22)
25 + 22 − 2 25
14,92
=
4.673,04 + 2.099,58
(0,04 + 0,045)
45
14,92
=
6.772,62
(0,085)
45
14,92
=
150,50 (0,085)
14,92
=
√12,79
14,92
=
3,57
= ,
153
Tabel kritis r
154
Tabel Harga Kritis Chi-Kuadrat (X2)
155
Tabel Harga Kritis F
156
Tabel Harga Kritis t
157
PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(LEARNING CYCLE) 5E
PERTEMUAN 1
TAHAP ENGAGMENT
158
Gambar 2. Guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan
159
Gambar 4. Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
beranggota 4 orang
160
TAHAP EXPLORATION
161
Gambar 8. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai penjelasan
alternatif pemecahan masalah
162
TAHAP EXPLANTION
163
TAHAP ELABORATION
164
TAHAP EVALUTION
165
PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR
(LEARNING CYCLE) 5E
PERTEMUAN 2
TAHAP ENGAGMENT
166
Gambar 16. Guru membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan
berdasarkan powerpoint yang disajikan.
167
Gambar 18. Siswa kembali pada kelompok masing-masing.
168
TAHAP EXPLORATION
169
Gambar 21. Kelompok menentukan dasar diskusi memakai penjelasan
alternatif pemecahan masalah.
170
TAHAP EXPLANATION
171
TAHAP ELABORATION
172
TAHAP EVALUATION
173
Gambar 28. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
174
Nilai tertinggi Pretest Eksperimen
175
176
177
178
179
Nilai terendah Pretest Eksperimen
180
181
182
183
184
Nilai tertinggi Pretest Kontrol
185
186
187
188
189
Nilai terendah Pretest Kontrol
190
191
192
193
194
Nilai tertinggi Posttest Eksperimen
195
196
197
198
199
Nilai terendah Posttest Eksperimen
200
201
202
203
204
Nilai tertinggi Posttest Kontrol
205
206
207
208
209
Nilai terendah Posttest Kontrol
210
211
212
213
214
DATA AKREDITAS DAN KURIKULUM
SD NEGERI KOTA BENGKULU
TAHUN 2017/2018
215
32 SD Negeri 8 Kota Bengkulu A K.13
33 SD Negeri 11 Kota Bengkulu A K.13
34 SD Negeri 42 Kota Bengkulu A K.13
35 SD Negeri 45 Kota Bengkulu A K.13
36 SD Negeri 52 Kota Bengkulu A K.13
37 SD Negeri 2 Kota Bengkulu A K.13
38 SD Negeri 9 Kota Bengkulu A K.13
39 SD Negeri 13 Kota Bengkulu A K.13
40 SD Negeri 22 Kota Bengkulu A K.13
41 SD Negeri 103 Kota Bengkulu A KTSP
42 SD Negeri 53 Kota Bengkulu A K.13
43 SD Negeri 88 Kota Bengkulu B KTSP
44 SD Negeri 76 Kota Bengkulu B KTSP
45 SD Negeri 17 Kota Bengkulu B KTSP
46 SD Negeri 48 Kota Bengkulu B KTSP
47 SD Negeri 57 Kota Bengkulu B KTSP
48 SD Negeri 6 Kota Bengkulu B KTSP
49 SD Negeri 37 Kota Bengkulu B KTSP
50 SD Negeri 102 Kota Bengkulu B KTSP
51 SD Negeri 105 Kota Bengkulu B KTSP
52 SD Negeri 40 Kota Bengkulu B KTSP
53 SD Negeri 77 Kota Bengkulu B KTSP
54 SD Negeri 83 Kota Bengkulu B KTSP
55 SD Negeri 32 Kota Bengkulu B K.13
56 SD Negeri 18 Kota Bengkulu B K.13
57 SD Negeri 15 Kota Bengkulu B K.13
58 SD Negeri 34 Kota Bengkulu B K.13
59 SD Negeri 36 Kota Bengkulu B K.13
60 SD Negeri 43 Kota Bengkulu B K.13
61 SD Negeri 50 Kota Bengkulu B K.13
62 SD Negeri 62 Kota Bengkulu B K.13
63 SD Negeri 35 Kota Bengkulu B K.13
64 SD Negeri 55 Kota Bengkulu B K.13
65 SD Negeri 44 Kota Bengkulu B KTSP
66 SD Negeri 56 Kota Bengkulu B K.13
67 SD Negeri 66 Kota Bengkulu B K.13
216
68 SD Negeri 84 Kota Bengkulu B K.13
69 SD Negeri 69 Kota Bengkulu B K.13
70 SD Negeri 85 Kota Bengkulu B K.13
71 SD Negeri 86 Kota Bengkulu B K.13
72 SD Negeri 89 Kota Bengkulu B K.13
73 SD Negeri 25 Kota Bengkulu B K.13
74 SD Negeri 65 Kota Bengkulu B K.13
75 SD Negeri 104 Kota Bengkulu B KTSP
76 SD Negeri 26 Kota Bengkulu B K.13
77 SD Negeri 47 Kota Bengkulu B K.13
78 SD Negeri 75 Kota Bengkulu B K.13
79 SD Negeri 73 Kota Bengkulu B K.13
80 SD Negeri 106 Kota Bengkulu B KTSP
81 SD Negeri 29 Kota Bengkulu C KTSP
217