Anda di halaman 1dari 295

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENURUT


TAXONOMI FOR SCIENCE EDUCATION DI KELAS X IPA 3
SMA N 5 BENGKULU

(Class Room Action Research)

SKRIPSI

OLEH:

ASMIDA HERAWATI
A1E011027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2015
PENERAPAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA MENURUT TAXONOMI FOR
SCIENCE EDUCATION DI KELAS X IPA 3 SMA N 5

(Class Room Action Research)

SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH:

ASMIDA HERAWATI
A1E011027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2015

i
ii
iii
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipulikasikan, terdaftar dan tersedia di perpustakaan

Universitas Bengkulu adalah terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak

cipta ada pada jenjang pengarang. Referensi di perpustakaan hanya diperkenankan

dicetak dengan seizin pengarang dan harus diserta dengan ketentuan penulisan

ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

v
RIWAYAT HIDUP

Asmida Herawati. Lahir di Arga Makmur pada tanggal 3 September 1993.


Anak pertama dari tiga bersaudara dengan Ayah bernama Sukendro dan Ibu
bernama Suhesti. Menempuh pendidikan di TK 1998-1999, SDN 9 Arga Makmur
tahun 1999-2005, SMPN 1 Arga Makmur tahun 2005-2008 dan SMAN 1 Arga
Makmur tahun 2009-2011.
Pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi
sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Selama kuliah meraih juara 1
OFM POIF 2011, Juara 1 ON MIPA FISIKA UNIB 2012, 2013 dan 2014, Juara 1
ON MIPA Regional 2013 dan 2014, peserta nasional ON MIPA FISIKA 2013 dan
2014, Mahasiswa berprestasi 3 FKIP UNIB 2013, Mahasiswa Berprestasi 2 FKIP
UNIB 2014, peserta pertukaran Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS)
2013, Student Exchange International Collage Suan Sunandha Rajabhat University
Thailand 2014 dan Liasion Organizer Hari Pers Nasional 2014 serta peserta
Training Leadership Nasional BEM UNIB 2014. Penulis juga mendapatkan
beasiswa PPA 2012-2014.
Pengalaman organisasi sebagai staf ekuin (ekonomi dan keuangan) UKM
FOSI (Forum Studi Islam) KBM UNIB 2012/2013 dan 2013/2014, staf comdev
(Community Development) 2013/2014 UKM P3M (Pengembangan Pendidikan dan
Penalaran Mahasiswa) KBM UNIB, Bendahara Umum BEM KBM UNIB
2013/2014, staf bidang diklar (Pendidikan dan Penalaran) HIMAFI FKIP KMB
UNIB 2013/2014 dan staf bidang syiar UKM Kerohanian Islam KBM UNIB
2014/2015.
Kemudian melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) priode ke 73 di Desa

Ketahuan Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2014 dan melaksanakan Praktik

Pengalaman Lapangan (PPL ) II di SMA Negeri 5 Kota Bengkulu pada tahun 2014.

vi
Motto dan Persembahan

Motto:

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangkasangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu” (Q.S At-Thalaq :2-3)

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. ar-Ra’du: 28).

“Alangkah damai menjadi bebijian; bersembunyi di kegelapan, menanti siraman hujan, menggali
hunjaman dalam-dalam. Tapi bila tiba saat untuk tumbuh dan mekar, tak ada pilihan kecuali
menyeruak menampilkan diri; bercecabang menggapai langit, membagikan buah manis di tiap musim
pada segenap penghuni bumi” (Salim A. Fillah)

However bad life my seem there is always something you can do and succeed it. While there is life,
there is hope. (Stephen Hawking)

“Akan tiba saat ketika keturunan kita akan terheran-heran bahwa kita tidak mengetahui hal-hal yang
begitu jelas bagi mereka... Banyak penemuan yang disediakan untuk abad-abad yang akan datang
takalah kita sudah dilupakan orang... Alam semesta kita bukan apa-apa kecuali didalamnya suatu
bagian kurun waktu untuk diselidiki... “Carl Segan

“Memiliki prestasi yang tinggi itu penting, tetapi yang paling penting adalah ketika kita bisa menjadi
yang terbaik untukNYA, untuk Rasul kita dan untuk orang-orang yang mencintai kita serta dapat
memberikan manfaat kepada sesama” Asmida Herawati

Persembahan:

Alhamdulillah, karya ini saya persembahkan kepada:


Ayah dan Ibu tercinta yang tak pernah berhenti berdoa, terimakasih atas perhatian, semangat, dan
kasih sayang yang tak ternilai harganya
Adiku tersayang terimakasih selama ini selalu setia mendukung dan memberikan semangat
Sahabat-sahabatku Citra, Vunnice, Hajar Ivo, Ulfah, Vifta, Rusi, Sasti dan Reza
Teman-teman UKM FOSI KBM UNIB, UKM Kerohanian Islam KBM UNIB, UKM P3M KBM UNIB, BEM
KBM UNIB 2013/2014 dan HIMAFI FKIP KBM UNIB Khusunya MAFIA ’11
Teman-teman International Collage Suan Sunandha Rajabath University (Ang Edu, Asamah, Nabela
Waharak, Darwis Mara, Firdaus Ayi, Nabillah dan Mynx Wimwipa)
Teman-teman PPL SMA 5 Kota Bengkulu dan KKN Desa Sumber Mulya Ketahun
Teman-teman Kosan Pondokan Desi 2 (Mifta, Suci dan Lail)
Almamater Universitas Bengkulu

vii
ABSTRACT

Asmida Herawati. Application of  Problem Based Learning Model to improve student


learning outcomes according to Taxonomy For Science Education in grades  X  IPA3
SMAN  5 Bengkulu. Thesis, Bengkulu: Physics Education Course FKIP University
of Bengkulu, February 2015

This research is a research action class with 3 cycles aims to find out the changes of the


results studied of physics students according to Taxonomy For Science Education (TFSE)
on (1) concept domain, (2)  process domain and (3) attitude domain in class X IPA3
SMAN 5 Kota Bengkulu after applying the  model of Problem Based Learning (PBL).
Each cycle consists of four stages: planning, implementation of the action, observation, and
reflection. This study used a model of the PBL consists of 7 stages. Before doing the class
action,  research instruments consist of the instrument test of concept domain, the
instrument test of process domain, Student Worksheet (LKS) process domain and the
instrument of attitude domain were tested in advance. The instrument test of domain
concept was tested the validity, reliability, difference and difficulty level. Instrument test of
process domain, LKS were tested the validity of the content and construction. The
quisitionnaire instrument of attitude domain was tested the validity and reliability. The
results of this research show that the application of PBL model can improve the learning
results of student learning according to TFSE consisting of: (1) the domain concept can be
seen from the absorption and learning of students accomplishment on the domain concept
always increases each cycle; (2) the domain process can be seen from the absorption and
learning of students accomplishment on domain process  that always increase each cycle
and (3) the attitude domains can be seen from an average score of attitude domain now
students who are always increasing for each cycle and for the third cycle of the attitude
of students entered on categories of being. Expected to further research can make a
research instrument measuring student learning out comes according to TFSE on
application domain,  creativity domain and nature of science domain.

Keywords: Problem Based Learning Model, learning activity and learning outcomes
according to Taxonomy For Science Education.

viii
ABSTRAK

Asmida Herawati. Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa Menurut Taxonomy For Science Education Di Kelas X IPA3
SMAN 5 Bengkulu. Skripsi, Bengkulu: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Bengkulu, Februari 2015

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus bertujuan untuk
mengetahui perubahan hasil belajar fisika siswa menurut Taxonomy For Science Education
(TFSE) pada (1) domain konsep, (2) domain proses dan (3) domain sikap di Kelas X IPA 3
SMAN 5 Kota Bengkulu setalah diterapkan model Problem Based Learning (PBL). Setiap
siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Penelitian ini menggunakan model PBL yang terdiri dari 7 tahapan. Sebelum
tindakan kelas dilakukan instrumen penelitian yang terdiri dari instrument tes domain
konsep, instrument tes domain proses, Lembar Kerja Siswa (LKS) domain proses dan
instrument angket domain sikap diujicobakan terlebih dahulu. Instrumen tes domain
konsep diuji validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran. Instrumen tes domain
proses, LKS diuji coba validitas isi dan konstruksi. Instrument angket domain sikap diuji
coba validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan
pembelajaran model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa menurut TFSE yang
terdiri dari: (1) domain konsep dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa
pada domain konsep selalu meningkat tiap siklusnya; (2) domain proses dapat dilihat dari
daya serap dan ketuntasan belajar siswa pada domain proses selalu meningkat tiap
siklusnya dan (3) domain sikap dapat dilihat dari skor rata-rata angket domain sikap siswa
yang selalu meningkat tiap siklusnya dan untuk ketiga siklus sikap siswa masuk pada
katagori sedang. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat membuat instrumen
penelitian yang mengukur hasil belajar siswa menurut TFSE pada domain aplikasi, domain
kreativitas dan domain sifat alami sains.

Kata kunci: Model Problem Based Learning, aktivtas belajar dan hasil belajar menurut
Taxonomy For Science Education.

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb

Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan

karunia-Nya dengan keutamaan yang besar dan dengan rasa syukur penulis ucapkan

kehadirat AllahSWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga

skripsi yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Menurut Taxonomy For Science Education Di Kelas X IPA 3

SMA 5 Bengkulu” dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sholawat

dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW,

keluarga keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Aamiin

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Rambat Nur Sasongko, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Ibu Dr. Nirwana, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA dan penguji
yang telah memberikan pengarahan dalam melengkapi penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Eko Swistoro, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
sekaligus sebagai Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan

x
bimbingan dan arahan selama penulis menjadi mahasiswa dan dalam
penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Irwan Koto, M.A. Ph.D selaku pembimbing utama yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dedy Hamdani M.Si, selaku penguji dan pembimbing akademik yang
telah memberikan pengarahan dalam melengkapi penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNIB yang telah
banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
7. Ibu Dra. Darmawati, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang
telah memberikan izin melaksanakan penelitian.
8. Ibu Popi Susanti S.Pd selaku Guru Fisika SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang
telah membantu kelancaran penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Murid kelas X IPA3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu.
10. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moril dan spiritual
11. Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011
12. Seluruh Keluarga Besar FOSI (Forum Studi Islam), UKM Kerohanian Islam,
UKM P3M (Pengembangan Penulisan dan Penalaran) KBM UNIB, BEM
KBM UNIB 2013/2014 dan keluarga besar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan
bagi pembaca pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr.wb

Bengkulu, Februari 2014

xi
Asmida Herawati

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI....................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
ABSTRACT ....................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
E. Batasan Masalah ................................................................................ 6

BAB II KERANGKA TEORITIS


A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8
1. Konsep Pembelajaran Siswa Aktif Kreatif .................................... 8
2. Pendekatan Saintifik dengan Modelgi Pembelajaran Berbasis
Masalah.......................................................................................... 9
3. Hasil Belajar Menurut Taxonomy for Science Education.............. 13

xii
B. Penelitian yang Relevan...................................................................... 16
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian .................................................................................. 18
B. Subjek Penelitian................................................................................ 18
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 19
D. Definisi Oprasional Variable ............................................................. 19
E. Prosedur Penelitian ............................................................................. 20
1. Pra Tindakan.................................................................................... 20
2. Perencanaan Tindakan..................................................................... 21
3. Faktor-Faktor yang Diselidiki......................................................... 23
4. Siklus I............................................................................................. 23
5. Siklus II............................................................................................ 25
6. Siklus III.......................................................................................... 26
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 26
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa ................ 26
2. Tes Domain Konsep ....................................................................... 28
3. Lembar Tes Domain Proses............................................................ 33
4 Angket Domain Sikap.....................................................................34
G. Teknik Analisis Data........................................................................... 36
1. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa.............................................. 36
2. Tes Domain Konsep....................................................................... 36
3. Tes Domain Proses......................................................................... 38
4. Angket Domain Sikap.................................................................... 39
H. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 40
I. Keabsahan Data ................................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 42
a. Pra Tindakan .................................................................................. 42
1. Hasil Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Domain Konsep 42

xiii
a. Reliabilitas dan Validitas........................................................ 43
b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda........................................ 43
2. Hasil Uji Coba Instrumen Angket Domain Sikap Siklus I ....... 44
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 46
1. Siklus I ...................................................................................... 46
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I............................................... 46
b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa.... 55
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa................................................ 60
d. Refleksi................................................................................... 68
2. Siklus II ..................................................................................... 74
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus II.............................................. 74
b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa.... 83
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa................................................ 88
d. Refleksi................................................................................... 95
2. Siklus III ................................................................................... 99
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I............................................... 99
b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa....108
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa................................................113
d. Refleksi...................................................................................120
C. Pembahasan .........................................................................................120
1. Hasil Belajar pada Domain Konsep................................................121
2. Hasil Belajar pada Domain Proses.................................................131
3. Hasil Belajar pada Domain Sikap...................................................136
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan.........................................................................................145
3.2 Saran ...............................................................................................146
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................147

LAMPIRAN....................................................................................................150

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kesesuaian antara Fase Pembelajaran pada Pendekatan Saintifik


dengan Fase Pembelajaran Model PBL....................................................... 12
Tabel 2.2 Ciri-Ciri Setiap Domain TFSE .....................................................................14
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dan Guru...............................................27
Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas Antar Observer........................................................27
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Butir Tes Berdasarkan Indikator Pembelajaran antara
Dimensi Domain Konsep dan Dimensi Proses Kognitif................................28
Tabel 3.4 Nilai r Product Mement ................................................................................29
Tabel 3.5 Kisi_Kisi Butir Tes Berdasarkan Indikator Pembelajaran.............................30
Tabel 3.6 Nilai r Alpha Cronbach.................................................................................31
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran......................................................................32
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Beda...................................................................................32
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Tes Domain Proses Setiap Sikls.....................................................33
Tabel 3.10 Kisi-Kisi Lembar Angket Domain Sikap.......................................................35
Tabel 3.11 Interval Kategori Penilaian Angket...............................................................36
Tabel 3.12 Rumus Deskripsi Hasil Belajar Siswa...........................................................37
Tabel 3.13 Penilaian LKS Domain Proses......................................................................38
Tabel 3.14 Skor Penilaian Angket Domain.....................................................................39
Tabel 3.15 Interval Katagori Penilaian Setiap Sub Aspek Domanin Sikap.....................39
Tabel 3.16 Interval Kategori Penilaian Angket...............................................................40
Tabel 4.1 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus I...............................54
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 .......................................................56
Tabel 4.3 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru dan Siswa...........57
Tabel 4.4 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus I......................57
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I........................................................58
Tabel 4.6 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa...........................59
Tabel 4.7 Pesentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus I.......................60
Tabel 4.8 Data Hasil Tes Domain Konsep Siklus I .......................................................61
Tabel 4.9 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus I....................62
Tabel 4.10 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus I.........................................................63
Tabel 4.11 Skor LKS Kelompok Siklus I........................................................................64
Tabel 4.12 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus I.....................65
Tabel 4.13 Skor Siswa pada Domain Sikap Siklus I........................................................66
Tabel 4.14 Hasil Belajar Domain Sikap Siklus I Tiap Sub Aspek...................................67
Tabel 4.15 Hasil Angket Domain Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus I........................67
Tabel 4.16 Refleksi Persiapan Pembelajaran Siklus I......................................................69
Tabel 4.17 Refleksi Kegiatan Pendahuluan Siklus I........................................................69
Tabel 4.18 Refleksi Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Model PBL Siklus I.................70
Tabel 4.19 Refleksi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Model PBL Siklus I................72
Tabel 4.20 Refleksi Kegiatan Penutup Siklus I...............................................................72
Tabel 4.21 Refleksi Instrumen dan Media Pembelajaran Siklus I...................................73
Tabel 4.22 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus II............................82
Tabel 4.23 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1I......................................................84

xv
Tabel 4.24 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklus II.............85
Tabel 4.25 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus II.....................85
Tabel 4.26 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.....................................................86
Tabel 4.27 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II............86
Tabel 4.28 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus II....................87
Tabel 4.29 Skor Hasil Tes Domain Konsep Siklus II......................................................88
Tabel 4.30 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus II..................90
Tabel 4.31 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus II Pilihan Ganda dan Essai................91
Tabel 4.32 Skor LKS Kelompok Siklus II.......................................................................92
Tabel 4.33 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus II....................92
Tabel 4.34 Skor Siswa pada Domain Sikap Siklus II......................................................93
Tabel 4.35 Data Hasil Belajar Domain Sikap Siklus II Setiap Sub Aspek......................94
Tabel 4.36 Katagori Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus II............................................95
Tabel 4.37 Refleksi Aktivitas Guru Siklus II..................................................................96
Tabel 4.38 Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II.................................................................98
Tabel 4.39 Refleksi Hasil Belajar, Instrumen Media Pembelajaran SiklusII...........….. 99
Tabel 4.40 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus III..........……………....108
Tabel 4.41 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III............................................……109
Tabel 4.42 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklus III...……110
Tabel 4.43 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus III...........……110
Tabel 4.44 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III...........................................….. .111
Tabel 4.45 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus III. ….. .112
Tabel 4.46 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus III.........……113
Tabel 4.47 Skor Hasil Tes Domain Konsep Siklus III............................................……114
Tabel 4.48 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus III........……115
Tabel 4.49 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus III Pilihan Ganda dan Essai.......…...116
Tabel 4.50 Skor LKS Kelompok Siklus III............................................................…....117
Tabel 4.51 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus III..........……117
Tabel 4.52 Skor Siswa pada Domain Sikap Siklus III............................................…….118
Tabel 4.53 Hasil Belajar Domain Sikap Siklus III..................................................……119
Tabel 4.54 Hasil Angket Domain Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus III.............……119
Tabel 4.55 Data Hasil Tes Domain Konsep Siklus I, II dan III..............................……122
Tabel 4.56 Rangkuman Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus I, II dan III...........127
Tabel 4.57 Rangkuman Hasil Belajar Domain Proses Siklus I, II, dan III ............…….132
Tabel 4.58 Skor Siswa Pada Domain Sikap Siklus I,II dan III...............................……137
Tabel 4.59 Hasil Belajar Domain Sikap Siswa Klasikal Siklus I, II dan III..............…..139
Tabel 4.60 Hasil Belajar Domain Sikap Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III............…..141

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sintak Model Problem Based Learning.......................................................11


Gambar 2.2 Enam Domain Penilaian untuk Pendidikan Sains........................................13
Gambar 2.3 Enam Domain Pengajaran dan Penilaian Pembelajaran...............................16
Gambar2.4 Diagram Alir Proses Belajar-Mengajar berbasis Model PBL
dan Evaluasi Hasil Belajar Fisika Berbasis Taxonomy for
Science Education Setiap Siklus Tabel 3.4 ................................................17
Gambar 3.1 Siklus PTK..................................................................................................22
Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Domain Kognitif Siswa Setiap Aspek………....…….127
Gambar 4.2 Grafik Nilai Ketuntasan Belajar dan Daya Serap................................……129
Gambar 4.3 Grafik Nilai Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Domain Proses.......……132
Gambar 4.4 Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus................................…….137
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa Domain Sikap TiapAspek dari
Siklus I, II dan III......................................................................................142

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Coba Soal Tes Domain Konsep.........................................151
Lampiran 2. Hasil Uji Coba Reliabilitas Soal Tes Domain Konsep......................154
Lampiran 3. Hasil Uji Coba Validitas Soal Tes Domain Konsep..........................155
Lampiran 4. Hasil Uji Coba Indeks Diskriminasi Soal Tes Domain Konsep .......156
Lampiran 5. Hasil Uji Coba Indeks Kesukaran Soal Tes Domain Konsep............157
Lampiran 6. Hasil Uji Coba Angket Domain Sikap..............................................158
Lampiran 7. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket Domain Sikap...........................160
Lampiran 8. Hasil Uji Coba Validitas Angket Domain Sikap...............................161
Lampiran 9. Silabus Pembelajaran .......................................................................162
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .........................164
Lampiran 11. Skenario Pembelajaran Siklus I........................................................169
Lampiran 12. Hasil LKS Siswa Siklus I..................................................................173
Lampiran 13. Kunci Jawaban LKS Siswa Siklus I..................................................177
Lampiran 14. Penilaian Tes Domain Konsep Siklus I.............................................181
Lampiran 15. Kunci Jawaban Tes Domain Konsep Siklus I...................................182
Lampiran 16. Penilaian Tes Domain Proses Siklus I...............................................183
Lampiran 17. Kunci Jawaban Tes Domain Proses Siklus I.....................................186
Lampiran 18. Penilaian Angket Domain Sikap Siklus 1.........................................187
Lampiran 19. Analisis Hasil Belajar Domain Konsep Siklus I................................188
Lampiran 20. Analisis Hasil Belajar Domain Proses Siklus I.................................189
Lampiran 21. Analisis Angket Domain Sikap Siklus I............................................190
Lampiran 22. RPP Siklus II ....................................................................................191
Lampiran 23. Skenario Pembelajaran Siklus II.......................................................196
Lampiran 24. Hasil LKS Siswa Siklus II................................................................200
Lampiran 25. Kunci Jawaban LKS Siswa Siklus II.................................................205
Lampiran 26. Penilaian Tes Domain Konsep Siklus II............................................209
Lampiran 27. Kunci Jawaban Tes Domain Konsep Siklus II..................................210
Lampiran 28. Penilaian Tes Domain Proses Siklus II.............................................211
Lampiran 29. Kunci Jawaban Tes Domain Proses Siklus II....................................213
Lampiran 30. Penilaian Angket Domain Sikap Siklus II.........................................214
Lampiran 31. Analisis Hasil Belajar Domain Konsep Siklus II..............................215
Lampiran 32. Analisis Hasil Belajar Domain Proses Siklus II................................216
Lampiran 33. Analisis Angket Domain Sikap Siklus II..........................................217
Lampiran 34. RPP Siklus III ..................................................................................218
Lampiran 35. Skenario Pembelajaran Siklus III......................................................223
Lampiran 36. Hasil LKS Siswa Siklus III...............................................................228
Lampiran 37. Kunci Jawaban LKS Siswa Siklus III...............................................232
Lampiran 38. Penilaian Tes Domain Konsep Siklus III..........................................235
Lampiran 39. Kunci Jawaban Tes Domain Konsep Siklus III.................................236
Lampiran 40. Penilaian Tes Domain Proses Siklus III............................................237
Lampiran 41. Kunci Jawaban Tes Domain Proses Siklus III...................................239
Lampiran 42. Penilaian Angket Domain Sikap Siklus III.......................................240
Lampiran 43. Analisis Hasil Belajar Domain Konsep Siklus III.............................241
Lampiran 44. Analisis Hasil Belajar Domain Proses Siklus III...............................242

xviii
Lampiran 45. Analisis Angket Domain Sikap Siklus III.........................................243
Lampiran 46. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I,II dan III............................244
Lampiran 47. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I,II dan III...........................247
Lampiran 48. Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Domain Konsep Siswa.................250
Lampiran 49. Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Domain Proses Siswa..................251
Lampiran 50. Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Domain Sikap Siswa....................252
Lampiran 51. Buku Siswa.......................................................................................253
Lampiran 52. Gambar Kegiatan..............................................................................265
Lampiran 53. Surat Izin Penelitian .........................................................................268
Lampiran 54. Surat Keterangan Selesai Penelitian .................................................269
Lampiran 55. Hasil Validitas Butir Soal Tes Domain Konsep ...............................270
Lampiran 56. Hasil Reliabilitas Butir Soal Tes Domain Konsep ...........................272
Lampiran 57. Hasil Validitas Butir Soal Tes Domain Sikap ..................................273
Lampiran 58. Hasil Validitas Butir Soal Tes Domain Konsep ...............................275

xix
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 merupakan kebijakan baru pemerintah dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang termuat dalam peraturan

Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70

tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Pertengahan tahun 2013 kurikulum 2013

memasuki tahap uji coba dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah

percobaan. SMA N 5 merupakan salah satu sekolah uji coba kurikulum 2013.

Hasil observasi yang dilakukan selama bulan September-Oktober 2014 di

SMA 5 Bengkulu kelas X khususnya X IPA 3 diketahui bahwa SMA 5 Bengkulu

telah menerapkan kurikulum 2013 tetapi guru mata pelajaran (mapel) khususnya

mapel fisika belum sepenuhnya menerapkan kurikulum 2013. Pembelajaran fisika

yang disampaikan guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan

pembelajaran, sehingga siswa tidak terlibat langsung dalam mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri. Pembelajaran fisika ditampilkan sebagian besar berisikan

rumus-rumus dan kurangnya aplikasi rumus-rumus fisika tersebut dalam kehidupan

sehari-hari membuat siswa tidak terlalu bersemangat dalam belajar. Informasi

tersebut diketahui berdasarkan wawancara informal dengan beberapa siswa yang

menganggap fisika adalah ilmu yang kurang penting bagi kehidupannya. Hasil

ulangan harian mereka kurang dari 50% siswa nilainya belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) <75.

1
Rendahnya hasil ujian harian siswa menunjukan kurangnya motivasi siswa

dalam mempelajari fisika. Rendahnya motivasi siswa mengindikasikan proses

pembelajaran belum dilakukan secara optimal. Proses praktikum belum

dilaksanakan dengan baik, pada kegiatan praktikum siswa hanya mengikuti

prosedur kerja sebagai suatu tugas yang harus dikerjakan dari guru. Kegiatan

pembelajaran seperti ini kurang mengembangkan kompetensi yang ada di indikator

pembelajaran sehingga kompetensi dasar siswa tidak tercapai. Oleh karena itu,

perlu adanya perubahan dalam proses pengajaran yaitu melalui penerapan model

Problem Based Learning (PBL).

Pada model PBL siswa dilibatkan dalam penyelidikan-penyelidikan yang

memungkinkan siswa menginterprestasikan dan menjelaskan gejala dunia nyata dan

membangun pemahaman mereka sendiri tentang gejala tersebut. Kegiatan

pembelajaran melalui model PBL diharapkan mampu mengubah presepsi siswa

dalam belajar fisika. Fisika tidak hanya kumpulan rumus-rumus yang

membosankan tetapi fisika mempelajari berbagai gejala sehari-hari yang

mengasyikkan. Selain itu model PBL menurut Yazdani dalam Nur (2011:14)

mampu meningkatkan keterampilan sosial dan etika, keterampilan kepemimpinan

dan kerja sama tim, berfikir proaktif dan kemampuan-kemampuan sesuai dengan

tuntutan dunia kerja.

Model PBL menurut Abidin (2013:163) terdiri dari 7 tahap yaitu: 1)

menemukan masalah; 2) membangun struktur kerja; 3) menetapkan masalah; 4)

mengumpulkan dan berbagi informasi; 5) merumuskan solusi; 6) menentukan

solusi terbaik dan 7) menyajikan solusi. Sehingga kegiatan PBL dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan disertai dengan peningkatan

2
keterampilan siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah sehingga pembelajaran

fisika berbasis permasalahan dapat terwujud dan siswa mempu mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya.

Penerapan model PBL berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan

Medriati (2013:8) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemampuan psikomotor

siswa berkembang dengan baik, afektif siswa juga mengalami peningkatkan dan

terbina kerja sama antar siswa dan kemampuan untuk berkomunikasi. Stadler

(2011:5) juga menyimpulkan bahwa PBL meningkatkan motivasi dan pemahaman

siswa, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama tim dan

pengembangan kemampuan metodologis.

Penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika SMAN 05

Bengkulu belum merujuk pada penilaian kurikulum 2013 khususnya aspek sikap

dan keterampilan proses. Berdasarkan hasil pengamatan, saat praktikum guru tidak

membawa lembar angket penilaian sikap dan keterampilan proses. Hal ini

mengakibatkan sikap dan keterampilan proses sains siswa belum dinilai sesuai

tuntutan kurikulum 2013. Guru cenderung mengingat nama beberapa siswa yang

berpartisipasi aktif dalam praktikum untuk menentukan tinggi rendahnya nilai sikap

dan keterampilan proses yang tinggi.

Penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan pada kurikulum 2013 masih

merupakan penilaian secara umum untuk semua mata pelajaran. Penilaian sikap

pada kurikulum 2013 terbatas pada sikap sosial. Penilaian keterampilan pada

kurikulum 2013 terbatas pada penilaian keterampilan proses. Penilaian yang

dihasilkan kurang efektif bagi pembelajaran fisika karena belum bisa menilai siswa

dalam rangka memposisikan siswa benar-benar sebagai seorang saintis saat belajar

3
fisika. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan penilaian hasil belajar

menurut Taxonomy For Science Education (TFSE) yang meliputi 6 ranah domain

(Yager, 2012; 1). yaitu domain konsep, domain penerapan, domain proses, domain

sikap, domain kreativitas, domain Nature of Science. Dalam penelitian ini diambil 3

domain yaitu domain konsep, domain proses dan domain sikap. TFSE pada domain

konsep terdiri dari a) fakta; b) konsep dan c) hukum(prinsip). TFSE pada domain

sikap terdiri dari: a) pengembangan sikap positif terhadap sains secara umum, sains

di sekolah, dan guru sains; b) pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri; c)

penggalian emosi kemanusiaan; pengembangan kepekaan dan penghargaan,

terhadap perasaan orang lain; d) menunjukan perasaan pribadi melalui cara yang

konstruktif; pengambilan keputusan tentang isu-isu sosial dan lingkungan.

Sedangkan penilaian keterampilan proses pada TFSE yaitu terdiri dari a)

pengamatan dan penjelasan; b) pengklasifikasian dan pengorganisasian; c)

pengukuran dan pembuatan grafik; d) pengkomunikasian; e) pemahaman

komunikasi, d) prediksi, e) penyusunan hipotesis, f) pengujian hipotesis, g)

pengidentifikasian dan pengontrolan variabel, h) penginterpretasian data dan i)

perangkaian peralatan, pembuatan peralatan sederhana dan merancang model

benda.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu

dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar

fisika menurut TFSE melalui penerapan model Problem Based Learning.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalah penelitian yaitu “Apakah model Problem Based Learning

4
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa menutut Taxonomy For Science

Education (TFSE)?”

Permasalah diatas dijabarkan untuk merumusan permasalah berikut ini:

1. Apakah model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil

belajar pada domain konsep?

2. Apakah model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil

belajar pada domain proses?

3. Apakah model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil

belajar pada domain sikap?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian secara umum adalah untuk

mengetahui perubahan hasil belajar siswa menurut TFSE setalah diterapkan model

PBL. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah menyelidiki hasil

belajar siswa pada tiga domain dalam TFSE yaitu:

1. Memperoleh informasi perubahan hasil belajar antar siklus pada domain

konsep setelah diterapkan model PBL.

2. Memperoleh informasi perubahan hasil belajar antar siklus pada domain proses

setelah diterapkan model PBL

3. Memperoleh informasi perubahan hasil belajar antar siklus pada domain sikap

setelah diterapkan model PBL

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

5
1. Bagi siswa untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran

pada mapel fisika

2. Bagi guru untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran

yang bervariasi

3. Bagi sekolah sebagai sumbangan informasi pada proses pembelajaran di sekolah

tersebut berdasarkan kurikulum 2013

4. Bagi Mahasiswa (Peneliti)

a. Menambah pengalaman bagaimana menerapkan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa SMA kelas X pada mapel

fisika

b. Menambah wawasan tentang penerapan model PBL

E. Batasan Masalah

Agar penelitian terfokus pada permasalahan maka pada dijelaskan hal-hal

berikut ini:

1. Aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitas guru dalam mengajar tidak menjadi

variabel penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian berfokus pada

pengembangan proses berfikir siswa dalam memposisikan siswa sebagai

seorang saintis.

2. Hasil belajar yang akan ditingkatkan berbasiskan pada taksonomi pendidikan

sains (TFSE) yang meliputi 1) domain konsep berupa: fakta, konsep dan

hukum (prinsip); 2) domain proses berupa: pengkomunikasi, prediksi,

pengidentifikasi variabel, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis,

pengontrolan variabel dan penginterpretasian data; 3) domain sikap berupa

6
pengembangan sikap positif terhadap sains secara umum dan pengembangan

sikap positif terhadap diri sendiri.

3. Materi pembelajaran pada penelitian ini dibatasi pada konsep Pemuaian Zat

padat dan Konduksi, Pemuaian Zat Cair dan Konveksi dan Pemuaian Zat Gas

dan Radiasi.

7
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pembelajaran Siswa Aktif-Kreatif

Pembelajaran dikembangkan atas dasar prinsip pembelajaran siswa aktif

melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menganalisis dan

mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014: 7). Pembelajaran siswa aktif menuntut

peserta didik secara aktif kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa

benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula

aktivitasnya (Abidin, 2013: 6). Lebih khusus lagi dinyatakan bahwa proses

pembelajaran siswa aktif berbasis pendekatan saintifik merupakan rangkaian

aktifitas belajar yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dibawah

bimbingan, arahan dan motivasi guru. Dengan demikian, siswa mampu secara aktif

mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kemendikbud,

2014: 14).

Berdasarkan pengertian diatas pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu

aktivitas yang dilakukan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dibawah

bimbingan guru.

2. Pendekatan Saintifik dengan Model Problem Based Learning (PBL)

Model PBL menurut Kemendikbud (2014) adalah pembelajaran yang

dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting yang membuat mereka

mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki model belajar sendiri serta

8
memiliki kecakapan dalam tim. Problem Based Learning merupakan sebuah

pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta

didik untuk belajar.

Pada pembelajaran melalui pendekatan saintifik guru dengan model PBL,

guru, peserta didik dan masalah memiliki perannya masing-masing. Guru, peserta

didik dan masalah pada model PBL memiliki perannya masing-masing. Peran guru

yaitu: Bertanya tentang pemikiran (asking about thinking), menantang peserta

untuk berfikir (memonitor pembelajaran,probbing), menjaga agar peserta didik

untuk berfikir, mengatur dinamika kelompok, menjaga berlangsungnya proses.

Peran siswa yaitu: peserta yang aktif, terlibat langsung dalam pembelajaran dan

membangun pelajaran. Sedangkan peran masalah sebagai awal tantangan dan

motivasi yaitu menarik untuk dipecahkan, menyediakan kebutuhan yang ada

hubungannya untuk dipelajari (Kemendikbud, 2014:42)

a. Tujuan dan Hasil Pembelajaran Model PBL

Tujuan pembelajaran PBL menurut Hosnan (2014) adalah untuk membantu

siswa agar memperoleh pengalaman dan perubahan tingkah laku. Perubahan

tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau

norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan utama

model PBL yaitu pengembangan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan

memecahkan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk secara aktif mengembangkan kemampuannya sendiri. Disamping itu, PBL

juga dimaksud untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial

peserta didik.

9
Disamping, hasil pembelajaran dengan penerapan model PBL yaitu 1)

Keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, pemodelan peran

orang dewasa. Hasil pembelajaran model PBL difokuskan untuk menjembatani gap

antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang

dijumpai diluar sekolah, 2) belajar pengarahan sendiri. Peserta didik harus mampu

menentukan sendiri apa yang harus mereka pelajari, dan dari mana informasi itu

harus diperoleh, dibawah bimbingan guru (Kemendikbud, 2014:43)

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa model PBL

menekankan pada keterampilan siswa dalam memecahkan masalah

mengembangkan keterampilan berfikir serta keterampilan sosial.

b. Sintak Model Problem Based Learning

Sintak Model PBL dirumuskan secara beragam oleh para ahli pembelajaran.

Sintak PBL hasil pengembangan disajikan pada Gambar 2.1

Model PBL dimulai dengan tahapan menemukan masalah dalam kehidupan

kita sehari-hari dan diakhiri oleh pemaparan solusi oleh siswa sehingga

pembelajaran dapat dirasakan siswa bermakna dan siswa paham akan pemanfaatan

pengetahuannya. Adapun tahap-tahap model PBL dapat dilihat pada Gambar 2.1.

10
Tahap 1 : Menemukan Masalah

Tahap 2 : Membangun Struktur Kerja

Tahap 3: Menetapkan Masalah

Tahap 4: Mengumpulkan dan Berbagi Informasi

Tahap 5: Merumuskan Solusi

Tahap 6: Menentukan Solusi Terbaik

Tahap 7 : Menyajikan Solusi

Gambar 2.1 Sintak Model PBL


Sumber : diadaptasi dari Abidin (2013:163)

Berdasarkan Gambar 2.1, terdapat 7 tahap dalam pelaksanaan model PBL.

Model PBL ini merupakan salah satu model yang terdapat pada pendekatan

saintifik. Adapun kaitan antara fase pendekatan saintifik dengan tahap model PBL

dapat dilihat pada Tabel 2.1

Pada pendekatan saintifik fase mengamati bersesuaian pada model PBL fase

menentukan masalah. Pada saat siswa mengamati juga berlangsung kegiatan siswa

menulis informasi penting dari apa yang diamati dan menentukan hal yang

dianggap masalah. Selanjutnya memasuki fase menanya bersesuaian dengan fase

membangun struktur kerja pada dan menetapkan masalah pada model PBL.

Sebelum merumuskan masalah, siswa perlu mengetahui apa yang ingin mereka

pahami dari masalah, lalu menetapkan masalah yang paling penting dari hal-hal

yang dianggap masalah.

11
Tabel 2.1 Kesesuaian antara Fase Pembelajaran pada Pendekatan Saintifik dengan
Fase Pembelajaran Model PBL
Fase Pendekatan Saintifik Fase Problem Based Learning
Mengamati Menentukan Masalah
Membaca, mendengar, menyimak, Kegiatan membaca masalah yang disajikan guru
melihat (tanpa atau dengan alat) lalu menulis informasi penting dari masalah dan
menemukan hal yang dianggap masalah

Menanya Membangun struktur kerja


Mengajukan pertanyaan tentang Mengungkapkan apa yang ingin dipahami dari
informasi yang tidak dipahami dari masalah, apa yang ingin diketahui dari masalah
yang diamati atau pertanyaan untuk dan ide yang bisa digunakan untuk memecahkan
mendapatkan informasi tambahan masalah
tentang apa yang diamati. Menetapkan Masalah
Menetapkan masalah yang dianggap paling
penting atau masalah yang dihadapi dalam
kehidupan nyata. Penetapan masalah dibua
dalam pertanyaan hipotetik.

Mengumpulkan Mengumpulkan berbagai informasi


Informasi/eksperimen Kegiatan mengumpulkan informasi melalui
-Melakukan eksperimen penelitian atau kegiatan sejenisnya. Selanjutnya
-Membaca sumber lain selain buku siswa berbagi informasi pada teman
teks kelompoknya.
-Mengamati objek/kejadian
-Wawancara dengan narasumber

Mengasosiasi Merumuskan solusi


Mengelolah informasi yang telah Melakukan perumusan berupa pengolahan
dikumpulkan baik terbatas dari hasil informasi untuk mendapatkan solusi. Semua
kegiatan mengamati dan solusi ditampung.
mengumpulkan informasi. Menentukan solusi terbaik
Pengelolaan informasi yang Memilih solusi yang dianggap paling tepat
dikumpulkan dari yang bersifat untuk memecahkan masalah
manambah keluasan dan kedalaman
sampai pengelolaan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai pada yang
bertentangan.

Mengkomunikasikan Menyajikan solusi


Menyampaikan hasil pengamatan, Kegiatan memaparkan hasil kerja.
kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tulisan atau media
lainnya.
Sumber : (Kemendikbud, 2013 : 29-30) dan (Abidin, 2013:163-164)

Berdasarkan Tabel 2.1, Pada fase mengumpulkan informasi/eksperimen

pendekatan sainstifik bersesuaian dengan fase mengumpulkan informasi pada

12
model PBL. Pada fase ini siswa melakukan pengumpulan berbagai informasi untuk

mendapatkan solusi dari permasalahan yang telah mereka rumuskan.

Selanjutnya fase mengasosiasi pada pendekatan saintifik sesuai dengan fase

mengumpulkan solusi dan menentukan solusi terbaik. Pada tahap mengasosiasi hal

yang pertama dilakukan adalah merumuskan solusi. Hasil dari perumusan solusi

perlu ditinjau ulang untuk menentukan solusi terbaik yang akan diambil.

3. Hasil Belajar Menurut Taxonomy for Science Education

Yager dan McCormack dalam Yager (2012) mengusulkan bahwa ilmu

pengetahuan dianggap sebagai kumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta

(facts), gejala-gejala alam (figures), dan teori-teori (theories), dan hal ini

mengarahkan pada pengajaran sains yang dicirikan melalui pengajaran informasi

faktual. Keduanya percaya bahwa pendidikan sains yang menekankan pada

"Mengetahui dan Memahami" yang membatasi siswa dalam pengembangan tingkat

literasi sains. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan sains dapat dipandang

dalam konten lima domain tetapi kemudian diperluas ini untuk enam domain

ketika mereka termasuk sifat ilmu pengetahuan. Seperti ditunjukkan dalam

Gambar 2.2, Framework penilaian untuk pembelajaran dalam pengetahuan sains

dan pengalaman yang bertujuan menggambarkan lisensi sains yang dapat

diorganisir menjadi enam domain (Yager dan Enger, 2009: 2-3)

I. Konsep IV. Sikap

Penilaian Berdasarkan Enam


II. Proses V. Kreativitas
Domain sains

VI. Sifat alami sains


III. Aplikasi

13
Gambar 2.2 Enam Domain Penilaian untuk Pendidikan Sains
Sumber : Yager dan Enger, 2009: 2-3

Berdasarkan Gambar 2.2, ada enam penilaian pada pembelajaran sains.

Keenam domain tersebut memiliki fokus penilaian yang berbeda. Fokus penilaian

dari enam domain ini dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Ciri-ciri Domain TFSE

Domain Sains Fokus Domain


Informasi sains-fakta, konsep, hukum,
1. Konsep (knowing and understanding hipotesis dan teori-teori yang diterima
oleh komunitas ilmiah
Proses sains, bagaimana seorang saintis
2. Proses (exploring and discovering)
bekerja dan berfikir
Penerapan dari yang dipelajari untuk
menerapkan sains, hubungannya dalam
3. Penerapan (using and applying)
kehidupan sehari-hari, diinformasikan untuk
membuat keputusan
Sikap, sensitivitas, isu-isu sosial dan
4. Sikap (feeling and valuing)
dampaknya
Pengembangan ide, merancang, pemecahan
5. Kreativitas (imagining and creating)
masalah
Sejarah dan filasafat sains; bagaimana proses
6. Nature of Science (the scientific
sains, pengetahun sains dan pengembangan
endeavor)
sains berkembang.
Sumber: (Yager dan Enger, 2009: 2-3)

a. Domain Konsep

Konsep-konsep sains mempunyai berperan penting dalam pengajaran sains,

sehingga pemahaman siswa terhadap konsep-konsep tersebut merupakan indikator

utama untuk menyatakan keberhasilan proses belajar dan mengajar. Yager (2012;

1), pelaksanaan pengajaran sains di sekolah cenderung terdiri dari pembelajaran

yang menuntut untuk menyerap informasi yang dikembangkan dan digunakan para

ahli tetapi hanya sebagian kecil dari kegiatan belajar siswa yang menuntut

penguasaan proses ilmiah (the act of “doing”). Selanjutnya dinyatakan bahwa

domain konsep mencakup fakta, konsep, hukum, (prinsip), dan hipotesis dan teori

14
yang digunakan para ahli. Dalam penelitian ini, domain konsep yang akan

digunakan adalah fakta, konsep, hukum dan teori.

b. Domain Proses

Para ahli menggunakan proses (keterampilan) tertentu. Menguasai

keterampilan yang berhubungan bagaimana para ahli berfikir dan bekerja

merupakan bagian yang penting dari pembelajaran sains. Keterampilan proses

tersebut meliputi pengamatan dan penjelasan, pengklasifikasian dan

pengorganisasian, pengukuran dan pembuatan grafik, pengkomunikasian,

pemahaman komunikasi, peramalan dan menyimpulkan, penyusunan hipotesis,

pengujian hipotesis, pengidentifikasian dan pengontrolan variabel,

penginterpretasian data, dan perangkaian peralatan, pembuatan peralatan sederhana

dan merancang model benda (Yager, 2012; 1).

c. Domain Sikap

Domain ini meliputi pengembangkan sikap positif terhadap sains secara

umum serta pelajaran sains di sekolah dan guru dan berpengaruh terhadap

bagaimana guru dapat mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap upaya-

upaya yang dilakukan oleh siswa-siswanya (suatu sikap ‘saya dapat

melakukannya’). Guru perlu untuk menggali emosi kemanusian; mengembangkan

sensitivitas, dan menghargai perasaan orang lain. Pengembangan sikap positif

terhadap sains dapat mendorong siswa untuk mampu menguasai apa yang

dipelajari, namun sebaliknya semakin negatif sikap siswa terhadap sains, semakin

sulit bagi mereka untuk memahami sains (Yager, 2012; 1).

15
Meskipun terdapat enam domain pengembangan program pengajaran dan

evaluasi hasil belajar (Gambar 2.3), penelitian ini fokus pada tiga domain yaitu

domain konsep, proses dan sikap.

Sumber: (Yager,2012:29)

Gambar 2.3 Enam Domain Pengajaran dan Penilaian Pembelajaran

B. Penelitian yang Relevan

1. Stadler (2011) menyimpulkan bahwa PBL meningkatkan motivasi dan

pemahaman siswa, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerja sama

tim dan pengembangan kemampuan metodologis.

2. Medriati (2014) menyimpulkan bahwa model PBL dapat a) meningkatan hasil

belajar siswa, b) kemampuan psikomotor siswa berkembang dengan baik, c)

afektif siswa juga mengalami peningkatkan dan terbina kerja sama antar

siswa, dan d) kemampuan untuk berkomunikasi dengan pembelajaran PBL.

3. Putri (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang diakibatkan

pembelajaran PBL terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa.

16
C. Kerangka Pikiran

Dalam proses pembelajaran fisika terdapat 3 tahapan yaitu: input, proses

dan output yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Berawal dari adanya input yaitu siswa, terhadap proses pembelajaran dan kemudian

menghasilkan sesuatu yang positif dalam pembelajaran fisika. Berdasarkan

penjelasan diatas dapat divisualkan dalam bentuk Gambar 2.3

Input dalam penelitian ini diambil dari refleksi awal dengan melakukan

identifikasi masalah, analisis masalah serta perumusan masalah. Setelah melakukan

observasi didapat bahwa nilai ulangan harian siswa pada semester ganjil kelas X

tahun 2013 pada mata pelajaran fisika kurang dari 50% siswa mendapat nilai

dibawah KKM (<75). Berdasarkan hasil wawancara informal kepada para siswa

didapat bahwa sebagian siswa menganggap fisika merupakan ilmu yang sebagian

besar berisi rumus-rumus dan kurang penting bagi kehidupannya. Pemilihan model

PBL diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika menurut TFSE pada

domain konsep, domain proses dan domain sikap.

Proses Output
Input

Pembelajaran Fisika INDIKATOR Evaluasi Hasil Belajar


Berbasis Pendekatan KEBERHASILAN Fisika berbasis TFSE
Refleksi Awal 1. Domain Konsep:
1. Identifikasi Masalah Saintifik dengan model PBL: 1. Domain Konsep
1. Menetukan Masalah 85% siswa
2. Analisis Masalah mendapatkan 2. Domain Proses
3. Perumusan Masalah yaitu: 2. Membangun struktur
kerja nilai >75.
1) Apakah model PBL dapat 2. Domain Proses: 3. Domain SIkap
meningkatkan hasil belajar 3. Menetapkan masalah
4. Mengumpulkan dan 85% siswa
pada domain konsep? mendapatkan
2) Apakah model PBL dapat berbagi informasi
5. Merumuskan solusi nilai >75
meningkatkan hasil belajar
pada domain proses? 6. Menentukan solusi 3. Domain sikap
3) Apakah model PBL dapat terbaik 85% siswa
meningkatkan hasil belajar 7. Menyajikan solusi berada pada
pada domain sikap katagori nilai
sedang ke tinggi

17
Gambar 2.4 Diagram Alir Penelitian berbasis Model PBL dan Evaluasi
Hasil Belajar Fisika Berbasis Taxonomy for Science Education Setiap
Siklus

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK menurut

Muslich (2012: 9-10) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

dilaksanakan dengan sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Dengan

demikian PTK berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa yang disebabkan

pemberian tindakan oleh guru pada proses pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

1. Deskripsi Sekolah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada bulan Oktober sampai

Desember pada SMA N 5 kota Bengkulu didapatkan bahwa SMA ini merupakan

salah satu sekolah di Bengkulu yang terakreditasi A dari sepuluh tahun yang lalu.

Siswa SMA N 5 Bengkulu juga peraih UN tertinggi pada tahun 2014 pada jurusan

IPA dan IPS dengan jumlah nilai 43,49 dan 39,91. Khusus untuk kompetisi Fisika

SMA Negri 5 pada tahun 2014 menjadi juara umum POIF (Pekan Orientasi Ilmiah

Fisika) yang diadakan oleh mahasiswa universitas Bengkulu. Hal ini menjadi bukti

bahwa SMA 5 merupakan salah sekolah yang terbaik di provinsi Bengkulu.

18
2. Deskripsi Kelas

Subjek penelitian ini adalah kelas X IPA 3 SMA N 5 Kota Bengkulu Semester

ganjil Tahun 2014/2015 yang jumlah siswanya 30 orang terdiri dari 8 siswa laki-

laki dan 22 siswa perempuan. Kelas X IPA3 memiliki nilai rata-rata ujian semester

satu fisika yaitu 75.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas X IPA 3 SMAN 5 Kota Bengkulu pada

tahun ajaran 2014/2015 dari Januari –Februari 2015. Pra tindakan dilaksanakan

pada tanggal 9 Januari 2015. Jam pelajaran yang digunakan dalam satu kali

pertemuan tatap muka adalah 3 jam pelajaran. Total jam pelajaran yang digunakan

adalah 9 jam pelajaran.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Model Problem Based Learning adalah pembelajaran berdasarkan masalah,

dimana guru memotivasi siswa untuk mampu menemukan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Model

pembelajaran berbasis masalah terdiri dari langkah – langkah yaitu

menemukan masalah, membangun struktur kerja, menetapkan masalah,

mengumpulkan dan berbagi informasi, merumuskan solusi, menemukan

solusi terbaik dan menyajikannya.

2. Aktivitas belajar tidak diteliti pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan

penilitian berfokus pada proses berfikir siswa sebagai seorang saintis yang

akan dinilai pada penilaian hasil belajar domain proses.

19
3. Hasil belajar menurut TFSE adalah hasil belajar yang mengukur aspek

kemampuan siswa yang berkembang dalam pembelajaran sains. Hasil belajar

ini terdiri dari: 1) domain konsep berupa: konsep dan hukum

(prinsip); 2) domain proses berupa: komunikasi, prediksi, identifikasi

variabel, penyusunan hipotesis, definisi oprasional dan desain investigasi; 3)

domain sikap berupa: pengembangan sikap positif terhadap sains secara

umum dan pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri.

E. Prosedur Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang dilakukan dalam penelitian ini, akan

dilakukan pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor dengan menggunakan

model Problem Based Learning dengan prosedur dan langkah-langkah tindakan

yang menggunakan siklus, dimana setiap siklus itu terdiri dari 4 tahap yaitu: 1)

Refleksi awal, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Analisis tindakan, dan 4) Analisis dan

Refleksi.

1. Pra Tindakan

Peelaksanaan observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan oleh dua

observer. Observer pertama adalah guru fisika SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang

telah memiliki pengalaman kerja selama 10 tahun dan pendidikan terakhirnya S1 di

Universitas Bengkulu. Observer kedua merupakan laboran SMA Negeri 5 Kota

Bengkulu yang telah memiliki pengalaman kerja sebagai laboran selama 2 tahun

dan pendidikan terakhirnya S1 di Universitas Bengkulu.

Sebelum melaksanakan penelitian instrumen dijelaskan terlebih dahulu

kepada observer mengenai observasi yang akan dilakukan agar observer mengerti

20
apa yang ingin diukur dengan instrumen tersebut. Observer berjumlah dua orang

yang terdiri dari guru fisika dan teman sejawat. Sebelum soal tes digunakan, soal

tersebut diujicobakan pada siswa yang telah diajarkan materi suhu dan kalor siswa

kelas X IPA SMA 5 Kota Bengkulu.

2. Perencanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan belum tentu mencapai hasil optimal

dalam satu siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada setiap

tindakan, sehingga perlu pelaksanaan tindakan perlu dilakukan melalui beberapa

siklus. Pada kegiatan ini dilakukan pada 9 jam pelajaran.

Setiap siklus penelitian dijadikan bahan untuk perbaikan pada pelaksanaan

siklus berikutnya. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin

dicapai yaitu perubahan aktivitas dan hasil belajar menurut TFSE. Perubahan

aktivitas belajar mengacu pada tujuh tahap model PBL selama mengikuti proses

pembelajaran fisika. Perubahan aktivitas belajar fisika ini ditargetkan mengalami

peningkatan di setiap siklusnya.Untuk hasil belajar siswa yang ingin dicapai adalah

hasil belajar menurut TFSE terdiri dari domain konsep, proses dan sikap.

21
Perencanaan Tindakan
1) Pembuatan RPP,
2) Pembuatan Tes domain Proses
(LKS dan soal domain proses),
3) Tes domain konsep,
4) Angket domain sikap

Pelaksanaan Pembelajaran
dengan Model PBL
Refleksi Hasil Belajar 1. Menetukan Masalah
1) Domain konsep 2. Membangun struktur kerja
2) Domain Proses SIKLUS I 3. Menetapkan masalah
3) Domain Sikap 4. Mengumpulkan dan
berbagi informasi
5. Merumuskan solusi
6. Menentukan solusi terbaik
Pengamatan 7. Menyajikan solusi
Proses pembelajaran dengan
model PBL (aktivitas guru
dan siswa)

Perencanaan Tindakan:
Penyempurnaan RPP
berdasarkan hasil refleksi
siklus I

Refleksi Hasil Belajar Pelaksanaan Pembelajaran


1) Domain konsep Model PBL berdasarkan skenario
2) Domain Proses SIKLUS II pembelajaran dan hasil refleksi
3) Domain Sikap siklus I

Pengamatan
Proses pembelajaran dengan
model PBL (aktivitas guru
dan siswa)

Perencanaan Tindakan:
Penyempurnaan RPP berdasarkan
hasil refleksi siklus II

Refleksi Hasil Belajar SIKLUS III Pelaksanaan Pembelajaran


1) Domain konsep Model PBL berdasarkan skenario
2) Domain Proses pembelajaran dan hasil refleksi
3) Domain Sikap siklus II

Pengamatan
Proses pembelajaran dengan
model PBL (aktivitas guru
dan siswa)

22
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

3. Faktor-Faktor yang Diselidiki

a. Faktor Guru

Faktor guru dalam menerapkan model PBL didalam kelas akan berpengaruh

terhadap hasil belajar yang akan diperoleh oleh siswa. Dengan penerapan model

PBL ini akan dilihat proses berfikir siswa yang menempatkan siswa sebagai

seorang saintis saat pembelajaran dengan penilaian hasil belajar domain proses.

Melalui tindakan refleksi di setiap akhir siklus dapat dilihat penerapan model PBL

pada proses pembelajaran dalam meningkatkan proses berfikir siswa.

b. Faktor Siswa

Faktor siswa dalam pembelajaran berperan penting pada penelitian ini.

Siswa dalam pembelajaran dengan model PBL aktif dalam mengkontruksi

pengetahuannya sendiri dibawah bimbingan guru. Keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan model PBL akan diamati melalui LKS dan tes domain proses

yang menjadi refleksi penerapan model PBL saat pembelajaran pada akhir setiap

siklus.

4. Siklus I

Pada siklus 1 akan diajarkan sub konsep “Suhu dan Kalor”. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan untuk melaksanakan tindakan pada siklus 1 adalah:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan tindakan yaitu: a) menyusun

rangcangan pelaksanaan pembelajaran untuk sub konsep konduksi, b) perencanakan

23
skenario pembelajaran berdasarkan perancana pelaksanaan pembelajaran dan

rancangan pengajaran dengan model PBL, c) membuat lembar kerja siswa untuk

praktikum, d) membuat lembar tes hasil belajar siswa domain konsep, e) membuat

lembar tes hasil belajar siswa domain proses, f) membuat kriteria penilaian lembar

observasi siswa hasil belajar domain proses, g) membuat lembar angket siswa hasil

belajar domain sikap, dan h) membuat kriteria penilaian lembar angket siswa hasil

belajar domain sikap.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan siklus 1 akan dilaksanakan dalam 3 jam

pelajaran atau 3 x 45 menit. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, diterapkan

pembelajaran dengan model PBL: a) motivasi siswa untuk mampu merumuskan

masalah, b) memberikan kesadaran akan pentingnya membuat rancangan

penyelesaian masalah, c) mendorong siswa untuk menemukan masalah utama dan

membantu siswa menyusun rumusan masalah, d) mendorong siswa untuk

mengumpulkan data dan berbagi informasi tersebut dengan temannya dalam

kelompok yang telah ditetapkan, e) memastikan proses menemukan solusi terjadi

secara kolaboratif, kooperatif dan komunikatif, f) meyakinkan siswa pentingnya

meninjau ulang dan menimbang keefektifitasan solusi yang telah dihasilkan pada

tahap sebelumnya, dan melakukan penilaian terhadap performa atau produk yang

dihasilkan siswa.

c. Pengamatan

Kegiatan observasi ini dilakukan oleh pengamat yang berjumlah 2 orang

dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan atau pembelajaran di

24
kelas dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi

aktivitas siswa. Kegiatan observasi pada hakekatnya adalah kegiatan mengontrol

dan menilai kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan proses

pembelajaran di kelas. Observasi ini digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar fisika siswa menggunakan model PBL. Menentukan kekurangan dan

perbaikan tindakan pada siklus I dan dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan

tindakan. Hasil analisis siklus 1 akan digunakan sebagai acuan untuk perbaikan

siklus II.

d. Refleksi

Semua data yang didapat dari tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis

untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan rancangan

pembelajaran. Data yang didapat dari tes siklus I dianalisis secara deskriptif (nilai

rata-rata, daya serap dan ketuntasan belajar). Guru dapat merefleksi diri dengan

melihat data hasil observasi dan tes untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan

siklus I yang akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan dalam

siklus berikutnya.

5. Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan melakukan perubahan pada bagian-bagian

tertentu yang didasarkan pada refleksi siklus I, sesuai dengan rancangan

pembelajaran yang telah disusun. Sasaran kegiatan adalah untuk memperbaiki

aspek-aspek yang dinilai belum berhasil pada siklus 1. Hasil yang didapat pada

siklus II dianalisis dan dibandingkan dengan siklus I kemudian digunakan untuk

mengukur keberhasilan pelaksanaan siklus II. Kelemahan yang terjadi pada siklus

II dipelajari untuk merencanakan tindakan siklus selanjutnya (siklus III)

25
6. Siklus III

Siklus III direncanakan sesuai dengan refleksi dari siklus II. Hasil yang

didapat dari siklus III dibandingkan dengan hasil sebelumnya untuk melihat apakah

kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa

Lembar observasi digunakan untuk mengamati hasil pembelajaran yang

berlangsung berdasarkan model PBL yang terdiri dari lembar observasi siswa dan

lembar observasi aktivitas siswa.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang spesifik, yang tidak

terbatas pada komunikasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui

aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Lembar observasi guru dan

siswa disusun berdasarkan tahap-tahap pembelajaran model PBL

Sebelum dilakukan pengambilan data observasi, lembar observasi aktivitas ini

diuji validitas isi dan validitas kontruksi dengan cara mengkonsultasikan lembar

observasi dengan dosen pembimbing. Observer diberikan pengarahan mengenai

pengisian butir observasi, agar observer mengerti apa yang mau diukur dari tiap

butir observasi.

26
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dan Guru

Nomor
Nomor Item
Fase Pendekatan Fase Problem Based Item
Kegiatan
Saintifik Learning Kegiatan
Guru
Siswa
Mengamati Menentukan masalah 1 1
Membangun struktur 2,3
2,3
Menanya kerja
Menetapkan masalah 4,5 4,5
Mengumpulkan dan
Mencoba 6,7,8 6, 7, 8,
berbagi informasi
Merumuskan solusi 9 9
Mengasosiasi Menentukan solusi
10 10
terbaik
Mengkomunikasi Menyajikan solusi 11, 12 11, 12

Observer dilakukan oleh 2 orang observer. Untuk menilai kekonsistenan

antar observer digunakan reliabilitas antar observer (kesepakatan antar rater atau

Kappa). Semakin banyak kemiripan penilaian antar observer, maka koefesien

reliabilitasnya semakin tinggi. Uji reliabilitas antar observer dilakukan dengan

menghitung angka korelasi koefesien kappa dengan bantuan software SPSS. Fleiss

dalam Widhiarso (2010:13) mengkategorikan tingkat reliabilitas antar rater

menjadi empat kategori, antara lain:

Tabel 3.2 Interpretasi Reliabilitas Antar Observer

Kategori Interpretasi
Kappa < 0.4 Buruk (Bad)
Kappa 0.4 – 0.60 Cukup (Fair)
Kappa 0.60 – 0.75 Memuaskan (Good)
Kappa > 0.75 Istimewa (Excellent)

27
2. Tes Domain Konsep

Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui domain konsep. Tes domain

konsep dilakukan setiap akhir siklus. Tes siklus domain konsep ini digunakan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran

dengan model PBL. Tes dalam pembelajaran ini dibuat berdasarkan materi suhu

dan kalor. Tes yang dilakukan pada penelitian ini merupakan tes uraian/essay yang

terdiri dari 5 soal setiap siklusnya. Lihat Tabel 3.3

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Butir Tes Berdasarkan Indikator Pembelajaran antara Dimensi
Domain Konsep dan Dimensi Proses Kognitif
Level Kognitif menurut Bloom
Sub Dimensi Domain Menganal Jumla
Siklus
Materi Konsep Memaha Mengaplika isis h Soal
mi (C2) si (C3) (C4)

Fakta 1 2 2
1 Konduksi Konsep 3 1
Hukum (Prinsip) 4,5 2
Fakta 1 2 2
2 Konveksi Konsep 3 1
Hukum (Prinsip) 4,5 2
Fakta 1 2 2
3 Radiasi Konsep 3 1
Hukum (Prinsip) 4,5 2
Jumlah 3 6 6 15
Keterangan: Nomor 1,2,3… adalah nomor butir soal

Menurut Arikunto (2006:57) sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai

alat pengukuran harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas dan

reliabilitas yang tinggi. Sebelum butir tes domain konsep digunakan, butir tes

dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji validitas

28
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen ukur yang

telah disusun mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas yang dilakukan

meliputi: 1) uji validitas isi (content validity), 2) uji validitas kontruksi (construct

validity), 3) uji validitas rupa (face validity) 4) uji validitas empiris (concurrent

validity)

Uji validitas isi dilakukan dengan menyusun butir tes sesuai dengan materi

pelajaran yang diterapkan dan uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara

menyusun butir tes sesuai dengan indikator yang ada pada kisi-kisi butir tes (lihat

tabel 3.5). Uji validitas isi dan validitas konstruksi juga dilakukan dengan cara

meminta pendapat dosen pembimbing.

Untuk uji validitas empiris dilakukan dengan menghitung angka korelasi

koefesien (r) melalui softwere SPSS. Apabila r hasil hitung > r tabel maka soal

dinyatakan valid. Nilai r Tabel Product Moment dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Nilai r Product Moment

Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi


N N
5% 1% 5% 1%
10 0,632 0,765 30 0,361 0,463
20 0,444 0,561 60 0,254 0,330
Sumber: Sugiyono, 2013:333

Untuk membantu dalam penyusunan butir soal tes, dalam penelitian ini

dibuat kisi-kisi butir soal tes. Penyusunan kisi-kisi butir soal tes berdasarkan

indikator kompetensi yang ingin dicpai pada rencana pembelajaran (RPP) dan

berdasarkan tingkat taksonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada

tingkat memahami (C2), tingkat mengaplikasi (C3) dan tingkat menganalisis (C4)

(lihat Tabel 3.5).

29
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Butir Tes Berdasarkan Indikator Pembelajaran

Level Kognitif menurut


Bloom
Sikl Sub Memah Meng Meng
Indikator
us materi ami aplika analisi
(C2) si (C3) s (C4)

1 Konduksi Menjelaskan pengaruh kalor pada 1


pemuaian zat padat
Menjelaskan pengertian konduksi dan 2, 3 4,5
mengaitkan pengaruh kalor terhadap
gerak partikel dalam perpindahan kalor
secara konduksi
2 Konveksi Menjelaskan pengaruh kalor pada 1
pemuaian zat cair
Menjelaskan pengertian konveksi dan 2, 3 4,5
menghubungkan pengaruh kalor dengan
gerak partikel dalam perpindahan kalor
secara konveksi
3 Radiasi Menghubungkan pengaruh kalor dengan 1
gerak partikel dalam perpindahan kalor
melalui medium atau peristiwa radiasi.
Menjelaskan pengertian radiasi dan 2, 3 4,5
menghubungkan pengaruh kalor dengan
gerak partikel dalam perpindahan kalor
secara radiasi
Jumlah 3 6 6
Keterangan: Nomor 1,2,3… adalah nomor butir soal

Untuk validitas rupa (face validity) ini digunakan untuk menunjukan

validitas apakah tes domain konsep dari segi rupanya nampak mengukur apa yang

ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen.

Tiga orang siswa kelas XI dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah yang

dilihat dari nilai ujian akhir semesternya diminta untuk membaca soal tes dan

berkomentar mengenai keterbacaan dan penampilan dari tes domain konsep ini.

b. Uji Reliabilitas

30
Uji reliabilitas dimaksud untuk menunjukan tingkat kepekaan, keakuratan,

estabilan dan kekonsistenan pengukuran yang dilakukan pada waktu yang berbeda.

Uji reliabilitas butir tes dilakukan dengan menentukan Alpha Cronbach’s.

Perhitungan nilai Alpha Cronbach’s menggunakan program softwere SPSS versi

16. Soal dinyatakan reliabel r hasil hitung > r tabel. Nilai r tabel Alpha Cronbach’s

dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Nilai r Alpha Cronbach’s

Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi


N N
5% 1% 5% 1%
10 0,632 0,765 30 0,361 0,463
20 0,444 0,561 60 0,254 0,330
Sumber: (Sugiyono, 2013:333)

Pada taksonomi TFSE dilakukan pemisahan antara domain konsep dengan

dimensi proses kognitf. Hal ini juga berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam

pembuatan butir soal tes yang bervariasi untuk setiap jenis proses konsep dapat

dilihat pada Tabel 3.5

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut tingkat

kesukaran (TK). Besarnya tingkat kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Rumus

mencari TK adalah:

SA+ SB
TK= (3.1)
n . maks

dimana TK adalah tingkat kesukaran, S A adalah jumlah skor kelompok atas, S B

adalah jumlah skor kelompok bawah, n adalah jumlah siswa kelompok atas dan

kelompok bawah, maks adalah skor maksimal soal yang bersangkutan. Soal yang

baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

31
Menurut ketentuan yang sering diikuti, tingkat kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria


0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sumber:(Jihad dan Haris, 2012: 182)

d. Daya Pembeda

Rumus untuk mencari daya pembeda (DP) adalah:

S A −S B
DP=
1 (3.2)
n .maks
2

dimana S A adalah jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah, S B adalah

jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah, n adalah jumlah siswa

kelompok atas dan kelompok bawah, maks adalah skor maksimal soal yang

bersangkutan.

Interpretasi nilai DP mengacu pada pendapat (Ruseffendi, 1991: 203 – 204)

dalam (Jihad dan Haris, 2012: 181) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Beda

Nilai Daya Beda Kriteria


0,40 atau lebih sangat baik
0,30 – 0,39 cukup baik, mungkin perlu diperbaiki
0,20 – 0,29 minimum, perlu diperbaiki
0,19 ke bawah jelek, dibuang atau dirombak.
Sumber: Jihad dan Haris, 2012: 181

32
3. Lembar Tes Domain Proses

Tes digunakan untuk mengevaluasi domain proses yang meliputi

kemampuan mengeksplorasi masalah dan menemukan jawaban masalah yang

terdiri dari penilaian LKS dan penyelesaian soal-soal objektif berkaitan dengan

domain proses.

Sebelum digunakan untuk mengambil data tes domain proses, lembar tes ini

dilakukan validitas isi dan validitas kontruksi. Uji validitas dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana instrument ukur menguur apa yang ingin diukur. Uji

validitas isi dilakukan dengan menyusun butir tes sesuai dengan materi pelajaran

yang diterapkan. Uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara menyusun butir tes

sesuai dengan indikator yang ada pada kisi-kisi butir tes (lihat tabel 3.9). Uji

validitas isi dan validitas konstruksi juga dilakukan dengan cara meminta pendapat

dosen pembimbing.

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Tes Domain Proses Setiap Siklus

Nomer
Dimensi Deskriptor soal

a) Pengkomunikasian Menyampaikan hasil penemuannya kepada orang 1, 2


lain, baik secara lisan maupun tertulis berupa
gambar, model, tabel, diagram dan grafik.

b) Peramalan Kemampuan meramalkan atau mengemukakan 3,4


apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
belum diamati berdasarkan penggunaan pola
keteraturan atau kecendrungan-kecendrungan
gejala tertentu yang telah diketahui sebelumnya.

c) Rumusan Pernyataan yang merupakan pekerjaan tentang 5


Hipotesis pengaruh yang akan terjadi dari variabel
manipulasi terdapat variabel respon

33
Nomer
Dimensi Deskriptor soal

d) Pengidentifikasi Menentukan variabel bebas, variabel kontrol dan 6


variabel variabel bebas

e) Pengontrolan Pemakaian variabel dalam penelitian 7


variabel

4. Angket domain sikap

Angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada domain sikap.

Angket berisi aspek-aspek penilaian sikap ilmiah siswa pada saat pembelajaran.

Hasil belajar menurut domain ini akan menggunakan skala nilai 1-4 dengan

menggunakan tanda ceklis pada skala yang dianggap cocok menurut siswa.

Sebelum butir item angket digunakan, butir item dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.

a. Uji validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen ukur yang

telah disususun mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas yang dilakukan

meliputi: 1) uji validitas isi (content validity), 2) uji validitas kontruksi (construct

validity), 3) uji validitas rupa (face validity) 3) uji validitas empiris (concurrent

validity)

Uji validitas isi dilakukan dengan menyusun butir item angket sesuai

dengan materi pelajaran yang diterapkan dan uji validitas konstruksi dilakukan

dengan cara menyusun butir item angket sesuai dengan indikator yang ada pada

kisi-kisi butir item (lihat Tabel 3.10).

34
Tabel 3.10 Kisi-Kisi Lembar Angket Domain Sikap
Nomer
Dimensi Indikator Deskriptor
Ite

Pelajaranpentingg memiliki efek


1, 2
1. Fisika itu penting pada kehidupan sehari-hari

Pelajaran bermanfaat dan dapat 3


2. Fisika itu berguna digunakan untuk tujuan praktis.
Pengembanga
n sikap positif
Pelajaran mudah dimengerti, jelas
terhadap fisika 3. Fisika itu mudah 4,5
dan sederhana.
dipahami
Pelajaran fisika dapat
membangkitkan rasa ingin tahu atau 6,7
4. Fisika itu menarik.
minat

Punya harapan dan percaya diri


8, 9, 10,11
1. Optimis tentang masa depan.
Pengembanga
Berpikir, menduga, dan berharap
n sikap positif 12. 13, 14
2. Berfikir Positif yang baik tentang suatu keadaan
terhadap diri
sendiri Keyakinkan pada kemampuan dan 15, 16, 17,
penilaian (judgement) diri sendiri 18,19,20,
3. Percaya Diri
dalam melakukan tugas. 22, 23

Untuk validitas rupa (face validity) ini digunakan untuk menunjukan

validitas apakah item angket domain sikap dari segi rupanya nampak mengukur apa

yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan

instrumen. Tiga orang siswa kelas XI dengan kemampuan tinggi, sedang dan

rendah yang dilihat dari nilai ujian akhir semesternya diminta untuk membaca item

angket dan berkomentar mengenai keterbacaan dan penampilan dari item angket

domain konsep ini.

35
Untuk uji validitas empiris dilakukan dengan menghitung angka korelasi

koefesien (r) melalui softwere SPSS dari hasil uji coba angket domain sikap.

Apabila r hasil hitung > r tabel maka soal dinyatakan valid. Nilai r Tabel Product

Moment dapat dilihat lagi pada Tabel 3.4 bagian uji validitas soal tes domain

konsep.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksud untuk menunjukan tingkat kepekaan, keakuratan,

kestabilan dan kekonsistenan pengukuran yang dilakukan pada waktu yang

berbeda. Uji reliabilitas butir tes dilakukan dengan menentukan Alpha Cronbach’s.

Perhitungan nilai Alpha Cronbach’s menggunakan program software SPSS versi

16. Soal dinyatakan reliabel r hasil hitung > r tabel. Nilai tabel Alpha Cronbach’s

dapat dilihat pada lagi pada Tabel 3.2 pada bagian uji reliabilitas soal tes domain

konsep. Untuk membantu dalam penyusunan butir soal tes, dalam penelitian ini

dibuat kisi-kisi butir soal tes. Kisi-kisi domain sikap yang diukur setelah dilakukan

pembelajaran fisika dengan model PBL.

G. Teknik Analisis Data

1. Observasi Aktivitas siswa dan guru

Aspek yang diamati pada lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa adalah

aktivitas guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran itu berlangsung. Misalkan

lembar terdiri dari 12 pertanyaan, skor tertinggi tiap butir pertanyaan adalah 4,

36
maka skor tertinggi adalah 36. Sedangkan skor terendah tiap butir pertanyaan

adalah 1, sehingga skor terendah adalah 12.

skor tertinggi keseluruhan−skor terendah


Kisaran nilai tiap kriteria ¿ (3.3)
skor tertinggi tiap butir

Jadi, kisaran skor penilaian untuk lembar angket siswa adalah:

Tabel 3.11 Interval Kategori Penilaian Lembar Observasi

No Kategori skor observasi aktivitas Interval


1 Kurang 12– 19
2 Cukup 20 – 27
3 Baik 28 – 36

2. Tes domain konsep

Tes domain konsep ini berguna untuk mengetahui perubahan hasil belajar

siswa pada domain konsep. Data dianalisis dengan menggunakan nilai individu,

nilai rata-rata siswa dan kriteria ketuntasan berdasarkan pada penilaian acuan, yaitu

penilaian berdasarkan tingkat daya serap. Tes dalam penelitian ini diolah secara

deskriftif dan dianalisis menggunakan persamaan nilai rata-rata kelas, daya serap

siswa, presentase ketuntasan siswa pada aspek konsep

Tabel 12. Rumus Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Deskripsi Hasil Belajar Keterangan Penomoran


X =Nilai rata-rata
siswa
X =¿ ∑X = Jumlah nilai siswa 3.3
N = Jumlah siswa

S = Stándar Deviasi
2
∑ ( X− X́) N = Banyaknya Siswa
s=
√ N −1 X = Nilai siswa
X́ = Nilai rata-rata
3.4

siswa
DS = DS = Daya serap 3.5
NS siswa secara
×100 % klasikal
S x NI
NS = Jumlah nilai
seluruh siswa

37
S = Jumlah siswa
NI = Nilai ideal

KB = Ketuntasan
belajar secara
klsikal
n’ = Jumlah siswa
KB=¿ yang nilainya  3.6
75
N = Jumlah siswa

3. Penilaian domain proses

a) Penilaian LKS

Tes domain proses adalah tes yang mengukur penggunaan beberapa proses

sains yang dilakukan siswa. Rubrik penilaian LKS ditampilkan pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Penilaian LKS Domain Proses


Aspek Skor Penilaian
yang
dinilai 1 2 3

Pengident Tidak mampu Mampu mengindentifikasi Mampu


ifikasian mengindentifikasi variable untuk membuat mengindentifikasi
Variable variable untuk rumusan masalah tetapi variable untuk membuat
membuat rumusan belum tepat rumusan masalah
masalah dengan tepat

Hipotesis Tidak mampu Mampu membuat hipotesis Mempu membuat


merumuskan tetapi kurang sesuai dengan hipotesis sesuai dengan
hipotesis rumusan masalah rumusan masalah

Pengujian Tidak mampu Dilakukan dengan bantuan Dilakukan secara


Hipotesis melakukan uji guru mandiri (individu atau
hipotesis kelompok)

Komunik Tidak mampu Mampu mengkomunikasikan Mampumengkomunikasika


asi mengkomunikasika (membuat grafik dan tabel) n (membuat grafik dan
n (membuat grafik hasil percobaan tetapi belum tabel) hasil percobaan
dan/atau tabel) tepat dengan baik
hasil percobaan

Menginter Tidak mampu Mampu menginterpretasikan Mampu

38
prestaikan menginterpretasika data tetapi kurang jelas menginterpretasikan
Data n data data dengan jelas

b) Tes domain proses

Tes domain proses terdiri dari aspek identifikasi variabel, definisi

oprasional, rumusan hipotesis, desain investigasi, komunikasi dan prediksi.

Kesemua aspek diukur melalui 10 soal tes domain proses.

Skor yang didapat


LKS= x 100 (3.7)
Skor maksimal

Nilai akhir domain proses merupakan penggabungan nilai tes domain

proses (75 %) dan nilai LKS (25 %). Tuntas apabila 85% siswa mendapatkan nilai

≥ 75

4. Angket domain sikap

Domain sikap dinilai berdasarkan angket. Penyusunan butir-bitir angket

berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pada Tabel 3.4. Siswa diminta

menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah

disediakan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Rating Scale yang

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa

kata – kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor tertinggi

tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1(Sugiyono, 2013: 98). Skor butir soal

dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Skor Penilaian Angket Domain


Skor untuk aspek yang dinilai Skor
SS (Sangat Setuju) 4
S (Setuju) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (Sangat Tidak Setuju) 1

39
Aspek yang diamati pada lembar angket domain sikap adalah pengembangan

sikap positif terhadap fisika (terdiri dari sub aspek: fisika itu penting, fisika itu

berguna, fisika itu mudah dipahami dan fisika itu menarik) dan pengembangan

sikap positif terhadap diri sendiri (optimis, berfikir positif dan percaya diri).

Interval katagori nilai rata-rata setiap sub aspek domain sikap dapat dilihat pada

Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Interval katagori nilai rata-rata setiap sub aspek domain sikap

No Kategori skor domain sikap Interval nilai rata-rata tiap aspek


1 Baik 4≥x>3
2 Cukup 3≥x>2
3 Kurang 2≥x>1

Aspek yang diamati pada lembar observasi domain sikap adalah penggunaan

rasa kemanusiaan, nilai-nilai dan keterampilan. Misalkan lembar angket domain

sikap terdiridari n pertanyaan, skor tertinggi tiap butir pertanyaan adalah 4, maka

skor tertinggi adalah 92. Sedangkan skor terendah tiap butir pertanyaan adalah 1,

sehingga skor terendah adalah 23.

skor tertinggi keseluruhan−skor terendah


Kisaran nilai tiap kriteria ¿ (3.8)
skor tertinggi tiap butir

Jadi, kisaran skor penilaian untuk lembar angket siswa adalah:

Tabel 3.16 Interval Kategori Penilaian Angket

No Kategori skor domain sikap Interval


1 Sangat rendah 23 – 40
2 Rendah 41 – 58
3 Sedang 59 – 76
4 Tinggi 77– 94

H. Indikator Keberhasilan

40
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah hasil belajar siswa menurut TFSE

dalam 3 domain yaitu: domain konsep, domain proses, dan domain sikap. Tindakan

akan dihentikan bila kriteria keberhasilan tindakan telah tercapai. Kriteria

keberhasilan tindakan ditetapkan berdasarkan ketuntasan belajar yang ditetapkan

oleh sekolah dan berdasarkan pertimbangan peneliti. Adapun kriteria keberhasilan

tindakan tersebut adalah

1. Hasil belajar siswa domain konsep: jika siswa mendapat

nilai  75 sebanyak lebih dari 85%

2. Hasil belajar siswa domain proses: jika siswa mendapat

nilai  75, dan untuk kelompok : jika siswa mendapat nilai  75 sebanyak

lebih dari 85%

3. Hasil belajar siswa domain sikap berada pada katagori

sedang sampai tinggi jika dari hasil pengamatan berada pada interval 59-94

H. Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini dilakuakan dengan

triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai macam cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2013:273)

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini triangulasi metode.

Triangulasi metode dilakukan dengan cara pengumpulan data ganda berupa data tes

hasil belajar, data observasi sebagai data pembanding dan jurnal yang berfungsi

merekam kegiatan pembelajaran secara sistimatis dan utuh. Jurnal pengamatan guru

ini dituliskan pada bagian pelaksanaan tindakan pada BAB IV Jika teknik

41
pengujian triangulasi metode data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda,

dilakuakan diskusi lebih lanjut kepada sumber data.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini mendeskripsikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah

dilakukan di kelas XI IPA3 SMAN 5 Kota Bengkulu. Uraian hasil penelitian

meliputi (1) Pra tindakan; (2) Tindakan pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.

Deskripsi tindakan pada setiap siklus terdiri dari (a) Pelaksanaan; (b) Deskripsi data

hasil observasi aktivitas guru dan siswa; (c) Deskripsi hasil belajar menurut

taxonomy for science education; dan (d) Refleksi. Kemudian, dilanjutkan dengan

42
pembahasan tentang hasil belajar siswa menerut taxonomy for science education

yang terdiri dari (a) Domain Konsep; (b) Domain Proses; dan (c) Domain Sikap

A. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Pra Tindakan

Sebelum tindakan kelas dilakukan penerapan pembelajaran model Problem

Based Learning (PBL), instrumen penelitian diuji cobakan terlebih dahulu. Seperti

yang dijelaskan pada Bab III (Metodologi Penelitian), butir tes yang telah diuji

coba digunakan untuk memperoleh data penelitian dan menjawab permasalahan

penelitian.

1. Hasil Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Domain Konsep

Sebanyak 30 butir tes dibuat yang mencakup materi suhu dan kalor dengan

berpedoman pada kurikulum 2013 untuk kelas XI IPA dan Framework penilaian

enam domain sain menurut Yager dan Enger (2009). Butir-butir tes berbentuk essai

sebanyak 10 soal per siklus sehingga jumlah butir tes untuk ketiga siklus menjadi

30 butir soal. Uji coba ketiga puluh butir tes dilakukan oleh 30 siswa kelas XI IPA4

di SMAN 5 Bengkulu pada hari jumat 8 Januari 2015.

1. Reliabilitas dan Validitas Butir Tes

Analisis validitas butir tes dilakukan menggunakan program SPSS versi 16.

Untuk jumlah siswa (N) ada 30 orang pada taraf signifikansi 5 % nilai r-tabel

diketahui 0,361 sedangkan nilai r-hitung rata-rata validitas butir tes adalah 0,604.

Jika nilai r-hitung>nilai r-tabel, dimaknai bahwa butir tes memenuhi syarat uji

validitas. Oleh sebab itu, sebanyak 25 butir tes memenuhi persyaratan uji validitas

sebaliknya enam butir tes hasil ujicoba yaitu soal no.12 (r-hitung = 0,351), no.14 (r-

43
hitung = 0,237), no.16 (r-hitung = 0,076), no.22 (r-hitung = 0,284), dan no.27 (r-

hitung = 0,252) dianggap tidak valid atau r-hitung<r-tabel. Hasil analisis validitas

semua butir tes dapat dilihat pada Lampiran 2

Soal yang telah masuk katergori valid dilanjutkan dengan diuji coba

realibilitas. Setiap butir tes yang dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 16

untuk menentukan harga α -Cronbach sebagai indikator tingkat. Diketahui bahwa

r-hitung rata-rata 0,742 > 0,361 (r-tabel). Disimpulkan bahwa, 25 butir soal

memenuhi persyaratan uji reliabilitas dengan rincian nilai α -Cronbach tertinggi

adalah pada butir soal no.24 ( α


=0,749) dan nilai terendah pada butir soal no.20

dan no.30 yang memiliki nilai α yang sama yaitu ( α = 0,733). Hasil analisis

reliabilitas semua butir tes dapat dilihat pada Lampiran 3

2. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Butir Tes

Uji reliabilitas dan validitas butir tes dilanjutkan dengan uji daya beda dan

tingkat kesukaran butir tes. Uji daya beda dilakukan untuk menentukan apakah 26

butir tes dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Hasil perhitungan daya beda (indeks deskriminasi)

(lampiran 4) untuk soal no.2 (α=0,13), no.3 (α=0,14), no. 7 (α=0,18), no.21

(α=0,20), no.24 (α=0,12), no.25 (α=0,08), no.26 (α=0,07) diketahui sebanyak 7

butir tes tergolong dalam kriteria jelek. Namun, terdapat 9 soal dalam kriteria

minimum, 6 soal dalam kriteria cukup baik dan 3 soal dalam kriteria sangat baik.

Soal dalam kriteria jelek tidak digunakan dalam penelitian dan soal dengan kriteria

minimum dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam

penelitian. Soal yang termasuk dalam criteria cukup baik dan sangat baik tidak

44
perlu dilakukan perbaikan dan dapat langsung digunakan dalam mengambil data

penelitian.

Soal dengan kriteria minimum, cukup baik dan baik yang berjumlah 18 soal

yang dicari tingkat kesukarannya. Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir tes

(Lampiran 5) terdapat 2 soal dalam kriteria mudah dan 12 soal dalam kriteria

sedang dan 4 soal dalam kriteria sukar. Oleh sebab itu, sebanyak 18 butir tes dipilih

untuk digunakan dalam memperoleh data penelitian.

2. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Domain Proses

Uji coba tes domain proses yang terdiri dari 30 soal yang terdiri dari

dimensi pengkomunikasian, prediksi, rumusan hipotesis, pengindentifikasian

variable dan pengontrolan variable. Setelah dilakukan uji isi dan konstruksi dengan

cara meminta pendapat dosen pembimbing, terdapat 21 soal yang bisa digunakan

untuk penelitian. Sehingga setiap siklus dalam penelitian ini menggunakan 7 butir

soal tes domain Proses.

3. Hasil Uji Coba Instrumen Angket Domain Sikap

Sebanyak 26 butir item angket dibuat yang mencakup dimensi

pengembangan sikap positif terhadap fisika dan pengembangan sikap positif

terhadap diri sendiri menurut Yager dan Enger (2012). Uji coba ketiga puluh butir

tes dilakukan oleh 30 siswa kelas XI IPA4 di SMAN 5 Bengkulu pada hari jumat 8

Januari 2015.

Data hasil ujicoba butir item angket dianalisis dengan bantuan program

SPSS versi 16 untuk menentukan harga r-hitung sebagai indikator tingkat validitas

setiap butir tes. Untuk jumlah siswa (N) 30 orang taraf signifikansinya 5 % nilai r-

45
tabel diketahui 0,361 sedangkan nilai r-hitung rata-rata sebagai indikator tingkat

validitas butir item adalah 0,618. Jika nilai r-hitung>nilai r-tabel, dimaknai bahwa

butir item memenuhi syarat uji validitas. Oleh sebab itu, sebanyak 23 butir item

memenuhi persyaratan uji validitas sebaliknya butir item hasil ujicoba (soal no.4 (r-

hitung = 0,078), no.10 (r-hitung = 0,195), dan no.16 (r-hitung = 163) dianggap

tidak valid atau r-hitung<r-tabel. Hasil analisis validitas semua butir tes dapat

dilihat pada Lampiran 7

Selanjutnya, dengan menggunakan program SPSS versi 16 dilakukan

analisis reliabilitas butir item dari 23 butir item angket yang valid. Diketahui bahwa

r-hitung rata-rata 0,732 > 0,361 (r-tabel). Disimpulkan bahwa, 23 butir soal

memenuhi persyaratan uji reliabilitas dengan rincian nilai α -Cronbach tertinggi

adalah pada butir item no.12 (r-hitung = 0,736) dan nilai terendah pada butir soal

no.4, 24 dan 25 dengan nilai r hitung yang sama(r-hitung = 0,726). Hasil analisis

reliabilitas semua butir tes dapat dilihat pada Lampiran 8

b. Pelaksanaan Tindakan

1. Siklus 1

a. Persiapan Pelaksanaan Siklus 1

Tindakan pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Januari

2015 pukul 12.30 – 14.45 WIB di kelas X IPA 3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit.

Meskipun jam pelajaran telah dimulai (12.30 WIB), sekitar 15 siswa (50%) masih

berada di luar kelas untuk melaksanakan ibadah (sholat dzuhur). Kondisi ini

disebabkan oleh terbatasnya waktu yang tersedia baik untuk istirahat dan

melaksanakan ibadah. Disamping itu juga disebabkan oleh terbatasnya kapasitas

46
ruangan mushola untuk menampung siswa secara serentak untuk melakukan

ibadah. Kondisi ini mempengaruhi ketersediaan waktu untuk belajar sehingga guru

(peneliti) belum dapat melaksanakan proses belajar mengajar tepat waktu. Dua hari

sebelum pelaksanakan tindakan dimulai, guru mengelompokkan 30 siswa menjadi

empat kelompok yang terdiri delapan atau tujuh siswa setiap kelompok.

Pengelompokkan siswa didasarkan pada ketersediaan alat praktikum yang dimiliki

sekolah. Disamping itu, pembagian kelompok belajar berdasarkan prinsip-prinsip

(Slavin, 1995) seperti kemampuan siswa (tinggi, sedang rendah), jenis kelamin

(laki/perempuan). Sehingga setiap kelompok telah dianggap heterogen. Pembagian

dan deskripsi masing-masing tugas anggota kelompok telah diinformasikan kepada

setiap kelompok. Setiap kelompok telah ditentukan tugas dari (a) ketua yaitu untuk

mengkoordinir kegiatan eksperimen, (b) sekretaris yaitu untuk mencatat hasil

pengamatan dan diskusi kelompok, (c) dua orang anggota kelompok membantu

sekretaris dalam pendokumentasi kegiatan belajar selama

praktikum, dan (d) anggota kelompok lainnya bertugas untuk mengambil,

mempersiapkan alat, dan mengembalikan alat eksperimen.

Kegiatan pembelajaran memperhatikan aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Aktivitas guru dan aktivitas siswa dinilai melalui lembar observasi aktivitas guru

dan lembar observasi aktivitas siswa. Penilaian ini dilakukan oleh 2 observer yaitu:

guru fisika kelas X SMAN 5 Bengkulu dan Laboran SMAN 5 Bengkulu. Sebelum

kedua observer ini melakukan penilaian, guru memberikan lembar observasi dan

memberikan pengarahan dalam mengisi lembar observasi aktivitas guru dan

aktivitas siswa.

47
Materi pembelajaran pada siklus I ini adalah konsep suhu dan kalor dengan

submateri pemuaian pada zat padat dan konduksi. Untuk pembelajaran pada

submateri tersebut, guru telah mempersiapkan bahan pengajaran dalam format

power point. Namun, pembelajaran dengan penerapan model PBL dan penggunaan

media berbasis ICT tidak dapat diselenggarakan karena LCD pada saat

dioperasikan mengalami kerusakan. Padahal, dua hari sebelumnya telah diperiksa

dan berfungsi dengan baik. Meskipun pelaksanaan proses pembelajaran tidak

berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dirancang oleh guru (peneliti),

pembelajaran pada siklus I dapat dilaksanakan dengan melakukan modifikasi pada

bagian-bagian tertentu pada skenario pembelajaran. Misalnya, informasikan tentang

tujuan pembelajaran disampaikan secara lisan atau tanpa penayangan melalui LCD.

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal berlangsung selama 15 menit. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengkondisikan siswa untuk siap belajar, mengeksplorasi pengetahuan awal

siswa, serta memotivasi siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran pada tahap ini

cenderung dimulai dari guru sehingga interaksi antar guru dan siswa lebih

didominasi oleh guru.

Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru, dan dilanjutkan

dengan doa yang dipimpin oleh seorang siswa. Setelah memeriksa kehadiran siswa,

guru meminta siswa untuk mengucapkan “Yes, I can” serentak setelah diucapkan

kata “Fisika”. Guru menerapkan suatu teknik yang tujuannya adalah untuk

memotivasi siswa agar mereka percaya kepada kemampuannya sendiri dalam

belajar fisika.

48
Kemudian, guru mengajukan pertanyaan “Apakah kalian pernah membuat

teh panas?” lalu siswa menjawab serentak “Pernah”. Pertanyaan dilanjutkan dengan

“Mengapa sendok yang digunakan panas secara keseluruhan?”. Siswa menjawab

karena “Panas dari air teh merambat ke sendok”. Untuk mengeksplorasi

pengetahuan siswa yang terkait dengan topik pelajaran, guru bertanya “Peristiwa

apa yang terjadi pada sendok?”. Jawaban yang diberikan oleh siswa relatif

bervariasi seperti 10 siswa (33%) menjawab konduksi, 5 siswa (17%) menjawab

konveksi, dan 2 siswa (7%) menjawab radiasi, namun siswa lainnya tidak

memberikan tanggapan.

Guru menyatakan bahwa “Untuk menyelidiki lebih lanjut peristiwa apa

yang terjadi pada sendok kita terlebih dahulu harus mengetahui tujuan

pembelajaran pada hari ini”. Tujuan pembelajaran secara rinci dapat dilihat dalam

RPP di Lampiran 10. Ketika guru menginformasikan tujuan pembelajaran secara

klasikal, respon yang diberikan siswa antara lain bermain HP, membaca buku, dan

mencatat informasi yang disampaikan guru, serta tidak melakukan apapun.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kelanjutan kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan pada tahap awal. Pada tahap ini, pembelajaran dengan pokok bahasan

pemuaian pada zat padat dan konduksi diselenggarakan selama 100 menit.

Penerapan pembelajaran dengan model PBL lebih mendominasi kegiatan

pembelajaran pada tahap ini, sehingga guru lebih banyak berperan sebagai

motivator dan fasilitator. Uraian berikut ini merupakan deskripsi pelaksanaan

model pembelajaran PBL yang dilaksanakan di ruangan laboratorium fisika SMA

Negeri 5.

49
a. Menemukan Masalah

Aktivitas siswa untuk menemukan masalah yang akan diselidiki

berlangsung selama 12 menit. Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan dari guru

(peneliti) “Siapakah diantara kalian yang pernah makan es krim?”. Pertanyaan ini

dijawab oleh 67% siswa dengan jawaban “pernah”. Dilanjutkan dengan pertanyaan

”Siapakah yang pernah makan bakso?”. Sebanyak 67% siswa menjawab “pernah”.

Guru melanjutkan pertanyaan “Jadi, siapakah diantara kalian yang mengetahui

pengertian dari suhu?”. Tiga siswa (10%) memberikan respon dengan mengangkat

tangan. Guru meminta salah seorang dari mereka memberikan jawabannya. “Suhu

adalah sesuatu yang menunjukan panas suatu benda”. Jawaban siswa diperjelas

oleh guru.

Pertanyaan berikutnya adalah “Apakah yang terjadi jika air panas

dicampurkan dengan air dingin?”. Sebanyak 3 orang siswa (10%) menjawab

“suhunya akan seimbang”. Pertanyaan dilanjutkan dengan “Mengapa terjadi

keseimbangan suhu?”. Karena tidak satupun siswa yang dapat memberikan

jawaban, guru menjelaskan “Terjadinya kesetimbangan karena adanya aliran kalor

atau panas. Kalor adalah energi yang berpindah sampai sistem mencapai

kesetimbangan termal”.

Karena setiap kelompok diberikan satu Lembar Kerja Siswa (LKS), guru

menjelaskan cara mengerjakan LKS. Akibatnya tidak semua siswa dapat melihat

isi LKS yang sedang dijelaskan oleh guru. Permasalahan digambarkan dalam

bentuk cerita pada LKS bagian “Fisika dalam Kehidupan”.Semua kelompok

menemukan masalah yang akan diselesaikan melalui praktikum. Tetapi ada satu

kelompok yang diskusinya hanya antara ketua dan sekretaris kelompok. Hal ini

50
dikarenakan guru memberikan penegasan bahwa setiap anggota kelompok wajib

berkontribusi dalam kelompok. Partisipasi aktif setiap kelompok penting karena

keberhasilan belajar dalam kelompok dipengaruhi oleh kontribusi yang diberikan

oleh setiap anggota kelompok. Siswa yang berpartisipasi aktif akan memiliki

tanggung jawab untuk menemukan masalah.

b. Membangun struktur kerja

Kegiatan membangun struktur kerja ini berlangsung sekitar 10 menit. Guru

mengawasi kegiatan setiap kelompok membangun struktur kerja dengan berpindah

dari satu kelompok ke kelompok lain. Karena peran guru sebagai fasilitator, guru

akan memberikan bantuan belajar hanya kepada kelompok yang tidak mampu

untuk menemukan konsep-konsep fisika yang ingin diketahui dari masalah dan ide-

ide yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan LKS. LKS yang

digunakan siswa dalam fase ini dapat dilihat pada Lampiran 12.

Selanjutnya, guru juga mengajak siswa mengidentifikasi variabel bebas dan

terikat dari masalah yang telah ditemukan. Perlunya indentifikasi variabel-variabel

tersebut adalah agar siswa dapat memecahkan permasalah tersebut. Berdasarkan

pengamatan guru, 60 % anggota kelompok aktif dalam menentukan variabel bebas

dan kontrol. Selanjutnya, setiap kelompok untuk mengambil alat praktikum yang

telah tersedia di meja persiapan. Setiap kelompok merancang sendiri langkah-

langkah percobaan. Ada dua kelompok yang tidak membaca perintah untuk

membuat langkah percobaan sehingga ada kelompok yang hanya melakukan

percobaan pelelehan lilin pada berbagai macam logam tanpa memvariasikan jarak

antara lelehan lilin ke spritus.

Pada proses pembuatan langkah kerja siswa mengalami kendala untuk

51
mengungkapkan langkah kerja. Siswa merumuskan langkah kerja bersamaan

dengan kegiatan eksperimen. Gambar kegiatan membangun struktur kerja pada

siklus I dapat dilihat pada Lampiran 52

c. Menetapkan Masalah

Guru membimbing siswa bagaimana cara menetapkan masalah yang dapat

diselidiki melalui penjelasan secara klasikal. Kegiatan penetapan masalah yang

dilakukan siswa dilakukan selama 10 menit. Dengan bimbingan guru, setiap

kelompok merumuskan masalah atau dugaan sementara permasalahan yang ada

pada LKS pada bagian “Fisika dalam Kehidupan”. Dua dari empat kelompok yang

belum mampu merumuskan masalah dengan berdasarkan pertanyaanya yang dapat

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena LKS hanya satu untuk setiap kelompok, siswa yang tidak

mempunyai kesempatan menggunakan LKS cenderung kurang berpartisipasi pada

kegiatan penetapan masalah. Salah satu penyebab kondisi ini terjadi adalah karena

penjelasan dari guru tidak dapat dipahami oleh siswa tentang perumusan masalah

yang akan diselidiki pada kegiatan eksperimen. Jumlah rumusan masalah tidak

dibatasi namun persyaratan masalah adalah permasalahan fisika yang terkait

dengan kehidupan sehari-hari.

d. Mengumpulkan dan berbagi informasi

Guru membimbing setiap kelompok melakukan penelitian untuk

membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Kegiatan ini berlangsung selama 30

menit. Siswa pada masing-masing kelompok membaca kembali langkah kerja yang

telah mereka buat. Beberapa siswa dalam kelompok senang melakukan eksperimen

52
saja tanpa terlibat dalam perumusan langkah kerja. Kerjasama anggota kelompok

masih kurang baik. Pada umumnya, aktivitas belajar pada fase ini didominasi oleh

ketua kelompok.

e. Merumuskan solusi

Guru membimbing setiap kelompok menyimpulkan hasil eksperimen. Hasil

eksperimen ini digunakan untuk meyelesaikan masalah yang didapat dari bagian

LKS “Fisika dalam kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang terbaik untuk

memasak mie. Bimbingan dilakukan dengan mengarahkan setiap kelompok untuk

menganalisis hasil percobaan. Pada kegiatan perumusan kesimpulan, mayoritas

siswa dalam kelompok mengalami kesulitan. Siswa belum mengetahui bahwa

kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diselidiki. Salah satu

penyebabnya adalah siswa belum memahami penjelasan guru bagaimana

merumuskan kesimpulan. Seharusnya yang ditulis adalah kesimpulan praktikum

dan penyelesaian masalah yang ada di Fisika dalam Kehidupan.

f. Menentukan solusi terbaik

Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan ulang bahan yang baik

dalam menghantarkan kalor secara konduksi. Satu kelompok yang merasa belum

yakin dengan kegiatan ekperimennya menanyakan pada guru betul atau tidak hasil

percobaan mereka. Satu kelompok ada yang masih menjawab pertanyan pada LKS

belum sampai pada kesimpulan. Kelompok yang lainnya meninjau ulang dan

membandingkan jawaban mereka dengan jawaban yang ada dibuku dan membuka

internet untuk mengetahui kebenaran kesimpulan yang telah mereka buat. Saat guru

meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban ada 2 kelompok yang belum siap

mengumpulkan jawaban dan meminta guru menunggu sebentar lagi.

53
g. Mengkomunikasikan

Guru memilih satu kelompok saja untuk mempresentasikan hasil

eksperimennya. Hal ini dikarenakan waktu pembelajaran sudah hampir habis.

Hanya empat orang yang aktif mempresentasikan hasil praktikum. Guru

membimbing siswa untuk membandingkan hasil percobaan yang didapatnya dalam

kelompok dan hasil percobaan kelompok lain. Kesadaran siswa untuk menjadi

pendengar yang baik juga masih kurang siswa tidak mendengarkan kelompok

penyaji saat menyajikan materi. Ketika diberikan waktu untuk kelompok pendengar

untuk mengajukan tanggapan dan pertanyaan hanya 3 siswa menunjuk tangan.

Guru memberikan masukan, penguatan materi terhadap hasil dan menjelaskan

persamaan-persamaan yang ada pada materi pemuaian zat padat dan konduksi.

Guru memberikan satu contoh soal untuk setiap pertanyaan. Kegiatan pada tahap

mengkomunikasikan ini berlangsung sekitar 26 menit.

3. Kegiatan Penutup (25 menit)

Pada tahap ini siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran. Guru

membagikan soal tes dan angket siklus I. Guru memberi tahu dan menyuruh siswa

mempelajari mengenai materi fisika untuk minggun depan. Kemudian guru

mengucapkan salam.

Kegiatan atau aktivitas siswa pada siklus I selama proses pembelajaran

berlangsung 135 menit cukup bervariasi yaitu ada yang sesuai dengan yang

ditugaskan guru (on task) dan ada juga yang tidak sesuai (on task). Untuk lebih

lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1

54
Tabel 4.1 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus I

No On Task Off Task


1 Siswa duduk 3 orang siswa (10%) masih bermain HP
perkelompok
2 Sekitar 20 siswa (67%) 5 siswa (17 %) yang membaca buku fisika saat guru
serius mendengarkan menjelaskan.
penjelasan guru
3 Sekitar 20 siswa (67%) 2 siswa (7%) yang makan coklat saat praktikum untuk
bekerja aktif dalam mengumpulkan data
kelompoknya
4 Sekitar 15 siswa (67%) 5 siswa (7%) aktif dalam mengembangkan praktikum
aktif bertukar informasi diluar dari tujuan praktikum.
untuk mengisi LKS. - Siswa memanaskan Aqua gelas yang berisi air di
atas spritus dan bertanya mengapa kalau Aqua gelas
yang tidak berisi air akan terbakar. Guru menjawab
kalau tidak ada air, Aqua gelas sifatnya isolator
panas berkumpul tidak menyebar sehingga Aqua
gelas mudah terbakar.
- Siswa melelehkan lilin diatas air dan bertanya
mengapa lilin tidak menyatu dengan air. Guru
menajawa hal itu dikarenakan lilin memiliki massa
jenis yang berbeda dengan air.

5 Sekitar 15 siswa (50%) 5 siswa (7%) yang sama melakukan percobaan


aktif bertanya kepada berulang-ulang melihat lelehan lilin meleleh di pipa
guru apabila ada hal alumanium, besi dan baja serta meminta dengan guru
yang tidak dimengerti agar bisa membawa sisa lilin pulang ke rumah.
dalam mengisi LKS
6 6 siswa (20%) meminta izin melakukan sholat dzuhur
saat pelajaran berlangsung
b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I diamati oleh dua orang

observer yaitu guru kelas X SMAN 5 Kota Bengkulu dan laboran fisika SMAN 5

Bengkulu dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. Posisi

observer dibelakang tempat duduk siswa dengan menghadap ke arah papan tulis.

Observer duduk tidak saling berdekatan sehingga tidak dapat saling berdiskusi.

Observer juga bergerak mendekati setiap kelompok untuk melihat lebih jelas

aktivitas yang dilakukan setiap siswa.

1. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

55
Data observasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

menerapkan model PBL pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2. Skor rata-rata

observasi aktivitas guru pada siklus I adalah 29,5 dan masuk pada kategori baik.

Kategori baik termasuk dalam katagori yang tertinggi dari penskoran aktivitas guru

dalam penelitian ini. Tetapi apabila dilihat peritem ada 6 item yang masuk katagori

baik. Sementara 6 item masuk katagori cukup. Guru masih kurang mampu

mengarahkan siswa dalam memahami mengenai masalah merumuskan masalah ,

mendorong siswa menemukan masalah utama, mengaktifkan siswa dalam

kelompok saat praktikum dan meyakinkan siswa dalam peninjauan kemballi

kesimpulan yang telah mereka buat.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

Tahapan Skor Kategor


Aspek Yang Diamati
Model PBL P1 P2 i*
Menentukan 1. Memotivasi siswa menemukan 3 3 Baik
masalah masalah
Membangun 2. Mengarahkan siswa untuk 2 2 Cukup
struktur kerja memahami mengenai masalah
3. Momotivasi siswa pentingnya 2 2 Cukup
rencana tindak lanjut untuk
memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mendorong siswa menemukan 2 2 Cukup
masalah masalah utama
5. Membantu siswa merumusan 2 2 Cukup
masalah
Mengumpulkan 6. Membimbing siswa melakukan 3 3 Baik
dan berbagi percobaan untuk memecahan
informasi masalah

56
7. Meminta siswa berbagi informasi 2 2 Cukup
dalam kelompok
8. Membimbing setiap anggota 3 3 Baik
kelompok mengisi hasil percobaan
pada LKS
Merumuskan 9. Memastikan setiap anggota 2 2 Cukup
solusi kelompok aktif dalam perumusan
kesimpulan
Menentukan 10. Meyakinkan siswa pentingnya 2 3 Cukup
solusi terbaik peninjauan ulang kesimpulan
Menyajikan 11. Mengatur kelompok untuk 3 3 Baik
solusi memaparan hasil kerja siswa
12. Melakukan penilaian terhadap 3 3 Baik
pemaparan hasil percobaan setiap
siswa.
Jumlah Skor 29 30 Baik **

Rata-rata skor item soal 2,4 2,5


Keterangan : *Kategori per item: 3=baik, 2≤x<3= cukup, 1≤x<2==kurang
** Kategori rata-rata skor total
P1P2 : Pengamat 1 dan 2

Konsistensi dua orang observer dalam memberikan skor terhadap aktivitas

guru ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer pada

siklus I didapat dengan menggunakan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel

4.3.

Tabel 4.3 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru

Standar Kategori*
Nilai
Kesalahan
Pengukuran 0,833
Kesepakatan (Kappa)
Istimewa
0,157
Jumlah Item (excellent)
12
Pengamatan
Keterangan: *Katagori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,4≤x<0,6 = cukup; (fair); 0,6≤x<0,75
= memuaskan(good); ≥0,75=istimewa (excellent)

Tebel 4.3 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai

kappa (k=0,833) dengan standar kesalahan sebesar 0,157. Menurut kategori tingkat

57
reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa

(k=0,833) masuk kedalam katagori istimewa (excellent). Katagori istimewa

(excellent) menunjukan 2 orang observer cukup konsisten dalam memberikan skor

pada 12 item pengamatan terhadap aktivitas guru. Hal ini juga dapat ditunjukan dari

presentase konsistensi antar observer dalam memberikan skor terhadap 12 Item

pengamatan aktivitas guru pada siklus I seperti pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus I

Observer_kedua

2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 6 1 7
% of Total 50,0 8,3 58,3
3* Frekuensi 0 5 5
% of Total 0,0 41,7 41,7
Total** Frekuensi 6 6 12
% of Total 50,0 50,0 100,0
*Skor aktivitas siswa per item
** Jumlah Item Pengamatan

Berdasarkan Tabel 4.4 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 11

Item yang nilainya konstan. Sebanyak 5 Item (41,7%) yang sama-sama mendapat

skor 3, sebanyak 6 item (50%) yang mendapat skor 2. Ada 3 item yang dinilai tidak

konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan

observer kedua memberikan skor 3. Sebanyak 0 item observer pertama memberikan

skor 3 dan observer kedua memberikan skor 2.

2. Deskripsi data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Data observasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang

menerapkan model PBL pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

58
Tahapan Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
Model PBL P1 P2
Menentukan 1. Termotivasi dalam menemukan 3 3 Baik
masalah masalah
Membangun 2. Memahami masalah dan apa yang 2 3 Cukup
struktur kerja ingin diketahui
3. Sadar pentingnya rencana tindak 2 2 Cukup
lanjut untuk memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mampu menemukan masalah 3 3 Baik
masalah utama
5. Mampu menyusun rumusan 2 2 Cukup
masalah
Mengumpulk 6. Melakukan percobaan untuk 3 3 Baik
an dan memecahan masalah
berbagi 7. Berbagi informasi dalam kelompok 2 2 Cukup
informasi
8. Mengisi hasil percobaan pada LKS 3 3 Baik
Merumuskan 9. Aktif dalam perumusan kesimpulan 2 2 Cukup
solusi
Menentukan 10. Melakukan peninjauan ulang 2 2 Cukup
solusi terbaik kesimpulan
Menyajikan 11. Bersedia memaparan hasil kerja 3 3 Baik
solusi siswa
12. Menerima penilaian terhadap 3 3 Baik
pemaparan hasil percobaan setiap
siswa.
Jumlah Skor 30 31 Baik **

Rata-rata skor item 2,5 2,6


Keterangan: *Kategori per item: 3=baik, 2<x≤3 cukup, 1<x≤2=kurang
** Kategori rata-rata skor total dan P1P2 : Pengamat 1 dan 2

Berdasarkan Tabel 4.5 skor rata-rata observasi aktivitas siswa pada siklus I

adalah 30,5 dan masuk pada katagori baik. Katagori baik termasuk dalam katagori

yang tertinggi dari penskoran aktivitas siswa dalam penelitian ini. Tetapi apabila

dilihat peritem ada 6 item yang masuk katagori cukup. Sementara 6 item masuk

katagori baik. Siswa masih kurang mampu dalam merumuskan masalah yang akan

mereka selesaikan melalui praktikum dan melakukan kerja sama saat praktikum.

Konsistensi dua orang observer dalam memberikan skor terhadap aktivitas

siswa ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer

pada siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.6.

59
Tabel 4.6 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa

Standar
Nilai Kategori
Kesalahan
Pengukuran Kesepakatan 0,833
(Kappa) Istimewa
0,157 (excellent)
Jumlah Item Pengamatan 12
Keterangan: *Kategori Kapp: <0,4 = buruk (bad); 0,4≤x<0,6 = cukup; (fair); 0,6≤x<0,75
= memuaskan(good); ≥0,75=istimewa (excellent)

Tebel 4.6 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai

kappa (k=0,833) dengan standar kesalahan sebesar 0,248. Menurut kategori tingkat

reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa

(k=0,667) masuk kedalam kategori istimewa (excellent). Kategori memuaskan

menunjukan 2 orang observer istimewa kekonsistennya dalam memberikan skor

pada 12 item pengamatan terhadap aktivitas siswa. Hal ini juga dapat ditunjukan

dari presentase konsistensi antar observer dalam memberikan skor terhadap 12 item

pengamatan aktivitas siklus I seperti pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus I

Observer_kedua

2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 5 1 6
% of Total 41,7 8,3 50,0
3* Frekuensi 0 6 6
% of Total 0,0 50,0 50,0
Total** Frekuensi 5 7 12
% of Total 41,7 58,3 100,0
Keterangan : *Skor aktivitas siswa per item
** Jumlah Item Pengamatan

60
Berdasarkan Tabel 4.7 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 11

Item yang nilainya konstan. Sebanyak 6 Item (50%) yang sama-sama mendapat

skor 3, sebanyak 5 item (41,7%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai

tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan

observer kedua memberikan skor 3. Sebanyak 0 item (0%) observer pertama

memberikan skor 3 dan observer kedua memberikan skor 2.

c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar domain konsep, tes

hasil belajar domain proses dan angket domain sikap merupakan tes formatif

(Assesment for Learning). Hasil belajar siswa akan dianalisis setiap aspeknya

untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa untuk setiap aspek pada

ketiga domain taxonomy for science education yang nantinya akan diperbaiki pada

siklus selanjutnya.

1. Hasil Belajar Domain Konsep

Hasil belajar domain konsep dalam penelitian ini berupa tes soal essay yang

berjumlah 5 butir. Siswa mengerjakan tes siklus I dalam waktu 15 menit.

Ketersebaran data hasil tes domain konsep siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Berdasarkan Tabel 4.8 Pertanyaan fakta pada siklus I berasal dari

pengetahuan yang telah diperoleh siswa melalui eksperimen mengenai fakta yang

terjadi ketika zat padat diberi kalor. Untuk aspek fakta soal no.1 siswa yang

mendapatkan skor 0-5 pada siklus I ada 2 siswa yaitu siswa E1 dan E24. Pertanyaan

61
domain konsep ini merupakan pertanyaan aplikasi dari konsep yang telah didapat

siswa melalui eksperimen.

Tabel 4.8 Data Hasil Tes Domain Konsep Konduksi Siklus I

Rata-rata
Aspek Presentase
Interval Frekuensi presntasi daya
domain No.Soal daya serap
skor Siswa serap tiap
konsep (%)
aspek (%)
Fakta 0-5 2
1 80,3 85,3
6-10 28
Konsep 0-5 1
6-10 15
2 61,8
11-15 11
16-20 2
64,2
0-5 0
6-10 13
3 66,5
11-15 12
16-20 5
0-5 0
6-10 1
4 96,8
11-15 0
16-20 29
Hukum 0-5 4
91,1
(Prinsip) 6-10 0
11-15 0
5 85,3
16-20 0
21-25 2
26-30 24

Untuk domain konsep aspek konsep soal no.2 yang menanyakan mengenai

penyebab rompi atau shall dapat membuat tubuh kita panas, terdapat 1 orang siswa

yang mendapat skor dalam rentan 0-5 yaitu E27.Untuk domain konsep no.3

menanyakan penyebab zat cair tidak dapat mengalami proses perpindahan kalor

secara konduksi. Untuk soal no.3 ini sudah tidak ada siswa yang mendapatkan skor

pada rentan 0-5.

Untuk domain hukum (prinsip) tidak ada siswa yang mendapat nilai 0-5

untuk soal no.4 dan untuk soal no.5 terdapat 4 siswa memiliki skor pada rentan 0-5.

Siswa tersebut yaitu E25,E27, E28 dan E29. Soal no.4 merupakan soal

62
pengaplikasian menanyakan mengenai laju perpindahan kalor sedangkan soal no.5

merupakan soal analisis menanyakan mengenai perbandingan laju rambat kalor

secara konduksi. Sehingga wajar ada siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal

no.5 ini.

Dari Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa siswa masih kurang pada domain

konsep aspek konsep yang daya serapnya hanya 64,2%, sedangkan pada aspek

fakta telah mencapai 85,3% dan aspek hukum (prinsip) sudah mencapat 91,1%.

Rangkuman data hasil belajar domain konsep siswa siklus I dapat dilihat pada

Tabel 4.9

Tabel 4.9 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus I

Katagori Hasil Kesimpulan


Nilai Tertinggi 96 Belum Tuntas Secara
Nilai Terendah 53 Klasikal
Nilai Rata-Rata Siswa 78,67
Standar Deviasi 12,08
Daya Serap Klasik (%) 78,67
Ketuntasan Belajar (%) 80

Berdasarkan Tabel 4.9 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah

cukup jauh yaitu 96 dan 53 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 12,08. Hal

ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran kurang

merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I

adalah 80% yaitu dari 30 siswa hanya 24 siswa yang memperoleh nilai 75. Data

ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerapakan model PBL pada

siklus I dapat dikatakan belum tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar

63
secara klasikal akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah

nilai 75.

2. Deskripsi Hasil Belajas Siswa Domain Proses

Hasil belajar siswa domain proses dalam penelitian ini adalah gabungan dari

nilai tes domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Siswa mengerjakan soal tes

domain proses dalam waktu 7 menit dengan jumlah soal 7 butir soal. Data hasil tes

domain proses dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus I

Rata-rata
Persentas
persentasi
Aspek Jawa e daya
No. Pilihan Jawaban daya sarap
Domain ban serap
Soal setiap domain
Sikap (%)
(%)
A B C D E
Komunikas 1. 29 - - - - A 96,7
90,0
i 2. - 5 25 - - C 83,3
Prediksi 3. - 1 28 1 - C 93,3
96,7
4. - 30 - - - B 100
Rumusan
5. 30 - - - - A 100 100
Hipotesis
Identivikasi
6. 24 - 4 - 2 A 80,0 80,0
variabel
Definisi
7. - - - 30 - D 100 100
Oprasional

Berdasarkan Tabel 4.10 sebagian besar siswa atau lebih dari 85% siswa

mampu menjawab pilihan jawaban yang benar soal tes. Pilihan jawaban yang benar

yang paling sedikit ditunjukan pada no.6 yang merupakan soal aspek identifikasi

variabel, yaitu 24 siswa (80%) yang menjawab dengan benar. Hal ini dikarenakan

siswa telah memahami mengenai variabel besar, variabel kontrol, variabel terikat

dan membuat rumusan masalah. Khusus untuk soal no.1 aspek komunikasi hanya

64
ada 1 siswa yaitu siswa E9 yang tidak menjawab soal merupakan siswa tersebut

termasuk siswa yang pintar dan juga merupakan ketua kelompok diperkirakan

siswa tersebut lupa menjawab soal.

Hasil belajar juga ditentukan oleh nilai LKS kelompok sebesar 25%. Data

penilian kinerja kelompok pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Skor LKS Kelompok Siklus I

Kelompo Aspek Yang Dinilai Skor Nilai


Rumusan Desain Menyimpul
k Hipotesis Komunikasi Total LKS
Masalah Investigasi kan
I 2 2 3 3 3 12 80,00
II 2 2 3 2 3 12 80,00
III 2 2 3 3 2 12 80,00
IV 3 3 3 2 3 13 93,33

Tabel 4.11 menunjukan nilai LKS setiap kelompok. Nilai LKS didapat

setelah mengolah skor total yang didapat dari setiap kelompok, keseluruhan

kelompok mendapat nilai yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan skor total

yang terendah adalah 12. Tetapi jika dilihat per aspek yang diukur, hanya aspek

desain investigasi yang mendapatkan nilai 3 maksimum sedangkan 4 aspek lainnya

mendapat skor kurang maksimal. Dari Tabel 4.11 juga didapat bahwa siswa masih

kurang bisa dalam membuat rumusan masalah dan kesimpulan.

Data hasil belajar siswa domain proses didapat dari nilai akhir siswa. Nilai

akhir siswa secara keseluruhan yaitu penggabungan antara nilai tes domain proses

belajar siklus I (75%) dan nilai LKS siklus I (30%). Hasil belajar siswa domain

proses siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus I

65
Katagori Hasil Kesimpulan
Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 73,6
Nilai Rata-Rata Siswa 90,8
Tuntas Secara Klasikal
Standar Deviasi 24,9
Daya Serap Klasik (%) 90,8
Ketuntasan Belajar (%) 93,3%

Berdasarkan Tabel 4.12 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah

cukup jauh yaitu 98 dan 73,6 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 24,9. Hal

ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran kurang

merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I

adalah 93,3% yaitu dari 30 siswa hanya 28 siswa yang memperoleh nilai 75. Data

ini menunjukan bahwa proses pembelajaran menggunakan model PBL pada siklus I

dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara klasikal

akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai 75.

3. Deskripsi Hasil Belajar Domain Sikap

Hasil belajar domain sikap didapat melalui angket domain sikap yang diisi

siswa setelah pembelajaran siklus I. Untuk mengetahui ketersebaran skor siswa

pada domain sikap ini dapat dilihat pada Tabel 4.13. Domain sikap dimensi

pengembangan sikap positif terhadap fisika subdimensi fisika itu penting hanya 2

orang siswa pada siklus I yang mendapat skor dengan rentan 0-2 yaitu siswa E1 dan

E14.

Table 4.13 Skor Siswa pada Domain Sikap

Aspek yang dinilai Interval Skor Frekuensi


Dimensi Subdimensi Rata-Rata
Pengembangan Fisika itu penting 0,0 - 2,0 2

66
2,1 - 4,0 28
0,0 - 2,0 1
sikap positif Fisika itu berguna
2,1 - 4,0 29
terhadap sains Fisika itu mudah 0,0 - 2,0 5
\
dipahami 2,1 - 4,0 25
0,0 - 2,0 3
Fisika itu menarik
2,1 - 4,0 27
0,0 - 2,0 0
Optimis
Pengembangan 2,1 - 4,0 30
sikap positif 0,0 - 2,0 0
Berfikir Positif
terhadap diri 2,1 - 4,0 30
sendiri 0,0 - 2,0 0
Percaya Diri
2,1 - 4,0 30

Pada domain sikap subdimensi fisika itu berguna, yang mendapatkan skor

interval 0,0-2,0 ada 1 siswa yaitu E14 dan 29 siswa lainnya berada pada interval

2,1-4,0 Pada aspek fisika itu mudah dipahami pada siklus I ada 5 siswa yang berada

pada rentang nilai 0,0-2,0 yaitu siswa E1, E4, E21, E23 dan E24 dan 25 siswa

lainnya berada pada interval 2,1-4,0. Untuk aspek fisika itu menarik, pada siklus I

ada 3 siswa yaitu E4, E24 dan E26 yang masih mendapatkan skor dalam rentang

0,0-2,00. Pada dimensi pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri untuk

semua aspek (optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri) kesemua siswa

memiliki skor dalam rentang 2,1-4,0.Hasil belajar domain sikap setiap subdimensi

dapat dilihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14 Hasil Belajar Domain Sikap Siklus I Tiap Sub Aspek

Aspek yang dinilai Skor Rata- Kategori*


Dimensi Subdimensi Rata
Pengembangan Fisika itu penting 3,32 Baik
sikap positif Fisika itu berguna 3,33 Baik
terhadap sains Fisika itu mudah dipahami 2,75 Cukup
Fisika itu menarik 2,88 Cukup
Pengembangan Optimis 3,36 Baik

67
sikap positif
Berfikir Positif 3,28 Baik
terhadap diri sendiri
Percaya Diri 2,93 Cukup
Keterangan:*Kategori: 4≥x>3=Baik, 3≥x>2=cukup, 2≥x>1=kurang

Pada Tabel 4.14 pada sub aspek fisika itu mudah dipahami, fisika itu

menarik dan percaya diri siswa masih dalam kategori cukup baik. Sedangkan untuk

sub aspek fisika itu penting, fisika itu berguna, berfikir positif dan rasa percaya diri

siswa sudah mencapai kategori baik. Data hasil angket domain sikap siswa dapat

dilihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15 Hasil Angket Domain Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus I

No Katagori Banyaknya Siswa Rata-Rata Kategori*


Skor Siswa
1. Sangat Rendah 0 68,33 Sikap siswa
2. Rendah 0 pada kategori
3. Sedang 26 sedang
4. Tinggi 4
Keterangan: *Kategori: 23≤x≤40=sangat rendah, 41≤x≤58=rendah, 59≤x≤76=sedang dan
77≤x≤94=tinggi

Dari Tabel 4.15 didapat bahwa 26 siswa (86,67) sikap siswa terhadap fisika

dan terhadap diri sendiri berada dalam kategori sedang. Sebanyak 4 siswa (13,3%)

berada dalam katagori tinggi. Tidak ada sikap siswa yang berada dalam katagori

rendah dan sangat rendah.

d. Refleksi

Berdasarkan observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar yang

diperoleh siswa serta jurnal yang dibuat guru selama berlangsungnya pelajaran

68
yang menuliskan kelangsungan kegiatan pelajaran secara garis besar masih terdapat

kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan-kekurangan ini disebabkan karena

berbagai aspek yang telah dideskripsikan sebelumnya. Proses pembelajaran dengan

menggunakan model PBL masih perlu diperbaiki. Agar penggunaan model PBL

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka perlu adanya perbaikan

pada aspek-aspek yang kurang pada siklus I dan hal-hal yang telah baik di siklus I

tetap diperbaiki. Selain mengenai aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam

menjalankan model PBL, refleksi juga ditujukan untuk memperbaiki kegiatan

pendahuluan dan kegiatan penutup serta media pembelajaran yang digunakan

sehingga tercapai suatu kondisi yang menunjang dengan baik pelaksanaan model

PBL.

1. Refleksi Persiapan Pembelajaran

Kegiatan persiapan pembelajaran perlu dilakukan perbaikan karena masih

terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses pembelajaran

model PBL apabila tidak diperbaiki. Beberapa kekurangan dan perbaikan terhadap

persiapan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.16

Tabel 4.16 Refleksi Persiapan Pembelajaran Siklus I

No. Kekurangan Perbaikan


1. Sekitar 15 siswa (50%) terlambat dalam Pembelajaran dilaksanakan 15
mengikuti pembelajaran dikarenakan menit lebih awal agar siswa dapat
siswa masih mengantri untuk pulang lebih awal dan

69
melaksanakan sholat dzuhur. melaksanakan sholat setelah
Keterambatan siswa mengurangi waktu pembelajaran.
pembelajaran.
2 Pembegian kelompok sebelum Pembagian kerja tiap anggota
pembelajaran berlangsung. Setiap dalam kelompok lebih detail lagi.
kelompk terdiri dari ketua, sekertaris dan
anggota yang masing-masing memiliki
tugas yang berbeda. Pembagian tugas ini
belum membuat setiap siswa dalam
kelompok aktif bekerja.
3. Media pembelajaran berupa LCD untuk Mengecek LCD satu haris sebelum
menampilkan power ponit pembelajaran pembalajaran berlangsung. Apabila
tidak dapat digunakan karena ada masih tidak ada LCD yang bagus
kerusakan. di sekolah, maka LCD dipinjam
dari prodi pendidikan fisika
(karena saat ini masih dalam
keadaan libur kuliah jadi LDC
prodi tidak dipakai)

2. Refleksi Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan perlu dilakukan perbaikan karena masih terdapat

kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses pembelajaran model

PBL apabila tidak diperbaiki. Beberapa kekurangan dan perbaikan terhadap

kegiatan pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17 Refleksi Kegiatan Pendahuluan Siklus I

N Kekurangan Pebaikan
o
1 Pertanyaan motivasi guru belum Pertanyan motivasi guru dibuat lebih
memotivasi semua siswa untuk menarik
terlibat dan siap menerima materi
pembelajaran
2. Siswa tidak memperhatikan ketika Guru perlu menjelaskan tujuan
guru membacakan tujuan pembelajaran dan menyuruh siswa untuk
pembelajaran menuliskan tujuan pembelajaran.
3. Siswa belum menganggap penting Sebelum memulai kegiatan inti
kerja sama dalam kelompok pembelajaran guru perlu memotivasi siswa
praktikum untuk melaksanakan kerja sama

3. Refleksi Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Model PBL

70
.Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas guru pada siklus I, skor

rata-rata yang didapat adalah 29 dan dalam katagori baik. Meskipun hasil yang

didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 6 item dari 12 item

yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih

kurang dari aktivitas guru pada siklus I, maka perlu adanya langkah-langkah

perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II. Beberapa kekurangan dan langkah-

langkah perbaikan terhadap aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat

dilihat pada Tabel 4.18

Tabel 4.18 Refleksi Aktivitas Guru Siklus I

Tahapan
Kekurangan Guru Perbaikan
Model PBL
Guru perlu lebih
Guru masih kurang dalam mengarahkan siswa dalam
mengarahkan siswa untuk memahami masalah
memahami masalah sehingga sehingga semua siswa aktif
sekitar 50% siswa tidak membaca membaca LKS dan
LKS untuk memahami masalah. memahami masalah yang ada
Membangun
di LKS
struktur kerja
Guru perlu lebih memtivasi
siswa untuk membuat tindak
Guru masih kurang dalam
lanjut pemecahan masalah
memotivasi siswa untuk membuat
hingga semua siswa aktif
tindak lanjut pemecahan masalah.
membuat rencana tindak
lanjut tersebut.
Menetapkan Guru masih kurang dalam Guru perlu lebih memotivasi
masalah memotivasi siswa menemukan siswa dalam menemukan
masalah utama, sehingga tidak masalah utama hingga semua
setiap siswa berupaya mencari siswa mampu menemukan
masalah utama. masalah utama.
Guru kurang menjelaskan cara Guru perlu lebih detal dalam
merumusan masalah dari menjelaskan cara
Sambungan Tabelpermasalahan
4.18 kehidupan merumuskan masalah.
merumuskannya ke rumusan (Rumusan masalah pada
masalah praktikum. LKS merupakan rumusan
masalah praktikum)
Mengumpulkan Guru dalam kurang memberikan Guru membimbing setiap
dan berbagi bimbingan kepada setiap kelompok dalam melakukan
informasi kelompok melakukan percobaan percobaan dan memastikan
untuk memecahan masalah seluruh anggota kelompok
karena tidak semua siswa terlibat mendapat tugas masing-
aktif memecahkan masalah masing. Jika ada siswa yang

71
Tahapan
Kekurangan Guru Perbaikan
Model PBL
tidak aktif maka guru harus
membimbing siswa tersebut.
Guru kurang dalam membimbing Guru memberikan bimbingan
siswa bertukar informasi dengan kepada siswa dalam
temannya dalam kelompok melakukan pertukaran
sehingga siswa yang pintar informasi dalam
langsung mengisikan jawabannya kelompoknya sehingga setiap
di LKS anggota kelompok aktif.
Merumuskan Guru kurang mengaktifkan setiap Guru mengaktifkan setiap
solusi anggota kelompok aktif terlibat anggota kelompok aktif
dalam pembuatan kesimpulan terlibat dalam pembuatan
kesimpulan. Jika ada siswa
yang tidak aktif maka guru
harus membimbing siswa
tersebut.
Menentukan Guru kurang meyakinkan setiap Guru meyakinkan setiap
solusi terbaik kelompok pentingnya peninjauan kelompok pentingnya
ulang kesimpulan sehingga ada peninjauan ulang kesimpulan
kelompok yang tidak meninjau sehingga semua kelompok
ulang kesimpulan yang mereka meninjau ulang kesimpulan
buat yang mereka buat. Jika ada
kelompok yang tidak
melakukan peninjauan ulang
maka guru harus
membimbing membimbing
tersebut.

4. Refleksi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Model PBL

Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas siswa pada siklus I, skor

rata-rata yang didapat adalah 30,5 dan dalam katagori baik. Maskipun hasil yang

didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 6 item dari 12 item

yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih

kurang dari aktivitas guru pada siklus I, maka perlu adanya langkah-langkah

perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II. Beberapa kekurangan dan langkah-

langkah perbaikan terhadap aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat

dilihat pada Tabel 4.19

Tabel 4.19 Refleksi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Model PBL Siklus I

72
Tahapan Model
Aktivitas Guru Perbaikan
PBL
Setiap siswa memahami mengenai Setiap siswa memahami
masalah dan apa yang ingin mengenai masalah dan apa
diketahui mengenai masalah. yang ingin diketahui mengenai
Membangun
masalah
struktur kerja
Setiap siswa belum melakukan Setiap siswa melakukan
rencana tindak lanjut untuk rencana tindak lanjut untuk
memecahkan masalah. memecahkan masalah.
Menetapkan Dia dari empat kelompok belum Setiap kelompok
masalah mampu menyusun rumusan memperhatikan penjelasan
masalah praktikum dari maslah guru agar mampu menyusun
yang ada di LKS rumusan masalah praktikum
dari maslah yang ada di LKS
Tidak semua siswa berbagi Semua siswa berbagi informasi
informasi dengan temannya dalam dengan temannya dalam
Mengumpulkan kelompok yang telah ditetapkan kelompok yang telah
dan berbagi ditetapkan
informasi Setiap kelompok telah mengisi Setiap kelompok mengisi LKS
LKS tetapi tidak semua anggota dengan bantuan setiap anggota
berpartisipasi dalam mengisi LKS. berpartisipasi
Merumuskan Sekitar 50% siswa dalam Setiap siswa dalam
solusi kelompoknya aktif membuatan kelompoknya aktif membuatan
kesimpulan kesimpulan
Menentukan Tidak semua kelompok melakukan Semua kelompok melakukan
solusi terbaik peninjauan ulang kesimpulan peninjauan ulang kesimpulan
praktikum praktikum

5. Refleksi Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup pembelajaran perlu dilakukan perbaikan karena masih

terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses pembelajaran

model PBL apabila tidak diperbaiki. Beberapa kekurangan dan perbaikan pada

kegiatan penutup dapat dilihat pada Tabel 4.20

Tabel 4.20 Refleksi Kegiatan Penutup Siklus I

N Kekurangan Pebaikan
o
1. Rasa kompetisi dan keaktifan siswa Guru perlu memberikan hadiah
masih kurang kepada kelompok terbaik dalam
melaksanankan praktikum.

73
4. Refleksi Hasil Belajar, Instrumen dan Media Pembelajaran

Beberapa kekurangan dan perbaiakan terhadap instrumen dan media

pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.21

Tabel 4.21 Refleksi Instrumen dan Media Pembelajaran Siklus I

N Kekurangan Pebaikan
o
1 Hasil Belajar Hasil Belajar
Domain Konsep Domain Konsep
-Daya serap rata-rata siswa pada aspek -Guru perlu menjelaskan bagaimana
konsep berdasarkan hasil belajar yaitu cara menjawab soal yang baik untuk
64,17% aspek konsep dan memberikan contoh
soal dan jawabannya.

Domain Proses Domain Proses


-Aspek komunikasi hanya 25 orang -Guru perlu menjelaskan bagaimana
siswa dari 30 siswa yang dapat cara menjawab soal yang baik untuk
menjawab dengan benar aspek komunikasi dan memberikan
contoh soal dan jawabannya.
-Aspek identivikasi variabel hanya 24 -Guru perlu menjelaskan bagaimana
orang dari 30 siswa yang dapat cara menjawab soal yang baik untuk
menjawab dengan benar aspek identivikasi variabel dan
memberikan contoh soal dan
jawabannya.
Domain Sikap Domain Sikap
-Sikap siswa yang masih masuk dalam -Guru perlu menjelaskan fisika dengan
katagori cukup adalah sikap fisika itu lebih baik agar siswa tidak
mudah dipahami, fisika itu menarik dan menganggap fisika itu sulit untuk
rasa percaya diri. dipahami, menganggap fisika itu
menarik dan rasa percaya diri
2. Instrumen
1. Tes domain proses pada perumusan 1. Tes domain proses pada bagian
masalah, prediksi dan definisi perumusan masalah, prediksi dan
oprasional semua siswa dapat definisi oprasional perlu diganti
menjawab dengan benar menjadi soal essai
2. LKS yang dibagikan oleh siswa 2. Setiap kelompok diberikan 3 LKS
satu setiap kelompok, sehingga ada oleh guru dan setiap kelompok
siswa dalam kelompok yang tidak hanya perlu mengumpulkan 1 LKS
kebagian untuk memahami LKS. yang sudah dikerjakan.
3. Kebingungan siswa dalam mengisi 3. Pada bagian rumusan masalah di
LKS bagian merumusan masalah, LKS akan ditambahkan penjelasan
karena siswa tidak tahu harus bahwa rumusan masalah yang
menulis rumusan masalah untuk dimaksud adalah rumusan masalah
bagian “Fisika dalam Kehidupan” praktikum.
atau rumusan masalah praktikum
3 Media Pembelajaran
1. Tidak menggunakan LCD 1. Menggunakan LCD supaya siswa
2. Tidak ditampilkan video motivasi lebih termotivasi dalam belajar

74
N Kekurangan Pebaikan
o
kerjasama 2. Tidak ditampilkan video motivasi
kerjasama
Refleksi Instrumen dan Media Pembelajaran perlu dilakukan perbaikan

karena masih terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses

pembelajaran model PBL apabila tidak diperbaiki.

2. Siklus 1I

a. Pelaksanaan

Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 Januari 2015

pukul 12.30 – 14.45 WIB di kelas X MIPA 3 SMAN 5 Kota Bengkulu dengan

alokasi waktu 3 x 45 menit. Berdasarkan refleksi keterlambatan siswa memasuki

jam pelajaran pada pertemuan sebelumnnya maka sebelum pelajaran dimulai guru

sudah memberikan kesepakatan bagi siswa yang terlambat memasuk pelajaran lebih

dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran. Pukul 12.30 WIB, siswa

sebanyak 22 siswa (73%). Sebelum 15 menit pelajaran semua siswa sudah

memasuki laboratorium fisika dan duduk perkelompok yang sama seperti minggu

lalu.

Materi yang diajarkan pada siklus II ini adalah konsep suhu dan kalor

dengan submateri pemuaian pada zat cair dan konveksi. Untuk submateri ini guru

telah mempersiapkan pembelajaran dalam format power point sebagai media

pembelajaran yang ditampilkan melalui LCD. Hal ini dikarenakan LCD yang ada di

sekolah telah selesai diperbaiki sehingga kegiatan pembelajaran siklus II berjalan

sesuai skenario. Kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini dilaksanakan dalam 3

tahap, yaitu

75
1. Kegiatan Awal

Waktu pelaksanaan kegiatan awal selama 15 menit. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk menyiapkan siswa dan membangkitkan perhatian siswa agar

siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan pembelajaran

dimulai dari guru dengan alur komunikasi dua arah (guru- siswa).

Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan meminta

salah seorang siswa memimpin doa. Setelah itu, guru memeriksa kehadiran siswa.

Guru mengingatkan kembali pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya yaitu mengenai Konduksi. Guru memberikan motivasi awal kepada

siswa dengan mengucapkan “Fisika” siswa menjawab “Yes, I can”. Ketika siswa

percaya kepada kemampuannya memahami fisika, itulah yang sebenarnya akan

terjadi yaitu siswa tersebut dapat memahami pelajaran fisika.

Guru memberikan apresepsi yaitu upaya guru untuk mengeksplorasi dan

menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. Guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa “Pastinya kalian sudah mengetahui mengenai

termometer kan? Bagaimana keadaan cairan yang ada didalam termometer saat

disentuhkan dengan benda yang panas?”. Salah satu siswa yang telah ditunjuk guru

menjawab “Memuai bu”. “Yah benar jawaban yang bagus. Pastinya dirumah kalian

terdapat ventilasi udara. Siapa yang tahu bagaimana fungsi dari ventilasi udara?”.

Sekitar 7 siswa (23%) menunjuk tangan sisanya menjawab langsung tanpa

menunjuk tangan dan ada yang tidak menjawab. Salah seorang siswa diberikan

kesempatan oleh guru untuk menjawab pertanyaan “Agar sirkulasi udara dapat

berjalan dengan baik bu”. “Ya, sudah benar. Adanya ventilasi udara agar sirkulasi

76
udara berjalan dengan baik. Adakah yang tahu disebut apakah udara yang

bergerak?”. Siswa menjawab “Angin bu”. Guru melanjutkan pertanyaan “Siapa

yang tahu perpindahan kalor jenis apakah yang terjadi pada angin?”. Salah satu

siswa menjawab “Konveksi bu”. Guru menyatakan bahwa “ Untuk lebih

memahami mengenai perpindahan kalor yang terjadi pada angin maka hari ini kita

akan belajar mengenai pemuaian pada zat cair dan perpindahan kalor secara

konveksi”. Guru menampilkan tujuan pembelajaran pada power point dan

menjelaskan tujuan pembelajaran. Semua siswa mencatat tujuan pembelajaran.

Tujuan pelajaran secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 22 Guru juga

menjelaskan perlunya memahami tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui yang

ingin mereka capai dalam pembelajaran ini.

2. Kegiatan Inti (100 menit)

Kegiatan inti pembelajaran ini dilaksanakan dengan model PBL dengan 7

tahapan yang berlangsung selama 100 menit. Pada proses pembelajaran ini guru

lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilisator. Materi pembelajaran pada

siklus II ini adalah pemuaian pada zat cair dan konveksi yang dilaksanakan di

laboratorium fisika SMA Negeri 5.

a. Menemukan Masalah

Tahap ini berlangsung selama 12 menit. Pembelajaran ini diawali dengan

penjelasan guru mengenai pentingnya kerja sama dalam kelompok. Guru

menampilkan tayangan terbangnya burung angsa secara berkelompok. Guru

menjelaskan “Dengan terbang dalam formasi V burung angsa keuntungan tiap

angsa naik sampai 71% di banding terbang secara sendiri. Jadi pelajaran yang dapat

kita ambil adalah bekerja dalam tim dan bergerak menuju tujuan yang sama

77
membuat kita mencapai tujuan lebih cepat dan lebih ringan. Jadi setiap siswa dalam

kelompok harus aktif dan ketua kelompok mengarahkan anggotanya untuk aktif

dalam praktikum ini.”

“Ibu juga akan menjelaskan mengapa perlu adanya praktikum dalam

pembelajaran kita agar kalian nantinya melaksanakan praktikum dengan serius.

Tolong salah satu seorang membacakan slide yang ada di depan!”

Ketika saya dengar, saya lupaKetika saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit

Ketika saya dengar, lihat dan tanya atau bahas dengan orang lain saya mulai

mengerti.Ketika saya dengar, lihat, bahas dan lakukan, saya mendapat

pengetahuan dan keterampilan.Ketika saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai

Guru memberikan “Melalui praktikum ini kalian akan mendapatkan suatu

pengetahuan dan keterampilan sehingga kalian dapat membangun sendiri

pengetahuan kalian”. Guru membagikan kepada setiap kelompok 3 LKS supaya

setiap anggota kelompok dapat mengetahui dan ikut serta dalam mengerjakan LKS

ini. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS. Hampir semua (90%) atau sekitar 27

orang anggota kelompok aktif membaca LKS berusaha memahami masalah yang

ada di LKS.

b. Membangun struktur kerja

Kegiatan pada tahap ini berlangsung selama 5 menit. Guru memastikan

setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam membangun struktur kerja dan

memotivasi anggota kelompok yang kurang aktif. Guru juga memfasilisatori

kelompok yang mengalami kesulitan untuk menemukan konsep-konsep fisika yang

ingin diketahui dari masalah dan ide-ide yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah menggunakan LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita.

78
LKS Konveksi ini dapat dilihat pada Lampiran 24.

Pada tahap ini semua kelompok sudah mampu mengidentifikasi variabel

bebas dan variabel terikat dari masalah sebagai langkah awal untuk lebih

mengetahui permasalah yang akan mereka selesaikan. Partisipasi aktif siswa sudah

mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu sekitar 27 siswa (90%) aktif

dalam menentukan diskusi mengenai variabel bebes dan variabel kontrol.

Selanjutnya guru mempersilahkan siswa untuk mengambil peralatan eksperimen

dan menyusun langkah percobaan. Setiap anggota kelompok berpartisipasi dalam

pembuatan langkah kerja eksperimen ini.

c. Menetapkan Masalah

Aktivitas siswa menetapkan masalah berlangsung selama 10 menit. Guru

menjelaskan rumusan masalah yang perlu dituliskan di LKS. Rumusan masalah

yang disesuaikan dari permasalahan yang didapat setelah membaca permasalahan

yang diungkapkan dalam bentuk cerita pada LKS bagian “Fisika dalam

Kehidupan”. Lalu guru mengawasi setiap kelompok dalam merumuskan rumusan

masalah atau dugaan sementara dari LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam

kehidupan kita. Setiap siswa dalam kelompok membaca permasalahan dan

berdiskusi untuk membuat rumusan masalah. Meskipun guru telah menjelaskan

cara membuat rumusan masalah tetapi masih ada juga kelompok yang belum

mengerti dan menanyakan kembali kepada guru mengenai cara membuat rumusan

masalah. Salah satu penyebab kondisi tersebut adalah guru kurangnya memberikan

contoh dalam membuat rumusan masalah. Gambar kegiatan menetapkan masalah

pada siklus II dapat dilihat pada Lampiran 52

79
d. Mengumpulkan dan Berbagi Informasi (30 Menit)

Setelah merumuskan masalah setiap anggota kelompok aktif dalam

mengumpulkan informasi yang dilakukan melalui eksperimen untuk menjawab

rumusan masalah. Kegiatan ini berlangsung sekitar 30 menit. Kegiatan eksperimen

pada siklus II ini yaitu mengamati perpindahan kalor secara konveksi dengan

melihat gerakan serbuk kayu yang dimasukan pada air yang mendidih. Guru

mengawasi dalam melakukan eksperimen dan memastikan eksperimen yang

dilaksanakan siswa itu tepat. Guru juga memotivasi setiap siswa untuk terlibat aktif

dalam eksperimen Setelah sekitar 20 menit berlalu, sekitar satu atau dua siswa

dalam kelompok mulai tidak aktif dalam melakukan eksperimen. Ada seorang

siswa perempuan yang semula aktif tetapi dalam dua kali pertemuan ini menjadi

tidak aktif dalam pembelajaran. Guru telah berusaha membimbing siswa tersebut

untuk aktif dalam praktikum tetapi siswa tersebut masih tidak aktif dalam

pelaksanaan praktikum. Pada akhir kegiatan praktikum dua siswa melihat HP, ada

sekitar dua siswa tiap kelompok yang hanya melihat saja temannya melakukan

eksperimen dan mengerjakan LKS. Salah satu penyebabnya adalah siswa sudah

dalam keadaan kelelahan melaksanakan eksperimen sehingga keaktifan siswa

berkurang pada bagian akhir ini.

e. Merumuskan Solusi (10 menit)

Kegiatan merumuskan solusi berlangsung selama 10 menit. Guru

memastikan setiap anggota kelompok aktif dalam menyimpulkan hasil eksperimen

konveksi. Guru juga membimbing siswa untuk menggunakan hasil eksperimen

dalam menyelesaikan masalah yang didapat dari LKS “Fisika dalam kehidupan”.

80
yaitu mengetahui proses konveksi pada pergerakan angin darat dan angin laut. Pada

saat merumuskan solusi masih ada satu kelompok yang dua anggotanya masih

tertarik melakukan pengamatan pada pergerakan serbuk kayu. Bimbingan

dilakukan dengan mengarahkan setiap kelompok untuk menganalisis hasil

percobaan mereka. Ada satu kelompok yang membuka buku dan mengambil

kesimpulan dari buku tersebut. Sedangkan kelompok lainnya merumuskan solusi

atau membuat kesimpulan menggunakan bahasa mereka sendiri dari hasil

percobaan yang didapatnya.

f. Menentukan Solusi Terbaik

Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan ulang proses perpindahan

kalor yang terjadi pada eksperimen. Proses peninjauan ulang ini berlangsung

selama 7 menit. Satu kelompok yang merasa belum yakin dengan eksperimennya

menanyakan pada guru betul atau tidak hasil eksperimen mereka. Satu kelompok

ada yang masih menjawab pertanyan pada LKS belum sampai pada kesimpulan.

Kelompok yang lainnya meninjau ulang dan membandingkan jawaban mereka

dengan jawaban yang ada dibuku dan membuka internet untuk mengetahui

kebenaran kesimpulan yang telah mereka buat. Saat guru meminta siswa untuk

mengumpulkan LKS masih terdapat 2 kelompok yang belum siap mengumpulkan

LKS dan meminta guru menunggu sebentar lagi.

g. Mengomunikasikan (26 menit)

Guru memilih satu kelompok saja untuk mempresentasikan hasil

percobaannya dan melakukan tanya jawab yang berlangsung selama 26 menit. Guru

membimbing siswa untuk membandingkan hasil eksperimen yang didapatnya

81
dalam kelompok dan hasil percobaan kelompok lain. Ketika diberikan waktu untuk

kelompok pendengar untuk mengajukan tanggapan dan pertanyaan hanya 5 siswa

yang menunjuk tangan. Siswa menanyakan kepada kelompok yang persentasi

“Seperti yang telah kalian sebutkan tadi bahwa ketika air dipanaskan akan

mengubah massa jenisnya. Mengapa hal itu dapat terjadi?”. Guru mempersilahkan

kelompok yang presentasi menjawab pertanyaan tersebut tetapi mereka tidak bisa

menjawab. Lalu guru yang menjawab pertanyaan itu “Massa jenis zat cair berubah

katika dipanaskan karena saat dipanaskan jarak antar partikel di air merenggang.

Merenggangnya jarak antar partikel di air karena panas yang diterima air

memutuskan ikatan antar partikel pada air sehingga massa jenis air berkurang.”

Setelah siswa mengkomunikasikan hasil ekperiman, guru memberikan

masukan dan penguatan materi terhadap hasil yang didapatkan. Guru juga

menjelaskan persamaan-persamaan yang ada pada materi pemuaian zat cair dan

konveksi. Guru memberikan satu contoh soal untuk setiap pertanyaan.

3. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup yang berlangsung sekitar 25 menit, guru bersama-

sama dengan siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran. Guru memberikan

penilaian terhadap LKS dan kegiatan eksperimen yang telah berlangsung.

Kelompok yang paling baik dalam pengisian LKS maupun kekompakannya dalam

melaksanakan praktikum di nobatkan menjadi the best physics kingdom dan diberi

hadiah.

Guru membagikan soal tes dan angket siklus II. Guru memberi tahu dan

menyuruh siswa mempelajari mengenai materi fisika untuk minggu depan.

Selanjtnya untuk mengakhiri pelajaran guru mengucapkan salam.

82
Kegiatan siswa saat pelajaran berlangsung bermacam-macam ada yang

sesuai dengan yang ditugaskan guru dan ada juga yang tidak sesuai. Untuk lebih

lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.22

Tabel 4.22 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus II

No On Task Off Task


1 Siswa duduk perkelompok 2 orang siswa (7%) bermain HP dan 1 orang
siswa (3%) menggambar.
2 Sekitar 27 siswa (90%) serius 1 siswa (3%) yang membaca buku fisika saat
mendengarkan penjelasan guru guru menjelaskan.
3 Sekitar 27 siswa (90%) bekerja 5 siswa (17%) yang aktif pada awal
aktif dalam kelompoknya praktikum saja, selanjutnya mereka menjadi
pengamat saja dan tidak melakukan apa-apa.
4 Sekitar 25 siswa (83%) aktif 1 siswa (3%) bertanya “bagaimana
bertukar informasi untuk mengisi pergerakan batu es yang diletakan pada air
LKS. yang mendidih?”
5 Sekitar 15 siswa (50%) aktif 2 siswa (67%) yang senang memperhatikan
bertanya kepada guru apabila ada pergerakan serbuk kayu sehingga tidak
hal yang tidak dimengerti dalam membantu dalam pengisian LKS
mengisi LKS
6 6 siswa (20%) meminta izin melakukan
sholat dzuhur saat pelajaran berlangsung

b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II diamati oleh dua orang

observer yaitu guru kelas X SMAN 5 Kota Bengkulu dan laboran fisika SMAN 5

Bengkulu dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. Posisi

observer dibelakang tempat duduk siswa dengan menghadap ke arah papan tulis.

Observer duduk tidak saling berdekatan sehingga tidak dapat saling berdiskusi.

Observer juga bergerak mendekati setiap kelompok untuk melihat leih jelas

aktivitas yang dilakukan setiap siswa.

83
a. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data observasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

menerapkan model PBL pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.23 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1I

Skor Skor Kategori*


Tahapan Model
Aspek Yang Diamati P1 P2 rata-
PBL
rta
Menentukan 1. Memotivasi siswa menemukan 3 3 3 Baik
masalah masalah
Membangun 2. Mengarahkan siswa untuk 3 3 3 Baik
struktur kerja memahami masalah
3. Momotivasi siswa pentingnya 3 3 3 Baik
rencana tindak lanjut untuk
memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mendorong siswa menemukan 3 3 3 Baik
masalah masalah utama
5. Membantu siswa merumusan 2 2 2 Cukup
masalah
Mengumpulkan dan 6. Membimbing siswa melakukan 3 3 3 Baik
berbagi informasi percobaan untuk memecahan
masalah
7. Meminta siswa berbagi informasi 3 3 3 Baik
dalam kelompok
8. Membimbing setiap anggota 3 3 3 Baik
kelompok mencatat hasil
percobaan pada LKS
Merumuskan solusi 9. Memastikan setiap anggota 2 2 2 Cukup
kelompok aktif dalam perumusan
kesimpulan
Menentukan solusi 10. Meyakinkan siswa pentingnya 2 3 2,5 Cukup
terbaik peninjauan ulang kesimpulan
Menyajikan solusi 11. Mengatur kelompok untuk 3 3 3 Baik
memaparan hasil kerja siswa
12. Melakukan penilaian terhadap 3 3 3 Baik
pemaparan hasil percobaan setiap
siswa.
Jumlah Skor 33 34 33,5 Baik **

Rata-rata skor item 2,75 2,83 2,79


Keterangan : *Kategori per item: 3=baik, 3>x 2 cukup, 2>x 1=kurang
** Kategori rata-rata skor total
P1P2 : Pengamat 1 dan 2

84
Berdasarkan Tabel 4.24 skor rata-rata observasi aktivitas guru pada siklus I

adalah 32,5 dan masuk pada katagori baik. Katagori baik termasuk dalam katagori

yang tertinggi dari penskoran aktivitas guru dalam penelitian ini. Tetapi apabila

dilihat peritem ada 8 item yang masuk katagori baik. Sementara 5 item masuk

katagori cukup. Guru masih kurang mampu mengarahkan siswa dalam merumuskan

masalah dan mengaktifkan siswa dalam kelompok.

Konsistensi dua orang observer dalam memberikan skor terhadap aktivitas

guru ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer pada

siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.24

Tabel 4.24 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklu II

Nilai Standar Kesalahan Kategori


Pengukuran 0,750
Kesepakatan
Istimewa
(Kappa) 0,232
(excellent)
Jumlah Item 12
Pengamatan
Keterangan: *Kategori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,4≥x>0,6 = cukup; (fair); 0,6≥x>0,75 =
memuaskan(good); ≥0,75=istimewa (excellent)

Tebel 4.24 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai

kappa (k) =0,750 dengan standar kesalahan sebesar 0,232. Menurut kategri tingkat

reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa

(k)=0,750 masuk kedalam kategori memuaskan (good). Kategori istimewa

menunjukan 2 orang observer sangat konsisten dalam memberikan skor pada 12

item pengamatan terhadap aktivitas guru. Hal ini juga dapat ditunjukan dari

presentase konsistensi antar observer dalam memberikan skor terhadap 12 Item

pengamatan aktivitas guru pada siklus II seperti pada Tabel 4.25

85
Tabel 4.25 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus II

Observasi_kedua

2* 3* Total
Observasi_pertama 2* Frekuensi 2 1 3
% of Total 16,7 8,3 25,0
3* Frekuensi 0 9 9
% of Total .0,0 75,0 75,0
Total Frekuensi 2 10 12
% of Total 16,7 83,3 100,0
Keterangan : * Skor aktivitas guru per item
** Jumlah Item Pengamatan

Berdasarkan Tabel 4.25 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 11

Item yang nilainya konstan. Sebanyak 9 Item (83,3%) yang sama-sama mendapat

skor 3, sebanyak 2 item (16,7%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai

tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan

observer kedua memberikan skor 3. Sebanyak 0 item observer pertama memberikan

skor 3 dan observer kedua memberikan skor 2.

b. Deskripsi data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Data observasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang

menerapkan model PBL pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.26. Skor rata-rata

observasi aktivitas siswa pada siklus I adalah 33,5 dan masuk pada kategori baik.

Katagori baik termasuk dalam kategori yang tertinggi dari penskoran aktivitas

siswa dalam penelitian ini. Tetapi apabila dilihat peritem ada 9 item yang masuk

katagori baik. Sementara 3 item masuk katagori cukup. Siswa masih kurang mampu

dalam merumuskan masalah yang akan mereka selesaikan melalui praktikum

86
Tabel 4.26 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Tahapan Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
Model PBL P1 P2
Menentukan 3 3 Baik
1. Termotivasi dalam menemukan masalah
masalah
Membangun 2. Memahami masalah dan apa yang ingin 3 3 Baik
struktur kerja diketahi mengenai masalah
3. Sadar akan pentingnya rencana tindak 3 3 Baik
lanjut untuk memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mampu menemukan masalah utama 3 3 Baik
masalah 5. Mampu menyusun rumusan masalah 2 2 Cukup
Mengumpulk 6. Melakukan percobaan untuk memecahan 3 3 Baik
an dan masalah
berbagi 7. Berbagi informasi dalam kelompok 2 3 Cukup
informasi
8. Mengisi hasil percobaan pada LKS 3 3 Baik
Merumuskan 3 3 Baik
9. Aktif dalam perumusan kesimpulan
solusi
Menentukan 2 2 Cukup
10.Melakukan peninjauan ulang kesimpulan
solusi terbaik
Menyajikan 11.Bersedia memaparan hasil kerja siswa 3 3 Baik
solusi 12.Menerima penilaian terhadap pemaparan 3 3 Baik
hasil percobaan setiap siswa.
Jumlah Skor 33 34 Baik **

Rata-rata skor 2,75 2,83


Keterangan: *Kategori per item: 3=baik, 2 x>3=cukup, 1 x>2=kurang
** Kategori rata-rata skor total
P1P2 : Pengamat 1 dan 2

Konsistensi dua orang observer dalam memberikan skor terhadap aktivitas

siswa ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer

pada siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II

Nilai Standar Kesalahan Kategori


Pengukuran 0,750 0,232 Istimewa
Kesepakatan (Kappa) (excellent)

87
Jumlah Item 12
Pengamatan
*Kategori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,4≥x>0,6 = cukup; (fair); 0,6≥x>0,75 = memuaskan(good);
≥0,75=istimewa (excellent)

Tebel 4.27 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai

kappa (k=0,750) dengan standar kesalahan sebesar 0,232. Menurut kategori tingkat

reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa

(k= 0,750) masuk kedalam kategori memuaskan. Kategori menunjukan 2 orang

observer memuaskan kekonsistennya dalam memberikan skor pada 12 item

pengamatan terhadap aktivitas siswa. Hal ini juga dapat ditunjukan dari presentase

konsistensi antar observer dalam memberikan skor terhadap 12 Item pengamatan

aktivitas guru pada siklus I seperti pada Tabel 4.28

Tabel 4.28 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus II

Observer_kedua

2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 2 1 3
% of Total 16.7 8,3 25,0
3* Frekuensi 0 9 9
% of Total .0,0 75,0 75,0
Total** Frekuensi 2 10 12
% of Total 16,7 83,3 100,0
Keterangan: *Skor aktivitas siswa per item
**Jumlah item pengamatan

Berdasarkan Tabel 4.28 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 11

Item yang nilainya konstan. Sebanyak Item (75%) yang sama-sama mendapat skor

3, sebanyak 2 item (16,7%) yang mendapat skor 2. Ada 2 item yang dinilai tidak

konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan

88
observer kedua memberikan skor 3. Sebanyak 0 item observer pertama memberikan

skor 3 dan observer kedua memberikan skor 2.

c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar domain konsep, tes

hasil belajar domain proses dan angket domain sikap merupakan tes formatif

(Assesment for Learning). Hasil belajar siswa akan dianalisis setiap aspeknya untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa untuk setiap aspek pada ketiga

domain taxonomy for science education yang nantinya akan diperbaiki pada siklus

selanjutnya.

1. Hasil Belajar Domain Konsep

Hasil belajar domain konsep dalam penelitian ini berupa tes soal essay yang

berjumlah 5 butir. Siswa mengerjakan tes siklus II dalam waktu 15 menit. Domain

konsep yang diteliti terdiri dari aspek fakta, konsep dan hukum. Untuk melihat daya

serap siswa dan ketersebaran skor siswa pada ketiga aspek tersebut terdapat pada

Tabel 4.29.

Tabel 4.29 Skor Hasil Tes Domain Konsep Siklus II

Rata-rata
Aspek Skor Presentase
Interval persentase daya
domain No.Soal Maksimal daya serap
skor siswa serap tiap aspek
konsep 30 siswa (%)
(%)
0-5 1
Fakta 1 82,0 82,0
6-10 29
0-5 0
6-10 9
2 76,8
11-15 9
16-20 12
Konsep 77,2
0-5 0
6-10 3
3 77,5
11-15 16
16-20 11
Hukum 4 0-5 0 98,3 96,2
(Prinsip) 6-10 0

89
11-15 0
16-20 30
0-5 0
6-10 0
11-15 0
5 94,0
16-20 0
21-25 4
26-30 26

Berdasarkan Tabel 4.29 pada aspek fakta hanya 1 siswa yaitu E6 yang

mendapatkan skor dengan rentang 0-5, sedangkan siswa lainnya berada pada

rentang 6-10. Kenaikan nilai siswa dari siklus I ini dikarenakan setiap kelompok

mendapatkan 3 LKS sehingga semua siswa dapat membaca LKS. Untuk siswa E6

yang mendapat skor 0-5 menjawab kurang lengkap hanya menjelaskan terjadi

kenaikan suhu pada zat cair yang diberikan kalor tanpa menyebutkan terjadinya

pemuaian volume. Salah satu penyebabnya bisa dikarenakan berdasarkan hasil

pengamatan guru, siswa tersebut tidak serius dalam membangun pengetahuannya

melalui ekperimen

Pertanyaan domain konsep aspek konsep ini merupakan pertanyaan aplikasi

dari konsep yang telah didapat siswa melalui praktikum. Untuk domain konsep

aspek konsep soal no.2 dan soal no.3 tidak ada siswa yang mendapatkan skor

dengan rentan 0-5. Siswa sudah mendapatkan pemahaman konsep mengenai

pemuaian zat cair karena hampir semua siswa aktif dalam melaksanakan praktikum.

Untuk soal no.2 menanyakan saat terbaik mengisi bensin motor dan soal no.3

menanyakan proses perpindahan kalor yang terjadi saat meletakan es batu pada air

yang panas.

Pertanyaan pada domain konsep aspek hukum (prinsip) no.4 dan no.5 rata-

rata siswa sudah bisa menjawab dengan sempurna soal ini. Hanya ada siswa yang

90
kekurangan waktu untuk menjawab soal sehingga jawaban siswa belum lengkap

terutama untuk soal no.5 ada 4 siswa yang mendapatkan skor pada rentang 21-25.

Pertanyaan soal no.4 dan no.5 ini mengenai laju aliran udara pipa konveksi dan

perbaindingan laju rambat kalor konveksi.

Dari Tabel 4.29 juga dapat dilihat bahwa siswa masih kurang pada domain

konsep aspek konsep yang daya serapnya hanya 77,2 %, sedangkan pada aspek

fakta telah mencapai 82,0% dan aspek hukum (prinsip) sudah mencapat 96,2 %.

Rangkuman data hasil belajar domain konsep dapat dilihat pada Tabel 4.30

Tabel 4.30 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus II

Katagori Hasil Kesimpulan


Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 56
Nilai Rata-Rata Siswa 86,93
Tuntas Secara Klasikal
Standar Deviasi 8,71
Daya Serap Klasik (%) 86,9
Ketuntasan Belajar (%) 96,7

Berdasarkan Tabel 4.30 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah

cukup jauh yaitu 98 dan 56 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 8,71. Hal

ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran kurang

merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I

adalah 96,67% yaitu dari 30 siswa terdapat 29 siswa yang memperoleh nilai 75.

Data ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model PBL

pada siklus I dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara

klasikal akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai

75.

2. Deskripsi Hasil Belajas Siswa Domain Proses

91
Hasil belajar siswa domain proses yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah gabungan dari nilai tes domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Siswa

mengerjakan soal tes dalam waktu 7 menit dengan jumlah soal 7 butir soal. Untuk

soal prediksi no.4, soal pembuatan rumusan masalah no.5 dan soal definisi

oprasional no.7 dijadikan soal essay kerena pada siklus I semua siswa menjawab

soal aspek tersebut dengan benar. Sehingga soal perlu dibuat lebih menantang. Data

hasil tes domain proses dapat dilihat pada Tabel 4.31

Tabel 4.31 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus II (N=30)

Persent
Jawaba Jmlh Jumlh
ase Rata-rata
Aspek n Skor Skor
No. Pilihan Jawaban daya daya serap
Domain Pilihan Soal Soal
Soal serap setiap
Sikap Ganda Pilgan Essay
(%) domain
A B C D E (%)
1. 30 0 0 0 0 A 30 0 100
Komunikasi 83,35
2. 20 3 7 0 0 A 20 0 66,7
3. 0 0 30 0 0 C 30 0 100 100
Prediksi
4. Soal berbentuk essay 30 100
Rumusan
5. Soal berbentuk essay 30 100 100
Hipotesis
Identivikasi
6. 30 0 0 0 0 A 30 0 100 100
variabel
Definisi
7. Soal berbentuk essay 25,2 84,5 84,5
Oprasional

Berdasarkan Tabel 4.31 sebagian besar siswa atau lebih dari 90% siswa

mampu menjawab dengan jawaban yang benar soal tes. Pilihan jawaban yang

benar yang paling sedikit ditunjukan pada no.2 yang merupakan soal aspek

komunikasi nomor 2, yaitu 20 siswa (66,7%) yang menjawab dengan benar

dilanjutkan dengan soal pada aspek definisi oprasinal soal nomor 7 yaitu skor siswa

25,2 (84%).

Untuk aspek komunikasi soal no.2 siswa menganggap soal tersebut sama

dengan soal minggu lalu karena susunan pilihan ganda bentuk grafiknya sama

sehingga jawaban siswa banyak C seperti jawaban minggu lalu. Untuk 3 orang

92
siswa yang memilih jawaban B pada soal no.2 ini menganggap persamaan H=hAT

grafik hubungan antara H dan h berupa garis lurus. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada soal domain konsep siklus II Lampiran 26. Untuk aspek definisi

oprasional variabel bebas ada siswa memberi jawaban hanya sebatas variabel

bebasnya saja tanpa menjelaskan oprasioanal penggunaan variabel tersebut dalam

eksperimen.

Hasil belajar juga ditentukan oleh nilai LKS kelmpok sebesar 25%. Data

penilian kinerja kelompok pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.32

Tabel 4.32 Skor LKS Siklus II

Kelompo Aspek Yang Dinilai Skor Nilai


Rumusan Desain Menyimpul
k Hipotesis Komunikasi Total LKS
Masalah Investigasi kan
I 2 3 3 3 2 13 86,67
II 2 2 3 3 3 13 86,67
III 3 2 3 3 3 14 93,33
IV 2 2 3 3 3 13 86,67

Tabel 4.33 menunjukan nilai LKS setiap kelompok. Nilai LKS didapat

setelah mengolah skor total yang didapat dari setiap kelompok, keseluruhan

kelompok mendapat nilai yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan skor total

yang terendah adalah 12. Tetapi jika dilihat per aspek yang diukur, hanya aspek

desain investigasi dan komunikasi yang mendapatkan nilai 3 maksimum sedangkan

4 aspek lainnya mendapat skor kurang maksimal.

Data hasil belajar siswa domain proses didapat dari nilai akhir siswa. Nilai

akhis siswa secara keseluruhan yaitu penggabungan antara nilia tes domain proses

belajar siklus I (75%) dan nilai LKS siklus I (30%). Hasil belajar siswa domain

proses siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.33.

Tabel 4.33 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus II

93
Kategori Hasil Kesimpulan
Nilai Tertinggi 98,33
Nilai Terendah 75,24
Nilai Rata-Rata Siswa 91,46
Tuntas Secara Klasikal
Standar Deviasi 6,99
Daya Serap Klasik (%) 91,5
Ketuntasan Belajar (%) 100

Berdasarkan Tabel 4.33 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah

cukup jauh yaitu 98,33 dan 75,24 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 6,99.

Hal ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran sudah

merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I

adalah 100% yaitu semua siswa (30 orang) yang memperoleh nilai 75. Data ini

menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model PBL pada siklus

I dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara klasikal

akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai 75.

4. Deskripsi Hasil Belajar Domain Sikap

Hasil belajar domain sikap didapat melalui angket domain sikap yang diisi

siswa setelah pembelajaran siklus II. Untuk mengetahui ketersebaran skor siswa

pada domain sikap ini dapat dilihat pada Tabel 4.34.

Tabel 4.34 Skor Siswa pada Domain Sikap Siklus II

Aspek yang dinilai Interval Skor Frekuensi


Dimensi Subdimensi Rata-Rata
Pengembanga 0,0 - 2,0 1
Fisika itu penting
n sikap positif 2,1 - 4,0 29
terhadap fisika 0,0 - 2,0 3
Fisika itu berguna
2,1 - 4,0 27
Fisika itu mudah 0,0 - 2,0 3
dipahami 2,1 - 4,0 27

94
0,0 - 2,0 1
Fisika itu menarik
2,1 - 4,0 29
0,0 - 2,0 0
Optimis
Pengembanga 2,1 - 4,0 30
n sikap positif 0,0 - 2,0 0
Berfikir Positif
terhadap diri 2,1 - 4,0 30
sendiri 0,0 - 2,0 0
Percaya Diri
2,1 - 4,0 30

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat pada pengembangan sikap positif

terhadap fisika masih ada siswa yang mendapatkan skor pada interval 0,0-2,0 terdiri

dari 1 siswa yaitu siswa E4 pada subdimensi fisika itu penting, ada 3 siswa yaitu

E4,E17 dan E26 pada subdimensi fisika itu berguna, 3 siswa E1, E4 dan E24 untuk

subdimensi fiika itu mudah dipahami, ada 1 siswa yaitu siswa E24 pada subdimensi

fisika itu menarik. Pada pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri untuk

semua subdimensi (optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri) kesemua siswa

memiliki skor dalam rentang 2,1-4,0. Pada umumnya siswa yang masih memiliki

skor dengan interval 0,0-2,0 merupakan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti

pelajaran dengan model PBL ini. Data hasil Belajar domain sikap siswa setiap

aspeknya dapat dilihat pada Tabel 4.35

Tabel 4.35 Data Hasil Belajar Domain Sikap Siklus II

Aspek yang dinilai Skor rata-rata Kategori


Aspek Sub aspek tiap sub aspek
Pengembangan Fisika itu penting 3,32 Baik
sikap positif Fisika itu berguna 3,34 Baik
terhadap sains Fisika itu mudah dipahami 2,95 Cukup
Fisika itu menarik 3,10 Baik
Pengembangan Optimis 3,27 Baik
sikap positif Berfikir Positif 3,14 Baik
terhadap diri sendiri Percaya Diri 3,14 Baik
Keterangan: *Kategori: 4≥x>3=Baik, 3≥x>2=cukup, 2≥x>1=kurang

Pada Tabel 4.36 pada sub aspek fisika itu mudah dipahami cukup baik.

Sedangkan untuk sub aspek fisika itu penting, fisika itu berguna, fisika itu menarik,

95
optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri siswa sudah mencapai kategori baik.

Aspek yang mengalami peningkatan skor pada siklus II yaitu: fisika itu penting,

fisika itu berguna, fisika itu mudah dipahami, fisika itu menarik dan rasa percaya

diri. Sedangkan aspek optimis dan berfikir positif mengalami sedikit penurunan.

Tabel 4.36 Kategori Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus II

Rata-rata Skor
No Katagori Banyaknya Siswa Kategori
Siswa
1. Sangat Rendah 0 Sikap siswa
2. Rendah 0 pada katagori
72,77
3. Sedang 19 sedang
4. Tinggi 11
Keterangan: *Kategori: 23≤x≤40=sangat rendah, 41≤x≤58=rendah, 59≤x≤76=sedang dan
77≤x≤94=tinggi

Dari Tabel 4.36 didapat bahwa 19 siswa (63,3%) sikap siswa terhadap sains

dan terhadap diri sendiri berada dalam kategori sedang. Sebanyak 11 siswa (36,7%)

berada dalam kategori tinggi. Tidak ada sikap siswa yang berada dalam katagori

rendah dan sangat rendah.

d. Refleksi

Berdasarkan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil belajar

yang diperoleh siswa masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki.

Kekurangan-kekurangan ini disebabkan karena berbagai aspek yang telah

dideskripsikan sebelumnya. Proses pembelajar dengan menggunakan model PBL

masih perlu diperbaiki. Agar penggunaan model PBL dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa maka perlu adanya perbaikan pada aspek-aspek yang kurang

pada siklus II dan hal-hal yang telah baik di siklus II tetap diperbaiki. Selain

mengenai aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam menjalankan model PBL,

96
refleksi juga ditujukan untuk memperbaiki kegiatan pendahuluan dan kegiatan

penutup serta media pembelajaran yang digunakan sehingga tercapai suatu kondisi

yang menunjang dengan baik pelaksanaan model PBL.

1. Refleksi Persiapan Pembelajaran

Tidak dilakuakan perbaikan pada persiapan pembelajaran. Persiapan

pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan dipertahankan untuk

silkus III.

2. Refleksi Kegiatan Pendahuluan

Tidak dilakuakan perbaikan pada persiapan pendahuluan pembelajaran pada

siklus II sudah berjalan dengan baik dan dipertahankan untuk silkus III.

3. Refleksi Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Model PBL

Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas guru pada siklus I, skor

rata-rata yang didapat adalah 33,5 dan dalam katagori baik. Maskipun hasil yang

didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 3 item dari 12 item

yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih

kurang dari aktivitas guru pada siklus II, maka perlu adanya langkah-langkah

perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II yang dilakukan oleh guru dapat

dilihat pada Tabel 4.37

Tabel 4.37 Refleksi Aktivitas Guru Siklus II

Tahapan Model
Kekurangan Guru Perbaikan
PBL
Menetapkan Guru kurang menjelaskan Guru perlu lebih detal dalam
masalah cara merumusan masalah menjelaskan cara merumuskan
praktikum. masalah. Guru perlu memberikan
contoh masalah dan cara

97
Tahapan Model
Kekurangan Guru Perbaikan
PBL
merumuskan masalah praktikum dari
masalah yang ada di kehidupan
sehari-hari.
Mengumpulkan Guru kurang dalam Guru memberikan bimbingan kepada
dan berbagi membimbing siswa siswa dalam melakukan pertukaran
informasi bertukar informasi dengan informasi dalam kelompoknya
temannya dalam sehingga setiap anggota kelompok
Lanjutan Tabel 4.37
kelompok sehingga aktif sampai praktikum selesai
pertukaran informasi
hanya terjadi pada awal
praktikum di LKS
Merumuskan Guru kurang Pada awal pelajaran guru
solusi mengaktifkan setiap memberikan pengarahan dan contoh
anggota kelompok aktif dalam membuat kesimpulan yang
terlibat dalam pembuatan baik. Guru mengaktifkan setiap
kesimpulan anggota kelompok aktif terlibat
dalam pembuatan kesimpulan. Jika
ada siswa yang tidak aktif maka guru
harus membimbing siswa tersebut.
Guru juga memberikan pengarahan
kepada siswa untuk tidak menyalin
materi yang ada di buku untuk
kesimpulan tetapi kesimpulan dibuat
dengan bahasa sendiri.
Menentukan Guru kurang meyakinkan Guru meyakinkan setiap kelompok
solusi terbaik setiap kelompok pentingnya peninjauan ulang
pentingnya peninjauan kesimpulan sehingga semua
ulang kesimpulan kelompok meninjau ulang
sehingga ada kelompok kesimpulan yang mereka buat. Jika
yang tidak meninjau ulang ada kelompok yang tidak melakukan
kesimpulan yang mereka peninjauan ulang maka guru harus
buat membimbing membimbing tersebut.
Guru juga perlu mengingatkan
mengenai lamanya waktu praktikum
sehingga saat waktu telah habis
maka setiap kelompok langsung
mengumpulkan LKS yang sudah
diisi.

4. Refleksi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Model PBL

Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas siswa pada siklus I, skor

rata-rata yang didapat adalah 33,5 dan dalam katagori baik. Maskipun hasil yang

didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 5 item dari 12 item

yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih

98
kurang dari aktivitas guru pada siklus I, maka perlu adanya langkah-langkah

perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II. Beberapa kekurangan dan langkah-

langkah perbaikan terhadap aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat

dilihat pada Tabel 4.38

Tabel 4.38 Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II

Tahapan
Aktivitas Guru Perbaikan
Model PBL
Membangun Setiap siswa belum melakukan Setiap siswa melakukan rencana tindak
struktur kerja rencana tindak lanjut untuk lanjut untuk memecahkan masalah.
memecahkan masalah.
Menetapkan Dua dari empat kelompok Setiap kelompok memperhatikan
masalah belum mampu menyusun penjelasan guru agar mampu
rumusan masalah menyusun rumusan masalah praktikum
dari maslah yang ada di LKS
Mengumpulkan Tidak semua siswa berbagi Semua siswa berbagi informasi dengan
dan berbagi informasi dengan temannya temannya dalam kelompok. Siswa
informasi dalam kelompok yang telah melaksanakan partikum dengan
ditetapkan mempertimbangkan waktu yang
diberikan guru untuk praktikum.
Merumuskan Sekitar 70% siswa dalam Setiap siswa dalam kelompoknya aktif
solusi kelompoknya aktif membuatan membuatan kesimpulan. Kesimpulan
kesimpulan. Ada kelompok yang dibuat bukanlah berasal dari buku
yang merumuskan kesimpulan melainkan siswa membuat sendiri
dari buku dan internet. dengan bahasa mereka.
Menentukan Tidak semua kelompok Semua kelompok melakukan
solusi terbaik melakukan peninjauan ulang peninjauan ulang kesimpulan
kesimpulan praktikum. Ada praktikum. Setiap kelompok selesai
kelompok yang belum selesai mengisi LKS pada waktu yang telah
mengisi LKS. ditentukan.

5. Refleksi Kegiatan Penutup

Tidak dilakuakan perbaikan pada kegiatan penutup pembelajaran. Kegiatan

penutupan pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan

dipertahankan untuk silkus III.

6. Refleksi Hasil Belajar, Instrumen dan Media Pembelajaran

99
Beberapa kekurangan dan perbaiakan terhadap instrumen dan media

pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.39.

Tabel 4.39 Refleksi Hasil Belajar, Instrumen dan Media Pembelajaran Siklus II

N Kekurangan Pebaikan
o
1. Hasil Belajar Hasil Belajar
Domain Konsep Domain Konsep
-Daya serap rata-rata siswa pada aspek -Guru perlu menjelaskan bagaimana
konsep berdasarkan hasil belajar yaitu cara menjawab soal yang baik untuk
77% aspek konsep dan memberikan contoh
soal dan jawabannya.
Domain Proses Domain Proses
-Aspek komunikasi hanya 20 orang -Guru perlu menjelaskan bagaimana
siswa dari 30 siswa yang dapat cara menjawab soal yang baik untuk
menjawab dengan benar aspek komunikasi dan memberikan
contoh soal dan jawabannya.
-Aspek definisi oprasinal, siswa hanya -Guru perlu menjelaskan bagaimana
mendapat jumlah skor 25,2 dari skor cara menjawab soal yang baik untuk
maksimal 30 aspek definisi prasional dan
memberikan contoh soal dan
jawabannya.
Domain Sikap Domain Sikap
-Sikap siswa yang mengalami -Guru perlu meningkatkan sikap
penurunan dari siklus I yaitu sikap optimis dan berfikir positif siswa
optimis dan berfikir positif
-Sikap siswa yang masih masuk dalam -Guru perlu menjelaskan fisika dengan
katagori cukup adalah sikap fisika itu lebih baik agar siswa tidak
mudah dipahami menganggap fisiki itu sulit untuk
dipahami.
2. Instrumen Instrumen
Tes domain Proses: Seluruh siswa Tes domain Proses: Soal pilihan ganda
menjawab dengan benar soal pilihan no.1, no.3 dan no.6 dijadikan soal
ganda no.1, no.3 dan no.6 essai
3. Media Pembelajaran Media Pembelajaran
Tidak ditampilkan video motivasi Ditampilkan video motivasi kerjasama
kerjasama

100
Refleksi Instrumen dan Media Pembelajaran perlu dilakukan perbaikan

karena masih terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses

pembelajaran model PBL apabila tidak diperbaiki.

2. Siklus III

a. Pelaksanaan

Tindakan siklus III dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 Januari 2015

pukul 12.30 – 14.45 WIB di kelas X MIPA 3 SMAN 5 Kota Bengkulu dengan

alokasi waktu 3 x 45 menit. Berdasarkan hasil kesepakatan pada siklus II bagi yang

terlambat memasuki pelajaran lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti

pelajaran. Pada saat jam telah menunjukan 12.30 WIB, siswa sebanyak 25 siswa

(83%) telah memasuki laboratorium dan sebelum 15 menit pelajaran semua siswa

sudah memasuki laboratorium fisika dan siswa telah duduk perkelompok yang

sama seperti minggu lalu

Materi yang diajarkan pada siklus III ini adalah konsep suhu dan kalor

dengan submateri pemuaian pada zat gas dan radiasi. Guru telah mempersiapkan

power point sebagai bahan ajar pada submateri ini. Kegiatan pembelajaran pada

siklus III ini dilakukan dengan menggunakan LCD sebagai media pembelajaran.

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan

pembelajaran pada kegiatan inti. Kebanyakan siswa yang sudah mengalami

ketidak-tertarikan pada awal pembelajaran akan tidak tertarik mengikuti

pembelajaran pada tahap selanjutnya dengan baik. Kegiatan awal pembelajaran ini

101
berfungsi mempersiapkan siswa untuk belajar yang berlangsung dalam waktu 15

menit.

Pada tahap ini diawali dengan guru memberikan salam kepada siswa

dilanjutkan dengan berdoa. Kemudian guru memeriksa kehadiran siswa. Guru

mengingatkan kembali pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

yaitu mengenai Konduksi. Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa dalam

belajar Ketika guru mengucapkan Fisika siswa menjawab “Yes, I can”. Sehingga

dengan siswa percaya pada kemampuannya memahami fisika, maka siswa dapat

mudah mengerti pelajaran fisika ini.

Guru memberikan penghayatan terhadap segala sesuatu kejadian yang

dialami siswa sehari-hari dan keterkaitannya terhadap materi pembelajaran.“Ibu

mempunyai teka-teki untuk kalian. Bagaimana bola pimpong yang peyok dapat

kembali seperti semula?”. Salah seorang siswa menunjuk tangan dan menjawab

“Dengan menekan sisi lainnya bu”. Guru menanggapi jawaban siswa. “Jawabannya

sudah bagus tetapi kurang tepat. Ada lagi yang tahu caranya?“. Salah serang siswa

lagi menunjuk tangan dan siswa lainnya sedang berfikir “Dengan memantul-

mantulkannya bu”. “Masih kurang tepat, jawabannya berkaitan pada pembelajaran

kita”. “Udara di dalam balon dibuat memuai bu”. “Yah sudah hampir benar,

jawaban yang benar adalah dengan memuaikan udara yang ada didalam balon yang

dapat kita lakukan dengan memasukkan balon ke dalam panci yang berisi air panas

sedang mendidih (guru sambil memperlihatkan video bola pimpong penyok yang

dimasukan ke dalam air yang mendidih) Peristiwa ini berkaitan materi yang akan

kita pelajari hari ini yaitu mengenai pemuaian pada zat gas.

102
Guru memberi siswa pertanyaan lagi “Siapa yang disini memiliki FB? Atau

twitter? Atau path? Atau instagram? BBM? Line? Tolong angkat tangan!”. Semua

siswa mengangkat tangan. Kesemua aplikasi itu dapat berjalan di HP kita karena

adanya radiasi dari dari tower pemancar gelombang menuju HP kalian. Untuk lebih

jelasnya hari ini kita akan mempelajari pelajaran yang sangat menarik yaitu

Radiasi”. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan meminta siswa menuliskan

tujuan pembelajaran pada buku mereka.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan utama yang berperan

penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Kegiatan ini menekankan pada

proses pembentukan pengalaman belajar dan kemampuan siswa melalui proses

pembelajaran. Kegiatan inti dilaksanakan melalui tujuh tahapan model PBL yang

berlangsung selama 100 menit. Berikut merupakan uraian dari tujuh tahapan

proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan model PBL dilaksanakan di ruang

laboratorium fisika SMA Negeri 5.

a. Menemukan Masalah

Inti aktivitas pada tahap ini guru mengkondisikan siswa untuk menemukan

masalah yang yang disajikan guru pada LKS bagian “Fisika dalam Kehidupan”

dalam bentuk cerita yang berlangsung sekitar 12 menit.

Sebelum mengkondisikan siswa untuk menemukan masalah pada LKS guru

menjelaskan pentingnya kerja sama dalam kelompok. Hal ini dilaksanakan

berdasarkan hasil refleksi kegiatan pada siklus sebelumnya yang didapatkan bahwa

keaktifan siswa tidak berlangsung sampai akhir pembelajaran. Guru menjelaskan

bahwa pemikiran dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada hasil

103
pemikiran satu orang. Konsep sinergi (1+1 > 2), yaitu bahwa hasil keseluruhan

(tim) jauh lebih baik dari pada jumlah bagiannya. Anggota tim dapat saling

mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling membantu dan

bekerjasama jangan ada yang mendominasi kerja kelompok dan jangan ada yang

tidak berpartisipasi dalam kelompok. Tugas ketua kelompok untuk mengarahkan

setiap anggotanya untuk berpartisipasi dalam kelompok. Karena saat praktikumlah

kalian belajar, kalian menemukan sendiri konsep dan materi pelajaran yang kita

pelajari”

“Ibu juga akan menjelaskan mengapa perlu adanya praktikum dalam

pembelajaran kita agar kalian nantinya melaksanakan praktikum dengan serius.

Menurut John Dewey :Kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang

kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar,

70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

Jadi dengan kalian melakukan praktikum kalian akan mengerti pelajaran kita, lebih

lama ingatnya dan lebih paham daripada jika ibu yang berbicara disini

memberitahukan konsepnya. Praktikum juga akan meningkatkan sikap ilmiah

kalian dan mengajarkan kalian bagaimana cara menyelesaikan masalah”.

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok

mendapatkan 3 LKS supaya setiap siswa dapat mengetahui dan ikut serta dalam

mengerjakan LKS ini, 3 LKS yang ibu berikan harus di isi semua. Guru

menjelaskan lagi cara mengerjakan LKS (cara membuat rumusan masalah, hipetesis

kesimpulan) sebagai refleksi hasil yang masih LKS sebelumnya yaitu siswa belum

mampu membuat rumusan masalah sesuai dengan masalah dan tujuan praktikum).

Setelah itu setiap kelompok dipersilahkan mengambil peralatan praktikum di meja

104
persiapan. Hampir semua (90%) atau sekitar 27 orang anggota kelompok aktif

membaca LKS berusaha memahami masalah yang ada di LKS.

b. Membangun struktur kerja

Guru mengawasi kegiatan setiap kelompok dalam membangun struktur

kerja. Kegiatan membangun struktur kerja ini berlangsung sekitar 5 menit Guru

membantu kelompok yang tidak mampu menemukan apa yang ingin dikatehui dari

masalah dan ide apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah menggunakan

membaca LKS “Radiasi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita.

Guru juga membimbing setiap anggota kelompok untuk terlibat aktif dalam

mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat dari masalah yang mereka telah

temukan agar dapat menindaklanjuti masalah tersebut. Semua siswa aktif dalam

menentukan berdiskusi mengenai variabel bebas dan variabel kontrol. Selanjutnya

siswa dipersilahkan mengambila alat dan bahan ekperimen dan membuat langkah-

langkah eksperimen. Setiap siswa dalam kelompok berpartisipasi dalam pembuatan

langkah-langkah eksperimen.

c. Menetapkan Masalah

Pada tahap menetapkan masalah ini yang berlangsung selama 10 menit,

setiap kelompok memiliki tugas untuk menetapkan masalah yang diangggap paling

penting dari masalah yang telah ditemukan pada LKS Radiasi. Guru menjelaskan

rumusan masalah yang perlu dituliskan di LKS adalah rumusan masalah dari

permasalahan yang dituliskan dalam bentuk cerita pada LKS bagian “Fisika dalam

Kehidupan”. Lalu guru membimbing setiap kelompok merumuskan rumusan

masalah atau dugaan sementara. Setiap siswa dalam kelompok membaca

105
permasalahan dan berdiskusi rumusan masalah. Ada satu kelompok yang masih

bertanya mengenai pembuatan rumusan masalah yang sesuai dengan permasalahan

pada LKS. Hal ini dikarenakan kelompok ini kurang percaya diri terhadap rumusan

masalah yang telah mereka rumuskan.

d. Mengumpulkan dan Berbagi Informasi

Untuk menjawab rumusan masalah dan membuktikan hipotesis yang telah

dibuat siswa perlu mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah.

Pengumpulan informasi tersebut dilakukan melalui eksperiman Radiasi yang

berlangsung sekitar 30 menit. Guru membimbing setiap kelompok melakukan

penelitian. Setiap anggota kelompok berpartisipasi dalam pengisian LKS dan

melakukan eksperimen. Eksperimen yang dilaksanakan adalah mengamati

perpindahan kalor secara radiasi dengan melihat serta membandingkan besarnya

balon pada botol hitam atau botol putih yang diberikan kalor. Setelah sekitar 20

menit berlalu, sekitar satu atau dua siswa mulai memainkan alat eksperimen. Guru

mengingatkan siswa tersebut untuk kembali fokus terhadap eksperimen dan

pengisian LKS.

Setelah semua selesai praktikum dan mengisi LKS ada sekitar 2 siswa

anggota paskibrasa (pasukan pengibar bendera sekolah) izin memasang tiang

bendera untuk perlombaan yang akan dimulai di SMA 5 pada minggu ini. Ada juga

3 siswa yang meminta izin beberapa menit untuk rapat serta meminta izin kepada

OSIS untuk tidak ikut mendekor ruangan tempat pembukaan lomba SMA 5 ini.

Kesemua siswa memberitahu kepada guru bahwa mereka akan masuk lagi ke kelas

saat post test.

106
e. Merumuskan Solusi (10 menit)

Selanjutnya membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil eksperimen

radiasi dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian LKS “Fisika

dalam kehidupan” yaitu mengetahui proses konveksi pada pergerakan angin darat

dan angin laut. Waktu yang diperlukan dalam kegiatan ini sekitar 10 menit, Pada

saat merumuskan solusi masih ada satu kelompok yang dua anggotanya masih

tertarik melakukan pengamatan pada balon. Ada satu kelompok yang membuka

buku dan mengambil kesimpulan dari buku tersebut. Sedangkan kelompok lainnya

merumuskan solusi atau membuat kesimpulan menggunakan bahasa mereka sendiri

dari hasil percobaan yang didapatnya. Gambar pelaksanaan kegiatan merumuskan

solusi dapat dilihat pada Lampiran 52.

f. Menentukan solusi terbaik

Pada tahap ini guru memotivasi setiap kelompok untuk melaksanakan

peninjauan ulang kesimpulan yang telah mereka buat. Kegiatan ini berlangsung

sekitar 7 menit. Satu kelompok yang merasa belum yakin dengan eksperimennya

menanyakan pada guru betul atau tidak hasil percobaan mereka. Satu kelompok ada

yang masih menjawab pertanyan pada LKS belum sampai pada kesimpulan.

Kelompok yang lainnya meninjau ulang dan membandingkan jawaban mereka

dengan jawaban yang ada dibuku dan membuka internet untuk mengetahui

kebenaran kesimpulan yang telah mereka buat. Saat guru meminta siswa untuk

mengumpulkan LKS semua kelompok telah selesai mengisi LKS nya.

g.Mengomunikasikan

107
Guru memilih satu kelompok saja untuk mempresentasikan hasil

eksperimennya. Guru membimbing siswa untuk membandingkan hasil eksperimen

yang didapatnya dalam kelompok dan hasil eksperimen kelompok lain. Kegiatan

pada tahap ini berlangsung sekitar 26 menit.

Setelah salah satu kelompok memaparkan hasil ekperimen, selanjutnya

kelompok lainnya diberikan waktu untuk mengajukan tanggapan dan pertanyaan

hanya 7 siswa yang menunjuk tangan. Siswa menanyakan kepada kelompok yang

persentasi “Bagaimana udara yang ada didalam botol bisa memenuhi balon?”. Guru

mempersilahkan kelompok yang presentasi menjawab “Udara memang telah ada di

dalam botol saat kita menutup botol dengan balon.” Teman kelompoknya yang lain

juga menambahkan “Karena botol dipanaskan maka udara yang ada dibawah botol

naik mengisi balon”. “Jawaban kelompok 2 sudah hampir tepat. Tetapi ibu akan

menambahkan lagi sedikit botol yang diberikan panas menyebabkan udara yang ada

didalam botol memuai. Hal ini dikarenakan ketika dipanaskan jarak anatar partikel

udara semakin besar karena panas yang diserap oleh partikel udara dijadikan energi

kinetik sehingga jarak antar partikel bertambah besar semakin banyak kalor yang

diberikan maka akan semakin besar jarak antar partikel udara tersebut. Sehingga

udara yang ada pada botol juga memenuhi ruangan pada balon yang membuat balon

mengembang”

Guru memberikan masukan dan penguatan materi terhadap hasil yang

didapatkan. Guru juga menjelaskan persamaan-persamaan yang ada pada materi

pemuaian zat gas dan radiasi. Guru memberikan satu contoh soal untuk setiap

persamaan yang ada di sub konsep ini. Guru diakhir pelajaran juga memberikan

contoh aplikasi radiasi. Baju yang dipakai siswa SMA (putih abu-abu), siswa SMP

108
(putih biru), siswa SD (putih merah) semuanya berwarna putih agar tidak panas saat

upacara. Tulisan yang kebanyakan ditulis dengan warna hitam dan kertas yang

berwarna putih karena jarak kefesien emisifitasnya sangat jauh yaitu 1 sehingga

mudah bagi mata untuk membacanya. Guru memberikan hadiah kepada kelompok

yang paling bagus dalam pengisian LKS maupun kekompakannya dalam

melakasanakan eksperimen. Kelompok tersebut juga dinobatkan sebagai The Best

Physics Kingdom.

3. Kegiatan Penutup (25 menit)

Pada tahap ini siswa dan guru mereview kembali hasil kegiatan

pembelajaran. Guru membagiakan soal tes dan angket siklus III. Guru meminta

maaf kepada siswa apabila selama pembelajaran terdapt banyak kesalahana dari

guru karena ini merupakan siklus terakhir. Guru meminta setiap siswa untuk

menuliskan mimpinya diatas meja belajarnya sehingga apabila mereka malas

belajar mereka melihat lagi mimpi-mimpinya maka akan semangat lagi belajar.

Kegiatan penutup ini berlangsung selama 25 menit.

Kegiatan atau aktivitas belajar siswa pada siklus III selama proses

pembelajaran berlangusng (135 menit) cukup bervariasi ada yang yaitu : (a) Sesuai

dengan yang ditugaskan guru (on-task) dan (b) ada juga yang tidak sesuai (off task).

Untuk lebih lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.40

Tabel 4.40 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus III

No On Task Off Task


1 Siswa duduk perkelompok Sekitar 2 siswa (7%) yang aktif pada awal
praktikum saja, selanjutnya mereka
bermain alat praktikum yaitu balon
2 Semua siswa serius mendengarkan Sekitar 4 siswa (13%) meminta izin
penjelasan guru melakukan sholat dzuhur saat pelajaran

109
berlangsung..
3 Semua siswa bekerja aktif dalam Sekitar 5 siswa (16%) (meminta izin
kelompoknya sebentar mengurusi kegiatan persiapan
lomba SMA 5
4 Semua siswa aktif bertukar informasi
untuk mengisi LKS.
5 Sekitar 15 siswa (50%) aktif bertanya
kepada guru apabila ada hal yang tidak
dimengerti dalam mengisi LKS

b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II diamati oleh dua orang

observer yaitu guru kelas X SMAN 5 Kota Bengkulu dan laboran fisika SMAN 5

Bengkulu dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. Posisi

observer dibelakang tempat duduk siswa dengan menghadap kerah papan tulis.

Observer duduk tidak saling berdekatan sehingga tidak dapat saling berdiskusi.

Observer juga bergerak mendekati setiap kelompok untuk melihat leih jelas

aktivitas yang dilakukan setiap siswa.

1. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data observasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

menerapkan model PBL pada siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.42. Skor rata-rata

observasi aktivitas guru pada siklus II adalah 34,5 dan masuk pada katagori baik.

Katagori baik termasuk dalam katagori yang tertinggi dari penskoran aktivitas guru

dalam penelitian ini. Tetapi apabila dilihat peritem ada 10 item yang masuk

katagori baik. Sementara 2 item masuk katagori cukup. Guru masih kurang mampu

mengarahkan siswa dalam merumuskan masalah dan mengaktifkan siswa dalam

kelompok.

Tabel 4.41 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III

110
Tahapan Model Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
PBL P1 P2
Menentukan 1. Memotivasi siswa menemukan masalah 3 3 Baik
masalah
Membangun 2. Mengarahkan siswa untuk memahami 3 3 Baik
struktur kerja masalah
3. Momotivasi siswa pentingnya rencana 3 3 Baik
tindak lanjut untuk memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mendorong siswa menemukan masalah 3 3 Baik
masalah utama
5. Membantu siswa merumusan masalah 2 3 Cukup
Mengumpulkan 6. Membimbing siswa melakukan percobaan 3 3 Baik
dan berbagi untuk memecahan masalah
informasi 7. Meminta siswa berbagi informasi dalam 3 3 Baik
kelompok
8. Membimbing setiap anggota kelompok 3 3 Baik
mengisi hasil percobaan pada LKS
Merumuskan 9. Memastikan setiap anggota kelompok 3 3 Baik
solusi aktif dalam perumusan kesimpulan
Menentukan 10. Meyakinkan siswa pentingnya peninjauan 2 2 Cukup
solusi terbaik ulang kesimpulan
Menyajikan 11. Mengatur kelompok untuk memaparan 3 3 Baik
solusi hasil kerja siswa
12. Melakukan penilaian terhadap pemaparan 3 3 Baik
hasil percobaan setiap siswa.
Jumlah Skor 34 35 Baik **

Rata-rata skor setiap item 2,83 2,92


Keterangan: *Kategori per item: 3=baik, 3>x 2=cukup, 2>x 1kurang
** Kategori rata-rata skor total dan P1P2 : Pengamat 1 dan 2
Konsistensi dua orang observer dalam memberikan skor terhadap aktivitas

guru ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer pada

siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.42

Tabel 4.42 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklus III

Nilai Standar Kesalahan Kategori*


Pengukuran 0,625
Kesepakatan (Kappa)
Memuaskan
0,333
Jumlah Item (good)
12
Pengamatan
Keterangan: *Kategori Kappa:x <0,4 = buruk (bad); 0,6≥x>0,4 = cukup; (fair);
0,75≥x>0,6 = memuaskan(good); x≥0,75=istimewa (excellent)

111
Tebel 4.42 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai

kappa (k=0,625) dengan standar kesalahan sebesar 0,333. Menurut katagri tingkat

reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa

(k=0,625) masuk kedalam kategori memuaskan (good). Kategori memuaskan

menunjukan 2 orang observer konsisten dalam memberikan skor pada 12 item

pengamatan terhadap aktivitas guru. Hal ini juga dapat ditunjukan dari presentase

konsistensi antar observer dalam memberikan skor terhadap 12 Item pengamatan

aktivitas guru pada siklus III seperti pada Tabel 4.43

Tabel 4.43 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus III

Observer_kedua

2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 1 1 2
% of Total 8,3 8,3 16,7
3* Frekuensi 0 10 10
% of Total 0,0 83,3 83,3
Total** Frekuensi 1 11 12
% of Total 8,3 91,7 100,0
*Skor aktivitas guru per item
** Jumlah Item Pengamatan

Berdasarkan Tabel 4.43 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 11

Item yang nilainya konstan. Sebanyak 10 Item (83,3%) yang sama-sama mendapat

skor 3, sebanyak 1 item (8,3%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai

tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan

observer kedua memberikan skor 3. Sebanyak 0 item observer pertama

memberikan skor 3 dan observer kedua memberikan skor 2.

2. Deskripsi data Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Data observasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang

menerapkan model PBL pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.44

112
Tabel 4.44 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

Tahapan Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
Model PBL P1 P2
Menentukan 1. Termotivasi dalam menemukan 3 3 Baik
masalah masalah
Membangun 2. Memahami masalah dan apa yang 3 3 Baik
struktur kerja ingin diketahui
3. Sadar pentingnya rencana untuk 3 3 Baik
memecahkan masalah
Menetapkan 4. Mampu menemukan masalah utama 3 3 Baik
masalah 5. Mampu menyusun merumusan 2 3 Cukup
masalah
Mengumpulka 6. Melakukan percobaan untuk 3 3 Baik
n dan berbagi memecahan masalah
informasi 7. Meminta siswa berbagi informasi 3 3 Baik
dalam kelompok
8. Membimbing setiap anggota kelompok 3 3 Baik
mengisi hasil percobaan pada LKS
Merumuskan 9. Memastikan setiap anggota kelompok 3 3 Cukup
solusi aktif dalam perumusan kesimpulan
Menentukan 10. Meyakinkan siswa pentingnya 2 2 Cukup
solusi terbaik peninjauan ulang kesimpulan
Menyajikan 11. Bersedia memaparan hasil kerja siswa 3 3 Baik
solusi 12. Menerima tanggapan pemaparan hasil 3 3 Baik
percobaan setiap siswa.
Jumlah Skor 34 35 Baik **

Rata-rata skor setiap item 2,83 2,92


Keterangan: *Kategori per item: 3=baik, 3>x 2=cukup, 2>x 1kurang
** Kategori rata-rata skor total
P1P2 : Pengamat 1 dan 2
Berdasarkan Tabel 4.44 skor rata-rata observasi aktivitas siswa pada siklus

III adalah 34,5 dan masuk pada kategori baik. Kategori baik termasuk dalam

katagori yang tertinggi dari penskoran aktivitas siswa dalam penelitian ini. Tetapi

apabila dilihat peritem ada 9 item yang masuk kategori baik. Sementara 3 item

masuk kategori cukup. Siswa masih kurang mampu dalam merumuskan masalah

yang akan mereka selesaikan melalui praktikum.

Konsistensi dua orang observer dalam memberikan skor terhadap aktivitas

siswa ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer

pada siklus III dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.45.

113
Tabel 4.45 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus III

Nilai Standar Kesalahan Kategori*


Pengukuran 0,833
Kesepakatan (Kappa)
Istimewa
0,157
Jumlah Item 12 (excellent)
Pengamatan
Keterangan: *Katagori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,6≥x>0,4 = cukup; (fair); 0,75≥x>0,6
= memuaskan(good);x ≥0,75=istimewa (excellent)

Tebel 4.46 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai

kappa (k=0,833) dengan standar kesalahan sebesar 0,157 Menurut kategori tingkat

reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa

(k=0,833) masuk kedalam kategori cukup. Katagori menunjukan 2 orang observer

cukup kekonsistennya dalam memberikan skor pada 12 item pengamatan terhadap

aktivitas siswa. Hal ini juga dapat ditunjukan dari presentase konsistensi antar

observer dalam memberikan skor terhadap 12 Item pengamatan aktivitas guru pada

siklus I seperti pada Tabel 4.46

Tabel 4.46 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus III

Observer_kedua

2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 1 1 2
% of Total 8,3 8,3 16,7
3* Frekuensi 0 10 10
% of Total 0,0 83,3 83,3
Total** Frekuensi 1 11 12
% of Total 8,3 91,7 100,0
*Skor aktivitas siswa per item
** Jumlah Item Pengamatan

114
Berdasarkan Tabel 4.46 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 10

Item yang nilainya konstan. Sebanyak 10 Item (83,3%) yang sama-sama mendapat

skor 3, sebanyak 1 item (8,3%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai

tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan

observer kedua memberikan skor 3. Sebanyak 0 item observer pertama memberikan

skor 3 dan observer kedua memberikan skor 2.

c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar domain konsep, tes

hasil belajar domain proses dan angket domain sikap merupakan tes formatif

(Assesment for Learning). Hasil belajar siswa akan dianalisis setiap aspeknya untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa untuk setiap aspek pada ketiga

domain taxonomy for science education. Karena siklus III merupakan siklus

terakhir maka tidak dilakukan perbaikan lagi pada setiap aspek kelemahan siswa.

1. Hasil Belajar Domain Konsep

Hasil belajar domain konsep dalam penelitian ini berupa tes soal essay yang

berjumlah 5 butir. Siswa mengerjakan tes siklus III dalam waktu 15 menit.

Untuk melihat ketersebaran data hasil tes domain konsep siklus III dapat dilihat

pada Tabel 4.48. Ada 5 siswa yaitu E9, E22, E23, E24 dan E26. Siswa yang

mendapatkan skor 0-5 pada aspek fakta ini dikarenakan 5 orang siswa tersebut izin

untuk membantu persiapan cendana fair sekitar 20 menit. Pada aspek fakta siswa

diminta untuk menjelaskan apa yang terjadi zat gas diberi kalor. Pertanyaan domain

konsep ini merupakan pertanyaan aplikasi dari konsep yang telah didapat siswa

115
melalui eksperimen pada siklus III untuk soal no.2 tidak ada siswa yang

mendapatkan skor dengan rentan 0-5.

Tabel 4.47 Ketersebaran Skor Hasil Tes Domain Konsep Radiasi Siklus III

Rata-rata
Aspek Skor Presentase
Interval persentase daya
domain No.Soal skor siswa
Maksimal daya serap
serap tiap aspek
konsep 30 siswa (%)
(%)
0-5 3
Fakta 1 84,0% 84,0%
6-10 7
0-5 0
6-10 1
2 82,8%
11-15 12
16-20 17
Konsep 89,6%
0-5 0
6-10 0
3 96,3%
11-15 0
16-20 30
0-5 0
6-10 2
4 93,3%
11-15 1
16-20 27
Hukum 0-5 0
92,1%
(Prinsip) 6-10 0
11-15 1
5 90,2%
16-20 0
21-25 1
26-30 28
Untuk no.4 semua siswa dapat menjawab dengan benar soal no.3.

Pertanyaan soal no.2 mengenai proses perpindahan kalor yang terjadi pada saat

menjemur pakaian. Untuk soal no.3 meminta siswa menjelaskan mengapa rumah-

rumah didaerah yang panas dicat menggunakan warna putih.

Untuk aspek hukum (prinsp) terdapat penurunan ada 2 siswa mendapat skor

dengan rentan 6-10 yaitu siswa E14 dan E21 dan ada 1 siswa mendapat skor dengan

rentan 11-15 yaitu E18 untuk soal no.4. sedangkan untuk soal no.5 terdapat 1 siswa

yang mendapatkan skor 11-15 yaitu siswa E29 dan ada 1 siswa yang mendapat skor

21-25 yaitu siswa E14. Pada soal no.4 merupakan soal aplikasi yang meminta siswa

menemukan energy per satuan waktu yang dipancarkan suatu benda. Untuk soal

116
no.5 merupakan soal analisis, siswa diminta membandingkan laju rambat kalor

secara radiasi.

Dari Tabel 4.47 dapat dilihat bahwa siswa masih kurang pada domain

konsep aspek fakta yang daya serapnya 84,0 %, sedangkan pada aspek konsep telah

mencapai 89,6% dan aspek hukum (prinsip) sudah mencapat 92,1 %.Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat rangkuman data hasil belajar domain konsep dapat dilihat

pada Tabel 4.48.

Tabel 4.48 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus III

Katagori Hasil Kesimpulan


Nilai Tertinggi 100 Tuntas Secara Klasikal
Nilai Terendah 78
Nilai Rata-Rata Siswa 90,23
Standar Deviasi 6,97
Daya Serap Klasik (%) 90,23
Ketuntasan Belajar (%) 100

Berdasarkan Tabel 4.48 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah

cukup jauh yaitu 100 dan 78 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 6,97. Hal

ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran kurang

merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus III

adalah 100% yaitu dari semua siswa memperoleh nilai 75. Data ini menunjukan

bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model PBL pada siklus III dapat

dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara klasikal akan

tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai 75.

2. Deskripsi Hasil Belajas Siswa Domain Proses

Hasil belajar siswa domain proses yang dimasud dalam penelitian ini adalah

gabungan dari nilai tes domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Siswa

117
mengerjakan soal tes dmain proses dalam waktu 7 menit dengan jumlah soal 7 butir

soal. Data hasil tes domain proses dapat dilihat pada Tabel 4.49

Tabel 4.49 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus III Pilihan Ganda dan Essai

Persen- Rata-rata
Jmlh Jmlh
Jawaban tase persentase
Aspek Skor Skor
No. Pilihan Jawaban Pilihan daya daya serap
Domain Soal Soal
Soal Ganda serap tiap domain
Sikap Pilgan Essay
(%) (%)
A B C D E
1. Soal berbentuk essay 30 100 98,35
Komunikasi
2. 0 0 29 0 0 C 29 0 96,7
3. Soal berbentuk essay 27 90,0
Prediksi 95,0
4. Soal berbentuk essay 30 100
Rumusan 100 100
Hipotesis
5. Soal berbentuk essay 30
Identivikasi 97,0 97,0
variabel
6. Soal berbentuk essay 29,1
Definisi 93,3 93,3
Oprasional
7. Soal berbentuk essay 28

Berdasarkan Tabel 4.49 sebagian besar siswa atau lebih dari 90% siswa

mampu menjawab dengan jawaban yang benar soal tes. Soal domain proses yang

pada sikus sebelumnya berupa pilihan ganda sudah diganti bentuk soal essay hanya

soal no.2 masih dalam bentuk pilihan ganda. Hal ini dikarenakan semua siswa dapat

menjawab dengan benar jawaban soal domain sikap pilihan ganda. Aspek yang

benar mendapat sekor paling sedikit ditunjukan pada no.3 yang merupakan soal

aspek prediksi, yaitu skor yaitu 27. Soal prediksi no. 3 ini menggunakan angka

yang besar sehingga siswa sulit untuk menghitungnya. Soal dapat dilihat pada

lampiran 41. Soal no.7 aspek definisi oprasinal yaitu skor siswa 28,1 sedangkan

soal no.2 aspek komunikasi skornya 29 dan soal yang lainnya semua siswa bias

menjawabnya dengan benar

Hasil belajar juga ditentukan oleh nilai LKS kelmpok sebesar 25%. Data

penilian kinerja kelompok pada siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.50

Tabel 4.50 Skor LKS Kelompok Siklus III

118
Kelompo Aspek Yang Diamati Skor Nilai
Rumusan Desain Menyimpul
k Hipotesis Komunikasi Total LKS
Masalah Investigasi kan
I 2 2 3 3 3 13 86,67
II 3 3 3 3 3 15 100,00
III 3 2 3 3 3 14 93,33
IV 2 3 3 3 3 14 93,33

Tabel 4.51 menunjukan nilai LKS setiap kelompok. Nilai LKS didapat

setelah mengolah skor total yang didapatdari setiap kelompok, keseluruhan

kelompok mendapat nilai yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan skor total

yang terendah adalah 13. Tetapi jika dilihat per aspek yang diukur, hanya aspek

rumusan masalah dan aspek hipotesis yang masih kurang sempurna.

Data hasil belajar siswa domain proses didapat dari nilai akhir siswa. Nilai

akhis siswa secara keseluruhan yaitu penggabungan antara nilia tes domain proses

belajar siklus III (75%) dan nilai LKS siklus III (30%). Hasil belajar siswa domain

proses siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.51

.Tabel 4.51 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus III

Katagori Hasil Kesimpulan


Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 87,62
Nilai Rata-Rata Siswa 95,96
Tuntas Secara Klasikal
Standar Deviasi 3,37
Daya Serap Klasik (%) 95,96
Ketuntasan Belajar (%) 100

Berdasarkan Tabel 4.48 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah

cukup jauh yaitu 100 dan 87,62 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 3,37.

Hal ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran sudah

merata merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus

III adalah 100% yaitu semua siswa (30 orang) yang memperoleh nilai 75.

119
Data ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model

PBL pada siklus I dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar

secara klasikal akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah

nilai 75.

3. Deskripsi Hasil Belajar Domain Sikap

Hasil belajar domain sikap didapat melalui angket domain sikap yang diisi

siswa setelah pembelajaran siklus I. Untuk mengetahui ketersebaran skor siswa

pada domain sikap ini dapat dilihat pada Tabel 4.49.

Tabel 4.52 Skor Siswa pada Domain Sikap Siklus III

Aspek yang dinilai


Skor Rata-Rata Frekuensi
Dimensi Subdimensi
0,0 - 2,0 0
Fisika itu penting
2,1 - 4,0 30
Pengembangan 0,0 - 2,0 0
sikap positif Fisika itu berguna
2,1 - 4,0 30
terhadap sains 0,0 - 2,0 2
Fisika itu mudah
\
dipahami 2,1 - 4,0 28
0,0 - 2,0 0
Fisika itu menarik
2,1 - 4,0 30
0,0 - 2,0 0
Optimis
Pengembangan 2,1 - 4,0 30
sikap positif 0,0 - 2,0 0
terhadap diri
Berfikir Positif
2,1 - 4,0 30
sendiri 0,0 - 2,0 0
Percaya Diri
2,1 - 4,0 30

Berdasarkan Tabel 4.49 pada aspek fisika itu mudah dipahami masih ada 2

siswa yang memiliki skor dengan rentang 0,0-2,0 yaitu siswa E4 dan E24. Siswa E4

dan E24 dalam pengamatan guru, siswa tersebut tidak mengikuti pelajaran dengan

baik dan sering izin keluar saat jam pelajaran berlangsung.

120
Angket domain sikap terdiri dari 23 Item. Hasil belajar domain sikap siswa

dapat dilihat pada Tabel 4.53

Tabel 4.53 Hasil Belajar Domain Sikap Siklus III

Aspek yang dinilai Skor Rata-


Kategori
Dimensi Subdimensi Rata
Pengembangan Fisika itu penting 3,48 Baik
sikap positif Fisika itu berguna 3,40 Baik
terhadap sains Fisika itu mudah dipahami 3,18 Baik
Fisika itu menarik 3,22 Baik
Pengembangan Optimis 3,27 Baik
sikap positif Berfikir Positif 3,30 Baik
terhadap diri Percaya Diri 3,27 Baik
sendiri
Keterangan:*Kategori: 4≥x>3=Baik, 3≥x>2=cukup, 2≥x>1=kurang

Pada Tabel 4.53 pada semua sub aspek domain sikap telah mencapai

kategori baik. Aspek yang memiliki skor yang paling tinggi adalah aspek fisika itu

penting sedangkan aspek yang mendapatkan skor paling rendah yaitu rasa percaya

diri siswa. Data hasil angket domain sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.54

Tabel 4.54 Hasil Angket Domain Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus III

Rata-Rata
No Katagori Banyaknya Siswa Kesimpulan
Skor Siswa
1. Sangat Rendah 0
2. Rendah 0 Sikap siswa pada
75,33
3. Sedang 18 katagori sedang
4. Tinggi 12
Keterangan: *Kategori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,6≥x>0,4 = cukup; (fair); 0,75≥x>0,6
= memuaskan(good);x ≥0,75=istimewa (excellent)

Dari Tabel 4.54 didapat bahwa 18 siswa (60%) sikap siswa terhadap sains

dan terhadap diri sendiri berada dalam kategori sedang. Sebanyak 12 siswa (40%)

berada dalam kategori tinggi. Tidak ada sikap siswa yang berada dalam kategori

rendah dan sangat rendah.

d. Refleksi

121
Pada proses pembelajaran yang menerapkan model PBL pada siklus III

merupakan yang terakhir dalam penelitian ini. Pelaksanaan siklus III merupakan

yang terakhir dalam penelitian ini. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III

merupakan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan yang terjadi pada

pembelajaran siklus I dan II. Tetapi pembelajaran pada siklus III ini juga masih

terdapat beberapa kekurangan.berikut beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus

III. Berikut beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus III: (1) Guru kurang

dalam memberikan bimbingan ketika siswa merumuskan masalah praktikum; (2)

Guru kurang mengarahkan siswa untuk tetap menjaga kerja sama sampai akhir

praktikum; dan (3) Siswa masih kurang aktif dalam melakukan pertanyaan saat

proses tanya jawab.

Walaupun ada beberapa aspek yang belum mencapai maksimum dalam

proses pembelajaran, tetapi proses dan hasil pembelajaran yang menerapkan model

PBL telah dilaksanakan dengan optimal pada siklus III dan hasil dari pembelajaran

pada siklus III sudah masuk dalam katagori tuntas.

C. Pembahasan

Pada proses pembelajaran dengan menerapkan model PBL hasil belajar

ditentukan berdasarkan Taxonomy For Science Edication yang terdiri dari: 1)

domain konsep; 2) domain proses dan 3) domain sikap. Hasil belajar domain

konsep merupakan nilai dari tes domain konsep. Hasil belajar domain proses

diperoleh dari gabungan nilai tes domain proses (75%) dan nilai dari pengerjaan

LKS (25%). Hasil belajar domain sikap diperoleh dari angket domain sikap.

Pengujian keabsahan data dari hasil belajar menurut Taxonomy For Science

Education dilakukan melalui metode triangulasi. Metode triangulasi dilakukan

122
dengan cara pengumpulan data ganda berupa data tes hasil belajar, data observasi

aktivitas guru siswa dan observasi langsung yang dilakukan guru selama proses

pembelajaran. Apabila tes hasil belajar dan data observasi yang didapat belum bisa

menjawab permasalahan pada penelitian ini maka dilakukan meminta penjelasan

kepada siswa dan observer mengenai informan yang telah diperoleh untuk

mengetahui kesamaan hasil belajar dan lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas siswa dengan melakukan suatu wawancara tambahan.

1. Hasil Belajar pada Domain Konsep

Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai siswa dari siklus I sampai siklus

III. Ketersebaran nilal siswa setiap siklusnya dapat dilihat pada Tabel 4.55.

Pertanyaan fakta untuk setiap siklus berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh

siswa melalui eksperimen yang telah mereka lakukan. Untuk aspek fakta soal no.1

siswa yang mendapatkan skor pada interval 0-5 pada siklus I ada 2 siswa yaitu

siswa E1 dan E24 dan 28 siswa lainnya mendapatkan skor pada interval 6-10.

Pertanyakan pada siklus I menganai fakta yang terjadi kerika zat padat diberi kalor.

Pada siklus II hanya 1 siswa yaitu E6 yang mendapatkan skor dengan rentan

pada interval 0-5 dan 29 siswa lainnya mendapatkan skor pada interval 6-10.

Meningkatnya siswa yang mendapatkan skor pada interval 6-10 dikarenakan pada

siklus II ini setiap kelompok mendapatkan 3 LKS sehingga semua siswa dapat

membaca LKS. Guru mengarahkan setiap siswa aktif dalam menentukan masalah

yang ada pada LKS sehingga siswa termotivasi dalam melakukan eksperimen. Hal

ini dibuktikan dengan lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa pada model PBL

aspek berbagi informasi telah mengalami peningkatan dari rata-rata skor kedua

pengamat 2 menjadi 3 yaitu dari katagori cukup menjadi katagori baik. Hal ini

123
mengakibatkan siswa dapat menjawab pertanyaan mengenai fakta pemuaian yang

terjadi pada zat cair yang telah mereka eksperimenkan.

Tabel 4.55 Data Hasil Tes Domain Konsep Siklus I, II dan III

Aspek Frekuensi Frekuensi Frekuensi


Interval
domain No.Soal Siswa Siswa Siswa
skor siswa
konsep Siklus I Siklus II Siklus III
Fakta 0-5 2 1 5
1
6-10 28 29 25
Konsep 0-5 1 0 0
6-10 15 9 1
2
11-15 11 9 12
16-20 2 12 17
0-5 0 0 0
6-10 13 3 0
3
11-15 12 16 0
16-20 5 11 30
0-5 0 0 0
6-10 1 0 2
4
11-15 0 0 1
16-20 29 30 27
Hukum 0-5 4 0 0
(Prinsip) 6-10 0 0 0
11-15 0 0 1
5
16-20 0 0 0
21-25 2 4 1
26-30 24 26 28

Pada siklus III ekperimen yang dilakukan siswa telah berjalan dengan baik

hanya aspek menemukan masalah utama dan peninjauan ulang solusi yang berada

pada katagori cukup. Setiap siswa aktif dalam bereksperimen dan guru mendorong

siswa untuk tetap aktif melakukan ekperimen sampai ekperiemnnya selesai. Ada 5

siswa yaitu E9, E22, E23, E24 dan E26 yang mendapatkan skor dengan interval 0-5

pada aspek fakta ini dikarenakan 5 orang siswa tersebut izin untuk membantu

persiapan cendana fair sekitar 20 menit sehingga tidak mengikuti pelaksanaan

eksperimen. Pada siklus III ini fakta yang ditanyaan adalah mengenai pemuaian

pada zat gas.

124
Pertanyaan domain konsep ini merupakan pertanyaan aplikasi dari konsep

yang telah didapat siswa melalui praktikum.Untuk domain konsep aspek konsep

soal no.2 pada siklus I terdapat 1 orang siswa yang mendapat skor dalam rentan 0-5

yaitu E27. Berdasarkan pengamatan guru E27 ini kurang aktif dalam pelaksanaan

pembelajaran. Pada siklus II dan siklus III tidak ada siswa yang mendapatkan skor

dengan rentan 0-5. Pada siklus III masih terdapat 1 siswa yang mendapat skor

dalam rentan 6-10 yaitu E22. Berdasarkan hasil observasi siswa E22 izin keluar

saat melaksanakan eksperimen dan kurang aktif dalam kerjasama kelompok

mengisi LKS.

Untuk domain konsep aspek konsep soal no.3 setiap siklusnya terjadi

kenaikan frekuensi siswa pada interval skor yang lebih tinggi. Pada siklus IIInya

semua siswa dapat menjawab dengan benar soal no.3 ini Rata-rata skor siswa

domain konsep aspek konsep ini mengalami peningkatan pada siklus II dan siklus

III. Hal ini dikarenakan peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru pada siklus

II dan III aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan telah berada

pada katagori baik yang di siklus I berada pada katagoti cukup . Keaktivan siswa

mengakibatkan siswa mampu mengkontruksi pengetahuannya dengan baik melalui

eksperimen tersebut sehingga pemahaman siswa mengenai konsep lebih baik dari

pada siklus I.

Untuk domain konsep aspek hukum (prinsip) soal no.4 terdapat kenaikan

skor belajar siswa pada siklus II. Semua siswa mendapat skor dengan rentan 16-20

pada siklus II ini. Pada siklu III terdapat penurunan ada 2 siswa mendapat skor

dengan rentan 6-10 yaitu siswa E14 dan E21 dan ada 1 siswa mendapat skor dengan

rentan 11-15 yaitu E18. Ketiga siswa tersebut dalam menjawab soal salah dalam

125
memasukan data ke dalam rumus dan perhitungan untuk mendapatkan hasil

jawaban. Hal ini dikarenakan rumus untuk mendapatkan kalor radiasi sudah lebih

rumit dari pada rumus kalor untuk konduksi dan radiasi.

Untuk domain konsep aspek hukum (prinsip) soal no.4 terdapat kenaikan

skor belajar baik pada siklus II dan siklus III. Tetapi pada siklus III terdapat 1 siswa

yang mendapatkan skor 11-15 yaitu siswa E29 dan ada 1 siswa yang mendapat skor

21-25 yaitu siswa E14. Kedua siswa ini belum selesai mengerjakan soal no.5 ini.

Aspek hukum (prinsip) ini mengalami peningkatan skor siswa dikarenakan siswa

termotivasi belajar melalui masalah. Sehingga keaktifan siswa dan guru mengalami

peningkat menjadi katagori baik pada siklus II dan III dari katagori cukup pada

siklus I.

Berdasarkan Tabel 4.55 ketersebaran nilai tes hasil belajar dan observasi

aktivtas guru dan siswa maupun berdasarkan observasi oleh guru langsung selama

proses pembelajaran diketahui bahwa pembelajaran model PBL ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa domain konsep. Sekitar 5% siswa yang berada

pada rentang nilai yang rendah karena mereka tidak mengikuti pelajaran dengan

baik.

126
96.16
100 91.08 89.58 92.08
85.33 84
90 82
77.17
80
70 64.17
Daya Serap (%)

60
50
40
30
20
10
0
Aspek Domain Konsep Setiap Siklus

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Domain Kognitif Siswa Aspek Fakta, Konsep dan
Hukum

Berdasarkan Gambar 4.1 Hasil belajar domain kognitif siswa setiap aspek

domain kognitif mengalami peningkatan. Tes hasil belajar domain konsep ini

dibuat guru menggunakan model Assesment for Learning, guru menganalisis

kelemahan siswa yang didapat melalui hasil tes tersebut dan memberikan

penjelasan ulang soal yang tidak bisa dijawab oleh siswa. Model Assesment for

Learning dapat membantu siswa lebih bagus dalam menjawab soal yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa.

Rata-rata skor siswa aspek fakta pada siklus I adalah 85,33 dan termasuk

dalam katagori tuntas secara klasikal. Pada siklus II tidak terjadi sedikit penurunan

skor rata-rata siswa aspek tersebut yaitu 82 dan termasuk dalam katagori tuntas. Hal

ini bisa saja dikarenakan fakta untuk sub materi pemuaian pada zat cair lebih jarang

ditemukan daripada pemuain pada zat padat. Pada siklus III rata-rata skor siswa sub

aspek fisika itu penting mengalami peningkatan menjadi 84 dan termasuk pada

127
katagori baik. Hal ini dikarenakan guru lebih detail memberikan penjelasan

mengenai fakta.

Pada aspek konsep fisika, rata-rata skor siswa mengalami peningkatan

setiap siklusnya meskipun peningkatannya tidak begitu besar. Pada siklus I rata-rata

skor konsep fisika yaitu 64,71 dan masuk pada katagori belum tuntas. Pada siklus II

rata-rata skor aspek konsep fisika mengalami peningkatan yaitu 77,17 dan masuk

pada katagori tuntas dan pada siklus III rata-rata skor aspek konsep fisika yaitu

89,58 dan masuk pada katagori tuntas. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin

bisa mengerjakan soal pada aspek konsep fisika melalui perbaikan-perbaikan yang

dilakukan guru pada penerapan pembelajaran dengan model PBL.

Pada aspek hukum (prinsip) fisika, rata-rata skor siswa mengalami

peningkatan setiap siklusnya meskipun peningkatannya tidak begitu besar. Pada

siklus I rata-rata skor hukum (prinsip) fisika yaitu 91,08 dan masuk pada katagori

belum tuntas. Pada siklus II rata-rata skor aspek konsep fisika mengalami

peningkatan yaitu 89,58 dan masuk pada katagori tuntas dan pada siklus III rata-

rata skor aspek humum (prinsip) fisika yaitu 92,08 dan masuk pada katagori tuntas.

Hasil belajar siswa aspek hukum (prinsip) pada siklus I mengalami sedikit

penurunan pada siklus II dan kembali meningkat pada siklus III. Hasil belajar aspek

hukum ini memiliki skor paling tinggi diantara domain lain. Hal ini dikarenakan

siswa memang sudah terbiasa menerima soal dalam bentuk hukum (prinsip) pada

pembelajaran siswa biasanya di kelas. Selanjutnya, untuk mengetahui hasil belajar

domain konsep siswa selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.56

128
Tabel 4.56 Rangkuman Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus I, II dan III

Hasil
Katagori
Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Tertinggi 96 98 100
Nilai Terendah 53 56 78
Nilai Rata-Rata Siswa 78,67 86,93 90,23
Standar Deviasi 12,08 8,71 6,97
Daya Serap Klasik (%) 78,67 86,93 90,23
Ketuntasan Belajar (%) 80 96,7 100
Kesimpulan Belum Tuntas Tuntas Secara Tuntas Secara
Secara Klasikal Klasikal Klasikal

Berdasarkan data pada Tabel 4.56 diketahui bahwa pada siklus I nilai

tertinggi yaitu 96 dan nilai terendah yaitu 53. Sehingga rentang niai siswa sangat

besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah dengan nilai rata-rata masih

cukup jauh. Standar deviasi pada siklus I ini memiliki nilai yang cukup besar yaitu

12,08. Standar deviasi ini menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil

belajar siswa diukur dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus I ini

keterbesaran nilai siswa cukup tinggi. Hal ini menunjukan bahwa dalam

mengerakan soal-soal domain konsep ini siswa masih dipengaruhi pengetahuan dan

kemampuan awal siswa yang berbeda-beda dan model pembelajaran belum terlalu

berpengaruh bagi siswa dalam meningkatkan nilai siswa.

Pada siklus II nilai tertinggi yaitu 98 dan nilai terendah yaitu 56. Sehingga

rentang niai siswa sangat besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah

dengan nilai rata-rata masih cukup jauh. Standar deviasi pada siklus II yaitu 8,71.

Nilai ini sudah lebih kecil dari standar deviasi pada siklus I. Standar deviasi ini

menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur dari nilai

rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus II ini keterbesaran nilai siswa sudah

menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian konsep

129
ini siswa yang awalnya memiliki pengetahahuan dan kemampuan beragam

mengalami peningkatan nilai disebabkan dan penuruanan ketersebaran nilai siswa

yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.

Pada siklus III nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 78. Sehingga

rentang niai siswa sudah tidak terlalu besar jika dibandingkan pada siklus I dan

siklus II. Standar deviasi pada siklus III yaitu 6,97. Nilai ini sudah lebih kecil dari

standar deviasi pada siklus I dan II yaitu 12,08 dan 8,71. Standar deviasi ini

menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur dari nilai

rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus III ini keterbesaran nilai siswa sudah

menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian konsep

ini siswa yang awalnya memiliki pengetahahuan dan kemampuan beragam

mengalami peningkatan nilai disebabkan dan penuruanan ketersebaran nilai siswa

yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.

Pada siklus I secara klasikall hasil belajar domain konsep siswa masih

belum tuntas. Karena ketuntasan belajar klasikal siswa atau jumlah siswa yang

mendapat nilai. 75 pada siklus I hanya 80% sedangkan kriteria ketuntasan belajar

klasik dikatakan tuntas pada penelitian ini adalah apabila jumlah siswa yang

mendapat nilai akhir 75 telah mencapai 85%.

Jarak nilai antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah pada siklus I jauh yaitu 96 dan 53 dengan standar deviasi

12,08. Kemudian siklus II jarak siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah masih jauh yaitu 98 dan 56 dengan standar deviasi

yang lebih kecil dari siklus I yaitu 8,71. Pada siklus III terjadi perbaikan rentan nilai

130
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah

yaitu 100 dan 78. Untuk ketuntasan belajar dan daya serap pada siklus II dan III

telah mengalami peningkatan dari siklus I. peningkatan ini akan lebih terlihat

seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.2


Ketuntasan (%) dan Daya Serap (%)

120
96.67 100
100 86.93 90.23
80 78.67
80
60
40
20
0
Ketuntasan dan Daya Serap Siswa Setiap Siklus

Gambar 4.2 Grafik Nilai Ketuntasan Belajar dan Daya Serap

Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat peningkatan terjadi pada nilai daya serap

siswa dan ketuntasan belajar siswadari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I

jumlah siswa yang mendapat nilai akhir 75 yaitu 24 orang siswa (80%). Data ini

menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik pada siklus I belum tuntas secara

klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 belum mencapai 85. Pada siklus

II terjadi peningkatan nilai daya serap siswa dan ketuntasan belajar siswa secara

klasikal. Jumlah siswa yang mendapay nilai 75 menjadi 29 orang siswa (96,67%).

Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II telah

131
dinyatakan tuntas secara klasikal karena siswa mendapat nilai 75 sudah mencapai

85. Pada siklus II ini juga sudah banyak siswa yang mendapat nilai akhir yang

tinggi yang ditunjukan dengan daya serap siswa secara klasikal telah mencapai

angka 86,93 %.

Peningkatan hasil belajar domain konsep ini selain disebabkan oleh

perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ini, ini juga

dikarenakan keseriusan dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran yang meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II siswa

lebih aktif dalam melaksanakan praktikum dan mengisi LKS. Hal ini dikarenak

semua siswa aktif melaksanakan praktikum. Semua siswa aktif dalam memberikan

masukan kepada teman kelompoknya sewaktu mengerjakan LKS dan membuat

kesimpulan dari hasil praktikum. Hal ini juga dikarenakan guru sebelum siswa

melakukan praktikum menjelaskan pentingnya kerja sama kelompok dan tujuan

pembelajaran dilaksanakan melalui praktikum serta manfaatnya bagi mereka.

sehingga siswa menjawab lebih baik daripada siklus I.

Pada siklus III nilai daya serap dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal

mengalami peningkatan dari siklus II. Jumlah siswa yang mendapat nilai akhir 75

yaitu 30 orang siswa (100%). Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik

pada siklus III tuntas secara klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 belum

mencapai 85 karena siswa mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Data ini

menunjukan kemampuan siswa menerima pelajaran sudah cukup merata dengan

ditunjukan oleh nilai daya serap siswa secara klasikal telah mencapai 90,23%.

132
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada siklus III ini selain disebabkan

oleh perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, ini juga

keseriusan dan kemampuan siswa yang meningkat dibandingkan pada siklus II.

Pada siklus III ini siswa lebih aktif dalam melaksanakan praktikum. Siswa juga

lebih serius melaksanakan praktikum karena sebelum melaksanakan praktikum

guru menjelaskan lagi lebih rinci tujuan pembelajaran dilaksanakan melalui

praktikum dan manfaatnya serta pentingnya kerja sama kelompok. Ketua kelompok

mengkoordinir anggotanya yang tidak aktif untuk dapat aktif dalam praktikum.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa setiap siklusnya terjadi

peningkatan hasil belajar siswa pada domain konsep. Peningkatan hasil belajar

siswa ini dikarenakan peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa berdasarkan

lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dan berdasarkan

hasil observasi guru secara langsung aktivitas siswa juga meningkat setiap

siklusnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan model PBL. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan model PBL berhasil meningkatkan hasil belajar

siswa domain konsep kelas X MIPA3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Putri (2013) yang menyatakan bahwa “Terdapat

pengaruh positif penerapan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar

(kognitif) fisika siswa”.

2. Hasil Belajar pada Domain Proses

Untuk hasil belajar domain proses siswa didapat dari gabungan nilai tes

domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Berdasarkan data yang telah diperoleh

dari nilai siswa domain proses dari siklus I sampai siklus III, maka hasil belajar

domain proses selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.57. Pada siklus I nilai

133
tertinggi yaitu 98 dan nilai terendah yaitu 73,6. Sehingga rentang niai siswa sangat

besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah dengan nilai rata-rata masih

cukup jauh. Standar deviasi pada siklus I ini memiliki nilai yang cukup besar yaitu

24,9. Standar deviasi ini menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil

belajar siswa diukur dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus I ini

keterbesaran nilai siswa cukup tinggi. Hal ini menunjukan bahwa dalam

mengerakan soal-soal domain proses ini siswa masih dipengaruhi pengetahuan dan

kemampuan awal siswa yang berbeda-beda dan model pembelajaran belum terlalu

berpengaruh bagi siswa dalam meningkatkan nilai siswa.

Tabel 4.57 Rangkuman Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus I, II, dan III
Hasil
Katagori
Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Tertinggi 98 98,33 100
Nilai Terendah 73,6 75,24 87,62
Nilai Rata-Rata Siswa 90,8 91,46 95,96
Standar Deviasi 24,9 6,99 3,37
Daya Serap Klasik (%) 90,8 91,5 96,0
Ketuntasan Belajar (%) 93,3% 100% 100%
Kesimpulan Tuntas Secara Tuntas Secara Tuntas Secara
Klasikal Klasikal Klasikal

Pada siklus II nilai tertinggi yaitu 98,33 dan nilai terendah yaitu 75,24.

Sehingga rentang niai siswa sangat besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai

terendah dengan nilai rata-rata masih cukup jauh. Standar deviasi pada siklus II

yaitu 6,99. Nilai ini sudah lebih kecil dari standar deviasi pada siklus I. Standar

deviasi ini menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur

dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus II ini keterbesaran nilai siswa

sudah menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian

proses ini siswa yang awalnya memiliki pengetahahuan dan kemampuan beragam

134
mengalami peningkatan nilai disebabkan dan penuruanan ketersebaran nilai siswa

yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.

Pada siklus III nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 87,62.

Sehingga rentang niai siswa sudah tidak terlalu besar jika dibandingkan pada siklus

I dan siklus II.. Standar deviasi pada siklus III yaitu 3,37. Nilai ini sudah lebih kecil

dari standar deviasi pada siklus I dan II yaitu 24,9 dan 6,99. Standar deviasi ini

menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur dari nilai

rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus III ini keterbesaran nilai siswa sudah

menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian konsep

ini siswa yang awalnya memiliki pengetahahuan dan kemampuan beragam

mengalami peningkatan nilai disebabkan dan penuruanan ketersebaran nilai siswa

yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.

Berdasarkan Tabel 4.58 kita juga dapat melihat terjadinya peningkatan hasil

belajar domain proses siswa. Aspek proses berfikir saintis telah dipelajari oleh

siswa pada pelajaran biologi. Siswa dikenalkan variabel bebas, variabel kontrol,

variabel bebas dan cara membuat hipotesis sehingga dari siklus I skor siswa sudah

tinggi.

Pada siklus I secara klasikall hasil belajar domain proses siswa masih sudah

tuntas. Karena ketuntasan belajar klasikal siswa atau jumlah siswa yang mendapat

nilai. 75 pada siklus I yaitu 93,3% karena kriteria ketuntasan belajar klasik

dikatakan tuntas pada penelitian ini adalah apabila jumlah siswa yang mendapat

nilai akhir 75 telah mencapai 85%.

135
Jarak nilai antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah pada siklus I tidak terlalu jauh yaitu 98 dan 73,6 dengan

standar deviasi 24,9. Kemudian siklus II jarak siswa yang berkemampuan tinggi

dengan siswa yang berkemampuan rendah juga tidak terlalu jauh yaitu 98,33 dan

75,24 dengan standar deviasi yang lebih kecil dari siklus I yaitu 6,99. Pada siklus

III terjadi perbaikan rentan nilai antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan

siswa yang berkemampuan rendah yaitu 100 dan 87,62. Untuk ketuntasan belajar

dan daya serap pada siklus II dan III telah mengalami peningkatan dari siklus I.

peningkatan ini akan lebih terlihat seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.4

102
100 100
Ketuntasan (%) dan Daya Serap (%)

100

98
95.96
96

94 93.3

92 91.46
90.8
90

88

86
Ketuntasan Belajar dan Daya Serap Siswa Setiap SIklus

Gambar 4.3 Grafik Nilai Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Domain Proses

Berdasarkan gambar 4.3 terlihat peningkatan terjadi pada nilai daya serap

siswa dan ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I

ketujuh soal tes domain proses terdiri dari soal pilihan ganda. Jumlah siswa yang

mendapat nilai akhir 75 pada siklus I yaitu 29 orang siswa (93,3%). Data ini

menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik pada siklus I sudah tuntas secara

136
klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Pada siklus II

ada 3 soal yang dijadikan soal essay yaitu untuk aspek prediksi, rumusan hipotesis

dan definisi oprasional karena semua siswa di kelas benar menjawab soal pada

aspek tersebut. Pada siklus II juga terjadi peningkatan nilai daya serap siswa dan

ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Jumlah siswa yang mendapay nilai 75

menjadi 100 orang siswa (96,67%). Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar

klasikal siswa pada siklus II telah dinyatakan tuntas secara klasikal karena siswa

mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Pada siklus II ini juga sudah banyak

siswa yang mendapat nilai akhir yang tinggi yang ditunjukan dengan daya serap

siswa secara klasikal telah mencapai angka 91,5 %

Peningkatan hasil belajar domain konsep ini selain disebabkan oleh

perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ini, ini juga

dikarenakan keseriusan dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran yang meningkat dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II siswa

lebih aktif dalam melaksanakan praktikum dan mengisi LKS. Hal ini dikarenak

semua siswa aktif melaksanakan praktikum. Semua siswa aktif dalam memberikan

masukan kepada teman kelompoknya sewaktu mengerjakan LKS dan membuat

kesimpulan dari hasil praktikum. Hal ini juga dikarenakan guru sebelum siswa

melakukan praktikum menjelaskan pentingnya kerja sama kelompok dan tujuan

pembelajaran dilaksanakan melalui praktikum serta manfaatnya bagi mereka.

sehingga siswa menjawab lebih baik daripada siklus I.

Pada siklus III semua soal tes domain proses berbentuk essay. Nilai daya

serap dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari

137
siklus II. Jumlah siswa yang mendapat nilai akhir 75 yaitu 30 orang siswa

(100%). Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik pada siklus III

tuntas secara klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 belum mencapai 85

karena siswa mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Data ini menunjukan

kemampuan siswa menerima pelajaran sudah cukup merata dengan ditunjukan oleh

nilai daya serap siswa secara klasikal telah mencapai 96%.

Peningkatan hasil belajar domain siswa pada siklus III ini selain disebabkan

oleh perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, ini juga

keseriusan dan kemampuan siswa yang meningkat dibandingkan pada siklus II.

Pada siklus III ini siswa lebih aktif dalam melaksanakan praktikum. Siswa juga

lebih serius melaksanakan praktikum karena sebelum melaksanakan praktikum

guru menjelaskan lagi lebih rinci tujuan pembelajaran dilaksanakan melalui

praktikum dan manfaatnya serta pentingnya kerja sama kelompok.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa setiap siklusnya terjadi

peningkatan hasil belajar siswa pada domain proses. Peningkatan hasil belajar

siswa ini dikarenakan peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa berdasarkan

lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dan berdasarkan

hasil observasi guru secara langsung aktivitas siswa juga meningkat setiap

siklusnya dalam melaksanakan pembelajaran dengan model PBL. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan model PBL berhasil meningkatkan hasil belajar

siswa domain prses kelas X MIPA 3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Hal ini

didukung oleh penelitian Novita dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan pada keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang

138
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

konvensional.

3. Hasil Belajar pada Domain Sikap

Untuk hasil belajar domain sikap siswa didapat dari jumlah penskoran

angket terhadap 2 aspek domain sikap. Untuk mengetahui ketersebaran skor siswa

pada domain sikap ini dapat dilihat pada Tabel 4.58

Tabel 4.58 Skor Siswa Pada Domain Sikap Siklus I, II dan III

Aspek yang dinilai Interval skor Frekuensi Frekuensi Frekuensi


Dimensi Subdimensi siswa Siklus I Siklus II Siklus III
0,0 - 2,0 2 1 0
Fisika itu penting
Pengembang 2,1 - 4,0 28 29 30
an sikap 0,0 - 2,0 1 3 0
positif Fisika itu berguna
2,1 - 4,0 29 27 30
terhadap 0,0 - 2,0 5 3 2
Fisika itu mudah
fisika
\
dipahami 2,1 - 4,0 25 27 28
0,0 - 2,0 3 1 0
Fisika itu menarik
2,1 - 4,0 27 29 30
0,0 - 2,0 0 0 0
Pengembang Optimis
2,1 - 4,0 30 30 30
an sikap
0,0 - 2,0 0 0 0
positif Berfikir Positif
terhadap diri 2,1 - 4,0 30 30 30
sendiri 0,0 - 2,0 0 0 0
Percaya Diri
2,1 - 4,0 30 30 30

Berdasarkan Tabel 4.58 pada domain sikap dimensi pengembangan sikap

positif terhadap fisika subdimensi fisika itu penting hanya 2 orang siswa pada

sikluk I yang mendapat skor dengan rentan 0-2 yaitu siswa E1 dan E14, pada siklus

II menjadi 1 orang siswa yaitu siswa E4 dan pada siklus III tidak ada siswa yang

mendapatkan skor pada rentan tersebut. Untuk siswa E14 skornya pada domain

139
konsep aspek hukum(prinsip) masih rendah, hal ini bisa menjadi salah satu faktor

siswa menganggap fisika itu tidak penting. Secara keseluruhan telah terjadi

peningkatan skor siswa ke rentang 2,1-4,0. Hal ini dikarenakan siswa telah

memahami bahwa fisika itu penting bagi kehidupannya melalui pemelajaran fisika

dengan model PBL. Berdasarkan masalah fisika dan eksperimen fiska yang

dilakukan, siswa dilibatkan dalam kondisik konkret dan nyata sehingga siswa lebih

memahami pentingnya mempelajari fisika dalam kehidupannya.

Pada domain sikap subdimensi fisika itu berguna, yang mendapatkan skor

rentang 0,0-2,0 ada 1 siswa yaitu E14, pada siklus II ada 3 siswa yaitu E4,E17 dan

E26 dan pada siklus III tidak ada siswa yang mendapat skor pada rentan itu. Siswa-

siswa yang masih mendapat skor pada rentan 0,0-2,0 ini kurang aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika siswa tidak membaca LKS, tidak tahu

mengenai masalah yang mau diselesaikan melalui ekperimen, maka siswa menjadi

kurang tertarik melaksanakan eksperimen itu. Melalui pembelajaran dengan model

PBL ini siswa mendapatkan pemahaman bahwa fisika itu berguna dan bermakna

bagi penyelsaian permasalahan sehari-hari. Hal ini sesia dengan penelitian (Yazdani

dalam Nur, 2011:33) Problem Based Learning membuat siswa terlibat dalam

pembelajaran yang bermakna.

Pada aspek fisika itu mudah dipahami pada siklus I ada 5 siswa yang berada

pada rentang nilai 0,0-2,0 yaitu siswa E1, E4, E21, E23 dan E24. Pada silklus II

terjadi penurunan siswa yang mendapat skor pada rentang nilai 0,00-2,00 yaitu

menjadi 3 siswa E1, E4 dan E24. Siswa E4 dan E24 dalam pengamatan guru, siswa

tersebut tidak mengikuti pelajaran dengan baik dan sering izin keluar saat jam

pelajaran berlangsung. Pada siklus III tidak ada siswa yang skornya masuk dalam

140
rentang 0,0-2,0. Hal ini menunjukan pembelajaran dengan model PBL dapat

mengembangkan sikap positif siswa bahwa siswa menganggap fisika itu termasuk

pelajaran yang mudah dipahami. Ketika siswa mampu menyelesaikan masalah yang

disajikan guru dalam bentuk LKS siswa akan mendapatkan presepsi bahwa mereka

memiliki kemampuan memahami pelajaran fisika. Selain itu pelajaran model PBL

dapat meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (Resnick dalam Nur,

2011:8) sehingga untuk menyelesaikan permasalahan fisika bukan merupakan hal

yang susah bagi siswa.

Untuk aspek fisika itu menarik, pada siklus I ada 3 siswa yaitu E4, E24 dan

E26 yang masih mendapatkan skor dalam rentang 0,0-2,00. Pada siklus II

mengalami penurunan hanya ada 1 siswa yang berada pada rentang 0,0-2,00 yaitu

siswa E24. Hal ini bisa jadi karena siswa siswa E24 tidak mengikuti pelajaran

dengan baik sering izin keluar sewaktu jam pelajaran berlangsung. Siswa tersebut

merupakan panitia pelaksanaan cendana fair. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor

siswa E24 ini kurang fokus dalam mengikuti pelajaran.

Pada dimensi pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri untuk semua

aspek (optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri) kesemua siswa memiliki skor

dalam rentang 2,1-4,0. Hal ini menunjukan bahwa siswa memiliki sikap percaya

diri terhadap dirinya sendiri dalam melaksanakan pembelajaran fisika ataupun

dalam mengerjakan persoalan fisika.

Jumlah skor tersebut telah memiliki kreteria yang telah ditentukan pada

penelitian ini. Kemudian dari jumlah skor seluruh siswa didapat skor rata-rata

domain sikap siswa secara klasik. Hasil belajar domain sikap siswa dapat dilihat

pada Tabel 4.59

141
Tabel 4.59 Hasil Belajar Domain Sikap Siswa Klasikal Siklus I, II dan III

Siklus Rata-Rata Skor SD Katagori

I 68,33 5,36 Sedang

II 72,77 7,68 Sedang

III 75,33 7,30 Sedang

Keterangan: *Kategori: 23≤x≤40=sangat rendah, 41≤x≤58=rendah, 59≤x≤76=sedang dan


77≤x≤94=tinggi

Berdasarkan Tabel 4.61 terlihat hasil belajar domain sikap siswa secara

klasikal mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan hasil

belajar domain sikap siswa dari siklus I ke siklus II tidak terlalu besar, begitu juga

peningkatan hasil belajar domain sikap siswa dari siklus II ke siklus III.

Peningkatan hasil belajar domain sikap akan lebih terlihat dari Gambar 4.4

76 75.33

74
72.77
Skor Hasil Belajar

72

70
68.33
68

66

64
Siklus I Siklus II Siklus III
Siklus Pembelajaran

Gambar 4.4 Rata-Rata Skor Hasil Belajar Siswa pada Siklus

Berdasarkan Gambar 4.4 rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I

adalah 68,33 dan termasuk dalam katagori sedang. Data ini menunjukan bahwa

sikap siswa pada domain sikap ini sudah bagus, tetapi belum mencapai hasil yang

maksimal. Kenaikan skor dari siklus I ke siklus II lebih banyak dari pada kenaikan

skor siklus II ke siklus III. Hal ini dikarenakan pada siklus I siswa belum

142
mengikiuti pembelajaran dengan maksimal karena siswa belum terbiasa dengan

pembelajaran model PBL. Sedangkan di siklus II dan III siswa sudah mulai terbiasa

dengan pembelajaran model PBL. Hasil belajar siswa setiap aspek dapat dilihat

pada Tabel 4.60

Tabel 4.60 Hasil Belajar Siswa Domain Sikap Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III

Aspek yang dinilai Skor Rata-Rata


Dimensi Subdimensi Siklus I Siklus II Siklus III
Pengembangan Fisika itu penting 3,32 3,32 3,48
sikap positif Fisika itu berguna 3,33 3,34 3,40
terhadap fisika Fisika itu mudah dipahami 2,75 2,95 3,18
Fisika itu menarik 2,88 3,10 3,22
Pengembangan Optimis 3,36 3,27 3,27
sikap positif Berfikir Positif 3,28 3,14 3,30
terhadap diri Percaya Diri 2,93 3,14 3,27
sendiri

Berdasarkan Tabel 4.60 rata-rata skor siswa sub aspek fisika itu penting

pada siklus I adalah 3,32 dan termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II tidak

terjadi peningkatan skor rata-rata siswa sub aspek tersebut masih sama pada siklus I

yaitu 3,32 dan termasuk dalam katagori baik.. Pada siklus III rata-rata skor siswa

sub aspek fisika itu penting mengalami penigkatan menjadi 3,48 dan termasuk pada

katagori baik.

Pada sub aspek fisika itu berguna, rata-rata skor siswa mengalami

peningkatan meskipun peningkatannya tidak begitu besar. Pada siklus I rata-rata

143
skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,33 dan masuk pada kategori baik. Pada

siklus II rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,34 dan masuk pada

katagori baik dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu

3,40 dan masuk pada katagori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin

menyadari bahwa fisika itu berguna bagi kehidupannya melalui penerapan

pembelajaran dengan model PBL.

Pada sub aspek fisika itu mudah dipahami, rata-rata skor siswa mengalami

peningkatan meskipun peningkatannya. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek fisika

itu berguna yaitu 2,75 dan masuk pada kategori cukup. Pada siklus I ini juga

pembelajaran dengan model PBL di kelas belum berjalan maksimal. Pada siklus II

rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 2,95 dan masuk pada kategori baik

dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,18 dan masuk

pada kategori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin menyadari bahwa

fisika itu berguna bagi kehidupannya melalui penerapan pembelajaran dengan

model PBL. Rata-rata skor siswa pada sub aspek ini merupakan skor yang paling

rendah dari pada sub aspek lainnya walaupun melalui pembelajaran dengan model

PBL sikap siswa telah meningkat. Untuk lebih jelasnya hasil Belajar Siswa Domain

Sikap Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III dapat dilihat pada Gambar 4.5

144
C atego ry 3

Siklus Pembelajaran

C atego ry 2

C atego ry 1

2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4


Skor Siswa Tiap Aspek Domain Sikap Positif terhadap Diri Sendiri

Category 4
Siklus Pembelajaran

Category 3

Category 2

Category 1

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4


Skor Siswa Tiap Aspek Domain Konsep Sikap Positif terhadap Fisika

(a) (b)

Gambar 4. 5 (a) Grafik Hasil Belajar Siswa Domain Sikap Posotif Terhadap Fisika
Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III, (b)Grafik Hasil Belajar Siswa Domain Sikap
Posotif Terhadap Dirinya Sendiri Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III

Pada sub aspek fisika itu menarik, rata-rata skor siswa mengalami

peningkatan meskipun peningkatannya. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek fisika

itu berguna yaitu 2,88 dan masuk pada kategori cukup. Pada siklus I ini juga

pembelajaran dengan model PBL di kelas belum berjalan maksimal. Pada siklus II

rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 2,10 dan masuk pada kategori baik

dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,22 dan masuk

pada kategori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin menyadari bahwa

fisika itu manarik untuk dipelajari melalui penerapan pembelajaran dengan model

PBL.

145
Pada sub aspek optimis, rata-rata skor siswa tidak mengalami peningkatan.

Sikap optimis siswa sudah berada pada skor yang tinggi dari pada sikap lainnya di

siklus I dengan skor rata-rata 3,88 dan masuk pada kategori baik. Pada siklus II

rata-rata skor sub aspek optimis menurun sedikit menjadi yaitu 3,27 dan masuk

pada kategori baik dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek optimis yaitu 3,27

dan masuk pada kategori baik.

Pada sub aspek berfikir positif rata-rata skor siswa sudah masuk pada

kategori baik. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,28

dan masuk pada kategori baik. Pada siklus II rata-rata skor sub aspek berfikir positif

yaitu 3,14 dan masuk pada kategori baik dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek

fisika itu berguna yaitu 3,20 dan masuk pada kategori baik. Skor rata-rata sub aspek

berfikir positif mengalami sedikit penurunan pada siklus II dan mengalami

peningkatan pada siklus III.

Pada sub aspek percaya diri, rata-rata skor siswa mengalami peningkatan

meskipun peningkatannya tidak begitu besar. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek

fisika itu berguna yaitu 2,93 dan masuk pada kategori cukup. Pada siklus II rata-

rata skor sub aspek percaya diri yaitu 3,14 dan masuk pada kategori baik dan pada

siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,27 dan masuk pada

kategori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin percaya diri melalui

penerapan pembelajaran dengan model PBL.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa setiap siklusnya terjadi

peningkatan hasil belajar siswa pada domain sikap. Peningkatan hasil belajar siswa

ini dikarenakan peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa berdasarkan lembar

observasi pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dan berdasarkan hasil

146
observasi guru secara langsung aktivitas siswa juga meningkat setiap siklusnya

dalam melaksanakan pembelajaran dengan model PBL. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan model PBL berhasil meningkatkan hasil belajar

siswa domain sikap kelas X MIPA3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Abidin (2013:162) bahwa model Problem Based

Learning mendorong siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

147
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulan bahwa:

1. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada domain

konsep klasikal di kelas X IPA3 SMA N 5 Kota Bengkulu. Data-data

penelitian menunjukan bahwa (a) pada siklus I daya serap klasikal siswa pada

domain konsep 78,67% dan ketuntasan belajar klasikalnya 80% (b) pada siklus II

terjadi peningkatan daya serap siswa menjadi 86,93% dan ketuntasan belajar

klasikal menjadi 96,67% (c) pada siklus III daya serap siswa meningkat lagi

menjadi 90,23% dan ketuntasan belajar klasikalnya juga meningkat menjadi 100%.

2. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada domain

proses klasikal di kelas X IPA 3 SMA N 5 Kota Bengkulu. Data-data

penelitian menunjukan bahwa (a) pada siklus I daya serap klasikal siswa

domain konsep 90,8% dan ketuntasan belajar klasikalnya 93,3% (b) pada siklus II

terjadi peningkatan daya serap siswa menjadi 91,48% dan ketuntasan belajar

klasikal menjadi 100% (c) pada siklus III daya serap siswa meningkat lagi menjadi

95,96 dan ketuntasan belajar klasikalnya juga meningkat menjadi 100%.

3. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

domain sikap belajar klasikal di kelas X IPA 3 SMA N 5 Kota Bengkulu.

Data-data penelitian menunjukah bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata

domain siswa tiap siklusnya yaitu 68,33 (kategori sedang) pada siklus I; 72,77

(katagori sedang) pada siklus II and 75,33 (kategori sedang) pada siklus III

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membuat instrumen penelitian yang

mengukur hasil belajar siswa menurut TFSE pada domain aplikasi, domain kreativitas

dan domain sifat alami sains.

148
2. Bagi guru atau tenaga pendidik disarankan untuk menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai alternative model

pembelajaran pada pelajaran fisika.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Desain Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.


Jakarta: Refika Aditama

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

149
Hosnan, M. 2013. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Jakarta: Ghalia

Jihad dan Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo

Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan Saintifik. Jakarta: Kemendikbud

Kemendikbud. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014 Mata


Pelajaran Fisika. Jakarta: Kemendikbud

Medriati, Rosane. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada
Konsep Cahaya Kelas VII6 Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Base Learning (PBL)Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Kota
Bengkulu. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 2013

Muslich, Masnur. 2012. Pelaksanaan PTK Itu Mudah (Classroom Action


Research). Jakarta: Bumi Aksara

Novita1, G.A. Dwi Lisa , Dw. Nym Sudana , Pt. Nanci Riastini. 2014. Pengaruh
Model Pembelajaran PBL Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas V SD di Gugus Iv Diponegoro Kecamatan Mendoyo. Jurnal: Jurnal
Mimbar Pgsd Universitas Pendidikan Ganesha Vol.1

Nur, Mohamad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:


UNESA

Putri. Mentari Darma. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis


Masalah (Problem Based Learning) terhadap Hasil Belajar Fisika dan
Sikap Ilmiah Siswa di SMPN 11 Kota Bengkulu. Skripsi Serjana, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNIB.

Stadler, Erica Macho.2012 Analysis Of An Experience Of Problem Based Learning


In A Physics Course Of Technical Telecommunications Engineering
Degree. New Prespective In Science Education.
http://conference.pixel-
online.net/science/common/download/Paper_pdf/46-STM08-FP-
MachoStadler-NPSE2012.pdf (3 Oktober 2014)

Slavin, R. (1995). Cooperaive Learning: Theory, research and practice (2nd ed.).
Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Widhiarso, Wahyu. 2010. SPSS untuk Psikologi. Yogyakarta. UGM

150
Yager, Robert E. Sandra K. Enger.2009. A Framework for Assessing Student
Understanding in Science. Amerika Serikat: Corwin. Dapat diakses pada
http://www.sagepub.com/upm-
data/31616_Chapter_1_A_Framework_for_Assessing_Student_Understan
ding_in_Science.pdf (4 Oktober 2014)

Yager, Robert E. 2012 Developing and Defining Both Science and Science.
Amerika Serikat:lowa

151
152
LAMPIRAN

153
Lampiran 1

NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS: MATA PELAJARAN :

Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!

1. Jelaskan apa yang terjadi apabila besi diberikan kalor?


Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2. Berikan 3 contoh benda yang tidak dapat mengalami pemuaian?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
3. Jelaskan pengertian konduksi serta syarat terjadinya konduksi?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
4. Proses perpindahan kalor apakah yang terjadi pada saat kalian menyetrika baju?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ............................
5. Jelaskan mengapa rompi atau shall membuat tubuh menjadi hangat bagi pemakainya!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................
6. Jelaskan mengapa air tidak mengalami proses perpindahan kalor secara konduksi?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
7. Suatu batang baja yang panjangnya 1 m dipanaskan sehingga suhunya meningkat dari 0 0C
menjadi 1000C sehingga bertambah panjang 1 milimeter. Tentukan pertambahan panjang
suatu batang baja yang panjangnya 60 cm. Tentukan pertambahan panjang suatu batang baja
yang panjangnya 60 cm, bila dipanaskan dari 00C sampai 1200C!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
8. Pada suatu percobaan diketahui panjang pipa alumanium dengan luas penampangnya 10 cm2
dan tebal 15 cm. perbedaan suhu kedua permukaan 40 K dan konduktivitas termal bahan
adalah 4,8W/mK. Tentukanlah laju perpindahan kalor pada pelat tersebut !
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
9. Btang besi homgen yang salah satu ujungnya dipanaskan memiliki luas penampang 17 cm 2,
Konduktivitas termal bahan 4.105 J/m.s. Jika panjang batang 1 meter dan perbedaan suhu
kedua ujung 300C, maka tentukan besarnya kalor yang merambat dalam 2 sekon?
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
10.Dua buah logam alumanium dan besi terbuat dari bahan yang berbeda. Perbandingan
koefesien konduktivitasnya adalah 4:3 dan perbandingan luas penampangnya adalah 2:3. Jika
154
kedua logam tersebut memiliki panjang dan beda suhu yang sama, perbandingan laju rambat
kalor pada adalah...
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
11. Jelaskan apa yang terjadi jika zat cair diberikan kalor?
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
12.Apa yang terjadi apabila mulut botol yang yang berisi air panas ditutup dengan balon?
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
13.Ditinjau dari pemuaian zat cair, kapan saat terbaik mengisi bensin untuk kendaraan bermotor?
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................... ...........................
14.Jelaskan pengertian konveksi serta syarat terjadinya konveksi?
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
15.Peristiwa perpindahan kalor apakah yang terjadi saat kalian meletakan batu es di air panas?
Jelaskan!
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................... ...........................
16.Jelaskan proses udara yang kita hirup dapat sampai ke paru-paru ditinjau dari perpindahan
kalor?
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
17.Sebuah bejana kaca (α =9.10-6/0C) diisi 150 cm3 raksa (penuh). Jika koefesien muai volume
raksa 1,8.10-4/0C, dan suhunya bertambah 400 hitunglah volume raksa yang tumpah!
Jawab:............................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................ ...........................
18.Pipa konveksi pada praktikum memiliki beda suhu antara kedua ujungnya sebesar 30°C.
Koefisien perpindahan kalor (h) = 30 W/(m 2. °C). Tentukan laju aliran udara pada pipa
konveksi jika luas permukaan (A) = 0,02 m2
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................. ..........................
19. Suhu kulit seserang tanpa pakaian adalah sekitar 280C, jika rang tersebut berada di ruang
bersuhu 200C dan luas tubuhnya dianggap 2 m2, maka hitunglah kalor yang dilepas orang
tersebut tiap menit secara konveksi jika h=7,1 W/m 2K
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
................................................................................................................. ..........................
20.Jika dua buah pipa konveksi X dan Y terbuat dari bahan yang sama. perbandingan luas
penampang keduanya adalah 5:4 dan perbandingan beda suhu kedua ujungnya 3:7.
Tentukanlah perbandingan laju rambat kalor konveksi pada pipa konveksi X dan Y!

155
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

21. Jelaskan apakah yang terjadi apabila zat gas diberikan kalor?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
22. Jelaskan pengertian radiasi serta syarat ternyadinya radiasi?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
23. Preses perpindahan kalor apakah yang terjadi saat kalian menjemur baju? Jelaskan!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
24. Mengapa rumah-rumah di daerah yang panas dicat dengan warna putih?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
25. Mengapa jaket sering kali berwarna dibuat dengan warna gelap?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
26. Jelaskan bagaimana proses perpindahan kalor dari matahari sampai ke permukaan bumi?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
27. Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga suhunya naik dari 0 0C menjadi 1200C. Jika
volume gas sekarang 6 m3 berapakah vlume gas mula-mula.
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
28. Sebuah benda memiliki permukaan hitam sempurna bersuhu 127°C. Luas permukaan 30cm2 
memancarkan energi ke lingkungan yang bersuhu 27°C. Tentukan energi per satuan waktu yang
dipancarkan benda tersebut!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
29. Tentukan energi yang dipancarkan benda bersuhu 27 0C tiap sekon tiap satuan luas
permukaan, untuk benda dengan emisivitas e=0,8 dan τ =5,7.108Wm-2K-1!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
30. Toni dan Ani memiliki sebuah botol minuman dengan warna yang berbeda perbandingan luas
kedua baju mereka adalah 3:2 dan perbandingan koefesien emisivitasnya adalah 1:2.
Tentukanlah perbandingan laju rambat kalor radiasi pada btol minum mereka!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

156
157
Lampiran 2
Reliabilitas Soal Tes Hasil Domain Konsep Uji Coba Tes Konsep

No. No. Soal Alfa Cronbach Keterangan

1 Soal 1 0,745 Reliable

2 Soal 2 0,748 Reliable

3 Soal 3 0,747 Reliable

4 Soal 4 0,746 Reliable

5 Soal 5 0,744 Reliable

6 Soal 6 0,742 Reliable

7 Soal 7 0,744 Reliable

8 Soal 8 0,741 Reliable

9 Soal 9 0,737 Reliable

10 Soal 10 0,738 Reliable

11 Soal 11 0,746 Reliable

12 Soal 12 0,749 Reliable

13 Soal 13 0,743 Reliable

14 Soal 14 0,751 Reliable

15 Soal 15 0,744 Reliable

16 Soal 16 0,753 Reliable

17 Soal 17 0,740 Reliable

18 Soal 18 0,743 Reliable

19 Soal 19 0,744 Reliable

20 Soal 20 0,733 Reliable

21 Soal 21 0,743 Reliable

22 Soal 22 0,751 Reliable

23 Soal 23 0,744 Reliable

24 Soal 24 0,749 Reliable

25 Soal 25 0,748 Reliable

158
26 Soal 26 0,746 Reliable

27 Soal 27 0,750 Reliable

28 Soal 28 0,740 Reliable

29 Soal 29 0,741 Reliable

30 Soal 30 0,733 Reliable

Lampiran 3
Validitas Soal Tes Hasil Domain Konsep Uji Coba Tes Konsep

No. No. Soal r hitung Keterangan

1 Soal 1 0,641 Valid

2 Soal 2 0,468 Valid

3 Soal 3 0,641 Valid

4 Soal 4 0,550 Valid

5 Soal 5 0,682 Valid

6 Soal 6 0,686 Valid

7 Soal 7 0,720 Valid

8 Soal 8 0,664 Valid

9 Soal 9 0,763 Valid

10 Soal 10 0,759 Valid

11 Soal 11 0,554 Valid

12 Soal 12 0,351 Tidak Valid

13 Soal 13 0,691 Valid

159
14 Soal 14 0,237 Tidak Valid

15 Soal 15 0,633 Valid

16 Soal 16 0,760 Tidak Valid

17 Soal 17 0,778 Valid

18 Soal 18 0,731 Valid

19 Soal 19 0,642 Valid

20 Soal 20 0,820 Valid

21 Soal 21 0,712 Valid

22 Soal 22 0,284 Tidak Valid

23 Soal 23 0,612 Valid

24 Soal 24 0,420 Valid

25 Soal 25 0,472 Valid

26 Soal 26 0,594 Valid

27 Soal 27 0,252 Tidak Valid

28 Soal 28 0,788 Valid

29 Soal 29 0,745 Tidak Valid

30 Soal 30 0,890 Valid

Lampiran 4

Daya Beda Soal Tes Domain Konsep

No. No. Soal Daya Beda Keterangan


1 Soal 1 0,25 Minimum
2 Soal 2 0,13 Jelek
3 Soal 3 0,14 Jelek
4 Soal 4 0,33 Cukup Baik
5 Soal 5 0,25 Minimum
6 Soal 6 0,26 Minimum
160
7 Soal 7 0,18 Jelek
8 Soal 8 0,32 Cukup Baik
9 Soal 9 0,39 Cukup Baik
10 Soal 10 0,29 Minimum
11 Soal 11 0,23 Minimum
12 Soal 13 0,32 Cukup Baik
13 Soal 15 0,24 Minimum
14 Soal 16 0,34 Cukup Baik
15 Soal 17 0,29 Minimum
16 Soal 19 0,40 Sangat Baik
17 Soal 20 0,41 Sangat Baik
18 Soal 21 0,20 Jelek
19 Soal 23 0,27 Minimum
20 Soal 24 0,12 Jelek
21 Soal 25 0,08 Jelek
22 Soal 26 0,07 Jelek
23 Soal 28 0,29 Minimum
24 Soal 29 0,34 Cukup Baik
25 Soal 30 0,41 Sangat Baik

Lampiran 5
Taraf Kesukaran Soal Tes Domain Konsep

No. No. Soal Taraf Kesukaran Keterangan


1 Soal 1 0,70 Sedang
2 Soal 4 0,71 Mudah
3 Soal 5 0,70 Sedang
4 Soal 6 0,60 Sedang
5 Soal 8 0,60 Sedang

161
6 Soal 9 0,35 Sedang
7 Soal 10 0,29 Sukar
8 Soal 11 0,71 Mudah
9 Soal 13 0,70 Sedang
10 Soal 15 0,69 Sedang
11 Soal 17 0,63 Sedang
12 Soal 18 0,70 Mudah
13 Soal 19 0,30 Sukar
14 Soal 20 0,29 Sukar
15 Soal 23 0,68 Sedang
16 Soal 28 0,63 Sedang
17 Soal 29 0,32 Sedang
18 Soal 30 0,29 Sukar

Lampiran 7

Reliabilitas Item Angket Sikap Hasil Uji Coba

No. Item Alfa Cronbach Keterangan

Item 1 0,732 Reliable

Item 2 0,734 Reliable

Item 3 0,732 Reliable

Item 4 0,742 Reliable

Item 5 0,731 Reliable

162
Item 6 0,732 Reliable

Item 7 0,735 Reliable

Item 8 0,729 Reliable

Item 9 0,726 Reliable

Item 10 0,741 Reliable

Item 11 0,733 Reliable

Item 12 0,736 Reliable

Item 13 0,732 Reliable

Item 14 0,735 Reliable

Item 15 0,735 Reliable

Item 16 0,741 Reliable

Item 17 0,732 Reliable

Item 18 0,735 Reliable

Item 19 0,733 Reliable

Item 20 0,729 Reliable

Item 21 0,732 Reliable

Item 22 0,734 Reliable

Item 23 0,728 Reliable

Item 24 0,726 Reliable

Item 25 0,726 Reliable

Item 26 0,731 Reliable

163
Lampiran 8

Validitas Item Angket Sikap Hasil Uji Coba

No. Item r hitung Keterangan

Item 1 0,596 Valid

Item 2 0,560 Valid

Item 3 0,597 Valid

Item 4 0,078 Tidak Valid

Item 5 0,549 Valid

Item 6 0,567 Valid

Item 7 0,443 Valid

Item 8 0,597 Valid

Item 9 0,720 Valid

Item 10 0,195 Tidak Valid

Item 11 0,573 Valid

Item 12 0,444 Valid

Item 13 0,538 Valid

Item 14 0,485 Valid

Item 15 0,450 Valid

Item 16 0,163 Tidak Valid

Item 17 0,480 Valid

Item 18 0,420 Valid

Item 19 0,657 Valid

Item 20 0,674 Valid

Item 21 0,534 Valid

Item 22 0,458 Valid

Item 23 0,670 Valid

Item 24 0,589 Valid

164
Item 25 0,691 Valid

Item 26 0,618 Valid

165
Lampiran 9
SILABUS MATA PELAJARAN:
FISIKA SIKLUS I, II DAN III

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas /Semester : X / 2
Kompetensi Inti*
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber


Waktu Belajar

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan Suhu, Kalor dan Mengamati Tugas 12 JP Buku
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya Perpindahan Kalor Melakukan studi pustaka untuk Memecahkan Fisika
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya mencari informasi mengenai masalah yang
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik pengaruh kalor terhadap sehari-sehari relevan
fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
perubahan suhu benda. berkaitan
Melakukan studi pustaka untuk dengan suhu Media
mencari informasi pengaruh dan yang
perubahan suhu benda terhadap perpindahan relevan
ukuran benda (pemuaian). kalor
Melakukan studi pustaka untuk
mencari informasi mengenai Observasi Alat-alat
perpindahan kalor secara konduksi, Ceklist lembar praktikum :

166
konveksi dan radiasi pengamatan Termomet
kegiatan er,
Menanya eksperimen kalorimete
Pengaruh kalor terhadap suhu r,
benda Portofolio pemanas
Pengaruh suhu terhadap ukuran Laporan tertulis
benda kelompok Lembar
Cara perpindahan kalor kerja
Tes siswa
Eksperimen/explore Tes tertulis
Melakukan percobaan untuk bentuk uraian
menyelidiki karakteristik termal dan/atau
beberapa bahan yang berbeda pilihan ganda

Asosiasi
Menganalisis pengaruh kalor pada
suhu, ukuran benda, dan wujudnya
dalam pemecahan masalah melalui
diskusi kelas.
Menganalisis prinsip pertukaran
kalor, asas Black, dan kalor jenis
zat dalam diskusi kelas.

Komunikasi

167
Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Satuan Pendidikan : SMAN 05 Kota Bengkulu

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Semester2

Topik : Suhu dan Kalor

Sub Topik : Konduksi

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif),
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa,
serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun
peradaban bangsa dan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
168
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida,
kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
Indikator: 3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat padat
3.8.2 Menjelaskan pengertian konduksi
3.8.2 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam
perpindahan kalor secara konduksi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal
suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
Indikator: 4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui daya hantar kalor secara
konduksi berbagai macam zat.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengaruh kalor pada
berbagai macam zat yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konduksi dengan bahasanya sendiri.
3. Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu mengaitkan pengaruh kalor terhadap
gerak partikel dalam perpindahan kalor melalui zat padat atau peristiwa konduksi
4. Setelah melakukan praktikum siswa dapat mengetahui daya hantar kalor secara
konduksi berbagai macam zat.

D.MATERI
Fakta
 Air yang mendidih

169
Konsep
 Konduksi
Prinsip
 Kelajuan hantar kalor secara konduksi
Prosedur
 Praktikum konduksi

E. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran :PBL
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Media : Powerpoint dan animasi / video pembelajaran.
2. Alat Eksperimen :

No.Katalog Nama Aat/Bahan Jumlah No.Katalog Nama Aat/Bahan Jumlah


3. Sum
FME 51.01 Dasar statif 4 FPA 12.04 Pipa tembaga 4
b er
FME 51.03 Batang statif pendek 4 KST 36 Boss head 8

FME 51.04 Batang statif panjang 8 KBS 26 Pembakar spritus 4

FPA 12.02 Pipa baja 4 KST 34 Klem universal 8

FPA 12.03 Pipa Alumanium 4 Lap basah -

KKW 71 Jam henti 4

belajar :
 Buku Siswa
 Buku Fisika SMA yang relevan dengan kurikulum 2013
 LKS
G. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

170
Sintak PBL Wakt
Rincian Kegiatan
u

Pendahuluan
1. Guru memberikan salam.
2. Siswa dan guru menciptakan suasana kelas yang religius. Siswa
ditunjuk untuk memimpin do’a.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas 15
sebagai wujud kepedulian lingkungan. menit
4. Siswa diberi motivasi dan apersepsi
Apakah kalian pernah membuat teh panas? Apabila kita membuat
teh panas, maka beberapa menit kemudian sendok yang kita
gunakan untuk mengaduk gula pada teh akan panas secara
keseluruhan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KegiatanInti
Mengamati
Menemukan
6. Pengorganisasian peserta didik lewat kegiatan kelompok yang Masalah
sudah dibentuk. 1 kelompok 5 orang per kelompok dinamai ilmuan
fisika
7. Guru membagikan LKS “Konduksi”
8. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari membaca LKS
“Konduksi” pada bagian Fisika dalam kehidupan kita
9. Guru membantu siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari Membangu 110
masalah dan ide apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah n struktur menit
menggunakan membaca LKS “Konduksi” pada bagian Ayo kita kerja
bantu!

Menanya
10. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS Menetapka
“Konduksi” pada bagian Fisika dalam kehidupan kita n masalah
11. Guru membimbing siswa menentukan dugaan sementara dari
rumusan masalah yang telah dibuat
Mencoba Mengumpul
kan dan
12. Guru membimbing siswa melakukan penelitian untuk berbagi
membuktikan hipotesis yang telah dibuat. informasi
13. Guru membimbing siswa menemukan hasil eksperimen.

Mengasosiasi
14. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan informasi yang Merumuska
telah didapat berdasarkan eksperimen n solusi
15. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi
dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian
LKS “Fisika dalam kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang
terbaik untuk memasak mie.

171
Sintak PBL Wakt
Rincian Kegiatan
u

16. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan ulang bahan yang Menentuka
baik bagi untuk menghantarkan kalor secara konduksi n solusi
terbaik

Mengomunikasikan
17. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
percobaan. Menyajikan
18. Guru membimbing siswa untuk membandingkan hasil percobaan solusi
yang didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan kelompok
lain.
19. Guru memberikan masukan dan penguatan materi terhadap hasil
yang didapatkan.
Penutup
20
20. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran menit
21. Guru menutup pembelajaran

H. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain
konsep, proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan proses, lembar observasi dan lembar
angket domain sikap terlampir

Bengkulu, Januari
Pelaksana

Asmida Herawati
NPM : A1E011027

172
Lampiran 11
SKERIO PEMBELAJARAN FISIKA
SIKLUS I
Mata pelajaran : Fisika
Materi pokok : Suhu dan Kalor
Sub pokok bahasan : -Pemuaian pada zat padat
-Konduksi
Kelas/Semester : X/II
Alokasi waktu : 3x45 menit (1xpertemuan)

I. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat padat
3.8.2 Menjelaskan pengertian konduksi
3.8.2 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam perpindahan kalor secara konduksi
173
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas
kalor
4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui daya hantar kalor secara konduksi berbagai macam zat.
Rincian Kegiatan Pembelajaran SIswa
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran

Pendahuluan Pendahuluan

1. Guru menyampaikan salam. 1. Siswa menjawab salam salam.


2. Siswa berdo’a.
2. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk memimpin 3. Siswa menjawab panggilan/absen dari guru dan
doa sebelum merapikan kelas yang belum rapi.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan 15
kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan. menit
4. Siswa diberi motivasi dan apersepsi 4. Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan
Apakah kalian pernah membuat teh panas? Apabila apresepsi
kita membuat teh panas, maka beberapa menit 5. Siswaemahami tujuan pembelajaran
kemudian sendok yang kita gunakan untuk mengaduk
gula pada teh akan panas secara keseluruhan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KegiatanInti KegiatanInti 110
menit
Mengamati Mengamati

Menemukan 6. Guru menjelaskan pengetahuan awal mengenai 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
Masalah pembelajaran. pengetahuan awal.
7. Pengorganisasian peserta didik lewat kegiatan
kelompok yang sudah dibentuk. 1 kelompok 8 orang 7. Siswa mengikuti instruksi guru dalam

174
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran

per kelompok dinamai ilmuan fisika pembentukan kelmpok dan menerima anggota
8. Guru membagikan LKS “Konduksi” kelompok.
9. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari 8. Setiap kelompok menerima dan membaca LKS
membaca LKS “Konduksi” pada bagian Fisika “Konduksi”
dalam kehidupan kita.
9. Siswa menemukan permasalahan dari membaca
LKS “Konduksi” pada bagian Fisika dalam
kehidupan kita.
Membangun 10. Guru keliling mengawasi kegiatan setiap 10. Siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari
struktur kerja kelompok. masalah dan ide apa yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah menggunakan membaca
11. Guru membantu siswa menemukan apa yang LKS “Konduksi” pada bagian Fisika dalam
ingin dikatehui dari masalah dan ide apa yang Kehidupan
digunakan untuk menyelesaikan masalah
menggunakan membaca LKS “Konduksi” pada
bagian Fisika dalam kehidupan kita
Menanya Menanya

11. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan 11. Siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS
masalah dari LKS “Konduksi” pada bagian Fisika “Konduksi” pada bagian Fisika dalam kehidupan
Menetapkan dalam kehidupan kita kita
masalah 12. Guru membimbing siswa menentukan dugaan
sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat 12. Siswa menentukan dugaan sementara dari
rumusan masalah yang telah dibuat
Mengumpulka Mencoba Mencoba
n dan berbagi
informasi 13. Guru membimbing siswa melakukan penelitian 13. Siswa melakukan penelitian untuk membuktikan
untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat. hipotesis yang telah dibuat.
14. Siswa menemukan hasil praktikum.
14. Guru membimbing siswa menemukan hasil
175
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran

praktikum.

Mengasosiasi Mengasosiasi

15. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan 15. Siswa melakukan pengolahan informasi yang
informasi yang telah didapat berdasarkan praktikum telah didapat berdasarkan praktikum
Merumuskan 16. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil
solusi praktikum konduksi dengan dapat menyelesaikan 16. Siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi
masalah yang didapat dari bagian LKS “Fisika dalam dengan dapat menyelesaikan masalah yang
kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang terbaik didapat dari bagian LKS “Fisika dalam
untuk memasak mie.
kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang terbaik
untuk memasak mie.

Menentukan 17. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan 17. Siswa mengetahui pentingnya peninjauan ulang
solusi terbaik ulang bahan yang baik bagi untuk menghantarkan bahan yang baik bagi untuk menghantarkan kalor
kalor secara konduksi secara konduksi

Sintak PBL Mengomunikasikan Mengomunikasikan

18. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok 18. Siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
mempresentasi hasil percobaan. percobaan.
19. Guru membimbing siswa untuk membandingkan 19. Siswa membandingkan hasil percobaan yang
hasil percobaan yang didapatnya dalam kelompok didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan
dan hasil percobaan kelompok lain. kelompok lain.
20. Guru memberikan masukan dan penguatan materi 20. Siswa menerima masukan dan penguatan materi
terhadap hasil yang didapatkan. terhadap hasil yang didapatkan.
Penutup Penutup 20

176
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran

21. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 21. Siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran
pembelajaran 22. Siswa mendapat tugas baca tentang materi
22. Guru memberikan penghargaan selanjutnya menit
23. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
24. Guru menutup pembelajaran
J. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep, proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar angket domain sikap terlampir

Bengkulu, Januari
Pelaksana

Asmida Herawati

177
Lampiran 12

Lembar Kerja Siswa (LKS)


Kurikulum 2013

Untuk SMA/MA Kelas X

Konduksi

Nama Kelompok:.

178
Kelompok ke..................................................
Nama Kelompok.........................................

Lembar Kerja Siswa PBL 1


“Perpindahan Kalor Konduksi”

Tujuan

I. Membandingkan daya hantar kalor secara konduksi berbagai zat

Fisika di kehidupan kita

Pastinya kalian semua pernah memasak mie instan. Terutama saat kalian ingin
makanan yang mudah memasaknya dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk
memasaknya. Biasanya, alat memasak seperti panci di dirumah kita tidak hanya satu.
Seringkali juga dibuat dari bahan yang berbeda-beda. Jika di rumah kalian terdapat panci
yang terdiri dari bahan logam yang berbeda, panci A terbuat dari alumanium, panci B
terbuat dari tembaga dan panci C terbuat dari besi. Bagaimana kita dapat mengetahui
diantara panci-panci tersebut yang paling baik untuk memasak dengan cepat dan hemat
energi?

Rumusan Masalah

Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................

Hipotesis

Hipotesis (dugaan sementara) untuk setiap permasalahan:

179
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................

 
Alat dan bahan

Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan menguji
hipotesis yang telah dibuat!

Nama Alat/Bahan Jumlah

Langkah Percobaan

Buatlah langkah percobaan untuk membandingkan lamanya waktu lilin meleleh


pada berbagai jenis bahan dengan meteskan llilin pada jarak-jarak tertentu pada
masing-masing bahan!

(Tuliskan langkah percobaan)

180
 
Pembahasan

Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan antara jenis bahan pipa dan jarak tetesan
lilin pada pipa serta waktu lilin meleleh

Tabel 1

Buatlah grafik yang menunjukan hubungan antara jenis bahan pipa dan jarak tetesan
lilin pada pipa serta waktu lilin meleleh

Waktu lilin
meleleh

Jenis bahan

Analisislah data yang telah didapat


..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Masalah untuk diskusi
1. Mengapa terdapat perbedaan waktu meleleh lilin yang diteteskan pada alumanium,
tembaga dan besi?
181
Jawab:
…………………………………………………………………………....................
....................................................................................................................................
.........................................................................................................................

2. Apa fungsi lilin pada percobaan ini?


Jawab:
…………………………………………………………………………....................
....................................................................................................................................
.........................................................................................................................
3. Dari percobaan diatas perpindahan enrgi kalor dari tempertaur............... ke
tempueratur.....................
4. Konduksi merupakan perpindahan kalor pada suatu zat yang tidak disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Apakah dalam percobaan yang kalian
lakukan perpindahan kalor yang terjadi merupakan perpindahan kalor secara
konduksi? berikan alasan kalian!
Jawab:
…………………………………………………………………………....................
....................................................................................................................................
.........................................................................................................................
5. Manakah panci yang paling digunakan untuk memasak mie? Jelaskan!
Jawab:
…………………………………………………………………………....................
....................................................................................................................................
.........................................................................................................................

Kesimpulan

…………………………………………………………………..................................................
......................................................................................................................................................
.................................................................................

182
Lampiran 13

Jawaban LKS PBL 1


“Perpindahan Kalor Kondeksi”

Rumusan Masalah

Temukanlah masalah fisika yang ada pada bagian “Ayo kita bantu”!
Bahan jenia apakah yang dapat menghantar kalor secara konduksi yang paling baik
diantara alumanium, tembaga dan besi?

Hipotesis

Adapun hipotesis dari rumusan masalah diatas yaitu:


Bahan yang dapat menghantar kalor secara konduksi yang paling baik adalah tembaga.
 
Alat dan bahan

Pilihlah alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan ini!
Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kita butuhkan!

Nama Aat/Bahan Jumlah

Dasar statif 3

Batang statif pendek 3

Batang statif panjang 3

Pipa baja 1

Pipa Alumanium 1

Stopwacht 1

Pipa tembaga 1

Boss head 1

Pembakar spritus 1

Klem universal 3

Lap basah 2

183
Langkah Percobaan

Langkah Percobaan :

1. Pasang pipa alumanium dan pipa tembaga pada masing-masing klem universal
dengan jarak ±25 cm.
2. Teteskan lilin pada jarak 5 cm dari ujung masing-masing pipa.
3. Nyalakan pembakar spritus. Setelah nyala api stabil (±20 detik) letakan tepat
dibawah ujung kedua batang pipa.
4. Catat waktu yang dibutuhkan sampai masing-masing tetesan lilin meleleh dan
hasilnya isikan pada tabel.
5. Setelah semua tetesan lilin meleleh, matikan api pembakar spritus.
6. Lap kedua batang pipa dengan kain basah sampai suhu kedua batang kembali seperti
semula. Dari kedua jenis logam diatas, logam mana yang memiliki daya hantar yang
lebih besar?
7. Ulangi langkah percobaan diatas dengan menggunakan batang pipa tembaga dan
pipa baja.
8. Dari percobaan kedua, bandingkan logam mana yang mempunyai daya hantar kalor
yang lebih besar?

 
Pembahasan

184
Buatlah telebih dahulu Tabel 1. hubungan antara jenis bahan dan jarak tetesan lilin
serta waktu lilin meleleh

Tabel 1
Waktu lilin meleleh
No. Nama Bahan
Jarak 5 cm Jarak 10 cm Jarak 15 cm

1. Tembaga 65 detik 182 detik 222 detik

2. Alumanium 140 detik 295 detik 373 detik

3. Baja 146 detik 340 detik >400 dtk

Waktu lilin meleleh

Jenis bahan

Tembaga Baja Alumanium

Dapat kita lihat pada tabel, pada pipa tembaga lilin melelah paling cepat. Pipa
alumanium dapat melelehkan lilin lebih cepat dari pipa baja dan lebih lambat dari pipa
tembaga. Hal ini menunjukan bahwa daya hantar kalor pada tembaga leih besar. Daya
hantar kalor dipengaruhi oleh perbedaan suhu, luas penampang dan keofesien konduktivitas
termal. Pada percobaan dilakukan dengan suhu dan luas penampang yang sama. Maka yang
mempengaruhi daya hantar kalor pada percobaan ini adalah koefesien konduktivitas termal.
Tembaga memiliki koefesien konduktivitas termal yang paling tinggi karena menghantarkan
kalor paling cepat, selanjutnya alumanium dan tembaga.

Masalah untuk diskusi


1. Mengapa terdapat perbedaan waktu meleleh lilin yang diteteskan pada pipa alumanium,
tembaga dan besi?
Jawab: Karena konduktivitas termal antara alumanium, tembaga dan besi berbeda
2. Apa fungsi lilin pada percobaan ini?
185
Jawab: Fungsi lilin pada percobaan adalah untuk mengetahui perpindahan kalor pada
alumanium, tembaga dan besi. Kalor tersebut dapat mengubah lilin menjadi mencair.
Cairnya lilin mengindikasikan sejumlah kalor telah sampai pada titik lilin berada dan
menyebabkan lilin mencair.
3. Dari percobaan diatas perpindahan enrgi kalor dari tempertaur tinggi ke tempueratur
rendah
4. Apakah dalam percobaan yang kalian lakukan perpindahan kalor yang terjadi merupakan
perpindahan kalor secara konduksi? berikan alasan kalian!
Jawab: Dalam percobaan yang kalian lakukan perpindahan kalor yang terjadi
merupakan perpindahan kalor secara konduksi, karena perpindahan kalor melaui zat
perantara yaitu alumanium, besai dan tembaga serta perpindahan kalir tidak disertai
perpindahan zat perantaranya.
5. Manakah panci yang paling digunakan untuk memasak mie? Jelaskan!
Jawab: Panci yang paling bagus digunakan adalah panci yang terbuat dari bahan
alumanium. Panci alumanium dapat mengahantarkan kalor lebih cepat dari panci yang
terbuat dari tembaga dan besi. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memasak mie
lebih cepat dan hemat energi.

Kesimpulan

Koefesien konduktivitas termal diurutkan dari yang paling besar ke yang paling kecil yaitu
alumanium, tembaga dan besi. Sehingga panci yang terbuat dari alumanium paling baik
digunakan untuk menghemat waktu memasak serta menghemat energi yang dibutuhkan untuk
memasak.

186
Lampiran 14

NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS : MATA PELAJARAN :

Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!

1. Jelaskan apa yang terjadi apabila besi diberikan kalor?


Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Jelaskan mengapa rompi atau shall membuat tubuh menjadi hangat bagi pemakainya!
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
3. Jelaskan mengapa air tidak mengalami proses perpindahan kalor secara konduksi?
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
4. Pada suatu percobaan diketahui panjang pipa alumanium dengan luas penampangnya
10 cm2 dan tebal 15 cm. perbedaan suhu kedua permukaan 40 K dan konduktivitas
termal bahan adalah 4,8W/mK. Tentukanlah laju perpindahan kalor pada pelat
tersebut !
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Dua buah logam alumanium dan besi terbuat dari bahan yang berbeda. Perbandingan
koefesien konduktivitasnya adalah 4:3 dan perbandingan luas penampangnya adalah
2:3. Jika kedua logam tersebut memiliki panjang dan beda suhu yang sama,
perbandingan laju rambat kalor pada adalah...
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

187
Lampiran 13
Kunci jawaban soal domain konsep “Konduksi”

Siklus 1

No Jawaban Skor
.

1. Apabila zat padat diberikan kalor maka zat padat tersebuat akan panas lalu 10
pemuaian. Zat padat tersebuat alan memuai kesegala arah. Partikel zat
padat memiliki ikatan yang kuat, apabila diberi kalor dari luar partikel zat
padat akan lebih cepat bervibrasi mengakibatkan jarak antar partikel
bertambah. Menghantarkan kalor

2 Rompi / shall terbuat dari bahan yang menyerap sinar matahari dan sinar 20
ultraviolet sehingga dapat menghangatkan tubuh. Selain itu, tubuh juga
berperan sebagai perangkap udara yang mampu menahan panas (kalor)
yang akan keluar secara konduksi dari tubuh

3 Air tidak mengalami perpindahan kalor secara konduksi karena ikatan antar 20
partikel zat cair lebih lemah dari pada ikatan pada zat padat, sehingga
apabila zat cair diberikan kalor maka akan menyebabkan ikatan antar
partikelnya putus sehingga perpindahan kalor diikuti dengan perpindahan
partikelnya.

4 Dik : A=10 cm²=0,001 m²   3


l=15 cm=0,15 mΔT =40 Kk =4,8 W /mK

Dit : H=?   2
Jwb: H=k . A . ΔT /l=4,8 .0,001 . 40 /0,15=1,28 W /s 15

5 Dik: k x : k y =4 :3 3
A x : A y =2: 3

Dit: H x : H y ? 2

Jwb: 25
H x k x Ax ∆ T / l
=
H y k y A y ∆ T /l
H x k x Ax 4 x 2 8
= = =
Hy k y Ay 3 x 3 9

188
Lampiran 16
SOAL DOMAIN PROSES

Pilihlah salah satu jawaban yang palling tepat. Waktu pengerjaan 90 menit.

1. Tabel di bawah ini menunjukan hubungan antara perpindahan kalor dan beda suhu pada ujung2
pipa alumanium

Beda suhu pada ujung2 pipa Perpindahan kalor (watt)


alumanium (0C)
40 80
50 100
60 120
80 160
Manakah grafik yang paling sesuai untuk data yang ada di atas ini

H(W) H(W) H (W) H (W) H(W)

a. b. c. d. e.

∆ T (0C) ∆ T (0C) ∆ T (0C) ∆ T (0C) ∆T


0
( C)

2. Berdasarkan konsep bahwa perpindahan kalor pada batang per satuan waktu ditentukan
∆T
dengan persamaan H=kA . Menurut anda grafik yang benar untuk melukiskan
l
hubungan antara perpindahan kalor (H) dan panjang batang (l) adalah...

H(W) H(W) H(W) H(W) H(W)

a. b. c. d. e.

l (m) l (m) l(m) l (m) l (m)

3. Dibawah ini merupakan tabel hubungan antara jarak lilin dari spritus terhadap waktu lilin
meleleh pada sebuah pipa logam
189
Jarak (cm) Waktu (sekon)
4 12
6 18
8 24
10 ........
12 ........

Berdasarkan tabel diatas, berapakah waktu yang dibutuhkan tetesan lilin untuk meleleh pada
jarak 10 cm dan 12 cm

a. 28 s dan 32 s
b. 28 s dan 36 s
c. 30 s dan 36 s
d. 30 s dan 42 s
e. 30 s dan 48 s

4. Berdasarkan hasil perocobaan dengan memberikan kalor yang sama banyak pada setiap
percobaan didapat data seperti yang ada di tabel dibawah ini

Apabila kita ganti dengan pipa yang memiliki luas penampang yaitu 70 cm 2, perkirakanlah
berapakah nilai perpindahan kalor tersebut...

a. 150 watt
b. 175 watt
c. 200 watt
d. 225 watt
e. 250 watt

5. Rumusan hipotesis yang sesuai untukmenjawab rumusan masalah “bagaimanakah pengaruh


besarnya keofesien konduktivitas termal terhadap perpindahan kalor setiap detik yang
dihasilkan?” adalah …
a. Jika nilai dari koefesien konduktivitas termal semakin besar maka perpindahan kalor setiap
detik akan semakin besar
b. Jika nilai dari koefesien konduktivitas termal semakin besar maka perpindahan kalor setiap
detik akan semakin kecil
190
c. Jika nilai dari keofesien konduktivitas termal dinaikan maka perpindahan kalor setiap detik
akan selalu tetap
d. Jika perpindahan kalor setiap detik semakin kecil maka keofesien konduktivitas termal
semakin kecil
e. Jika perpindahan kalor setiap detik semakin kecil maka keofesien konduktivitas termal
semakin besar.
6. Identifikasivariabel yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah “bagaimanakah pengaruh
koefesien konduktifitas termal terhadap banyaknya perpindahan kalor pada zat?” adalah …
a. Variabel bebas: Koefesien Konduktivitas panas
Variabel terikat: Perpindahan kalor
Variabel kontrol: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
b. Variabel bebas: Perpindahan kalor
Variabel terikat: Koefesien Konduktivitas panas
Variabel kontrol: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
c. Variabel bebas: Perpindahan kalor
Variabel terikat: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel kontrol: Koefesien Konduktivitas panas
d. Variabel bebas: Koefesien Konduktivitas panas
Variabel terikat: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel kontrol: Perpindahan kalor
e. Variabel bebas: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel terikat: Koefesien Konduktivitas panas
Variabel kontrol: Perpindahan kalor

7. Definisi operasional variabel bebas yang sesuai (soal 7) adalah…


a. Besarnya penampang logam diubah dengan mengganti batang logam mulai dari yang
memiliki diameter 0,25 cm, 0,4 cm dan 0,6 cm
b. Besarnya perbedaan suhu diubah dengan membesarkan api pada spritus
c. Besarnya perbedaan suhu diubah dengan menaikan suhu T1 dan T2
d. Koefesian Konduktivitas panas logam diubah dengan menggantikan logam alumanium,
tembaga dan besi secara bergantian.
e. Konduktivitas panas logam diubah dengan dengan mengganti batang logam mulai dari yang
memiliki diameter 0,25 cm, 0,4 cm dan 0,6 cm

191
Lampiran 17

JAWABAN SOAL KETERAMPILAN PROSES

SIKLUS I

1. A
2. C
3. C
4. B
5. A
6. A
7. D

192
Nama :....................................................
Lampiran 18
Kelas :....................................................
ANGKET SIKAP

Petunjuk Pengisian Angket


1. Bacalah baik – baik setiap pernyataan yang tersedia.
2. Pilihlah alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan kamu dengan memberi tanda check (√ ) pada
pilihan: (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju.
3. Setiap jawaban kamu adalah benar sehingga jangan terpengaruh jawaban teman kamu.
4. Jangan ragu – ragu dalam memilih jawaban karena tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran kamu
5. Isilah tiap – tiap nomor dengan satu jawaban dan jangan ada yang terlewatkan.

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Saya mengetahui bahwa fisika itu penting karena fisika dekat dengan
kehidupan sehari-hari
2. Pelajaran fisika penting untuk dipahami oleh setiap siswa
3. Fisika dapat dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari
4 Fisika itu terdiri dari rumus-rumus dapat dimengerti
5 Dengan menggunakan rumus-rumus fisika maka peristiwa fisika yang
ditemukan dalam kehidupan lebih mudah untuk dimengerti
6 Fisika memberikan pengetahuan yang membuat saya mengerti tentang
kejadian-kejadian yang ada di sekitar saya
7 Saya senang menyelesaikan soal-soal fisika
8 Saya dapat mengerjakan soal-soal fisika jika saya diberikan waktu yang cukup
untuk mengerjakannya.
9 Saya yakin dapat mengerjakan soal ujian fisika dengan benar, karena saya telah
belajar dengan sungguh-sungguh
10 Jika saya mendapatkan nilai yang rendah dalam ujian fisika, saya akan
berusaha untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi pada ujian berikutnya.
11 Walaupun saya mendapatkan nilai yang rendah pada mata pelajaran fisika saya
yakin bahwa saya masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan nilai yang
tinggi.
12 Saya mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan soal fisika
13 Saya tidak perlu takut pada soal-soal fisika.
14 Setiap orang termasuk saya bisa mendapatkan nilai 100 pada ujian fisika.
15 Pada saat ujian saya lebih percaya pada jawaban saya daripada jawaban teman
16 Saya lebih suka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dari pada
menyontek jawaban teman.
17 Saya berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
18 Saya berani mengemukakan pendapat saat diskusi kelas
19 Saya tidak malu mengajukan pendapat saya, walaupun berbeda dengan
pendapat guru
20 Saya dapat menyampaikan pendapat saya dengan jelas
21 Saya bersedia bila diberi tanggung jawab menjadi ketua kelompok saat
pratikum
22 Saya mengerjakan soal-soal fisika yang lebih menantang
23 Saya tidak malu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

193
Lampiran 19
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN KONSEP SILUS I

Nama Skor Soal Nilai Ketuntasan


No L/P
Siswa No.1 No.2 No.3 No.4 No.5
1 E1 P 5 10 15 20 30 80 Tuntas
2 E2 P 8 10 15 20 25 78 Tuntas
3 E3 P 8 15 18 20 30 91 Tuntas
4 E4 P 8 10 10 18 30 76 Tuntas
5 E5 L 8 10 8 20 25 71 Tidak Tuntas
6 E6 P 8 15 15 20 30 88 Tuntas
7 E7 L 10 18 18 20 30 96 Tuntas
8 E8 L 8 15 15 20 30 88 Tuntas
9 E9 L 10 15 15 20 30 90 Tuntas
10 E10 P 8 15 15 20 30 88 Tuntas
11 E11 P 9 10 15 20 30 84 Tuntas
12 E12 P 10 15 10 20 30 85 Tuntas
13 E13 P 10 15 10 20 30 85 Tuntas
14 E14 P 8 8 15 20 30 81 Tuntas
15 E15 L 10 18 15 20 30 93 Tuntas
16 E16 L 6 15 15 18 30 84 Tuntas
17 E17 L 7 10 10 18 30 75 Tuntas
18 E18 L 8 15 10 10 30 73 Tidak Tuntas
19 E19 P 8 10 10 20 30 78 Tuntas
20 E20 P 8 10 10 20 30 78 Tuntas
21 E21 P 7 10 10 20 28 75 Tuntas
22 E22 P 8 10 10 20 30 78 Tuntas
23 E23 P 6 10 15 20 30 81 Tuntas
24 E24 P 5 15 10 20 30 80 Tuntas
25 E25 P 10 15 15 20 0 60 Tidak Tuntas
26 E26 P 8 10 8 20 30 76 Tuntas
27 E27 P 8 5 20 20 0 53 Tidak Tuntas
28 E28 P 8 10 17 20 0 55 Tidak Tuntas
29 E29 P 8 10 10 20 0 48 Tidak Tuntas
30 E30 P 8 17 20 17 30 92 Tuntas
Jumlah Nilai Klasikal 2360 Tidak
194
Jumlah Nilai Maksimal 3000
Nilat Rata-Rata 78,67
Standar Deviasi 12,08
Tuntas
Daya Serap (%) 78,67
Ketuntasan Belajar 80%
Nilai Terendah 53
Lampiran 20
Nilai Tertinggi 96
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN PROSES SILUS I

Nilai Tes Nilai LKS Nilai


No Nama Siswa L/P Ketuntasan
(75%) (25%) Akhir
1 E1 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
2 E2 P 85,71 80,00 84,29 Tuntas
3 E3 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
4 E4 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
5 E5 L 100,00 80,00 95,00 Tuntas
6 E6 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
7 E7 L 100,00 93,33 98,33 Tuntas
8 E8 L 100,00 80,00 95,00 Tuntas
9 E9 L 71,43 80,00 73,57 Tidak Tuntas
10 E10 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
11 E11 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
12 E12 P 85,71 80,00 84,29 Tuntas
13 E13 P 85,71 80,00 84,29 Tuntas
14 E14 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
15 E15 L 100,00 80,00 95,00 Tuntas
16 E16 L 100,00 80,00 95,00 Tuntas
17 E17 L 85,71 80,00 84,29 Tuntas
18 E18 L 100,00 93,33 98,33 Tuntas
19 E19 P 85,71 80,00 84,29 Tuntas
20 E20 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
21 E21 P 85,71 80,00 84,29 Tuntas
22 E22 P 100,00 80,00 95,00 Tuntas
23 E23 P 85,71 80,00 84,29 Tuntas
24 E24 P 85,71 80,00 84,29 Tuntas
25 E25 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
26 E26 P 71,43 80,00 73,57 Tidak Tuntas
27 E27 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
28 E28 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas
29 E29 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas
30 E30 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
Jumlah Nilai Klasikal 2727 Tuntas
Jumlah Nilai Maksimal 3000
Nilat Rata-Rata 90,8
Standar Deviasi 24,9
195
Daya Serap (%) 90,8
Ketuntasan Belajar 93,3%
Lampiran 21 Nilai Terendah 73,6
Nilai Tertinggi 98
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN SIKAP SIKLUS 1

No Nama Siswa L/P Skor Katagori

1 E1 P 72 Sedang

2 E2 P 76 Sedang

3 E3 P 72 Sedang

4 E4 P 59 Sedang

5 E5 L 72 Sedang

6 E6 P 69 Sedang

7 E7 L 75 Sedang

8 E8 L 77 Tinggi

9 E9 L 68 Sedang

10 E10 P 77 Tinggi

11 E11 P 72 Sedang

12 E12 P 75 Sedang

13 E13 P 75 Sedang

14 E14 P 73 Sedang

15 E15 L 79 Tinggi

16 E16 L 75 Sedang

17 E17 L 63 Sedang

18 E18 L 63 Sedang

19 E19 P 73 Sedang

20 E20 P 71 Sedang

21 E21 P 63 Sedang

22 E22 P 67 Sedang

23 E23 P 65 Sedang

24 E24 P 63 Sedang

196
25 E25 P 65 Sedang

26 E26 P 78 Tinggi

27 E27 P 76 Sedang

28 E28 P 73 Sedang

29 E29 P 73 Sedang

30 E30 P 68 Sedang

Keterangan katagori

Skor Total : 23 – 40 = Sangant rendah

Skor Total : 41 – 58 = Rendah

Skor Total : 59 – 76 = Sedang

SkorLampiran 22= Tinggi


Total : 77– 94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SMAN 05 Kota Bengkulu

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Semester 2

Topik : Suhu dan Kalor

Sub Topik : Konveksi

Alokasi Waktu : 3x45 menit

B. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif),
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa,
serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun
peradaban bangsa dan dunia.

197
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida,
kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
Indikator: 3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat cair
3.8.2 Menjelaskan pengertian konveksi
3.8.2 Menghubungkan pengaruh kalor dengan gerak partikel dalam
perpindahan kalor secara konveksi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
Indikator: 4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui aliran kalor secara
konveksi

198
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengaruh kalor pada
berbagai macam cair yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konveksi dengan bahasanya sendiri.
3. Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu mengaitkan pengaruh kalor terhadap
gerak partikel dalam perpindahan kalor secara konveksi

E. MATERI
Fakta
 Angin darat
 Angin Laut
Konsep
 Konveksi
Prinsip
 Aliran kalor pada perpindahan konveksi
Prosedur
 Percobaan konveksi

F. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran : PBL
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen

G. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Media : Powerpoint dan animasi / video pembelajaran.
2. Alat Eksperimen :

Nama Aat/Bahan Jumlah


Spritus 4
Korek Api 4
Penyangga Kaki 3 4
Kassa 4
Gelas Kimia 4
Serbuk Kayu Secukupnya
Air Secukupnya
199
3. Sumber belajar :
 Buku Siswa
 Buku Fisika SMA yang relevan dengan kurikulum 2013
 LKS
H. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sintak PBL Wakt
Rincian Kegiatan
u
Pendahuluan
1. Siswa duduk perkelompok yang telah dibagikan oleh guru.
2. Siswa menyampaikan salam.
3. Siswa dan guru menciptakan suasana kelas yang religius. Siswa
ditunjuk untuk memimpin do’a.
15
4. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas
sebagai wujud kepedulian lingkungan. menit
5. Siswa diberi motivasi dan apersepsi
Siapa yang dirumahnya memiliki banyak ventilasi? Adakah yang
tahu apa fungsi dari ventilasi rumah?
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KegiatanInti
Mengamati
7. Guru memberikan motivasi dalam melaksanakan eksperimen dan Menemukan
kerjasama tim. Masalah
8. Guru membagikan LKS “Konveksi”
9. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari membaca LKS
“Konveksi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan kita
10.Guru membantu siswa menemukan veriabel bebas dan veribale Membangu 110
terikat masalah dan ide apa yang digunakan untuk menyelesaikan n struktur
menit
masalah menggunakan membaca LKS “Konveksi” pada bagian kerja
Fisika dalam Kehidupan Kita
Menanya
11. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS
“Konveksi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita Menetapka
12. Guru membimbing siswa menentukan dugaan sementara dari n masalah
rumusan masalah yang telah dibuat
Mencoba Mengumpul
13. Guru membimbing siswa melakukan penelitian untuk kan dan
membuktikan hipotesis yang telah dibuat. berbagi
14. Guru membimbing siswa menemukan hasil eksperimen. informasi

200
Sintak PBL Wakt
Rincian Kegiatan
u
Mengasosiasi
15. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan informasi yang
telah didapat berdasarkan eksperimen Merumuska
16. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi n solusi
dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian
LKS Fisika dalam Kehidupan yaitu mengetahui aliran kalor secara
konveksi.
17. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan peristiwa konveksi Menentuka
dan mempu menjawab permasalahan penyebab terjadinya angin n solusi
darat dan angin laut. terbaik
Mengomunikasikan
18. Guru mengkordinir siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
eksperimen.
19. Guru membimbing siswa untuk membandingkan hasil eksperimen Menyajikan
yang didapatnya dalam kelompok dan hasil eksperimen
solusi
kelompok lain.
20. Guru memberikan masukan dan penguatan materi terhadap hasil
yang didapatkan.
Penutup
21. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran 20
22. Guru memberikan penghargaan
menit
23. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
24. Guru menutup pembelajaran

K. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep,
proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar
angket domain sikap terlampir

Bengkulu, Januasri
Pelaksana

Asmida Herawati
NPM : A1E011027

201
Lampiran 23

SKENARIO PEMBELAJARAN FISIKA


SIKLUS II
Mata pelajaran : Fisika
Materi pokok : Suhu dan Kalor
Sub pokok bahasan : -Pemuaian pada zat cair
-Konveksi
Kelas/Semester : X/II
Alokasi waktu : 3x45 menit (1xpertemuan)

A. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat cair
3.8.2 Menjelaskan pengertian konveksi
3.8.2 Menghubungkan pengaruh kalor dengan gerak partikel dalam perpindahan kalor secara konveksi
202
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor
4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui aliran kalor secara konveksi
Rincian Kegiatan Pembelajaran SIswa
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan

1. Guru menyampaikan salam. 1. Siswa menjawab salam salam.


2. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan 2. Siswa menjawab panggilan/absen dari guru dan
kerapian kelas sebagai wujud kepedulian merapikan kelas yang belum rapi.
lingkungan. 15
3. Siswa diberi motivasi dan apersepsi menit
Siapa yang dirumahnya memiliki banyak ventilasi?
3. Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan
Adakah yang tahu apa fungsi dari ventilasi rumah?
apresepsi
Mengapa udara dapat keluar dan masuk melalui 4. Siswa memahami tujuan pembelajaran
ventilasi rumah kita?
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KegiatanInti KegiatanInti 110
menit
Mengamati Mengamati

Menemukan 5. Guru membagikan LKS “Konveksi” 5. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
Masalah 6. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari pengetahuan awal.
membaca LKS “Konveksi” pada bagian Fisika 6. Setiap kelompok menerima dan membaca LKS
dalam kehidupan kita. “Konveksi”
7. Siswa menemukan permasalahan dari membaca
LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam
kehidupan kita.
203
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran

Membangun 8. Guru keliling mengawasi kegiatan setiap kelompok. 8. Siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari
struktur kerja 9. Guru membantu siswa menemukan apa yang ingin masalah dan ide apa yang digunakan untuk
dikatehui dari masalah dan ide apa yang digunakan menyelesaikan masalah menggunakan membaca
untuk menyelesaikan masalah menggunakan LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam
membaca LKS “Konduksi” pada bagian Fisika Kehidupan Kita
dalam Kehidupan Kita
Menanya Menanya

10. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan 9. Siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS
masalah dari LKS “Konduksi” pada bagian Fisika “Konduksi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan
Menetapkan dalam Kehidupan Kita Kita
masalah 11. Guru membimbing siswa menentukan dugaan
10. Siswa menentukan dugaan sementara dari
sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat
rumusan masalah yang telah dibuat

Mengumpulka Mencoba Mencoba


n dan berbagi
informasi 12. Guru membimbing siswa melakukan penelitian 11. Siswa melakukan penelitian untuk membuktikan
untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat. hipotesis yang telah dibuat.
13. Guru membimbing siswa menemukan hasil 12. Siswa menemukan hasil eksperimen
eksperimen.
Mengasosiasi Mengasosiasi

14. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan 13. Siswa melakukan pengolahan informasi yang
informasi yang telah didapat berdasarkan telah didapat berdasarkan eksperimen
Merumuskan eksperimen 14. Siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi
solusi 15. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat
praktikum konduksi dengan dapat menyelesaikan dari LKS bagian Fisika dalam Kehidupan Kita
masalah yang didapat dari LKS bagian Fisika dalam yaitu proses terjadinya angin darat dan angin laut.
Kehidupan Kita yaitu proses terjadinya angin darat
204
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran

dan angin laut

Menentukan 16. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan 15. Siswa mengetahui pentingnya peninjauan ulang
solusi terbaik ulang bahan yang baik bagi untuk menghantarkan bahan yang baik bagi untuk menghantarkan kalor
kalor secara Konveksi secara Konveksi

Sintak PBL Mengomunikasikan Mengomunikasikan

17. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok 16.Siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
mempresentasi hasil percobaan. percobaan.
18. Guru membimbing siswa untuk membandingkan
hasil percobaan yang didapatnya dalam kelompok 17. Siswa membandingkan hasil percobaan yang
dan hasil percobaan kelompok lain. didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan
19. Guru memberikan masukan dan penguatan materi kelompok lain.
terhadap hasil yang didapatkan. 18. Siswa menerima masukan dan penguatan materi
terhadap hasil yang didapatkan.

Penutup Penutup

19. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 20. Siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran 20
pembelajaran 21. Siswa mendapat tugas baca tentang materi menit
20. Guru memberikan penghargaan selanjutnya
21. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
22. Guru menutup pembelajaran
L. Evaluasi
22. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep, proses dan sikap)
23. Teknik : tes tertulis
205
24. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar angket domain sikap terlampir

Bengkulu, Januari
Pelaksana

Asmida Herawati
NPM : A1E011027

206
Lampiran 24

Kurikulum 2013

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Untuk SMA/MA Kelas X

Konveksi

Nama Kelompok:.

Lembar Kerja Siswa PBL II


“Perpindahan
207 Kalor Konveksi”
Tujuan

Menyelidiki perpindahan kalor secara konveksi

Fisika di kehidupan kita

Pastinya kalian semua pernah mengunjungi objek wisata di Bengkulu yang bernama
Pantai Panjang. Pantai yang indah dengan pepohonan cemarah yang rindang dan sejuk. Apabila
kita duduk pinggir pantai, angin berhembus terus-menerus menambah indah suasana pantai yang
terasa sejuk dan asrih. Angin pantai terdiri dari angin darat dan angin laut.
Poses terjadinya angin laut

Proses terjadinya angin darat

Amati gambar yang menunjukan proses terjadinya angin laut dan angin darat kemudian jawablah
pertanyaan berikut!
 Angin darat terjadi pada............................ hari
 Angin laut terjadi pada ............................ hari
 Pada proses terjadinya angin laut angin bergerak dari ............. menuju ..............

208
 Pada proses terjadinya angin darat bergerak dari ............... menuju ...................

Rumusan Masalah

Temukanlah permasalahan praktikum yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan kita”!
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................

Hipotesis
Hipotesis untuk setiap permasalahan:
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................
 
Alat dan bahan

Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan menguji
hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian butuhkan!

Nama Aat/Bahan Jumlah

Langkah Percobaan

I. Langkah Percobaan :

(Gambarkan alat atau rangkaian percobaan!)

209
Gambar 1

Berdasarkan Gambar 1 buatlah langkah percobaan untuk menentukan arah konveksi dari zat
pada suhu yang berbeda.

(Tuliskan langkah percobaan)

 
Pembahasan

Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan pergerakan serbuk gergaji dan suhu yang terjadi
pada percobaan tersebuit.

Tabel 1

1. Bagaimana perbedaan pergerakan serbuk gergaji pada air yang mendidih? Gambarkan
dengan anak panah!

2. Mengapa terjadi pergerakan serbuk gergaji?


Jawab:…………………………………………………………………
210
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
3. Pada percobaan, serbuk gergaji bergerak sari air yang mempunyai suhu ................
menuju suhu..............
4. Apakah terjadi pergerakan angin pada proses angin darat dan angin laut disebabkan oleh
adanya perbedaan suhu antara darat dan laut? Jika iy, pada malam hari dan siang hari
mana yang lebih panas antara darat dan laut?
Jawab:…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
5. Konveksi merupakan perpindahan kalor pada suatu zat dan disertai dengan perpindahan
partikel-partikel tersebut. Apakah pada percobaan yang kalian lakukan perpindahan kalor
yang terjadi adalah perpindahan kalor konveksi? Berikan alasan kalian!
Jawab:…………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………

Analisislah data yang telah didapat


.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................

Kesimpulan

…………………………………………………………………................................................................
....................................................................................................................................................................
.....................................................

211
Lampiran 25

Jawaban LKS PBL II


“Perpindahan Kalor Konveksi”

Fisika di kehidupan kita

 Angin darat terjadi pada malam hari


 Angin laut terjadi pada siang hari
 Pada proses terjadinya angin laut angin bergerak dari laut menuju darat
 Pada proses terjadinya angin darat bergerak dari darat menuju laut

Rumusan Masalah

Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
1. Mengapa terjadi angin darat dan angin laut?
2. Apakah terjadinya angin darat dan angin laut termasuk jenis perpindahan kalor?
Termasuk perpindahan kalor jenis apakah hal tersebut?

Hipotesis

Hipotesis untuk setiap permasalahan:


1. Terjadinya angin darat dan angin laut karena adanya perbedaan suhu.
2. Angin darat dan angin laut termasuk perpindahan kalor konveksi.
 
Alat dan bahan

Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan menguji
hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian butuhkan!

Nama Aat/Bahan Jumlah


Spritus 1
Korek Api 1
Penyangga Kaki 3 1
Kassa 1
Gelas Kimia 1
Serbuk Kayu Secukupnya
Air Secukupnya

212
Langkah Percobaan

1. Langkah Percobaan :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Letakan kassa diatas kaki tiga
3. Letakan gelas kimia yang berisi air diatas kassa
4. Hidupkan spritus lalu letakan spritus dibawah kassa
5. Campurkan serbuk kayu pada air
6. Tunggu hingga air panas dan amati gerakan serbuk kayu tersebut

 
Pembahasan

Buatlah Tabel yang menunjukan pergerakan asap dan suhu yang terjadi pada
percobaan tersebuit.
Tabel 1

No Keadaan air Gerakan Serbuk Kayu


1 Sebelum air panas Tidak terjadi gerakan pada
serbuk kayu
2 Setelah air panas dan mendidih Serbuk kayu bergerak
keatas lalu turun lagi
kebawah

1. Bagaimana perbedaan arah asap dari obat nyamuk pada percobaan pertama dan
kedua? Gambarkan dengan anak panah!

213
2. Mengapa terjadi pergerakan pada serbuk gergaji?
Jawab:
Serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa jenis air. Suhu
air yang dibagian bawah lebih cepat panas dari pada suhu air yang dibagian atas
sehingga massa jenis air bagian bawah lebih kecil daripada massa jenis air yang ada
dibagian atas sehingga air yang panas naik ke atas diikuti oleh serbuk gergaji.
3. Pada salah satu percobaan, asap dari obat nyamuk bergerak dari cerobong yang
mempunyai suhu rendah menuju suhu tinggi
4. Apakah fungsi spritus pada percobaan?
Jawab: Fungsi spritus untuk memanaskan air sehingga terjadi perbedaan massa jenis
antara air pada bagian atas dan pada bagian bawah gelas kimia. Air bagian bawah
memiliki massa jenis yang lebih rendah sehingga mengalir ketas dan air pada bagian
ats memiliki massa jenis yang lebih besar sehingga turun kebawah terjadilah
peristiwa konveksi.
5. Apakah terjadi pergerakan angin pada proses angin darat dan angin laut disebabkan
oleh adanya perbedaan suhu antara darat dan laut? Jika iya, pada malam hari dan
siang hari mana yang lebih panas antara darat dan laut?
Jawab:
Iya, pergerakan angin pada proses angin darat dan angin laut disebabkan oleh
adanya perbedaan suhu antara darat dan laut. Pada malam hari darat lebih dingin
dari pada laut karena sifat darat yang cepat menerima panas dan cepat menerima
dingin. Pada siang hari, laut lebih dingin daripada darat karena laut yang sifatnya
lambat menerima dan melepaskan panas.
6. Konveksi merupakan perpindahan kalor pada suatu zat dan disertai dengan
perpindahan partikel-partikel tersebut. Apakah pada percobaan yang kalian lakukan
perpindahan kalor yang terjadi adalah perpindahan kalor konveksi? Berikan alasan
kalian!
Jawab: Iya, pada percobaan yang dilakukan merupakan perpindahan kalor secara
konveksi. Hal ini dikarenakan asap obat nyamuk mengalami perpindahan kalor dan
disertai perpindahan partikel-partikelnya ke dalam pipa konveksi pada percobaan
kedua.

214
Analisislah data yang telah didapat
Berdasarkan hasil percobaan, aur pada gelas kimia dipanaskan. Air pada bagian
bawah pipa spritus lebih panas daripada bagian atasnya sehingga massa jenis air pada
bagian bawah lebih kecil. Partikel yang memiliki massa jenis yang lebih kecil lebih ringan
terangkat ke atas dan air yang memiliki massa jenis yang besar menuju kebawah gelas
kimia. Sehingga terjadinya aliran panas yang disertai perpindahan partikel-partikelnya
(konveksi). Angin darat dan angin laut juga merupakan aliran konveksi panas dari daerah
yang memiliki massa jenis yang tinggi menuju ke massa jenis yang lebih rendah.

Kesimpulan

1. Terjadinya angin darat dan angin laut karena adanya perbedaan suhu.
2. Angin darat dan angin laut termasuk perpindahan kalor konveksi.

215
Lampiran 26

NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS : MATA PELAJARAN :

Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!

1. Jelaskan apa yang terjadi jika zat cair diberikan kalor?


Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Ditinjau dari pemuaian zat cair, kapan saat terbaik mengisi bensin untuk kendaraan
bermotor?
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Peristiwa perpindahan kalor apakah yang terjadi saat kalian meletakan batu es di air
panas? Jelaskan!
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

4. Pipa konveksi pada praktikum memiliki beda suhu antara kedua ujungnya sebesar
30°C. Koefisien perpindahan kalor (h) = 30 W/(m2. °C). Tentukan laju aliran udara
pada pipa konveksi jika luas permukaan (A) = 0,02 m2
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Jika dua buah pipa konveksi X dan Y terbuat dari bahan yang sama. perbandingan
luas penampang keduanya adalah 5:4 dan perbandingan beda suhu kedua ujungnya
3:7. Tentukanlah perbandingan laju rambat kalor konveksi pada pipa konveksi X dan
Y!
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

216
Lampiran 27

Kunci jawaban soal domain konsep “Konveksi”

Siklus II

No Jawaban Skor
.

1. Jika zat cair menerima kalor sampai suhunya meningkat maka kecepatan 10
partikel zat akan semakin besar sehingga melemahkan ikatan antar partikel
akibatnya jarak antar partikel merenggang dan terjadi perpindahan kalor
secara konveksi dan

2. Saat terbaik untuk membeli minyak/bensin motor atau mobil adalah saat 20
malam hari. Suhu yang rendah di malam hari mengakibatkan jarak antar
partikel saling berdekatan. Rapatnya partikel-pertikel pada bensin
mengakibatkan bensin dapat lebih lama digunakan.

3. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi 20
perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
perantara. Panas pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air
panas ke es batu. Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya
meleleh. Syarat terjadinya konduksi kalor adalah perbedaan massa jenis.
Akibat panas massa jenis zat akan berkurang dan pertikel-partikelnya
cenderung mengalir keatas. Partikel-partikel yang memiliki massa jenis
lebih besar yaitu yang suhunya lebih rendah akan mengalir ke bawah

4 Dik : A=0,02 m²   3
2
ΔT =30 K h=30W/(m . °C).

Dit : H=?   2
Jwb: H=h. A . ΔT =30 . 0,02 .30=18 W / s 10

5. Dik: A x : A y =5 :4 3
∆ T x :∆ T y =3 :7

Dit: H x : H y ? 2

Jwb: 25
H x h Ax∆Tx
=
H y h Ay∆T y
H x A x ∆ T x 5 x 3 15
= = =
H y A y ∆ T y 4 x 7 28

217
Pilihlah salah satu jawaban yang palling tepat!

1. Tabel di bawah ini menunjukan hubungan antara perpindahan kalor dan luas penampang tabung
konveksi

Luas penampang Perpindahan kalor


tabung konveksi (m2) (watt)
0,2 80
0,3 100
0,4 120
0,5 160
Manakah grafik yang paling sesuai untuk data yang ada di atas ini

H(W) H(W) H(W) H(W) H(W)

a.

b. c. d. e.

A (m2) A(m2) A(m2) A(m2) A(m2)

2. Berdasarkan konsep bahwa perpindahan kalor pada batang per satuan waktu ditentukan dengan
persamaan H=hA ∆ T . Menurut anda grafik yang benar untuk melukiskan hubungan antara
perpindahan kalor (H) dan besarnya koefesien konveksi termal (h) adalah...

H H H H H

a. b. c. d. e.

h h h h h

3. Dibawah ini merupakan tabel hubungan antara laju rambat kalor dan besar kalor yang berpindah setiap
menit

Laju rambat kalor Besar kalor yang


(Js-1m-1) berpindah (Jm-1)
4 240
6 360
8 480
10 ........
12 ........

Berdasarkan tabel diatas, berapakah besar kalor yang berpindah untuk laju rambat kalor 28 Js-1 dan 32
Js-1....
a. 500 Jm-1dan 560 Jm-1
b. 560 Jm-1dan 600 Jm-1

218
c. 600 Jm-1dan 720 Jm-1
d. 720 Jm-1dan 800 Jm-1
e. 800 Jm-1 dan 920 Jm-1

4. Pada suatu perocobaan dengan perbedaan suhu dan luas penampang yang sama pada setiap percobaan
didapat data seperti yang ada di tabel dibawah ini

Apabila kita ganti dengan pipa yang memiliki koefesien konveksi termal yaitu 70 Js-1m-20C-1, berapakah
nilai kalor yang merampat pada pipa tersebut!
Jawab:...........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
........................................................................................................................

5. Rumusan hipotesis yang sesuai untukmenjawab rumusan masalah “bagaimanakah pengaruh besarnya
keofesien konveksi termal terhadap perpindahan kalor setiap detik yang dihasilkan?” yaitu:
Jawab:...........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
........................................................................................................................

6. Identifikasivariabel yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah “bagaimanakah pengaruh keofesien
konveksi termal terhadap banyaknya perpindahan kalor pada zat?” adalah …
a. Variabel bebas: Keofesien konveksi termal
Variabel terikat: Perpindahan kalor
Variabel kontrol: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
b. Variabel bebas: Perpindahan kalor
Variabel terikat: Keofesien konveksi termal
Variabel kontrol: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
c. Variabel bebas: Perpindahan kalor
Variabel terikat: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel kontrol: Keofesien konveksi termal
d. Variabel bebas: Keofesien konveksi termal
Variabel terikat: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel kontrol: Perpindahan kalor
e. Variabel bebas: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel terikat: Keofesien konveksi termal
Variabel kontrol: Perpindahan kalor

7. Definisi operasional variabel bebas (bagaimana memvariasikan besarnya nilai variabel bebas) yang
sesuai (soal 6) adalah…
Jawab:............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................

219
Lampiran 29

JAWABAN SOAL DOMAIN PROSES SIKLUS II

1. A
2. A
3. C
4. 280 Js-1
5. Jika nilai dari koefesien konveksi termal yang dimiliki suatu bahan semakin
besar maka kalor yang merambat pada bahan tersebut akan semakin besar.
6. A
7. Koevesien konveksi termal diubah dengan mengganti jenis bahan atau zatnya.

220
Nama :....................................................
Lampiran 30
Kelas :....................................................
ANGKET SIKAP

Petunjuk Pengisian Angket


1. Bacalah baik – baik setiap pernyataan yang tersedia.
2. Pilihlah alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan kamu dengan memberi tanda check (√ ) pada
pilihan: (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju.
3. Setiap jawaban kamu adalah benar sehingga jangan terpengaruh jawaban teman kamu.
4. Jangan ragu – ragu dalam memilih jawaban karena tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran kamu
5. Isilah tiap – tiap nomor dengan satu jawaban dan jangan ada yang terlewatkan.

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Saya mengetahui bahwa fisika itu penting karena fisika dekat dengan
kehidupan sehari-hari
2. Pelajaran fisika penting untuk dipahami oleh setiap siswa
3. Fisika dapat dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari
4 Fisika itu terdiri dari rumus-rumus dapat dimengerti
5 Dengan menggunakan rumus-rumus fisika maka peristiwa fisika yang
ditemukan dalam kehidupan lebih mudah untuk dimengerti
6 Fisika memberikan pengetahuan yang membuat saya mengerti tentang
kejadian-kejadian yang ada di sekitar saya
7 Saya senang menyelesaikan soal-soal fisika
8 Saya dapat mengerjakan soal-soal fisika jika saya diberikan waktu yang cukup
untuk mengerjakannya.
9 Saya yakin dapat mengerjakan soal ujian fisika dengan benar, karena saya telah
belajar dengan sungguh-sungguh
10 Jika saya mendapatkan nilai yang rendah dalam ujian fisika, saya akan
berusaha untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi pada ujian berikutnya.
11 Walaupun saya mendapatkan nilai yang rendah pada mata pelajaran fisika saya
yakin bahwa saya masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan nilai yang
tinggi.
12 Saya mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan soal fisika
13 Saya tidak perlu takut pada soal-soal fisika.
14 Setiap orang termasuk saya bisa mendapatkan nilai 100 pada ujian fisika.
15 Pada saat ujian saya lebih percaya pada jawaban saya daripada jawaban teman
16 Saya lebih suka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dari pada
menyontek jawaban teman.
17 Saya berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
18 Saya berani mengemukakan pendapat saat diskusi kelas
19 Saya tidak malu mengajukan pendapat saya, walaupun berbeda dengan
pendapat guru
20 Saya dapat menyampaikan pendapat saya dengan jelas
21 Saya bersedia bila diberi tanggung jawab menjadi ketua kelompok saat
pratikum
22 Saya mengerjakan soal-soal fisika yang lebih menantang
23 Saya tidak malu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

Lampiran 31
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN KONSEP SILUS II

No Nama L/P Skor Soal Nilai Ketuntasan

221
Siswa No.1 No. No.3 No.4 No.
2 5

1 E1 P 9 10 20 18 28 85 Tuntas

2 E2 P 10 20 15 20 29 94 Tuntas

3 E3 P 8 20 15 20 30 93 Tuntas

4 E4 P 8 15 20 18 25 86 Tuntas

5 E5 L 8 20 15 20 28 91 Tuntas

6 E6 P 5 10 18 20 30 83 Tuntas

7 E7 L 8 20 20 20 30 98 Tuntas

8 E8 L 10 18 20 20 28 96 Tuntas

9 E9 L 8 10 18 20 30 86 Tuntas

10 E10 P 9 15 20 18 28 90 Tuntas

11 E11 P 10 20 15 20 30 95 Tuntas

12 E12 P 7 20 13 28 30 98 Tuntas

13 E13 P 8 20 13 20 30 91 Tuntas

14 E14 P 8 10 14 18 28 78 Tuntas

15 E15 L 8 10 17 20 30 85 Tuntas

16 E16 L 7 10 10 20 28 75 Tuntas

17 E17 L 8 15 15 20 30 88 Tuntas

18 E18 L 8 15 18 18 28 87 Tuntas

19 E19 P 10 20 13 20 30 93 Tuntas

20 E20 P 9 15 18 20 30 92 Tuntas

21 E21 P 8 10 13 20 30 81 Tuntas

22 E22 P 7 10 13 20 25 75 Tuntas

23 E23 P 10 20 15 20 30 95 Tuntas

24 E24 P 9 18 15 20 30 92 Tuntas

25 E25 P 7 15 10 18 28 78 Tuntas

26 E26 P 7 15 14 20 30 86 Tuntas

27 E27 P 8 15 15 20 30 88 Tuntas

222
28 E28 P 7 15 13 18 28 81 Tuntas

29 E29 P 8 10 10 18 10 56 Tidak Tuntas

30 E30 P 9 20 20 18 25 92 Tuntas

Jumlah Nilai Klasikal 2608

Jumlah Nilai Maksimal 3000

Nilat Rata-Rata 86,93

Standar Deviasi 8,71


Tuntas
Daya Serap (%) 86,93

Ketuntasan Belajar 96,67%

Nilai Terendah 56

Nilai Tertinggi 98

Lampiran 32
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN PROSES SILUS II

No Nama Siswa L/P Nilai Tes Nilai Nilai Ketuntasan


LKS Akhir

1 E1 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas

2 E2 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas

3 E3 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas

4 E4 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas

5 E5 L 85,71 93,33 87,62 Tuntas

6 E6 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas

7 E7 L 82,86 86,67 83,81 Tuntas

8 E8 L 100,00 86,67 96,67 Tuntas

9 E9 L 100,00 86,67 96,67 Tuntas

10 E10 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas

11 E11 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas

12 E12 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas

13 E13 P 100,00 86,67 75,00 Tuntas

14 E14 P 71,43 86,67 75,24 Tuntas


223
15 E15 L 100,00 86,67 96,67 Tuntas

16 E16 L 85,71 93,33 87,62 Tuntas

17 E17 L 85,71 93,33 87,62 Tuntas

18 E18 L 82,86 86,67 83,81 Tuntas

19 E19 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas

20 E20 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas

21 E21 P 97,14 93,33 96,19 Tuntas

22 E22 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas

23 E23 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas

24 E24 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas

25 E25 P 71,43 86,67 75,24 Tuntas

26 E26 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas

27 E27 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas

28 E28 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas

29 E29 P 71,43 86,67 75,24 Tuntas

30 E30 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas

Jumlah Nilai Klasikal 2774

Jumlah Nilai Maksimal 3000

Nilat Rata-Rata 91,46

Standar Deviasi 6,99


Tuntas
Daya Serap (%) 91,46

Ketuntasan Belajar 100%

Nilai Terendah 75,24

Lampiran 33Nilai Tertinggi 98,33

ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN SIKAP SIKLUS II

No Nama Siswa L/P Skor Katagori

1 E1 P 67 Sedang

224
2 E2 P 78 Tinggi

3 E3 P 72 Sedang

4 E4 P 59 Sedang

5 E5 L 82 Tinggi

6 E6 P 65 Sedang

7 E7 L 72 Sedang

8 E8 L 80 Tinggi

9 E9 L 77 Tinggi

10 E10 P 84 Tinggi

11 E11 P 70 Sedang

12 E12 P 85 Tinggi

13 E13 P 79 Tinggi

14 E14 P 71 Sedang

15 E15 L 83 Tinggi

16 E16 L 69 Sedang

17 E17 L 67 Sedang

18 E18 L 64 Sedang

19 E19 P 75 Sedang

20 E20 P 75 Sedang

21 E21 P 67 Sedang

22 E22 P 59 Sedang

23 E23 P 62 Sedang

24 E24 P 71 Sedang

25 E25 P 66 Sedang

26 E26 P 65 Sedang

27 E27 P 83 Tinggi

28 E28 P 82 Tinggi

29 E29 P 75 Sedang

30 E30 P 79 Tinggi

225
Keterangan katagori

Skor Total : 23 – 40 = Sangant rendah

Skor Total : 41 – 58 = Rendah

Skor Total : 59 – 76 = Sedang


Lampiran
Skor Total : 77–34
94 = Tinggi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS III

Satuan Pendidikan : SMAN 05 Kota Bengkulu

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : X/Semester 2

Topik : Suhu dan Kalor

Sub Topik : Radiasi

Alokasi Waktu : 3x45 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif),
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa,
serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun
peradaban bangsa dan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
226
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida,
kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
Indikator: 3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat gas
3.8.2 Menjelaskan pengertian radiasi
3.8.2 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam
perpindahan kalor secara radiasi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
Indikator: 4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui serapan dan pancaran
kalor benda gelap dan benda terang

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengaruh kalor pada
berbagai macam zat yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konduksi dengan bahasanya sendiri.
3. Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu mengaitkan pengaruh kalor terhadap
gerak partikel dalam perpindahan kalor secara radiasi

227
4. Setelah melakukan praktikum siswa dapat mengetahui serapan dan pancaran kalor
benda gelap dan benda terang
D. MATERI
Fakta
 Api unggun
Konsep
 Radiasi
Prinsip
 Aliran kalor pada perpindahan radiasi
Prosedur
 Percobaan radiasi

E. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran :PBL
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


1. Media : Powerpoint dan animasi / video pembelajaran.
2. Alat Eksperimen : KIT Mekanika

Nama Aat/Bahan Jumlah


Balon 8
Botol Hitam 4
Botol Putih 4
Spritus 4
Korek Api 4

3. Sumber belajar :
1. Buku Siswa
2. Buku Fisika SMA yang relevan dengan kurikulum 2013
3. LKS

228
G. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sintak
Rincian Kegiatan Waktu
PBL
Pendahuluan
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik
2. Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran.
Motivasi dan Apersepsi
Bagaimana bola pimpong yang penyok dapat kembali seperti 20
semuala? Bagaimana balon udara dapat melayang di angkasa? menit
Mengapa kita bias menerima pemberitahuan dari FB, Path,
WhatApp dan Instagram?
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

KegiatanInti 95
Mengamati menit
4. Guru memberikan motivasi kembali kepada siswa mengenai Menemuka
pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan eksperimen dan n Masalah
kerjasama kelompok.
5. Pengorganisasian siswa lewat kegiatan kelompok yang sudah
dibentuk.
6. Guru membagikan LKS “Radiasi”
7. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari membaca LKS Membang
“Radiasi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita un struktur
8. Guru membantu siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari
kerja
masalah dan ide apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
menggunakan membaca LKS “Radiasi” pada bagian Fisika dalam
Kehidupan Kita.
Menanya
9. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS Menetapka
“Radiasi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita n masalah
10. Guru membimbing siswa menentukan dugaan sementara dari
rumusan masalah yang telah dibuat
Mencoba
11. Guru membimbing siswa melakukan eksperimen untuk Mengump
membuktikan hipotesis yang telah dibuat. ulkan dan
12. Guru membimbing siswa menemukan hasil eksperimen. berbagi
informasi
Mengasosiasi
13. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan informasi yang Merumusk
telah didapat berdasarkan eksperimen an solusi
14. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil praktikum radiasi
dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian
LKS Fisika dalam kehidupan kita yaitu mengetahui proses
penyerapan radiasi oleh benda hitam dan benda putih

229
Sintak
Rincian Kegiatan Waktu
PBL
15. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan ulang kesimpulan Menentuka
mengenai penyerapan panas secara radiasi antara benda hitam dan n solusi
benda putih terbaik
Mengomunikasikan
16. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
percobaan radiasi
17. Guru membimbing siswa untuk membandingkan hasil percobaan Menyajika
yang didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan kelompok
n solusi
lain.
18. Guru memberikan masukan dan penguatan materi terhadap hasil
yang didapatkan serta guru menilai kemampuan siswa
berkomunikasi lisan.
Penutup
19. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran 20
20. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik
menit
21. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
22. Guru menutup pembelajaran

Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep,
proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domai proses, lembar observasi dan lembar
angket domain sikap terlampir

Bengkulu, Januari
Pelaksana

Asmida Herawati
NPM : A1E011027

230
Lampiran 35

SKENARIO PEMBELAJARAN FISIKA


SIKLUS II
Materi pokok : Suhu dan Kalor
Sub pokok bahasan : -Pemuaian pada zat gas
-Radiasi
Kelas/Semester : X/II
Alokasi waktu : 3x45 menit (1xpertemuan)

A. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat gas
3.8.2 Menjelaskan pengertian radiasi

231
3.8.3 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam perpindahan kalor secara radiasi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor
4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui serapan dan pancaran kalor benda gelap dan benda terang

Rincian Kegiatan Pembelajaran SIswa


Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan 15
1. Guru menyampaikan salam. 1. Siswa menjawab salam salam. menit
2. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan 2. Siswa menjawab panggilan/absen dari guru dan
kerapian kelas sebagai wujud kepedulian merapikan kelas yang belum rapi.
lingkungan.
3. Siswa diberi motivasi dan apersepsi 3. Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan
Ibu mempunyai teka-teki untuk kalian. Bagaimana apresepsi
bola pimpong yang peyok dapat kembali seperti
semula?
Ada yang pernah melihat balon udara? Adakah yang
tahu mengapa balon udara bias melayang di
angkasa?
Baik bola pimpng yang penyok bias kembali seperti 4. Siswa mahami dan menulis tujuan pembelajaran
semula maupun baln udara yang bias melayang itu
memanfaatkan pemuaian pada zat gas.
Siapa yang disini memiliki FB? Twitter? Path?
Instagram? BBM? Line? Kesemua aplikasi itu dapat
berjalan di HP kita karena adanya radiasi dari dari
tower pemancar gelombang menuju HP kalian.
Untuk lebih jelasnya hari ini kita akan mempelajari
232
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
pelajaran yang sangat menarik yaitu
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
meminta siswa menuliskan tujuan pembelajaran
pada buku mereka
KegiatanInti KegiatanInti
Mengamati Mengamati
Menemukan 5. Guru membahas hasil belajar siswa yang didapatnya 5. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
Masalah untuk pertemuan siklus II dan menjelaskan lagi penghasil belajar siswa siklus II.
aspek dari domain yang siswa masih kurang 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
mengerti. tujuan diadakannya pembelajaran secara
6. Guru menjelaskan pentingnya praktikum bagi siswa. praktikum.
7. Guru menjelaskan pentingnya kerja sama kelompok 7. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
dan memutar video kerjasama. pentingnya kerja sama kelompok
8. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS dan 8. Siswa meperhatikan menjelaskan cara
memperingatkan siswa untuk tidak mengisi LKS mengerjakan LKS dan siswa untuk mengisi LKS
dengan menyalin materi dari buku dengan menyalin materi dari buku
9. Guru membagikan LKS “Radiasi” 9. Setiap kelompok menerima dan membaca LKS 110
10.Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari “Radiasi” menit
membaca LKS “Radiasi” pada bagian Fisika dalam 10.Siswa menemukan permasalahan dari membaca
kehidupan kita. LKS “Radiasi” pada bagian Fisika dalam
kehidupan kita.
Membangun 11.Guru keliling mengawasi kegiatan setiap kelompok. 11. Siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari
struktur kerja 12.Guru membantu siswa menemukan apa yang ingin masalah dan ide apa yang digunakan untuk
dikatehui dari masalah dan ide apa yang digunakan menyelesaikan masalah menggunakan membaca
untuk menyelesaikan masalah menggunakan LKS “Radiasi” pada bagian Fisika dalam
membaca LKS “Radiasi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan
kehidupan kita
Menanya Menanya
13. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan 12. Siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS
Menetapkan masalah dari LKS “Radiasi” pada bagian Fisika “Radiasi” pada bagian Fisika dalam kehidupan
233
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
masalah dalam kehidupan kita kita. Siswa menentukan dugaan sementara dari
14. Guru membimbing siswa menentukan dugaan rumusan masalah yang telah dibuat
sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat
Mengumpulka Mencoba Mencoba
n dan berbagi 15. Guru membimbing setiap siswa melakukan 13. Setiap siswa melakukan penelitian untuk
informasi penelitian untuk membuktikan hipotesis yang telah membuktikan hipotesis yang telah dibuat.
dibuat. 14. Setiap siswa membantu menemukan hasil
16. Guru membimbing setiap siswa menemukan hasil eksperimen.
eksperimen.
Mengasosiasi Mengasosiasi
17. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan 15. Siswa melakukan pengolahan informasi yang
Merumuskan informasi yang telah didapat berdasarkan telah didapat berdasarkan eksperimen
solusi eksperimen 16. Siswa menyimpulkan hasil eksperimen radiasi
18. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat
praktikum radiasi dengan bahasanya sendiri. Guru dari bagian LKS Fisika dalam Kehidupan Kita
membimbing siswa menyelesaikan masalah yang
didapat dari bagian LKS Fisika dalam Kehidupan
Kita
Menentukan 19. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan 17. Siswa mengetahui pentingnya peninjauan ulang
solusi terbaik ulang bahan yang baik bagi untuk menghantarkan bahan yang baik bagi untuk menghantarkan kalor
kalor secara radiasi secara radiasi

234
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Sintak PBL Mengomunikasikan Mengomunikasikan
20. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok 18. Siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
mempresentasi hasil percobaan. percobaan.
21. Guru membimbing siswa untuk membandingkan 19. Siswa membandingkan hasil percobaan yang
hasil percobaan yang didapatnya dalam kelompok didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan
dan hasil percobaan kelompok lain. kelompok lain.
22. Guru memberikan masukan dan penguatan materi 20. Siswa menerima masukan dan penguatan materi
terhadap hasil yang didapatkan. terhadap hasil yang didapatkan.

Penutup Penutup
23. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 21. Siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran
pembelajaran 22. Siswa menerima penilaian guru mengenai
24. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok pelaksanaan pelajaran yang telah mereka lakukan 20
terbaik dan dinobatkan menjadi the best physics 23. Siswa mendapat tugas baca tentang materi menit
kingdom selanjutnya
25. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
26. Guru menutup pembelajaran
B. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep, proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar angket domain sikap terlampir

Bengkulu, Januari
Pelaksana

Asmida Herawati
NPM : A1E011027

235
Lampiran 36

Kurikulum 2013

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Untuk SMA/MA Kelas X

Radiasi

Nama Kelompok:.

229
Lembar Kerja Siswa PBL III
“Perpindahan Kalor Radiasi”

Tujuan

Menyelidiki perpindahan kalor secara radiasi


Menyelidiki penyerapan dan pemancaran kalor benda gelap dan terang

Fisika di kehidupan kita

Mataharupakan sebuah bola besar yang berpijar dengan suhu yang sangat tinggi,
mencapai 15 juta Kelvin sehingga merupakan sumber panas utama Matahari tidak hanya
menjadi cahaya penerang, tetapi juga sumber energi bagi kehidupan di Bumi. Tanpa
Matahari, sumber energi bagi Bumi pun menghilang. Temperatur di Bumi akan menurun
drastis dan Bumi pun membeku, dan atmosfer yang seharusnya jadi pelindung Bumi juga
ikut membeku dan hancur. Tumbuhan butuh Matahari untuk memasak makanannya.
Tidak ada Matahari, tidak ada makanan, tumbuhan pun mati. Ketika tumbuhan mati,
maka rantai makanan pun putus dan seluruh kehidupan di dalamnya tidak akan bisa
bertahan.
Jauhnya jarak matahari yang bekisar 149.600.000 km tidak energi menghalangi
matahari sampai ke bumi. Setiap detik matahari memancarkan energinya sebesar adalah
4,05 x 1026 watt. Bandingkan dengan lampu di rumah kita yang berdaya 25 watt. Sungguh
luar biasa, jauhnya jarak antara matahari dan bumi tidak menghalangi aliran energi
matahari yang merupakan sumber energi utama kita sampai ke bumi tanpa ada zat
perantara karena untuk sampai kebumi energi matahari melalui ruang hampa.
Panas matahari yang sampai kebumi juga mengakibatkan kulit akan terasa
tebakar bila kita berjalan pada siang hari di bawah terik matahari memakai kaos hitam

230
maka., sedangkan bila kita megenakan kaos putih rasanya lebih nyaman. Untuk
memahami fenomena tersebut kita akan melakukan serangkaian ekperimen

Rumusan Masalah

Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
..................

Hipotesis
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
..................
 
Alat dan bahan

Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan
menguji hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian
butuhkan!

Nama Aat/Bahan Jumlah

Langkah Percobaan

I. Langkah Percobaan :

231
Gambar 1

Berdasarkan Gambar 1 buatlah langkah percobaan untuk membandingkan

(Tuliskan langkah percobaan)

 
Pembahasan

Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan waktu dan perubahan ketinggian pada
pipa untuk
Tabel 1

Analisislah data yang telah didapat


...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
........................

232
1. Apa fungsi spritus pembakar botol hitam dan botol putih pada percobaan?
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

2. Apakah dibutuhkan perantara untuk mengalirkan kalor dari botol ke udara


dalam botol?
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
3. Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Apakah
dalam percobaan yang kalian lakukan perpindahan kalor yang terjadi
merupakanperpindahan kalor secara radiasi? berikan alasan kalian!
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
4. Berikan contoh perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi di alam!
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
5. Pada botol manakah balon lebih cepat mengembang? Mengapa demikian?
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

Kesimpulan

…………………………………………………………………............................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................

233
Lampiran 37

Jawaban LKS PBL III


“Perpindahan Kalor Radiasi”

Tujuan

Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
1. Bagaimana perambatan panas dari matahari menuju kebumi?
2. Bagaiman penyerapan panas benda berwarna hitam dan putih?

Hipotesis
Hipotesis untuk setiap permasalahan:
1. Perambatan panas matahari menuju kebumi tanpa perantara
2. Benda berwarna hitam lebih banyak menyerap panas daripada memancarkan
panas.
 
Alat dan bahan

Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan
menguji hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian
butuhkan!

Nama Aat/Bahan Jumlah


Balon 2
Botol Hitam 1
Botol Putih 1
Spritus 1
Korek Api 1

Langkah Percobaan

1. Langkah Percobaan :
1. Letakan air hangat ke dalam botol
2. Letakan balon pada mulut botol
3. Tunggu beberapa saat
4. Amati balon mana yang lebih mengembang

234
 
Pembahasan

Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan waktu dan perubahan ketinggian pada
pipa untuk
Tabel 1

No Jenis botol Hasil Pengematan


1. Botol hitam Balon mengambang
2 Botol putih Balon kurang mengembang

1. Apa fungsi botol hitam dan botol putih pada percobaan?


Jawab: Bahan penyerap dan pemancar kalor
2. Apakah dibutuhkan perantara untuk mengalirkan kalor dari botol ke udara dalam
botol?
Jawab: Tidak
3. Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Apakah dalam
percobaan yang kalian lakukan perpindahan kalor yang terjadi merupakan
perpindahan kalor secara radiasi? berikan alasan kalian!
Jawab: Tidak dibutuhkan perantara dalam perpindahan kalor dari botol ke gas
sehingga membuat balon mengembang sehingga perpindahan kalor ini
merupakan perpindahan kalor secara radiasi
4. Pada botol manakah balon lebih cepat mengembang? Mengapa demikian?
Jawab: Pada botol hitam balon lebih mengembang. Hal ini dikarenakan benda
hitam dapat menyerap dan memancarkan kalor lebih baik dibandingkan dengan
benda putih.
5. Berikan contoh perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi di alam!
Jawab: Keringnya baju yang dijemur dan hangatnya tubuh kita didekat api
unggun.

Kesimpulan

1. Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor tanpa


memerlukan zat perantara
2. Benda yang berwarna gelap lebih baik dalam menyerap dan memancarkan
kalor yang diterimanya daripada benda yang berwarana terang.

235
Lampiran 38

NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS : MATA PELAJARAN :

Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!

1. Jelaskan apakah yang terjadi apabila zat gas diberikan kalor?


Jawab:.............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................
2. Preses perpindahan kalor apakah yang terjadi saat kalian menjemur baju?
Jelaskan!
Jawab:.............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................
3. Mengapa rumah-rumah di daerah yang panas dicat dengan warna putih?
Jawab:.............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................
4. Sebuah benda memiliki permukaan hitam sempurna bersuhu 127°C. Luas
permukaan 30cm2  memancarkan energi ke lingkungan yang bersuhu 27°C.
Tentukan energi per satuan waktu yang dipancarkan benda tersebut!
Jawab:.............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................
5. Toni dan Ani memiliki sebuah botol minuman dengan warna yang berbeda
perbandingan luas kedua baju mereka adalah 3:2 dan perbandingan
koefesien emisivitasnya adalah 1:2. Tentukanlah perbandingan laju rambat
kalor radiasi pada btol minum mereka!
Jawab:.............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

236
Lampiran 39
Kunci jawaban soal domain konsep “Radiasi”

Siklus III

No Jawaban Skor
.

1. Apabila partikel gas diberikan kalor, partikel gas tersebut bergerak 10


sangat bebas dan acak apabila dibandingkan dengan partikel pada
zat cair dan gas. Partikel gas tersebut juga mengalami pemuaian,
bisa pemuaian volume atau tekanan.

2 Baju yang dijemur di bawah terik matahari dapat kering karena 15


adanya panas dari matahari yang sampai kebumi. Panas/kalor dari
matahari sampai ke bumi tanpa memerlukan zat perantara dan
dalam bentuk gelombang elektromagnetik sehingga perpindahan
kalor ini merupakan aliran kalor radiasi.

3. Rumah-rumah didaerah panas dicat menggunakan warna putih


karena warna putih sedikit menyerap ataupun memancarkan kalor
yang didapat dari sinar matahari sehingga rumah akan terasa lebih
sejuk

4. Dik : e=1 3
2
A=3.10 m  −2

T 0=( 273+27 ) K =300 K


T 1=( 273+127 ) K=400 K σ =5,672 x 10−8 watt m−2 K −4

Dit : P ?  2
Jwb: 15
4 4 4 4
P=e σ ( T −T ) A=1. 5,672 x 10 ( 400 −300 ) .3. 10 =29,78 w attm−2
−8 −2
1 2

5. Dik: A x : A y =3 :1 3
∆ T x :∆ T y =2 :1

Dit: H x : H y ? 2

Jwb: 15

237
P x e σ T 4x A x
=
P y e σ T 4y A y
P x T 4x A x 14 .3 3
= = =
P y T 4y A y 24 .1 8

Lampiran 40

Pilihlah salah satu jawaban yang palling tepat. Waktu pengerjaan 90 menit.

1. Komunikasi
Tabel di bawah ini menunjukan hubungan antara laju rambat kalor secara radiasi
(P) dan luas permukaan benda (A)

Laju rambat kalor Luas penampang


(Wm-2) benda (m2)

160 0,2

120 0,3

100 0,4

80 0,5

Buatlah grafik yang sesuai untuk data


yang ada di bawah ini

2. Berdasarkan konsep laju kalor persatuan luas yang dipancarkan oleh suatu
benda memiliki suhu T kelvon memenuhi persamaan P=eσ T 4 . Menurut
anda grafik yang benar untuk melukiskan hubungan antara laju kalor
persatuan luas (P) dan besarnya koefesien emisivitas pancaran benda (e)
adalah...

P P P P P

a. b. c. d. e.

e e e e

3. Dibawah ini merupakan tabel hubungan antara laju pancaran kalor (P) dan suhu
mutlak permukaan benda (T)

238
Laju rambat kalor (Js-1m-2) Suhu mutlak
permukaan benda
(K)
20 160000
30 810000
40 2560000
50 ........

Berdasarkan tabel diatas, berapakah besar Suhu mutlak permukaan benda (K)
untuk laju rambat kalor 50 Js-1m-2 ....
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
4. Berdasarkan hasil perocobaan dengan memberikan kalor yang sama banyak pada
setiap percobaan didapat data seperti yang ada di tabel dibawah ini

Energi yang Waktu pancaran (s)


dipancarkan suatu
benda (J)

200 100

300 150

400 200

500 250

Apabila Energi yang dipancarkan suatu benda (J) sebesar 900 J, perkirakanlah
berapakah nilai dari waktu pancarannya
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
5. Rumusan hipotesis yang sesuai untuk masalah “bagaimanakah pengaruh suhu
benda terhadap besarnya pancaran kalor setiap detiknya?”
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
6. Identifikasi variabel yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah
“bagaimanakah pengaruh suhu benda terhadap besarnya pancaran kalor setiap
detiknya” adalah …
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

239
………………………………………………………………………………………………
………………………………
7. Definisi operasional variabel bebas yang sesuai (soal 8) adalah…
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………

Lampiran 41
KUNCI JAWABAN SOAL DOMAIN PROSES SIKLUS III

1. Grafik yang menunjukan hubungan antaradan luas permukaan benda laju


rambat kalor secara radiasi

Laju Rambat Kalor


180
160
140
120
Laju Rambat Kalor
100
80
60
40
20
0
0.2 0.3 0.4 0.5

2. C
3. Suhu mutlak permukaan benda 6.250.000 K
4. Waktu pancarannya 450 sekon
5. Jika suhu benda semakin besar maka pancaran kalor yang dihasilkan setiap
detiknya akan semakin besar.
6. Variabel bebas: suhu benda, variabel terikat: pancaran kalor setiap detik
dan variabel control: luas permukaan benda
7. Besarnya perbedaan suhu diubah-ubah dengan menaik-turunkan suhu.

240
Nama :....................................................
Lampiran 42
Kelas :....................................................
ANGKET SIKAP

Petunjuk Pengisian Angket


6. Bacalah baik – baik setiap pernyataan yang tersedia.
7. Pilihlah alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan kamu dengan memberi tanda check (√
) pada pilihan: (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak
Setuju.
8. Setiap jawaban kamu adalah benar sehingga jangan terpengaruh jawaban teman kamu.
9. Jangan ragu – ragu dalam memilih jawaban karena tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran
kamu
10. Isilah tiap – tiap nomor dengan satu jawaban dan jangan ada yang terlewatkan.

No. Pernyataan SS S TS STS


1. Saya mengetahui bahwa fisika itu penting karena fisika dekat dengan
kehidupan sehari-hari
2. Pelajaran fisika penting untuk dipahami oleh setiap siswa
3. Fisika dapat dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari
4 Fisika itu terdiri dari rumus-rumus dapat dimengerti
5 Dengan menggunakan rumus-rumus fisika maka peristiwa fisika yang
ditemukan dalam kehidupan lebih mudah untuk dimengerti
6 Fisika memberikan pengetahuan yang membuat saya mengerti tentang
kejadian-kejadian yang ada di sekitar saya
7 Saya senang menyelesaikan soal-soal fisika
8 Saya dapat mengerjakan soal-soal fisika jika saya diberikan waktu yang cukup
untuk mengerjakannya.
9 Saya yakin dapat mengerjakan soal ujian fisika dengan benar, karena saya telah
belajar dengan sungguh-sungguh
10 Jika saya mendapatkan nilai yang rendah dalam ujian fisika, saya akan
berusaha untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi pada ujian berikutnya.
11 Walaupun saya mendapatkan nilai yang rendah pada mata pelajaran fisika saya
yakin bahwa saya masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan nilai yang
tinggi.
12 Saya mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan soal fisika
13 Saya tidak perlu takut pada soal-soal fisika.
14 Setiap orang termasuk saya bisa mendapatkan nilai 100 pada ujian fisika.
15 Pada saat ujian saya lebih percaya pada jawaban saya daripada jawaban teman
16 Saya lebih suka mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dari pada
menyontek jawaban teman.

241
17 Saya berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
18 Saya berani mengemukakan pendapat saat diskusi kelas
19 Saya tidak malu mengajukan pendapat saya, walaupun berbeda dengan
pendapat guru
20 Saya dapat menyampaikan pendapat saya dengan jelas
21 Saya bersedia bila diberi tanggung jawab menjadi ketua kelompok saat
pratikum
22 Saya mengerjakan soal-soal fisika yang lebih menantang
23 Saya tidak malu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

Lampiran 43

ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN KONSEP SILUS III

Skor Soal Ketuntas


Nilai
No Nama Siswa L/P an
No.1 No.2 No.3 No.4 No.5
1 E1 P 10 15 20 20 30 95 Tuntas
2 E2 P 10 17 20 18 30 95 Tuntas
3 E3 P 10 20 20 20 30 100 Tuntas
4 E4 P 10 18 20 18 28 94 Tuntas
5 E5 L 8 20 20 20 28 96 Tuntas
6 E6 P 10 18 20 20 30 98 Tuntas
7 E7 L 10 20 20 20 30 100 Tuntas
8 E8 L 10 15 20 18 29 92 Tuntas
9 E9 L 5 15 20 20 30 90 Tuntas
10 E10 P 10 18 20 20 30 98 Tuntas
11 E11 P 10 17 20 20 30 97 Tuntas
12 E12 P 10 15 20 20 30 95 Tuntas
13 E13 P 9 18 20 20 30 97 Tuntas
14 E14 P 8 15 20 10 25 78 Tuntas
15 E15 L 10 15 20 20 30 95 Tuntas
16 E16 L 8 15 20 20 28 91 Tuntas
17 E17 L 8 12 20 20 30 90 Tuntas
18 E18 L 10 20 20 15 30 95 Tuntas
19 E19 P 10 15 20 20 30 95 Tuntas
20 E20 P 10 20 20 20 30 100 Tuntas
21 E21 P 8 15 20 10 30 83 Tuntas
22 E22 P 5 10 20 20 28 83 Tuntas
23 E23 P 5 15 18 20 30 83 Tuntas
24 E24 P 5 20 20 20 30 95 Tuntas
25 E25 P 10 20 20 18 29 97 Tuntas
26 E26 P 5 14 20 20 30 89 Tuntas
27 E27 P 10 20 20 20 30 100 Tuntas
28 E28 P 10 20 20 20 30 100 Tuntas
29 E29 P 8 20 20 18 15 81 Tuntas
30 E30 P 10 20 20 20 30 100 Tuntas

242
Jumlah Nilai Klasikal 2707
Jumlah Nilai Maksimal 3000
Nilat Rata-Rata 90,23
Standar Deviasi 6,97
Tuntas
Daya Serap (%) 90,23
Ketuntasan Belajar 100%
Nilai Terendah 78
Nilai Tertinggi 100

Lampiran 44

ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN PROSES SILUS III

No Nama Siswa L/P Nilai Nilai Nilai Ketuntasan


Tes LKS Akhir
1 E1 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas
2 E2 P 97,14 100,00 97,86 Tuntas
3 E3 P 92,86 93,33 92,98 Tuntas
4 E4 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas
5 E5 L 85,71 93,33 87,62 Tuntas
6 E6 P 97,14 86,67 94,52 Tuntas
7 E7 L 100,00 93,33 98,33 Tuntas
8 E8 L 100,00 86,67 96,67 Tuntas
9 E9 L 100,00 100,00 100,00 Tuntas
10 E10 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas
11 E11 P 100,00 100,00 100,00 Tuntas
12 E12 P 97,14 100,00 97,86 Tuntas
13 E13 P 100,00 100,00 100,00 Tuntas
14 E14 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
15 E15 L 100,00 100,00 100,00 Tuntas
16 E16 L 97,14 93,33 96,19 Tuntas
17 E17 L 85,71 93,33 87,62 Tuntas
18 E18 L 97,14 93,33 96,19 Tuntas
19 E19 P 97,14 100,00 97,86 Tuntas
20 E20 P 100,00 86,67 96,67 Tuntas
21 E21 P 92,86 93,33 92,98 Tuntas
22 E22 P 97,14 93,33 96,19 Tuntas
23 E23 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
24 E24 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
25 E25 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas
26 E26 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
27 E27 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas
28 E28 P 100,00 93,33 98,33 Tuntas

243
29 E29 P 97,14 93,33 96,19 Tuntas
30 E30 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas
Jumlah Nilai Klasikal 2878,81
Jumlah Nilai Maksimal 3000,00
Nilat Rata-Rata 95,96
Standar Deviasi 3,77
Tuntas
Daya Serap (%) 95,96
Ketuntasan Belajar 100%
Nilai Terendah 87,62
Nilai Tertinggi 100,00

Lampiran 45

ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN SIKAP SIKLUS III

No Nama Siswa L/P Skor Katagori

1 E1 P 69 Sedang

2 E2 P 88 Tinggi

3 E3 P 72 Sedang

4 E4 P 62 Sedang

5 E5 L 71 Sedang

6 E6 P 67 Sedang

7 E7 L 76 Sedang

8 E8 L 81 Tinggi

9 E9 L 82 Tinggi

10 E10 P 84 Tinggi

11 E11 P 84 Tinggi

12 E12 P 88 Tinggi

13 E13 P 80 Tinggi

14 E14 P 78 Tinggi

15 E15 L 84 Tinggi

16 E16 L 70 Sedang

17 E17 L 75 Sedang

18 E18 L 75 Sedang

244
19 E19 P 76 Sedang

20 E20 P 76 Sedang

21 E21 P 69 Sedang

22 E22 P 69 Sedang

23 E23 P 65 Sedang

24 E24 P 70 Sedang

25 E25 P 67 Sedang

26 E26 P 66 Sedang

27 E27 P 81 Tinggi

28 E28 P 78 Tinggi

29 E29 P 76 Sedang

30 E30 P 87 Tinggi

Keterangan katagori
Skor Total : 23 – 40 = Sangant rendah
Skor Total : 41 – 58 = Rendah
Skor Total : 59 – 76 = Sedang
Skor Total : 77– 94 = Tinggi
Lampiran 48

DAFTAR REKAPITULASI HASIL BELAJAR DOMAIN KONSEP SISWA

No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II Siklus III


1 E1 P 80 85 95
2 E2 P 78 94 95
3 E3 P 91 93 100
4 E4 P 76 86 94
5 E5 L 71 91 96
6 E6 P 88 83 98
7 E7 L 96 98 100
8 E8 L 88 96 92
9 E9 L 90 86 90
10 E10 P 88 90 98
11 E11 P 84 95 97
12 E12 P 85 98 95
13 E13 P 85 91 97

245
14 E14 P 81 78 78
15 E15 L 93 85 95
16 E16 L 84 75 91
17 E17 L 75 88 90
18 E18 L 73 87 95
19 E19 P 78 93 95
20 E20 P 78 92 100
21 E21 P 75 81 83
22 E22 P 78 75 83
23 E23 P 81 95 83
24 E24 P 80 92 95
25 E25 P 60 78 97
26 E26 P 76 86 89
27 E27 P 53 88 100
28 E28 P 55 81 100
29 E29 P 48 56 81
30 E30 P 92 92 100
Jumlah Nilai Klasikal 2360 2608 2707
Jumlah Nilai Maksimal 3000 3000 3000
Nilat Rata-Rata 78,67 86,93 90,23
Standar Deviasi 12,08 8,71 6,97
Daya Serap (%) 78,67 86,93 90,23
Ketuntasan Belajar 80% 96,67% 100%
Nilai Terendah 53 56 78
Nilai Tertinggi 96 98 100

Lampiran 49
DAFTAR REKAPITULASI HASIL BELAJAR DOMAIN PROSES SISWA

No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II Siklus III


1 E1 P 94,52 96,67 94,52
2 E2 P 97,86 94,52 97,86
3 E3 P 92,98 94,52 92,98
4 E4 P 96,67 96,67 96,67
5 E5 L 87,62 87,62 87,62
6 E6 P 94,52 96,67 94,52
7 E7 L 98,33 83,81 98,33
8 E8 L 96,67 96,67 96,67
9 E9 L 100,00 96,67 100,00
10 E10 P 96,67 96,67 96,67
11 E11 P 100,00 94,52 100,00
12 E12 P 97,86 96,67 97,86
13 E13 P 100,00 75,00 100,00
14 E14 P 98,33 75,24 98,33
15 E15 L 100,00 96,67 100,00
16 E16 L 96,19 87,62 96,19
17 E17 L 87,62 87,62 87,62

246
18 E18 L 96,19 83,81 96,19
19 E19 P 97,86 96,67 97,86
20 E20 P 96,67 96,67 96,67
21 E21 P 92,98 96,19 92,98
22 E22 P 96,19 87,62 96,19
23 E23 P 98,33 87,62 98,33
24 E24 P 98,33 98,33 98,33
25 E25 P 87,62 75,24 87,62
26 E26 P 98,33 87,62 98,33
27 E27 P 98,33 94,52 98,33
28 E28 P 98,33 94,52 98,33
29 E29 P 96,19 75,24 96,19
30 E30 P 87,62 94,52 87,62
Jumlah Nilai Klasikal 2727 2774 2878,81
Jumlah Nilai Maksimal 3000 3000 3000,00
Nilat Rata-Rata 90,8 91,46 95,96
Standar Deviasi 24,9 6,99 3,77
Daya Serap (%) 90,8 91,46 95,96
Ketuntasan Belajar 93,3% 100% 100%
Nilai Terendah 73,6 75,24 87,62
Nilai Tertinggi 98 98,33 100,00

Lampiran 50

DAFTAR REKAPITULASI DATA HASIL BELAJAR DOMAIN SIKAP

No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II Siklus III


1 E1 P 72 67 69
2 E2 P 76 78 88
3 E3 P 72 72 72
4 E4 P 59 59 62
5 E5 L 72 82 71
6 E6 P 69 65 67
7 E7 L 75 72 76
8 E8 L 77 80 81
9 E9 L 68 77 82
10 E10 P 77 84 84
11 E11 P 72 70 84
12 E12 P 75 85 88
13 E13 P 75 79 80
14 E14 P 73 71 78
15 E15 L 79 83 84
16 E16 L 75 69 70
17 E17 L 63 67 75
18 E18 L 63 64 75
19 E19 P 73 75 76
20 E20 P 71 75 76

247
21 E21 P 63 67 69
22 E22 P 67 59 69
23 E23 P 65 62 65
24 E24 P 63 71 70
25 E25 P 65 66 67
26 E26 P 78 65 66
27 E27 P 76 83 81
28 E28 P 73 82 78
29 E29 P 73 75 76
30 E30 P 68 79 87
Skor Total 2127 2183 2266
Skor Rata-Rata 70,9 72,8 75,5
Katagori Sedang Sedang Sedang

Keterangan katagori

Skor Total : 23 – 40 = Sangant rendah

Skor Total : 41 – 58 = Rendah

Skor Total : 59 – 76 = Sedang


Lampiran
Skor Total : 77– 51
94 = Tinggi

Buku Siswa

Untuk SMA/MA Kelas X

Materi Kalor

Konduksi

Konveksi

Radiasi

248
Coba kita perhatikan mengapa kabel listrik terlihat kendur di siang
hari? Mengapa rell kereta api diberikan rongga disambungannya?
Begitupula dengan baju yang kusut menjadi rapi setelah digosok
dengan setrika panas dan beras yang berubah menjadi nasi. Semua
hal itu tidak terlepas dari kalor. Tanpa kita sadari ternyata begitu
banyak peran kalor bagi kehidupan kita

A. Konsep Prasyarat

Sebelum memasuki materi ini alangkah baiknya jika kalian sudah


memahami materi yang telah didapat di SMP/MTs yaitu suhu, kalor, konversi
energi, perubahan wujud, pemuaian panjang pada zat padat dan karakteristik
partikel dalam setiap wujud zat.
Sebagai pengingat

1. Suhu adalah besaran fisika yang dimiliki dua benda atau lebihdalam
keadaan kesetimbangan termal.
2. Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang memiliki suhu yang
leih tinggi ke suhu yang lebih rendah untuk mencapai kesetimbangan
termal.
3. Hukum konvservasi energi menyatakan bahwa energi tidak bisa
dimusnakanakan tetapi hanya bisa berubah kedalam bentuk satu ke bentuk
lain.

249
4. Karakteristik partikel dalam suatu zat yaitu susunannya teratur dan
masing-masing berada tempatnya akibat kuatnya ikatan antar partikel.
Akan tetapi, partikel masih bisa bergerak secara vibrasi di posisi masing-
masing jika diberi energi dari luar yang ditandai dengan kenaikan suhu.
5. Karakteristik partikel dalam suatu zat cair yaitu jarak antar partikelnya
relatif masih dekat akan tetapi sudah tidak teratur dan akan bergerak jika
diberi energi dari luar ditandai dengan kenaikan suhu.
6. Karakteristik partikel gas yaitu jarak pisah antar partikel sangat jauh jika
dibandingkan dengan zat padat dan cair. Selain itu gerak partikel gas
sangat beba karena pengaruh gaya ikat antar aprtikel sangat kecil.
7. Pertambahan panjang zat padat akibat pengaruh kalor ditentukan dengan
persamaan:
∆ l=α l 0 ∆ T (1)

dengan ∆ l = pertambahan panjang


∆ T = kenaiakan suhu
l 0= panjang awal
α = koefesien muai panjang

B.Pengaruh Kalor Pada Zat


Pemuaian

1. Pemuaian pada Zat Padat

Pemuaian zat padat sering menimbulakan masalah. Pada kehidupan sehari-


hari kita dapat mengamati apabila kaca jendela secara terus menerus terkena panas
maka kaca jendela tersebut dapat pecah karena mengalami memuai. Oleh karena
itu, bingkai kaca jendela selalu didesain ukurannya sedikit lebih besar daripada
ukuran kacanya. Contoh lainnya pada rel kereta api.Apabila rel secara terus
menerus mengalami pemanasan, maka akan menyebabkan rel melengkung. Oleh

250
karena itu, desain awal sambungan rel kereta menyediakan celah di antara
sambungan du batang relnya.

Gambar 1. Sambungan Rel Kereta Api yang Dibuat Bercelah


Selain itu pemuaian juga dapat dimanfaatkan . perbedaan pemuaian antara
dua keping logam yang berbeda koefisien muainya pada keping bimetal
dimanfaatkan pada saklar termal, termostat bimetal, termometer bimetal, dan
lampu sen mobil. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu ketika
dipanaskan keping melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih kecil
(invar). Sebaliknya ketika didinginkan keping melengkung ke arah logam yang
koefisien muainya lebih besar (perunggu).
Zat atau benda padat mengalami pemuaian kesegala arah. Untuk kasus zat
padat yang ukuran lebar dan tingginya relatif kecil ddaripada ukuran panjangnya,
pemuaian hanya dianggap terjadi pada arah panajng. Pemuaian jenis ini disebut
pemuaian panajang. Biasanya pemuaian panjang terjadi pada kawat logam.
Adapun untuk kasus zat padat yang ketebalannya relatif kecil daripada
diameternya, pemuaian dianggap terjadi pada luas benda tersebut. Pemuaian
disebut pemuaian luas. Biasanya pemuaian luas terjadi pada lempengan atau plat.
Luas merupakan besaran turunan dari besaran panjang. Hal ini berarti pemuaian
luas pada dasarnya adalah pemuaian panjang juga. Begitu pula untuk dengan
volume benda tertentu. Akan mengalami pemuaian volum yang pada dasarnya
merupakan pemuaian panjang. Pemuaian pada zat padat ada 3:
a. Pemuaian panjang

251
Gambar 2. Pemuaian Panjang
Jika suatu benda padat dipanaskan,benda tersebut akan memuai kesegala
arah. Dengan kata lain ukuran panajng, luas dan volum benda bertambah. Untuk
benda padat yang panjang tetapi luas penampangnya kecil, misalnya jarum
rajut,kita dapat hanya memperhatikan pemuaian zat padat ke arah memanjangnya.
Untuk membandingkan muai panjang dari bebagai logam yang berbeda jenis
ketika dipanaskan kita dapat menggunakan alat Muschenbrock. Misalnya, ketika
tiga batang logam yang berbeda jenis (aluminium, tembaga dan besi) dan sama
panjang dipanaskan, maka walaupun ketiga batang yang panjangnya sama ini
mengalami kenaikan suhu yang sama, tetapi pertambahan panjang ketiganya ini
berbeda. Perbedaan pertambahan panjang ini disebabkan oleh perbedaan koefisiea
muai panjang
koefisien muai panjang adalah (a) suatu bahan adalah perbandingan antara
pertambahan panjang (Dl) terhadap panjang awal benda (l o) per satuan kenaiakn
suhu (DT). Secara sistematis ditulis :

b. Pemuaiana luas

252
Gambar 3. Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.
Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar
sekali dan tipis. Pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas
adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya
pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi
maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.

Contoh soal:
1. Sebuah plat terbuat dari perunggu (α = 18.10-6 oC-1) pada suhu 0oC mempunyai
ukuran seperti gambar. Jika plat tersebut dipanaskan sampai 80 oC, maka
pertambahan luas plat adalah sebesar…
A. 0,576.10-4 m2
B. 1,152.10-4 m2

253
C. 2,304.10-4 m2
D. 3,456.10-4 m2
E. 4,608.10-4 m2
Alternatif Penyelesaian
Diketahui :
Panjang perunggu = 40 cm = 0,4 meter
Lebar perunggu = 20 cm = 0,2 meter
Luas perunggu mula-mula (Ao) = (0,4)(0,2) = 0,08 m2
Koefisien muai panjang (α) perunggu = 18 x 10-6 oC-1
Koefisien muai luas (β) = 2 x koefisien muai panjang (2α) = 36 x 10-6 oC-1
Perbedaan suhu (ΔT) = 80oC – 0oC = 80oC
Ditanya : Pertambahan luas perunggu pada suhu 80oC
Jawab :
Pertambahan luas perunggu :
ΔA = β Ao ΔT
ΔA = (36 x 10-6)(0,08)(80) = 230,4 x 10-6 = 2,304 x 10-4 m2
Jawaban yang benar adalah C.
c. Pemuaian volum

Gambar 4. Pemuaian Volume


Pemuaian volum adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah
kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3
dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali
koefisien muai panjang.

254
2. Pemuaian Zat Cair

       Pada zat cair hanya dikenal ukuran volume, karena itu pada zat cair hanya
dikenal muai volume. Makin tinggi kenaikan suhu, makin besar penambahan
volume zat cair. Pemuaian zat cair yang satu dengan yang lain umumnya berbeda,
meskipun volume zat cair mula-mula sama. Untuk seluruh zat cair pemuaian
makin besar jika kenaikan suhu bertambah besar.
       Pemuaian zat cair dapat dimanfaatkan dalam penggunaan termometer zat
cair, biasanya zat cair yang digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau
turunnya zat cair dalam pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang
digunakan untuk mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler
dan berhenti pada posisi tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang
terukur dinyatakan oleh skala yang berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa
kapiler tersebut.
Pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar
dari bejana merupakan indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat
padat dan zat cair. Air yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair
yang lebih besar dari muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
Besarnya muai volume: V= V₀ (1 + γ Δt )
pertambahan volume: ΔV= γ V₀ Δt
Ketika suhu naik, volume zat cair bertambah, sementara massanya tetap, akhirnya
ketika suhu zat cair bertambah massa zat cair berkurang.
Bila massa jenis zat cair mula-mula adalah ρ₀ maka:  ρ₀= m/ V₀

255
Keterangan :
m = massa zat cair (kg)
ρ₀ = massa jenis mula-mula (kg/m kubik)
V₀= volume mula-mula ( m kubik atau liter)
V = volume akhir ( m kubik atau liter)
γ = koefisien muai volume

Tabel 1. Koefisien Muai Volume Zat Cair.

Prinsip kerja termometer zat cair menggunakan prinsip


dasar pemuaian zat cair. Naiknya permukaan raksa
mengindikasikan adanya pemuaian, semakin besar panas yang
diterima semakin besar pula tingkat kenaikan raksa.
Selain termometer zat cair terdapat termometer lain yaitu
termometer digital. Keuntungan dari termometer digital adalah
hasil pengukuran lebih akurat dan langsung dapat dilihat, tetapi
Gambar 5. Pemuaian
termometer digital memiliki kekurangan yaitu memerlukan pada zat cair pada
baterai sebagai sumber energi.  termometer

C. Perpindahan Kalor

1. Konduksi

256
Konduksi merupakan istilah umum perpindahan kalor pada zat padat.
Dalam skala mikroskopis konduksi terjadi karena suatu partikel atau ataom
bergetar dan berinteraksi dengan atom-atom tetangga. Kemudian atom tetangga
yang ditumbuk dan mendapat kalor ini akan ikut bergetar dan menumbuk atom
tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga terjadi perpindahan energi atau
kalor di dalam zat padat.

Gambar 6. Contoh Perpindahan Kalor Secara Konduksi


Pada bahan konduktor, perpindahan kalor terjadi melalui “elektron-
elektron bebas” dan persamaan laju kalor konduksinya dapat kita peroleh dengan
melakukan aktivitas berikut. (Lihat LKS Siswa 1)
Teori perpindahan panas berusaha untuk memprediksi perpindahan energi
yang mungkin terjadi antara benda-benda material sebagai akibat dari perbedaan
suhu. Transfer energi ini didefinisikan sebagai panas. Tiga mode dimana panas
dapat ditransfer dari satu tempat ke tempat lain adalah konduksi, konveksi dan
radiasi.
Dalam konduksi, panas dilakukan dengan cara tumbukan antara molekul
yang bergerak cepat mendekati ujung daerah panas dari tubuh materi dan molekul
lebih lambat lebih dekat ke ujung dingin. Beberapa energi kinetik dari molekul
cepat lolos ke molekul lambat, dan sebagai hasil dari tabrakan beruntun, panas
mengalir melalui tubuh materi dari ujung panas ke ujung dingin. Padatan, cairan,
dan gas semua melakukan panas. Konduksi yang paling sedikit terjadi di gas
karena molekul mereka relatif berjauhan dan begitu berinteraksi lebih jarang
daripada dalam padatan dan cairan. Logam adalah konduktor terbaik dari panas
karena beberapa elektron mereka dapat bergerak relatif bebas dan dapat
berinteraksi sering dengan tabrakan.

257
Pertimbangkan satu dimensi konduksi panas (Gambar61). Tingkat di mana
panas dilakukan melalui lempengan bahan tertentu sebanding dengan luas A pelat
dan suhu perbedaan antara AT sisi-sisinya dan berbanding terbalik dengan
ketebalan slab ini d. Jumlah panas Q yang mengalir melalui lempengan dalam
waktu t diberikan oleh tingkat kondiktivitas       

      

                                    

           

 Dimana ΔT = T1  – T2dan k adalah konduktivitas termal dari Gambar 7. Laju Kalor
material, adalah ukuran dari kemampuannya untuk Konduksi

melakukan panas. Satuan SI k adalah Wm-1K-1.


Konduktivitas termal memperlihatkan bahwa laju aliran panas yang
terlibat, dan nilai numerik dari konduktivitas termal menunjukkan bagaimana
cepat panas akan mengalir. Secara umum, konduktivitas termal sangat tergantung
suhu. Ini memiliki unit watt per meter per Kelvin. Perpindahan kalor secara
konduksi dalam padatan dapat diwujudkan melalui dukungan dari fonon, elektron
dan foton. Kontribusi masing-masing operator tersebut secara luas tergantung
pada bahan dan suhu.
2. Konveksi

Pada saat anda memanaskan air di kompor menggunakan panci akan


terjadi perambatan kalor dari air yang ada di dasar panci kepermukaannya secara
konveksi. Perpindahan kalor secara konveksi disertai gerakan massa atau gerakan
partikel-partikel zat perantarnya. Akibat panas, massa jenis zat akan berkurang
dan partikel-partikel akan cendrung mengalir ke atas. Sebaliknya partikel-partikel
yang memiliki massa jenis yang lebih besar, yaitu yang suhunya lebih rendah
akan mengalir kebawah. Demikian seterusnya sehingga air dalam panci berputar

258
terus, naik dan turun. Adapun kalor dari panci berpindah secara konveksi. Aliran
kalor pada air yang terdapat dalam panci karena perbedaan massa disebut
konveksi alami.

Gambar 8. Air panas yang dipanaskan akan berpindahn secara konveksi ke


permukaan air
Kipas angin dapat digunakan untuk menghembuskan udara dari tempat
dingin ke tempat yang panas. Aliran udara semacam ini disebut konveksi paksa.
Dalam konveksi paksa, arus konveksinya dipengaruhi oleh dua faktor luar
misalnya tekanan. Perambatan kalr secara konveksi bergantung pada koefesien
konveksi termal zat yang memindahkan kalor, luas permukaan perpindahan kalor
dan beda suhu antara tempat yang dialirkan dan tempat pembuangan kalor. Secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut
H=h A ( T 2−T 1 )=hA ∆ T  
dengan:
H = kalor yang merambat persatuan waktu (Js-1)
h = koefesien konveksi termal (Js-1m-2`0C-1)
A = luas penampang perpindahan kalor (m2)
∆ T  = beda suhu antara T 2−T 1 (0C)

3. Radiasi

Energi yang dihasilkan matarhari dapat sampai ke bumi karena radiasi.


Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada
radiasi kalar atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda
dengan konduksi dan konveksi.
Walaupun matahari jauh dari bumi dan bagian terbesar ruang diantara
keduanya adalah hampa, tetapi energi dari matahari dapat sampai juga kebumi.

259
Jadi energi yang dipancarkan matahari sampai kebumi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Energi matahari adalah energi terbesar yang dimanfaatkan
manusi.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi. Jika
benda bersuhu lebih tinggi dari pada lingkungan, benda tersebut akan
memancarkan kalor ke lingkungan. Sebaliknya jika benda bersuhu lebih rendah
benda tersebut akan menyerap suhu dari lingkungan. (Lihat LKS 3)

Gambar 9. Berdirilah diabawah terik matahei atau duduklah dekat api


unggun seketika tubuh anda akan terasa panas
Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi per
satuan luas permukaan benda bergantung pada sifat dan suhu permukaan benda.
Benda yang mengkilap lebih sukar memancarkan kalor daripada benda hitam dan
kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda
yang permukaannya mengkilap lebih sukar menyerap kalor daripada benda hitam
dan kusam. Jadi benda hitam dan kusam memiliki sifat pemancar dan penyerap
kalor yang baik.
Laju perpindahan kalor per satuan luas yang dipancarkan oleh suatu benda
memiliki suhu T kelvin memenuhi persamaan:
P=eσ T 4
Dengan
P = laju rambatan kalor per satuan luas (Js -1m-2) atau daya per satuan waktu
(wattm-2)
e = koefisien emisivitas (pancaran) benda (tidak bersatuan)
σ = koefesien Stafen Bolzman (σ =5,5672x10-9 wattm-2K-4)

260
T= suhu mutlak permukaan benda (kelvin)
Untuk menentukan besarnya kalor atau energi yang dipancarkan oleh suatu
benda dapat digunakan persamaan:
W =PAt=eσ T 4 A t (5)
Dengan A= luas permukaan benda dan t= lamanya waktu perambatan kalor.

GAMBAR KEGIATAN

261
Gambar 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
mengapsen siswa dan memberikan motivasi dan apresepsi.

Gambar 2. Tahap menemukan masalah, guru memotivasi siswa menemukan


masalah yang ada pada LKS

262
Gambar 3. Tahap membangun struktur kerja, guru aktif dalam
mengarahkan siswa memahami masalah dan mengarahkan siswa dalam
membuat langkah-langkah kerja eksperimen yang mereka akan lakukan.

Gambar 4. Tahap menetapkan masalah, guru membimbing siswa untuk


menetapkan masalah utama dan merumuskan masalah yang didapat melalui
LKS

263
Gambar 5. Tahap mengumpulkan dan berbagi informasi, guru membimbing
setiap kelompok melakukan pembuktian hipotesis yang telah mereka buat.

264
Gambar 7. Tahap merumuskan solusi, guru membimbing setiap kelompok
menyimpulkan hasil eksperimen.

Gambar 8. Menentukan solusi terbaik. Guru meyakinkan siswa pentingnya


peninjauan ulang kesimpulan praktikum yang telah mereka dapatkan.

265
Gambar 9. Mengkomunikasikan. Guru mengatur jalannya presentasi siswa
mengenai hasil ekperimen yang telah mereka lakukan.

Gambar 10. Kegiatan penutup. Guru memberikan penghargaan kepada


kelompok yang terbaik dan guru mereview pelajaran

266
267

Anda mungkin juga menyukai