SKRIPSI
OLEH:
ASMIDA HERAWATI
A1E011027
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
PENERAPAN MODEL
PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA MENURUT TAXONOMI FOR
SCIENCE EDUCATION DI KELAS X IPA 3 SMA N 5
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
OLEH:
ASMIDA HERAWATI
A1E011027
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
i
ii
iii
iv
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Universitas Bengkulu adalah terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak
dicetak dengan seizin pengarang dan harus diserta dengan ketentuan penulisan
v
RIWAYAT HIDUP
Ketahuan Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2014 dan melaksanakan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL ) II di SMA Negeri 5 Kota Bengkulu pada tahun 2014.
vi
Motto dan Persembahan
Motto:
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangkasangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu” (Q.S At-Thalaq :2-3)
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS. ar-Ra’du: 28).
“Alangkah damai menjadi bebijian; bersembunyi di kegelapan, menanti siraman hujan, menggali
hunjaman dalam-dalam. Tapi bila tiba saat untuk tumbuh dan mekar, tak ada pilihan kecuali
menyeruak menampilkan diri; bercecabang menggapai langit, membagikan buah manis di tiap musim
pada segenap penghuni bumi” (Salim A. Fillah)
However bad life my seem there is always something you can do and succeed it. While there is life,
there is hope. (Stephen Hawking)
“Akan tiba saat ketika keturunan kita akan terheran-heran bahwa kita tidak mengetahui hal-hal yang
begitu jelas bagi mereka... Banyak penemuan yang disediakan untuk abad-abad yang akan datang
takalah kita sudah dilupakan orang... Alam semesta kita bukan apa-apa kecuali didalamnya suatu
bagian kurun waktu untuk diselidiki... “Carl Segan
“Memiliki prestasi yang tinggi itu penting, tetapi yang paling penting adalah ketika kita bisa menjadi
yang terbaik untukNYA, untuk Rasul kita dan untuk orang-orang yang mencintai kita serta dapat
memberikan manfaat kepada sesama” Asmida Herawati
Persembahan:
vii
ABSTRACT
Keywords: Problem Based Learning Model, learning activity and learning outcomes
according to Taxonomy For Science Education.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus bertujuan untuk
mengetahui perubahan hasil belajar fisika siswa menurut Taxonomy For Science Education
(TFSE) pada (1) domain konsep, (2) domain proses dan (3) domain sikap di Kelas X IPA 3
SMAN 5 Kota Bengkulu setalah diterapkan model Problem Based Learning (PBL). Setiap
siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Penelitian ini menggunakan model PBL yang terdiri dari 7 tahapan. Sebelum
tindakan kelas dilakukan instrumen penelitian yang terdiri dari instrument tes domain
konsep, instrument tes domain proses, Lembar Kerja Siswa (LKS) domain proses dan
instrument angket domain sikap diujicobakan terlebih dahulu. Instrumen tes domain
konsep diuji validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran. Instrumen tes domain
proses, LKS diuji coba validitas isi dan konstruksi. Instrument angket domain sikap diuji
coba validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan
pembelajaran model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa menurut TFSE yang
terdiri dari: (1) domain konsep dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa
pada domain konsep selalu meningkat tiap siklusnya; (2) domain proses dapat dilihat dari
daya serap dan ketuntasan belajar siswa pada domain proses selalu meningkat tiap
siklusnya dan (3) domain sikap dapat dilihat dari skor rata-rata angket domain sikap siswa
yang selalu meningkat tiap siklusnya dan untuk ketiga siklus sikap siswa masuk pada
katagori sedang. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat membuat instrumen
penelitian yang mengukur hasil belajar siswa menurut TFSE pada domain aplikasi, domain
kreativitas dan domain sifat alami sains.
Kata kunci: Model Problem Based Learning, aktivtas belajar dan hasil belajar menurut
Taxonomy For Science Education.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb
Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya dengan keutamaan yang besar dan dengan rasa syukur penulis ucapkan
Hasil Belajar Siswa Menurut Taxonomy For Science Education Di Kelas X IPA 3
SMA 5 Bengkulu” dapat selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sholawat
Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin
1. Prof. Rambat Nur Sasongko, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Ibu Dr. Nirwana, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA dan penguji
yang telah memberikan pengarahan dalam melengkapi penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Eko Swistoro, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
sekaligus sebagai Pembimbing Pendamping yang telah banyak memberikan
x
bimbingan dan arahan selama penulis menjadi mahasiswa dan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Irwan Koto, M.A. Ph.D selaku pembimbing utama yang telah
banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dedy Hamdani M.Si, selaku penguji dan pembimbing akademik yang
telah memberikan pengarahan dalam melengkapi penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNIB yang telah
banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
7. Ibu Dra. Darmawati, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang
telah memberikan izin melaksanakan penelitian.
8. Ibu Popi Susanti S.Pd selaku Guru Fisika SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang
telah membantu kelancaran penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Murid kelas X IPA3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu.
10. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan moril dan spiritual
11. Seluruh teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011
12. Seluruh Keluarga Besar FOSI (Forum Studi Islam), UKM Kerohanian Islam,
UKM P3M (Pengembangan Penulisan dan Penalaran) KBM UNIB, BEM
KBM UNIB 2013/2014 dan keluarga besar mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Bengkulu dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
yang telah memberikan bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan
bagi pembaca pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr.wb
xi
Asmida Herawati
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
E. Batasan Masalah ................................................................................ 6
xii
B. Penelitian yang Relevan...................................................................... 16
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 17
xiii
a. Reliabilitas dan Validitas........................................................ 43
b. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda........................................ 43
2. Hasil Uji Coba Instrumen Angket Domain Sikap Siklus I ....... 44
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................................. 46
1. Siklus I ...................................................................................... 46
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I............................................... 46
b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa.... 55
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa................................................ 60
d. Refleksi................................................................................... 68
2. Siklus II ..................................................................................... 74
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus II.............................................. 74
b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa.... 83
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa................................................ 88
d. Refleksi................................................................................... 95
2. Siklus III ................................................................................... 99
a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I............................................... 99
b. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa....108
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa................................................113
d. Refleksi...................................................................................120
C. Pembahasan .........................................................................................120
1. Hasil Belajar pada Domain Konsep................................................121
2. Hasil Belajar pada Domain Proses.................................................131
3. Hasil Belajar pada Domain Sikap...................................................136
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan.........................................................................................145
3.2 Saran ...............................................................................................146
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................147
LAMPIRAN....................................................................................................150
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 4.24 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklus II.............85
Tabel 4.25 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus II.....................85
Tabel 4.26 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.....................................................86
Tabel 4.27 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II............86
Tabel 4.28 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus II....................87
Tabel 4.29 Skor Hasil Tes Domain Konsep Siklus II......................................................88
Tabel 4.30 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus II..................90
Tabel 4.31 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus II Pilihan Ganda dan Essai................91
Tabel 4.32 Skor LKS Kelompok Siklus II.......................................................................92
Tabel 4.33 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus II....................92
Tabel 4.34 Skor Siswa pada Domain Sikap Siklus II......................................................93
Tabel 4.35 Data Hasil Belajar Domain Sikap Siklus II Setiap Sub Aspek......................94
Tabel 4.36 Katagori Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus II............................................95
Tabel 4.37 Refleksi Aktivitas Guru Siklus II..................................................................96
Tabel 4.38 Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II.................................................................98
Tabel 4.39 Refleksi Hasil Belajar, Instrumen Media Pembelajaran SiklusII...........….. 99
Tabel 4.40 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus III..........……………....108
Tabel 4.41 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III............................................……109
Tabel 4.42 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklus III...……110
Tabel 4.43 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus III...........……110
Tabel 4.44 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III...........................................….. .111
Tabel 4.45 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus III. ….. .112
Tabel 4.46 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus III.........……113
Tabel 4.47 Skor Hasil Tes Domain Konsep Siklus III............................................……114
Tabel 4.48 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus III........……115
Tabel 4.49 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus III Pilihan Ganda dan Essai.......…...116
Tabel 4.50 Skor LKS Kelompok Siklus III............................................................…....117
Tabel 4.51 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus III..........……117
Tabel 4.52 Skor Siswa pada Domain Sikap Siklus III............................................…….118
Tabel 4.53 Hasil Belajar Domain Sikap Siklus III..................................................……119
Tabel 4.54 Hasil Angket Domain Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus III.............……119
Tabel 4.55 Data Hasil Tes Domain Konsep Siklus I, II dan III..............................……122
Tabel 4.56 Rangkuman Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus I, II dan III...........127
Tabel 4.57 Rangkuman Hasil Belajar Domain Proses Siklus I, II, dan III ............…….132
Tabel 4.58 Skor Siswa Pada Domain Sikap Siklus I,II dan III...............................……137
Tabel 4.59 Hasil Belajar Domain Sikap Siswa Klasikal Siklus I, II dan III..............…..139
Tabel 4.60 Hasil Belajar Domain Sikap Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III............…..141
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Uji Coba Soal Tes Domain Konsep.........................................151
Lampiran 2. Hasil Uji Coba Reliabilitas Soal Tes Domain Konsep......................154
Lampiran 3. Hasil Uji Coba Validitas Soal Tes Domain Konsep..........................155
Lampiran 4. Hasil Uji Coba Indeks Diskriminasi Soal Tes Domain Konsep .......156
Lampiran 5. Hasil Uji Coba Indeks Kesukaran Soal Tes Domain Konsep............157
Lampiran 6. Hasil Uji Coba Angket Domain Sikap..............................................158
Lampiran 7. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket Domain Sikap...........................160
Lampiran 8. Hasil Uji Coba Validitas Angket Domain Sikap...............................161
Lampiran 9. Silabus Pembelajaran .......................................................................162
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .........................164
Lampiran 11. Skenario Pembelajaran Siklus I........................................................169
Lampiran 12. Hasil LKS Siswa Siklus I..................................................................173
Lampiran 13. Kunci Jawaban LKS Siswa Siklus I..................................................177
Lampiran 14. Penilaian Tes Domain Konsep Siklus I.............................................181
Lampiran 15. Kunci Jawaban Tes Domain Konsep Siklus I...................................182
Lampiran 16. Penilaian Tes Domain Proses Siklus I...............................................183
Lampiran 17. Kunci Jawaban Tes Domain Proses Siklus I.....................................186
Lampiran 18. Penilaian Angket Domain Sikap Siklus 1.........................................187
Lampiran 19. Analisis Hasil Belajar Domain Konsep Siklus I................................188
Lampiran 20. Analisis Hasil Belajar Domain Proses Siklus I.................................189
Lampiran 21. Analisis Angket Domain Sikap Siklus I............................................190
Lampiran 22. RPP Siklus II ....................................................................................191
Lampiran 23. Skenario Pembelajaran Siklus II.......................................................196
Lampiran 24. Hasil LKS Siswa Siklus II................................................................200
Lampiran 25. Kunci Jawaban LKS Siswa Siklus II.................................................205
Lampiran 26. Penilaian Tes Domain Konsep Siklus II............................................209
Lampiran 27. Kunci Jawaban Tes Domain Konsep Siklus II..................................210
Lampiran 28. Penilaian Tes Domain Proses Siklus II.............................................211
Lampiran 29. Kunci Jawaban Tes Domain Proses Siklus II....................................213
Lampiran 30. Penilaian Angket Domain Sikap Siklus II.........................................214
Lampiran 31. Analisis Hasil Belajar Domain Konsep Siklus II..............................215
Lampiran 32. Analisis Hasil Belajar Domain Proses Siklus II................................216
Lampiran 33. Analisis Angket Domain Sikap Siklus II..........................................217
Lampiran 34. RPP Siklus III ..................................................................................218
Lampiran 35. Skenario Pembelajaran Siklus III......................................................223
Lampiran 36. Hasil LKS Siswa Siklus III...............................................................228
Lampiran 37. Kunci Jawaban LKS Siswa Siklus III...............................................232
Lampiran 38. Penilaian Tes Domain Konsep Siklus III..........................................235
Lampiran 39. Kunci Jawaban Tes Domain Konsep Siklus III.................................236
Lampiran 40. Penilaian Tes Domain Proses Siklus III............................................237
Lampiran 41. Kunci Jawaban Tes Domain Proses Siklus III...................................239
Lampiran 42. Penilaian Angket Domain Sikap Siklus III.......................................240
Lampiran 43. Analisis Hasil Belajar Domain Konsep Siklus III.............................241
Lampiran 44. Analisis Hasil Belajar Domain Proses Siklus III...............................242
xviii
Lampiran 45. Analisis Angket Domain Sikap Siklus III.........................................243
Lampiran 46. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I,II dan III............................244
Lampiran 47. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I,II dan III...........................247
Lampiran 48. Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Domain Konsep Siswa.................250
Lampiran 49. Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Domain Proses Siswa..................251
Lampiran 50. Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Domain Sikap Siswa....................252
Lampiran 51. Buku Siswa.......................................................................................253
Lampiran 52. Gambar Kegiatan..............................................................................265
Lampiran 53. Surat Izin Penelitian .........................................................................268
Lampiran 54. Surat Keterangan Selesai Penelitian .................................................269
Lampiran 55. Hasil Validitas Butir Soal Tes Domain Konsep ...............................270
Lampiran 56. Hasil Reliabilitas Butir Soal Tes Domain Konsep ...........................272
Lampiran 57. Hasil Validitas Butir Soal Tes Domain Sikap ..................................273
Lampiran 58. Hasil Validitas Butir Soal Tes Domain Konsep ...............................275
xix
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah
memasuki tahap uji coba dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah
percobaan. SMA N 5 merupakan salah satu sekolah uji coba kurikulum 2013.
telah menerapkan kurikulum 2013 tetapi guru mata pelajaran (mapel) khususnya
menganggap fisika adalah ilmu yang kurang penting bagi kehidupannya. Hasil
ulangan harian mereka kurang dari 50% siswa nilainya belum mencapai Kriteria
1
Rendahnya hasil ujian harian siswa menunjukan kurangnya motivasi siswa
prosedur kerja sebagai suatu tugas yang harus dikerjakan dari guru. Kegiatan
pembelajaran sehingga kompetensi dasar siswa tidak tercapai. Oleh karena itu,
perlu adanya perubahan dalam proses pengajaran yaitu melalui penerapan model
mengasyikkan. Selain itu model PBL menurut Yazdani dalam Nur (2011:14)
dan kerja sama tim, berfikir proaktif dan kemampuan-kemampuan sesuai dengan
2
keterampilan siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah sehingga pembelajaran
siswa berkembang dengan baik, afektif siswa juga mengalami peningkatkan dan
terbina kerja sama antar siswa dan kemampuan untuk berkomunikasi. Stadler
Bengkulu belum merujuk pada penilaian kurikulum 2013 khususnya aspek sikap
dan keterampilan proses. Berdasarkan hasil pengamatan, saat praktikum guru tidak
membawa lembar angket penilaian sikap dan keterampilan proses. Hal ini
mengakibatkan sikap dan keterampilan proses sains siswa belum dinilai sesuai
tuntutan kurikulum 2013. Guru cenderung mengingat nama beberapa siswa yang
berpartisipasi aktif dalam praktikum untuk menentukan tinggi rendahnya nilai sikap
merupakan penilaian secara umum untuk semua mata pelajaran. Penilaian sikap
pada kurikulum 2013 terbatas pada sikap sosial. Penilaian keterampilan pada
dihasilkan kurang efektif bagi pembelajaran fisika karena belum bisa menilai siswa
dalam rangka memposisikan siswa benar-benar sebagai seorang saintis saat belajar
3
fisika. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan penilaian hasil belajar
menurut Taxonomy For Science Education (TFSE) yang meliputi 6 ranah domain
(Yager, 2012; 1). yaitu domain konsep, domain penerapan, domain proses, domain
sikap, domain kreativitas, domain Nature of Science. Dalam penelitian ini diambil 3
domain yaitu domain konsep, domain proses dan domain sikap. TFSE pada domain
konsep terdiri dari a) fakta; b) konsep dan c) hukum(prinsip). TFSE pada domain
sikap terdiri dari: a) pengembangan sikap positif terhadap sains secara umum, sains
di sekolah, dan guru sains; b) pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri; c)
terhadap perasaan orang lain; d) menunjukan perasaan pribadi melalui cara yang
benda.
B. Rumusan Masalah
4
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa menutut Taxonomy For Science
Education (TFSE)?”
C. Tujuan Penelitian
mengetahui perubahan hasil belajar siswa menurut TFSE setalah diterapkan model
PBL. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah menyelidiki hasil
2. Memperoleh informasi perubahan hasil belajar antar siklus pada domain proses
3. Memperoleh informasi perubahan hasil belajar antar siklus pada domain sikap
D. Manfaat Penelitian
5
1. Bagi siswa untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
yang bervariasi
fisika
E. Batasan Masalah
berikut ini:
1. Aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitas guru dalam mengajar tidak menjadi
seorang saintis.
sains (TFSE) yang meliputi 1) domain konsep berupa: fakta, konsep dan
6
pengembangan sikap positif terhadap sains secara umum dan pengembangan
3. Materi pembelajaran pada penelitian ini dibatasi pada konsep Pemuaian Zat
padat dan Konduksi, Pemuaian Zat Cair dan Konveksi dan Pemuaian Zat Gas
dan Radiasi.
7
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
peserta didik secara aktif kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa
aktivitasnya (Abidin, 2013: 6). Lebih khusus lagi dinyatakan bahwa proses
aktifitas belajar yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dibawah
bimbingan, arahan dan motivasi guru. Dengan demikian, siswa mampu secara aktif
2014: 14).
bimbingan guru.
dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting yang membuat mereka
mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki model belajar sendiri serta
8
memiliki kecakapan dalam tim. Problem Based Learning merupakan sebuah
guru, peserta didik dan masalah memiliki perannya masing-masing. Guru, peserta
didik dan masalah pada model PBL memiliki perannya masing-masing. Peran guru
Peran siswa yaitu: peserta yang aktif, terlibat langsung dalam pembelajaran dan
tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau
norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan utama
peserta didik.
9
Disamping, hasil pembelajaran dengan penerapan model PBL yaitu 1)
orang dewasa. Hasil pembelajaran model PBL difokuskan untuk menjembatani gap
antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang
dijumpai diluar sekolah, 2) belajar pengarahan sendiri. Peserta didik harus mampu
menentukan sendiri apa yang harus mereka pelajari, dan dari mana informasi itu
Sintak Model PBL dirumuskan secara beragam oleh para ahli pembelajaran.
kita sehari-hari dan diakhiri oleh pemaparan solusi oleh siswa sehingga
pembelajaran dapat dirasakan siswa bermakna dan siswa paham akan pemanfaatan
pengetahuannya. Adapun tahap-tahap model PBL dapat dilihat pada Gambar 2.1.
10
Tahap 1 : Menemukan Masalah
Model PBL ini merupakan salah satu model yang terdapat pada pendekatan
saintifik. Adapun kaitan antara fase pendekatan saintifik dengan tahap model PBL
Pada pendekatan saintifik fase mengamati bersesuaian pada model PBL fase
menentukan masalah. Pada saat siswa mengamati juga berlangsung kegiatan siswa
menulis informasi penting dari apa yang diamati dan menentukan hal yang
membangun struktur kerja pada dan menetapkan masalah pada model PBL.
Sebelum merumuskan masalah, siswa perlu mengetahui apa yang ingin mereka
pahami dari masalah, lalu menetapkan masalah yang paling penting dari hal-hal
11
Tabel 2.1 Kesesuaian antara Fase Pembelajaran pada Pendekatan Saintifik dengan
Fase Pembelajaran Model PBL
Fase Pendekatan Saintifik Fase Problem Based Learning
Mengamati Menentukan Masalah
Membaca, mendengar, menyimak, Kegiatan membaca masalah yang disajikan guru
melihat (tanpa atau dengan alat) lalu menulis informasi penting dari masalah dan
menemukan hal yang dianggap masalah
12
model PBL. Pada fase ini siswa melakukan pengumpulan berbagai informasi untuk
mengumpulkan solusi dan menentukan solusi terbaik. Pada tahap mengasosiasi hal
yang pertama dilakukan adalah merumuskan solusi. Hasil dari perumusan solusi
perlu ditinjau ulang untuk menentukan solusi terbaik yang akan diambil.
(facts), gejala-gejala alam (figures), dan teori-teori (theories), dan hal ini
literasi sains. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan sains dapat dipandang
dalam konten lima domain tetapi kemudian diperluas ini untuk enam domain
13
Gambar 2.2 Enam Domain Penilaian untuk Pendidikan Sains
Sumber : Yager dan Enger, 2009: 2-3
Keenam domain tersebut memiliki fokus penilaian yang berbeda. Fokus penilaian
a. Domain Konsep
utama untuk menyatakan keberhasilan proses belajar dan mengajar. Yager (2012;
yang menuntut untuk menyerap informasi yang dikembangkan dan digunakan para
ahli tetapi hanya sebagian kecil dari kegiatan belajar siswa yang menuntut
domain konsep mencakup fakta, konsep, hukum, (prinsip), dan hipotesis dan teori
14
yang digunakan para ahli. Dalam penelitian ini, domain konsep yang akan
b. Domain Proses
c. Domain Sikap
umum serta pelajaran sains di sekolah dan guru dan berpengaruh terhadap
bagaimana guru dapat mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap upaya-
terhadap sains dapat mendorong siswa untuk mampu menguasai apa yang
dipelajari, namun sebaliknya semakin negatif sikap siswa terhadap sains, semakin
15
Meskipun terdapat enam domain pengembangan program pengajaran dan
evaluasi hasil belajar (Gambar 2.3), penelitian ini fokus pada tiga domain yaitu
Sumber: (Yager,2012:29)
afektif siswa juga mengalami peningkatkan dan terbina kerja sama antar
pembelajaran PBL terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa.
16
C. Kerangka Pikiran
dan output yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Berawal dari adanya input yaitu siswa, terhadap proses pembelajaran dan kemudian
Input dalam penelitian ini diambil dari refleksi awal dengan melakukan
observasi didapat bahwa nilai ulangan harian siswa pada semester ganjil kelas X
tahun 2013 pada mata pelajaran fisika kurang dari 50% siswa mendapat nilai
dibawah KKM (<75). Berdasarkan hasil wawancara informal kepada para siswa
didapat bahwa sebagian siswa menganggap fisika merupakan ilmu yang sebagian
besar berisi rumus-rumus dan kurang penting bagi kehidupannya. Pemilihan model
PBL diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika menurut TFSE pada
Proses Output
Input
17
Gambar 2.4 Diagram Alir Penelitian berbasis Model PBL dan Evaluasi
Hasil Belajar Fisika Berbasis Taxonomy for Science Education Setiap
Siklus
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK menurut
Muslich (2012: 9-10) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dilaksanakan dengan sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri. Dengan
demikian PTK berfokus pada peningkatan hasil belajar siswa yang disebabkan
B. Subjek Penelitian
1. Deskripsi Sekolah
Desember pada SMA N 5 kota Bengkulu didapatkan bahwa SMA ini merupakan
salah satu sekolah di Bengkulu yang terakreditasi A dari sepuluh tahun yang lalu.
Siswa SMA N 5 Bengkulu juga peraih UN tertinggi pada tahun 2014 pada jurusan
IPA dan IPS dengan jumlah nilai 43,49 dan 39,91. Khusus untuk kompetisi Fisika
SMA Negri 5 pada tahun 2014 menjadi juara umum POIF (Pekan Orientasi Ilmiah
Fisika) yang diadakan oleh mahasiswa universitas Bengkulu. Hal ini menjadi bukti
18
2. Deskripsi Kelas
Subjek penelitian ini adalah kelas X IPA 3 SMA N 5 Kota Bengkulu Semester
ganjil Tahun 2014/2015 yang jumlah siswanya 30 orang terdiri dari 8 siswa laki-
laki dan 22 siswa perempuan. Kelas X IPA3 memiliki nilai rata-rata ujian semester
tahun ajaran 2014/2015 dari Januari –Februari 2015. Pra tindakan dilaksanakan
pada tanggal 9 Januari 2015. Jam pelajaran yang digunakan dalam satu kali
pertemuan tatap muka adalah 3 jam pelajaran. Total jam pelajaran yang digunakan
2. Aktivitas belajar tidak diteliti pada penelitian ini. Hal ini dikarenakan
penilitian berfokus pada proses berfikir siswa sebagai seorang saintis yang
19
3. Hasil belajar menurut TFSE adalah hasil belajar yang mengukur aspek
E. Prosedur Penelitian
dilakukan pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor dengan menggunakan
yang menggunakan siklus, dimana setiap siklus itu terdiri dari 4 tahap yaitu: 1)
Refleksi.
1. Pra Tindakan
observer. Observer pertama adalah guru fisika SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang
Bengkulu yang telah memiliki pengalaman kerja sebagai laboran selama 2 tahun
kepada observer mengenai observasi yang akan dilakukan agar observer mengerti
20
apa yang ingin diukur dengan instrumen tersebut. Observer berjumlah dua orang
yang terdiri dari guru fisika dan teman sejawat. Sebelum soal tes digunakan, soal
tersebut diujicobakan pada siswa yang telah diajarkan materi suhu dan kalor siswa
2. Perencanaan Tindakan
dalam satu siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada setiap
siklus berikutnya. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai yaitu perubahan aktivitas dan hasil belajar menurut TFSE. Perubahan
aktivitas belajar mengacu pada tujuh tahap model PBL selama mengikuti proses
peningkatan di setiap siklusnya.Untuk hasil belajar siswa yang ingin dicapai adalah
hasil belajar menurut TFSE terdiri dari domain konsep, proses dan sikap.
21
Perencanaan Tindakan
1) Pembuatan RPP,
2) Pembuatan Tes domain Proses
(LKS dan soal domain proses),
3) Tes domain konsep,
4) Angket domain sikap
Pelaksanaan Pembelajaran
dengan Model PBL
Refleksi Hasil Belajar 1. Menetukan Masalah
1) Domain konsep 2. Membangun struktur kerja
2) Domain Proses SIKLUS I 3. Menetapkan masalah
3) Domain Sikap 4. Mengumpulkan dan
berbagi informasi
5. Merumuskan solusi
6. Menentukan solusi terbaik
Pengamatan 7. Menyajikan solusi
Proses pembelajaran dengan
model PBL (aktivitas guru
dan siswa)
Perencanaan Tindakan:
Penyempurnaan RPP
berdasarkan hasil refleksi
siklus I
Pengamatan
Proses pembelajaran dengan
model PBL (aktivitas guru
dan siswa)
Perencanaan Tindakan:
Penyempurnaan RPP berdasarkan
hasil refleksi siklus II
Pengamatan
Proses pembelajaran dengan
model PBL (aktivitas guru
dan siswa)
22
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
a. Faktor Guru
Faktor guru dalam menerapkan model PBL didalam kelas akan berpengaruh
terhadap hasil belajar yang akan diperoleh oleh siswa. Dengan penerapan model
PBL ini akan dilihat proses berfikir siswa yang menempatkan siswa sebagai
seorang saintis saat pembelajaran dengan penilaian hasil belajar domain proses.
Melalui tindakan refleksi di setiap akhir siklus dapat dilihat penerapan model PBL
b. Faktor Siswa
pembelajaran dengan model PBL akan diamati melalui LKS dan tes domain proses
yang menjadi refleksi penerapan model PBL saat pembelajaran pada akhir setiap
siklus.
4. Siklus I
Pada siklus 1 akan diajarkan sub konsep “Suhu dan Kalor”. Adapun langkah-
a. Perencanaan Tindakan
23
skenario pembelajaran berdasarkan perancana pelaksanaan pembelajaran dan
rancangan pengajaran dengan model PBL, c) membuat lembar kerja siswa untuk
praktikum, d) membuat lembar tes hasil belajar siswa domain konsep, e) membuat
lembar tes hasil belajar siswa domain proses, f) membuat kriteria penilaian lembar
observasi siswa hasil belajar domain proses, g) membuat lembar angket siswa hasil
belajar domain sikap, dan h) membuat kriteria penilaian lembar angket siswa hasil
b. Pelaksanaan Tindakan
meninjau ulang dan menimbang keefektifitasan solusi yang telah dihasilkan pada
tahap sebelumnya, dan melakukan penilaian terhadap performa atau produk yang
dihasilkan siswa.
c. Pengamatan
24
kelas dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi
hasil belajar fisika siswa menggunakan model PBL. Menentukan kekurangan dan
tindakan. Hasil analisis siklus 1 akan digunakan sebagai acuan untuk perbaikan
siklus II.
d. Refleksi
Semua data yang didapat dari tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis
untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan rancangan
pembelajaran. Data yang didapat dari tes siklus I dianalisis secara deskriptif (nilai
rata-rata, daya serap dan ketuntasan belajar). Guru dapat merefleksi diri dengan
melihat data hasil observasi dan tes untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
siklus I yang akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan dalam
siklus berikutnya.
5. Siklus II
aspek-aspek yang dinilai belum berhasil pada siklus 1. Hasil yang didapat pada
mengukur keberhasilan pelaksanaan siklus II. Kelemahan yang terjadi pada siklus
25
6. Siklus III
Siklus III direncanakan sesuai dengan refleksi dari siklus II. Hasil yang
didapat dari siklus III dibandingkan dengan hasil sebelumnya untuk melihat apakah
F. Instrumen Penelitian
berlangsung berdasarkan model PBL yang terdiri dari lembar observasi siswa dan
aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Lembar observasi guru dan
diuji validitas isi dan validitas kontruksi dengan cara mengkonsultasikan lembar
pengisian butir observasi, agar observer mengerti apa yang mau diukur dari tiap
butir observasi.
26
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dan Guru
Nomor
Nomor Item
Fase Pendekatan Fase Problem Based Item
Kegiatan
Saintifik Learning Kegiatan
Guru
Siswa
Mengamati Menentukan masalah 1 1
Membangun struktur 2,3
2,3
Menanya kerja
Menetapkan masalah 4,5 4,5
Mengumpulkan dan
Mencoba 6,7,8 6, 7, 8,
berbagi informasi
Merumuskan solusi 9 9
Mengasosiasi Menentukan solusi
10 10
terbaik
Mengkomunikasi Menyajikan solusi 11, 12 11, 12
antar observer digunakan reliabilitas antar observer (kesepakatan antar rater atau
menghitung angka korelasi koefesien kappa dengan bantuan software SPSS. Fleiss
Kategori Interpretasi
Kappa < 0.4 Buruk (Bad)
Kappa 0.4 – 0.60 Cukup (Fair)
Kappa 0.60 – 0.75 Memuaskan (Good)
Kappa > 0.75 Istimewa (Excellent)
27
2. Tes Domain Konsep
Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui domain konsep. Tes domain
konsep dilakukan setiap akhir siklus. Tes siklus domain konsep ini digunakan untuk
dengan model PBL. Tes dalam pembelajaran ini dibuat berdasarkan materi suhu
dan kalor. Tes yang dilakukan pada penelitian ini merupakan tes uraian/essay yang
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Butir Tes Berdasarkan Indikator Pembelajaran antara Dimensi
Domain Konsep dan Dimensi Proses Kognitif
Level Kognitif menurut Bloom
Sub Dimensi Domain Menganal Jumla
Siklus
Materi Konsep Memaha Mengaplika isis h Soal
mi (C2) si (C3) (C4)
Fakta 1 2 2
1 Konduksi Konsep 3 1
Hukum (Prinsip) 4,5 2
Fakta 1 2 2
2 Konveksi Konsep 3 1
Hukum (Prinsip) 4,5 2
Fakta 1 2 2
3 Radiasi Konsep 3 1
Hukum (Prinsip) 4,5 2
Jumlah 3 6 6 15
Keterangan: Nomor 1,2,3… adalah nomor butir soal
Menurut Arikunto (2006:57) sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai
alat pengukuran harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas dan
reliabilitas yang tinggi. Sebelum butir tes domain konsep digunakan, butir tes
a. Uji validitas
28
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen ukur yang
telah disusun mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas yang dilakukan
meliputi: 1) uji validitas isi (content validity), 2) uji validitas kontruksi (construct
validity), 3) uji validitas rupa (face validity) 4) uji validitas empiris (concurrent
validity)
Uji validitas isi dilakukan dengan menyusun butir tes sesuai dengan materi
pelajaran yang diterapkan dan uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara
menyusun butir tes sesuai dengan indikator yang ada pada kisi-kisi butir tes (lihat
tabel 3.5). Uji validitas isi dan validitas konstruksi juga dilakukan dengan cara
koefesien (r) melalui softwere SPSS. Apabila r hasil hitung > r tabel maka soal
dinyatakan valid. Nilai r Tabel Product Moment dapat dilihat pada Tabel 3.4
Untuk membantu dalam penyusunan butir soal tes, dalam penelitian ini
dibuat kisi-kisi butir soal tes. Penyusunan kisi-kisi butir soal tes berdasarkan
indikator kompetensi yang ingin dicpai pada rencana pembelajaran (RPP) dan
berdasarkan tingkat taksonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada
tingkat memahami (C2), tingkat mengaplikasi (C3) dan tingkat menganalisis (C4)
29
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Butir Tes Berdasarkan Indikator Pembelajaran
validitas apakah tes domain konsep dari segi rupanya nampak mengukur apa yang
ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen.
Tiga orang siswa kelas XI dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah yang
dilihat dari nilai ujian akhir semesternya diminta untuk membaca soal tes dan
berkomentar mengenai keterbacaan dan penampilan dari tes domain konsep ini.
b. Uji Reliabilitas
30
Uji reliabilitas dimaksud untuk menunjukan tingkat kepekaan, keakuratan,
estabilan dan kekonsistenan pengukuran yang dilakukan pada waktu yang berbeda.
16. Soal dinyatakan reliabel r hasil hitung > r tabel. Nilai r tabel Alpha Cronbach’s
dimensi proses kognitf. Hal ini juga berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam
pembuatan butir soal tes yang bervariasi untuk setiap jenis proses konsep dapat
c. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut tingkat
kesukaran (TK). Besarnya tingkat kesukaran antara 0,00 sampai 1,0. Rumus
mencari TK adalah:
SA+ SB
TK= (3.1)
n . maks
adalah jumlah skor kelompok bawah, n adalah jumlah siswa kelompok atas dan
kelompok bawah, maks adalah skor maksimal soal yang bersangkutan. Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
31
Menurut ketentuan yang sering diikuti, tingkat kesukaran sering
d. Daya Pembeda
S A −S B
DP=
1 (3.2)
n .maks
2
dimana S A adalah jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah, S B adalah
jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah, n adalah jumlah siswa
kelompok atas dan kelompok bawah, maks adalah skor maksimal soal yang
bersangkutan.
32
3. Lembar Tes Domain Proses
terdiri dari penilaian LKS dan penyelesaian soal-soal objektif berkaitan dengan
domain proses.
Sebelum digunakan untuk mengambil data tes domain proses, lembar tes ini
dilakukan validitas isi dan validitas kontruksi. Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana instrument ukur menguur apa yang ingin diukur. Uji
validitas isi dilakukan dengan menyusun butir tes sesuai dengan materi pelajaran
yang diterapkan. Uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara menyusun butir tes
sesuai dengan indikator yang ada pada kisi-kisi butir tes (lihat tabel 3.9). Uji
validitas isi dan validitas konstruksi juga dilakukan dengan cara meminta pendapat
dosen pembimbing.
Nomer
Dimensi Deskriptor soal
33
Nomer
Dimensi Deskriptor soal
Angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada domain sikap.
Angket berisi aspek-aspek penilaian sikap ilmiah siswa pada saat pembelajaran.
Hasil belajar menurut domain ini akan menggunakan skala nilai 1-4 dengan
menggunakan tanda ceklis pada skala yang dianggap cocok menurut siswa.
Sebelum butir item angket digunakan, butir item dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
a. Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen ukur yang
telah disususun mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas yang dilakukan
meliputi: 1) uji validitas isi (content validity), 2) uji validitas kontruksi (construct
validity), 3) uji validitas rupa (face validity) 3) uji validitas empiris (concurrent
validity)
Uji validitas isi dilakukan dengan menyusun butir item angket sesuai
dengan materi pelajaran yang diterapkan dan uji validitas konstruksi dilakukan
dengan cara menyusun butir item angket sesuai dengan indikator yang ada pada
34
Tabel 3.10 Kisi-Kisi Lembar Angket Domain Sikap
Nomer
Dimensi Indikator Deskriptor
Ite
validitas apakah item angket domain sikap dari segi rupanya nampak mengukur apa
yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan
instrumen. Tiga orang siswa kelas XI dengan kemampuan tinggi, sedang dan
rendah yang dilihat dari nilai ujian akhir semesternya diminta untuk membaca item
angket dan berkomentar mengenai keterbacaan dan penampilan dari item angket
35
Untuk uji validitas empiris dilakukan dengan menghitung angka korelasi
koefesien (r) melalui softwere SPSS dari hasil uji coba angket domain sikap.
Apabila r hasil hitung > r tabel maka soal dinyatakan valid. Nilai r Tabel Product
Moment dapat dilihat lagi pada Tabel 3.4 bagian uji validitas soal tes domain
konsep.
b. Uji Reliabilitas
berbeda. Uji reliabilitas butir tes dilakukan dengan menentukan Alpha Cronbach’s.
16. Soal dinyatakan reliabel r hasil hitung > r tabel. Nilai tabel Alpha Cronbach’s
dapat dilihat pada lagi pada Tabel 3.2 pada bagian uji reliabilitas soal tes domain
konsep. Untuk membantu dalam penyusunan butir soal tes, dalam penelitian ini
dibuat kisi-kisi butir soal tes. Kisi-kisi domain sikap yang diukur setelah dilakukan
Aspek yang diamati pada lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa adalah
aktivitas guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran itu berlangsung. Misalkan
lembar terdiri dari 12 pertanyaan, skor tertinggi tiap butir pertanyaan adalah 4,
36
maka skor tertinggi adalah 36. Sedangkan skor terendah tiap butir pertanyaan
Tes domain konsep ini berguna untuk mengetahui perubahan hasil belajar
siswa pada domain konsep. Data dianalisis dengan menggunakan nilai individu,
nilai rata-rata siswa dan kriteria ketuntasan berdasarkan pada penilaian acuan, yaitu
penilaian berdasarkan tingkat daya serap. Tes dalam penelitian ini diolah secara
deskriftif dan dianalisis menggunakan persamaan nilai rata-rata kelas, daya serap
S = Stándar Deviasi
2
∑ ( X− X́) N = Banyaknya Siswa
s=
√ N −1 X = Nilai siswa
X́ = Nilai rata-rata
3.4
siswa
DS = DS = Daya serap 3.5
NS siswa secara
×100 % klasikal
S x NI
NS = Jumlah nilai
seluruh siswa
37
S = Jumlah siswa
NI = Nilai ideal
KB = Ketuntasan
belajar secara
klsikal
n’ = Jumlah siswa
KB=¿ yang nilainya 3.6
75
N = Jumlah siswa
a) Penilaian LKS
Tes domain proses adalah tes yang mengukur penggunaan beberapa proses
sains yang dilakukan siswa. Rubrik penilaian LKS ditampilkan pada Tabel 3.13.
38
prestaikan menginterpretasika data tetapi kurang jelas menginterpretasikan
Data n data data dengan jelas
proses (75 %) dan nilai LKS (25 %). Tuntas apabila 85% siswa mendapatkan nilai
≥ 75
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pada Tabel 3.4. Siswa diminta
menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah
disediakan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Rating Scale yang
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa
kata – kata sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor tertinggi
tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1(Sugiyono, 2013: 98). Skor butir soal
39
Aspek yang diamati pada lembar angket domain sikap adalah pengembangan
sikap positif terhadap fisika (terdiri dari sub aspek: fisika itu penting, fisika itu
berguna, fisika itu mudah dipahami dan fisika itu menarik) dan pengembangan
sikap positif terhadap diri sendiri (optimis, berfikir positif dan percaya diri).
Interval katagori nilai rata-rata setiap sub aspek domain sikap dapat dilihat pada
Tabel 3.15.
Tabel 3.15 Interval katagori nilai rata-rata setiap sub aspek domain sikap
Aspek yang diamati pada lembar observasi domain sikap adalah penggunaan
sikap terdiridari n pertanyaan, skor tertinggi tiap butir pertanyaan adalah 4, maka
skor tertinggi adalah 92. Sedangkan skor terendah tiap butir pertanyaan adalah 1,
H. Indikator Keberhasilan
40
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah hasil belajar siswa menurut TFSE
dalam 3 domain yaitu: domain konsep, domain proses, dan domain sikap. Tindakan
nilai 75, dan untuk kelompok : jika siswa mendapat nilai 75 sebanyak
sedang sampai tinggi jika dari hasil pengamatan berada pada interval 59-94
H. Keabsahan Data
Triangulasi metode dilakukan dengan cara pengumpulan data ganda berupa data tes
hasil belajar, data observasi sebagai data pembanding dan jurnal yang berfungsi
merekam kegiatan pembelajaran secara sistimatis dan utuh. Jurnal pengamatan guru
ini dituliskan pada bagian pelaksanaan tindakan pada BAB IV Jika teknik
41
pengujian triangulasi metode data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda,
BAB IV
meliputi (1) Pra tindakan; (2) Tindakan pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.
Deskripsi tindakan pada setiap siklus terdiri dari (a) Pelaksanaan; (b) Deskripsi data
hasil observasi aktivitas guru dan siswa; (c) Deskripsi hasil belajar menurut
taxonomy for science education; dan (d) Refleksi. Kemudian, dilanjutkan dengan
42
pembahasan tentang hasil belajar siswa menerut taxonomy for science education
yang terdiri dari (a) Domain Konsep; (b) Domain Proses; dan (c) Domain Sikap
a. Pra Tindakan
Based Learning (PBL), instrumen penelitian diuji cobakan terlebih dahulu. Seperti
yang dijelaskan pada Bab III (Metodologi Penelitian), butir tes yang telah diuji
penelitian.
Sebanyak 30 butir tes dibuat yang mencakup materi suhu dan kalor dengan
berpedoman pada kurikulum 2013 untuk kelas XI IPA dan Framework penilaian
enam domain sain menurut Yager dan Enger (2009). Butir-butir tes berbentuk essai
sebanyak 10 soal per siklus sehingga jumlah butir tes untuk ketiga siklus menjadi
30 butir soal. Uji coba ketiga puluh butir tes dilakukan oleh 30 siswa kelas XI IPA4
Analisis validitas butir tes dilakukan menggunakan program SPSS versi 16.
Untuk jumlah siswa (N) ada 30 orang pada taraf signifikansi 5 % nilai r-tabel
diketahui 0,361 sedangkan nilai r-hitung rata-rata validitas butir tes adalah 0,604.
Jika nilai r-hitung>nilai r-tabel, dimaknai bahwa butir tes memenuhi syarat uji
validitas. Oleh sebab itu, sebanyak 25 butir tes memenuhi persyaratan uji validitas
sebaliknya enam butir tes hasil ujicoba yaitu soal no.12 (r-hitung = 0,351), no.14 (r-
43
hitung = 0,237), no.16 (r-hitung = 0,076), no.22 (r-hitung = 0,284), dan no.27 (r-
hitung = 0,252) dianggap tidak valid atau r-hitung<r-tabel. Hasil analisis validitas
Soal yang telah masuk katergori valid dilanjutkan dengan diuji coba
realibilitas. Setiap butir tes yang dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 16
r-hitung rata-rata 0,742 > 0,361 (r-tabel). Disimpulkan bahwa, 25 butir soal
dan no.30 yang memiliki nilai α yang sama yaitu ( α = 0,733). Hasil analisis
Uji reliabilitas dan validitas butir tes dilanjutkan dengan uji daya beda dan
tingkat kesukaran butir tes. Uji daya beda dilakukan untuk menentukan apakah 26
butir tes dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
(lampiran 4) untuk soal no.2 (α=0,13), no.3 (α=0,14), no. 7 (α=0,18), no.21
butir tes tergolong dalam kriteria jelek. Namun, terdapat 9 soal dalam kriteria
minimum, 6 soal dalam kriteria cukup baik dan 3 soal dalam kriteria sangat baik.
Soal dalam kriteria jelek tidak digunakan dalam penelitian dan soal dengan kriteria
penelitian. Soal yang termasuk dalam criteria cukup baik dan sangat baik tidak
44
perlu dilakukan perbaikan dan dapat langsung digunakan dalam mengambil data
penelitian.
Soal dengan kriteria minimum, cukup baik dan baik yang berjumlah 18 soal
yang dicari tingkat kesukarannya. Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir tes
(Lampiran 5) terdapat 2 soal dalam kriteria mudah dan 12 soal dalam kriteria
sedang dan 4 soal dalam kriteria sukar. Oleh sebab itu, sebanyak 18 butir tes dipilih
Uji coba tes domain proses yang terdiri dari 30 soal yang terdiri dari
variable dan pengontrolan variable. Setelah dilakukan uji isi dan konstruksi dengan
cara meminta pendapat dosen pembimbing, terdapat 21 soal yang bisa digunakan
untuk penelitian. Sehingga setiap siklus dalam penelitian ini menggunakan 7 butir
terhadap diri sendiri menurut Yager dan Enger (2012). Uji coba ketiga puluh butir
tes dilakukan oleh 30 siswa kelas XI IPA4 di SMAN 5 Bengkulu pada hari jumat 8
Januari 2015.
Data hasil ujicoba butir item angket dianalisis dengan bantuan program
SPSS versi 16 untuk menentukan harga r-hitung sebagai indikator tingkat validitas
setiap butir tes. Untuk jumlah siswa (N) 30 orang taraf signifikansinya 5 % nilai r-
45
tabel diketahui 0,361 sedangkan nilai r-hitung rata-rata sebagai indikator tingkat
validitas butir item adalah 0,618. Jika nilai r-hitung>nilai r-tabel, dimaknai bahwa
butir item memenuhi syarat uji validitas. Oleh sebab itu, sebanyak 23 butir item
memenuhi persyaratan uji validitas sebaliknya butir item hasil ujicoba (soal no.4 (r-
hitung = 0,078), no.10 (r-hitung = 0,195), dan no.16 (r-hitung = 163) dianggap
tidak valid atau r-hitung<r-tabel. Hasil analisis validitas semua butir tes dapat
analisis reliabilitas butir item dari 23 butir item angket yang valid. Diketahui bahwa
r-hitung rata-rata 0,732 > 0,361 (r-tabel). Disimpulkan bahwa, 23 butir soal
adalah pada butir item no.12 (r-hitung = 0,736) dan nilai terendah pada butir soal
no.4, 24 dan 25 dengan nilai r hitung yang sama(r-hitung = 0,726). Hasil analisis
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Siklus 1
2015 pukul 12.30 – 14.45 WIB di kelas X IPA 3 dengan alokasi waktu 3 x 45 menit.
Meskipun jam pelajaran telah dimulai (12.30 WIB), sekitar 15 siswa (50%) masih
berada di luar kelas untuk melaksanakan ibadah (sholat dzuhur). Kondisi ini
disebabkan oleh terbatasnya waktu yang tersedia baik untuk istirahat dan
46
ruangan mushola untuk menampung siswa secara serentak untuk melakukan
ibadah. Kondisi ini mempengaruhi ketersediaan waktu untuk belajar sehingga guru
(peneliti) belum dapat melaksanakan proses belajar mengajar tepat waktu. Dua hari
empat kelompok yang terdiri delapan atau tujuh siswa setiap kelompok.
(Slavin, 1995) seperti kemampuan siswa (tinggi, sedang rendah), jenis kelamin
setiap kelompok. Setiap kelompok telah ditentukan tugas dari (a) ketua yaitu untuk
pengamatan dan diskusi kelompok, (c) dua orang anggota kelompok membantu
Aktivitas guru dan aktivitas siswa dinilai melalui lembar observasi aktivitas guru
dan lembar observasi aktivitas siswa. Penilaian ini dilakukan oleh 2 observer yaitu:
guru fisika kelas X SMAN 5 Bengkulu dan Laboran SMAN 5 Bengkulu. Sebelum
kedua observer ini melakukan penilaian, guru memberikan lembar observasi dan
aktivitas siswa.
47
Materi pembelajaran pada siklus I ini adalah konsep suhu dan kalor dengan
submateri pemuaian pada zat padat dan konduksi. Untuk pembelajaran pada
power point. Namun, pembelajaran dengan penerapan model PBL dan penggunaan
media berbasis ICT tidak dapat diselenggarakan karena LCD pada saat
tujuan pembelajaran disampaikan secara lisan atau tanpa penayangan melalui LCD.
1. Kegiatan Awal
siswa, serta memotivasi siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran pada tahap ini
cenderung dimulai dari guru sehingga interaksi antar guru dan siswa lebih
dengan doa yang dipimpin oleh seorang siswa. Setelah memeriksa kehadiran siswa,
guru meminta siswa untuk mengucapkan “Yes, I can” serentak setelah diucapkan
kata “Fisika”. Guru menerapkan suatu teknik yang tujuannya adalah untuk
belajar fisika.
48
Kemudian, guru mengajukan pertanyaan “Apakah kalian pernah membuat
teh panas?” lalu siswa menjawab serentak “Pernah”. Pertanyaan dilanjutkan dengan
pengetahuan siswa yang terkait dengan topik pelajaran, guru bertanya “Peristiwa
apa yang terjadi pada sendok?”. Jawaban yang diberikan oleh siswa relatif
konveksi, dan 2 siswa (7%) menjawab radiasi, namun siswa lainnya tidak
memberikan tanggapan.
yang terjadi pada sendok kita terlebih dahulu harus mengetahui tujuan
pembelajaran pada hari ini”. Tujuan pembelajaran secara rinci dapat dilihat dalam
klasikal, respon yang diberikan siswa antara lain bermain HP, membaca buku, dan
2. Kegiatan Inti
dilakukan pada tahap awal. Pada tahap ini, pembelajaran dengan pokok bahasan
pemuaian pada zat padat dan konduksi diselenggarakan selama 100 menit.
pembelajaran pada tahap ini, sehingga guru lebih banyak berperan sebagai
Negeri 5.
49
a. Menemukan Masalah
(peneliti) “Siapakah diantara kalian yang pernah makan es krim?”. Pertanyaan ini
dijawab oleh 67% siswa dengan jawaban “pernah”. Dilanjutkan dengan pertanyaan
”Siapakah yang pernah makan bakso?”. Sebanyak 67% siswa menjawab “pernah”.
pengertian dari suhu?”. Tiga siswa (10%) memberikan respon dengan mengangkat
tangan. Guru meminta salah seorang dari mereka memberikan jawabannya. “Suhu
adalah sesuatu yang menunjukan panas suatu benda”. Jawaban siswa diperjelas
oleh guru.
atau panas. Kalor adalah energi yang berpindah sampai sistem mencapai
kesetimbangan termal”.
Karena setiap kelompok diberikan satu Lembar Kerja Siswa (LKS), guru
menjelaskan cara mengerjakan LKS. Akibatnya tidak semua siswa dapat melihat
isi LKS yang sedang dijelaskan oleh guru. Permasalahan digambarkan dalam
menemukan masalah yang akan diselesaikan melalui praktikum. Tetapi ada satu
kelompok yang diskusinya hanya antara ketua dan sekretaris kelompok. Hal ini
50
dikarenakan guru memberikan penegasan bahwa setiap anggota kelompok wajib
oleh setiap anggota kelompok. Siswa yang berpartisipasi aktif akan memiliki
dari satu kelompok ke kelompok lain. Karena peran guru sebagai fasilitator, guru
akan memberikan bantuan belajar hanya kepada kelompok yang tidak mampu
untuk menemukan konsep-konsep fisika yang ingin diketahui dari masalah dan ide-
ide yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan LKS. LKS yang
digunakan siswa dalam fase ini dapat dilihat pada Lampiran 12.
dan kontrol. Selanjutnya, setiap kelompok untuk mengambil alat praktikum yang
langkah percobaan. Ada dua kelompok yang tidak membaca perintah untuk
percobaan pelelehan lilin pada berbagai macam logam tanpa memvariasikan jarak
51
mengungkapkan langkah kerja. Siswa merumuskan langkah kerja bersamaan
c. Menetapkan Masalah
pada LKS pada bagian “Fisika dalam Kehidupan”. Dua dari empat kelompok yang
Karena LKS hanya satu untuk setiap kelompok, siswa yang tidak
kegiatan penetapan masalah. Salah satu penyebab kondisi ini terjadi adalah karena
penjelasan dari guru tidak dapat dipahami oleh siswa tentang perumusan masalah
yang akan diselidiki pada kegiatan eksperimen. Jumlah rumusan masalah tidak
menit. Siswa pada masing-masing kelompok membaca kembali langkah kerja yang
telah mereka buat. Beberapa siswa dalam kelompok senang melakukan eksperimen
52
saja tanpa terlibat dalam perumusan langkah kerja. Kerjasama anggota kelompok
masih kurang baik. Pada umumnya, aktivitas belajar pada fase ini didominasi oleh
ketua kelompok.
e. Merumuskan solusi
eksperimen ini digunakan untuk meyelesaikan masalah yang didapat dari bagian
LKS “Fisika dalam kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang terbaik untuk
kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diselidiki. Salah satu
dalam menghantarkan kalor secara konduksi. Satu kelompok yang merasa belum
yakin dengan kegiatan ekperimennya menanyakan pada guru betul atau tidak hasil
percobaan mereka. Satu kelompok ada yang masih menjawab pertanyan pada LKS
belum sampai pada kesimpulan. Kelompok yang lainnya meninjau ulang dan
membandingkan jawaban mereka dengan jawaban yang ada dibuku dan membuka
internet untuk mengetahui kebenaran kesimpulan yang telah mereka buat. Saat guru
meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban ada 2 kelompok yang belum siap
53
g. Mengkomunikasikan
kelompok dan hasil percobaan kelompok lain. Kesadaran siswa untuk menjadi
pendengar yang baik juga masih kurang siswa tidak mendengarkan kelompok
penyaji saat menyajikan materi. Ketika diberikan waktu untuk kelompok pendengar
persamaan-persamaan yang ada pada materi pemuaian zat padat dan konduksi.
Guru memberikan satu contoh soal untuk setiap pertanyaan. Kegiatan pada tahap
Pada tahap ini siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran. Guru
membagikan soal tes dan angket siklus I. Guru memberi tahu dan menyuruh siswa
mengucapkan salam.
berlangsung 135 menit cukup bervariasi yaitu ada yang sesuai dengan yang
ditugaskan guru (on task) dan ada juga yang tidak sesuai (on task). Untuk lebih
54
Tabel 4.1 Kegiatan Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung Siklus I
observer yaitu guru kelas X SMAN 5 Kota Bengkulu dan laboran fisika SMAN 5
Bengkulu dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. Posisi
observer dibelakang tempat duduk siswa dengan menghadap ke arah papan tulis.
Observer duduk tidak saling berdekatan sehingga tidak dapat saling berdiskusi.
Observer juga bergerak mendekati setiap kelompok untuk melihat lebih jelas
55
Data observasi aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
menerapkan model PBL pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2. Skor rata-rata
observasi aktivitas guru pada siklus I adalah 29,5 dan masuk pada kategori baik.
Kategori baik termasuk dalam katagori yang tertinggi dari penskoran aktivitas guru
dalam penelitian ini. Tetapi apabila dilihat peritem ada 6 item yang masuk katagori
baik. Sementara 6 item masuk katagori cukup. Guru masih kurang mampu
56
7. Meminta siswa berbagi informasi 2 2 Cukup
dalam kelompok
8. Membimbing setiap anggota 3 3 Baik
kelompok mengisi hasil percobaan
pada LKS
Merumuskan 9. Memastikan setiap anggota 2 2 Cukup
solusi kelompok aktif dalam perumusan
kesimpulan
Menentukan 10. Meyakinkan siswa pentingnya 2 3 Cukup
solusi terbaik peninjauan ulang kesimpulan
Menyajikan 11. Mengatur kelompok untuk 3 3 Baik
solusi memaparan hasil kerja siswa
12. Melakukan penilaian terhadap 3 3 Baik
pemaparan hasil percobaan setiap
siswa.
Jumlah Skor 29 30 Baik **
guru ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer pada
siklus I didapat dengan menggunakan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel
4.3.
Standar Kategori*
Nilai
Kesalahan
Pengukuran 0,833
Kesepakatan (Kappa)
Istimewa
0,157
Jumlah Item (excellent)
12
Pengamatan
Keterangan: *Katagori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,4≤x<0,6 = cukup; (fair); 0,6≤x<0,75
= memuaskan(good); ≥0,75=istimewa (excellent)
Tebel 4.3 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai
kappa (k=0,833) dengan standar kesalahan sebesar 0,157. Menurut kategori tingkat
57
reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa
pada 12 item pengamatan terhadap aktivitas guru. Hal ini juga dapat ditunjukan dari
Observer_kedua
2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 6 1 7
% of Total 50,0 8,3 58,3
3* Frekuensi 0 5 5
% of Total 0,0 41,7 41,7
Total** Frekuensi 6 6 12
% of Total 50,0 50,0 100,0
*Skor aktivitas siswa per item
** Jumlah Item Pengamatan
Item yang nilainya konstan. Sebanyak 5 Item (41,7%) yang sama-sama mendapat
skor 3, sebanyak 6 item (50%) yang mendapat skor 2. Ada 3 item yang dinilai tidak
menerapkan model PBL pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5.
58
Tahapan Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
Model PBL P1 P2
Menentukan 1. Termotivasi dalam menemukan 3 3 Baik
masalah masalah
Membangun 2. Memahami masalah dan apa yang 2 3 Cukup
struktur kerja ingin diketahui
3. Sadar pentingnya rencana tindak 2 2 Cukup
lanjut untuk memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mampu menemukan masalah 3 3 Baik
masalah utama
5. Mampu menyusun rumusan 2 2 Cukup
masalah
Mengumpulk 6. Melakukan percobaan untuk 3 3 Baik
an dan memecahan masalah
berbagi 7. Berbagi informasi dalam kelompok 2 2 Cukup
informasi
8. Mengisi hasil percobaan pada LKS 3 3 Baik
Merumuskan 9. Aktif dalam perumusan kesimpulan 2 2 Cukup
solusi
Menentukan 10. Melakukan peninjauan ulang 2 2 Cukup
solusi terbaik kesimpulan
Menyajikan 11. Bersedia memaparan hasil kerja 3 3 Baik
solusi siswa
12. Menerima penilaian terhadap 3 3 Baik
pemaparan hasil percobaan setiap
siswa.
Jumlah Skor 30 31 Baik **
Berdasarkan Tabel 4.5 skor rata-rata observasi aktivitas siswa pada siklus I
adalah 30,5 dan masuk pada katagori baik. Katagori baik termasuk dalam katagori
yang tertinggi dari penskoran aktivitas siswa dalam penelitian ini. Tetapi apabila
dilihat peritem ada 6 item yang masuk katagori cukup. Sementara 6 item masuk
katagori baik. Siswa masih kurang mampu dalam merumuskan masalah yang akan
mereka selesaikan melalui praktikum dan melakukan kerja sama saat praktikum.
siswa ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer
pada siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.6.
59
Tabel 4.6 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa
Standar
Nilai Kategori
Kesalahan
Pengukuran Kesepakatan 0,833
(Kappa) Istimewa
0,157 (excellent)
Jumlah Item Pengamatan 12
Keterangan: *Kategori Kapp: <0,4 = buruk (bad); 0,4≤x<0,6 = cukup; (fair); 0,6≤x<0,75
= memuaskan(good); ≥0,75=istimewa (excellent)
Tebel 4.6 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai
kappa (k=0,833) dengan standar kesalahan sebesar 0,248. Menurut kategori tingkat
reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa
pada 12 item pengamatan terhadap aktivitas siswa. Hal ini juga dapat ditunjukan
dari presentase konsistensi antar observer dalam memberikan skor terhadap 12 item
Observer_kedua
2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 5 1 6
% of Total 41,7 8,3 50,0
3* Frekuensi 0 6 6
% of Total 0,0 50,0 50,0
Total** Frekuensi 5 7 12
% of Total 41,7 58,3 100,0
Keterangan : *Skor aktivitas siswa per item
** Jumlah Item Pengamatan
60
Berdasarkan Tabel 4.7 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 11
Item yang nilainya konstan. Sebanyak 6 Item (50%) yang sama-sama mendapat
skor 3, sebanyak 5 item (41,7%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai
tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar domain konsep, tes
hasil belajar domain proses dan angket domain sikap merupakan tes formatif
(Assesment for Learning). Hasil belajar siswa akan dianalisis setiap aspeknya
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa untuk setiap aspek pada
ketiga domain taxonomy for science education yang nantinya akan diperbaiki pada
siklus selanjutnya.
Hasil belajar domain konsep dalam penelitian ini berupa tes soal essay yang
Ketersebaran data hasil tes domain konsep siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.8.
pengetahuan yang telah diperoleh siswa melalui eksperimen mengenai fakta yang
terjadi ketika zat padat diberi kalor. Untuk aspek fakta soal no.1 siswa yang
mendapatkan skor 0-5 pada siklus I ada 2 siswa yaitu siswa E1 dan E24. Pertanyaan
61
domain konsep ini merupakan pertanyaan aplikasi dari konsep yang telah didapat
Rata-rata
Aspek Presentase
Interval Frekuensi presntasi daya
domain No.Soal daya serap
skor Siswa serap tiap
konsep (%)
aspek (%)
Fakta 0-5 2
1 80,3 85,3
6-10 28
Konsep 0-5 1
6-10 15
2 61,8
11-15 11
16-20 2
64,2
0-5 0
6-10 13
3 66,5
11-15 12
16-20 5
0-5 0
6-10 1
4 96,8
11-15 0
16-20 29
Hukum 0-5 4
91,1
(Prinsip) 6-10 0
11-15 0
5 85,3
16-20 0
21-25 2
26-30 24
Untuk domain konsep aspek konsep soal no.2 yang menanyakan mengenai
penyebab rompi atau shall dapat membuat tubuh kita panas, terdapat 1 orang siswa
yang mendapat skor dalam rentan 0-5 yaitu E27.Untuk domain konsep no.3
menanyakan penyebab zat cair tidak dapat mengalami proses perpindahan kalor
secara konduksi. Untuk soal no.3 ini sudah tidak ada siswa yang mendapatkan skor
Untuk domain hukum (prinsip) tidak ada siswa yang mendapat nilai 0-5
untuk soal no.4 dan untuk soal no.5 terdapat 4 siswa memiliki skor pada rentan 0-5.
Siswa tersebut yaitu E25,E27, E28 dan E29. Soal no.4 merupakan soal
62
pengaplikasian menanyakan mengenai laju perpindahan kalor sedangkan soal no.5
secara konduksi. Sehingga wajar ada siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal
no.5 ini.
Dari Tabel 4.8 juga dapat dilihat bahwa siswa masih kurang pada domain
konsep aspek konsep yang daya serapnya hanya 64,2%, sedangkan pada aspek
fakta telah mencapai 85,3% dan aspek hukum (prinsip) sudah mencapat 91,1%.
Rangkuman data hasil belajar domain konsep siswa siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.9
Tabel 4.9 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.9 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah
cukup jauh yaitu 96 dan 53 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 12,08. Hal
merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I
adalah 80% yaitu dari 30 siswa hanya 24 siswa yang memperoleh nilai 75. Data
ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerapakan model PBL pada
siklus I dapat dikatakan belum tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar
63
secara klasikal akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah
nilai 75.
Hasil belajar siswa domain proses dalam penelitian ini adalah gabungan dari
nilai tes domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Siswa mengerjakan soal tes
domain proses dalam waktu 7 menit dengan jumlah soal 7 butir soal. Data hasil tes
Rata-rata
Persentas
persentasi
Aspek Jawa e daya
No. Pilihan Jawaban daya sarap
Domain ban serap
Soal setiap domain
Sikap (%)
(%)
A B C D E
Komunikas 1. 29 - - - - A 96,7
90,0
i 2. - 5 25 - - C 83,3
Prediksi 3. - 1 28 1 - C 93,3
96,7
4. - 30 - - - B 100
Rumusan
5. 30 - - - - A 100 100
Hipotesis
Identivikasi
6. 24 - 4 - 2 A 80,0 80,0
variabel
Definisi
7. - - - 30 - D 100 100
Oprasional
Berdasarkan Tabel 4.10 sebagian besar siswa atau lebih dari 85% siswa
mampu menjawab pilihan jawaban yang benar soal tes. Pilihan jawaban yang benar
yang paling sedikit ditunjukan pada no.6 yang merupakan soal aspek identifikasi
variabel, yaitu 24 siswa (80%) yang menjawab dengan benar. Hal ini dikarenakan
siswa telah memahami mengenai variabel besar, variabel kontrol, variabel terikat
dan membuat rumusan masalah. Khusus untuk soal no.1 aspek komunikasi hanya
64
ada 1 siswa yaitu siswa E9 yang tidak menjawab soal merupakan siswa tersebut
termasuk siswa yang pintar dan juga merupakan ketua kelompok diperkirakan
Hasil belajar juga ditentukan oleh nilai LKS kelompok sebesar 25%. Data
penilian kinerja kelompok pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11 menunjukan nilai LKS setiap kelompok. Nilai LKS didapat
setelah mengolah skor total yang didapat dari setiap kelompok, keseluruhan
kelompok mendapat nilai yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan skor total
yang terendah adalah 12. Tetapi jika dilihat per aspek yang diukur, hanya aspek
mendapat skor kurang maksimal. Dari Tabel 4.11 juga didapat bahwa siswa masih
Data hasil belajar siswa domain proses didapat dari nilai akhir siswa. Nilai
akhir siswa secara keseluruhan yaitu penggabungan antara nilai tes domain proses
belajar siklus I (75%) dan nilai LKS siklus I (30%). Hasil belajar siswa domain
Tabel 4.12 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus I
65
Katagori Hasil Kesimpulan
Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 73,6
Nilai Rata-Rata Siswa 90,8
Tuntas Secara Klasikal
Standar Deviasi 24,9
Daya Serap Klasik (%) 90,8
Ketuntasan Belajar (%) 93,3%
Berdasarkan Tabel 4.12 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah
cukup jauh yaitu 98 dan 73,6 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 24,9. Hal
merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I
adalah 93,3% yaitu dari 30 siswa hanya 28 siswa yang memperoleh nilai 75. Data
ini menunjukan bahwa proses pembelajaran menggunakan model PBL pada siklus I
dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara klasikal
akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai 75.
Hasil belajar domain sikap didapat melalui angket domain sikap yang diisi
pada domain sikap ini dapat dilihat pada Tabel 4.13. Domain sikap dimensi
pengembangan sikap positif terhadap fisika subdimensi fisika itu penting hanya 2
orang siswa pada siklus I yang mendapat skor dengan rentan 0-2 yaitu siswa E1 dan
E14.
66
2,1 - 4,0 28
0,0 - 2,0 1
sikap positif Fisika itu berguna
2,1 - 4,0 29
terhadap sains Fisika itu mudah 0,0 - 2,0 5
\
dipahami 2,1 - 4,0 25
0,0 - 2,0 3
Fisika itu menarik
2,1 - 4,0 27
0,0 - 2,0 0
Optimis
Pengembangan 2,1 - 4,0 30
sikap positif 0,0 - 2,0 0
Berfikir Positif
terhadap diri 2,1 - 4,0 30
sendiri 0,0 - 2,0 0
Percaya Diri
2,1 - 4,0 30
Pada domain sikap subdimensi fisika itu berguna, yang mendapatkan skor
interval 0,0-2,0 ada 1 siswa yaitu E14 dan 29 siswa lainnya berada pada interval
2,1-4,0 Pada aspek fisika itu mudah dipahami pada siklus I ada 5 siswa yang berada
pada rentang nilai 0,0-2,0 yaitu siswa E1, E4, E21, E23 dan E24 dan 25 siswa
lainnya berada pada interval 2,1-4,0. Untuk aspek fisika itu menarik, pada siklus I
ada 3 siswa yaitu E4, E24 dan E26 yang masih mendapatkan skor dalam rentang
0,0-2,00. Pada dimensi pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri untuk
semua aspek (optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri) kesemua siswa
memiliki skor dalam rentang 2,1-4,0.Hasil belajar domain sikap setiap subdimensi
Tabel 4.14 Hasil Belajar Domain Sikap Siklus I Tiap Sub Aspek
67
sikap positif
Berfikir Positif 3,28 Baik
terhadap diri sendiri
Percaya Diri 2,93 Cukup
Keterangan:*Kategori: 4≥x>3=Baik, 3≥x>2=cukup, 2≥x>1=kurang
Pada Tabel 4.14 pada sub aspek fisika itu mudah dipahami, fisika itu
menarik dan percaya diri siswa masih dalam kategori cukup baik. Sedangkan untuk
sub aspek fisika itu penting, fisika itu berguna, berfikir positif dan rasa percaya diri
siswa sudah mencapai kategori baik. Data hasil angket domain sikap siswa dapat
Tabel 4.15 Hasil Angket Domain Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus I
Dari Tabel 4.15 didapat bahwa 26 siswa (86,67) sikap siswa terhadap fisika
dan terhadap diri sendiri berada dalam kategori sedang. Sebanyak 4 siswa (13,3%)
berada dalam katagori tinggi. Tidak ada sikap siswa yang berada dalam katagori
d. Refleksi
Berdasarkan observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar yang
diperoleh siswa serta jurnal yang dibuat guru selama berlangsungnya pelajaran
68
yang menuliskan kelangsungan kegiatan pelajaran secara garis besar masih terdapat
menggunakan model PBL masih perlu diperbaiki. Agar penggunaan model PBL
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka perlu adanya perbaikan
pada aspek-aspek yang kurang pada siklus I dan hal-hal yang telah baik di siklus I
tetap diperbaiki. Selain mengenai aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam
sehingga tercapai suatu kondisi yang menunjang dengan baik pelaksanaan model
PBL.
terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses pembelajaran
model PBL apabila tidak diperbaiki. Beberapa kekurangan dan perbaikan terhadap
69
melaksanakan sholat dzuhur. melaksanakan sholat setelah
Keterambatan siswa mengurangi waktu pembelajaran.
pembelajaran.
2 Pembegian kelompok sebelum Pembagian kerja tiap anggota
pembelajaran berlangsung. Setiap dalam kelompok lebih detail lagi.
kelompk terdiri dari ketua, sekertaris dan
anggota yang masing-masing memiliki
tugas yang berbeda. Pembagian tugas ini
belum membuat setiap siswa dalam
kelompok aktif bekerja.
3. Media pembelajaran berupa LCD untuk Mengecek LCD satu haris sebelum
menampilkan power ponit pembelajaran pembalajaran berlangsung. Apabila
tidak dapat digunakan karena ada masih tidak ada LCD yang bagus
kerusakan. di sekolah, maka LCD dipinjam
dari prodi pendidikan fisika
(karena saat ini masih dalam
keadaan libur kuliah jadi LDC
prodi tidak dipakai)
kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses pembelajaran model
N Kekurangan Pebaikan
o
1 Pertanyaan motivasi guru belum Pertanyan motivasi guru dibuat lebih
memotivasi semua siswa untuk menarik
terlibat dan siap menerima materi
pembelajaran
2. Siswa tidak memperhatikan ketika Guru perlu menjelaskan tujuan
guru membacakan tujuan pembelajaran dan menyuruh siswa untuk
pembelajaran menuliskan tujuan pembelajaran.
3. Siswa belum menganggap penting Sebelum memulai kegiatan inti
kerja sama dalam kelompok pembelajaran guru perlu memotivasi siswa
praktikum untuk melaksanakan kerja sama
70
.Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas guru pada siklus I, skor
rata-rata yang didapat adalah 29 dan dalam katagori baik. Meskipun hasil yang
didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 6 item dari 12 item
yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih
kurang dari aktivitas guru pada siklus I, maka perlu adanya langkah-langkah
perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II. Beberapa kekurangan dan langkah-
langkah perbaikan terhadap aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat
Tahapan
Kekurangan Guru Perbaikan
Model PBL
Guru perlu lebih
Guru masih kurang dalam mengarahkan siswa dalam
mengarahkan siswa untuk memahami masalah
memahami masalah sehingga sehingga semua siswa aktif
sekitar 50% siswa tidak membaca membaca LKS dan
LKS untuk memahami masalah. memahami masalah yang ada
Membangun
di LKS
struktur kerja
Guru perlu lebih memtivasi
siswa untuk membuat tindak
Guru masih kurang dalam
lanjut pemecahan masalah
memotivasi siswa untuk membuat
hingga semua siswa aktif
tindak lanjut pemecahan masalah.
membuat rencana tindak
lanjut tersebut.
Menetapkan Guru masih kurang dalam Guru perlu lebih memotivasi
masalah memotivasi siswa menemukan siswa dalam menemukan
masalah utama, sehingga tidak masalah utama hingga semua
setiap siswa berupaya mencari siswa mampu menemukan
masalah utama. masalah utama.
Guru kurang menjelaskan cara Guru perlu lebih detal dalam
merumusan masalah dari menjelaskan cara
Sambungan Tabelpermasalahan
4.18 kehidupan merumuskan masalah.
merumuskannya ke rumusan (Rumusan masalah pada
masalah praktikum. LKS merupakan rumusan
masalah praktikum)
Mengumpulkan Guru dalam kurang memberikan Guru membimbing setiap
dan berbagi bimbingan kepada setiap kelompok dalam melakukan
informasi kelompok melakukan percobaan percobaan dan memastikan
untuk memecahan masalah seluruh anggota kelompok
karena tidak semua siswa terlibat mendapat tugas masing-
aktif memecahkan masalah masing. Jika ada siswa yang
71
Tahapan
Kekurangan Guru Perbaikan
Model PBL
tidak aktif maka guru harus
membimbing siswa tersebut.
Guru kurang dalam membimbing Guru memberikan bimbingan
siswa bertukar informasi dengan kepada siswa dalam
temannya dalam kelompok melakukan pertukaran
sehingga siswa yang pintar informasi dalam
langsung mengisikan jawabannya kelompoknya sehingga setiap
di LKS anggota kelompok aktif.
Merumuskan Guru kurang mengaktifkan setiap Guru mengaktifkan setiap
solusi anggota kelompok aktif terlibat anggota kelompok aktif
dalam pembuatan kesimpulan terlibat dalam pembuatan
kesimpulan. Jika ada siswa
yang tidak aktif maka guru
harus membimbing siswa
tersebut.
Menentukan Guru kurang meyakinkan setiap Guru meyakinkan setiap
solusi terbaik kelompok pentingnya peninjauan kelompok pentingnya
ulang kesimpulan sehingga ada peninjauan ulang kesimpulan
kelompok yang tidak meninjau sehingga semua kelompok
ulang kesimpulan yang mereka meninjau ulang kesimpulan
buat yang mereka buat. Jika ada
kelompok yang tidak
melakukan peninjauan ulang
maka guru harus
membimbing membimbing
tersebut.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas siswa pada siklus I, skor
rata-rata yang didapat adalah 30,5 dan dalam katagori baik. Maskipun hasil yang
didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 6 item dari 12 item
yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih
kurang dari aktivitas guru pada siklus I, maka perlu adanya langkah-langkah
perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II. Beberapa kekurangan dan langkah-
langkah perbaikan terhadap aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat
Tabel 4.19 Refleksi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Model PBL Siklus I
72
Tahapan Model
Aktivitas Guru Perbaikan
PBL
Setiap siswa memahami mengenai Setiap siswa memahami
masalah dan apa yang ingin mengenai masalah dan apa
diketahui mengenai masalah. yang ingin diketahui mengenai
Membangun
masalah
struktur kerja
Setiap siswa belum melakukan Setiap siswa melakukan
rencana tindak lanjut untuk rencana tindak lanjut untuk
memecahkan masalah. memecahkan masalah.
Menetapkan Dia dari empat kelompok belum Setiap kelompok
masalah mampu menyusun rumusan memperhatikan penjelasan
masalah praktikum dari maslah guru agar mampu menyusun
yang ada di LKS rumusan masalah praktikum
dari maslah yang ada di LKS
Tidak semua siswa berbagi Semua siswa berbagi informasi
informasi dengan temannya dalam dengan temannya dalam
Mengumpulkan kelompok yang telah ditetapkan kelompok yang telah
dan berbagi ditetapkan
informasi Setiap kelompok telah mengisi Setiap kelompok mengisi LKS
LKS tetapi tidak semua anggota dengan bantuan setiap anggota
berpartisipasi dalam mengisi LKS. berpartisipasi
Merumuskan Sekitar 50% siswa dalam Setiap siswa dalam
solusi kelompoknya aktif membuatan kelompoknya aktif membuatan
kesimpulan kesimpulan
Menentukan Tidak semua kelompok melakukan Semua kelompok melakukan
solusi terbaik peninjauan ulang kesimpulan peninjauan ulang kesimpulan
praktikum praktikum
terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses pembelajaran
model PBL apabila tidak diperbaiki. Beberapa kekurangan dan perbaikan pada
N Kekurangan Pebaikan
o
1. Rasa kompetisi dan keaktifan siswa Guru perlu memberikan hadiah
masih kurang kepada kelompok terbaik dalam
melaksanankan praktikum.
73
4. Refleksi Hasil Belajar, Instrumen dan Media Pembelajaran
N Kekurangan Pebaikan
o
1 Hasil Belajar Hasil Belajar
Domain Konsep Domain Konsep
-Daya serap rata-rata siswa pada aspek -Guru perlu menjelaskan bagaimana
konsep berdasarkan hasil belajar yaitu cara menjawab soal yang baik untuk
64,17% aspek konsep dan memberikan contoh
soal dan jawabannya.
74
N Kekurangan Pebaikan
o
kerjasama 2. Tidak ditampilkan video motivasi
kerjasama
Refleksi Instrumen dan Media Pembelajaran perlu dilakukan perbaikan
karena masih terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses
2. Siklus 1I
a. Pelaksanaan
pukul 12.30 – 14.45 WIB di kelas X MIPA 3 SMAN 5 Kota Bengkulu dengan
jam pelajaran pada pertemuan sebelumnnya maka sebelum pelajaran dimulai guru
sudah memberikan kesepakatan bagi siswa yang terlambat memasuk pelajaran lebih
dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran. Pukul 12.30 WIB, siswa
memasuki laboratorium fisika dan duduk perkelompok yang sama seperti minggu
lalu.
Materi yang diajarkan pada siklus II ini adalah konsep suhu dan kalor
dengan submateri pemuaian pada zat cair dan konveksi. Untuk submateri ini guru
pembelajaran yang ditampilkan melalui LCD. Hal ini dikarenakan LCD yang ada di
sesuai skenario. Kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini dilaksanakan dalam 3
tahap, yaitu
75
1. Kegiatan Awal
dimulai dari guru dengan alur komunikasi dua arah (guru- siswa).
salah seorang siswa memimpin doa. Setelah itu, guru memeriksa kehadiran siswa.
siswa dengan mengucapkan “Fisika” siswa menjawab “Yes, I can”. Ketika siswa
menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. Guru
termometer kan? Bagaimana keadaan cairan yang ada didalam termometer saat
disentuhkan dengan benda yang panas?”. Salah satu siswa yang telah ditunjuk guru
menjawab “Memuai bu”. “Yah benar jawaban yang bagus. Pastinya dirumah kalian
terdapat ventilasi udara. Siapa yang tahu bagaimana fungsi dari ventilasi udara?”.
menunjuk tangan dan ada yang tidak menjawab. Salah seorang siswa diberikan
kesempatan oleh guru untuk menjawab pertanyaan “Agar sirkulasi udara dapat
berjalan dengan baik bu”. “Ya, sudah benar. Adanya ventilasi udara agar sirkulasi
76
udara berjalan dengan baik. Adakah yang tahu disebut apakah udara yang
yang tahu perpindahan kalor jenis apakah yang terjadi pada angin?”. Salah satu
memahami mengenai perpindahan kalor yang terjadi pada angin maka hari ini kita
akan belajar mengenai pemuaian pada zat cair dan perpindahan kalor secara
Tujuan pelajaran secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 22 Guru juga
tahapan yang berlangsung selama 100 menit. Pada proses pembelajaran ini guru
lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilisator. Materi pembelajaran pada
siklus II ini adalah pemuaian pada zat cair dan konveksi yang dilaksanakan di
a. Menemukan Masalah
angsa naik sampai 71% di banding terbang secara sendiri. Jadi pelajaran yang dapat
kita ambil adalah bekerja dalam tim dan bergerak menuju tujuan yang sama
77
membuat kita mencapai tujuan lebih cepat dan lebih ringan. Jadi setiap siswa dalam
kelompok harus aktif dan ketua kelompok mengarahkan anggotanya untuk aktif
Ketika saya dengar, saya lupaKetika saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Ketika saya dengar, lihat dan tanya atau bahas dengan orang lain saya mulai
pengetahuan dan keterampilan.Ketika saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai
setiap anggota kelompok dapat mengetahui dan ikut serta dalam mengerjakan LKS
ini. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS. Hampir semua (90%) atau sekitar 27
orang anggota kelompok aktif membaca LKS berusaha memahami masalah yang
ada di LKS.
setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam membangun struktur kerja dan
ingin diketahui dari masalah dan ide-ide yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah menggunakan LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita.
78
LKS Konveksi ini dapat dilihat pada Lampiran 24.
bebas dan variabel terikat dari masalah sebagai langkah awal untuk lebih
mengetahui permasalah yang akan mereka selesaikan. Partisipasi aktif siswa sudah
mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu sekitar 27 siswa (90%) aktif
c. Menetapkan Masalah
yang diungkapkan dalam bentuk cerita pada LKS bagian “Fisika dalam
masalah atau dugaan sementara dari LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam
cara membuat rumusan masalah tetapi masih ada juga kelompok yang belum
mengerti dan menanyakan kembali kepada guru mengenai cara membuat rumusan
masalah. Salah satu penyebab kondisi tersebut adalah guru kurangnya memberikan
79
d. Mengumpulkan dan Berbagi Informasi (30 Menit)
pada siklus II ini yaitu mengamati perpindahan kalor secara konveksi dengan
melihat gerakan serbuk kayu yang dimasukan pada air yang mendidih. Guru
dilaksanakan siswa itu tepat. Guru juga memotivasi setiap siswa untuk terlibat aktif
dalam eksperimen Setelah sekitar 20 menit berlalu, sekitar satu atau dua siswa
dalam kelompok mulai tidak aktif dalam melakukan eksperimen. Ada seorang
siswa perempuan yang semula aktif tetapi dalam dua kali pertemuan ini menjadi
tidak aktif dalam pembelajaran. Guru telah berusaha membimbing siswa tersebut
untuk aktif dalam praktikum tetapi siswa tersebut masih tidak aktif dalam
pelaksanaan praktikum. Pada akhir kegiatan praktikum dua siswa melihat HP, ada
sekitar dua siswa tiap kelompok yang hanya melihat saja temannya melakukan
eksperimen dan mengerjakan LKS. Salah satu penyebabnya adalah siswa sudah
dalam menyelesaikan masalah yang didapat dari LKS “Fisika dalam kehidupan”.
80
yaitu mengetahui proses konveksi pada pergerakan angin darat dan angin laut. Pada
saat merumuskan solusi masih ada satu kelompok yang dua anggotanya masih
percobaan mereka. Ada satu kelompok yang membuka buku dan mengambil
kalor yang terjadi pada eksperimen. Proses peninjauan ulang ini berlangsung
selama 7 menit. Satu kelompok yang merasa belum yakin dengan eksperimennya
menanyakan pada guru betul atau tidak hasil eksperimen mereka. Satu kelompok
ada yang masih menjawab pertanyan pada LKS belum sampai pada kesimpulan.
dengan jawaban yang ada dibuku dan membuka internet untuk mengetahui
kebenaran kesimpulan yang telah mereka buat. Saat guru meminta siswa untuk
percobaannya dan melakukan tanya jawab yang berlangsung selama 26 menit. Guru
81
dalam kelompok dan hasil percobaan kelompok lain. Ketika diberikan waktu untuk
“Seperti yang telah kalian sebutkan tadi bahwa ketika air dipanaskan akan
mengubah massa jenisnya. Mengapa hal itu dapat terjadi?”. Guru mempersilahkan
kelompok yang presentasi menjawab pertanyaan tersebut tetapi mereka tidak bisa
menjawab. Lalu guru yang menjawab pertanyaan itu “Massa jenis zat cair berubah
katika dipanaskan karena saat dipanaskan jarak antar partikel di air merenggang.
Merenggangnya jarak antar partikel di air karena panas yang diterima air
memutuskan ikatan antar partikel pada air sehingga massa jenis air berkurang.”
masukan dan penguatan materi terhadap hasil yang didapatkan. Guru juga
menjelaskan persamaan-persamaan yang ada pada materi pemuaian zat cair dan
3. Kegiatan Penutup
Kelompok yang paling baik dalam pengisian LKS maupun kekompakannya dalam
melaksanakan praktikum di nobatkan menjadi the best physics kingdom dan diberi
hadiah.
Guru membagikan soal tes dan angket siklus II. Guru memberi tahu dan
82
Kegiatan siswa saat pelajaran berlangsung bermacam-macam ada yang
sesuai dengan yang ditugaskan guru dan ada juga yang tidak sesuai. Untuk lebih
observer yaitu guru kelas X SMAN 5 Kota Bengkulu dan laboran fisika SMAN 5
Bengkulu dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. Posisi
observer dibelakang tempat duduk siswa dengan menghadap ke arah papan tulis.
Observer duduk tidak saling berdekatan sehingga tidak dapat saling berdiskusi.
Observer juga bergerak mendekati setiap kelompok untuk melihat leih jelas
83
a. Deskripsi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
menerapkan model PBL pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.24.
84
Berdasarkan Tabel 4.24 skor rata-rata observasi aktivitas guru pada siklus I
adalah 32,5 dan masuk pada katagori baik. Katagori baik termasuk dalam katagori
yang tertinggi dari penskoran aktivitas guru dalam penelitian ini. Tetapi apabila
dilihat peritem ada 8 item yang masuk katagori baik. Sementara 5 item masuk
katagori cukup. Guru masih kurang mampu mengarahkan siswa dalam merumuskan
guru ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer pada
siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.24
Tabel 4.24 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklu II
Tebel 4.24 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai
kappa (k) =0,750 dengan standar kesalahan sebesar 0,232. Menurut kategri tingkat
reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa
item pengamatan terhadap aktivitas guru. Hal ini juga dapat ditunjukan dari
85
Tabel 4.25 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus II
Observasi_kedua
2* 3* Total
Observasi_pertama 2* Frekuensi 2 1 3
% of Total 16,7 8,3 25,0
3* Frekuensi 0 9 9
% of Total .0,0 75,0 75,0
Total Frekuensi 2 10 12
% of Total 16,7 83,3 100,0
Keterangan : * Skor aktivitas guru per item
** Jumlah Item Pengamatan
Item yang nilainya konstan. Sebanyak 9 Item (83,3%) yang sama-sama mendapat
skor 3, sebanyak 2 item (16,7%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai
tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan
menerapkan model PBL pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.26. Skor rata-rata
observasi aktivitas siswa pada siklus I adalah 33,5 dan masuk pada kategori baik.
Katagori baik termasuk dalam kategori yang tertinggi dari penskoran aktivitas
siswa dalam penelitian ini. Tetapi apabila dilihat peritem ada 9 item yang masuk
katagori baik. Sementara 3 item masuk katagori cukup. Siswa masih kurang mampu
86
Tabel 4.26 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Tahapan Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
Model PBL P1 P2
Menentukan 3 3 Baik
1. Termotivasi dalam menemukan masalah
masalah
Membangun 2. Memahami masalah dan apa yang ingin 3 3 Baik
struktur kerja diketahi mengenai masalah
3. Sadar akan pentingnya rencana tindak 3 3 Baik
lanjut untuk memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mampu menemukan masalah utama 3 3 Baik
masalah 5. Mampu menyusun rumusan masalah 2 2 Cukup
Mengumpulk 6. Melakukan percobaan untuk memecahan 3 3 Baik
an dan masalah
berbagi 7. Berbagi informasi dalam kelompok 2 3 Cukup
informasi
8. Mengisi hasil percobaan pada LKS 3 3 Baik
Merumuskan 3 3 Baik
9. Aktif dalam perumusan kesimpulan
solusi
Menentukan 2 2 Cukup
10.Melakukan peninjauan ulang kesimpulan
solusi terbaik
Menyajikan 11.Bersedia memaparan hasil kerja siswa 3 3 Baik
solusi 12.Menerima penilaian terhadap pemaparan 3 3 Baik
hasil percobaan setiap siswa.
Jumlah Skor 33 34 Baik **
siswa ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer
pada siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II
87
Jumlah Item 12
Pengamatan
*Kategori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,4≥x>0,6 = cukup; (fair); 0,6≥x>0,75 = memuaskan(good);
≥0,75=istimewa (excellent)
Tebel 4.27 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai
kappa (k=0,750) dengan standar kesalahan sebesar 0,232. Menurut kategori tingkat
reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa
pengamatan terhadap aktivitas siswa. Hal ini juga dapat ditunjukan dari presentase
Observer_kedua
2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 2 1 3
% of Total 16.7 8,3 25,0
3* Frekuensi 0 9 9
% of Total .0,0 75,0 75,0
Total** Frekuensi 2 10 12
% of Total 16,7 83,3 100,0
Keterangan: *Skor aktivitas siswa per item
**Jumlah item pengamatan
Item yang nilainya konstan. Sebanyak Item (75%) yang sama-sama mendapat skor
3, sebanyak 2 item (16,7%) yang mendapat skor 2. Ada 2 item yang dinilai tidak
88
observer kedua memberikan skor 3. Sebanyak 0 item observer pertama memberikan
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar domain konsep, tes
hasil belajar domain proses dan angket domain sikap merupakan tes formatif
(Assesment for Learning). Hasil belajar siswa akan dianalisis setiap aspeknya untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa untuk setiap aspek pada ketiga
domain taxonomy for science education yang nantinya akan diperbaiki pada siklus
selanjutnya.
Hasil belajar domain konsep dalam penelitian ini berupa tes soal essay yang
berjumlah 5 butir. Siswa mengerjakan tes siklus II dalam waktu 15 menit. Domain
konsep yang diteliti terdiri dari aspek fakta, konsep dan hukum. Untuk melihat daya
serap siswa dan ketersebaran skor siswa pada ketiga aspek tersebut terdapat pada
Tabel 4.29.
Rata-rata
Aspek Skor Presentase
Interval persentase daya
domain No.Soal Maksimal daya serap
skor siswa serap tiap aspek
konsep 30 siswa (%)
(%)
0-5 1
Fakta 1 82,0 82,0
6-10 29
0-5 0
6-10 9
2 76,8
11-15 9
16-20 12
Konsep 77,2
0-5 0
6-10 3
3 77,5
11-15 16
16-20 11
Hukum 4 0-5 0 98,3 96,2
(Prinsip) 6-10 0
89
11-15 0
16-20 30
0-5 0
6-10 0
11-15 0
5 94,0
16-20 0
21-25 4
26-30 26
Berdasarkan Tabel 4.29 pada aspek fakta hanya 1 siswa yaitu E6 yang
mendapatkan skor dengan rentang 0-5, sedangkan siswa lainnya berada pada
rentang 6-10. Kenaikan nilai siswa dari siklus I ini dikarenakan setiap kelompok
mendapatkan 3 LKS sehingga semua siswa dapat membaca LKS. Untuk siswa E6
yang mendapat skor 0-5 menjawab kurang lengkap hanya menjelaskan terjadi
kenaikan suhu pada zat cair yang diberikan kalor tanpa menyebutkan terjadinya
melalui ekperimen
dari konsep yang telah didapat siswa melalui praktikum. Untuk domain konsep
aspek konsep soal no.2 dan soal no.3 tidak ada siswa yang mendapatkan skor
pemuaian zat cair karena hampir semua siswa aktif dalam melaksanakan praktikum.
Untuk soal no.2 menanyakan saat terbaik mengisi bensin motor dan soal no.3
menanyakan proses perpindahan kalor yang terjadi saat meletakan es batu pada air
yang panas.
Pertanyaan pada domain konsep aspek hukum (prinsip) no.4 dan no.5 rata-
rata siswa sudah bisa menjawab dengan sempurna soal ini. Hanya ada siswa yang
90
kekurangan waktu untuk menjawab soal sehingga jawaban siswa belum lengkap
terutama untuk soal no.5 ada 4 siswa yang mendapatkan skor pada rentang 21-25.
Pertanyaan soal no.4 dan no.5 ini mengenai laju aliran udara pipa konveksi dan
Dari Tabel 4.29 juga dapat dilihat bahwa siswa masih kurang pada domain
konsep aspek konsep yang daya serapnya hanya 77,2 %, sedangkan pada aspek
fakta telah mencapai 82,0% dan aspek hukum (prinsip) sudah mencapat 96,2 %.
Rangkuman data hasil belajar domain konsep dapat dilihat pada Tabel 4.30
Tabel 4.30 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.30 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah
cukup jauh yaitu 98 dan 56 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 8,71. Hal
merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I
adalah 96,67% yaitu dari 30 siswa terdapat 29 siswa yang memperoleh nilai 75.
Data ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model PBL
pada siklus I dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara
klasikal akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai
75.
91
Hasil belajar siswa domain proses yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah gabungan dari nilai tes domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Siswa
mengerjakan soal tes dalam waktu 7 menit dengan jumlah soal 7 butir soal. Untuk
soal prediksi no.4, soal pembuatan rumusan masalah no.5 dan soal definisi
oprasional no.7 dijadikan soal essay kerena pada siklus I semua siswa menjawab
soal aspek tersebut dengan benar. Sehingga soal perlu dibuat lebih menantang. Data
Persent
Jawaba Jmlh Jumlh
ase Rata-rata
Aspek n Skor Skor
No. Pilihan Jawaban daya daya serap
Domain Pilihan Soal Soal
Soal serap setiap
Sikap Ganda Pilgan Essay
(%) domain
A B C D E (%)
1. 30 0 0 0 0 A 30 0 100
Komunikasi 83,35
2. 20 3 7 0 0 A 20 0 66,7
3. 0 0 30 0 0 C 30 0 100 100
Prediksi
4. Soal berbentuk essay 30 100
Rumusan
5. Soal berbentuk essay 30 100 100
Hipotesis
Identivikasi
6. 30 0 0 0 0 A 30 0 100 100
variabel
Definisi
7. Soal berbentuk essay 25,2 84,5 84,5
Oprasional
Berdasarkan Tabel 4.31 sebagian besar siswa atau lebih dari 90% siswa
mampu menjawab dengan jawaban yang benar soal tes. Pilihan jawaban yang
benar yang paling sedikit ditunjukan pada no.2 yang merupakan soal aspek
dilanjutkan dengan soal pada aspek definisi oprasinal soal nomor 7 yaitu skor siswa
25,2 (84%).
Untuk aspek komunikasi soal no.2 siswa menganggap soal tersebut sama
dengan soal minggu lalu karena susunan pilihan ganda bentuk grafiknya sama
sehingga jawaban siswa banyak C seperti jawaban minggu lalu. Untuk 3 orang
92
siswa yang memilih jawaban B pada soal no.2 ini menganggap persamaan H=hAT
grafik hubungan antara H dan h berupa garis lurus. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada soal domain konsep siklus II Lampiran 26. Untuk aspek definisi
oprasional variabel bebas ada siswa memberi jawaban hanya sebatas variabel
eksperimen.
Hasil belajar juga ditentukan oleh nilai LKS kelmpok sebesar 25%. Data
penilian kinerja kelompok pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.32
Tabel 4.33 menunjukan nilai LKS setiap kelompok. Nilai LKS didapat
setelah mengolah skor total yang didapat dari setiap kelompok, keseluruhan
kelompok mendapat nilai yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan skor total
yang terendah adalah 12. Tetapi jika dilihat per aspek yang diukur, hanya aspek
Data hasil belajar siswa domain proses didapat dari nilai akhir siswa. Nilai
akhis siswa secara keseluruhan yaitu penggabungan antara nilia tes domain proses
belajar siklus I (75%) dan nilai LKS siklus I (30%). Hasil belajar siswa domain
Tabel 4.33 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus II
93
Kategori Hasil Kesimpulan
Nilai Tertinggi 98,33
Nilai Terendah 75,24
Nilai Rata-Rata Siswa 91,46
Tuntas Secara Klasikal
Standar Deviasi 6,99
Daya Serap Klasik (%) 91,5
Ketuntasan Belajar (%) 100
Berdasarkan Tabel 4.33 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah
cukup jauh yaitu 98,33 dan 75,24 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 6,99.
Hal ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran sudah
merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus I
adalah 100% yaitu semua siswa (30 orang) yang memperoleh nilai 75. Data ini
menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model PBL pada siklus
I dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara klasikal
akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai 75.
Hasil belajar domain sikap didapat melalui angket domain sikap yang diisi
siswa setelah pembelajaran siklus II. Untuk mengetahui ketersebaran skor siswa
94
0,0 - 2,0 1
Fisika itu menarik
2,1 - 4,0 29
0,0 - 2,0 0
Optimis
Pengembanga 2,1 - 4,0 30
n sikap positif 0,0 - 2,0 0
Berfikir Positif
terhadap diri 2,1 - 4,0 30
sendiri 0,0 - 2,0 0
Percaya Diri
2,1 - 4,0 30
terhadap fisika masih ada siswa yang mendapatkan skor pada interval 0,0-2,0 terdiri
dari 1 siswa yaitu siswa E4 pada subdimensi fisika itu penting, ada 3 siswa yaitu
E4,E17 dan E26 pada subdimensi fisika itu berguna, 3 siswa E1, E4 dan E24 untuk
subdimensi fiika itu mudah dipahami, ada 1 siswa yaitu siswa E24 pada subdimensi
fisika itu menarik. Pada pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri untuk
semua subdimensi (optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri) kesemua siswa
memiliki skor dalam rentang 2,1-4,0. Pada umumnya siswa yang masih memiliki
skor dengan interval 0,0-2,0 merupakan siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
pelajaran dengan model PBL ini. Data hasil Belajar domain sikap siswa setiap
Pada Tabel 4.36 pada sub aspek fisika itu mudah dipahami cukup baik.
Sedangkan untuk sub aspek fisika itu penting, fisika itu berguna, fisika itu menarik,
95
optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri siswa sudah mencapai kategori baik.
Aspek yang mengalami peningkatan skor pada siklus II yaitu: fisika itu penting,
fisika itu berguna, fisika itu mudah dipahami, fisika itu menarik dan rasa percaya
diri. Sedangkan aspek optimis dan berfikir positif mengalami sedikit penurunan.
Rata-rata Skor
No Katagori Banyaknya Siswa Kategori
Siswa
1. Sangat Rendah 0 Sikap siswa
2. Rendah 0 pada katagori
72,77
3. Sedang 19 sedang
4. Tinggi 11
Keterangan: *Kategori: 23≤x≤40=sangat rendah, 41≤x≤58=rendah, 59≤x≤76=sedang dan
77≤x≤94=tinggi
Dari Tabel 4.36 didapat bahwa 19 siswa (63,3%) sikap siswa terhadap sains
dan terhadap diri sendiri berada dalam kategori sedang. Sebanyak 11 siswa (36,7%)
berada dalam kategori tinggi. Tidak ada sikap siswa yang berada dalam katagori
d. Refleksi
Berdasarkan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil belajar
masih perlu diperbaiki. Agar penggunaan model PBL dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa maka perlu adanya perbaikan pada aspek-aspek yang kurang
pada siklus II dan hal-hal yang telah baik di siklus II tetap diperbaiki. Selain
mengenai aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam menjalankan model PBL,
96
refleksi juga ditujukan untuk memperbaiki kegiatan pendahuluan dan kegiatan
penutup serta media pembelajaran yang digunakan sehingga tercapai suatu kondisi
pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan dipertahankan untuk
silkus III.
siklus II sudah berjalan dengan baik dan dipertahankan untuk silkus III.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas guru pada siklus I, skor
rata-rata yang didapat adalah 33,5 dan dalam katagori baik. Maskipun hasil yang
didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 3 item dari 12 item
yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih
kurang dari aktivitas guru pada siklus II, maka perlu adanya langkah-langkah
perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II yang dilakukan oleh guru dapat
Tahapan Model
Kekurangan Guru Perbaikan
PBL
Menetapkan Guru kurang menjelaskan Guru perlu lebih detal dalam
masalah cara merumusan masalah menjelaskan cara merumuskan
praktikum. masalah. Guru perlu memberikan
contoh masalah dan cara
97
Tahapan Model
Kekurangan Guru Perbaikan
PBL
merumuskan masalah praktikum dari
masalah yang ada di kehidupan
sehari-hari.
Mengumpulkan Guru kurang dalam Guru memberikan bimbingan kepada
dan berbagi membimbing siswa siswa dalam melakukan pertukaran
informasi bertukar informasi dengan informasi dalam kelompoknya
temannya dalam sehingga setiap anggota kelompok
Lanjutan Tabel 4.37
kelompok sehingga aktif sampai praktikum selesai
pertukaran informasi
hanya terjadi pada awal
praktikum di LKS
Merumuskan Guru kurang Pada awal pelajaran guru
solusi mengaktifkan setiap memberikan pengarahan dan contoh
anggota kelompok aktif dalam membuat kesimpulan yang
terlibat dalam pembuatan baik. Guru mengaktifkan setiap
kesimpulan anggota kelompok aktif terlibat
dalam pembuatan kesimpulan. Jika
ada siswa yang tidak aktif maka guru
harus membimbing siswa tersebut.
Guru juga memberikan pengarahan
kepada siswa untuk tidak menyalin
materi yang ada di buku untuk
kesimpulan tetapi kesimpulan dibuat
dengan bahasa sendiri.
Menentukan Guru kurang meyakinkan Guru meyakinkan setiap kelompok
solusi terbaik setiap kelompok pentingnya peninjauan ulang
pentingnya peninjauan kesimpulan sehingga semua
ulang kesimpulan kelompok meninjau ulang
sehingga ada kelompok kesimpulan yang mereka buat. Jika
yang tidak meninjau ulang ada kelompok yang tidak melakukan
kesimpulan yang mereka peninjauan ulang maka guru harus
buat membimbing membimbing tersebut.
Guru juga perlu mengingatkan
mengenai lamanya waktu praktikum
sehingga saat waktu telah habis
maka setiap kelompok langsung
mengumpulkan LKS yang sudah
diisi.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data aktivitas siswa pada siklus I, skor
rata-rata yang didapat adalah 33,5 dan dalam katagori baik. Maskipun hasil yang
didapat termasuk dalam katagori baik, tetapi masih terdapat 5 item dari 12 item
yang mendapat skor kurang maksimal. Untuk peningkatan aspek yang masih
98
kurang dari aktivitas guru pada siklus I, maka perlu adanya langkah-langkah
perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus II. Beberapa kekurangan dan langkah-
langkah perbaikan terhadap aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat
Tahapan
Aktivitas Guru Perbaikan
Model PBL
Membangun Setiap siswa belum melakukan Setiap siswa melakukan rencana tindak
struktur kerja rencana tindak lanjut untuk lanjut untuk memecahkan masalah.
memecahkan masalah.
Menetapkan Dua dari empat kelompok Setiap kelompok memperhatikan
masalah belum mampu menyusun penjelasan guru agar mampu
rumusan masalah menyusun rumusan masalah praktikum
dari maslah yang ada di LKS
Mengumpulkan Tidak semua siswa berbagi Semua siswa berbagi informasi dengan
dan berbagi informasi dengan temannya temannya dalam kelompok. Siswa
informasi dalam kelompok yang telah melaksanakan partikum dengan
ditetapkan mempertimbangkan waktu yang
diberikan guru untuk praktikum.
Merumuskan Sekitar 70% siswa dalam Setiap siswa dalam kelompoknya aktif
solusi kelompoknya aktif membuatan membuatan kesimpulan. Kesimpulan
kesimpulan. Ada kelompok yang dibuat bukanlah berasal dari buku
yang merumuskan kesimpulan melainkan siswa membuat sendiri
dari buku dan internet. dengan bahasa mereka.
Menentukan Tidak semua kelompok Semua kelompok melakukan
solusi terbaik melakukan peninjauan ulang peninjauan ulang kesimpulan
kesimpulan praktikum. Ada praktikum. Setiap kelompok selesai
kelompok yang belum selesai mengisi LKS pada waktu yang telah
mengisi LKS. ditentukan.
99
Beberapa kekurangan dan perbaiakan terhadap instrumen dan media
Tabel 4.39 Refleksi Hasil Belajar, Instrumen dan Media Pembelajaran Siklus II
N Kekurangan Pebaikan
o
1. Hasil Belajar Hasil Belajar
Domain Konsep Domain Konsep
-Daya serap rata-rata siswa pada aspek -Guru perlu menjelaskan bagaimana
konsep berdasarkan hasil belajar yaitu cara menjawab soal yang baik untuk
77% aspek konsep dan memberikan contoh
soal dan jawabannya.
Domain Proses Domain Proses
-Aspek komunikasi hanya 20 orang -Guru perlu menjelaskan bagaimana
siswa dari 30 siswa yang dapat cara menjawab soal yang baik untuk
menjawab dengan benar aspek komunikasi dan memberikan
contoh soal dan jawabannya.
-Aspek definisi oprasinal, siswa hanya -Guru perlu menjelaskan bagaimana
mendapat jumlah skor 25,2 dari skor cara menjawab soal yang baik untuk
maksimal 30 aspek definisi prasional dan
memberikan contoh soal dan
jawabannya.
Domain Sikap Domain Sikap
-Sikap siswa yang mengalami -Guru perlu meningkatkan sikap
penurunan dari siklus I yaitu sikap optimis dan berfikir positif siswa
optimis dan berfikir positif
-Sikap siswa yang masih masuk dalam -Guru perlu menjelaskan fisika dengan
katagori cukup adalah sikap fisika itu lebih baik agar siswa tidak
mudah dipahami menganggap fisiki itu sulit untuk
dipahami.
2. Instrumen Instrumen
Tes domain Proses: Seluruh siswa Tes domain Proses: Soal pilihan ganda
menjawab dengan benar soal pilihan no.1, no.3 dan no.6 dijadikan soal
ganda no.1, no.3 dan no.6 essai
3. Media Pembelajaran Media Pembelajaran
Tidak ditampilkan video motivasi Ditampilkan video motivasi kerjasama
kerjasama
100
Refleksi Instrumen dan Media Pembelajaran perlu dilakukan perbaikan
karena masih terdapat kekurangan pada tahapan ini yang dapat mengganggu proses
2. Siklus III
a. Pelaksanaan
Tindakan siklus III dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 Januari 2015
pukul 12.30 – 14.45 WIB di kelas X MIPA 3 SMAN 5 Kota Bengkulu dengan
alokasi waktu 3 x 45 menit. Berdasarkan hasil kesepakatan pada siklus II bagi yang
pelajaran. Pada saat jam telah menunjukan 12.30 WIB, siswa sebanyak 25 siswa
(83%) telah memasuki laboratorium dan sebelum 15 menit pelajaran semua siswa
sudah memasuki laboratorium fisika dan siswa telah duduk perkelompok yang
Materi yang diajarkan pada siklus III ini adalah konsep suhu dan kalor
dengan submateri pemuaian pada zat gas dan radiasi. Guru telah mempersiapkan
power point sebagai bahan ajar pada submateri ini. Kegiatan pembelajaran pada
siklus III ini dilakukan dengan menggunakan LCD sebagai media pembelajaran.
1. Kegiatan Awal
pembelajaran pada tahap selanjutnya dengan baik. Kegiatan awal pembelajaran ini
101
berfungsi mempersiapkan siswa untuk belajar yang berlangsung dalam waktu 15
menit.
Pada tahap ini diawali dengan guru memberikan salam kepada siswa
yaitu mengenai Konduksi. Guru kembali memberikan motivasi kepada siswa dalam
belajar Ketika guru mengucapkan Fisika siswa menjawab “Yes, I can”. Sehingga
dengan siswa percaya pada kemampuannya memahami fisika, maka siswa dapat
mempunyai teka-teki untuk kalian. Bagaimana bola pimpong yang peyok dapat
kembali seperti semula?”. Salah seorang siswa menunjuk tangan dan menjawab
“Dengan menekan sisi lainnya bu”. Guru menanggapi jawaban siswa. “Jawabannya
sudah bagus tetapi kurang tepat. Ada lagi yang tahu caranya?“. Salah serang siswa
lagi menunjuk tangan dan siswa lainnya sedang berfikir “Dengan memantul-
kita”. “Udara di dalam balon dibuat memuai bu”. “Yah sudah hampir benar,
jawaban yang benar adalah dengan memuaikan udara yang ada didalam balon yang
dapat kita lakukan dengan memasukkan balon ke dalam panci yang berisi air panas
sedang mendidih (guru sambil memperlihatkan video bola pimpong penyok yang
dimasukan ke dalam air yang mendidih) Peristiwa ini berkaitan materi yang akan
kita pelajari hari ini yaitu mengenai pemuaian pada zat gas.
102
Guru memberi siswa pertanyaan lagi “Siapa yang disini memiliki FB? Atau
twitter? Atau path? Atau instagram? BBM? Line? Tolong angkat tangan!”. Semua
siswa mengangkat tangan. Kesemua aplikasi itu dapat berjalan di HP kita karena
adanya radiasi dari dari tower pemancar gelombang menuju HP kalian. Untuk lebih
jelasnya hari ini kita akan mempelajari pelajaran yang sangat menarik yaitu
2. Kegiatan Inti
pembelajaran. Kegiatan inti dilaksanakan melalui tujuh tahapan model PBL yang
berlangsung selama 100 menit. Berikut merupakan uraian dari tujuh tahapan
a. Menemukan Masalah
Inti aktivitas pada tahap ini guru mengkondisikan siswa untuk menemukan
masalah yang yang disajikan guru pada LKS bagian “Fisika dalam Kehidupan”
berdasarkan hasil refleksi kegiatan pada siklus sebelumnya yang didapatkan bahwa
bahwa pemikiran dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada hasil
103
pemikiran satu orang. Konsep sinergi (1+1 > 2), yaitu bahwa hasil keseluruhan
(tim) jauh lebih baik dari pada jumlah bagiannya. Anggota tim dapat saling
mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling membantu dan
bekerjasama jangan ada yang mendominasi kerja kelompok dan jangan ada yang
kalian belajar, kalian menemukan sendiri konsep dan materi pelajaran yang kita
pelajari”
Menurut John Dewey :Kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang
kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar,
70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.
Jadi dengan kalian melakukan praktikum kalian akan mengerti pelajaran kita, lebih
lama ingatnya dan lebih paham daripada jika ibu yang berbicara disini
mendapatkan 3 LKS supaya setiap siswa dapat mengetahui dan ikut serta dalam
mengerjakan LKS ini, 3 LKS yang ibu berikan harus di isi semua. Guru
menjelaskan lagi cara mengerjakan LKS (cara membuat rumusan masalah, hipetesis
kesimpulan) sebagai refleksi hasil yang masih LKS sebelumnya yaitu siswa belum
mampu membuat rumusan masalah sesuai dengan masalah dan tujuan praktikum).
104
persiapan. Hampir semua (90%) atau sekitar 27 orang anggota kelompok aktif
kerja. Kegiatan membangun struktur kerja ini berlangsung sekitar 5 menit Guru
membantu kelompok yang tidak mampu menemukan apa yang ingin dikatehui dari
masalah dan ide apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah menggunakan
Guru juga membimbing setiap anggota kelompok untuk terlibat aktif dalam
mengidentifikasi variabel bebas dan variabel terikat dari masalah yang mereka telah
temukan agar dapat menindaklanjuti masalah tersebut. Semua siswa aktif dalam
siswa dipersilahkan mengambila alat dan bahan ekperimen dan membuat langkah-
langkah-langkah eksperimen.
c. Menetapkan Masalah
setiap kelompok memiliki tugas untuk menetapkan masalah yang diangggap paling
penting dari masalah yang telah ditemukan pada LKS Radiasi. Guru menjelaskan
rumusan masalah yang perlu dituliskan di LKS adalah rumusan masalah dari
permasalahan yang dituliskan dalam bentuk cerita pada LKS bagian “Fisika dalam
105
permasalahan dan berdiskusi rumusan masalah. Ada satu kelompok yang masih
pada LKS. Hal ini dikarenakan kelompok ini kurang percaya diri terhadap rumusan
balon pada botol hitam atau botol putih yang diberikan kalor. Setelah sekitar 20
menit berlalu, sekitar satu atau dua siswa mulai memainkan alat eksperimen. Guru
pengisian LKS.
Setelah semua selesai praktikum dan mengisi LKS ada sekitar 2 siswa
bendera untuk perlombaan yang akan dimulai di SMA 5 pada minggu ini. Ada juga
3 siswa yang meminta izin beberapa menit untuk rapat serta meminta izin kepada
OSIS untuk tidak ikut mendekor ruangan tempat pembukaan lomba SMA 5 ini.
Kesemua siswa memberitahu kepada guru bahwa mereka akan masuk lagi ke kelas
106
e. Merumuskan Solusi (10 menit)
radiasi dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian LKS “Fisika
dalam kehidupan” yaitu mengetahui proses konveksi pada pergerakan angin darat
dan angin laut. Waktu yang diperlukan dalam kegiatan ini sekitar 10 menit, Pada
saat merumuskan solusi masih ada satu kelompok yang dua anggotanya masih
tertarik melakukan pengamatan pada balon. Ada satu kelompok yang membuka
buku dan mengambil kesimpulan dari buku tersebut. Sedangkan kelompok lainnya
peninjauan ulang kesimpulan yang telah mereka buat. Kegiatan ini berlangsung
sekitar 7 menit. Satu kelompok yang merasa belum yakin dengan eksperimennya
menanyakan pada guru betul atau tidak hasil percobaan mereka. Satu kelompok ada
yang masih menjawab pertanyan pada LKS belum sampai pada kesimpulan.
dengan jawaban yang ada dibuku dan membuka internet untuk mengetahui
kebenaran kesimpulan yang telah mereka buat. Saat guru meminta siswa untuk
g.Mengomunikasikan
107
Guru memilih satu kelompok saja untuk mempresentasikan hasil
yang didapatnya dalam kelompok dan hasil eksperimen kelompok lain. Kegiatan
hanya 7 siswa yang menunjuk tangan. Siswa menanyakan kepada kelompok yang
persentasi “Bagaimana udara yang ada didalam botol bisa memenuhi balon?”. Guru
dalam botol saat kita menutup botol dengan balon.” Teman kelompoknya yang lain
juga menambahkan “Karena botol dipanaskan maka udara yang ada dibawah botol
naik mengisi balon”. “Jawaban kelompok 2 sudah hampir tepat. Tetapi ibu akan
menambahkan lagi sedikit botol yang diberikan panas menyebabkan udara yang ada
didalam botol memuai. Hal ini dikarenakan ketika dipanaskan jarak anatar partikel
udara semakin besar karena panas yang diserap oleh partikel udara dijadikan energi
kinetik sehingga jarak antar partikel bertambah besar semakin banyak kalor yang
diberikan maka akan semakin besar jarak antar partikel udara tersebut. Sehingga
udara yang ada pada botol juga memenuhi ruangan pada balon yang membuat balon
mengembang”
pemuaian zat gas dan radiasi. Guru memberikan satu contoh soal untuk setiap
persamaan yang ada di sub konsep ini. Guru diakhir pelajaran juga memberikan
contoh aplikasi radiasi. Baju yang dipakai siswa SMA (putih abu-abu), siswa SMP
108
(putih biru), siswa SD (putih merah) semuanya berwarna putih agar tidak panas saat
upacara. Tulisan yang kebanyakan ditulis dengan warna hitam dan kertas yang
berwarna putih karena jarak kefesien emisifitasnya sangat jauh yaitu 1 sehingga
mudah bagi mata untuk membacanya. Guru memberikan hadiah kepada kelompok
Physics Kingdom.
Pada tahap ini siswa dan guru mereview kembali hasil kegiatan
pembelajaran. Guru membagiakan soal tes dan angket siklus III. Guru meminta
maaf kepada siswa apabila selama pembelajaran terdapt banyak kesalahana dari
guru karena ini merupakan siklus terakhir. Guru meminta setiap siswa untuk
belajar mereka melihat lagi mimpi-mimpinya maka akan semangat lagi belajar.
Kegiatan atau aktivitas belajar siswa pada siklus III selama proses
pembelajaran berlangusng (135 menit) cukup bervariasi ada yang yaitu : (a) Sesuai
dengan yang ditugaskan guru (on-task) dan (b) ada juga yang tidak sesuai (off task).
109
berlangsung..
3 Semua siswa bekerja aktif dalam Sekitar 5 siswa (16%) (meminta izin
kelompoknya sebentar mengurusi kegiatan persiapan
lomba SMA 5
4 Semua siswa aktif bertukar informasi
untuk mengisi LKS.
5 Sekitar 15 siswa (50%) aktif bertanya
kepada guru apabila ada hal yang tidak
dimengerti dalam mengisi LKS
observer yaitu guru kelas X SMAN 5 Kota Bengkulu dan laboran fisika SMAN 5
Bengkulu dengan mengisi lembar observasi guru dan lembar aktivitas siswa. Posisi
observer dibelakang tempat duduk siswa dengan menghadap kerah papan tulis.
Observer duduk tidak saling berdekatan sehingga tidak dapat saling berdiskusi.
Observer juga bergerak mendekati setiap kelompok untuk melihat leih jelas
menerapkan model PBL pada siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.42. Skor rata-rata
observasi aktivitas guru pada siklus II adalah 34,5 dan masuk pada katagori baik.
Katagori baik termasuk dalam katagori yang tertinggi dari penskoran aktivitas guru
dalam penelitian ini. Tetapi apabila dilihat peritem ada 10 item yang masuk
katagori baik. Sementara 2 item masuk katagori cukup. Guru masih kurang mampu
kelompok.
110
Tahapan Model Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
PBL P1 P2
Menentukan 1. Memotivasi siswa menemukan masalah 3 3 Baik
masalah
Membangun 2. Mengarahkan siswa untuk memahami 3 3 Baik
struktur kerja masalah
3. Momotivasi siswa pentingnya rencana 3 3 Baik
tindak lanjut untuk memecahkan masalah.
Menetapkan 4. Mendorong siswa menemukan masalah 3 3 Baik
masalah utama
5. Membantu siswa merumusan masalah 2 3 Cukup
Mengumpulkan 6. Membimbing siswa melakukan percobaan 3 3 Baik
dan berbagi untuk memecahan masalah
informasi 7. Meminta siswa berbagi informasi dalam 3 3 Baik
kelompok
8. Membimbing setiap anggota kelompok 3 3 Baik
mengisi hasil percobaan pada LKS
Merumuskan 9. Memastikan setiap anggota kelompok 3 3 Baik
solusi aktif dalam perumusan kesimpulan
Menentukan 10. Meyakinkan siswa pentingnya peninjauan 2 2 Cukup
solusi terbaik ulang kesimpulan
Menyajikan 11. Mengatur kelompok untuk memaparan 3 3 Baik
solusi hasil kerja siswa
12. Melakukan penilaian terhadap pemaparan 3 3 Baik
hasil percobaan setiap siswa.
Jumlah Skor 34 35 Baik **
guru ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer pada
siklus I dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.42
Tabel 4.42 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Guru Siklus III
111
Tebel 4.42 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai
kappa (k=0,625) dengan standar kesalahan sebesar 0,333. Menurut katagri tingkat
reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa
pengamatan terhadap aktivitas guru. Hal ini juga dapat ditunjukan dari presentase
Tabel 4.43 Presentasi Penskoran Aktivitas Guru Antar Observer Siklus III
Observer_kedua
2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 1 1 2
% of Total 8,3 8,3 16,7
3* Frekuensi 0 10 10
% of Total 0,0 83,3 83,3
Total** Frekuensi 1 11 12
% of Total 8,3 91,7 100,0
*Skor aktivitas guru per item
** Jumlah Item Pengamatan
Item yang nilainya konstan. Sebanyak 10 Item (83,3%) yang sama-sama mendapat
skor 3, sebanyak 1 item (8,3%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai
tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan
menerapkan model PBL pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.44
112
Tabel 4.44 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
Tahapan Skor
Aspek Yang Diamati Kategori*
Model PBL P1 P2
Menentukan 1. Termotivasi dalam menemukan 3 3 Baik
masalah masalah
Membangun 2. Memahami masalah dan apa yang 3 3 Baik
struktur kerja ingin diketahui
3. Sadar pentingnya rencana untuk 3 3 Baik
memecahkan masalah
Menetapkan 4. Mampu menemukan masalah utama 3 3 Baik
masalah 5. Mampu menyusun merumusan 2 3 Cukup
masalah
Mengumpulka 6. Melakukan percobaan untuk 3 3 Baik
n dan berbagi memecahan masalah
informasi 7. Meminta siswa berbagi informasi 3 3 Baik
dalam kelompok
8. Membimbing setiap anggota kelompok 3 3 Baik
mengisi hasil percobaan pada LKS
Merumuskan 9. Memastikan setiap anggota kelompok 3 3 Cukup
solusi aktif dalam perumusan kesimpulan
Menentukan 10. Meyakinkan siswa pentingnya 2 2 Cukup
solusi terbaik peninjauan ulang kesimpulan
Menyajikan 11. Bersedia memaparan hasil kerja siswa 3 3 Baik
solusi 12. Menerima tanggapan pemaparan hasil 3 3 Baik
percobaan setiap siswa.
Jumlah Skor 34 35 Baik **
III adalah 34,5 dan masuk pada kategori baik. Kategori baik termasuk dalam
katagori yang tertinggi dari penskoran aktivitas siswa dalam penelitian ini. Tetapi
apabila dilihat peritem ada 9 item yang masuk kategori baik. Sementara 3 item
masuk kategori cukup. Siswa masih kurang mampu dalam merumuskan masalah
siswa ditentukan dari nilai reliabilitas antar observer. Nilai reliabilitas observer
pada siklus III dilah dengan program SPSS versi 16 seperti pada Tabel 4.45.
113
Tabel 4.45 Reliabilitas Antar Dua Observer Terhadap Aktivitas Siswa Siklus III
Tebel 4.46 menunjukan reliabilitas antar observer yang terlihat pada nilai
kappa (k=0,833) dengan standar kesalahan sebesar 0,157 Menurut kategori tingkat
reliabilitas antar observer yang sudah ditentukan dalam penelitian ini angka kappa
aktivitas siswa. Hal ini juga dapat ditunjukan dari presentase konsistensi antar
observer dalam memberikan skor terhadap 12 Item pengamatan aktivitas guru pada
Tabel 4.46 Presentasi Penskoran Aktivitas Siswa Antar Observer Siklus III
Observer_kedua
2* 3* Total
Observer_pertama 2* Frekuensi 1 1 2
% of Total 8,3 8,3 16,7
3* Frekuensi 0 10 10
% of Total 0,0 83,3 83,3
Total** Frekuensi 1 11 12
% of Total 8,3 91,7 100,0
*Skor aktivitas siswa per item
** Jumlah Item Pengamatan
114
Berdasarkan Tabel 4.46 sebanyak 12 Item pengamatan (100%), terdapat 10
Item yang nilainya konstan. Sebanyak 10 Item (83,3%) yang sama-sama mendapat
skor 3, sebanyak 1 item (8,3%) yang mendapat skor 2. Ada 1 item yang dinilai
tidak konsisten. Sebanyak 1 item (8,3%) observer pertama memberikan skor 2 dan
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar domain konsep, tes
hasil belajar domain proses dan angket domain sikap merupakan tes formatif
(Assesment for Learning). Hasil belajar siswa akan dianalisis setiap aspeknya untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa untuk setiap aspek pada ketiga
domain taxonomy for science education. Karena siklus III merupakan siklus
terakhir maka tidak dilakukan perbaikan lagi pada setiap aspek kelemahan siswa.
Hasil belajar domain konsep dalam penelitian ini berupa tes soal essay yang
berjumlah 5 butir. Siswa mengerjakan tes siklus III dalam waktu 15 menit.
Untuk melihat ketersebaran data hasil tes domain konsep siklus III dapat dilihat
pada Tabel 4.48. Ada 5 siswa yaitu E9, E22, E23, E24 dan E26. Siswa yang
mendapatkan skor 0-5 pada aspek fakta ini dikarenakan 5 orang siswa tersebut izin
untuk membantu persiapan cendana fair sekitar 20 menit. Pada aspek fakta siswa
diminta untuk menjelaskan apa yang terjadi zat gas diberi kalor. Pertanyaan domain
konsep ini merupakan pertanyaan aplikasi dari konsep yang telah didapat siswa
115
melalui eksperimen pada siklus III untuk soal no.2 tidak ada siswa yang
Tabel 4.47 Ketersebaran Skor Hasil Tes Domain Konsep Radiasi Siklus III
Rata-rata
Aspek Skor Presentase
Interval persentase daya
domain No.Soal skor siswa
Maksimal daya serap
serap tiap aspek
konsep 30 siswa (%)
(%)
0-5 3
Fakta 1 84,0% 84,0%
6-10 7
0-5 0
6-10 1
2 82,8%
11-15 12
16-20 17
Konsep 89,6%
0-5 0
6-10 0
3 96,3%
11-15 0
16-20 30
0-5 0
6-10 2
4 93,3%
11-15 1
16-20 27
Hukum 0-5 0
92,1%
(Prinsip) 6-10 0
11-15 1
5 90,2%
16-20 0
21-25 1
26-30 28
Untuk no.4 semua siswa dapat menjawab dengan benar soal no.3.
Pertanyaan soal no.2 mengenai proses perpindahan kalor yang terjadi pada saat
menjemur pakaian. Untuk soal no.3 meminta siswa menjelaskan mengapa rumah-
Untuk aspek hukum (prinsp) terdapat penurunan ada 2 siswa mendapat skor
dengan rentan 6-10 yaitu siswa E14 dan E21 dan ada 1 siswa mendapat skor dengan
rentan 11-15 yaitu E18 untuk soal no.4. sedangkan untuk soal no.5 terdapat 1 siswa
yang mendapatkan skor 11-15 yaitu siswa E29 dan ada 1 siswa yang mendapat skor
21-25 yaitu siswa E14. Pada soal no.4 merupakan soal aplikasi yang meminta siswa
menemukan energy per satuan waktu yang dipancarkan suatu benda. Untuk soal
116
no.5 merupakan soal analisis, siswa diminta membandingkan laju rambat kalor
secara radiasi.
Dari Tabel 4.47 dapat dilihat bahwa siswa masih kurang pada domain
konsep aspek fakta yang daya serapnya 84,0 %, sedangkan pada aspek konsep telah
mencapai 89,6% dan aspek hukum (prinsip) sudah mencapat 92,1 %.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat rangkuman data hasil belajar domain konsep dapat dilihat
Tabel 4.48 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus III
Berdasarkan Tabel 4.48 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah
cukup jauh yaitu 100 dan 78 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 6,97. Hal
merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus III
adalah 100% yaitu dari semua siswa memperoleh nilai 75. Data ini menunjukan
bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model PBL pada siklus III dapat
dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar secara klasikal akan
tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah nilai 75.
Hasil belajar siswa domain proses yang dimasud dalam penelitian ini adalah
gabungan dari nilai tes domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Siswa
117
mengerjakan soal tes dmain proses dalam waktu 7 menit dengan jumlah soal 7 butir
soal. Data hasil tes domain proses dapat dilihat pada Tabel 4.49
Tabel 4.49 Data Hasil Tes Domain Proses Siklus III Pilihan Ganda dan Essai
Persen- Rata-rata
Jmlh Jmlh
Jawaban tase persentase
Aspek Skor Skor
No. Pilihan Jawaban Pilihan daya daya serap
Domain Soal Soal
Soal Ganda serap tiap domain
Sikap Pilgan Essay
(%) (%)
A B C D E
1. Soal berbentuk essay 30 100 98,35
Komunikasi
2. 0 0 29 0 0 C 29 0 96,7
3. Soal berbentuk essay 27 90,0
Prediksi 95,0
4. Soal berbentuk essay 30 100
Rumusan 100 100
Hipotesis
5. Soal berbentuk essay 30
Identivikasi 97,0 97,0
variabel
6. Soal berbentuk essay 29,1
Definisi 93,3 93,3
Oprasional
7. Soal berbentuk essay 28
Berdasarkan Tabel 4.49 sebagian besar siswa atau lebih dari 90% siswa
mampu menjawab dengan jawaban yang benar soal tes. Soal domain proses yang
pada sikus sebelumnya berupa pilihan ganda sudah diganti bentuk soal essay hanya
soal no.2 masih dalam bentuk pilihan ganda. Hal ini dikarenakan semua siswa dapat
menjawab dengan benar jawaban soal domain sikap pilihan ganda. Aspek yang
benar mendapat sekor paling sedikit ditunjukan pada no.3 yang merupakan soal
aspek prediksi, yaitu skor yaitu 27. Soal prediksi no. 3 ini menggunakan angka
yang besar sehingga siswa sulit untuk menghitungnya. Soal dapat dilihat pada
lampiran 41. Soal no.7 aspek definisi oprasinal yaitu skor siswa 28,1 sedangkan
soal no.2 aspek komunikasi skornya 29 dan soal yang lainnya semua siswa bias
Hasil belajar juga ditentukan oleh nilai LKS kelmpok sebesar 25%. Data
penilian kinerja kelompok pada siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.50
118
Kelompo Aspek Yang Diamati Skor Nilai
Rumusan Desain Menyimpul
k Hipotesis Komunikasi Total LKS
Masalah Investigasi kan
I 2 2 3 3 3 13 86,67
II 3 3 3 3 3 15 100,00
III 3 2 3 3 3 14 93,33
IV 2 3 3 3 3 14 93,33
Tabel 4.51 menunjukan nilai LKS setiap kelompok. Nilai LKS didapat
kelompok mendapat nilai yang cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan skor total
yang terendah adalah 13. Tetapi jika dilihat per aspek yang diukur, hanya aspek
Data hasil belajar siswa domain proses didapat dari nilai akhir siswa. Nilai
akhis siswa secara keseluruhan yaitu penggabungan antara nilia tes domain proses
belajar siklus III (75%) dan nilai LKS siklus III (30%). Hasil belajar siswa domain
.Tabel 4.51 Rangkuman Data Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus III
Berdasarkan Tabel 4.48 rentang antara nilai siswa tertinggi dengan terendah
cukup jauh yaitu 100 dan 87,62 dengan nilai standar deviasi yang mencapai 3,37.
Hal ini menunjukan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran sudah
merata merata. Data lain yang mendukung adalah nilai daya serap siswa pada siklus
III adalah 100% yaitu semua siswa (30 orang) yang memperoleh nilai 75.
119
Data ini menunjukan bahwa proses pembelajaran yang menerpakan model
PBL pada siklus I dapat dikatakan tuntas secara klasikal karena ketuntasan belajar
secara klasikal akan tercapai apabila 85% dari jumlah siswa yang memperolah
nilai 75.
Hasil belajar domain sikap didapat melalui angket domain sikap yang diisi
Berdasarkan Tabel 4.49 pada aspek fisika itu mudah dipahami masih ada 2
siswa yang memiliki skor dengan rentang 0,0-2,0 yaitu siswa E4 dan E24. Siswa E4
dan E24 dalam pengamatan guru, siswa tersebut tidak mengikuti pelajaran dengan
120
Angket domain sikap terdiri dari 23 Item. Hasil belajar domain sikap siswa
Pada Tabel 4.53 pada semua sub aspek domain sikap telah mencapai
kategori baik. Aspek yang memiliki skor yang paling tinggi adalah aspek fisika itu
penting sedangkan aspek yang mendapatkan skor paling rendah yaitu rasa percaya
diri siswa. Data hasil angket domain sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.54
Tabel 4.54 Hasil Angket Domain Sikap Siswa Terhadap Fisika Siklus III
Rata-Rata
No Katagori Banyaknya Siswa Kesimpulan
Skor Siswa
1. Sangat Rendah 0
2. Rendah 0 Sikap siswa pada
75,33
3. Sedang 18 katagori sedang
4. Tinggi 12
Keterangan: *Kategori Kappa: <0,4 = buruk (bad); 0,6≥x>0,4 = cukup; (fair); 0,75≥x>0,6
= memuaskan(good);x ≥0,75=istimewa (excellent)
Dari Tabel 4.54 didapat bahwa 18 siswa (60%) sikap siswa terhadap sains
dan terhadap diri sendiri berada dalam kategori sedang. Sebanyak 12 siswa (40%)
berada dalam kategori tinggi. Tidak ada sikap siswa yang berada dalam kategori
d. Refleksi
121
Pada proses pembelajaran yang menerapkan model PBL pada siklus III
merupakan yang terakhir dalam penelitian ini. Pelaksanaan siklus III merupakan
yang terakhir dalam penelitian ini. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
pembelajaran siklus I dan II. Tetapi pembelajaran pada siklus III ini juga masih
III. Berikut beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus III: (1) Guru kurang
Guru kurang mengarahkan siswa untuk tetap menjaga kerja sama sampai akhir
praktikum; dan (3) Siswa masih kurang aktif dalam melakukan pertanyaan saat
proses pembelajaran, tetapi proses dan hasil pembelajaran yang menerapkan model
PBL telah dilaksanakan dengan optimal pada siklus III dan hasil dari pembelajaran
C. Pembahasan
domain konsep; 2) domain proses dan 3) domain sikap. Hasil belajar domain
konsep merupakan nilai dari tes domain konsep. Hasil belajar domain proses
diperoleh dari gabungan nilai tes domain proses (75%) dan nilai dari pengerjaan
LKS (25%). Hasil belajar domain sikap diperoleh dari angket domain sikap.
Pengujian keabsahan data dari hasil belajar menurut Taxonomy For Science
122
dengan cara pengumpulan data ganda berupa data tes hasil belajar, data observasi
aktivitas guru siswa dan observasi langsung yang dilakukan guru selama proses
pembelajaran. Apabila tes hasil belajar dan data observasi yang didapat belum bisa
kepada siswa dan observer mengenai informan yang telah diperoleh untuk
mengetahui kesamaan hasil belajar dan lembar observasi aktivitas guru dan lembar
Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai siswa dari siklus I sampai siklus
III. Ketersebaran nilal siswa setiap siklusnya dapat dilihat pada Tabel 4.55.
Pertanyaan fakta untuk setiap siklus berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh
siswa melalui eksperimen yang telah mereka lakukan. Untuk aspek fakta soal no.1
siswa yang mendapatkan skor pada interval 0-5 pada siklus I ada 2 siswa yaitu
siswa E1 dan E24 dan 28 siswa lainnya mendapatkan skor pada interval 6-10.
Pertanyakan pada siklus I menganai fakta yang terjadi kerika zat padat diberi kalor.
Pada siklus II hanya 1 siswa yaitu E6 yang mendapatkan skor dengan rentan
pada interval 0-5 dan 29 siswa lainnya mendapatkan skor pada interval 6-10.
Meningkatnya siswa yang mendapatkan skor pada interval 6-10 dikarenakan pada
siklus II ini setiap kelompok mendapatkan 3 LKS sehingga semua siswa dapat
membaca LKS. Guru mengarahkan setiap siswa aktif dalam menentukan masalah
yang ada pada LKS sehingga siswa termotivasi dalam melakukan eksperimen. Hal
ini dibuktikan dengan lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa pada model PBL
aspek berbagi informasi telah mengalami peningkatan dari rata-rata skor kedua
pengamat 2 menjadi 3 yaitu dari katagori cukup menjadi katagori baik. Hal ini
123
mengakibatkan siswa dapat menjawab pertanyaan mengenai fakta pemuaian yang
Tabel 4.55 Data Hasil Tes Domain Konsep Siklus I, II dan III
Pada siklus III ekperimen yang dilakukan siswa telah berjalan dengan baik
hanya aspek menemukan masalah utama dan peninjauan ulang solusi yang berada
pada katagori cukup. Setiap siswa aktif dalam bereksperimen dan guru mendorong
siswa untuk tetap aktif melakukan ekperimen sampai ekperiemnnya selesai. Ada 5
siswa yaitu E9, E22, E23, E24 dan E26 yang mendapatkan skor dengan interval 0-5
pada aspek fakta ini dikarenakan 5 orang siswa tersebut izin untuk membantu
eksperimen. Pada siklus III ini fakta yang ditanyaan adalah mengenai pemuaian
124
Pertanyaan domain konsep ini merupakan pertanyaan aplikasi dari konsep
yang telah didapat siswa melalui praktikum.Untuk domain konsep aspek konsep
soal no.2 pada siklus I terdapat 1 orang siswa yang mendapat skor dalam rentan 0-5
yaitu E27. Berdasarkan pengamatan guru E27 ini kurang aktif dalam pelaksanaan
pembelajaran. Pada siklus II dan siklus III tidak ada siswa yang mendapatkan skor
dengan rentan 0-5. Pada siklus III masih terdapat 1 siswa yang mendapat skor
dalam rentan 6-10 yaitu E22. Berdasarkan hasil observasi siswa E22 izin keluar
mengisi LKS.
Untuk domain konsep aspek konsep soal no.3 setiap siklusnya terjadi
kenaikan frekuensi siswa pada interval skor yang lebih tinggi. Pada siklus IIInya
semua siswa dapat menjawab dengan benar soal no.3 ini Rata-rata skor siswa
domain konsep aspek konsep ini mengalami peningkatan pada siklus II dan siklus
III. Hal ini dikarenakan peningkatan aktivitas siswa dan aktivitas guru pada siklus
II dan III aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan telah berada
pada katagori baik yang di siklus I berada pada katagoti cukup . Keaktivan siswa
eksperimen tersebut sehingga pemahaman siswa mengenai konsep lebih baik dari
pada siklus I.
Untuk domain konsep aspek hukum (prinsip) soal no.4 terdapat kenaikan
skor belajar siswa pada siklus II. Semua siswa mendapat skor dengan rentan 16-20
pada siklus II ini. Pada siklu III terdapat penurunan ada 2 siswa mendapat skor
dengan rentan 6-10 yaitu siswa E14 dan E21 dan ada 1 siswa mendapat skor dengan
rentan 11-15 yaitu E18. Ketiga siswa tersebut dalam menjawab soal salah dalam
125
memasukan data ke dalam rumus dan perhitungan untuk mendapatkan hasil
jawaban. Hal ini dikarenakan rumus untuk mendapatkan kalor radiasi sudah lebih
Untuk domain konsep aspek hukum (prinsip) soal no.4 terdapat kenaikan
skor belajar baik pada siklus II dan siklus III. Tetapi pada siklus III terdapat 1 siswa
yang mendapatkan skor 11-15 yaitu siswa E29 dan ada 1 siswa yang mendapat skor
21-25 yaitu siswa E14. Kedua siswa ini belum selesai mengerjakan soal no.5 ini.
Aspek hukum (prinsip) ini mengalami peningkatan skor siswa dikarenakan siswa
termotivasi belajar melalui masalah. Sehingga keaktifan siswa dan guru mengalami
peningkat menjadi katagori baik pada siklus II dan III dari katagori cukup pada
siklus I.
Berdasarkan Tabel 4.55 ketersebaran nilai tes hasil belajar dan observasi
aktivtas guru dan siswa maupun berdasarkan observasi oleh guru langsung selama
meningkatkan hasil belajar siswa domain konsep. Sekitar 5% siswa yang berada
pada rentang nilai yang rendah karena mereka tidak mengikuti pelajaran dengan
baik.
126
96.16
100 91.08 89.58 92.08
85.33 84
90 82
77.17
80
70 64.17
Daya Serap (%)
60
50
40
30
20
10
0
Aspek Domain Konsep Setiap Siklus
Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Domain Kognitif Siswa Aspek Fakta, Konsep dan
Hukum
Berdasarkan Gambar 4.1 Hasil belajar domain kognitif siswa setiap aspek
domain kognitif mengalami peningkatan. Tes hasil belajar domain konsep ini
kelemahan siswa yang didapat melalui hasil tes tersebut dan memberikan
penjelasan ulang soal yang tidak bisa dijawab oleh siswa. Model Assesment for
Learning dapat membantu siswa lebih bagus dalam menjawab soal yang dapat
Rata-rata skor siswa aspek fakta pada siklus I adalah 85,33 dan termasuk
dalam katagori tuntas secara klasikal. Pada siklus II tidak terjadi sedikit penurunan
skor rata-rata siswa aspek tersebut yaitu 82 dan termasuk dalam katagori tuntas. Hal
ini bisa saja dikarenakan fakta untuk sub materi pemuaian pada zat cair lebih jarang
ditemukan daripada pemuain pada zat padat. Pada siklus III rata-rata skor siswa sub
aspek fisika itu penting mengalami peningkatan menjadi 84 dan termasuk pada
127
katagori baik. Hal ini dikarenakan guru lebih detail memberikan penjelasan
mengenai fakta.
setiap siklusnya meskipun peningkatannya tidak begitu besar. Pada siklus I rata-rata
skor konsep fisika yaitu 64,71 dan masuk pada katagori belum tuntas. Pada siklus II
rata-rata skor aspek konsep fisika mengalami peningkatan yaitu 77,17 dan masuk
pada katagori tuntas dan pada siklus III rata-rata skor aspek konsep fisika yaitu
89,58 dan masuk pada katagori tuntas. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin
bisa mengerjakan soal pada aspek konsep fisika melalui perbaikan-perbaikan yang
siklus I rata-rata skor hukum (prinsip) fisika yaitu 91,08 dan masuk pada katagori
belum tuntas. Pada siklus II rata-rata skor aspek konsep fisika mengalami
peningkatan yaitu 89,58 dan masuk pada katagori tuntas dan pada siklus III rata-
rata skor aspek humum (prinsip) fisika yaitu 92,08 dan masuk pada katagori tuntas.
Hasil belajar siswa aspek hukum (prinsip) pada siklus I mengalami sedikit
penurunan pada siklus II dan kembali meningkat pada siklus III. Hasil belajar aspek
hukum ini memiliki skor paling tinggi diantara domain lain. Hal ini dikarenakan
siswa memang sudah terbiasa menerima soal dalam bentuk hukum (prinsip) pada
domain konsep siswa selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.56
128
Tabel 4.56 Rangkuman Hasil Belajar Domain Konsep Siswa Siklus I, II dan III
Hasil
Katagori
Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Tertinggi 96 98 100
Nilai Terendah 53 56 78
Nilai Rata-Rata Siswa 78,67 86,93 90,23
Standar Deviasi 12,08 8,71 6,97
Daya Serap Klasik (%) 78,67 86,93 90,23
Ketuntasan Belajar (%) 80 96,7 100
Kesimpulan Belum Tuntas Tuntas Secara Tuntas Secara
Secara Klasikal Klasikal Klasikal
Berdasarkan data pada Tabel 4.56 diketahui bahwa pada siklus I nilai
tertinggi yaitu 96 dan nilai terendah yaitu 53. Sehingga rentang niai siswa sangat
besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah dengan nilai rata-rata masih
cukup jauh. Standar deviasi pada siklus I ini memiliki nilai yang cukup besar yaitu
12,08. Standar deviasi ini menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil
belajar siswa diukur dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus I ini
keterbesaran nilai siswa cukup tinggi. Hal ini menunjukan bahwa dalam
mengerakan soal-soal domain konsep ini siswa masih dipengaruhi pengetahuan dan
kemampuan awal siswa yang berbeda-beda dan model pembelajaran belum terlalu
Pada siklus II nilai tertinggi yaitu 98 dan nilai terendah yaitu 56. Sehingga
rentang niai siswa sangat besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah
dengan nilai rata-rata masih cukup jauh. Standar deviasi pada siklus II yaitu 8,71.
Nilai ini sudah lebih kecil dari standar deviasi pada siklus I. Standar deviasi ini
menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur dari nilai
rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus II ini keterbesaran nilai siswa sudah
menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian konsep
129
ini siswa yang awalnya memiliki pengetahahuan dan kemampuan beragam
yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.
Pada siklus III nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 78. Sehingga
rentang niai siswa sudah tidak terlalu besar jika dibandingkan pada siklus I dan
siklus II. Standar deviasi pada siklus III yaitu 6,97. Nilai ini sudah lebih kecil dari
standar deviasi pada siklus I dan II yaitu 12,08 dan 8,71. Standar deviasi ini
menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur dari nilai
rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus III ini keterbesaran nilai siswa sudah
menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian konsep
yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.
Pada siklus I secara klasikall hasil belajar domain konsep siswa masih
belum tuntas. Karena ketuntasan belajar klasikal siswa atau jumlah siswa yang
mendapat nilai. 75 pada siklus I hanya 80% sedangkan kriteria ketuntasan belajar
klasik dikatakan tuntas pada penelitian ini adalah apabila jumlah siswa yang
Jarak nilai antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah pada siklus I jauh yaitu 96 dan 53 dengan standar deviasi
12,08. Kemudian siklus II jarak siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah masih jauh yaitu 98 dan 56 dengan standar deviasi
yang lebih kecil dari siklus I yaitu 8,71. Pada siklus III terjadi perbaikan rentan nilai
130
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah
yaitu 100 dan 78. Untuk ketuntasan belajar dan daya serap pada siklus II dan III
telah mengalami peningkatan dari siklus I. peningkatan ini akan lebih terlihat
120
96.67 100
100 86.93 90.23
80 78.67
80
60
40
20
0
Ketuntasan dan Daya Serap Siswa Setiap Siklus
Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat peningkatan terjadi pada nilai daya serap
siswa dan ketuntasan belajar siswadari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I
jumlah siswa yang mendapat nilai akhir 75 yaitu 24 orang siswa (80%). Data ini
menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik pada siklus I belum tuntas secara
klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 belum mencapai 85. Pada siklus
II terjadi peningkatan nilai daya serap siswa dan ketuntasan belajar siswa secara
klasikal. Jumlah siswa yang mendapay nilai 75 menjadi 29 orang siswa (96,67%).
Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II telah
131
dinyatakan tuntas secara klasikal karena siswa mendapat nilai 75 sudah mencapai
85. Pada siklus II ini juga sudah banyak siswa yang mendapat nilai akhir yang
tinggi yang ditunjukan dengan daya serap siswa secara klasikal telah mencapai
angka 86,93 %.
perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ini, ini juga
lebih aktif dalam melaksanakan praktikum dan mengisi LKS. Hal ini dikarenak
semua siswa aktif melaksanakan praktikum. Semua siswa aktif dalam memberikan
kesimpulan dari hasil praktikum. Hal ini juga dikarenakan guru sebelum siswa
Pada siklus III nilai daya serap dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal
mengalami peningkatan dari siklus II. Jumlah siswa yang mendapat nilai akhir 75
yaitu 30 orang siswa (100%). Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik
pada siklus III tuntas secara klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 belum
mencapai 85 karena siswa mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Data ini
ditunjukan oleh nilai daya serap siswa secara klasikal telah mencapai 90,23%.
132
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada siklus III ini selain disebabkan
oleh perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, ini juga
keseriusan dan kemampuan siswa yang meningkat dibandingkan pada siklus II.
Pada siklus III ini siswa lebih aktif dalam melaksanakan praktikum. Siswa juga
praktikum dan manfaatnya serta pentingnya kerja sama kelompok. Ketua kelompok
mengkoordinir anggotanya yang tidak aktif untuk dapat aktif dalam praktikum.
peningkatan hasil belajar siswa pada domain konsep. Peningkatan hasil belajar
siswa ini dikarenakan peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa berdasarkan
lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dan berdasarkan
hasil observasi guru secara langsung aktivitas siswa juga meningkat setiap
siswa domain konsep kelas X MIPA3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Putri (2013) yang menyatakan bahwa “Terdapat
pengaruh positif penerapan model Problem Based Learning terhadap hasil belajar
Untuk hasil belajar domain proses siswa didapat dari gabungan nilai tes
domain proses (75%) dan nilai LKS (25%). Berdasarkan data yang telah diperoleh
dari nilai siswa domain proses dari siklus I sampai siklus III, maka hasil belajar
domain proses selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.57. Pada siklus I nilai
133
tertinggi yaitu 98 dan nilai terendah yaitu 73,6. Sehingga rentang niai siswa sangat
besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah dengan nilai rata-rata masih
cukup jauh. Standar deviasi pada siklus I ini memiliki nilai yang cukup besar yaitu
24,9. Standar deviasi ini menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil
belajar siswa diukur dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus I ini
keterbesaran nilai siswa cukup tinggi. Hal ini menunjukan bahwa dalam
mengerakan soal-soal domain proses ini siswa masih dipengaruhi pengetahuan dan
kemampuan awal siswa yang berbeda-beda dan model pembelajaran belum terlalu
Tabel 4.57 Rangkuman Hasil Belajar Domain Proses Siswa Siklus I, II, dan III
Hasil
Katagori
Siklus I Siklus II Siklus III
Nilai Tertinggi 98 98,33 100
Nilai Terendah 73,6 75,24 87,62
Nilai Rata-Rata Siswa 90,8 91,46 95,96
Standar Deviasi 24,9 6,99 3,37
Daya Serap Klasik (%) 90,8 91,5 96,0
Ketuntasan Belajar (%) 93,3% 100% 100%
Kesimpulan Tuntas Secara Tuntas Secara Tuntas Secara
Klasikal Klasikal Klasikal
Pada siklus II nilai tertinggi yaitu 98,33 dan nilai terendah yaitu 75,24.
Sehingga rentang niai siswa sangat besar. Jarak antara nilai tertinggi dan nilai
terendah dengan nilai rata-rata masih cukup jauh. Standar deviasi pada siklus II
yaitu 6,99. Nilai ini sudah lebih kecil dari standar deviasi pada siklus I. Standar
deviasi ini menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur
dari nilai rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus II ini keterbesaran nilai siswa
sudah menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian
proses ini siswa yang awalnya memiliki pengetahahuan dan kemampuan beragam
134
mengalami peningkatan nilai disebabkan dan penuruanan ketersebaran nilai siswa
yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.
Pada siklus III nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 87,62.
Sehingga rentang niai siswa sudah tidak terlalu besar jika dibandingkan pada siklus
I dan siklus II.. Standar deviasi pada siklus III yaitu 3,37. Nilai ini sudah lebih kecil
dari standar deviasi pada siklus I dan II yaitu 24,9 dan 6,99. Standar deviasi ini
menyatakan rata-rata jarak penyimpangan nilai hasil belajar siswa diukur dari nilai
rata-rata hasil belajar siswa. Pada siklus III ini keterbesaran nilai siswa sudah
menurun. Hal ini menunjukan bahwa dalam mengerakan soal-soal domaian konsep
yang disebabkan oleh model PBL sudah diterapkan dengan lebih baik.
Berdasarkan Tabel 4.58 kita juga dapat melihat terjadinya peningkatan hasil
belajar domain proses siswa. Aspek proses berfikir saintis telah dipelajari oleh
siswa pada pelajaran biologi. Siswa dikenalkan variabel bebas, variabel kontrol,
variabel bebas dan cara membuat hipotesis sehingga dari siklus I skor siswa sudah
tinggi.
Pada siklus I secara klasikall hasil belajar domain proses siswa masih sudah
tuntas. Karena ketuntasan belajar klasikal siswa atau jumlah siswa yang mendapat
nilai. 75 pada siklus I yaitu 93,3% karena kriteria ketuntasan belajar klasik
dikatakan tuntas pada penelitian ini adalah apabila jumlah siswa yang mendapat
135
Jarak nilai antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah pada siklus I tidak terlalu jauh yaitu 98 dan 73,6 dengan
standar deviasi 24,9. Kemudian siklus II jarak siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa yang berkemampuan rendah juga tidak terlalu jauh yaitu 98,33 dan
75,24 dengan standar deviasi yang lebih kecil dari siklus I yaitu 6,99. Pada siklus
III terjadi perbaikan rentan nilai antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan
siswa yang berkemampuan rendah yaitu 100 dan 87,62. Untuk ketuntasan belajar
dan daya serap pada siklus II dan III telah mengalami peningkatan dari siklus I.
peningkatan ini akan lebih terlihat seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.4
102
100 100
Ketuntasan (%) dan Daya Serap (%)
100
98
95.96
96
94 93.3
92 91.46
90.8
90
88
86
Ketuntasan Belajar dan Daya Serap Siswa Setiap SIklus
Gambar 4.3 Grafik Nilai Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Domain Proses
Berdasarkan gambar 4.3 terlihat peningkatan terjadi pada nilai daya serap
siswa dan ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I
ketujuh soal tes domain proses terdiri dari soal pilihan ganda. Jumlah siswa yang
mendapat nilai akhir 75 pada siklus I yaitu 29 orang siswa (93,3%). Data ini
menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik pada siklus I sudah tuntas secara
136
klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Pada siklus II
ada 3 soal yang dijadikan soal essay yaitu untuk aspek prediksi, rumusan hipotesis
dan definisi oprasional karena semua siswa di kelas benar menjawab soal pada
aspek tersebut. Pada siklus II juga terjadi peningkatan nilai daya serap siswa dan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Jumlah siswa yang mendapay nilai 75
menjadi 100 orang siswa (96,67%). Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar
klasikal siswa pada siklus II telah dinyatakan tuntas secara klasikal karena siswa
mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Pada siklus II ini juga sudah banyak
siswa yang mendapat nilai akhir yang tinggi yang ditunjukan dengan daya serap
perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ini, ini juga
lebih aktif dalam melaksanakan praktikum dan mengisi LKS. Hal ini dikarenak
semua siswa aktif melaksanakan praktikum. Semua siswa aktif dalam memberikan
kesimpulan dari hasil praktikum. Hal ini juga dikarenakan guru sebelum siswa
Pada siklus III semua soal tes domain proses berbentuk essay. Nilai daya
serap dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari
137
siklus II. Jumlah siswa yang mendapat nilai akhir 75 yaitu 30 orang siswa
(100%). Data ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar klasik pada siklus III
tuntas secara klasikal karena siswa yang mendapat nilai 75 belum mencapai 85
karena siswa mendapat nilai 75 sudah mencapai 85. Data ini menunjukan
kemampuan siswa menerima pelajaran sudah cukup merata dengan ditunjukan oleh
Peningkatan hasil belajar domain siswa pada siklus III ini selain disebabkan
oleh perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, ini juga
keseriusan dan kemampuan siswa yang meningkat dibandingkan pada siklus II.
Pada siklus III ini siswa lebih aktif dalam melaksanakan praktikum. Siswa juga
peningkatan hasil belajar siswa pada domain proses. Peningkatan hasil belajar
siswa ini dikarenakan peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa berdasarkan
lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dan berdasarkan
hasil observasi guru secara langsung aktivitas siswa juga meningkat setiap
siswa domain prses kelas X MIPA 3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Hal ini
didukung oleh penelitian Novita dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada keterampilan proses sains antara kelompok siswa yang
138
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
konvensional.
Untuk hasil belajar domain sikap siswa didapat dari jumlah penskoran
angket terhadap 2 aspek domain sikap. Untuk mengetahui ketersebaran skor siswa
Tabel 4.58 Skor Siswa Pada Domain Sikap Siklus I, II dan III
positif terhadap fisika subdimensi fisika itu penting hanya 2 orang siswa pada
sikluk I yang mendapat skor dengan rentan 0-2 yaitu siswa E1 dan E14, pada siklus
II menjadi 1 orang siswa yaitu siswa E4 dan pada siklus III tidak ada siswa yang
mendapatkan skor pada rentan tersebut. Untuk siswa E14 skornya pada domain
139
konsep aspek hukum(prinsip) masih rendah, hal ini bisa menjadi salah satu faktor
siswa menganggap fisika itu tidak penting. Secara keseluruhan telah terjadi
peningkatan skor siswa ke rentang 2,1-4,0. Hal ini dikarenakan siswa telah
memahami bahwa fisika itu penting bagi kehidupannya melalui pemelajaran fisika
dengan model PBL. Berdasarkan masalah fisika dan eksperimen fiska yang
dilakukan, siswa dilibatkan dalam kondisik konkret dan nyata sehingga siswa lebih
Pada domain sikap subdimensi fisika itu berguna, yang mendapatkan skor
rentang 0,0-2,0 ada 1 siswa yaitu E14, pada siklus II ada 3 siswa yaitu E4,E17 dan
E26 dan pada siklus III tidak ada siswa yang mendapat skor pada rentan itu. Siswa-
siswa yang masih mendapat skor pada rentan 0,0-2,0 ini kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketika siswa tidak membaca LKS, tidak tahu
mengenai masalah yang mau diselesaikan melalui ekperimen, maka siswa menjadi
PBL ini siswa mendapatkan pemahaman bahwa fisika itu berguna dan bermakna
bagi penyelsaian permasalahan sehari-hari. Hal ini sesia dengan penelitian (Yazdani
dalam Nur, 2011:33) Problem Based Learning membuat siswa terlibat dalam
Pada aspek fisika itu mudah dipahami pada siklus I ada 5 siswa yang berada
pada rentang nilai 0,0-2,0 yaitu siswa E1, E4, E21, E23 dan E24. Pada silklus II
terjadi penurunan siswa yang mendapat skor pada rentang nilai 0,00-2,00 yaitu
menjadi 3 siswa E1, E4 dan E24. Siswa E4 dan E24 dalam pengamatan guru, siswa
tersebut tidak mengikuti pelajaran dengan baik dan sering izin keluar saat jam
pelajaran berlangsung. Pada siklus III tidak ada siswa yang skornya masuk dalam
140
rentang 0,0-2,0. Hal ini menunjukan pembelajaran dengan model PBL dapat
mengembangkan sikap positif siswa bahwa siswa menganggap fisika itu termasuk
pelajaran yang mudah dipahami. Ketika siswa mampu menyelesaikan masalah yang
disajikan guru dalam bentuk LKS siswa akan mendapatkan presepsi bahwa mereka
memiliki kemampuan memahami pelajaran fisika. Selain itu pelajaran model PBL
Untuk aspek fisika itu menarik, pada siklus I ada 3 siswa yaitu E4, E24 dan
E26 yang masih mendapatkan skor dalam rentang 0,0-2,00. Pada siklus II
mengalami penurunan hanya ada 1 siswa yang berada pada rentang 0,0-2,00 yaitu
siswa E24. Hal ini bisa jadi karena siswa siswa E24 tidak mengikuti pelajaran
dengan baik sering izin keluar sewaktu jam pelajaran berlangsung. Siswa tersebut
merupakan panitia pelaksanaan cendana fair. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor
Pada dimensi pengembangan sikap positif terhadap diri sendiri untuk semua
aspek (optimis, berfikir positif dan rasa percaya diri) kesemua siswa memiliki skor
dalam rentang 2,1-4,0. Hal ini menunjukan bahwa siswa memiliki sikap percaya
Jumlah skor tersebut telah memiliki kreteria yang telah ditentukan pada
penelitian ini. Kemudian dari jumlah skor seluruh siswa didapat skor rata-rata
domain sikap siswa secara klasik. Hasil belajar domain sikap siswa dapat dilihat
141
Tabel 4.59 Hasil Belajar Domain Sikap Siswa Klasikal Siklus I, II dan III
Berdasarkan Tabel 4.61 terlihat hasil belajar domain sikap siswa secara
klasikal mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan hasil
belajar domain sikap siswa dari siklus I ke siklus II tidak terlalu besar, begitu juga
peningkatan hasil belajar domain sikap siswa dari siklus II ke siklus III.
Peningkatan hasil belajar domain sikap akan lebih terlihat dari Gambar 4.4
76 75.33
74
72.77
Skor Hasil Belajar
72
70
68.33
68
66
64
Siklus I Siklus II Siklus III
Siklus Pembelajaran
Berdasarkan Gambar 4.4 rata-rata skor hasil belajar siswa pada siklus I
adalah 68,33 dan termasuk dalam katagori sedang. Data ini menunjukan bahwa
sikap siswa pada domain sikap ini sudah bagus, tetapi belum mencapai hasil yang
maksimal. Kenaikan skor dari siklus I ke siklus II lebih banyak dari pada kenaikan
skor siklus II ke siklus III. Hal ini dikarenakan pada siklus I siswa belum
142
mengikiuti pembelajaran dengan maksimal karena siswa belum terbiasa dengan
pembelajaran model PBL. Sedangkan di siklus II dan III siswa sudah mulai terbiasa
dengan pembelajaran model PBL. Hasil belajar siswa setiap aspek dapat dilihat
Tabel 4.60 Hasil Belajar Siswa Domain Sikap Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III
Berdasarkan Tabel 4.60 rata-rata skor siswa sub aspek fisika itu penting
pada siklus I adalah 3,32 dan termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II tidak
terjadi peningkatan skor rata-rata siswa sub aspek tersebut masih sama pada siklus I
yaitu 3,32 dan termasuk dalam katagori baik.. Pada siklus III rata-rata skor siswa
sub aspek fisika itu penting mengalami penigkatan menjadi 3,48 dan termasuk pada
katagori baik.
Pada sub aspek fisika itu berguna, rata-rata skor siswa mengalami
143
skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,33 dan masuk pada kategori baik. Pada
siklus II rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,34 dan masuk pada
katagori baik dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu
3,40 dan masuk pada katagori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin
Pada sub aspek fisika itu mudah dipahami, rata-rata skor siswa mengalami
peningkatan meskipun peningkatannya. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek fisika
itu berguna yaitu 2,75 dan masuk pada kategori cukup. Pada siklus I ini juga
pembelajaran dengan model PBL di kelas belum berjalan maksimal. Pada siklus II
rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 2,95 dan masuk pada kategori baik
dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,18 dan masuk
pada kategori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin menyadari bahwa
model PBL. Rata-rata skor siswa pada sub aspek ini merupakan skor yang paling
rendah dari pada sub aspek lainnya walaupun melalui pembelajaran dengan model
PBL sikap siswa telah meningkat. Untuk lebih jelasnya hasil Belajar Siswa Domain
Sikap Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III dapat dilihat pada Gambar 4.5
144
C atego ry 3
Siklus Pembelajaran
C atego ry 2
C atego ry 1
Category 4
Siklus Pembelajaran
Category 3
Category 2
Category 1
(a) (b)
Gambar 4. 5 (a) Grafik Hasil Belajar Siswa Domain Sikap Posotif Terhadap Fisika
Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III, (b)Grafik Hasil Belajar Siswa Domain Sikap
Posotif Terhadap Dirinya Sendiri Tiap Aspek dari Siklus I, II dan III
Pada sub aspek fisika itu menarik, rata-rata skor siswa mengalami
peningkatan meskipun peningkatannya. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek fisika
itu berguna yaitu 2,88 dan masuk pada kategori cukup. Pada siklus I ini juga
pembelajaran dengan model PBL di kelas belum berjalan maksimal. Pada siklus II
rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 2,10 dan masuk pada kategori baik
dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,22 dan masuk
pada kategori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin menyadari bahwa
fisika itu manarik untuk dipelajari melalui penerapan pembelajaran dengan model
PBL.
145
Pada sub aspek optimis, rata-rata skor siswa tidak mengalami peningkatan.
Sikap optimis siswa sudah berada pada skor yang tinggi dari pada sikap lainnya di
siklus I dengan skor rata-rata 3,88 dan masuk pada kategori baik. Pada siklus II
rata-rata skor sub aspek optimis menurun sedikit menjadi yaitu 3,27 dan masuk
pada kategori baik dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek optimis yaitu 3,27
Pada sub aspek berfikir positif rata-rata skor siswa sudah masuk pada
kategori baik. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,28
dan masuk pada kategori baik. Pada siklus II rata-rata skor sub aspek berfikir positif
yaitu 3,14 dan masuk pada kategori baik dan pada siklus III rata-rata skor sub aspek
fisika itu berguna yaitu 3,20 dan masuk pada kategori baik. Skor rata-rata sub aspek
Pada sub aspek percaya diri, rata-rata skor siswa mengalami peningkatan
meskipun peningkatannya tidak begitu besar. Pada siklus I rata-rata skor sub aspek
fisika itu berguna yaitu 2,93 dan masuk pada kategori cukup. Pada siklus II rata-
rata skor sub aspek percaya diri yaitu 3,14 dan masuk pada kategori baik dan pada
siklus III rata-rata skor sub aspek fisika itu berguna yaitu 3,27 dan masuk pada
kategori baik. Sehingga dapat dikatakan siswa semakin percaya diri melalui
peningkatan hasil belajar siswa pada domain sikap. Peningkatan hasil belajar siswa
ini dikarenakan peningkatan aktivitas guru dan aktivitas siswa berdasarkan lembar
observasi pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa dan berdasarkan hasil
146
observasi guru secara langsung aktivitas siswa juga meningkat setiap siklusnya
siswa domain sikap kelas X MIPA3 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Abidin (2013:162) bahwa model Problem Based
BAB V
A. Simpulan
147
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulan bahwa:
1. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada domain
penelitian menunjukan bahwa (a) pada siklus I daya serap klasikal siswa pada
domain konsep 78,67% dan ketuntasan belajar klasikalnya 80% (b) pada siklus II
terjadi peningkatan daya serap siswa menjadi 86,93% dan ketuntasan belajar
klasikal menjadi 96,67% (c) pada siklus III daya serap siswa meningkat lagi
menjadi 90,23% dan ketuntasan belajar klasikalnya juga meningkat menjadi 100%.
2. Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada domain
penelitian menunjukan bahwa (a) pada siklus I daya serap klasikal siswa
domain konsep 90,8% dan ketuntasan belajar klasikalnya 93,3% (b) pada siklus II
terjadi peningkatan daya serap siswa menjadi 91,48% dan ketuntasan belajar
klasikal menjadi 100% (c) pada siklus III daya serap siswa meningkat lagi menjadi
domain siswa tiap siklusnya yaitu 68,33 (kategori sedang) pada siklus I; 72,77
(katagori sedang) pada siklus II and 75,33 (kategori sedang) pada siklus III
B. Saran
mengukur hasil belajar siswa menurut TFSE pada domain aplikasi, domain kreativitas
148
2. Bagi guru atau tenaga pendidik disarankan untuk menerapkan model
DAFTAR PUSTAKA
149
Hosnan, M. 2013. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Jakarta: Ghalia
Medriati, Rosane. 2013. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada
Konsep Cahaya Kelas VII6 Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Base Learning (PBL)Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Kota
Bengkulu. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 2013
Novita1, G.A. Dwi Lisa , Dw. Nym Sudana , Pt. Nanci Riastini. 2014. Pengaruh
Model Pembelajaran PBL Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas V SD di Gugus Iv Diponegoro Kecamatan Mendoyo. Jurnal: Jurnal
Mimbar Pgsd Universitas Pendidikan Ganesha Vol.1
Slavin, R. (1995). Cooperaive Learning: Theory, research and practice (2nd ed.).
Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
150
Yager, Robert E. Sandra K. Enger.2009. A Framework for Assessing Student
Understanding in Science. Amerika Serikat: Corwin. Dapat diakses pada
http://www.sagepub.com/upm-
data/31616_Chapter_1_A_Framework_for_Assessing_Student_Understan
ding_in_Science.pdf (4 Oktober 2014)
Yager, Robert E. 2012 Developing and Defining Both Science and Science.
Amerika Serikat:lowa
151
152
LAMPIRAN
153
Lampiran 1
NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS: MATA PELAJARAN :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
155
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
21. Jelaskan apakah yang terjadi apabila zat gas diberikan kalor?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
22. Jelaskan pengertian radiasi serta syarat ternyadinya radiasi?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
23. Preses perpindahan kalor apakah yang terjadi saat kalian menjemur baju? Jelaskan!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
24. Mengapa rumah-rumah di daerah yang panas dicat dengan warna putih?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
25. Mengapa jaket sering kali berwarna dibuat dengan warna gelap?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
26. Jelaskan bagaimana proses perpindahan kalor dari matahari sampai ke permukaan bumi?
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
27. Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga suhunya naik dari 0 0C menjadi 1200C. Jika
volume gas sekarang 6 m3 berapakah vlume gas mula-mula.
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
28. Sebuah benda memiliki permukaan hitam sempurna bersuhu 127°C. Luas permukaan 30cm2
memancarkan energi ke lingkungan yang bersuhu 27°C. Tentukan energi per satuan waktu yang
dipancarkan benda tersebut!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
29. Tentukan energi yang dipancarkan benda bersuhu 27 0C tiap sekon tiap satuan luas
permukaan, untuk benda dengan emisivitas e=0,8 dan τ =5,7.108Wm-2K-1!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
30. Toni dan Ani memiliki sebuah botol minuman dengan warna yang berbeda perbandingan luas
kedua baju mereka adalah 3:2 dan perbandingan koefesien emisivitasnya adalah 1:2.
Tentukanlah perbandingan laju rambat kalor radiasi pada btol minum mereka!
Jawab:...........................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
156
157
Lampiran 2
Reliabilitas Soal Tes Hasil Domain Konsep Uji Coba Tes Konsep
158
26 Soal 26 0,746 Reliable
Lampiran 3
Validitas Soal Tes Hasil Domain Konsep Uji Coba Tes Konsep
159
14 Soal 14 0,237 Tidak Valid
Lampiran 4
Lampiran 5
Taraf Kesukaran Soal Tes Domain Konsep
161
6 Soal 9 0,35 Sedang
7 Soal 10 0,29 Sukar
8 Soal 11 0,71 Mudah
9 Soal 13 0,70 Sedang
10 Soal 15 0,69 Sedang
11 Soal 17 0,63 Sedang
12 Soal 18 0,70 Mudah
13 Soal 19 0,30 Sukar
14 Soal 20 0,29 Sukar
15 Soal 23 0,68 Sedang
16 Soal 28 0,63 Sedang
17 Soal 29 0,32 Sedang
18 Soal 30 0,29 Sukar
Lampiran 7
162
Item 6 0,732 Reliable
163
Lampiran 8
164
Item 25 0,691 Valid
165
Lampiran 9
SILABUS MATA PELAJARAN:
FISIKA SIKLUS I, II DAN III
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan Suhu, Kalor dan Mengamati Tugas 12 JP Buku
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya Perpindahan Kalor Melakukan studi pustaka untuk Memecahkan Fisika
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya mencari informasi mengenai masalah yang
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik pengaruh kalor terhadap sehari-sehari relevan
fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
perubahan suhu benda. berkaitan
Melakukan studi pustaka untuk dengan suhu Media
mencari informasi pengaruh dan yang
perubahan suhu benda terhadap perpindahan relevan
ukuran benda (pemuaian). kalor
Melakukan studi pustaka untuk
mencari informasi mengenai Observasi Alat-alat
perpindahan kalor secara konduksi, Ceklist lembar praktikum :
166
konveksi dan radiasi pengamatan Termomet
kegiatan er,
Menanya eksperimen kalorimete
Pengaruh kalor terhadap suhu r,
benda Portofolio pemanas
Pengaruh suhu terhadap ukuran Laporan tertulis
benda kelompok Lembar
Cara perpindahan kalor kerja
Tes siswa
Eksperimen/explore Tes tertulis
Melakukan percobaan untuk bentuk uraian
menyelidiki karakteristik termal dan/atau
beberapa bahan yang berbeda pilihan ganda
Asosiasi
Menganalisis pengaruh kalor pada
suhu, ukuran benda, dan wujudnya
dalam pemecahan masalah melalui
diskusi kelas.
Menganalisis prinsip pertukaran
kalor, asas Black, dan kalor jenis
zat dalam diskusi kelas.
Komunikasi
167
Lampiran 10
SIKLUS I
Kelas/Semester : X/Semester2
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif),
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa,
serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun
peradaban bangsa dan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
168
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida,
kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
Indikator: 3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat padat
3.8.2 Menjelaskan pengertian konduksi
3.8.2 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam
perpindahan kalor secara konduksi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal
suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
Indikator: 4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui daya hantar kalor secara
konduksi berbagai macam zat.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengaruh kalor pada
berbagai macam zat yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konduksi dengan bahasanya sendiri.
3. Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu mengaitkan pengaruh kalor terhadap
gerak partikel dalam perpindahan kalor melalui zat padat atau peristiwa konduksi
4. Setelah melakukan praktikum siswa dapat mengetahui daya hantar kalor secara
konduksi berbagai macam zat.
D.MATERI
Fakta
Air yang mendidih
169
Konsep
Konduksi
Prinsip
Kelajuan hantar kalor secara konduksi
Prosedur
Praktikum konduksi
E. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran :PBL
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen
belajar :
Buku Siswa
Buku Fisika SMA yang relevan dengan kurikulum 2013
LKS
G. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
170
Sintak PBL Wakt
Rincian Kegiatan
u
Pendahuluan
1. Guru memberikan salam.
2. Siswa dan guru menciptakan suasana kelas yang religius. Siswa
ditunjuk untuk memimpin do’a.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas 15
sebagai wujud kepedulian lingkungan. menit
4. Siswa diberi motivasi dan apersepsi
Apakah kalian pernah membuat teh panas? Apabila kita membuat
teh panas, maka beberapa menit kemudian sendok yang kita
gunakan untuk mengaduk gula pada teh akan panas secara
keseluruhan.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
KegiatanInti
Mengamati
Menemukan
6. Pengorganisasian peserta didik lewat kegiatan kelompok yang Masalah
sudah dibentuk. 1 kelompok 5 orang per kelompok dinamai ilmuan
fisika
7. Guru membagikan LKS “Konduksi”
8. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari membaca LKS
“Konduksi” pada bagian Fisika dalam kehidupan kita
9. Guru membantu siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari Membangu 110
masalah dan ide apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah n struktur menit
menggunakan membaca LKS “Konduksi” pada bagian Ayo kita kerja
bantu!
Menanya
10. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS Menetapka
“Konduksi” pada bagian Fisika dalam kehidupan kita n masalah
11. Guru membimbing siswa menentukan dugaan sementara dari
rumusan masalah yang telah dibuat
Mencoba Mengumpul
kan dan
12. Guru membimbing siswa melakukan penelitian untuk berbagi
membuktikan hipotesis yang telah dibuat. informasi
13. Guru membimbing siswa menemukan hasil eksperimen.
Mengasosiasi
14. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan informasi yang Merumuska
telah didapat berdasarkan eksperimen n solusi
15. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi
dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian
LKS “Fisika dalam kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang
terbaik untuk memasak mie.
171
Sintak PBL Wakt
Rincian Kegiatan
u
16. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan ulang bahan yang Menentuka
baik bagi untuk menghantarkan kalor secara konduksi n solusi
terbaik
Mengomunikasikan
17. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
percobaan. Menyajikan
18. Guru membimbing siswa untuk membandingkan hasil percobaan solusi
yang didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan kelompok
lain.
19. Guru memberikan masukan dan penguatan materi terhadap hasil
yang didapatkan.
Penutup
20
20. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran menit
21. Guru menutup pembelajaran
H. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain
konsep, proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan proses, lembar observasi dan lembar
angket domain sikap terlampir
Bengkulu, Januari
Pelaksana
Asmida Herawati
NPM : A1E011027
172
Lampiran 11
SKERIO PEMBELAJARAN FISIKA
SIKLUS I
Mata pelajaran : Fisika
Materi pokok : Suhu dan Kalor
Sub pokok bahasan : -Pemuaian pada zat padat
-Konduksi
Kelas/Semester : X/II
Alokasi waktu : 3x45 menit (1xpertemuan)
I. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat padat
3.8.2 Menjelaskan pengertian konduksi
3.8.2 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam perpindahan kalor secara konduksi
173
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas
kalor
4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui daya hantar kalor secara konduksi berbagai macam zat.
Rincian Kegiatan Pembelajaran SIswa
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Pendahuluan
Menemukan 6. Guru menjelaskan pengetahuan awal mengenai 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
Masalah pembelajaran. pengetahuan awal.
7. Pengorganisasian peserta didik lewat kegiatan
kelompok yang sudah dibentuk. 1 kelompok 8 orang 7. Siswa mengikuti instruksi guru dalam
174
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
per kelompok dinamai ilmuan fisika pembentukan kelmpok dan menerima anggota
8. Guru membagikan LKS “Konduksi” kelompok.
9. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari 8. Setiap kelompok menerima dan membaca LKS
membaca LKS “Konduksi” pada bagian Fisika “Konduksi”
dalam kehidupan kita.
9. Siswa menemukan permasalahan dari membaca
LKS “Konduksi” pada bagian Fisika dalam
kehidupan kita.
Membangun 10. Guru keliling mengawasi kegiatan setiap 10. Siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari
struktur kerja kelompok. masalah dan ide apa yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah menggunakan membaca
11. Guru membantu siswa menemukan apa yang LKS “Konduksi” pada bagian Fisika dalam
ingin dikatehui dari masalah dan ide apa yang Kehidupan
digunakan untuk menyelesaikan masalah
menggunakan membaca LKS “Konduksi” pada
bagian Fisika dalam kehidupan kita
Menanya Menanya
11. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan 11. Siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS
masalah dari LKS “Konduksi” pada bagian Fisika “Konduksi” pada bagian Fisika dalam kehidupan
Menetapkan dalam kehidupan kita kita
masalah 12. Guru membimbing siswa menentukan dugaan
sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat 12. Siswa menentukan dugaan sementara dari
rumusan masalah yang telah dibuat
Mengumpulka Mencoba Mencoba
n dan berbagi
informasi 13. Guru membimbing siswa melakukan penelitian 13. Siswa melakukan penelitian untuk membuktikan
untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat. hipotesis yang telah dibuat.
14. Siswa menemukan hasil praktikum.
14. Guru membimbing siswa menemukan hasil
175
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
praktikum.
Mengasosiasi Mengasosiasi
15. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan 15. Siswa melakukan pengolahan informasi yang
informasi yang telah didapat berdasarkan praktikum telah didapat berdasarkan praktikum
Merumuskan 16. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil
solusi praktikum konduksi dengan dapat menyelesaikan 16. Siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi
masalah yang didapat dari bagian LKS “Fisika dalam dengan dapat menyelesaikan masalah yang
kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang terbaik didapat dari bagian LKS “Fisika dalam
untuk memasak mie.
kehidupan” yaitu mengetahui bahan yang terbaik
untuk memasak mie.
Menentukan 17. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan 17. Siswa mengetahui pentingnya peninjauan ulang
solusi terbaik ulang bahan yang baik bagi untuk menghantarkan bahan yang baik bagi untuk menghantarkan kalor
kalor secara konduksi secara konduksi
18. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok 18. Siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
mempresentasi hasil percobaan. percobaan.
19. Guru membimbing siswa untuk membandingkan 19. Siswa membandingkan hasil percobaan yang
hasil percobaan yang didapatnya dalam kelompok didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan
dan hasil percobaan kelompok lain. kelompok lain.
20. Guru memberikan masukan dan penguatan materi 20. Siswa menerima masukan dan penguatan materi
terhadap hasil yang didapatkan. terhadap hasil yang didapatkan.
Penutup Penutup 20
176
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
21. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 21. Siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran
pembelajaran 22. Siswa mendapat tugas baca tentang materi
22. Guru memberikan penghargaan selanjutnya menit
23. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
24. Guru menutup pembelajaran
J. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep, proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar angket domain sikap terlampir
Bengkulu, Januari
Pelaksana
Asmida Herawati
177
Lampiran 12
Konduksi
Nama Kelompok:.
178
Kelompok ke..................................................
Nama Kelompok.........................................
Tujuan
Pastinya kalian semua pernah memasak mie instan. Terutama saat kalian ingin
makanan yang mudah memasaknya dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk
memasaknya. Biasanya, alat memasak seperti panci di dirumah kita tidak hanya satu.
Seringkali juga dibuat dari bahan yang berbeda-beda. Jika di rumah kalian terdapat panci
yang terdiri dari bahan logam yang berbeda, panci A terbuat dari alumanium, panci B
terbuat dari tembaga dan panci C terbuat dari besi. Bagaimana kita dapat mengetahui
diantara panci-panci tersebut yang paling baik untuk memasak dengan cepat dan hemat
energi?
Rumusan Masalah
Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................
Hipotesis
179
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................
Alat dan bahan
Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan menguji
hipotesis yang telah dibuat!
Langkah Percobaan
180
Pembahasan
Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan antara jenis bahan pipa dan jarak tetesan
lilin pada pipa serta waktu lilin meleleh
Tabel 1
Buatlah grafik yang menunjukan hubungan antara jenis bahan pipa dan jarak tetesan
lilin pada pipa serta waktu lilin meleleh
Waktu lilin
meleleh
Jenis bahan
Kesimpulan
…………………………………………………………………..................................................
......................................................................................................................................................
.................................................................................
182
Lampiran 13
Rumusan Masalah
Temukanlah masalah fisika yang ada pada bagian “Ayo kita bantu”!
Bahan jenia apakah yang dapat menghantar kalor secara konduksi yang paling baik
diantara alumanium, tembaga dan besi?
Hipotesis
Pilihlah alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan ini!
Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kita butuhkan!
Dasar statif 3
Pipa baja 1
Pipa Alumanium 1
Stopwacht 1
Pipa tembaga 1
Boss head 1
Pembakar spritus 1
Klem universal 3
Lap basah 2
183
Langkah Percobaan
Langkah Percobaan :
1. Pasang pipa alumanium dan pipa tembaga pada masing-masing klem universal
dengan jarak ±25 cm.
2. Teteskan lilin pada jarak 5 cm dari ujung masing-masing pipa.
3. Nyalakan pembakar spritus. Setelah nyala api stabil (±20 detik) letakan tepat
dibawah ujung kedua batang pipa.
4. Catat waktu yang dibutuhkan sampai masing-masing tetesan lilin meleleh dan
hasilnya isikan pada tabel.
5. Setelah semua tetesan lilin meleleh, matikan api pembakar spritus.
6. Lap kedua batang pipa dengan kain basah sampai suhu kedua batang kembali seperti
semula. Dari kedua jenis logam diatas, logam mana yang memiliki daya hantar yang
lebih besar?
7. Ulangi langkah percobaan diatas dengan menggunakan batang pipa tembaga dan
pipa baja.
8. Dari percobaan kedua, bandingkan logam mana yang mempunyai daya hantar kalor
yang lebih besar?
Pembahasan
184
Buatlah telebih dahulu Tabel 1. hubungan antara jenis bahan dan jarak tetesan lilin
serta waktu lilin meleleh
Tabel 1
Waktu lilin meleleh
No. Nama Bahan
Jarak 5 cm Jarak 10 cm Jarak 15 cm
Jenis bahan
Dapat kita lihat pada tabel, pada pipa tembaga lilin melelah paling cepat. Pipa
alumanium dapat melelehkan lilin lebih cepat dari pipa baja dan lebih lambat dari pipa
tembaga. Hal ini menunjukan bahwa daya hantar kalor pada tembaga leih besar. Daya
hantar kalor dipengaruhi oleh perbedaan suhu, luas penampang dan keofesien konduktivitas
termal. Pada percobaan dilakukan dengan suhu dan luas penampang yang sama. Maka yang
mempengaruhi daya hantar kalor pada percobaan ini adalah koefesien konduktivitas termal.
Tembaga memiliki koefesien konduktivitas termal yang paling tinggi karena menghantarkan
kalor paling cepat, selanjutnya alumanium dan tembaga.
Kesimpulan
Koefesien konduktivitas termal diurutkan dari yang paling besar ke yang paling kecil yaitu
alumanium, tembaga dan besi. Sehingga panci yang terbuat dari alumanium paling baik
digunakan untuk menghemat waktu memasak serta menghemat energi yang dibutuhkan untuk
memasak.
186
Lampiran 14
NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS : MATA PELAJARAN :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
187
Lampiran 13
Kunci jawaban soal domain konsep “Konduksi”
Siklus 1
No Jawaban Skor
.
1. Apabila zat padat diberikan kalor maka zat padat tersebuat akan panas lalu 10
pemuaian. Zat padat tersebuat alan memuai kesegala arah. Partikel zat
padat memiliki ikatan yang kuat, apabila diberi kalor dari luar partikel zat
padat akan lebih cepat bervibrasi mengakibatkan jarak antar partikel
bertambah. Menghantarkan kalor
2 Rompi / shall terbuat dari bahan yang menyerap sinar matahari dan sinar 20
ultraviolet sehingga dapat menghangatkan tubuh. Selain itu, tubuh juga
berperan sebagai perangkap udara yang mampu menahan panas (kalor)
yang akan keluar secara konduksi dari tubuh
3 Air tidak mengalami perpindahan kalor secara konduksi karena ikatan antar 20
partikel zat cair lebih lemah dari pada ikatan pada zat padat, sehingga
apabila zat cair diberikan kalor maka akan menyebabkan ikatan antar
partikelnya putus sehingga perpindahan kalor diikuti dengan perpindahan
partikelnya.
Dit : H=? 2
Jwb: H=k . A . ΔT /l=4,8 .0,001 . 40 /0,15=1,28 W /s 15
5 Dik: k x : k y =4 :3 3
A x : A y =2: 3
Dit: H x : H y ? 2
Jwb: 25
H x k x Ax ∆ T / l
=
H y k y A y ∆ T /l
H x k x Ax 4 x 2 8
= = =
Hy k y Ay 3 x 3 9
188
Lampiran 16
SOAL DOMAIN PROSES
Pilihlah salah satu jawaban yang palling tepat. Waktu pengerjaan 90 menit.
1. Tabel di bawah ini menunjukan hubungan antara perpindahan kalor dan beda suhu pada ujung2
pipa alumanium
a. b. c. d. e.
2. Berdasarkan konsep bahwa perpindahan kalor pada batang per satuan waktu ditentukan
∆T
dengan persamaan H=kA . Menurut anda grafik yang benar untuk melukiskan
l
hubungan antara perpindahan kalor (H) dan panjang batang (l) adalah...
a. b. c. d. e.
3. Dibawah ini merupakan tabel hubungan antara jarak lilin dari spritus terhadap waktu lilin
meleleh pada sebuah pipa logam
189
Jarak (cm) Waktu (sekon)
4 12
6 18
8 24
10 ........
12 ........
Berdasarkan tabel diatas, berapakah waktu yang dibutuhkan tetesan lilin untuk meleleh pada
jarak 10 cm dan 12 cm
a. 28 s dan 32 s
b. 28 s dan 36 s
c. 30 s dan 36 s
d. 30 s dan 42 s
e. 30 s dan 48 s
4. Berdasarkan hasil perocobaan dengan memberikan kalor yang sama banyak pada setiap
percobaan didapat data seperti yang ada di tabel dibawah ini
Apabila kita ganti dengan pipa yang memiliki luas penampang yaitu 70 cm 2, perkirakanlah
berapakah nilai perpindahan kalor tersebut...
a. 150 watt
b. 175 watt
c. 200 watt
d. 225 watt
e. 250 watt
191
Lampiran 17
SIKLUS I
1. A
2. C
3. C
4. B
5. A
6. A
7. D
192
Nama :....................................................
Lampiran 18
Kelas :....................................................
ANGKET SIKAP
193
Lampiran 19
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN KONSEP SILUS I
1 E1 P 72 Sedang
2 E2 P 76 Sedang
3 E3 P 72 Sedang
4 E4 P 59 Sedang
5 E5 L 72 Sedang
6 E6 P 69 Sedang
7 E7 L 75 Sedang
8 E8 L 77 Tinggi
9 E9 L 68 Sedang
10 E10 P 77 Tinggi
11 E11 P 72 Sedang
12 E12 P 75 Sedang
13 E13 P 75 Sedang
14 E14 P 73 Sedang
15 E15 L 79 Tinggi
16 E16 L 75 Sedang
17 E17 L 63 Sedang
18 E18 L 63 Sedang
19 E19 P 73 Sedang
20 E20 P 71 Sedang
21 E21 P 63 Sedang
22 E22 P 67 Sedang
23 E23 P 65 Sedang
24 E24 P 63 Sedang
196
25 E25 P 65 Sedang
26 E26 P 78 Tinggi
27 E27 P 76 Sedang
28 E28 P 73 Sedang
29 E29 P 73 Sedang
30 E30 P 68 Sedang
Keterangan katagori
SIKLUS II
Kelas/Semester : X/Semester 2
B. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif),
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa,
serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun
peradaban bangsa dan dunia.
197
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
C. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida,
kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
Indikator: 3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat cair
3.8.2 Menjelaskan pengertian konveksi
3.8.2 Menghubungkan pengaruh kalor dengan gerak partikel dalam
perpindahan kalor secara konveksi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
Indikator: 4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui aliran kalor secara
konveksi
198
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengaruh kalor pada
berbagai macam cair yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konveksi dengan bahasanya sendiri.
3. Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu mengaitkan pengaruh kalor terhadap
gerak partikel dalam perpindahan kalor secara konveksi
E. MATERI
Fakta
Angin darat
Angin Laut
Konsep
Konveksi
Prinsip
Aliran kalor pada perpindahan konveksi
Prosedur
Percobaan konveksi
F. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran : PBL
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen
200
Sintak PBL Wakt
Rincian Kegiatan
u
Mengasosiasi
15. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan informasi yang
telah didapat berdasarkan eksperimen Merumuska
16. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi n solusi
dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian
LKS Fisika dalam Kehidupan yaitu mengetahui aliran kalor secara
konveksi.
17. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan peristiwa konveksi Menentuka
dan mempu menjawab permasalahan penyebab terjadinya angin n solusi
darat dan angin laut. terbaik
Mengomunikasikan
18. Guru mengkordinir siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
eksperimen.
19. Guru membimbing siswa untuk membandingkan hasil eksperimen Menyajikan
yang didapatnya dalam kelompok dan hasil eksperimen
solusi
kelompok lain.
20. Guru memberikan masukan dan penguatan materi terhadap hasil
yang didapatkan.
Penutup
21. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran 20
22. Guru memberikan penghargaan
menit
23. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
24. Guru menutup pembelajaran
K. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep,
proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar
angket domain sikap terlampir
Bengkulu, Januasri
Pelaksana
Asmida Herawati
NPM : A1E011027
201
Lampiran 23
A. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat cair
3.8.2 Menjelaskan pengertian konveksi
3.8.2 Menghubungkan pengaruh kalor dengan gerak partikel dalam perpindahan kalor secara konveksi
202
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor
4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui aliran kalor secara konveksi
Rincian Kegiatan Pembelajaran SIswa
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan
Menemukan 5. Guru membagikan LKS “Konveksi” 5. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
Masalah 6. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari pengetahuan awal.
membaca LKS “Konveksi” pada bagian Fisika 6. Setiap kelompok menerima dan membaca LKS
dalam kehidupan kita. “Konveksi”
7. Siswa menemukan permasalahan dari membaca
LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam
kehidupan kita.
203
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Membangun 8. Guru keliling mengawasi kegiatan setiap kelompok. 8. Siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari
struktur kerja 9. Guru membantu siswa menemukan apa yang ingin masalah dan ide apa yang digunakan untuk
dikatehui dari masalah dan ide apa yang digunakan menyelesaikan masalah menggunakan membaca
untuk menyelesaikan masalah menggunakan LKS “Konveksi” pada bagian Fisika dalam
membaca LKS “Konduksi” pada bagian Fisika Kehidupan Kita
dalam Kehidupan Kita
Menanya Menanya
10. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan 9. Siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS
masalah dari LKS “Konduksi” pada bagian Fisika “Konduksi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan
Menetapkan dalam Kehidupan Kita Kita
masalah 11. Guru membimbing siswa menentukan dugaan
10. Siswa menentukan dugaan sementara dari
sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat
rumusan masalah yang telah dibuat
14. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan 13. Siswa melakukan pengolahan informasi yang
informasi yang telah didapat berdasarkan telah didapat berdasarkan eksperimen
Merumuskan eksperimen 14. Siswa menyimpulkan hasil praktikum konduksi
solusi 15. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat
praktikum konduksi dengan dapat menyelesaikan dari LKS bagian Fisika dalam Kehidupan Kita
masalah yang didapat dari LKS bagian Fisika dalam yaitu proses terjadinya angin darat dan angin laut.
Kehidupan Kita yaitu proses terjadinya angin darat
204
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Menentukan 16. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan 15. Siswa mengetahui pentingnya peninjauan ulang
solusi terbaik ulang bahan yang baik bagi untuk menghantarkan bahan yang baik bagi untuk menghantarkan kalor
kalor secara Konveksi secara Konveksi
17. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok 16.Siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
mempresentasi hasil percobaan. percobaan.
18. Guru membimbing siswa untuk membandingkan
hasil percobaan yang didapatnya dalam kelompok 17. Siswa membandingkan hasil percobaan yang
dan hasil percobaan kelompok lain. didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan
19. Guru memberikan masukan dan penguatan materi kelompok lain.
terhadap hasil yang didapatkan. 18. Siswa menerima masukan dan penguatan materi
terhadap hasil yang didapatkan.
Penutup Penutup
19. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 20. Siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran 20
pembelajaran 21. Siswa mendapat tugas baca tentang materi menit
20. Guru memberikan penghargaan selanjutnya
21. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
22. Guru menutup pembelajaran
L. Evaluasi
22. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep, proses dan sikap)
23. Teknik : tes tertulis
205
24. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar angket domain sikap terlampir
Bengkulu, Januari
Pelaksana
Asmida Herawati
NPM : A1E011027
206
Lampiran 24
Kurikulum 2013
Konveksi
Nama Kelompok:.
Pastinya kalian semua pernah mengunjungi objek wisata di Bengkulu yang bernama
Pantai Panjang. Pantai yang indah dengan pepohonan cemarah yang rindang dan sejuk. Apabila
kita duduk pinggir pantai, angin berhembus terus-menerus menambah indah suasana pantai yang
terasa sejuk dan asrih. Angin pantai terdiri dari angin darat dan angin laut.
Poses terjadinya angin laut
Amati gambar yang menunjukan proses terjadinya angin laut dan angin darat kemudian jawablah
pertanyaan berikut!
Angin darat terjadi pada............................ hari
Angin laut terjadi pada ............................ hari
Pada proses terjadinya angin laut angin bergerak dari ............. menuju ..............
208
Pada proses terjadinya angin darat bergerak dari ............... menuju ...................
Rumusan Masalah
Temukanlah permasalahan praktikum yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan kita”!
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................
Hipotesis
Hipotesis untuk setiap permasalahan:
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................
Alat dan bahan
Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan menguji
hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian butuhkan!
Langkah Percobaan
I. Langkah Percobaan :
209
Gambar 1
Berdasarkan Gambar 1 buatlah langkah percobaan untuk menentukan arah konveksi dari zat
pada suhu yang berbeda.
Pembahasan
Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan pergerakan serbuk gergaji dan suhu yang terjadi
pada percobaan tersebuit.
Tabel 1
1. Bagaimana perbedaan pergerakan serbuk gergaji pada air yang mendidih? Gambarkan
dengan anak panah!
Kesimpulan
…………………………………………………………………................................................................
....................................................................................................................................................................
.....................................................
211
Lampiran 25
Rumusan Masalah
Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
1. Mengapa terjadi angin darat dan angin laut?
2. Apakah terjadinya angin darat dan angin laut termasuk jenis perpindahan kalor?
Termasuk perpindahan kalor jenis apakah hal tersebut?
Hipotesis
Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan menguji
hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian butuhkan!
212
Langkah Percobaan
1. Langkah Percobaan :
Pembahasan
Buatlah Tabel yang menunjukan pergerakan asap dan suhu yang terjadi pada
percobaan tersebuit.
Tabel 1
1. Bagaimana perbedaan arah asap dari obat nyamuk pada percobaan pertama dan
kedua? Gambarkan dengan anak panah!
213
2. Mengapa terjadi pergerakan pada serbuk gergaji?
Jawab:
Serbuk gergaji bergerak karena pengaruh perubahan suhu dan massa jenis air. Suhu
air yang dibagian bawah lebih cepat panas dari pada suhu air yang dibagian atas
sehingga massa jenis air bagian bawah lebih kecil daripada massa jenis air yang ada
dibagian atas sehingga air yang panas naik ke atas diikuti oleh serbuk gergaji.
3. Pada salah satu percobaan, asap dari obat nyamuk bergerak dari cerobong yang
mempunyai suhu rendah menuju suhu tinggi
4. Apakah fungsi spritus pada percobaan?
Jawab: Fungsi spritus untuk memanaskan air sehingga terjadi perbedaan massa jenis
antara air pada bagian atas dan pada bagian bawah gelas kimia. Air bagian bawah
memiliki massa jenis yang lebih rendah sehingga mengalir ketas dan air pada bagian
ats memiliki massa jenis yang lebih besar sehingga turun kebawah terjadilah
peristiwa konveksi.
5. Apakah terjadi pergerakan angin pada proses angin darat dan angin laut disebabkan
oleh adanya perbedaan suhu antara darat dan laut? Jika iya, pada malam hari dan
siang hari mana yang lebih panas antara darat dan laut?
Jawab:
Iya, pergerakan angin pada proses angin darat dan angin laut disebabkan oleh
adanya perbedaan suhu antara darat dan laut. Pada malam hari darat lebih dingin
dari pada laut karena sifat darat yang cepat menerima panas dan cepat menerima
dingin. Pada siang hari, laut lebih dingin daripada darat karena laut yang sifatnya
lambat menerima dan melepaskan panas.
6. Konveksi merupakan perpindahan kalor pada suatu zat dan disertai dengan
perpindahan partikel-partikel tersebut. Apakah pada percobaan yang kalian lakukan
perpindahan kalor yang terjadi adalah perpindahan kalor konveksi? Berikan alasan
kalian!
Jawab: Iya, pada percobaan yang dilakukan merupakan perpindahan kalor secara
konveksi. Hal ini dikarenakan asap obat nyamuk mengalami perpindahan kalor dan
disertai perpindahan partikel-partikelnya ke dalam pipa konveksi pada percobaan
kedua.
214
Analisislah data yang telah didapat
Berdasarkan hasil percobaan, aur pada gelas kimia dipanaskan. Air pada bagian
bawah pipa spritus lebih panas daripada bagian atasnya sehingga massa jenis air pada
bagian bawah lebih kecil. Partikel yang memiliki massa jenis yang lebih kecil lebih ringan
terangkat ke atas dan air yang memiliki massa jenis yang besar menuju kebawah gelas
kimia. Sehingga terjadinya aliran panas yang disertai perpindahan partikel-partikelnya
(konveksi). Angin darat dan angin laut juga merupakan aliran konveksi panas dari daerah
yang memiliki massa jenis yang tinggi menuju ke massa jenis yang lebih rendah.
Kesimpulan
1. Terjadinya angin darat dan angin laut karena adanya perbedaan suhu.
2. Angin darat dan angin laut termasuk perpindahan kalor konveksi.
215
Lampiran 26
NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS : MATA PELAJARAN :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
4. Pipa konveksi pada praktikum memiliki beda suhu antara kedua ujungnya sebesar
30°C. Koefisien perpindahan kalor (h) = 30 W/(m2. °C). Tentukan laju aliran udara
pada pipa konveksi jika luas permukaan (A) = 0,02 m2
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Jika dua buah pipa konveksi X dan Y terbuat dari bahan yang sama. perbandingan
luas penampang keduanya adalah 5:4 dan perbandingan beda suhu kedua ujungnya
3:7. Tentukanlah perbandingan laju rambat kalor konveksi pada pipa konveksi X dan
Y!
Jawab:...............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
216
Lampiran 27
Siklus II
No Jawaban Skor
.
1. Jika zat cair menerima kalor sampai suhunya meningkat maka kecepatan 10
partikel zat akan semakin besar sehingga melemahkan ikatan antar partikel
akibatnya jarak antar partikel merenggang dan terjadi perpindahan kalor
secara konveksi dan
2. Saat terbaik untuk membeli minyak/bensin motor atau mobil adalah saat 20
malam hari. Suhu yang rendah di malam hari mengakibatkan jarak antar
partikel saling berdekatan. Rapatnya partikel-pertikel pada bensin
mengakibatkan bensin dapat lebih lama digunakan.
3. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi 20
perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
perantara. Panas pada air berpindah bersamaan dengan mengalirnya air
panas ke es batu. Panas tersebut kemudian menyebabkan es batunya
meleleh. Syarat terjadinya konduksi kalor adalah perbedaan massa jenis.
Akibat panas massa jenis zat akan berkurang dan pertikel-partikelnya
cenderung mengalir keatas. Partikel-partikel yang memiliki massa jenis
lebih besar yaitu yang suhunya lebih rendah akan mengalir ke bawah
4 Dik : A=0,02 m² 3
2
ΔT =30 K h=30W/(m . °C).
Dit : H=? 2
Jwb: H=h. A . ΔT =30 . 0,02 .30=18 W / s 10
5. Dik: A x : A y =5 :4 3
∆ T x :∆ T y =3 :7
Dit: H x : H y ? 2
Jwb: 25
H x h Ax∆Tx
=
H y h Ay∆T y
H x A x ∆ T x 5 x 3 15
= = =
H y A y ∆ T y 4 x 7 28
217
Pilihlah salah satu jawaban yang palling tepat!
1. Tabel di bawah ini menunjukan hubungan antara perpindahan kalor dan luas penampang tabung
konveksi
a.
b. c. d. e.
2. Berdasarkan konsep bahwa perpindahan kalor pada batang per satuan waktu ditentukan dengan
persamaan H=hA ∆ T . Menurut anda grafik yang benar untuk melukiskan hubungan antara
perpindahan kalor (H) dan besarnya koefesien konveksi termal (h) adalah...
H H H H H
a. b. c. d. e.
h h h h h
3. Dibawah ini merupakan tabel hubungan antara laju rambat kalor dan besar kalor yang berpindah setiap
menit
Berdasarkan tabel diatas, berapakah besar kalor yang berpindah untuk laju rambat kalor 28 Js-1 dan 32
Js-1....
a. 500 Jm-1dan 560 Jm-1
b. 560 Jm-1dan 600 Jm-1
218
c. 600 Jm-1dan 720 Jm-1
d. 720 Jm-1dan 800 Jm-1
e. 800 Jm-1 dan 920 Jm-1
4. Pada suatu perocobaan dengan perbedaan suhu dan luas penampang yang sama pada setiap percobaan
didapat data seperti yang ada di tabel dibawah ini
Apabila kita ganti dengan pipa yang memiliki koefesien konveksi termal yaitu 70 Js-1m-20C-1, berapakah
nilai kalor yang merampat pada pipa tersebut!
Jawab:...........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
........................................................................................................................
5. Rumusan hipotesis yang sesuai untukmenjawab rumusan masalah “bagaimanakah pengaruh besarnya
keofesien konveksi termal terhadap perpindahan kalor setiap detik yang dihasilkan?” yaitu:
Jawab:...........................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
........................................................................................................................
6. Identifikasivariabel yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah “bagaimanakah pengaruh keofesien
konveksi termal terhadap banyaknya perpindahan kalor pada zat?” adalah …
a. Variabel bebas: Keofesien konveksi termal
Variabel terikat: Perpindahan kalor
Variabel kontrol: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
b. Variabel bebas: Perpindahan kalor
Variabel terikat: Keofesien konveksi termal
Variabel kontrol: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
c. Variabel bebas: Perpindahan kalor
Variabel terikat: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel kontrol: Keofesien konveksi termal
d. Variabel bebas: Keofesien konveksi termal
Variabel terikat: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel kontrol: Perpindahan kalor
e. Variabel bebas: Luas penampang perpindahan kalor dan perbedaan suhu batang logam
Variabel terikat: Keofesien konveksi termal
Variabel kontrol: Perpindahan kalor
7. Definisi operasional variabel bebas (bagaimana memvariasikan besarnya nilai variabel bebas) yang
sesuai (soal 6) adalah…
Jawab:............................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................
219
Lampiran 29
1. A
2. A
3. C
4. 280 Js-1
5. Jika nilai dari koefesien konveksi termal yang dimiliki suatu bahan semakin
besar maka kalor yang merambat pada bahan tersebut akan semakin besar.
6. A
7. Koevesien konveksi termal diubah dengan mengganti jenis bahan atau zatnya.
220
Nama :....................................................
Lampiran 30
Kelas :....................................................
ANGKET SIKAP
Lampiran 31
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN KONSEP SILUS II
221
Siswa No.1 No. No.3 No.4 No.
2 5
1 E1 P 9 10 20 18 28 85 Tuntas
2 E2 P 10 20 15 20 29 94 Tuntas
3 E3 P 8 20 15 20 30 93 Tuntas
4 E4 P 8 15 20 18 25 86 Tuntas
5 E5 L 8 20 15 20 28 91 Tuntas
6 E6 P 5 10 18 20 30 83 Tuntas
7 E7 L 8 20 20 20 30 98 Tuntas
8 E8 L 10 18 20 20 28 96 Tuntas
9 E9 L 8 10 18 20 30 86 Tuntas
10 E10 P 9 15 20 18 28 90 Tuntas
11 E11 P 10 20 15 20 30 95 Tuntas
12 E12 P 7 20 13 28 30 98 Tuntas
13 E13 P 8 20 13 20 30 91 Tuntas
14 E14 P 8 10 14 18 28 78 Tuntas
15 E15 L 8 10 17 20 30 85 Tuntas
16 E16 L 7 10 10 20 28 75 Tuntas
17 E17 L 8 15 15 20 30 88 Tuntas
18 E18 L 8 15 18 18 28 87 Tuntas
19 E19 P 10 20 13 20 30 93 Tuntas
20 E20 P 9 15 18 20 30 92 Tuntas
21 E21 P 8 10 13 20 30 81 Tuntas
22 E22 P 7 10 13 20 25 75 Tuntas
23 E23 P 10 20 15 20 30 95 Tuntas
24 E24 P 9 18 15 20 30 92 Tuntas
25 E25 P 7 15 10 18 28 78 Tuntas
26 E26 P 7 15 14 20 30 86 Tuntas
27 E27 P 8 15 15 20 30 88 Tuntas
222
28 E28 P 7 15 13 18 28 81 Tuntas
30 E30 P 9 20 20 18 25 92 Tuntas
Nilai Terendah 56
Nilai Tertinggi 98
Lampiran 32
ANALISIS DATA HASIL BELAJAR DOMAIN PROSES SILUS II
1 E1 P 67 Sedang
224
2 E2 P 78 Tinggi
3 E3 P 72 Sedang
4 E4 P 59 Sedang
5 E5 L 82 Tinggi
6 E6 P 65 Sedang
7 E7 L 72 Sedang
8 E8 L 80 Tinggi
9 E9 L 77 Tinggi
10 E10 P 84 Tinggi
11 E11 P 70 Sedang
12 E12 P 85 Tinggi
13 E13 P 79 Tinggi
14 E14 P 71 Sedang
15 E15 L 83 Tinggi
16 E16 L 69 Sedang
17 E17 L 67 Sedang
18 E18 L 64 Sedang
19 E19 P 75 Sedang
20 E20 P 75 Sedang
21 E21 P 67 Sedang
22 E22 P 59 Sedang
23 E23 P 62 Sedang
24 E24 P 71 Sedang
25 E25 P 66 Sedang
26 E26 P 65 Sedang
27 E27 P 83 Tinggi
28 E28 P 82 Tinggi
29 E29 P 75 Sedang
30 E30 P 79 Tinggi
225
Keterangan katagori
SIKLUS III
Kelas/Semester : X/Semester 2
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif),
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa,
serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun
peradaban bangsa dan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
226
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida,
kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
Indikator: 3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat gas
3.8.2 Menjelaskan pengertian radiasi
3.8.2 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam
perpindahan kalor secara radiasi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor
Indikator: 4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui serapan dan pancaran
kalor benda gelap dan benda terang
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjelaskan pengaruh kalor pada
berbagai macam zat yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan pengertian konduksi dengan bahasanya sendiri.
3. Setelah mengikuti pembelajaran siswa mampu mengaitkan pengaruh kalor terhadap
gerak partikel dalam perpindahan kalor secara radiasi
227
4. Setelah melakukan praktikum siswa dapat mengetahui serapan dan pancaran kalor
benda gelap dan benda terang
D. MATERI
Fakta
Api unggun
Konsep
Radiasi
Prinsip
Aliran kalor pada perpindahan radiasi
Prosedur
Percobaan radiasi
E. PENDEKATAN/METODE/MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran :PBL
3. Metode Pembelajaran : Eksperimen
3. Sumber belajar :
1. Buku Siswa
2. Buku Fisika SMA yang relevan dengan kurikulum 2013
3. LKS
228
G. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Sintak
Rincian Kegiatan Waktu
PBL
Pendahuluan
1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik
2. Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran.
Motivasi dan Apersepsi
Bagaimana bola pimpong yang penyok dapat kembali seperti 20
semuala? Bagaimana balon udara dapat melayang di angkasa? menit
Mengapa kita bias menerima pemberitahuan dari FB, Path,
WhatApp dan Instagram?
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
KegiatanInti 95
Mengamati menit
4. Guru memberikan motivasi kembali kepada siswa mengenai Menemuka
pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan eksperimen dan n Masalah
kerjasama kelompok.
5. Pengorganisasian siswa lewat kegiatan kelompok yang sudah
dibentuk.
6. Guru membagikan LKS “Radiasi”
7. Guru memotivasi siswa menemukan masalah dari membaca LKS Membang
“Radiasi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita un struktur
8. Guru membantu siswa menemukan apa yang ingin dikatehui dari
kerja
masalah dan ide apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
menggunakan membaca LKS “Radiasi” pada bagian Fisika dalam
Kehidupan Kita.
Menanya
9. Guru membimbing siswa merumuskan rumusan masalah dari LKS Menetapka
“Radiasi” pada bagian Fisika dalam Kehidupan Kita n masalah
10. Guru membimbing siswa menentukan dugaan sementara dari
rumusan masalah yang telah dibuat
Mencoba
11. Guru membimbing siswa melakukan eksperimen untuk Mengump
membuktikan hipotesis yang telah dibuat. ulkan dan
12. Guru membimbing siswa menemukan hasil eksperimen. berbagi
informasi
Mengasosiasi
13. Guru membimbing siswa melakukan pengolahan informasi yang Merumusk
telah didapat berdasarkan eksperimen an solusi
14. Guru membimbing siswa menyimpulkan hasil praktikum radiasi
dengan dapat menyelesaikan masalah yang didapat dari bagian
LKS Fisika dalam kehidupan kita yaitu mengetahui proses
penyerapan radiasi oleh benda hitam dan benda putih
229
Sintak
Rincian Kegiatan Waktu
PBL
15. Guru meyakinkan siswa pentingnya peninjauan ulang kesimpulan Menentuka
mengenai penyerapan panas secara radiasi antara benda hitam dan n solusi
benda putih terbaik
Mengomunikasikan
16. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
percobaan radiasi
17. Guru membimbing siswa untuk membandingkan hasil percobaan Menyajika
yang didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan kelompok
n solusi
lain.
18. Guru memberikan masukan dan penguatan materi terhadap hasil
yang didapatkan serta guru menilai kemampuan siswa
berkomunikasi lisan.
Penutup
19. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran 20
20. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik
menit
21. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
22. Guru menutup pembelajaran
Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep,
proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domai proses, lembar observasi dan lembar
angket domain sikap terlampir
Bengkulu, Januari
Pelaksana
Asmida Herawati
NPM : A1E011027
230
Lampiran 35
A. KOMPETENSI DASAR
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
3.8.1 Menjelaskan pengaruh kalor pada pemuaian zat gas
3.8.2 Menjelaskan pengertian radiasi
231
3.8.3 Mengaitkan pengaruh kalor terhadap gerak partikel dalam perpindahan kalor secara radiasi
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor
4.8.1 Melakukan percobaan untuk mengetahui serapan dan pancaran kalor benda gelap dan benda terang
234
Tahap Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru Waktu
Pembelajaran
Sintak PBL Mengomunikasikan Mengomunikasikan
20. Guru mengkoordinir siswa dalam kelompok 18. Siswa dalam kelompok mempresentasi hasil
mempresentasi hasil percobaan. percobaan.
21. Guru membimbing siswa untuk membandingkan 19. Siswa membandingkan hasil percobaan yang
hasil percobaan yang didapatnya dalam kelompok didapatnya dalam kelompok dan hasil percobaan
dan hasil percobaan kelompok lain. kelompok lain.
22. Guru memberikan masukan dan penguatan materi 20. Siswa menerima masukan dan penguatan materi
terhadap hasil yang didapatkan. terhadap hasil yang didapatkan.
Penutup Penutup
23. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 21. Siswa mereview hasil kegiatan pembelajaran
pembelajaran 22. Siswa menerima penilaian guru mengenai
24. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok pelaksanaan pelajaran yang telah mereka lakukan 20
terbaik dan dinobatkan menjadi the best physics 23. Siswa mendapat tugas baca tentang materi menit
kingdom selanjutnya
25. Memberikan tugas baca tentang materi selanjutnya
26. Guru menutup pembelajaran
B. Evaluasi
1. Aspek yang dinilai : hasil belajar menurut Taxonomy For Science Education (domain konsep, proses dan sikap)
2. Teknik : tes tertulis
3. Bentuk instrumen : LKS, tes domain konsep dan domain proses, lembar observasi dan lembar angket domain sikap terlampir
Bengkulu, Januari
Pelaksana
Asmida Herawati
NPM : A1E011027
235
Lampiran 36
Kurikulum 2013
Radiasi
Nama Kelompok:.
229
Lembar Kerja Siswa PBL III
“Perpindahan Kalor Radiasi”
Tujuan
Mataharupakan sebuah bola besar yang berpijar dengan suhu yang sangat tinggi,
mencapai 15 juta Kelvin sehingga merupakan sumber panas utama Matahari tidak hanya
menjadi cahaya penerang, tetapi juga sumber energi bagi kehidupan di Bumi. Tanpa
Matahari, sumber energi bagi Bumi pun menghilang. Temperatur di Bumi akan menurun
drastis dan Bumi pun membeku, dan atmosfer yang seharusnya jadi pelindung Bumi juga
ikut membeku dan hancur. Tumbuhan butuh Matahari untuk memasak makanannya.
Tidak ada Matahari, tidak ada makanan, tumbuhan pun mati. Ketika tumbuhan mati,
maka rantai makanan pun putus dan seluruh kehidupan di dalamnya tidak akan bisa
bertahan.
Jauhnya jarak matahari yang bekisar 149.600.000 km tidak energi menghalangi
matahari sampai ke bumi. Setiap detik matahari memancarkan energinya sebesar adalah
4,05 x 1026 watt. Bandingkan dengan lampu di rumah kita yang berdaya 25 watt. Sungguh
luar biasa, jauhnya jarak antara matahari dan bumi tidak menghalangi aliran energi
matahari yang merupakan sumber energi utama kita sampai ke bumi tanpa ada zat
perantara karena untuk sampai kebumi energi matahari melalui ruang hampa.
Panas matahari yang sampai kebumi juga mengakibatkan kulit akan terasa
tebakar bila kita berjalan pada siang hari di bawah terik matahari memakai kaos hitam
230
maka., sedangkan bila kita megenakan kaos putih rasanya lebih nyaman. Untuk
memahami fenomena tersebut kita akan melakukan serangkaian ekperimen
Rumusan Masalah
Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
..................
Hipotesis
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
..................
Alat dan bahan
Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan
menguji hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian
butuhkan!
Langkah Percobaan
I. Langkah Percobaan :
231
Gambar 1
Pembahasan
Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan waktu dan perubahan ketinggian pada
pipa untuk
Tabel 1
232
1. Apa fungsi spritus pembakar botol hitam dan botol putih pada percobaan?
Jawab:…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Kesimpulan
…………………………………………………………………............................................
................................................................................................................................................
.............................................................................................
233
Lampiran 37
Tujuan
Temukanlah permasalahan fisika yang dapat dirumuskan dari “ Fisika dalam kehidupan
kita”!
1. Bagaimana perambatan panas dari matahari menuju kebumi?
2. Bagaiman penyerapan panas benda berwarna hitam dan putih?
Hipotesis
Hipotesis untuk setiap permasalahan:
1. Perambatan panas matahari menuju kebumi tanpa perantara
2. Benda berwarna hitam lebih banyak menyerap panas daripada memancarkan
panas.
Alat dan bahan
Tentukan alat dan bahan yang kita perlukan untuk melakukan percobaan
menguji hipotesis yang telah dibuat! Tentukan juga jumlah alat/bahan yang kalian
butuhkan!
Langkah Percobaan
1. Langkah Percobaan :
1. Letakan air hangat ke dalam botol
2. Letakan balon pada mulut botol
3. Tunggu beberapa saat
4. Amati balon mana yang lebih mengembang
234
Pembahasan
Buatlah Tabel yang menunjukan hubungan waktu dan perubahan ketinggian pada
pipa untuk
Tabel 1
Kesimpulan
235
Lampiran 38
NAMA : HARI/TANGGAL :
KELAS : MATA PELAJARAN :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
236
Lampiran 39
Kunci jawaban soal domain konsep “Radiasi”
Siklus III
No Jawaban Skor
.
4. Dik : e=1 3
2
A=3.10 m −2
Dit : P ? 2
Jwb: 15
4 4 4 4
P=e σ ( T −T ) A=1. 5,672 x 10 ( 400 −300 ) .3. 10 =29,78 w attm−2
−8 −2
1 2
5. Dik: A x : A y =3 :1 3
∆ T x :∆ T y =2 :1
Dit: H x : H y ? 2
Jwb: 15
237
P x e σ T 4x A x
=
P y e σ T 4y A y
P x T 4x A x 14 .3 3
= = =
P y T 4y A y 24 .1 8
Lampiran 40
Pilihlah salah satu jawaban yang palling tepat. Waktu pengerjaan 90 menit.
1. Komunikasi
Tabel di bawah ini menunjukan hubungan antara laju rambat kalor secara radiasi
(P) dan luas permukaan benda (A)
160 0,2
120 0,3
100 0,4
80 0,5
2. Berdasarkan konsep laju kalor persatuan luas yang dipancarkan oleh suatu
benda memiliki suhu T kelvon memenuhi persamaan P=eσ T 4 . Menurut
anda grafik yang benar untuk melukiskan hubungan antara laju kalor
persatuan luas (P) dan besarnya koefesien emisivitas pancaran benda (e)
adalah...
P P P P P
a. b. c. d. e.
e e e e
3. Dibawah ini merupakan tabel hubungan antara laju pancaran kalor (P) dan suhu
mutlak permukaan benda (T)
238
Laju rambat kalor (Js-1m-2) Suhu mutlak
permukaan benda
(K)
20 160000
30 810000
40 2560000
50 ........
Berdasarkan tabel diatas, berapakah besar Suhu mutlak permukaan benda (K)
untuk laju rambat kalor 50 Js-1m-2 ....
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
4. Berdasarkan hasil perocobaan dengan memberikan kalor yang sama banyak pada
setiap percobaan didapat data seperti yang ada di tabel dibawah ini
200 100
300 150
400 200
500 250
Apabila Energi yang dipancarkan suatu benda (J) sebesar 900 J, perkirakanlah
berapakah nilai dari waktu pancarannya
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
5. Rumusan hipotesis yang sesuai untuk masalah “bagaimanakah pengaruh suhu
benda terhadap besarnya pancaran kalor setiap detiknya?”
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
6. Identifikasi variabel yang sesuai untuk menjawab rumusan masalah
“bagaimanakah pengaruh suhu benda terhadap besarnya pancaran kalor setiap
detiknya” adalah …
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
239
………………………………………………………………………………………………
………………………………
7. Definisi operasional variabel bebas yang sesuai (soal 8) adalah…
Jawab:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………
Lampiran 41
KUNCI JAWABAN SOAL DOMAIN PROSES SIKLUS III
2. C
3. Suhu mutlak permukaan benda 6.250.000 K
4. Waktu pancarannya 450 sekon
5. Jika suhu benda semakin besar maka pancaran kalor yang dihasilkan setiap
detiknya akan semakin besar.
6. Variabel bebas: suhu benda, variabel terikat: pancaran kalor setiap detik
dan variabel control: luas permukaan benda
7. Besarnya perbedaan suhu diubah-ubah dengan menaik-turunkan suhu.
240
Nama :....................................................
Lampiran 42
Kelas :....................................................
ANGKET SIKAP
241
17 Saya berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
18 Saya berani mengemukakan pendapat saat diskusi kelas
19 Saya tidak malu mengajukan pendapat saya, walaupun berbeda dengan
pendapat guru
20 Saya dapat menyampaikan pendapat saya dengan jelas
21 Saya bersedia bila diberi tanggung jawab menjadi ketua kelompok saat
pratikum
22 Saya mengerjakan soal-soal fisika yang lebih menantang
23 Saya tidak malu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Lampiran 43
242
Jumlah Nilai Klasikal 2707
Jumlah Nilai Maksimal 3000
Nilat Rata-Rata 90,23
Standar Deviasi 6,97
Tuntas
Daya Serap (%) 90,23
Ketuntasan Belajar 100%
Nilai Terendah 78
Nilai Tertinggi 100
Lampiran 44
243
29 E29 P 97,14 93,33 96,19 Tuntas
30 E30 P 85,71 93,33 87,62 Tuntas
Jumlah Nilai Klasikal 2878,81
Jumlah Nilai Maksimal 3000,00
Nilat Rata-Rata 95,96
Standar Deviasi 3,77
Tuntas
Daya Serap (%) 95,96
Ketuntasan Belajar 100%
Nilai Terendah 87,62
Nilai Tertinggi 100,00
Lampiran 45
1 E1 P 69 Sedang
2 E2 P 88 Tinggi
3 E3 P 72 Sedang
4 E4 P 62 Sedang
5 E5 L 71 Sedang
6 E6 P 67 Sedang
7 E7 L 76 Sedang
8 E8 L 81 Tinggi
9 E9 L 82 Tinggi
10 E10 P 84 Tinggi
11 E11 P 84 Tinggi
12 E12 P 88 Tinggi
13 E13 P 80 Tinggi
14 E14 P 78 Tinggi
15 E15 L 84 Tinggi
16 E16 L 70 Sedang
17 E17 L 75 Sedang
18 E18 L 75 Sedang
244
19 E19 P 76 Sedang
20 E20 P 76 Sedang
21 E21 P 69 Sedang
22 E22 P 69 Sedang
23 E23 P 65 Sedang
24 E24 P 70 Sedang
25 E25 P 67 Sedang
26 E26 P 66 Sedang
27 E27 P 81 Tinggi
28 E28 P 78 Tinggi
29 E29 P 76 Sedang
30 E30 P 87 Tinggi
Keterangan katagori
Skor Total : 23 – 40 = Sangant rendah
Skor Total : 41 – 58 = Rendah
Skor Total : 59 – 76 = Sedang
Skor Total : 77– 94 = Tinggi
Lampiran 48
245
14 E14 P 81 78 78
15 E15 L 93 85 95
16 E16 L 84 75 91
17 E17 L 75 88 90
18 E18 L 73 87 95
19 E19 P 78 93 95
20 E20 P 78 92 100
21 E21 P 75 81 83
22 E22 P 78 75 83
23 E23 P 81 95 83
24 E24 P 80 92 95
25 E25 P 60 78 97
26 E26 P 76 86 89
27 E27 P 53 88 100
28 E28 P 55 81 100
29 E29 P 48 56 81
30 E30 P 92 92 100
Jumlah Nilai Klasikal 2360 2608 2707
Jumlah Nilai Maksimal 3000 3000 3000
Nilat Rata-Rata 78,67 86,93 90,23
Standar Deviasi 12,08 8,71 6,97
Daya Serap (%) 78,67 86,93 90,23
Ketuntasan Belajar 80% 96,67% 100%
Nilai Terendah 53 56 78
Nilai Tertinggi 96 98 100
Lampiran 49
DAFTAR REKAPITULASI HASIL BELAJAR DOMAIN PROSES SISWA
246
18 E18 L 96,19 83,81 96,19
19 E19 P 97,86 96,67 97,86
20 E20 P 96,67 96,67 96,67
21 E21 P 92,98 96,19 92,98
22 E22 P 96,19 87,62 96,19
23 E23 P 98,33 87,62 98,33
24 E24 P 98,33 98,33 98,33
25 E25 P 87,62 75,24 87,62
26 E26 P 98,33 87,62 98,33
27 E27 P 98,33 94,52 98,33
28 E28 P 98,33 94,52 98,33
29 E29 P 96,19 75,24 96,19
30 E30 P 87,62 94,52 87,62
Jumlah Nilai Klasikal 2727 2774 2878,81
Jumlah Nilai Maksimal 3000 3000 3000,00
Nilat Rata-Rata 90,8 91,46 95,96
Standar Deviasi 24,9 6,99 3,77
Daya Serap (%) 90,8 91,46 95,96
Ketuntasan Belajar 93,3% 100% 100%
Nilai Terendah 73,6 75,24 87,62
Nilai Tertinggi 98 98,33 100,00
Lampiran 50
247
21 E21 P 63 67 69
22 E22 P 67 59 69
23 E23 P 65 62 65
24 E24 P 63 71 70
25 E25 P 65 66 67
26 E26 P 78 65 66
27 E27 P 76 83 81
28 E28 P 73 82 78
29 E29 P 73 75 76
30 E30 P 68 79 87
Skor Total 2127 2183 2266
Skor Rata-Rata 70,9 72,8 75,5
Katagori Sedang Sedang Sedang
Keterangan katagori
Buku Siswa
Materi Kalor
Konduksi
Konveksi
Radiasi
248
Coba kita perhatikan mengapa kabel listrik terlihat kendur di siang
hari? Mengapa rell kereta api diberikan rongga disambungannya?
Begitupula dengan baju yang kusut menjadi rapi setelah digosok
dengan setrika panas dan beras yang berubah menjadi nasi. Semua
hal itu tidak terlepas dari kalor. Tanpa kita sadari ternyata begitu
banyak peran kalor bagi kehidupan kita
A. Konsep Prasyarat
1. Suhu adalah besaran fisika yang dimiliki dua benda atau lebihdalam
keadaan kesetimbangan termal.
2. Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang memiliki suhu yang
leih tinggi ke suhu yang lebih rendah untuk mencapai kesetimbangan
termal.
3. Hukum konvservasi energi menyatakan bahwa energi tidak bisa
dimusnakanakan tetapi hanya bisa berubah kedalam bentuk satu ke bentuk
lain.
249
4. Karakteristik partikel dalam suatu zat yaitu susunannya teratur dan
masing-masing berada tempatnya akibat kuatnya ikatan antar partikel.
Akan tetapi, partikel masih bisa bergerak secara vibrasi di posisi masing-
masing jika diberi energi dari luar yang ditandai dengan kenaikan suhu.
5. Karakteristik partikel dalam suatu zat cair yaitu jarak antar partikelnya
relatif masih dekat akan tetapi sudah tidak teratur dan akan bergerak jika
diberi energi dari luar ditandai dengan kenaikan suhu.
6. Karakteristik partikel gas yaitu jarak pisah antar partikel sangat jauh jika
dibandingkan dengan zat padat dan cair. Selain itu gerak partikel gas
sangat beba karena pengaruh gaya ikat antar aprtikel sangat kecil.
7. Pertambahan panjang zat padat akibat pengaruh kalor ditentukan dengan
persamaan:
∆ l=α l 0 ∆ T (1)
250
karena itu, desain awal sambungan rel kereta menyediakan celah di antara
sambungan du batang relnya.
251
Gambar 2. Pemuaian Panjang
Jika suatu benda padat dipanaskan,benda tersebut akan memuai kesegala
arah. Dengan kata lain ukuran panajng, luas dan volum benda bertambah. Untuk
benda padat yang panjang tetapi luas penampangnya kecil, misalnya jarum
rajut,kita dapat hanya memperhatikan pemuaian zat padat ke arah memanjangnya.
Untuk membandingkan muai panjang dari bebagai logam yang berbeda jenis
ketika dipanaskan kita dapat menggunakan alat Muschenbrock. Misalnya, ketika
tiga batang logam yang berbeda jenis (aluminium, tembaga dan besi) dan sama
panjang dipanaskan, maka walaupun ketiga batang yang panjangnya sama ini
mengalami kenaikan suhu yang sama, tetapi pertambahan panjang ketiganya ini
berbeda. Perbedaan pertambahan panjang ini disebabkan oleh perbedaan koefisiea
muai panjang
koefisien muai panjang adalah (a) suatu bahan adalah perbandingan antara
pertambahan panjang (Dl) terhadap panjang awal benda (l o) per satuan kenaiakn
suhu (DT). Secara sistematis ditulis :
b. Pemuaiana luas
252
Gambar 3. Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.
Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar
sekali dan tipis. Pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas
adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya
pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi
maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Contoh soal:
1. Sebuah plat terbuat dari perunggu (α = 18.10-6 oC-1) pada suhu 0oC mempunyai
ukuran seperti gambar. Jika plat tersebut dipanaskan sampai 80 oC, maka
pertambahan luas plat adalah sebesar…
A. 0,576.10-4 m2
B. 1,152.10-4 m2
253
C. 2,304.10-4 m2
D. 3,456.10-4 m2
E. 4,608.10-4 m2
Alternatif Penyelesaian
Diketahui :
Panjang perunggu = 40 cm = 0,4 meter
Lebar perunggu = 20 cm = 0,2 meter
Luas perunggu mula-mula (Ao) = (0,4)(0,2) = 0,08 m2
Koefisien muai panjang (α) perunggu = 18 x 10-6 oC-1
Koefisien muai luas (β) = 2 x koefisien muai panjang (2α) = 36 x 10-6 oC-1
Perbedaan suhu (ΔT) = 80oC – 0oC = 80oC
Ditanya : Pertambahan luas perunggu pada suhu 80oC
Jawab :
Pertambahan luas perunggu :
ΔA = β Ao ΔT
ΔA = (36 x 10-6)(0,08)(80) = 230,4 x 10-6 = 2,304 x 10-4 m2
Jawaban yang benar adalah C.
c. Pemuaian volum
254
2. Pemuaian Zat Cair
Pada zat cair hanya dikenal ukuran volume, karena itu pada zat cair hanya
dikenal muai volume. Makin tinggi kenaikan suhu, makin besar penambahan
volume zat cair. Pemuaian zat cair yang satu dengan yang lain umumnya berbeda,
meskipun volume zat cair mula-mula sama. Untuk seluruh zat cair pemuaian
makin besar jika kenaikan suhu bertambah besar.
Pemuaian zat cair dapat dimanfaatkan dalam penggunaan termometer zat
cair, biasanya zat cair yang digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau
turunnya zat cair dalam pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang
digunakan untuk mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler
dan berhenti pada posisi tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang
terukur dinyatakan oleh skala yang berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa
kapiler tersebut.
Pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar
dari bejana merupakan indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat
padat dan zat cair. Air yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair
yang lebih besar dari muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
Besarnya muai volume: V= V₀ (1 + γ Δt )
pertambahan volume: ΔV= γ V₀ Δt
Ketika suhu naik, volume zat cair bertambah, sementara massanya tetap, akhirnya
ketika suhu zat cair bertambah massa zat cair berkurang.
Bila massa jenis zat cair mula-mula adalah ρ₀ maka: ρ₀= m/ V₀
255
Keterangan :
m = massa zat cair (kg)
ρ₀ = massa jenis mula-mula (kg/m kubik)
V₀= volume mula-mula ( m kubik atau liter)
V = volume akhir ( m kubik atau liter)
γ = koefisien muai volume
C. Perpindahan Kalor
1. Konduksi
256
Konduksi merupakan istilah umum perpindahan kalor pada zat padat.
Dalam skala mikroskopis konduksi terjadi karena suatu partikel atau ataom
bergetar dan berinteraksi dengan atom-atom tetangga. Kemudian atom tetangga
yang ditumbuk dan mendapat kalor ini akan ikut bergetar dan menumbuk atom
tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga terjadi perpindahan energi atau
kalor di dalam zat padat.
257
Pertimbangkan satu dimensi konduksi panas (Gambar61). Tingkat di mana
panas dilakukan melalui lempengan bahan tertentu sebanding dengan luas A pelat
dan suhu perbedaan antara AT sisi-sisinya dan berbanding terbalik dengan
ketebalan slab ini d. Jumlah panas Q yang mengalir melalui lempengan dalam
waktu t diberikan oleh tingkat kondiktivitas
Dimana ΔT = T1 – T2dan k adalah konduktivitas termal dari Gambar 7. Laju Kalor
material, adalah ukuran dari kemampuannya untuk Konduksi
258
terus, naik dan turun. Adapun kalor dari panci berpindah secara konveksi. Aliran
kalor pada air yang terdapat dalam panci karena perbedaan massa disebut
konveksi alami.
3. Radiasi
259
Jadi energi yang dipancarkan matahari sampai kebumi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Energi matahari adalah energi terbesar yang dimanfaatkan
manusi.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi. Jika
benda bersuhu lebih tinggi dari pada lingkungan, benda tersebut akan
memancarkan kalor ke lingkungan. Sebaliknya jika benda bersuhu lebih rendah
benda tersebut akan menyerap suhu dari lingkungan. (Lihat LKS 3)
260
T= suhu mutlak permukaan benda (kelvin)
Untuk menentukan besarnya kalor atau energi yang dipancarkan oleh suatu
benda dapat digunakan persamaan:
W =PAt=eσ T 4 A t (5)
Dengan A= luas permukaan benda dan t= lamanya waktu perambatan kalor.
GAMBAR KEGIATAN
261
Gambar 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
mengapsen siswa dan memberikan motivasi dan apresepsi.
262
Gambar 3. Tahap membangun struktur kerja, guru aktif dalam
mengarahkan siswa memahami masalah dan mengarahkan siswa dalam
membuat langkah-langkah kerja eksperimen yang mereka akan lakukan.
263
Gambar 5. Tahap mengumpulkan dan berbagi informasi, guru membimbing
setiap kelompok melakukan pembuktian hipotesis yang telah mereka buat.
264
Gambar 7. Tahap merumuskan solusi, guru membimbing setiap kelompok
menyimpulkan hasil eksperimen.
265
Gambar 9. Mengkomunikasikan. Guru mengatur jalannya presentasi siswa
mengenai hasil ekperimen yang telah mereka lakukan.
266
267