Anda di halaman 1dari 207

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATERI FUNGSI
INVERS DI KELAS X IIS 1
SMA NEGERI 3 PALU

Oleh:
Afras Yoel Paliggi
A23113140

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2020
2
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

3
HALAMAN PENGESAHAN

4
ABSTRAK

Afras Yoel Palinggi (2020). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fungsi Invers di Kelas X IIS 1 SMA
Negeri 3 Palu. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tadulako. Pembimbing (1) Gandung Sugita, Pembimbing (2) Tegoeh S.
Karniman.

Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada materi
fungsi invers di Kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu. Hal ini terlihat dari hasil analisis tes
awal pada materi prasyarat dimana siswa masih banyak melakukan kesalahan operasi
aljabar, siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, baik bertanya kepada guru atau
menjawab pertanyaan dari guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti
menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi penerapan model pembelajaran
penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Materi Fungsi
Invers di Kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas yang mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart, yakni: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Adapun jenis data
yang digunakan adalah gabungan data kualitatif dan kuantitatif dengan data hasil
wawancara, data observasi, data catatan lapangan, serta data hasil belajar. Adapun hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fungsi Invers di Kelas X IIS 1 SMA
Negeri 3 Palu melalui tahap tahap sebagai berikut: (1) perumusan masalah yaitu guru
memberikan informasi pokok-pokok materi dan memberikan LKPD kepada siswa; (2)
pemrosesan data dan penyusunan konjektur yaitu siswa mengamati, menalar dan mencoba
mengerjakan LKPD secara berkelompok serta menyusun konjektur dari LKPD yang
dikerjakan; (3) pemeriksaan konjektur yaitu guru memeriksa hasil konjektur siswa dan
memberikan alasan terhadap konjektur siswa yang melakukan kesalahan; (4) verbalisasi
konjektur yaitu siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas; (5)
umpan balik yaitu guru memberikan soal latihan kepada siswa. Adapun hasil penilaian
observasi aktifitas guru di kelas pada siklus I adalah 78,75% sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 87,5%. Untuk penilaian observasi aktifitas siswa di kelas pada siklus I
adalah 70% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 83,75%. Adapun analisis hasil
dari persentase ketuntasan belajar klasikal pada tes akhir tindakan siklus I adalah 6 3,33%
sedangkan pada siklus II analisis hasil tes akhir tindakan siswa meningkat menjadi
70,00%.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing; Hasil Belajar; Fungsi Invers.

5
ABSTRACT

Afras Yoel Palinggi (2020). The Implementation of Guide Discovery Learning Model to
Improve Students Learning Outcomes on Inverse Function subject Matter in grade X IIS 1 at
SMA Negeri 3 Palu. Essay. Mathematics and Science Education Study Program, Education
Science Departement Teacher Training And Education Faculty Tadulako University. Mentor
(1) Gandung Sugita (2) Tegoeh S. Karniman..

The main problem in this study is the low student learning outcomes in the material of the
Invers Function in class X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu. This can be seen from the results of the
initial test analysis on prerequisite material where students there are still many errors in
counting operations, students are less actively involved in learning, either ask the teacher or
answer questions from the teacher. To overcome this problem, then the researcher applies a
guided discovery learning model in the learning process. The purpose of this study is to
obtain a description. The implementation of Guided Discovery Learning Model to Improve
Students’ Learning Outcomes on Invers of a Function subject Matter in grade X IIS 1 at
SMA Negeri 3 Palu. This type of research is a Class Action Research that refers to research
design Kemmis and Mc. Taggart that is: (1) planning, (2) implementation of actions, (3)
observation, and (4) reflection. The type of data used is qualitative data with interview data,
observation data, field record data, and learning outcomes data. The results of the study
indicate that is The implementation of Guided Discovery Learning Model could Improve
Students’ Learning Outcomes on Inverse Function subject Matter in grade X IIS 1 at SMA
Negeri 3 Palu. Through the following stages: (1) formulation of the problem that is the
teacher provides information on the subject matter and give LKPD to students; (2) data
processing and constructing conjectures namely students observe, reasoning and trying to
LKPD in groups and arrange conjectures from LKPD done; (3) examination of the
conjecture that is, the teacher checks the results of the student conjecture and provide
reasons for the conjecture of students who make mistakes; (4) verbalizing the conjecture
namely students present the results of their group work in front of the class; (5) feedback
that is, the teacher gives practice questions to students. The results of the assessment
observation of teacher activities in class on cycle is 78,75% while in the cycle II increased to
87,5%. For assessment of observation activities students in class on the cycle I is 70% while
in the cycle II increased to 83,75%. The analysis of the results is a percentage classical
learning completeness on the final test of the cycle I action is 63,33% while in the cycle II
analysis of final test results of student actions increased to 70,00%.

Keywords: Guided Discovery Learning Model; Learning outcomes; Invers of a Function.

6
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih dan Maha Kuasa atas karunia

yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Fungsi Invers di Kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu ”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan

Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Penulis sepenuhnya menyadari

bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan. Namun,

semua itu dapat teratasi dan dilalui berkat doa, dukungan, cinta kasih, pengorbanan,

bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang setulus–tulusnya dan setinggi-tingginya kepada Ayahanda Saul

Palinggi tersayang dan Ibunda Agustina tercinta serta adikku Januar Imelda Palinggi

dan Imanuel William Palinggi yang sangat berjasa dalam kehidupan penulis dan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi hingga kejenjang

perguruan tinggi, serta yang tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, nasehat,

semangat, dukungan dan doa demi keberhasilan penulis.

Ucapan terima kasih yang tulus kepada Bapak Drs. Gandung Sugita, M.Si

pembimbing I sekaligus dosen wali dan pembimbing II Bapak Drs. Tegoeh S.

Karniman, M.Pd yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

arahan, motivasi, tenaga, serta saran-saran yang sangat berharga sehingga skripsi ini

7
dapat terselesaikan. Semoga Tuhan selalu menyertai mereka dan membalas semua

yang telah diberikan kepada penulis.

Pada kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis

mengucapkan terima kasih sebesar–besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P Rektor Universitas Tadulako yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di

Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, M.Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Tadulako yang telah menetapkan kebijakan-kebijakan di

Jurusan Pendidikan MIPA demi mempercepat penyelesaian studi.

3. Ibu Purnama Ningsih, M.Si, Ph.D, Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako yang telah memberikan

bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan.

4. Bapak Dr. Pathuddin, S.Pd, M.Si, Koordinator Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako yang

telah memberikan bantuan dalam kelancaran studi serta dalam pengurusan

skripsi ini.

5. Bapak Drs. Muh. Hasbi, M.Pd, Dosen Pembahas Skripsi yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta saran-saran

yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Drs. Baharuddin, M.Si selaku ketua dan Dra. Evi Awuy, M.Si selaku

sekertaris dalam ujian proposal hingga ujian skripsi yang telah meluangkan

waktu dan memberi nasehat kepada peneliti.

8
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako yang telah banyak membekali penulis

dengan berbagai ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu Staf Pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako yang telah memberikan pelayanan akademik yang baik

kepada penulis.

9. Bapak H. Idris Ade, S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Palu yang telah

memberikan izin melaksanakan penelitian sekaligus membantu dalam

memperlancar proses pengambilan data yang diperlukan pada penelitian ini

10. Bapak Moh. Faizal Ramdhani, S.Pd Guru Matematika SMA Negeri 3 Palu yang

telah memberikan waktu, bimbingan dan saran kepada penulis.

11. Siswa- SMA Negeri 3 Palu tahun ajaran 2019/2020 yang telah bekerja sama

dengan baik dalam penelitian.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan dalam suka dan duka seluruh anggota kelas A, B,

dan C 2013 dan teman-teman pendidikan matematika angkatan 2013 yang tidak

bisa saya sebut satu persatu yang selalu memberikan dukungan, motivasi,

bantuan serta doa dan kasih sayang baik saat sedih maupun senang kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat dari alumni SMA Negeri 3 Palu yang tidak bisa saya sebutkan

satu persatu yang telah memberikan dukungan, motivasi, bantuan serta doa dan

kasih sayangnya untuk penulis.

14. Siswa dan siswi kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu tahun ajaran 2019/2020 yang

telah ikut serta membantu peneliti dalam kegiatan penelitian.

9
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dari berbagai pihak mendapat berkat dari Tuhan dan

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palu, Januari 2021


Penulis

Afras Yoel Palinggi


A23113140

10
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Batasan Istilah 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka 10
2.1.1 Penelitian Yang Relevan 10
2.1.2 Pengertian Belajar 11
2.1.3 Pengertian Hasil Belajar 12
2.1.4 Model Penemuan Terbimbing 14
2.1.5 Teori yang Relevan dengan Model Penemuan 20
Terbimbing
2.1.6 Tinjauan Materi 24
2.1.7 Kerangka Pemikiran 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian 31
3.1.1 Pendektan dan Jenis Penelitian 31
3.2 Desain Penelitian 31
3.3 Lokasi dan Subjek Penelitian 32
3.4 Jenis Data 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data 33
3.5.1 Data Kualitatif 33
3.5.2 Data Kuantitatif 34
3.6 Teknik Analisis Data 35
3.7 Kriteria Keberhasilan Tindakan 36
3.8 Tahap-Tahap Penelitian 37
3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

11
4.1 Hasil Penelitian 41
4.1.1 Hasil Pra Tindakan 41
4.1.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan 43
4.2 Pembahasan 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 83
5.2 Saran 84
DAFTAR PUSTAKA 86
LAMPIRAN 88

DAFTAR TABEL

12
Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Taraf Keberhasilan 37

DAFTAR GAMBAR

Halaman
13
Gambar 1.1 Hasil Tes Diagnostik 5
Gambar 2.1 Diagram Panah f (x) = 6 - 3x 26
Gambar 2.2 Diagram Cartesius 26
Gambar 2.3 Contoh Diagram Panah Fungsi Injektif 27
Gambar 2.4 Contoh Diagram Panah Fungsi Surjektif 28
Gambar 2.5 Contoh Diagram Panah Bijektif 28
Gambar 2.6 (i) Bukan Fungsi Invers (ii) Fungsi Invers 26
Gambar 2.7 Kerangka Pemikir 29
Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Penelitian yang dikembangkan oleh 34
Kemmis
Gambar 4.1 Pekerjaan siswa tes awal Nomor 1 43
Gambar 4.2 Pekerjaan siswa tes awal Nomor 2 43
Gambar 4.3 Pekerjaan siswa tes awal Nomor 3 43
Gambar 4.4 Jawaban siswa kelompok 2, 4 dan 6 pada LKPD No 2 50
Gambar 4.2 Jawaban Kelompok 2 60
Gambar 4.2 Jawaban Kelompok 4 61

14
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Tes Diagnostik 88
2. Kunci Jawaban Tes Diagnostik 90
3. Tes Awal 93
4. Pedoman Penilaian Tes Awal 95
5. Analisis Hasil Tes Awal 98
6. Daftar Kelompok Belajar 99
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 101
8. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I 109
9. Tes Akhir Tindakan Siklus I 113
10. Pedoman Penilaian Tes Akhir Tindakan Siklus I 114
11. Analisis Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus I 117
12. Hasil Pekerjaan Informan Tes Akhir Siklus I 118
13. Lembar Observasi Aktifitas Guru Siklus I 121
14. Kriteria Penilaian Aktivitas GuruSiklus I 124
15. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I 138
16. Kriteri Penilaian Aktivitas Siswa Di Kelas Siklus I 140
17. Transkip Wawancara Siklus I 144
18. Catatan Lapangan Siklus I 147
19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 148
20. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II 155
21. Tes Akhir Tindakan Siklus II 160
22. Pedoman Penilaian Tes Akhir Tindakan Siklus II 161
23. Analisis Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus II 164
24. Hasil Pekerjaan Informan Tes Akhir Siklus II 165
25. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II 170
26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 173
27. Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Siklus II 175
28. Kriteri Penilaian Aktivitas Siswa Di Kelas Siklus II 189
29. Catatan Lapangan Siklus II 193
30. Transkip Wawancara Siklus II 194
31. Dokumentasi 196
32. SK Pembimbing 197
33. Surat Izin Penelitian 199
34. Surat Telah Melakukan Penelitian 200
35. Pernyataan Keaslian Tulisan 201
36. Curiculum Vitae 202

15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional

adalah salahsatu lembaga dari pemerintah yang selama ini telah melakukan upaya

tersebut, yakni dengan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas buku ajar,

pembenahan kurikulum, peningkatan kualitas pengajar baik melalui pelatihan

ataupun penyetaraan dan sebagainya.

Kurikulum 2013 merupakan salah satu strategi untuk mengarahkan peserta

didik pada tujuan pendidikan nasional tersebut. Menurut Permendikbud Nomor 69

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah, bahwa kurikulum 2013 menekankan kepada pencapaian

empat Kompetensi Inti (KI) yang diharapkan, meliputi KI-1 yang berkenaan dengan

sikap spiritual, KI-2 berkenaan dengan sikap sosial, KI-3 berkenaan dengan

pengetahuan, serta KI-4 yang berkenaan dengan keterampilan. Keempat Kompetensi

Inti (KI) ini dilaksanakan secara integratif melalui pelaksanaan pembelajaran

pendekatan saintifik (5M). Implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan secara

optimal di dalam pembelajaran akan mampu menghasilkan peserta didik yang

produktif, kreatif, inovatif, serta afektif, melalui penguatan sikap, pengetahuan, dan

16
keterampilan yang terintegrasi (Mulyasa, 2013). Salah satu sekolah yang menerapkan

kurikulum 13 adalah SMA Negeri 3 Palu terletak di Jl. Dewi Sartika No. 104

Kecamatan Palu Selatan merupakan salah satu sekolah percontohan yang suasananya

nyaman, tidak bising dan sejuk dengan banyak tumbuhan yang tumbuh di lingkungan

sekolah. Di samping itu juga didukung adanya fasilitas sarana lapangan olahraga

yang memadai. Kondisi ini menguntungkan karena dapat mendukung

pengembangan potensi dan bakat peserta didik agar berkembang secara optimal.

Namun apakah kondisi tersebut betul membuat para peserta didik dapat memahami

setiap pelajaran yang diberikan oleh guru, terutama pada pembelajaran matematika

yang sebagian orang mengatakan bahwa “matematika itu sulit”.

Begitu pentingnya matematika disetiap jenjang pendidikan formal, diharapkan

pelajaran matematika ini dapat dikuasai siswa dengan baik. Namun kenyataannya

menunjukkan bahwa masih banyak siswa kurang menyukai pelajaran matematika

karena beranggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit.

Kesulitan belajar matematika sering disebabkan karena terdapatnya kendala yang

dialami siswa dalam memahami konsep matematika. Namun kendala tersebut tidak

segera diselesaikan sehingga membentuk suatu permasalahan yang cukup rumit

dalam melanjutkan materi selanjutnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 25 November 2018

diperoleh informasi bahwa semenjak kuriulum 13 di terapkan satu tahun yang lalu di

sekolah itu, guru tersebut belum menerapkan kurikulum 13 pada pembelajaran

matematika baik pendekatan ataupun model pembelajarannya. Guru tersebut

mengatakan bahwa ia masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional


17
seperti model pembelajaran langsung. Kemudian guru tersebut mengatakan di kelas

X IIS 1 peserta didik kurang semangat dan kurang terlibat aktif dalam pembelajaran,

lebih senang mengobrol dengan temannya atau asyik dengan kegiatannya sendiri

daripada memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Dengan kondisi seperti ini

perlu upaya untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi peserta didik. Artinya perlu

ada pembenahan pada kelas yang tidak kondusif.

Guru matematika tersebut menyatakan masih banyak siswa yang kurang

memahami materi fungsi invers. Guru sudah berusaha semaksimal mungkin dalam

mengajarkan materi tersebut, namun tetap saja diperoleh hasil belajar siswa yang

rendah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu siswa kurang

memperhatikan materi yang sedang diajarkan oleh guru, siswa cenderung pasif

mengikuti pelajaran.

Permasalahan yang terjadi disebabkan karena siswa kurang memahami konsep

fungsi invers. Peneliti menduga bahwa permasalahan tersebut disebabkan karena

siswa cenderung hanya menghafal tanpa memahami konsepnya, sehingga siswa

mudah lupa.

Untuk mendukung data hasil wawancara dengan guru matematika SMAN 3

Palu, maka peneliti melakukan tes diagnostik kepada siswa kelas XI IIS 1 yang telah

mempelajari materi fungsi invers. Pemberian tes diagnostik dilakukan pada tanggal 7

Oktober 2019 dengan soal sebagai berikut:

18
Amatilah ketiga gambar fungsi berikut!

Manakah dari ketiga gambar fungsi tersebut yang memiliki fungsi invers?

tuliskan alasannya!

Tentukan fungsi invers dari persamaan berikut:

a. y=3−2 x

3x+4
b. y=
2 x−1

Tes diagnostik tersebut diberikan kepada seluruh siswa kelas XI IIS 1 SMA N

3 Palu yang berjumlah 20 orang. Jawaban siswa tersebut dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok jawaban sesuai dengan kemiripan kesalahan yang dilakukan pada

setiap soal, yaitu sebagai berikut:

Jawaban soal nomor 1 terdapat 3 kelompok jawaban siswa yang berbeda,

Kelompok 1 menjawab “gambar 1 dan 3 karena memiliki pasangan tersendiri”

hampir seluruh siswa yang seperti itu yakni sebanyak 12 orang. Kelompok 2

menjawab “2 karena fungsi invers mengikat 2 bilangan berbeda dengan satu bilangan

sebelahnya” yakni sebanyak 5 orang. Serta kelompok 3 yang menjawab “gambar 3

19
karena memiliki pasangan sejajar” yakni sebanyak 3 orang. Terlihat dari ketiga

kelompok tersebut bahwa siwa belum memahami konsep dari fungsi invers.

Jawaban soal nomor 2 pada bagian a dan b terdapat dua kelompok jawaban

siswa yang berbeda. Berikut adalah hasil pekerjaan peserta didik:

Gambar 1.1 Hasil tes diagnostik

Dari tes bagian kedua dari soal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik

belum memahami konsep untuk mengubah sebuah fungsi menjadi bentuk fungsi

invers, sebaliknya mereka hanya mencari nilai dari sebuah variabel x dan y.

Kesimpulan dari tes awal yang telah dilakukan adalah terjadi ketidakpahaman

sebuah konsep fungsi invers dimana peserta didik belum mengenal fungsi yang

20
memiliki fungsi invers serta belum bisa membuat sebuah fungsi menjadi sebuah

fungsi invers.

Setelah memberikan tes diagnostik peneliti juga melakukan wawancara dengan

beberapa siswa kelas XI IIS 1 SMA Negeri 3 Palu, diperoleh informasi bahwa dalam

mempelajari materi fungsi invers, siswa langsung diberikan rumus oleh guru, tanpa

mereka ketahui dari mana rumus tersebut, serta siswa juga tidak mampu menemukan

kembali yang sudah pernah diajarkan. Dari infromasi tersebut disimpulkan bahwa

siswa cenderung hanya menerima pengetahuan yang bersumber dari guru (teacher

centered), bukan berpusat pada siswa (student centered). Tentunya pembelajaran

seperti ini tidak membuat siswa aktif melainkan menjadi pasif tanpa mengkonstruksi

sendiri pemahamannya.

Berdasarkan hal tersebut, calon peneliti memilih suatu model penemuan

terbimbing. Model penemuan terbimbing yang dimaksud adalah kegiatan

pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sesuatu dalam

proses pembelajaran yang dilakoni yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,

dan logis serta dapat memaparkan kegiatan melalui diskusi atau seminar.

Dengan demikian mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan

keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

21
Sejalan dengan tuntutan pemerintah melalui pemberlakuan Kurikulum 2013, di

mana guru diminta untuk mengelola kelas dengan model penemuan terbimbing,

maka penelitian ini memfokuskan pada penemuan konsep berdasarkan Model

Penemuan Terbimbing sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika

peserta didik SMA Negeri 3 Palu.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka calon peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Penemuan Terbimbing untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Fungsi Invers di Kelas X IIS 1 SMA

Negeri 3 Palu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang, maka


yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan
model pembelajaran model penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi fungsi Invers di kelas X IIS 1 SMAN 3 Palu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

memperoleh deskripsi tentang penerapan model penemuan terbimbing yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi Invers di kelas X IIS 1 SMA N

3 Palu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

22
1. Bagi Siswa

Membantu memahami konsep fungsi invers. Sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Selain itu, siswa diharapkan dapat aktif membangun

pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam memilih model atau pendekatan

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam pengembangan pembelajaran matematika di

sekolah dan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

4. Bagi Calon Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman langsung dalam

menerapkan model penemuan terbimbing.

1.5 Batasan Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan pemikiran, maka diberikan batasan istilah sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran

bersifat student oriented dengan teknik trial and error, menerka, menggunakan

intuisi, menyelidiki, menarik kesimpulan, sehingga memungkinkan siswa

berpikir sendiri menemukan konsep serta prinsip umum dalam matematika

berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru. Dalam model ini, pembelajaran

23
berpusat kepada siswa sementara guru hanya membimbing siswa jika

diperlukan.

2. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa kelas di kelas X

IIS 1 SMA N 3 Palu. setelah pembelajaran dengan menerapkan model

penemuan terbimbing pada materi fungsi invers. Kemampuan yang dimiliki

siswa ini diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

3. Fungsi adalah relasi yang memetakan setiap anggota himpunan dari daerah asal

(domain) ke anggota himpunan daerah hasil tepat satu.

4. Fungsi invers merupakan balikan dari sebuah fungsi yang bijektif. Jika

f ( x ) : A ( x)→ B( x ) maka f −1 ( x ) :B (x) → A(x ).

5. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah fungsi invers. Pada Siklus I

memahami konsep fungsi invers dan Siklus II menemukan rumus invers dari

sebuah fungsi.

24
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurseha (2017) dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Materi Perbandingan Trigonometri Dalam Segitiga Siku-Siku Di Kelas X

MIA I SMA Negeri 2 Palu”. Dengan hasil penelitiannya yaitu pada Siklus I 75%

dan pada Siklus II 93,75%. Relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti adalah penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing untuk

meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah pada materi fungsi invers.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Terampe, A. P (2019), dengan judul “Penerapan

Model Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Komposisi

Dua Fungsi pada Siswa Kelas XI IPA SMA GKST Imanuel Palu”. Dengan hasil

25
penelitiannya sebagai berikut pada siklus I hasil belajar siswa 72,22%. Pada

siklus II hasil belajar siswa 88,88%. Ini menunjukkan bahwa dengan

menerapkan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan

keterampilan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa pada tiap-tiap siklus

mengalami peningkatan. Relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti adalah penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing untuk

meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah pada materi fungsi invers.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ufi (2017) dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas VII SMP Negeri 19 Palu dalam Materi Hubungan Garis Antar Garis dan

Sudut” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan hasil penelitiannya pada Siklus I

55% sedangankan pada Siklus II mengalami penaikan 80%. Relevansinya

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penerapan model

pembelajaran penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa

yang rendah pada materi penerapan fungsi invers.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran penemuan terbimbing

sangat efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran terutama dalam

proses pembelajaran matematika yang dimana dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

2.1.2 Pengertian Belajar

26
Sudjana, (2010: 28) menyatakan bahwa belajar bukan menghafal dan bukan

pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

pada diri seseorang. Menurut Hilgard dan Marquis (Sagala, 2003: 13), belajar

merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,

pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri. James L.

Mursell (Sagala, 2003: 13) mengemukakan belajar adalah upaya yang dilakukan

dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri.

Dimyati dan Mudjiono (2006: 282) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan

individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara

mengolah bahan belajar. Akibat dari belajar tersebut, peserta didik memiliki

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik semakin bertambah baik. Dari

paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang

dialami seseorang dengan mengalami, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh

pengetahuan sendiri sehingga terjadi perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

Piaget (Bambang, 2013) mendefinisikan belajar adalah suatu proses

memperoleh pengetahuan yang di bentuk oleh indifidu itu sendiri karena indifidu

melakukan interaksi secara terus menerus dengan lingkungan. Berdasarkan beberapa

pendapat tersebut di simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dimana perubahan

perilaku atau tingkah laku seseorang akan berubah atau bertambah perilakunya, baik

yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap. Sebagai

hasi dari pengalamannya sendiri dalam interaksi secara terus menerus dengan

lingkungan.

27
2.1.3 Pengertian Hasil Belajar

Nasution (2010) menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan kelakuan

berkat pengalaman dan latihan. Bloom dalam Suprijono (2009), hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif

adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis

(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru) dan evaluation (menilai). Domain

efektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),

valuing (nilai), organization (organisasi),dan characterization (karakterisasi).

Dan untuk domain psikomotorik mencakup keterampilan produktif, teknik,

fisik, sosial manajerial dan intelektual. Sementara menurut Lindgren dalam

Suprijono (2009) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi,

pengertian dan sikap.

Purwanto (2010) hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”,

untuk memahami maksud dari hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan

mendefinisikan kata yang menyusunnya yaitu “hasil” dan “belajar”. Penegrtian hasil

menunjukkan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan perubahannya input secara fungsional. Belajar merupakan proses

aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan

dalam kegiatan belajar mengajar baik individual maupun kelompok, baik mandiri

maupun terbimbing. Sedangkan menurut Gunawan (2017) hasil belajar adalah

28
kemampuan pengetahuan seseorang setelah melakukan berbagai proses kegiatan

pembelajaran hasil belajar adalah kemampuan pengetahuan seseorang setelah melakukan

berbagai proses kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui apakah siswa tersebut telah

memiliki pengetahuan yaitu dengan melakukan tes belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik dari segi bidang kognitif

maupun bidang afektif yang dimiliki oleh peserta didik berdasarkan pengalaman

yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dengan melakukan tes individu

guna mengetahui hasil belajar siswa.

2.1.4 Model Penemuan Terbimbing

Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan

oleh Bruce dkk (Bruce Joyce al., 1992 dalam Markaban, 2006) menuliskan

model pembelajaran adalah pola komprehensif yang patut di contoh,

menyangkut bentuk utuh pembelajaran, meliputi perencanaan,

pelaksanaan,dan evaluasi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran

dalam matematika yaitu model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan

nama belajar penemuan.

Menurut Jerome Bruner (dalam Markaban 2006), penemuan adalah

suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu

produk atau item pengetahuan tertentu. Proses penemuan dapat menjadi

kemampuan umum melalui latihan pemecahan masalah dan praktek

membentuk dan menguji hipotesis. Pandangan Bruner, belajar dengan

29
penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang peserta didik

dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil

sehingga peserta didik dapat mencari pemecahan.

Sehubungan dengan model pembelajaran penemuan, Dahar (2006)

menjelaskan bahwa di dalam belajar penemuan, tujuan belajar bukan hanya

memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar sebenarnya ialah untuk

memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan

intelektual para siswa serta merangsang keingintahuan mereka dan

memotivasi kemampuan mereka tanpa pertolongan orang lain.

Padungo (2015) pembelajaran penemuan dibedakan menjadi 2, yaitu

pembelajaran penemuan bebas atau murni (Free Discovery Learning) atau

sering disebut dengan open ended discovery dan pembelajaran penemuan

terbimbing (Guided Discovery Learning). Berhubungan dengan hal tersebut,

Markaban (2006) menjelaskan bahwa model penemuan murni ini kurang

tepat untuk diterapkan pada siswa sekolah dasar maupun lanjutan karena pada

umumnya sebagian besar siswa masih membutuhkan konsep dasar untuk

dapat menemukan sesuatu.

Hal ini terkait erat dengan karakteristik pelajaran matematika yang

lebih merupakan penalaran secara deduktif (deductive reasoning) dalam

perumusannya. Selain itu, penemuan tanpa bimbingan dapat memerlukan

waktu berhari-hari dalam pelaksanaannya atau bahkan peserta didik tidak

berbuat apa-apa karena tidak tahu, begitu pula jalannya penemuan. Sangat

jelas bahwa model penemuan ini kurang tepat untuk peserta didik sekolah

dasar maupun lanjutan apabila tidak dengan bimbingan guru, karena materi

30
matematika yang ada dalam kurikulum tidak banyak yang dapat dipelajari

karena kekurangan waktu bahkan peserta didik cenderung tergesa-gesa dalam

menarik kesimpulan dan tidak semua peserta didik dapat menemukan sendiri.

Dari hal tersebut, maka model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan

bagi peserta didik SMA adalah model pembelajaran penemuan yang dipandu

oleh guru yang disebut model pembelajaran penemuan terbimbing.

Model pembelajaran penemuan terbimbing pertama kali dikenalkan

oleh Plato dalam suatu dialog antara Socrates dan seorang anak, (Markaban,

2006). Model ini melibatkan suatu interaksi antara peserta didik dan guru

dimana peserta didik mencari kesimpulan yang di inginkan melaui suatu

urutan pertanyaan yang diatur oleh guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang bersifat

student oriented dengan teknik trial and error menerka, menggunakan intuisi,

menyelidiki, menarik kesimpulan, sehingga memungkinkan peserta didik

berpikir sendiri menemukan ide, konsep, dan keterampilan yang mereka

miliki untuk menemukan pengetahuan yang baru. Sementara itu, guru hanya

melakukan bimbingan dan petunjuk jalan sedemikian sehingga pada akhirnya

peserta menemukan sesuatu yang diharapkan berupa pengetahuan baru.

Markaban (2006) agar pelaksanaan model penemuan terbimbing ini

berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru

matematika

1. Perumusan masalah

31
Perumusan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya,

perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir

sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

2. Pemrosesan data

Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan

menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan

sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk

melangkah ke arah yang hendak ditujuh, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau

LKPD.

3. Penyusunan konjektur

Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

4. Pemeriksaan konjektur

Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa

oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan

siswa, sehingga akan menujuh arah yang hendak dicapai.

5. Verbalisasi konjektur

Apabilah telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka

verbalisasi konjektur sebaikknya diserahkan juga kepada siswa untuk

menyusunnya. Di samping itu perlu di ingat pula bahwa induksi tidak menjamin

100% kebenaran konjektur.

6. Umpan balik

32
Sesudah siswa akan menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan

soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu

benar.

Tahap-tahap model pembelajaran penemuan terbimbing yang dilakukan

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perumusan Masalah

Peserta didik diberikan LKPD dan setiap peserta didik memperhatikan LKPD

kemudian mengidentifikasi masalah yang ada pada setiap LKPD, untuk siklus I

pengertian Fungsi invers dan untuk siklus II Penerapan Fungsi Invers.

2. Pemrosesan Data

Peserta didik mengamati LKPD, berdiskusi ke sesama teman kemudian

mengerjakan langkah-langkah yang ada pada setiap LKPD, untuk siklus I peserta

didik mengerjakan LKPD bagaimana menemukan pengertian Fungsi Invers dan

untuk siklus II peserta didik memperhatikan langkah-langkah cara

menyelasaikan soal mengenai Fungsi Invers.

3. Penyusunan Konjektur

Peserta didik menyusun konjektur dari hasil pekerjaan pada LKPD siklus I dan

siklus II

4. Pemeriksaan Konjektur

Setelah peserta didik selesai mengerjakan LKPD, guru hendaknya memeriksa

hasil pekerjaan peserta didik pada setiap kelompok. Hal ini penting dilakukan

untuk meyakinkan kebenaran konjektur peserta didik, sehingga akan menuju

arah yang hendak ingin dicapai, yaitu peserta didik dapat menyelasaikan LKPD

dengan benar.

33
5. Verbalisasi Konjektur

Pada tahap ini, apabila peserta didik memperoleh kepastian kebenaran konjektur

tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada peserta didik

untuk menyusunnya kembali jika masih terdapat kesalahan.

6. Umpan Balik

Pada tahap ini, Setelah peserta didik sudah menemukan apa yang dicari pada

LKPD yang telah mereka kerjakan sebelumnya dan membuat kesimpulan materi,

maka kegiatan selanjutnya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan

untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar atau tidak.

Model penemuan terbimbing terdapat kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelibihan dan kekurangan dari model penemuan terbimbing menurut

Marzano dalam Markaban (2006) adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan model pembelajaran penemuan terbimbing sebagai berikut:

a. Peserta didik dapat berpartisispasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan

b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan)

c. Mendukung kemampuan problem solving

d. Memberikan wahana interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,

sehingga peserta didik juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia

yang baik dan benar

e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan

lebih lama membekas karena peserta didik dilibatkan dalam proses

menemukannya.

2. kekurangan dari model pembelajaran penemuan terbimbing sebagai berikut:

a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersisa lebih lama.

34
b. Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di

lapangan, beberapa peserta didik masih terbiasa dan mudah mengerti dengan

metode ceramah.

c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa solusi

yang dapat dilakukan antara lain:

1) Guru harus terampil menggunakan model penemuan terbimbing dan memilih

materi yang cocok dengan model ini

2) Pada Kegiatan pembelajaran sebaiknya dilakukan berkelompok sehingga dapat

mengefisiensi waktu terutama pada saat memberikan bimbingan. Selain

pembentukkan kelompok harus diatur sedemikian rupa agar proses pembelajaran

berjalan dengan baik

2.1.5 Teori Relevan dengan Model Penemuan Terbimbing

1. Teori Penemuan Jerome Bruner

Discovery learning dari Jerome Brunner, sebagaimana yang dikutip oleh

Saminanto (2010), “merupakan model pembelajaran dan prinsip-prinsip

kontruktivis. Di dalam discovery learning siswa didorong untuk belajar

sendiri secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru

mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan

kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan prinsipprinsip untuk diri

mereka sendiri.”

35
Pembelajaran ini membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi

siswa untuk bekerja sampai menemukan jawabannya. Siswa belajar

memecahkan masalah secara mandiri dengan keterampilan berpikir sebab

mereka harus menganalisa dan memanipulasi informasi. Pembelajaran

menurut Brunner adalah siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah dan guru

berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapatkan pengalaman yang

memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah. Namun

menurut Ausubel, sebagaimana yang dikutip Saminanto, “belajar bermakna

timbul jika siswa mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan

pengetahuan yang dimilikinya. Jika pengetahuan baru tidak berhubungan

dengan pengetahuan yang ada, maka pengetahuan baru itu akan dipelajari

siswa melalui belajar hafalan. Hal ini disebabkan pengetahuan yang baru

tidak diasosiakan dengan pengetahuan yang ada.

2. Teori Belajar Piaget

Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki

struktur kognitif yang kemudian dianamakan “skema”. Skema terbentuk

karena pengalaman. Semakin dewasa anak, maka semakin sempurna skema

yang dimilikinya. Proses penyempurnaan skema dilakukan mealui proses

asimilasi dan akomodasi. Proses yang di sebabkan terjadinya skemata di

sebut dengan adaptasi.

Proses adaptasi berisi dua kegiatan. Pertama, menggabungkan atau

mengintegrasikan struktur pengetahuan dengan pengetahuan yang baru, atau

36
disebut asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan yang telah dimiliki

dengan struktur pengetahuan yang baru, sehingga akan terjadi keseimbangan

(equilibrium). Dalam proses adaptasi ini, Piaget mengemukakn empat konsep

dasar, yaitu; skemata, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan.

Pertama, skemata. Manusia selalu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Manusia juga cenderung mengorganisasikan tingkah laku dan

pikirannya. Hal itu mengakibatkan adanya sejumlah struktur psikologis yang

berubah pada setiap fase perkembangan tingkah laku dan kegiatan berfikir

manusia. Struktur ini disebut dengan struktur pikiran (intellektual scheme).

Dengan demikian pikiran harus mempunyai struktur pikiran yaitu skema yang

berfungsi mengadaptasi lingkungan dan menata lingkungan itu secara

intelektual.

Kedua, asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif dan penyerapan

pengalaman baru ketika seseorang memadukan stimulus-stimulus yang baru

ke dalam skemata skemata yang telah terinternalisasi dalam pikiran. 22

Misalnya seseorang belum mengerti akan arti dari pendidikan tetapi sudah

mengerti arti belajar. Ketika stimulus pendidikan masuk, maka akan diolah

dalam pikirannya, dicocok-cocokkan dengan skemata-skemata yang telah ada

pada struktur mentalnya. Karena skemata yang telah terinternalisasi adalah

belajar, maka ia memaknai pendidikan seperti halnya memaknai arti dari

belajar. Nanti, ketika ia telah memahami arti pendidikan, maka terbentuklah

skemata pendidikan dalam struktur pikirannya.

Ketiga, akomodasi. Akomodasi adalah suatu proses struktur kognitif

yang berlangsung sesuai dengan pengalaman baru.25 Proses kognitif tersebut

37
telah menghasilkan skemata baru yang diperoleh dari pengalaman yang

sebelumnya belum terbentuk dalam skemata lama, artinya skemata lama

mengalami perubahan. Di sini nampak perubahan secara kualitatif, sedangkan

pada asimilasi terjadi perubahan secara kuantitatif. Artinya pada saat

akomodasi skemata mengalami pengembangan dan menjadikan skemata

seseorang lebih sempurna. Jadi, pada hakikatnya akomodasi menyebabkan

terjadinya pengembangan dan perubahan skemata. Sebelum terjadi

akomodasi, ketika seorang anak mendapatkan stimulus baru, struktur

mentalnya menjadi goyah atau tidak seimbang. Bersamaan dengan terjadinya

proses akomodasi, maka struktur mental menjadi stabil kembali. Struktur

mental anak akan selalu mengalami kegoyahan (ketidak seimbangan) ketika

mendapatkan stimulus baru, dan menjadi stabil ketika ada proses akomodasi,

itu akan terjadi terus menerus pada struktur mental anak. Begitulah proses

asmilasi dan akomodasi terjadi terus-menerus dan menjadikan skemata

seseorang bertambah dan berkembang bersamaan dengan waktu dan

bertambahnya pengalaman. Mula-mula skemata seseorang masih bersifat

umum, global, kurang tetilti, bahkan terkadang kurang tepat, tetapi melalui

proses asimilasi dan akomodasi yang terus-menerus berlangsung menjadikan

skemata yang semula umum, global dan kurang teliti tersebut diubah menjadi

lebih tepat dan lebih teliti.

Keempat. Keseimbangan (equalibrium). Dalam proses adaptasi

terhadap lingkungan, individu berusaha untuk mencapai struktur mental atau

skemata yang stabil. Stabil dalam artian ada proses asimilasi dan proses

akomodasi yang seimbang. Seandainya hanya terjadi proses asimilasi, maka

38
yang terjadi pada seseorang yang bersangkutan hanya akan memiliki

beberapa skemata global dan tidak dapat melihat perbedaan antara berbagai

hal. Sebaliknya, jika hanya proses akomodasi yang berjalan secara kontinue,

maka individu akan hanya memiliki skemata-skemata kecil saja, dan mereka

tidak mempunyai skemata yang global. Individu-individu tersebuat tidak akan

bisa melihat persamaan-persamaan di antara berbagai hal. Itulah sebabnya,

ada keserasian di antara asimilasi dan akomodasi yang oleh Jean Piaget

disebut dengan keseimbangan (equalibrium). Wina Sanjaya (2005 : 111)

Berdasarkan teori tersebut dibutuhkan sebuah stimulus agar dapat

membentuk sebuah skema yang baik dalam hal ini stimulus di berikan oleh

seorang pembimbing yang di mana dalam model pembelajaran penemuan

terbimbing stimulus diberikan oleh guru itu sendiri.

3. Teori Belajar Vygotsky

Vygotsky dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila


peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum di pelajari
namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu
berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat
perkembangan anak saat ini di definisian sebagai kemampuan pemecah masalah di
bawa bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Nur &
Wikandari, 2002:4).
Slavin  (Nur & Wikandari, 2002:49) pendekatan Vygotsky dalam

pembelajaran menekankan perancahan (scaffolding). Dengan scaffolding,

semakin lama siswa semakin dapat mengambil tanggungjawab untuk

pembelajarannya sendiri.

a.    Pengelolaan pembelajaran

39
Interaksi sosial individu dengan lingkungannya sengat mempengaruhi

perkembanganbelajar seseorang, sehingga perkemkembangan sifat-sifat dan

jenis manusia akan dipengaruhi oleh kedua unsur tersebut. Menurut Vygotsky

dalam peserta didik melaksanakan aktivitas belajar melalui interaksi dengan

orang dewasa dan teman sejawat yang mempunyai kemampuan lebih.

Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya

perkembangan intelektual peserta didik. Dalam model pembelajaran

terbimbing juga terdapat interaksi sosial dalam mengerjakan tugas di dalam

kelompok yang heterogen.

b.    Pemberian bimbingan

Menurut Vygotsky, tujuan belajar akan tercapai dengan belajar

menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas tersebut

masih berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka, yaitu tugas-tugas

yang terletak di atas peringkat perkembangannya. Menurut Vygotsky, pada

saat peserta didik melaksanakan aktivitas di dalam daerah perkembangan

terdekat mereka, tugas yang tidak dapat diselesaikan sendiri akan dapat

mereka selesaikan dengan bimbingan atau bantuan orang lain.

2.1.6 Tinjauan Materi

1. Definisi Fungsi

Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap

anggota x dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan suatu

nilai tunggal f (x) dari suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan

40
(kodomain). Himpunan nilai yang diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah hasil

(range).

Jika ada dua himpunan, yaitu himpunan A dan himpunan B, maka suatu fungsi

dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi yang khusus, yaitu relasi dimana

setiap anggota A dikawankan dengan tepat satu anggota B.

Untuk mendefinisikan fungsi dapat digunakan notasi berikut:

f (x) : A ( x )→ B( x)

Dengan demikian kita telah mendefinisikan fungsi f (x) yang memetakan setiap

elemen himpunan A kepada B. Notasi ini hanya mengatakan bahwa ada sebuah

fungsi f yang memetakan dua himpunan, A kepada B. Tetapi bagaimana tepatnya

pemetaan tersebut tidaklah terungkapkan dengan baik.

2. Syarat yang harus dipenuh supaya relasi tersebut dapat dikatakan sebagai fungsi

a. setiap anggota A mempunyai pasangan di B. Jika ada salah satu anggota A

tidak memiliki pasangan di B, maka relasi tersebut bukan fungsi.

b. setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B. Jika anggota A

memilik lebih dari satu pasangan maka relasi itu bukan fungsi. Syarat kedua ini

tidak berlaku untuk sebaliknya, maksudnya jika syarat pertama dipenuhi

anggota B boleh memiliki pasangan lebih dari satu di anggota A

3. Cara Menyatakan Fungsi

Fungsi dapat dinyatakan dalam diagram panah, diagram cartesius, dan

pasangan berurutan.

41
Contoh :

Misalkan A={1 , 2, 3 } dan B={−3 ,−2 ,−1 , 0 ,1 , 2 }. Jika fungsi

f : A → B ditentukan dengan f (x)=6 – 3 x. Nyatakan dalam diagram panah,  

diagram cartesius, dan pasangan berurutan.

Penyelesaian :
f ( 1 ) =6−3 ( 1 )=3

 f ( 2Diagram
) =6−3 ( 2Panah
) =0

f ( 3 )=6−3 (3 )=−3

Gambar 2.1 Diagram Panah f (x) = 6 - 3x

 Diagram Cartesius

Gambar 2.2 Diagram Cartesius


 Himpunan Pasangan Berurutan
{(1, 3), (2, 0), (3, -3)}

4. Sifat-sifat Fungsi

a. Fungsi Injektif

Fungsi Injektif disebut juga fungsi satu-satu. Misalkan fungsi f menyatakan A ke

B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu-satu (injektif), apabila setiap dua elemen

yang berlainan di A akan dipetakan pada dua elemen yang berbeda di B. Selanjutnya

secara singkat dapat dikatakan bahwa f : A → Badalah fungsi injektif apabila a ≠ b

berakibat f (a)≠ f (b) atau ekuivalen, jika f (a)=f (b) maka akibatnya a=b.

42
Contoh:

Gambar 2.3 Contoh Diagram Panah Fungsi Injektif

b. Fungsi Surjektif

Fungsi surjektif disebut juga fungsi kepada. Misalkan f adalah suatu fungsi yang

memetakan A ke B maka daerah hasil f (A ) darif adalah himpunan bagian dari B atau

f ( A )=B. Jika f (A )=B yang berarti setiap anggota di B pasti merupakan peta dari

sekurang-kurangnya satu anggota di A maka dikatakan f adalah fungsi surjektif atau

“f memetakan A onto B”. Fungsi surjektif f : A → B ditunjukkan pada gambar

berikut.

Gambar 2.4 Contoh Diagram Panah Fungsi Surjektif

Fungsi Surjektif (kepada) dapat didefinisikan, fungsi f : A → B adalah fungsi

dari A ke dalam B maka f disebut fungsi kepada atau fungsi surjektif jika dan hanya

jika range f adalah kodomain atau f (A )=B

c. Fungsi Bijektif

43
Fungsi bijektif disebut juga fungsi korespondensi satu-satu. Jika suatu fungsi

f : A → B merupakan fungsi injektif sekaligus fungsi surjektif, maka f adalah fungsi

yang bijektif atau “A dan B berada dalam korespondensi satu-satu” seperti pada

gambar berikut.

Gambar 2.5 Contoh Diagram Panah Bijektif

5. Fungsi invers

Fungsi invers adalah pemetaan yang memiliki arah berlawanan dengan

fungsinya. Misalkan suatu fungsi memetakan dari himpunan A ke B. Maka,

yang dimaksud fungsi invers adalah fungsi yang memetakan dari B ke A.

Semua fungsi memiliki invers, tetapi tidak semua invers fungsi adalah fungsi

invers. Berikut adalah syarat agar invers suatu fungsi merupakan fungsi

invers.

Perhatikan fungsi g(x) berikut ini dengan g : A → B

Gambar 2.6 (i) Bukan Fungsi Invers (ii) Fungsi Invers

Apabila fungsi g  dibalik, maka diperoleh relasi R1. Relasi R1 disebut

invers (kebalikan) fungsi g. Relasi R1 bukan  merupakan fungsi, selanjutnya

perhatikan fungsi  f  dengan  f : A→ B  pada gambar (ii). Apabila fungsi  f 

44
dibalik, maka diperoleh relasi R2. Relasi  R2 merupakan invers fungsi  f. Dapat

dilihat bahwa relasi R2 merupakan fungsi.

Pada relasi R1, ada anggota B yang tidak memiliki pasangan di A.

Sehingga relasi R1 bukan merupakan fungsi. Sedangkan pada relasi R2, semua

anggota B dipasangkan tepat satu dengan anggota  A, sehingga

relasi R2 merupakan fungsi. Fungsi  R2 ini selanjutnya disebut sebagai fungsi

invers dari  f, atau  f -1. Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa  f -1 ada

apabila f dalam keadaan berkorespondensi satu-satu atau  f  adalah bijektif.

2.1.7 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan masalah yang melatar belakangi penelitian yaitu

rendahnya hasil belajar peserta didik SMA Negeri 3 Palu pada materi invers

fungsi yang disebabkan oleh pembelajaran yang konvensional dan kurangnya

pemahaman peserta didik pada konsep fungsi invers, peserta didik kesulitan

dalam menentukan fungsi yang memiliki invers dan mengubah sebuah

persamaan fungsi ke bentuk persamaan fungsi invers. Kesulitan peserta didik

yang dimaksud dalam kasus ini terletak pada belum memahami konsep fungsi

invers yang sebenarnya.

Oleh karenanya untuk mengatasi masalah dalam kasus ini diperlukan

upaya yang relevan yang ditinjau dari penyebab. Upaya yang ditawarkan

calon peneliti yaitu model penemuan terbimbing pada materi fungsi invers.

Dalam model penemuan terbimbing, peserta didik didorong untuk

menemukan sendiri konsep belajar melalui penjelasan yang diberikan oleh

guru, disini peserta didik tidak hanya memahami materi tetapi peserta didik

45
mampu mengkonsepkan dan memaknai sendiri pengetahuannya sehingga apa

yang diajarkan dapat dicerna dengan baik serta lebih memicu daya ingat.

Dengan penerapan model penemuan terbimbing pada pembelajaran

matematika diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

materi fungsi invers. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Materi Fungsi


Invers di Kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu

Masalah SOLUSI
1. Pembelajaran masih berpusat PENERAPAN MODEL
pada guru
PEMBELAJARAN PENEMUAN
2. Peserta
. didik pasif dalam
pembelajaran TERBIMBING
3. Kurangnya kemampuan a. Perumusan masalah
peserta didik dalam hal b. Pemrosesan data
menyelasaikan soal fungsi c. Penyusunan konjuktor
invers d. Pemeriksaan konjuktor
4. Minat peserta didik terhadap e. Verbalisasi konjuktor
mata pelajaran matematika
rendah

Hasil yang diharapkan


1. Pembelajaran berpusat pada siswa
2. Siswa aktif dalam pembelajaran
3. kemampuan siswa dalam hal memahami fungsi invers dengan baik
4. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika meningkat

Gambar 2.7 Kerangka Pemikir

46
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan kerena

pendekatan kualitatif menghasilkan data hasil wawancara, data observasi,

data catatan lapanngan, serta data hasil belajar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Penelitian tindakan kelas dipilih dengan pertimbangan bahwa masalah

yang diangkat pada penelitian ini adalah masalah tentang bagaimana proses

pembelajaran di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengatasi

permasalahan yang terjadi di dalam kelas dan kemudian mengadakan

perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta menemukan

bentuk pengajaran di kelas yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas

yang di kembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto, (2006:

93). Tiap siklus dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu (1) perencanaan

(planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing) dan (4) refleksi

47
(reflecting). Dalam pelaksanaannya, komponen tindakan dan pengamatan

dijadikan satu kesatuan. Hal ini dikarenakan bahwa antara tindakan dan

pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan karena harus

dilakukan pada waktu bersamaan. Adapun alur desain penelitian ini dapat

dilihat pada gambar berikut.

Keterangan :
0
0 : Observasi Awal
4
1 : Perencanaan I
1
3 a 2 : Pelaksanaan Tindakan I

3 : Pengamatan/Observasi I
2
4: Refleksi

8 5 : Perencanaan II

6 : Pelaksanaan Tindakan II
7
b 5
7 : Pengamatan/Observasi II

8 : Refleksi
6
a : Siklus I

b : Siklus II

Gambar 3.1 Diagram Alur Desain Penelitian

3.3 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Palu yang berlokasi di

jalan Dewi Sartika No. 104 kelurahan Birobuli Selatan kecamatan Palu

48
Selatan, provinsi Sulawesi Tengah. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X IIS 2 SMA Negeri 3 Palu yang terdaftar pada tahun ajaran 2019/2020

yang berjumlah 28 terdiri atas 10 laki-laki dan 18 perempuan.

49
3.4 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan

data kuantitatif. Data kualitatif adalah data utama yang berupa aktivitas guru

dan siswa yang diperoleh dari hasil observasi selama pelaksanaan tindakan,

hasil wawancara dan catatan lapangan. Data kuantitatif digunakan sebagai

data pendukung yang melengkapi data kualitatif. Data kuantitatif dalam

penelitian ini berupa data hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal tes

awal dan tes akhir tindakan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis data, maka pengumpulan data dapat dilakukan

dengan dua cara sebagai berikut:

3.5.1 Data Kualitatif

Teknik pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data dari aktivitas

guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini diambil

dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Penilaian setiap

aspek pada lembar observasi diberikan dalam bentuk komentar deskriptif dan yang

bertindak sebagai observer pada penelitian ini adalah teman sejawat dan guru

matematika SMA Negeri 3 Palu.

50
2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan

untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanyajawab sepihak

(Suharsimi Arikunto, 2006: 30). Wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh

mana siswa dapat memahami dan mengerti tentang materi fungsi invers yang telah

diberikan. Selain itu digunakan juga untuk mengetahui masalah-masalah siswa dalam

menyelesaikan soal. Pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara tidak dibuat

berstruktur artinya tergantung pada hasil pekerjaan siswa dan jawaban-jawaban yang

muncul dari pertanyaan sebelumnya.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan instrument yang bertindak sebagai data pelengkap

yang berisi tentang segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

yang tidak dapat teramati dalam lembar observasi dan tidak terekam dalam

wawancara.( Lampiran 18 dan 29)

3.5.2 Data Kuantitatif

Pengumpulan data kuantitatif diperoleh dengan memberikan tes tertulis kepada

siswa. Tes tertulis yang diberikan terbagi atas:

1) Tes awal, yaitu tes yang diberikan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa

mengenai materi prasyarat fungsi invers dan untuk mengetahui keadaan siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah yang akan digunakan sebagai

dasar dalam penentuan informan dan pembentukan kelompok belajar.

51
2) Tes akhir adalah tes yang diberikan sesudah tindakan, tujuan pemberian tes akhir

ini untuk memperoleh data dan memberikan gambaran sejauh mana

perkembangan tingkat hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang

berkaitan dengan fungsi invers.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, calon peneliti mengacu pada teknik analisis

data model Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010) yaitu (1) Data reduction

(reduksi data), (2) Data display (penyajian data), (3) Conclution drawing/verification

(kesimpulan/verifikasi). Langkah-langkah analisis data tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Data reduction (reduksi data)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data display (penyajian data)

Penyajian data setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Data yang disajikan bersifat naratif. Penyajian data dilakukan

dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh

dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan informasi dalam penarikan

52
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang diperoleh selanjutnya

dievaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya.

3. Conclution drawing/verification (kesimpulan/verifikasi)

Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan terhadap

hasil penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan pengungkapan

akhir dari hasil tindakan.

3.7 Kriteria Keberhasilan Tindakan

Hasil belajar siswa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajar

penemuan terbimbing dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator

keberhasilan pembelajaran pada siklus I dan Siklus II.

Pemahaman matematika siswa berdasarkan tes akhir siklus dikatakan

meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan

jumlah siswa yang tuntas pemahaman dari siklus 1 ke siklus berikutnya

dengan kriteria 75% dari total siswa dalam kelas, tuntas minimal pada tingkat

3 atau memuaskan dengan sedikit kekurangan. 2. Aktivitas belajar siswa di

katakan meningkat apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya

peningkatan aktivitas belajar siswa dari minimum aktivitas belajar siswa

berkategori aktif atau baik. 3. Prosentase hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus 1 ke siklus berikutnya dengan Kriteria ketuntasan

Minimal (KKM) sebesar 70.

53
fungsi dan fungsi invers. Adapun indikator keberhasilan untuk siklus II

adalah menyelesaikan dan mengubah dalam bentuk aljabar sebuah fungsi ke

bentuk fungsi invers. Seorang siswa sudah tuntas secara individu jika

memperoleh nilai minimal 70 dan memperoleh ketuntasan klasikal minimal

75%. Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan rumus:

jumlah siswa yang tuntas


Kk = ×100%
jumlah keseluruhan siswa yang mengikuti tes

Keterangan : K k =¿ ketuntasan belajar klasikal

Suatu kelas di katakan tuntas jika siswa memperoleh nilai minimal 70

dan ketuntasan belajar klasikal 75%, maka kelas sudah dikatakan tuntas

dengan kategori “baik”. Setelah itu data diklasifikasaikan menurut table

klasifikasi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menurut Padmawati

(dalam Sudarman 2008:30) sebagai berikut.

NO Presentase Pelaksanaan
1 81-100 Baik Sekali

2 61-80 Baik

3 41-60 Cukup Baik

4 21-40 Kurang Baik

5 < 20 Tidak Baik

Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Pelaksanaan Pembelajaran

3.8 Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pra tindakan dan tahap

pelaksanaan tindakan. Rincian dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

54
3.8.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian tindakan terbagi

dalam bentuk siklus dan terdiri atas dua siklus. Tiap siklus dilakukan dalam beberapa

tahap yaitu, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Siklus I

1) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

(1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(2) Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)

(3) Menyiapkan tes akhir tindakan.

(4) Menyiapkan kunci jawaban tes akhir tindakan.

(5) Membuat lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan lembar

observasi siswa.

2) Pelaksanaan penelitian tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini didasarkan pada rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

penemuan terbimbing.

3) Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi yang telah

55
disediakan. Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat dan guru matematika kelas X

IIS 1 SMA Negeri 3 Palu.

4) Refleksi

Refleksi merupakan tahap di mana peneliti melakukan analisis hasil yang telah

diperoleh pada tahap observasi dan hasil belajar siswa dari hasil tes akhir tindakan,

serta melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses

pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisi data yang

diperoleh berdasarkan hasil tes akhir yang dilakukan sesudah tindakan, observasi,

wawancara dan catatan lapangan untuk mengetahui kekurangan yang terjadi selama

tindakan berlangsung. Hasil analisis data yang diperoleh kemudian dikaji dan diolah

untuk menentukan langkah selanjutnya dalam upaya untuk perbaikan pada siklus

berikutnya.

Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II , tahapan-tahapan yang dilakukan tidak jauh

berbeda dengan tahapan pada siklus I. Tahapan pada siklus II dilakukan untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I. Apabila hasil

refleksi tindakan siklus I perlu dilakukan perbaikan, maka dilakukan perbaikan

pembelajaran pada siklus II yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tahap

yang dilakukan pada siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Data yang diperoleh

56
pada siklus I dan siklus II dikumpulkan dan dianalisa kembali hasilnya dan

digunakan dalam membuat kesimpulan.

Data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dikumpulkan kemudian dianalisis hasilnya

dan dibuatkan kesimpulan yaitu bagaimanakah penerapan model pembelajaran

penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa

pada materi fungsi invers di kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu.

57
58
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu hasil pra tindakan dan hasil

pelaksanaan tindakan. Adapun rincian dari masing-masing hasil penelitian tersebut

dijelaskan sebagai berikut :

4.1.1 Hasil Pra Tindakan

Peneliti melakukan observasi awal terhadap kondisi kelas X IIS 1 SMA Negeri

3 Palu. Hasil yang diperoleh dari observasi ini, yaitu pembelajaran matematika di

kelas X IIS 1 dilakukan 2 kali setiap minggu, dengan rincian pada hari Senin dan

pada hari Selasa. Jumlah siswa yang terdaftar di kelas X IIS 1 tahun ajaran

2019/2020 sebanyak 31 siswa yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 15 orang

perempuan.

Tes awal dIberikan kepada siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu tanggal 4

Februari 2020 untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dengan 3 butir soal.

Adapun siswa yang mengikuti tes awal sebanyak 30 orang siswa dan yang tidak

mengikuti 1 orang siswa.

Hasil analisis tes awal (Lampiran 5) menunjukkan bahwa dari 30 siswa yang

mengikuti tes terdapat 12 orang yang mencapai nilai ketuntasan sedangkan 18 siswa

lainnya masih kesulitan dalam menyelesaikan soal fungsi dan operasi aljabar.

Kesulitan yang dialami siswa yaitu tidak bisa mengingat kembali pengertian fungsi

59
60

dan relasi sehingga tidak bisa membedakan antara diagram panah yang merupakan

fungsi dan relasi seperti pada soal nomor 1. Pada soal nomor 2 dimana soal ini

berkaitan dengan soal nomor 1, siswa kesulitan dalam menentukan sifat-sifat fungsi

dikarnakan pemahaman tentang fungsi dan relasi masih kurang. Pada soal nomor 3

siswa kesulitan dalam mengoperasi bentuk aljabar.

Gambar 4.1 Pekerjaan siswa tes awal Nomor 1

Gambar 4.2 Pekerjaan siswa tes awal Nomor 2

-4 x -2y = -24

seharusnya

-4x = 2y-24
?
Gambar 4.3 Pekerjaan siswa tes awal Nomor 3
61

Setelah memeriksa hasil tes awal siswa peneliti membagi siswa dalam

kelompok-kelompok, Satu kelas dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa

dalam satu kelompok. Tujuan pembentukan kelompok agar siswa dapat saling

memberi masukan antara sesama anggota kelompok, sehingga semua kelompok aktif

selama proses pembelajaran berlangsung (Lampiran 6).

Berdasarkan tes awal dan saran dari guru matematika peneliti menentukan

informan sebanyak 3 orang. Tiga informan yang terpilih yaitu J berkemampuan

tinggi, JC berkemampuan sedang dan M berkemampuan rendah. Alasan peneliti

mengambil informan dengan tingkat kemampuan berbeda karena peneliti ingin

mengetahui informasi tentang kemapuan siswa menyelesaikan soal yang di berikan.

4.1.2 Hasil Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I

dan siklus II. Masing-masing siklus mengacu pada model yang dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc Taggart yaitu setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi.

Adapun hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini peneliti meyiapkan seluruh perangkat

pembelajaran mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat


62

pada (Lampiran 7), Lembar Kerja Pesrta Didik (LKPD) terlihat pada (Lampiran 8),

soal tes akhir tindakan (Lampiran 9), lembar observasi aktifitas guru (Lampiran 13),

dan lembar observasi aktifitas siswa (Lampiran 15).

b. Pelaksanaan Tindakan

Proses pembelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan

sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan mengajarkan materi konsep fungsi invers dengan berpedoman

pada RPP yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran

penemuan terbimbing. Pertemuan kedua siswa mengerjakan tes akhir tindakan siklus

I. Adapun uraian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada tahap-

tahap model pembelajaran penemuan terbimbing menurut Markaban (2006) yaitu:

(1) Perumusan masalah, (2) pemroresan data, (3) penyusunan konjektur, (4)

pemeriksaan konjektur, (5) verbalisasi konjektur, dan (6) umpan balik. Kegiatan yang

dilaksanakan pada setiap pertemuan diuraikan sebagai berikut :

Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2020 pada pukul

07:15 – 8:45 atau 2 × 45 menit. Dengan materi konsep fungsi invers pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan RPP yang telah disusun sebelumnya (Lampiran 7).

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dilakukan tiga tahap yaitu (1) kegiatan

awal (2) kegiatan inti dan (3) kegiatan akhir.


63

(1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal berlangsung selama 10 menit. Pada kegiatan awal ini, peneliti

yang sebagai guru, membuka kegiatan pembelajaran dan mengucapkan salam,

meminta siswa berdoa bersama dan mengecek kehadiran siswa, serta menyampaikan

tujuan pembelajaran kepada Peserta didik. Selanjutnya peneliti mengecek kehadiran

siswa yang pada saat itu siswa yang hadir berjumlah 31 orang. Selanjutnya guru

memotivasi siswa agar terus giat dalam belajar. Kemudian guru mengecek

pengetahuan prasyarat siswa dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan secara

lisan maupun tulisan. Berikut dialog peneliti dengan siswa :

Peneliti : Selamat pagi. Apa kabar hari ini ?


Peserta Didik : Baik Pak.
Peneliti : Oke. Sebelum kita memulai pembelajaran mari terlebih dahulu
kita berdoa. Ketua kelas yang pimpin kita dalam doa. Hari ini
kita akan mempelajari tentang fungsi invers, tapi sebelumnya
saya mau tanya siapa yang tahu tentang fungsi ?
Peserta Didik : saya Pak, fungsi itu adalahsetiap anggota di himpunan domain
memiliki tepat 1 anggota di kodomain
Peneliti : Ya kamu tepat, kemudian siapa yang tahu jenis-jenis fungsi
Peserta Didik : saya Pak, ada bijektif, injektif dan surjektif
Peneliti : Ya betul, saya piker kalian sudah memahami dasar-dasar fungsi
dan hari ini kita akan mempelajari mengenai fungsi invers yang
dimana masih berkaitan dengan fungsi, apakah kalian siap ?
Peserta Didik Siap Pak

Kemudian, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

secara singkat tentang model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model

pembelajaran penemuan terbimbing, serta materi yang akan dipelajari. Berikut dialog

peneliti dengan siswa :

Peneliti : Hari ini kita akan mempelajari materi selanjutnya yaitu materi
tentang fungsi invers. Adapun tujuan pembelajaranya yaitu
64

pertama Peserta didik dapat menjelaskan definisi invers suatu


fungsi mengunakan gambar diagram panah yang diberikan dengan
baik dan kedua Peserta didik dapat menjelaskan definisi fungsi
invers dari sifat fungsi yang diperoleh dengan baik. Dan saat ini
saya memakai model pembelajaran penemuan terbimbing dimana
kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan kalian akan
bekerja sama di dalam kelompok untuk mengisi LKPD yang akan
diberikan, kalian mengerti ?

Hasil yang diperoleh dari kegiatan awal ini yaitu siswa menyimak dengan

baik penjelasan guru. Meskipun ada siswa yang terlihat cuek saat guru menjelasakan,

namun guru meminta agar memperhatikan penjelasan agar mereka bisa mengikuti

pembelajaran dengan baik. Siswa bergabung dengan teman kelompoknya dengan

keadaan cukup tenang. Pada saat pembentukan kelompok dibutuhkan waktu yang

cukup lama karena siswa masih menyesuaikan tempat duduk mereka.

(2) Kegiatan Inti

1) Perumusan masalah.

Peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan aktifitas pembelajaran, pada

langkah ini peneliti menyampaikan pokok pembelajaran yang ada di LKPD, disini

peneliti memberikan perumusan masalah kepada siswa yaitu bagaimana cara kalian

menemukan balikan dari suatu fungsi. Pada tahap ini semua kelompok

memperhatikan LKPD yang telah dibagi sebelumnya. Peneliti juga menjelaskan

bahwa setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap kelompoknya serta ikut

berpatisipasi, berfikir dan bersama-sama berusaha dalam mengerjakan permasalahan

yang ada pada LKPD. Berikut kutipan penyampaian peneliti kepada seluruh siswa :

Guru : Baiklah saya telah membagikan LKPD pada setiap kelompok di dalam
LKPD ada gambar tentang bagaimana cara menunjukkan invers suatu
65

fungsi dan pengertian mengenai fungsi invers.


Siswa : Pak.. kami masih bingun dengan apa maksud mebalikkan pemetaan ?
Guru : Jadi dibalik arah pemetaannya yang tadinya domain ke kodomian
sekarang dari kodomain ke domain.
Siswa : Baik Pak, kami akan mencobanya
Guru : Iya, silahkan mengerjakan LKPDnya dan jika ada yang tidak dipahami
silahkan tanya kembali ke Bapak.

Hasil yang diperoleh pada tahap perumusan masalah yaitu siswa memahami

bagaimana mengerjakan LKPD tersebut, setelah itu siswa bertanya cara

membalikkan pemetaan kepada peneliti, dan mereka membuat balikkan dari setiap

diagram panah tersebut.

2) Pemrosesan data dan Penyusunan konjektur

Kegiatan yang dilakukan pada langkah Pemprosesan data siswa menyusun,

memproses, mengorganisir, dan menganalisis masalah yang diberikan oleh peneliti

tentang materi konsep fungsi invers. Pada kegiatan ini semua kelompok

memperhatikan dan mengerjakan permasalahan yang ada pada LKPD dan menyusun

konjuktor (Lampiran 8). Peneliti mengamati dan mengawasi siswa yang sedang

mengerjakan LKPD, dan memberikan bantuan seperlunya kepada kelompok yang

mengalami kesulitan. Hasil yang diperoleh pada tahap ini yaitu sebagian besar siswa

dalam kelompok memerlukan bimbingan seperlunya untuk menemukan konsep

fungsi invers

Hasil yang diperoleh pada tahap perumusan masalah yaitu selama mengerjakan

LKPD, sebagian siswa terlihat aktif dan antusias dalam mrngikuti langkah-langkah

kerja dan menemukan syarat agar suatu fungsi dikatakan memiliki invers. Namun
66

terdapat 1 dan 2 orang siswa dalam setiap kelompok tidak aktif dalam mengerjakan

LKPD. Hal ini ada yang disebabkan karena siswa tersebut kurang memehami apa

yang akan dilakukan pada LKPD dan membiarkan teman lain yang mngerjakan

LKPD. Melihat hal ini, guru kembali mengingatkan bahwa setiap siswa dalam

kelompok harus berpartisipasi dalam mengerjakan LKPD. Pada proses penyusunan

konjektur atau dugaan sementara masih ada siswa dalam kelompok memerlukan

bimbingan untik mnemukan syarat agar suatu fungsi memiliki invers, kecuali para

siswa yang mampu menemukan syarat agar suatu fungsi memiliki invers dengan

mengikuti petunjuk dari LKPD dan petunjuk seperlunya dari guru.

3) Pemeriksaan konjektur

Setelah siswa selesai mengerjakan LKPD dan menyusun konjektur atau dugaan

sementara dari LKPD yang telah dikerjakan oleh kelompok belajar, peneliti

memeriksa hasil konjuktor siswa dan memberikan alasan kepada siswa terhadap

konjektur siswa yang melakukan kesalahan dalam hal mengerjakan LKPD. Pada

kegiatan ini masing-masing kelompok memeriksa hasil pengerjaan mereka dan

memperbaiki jika ada terdapat kekeliruan atau kesalahan yang ada pada LKPD.

Hasil yang diperoleh yaitu semua kelompok dapat menemukan pengertian

fungsi invers. Penyelasaian yang ada pada LKPD untuk bagian A nomor 2 kelompok

2, 4 dan 6 melakukan kesalahan dalam menyelasaikan soal.


67

Seharusnya

Gambar 4.4 Jawaban siswa kelompok 2, 4 dan 6 pada LKPD No 2

4) Verbalisasi konjektur

Pada tahap ini, apabila kelompok telah memastikan kebenaran konjuktor

tersebut, maka verbalisasi konjuktor kembali di berikan kepada kelompok. Setelah

waktu yang tentukan dalam mengerjakan LKPD telah habis dan semua kelompok

telah menyelasaikan LKPD, maka peneliti selanjutnya meminta perwakilan


68

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Kelompok

lain dapat bertanya dan menanggapi kepada kelompok yang sedang

mempresentasikan didepan kelas. Selanjutnya peneliti membimbing siswa untuk

membuat kesimpulan tentang materi fungsi invers dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk memberikan pendapatnya tentang kesimpulan materi yang telah

dipelajari.

Peneliti : Kesimpulan apa yang dapat kita peroleh dalam pembelajaran hari ini

setelah mengerjakan LKPD ?


Siswa : “Kesimpulan tentang fungsi invers Pak ?”
Peneliti : Iya. Jadi apa yang dapat kalian simpulkan tentang fungsi invers ?
Siswa : Jadi Pak, fungsi invers merupakan fungsi yang ketika di balikkan atau

di inverskan masih merupakan sebuah fungsi.


Peneliti : Iya sudah benar, tapi yang bfungsi yang dapat dibalikkan menjadi

fungsi hanya fungsi yang memiliki siaft fungsi bijektif

Hasil yang diperoleh pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada

kelompok yang melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal yang ada pada LKPD.

Selanjutnya pada tahap mempresentasikan hasil perkerjaan kelompok, siswa masih

malu-malu tampil kedepan, disini guru mengambil tindakan menunjuk siswa dari

perwakilan kelompok untuk maju tampil didepan mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya. Pada saat perwakilan kelompok lain maju, siswa yang lain mulai aktif

memberikan pertanyaan atau tanggapan kepada kelompok yang sedang presentasi

didepan.

5) Umpan balik
69

Setelah memperoleh kesimpulan dari materi yang dipelajari, peneliti meminta

siswa mengatur kembali kursi sesuai tempat duduk masing-masing, selanjutnya

peneliti memberikan soal latihan individu materi mengenai macam fungsi yang

memiliki fungsi invers. Dalam mengerjakan soal latihan siswa tidak boleh

menyontek teman punya dan guru tidak memberikan bimbingan kepada siswa.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, peneliti mengumpulkan jawaban

siswa dan melakukan pemeriksaan hasil kerja siswa kemudian diserahkan kepada

siswa.

Hasil yang diperoleh pada tahap ini, yaitu siswa sudah mampu menyelasaikan

soal latihan namun masih di dominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan

sedang.

(3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan ini, saat pembelajaran berakhir peneliti tidak sempat

memberikan PR kepada siswa. Dikarenakan waktu habis, sebab dimulainya proses

pembelajaran jam 07:30 sementara di jadwal sebenarnya 07:15 dimulai

pembelajaran. Kemudian Peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

berpesan kepada siswa untuk tetap semangat belajar.


70

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yakni siswa mempoerhatikan arahan

guru dengan baik. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang tenang ketika guru

menyampaikan informasi dan arahan.

Pertemuan Kedua (Tes Akhir Tindakan)

Tes akhir tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2020 di kelas

X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu. Bentuk soal berupa tes uraian terdiri dari 2 butir soal

(Lampiran 15). sebelum membagi soal tes akhir tindakan peneliti terlebih dahulu

mengabsen Siswa, siswa yang hadir mengikuti tes akhir tindakan sebanyak 30 orang

siswa dan 1 orang siswa sakit.

Pada kegiatan Tes akhir tindakan ini memerlukan waktu 90 menit. 5 menit

mempersiapkan siswa untuk mengikuti tes, dengan memesan kepada siswa pada

kegiatan ini tidak dibagi kedalam bentuk kelompok, dan mengerjakan soalnya secara

individu serta tidak mengganggu teman lain.

c. Hasil Pengamatan/Observasi

Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru

(Lampiran 11) beserta kriteria penilaiannya (Lampiran 12) dan lembar observasi

aktifitas siswa (Lampiran 13) serta kriteria penilaiannya (Lampiran 14). Tujuan dari

observasi ini adalah untuk mengetahui aktifitas guru dan aktifitas siswa selama
71

proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran

penemuan terbimbing pada materi fungsi invers.

a) Hasil observasi pengamatan aktifitas guru di kelas

Pengamatan untuk aktifitas guru di dalam kelas dilakukan oleh guru matapelajaran

Matematika di SMA Negeri 3 Palu. Adapun aspek yang di nilai pada pengamatan

aktifitas guru di kelas sebagai berikut :

1. Aspek yang di nilai pada kegiatan awal yaitu: mengucapkan salam dan

mempersiapkan siswa untuk belajar, meminta siswa untuk berdoa, mengabsen siswa,

menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, serta memberi

apersepsi.

2. Aspek yang di nilai pada kegiatan inti yaitu: memberikan informasi pokok dan

penjelasan hal-hal yang akan dicapai, membagi siswa ke dalam kelompok, membagi

LKPD pada masing-masing kelompok, menjelaskan hal-hal yang di perlu dilakukan

dengan bantuan LKPD, Mengamati dan memberikan bimbingan/petunjuk terbatas

pada siswa yang mengalami kesulitan, meminta perwakilan masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, serta memimpin diskusi

dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan

atau pendapat.

3. Aspek yang di nilai pada kegiatan penutup yaitu: membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan dan menutup kegiatan pembelajaran.

4. Aspek yang di nilai pada pengolaan waktu yaitu: efektifitas pengolaan waktu

5. Aspek yang di nilai pada pengamatan suasana kelas yaitu: penampilan guru di dalam

kelas
72

Hasil penilaian yang di peroleh pada kegiatan awal memperoleh skor 20,

kegiatan inti memperoleh skor 30, kegiatan penutup memperoleh skor 6, pengolahan

waktu memperoleh skor 3, dan pengamatan suasana kelas memperoleh skor 4

sehingga jumlah skor yang di peroleh adalah 63. Persentase Nilai rata-rata aktifitas

guru di kelas adalah 78,75 %. Masuk dalam kategori “Baik”. Ini artinya penampilan

guru di kelas sudah baik. (Lampiran 13)

b) Hasil observasi pengamatan aktifitas siswa di kelas

Pengamatan untuk aktifitas siswa di dalam kelas dilakukan oleh teman sejawat.

Adapun aspek yang di nilai pada pengamatan aktifitas siswa di kelas sebagai berikut :

1. Aspek yang di nilai pada kegiatan awal yaitu: mempersiapkan diri untuk belajar,

berdoa bersama, memperhatikan guru mengapsen, mendengarkan penyampain

materi dan tujuan pembelajaran dari guru, serta mendengarkan apersepsi dan

memberikan pendapat.

2. Aspek yang di nilai pada kegiatan inti yaitu: memperhatikan penjelasan guru,

bergabung kedalam kelompok, berdiskusi dengan kelompok dalam mengerjakan

LKPD, bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya, menanggapi dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok

yang presentasi, serta menanggapi dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

3. Aspek yang di nilai pada kegiatan penutup yaitu: membuat kesimpulan dan

memperhatikan guru dan menjawab salam penutup

4. Aspek yang di nilai pada pengamatan suasana kelas yaitu: antusias siswa dan

interaksi dengan kelompok lain.


73

Hasil penilaian yang di peroleh pada kegiatan awal memperoleh skor 14,

kegiatan inti memperoleh skor 26, kegiatan penutup memperoleh skor 9, dan

pengamatan suasana kelas memperoleh skor 7 sehingga jumlah skor yang di peroleh

adalah 56. Persentase Nilai rata-rata aktifitas siswa di kelas adalah 70% Masuk dalam

kategori “Baik”. penampilan siswa sudah baik. (Lampiran 15).

d. Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus I

Hasil tes akhir tindakan di peroleh informasi bahwa siswa J dapat

menyelasaikan soal nomor 2 dengan benar namun ada kesalahan dalam

memperlihatkan balikan dari soal nomor 1 bagian (2). Siswa JC menyelasaikan soal

nomor 1 dan 2 dengan benar. Siswa M untuk penyelasaian soal nomor 1 masih

terdapat kesalahan dalam membedakan fungsi yang tidak memiliki invers dan

menggambar balikan dari sebuah fungsi dapat di lihat (Lampiran 11).

Informan 1 J
74

Informan 2 JC

Informan 3 M
75

Berdasarkan analisis hasil tes akhir tindakan siklus I, di peroleh data dari ketiga

orang informan yaitu siswa J mendapat nilai 97,75 , JC mendapat nilai 87,5, dan M

mendapat nilai 0. Dari data seluruh siswa yang mengikuti tes awal sebanyak 30 orang

siswa dan siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 orang siswa serta persentase

ketuntasan belajar klasikanya mencapai 63,33 % (Lampiran 11) dan ini masih dalam

kategori “cukup” artinya perlu di tingkatkan lagi ketuntasan belajar siswa.

e. Hasil Wawancara

Hasil wawancara siklus I (Lampiran 17) terhadap ketiga informan diperoleh

informasi yang beragam dari beberapa siswa. Wawancara dilakukan pada 3 orang

siswa yang telah ditentukan sebelumnya dengan kemampuan tinggi, sedang dan
76

rendah. Dari hasil wawancara siswa J (Informan 1) siswa sudah memahami dan

mampu menyelasaikan soal yang diberikan, bahkan ketika ditanyakan kembali

mengenai invers suatu fungsi J dapat menjawabnya dengan baik. Untuk siswa JC

(Informan 2) sudah mampu menyelasaikan soal nomor 2 dengan benar namun ada

kesalahan dalam memperlihatkan balikan dari soal nomor 1 bagian (2), setelah

peneliti melakukan wawancara JC menjelaskan lupa mengubah diagram panah

dengan benar. Untuk siswa M (Informan 3) tidak dapat menyelasaikan soal dengan

benar, dari hasil wawancara bahwa M ini masih bingung menyelasaikan soal dengan

benar sehingga peneliti melakukan membimbing kepada siswa M untuk memperbaiki

hasil pekerjaannya.

Hasil wawancara yang terlihat dari hasil pekerjaan ketiga informan tersebut

peneliti menyimpulkan bahwa siswa sudah paham memahami pengertian dari fungsi

invers dan mampu menyelasaikan soal yang diberikan. Tapi ada beberapa siswa

belum mengerti apakah semua gambar diagram panah tersebut merupakan fungsi

atau relasi. Siswa juga masih sering lupa dengan perbedaan invers suatu fungsi dan

fungsi invers

f. Catatan Lapangan

Adapun catatan peneliti Selama proses pembelajaran berlangsung terhadap

siklus I ketika melakukan pembelajaran di kelas yaitu: (a) pada saat peneliti
77

melakukan pembagian kelompok, ada beberapa siswa protes karena tidak senang

dengan pasangan belajar atau kelompoknya, (b) pada saat pembentukkan kelompok

dan siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing suasana kelas menjadi ribut,

karena siswa dan peneliti harus merapikan meja dan kursi, (c) masih ada beberapa

pasangan belum kompak dengan teman kelompoknya dan kurang perhatian dalam

menyelasaikan soal yang ada pada LKPD, (d) masih ada beberapa siswa yang kurang

memperhatikan temannya yang sedang mengerjakan LKPD dan suka menyendiri dan

tidak mau membantu temannya untuk mengerjakan LKPD, (e). Siswa masih banyak

dibimbing sehingga membutuhkan waktu lama dari waktu yang di tentukan

sebelumnya dalam kegiatan inti.

g. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang terjadi pada

pelaksanaan siklus I dan dijadikan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Adapun

kelebihan yang terdapat pada siklus I, diupayakan untuk tetap di pertahankan

maupun ditingkatkan.

Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru siklus I diperoleh informasi bahwa

guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Namun masih terdapat beberapa

kekurangan yaitu guru harus lebih baik ketika membuka kegiatan pembelajaran,

membimbing siswa untuk membuat kesimpulan, menutup kegiatan pembelajaran,

dan guru harus efktivitas dalam pengelolaan waktu.


78

Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa siklus I diperoleh informasi bahwa

siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran namun masih perlu ditingkatkan

baik ketika berdoa bersama, memperhatikan guru mengabsen, memperhatikan guru

sedang menjelaskan, menanggapi dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain, serta

antusias dalam hal menanggapi, memperhatikan dan merespon.

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus I di peroleh informasi bahwa siswa

JC menyelasaikan semua soal dengan baik, siswa J menyelasaikan satu soal dan satu

soal lagi masih keliru dalam penyelesaian dalam hal membalikan suatu fungsi

diagram panah, sedangkan siswa M keliru dalam menyelasaikan soal dikarnakan lupa

mengingat kembali pelajaran yang sudah diajarkan. Sehingga untuk siklus

selanjutnya, dilakukan perbaikan dalam pembelajaran agar siswa dapat

menyelasaikan soal dengan benar.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan diperoleh informasi

bahwa siswa senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan

terbimbing, dalam hal ini karena bekerja sama dalam kelompok dan mengerjakan

LKPD, hanya saja masih ada siswa yang melakukan kesalahan menentukan balikan

dari setiap fungsi. Sehingga untuk siklus selanjutnya, dilakukan perbaikan dalam

pembelajaran agar kekurangan tersebut tidak terjadi lagi pada pertemuan selanjutnya.

Berdasarkan hasil catatan lapangan diperoleh informasi bahwa pada saat

peneliti melakukan pembagian kelompok, ada beberapa siswa protes karena tidak

senang dengan pasangan belajar atau kelompoknya, pada saat pembentukkan


79

kelompok dan siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing suasana kelas

menjadi ribut, karena siswa dan peneliti harus merapikan meja dan kursi, masih ada

beberapa pasangan belum kompak dengan teman kelompoknya dan kurang perhatian

dalam menyelasaikan soal yang ada pada LKPD, masih ada beberapa siswa yang

kurang memperhatikan temannya yang sedang mengerjakan LKS, Siswa masih

banyak dibimbing sehingga membutuhkan waktu lama dari waktu yang di tentukan

sebelumnya dalam kegiatan inti. Sehingga untuk siklus selanjutnya, dilakukan

perbaikan agar kekurangan-kekurangan tersebut tidak terjadi lagi di siklus

selanjutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini peneliti meyiapkan seluruh perangkat

pembelajaran mulai dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran19),

Lembar Kerja Peserta Didik (Lampiran 20), soal tes akhir tindakan (Lampiran 21),

lembar observasi aktifitas guru (Lampiran 25), dan lembar observasi aktifitas siswa

(Lampiran 26).
80

b. Pelaksanaan Tindakan

Proses pembelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan

sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama peneliti melaksanakan

pembelajaran dengan mengajarkan materi mencari fungsi invers dari sebuah fungsi

dengan cara manipulasi aljabar dengan berpedoman pada RPP yang telah disusun

sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing. pada

pertemuan kedua siswa mengerjakan tes akhir tindakan siklus II. Adapun uraian

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada tahap-tahap model

pembelajaran penemuan terbimbing menurut Markaban (2006) yaitu: (1) Perumusan

masalah, (2) pemroresan data, (3) penyusunan konjektur, (4) pemeriksaan konjektur,

(5) verbalisasi konjektur, dan (6) umpan balik. Kegiatan yang dilaksanakan pada

setiap pertemuan diuraikan sebagai berikut :

Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2020 pada pukul

08:00 – 09:30 atau 2 × 45 menit. Dengan materi menentukan fungsi invers dari suatu

fungsi dangan cara manipilasi aljabar, pelaksanaan tindakan dengan menggunakan

RPP yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini

dilakukan tiga tahap yaitu (1) kegiatan awal (2) kegiatan inti selama dan (3) kegiatan

akhir.

(1) Kegiatan Awal


81

Peneliti sebagai guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, meminta siswa berdoa bersama di pimpin oleh ketua kelas, mengecek

kehadiran siswa. Siswa yang hadir pada kegiatan siklus II sebanyak 31 orang siswa.

Kemudian peneliti menyampaikan materi yang akan di pelajari yaitu menentukan

fungsi invers suatu fungsi menggunakan konsep aljabar dan menyampaikan tujuan

pembelajaran hendak dicapai yaitu siswa dapat menentukan fungsi invers dari suatu

fungsi baik mengunakan cara manual ataupun menggunakan rumus.

Hasil yang diperoleh pada tahap ini, siswa memperhatikan guru yang sedang

mengingatkan kembali materi prasyarat untuk mempelajari materi fungsi invers

dalam hal mengubah fungsi menjadi fungsi invers menggunakan konsep aljabar,

berupa materi konsep aljabar. Pada tahap ini siswa memberikan tanggapan dan

bertanya jika ada penjelasan dari guru yang tidak dipahami.

(2) Kegiatan Inti

1) Perumusan Masalah

Pada kegiatan ini, peneliti melakukan aktifitas pembelajaran dengan

membentuk kelompok terlebih dahulu setelah itu membagikan LKPD ke masing-

masing kelompok dan menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan dengan bantuan

LKPD, peneliti mengingatkan kepada siswa jika ada hal yang belum di mengerti atau
82

kurang dipahami dapat ditanyakan pada peneliti. Peneliti mengingatkan siswa untuk

bekerja sama kepada teman-teman sekelompoknya dengan bertanggung jawab serta

ikut berpatisipasi, berfikir bersama-sama berusaha dalam mengerjakan soal-soal

LKPD, dan tidak mengganggu kelompok lain. Kemudian meminta siswa

memperhatikan masalah yang ada pada LKPD.

Peneliti : Baiklah kalian sudah duduk pada masing-masing kelompoknya dan

bapak juga telah membagikan LKPD. Jika ada yang belum di

mengerti silahkan tanya ke bapak ?


Siswa : Iya Pak”

Peneliti : Oke langsung saja nak” perhatikan LKPDnya masing-masing dan

kerjakan

Siswa : “Iya pak”

2) Pemrosesan Data dan Penyusunan Konjuktor

Kegiatan pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan siswa adalah menyusun,

memproses, mengorganisir dan menganalisis masalah yang diberikan oleh peneliti

tentang materi menentukan fungsi invers menggunakan konsep aljabar. siswa

mengerjakan LKPD secara berkelompok dan menyusun konjektur dari LKPD yang

di kerjakan. Peneliti mengamati dan mengawasi siswa yang sedang mengerjakan


83

LKPD, dan sesekali memberikan bantuan seperlunya kepada siswa yang mengalami

kesulitan.

Hasil yang di peroleh yaitu sebagian besar dari siswa memahami langkah-

langkah pada LKPD tersebut dengan baik, namun hanya saja mereka belum mampu

membuat kesimpulan dengan benar. Peneliti berpendapat bahwa yang menyebabkan

masalah ini adalah pemahaman anggota kelompok yang masih rendah. Dengan

bimbingan peneliti akhirnya ada beberapa kelompok yang mendapat kesulitan dapat

menyelasaikan permasalahan yang ada pada LKPD.

3) Pemeriksaan konjektur

Setelah siswa selesai mengerjakan LKPD dan menyusun konjektur atau dugaan

sementara dari LKPD yang di kerjakan siswa, peneliti memeriksa hasil konjektur

siswa dari LKPD yang di kerjakan dan memberikan alasan terhadap alasan konjektur

yang melakukan kesalahan mengerjakan soal pada LKPD. Dan peneliti memberikan

kesempatan kepada kelompok yang melakukan kesalahan dalam hal mengerjakan

soal untuk memperbaikinya kembali.

Hasil yang diperoleh pada tahap ini yaitu kelompok 2 lupa menuliskan

kesimpulan pada saat mendapatkan hasil perhitungan akhir untuk soal nomor 2,

sementara kelompok 4 masih salah mengerjakan soal nomor 2.


84

Kesalahannya
sudah
mengganti
variable y
menjadi x

Gambar 4.2 Jawaban Kelompok 2

Seharusnya
( cy −ax ) y
?
?

Gambar 4.3 Jawaban Kelompok 4

4) Verbalisasi Konjektur

Setelah waktu yang ditentukan dalam mengerjakan dan memperbaiki kesalahan

pada LKPD telah habis dan semua kelompok telah menyelasaikan langkah-langkah
85

dan soal latihan LKPD, peneliti meminta wakil kelompok untuk maju

mempresentasekan hasil kerja kelompok mereka. Ternyata jawaban yang diperoleh

dari masing-masing kelompok semua sama, adapun perbedaannya hanya terdapat

pada kesimpulan akhir bahkan ada kelompok yang tidak membuat kesimpulan sama

sekali.

Pada saat salah satu kelompok sedang maju mempresentasekan hasil kerja,

beberapa kelompok yang lain mendiskusikan jawaban proses penemuan dan jawaban

dari soal latihan yang ada pada LKPD dan bertanya tentang hasil yang mereka

peroleh. Kemudian kelompok tersebut menjelaskan apa yang mereka paparkan. Jika

terjadi kekeliraun dalam penjelasan tersebut, peneliti dengan segera mengoreksi

jawaban tersebut. Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat

jawaban yang benar.

Peneliti : “Baiklah, presentasinya sudah selesai, nah sekarang kembali

ketempat duduknya masing dengan merapikan meja dan kursi seperti

biasanya”
Siswa : “Baik Pak” (sambil merapikan meja dan kursi)
Peneliti : “Oke semuanya sudah duduk di kursinya masing-masing,,

selanjutnya kesimpulan apa yang dapat kita peroleh dalam

pembelajaran ini setelah mengerjakan LKPD ?”


Siswa : “Kesimpulan yang kami dapat pada materi ini pak”

Kami bisa menyelasikan soal untuk menentukan fungsi invers suatu

fungsi dengan cara aljabar maupun menggunakan rumus Pak”.


Peneliti : “Bagus, jadi kalian sudah bias kalau Bapak berikan soal latihan tapi

tidak di kerjakan secara berkelompok lagi kayak yang kamu lakukan

sama teman kelompokmu barusan”.


86

Siswa : “Iya Pak”

Hasil yang diperoleh bahwa siswa dalam kelompok sudah aktif dan

memberikan tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi di

depan. Presentasi berlangsung dengan baik walaupun masih didominasi siswa yang

berkemampuan tinggi. Tetapi siswa yang berkemampuan sedang dan berkemampuan

rendah tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelas tersebut.

5) Umpan Balik

Setelah memperoleh kesimpulan dari materi ini, selanjutnya peneliti

memberikan soal latihan kepada siswa, soal dikerjakan secara individu dan tanpa

bimbingan dari guru. adapun waktu yang di tentukan mengerjakan soal 15 menit

untuk 2 butir soal. Setelah selesai mengerjakan soal, peneliti mengumpulkan

pekerjaan siswa dan melakukan pemeriksaan jawaban siswa.

Hasil yang diperoleh pada tahap ini yaitu siswa sudah memahami cara

mengerjakan soal dengan mengingat langkah-langkah dalam megerjakan soal latihan

untuk mencari fungsi invers dari suatu fungsi menggunakan konsep aljabar. namun

masih ada siswa yang masih melakukan kesalahan dalam menjawab soal mulai dari

menggambar sampai melakukan perhitungan.

(3) Kegiatan Akhir


87

Pada kegiatan ini, peneliti memberikan PR terlebih dahulu kepada siswa.

Kemudian menutup kegiatan pembelajaran dengan berpesan kepada siswa untuk

tetap belajar karena pertemuan berikutnya tes akhir tindakan.

Peneliti : “Baiklah pembelajaran kita hari ini sampai disini. Jangan lupa

sampai di rumah apa yang di pelajari hari ini di pelajari kembali

dan jungan lupa PR nya di kerjakan juga. Karena pertemuan

terakhir bapak masuk lagi di kelas kalian”.


Siswa : “Iya Pak”,,, “ masih belajar kelompok lagi Pak”?
Peneliti : “Tidak belajar kelompok lagi’ tapi masuk tes akhir pertemuan

seperti pertemuan minggu kemarin”


Siswa : Oh,, iya Pak”

Pertemuan Kedua (Tes Akhir Tindakan)

Tes akhir tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2019 di

kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu. Bentuk soal berupa tes uraian terdiri dari 2 butir

soal (lampiran 21). Siswa yang terdaftar tahun ajaran 2019/2020 berjumlah 31 orang

siswa, yang hadir pada kegiatan tes akhir tindakan sikkus II yang mengikuti tes akhir

tindakan sebanyak 18 orang siswa dan 3 orang siswa tidak hadir tanpa keterangan.

Pada kegiatan Tes akhir tindakan ini memerlukan waktu yang digunakan 90

menit. Kemudian mempersiapkan siswa untuk mengikuti tes, dengan memesan

kepada siswa pada kegiatan ini tidak dibagi kedalam bentuk kelompok, dan

mengerjakan soalnya secara individu serta tidak mengganggu teman lain.

c. Hasil Observasi
88

Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi aktifitas guru

(Lampiran 25) beserta kriteria penilaiannya (Lampiran 27) dan lembar observasi

aktifitas siswa (Lampiran 26) serta kriteria penilaiannya (Lampiran 28). Tujuan dari

observasi ini adalah untuk mengetahui aktifitas guru dan aktifitas siswa selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran

penemuan terbimbing pada materi menentukan fungsi invers dari sebuah fungsi

menggunakan konsep aljabar.

a) Hasil observasi pengamatan aktifitas guru di kelas

Pengamatan untuk aktifitas guru di dalam kelas dilakukan oleh guru mata

pelajaran Matematika di SMA Negeri 3 Palu. Adapun aspek yang di nilai pada

pengamatan aktifitas guru di kelas sebagai berikut :

1. Aspek yang di nilai pada kegiatan awal yaitu: mengucapkan salam dan

mempersiapkan siswa untuk belajar, meminta siswa untuk berdoa, mengabsen siswa,

menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, dan memberi

apersepsi

2. Aspek yang di nilai pada kegiatan inti yaitu: memberikan informasi pokok dan

penjelasan hal-hal yang akan dicapai, membagi siswa ke dalam kelompok, membagi

LKPD pada masing-masing kelompok, menjelaskan hal-hal yang di perlu dilakukan

dengan bantuan LKPD, mengamati dan memberikan bimbingan/petunjuk terbatas

pada siswa yang mengalami kesulitan, meminta perwakilan masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, serta memimpin diskusi


89

dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan pertanyaan

atau pendapat.

3. Aspek yang di nilai pada kegiatan penutup yaitu: membimbing siswa untuk membuat

kesimpulan dan menutup kegiatan pembelajaran

4. Aspek yang di nilai pada pengolaan waktu yaitu: efektifitas pengolaan waktu

5. Aspek yang di nilai pada pengamatan suasana kelas yaitu: penampilan guru di dalam

kelas.

Adapun hasil penilaian yang di peroleh pada kegiatan awal memperoleh skor

28, kegiatan inti memperoleh skor 33, kegiatan penutup memperoleh skor 9 sehingga

jumlah skor yang di peroleh adalah 70. Presentase Nilai rata-rata aktifitas guru di

kelas adalah 87,5 %. Maka disimpulkan aktifitas guru pada siklus II masuk kategori

sangat baik . (Lampiran 25).

b) Hasil observasi pengamatan aktifitas siswa di kelas

Pengamatan untuk aktifitas siswa di dalam kelas dilakukan oleh teman sejawat.

Adapun aspek yang di nilai pada pengamatan aktifitas siswa di kelas sebagai berikut :

1. Aspek yang di nilai pada kegiatan awal yaitu: mempersiapkan diri untuk belajar,

berdoa bersama, memperhatikan guru mengapsen, mendengarkan penyampain

materi dan tujuan pembelajaran dari guru, serta mendengarkan apersepsi dan

memberikan pendapat.

2. Aspek yang di nilai pada kegiatan inti yaitu: memperhatikan penjelasan guru,

bergabung kedalam kelompok, berdiskusi dengan kelompok dalam mengerjakan


90

LKPD, bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya, menanggapi dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok

yang presentasi, serta menanggapi dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain

3. Aspek yang di nilai pada kegiatan penutup yaitu: membuat kesimpulan,

memperhatikan guru dan menjawab salam penutup.

4. Aspek yang di nilai pada pengamatan suasana kelas yaitu: antusias siswa dan

interaksi dengan kelompok lain.

Adapun hasil penilaian aktifitas siswa di kelas yang di peroleh pada kegiatan

awal memperoleh skor 21, kegiatan inti memperoleh skor 36, kegiatan penutup

memperoleh skor 10, sehingga jumlah skor yang di peroleh adalah 67. Presentase

Nilai rata-rata aktifitas siswa di kelas adalah 83,75%. Maka disimpulkan aktivitas

siswa pada siklus II masuk kategori baik (Lampiran 26).

d. Hasil Tes Akhir Tindakan

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan diperoleh informasi bahwa siswa J dan JC

dapat menyelasaikan semua soal dengan benar, hanya saja siswa M masih melakukan

kesalahan dalam menyelasaikan soal dan belum mampu mencari hasil akar dengan

angka yang besar.

Berdasarkan analisis hasil tes akhir tindakan siklus II, di peroleh data dari

ketiga informan yaitu siswa J mendapatkan nilai 100, siswa JC mendapatkan nilai

100, dan siswa M mendapatkan nilai 54,5, serta menunjukkan bahwa dari30 orang

siswa yang mengikuti tes terdapat 21 orang yang tuntas dan presentase ketuntasan

belajar klasikan mencapai 70 %. (Lampiran 23)


91

e. Hasil Wawancara

Setelah memeriksa hasil tes akhir tindakan siklus II, peneliti melakukan

wawancara terhadap ketiga orang informan. Dalam melakukan wawancara peneliti

tidak menggunakan wawancara secara testruktur, melainkan berdasarkan hasil

pekerjaan informan pada tes akhir siklus II. Tujuan dilakukan wawancara terhadap

ketiga informan adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka tentang

materi yang telah diberikan.

Dari hasil wawancara dengan J informan I (siswa berkemampuan tinggi), siswa

tersebut sudah memahami dengan jelas soal-soal yang diberikan. Siswa tersebut

sudah puas dengan nilai yang didapatnya. Siswa juga senang dengan proses belajar

menggunakan LKPD. Menurutnya kalau belajar kolompok siswa J senang karena di

LKPD itu ada berupa petunjuk untuk mengerjakan soal yang tadinya di anggap sulit

jadi mudah dikerjakan. Untuk siswa JC informan II (siswa berkemampuan sedang),

siswa sudah memahami soal-soal yang diberikan. Siswa tersebut sudah puas dengan

hasil jawabannya dan menerut siswa JC kalau pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran penemuan terbimbing siswa JC menyukainya karena ada

bimbingan dari teman sekelompoknya dan bimbingan dari guru. Untuk siswa M

informan III (siswa berkemampuan rendah), siswa ini tidak menjawab 1 soal,
92

menurutnya siswa M dia masih bingung mengubah variable dalam menyelesaikan

soal.(lampiran 30).

Berdasarkan hasil wawancara pada ketiga informan tersebut dan terlihat dari

hasil pekerjaan siswa, menurut peneliti siswa sudah paham menyelasaikan soal

fungsi invers, sudah bisa menentukan rumus suatu fungsi invers.

f. Catatan Lapangan

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, tidak banyak catatan yang di buat oleh

peneliti. pada saat pembentukkan kelompok dan siswa duduk dengan kelompoknya

masing-masing suasana kelas menjadi ribut, karena siswa dan peneliti harus

merapikan meja dan kursi, siswa pada setiap kelompok sudah mampu mengerjakan

LKPD yang di berikan oleh guru berdasarkan petunjuk yang ada pada LKPD, dan

sedikit bimbingan dari guru. Selain itu terjalin hubungan baik antara siswa dan guru.

g. Refleksi

Refleksi pada siklus II dilakukan dengan menganalisis kelebihan dan

kekurangan siklus ini untuk mengetahui apakah pembelajaran tindakan pada siklus II

di pandang berhasil atau tidak dengan mengacu pada pencapaian indikator

keberhasilan tindakan yang di tentukan. Adapun refleksi yang dilakukan berdasarkan

data hasil observasi aktivitas guru. Peneliti telah melaksanakan pelaksanaan

pembelajaran dengan baik dan telah memperbaiki kekurangan yang terjadi pada

siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, siswa sudah tertib

dan suasana kelas sudah tenang, siswa sudah mampu memberikan kesimpulan materi
93

yang telah dipelajari, siswa memperhatikan penyampaian guru dengan baik, serta

siswa mampu memahami materi dan menyelasaikan tepat waktu.

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan diperoleh informasi bahwa siswa J dan

siswa JC dapat menyelasaikan semua soal dengan benar. Sedangkan siswa M masih

melakukan kesalahan menjawab soal dan belum lengkap menyelasaikan soal lainnya.

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklu II, diperoleh informasi bahwa dari 30

siswa yang mengikuti tes terdapat 21 orang siswa yang tuntas belajar dan persentase

ketuntasan belajar klasikalnya mencapai 70%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II, sebelumnya pada siklus I persentase

ketuntasan belajar klasikal hanya mencapai 63,33%. Hal ini menunjukkan bahwa

keberhasilan tindakan telah tercapai pada siklus II, sehingga tidak perlu ada tindakan

selanjutnya. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peneliti telah

berhasil dan selesai dalam dua siklus.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya dilakukan empat

tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto 2009).

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu memberikan tes awal

kepada 33 orang siswa yang terdaftar dalam tahun ajaran 2019/2020. Namun yang

mengikuti tes awal hanya sebanyak 30 orang siswa. Hasil tes awal diperoleh

informasi bahwa banyaknya siswa tuntas adalah 12 orang siswa dan tidak tuntas 18
94

siswa, sehingga diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 40%. Hal ini

menyatakan bahwa pemberian tes awal bertujuan untuk mengetahui pengetahuan

siswa tentang materi prasyarat siswa dan hasilnya dijadikan sebagai pedoman untuk

membagi siswa kedalam kelompok belajar yang heterogen dan penentuan informan,

dengan tujuan agar siswa dapat saling membantu dalam proses berpikir dan kegiatan

belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2011) yang menyatakan bahwa

siswa dibentuk dalam kelompok belajar heterogen sehingga dapat saling mengetahui

siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.

Berdasarkan hasil tes awal, peneliti membagi siswa kedalam 6 kelompok

belajar. Kelompok tersebut terbentuk dari 30 siswa yang mengikuti tes awal

ditambah 3 siswa yang tidak ikut tes. Kelompok 1, 2, 3,4,5 dan 6 beranggotakan

masing-masing 5 siswa. Setelah itu peneliti berdiskusi dengan guru matematika SMA

Negeri 30 Palu, untuk mengetahui apakah hasil analisis tes awal siswa sudah sesuai

dengan keadaan siswa didalam kelas. Hasil analisis tes awal dan hasil diskusi dengan

guru, memberikan informasi mengenai siswa yang hendak dijadikan informan sesuai

tingkat kemampuan siswa.

Peneliti menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing pada

pelaksanaan tindakan terhadap materi Pengertian Fungsi Invers. Tujuan pembelajaran

ini agar siswa dapat menemukan sendiri pengertian fungsi invers dengan bimbingan

guru.

Peneliti memberikan apersepsi yang berupa materi prasyarat, yaitu pada siklus

I peneliti mengingatkan kembali kepada siswa tentang fungsi yang telah dipelajari
95

pada tingkat SMA dan SMP. Kemudian pada siklus II peneliti mengingatkan kembali

ke siswa bagaimana mengoperasikan aljabar yang telah di pelajari pada tingkat SMP.

Hasil dari pemberian apersepsi diperoleh bahwa siswa menjawab dan menanggapi

pertanyaan yang diajukan oleh guru, interaksi tersebut menunjukkan bahwa siswa

yang berkemampuan tinggi dan sedang mampu menguasai materi prasyarat. Hal ini

dilakukan karena pengetahuan prasyarat siswa sangat penting untuk membangun

pengetahuan baru. Hal ini sesuai dengan pendapat Usman dalam Nurseha (2017)

menyatakan bahwa latar belakang pengetahuan siswa harus mendapat perhatian

serius karena sangat penting untuk pelajaran yang baru.

Pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dilaksanakan dengan menggunakan

tahap-tahap model pembelajaran penemuan terbimbing yaitu: (a) Perumusan

masalah, (b) Pemrosesan data, (c) Penyusunan konjuktor, (d) Pemeriksaan konjuktor,

(e) Verbalisasi konjuktor, dan (f) Umpan balik. Hal ini sesuai dengan pendapat

Markaban (2006) agar pelaksanaan pembelajaran penemuan terbimbing berjalan

dengan efektif beberapa langkah yang ditempuh oleh guru matematika: perumusan

masalah, pemrosesan data, penyusunan konjuktor, pemeriksaan konjuktor, verbalisasi

konjuktor, dan umpan balik.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perumusan masalah, terlebih dahulu

peneliti membagi siswa kedalam kelompok heterogen selanjutnya membagikan

LKPD ke masing-masing kelompok yang sudah di bagi sebelumnya yang bertujuan


96

untuk mendorong siswa dalam proses penemuan dan dapat mengembangkan

kreativitas siswa dalam belajar. Kemudian meminta siswa memperhatikan LKPDnya

masing-masing, hasil yang diperoleh dalam perumusan masalah yaitu siswa dapat

memahami apa yang akan ditemukan dalam LKPD.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pemrosesan data dan penyusunan

konjuktor, siswa mengamati, menalar dan mencoba mengerjakan LKPD secara

berkelompok menyusun konjuktor. Pada siklus I diperoleh yaitu bahwa siswa sudah

mengerti dan membedakan antara invers suatu fungsi dan fungsi invers serta

mengerjakan soal latihan yang diberika, setelah diberikan bimbingan. Kemudian

hasil yang diperoleh pada siklus II adalah sebagian kelompok sudah dapat

menyelasaikan soal terapan yang ada pada LKPD.

Kemudian pada kegiatan penyusunan konjektur siswa menyusun dugaan

sementara atau perkiraan dari hasil analisis yang dilakukan. Selama siswa

mengerjakan LKPD, peneliti sebagai guru mengawasi dan memberikan bimbingan

seperlunya kepada siswa apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dan tidak

dimengerti selama proses pembelajaran.

Kegiatan pemeriksaan konjektur, peneliti memeriksa kembali hasil penyusunan

konjektur oleh siswa dan memberikan alasan terhadap konjektur siswa yang

melakukan keselahan. Hasil pemeriksaan konjektur pada siklus I diperoleh informasi

bahwa kelompok 2, 4 dan 6 masih melakukan kesalahan hitung dalam menyusun

konjuktor. Pada Siklus II diperoleh hasil bahwa hampir semua siswa bisa

menyelasaikan soal namun ada beberapa siswa yang masih melakukan kesalahan
97

gambar dan hitung, Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyusun konjektur yang benar.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap verbalisasi konjektur, peneliti meminta

perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas. Dalam hal ini tidak semua kelompok maju ke depan

untuk presentasi, peneliti menyampaikan kepada kelompok yang lain untuk

menanggapi ataupun bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi. Pada siklus

I diperoleh hasil, yaitu masih ada kelompok yang malu-malu untuk maju kedepan

mempresentasikan hasil pekerjaannya. Namun ketika ada kelompok yang ditunjuk

oleh peneliti maju kedepan siswa sudah aktif dalam mengajukan pertanyaan jika ada

yang tidak sesuai dari hasil temuan mereka. Pada siklus II yaitu tidak jauh berbeda

dari siklus I masih ada kelompok yang malu-malu maju kedepan mempresentasikan

hasil pekerjaannya, namun pada saat kelompok yang ditunjuk oleh peneliti maju

kedepan siswa sudah aktif dalam mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak sesuai

dari hasil temuan mereka. Selanjutnya peneliti melakukan umpan balik terhadap

tanggapan siswa. Kemudian peneliti bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan pembelajaran tentang materi yang telah dipelari.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap umpan balik, sebelum peneliti

memberikan soal latihan terlebih dulu menyuruh siswa merapikan meja dan kursi

seperti semual dan selanjutnya membagikan soal latihan secara individu dan

menjelaskan kepada siswa tidak boleh melihat pekerjaan teman atau menyontek

pekerjaan teman, pemberian soal ini berdasarkan apa yang mereka telah pelajari
98

sebelumnya. Pada siklus I hasil yang diperoleh pada tahap umpan balik, yaitu ada

beberapa siswa sudah bisa menjawab soal namun masih ada beberapa siswa masih

melakukan kesalahan hitung. Pada siklus II diperoleh hasil, yaitu hampir semua

siswa dapat mengerjakan soal latihan namun masih didominasi siswa yang

berkemampuan tinggi dan sedang, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah

masih sering melakukan keselahan hitung dan lupa rumus.

Pada kegiatan penutup, untuk siklus I yaitu peneliti memberikan PR kemudian

peneliti menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan

diadakan tentang tes akhir tindakan pada materi yang baru saja dipelajari pada siklus

I. Peneliti berpesan kepada siswa agar kembali mempelajari materi Pengertian Fungsi

Invers dan mengerjakan PR. untuk kegiatan penutup Pada siklus II yaitu peneliti

memberikan PR kemudian peneliti menginformasikan kepada siswa bahwa

pertemuan selanjutnya akan diadakan tentang tes akhir tindakan pada materi yang

baru saja dipelajari pada siklus II. Peneliti berpesan kepada siswa agar kembali

mempelajari materi Fungsi Invers dan mengerjakan PR.

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas menunjukkan bahwa aktivitas guru

dan aktivitas siswa mengalami peningkatan, setelah penerapan model pembelajaran

penemuan terbimbing. hal ini terlihat dari aspek yang diamati menunjukkan bahwa

persentase nilai rata-rata lembar observasi aktifitas guru pada siklus I adalah sebesar

78,75% (Lampiran 13), kemudian pada siklus II adalah sebesar 87,5% (Lampiran

25). Sedangkan pada aktifitas siswa pada siklus I adalah sebesar 70% (Lampiran 15),

kemudian pada siklus II adalah sebesar 83,75% (Lampiran 26).


99

Secara umum bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing

dalam proses pembelajaran, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan

kemampuan siswa dalam mendefinisikan pengertian fungsi invers dan menentukan

fungsi invers dari suatu fungsi dengan konsep aljabar. Selain dari data obsesrvasi,

adapun dari hasil analisis tes akhir tindakan siklus I dan siklus II di peroleh sebagai

berikut: untuk tes akhir tindakan siklus I siswa yang mengikuti tes sebanyak 30 orang

siswa dan 1 orang siswa sakit. Adapun Presentase ketuntasan belajar klasikal pada tes

akhir tindakan siklus I adalah sebesar 63,33% (Lampiran 11). Sedangkan untuk tes

akhir tindakan siklus II siswa yang mengikuti tes sebanyak 30 orang siswa dan 1

orang siswa tidak hadir. Adapun Presentase ketuntasan belajar klasikal pada tes akhir

tindakan siklus II adalah sebesar 70% (Lampiran 23). Dari hasil tes akhir tindakan

siklus II menunjukkan bahwa siswa telah mampu menyelasaikan soal dengan benar

namun ada beberapa siswa yang berkemampuan rendah masih ada yang melakukan

kesalahan hitung, penilaian ini berdasarkan KKM yang di tentukan oleh sekolah

yaitu 70.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, dapat di simpulkan bahwa

adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 3 Palu terhadap

materi Fungsi Invers melalui penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing

dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: (a) Perumusan masalah, (b)

Pemrosesan data, (c) Penyusunan konjektur, (d) Pemeriksaan konjektur, (e)

Verbalisasi konjektur, dan (f) Umpan balik.


100

BAB V

KESIMPULAN
101

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IIS 1 SMA

Negeri 3 Palu pada materi Fungsi Invers melalui penerapan model pemberlajaran

penemuan terbimbing telah berhasil dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut: 1) perumusan Masalah, 2) pemrosesan data dan penyusunan konjektur, 3)

pemeriksaan konjektur, 4) verbalisasi konjektur, 5) umpan balik.

Aktifitas yang dilakukan pada tahap perumusan masalah peneliti memberikan

LKPD kelompok kepada siswa selanjutnya menjelaskan kepada siswa bagaimana

cara mengerjakan LKPD. Pemberian LKPD ini bertujuan untuk menuntun siswa

dalam menemukan konsep dan kesimpulan dari materi yang diajarkan. Pada tahap

pemrosesan data dan penyusunan konjektur, peneliti menyampaikan kepada siswa

untuk mengamati, menalar dan mencoba mengerjakan LKPD secara berkelompok

dan menyusun konjektur. Aktifitas pada tahap pemeriksaan konjektur, peneliti

memeriksa hasil konjektur siswa dan memberikan alasan terhadap konjektur siswa

yang melakukan kesalahan, selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperbaiki konjektur yang salah. Pada tahap verbalisasi konjektur, peneliti

memilih perwakilan kelompok maju kedepan mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas. Kemudian peneliti mengajak siswa untuk

mendiskusikan jawaban dari kelompok yang tampil di depan. Pada tahap umpan

balik peneliti membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan memberikan soal

latihan guna untuk mengetahui hasil tes belajar siswa.


102

Berdasarkan hasil tes akhir tindakan, persentase ketuntasan belajar klasikal

siklus I adalah 63,33% dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan persentase

ketuntasan belajar klasikal siklus II mencapai 70%. Hal ini menunjukkan bahwa ada

peningkatan dari hasil belajar siswa yang tadinya rendah menjadi meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan di atas, maka beberapa saran

yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran penemuan

terbimbing dengan menggunakan LKPD dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Fungsi Invers,

karena model pembelajaran penemuan terbimbing digunakan dengan tujuan agar

siswa menemukan pengertian dari Fungsi invers dan dapat menyelasaikan soal

Fungsi Invers. sesuatu yang siswa temukan sendiri akan lebih berkesan dan

pembelajaran lebih bermakna.

2. Jika penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dilakukan dalam

bentuk kolompok, maka guru harus mengawasi dan mengontrol jalannya diskusi

dan selalu mengingatkan kepada siswa agar selalu aktif dalam pembelajaran. Hal

ini perlu agar tidak hanya siswa yang berkemampuan tinggi saja yang

mendominasi melainkan yang berkemampuan sedang dan rendah juga harus

aktif dalam pengerjaan LKPD.


103

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.
Bambang. (2013). Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia.
104

Dahar, R.W. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: PT. Gelora
Aksara Pratama.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke
Cipta.
Markaban, 2006.Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan
Terbimbing. Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional PPPG
Matematika.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nur, M. dan Wikandari, P.R. (2002). Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan
Pendekatan Konstruktivistik dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Nurseha. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perbandingan Trigonometri
dalam Segitiga Siku-siku Di Kelas X MIA I SMA Negeri 2 Palu. Skipsi
tidak diterbitkan. Palu: Universitas Tadulako.
Padungo,S.N. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Perbandingan Di
Kelas VII SMP Negeri 1 Pinogaluman. Jurnal Fakultas KIM Matematika
dan IPA. Volume 03, No.03.Tersedia: http//kim.ung.ac.id/Padungo.pdf (31
Januari 2018)
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, N. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung. Sinar Baru Algensindo.
Sudarman. (2008). Penerapan metode collaborative learning untuk meningkatkan
pemahaman materi. mata kuliah metedologi penenlitian. Majalah Ilmiah
Pembelajaran. 3(2). 94-100. www.jurnaljpi.files.wordpress .com /2009
/09/vol-3-no-2-sudarman.pdf
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM).
Surabaya: Pustaka Pelajar.
Terampe, A. P. (2019). Penerapan metode penemuan terbimbing untuk
meningkatkan hasil belajar komposisi dua fungsi pada siswa kelas XI IPA
SMAGKSTImanuelPalu.Tersedia:http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/J
EPMT/article/view/12525/9710 [18 Oktober 2019].
Ufi. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Palu dalam
Materi Hubungan Antar Garis dan Sudut. Skipsi tidak diterbitkan. Palu:
105

Universitas Tadulako
Ulya, I. dkk, (2016). Penerapan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Berbasis Lesson Study Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII Semester
Ganjil di UPTD SMP Negeri 1 Prambon Tahun Ajaran 2013/2014.
[Online],Vol.7,No.40.Tersedia:https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/h
andle/11617/6943/7_40_Makalah%20Rev%20Izzatul%20Ulya.pdf?
sequence=1,[31 Januari 2018].
106

LAMPIRAN

Lampiran 1

TES DIAGNOSTIK

Nama : ..........................................................
Kelas/Semester : ..........................................................
Hari/Tanggal : ..........................................................
Waktu : 40 menit
Petunjuk
107

 Tulislah nama, kelas/semester, hari, dan tanggal pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
 Bacalah dengan cermat serta pahami dengan baik setiap pertanyaan.
 Jika ada bagian yang kurang jelas, tanyakan pada guru.
 Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah dan jawablah setiap
pertanyaan yang diberikan secara rinci.
 Periksa kembali pekerjaan anda sebelum dikumpul.

1. Amatilah ketiga gambar fungsi berikut !

Manakah dari ketiga gambar fungsi tersebut yang memiliki fungsi invers?
tuliskan alasannya !

2. Tentukan fungsi invers dari persamaan berikut :


c. y=3−2 x
3x+4
d. y=
2 x−1
108

Lampiran 2

KUNCI JAWABAN TES DIAGNOSTIK

No. Jawaban Skor


109

1 a). Diketahui gambar 1 merupakan fungsi bijektif jika fungsi 10

f : P →Q tersebut di balikkan atau di inverskan menjadi f :Q → P

maka relasi tersebut tetap berkorespondensi satu-satu antara anggota

P dan Q.

Jadi fungsi bijektif tersebut memilki balikan fungsi yang merupakan

sebuah fungsi artinya fungsi tersebut adalah fungsi invers dari

fungsi yang bijektif itu.

b). Diketahui gambar 2 merupakan fungsi surjektif jika fungsi 10

g :C → D tersebut di balikkan atau di inverskan menjadi g :C → D

maka relasi tersebut berkorespondensi satu-satu antara anggota C

dan D namun bukan fungsi karena anggota domain dari D yaitu p

berkorespondensi dengan m dan n. Jadi fungsi surjektif tersebut

tidak memiliki fungsi invers


110

c). Diketahui gambar 1 merupakan fungsi injektif jika fungsi 10

h : E → F tersebut di balikkan atau di inverskan menjadi h : E → F

maka relasi tersebut tidak berkorespondensi satu-satu antara

anggota E dan F dan anggota E yaitu z tidak memiliki pasangan.

Jadi fungsi injektif tersebut tidak memiliki fungsi invers

2 a) Dik : y=3−2 x 35
Dit : f (x)−1 ?
Penyelesaian:
y=3−2 x
2 x=− y +3
− y +3
x=
2
3− y
x=
2
3− y
f ( y )−1=
2
3−x
f (x)−1 =
2
111

3x+4 35
b.) Dik : y=
2 x−1
Dit : f (x)−1 ?
Penyelesaian:
3 x +4
y=¿
2 x−1
y ( 2 x−1 ) =3 x+ 4
2 yx− y=3 x +4
2 yx−3 x= y +4
x ( 2 y−3 )= y +4
y+4
x=¿
2 y −3
y+4
f ( y )−1=¿
2 y −3
−1 x +4
f (x) =¿
2 x−3

Jumlah 100
skor yang diperoleh
NILAI ¿ × 100
skor total

Lampiran 3
112

TES AWAL

Nama : ..........................................................
Kelas/Semester : ..........................................................
Hari/Tanggal : ..........................................................
Waktu : 40 menit
Tujuan:
1. Untuk mengetahui pengetahuan prasyarat siswa.
2. Untuk menetapkan informan yang mempunyai kemampuan berbeda
(berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah)
3. Untuk menentukan kelompok belajar.
Petunjuk
 Tulislah nama, kelas/semester, hari, dan tanggal pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
 Bacalah dengan cermat serta pahami dengan baik setiap pertanyaan.
 Jika ada bagian yang kurang jelas, tanyakan pada guru.
 Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah dan jawablah setiap
pertanyaan yang diberikan secara rinci.
 Periksa kembali pekerjaan anda sebelum dikumpul.

1. Manakah dari gambar diagram panah berikut ini yang merupakan fungsi dan
relasi ? jelaskan alasannya !
113

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

2. Dari gambar soal nomor 1 manakah yang merupakan fungsi bijektif, surjektif,
injektif dan into ? jelaskan!

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

3. Ubalah persamaan berikut dalam bentuk persamaan eksplisit (y = f(x))


x y
a. + =3
2 4
b. √ y−4=x
c. 2 x2 +3 y 2=1
d. 37 xy=111 x2

Lampiran 4

PEDOMAN PENILAIAN TES AWAL


114

No. Jawaban Skor


1 Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang
menghubungkan setiap anggota x dalam suatu himpunan yang 5
disebut daerah asal (Domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari
suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (Kodomain).
Himpunan nilai yang diperoleh dari relasi tersebut disebut
daerah hasil ( Range). 
Jadi pada gambar tersebut yang termasuk fungsi adalah nomor
1,2,4 dan 6

Relasi adalah aturan yang menghubungkan setiap anggota 5


himpunan A ke himpunan B. Dimana A disebut domain (daerah
asal) dan B disebut kodomain (daerah kawan).
Jadi pada gambar tersebut yang termasuk relasi adalah nomor
3 dan 5

2. Fungsi Injektif disebut juga fungsi satu-satu. Misalkan fungsi f


5
menyatakan A ke B maka fungsi f disebut suatu fungsi satu-satu
(injektif), apabila setiap dua elemen yang berlainan di A akan
dipetakan pada dua elemen yang berbeda di B. Selanjutnya
secara singkat dapat dikatakan bahwa f : A → Badalah fungsi
injektif apabila a ≠ b berakibat f (a)≠ f (b) atau ekuivalen, jika
f (a)=f (b) maka akibatnya a=b.
5
Jadi pada gambar tersebut yang termasuk fungsi injektif adalah
nomor 1.

Fungsi surjektif disebut juga fungsi kepada. Misalkan f adalah


suatu fungsi yang memetakan A ke B maka daerah hasil f (A )
darif adalah himpunan bagian dari B atau f ( A )=B. Jika f (A )=B
yang berarti setiap anggota di B pasti merupakan peta dari
sekurang-kurangnya satu anggota di A maka dikatakan f adalah
fungsi surjektif atau “f memetakan A onto B”.
Jadi pada gambar tersebut yang termasuk fungsi surjektif adalah
nomor 1.

Fungsi bijektif disebut juga fungsi korespondensi satu-satu. Jika


115

suatu fungsi f : A → B merupakan fungsi injektif sekaligus fungsi 5


surjektif, maka f adalah fungsi yang bijektif atau “A dan B
berada dalam korespondensi satu-satu”.
Jadi pada gambar tersebut yang termasuk fungsi surjektif adalah
nomor 1.

Fungsi ke dalam B (fungsi into), jika wilayah hasil


fungsi f merupakan himpunan bagian dari himpunan B atau
Wf ⊂ B.
Jadi pada gambar tersebut yang termasuk fungsi surjektif adalah
nomor 2,4 dan 6.

3. x y
a. + =3
2 4
4 x +2 y
=3
6 15
4 x+2 y=18
2 y=18−4 x
18−4 x
y=
2
b. √ y−4=x 15
y−4=x 2
y=x 2 +4
c. 2 x2 +3 y 2=1
15
3 y 2=1−2 x 2
2 1−2 x 2
y=
3
1−2 x 2
y=
√ 3
d. 37 xy=111 x2
111 x 2
y= 15
37 x
y=3 x

Skor Total 90
skor yang diperoleh
Nilai = × 100
skor total

Lampiran 5
Nomor soal dan Skor Total Nilai Ketuntasan
1 2 3 Ya Tidak
No Inisial L/P Skor akhir
a a a b c d
116

10 20 15 15 15 15
1 AG L 10 15 5 10 10 15 65 72,22 
2 A P 10 15 10 15 10 15 75 83 
3 AK L 10 10 10 10 15 10 65 72,22 
4 BS P 5 10 5 5 5 10 40 44,44 
5 B P 5 10 5 5 10 10 45 50 
6 CS P 10 15 10 10 10 10 65 72,22 
7 DT P 10 10 10 5 10 15 60 66,67  
8 GA P 10 15 10 5 10 15 65 72,22 
9 J L 10 20 15 15 15 10 85 94 
10 JC L 5 10 15 10 10 15 65 72,22 
11 JO L 0 5 5 0 5 10 15 16,66 
12 JE P - - - - - - -
13 KA P 10 5 15 15 10 15 70 77,78 
14 M P 5 10 5 5 10 10 45 50 
15 MD P 5 10 5 5 5 5 35 38,89 
16 MA L 5 5 0 5 5 10 30 33 
17 MF L 0 10 0 5 5 5 25 27 
18 MK L 5 10 0 5 5 10 35 38,89 
19 MR L 5 10 5 10 10 5 45 50 
20 MY L 10 15 5 10 10 15 65 72,22 
21 NH L 5 5 0 0 0 0 10 11,11 
22 NI P 5 15 5 15 5 10 65 72,22 
23 PK P 0 10 0 5 5 10 20 22,22 
24 RH L 5 10 5 5 5 5 35 38,89 
25 SA L 10 15 10 10 10 15 70 77,78 
26 SR L 5 5 15 10 10 15 60 66,67 
27 S P 5 10 15 10 10 10 60 66,67 
28 TL L 10 15 0 5 5 10 45 50 
29 VJ P 5 10 0 10 10 15 50 55,56 
30 WR L 10 10 5 10 10 15 60 66,67 
31 YF P 10 10 10 10 10 15 65 72,22 
Jumlah siswa yang tuntas 12
Jumlah siswa yang tidak tuntas 18
Persentase ketuntasan klasikal = 12
×100 %=40 %
30
ANALISIS HASIL TES AWAL

Lampiran 6
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR

Kelompo Nama Siswa Inisial nilai Tingkat keterangan


k kemampua
n
117

Kelompok Vanesa Joy VJ 55,56 Sedang


1 Marika Dewi MD 38,89 Rendah
Moh. Al-Fayedh MF 27 Rendah
Afrianti A 83 Tinggi
Desi Torah DT 66,67 Sedang
Kelompok Junisti Enjelin JE - -
2 Maharani M 50 Rendah Informan 3
Sofyan Af Rialdi SR 66,67 Sedang
Saad Abiwakas SA 77,78 Tinggi
Bella B 50 Rendah
Moh Krisna MK 38,89 Rendah
Kelompok Beby Salwa BS 44,44 Rendah
3 Sovia Ananta S 77,78 Tinggi
Nurul Istiana NI 72,22 Sedang
Raja Hotman P. RH 38,89 Rendah
Malau
Coraima S CS 72,22 Sedang
Kelompok Gabriel Angela GA 72.22 Tinggi
4 Moh. Rifki MR 50 Rendah
Theo Lemba TL 50 Rendah
Jovandra JO 16,67 Rendah
Abd. Gafar AG 73,22 Sedang
Kelompok Yuliani Farial YF 72,22 Sedang
5 Moh. Yunus MY 72,22 Sedang
Jihad J 94 Tinggi Informan 1
Putri Keren PK 22,2 Rendah
Nedved Handapa NH 11,11 Rendah

Kelompok Wahyu R. WR 66,67 Sedang


6 Muh. Adityo P MA 33 Rendah
Joseph C JC 72,22 Sedang Informan 2
Kasih A KA 77,78 Tinggi
Arfit K AK 72,22 Sedang

Tabel rentang pembagian kelompok


Nilai Tingkat Kemampuan
40 – 56,7 Rendah
57,7 – 73,4 Sedang
74,4 – 90,1 Tinggi
118

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Siklus I
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Palu
119

Kelas/Semester : X /2
Mata pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Fungsi Invers
Alokasi Waktu : 2 × 40 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

KI3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis konsep dan sifat suatu fungsi dan melakukan manipulasi
aljabar dalam menentukan invers fungsi dan fungsi invers.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1 Mendeskripsikan definisi Invers suatu fungsi
120

3.1.2 Mendeskripsikan definisi fungsi invers dari sifat yang diperoleh


D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan definisi invers suatu fungsi mengunakan
gambar diagram panah yang diberikan dengan baik.
2. Peserta didik dapat menjelaskan definisi fungsi invers dari sifat fungsi yang
diperoleh dengan baik.
E. Materi Pembelajaran
1. Fungsi injektif
Jika fungsi f : A → B , setiap b ∈ B mempunyai kawan tidak lebih dari satu di A,
maka fungsi itu disebut fungsi satu-satu atau injektif

Contoh: :

Ciri – ciri fungsi yang bersifat injektif: - Tidak semua anggota kodomain punya
kawan di domain atau banyak anggota range sama dengan dari banyak anggota
domain

2. Fungsi Surjektif
121

Jika fungsif : A → B , setiapb ∈ B mempunyai kawan di A, maka fungsi itu


disebut fungsi surjektif atau onto.

Contoh:

Ciri – ciri fungsi yang bersifat surjektif: - Semua anggota kodomain


mempunyai kawan di domain atau banyak anggota range sama dengan banyak
anggota kodomain
3. Fungsi Bijektif
Suatu fungsi yang bersifat injektif sekaligus surjektif disebut fungsi bijektif atau
korespondensi satu-satu. Jika fungsif : A → B , setiap b ∈ B mempunyai kawan tepat
satu di A, maka fungsi itu disebut fungsi bijektif.

Contoh :

Ciri – ciri fungsi yang bersifat bijektif : - Banyak anggota dari domain ,
kodomain, dan range sama.
Fungsi invers atau fungsi kebalikan merupakan suatu fungsi yang berkebalikan
-1
dari fungsi asalnya. Suatu fungsi f memiliki fungsi invers (kebalikan) f  jika f
merupakan fungsi bijektif. Hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
122

(f-1)-1 = f

4. Fungsi invers

Semua himpunan yang dipetakan oleh fungsi mempunyai invers. Invers dari
himpunan tersebut dapat berupa fungsi atau bukan fungsi. Perhatikan gambar di
bawah ini.

Dari

gambar , pemetaan diperoleh dengan cara menukarkan atau membalik pasangan


terurut . Relasi g disebut invers dari f.

F. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Penemuan Terbimbing
Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab

G. Alat dan Bahan/Sumber/Media Pembelajaran


1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Buku paket Matematika SMA/MA Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 kelas
VII Semester 2.
Penulis : Abdur Rahman As’ari, Mohammad Tohir, Erik Valentino,
Zainul Imron, dan Ibnu Taufiq.
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
123

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Awal  Mengucapkan salam  Menjawab salam dan 10 menit
dan menyiapkan siswa mempersiapkan diri
untuk mengikuti untuk meng- ikuti
kegiatan pembelajaran pembelajaran
 Meminta siswa untuk  Berdoa bersama
berdoa bersama
 Mengabsen siswa  Memperhatikan guru
meng- absen
 Menyampaikan tujuan  Siswa mendengarkan
pembelajaran yang materi dan tujuan
hendak dicapai pembelajaran yang
disampaikan
 Memberi apersepsi  Mendengarkan
yang berupa materi apersepsi dari guru
prasyarat untuk mem- dan memberikan pen-
pelajarai materi fungsi dapat
invers
Inti Perumusan Masalah 100 menit
 Memberikan informasi  Memperhatikan dan
pokok-pokok materi men- dengarkan
dan penjelasan hal-hal informasi serta
yang akan di pelajari penjelasan dari guru
 Membagi siswa menjadi  Bergabung ke dalam
beberapa kelompok kelompok yang telah
yang heterogen dibagi
 Membagikan LKS  Menerima LKS
 Menjelaskan hal-hal  Mendengarkan dan
yang perlu dilakukan memperhatikan
dengan batuan LKS penjelasan dari guru
 Meminta siswa  Melakukan langkah-
melakukan langkah langkah kerja dan
langkah kerja dan menyelesaikan soal
menjawab per- tanyaan pada LKS
yang ada pada LKS

Pemrosesan Data dan Penyusunan Konjektur


 Berkeliling kelas  Menyelesaikan LKS
sambil meng- amati yang diberikan, jika
dan memberi ada kesulitan bertanya
124

bimbingan /petunjuk pada guru


terbatas pada siswa  Menyusun konjektur
yang mengalami
kesulitan
 Mengamati siswa pada
saat penyusunan
konjektur
Pemeriksaan Konjektur
 Memeriksa hasil  Menyerahkan
konjektur siswa dan konjektur yang telah
memberikan alasan disusun
terhadap konjektur
siswa bila terdapat
kekeliruan
 Memberikan  Memperbaiki
kesempatan kepada konjektur bila ada
siswa untuk menyusun yang salah
kembali konjektur yang
benar
Verbalisasi Konjektur
 Meminta perwakilan  Mempresentasikan
dari masing- masing hasil kerja
kelompok untuk mem- kelompoknya
presentasikan hasil kerja
kelopok
 Memimpin diskusi dan  Memberikan
mem- berikan pertanyaan atau
kesempatan kepada pendapat pada
kelompok lain untuk kelompok yang
memberikan presentasi
pertanyaan atau
pendapat
 Mengarahkan siswa  Memberikan
untuk membuat kesimpulan mengenai
kesimpulan dari materi materi yang telah
yang telah dipeajari dipelajari
Umpan Balik
Penutup  Memberikan soal latihan  Mengerjakan soal
fungsi invers latihan fungsi invers
 Mengecek jawaban  Memberikan jawaban
siswa kepada guru
 Memberikan tugas  Mencatat tugas
rumah 10
 Mengakhiri  Berdoa bersama serta menit
pembelajaran degan mendengarkan pesan
125

salam dan doa. Tak dari guru


lupa memberi pesan
untuk tetap belajar

Pertemuan ke-2
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Tahap-tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan 1. Membuka 1. Menjawab salam 5 menit
pembelajaran dengan dan berdoa.
salam dan mengajak
siswa untuk berdoa.
2. Menyampaikan
2. Mengecek kehadiran
nama siswa yang
siswa dan
tidak hadir beserta
mempersiapkan siswa
alasannya kepada
untuk mengikuti tes
guru, dan
akhir tindakan siklus I
menyiapkan diri
untuk mengikuti tes
akhir tindakan siklus
I.
Inti 1. Memberikan tes akhir 1. Mengikuti tes akhir 20
menit
tindakan siklus I. tindakan siklus I.
Penutup 1. Mengumpulkan 1. Mengumpulkan 5 menit
lembar jawaban lembar jawaban
siswa. kepada guru.
2. Mengakhiri 2. Berdoa dan
pertemuan dengan menjawab salam.
berdoa dan memberi
salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Tes Uraian
126

Lampiran 8

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

SIKLUS I

Hari/Tanggal : ..........................................................

Kelas/Semester : ..........................................................

Waktu : ..........................................................

Kelompok : ..........................................................

Nama Anggota : 1. ......................................................

2. ......................................................

3. ......................................................

4. ......................................................
127

5. ......................................................

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan dan menuliskan definisi invers suatu fungsi
mengunakan gambar diagram panah yang diberikan dengan baik.
2. Peserta didik dapat menjelaskan dan menuliskan definisi fungsi invers dari sifat
fungsi yang diperoleh dengan baik.

Petunjuk
1. Tulislah hari, tanggal, kelas, semester, waktu dan nama kelompok yang telah
disediakan.
2. Tanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada guru.
3. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKPD dengan teman
kelompokmu.

A. Menjelaskan definisi Invers suatu fungsi

1. Perhatikanlah gambar berikut ini !


128

Dari gambar (i), (ii), (iii), (iv), (v), (vi), (vii), (viii), dan (ix) manakah yang
merupakan fungsi bijektif, injetif, surjektif dan into. Tuliskan alasannya !
129

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

2. Gambarlah invers (balikan) dari diagram panah (i), (ii), (iii), (iv), (v), (vi),

(vii), (viii), dan (ix)! kemudian tuliskan kesimpulan mengenai invers suatu fungsi!

Catatan : Kalian dapat melihat buku pedoman untuk mengerjakan soal ini.

Invers suatu fungsi merupakan:


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
130

B. Menjelaskan definisi fungsi invers dari sifat yang diperoleh

1. Setelah kalian membuat gambar invers dari fungsi diagram panah (i), (ii),

(iii), (iv), (v) dan (vi) manakah dari kelima gambar tersebut yang merupakan fungsi

dan berikan alasannya !

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Jika ada yang merupakan fungsi maka itu disebut “fungsi invers” maka
menurut kalian apa itu fungsi invers ?
Fungsi Invers merupakan :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………........

Lampiran 9

TES AKHIR TINDAKAN


131

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X IIS 1/2

Alokasi Waktu : 40 menit

Materi: Pengertian fungsi invers


Petunjuk:
1. Tulislah nama, kelas, hari, dan tanggal pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah.
3. Jika ada bagian yang kurang jelas, tanyakan pada guru.
4. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan.

Soal
1. Perhatikan gambar diagram panah berikut ini!

a. Perlihatkan Invers dari setiap diagram panah tersebut !


b. Manakah yang disebut fungsi invers dari invers diagram panah tersebut!
Jelaskan!

2. Jelaskan perbedaan fungsi invers dan invers fungsi dengan berbagai cara !

Lampiran 10

PEDOMAN PENILAIAN TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS I


132

No Jawaban Skor
1. a)

5
133

b)Hanya diagram panah (5) yang memilliki fungsi invers


karnasebelum dibalikan pemetaannya (invers) diagram itu adalah
sebuah fungsi, dan setelah dibalikan tetap sebuah fungsi 5

20

2. Invers fungsi merupakan invers dari fungsi tetapi tidak semua


fungsi yang di inverskan merupakan fungsi 20
Fungsi invers merupakan fungsi yang ketika di inverskan masih
merupakn sebuah fungsi.
Contoh :

10

Jadi Fungsi Invers terjadi apabila Himpunan A ke Himpunan B


adalah fungsi, kemudian inversnya Himpunan B ke Himpunan A
adalah fungsi juga.

Total Skor 80
134

skor yang diperoleh


NILAI ¿ × 100
skor total

Lampiran 11
ANALISIS HASIL TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS I
Ketuntasan
No soal dan Skor Skor
Nilai Ya Tidak
1 Soal
No Inisial L/P a+b c Akhir
80
50 30
1 AG L 40 20 60 75 
2 A P 40 30 70 87,5 
3 AK L 45 20 65 81,25 
4 BS P 0 10 10 12,25 
5 B P 30 30 60 75 
6 CS P 5 10 15 18,75 
7 DT P 35 30 65 81,25 
8 GA P 30 30 60 75 
9 J L 45 30 75 93,75 
10 JC L 40 30 70 87,5 
11 JO L 0 10 10 12,25 
12 JE P 20 10 30 37,5 
13 KA P 30 10 40 50 
14 M P 40 10 50 62,5 
15 MD P 30 20 50 62,25 
16 MA L 35 30 65 81,25 
17 MF L 10 0 10 12,25 
18 MK L 35 30 65 81,25 
19 MR L 40 20 60 75 
20 MY L 35 30 65 81,25 
21 NH L - - - - 
22 NI P 20 10 30 37,5 
23 PK P 40 20 60 75 
24 RH L 35 30 65 81,25 
25 SA L 30 30 60 75 
26 SR L 25 10 35 43,75 
27 S P 40 20 60 75 
28 TL L 45 30 75 70 
135

29 VJ P 20 50 93,75 70 
30 WR L 30 20 50 62,5 
31 YF P 40 20 60 75 
Jumlah siswa yang tuntas 19
Jumlah siswa yang tidak tuntas 11
Persentase ketuntasan klasikal = 19
×100 %=63,33 %
30
Lampiran 12

HASIL PEKERJAAN INFORMAN TES AKHIR SIKLUS I

Informan 1 J
136

Informan 2 JC

Informan 3 M
137
138

Lampiran 13
139
140
141

Lampiran 14
142

KRITERIA PENILAIAN AKTIVITAS GURU

SIKLUS I

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
1 Kegiatan Awal
1. Membuka 1 Tidak melaksanakan
pembelajaran 2 Membuka pembelajaran tanpa
dengan salam dan mengucapkan salam
mengajak siswa 3 Membuka pembelajaran dengan
untuk berdoa. mengucapkan salam
4 Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan mengajak siswa
untuk berdoa, namun terlihat sibuk
sendiri
5 Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan mengajak siswa
untuk berdoa, serta ikut berdoa
2. Mengecek 1 Tidak melaksanakan
kehadiran siswa 2 Mengecek kehadiran siswa, namun tidak
dan menyiapkan siswa untuk belajar
mempersiapkan 3 Mengecek kehadiran siswa, dan
siswa untuk menyiapkan siswa untuk belajar, tanpa
belajar. memantau persiapan siswa
4 Mengecek kehadiran siswa, menyiapkan
siswa untuk belajar, dan memantau
persiapan beberapa siswa
5 Mengecek kehadiran siswa, menyiap-kan
siswa untuk belajar, dan memantau
persiapan seluruh siswa
3. Menyampaikan 1 Tidak melaksanakan
informasi tentang 2 Menyampaikan informasi tentang
subpokok subpokok bahasan yang akan dipelajari
bahasan yang 3 Menyampaikan informasi tentang
akan dipelajari, subpokok bahasan yang akan di-pelajari
serta dan tujuan pembelajaran yang hendak
menyampaikan dicapai, namun kurang jelas sehingga
tujuan membingungkan siswa
pembelajaran dan 4 Menyampaikan informasi tentang
hasil belajar yang subpokok bahasan yang akan dipelajari
diharapkan dapat dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai siswa. dicapai, dengan jelas namun keadaan
kelas sedikit ribut
5 Menyampaikan informasi tentang
subpokok bahasan yang akan dipelajari
143

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dengan jelas dan keadaan kelas
tenang
4. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
penjelasan 2 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
tentang kegiatan yang akan dilakukan, namun kurang jelas
yang akan sehingga membingungkan siswa
dilakukan selama 3 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
proses yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran pembelajaran, terdapat 1 sampai 4 siswa
yang memberikan respon
4 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran, terdapat 5 sampai 10
siswa yang memberikan respon
5 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran dan lebih dari setengah
siswa memperhatikan dengan baik.
5. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
motivasi kepada 2 Memberikan motivasi kepada siswa
siswa tentang namun tidak sesuai dengan materi yang
pengertian fungsi akan diajarkan.
invers. 3 Memotivasi siswa dengan mengaitkan
konsep yang akan dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari dan materi
selanjutnya, namun penyampaian kurang
jelas dan hanya terdapat 1 sampai 4 siswa
yang memberikan respon.
4 Memotivasi siswa dengan mengaitkan
konsep yang akan dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari dan materi
selanjutnya serta terdapat 5 sampai 10
siswa yang memberikan respon
5 Memotivasi siswa dengan mengaitkan
konsep yang akan dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari dan materi
selanjutnya, serta penyampaiannya yang
baik sehingga menarik perhatian siswa
dan lebih dari setengah dari jumlah siswa
memperhatikannya dengan baik.

6. Memberikan 1 Tidak melaksanakan


144

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
apersepsi kepada 2 Guru melakukan apersepsi kepada siswa,
siswa tentang namun tidak sesuai dengan materi yang
materi fungsi dipelajari
invers dan 3 Guru melakukan apersepsi kepada siswa
mengingatkan sesuai dengan materi yang akan
kembali simbol- diajarkan, namun tidak jelas sehingga
simbol siswa kebingungan
matematika yang 4 Guru melakukan apersepsi kepada siswa
akan digunakan sesuai dengan materi yang akan diajarkan
pada materi secara jelas, namun tidak memberikan
fungsi invers. kesempatan kepada siswa untuk
menanggapi
5 Guru melakukan apersepsi kepada siswa
sesuai dengan materi yang akan diajarkan
secara jelas, dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanggapi
7. Membagi siswa 1 Tidak melaksanakan
ke dalam 2 Mengarahkan siswa untuk membentuk
kelompok kelompok yang ditentukan guru secara
heterogen yang asal-asalan/tidak heterogen
terdiri dari 4-5 3 Mengarahkan siswa untuk membentuk
orang. kelompok yang heterogen telah
ditentukan guru

4 Mengarahkan siswa untuk membentuk


kelompok yang heterogen berdasarkan
tingkat akademik yang telah ditentukan
guru

5 Mengarahkan siswa untuk membentuk


kelompok yang heterogen berdasarkan
tingkat akademik yang telah ditentukan
guru.
2 Inti
1. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
penjelasan 2 Memberikan penjelasan dan menyajikan
kepada siswa masalah yang tidak berhubungan dengan
tentang materi materi yang diajarkan
konsep fungsi 3 Memberikan penjelasan yang
invers kemudian berhubungan dengan materi yang
memberikan diajarkan namun tidak menyajikan
masalah dan masalah
meminta siswa 4 Memberikan penjelasan yang
145

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
mengamati berhubungan dengan materi yang
masalah yang diajarkan namun menyajikan masalah
diberikan. yang tidak berhubungan dengan materi
yang diajarkan.
5 Memberikan penjelasan dan menyajikan
masalah yang berhubungan dengan
materi yang diajarkan
2. Meminta siswa 1 Tidak melaksanakan
menuliskan 2 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
informasi yang informasi yang terdapat dari masalah
terdapat dari tersebut secara teliti dengan
masalah tersebut menggunakan bahasa sendiri, namun
secara teliti masih kurang jelas dan siswa
dengan kebingungan.
menggunakan 3 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
bahasa sendiri. informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri, dan 1- 5
siswa sudah memahami dengan baik.
4 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri, dan 6 - 10
siswa sudah memahami dengan baik.
5 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri, dan lebih
dari setengah siswa sudah memahami
dengan baik.
3. Meminta siswa 1 Tidak melaksanakan
membuat 2 Mengarahkan siswa untuk membuat
hipotesis dari hipotesis dari masalah yang diberikan,
masalah yang namun lebih dari setengah siswa masih
diberikan. kebingungan.
3 Mengarahkan siswa untuk membuat
hipotesis dari masalah yang diberikan,
dan 1-5 siswa sudah memahami dengan
baik.
4 Mengarahkan siswa untuk membuat
hipotesis dari masalah yang diberikan,
dan 5-10 siswa sudah memahami dengan
baik.
5 Mengarahkan siswa untuk membuat
146

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
hipotesis dari masalah yang diberikan,
dan lebih dari setengah siswa sudah
memahami dengan baik.
4. Meminta siswa 1 Tidak melaksanakan
bekerja sama 2 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok dalam kelompok .
dan meminta 3 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
siswa memulai dalam kelompok dan meminta siswa
eksperimen memulai eksperimen dengan alat peraga,
dengan LKS yang terdapat 1-5 siswa sudah memahami
telah diberikan dengan baik
4 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok dan meminta siswa
memulai eksperimen dengan alat peraga,
terdapat 6-10 siswa sudah memahami
dengan baik
5 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok dan meminta siswa
memulai eksperimen dengan alat peraga,
terdapat lebih dari setengah siswa yang
merespon dan memahami dengan baik.
5. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
bantuan berkaitan 2 Memberikan bantuan berkaitan dengan
dengan kesulitan kesulitan yang dialami siswa, terdapat
yang dialami lebih dari setengah siswa masih
siswa. kebingungan.
3 Memberikan bantuan berkaitan dengan
kesulitan yang dialami siswa, terdapat 1-5
siswa sudah memahami dengan baik.
4 Memberikan bantuan berkaitan dengan
kesulitan yang dialami siswa, terdapat 6-
10 siswa sudah memahami dengan baik.
5 Memberikan bantuan berkaitan dengan
kesulitan yang dialami siswa, terdapat
lebih dari setengah siswa yang
memahami dengan baik.
6. Meminta masing- 1 Tidak melaksanakan
masing kelompok 2 Megarahkan masing-masing kelompok
untuk untuk mencocokkan rumusan kesimpulan
mencocokkan yang diperoleh dengan rumusan masalah
rumusan yang diberikan apakah rumusan
kesimpulan yang kesimpulan yang dibuat menjawab
diperoleh dengan masalah yang diberikan dan apakah hasil
rumusan masalah yang diperoleh sesuai dengan hipotesis
147

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
yang diberikan yang dibuat, semua kelompok masih
apakah rumusan kebingungan
kesimpulan yang 3 Megarahkan masing-masing kelompok
dibuat menjawab untuk mencocokkan rumusan kesimpulan
masalah yang yang diperoleh dengan rumusan masalah
diberikan dan yang diberikan apakah rumusan
apakah hasil yang kesimpulan yang dibuat menjawab
diperoleh sesuai masalah yang diberikan dan apakah hasil
dengan hipotesis yang diperoleh sesuai dengan hipotesis
yang dibuat. yang dibuat, terdapat lebih dari setengah
kelompok masih kebingungan
4 Megarahkan masing-masing kelompok
untuk mencocokkan rumusan kesimpulan
yang diperoleh dengan rumusan masalah
yang diberikan apakah rumusan
kesimpulan yang dibuat menjawab
masalah yang diberikan dan apakah hasil
yang diperoleh sesuai dengan hipotesis
yang dibuat, masih terdapat beberapa
kelompok yang masih kebingungan
5 Megarahkan masing-masing kelompok
untuk mencocokkan rumusan kesimpulan
yang diperoleh dengan rumusan masalah
yang diberikan apakah rumusan
kesimpulan yang dibuat menjawab
masalah yang diberikan dan apakah hasil
yang diperoleh sesuai dengan hipotesis
yang dibuat, semua siswa telah mengerti
dan melakukan kegiatan dengan baik
7. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
kesempatan 2 Mengarahkan siswa untuk
kepada satu di mempresentasikan hasil kerja
antara kelompok kelompoknya di depan kelas, terdapat
untuk lebih dari setengah siswa yang tidak
mempresentasika memperhatikan presentasi dari kelompok
n hasil kerja penyaji.
kelompoknya di 3 Mengarahkan siswa untuk
depan kelas. mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, terdapat 5-
10 siswa yang tidak memperhatikan
presentasi dari kelompok penyaji.
4 Mengarahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, terdapat 1-5
148

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
siswa yang tidak memperhatikan
presentasi dari kelompok penyaji.
5 Mengarahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, semua
siswa memperhatikan presentasi dari
kelompok penyaji.
8. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
kesempatan 2 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
kepada kelompok hasil kerja kelompok penyaji, terdapat
lain untuk lebih dari setengah siswa tidak
menanggapi hasil menanggapi hasil kerja kelompok
kerja kelompok penyaji.
penyaji. 3 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
hasil kerja kelompok penyaji, terdapat 5-
10 siswa tidak menanggapi hasil kerja
kelompok penyaji.
4 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
hasil kerja kelompok penyaji, terdapat 1-
5 siswa tidak menanggapi hasil kerja
kelompok penyaji.
5 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
hasil kerja kelompok penyaji, semua
siswa antusias menanggapi hasil kerja
kelompok penyaji.
3 Penutup
1. Bersama-sama 1 Tidak melaksanakan
siswa 2 Mengajak siswa menyimpulkan materi
menyimpulkan yang dipelajari, namun kurang jelas
materi yang 3 Mengajak siswa menyimpulkan materi
dipelajari yakni yang dipelajari namun tidak sesuai
konsep fungsi
dengan konsep yang dipelajari
invers.
4 Mengajak siswa menyimpulkan materi
yang dipelajari sesuai dengan konsep
yang dipelajari, namun sedikit tergesa-
gesa
5 Mengajak siswa menyimpulkan materi
yang dipelajari sesuai dengan konsep
yang dipelajari dengan jelas dan tenang
2. Menutup 1 Tidak melaksanakan
kegiatan 2 Menutup pembelajaran tanpa
pembelajaran mengucapkan salam
149

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
dengan 3 Menutup pembelajaran dengan
mengucapkan mengucapkan salam dalam keadaan yang
salam. sibuk sendiri
4 Menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam dengan tenang
5 Menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam dengan tenang dan
mengucapkan terima kasih
4 Pengelolaan Waktu dan Penampilan
1. Efektivitas 1 Datang terlambat dan tidak mengelola
pengelolaan waktu pembelajaran dengan baik
waktu 2 Datang tepat waktu tapi tidak mengelola
waktu pembelajaran dengan baik
3 Datang tepat waktu tetapi kurang pandai
mengelola waktu pembelajaran dengan
baik sehingga pulangnya sedikit
terlambat
4 Datang tepat waktu dan mengelola waktu
pembelajaran dengan baik tetapi pulang
sebelum waktu pelajaran usai
5 Datang tepat waktu, mengelola waktu
pembelajaran dengan baik dan pulang
saat waktu pelajaran usai
2. Penampilan 1 Memakai sandal, jeans, dan kaos oblong
guru dalam saat mengajar
pembelajaran 2 Memakai sepatu, jeans, dan kaos oblong
saat mengajar
3 Memakai sepatu, rok kain, dan kaos
oblong saat mengajar
4 Memakai sepatu, rok kain, dan kemeja
saat mengajar
5 Memakai pakaian yang sopan, layak
dipakai oleh pendidik, bersih, rapi, dan
menggunakan almamater saat mengajar
150

Lampiran 15
151
152

Lampiran 16

KRITERI PENILAIAN AKTIVITAS SISWA DI KELAS

Siklus I

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan


I Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan diri 1 Tidak menyiapkan diri untuk mengikuti
untuk belajar pembelajaran
2 Menyiapkan alat tulis yang tidak
berkaitan dengan materi ajar
3 Menyiapkan alat tulis yang berkaitan
dengan materi ajar namun tidak
memperhatikan guru
4 Menyiapkan alat tulis yang bekaitan
dengan materi ajar namun belum lengkap
5 Menyiapkan alat tulis lengkap dan
berkaitan dengan materi ajar serta
memperhatikan guru
2. Berdoa bersama 1 Tidak berdoa bersama
2 Berdoa bersama, namum bermalas-
malasan
3 Berdoa, tapi tidak bersama-sama
4 Berdoa bersama
5 Berdoa bersama-sama dengan baik dan
tenang
3. Memperhatikan 1 Tidak memperhatikan guru mengabsen
guru mengabsen 2 Memperhatikan, namun hanya bermalas-
malasan
3 Memperhatikan
4 Memperhatikan dengan baik
5 Memperhatikan dengan baik dan tenang
4. Mendengarkan 1 Tidak mendengarkan
penyampaian materi 2 Mendengarkan, namun hanya bermalas-
dan tujuan pembe- malasan
lajaran 3 Mendengarkan, namun tidak mem-
153

perhatikan
4 Mendengarkan dengan baik
5 Mendengarkan dengan baik dan tenang
5. Mendengarkan aper- 1 Tidak mendengarkan maupun memberi
sepsi dan memberi pendapat
pendapat 2 Mendengarkan namun tidak memberi
pendapat
3 Mendengarkan dan memberi pendapat
namun tidak menjawab pertanyaan dari
guru
4 Mendegarkan dan memberi pendapat serta
mampu menjawab pertanyaan dengan
arahan dan bimbingan dari guru
5 Mendengarkan, memberi pendapat dan
mampu menjawab pertanyaan dari guru.
II Kegiatan Inti
1. Memperhatikan pen- 1 Tidak memperhatikan penjelasan dari
jelasan guru guru
2 Memperhatikan, namun bermalas-
malasan
3 Memperhatikan
4 Memperhatikan dengan baik
5 Memperhatikan dengan baik dan tenang
2. Bergabung kedalam 1 Tidak bergabung kedalam kelompok
kelompok 2 Bergabung kedalam kelompok yang
bukan kelompoknya
3 Bergabung kedalam kelompok tanpa
memperhatikan penjelasan dari guru
4 Bergabung kedalam kelompok yang telah
dibagikan dengan tertib
5 Bergabung kedalam kelompok yang telah
dibagikan dengan tertib dan tenang serta
memperhatikan penjelasan dari guru
3. Diskusi kelompok 1 Tidak berdiskusi dengan teman kelompok
dalam mengerjakan 2 Berdiskusi namun hanya sebagian
LKS dan bertanya 3 Berdiskusi tanpa bertanya kepada guru jika
kepada guru jika tidak ada yang diketahui dan belum
mengalami kesulitan mampu menyelesaikan soal yang ada pada
LKS
4 Berdiskusi dengan kelompok, bertanya
pada guru, dan bisa menemukan Tiga
bilangan Tripel Pythagoras serta belum
mampu menyelesaikan soal latihan dengan
baik yang ada pada LKPD
5 Berdiskusi dengan tenang dan mampu
154

menemukan Tiga bilangan Tripel Py-


thagoras serta dapat menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan fungsi invers
4. Mempresentasikan 1 Tidak mempresentasikan hasi kerja
hasil kerja kelompok
kelompok dan 2 Mempresentasikan tanpa menanggapi
menanggapi per-tanyaan kelompok lain
pertanyaan 3 Mempresentasikan dan menanggapi,
kelompok lain namun belum sesuai dengan pertanyaan
kelompok
4 Mempresentasikan, menanggapi dan
menjawab pertanyaan dari kelompok lain
5 Mempresentasikan, menanggapi dan
menjawab pertanyaan dengan tepat
5. Menanggapi dan 1 Tidak menanggapi maupun bertanya
meng- ajukan 2 Menanggapi, namun bermalas-malasan
pertanyaan pada 3 Menanggapi tanpa bertanya
kelompok yang 4 Menanggapi dan bertanya
presentasi 5 Menaggapi, bertanya dan memberi pen-
dapat

III Penutup
1. Membuat 1 Tidak membuat kesimpulan
kesimpulan 2 Membuat kesimpulan secara individu
dengan bimbingan dari guru secara
berlebihan
3 Membuat kesimpulan secara individu
dengan bimbingan terbatas dari guru
4 Membuat kesimpulan dengan teman
kelompok
5 Membuat kesimpulan dengan teman
kelompok dengan bimbingan terbatas dari
guru dan menyampaikan untuk seluruh
kelas
2. Memperhatikan guru 1 Tidak memperhatikan guru maupun
dan menjawab salam menjawab salam
penutup 2 Memperhatikan tanpa menjawab salam
3 Memperhatikan dan menjawab salam
4 Memperhatikan dan menjawab salam
dengan baik
5 Memperhatikan dan menjawab salam
dengan baik dan tenang.
IV Pengamatan Suasana
Kelas
1. Antusias 1 Tidak antusias
155

2 Antusias namun bermalas-malasan


3 Antusias, namun hanya sebagian
4 Antusias dan memperhatikan
5 Antusias, memperhatikan dan merespon

2. Interaksi dengan 1 Tidak berinteraksi dengan kelompok


kelompok 2 Berinteraksi, namun bermalas-malasan
3 Berinteraksi hanya dengan kelompok lain
4 Berinteraksi dengan kelompok
5 Beriteraksi dan berdiskusi dengan tenang

Lampiran 17

TRANSKIP WAWANCARA

Siklus I

Informan I (Siswa Berkemampuan Tinggi): Jihad (FW)


FW0001P : Jihad”
FW0002S : iyah Pak”
FW0003P : boleh minta waktunya sebentar. Ada yang mau tanyakan sama
kamu ?
FW0004S : Boleh pak silahkan..
FW0005P : Menurutmu bagaimana kegiatan proses pembelajaran
berkelompok kemarin dengan menerapkan model pembelajaran
penemuan terbimbing ?
FW0006S : Sangat baik pak dan menyenangkan....apalagi ada bimbingan
bapak jika kami merasa kesulitan
FW0007P : Terus bagaimana dengan tes bapak berikan kemarin,,?
FW0008S : Saya dapat nilai 93 pak, kenapa tidak dapat nialai 100 pak ?
FW0009P : Hasil pekerjaanmu sudah cukup baik, hanya saja masih perlu
ditingkatkan lagi, untuk proses pengerjaan soal sudah baik,
156

Coba perhatikan kembali pekerjaanmu Yang nomor 1 bagian a


FW0010S : Oooh,,, iya pak..
Soal nomor 1bagian a itu saya keliru pak, tapi sebenarnya saya
tau.
FW0011P : Oke nak, jangan lupa yah lain kali kalau mengerjakan soal
latihan harus teliti, jangan lupa buat kesimpulannya juga. Dan
ingat harus belajar dirumah agar hasil belajarnya lebih baik lagi.
FW0012S : Oh iya Pak,
FW0013P : Jadi cuman itu saja bapak mau tanya-tanya sama kamu nak, oke
terima kasih ya dek.”
FW0014S : Iya Pak,

Informan 2 (Siswa berkemampuan sedang) :Joseph C (JC)


SM0001P : Joseph
SM0002S : iya Pak ”
SM0003P : boleh minta waktunya sebentar. Ada yang Bapak tanyakan ?
SM0004S : Boleh pak silahkan. Apa yang bapak tanyakan dengan saya.
SM0005P : Oke,, Langsung saja nak.. perhatikan kembali hasil pekerjaanmu
yang sudah bapak bagikan dengan kamu ? sudah tau
kesalahannya dimana ?
SM0006S : Iya pak,, saya salah mengerjakan soal nomor 1bagian b pak,
yang memiliki fungsi invers yang bagian no 3 atau yang bagian
c itu pak, tapi yang saya jawab juga bagian d dan f pak,
SM0007P : Tapi mengertikan dengan sebuah fungsi yang memiliki fungsi
invers
SM0008S : Iya pak mengerti, kalo sebuah fungsi pak memiliki invers fungsi
maka ketika pada diagram panahnya dibalik arah pemetaannya
baru fungsi masih tetap fungsi, maka dia memiliki fungsi invers.
SM0009P : Ternyata kamu sudah memahami tentang fungsi invers ya.
Kalau begitu janganditingkatkan lagi pembelajarannya ok
SM0010S : Ok pak trimakasih

Informan 3 (Siswa berkemampuan rendah) : Maharani (M)

IN0001P : Maharani
IN0002S : Iya Pak,,,
IN0003P : boleh minta waktunya sebentar. Ada yang Bapak tanyakan sama
kamu ?
IN0004S : Iya pak, silahkan,,
IN0005P : Lihat hasil pekerjaanmu nomor 1bagian c, maksudnya “jika
invers dari fungsi bisa dikatakan fungsi, maka itu disebut fungsi
invers” itu apa ?
IN0006S : Saya sebenarnya kurang mengerti pak, jawaban itu saya Cuma di
kasih tahu sama teman,
157

IN0007P : Oke, klo begitu skarang ambil bukumu dan polpenmu, baru catat
apa yang saya sampaikan
IN0008S : Iya Pak
IN0009P : Kalau invers suatu fungsi adalah balikan dari pemetaannya, jadi
kalau pemetaannya dari A ke B maka invers fungsinya
pemetaannya dari B ke A, Ingat tidak semua fungsi yang di
inverskan itu merupakan fungsi invers, skarang bagaimna kita
tahu bahwa fungsi yang di inverskan memiliki fungsi invers,
dengan cara melihat kembali pemetaan fungsi yang sudah di
inverskan, kalau pemetaannya merupakan sebuah fungsi maka
jelas itu adalah fungsi yang memiliki fungsi invers. Skarang
bagaimana sudah mengerti dan di catat?
IN0010S : Ia Pak sudah, mudah, mudahan Pak saya bias belajar lebih giat
lagi.
IN0011P : Kalau begitu trimah kasih ya atas wawancaranya
IN0012S : Iya pak sama-sama
158

Lampiran 18

Catatan Lapangan Siklus I


159

Lampiran 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Siklus II
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Palu
Kelas/Semester : X/2
Mata pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Fungsi invers
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
A. Kompetensi Dasar
160

3.1 Menganalisis konsep dan sifat suatu fungsi dan melakukan manipulasi aljabar

dalam menentukan invers fungsi dan fungsi invers.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.3 Menentukan invers dari suatu fungsi dalam bentuk aljabar
3.1.4 Menentukan invers suatu fungsi mengguanakan rumus aljabar

C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat mengubah sebuah fungsi menjadi fungsi invers dalam
bentuk aljabar setelah mengerjakan LKS dan latihan soal yang diberikan
dengan baik.
2. Peserta didik dapat mengerjakan soal menggunakan rumus fungsi invers
yang sudah ditemukan menggunakan LKS dengan benar.
D. Materi Pembelajaran

Ada 3 langkah untuk menentukan fungsi invers, yaitu:

1. Ubahlah bentuk y = f (x) menjadi bentuk x = f (y).

2. Tuliskan x sebagai f -1(y) sehingga f -1(y) = f(y).

3. Ubahlah variabel y dengan x sehingga diperoleh rumus fungsi invers f -1(x).

Dalam fungsi invers terdapat rumus khusus seperti berikut:


161

Supaya kamu lebih jelas dan paham, coba kita kerjakan contoh soal ini ya.

1. Tentukan rumus fungsi invers dari fungsi f(x) = 2x + 6.

Jawab:

2. Tentukan rumus fungsi invers dari fungsi 


Jawab:

F. Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model Penemuan Terbimbing
Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok dan tanya jawab
162

G. Sumber dan Media Pembelajaran


1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Buku paket Matematika SMA/MA Kurikulum 2013 edisi revisi 2016 kelas
X Semester 1.
Penulis : Abdur Rahman As’ari, Mohammad Tohir, Erik Valentino,
Zainul Imron, dan Ibnu Taufiq.
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Awal  Mengucapkan salam dan  Menjawab salam dan 10
menyiapkan siswa untuk mempersiapkan diri menit
mengikuti kegiatan untuk meng- ikuti
pembelajaran pembelajaran
 Meminta siswa untuk  Berdoa bersama
berdoa bersama
 Mengabsen siswa  Memperhatikan guru
meng- absen
 Menyampaikan materi dan  Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang materidan tujuan
hendak dicapai pembelajaran yang
disampaikan
 Memberi apersepsi yang  Mendengarkan
berupa materi prasyarat apersepsi dari guru
untuk mem- pelajarai dan memberikan pen-
materi fungsi invers dapat
Inti Perumusan Masalah 100
 Memberikan informasi  Memperhatikan dan menit
pokok-pokok materi dan men- dengarkan
penjelasan hal-hal yang informasi serta
akan di pelajari penjelasan dari guru
 Membagi siswa menjadi  Bergabung ke dalam
beberapa kelompok yang kelompok yang telah
heterogen dibagi
 Membagikan LKS  Menerima LKS
kelompok
 Menjelaskan hal-hal yang  Mendengarkan dan
perlu dilakukan dengan memperhatikan
163

batuan LKS penjelasan dari guru


 Meminta siswa melakukan  Melakukan langkah-
langkah langkah kerja dan langkah kerja dan
menyelesaikan soal
menjawab per- tanyaan pada LKS
yang ada pada LKS
Pemrosesan Data dan Penyusunan Konjektur
 Berkeliling kelas sambil  Menyelesaikan LKS
meng- amati dan memberi yang diberikan, jika
bimbingan /petunjuk ada kesulitan bertanya
terbatas pada siswa yang pada guru
mengalami kesulitan
 Mengamati siswa pada  Menyusun konjektur
saat penyusunan konjektur
Pemeriksaan Konjektur
 Memeriksa hasil konjektur  Menyerahkan
siswa dan memberikan konjektur yang telah
alasan terhadap konjektur disusun
siswa bila terdapat
kekeliruan
 Memberikan kesempatan  Memperbaiki
kepada siswa untuk konjektur bila ada
menyusun kembali yang salah
konjektur yang benar
Verbalisasi Konjektur
 Meminta perwakilan dari  Mempresentasikan
masing- masing kelompok hasil kerja
untuk mem- presentasikan kelompoknya
hasil kerja kelompok
 Memimpin diskusi dan  Memberikan
mem- berikan kesempatan pertanyaan atau
kepada kelompok lain pendapat pada
untuk memberikan kelompok yang
pertanyaan atau pendapat presentasi
 Mengarahkan siswa untuk  Memberikan
membuat kesimpulan dari kesimpulan mengenai
materi yang telah dipelajari materi yang telah
dipelajari
Umpan Balik
 Memberikan soal latihan  Mengerjakan soal
Penerapan Fungsi Invers latihan Penerapan
Fungsi Invers
 Mengecek jawaban siswa  Memberikan jawaban
kepada guru
164

Penutup  Memberikan tugas rumah  Mencatat tugas 10 menit


 Mengakhiri pembelajaran  Berdoa bersama serta
degan salam dan doa. Tak mendengarkan pesan
lupa memberi pesan untuk dari guru
tetap belajar

Pertemuan ke-2
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Tahap-tahap
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan 3. Membuka 1. Menjawab salam dan 5 menit
pembelajaran dengan berdoa.
salam dan mengajak
siswa untuk berdoa.
2. Menyampaikan nama
4. Mengecek kehadiran
siswa yang tidak
siswa dan
hadir beserta
mempersiapkan
alasannya kepada
siswa untuk
guru, dan
mengikuti tes akhir
menyiapkan diri
tindakan siklus II.
untuk mengikuti tes
akhir tindakan siklus
II.
Inti 1. Memberikan tes 1. Mengikuti tes akhir 30menit
akhir tindakan siklus tindakan siklus II.
II.
Penutup 3. Mengumpulkan 3. Mengumpulkan 5 menit
lembar jawaban lembar jawaban
siswa. kepada guru.
4. Mengakhiri 4. Berdoa dan
pertemuan dengan menjawab salam.
berdoa dan memberi
salam.
165

J. Penilaian Hasil Belajar


Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Uraian

Lampiran 20

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

SIKLUS II

Hari/Tanggal : ..........................................................

Kelas/Semester : ..........................................................
166

Waktu : ..........................................................

Kelompok : ..........................................................

Nama Anggota : 1. ......................................................

2. ......................................................

3. ......................................................

4. ......................................................

5. ......................................................

Tujuan Pembelajaran
3. Peserta didik dapat mengubah sebuah fungsi menjadi fungsi invers dalam bentuk
aljabar setelah mengerjakan LKPD dan latihan soal yang diberikan dengan baik.
4. Peserta didik dapat mengerjakan soal menggunakan rumus fungsi invers yang
sudah ditemukan setelah mengerjakan LKPD dan latihan soal yang diberikan
dengan benar.

Petunjuk
4. Tulislah hari, tanggal, kelas, semester, waktu dan nama kelompok yang telah
disediakan.
5. Tanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada guru.
6. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKD dengan teman
kelompokmu.

A. Langkah-langkah menentukan invers dari sebuah fungsi

Secara umum mencari sebuah invers dari sebuah fungsi f memerlukan langkah-
langkah sebagai berikut

1. Dimisalkan f (x)= y
2. Nyatakan x sebagai fungsi pada y atau ubah dalam bentuk eksplisit x=f ( y )
3. Nyatakan x sebagai f −1 ( y )
4. Ubah y pada f −1 ( y ) menjadi x sehingga diperoleh f −1 ( x)
167

Contoh :

Jika diberi fungsi f (x)=5 x +1 tentukanlah invers dari fungsi tersebut

Penyelesaian :

f (x)=5 x +1
Dimisalkan f (x)= y
⟹ …=5 x +1

⟹−5 x=¿ .... +1

…+...
⟹ x= Nyatakan x sebagai fungsi
−5
pada y atau ubah dalam
… …
⟹ x= − bentuk eksplisit x=f ( y )
5 5

…−…
⟹ x=
5 Nyatakan x sebagai f −1 ( y )

…−…
⟹ f −1 ( y )= Ubah y pada f −1 ( y ) menjadi x
5
sehingga diperoleh f −1 (x)
…−…
⟹ f −1 ( x )=
5

−1 … .−… .
Jadi invers dari fungsi f (x)=5 x +1adalah f ( x )=
5

B. Menentukan rumus invers dari suatu fungsi tertentu

1. Fungsi Linear
168

f ( x )=ax+ b ; a ≠0 ; a ,b ∈ R langkah-langkahnya masih sama seperti cara invers biasanya

⇒ …=ax +b

⇒−ax=…+b

… …
⇒ x= +
−a −a

…−…
⇒ x=
a

…−…
⇒ …=
a

x−b
⇒ f −1 ( x ) = ;a≠ 0;a,b∈ R
a

Rumus invers fungsi linear

Fungsi Invers

x−b
f ( x )=ax+ b ; a ≠0 ; a ,b ∈ R f −1 ( x )= ;a≠ 0;a,b∈ R
a

Contoh :

Tentukan invers f ( x )=3 x−2 menggunakan rumus

Penyelesaian:

Diketahui : a=… , b=(−2)∈ R

x−b
f −1 ( x )=
a

…−…
⟹ f −1 ( x )=

−1 …−…
Jadi invers f ( x )=3 x−2 adalah f ( x )=

2. Bentuk Pecahan
169

ax +b −d
a. f ( x )= ;x≠ ; a , b , c ,d ∈ R
cx + d c

ax +b
⟹ …=
cx+ d
⟹( cx+ d)…=ax+ b
⟹ cx …+d …=ax+ b
⟹ cx …−ax=−d …+b
⟹ ( c …−… ) x=−d …+ b
−d …+b
⟹ x=
c …−…

…+ …
⟹ f −1 ( y )=
…−…

−dx +b −d
⟹ f −1 ( x )= ; x≠ ;a,b,c,d ∈ R
cx −a c

Rumus invers fungsi bentuk

pecahan

Fungsi Invers

ax +b −d −dx +b −d
f ( x )= ;x≠ ; a , b , c ,d ∈ R f −1 ( x )= ; x≠ ;a,b,c ,d∈R
cx + d c cx−a c

Contoh :
170

3 x−2 −1
Tentukan invers f ( x )= ;x≠ menggunakan rumus
4 x +1 4

Penyelesaian:

Diketahui : a=3 , b= (−2 ) , c=4 , d=1 ∈ R

−dx +b −d
f −1 ( x )= ; x≠
cx−a c

…+ …
⟹ f −1 ( x )=
…−…

−1 …−…
Jadi invers f ( x )=3 x−2 adalah f ( x )=
…+ …

LATIHAN SOAL

1. Tentukan invers dari fungsi berikut ini :


3 x−2
a. f ( x )=
9
b. f ( x )=11−77 x
x−2
c. f ( x )=
x +1
d. f ( x )=9 x −81
171

Lampiran 21

TES AKHIR TINDAKAN

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X IIS 1/2

Alokasi Waktu : 40 menit

Materi: Menentukan invers dari sebuah fungsi


Petunjuk:
5. Tulislah nama, kelas, hari, dan tanggal pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
6. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah.
7. Jika ada bagian yang kurang jelas, tanyakan pada guru.
8. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan.

Soal
1. Tentukan rumus fungsi invers dari fungsi berikut ini :
a. f ( x )=10 x−3
b. f ( x )=31−11 x
2x
c. f ( x )=
7
3−x
d. f ( x )=
11
2. Tentukan rumus fungsi invers dengan cara menggunakan rumus dari fungsi
berikut ini :
a. f ( x )=−x −1
8 x−1
b. f ( x )=
8 x +1
4 x−1
c. f ( x )=
2−x

Selamat Bekerja, Semoga Sukses


172

Lampiran 22

PEDOMAN PENILAIAN TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS II

No Jawaban Skor
1. a. f ( x )=10 x−3
⟹ y=10 x−3 5
⟹−10 x=− y−3
y 3 5
⟹ x= +
10 10
y +3 5
⟹ f ( y )=
−1
10 5
x+3
⟹ f ( x )=
−1
10
−1 x +3
Jadi fungsi invers f ( x )=10 x−3 adalah f ( x )= 5
10
b. f ( x )=31−11 x
⟹ y=−11 x +31 5
⟹ 11 x=− y +31
− y 31 5
⟹ x= + 5
11 11
− y +31
⟹ f −1 ( y )=
11
−x+ 31
⟹ f ( x )=
−1
11 5
−1 −x +31
Jadi fungsi invers f ( x )=31−11 x adalah f ( x )= 5
11
2x
c. f ( x )= 5
7
5
⟹ 7 y=2 x
⟹−2 x=−7 y
−7 y
⟹ x=
2
5
−7 y
⟹ f ( y )=
−1
5
2
5
−7 x
⟹ f ( x )=
−1
5
2
2x −1 −7 x
Jadi fungsi invers f ( x )= adalah f ( x )=
7 2
3−x
d. f ( x )=
11
⟹ 11 y=3−x
173

⟹ x=−11 y +3
⟹ f −1 ( y )=−11 y+ 3
⟹ f −1 ( x )=−11 x +3
3−x
Jadi fungsi invers f ( x )= adalah f −1 ( x )=−11 x +3
11
2. a. f ( x )=−x −1
⟹ a=−1 ,b=−1
x−b
⟹ f −1 ( x )= ; a ≠ 0; a ,b ∈ R
a
x+1
⟹ f −1 ( x )= 10
−1
−1 x +1
Jadi fungsi invers f ( x )=−x −1 adalah f ( x )=
−1
8 x−1
b. f ( x )=
8 x +1
⟹ a=8 , b=−1 , c=8 ,d =1
−dx +b −d
⟹ f −1 ( x )= ; x≠ ;a,b,c,d ∈ R 10
cx −a c
−x−1
⟹ f −1 ( x )=
8 x−8
8 x−1 −1 −x−1
Jadi fungsi invers f ( x )= adalah f ( x )=
8 x +1 x−8
4 x−1
c. f ( x )=
2−x
⟹ a=4 , b=−1 , c=−1 , d=2
−dx +b −d 10
⟹ f −1 ( x )= ; x≠ ;a,b,c,d ∈ R
cx −a c
−2 x −1
⟹ f −1 ( x )=
−x−4
4 x−1 −1 −2 x−1
Jadi fungsi invers f ( x )= adalah f ( x )=
2−x −x −4

Total Skor 110


skor yang diperoleh
NILAI ¿ × 100
skor total
174

Lampiran 23
ANALISIS HASIL TES AKHIR TINDAKAN SIKLUS II
Nomor Soal dan Skor Jumlah Nilai Ketuntasan
1 2 Ya Tidak
Skor Akhir
No Inisial L/P a b c d a b c
110
20 20 20 20 10 10 10
1 AG L 10 10 15 15 10 10 10 80 72,7 
2 A P 15 20 10 20 10 10 10 95 86,4 
3 AK L 15 15 20 10 10 10 10 90 81,8 
4 BS P 10 5 10 15 0 \10 0 50 45,4 
5 B P 20 15 15 15 10 10 10 95 58,1 
6 CS P 15 15 20 20 10 10 10 100 90,9 
7 DT P 10 20 15 10 10 10 10 85 77,2 
8 GA P 15 10 15 20 10 10 10 90 81,8 
9 J L 20 20 20 20 10 10 10 110 100 
10 JC L 20 20 20 20 10 10 10 110 100 
11 JO L 0 5 0 10 0 0 10 25 22,7 
12 JE P - - - - - - - -
13 KA P 15 20 10 15 10 10 10 90 81,8 
14 M P 20 20 20 0 10 10 10 90 81,8 
15 MD P 5 5 10 5 10 10 10 55 50 
16 MA L 10 20 15 10 10 10 10 85 77,2 
17 MF L 5 10 15 10 0 10 0 50 45,4 
18 MK L 15 15 20 10 0 10 10 80 72,7 
19 MR L 15 15 10 10 10 10 10 80 72,7 
20 MY L 15 15 20 15 10 10 10 95 86,4 
21 NH L 0 0 10 5 0 0 0 15 13,6 
22 NI P 10 10 5 10 0 0 0 45 40,9 
23 PK P 15 15 10 15 10 10 10 85 77,2 
24 RH L 5 10 5 5 0 0 0 20 18,1 
25 SA L 15 15 10 10 10 10 10 80 72,7 
26 SR L 10 10 15 15 10 10 10 80 72,7 
27 S P 15 15 10 10 10 10 10 80 72,7 
28 TL L 5 10 10 15 10 10 10 70 63,6 
29 VJ P 10 15 10 15 10 10 10 80 72,7 
30 WR L 15 10 10 15 10 10 10 80 72,7 
31 YF P 15 10 10 15 10 10 10 80 72,7 
Jumlah siswa yang tuntas 21
Jumlah siswa yang tidak tuntas 9
175

Persentase ketuntasan klasikal = 21


×100 %=70 %
30
Lampiran 24

HASIL PEKERJAAN INFORMAN TES AKHIR SIKLUS II

Informan 1 J
176

No. 2
177

Informan 2 JC

No. 2
178

Informan 3 M

No 1 bagian d tidak di kerja informan M


179

No. 2
180

Lampiran 25

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

SIKLUS II
181
182
183

Lampiran 26

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

SIKLUS II
184
185

Lampiran 27

KRITERIA PENILAIAN AKTIVITAS GURU

SIKLUS II

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
1 Kegiatan Awal
1. Membuka 1 Tidak melaksanakan
pembelajaran 2 Membuka pembelajaran tanpa
dengan salam mengucapkan salam
dan mengajak 3 Membuka pembelajaran dengan
siswa untuk mengucapkan salam
berdoa. 4 Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan mengajak siswa
untuk berdoa, namun terlihat sibuk
sendiri
5 Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan mengajak siswa
untuk berdoa, serta ikut berdoa
2. Mengecek 1 Tidak melaksanakan
kehadiran siswa dan 2 Mengecek kehadiran siswa, namun tidak
mempersiapkan menyiapkan siswa untuk belajar
siswa untuk belajar. 3 Mengecek kehadiran siswa, dan
menyiapkan siswa untuk belajar, tanpa
memantau persiapan siswa
4 Mengecek kehadiran siswa, menyiapkan
siswa untuk belajar, dan memantau
persiapan beberapa siswa
5 Mengecek kehadiran siswa, menyiap-
kan siswa untuk belajar, dan memantau
persiapan seluruh siswa
3. Menyampaikan 1 Tidak melaksanakan
informasi tentang 2 Menyampaikan informasi tentang
subpokok bahasan subpokok bahasan yang akan dipelajari
yang akan 3 Menyampaikan informasi tentang
dipelajari, serta subpokok bahasan yang akan di-pelajari
menyampaikan dan tujuan pembelajaran yang hendak
tujuan pembelajaran dicapai, namun kurang jelas sehingga
dan hasil belajar membingungkan siswa
186

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
yang diharapkan 4 Menyampaikan informasi tentang
dapat dicapai siswa. subpokok bahasan yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai, dengan jelas namun keadaan
kelas sedikit ribut
5 Menyampaikan informasi tentang
subpokok bahasan yang akan dipelajari
dan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dengan jelas dan keadaan kelas
tenang
4. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
penjelasan tentang 2 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
kegiatan yang akan yang akan dilakukan, namun kurang
dilakukan selama jelas sehingga membingungkan siswa
proses pembelajaran 3 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran, terdapat 1 sampai 4 siswa
yang memberikan respon
4 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran, terdapat 5 sampai 10
siswa yang memberikan respon
5 Memberikan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran dan lebih dari setengah
siswa memperhatikan dengan baik.
5. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
motivasi kepada 2 Memberikan motivasi kepada siswa
siswa mengenai cara namun tidak sesuai dengan materi yang
menemukan rumus akan diajarkan.
fungsi invers 3 Memotivasi siswa dengan mengaitkan
konsep yang akan dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari dan materi
selanjutnya, namun penyampaian kurang
jelas dan hanya terdapat 1 sampai 4
siswa yang memberikan respon.
4 Memotivasi siswa dengan mengaitkan
konsep yang akan dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari dan materi
selanjutnya serta terdapat 5 sampai 10
siswa yang memberikan respon
187

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
5 Memotivasi siswa dengan mengaitkan
konsep yang akan dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari dan materi
selanjutnya, serta penyampaiannya yang
baik sehingga menarik perhatian siswa
dan lebih dari setengah dari jumlah
siswa memperhatikannya dengan baik.

6. Memberikan 1 Tidak melaksanakan


apersepsi kepada 2 Guru melakukan apersepsi kepada siswa,
siswa tentang materi namun tidak sesuai dengan materi yang
fungsi invers dan dipelajari
mengingatkan 3 Guru melakukan apersepsi kepada siswa
kembali simbol- sesuai dengan materi yang akan
simbol matematika diajarkan, namun tidak jelas sehingga
yang akan siswa kebingungan
digunakan pada 4 Guru melakukan apersepsi kepada siswa
materi fungsi invers. sesuai dengan materi yang akan
diajarkan secara jelas, namun tidak
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanggapi
5 Guru melakukan apersepsi kepada siswa
sesuai dengan materi yang akan
diajarkan secara jelas, dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
menanggapi
7. Membagi siswa ke 1 Tidak melaksanakan
dalam kelompok 2 Mengarahkan siswa untuk membentuk
heterogen yang kelompok yang ditentukan guru secara
terdiri dari 4-5 asal-asalan/tidak heterogen
orang. 3 Mengarahkan siswa untuk membentuk
kelompok yang heterogen telah
ditentukan guru

4 Mengarahkan siswa untuk membentuk


kelompok yang heterogen berdasarkan
tingkat akademik yang telah ditentukan
guru

5 Mengarahkan siswa untuk membentuk


kelompok yang heterogen berdasarkan
tingkat akademik yang telah ditentukan
guru.
188

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
2 Inti
1. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
penjelasan 2 Memberikan penjelasan dan menyajikan
kepada siswa masalah yang tidak berhubungan
tentang materi dengan materi yang diajarkan
keliling segitiga 3 Memberikan penjelasan yang
kemudian berhubungan dengan materi yang
memberikan diajarkan namun tidak menyajikan
masalah dan masalah
meminta siswa 4 Memberikan penjelasan yang
mengamati berhubungan dengan materi yang
masalah yang diajarkan namun menyajikan masalah
diberikan. yang tidak berhubungan dengan materi
yang diajarkan.
5 Memberikan penjelasan dan menyajikan
masalah yang berhubungan dengan
materi yang diajarkan
2. Meminta siswa 1 Tidak melaksanakan
menuliskan 2 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
informasi yang informasi yang terdapat dari masalah
terdapat dari tersebut secara teliti dengan
masalah tersebut menggunakan bahasa sendiri, namun
secara teliti dengan masih kurang jelas dan siswa
menggunakan kebingungan.
bahasa sendiri. 3 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri, dan 1- 5
siswa sudah memahami dengan baik.
4 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri, dan 6 - 10
siswa sudah memahami dengan baik.
5 Mengarahkan siswa untuk menuliskan
informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan
menggunakan bahasa sendiri, dan lebih
dari setengah siswa sudah memahami
dengan baik.
3. Meminta siswa 1 Tidak melaksanakan
189

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
membuat hipotesis 2 Mengarahkan siswa untuk membuat
dari masalah yang hipotesis dari masalah yang diberikan,
diberikan. namun lebih dari setengah siswa masih
kebingungan.
3 Mengarahkan siswa untuk membuat
hipotesis dari masalah yang diberikan,
dan 1-5 siswa sudah memahami dengan
baik.
4 Mengarahkan siswa untuk membuat
hipotesis dari masalah yang diberikan,
dan 5-10 siswa sudah memahami dengan
baik.
5 Mengarahkan siswa untuk membuat
hipotesis dari masalah yang diberikan,
dan lebih dari setengah siswa sudah
memahami dengan baik.
4. Meminta siswa 1 Tidak melaksanakan
bekerja sama dalam 2 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
kelompok dan dalam kelompok .
meminta siswa 3 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
memulai dalam kelompok dan meminta siswa
eksperimen dengan memulai eksperimen dengan alat peraga,
LKS yang dinerikan terdapat 1-5 siswa sudah memahami
dengan baik
4 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok dan meminta siswa
memulai eksperimen dengan alat peraga,
terdapat 6-10 siswa sudah memahami
dengan baik
5 Mengarahkan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok dan meminta siswa
memulai eksperimen dengan alat peraga,
terdapat lebih dari setengah siswa yang
merespon dan memahami dengan baik.
5. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
bantuan berkaitan 2 Memberikan bantuan berkaitan dengan
dengan kesulitan kesulitan yang dialami siswa, terdapat
yang dialami siswa. lebih dari setengah siswa masih
kebingungan.
3 Memberikan bantuan berkaitan dengan
kesulitan yang dialami siswa, terdapat 1-
5 siswa sudah memahami dengan baik.
190

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
4 Memberikan bantuan berkaitan dengan
kesulitan yang dialami siswa, terdapat 6-
10 siswa sudah memahami dengan baik.
5 Memberikan bantuan berkaitan dengan
kesulitan yang dialami siswa, terdapat
lebih dari setengah siswa yang
memahami dengan baik.
6. Meminta masing- 1 Tidak melaksanakan
masing kelompok 2 Megarahkan masing-masing kelompok
untuk mencocokkan untuk mencocokkan rumusan
rumusan kesimpulan yang diperoleh dengan
kesimpulan yang rumusan masalah yang diberikan apakah
diperoleh dengan rumusan kesimpulan yang dibuat
rumusan masalah menjawab masalah yang diberikan dan
yang diberikan apakah hasil yang diperoleh sesuai
apakah rumusan dengan hipotesis yang dibuat, semua
kesimpulan yang kelompok masih kebingungan
dibuat menjawab 3 Megarahkan masing-masing kelompok
masalah yang untuk mencocokkan rumusan
diberikan dan kesimpulan yang diperoleh dengan
apakah hasil yang rumusan masalah yang diberikan apakah
diperoleh sesuai rumusan kesimpulan yang dibuat
dengan hipotesis menjawab masalah yang diberikan dan
yang dibuat. apakah hasil yang diperoleh sesuai
dengan hipotesis yang dibuat, terdapat
lebih dari setengah kelompok masih
kebingungan
4 Megarahkan masing-masing kelompok
untuk mencocokkan rumusan
kesimpulan yang diperoleh dengan
rumusan masalah yang diberikan apakah
rumusan kesimpulan yang dibuat
menjawab masalah yang diberikan dan
apakah hasil yang diperoleh sesuai
dengan hipotesis yang dibuat, masih
terdapat beberapa kelompok yang masih
kebingungan
191

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
5 Megarahkan masing-masing kelompok
untuk mencocokkan rumusan
kesimpulan yang diperoleh dengan
rumusan masalah yang diberikan apakah
rumusan kesimpulan yang dibuat
menjawab masalah yang diberikan dan
apakah hasil yang diperoleh sesuai
dengan hipotesis yang dibuat, semua
siswa telah mengerti dan melakukan
kegiatan dengan baik
7. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
kesempatan kepada 2 Mengarahkan siswa untuk
satu di antara mempresentasikan hasil kerja
kelompok untuk kelompoknya di depan kelas, terdapat
mempresentasikan lebih dari setengah siswa yang tidak
hasil kerja memperhatikan presentasi dari
kelompoknya di kelompok penyaji.
depan kelas. 3 Mengarahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, terdapat 5-
10 siswa yang tidak memperhatikan
presentasi dari kelompok penyaji.
4 Mengarahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, terdapat 1-
5 siswa yang tidak memperhatikan
presentasi dari kelompok penyaji.
5 Mengarahkan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, semua
siswa memperhatikan presentasi dari
kelompok penyaji.
8. Memberikan 1 Tidak melaksanakan
kesempatan kepada 2 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
kelompok lain untuk hasil kerja kelompok penyaji, terdapat
menanggapi hasil lebih dari setengah siswa tidak
kerja kelompok menanggapi hasil kerja kelompok
penyaji. penyaji.
3 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
hasil kerja kelompok penyaji, terdapat 5-
10 siswa tidak menanggapi hasil kerja
kelompok penyaji.
192

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
4 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
hasil kerja kelompok penyaji, terdapat 1-
5 siswa tidak menanggapi hasil kerja
kelompok penyaji.
5 Mengarahkan siswa untuk menanggapi
hasil kerja kelompok penyaji, semua
siswa antusias menanggapi hasil kerja
kelompok penyaji.
3 Penutup
1. Bersama-sama 1 Tidak melaksanakan
siswa 2 Mengajak siswa menyimpulkan materi
menyimpulkan yang dipelajari, namun kurang jelas
materi yang 3 Mengajak siswa menyimpulkan materi
dipelajari yakni yang dipelajari namun tidak sesuai
menemukan dengan konsep yang dipelajari
rumus fungsi 4 Mengajak siswa menyimpulkan materi
invers. yang dipelajari sesuai dengan konsep
yang dipelajari, namun sedikit tergesa-
gesa
5 Mengajak siswa menyimpulkan materi
yang dipelajari sesuai dengan konsep
yang dipelajari dengan jelas dan tenang

2. Menutup kegiatan 1 Tidak melaksanakan


pembelajaran 2 Menutup pembelajaran tanpa
dengan mengucapkan salam
mengucapkan 3 Menutup pembelajaran dengan
salam. mengucapkan salam dalam keadaan
yang sibuk sendiri
4 Menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam dengan tenang
5 Menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam dengan tenang dan
mengucapkan terima kasih
4 Pengelolaan Waktu dan Penampilan
3. Efektivitas 1 Datang terlambat dan tidak mengelola
pengelolaan waktu waktu pembelajaran dengan baik
2 Datang tepat waktu tapi tidak mengelola
waktu pembelajaran dengan baik
3 Datang tepat waktu tetapi kurang pandai
mengelola waktu pembelajaran dengan
baik sehingga pulangnya sedikit
terlambat
193

No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan Guru


.
4 Datang tepat waktu dan mengelola
waktu pembelajaran dengan baik tetapi
pulang sebelum waktu pelajaran usai
5 Datang tepat waktu, mengelola waktu
pembelajaran dengan baik dan pulang
saat waktu pelajaran usai
4. Penampilan guru 1 Memakai sandal, jeans, dan kaos oblong
dalam saat mengajar
pembelajaran 2 Memakai sepatu, jeans, dan kaos oblong
saat mengajar
3 Memakai sepatu, rok kain, dan kaos
oblong saat mengajar
4 Memakai sepatu, rok kain, dan kemeja
saat mengajar
5 Memakai pakaian yang sopan, layak
dipakai oleh pendidik, bersih, rapi, dan
menggunakan almamater saat mengajar

Lampiran 28

KRITERI PENILAIAN AKTIVITAS SISWA DI KELAS

SIKLUS II
No Aspek yang diamati Nilai Kegiatan
I Kegiatan Awal
1. Mempersiapkan 1 Tidak menyiapkan diri untuk mengikuti
diri untuk belajar pembelajaran
2 Menyiapkan alat tulis yang tidak
berkaitan dengan materi ajar
3 Menyiapkan alat tulis yang berkaitan
dengan materi ajar namun tidak
memperhatikan guru
194

4 Menyiapkan alat tulis yang bekaitan


dengan materi ajar namun belum lengkap
5 Menyiapkan alat tulis lengkap dan
berkaitan dengan materi ajar serta
memperhatikan guru
2. Berdoa bersama 1 Tidak berdoa bersama
2 Berdoa bersama, namum bermalas-
malasan
3 Berdoa, tapi tidak bersama-sama
4 Berdoa bersama
5 Berdoa bersama-sama dengan baik dan
tenang
3. Memperhatikan 1 Tidak memperhatikan guru mengabsen
guru mengabsen 2 Memperhatikan, namun hanya bermalas-
malasan
3 Memperhatikan
4 Memperhatikan dengan baik
5 Memperhatikan dengan baik dan tenang
4. Mendengarkan 1 Tidak mendengarkan
penyampaian materi 2 Mendengarkan, namun hanya bermalas-
dan tujuan pembe- malasan
lajaran 3 Mendengarkan, namun tidak mem-
perhatikan
4 Mendengarkan dengan baik
5 Mendengarkan dengan baik dan tenang
5. Mendengarkan aper- 1 Tidak mendengarkan maupun memberi
sepsi dan memberi pendapat
pendapat 2 Mendengarkan namun tidak memberi
pendapat
3 Mendengarkan dan memberi pendapat
namun tidak menjawab pertanyaan dari guru
4 Mendegarkan dan memberi pendapat serta
mampu menjawab pertanyaan dengan
arahan dan bimbingan dari guru
5 Mendengarkan, memberi pendapat dan
mampu menjawab pertanyaan dari guru.
II Kegiatan Inti
6. Memperhatikan pen- 1 Tidak memperhatikan penjelasan dari
jelasan guru guru
2 Memperhatikan, namun bermalas-
malasan
3 Memperhatikan
4 Memperhatikan dengan baik
5 Memperhatikan dengan baik dan tenang
7. Bergabung kedalam 1 Tidak bergabung kedalam kelompok
195

kelompok 2 Bergabung kedalam kelompok yang


bukan kelompoknya
3 Bergabung kedalam kelompok tanpa
memperhatikan penjelasan dari guru
4 Bergabung kedalam kelompok yang telah
dibagikan dengan tertib
5 Bergabung kedalam kelompok yang telah
dibagikan dengan tertib dan tenang serta
memperhatikan penjelasan dari guru
8. Diskusi kelompok 1 Tidak berdiskusi dengan teman kelompok
dalam mengerjakan 2 Berdiskusi namun hanya sebagian
LKS dan bertanya 3 Berdiskusi tanpa bertanya kepada guru jika
kepada guru jika tidak ada yang diketahui dan belum
mengalami kesulitan mampu menyelesaikan soal yang ada pada
LKS
4 Berdiskusi dengan kelompok, bertanya
pada guru, dan bisa menemukan Tiga
bilangan Tripel Pythagoras serta belum
mampu menyelesaikan soal latihan dengan
baik yang ada pada LKS
5 Berdiskusi dengan tenang dan mampu
menemukan pengertian fungsi invers serta
dapat menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan fungsi invers
9. Mempresentasikan 1 Tidak mempresentasikan hasi kerja
hasil kerja kelompok
kelompok dan 2 Mempresentasikan tanpa menanggapi
menanggapi per-tanyaan kelompok lain
pertanyaan 3 Mempresentasikan dan menanggapi,
kelompok lain namun belum sesuai dengan pertanyaan
kelompok
4 Mempresentasikan, menanggapi dan
menjawab pertanyaan dari kelompok lain
5 Mempresentasikan, menanggapi dan
menjawab pertanyaan dengan tepat
10. Menanggapi dan 1 Tidak menanggapi maupun bertanya
meng- ajukan 2 Menanggapi, namun bermalas-malasan
pertanyaan pada 3 Menanggapi tanpa bertanya
kelompok yang 4 Menanggapi dan bertanya
presentasi 5 Menaggapi, bertanya dan memberi pen-
dapat

III Penutup
11. Membuat 1 Tidak membuat kesimpulan
196

kesimpulan 2 Membuat kesimpulan secara individu


dengan bimbingan dari guru secara
berlebihan
3 Membuat kesimpulan secara individu dengan
bimbingan terbatas dari guru
4 Membuat kesimpulan dengan teman
kelompok
5 Membuat kesimpulan dengan teman
kelompok dengan bimbingan terbatas dari
guru dan menyampaikan untuk seluruh
kelas
12. Memperhatikan 1 Tidak memperhatikan guru maupun
guru dan menjawab menjawab salam
salam penutup 2 Memperhatikan tanpa menjawab salam
3 Memperhatikan dan menjawab salam
4 Memperhatikan dan menjawab salam
dengan baik
5 Memperhatikan dan menjawab salam
dengan baik dan tenang.
IV Pengamatan Suasana
Kelas
13. Antusias 1 Tidak antusias
2 Antusias namun bermalas-malasan
3 Antusias, namun hanya sebagian
4 Antusias dan memperhatikan
5 Antusias, memperhatikan dan merespon

14. Interaksi dengan 1 Tidak berinteraksi dengan kelompok


kelompok 2 Berinteraksi, namun bermalas-malasan
3 Berinteraksi hanya dengan kelompok lain

4 Berinteraksi dengan kelompok


5 Beriteraksi dan berdiskusi dengan tenang
197

Lampiran 29

Catatan Lapangan Siklus II


198

Lampiran 30
TRANSKIP WAWANCARA
SIKLUS II
Informan I (Siswa Berkemampuan Tinggi): Jihad (J)
FW0001P : Jihad
FW0002S : Iya pak,
FW0003P : Bapak mau tanya bagaimana proses belajar kelompok kemarin ,
untuk materi Fungsi invers ? dan menurutmu LKS nya Bagaimana
apa ada yang sulit tidak
FW0004S : Baik Pak, karena di kerjakan secara bersama-sama. Untuk LKS nya
saya suka pak ada petunjuk untuk menyelasaikan soal.
FW0005P : Apakah ada yang sulit di LKS itu,,?
FW0006S : Lumayan sulit pak, bagi saya tapi taulah teman yang lain,
FW0007P : Oke bagus,, terus bagaimana dengan hasil tes mu kemarin yang
bapak bagikan.
FW0008S : Alhamdulillah Pak” dapat nilai 100
FW0009P : Sekarang coba jelaskan ke Bapak, bagaimana tahap tahap
menemukan persamaan fungsi invers ?
FW0010S : Pertama Pak ubah f(x) menjadi y, baru bentuk persamaan x
menggunakan operasi aljabar, kemudian ubah x menjadi f-1(y) dan
terakhir ubah peubah y pada f-1(y) menjadi x sehingga terbentuk
persamaan fungsi invers
FW0011P : Yah sudah benar, sampai disini saja yah, jangan lupa tetap rajin
belajar.
FW0012S : Iya Pak,

Informan 2 (Siswa berkemampuan sedang) : Joseph C (JC)


SM0001P : Joseph” bisa minta waktunya sebentar bapak mau tanya dulu sama
kamu ,
SM0002S : Iya Pak”
SM0003P : Dapat berapa hasil tesmu kemarin,
SM0004S : 100 pak
SM0005P : Berarti benar semua yah,,,,,, sekarang coba jelaskan ke Bapak
bagaimana caramu mencari persamaan fungsi invers ?
SM0006S : Cara yang pertama pak ubah f(x) menjadi y dan cari pers samaan x
habis itu ganti x dengan f-1(y) dan ubah peubah y menjadi x
sehingga dapat ditemukan funggsi inversnya Pak.

SM0007P : Oke,, Bagaimana proses pembelajaran yang bapak terapkan kemarin


dengan cara berkelompok pada materi penerapan teorema
Pythagoras ?
SM0008S : Sudah baik pak dan saya suka
199

SM0009P : Kalau LKS yang bagikan bagaimana ?


SM0010S : Kami suka Pak,
SM0011P : Oke sampai disini saja,,, jangan lupa tetap rajin belajar jangan
malas.
SM0012S : Iya Pak,

Informan 3 (Siswa berkemampuan rendah) : Maharani (M)


IN0001P : Maharani” Sini dulu ada yang mau Bapak tanyakan,,
IN0002S : Iya pak
IN0003P : Dapat berapa hasil tes mu ?
IN0004S : 80 Pak”
IN0005P : Itu sudah tuntas namun harus di tingkatkan lagi, menurutmu ada
yang sulit untuk mencari persamaan fungsi invers.
IN0006S : Ada pak, waktu untuk mengubah variablenya,kadang kadang
bingung mau dirubah apa itu variablenya Pak
IN0007P : Yang penting kamu rajin mengerjakan soal soal mengenai materi ini
kamu pasti tidak akan kebingungan lagi, kalau begitu saya mau
tanya kembali mengenai tahap tahap mencari persamaan fungsi
invers, caba kamu jelaskan
IN0008S : Yang pertama kalu tidak salah Pak ubah f(x) menjadi y lalu cari x
sama dengan apa, pak habis itu ubah x menjadi f -1(y) baru ganti
yang di dalam kurung dengan x dan y dirubah jadi x, kalo menurut
saya begitu Pak.
IN0009P : Ya jawabanmu bagu. Iya kamu bisa menjelaskan caranya
menggunakan bahasa yang kamu mengerti dengan begitu kamu
akan lebih mudah memahaminya. Ok kalau begitu semoga yang
sudah dipelajari dapat bermanfaat, trimaksaih atas kesempatannya
ya
IN0010P : Iya Pak, Trima Kasih

Lampiran 31

Dokumentasi

Siklus I
200

Siklus II
201

Sesi Wawancara

Lampiran 32
202
203

Lampiran 33
204

Surat Izin Penelitian

Lampiran 34
205

Surat Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 35
206

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Afras Yoel Palinggi
No. Stambuk : A 231 13 140
Jurusan/Program Studi : Pendidikan MIPA/Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Penerapan model pembelajaran model penemuan
terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi fungsi Invers di kelas X IIS 1 SMAN 3 Palu.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabila ternyata dikemudian hari terbukti atau dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang
berlaku.

Palu, 04 Desember2020
Yang membuat pernyataan,

Stb. A 231 13 161

Lampiran 36
207

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Curriculum Vitae
I. UMUM
1. Nama : Afras Yoel Palinggi
2. TTL : Palu, 29 November 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Nama orang tua : a. Ayah : Saul Palinggi
b. Ibu : Agustina
5. Agama : Kristen Protestan
6. Alamat : Jl. Banteng No.100 Palu
7. Nomor HP : 085345564669

II. PENDIDIKAN
1. SD : SD Kristen Bala Keselamatan Palu (2001-2007)
2. SMP : SMP Kristen Bala Keselamatan Palu (2007-2010)
3. SMA : SMA Negeri 3 Palu (2010-2013)
4. PT : Universitas Tadulako (2013-2020)

Anda mungkin juga menyukai