Anda di halaman 1dari 102

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

Nama Mahasiswa : MAULIDA UTAMI PUTRI


Nomor Pokok Mahasiswa : 1586206256
Program Studi : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Judul Skripsi : Pengaruh Media Flash Card Terhadap
Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa
Kelas III SDN Gebang Raya 01.
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti sidang skripsi

Tangerang, September 2019


Tim Pembimbing Tanda Tangan

Pembimbing I,
Asih Rosnaningsih, M.Pd ……………………
NBM. 121 4747

Pembimbing II,
Ina Magdalena, M.Pd ……………………..
NIDN.

Ketua Program Studi

Ina Magdalena, M.Pd


NIDN.

1
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Maulida Utami Putri

NPM : 1586206256

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Dengan ini menyatakan bahwa judul Skripsi “Pengaruh Media Flashcard

Terhadap Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas III SDN Gebang Raya 01

Kecamatan Periuk Kota Tangerang” beserta seluruh isinya adalah benar-benar

karya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan atau plagiat karya orang lain

karena hal tersebut melanggar etika yang berlaku dalam kaidah keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila dikemudian hari ternyata terdapat pelanggaran terhadap etika

keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain keaslian karya ini.

Tangerang, 19 Maret 2019

( Maulida Utami Putri)

NPM. 1586206256

2
ABSTRAK

Maulida Utami Putri/ 1586206256, pengaruh media flashcards terhadap


kosakata bahasa inggris siswa kelas III SDN Gebang Raya 01 Kota
Tangerang 2019. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pembelajaran Bahasa
Inggris yang begitu penting bagi siswa dijenjang pendidikan dasar mengingat
sekarang telah memasuki era globalisasi. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan
salah satu pembelajaran yang dirasa sulit oleh siswa dikarenakan tidak adanya
pembiasaan dalam sehari-hari karena Bahasa Inggris diperlukan bagi siswa untuk
bekal mereka dalam menghadapi tantangan global bukan hanya untuk
Pembelajaran di SD namun juga sebagai dasar untuk kehidupan bermasyarakat.
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh media flashcards terhadap
kosakata siswa kelas III SDN Gebang Raya 01 Kota Tangerang. Penelitian ini
termasuk penelitian Kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan : 1) dari hasil
uji t didapatkan data postest sebesar 8.684 pada taraf signifikasi α = 0.05 dengan
diperoleh t tabel1.994 pada data postest t hitung > t tabel maka H o ditolak dan H 1
diterima, yang berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai tes hasil belajar
penguasaan kosa kata Bahasa Inggris siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen, dengan demikian adanya pengaruh media flashcards terhadap
penguasaan kosa kata Bahasa Inggris pada siswa kelas III SDN Gebang Raya 01
Kecamatan Priuk Kota Tangerang.

Kata Kunci : Media Flashcard, Kosakata, siswa kelas III, SDN Gebang Raya 01

3
ABSTRACT

Maulida Utami Putri / 1586206256, the effect of media flashcards on the


English vocabulary of third grade students at SDN Gebang Raya 01 Kota
Tangerang 2019. The background of this research is that English learning is very
important for students in basic education since now has entered the era of
globalization. Learning English is one of the lessons that is felt difficult by
students because there is no habituation in everyday life because English is
needed for students to equip them in facing global challenges not only for
Elementary School Learning but also as a basis for social life. This research aims
to find out: 1) the influence of media flashcards on the vocabulary of third grade
students at SDN Gebang Raya 01, Tangerang City. This research is a quantitative
research. The results of this study indicate: 1) the t test results obtained posttest
data of 8,684 at the significance level α = 0.05 with t_ (table) 1,994 obtained in
the posttest data t_count> t_ (table) then H_o is rejected and H_1 is accepted,
which means that there are differences the average test scores of students
learning English vocabulary mastery between the control class and the
experimental class, thus the influence of media flashcards on the mastery of
English vocabulary in class III students of SDN Gebang Raya 01, Priuk District,
Tangerang City.

Keywords: Flashcard Media, Vocabulary, class III students, Elementary School


Gebang Raya 01

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak luput kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya kita masih dalam lindungan-Nya. Sholawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga, para sahabatnya dan

kita sebagai umatnya.alhamdulillah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, dorongan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. H. Achmad Amarullah, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Tangerang.

2. Dr. Enawar, S.Pd., MM., MOS selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tangerang.

3. Ina Magdalena, M.Pd, selaku Ketua Prodi Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Muhammadiyah Tangerang dan selaku Dosen

Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, serta mengarahkan dan

membimbing peneliti sampai terlaksananya penyusunan skripsi ini.

4. Asih Rosnaningsih, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktu, memotivasi, mengarahkan dan membimbing peneliti

sampai terlaksananya penyusunan skripsi ini.

v
5. Seluruh Dosen dan Staf Dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Tangerang.

6. H. Elih, S.Pd, M.Si selaku Kepala sekolah SDN Gebang Raya 01 dan guru

bahasa Inggris ibu Intan Sri Taufani, S.Pd yang telah mengizinkan peneliti

untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Ayahanda Ahmad Suparman S.Pd dan ibunda Titin Surtini , Orang Tuaku

tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan penuh secara

moral dan materi untuk keberhasilan dan kesuksesan peneliti ini sehingga

dapat terlaksananya dalam membuat skripsi ini dangan baik.

8. Aryan Aditiya Sukmawan, Desty Wijayanti, dan Rifa Khansa Fauziyah

sahabatku tersayang yang selalu membantu dalam peroses penyusunan

skripsi dan memberi dukungan penuh kepada peneliti sampai saat ini

sehingga peneliti dapat membuat skripsi ini dangan baik.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak

atas bantuannya, doa dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti.

Tangerang, 26 September 2019


Penulis

Maulida Utami Putri


NPM: 1586206256
DAFTAR ISI

vi
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI.....................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...............................................................ii

ABSTRAK..............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................6

C. Pembatasan Masalah..............................................................................7

D. Perumusan Masalah...............................................................................7

E. Tujuan Penelitian...................................................................................7

F. Manfaat Penelitian................................................................................7

BAB II......................................................................................................................9

KAJIAN TEORITIK................................................................................................9

A. Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris..................................................9

1. Pembelajaran Bahasa Inggris.................................................................9

2. Pengertian Kosakata.............................................................................13

vii
3. Aspek Pembelajaran Kosakata.............................................................16

4. Faktor yang mempengaruhi kosakata..................................................17

B. Media Pembelajaran.............................................................................21

1. Pengertian Media.................................................................................21

2. Jenis-jenis media..................................................................................22

3. Flashcard.............................................................................................23

4. Media Flashcard pada Pembelajaran Bahasa Inggris..........................29

C. Karakteristik Siswa SD Kelas III SDN Gebang Raya 01....................30

D. Kerangka Berpikir................................................................................32

E. Penelitian Relevan................................................................................33

F. Hipotesis Penelitian..............................................................................37

BAB III..................................................................................................................39

METODE PENELITIAN.......................................................................................39

A. TEMPAT dan WAKTU PENELITIAN...............................................39

1. Tempat Penelitian................................................................................39

2. Waktu Penelitian..................................................................................39

B. Metode Penelitian................................................................................40

C. Populasi dan Sampel............................................................................41

1. Populasi................................................................................................41

2. Sampel..................................................................................................42

viii
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................43

1. Observasi..............................................................................................43

2. Wawancara...........................................................................................43

3. Tes........................................................................................................44

4. Dokumentasi........................................................................................44

E. Instrumen Penelitian............................................................................45

1. Variabel Terikat (Y).............................................................................45

2. Variabel Bebas (X)...............................................................................50

F. Hipotesis Statistik................................................................................50

G. Teknik Analisis Data............................................................................52

BAB IV.................................................................................................................63

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................63

A. Deskripsi Data......................................................................................63

B. Data nilai Tes Awal (Pretes)................................................................63

1. Tabel Distribusi dan Grafik Data Pretes Kelas Eksperimen................63

2. Tabel Distribusi dan Grafik Data Pretes Kelas Kontrol.......................67

C. Data Nilai Tes Akhir (Postes)..............................................................70

1. Tabel distribusi dan grafik data postes kelas eksperimen....................70

2. Tabel Distribusi dan Grafik Data Postes Kelas Kontrol......................74

D. Pengujian Persyaratan Analisis Data...................................................77

ix
1. Uji Normalitas Data.............................................................................77

2. Uji Homogenitas..................................................................................79

E. Pengujian Hipotesis..............................................................................80

1. Uji Hipotesis Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen...........................80

2. Uji Hipotesis Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.................81

F. Pembahasan Penelitian.........................................................................82

G. Hambatan Dalam Penggunaan Media Flashcard……………………85

BAB V....................................................................................................................86

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................86

A. Kesimpulan..........................................................................................86

B. Saran.....................................................................................................87

1. Bagi Sekolah........................................................................................87

2. Bagi Guru.............................................................................................87

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.....................................................................88

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................89

x
DAFTAR TABEL

YY

Tabel 2 1. Jenis pembelajaran kosakata berdasarkan aspek pemahaman..............17

YTabel 3 1 Jadwal Penelitian..................................................................................39

Tabel 3 2 Desain Pretest-Posttest Group Desaign.................................................41

Tabel 3 3 Jumlah Populasi.....................................................................................42

Tabel 3 4 Kisi-Kisi Instrumen................................................................................46

Tabel 4 1 Table Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Eksperimen............................65

Tabel 4 2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretes Kelas Eksperimen.....66

Tabel 4 3 Table Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Kontrol...................................68

Tabel 4 4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretes Kelas Kontrol............69

Tabel 4 5 Tabel Distribusi Postes Kelas Eksperimen............................................71

Tabel 4 6 Pemusatan dan Penyebaran Data Postes Eksperimen............................73

Tabel 4 7 Tabel Distribusi Postes Kelas Kontrol...................................................75

Tabel 4 8 Ukuran Pemusatan Data dan Penyebaran Data Postes Kelas Kontrol...76

Tabel 4 9 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol Ekserimen.........77

Tabel 4 10 Uji Homogenitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen Kontrol..........79

Tabel 4 11 Hasil Uji-t Pretes dan Postes Kelas Kontrol Eksperimen....................80

xi
DAFTAR GAMBAR

YGambar 2. 1 Flashcard..............................................................................................25

Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir..................................................................................32

Gambar 4. 1 Histogram dan Poligon Pretes Eksperimen............................................72

Gambar 4. 2 Ogive Prees Eksperimen.........................................................................73

Gambar 4. 3 Histogram dan Poligon Pretes Kelas Kontrol.........................................75

Gambar 4. 4 Ogive Pretes Kelas Kontrol....................................................................76

Gambar 4. 5 Histogram dan Poligon Postes Kelas Eksperimen..................................79

Gambar 4. 6 Ogive Pstes kelas Eksperimen................................................................79

Gambar 4. 7 Histogram dan Poligon Postes Kelas Kontrol........................................81

Gambar 4. 8 Ogive Postes Kelas Kontrol....................................................................82

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas

dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu kebutuhan. Menjadi

bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap

Negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau

tidakaknya suatu Negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan, suatu

pendidikan tentunya akan menciptakan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas baik dari segi spiritual, intelegensi, kemampuan dan pendidikan

pula merupakan peroses terciptanya generasi penerus bangsa.

Pengertian pendidikan dalam lingkungan sekolah memiliki arti yang lebih

luas. Pendidikan merupakan peroses komunikasi dua arah yang tidak hanya

merupakan proses transformasi pengetahuan tetapi juga proses internalisasi

nila-nilai karakter. Karakter dari masing-masing siswa berbeda-beda dalam

memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini sudah

menjadi tugas guru dalam memahami masing-masing karakter siswa.

Penjabaran tentang pentingnya pendidikan diatas seiring dengan

penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 (Ayat 3 dan 5) yang

kemudian dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, tahun 2003 Tentang

sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi:

xiii
Pendidikan Nasional Berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sehingga kegiatan pendidikan diupayakan dapat menciptakan kemajuan

pada semua individu dan masyarakat.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkmebangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai,

dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di Indonesia terbagi

kedalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan informal. Pendidikan

juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi hal ini sangat penting karena

sebagai pondasi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum yang diterapkan dalam

dunia pendidikan mengalami perubahan. Perubahan kurikulum yang

dilakukan dikenal dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang diterapkan

dalam pembelajaran di SD lebih menekankan pengajaran pada tematik-

integratif. Pengajaran tematik-integratif merupakan pengajaran yang

dilakukan berdasarkan pada tema yang berkaitan dengan kehidupan dunia

nyata. Satu tema dalam pembelajaran terintegrasi menjadi beberapa mata

pelajaran pokok di antaranya PPKN, Bahasa Indonesia, matematika, dan

xiv
pendidikan agama. Kedudukan Bahasa Inggris dalam kurikulum 2013

dijadikan sebagai ekstrakurikuler, namun tiap-tiap sekolah diberi

kewenangan untuk menyelenggarakan pembelajaran Bahasa Inggris untuk

dimasukkan dalam pembelajaran.

Pembelajaran Bahasa Inggris sangat penting untuk diterapkan dalam

suatu sekolah. Siswa diharapkan dapat menguasai Bahasa Inggris dengan

baik. Peroses pembelajaran dari mulai pengenalan, pemahaman, penerapan

dalam kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan guna mencapai pembelajaran

Bahasa Inggris yang ideal. Maka dari itu pembelajaran Bahasa Inggris

sebaiknya mulai diterapkan pada usia siswa SD. Terdapat empat keterampilan

awal yang dibutuhkan untuk mempelajari Bahasa Inggris yaitu menulis,

membaca, berbicara dan mendengarkan. Empat keterampilan tersebut dibagi

dua. Pertama keterampilan yang bersifat produktif yaitu berbicara dan

menulis. Produktif berarti menyampaikan atau memberi infirmasi dan pikiran

dari diri sendiri kepada oranglain, hal ini lawan bicara dapat membaca dan

berbicara. Kedua keterampilan yang bersifat respetif yaitu membaca dan

mendengar. Reseptif berarti menerima dari pikiran orang lain.

Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu pembelajaran yang

dirasa sulit oleh siswa. Bahasa merupakan pembiasaan bagi seseorang. Bila Ia

tidak bisa menggunakan suatu bahasa dalam keseharian, maka akan sulit

untuk menguasai bahasa tersebut, begitu juga dengan kesulitan siswa belajar

Bahasa Inggris yang tidak biasa dipakai dalam keseharian. Jadi sangat perlu

xv
adanya pembiasaan sehari-hari baik melalui membaca, mendengar atau

pengucapan agar membantu siswa lebih mudah menghafal.

Bahasa Inggris diperlukan bagi siswa untuk bekal mereka dalam

menghadapi tantangan global. Pembelajaran di SD bukan hanya pembelajaran

saat ini namun juga sebagai dasar untuk kehidupan mendatang. Pendidikan

harus disesuaikan dengan tuntutan masyarakat yang ada, karena pendidikan

bukan hanya menggali potensi yang dimiliki siswa namun juga

mempersiapkan siwa untuk siap hidup di tengah masyarakatnya sesuai dengan

norma-norma yang ada dimasyarakatnya itu.

Pembelajaran Bahasa Inggris dimulai dari belajar kosakata yang sering

digunakan dalam sehari-hari, misalnya yang berhubungan dengan anggota

tubuh, hewan, dan lainnya. Hal ini akan mempermudah siswa karena siswa

belajar tentang hal konkret yang sering siswa temui. Pembelajaran Bahasa

Inggris bagi siswa kelas rendah yang masih belum lancar menulis akan lebih

ditekankan pada pengenalan dan penguasaan kosakata secara lisan.

Di SDN Gebang Raya 01 kota Tangerang pembelajaran Bahasa Inggris

sempat dihapus tahun lalu selama satu semester, tepatnya pada ajaran baru

tahun 2017. Pembelajaran Bahasa Inggris dihapus dikarenakan peraturan dari

Kurikulum 2013 tersebut, namun setelah dilaksanakan pihak sekolah merasa

pembelajaran Bahasa Asing terutama Bahasa Inggris sangatlah penting bagi

siswa dijenjang pendidikan dasar mengingat sekarang telah memasuki era

globalisasi. Akhirnya setelah pihak sekolah mengadakan rapat antara kepala

xvi
sekolah dengan guru-guru memutuskan, bahwa pelajaran Bahasa Inggris

diadakan kembali pada pergantian semester dari ganjil ke genap.

Menurut hasil observasi dan wawancara awal dengan guru mata pelajaran

Bahasa Inggris pada tanggal 6 dan 7 November 2018, penguasaan kosakata

Bahasa Inggris siswa kelas 3 masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai

siswa saat diberikan evaluasi kosakata pada pelajaran sebelumnya. Siswa

diminta menulis kosakata yang tepat pada sebuah gambar. Kosakata tersebut

adalah kosakata pada tema yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa masih

saja kesulitan dalam mengingat kosakata baru mereka.

Rendahnya penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa kelas 3 SDN

Gebang Raya 01 ini karena pembelajaran Bahasa Inggris yang kurang

menarik minat dan perhatian siswa, juga karena kurang memaksimalkan

pemanfaatan media yang tersedia. Guru cenderung hanya mengandalkan

benda-benda di dalam kelas saja, sehingga media pembelajaran menjadi

kurang bervariasi.

Siswa sulit menguasai kosakata Bahasa Inggris karena jarang

menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari, hal tersebut terjadi karena

kurangnya perhatian orangtua siswa terhadap peroses belajar siswa dirumah.

Masalah lain yang timbul karena siswa cenderung asik bermain sendiri

daripada mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswa terus saja berjalan-

jalan di dalam kelas dan yang lain asik bercerita dengan teman sebangkunya.

xvii
Sebagai alternatif pemecahan masalah tersebut digunakan suatu metode

yaitu kartu bahasa atau flashcard. Penggunaan media flashcard sebagai salah

satu metode dalam membiasakan siswa berbahasa Inggris, diasumsikan dapat

meningkatkan jumlah kosakata siswa.

Media kartu berbahasa adalah sebuah media yang memusatkan pada

penambahan jumlah kosakata siswa melalui cara belajar yang menarik. Media

ini dilengkapi dengan gambar yang dapat menarik perhatian dan minat belajar

siswa, apalagi siswa kelas rendah memang lebih mudah untuk mengalami

pembelajaran konkret dengan melihat bukan hanya tulisan saja namun juga

gambar yang diasosiasikan dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Media Flash Card terhadap Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Siswa Kelas III SD Negeri Gebang Raya 01”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya

permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pengaruh teknik pengajaran konvensional terhadap penguasaan

kosa kata Bahasa Inggris siswa kelas 3 di SDN Gebang Raya 01.

2. Media yang dapat mempengaruhi penguasaan kosa kata Bahasa

Inggris siswa kelas 3 di SDN Gebang Raya 01.

3. Peroses belajar mengajar Bahasa Inggris yang menarik minat siswa

kelas 3 di SDN Gebang Raya 01.

xviii
4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penguasaan kosa kata

Bahasa Inggris siswa kelas 3 di SDN Gebang Raya 01.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam sebuah penelitian.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh media flashcards terhadap kosa kata

Bahasa Inggris siswa kelas 3 SDN Gebang Raya 01.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang akan

dipecahkan dalam penelitian ini yaitu, apakah terdapat pengaruh media

flashcards terhadap pengaruh kosa kata Bahasa Inggris siswa kelas 3 SDN

Gebang Raya 01 Kota Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mengetahui pengaruh media flashcards terhadap kosakata Bahasa

Inggris siswa kelas 3 SDN Gebang Raya 01.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharap memberikan manfaat baik secara teoritik maupun

praktis sebagai berikut:

xix
1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah atau memperkaya kajian teori di bidang ilmu

pengetahuan khususnya mengenai media yang berpengaruh terhadap

kosakata Bahasa Inggris siswa. Selain itu juga dapat menambah referensi

bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian mengenai

pengaruh media flashcards terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan

referensi untuk melakukan penelitian sejenis.

b. Bagi guru, dapat menjadi alternatif pembelajaran baru

dalam mengajarkan kosakata Bahasa Inggris untuk siswa

dengan cara yang lebih menarik perhatian siswa.

c. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai masukan atau bahan

pertimbangan dalam pembelajaran untuk meningkatkan

kosakata Bahasa Inggris siswa.

xx
BAB II

KAJIAN TEORITIK

Bab ini akan membahas tentang definisi Bahasa Inggris siswa, definisi

media flash card, karakteristik siswa SD, materi pelajaran yang diteliti, kerangka

berpikir, penelitian relevan, dan hipotesis penelitian.

A. Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris

1. Pembelajaran Bahasa Inggris

Mata pelajaran Bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di

sekolah dasar sejak tahun ajaran 1994 sebagai mata pelajaran muatan

lokal. Walaupun dalam kenyataan dalam sekolah dasar yang sudah

memprogramkan pelajaran Bahasa Inggris bagi siswanya sebelum

tahun tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu

menyediakan pengajar dan bahan ajarnya.

Pendidikan Bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP (2006:

403) dimaksudkan untuk:

Mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk

menyertai tindakan atau language accompanying action. Mata

pelajaran Bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP

(2006) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

xxi
a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk

lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language

accompanying action) dalam konteks sekolah

b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa

Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam

masyarakat global (h.403).

Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Inggris di SD/MI menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 (2006) tentang

Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan (SKLSP)

dikembangkan berdasar tujuan setiap satuan pendidikan. Untuk mata

pelajaran Bahasa Inggris sebagai muatan di SD/MI sebagai berikut:

a. Mendengarkan

Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana

yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas,

sekolah, dan lingkungan sekitar.

b. Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana

interpersonal dan transaksional sangat sederhana dalam

bentuk instruksi dan informasi dalam konteks kelas,

sekolah, dan lingkungan sekitar.

c. Membaca

Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi,

informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif

xxii
bergambar sangat sederhana yang disampaikan secara

tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan

sekitar.

d. Menulis

Menulis kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat

sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

Keterampilan menulis dan membaca diarahkan untuk

menunjang pembelajaran komunikasi lisan. Data dari British Council

materi Bahasa Inggris untuk anak usia SD terdiri dari berbagai benda

dan kegiatan yang dilakukan siswa usia SD, mulai dari nama hewan,

sayuran, buah, tanda-tanda lalu lintas, hubungan keluarga, bulan, hari,

dan lain-lain. Keempat keterampilan berbahasa diimplementasikan

dengan jenjang yang masih dasar. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Bahasa Inggris di SD adalah muatan lokal yang berisi

empat keterampilan berbahasa yang diajarkan mendasar untuk

mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan yang

menyertai tindakan siswa dan membantu menyadarkan pentingnya

Bahasa Inggris sebagai bahasa global. Berikut ini adalah urutan dalam

pembelajaran Bahasa Inggris:

a. Perencanaan Pembelajaran Bahasa

Perencanaan pembelajaran menurut Izzan (2010) adalah:

“Dalam mengajarkan bahasa, metode yang sudah

diterapkan dirasa masih memiliki kekurangan. Hal ini

xxiii
disebabkan pengajaran bahasa melibatkan tiga disiplin ilmu

yaitu linguistik, psikologi, dan ilmu pendidikan. Ilmu

linguistik menginformasikan tentang bahasa secara umum.

Ilmu psikologi membantu kita mengetahui bagaimana

orang belajar mengenai sesuatu, dan ilmu pendidikan

membantu kita meramu semua keterangan sebelumnya

menjadi metode belajar yang bisa diterapkan di kelas”.

c. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa

Dalam mengajarkan bahasa ada beberapa metode

yang dapat diterapkan di kelas tergantung bagaimana

kondisi guru dan siswa kelas tersebut sesuai dengan

pendapat Izzan (2010), metode tersebut antara lain:

1) Metode langsung (direct method)

2) Metode alamiah (natural method)

3) Metode psikologi (psichological method)

4) Metode fonetik (phonetic method)

5) Metode membaca (reading method)

6) Metode gramatika (grammar method)

7) Metode terjemah (translation method)

8) Metode gramatika-terjemah (grammar-translate

method)

9) Metode gabungan (Electic method)

10) Metode unit (unit method)

xxiv
11) Metode pembatasan bahasa (language control method)

12) Metode mim-mem (mimicry-memorization method)

13) Metode praktik-teori (practice-theory method)

14) Metode kognasi (cognate method)

15) Metode dwi bahasa (dual language method) (h.39-52)

Pengajaran bahasa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan

sehingga metode belajar yang dapat diterapkan di lingkungan yang

satu dengan yang lain akan berbeda. Dalam penelitian ini metode

pengajaran bahasa yang digunakan adalah metode psikologi karena

proses pembelajarannya berdasarkan pengamatan perkembangan

mental dan asosiasi pikiran. Pembelajaran menggunakan benda-benda

atau gambar dan menghubungkannya dengan kata yang diucapkan.

2. Pengertian Kosakata

Menurut Keraf (2009) kosakata adalah “Kata-kata dijalin

satukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaida-

kaidah sintaksis yang ada dalam suatu bahasa” (h.21). Dari pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan suatu aspek

bahasa yang dimiliki seseorang yang mengacu pada kaidah-kaidah

tertentu, dan digunakan untuk memberi dan menerima informasi.

Adapun menurut Ismantho (2016), “Kosakata adalah semua

kata yang anda mengerti artinya dan digunakan dalam berkomunikasi

baik secara lisan ataupun tulisan” (h.40). Jadi kosakata adalah hal yang

xxv
paling mendasar dalam mempelajari suatu bahasa, dengan memiliki

banyak kosakata dan memahami artinya akan lebih mudah untuk

berkomunikasi.

Berdasarkan pendapat di atas koasakata merupakan

keseluruhan kata atau perbendaharaan kata yang berada dalam ingatan

seseorang. Pemahaman kosakata secara umum dianggap sebagai

bagian penting dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun

pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah

dikuasai. Murid sekolah sudah sering diajarkan kata-kata baru sebagai

bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa

yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang

menarik dan edukatif.

Selanjutnya menurut Tarigan (2011), “Kosakata adalah kata-

kata yang tidak berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut

dari bahasa lain” (h.3). Berdasarkan pendapat tersebut kosakata adalah

komponen bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan

pemakaian kata dalam bahasa. Kekayaan kata yang dimiliki seorang

pembicara, penulis, atau suatu bahasa dan daftar kata yang disusun

seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.

Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa kekayaan kata yang

dimiliki oleh seorang pembicara. Kata yang dipakai dalam bidang ilmu

pengetahuan dan daftar kata yang disusun seperti kamus disertai

penjelasan secara singkat dan praktis.

xxvi
Tarigan (2011) memberikan penjelasan bahwa:

“Penguasaan kosakata merupakan hal paling mendasar yang

harus dikuasai seseorang dalam pembelajaran Bahasa Inggris

yang merupakan Bahasa Asing bagi seluruh siswa dan

masyarakat Indonesia. Bagaimana seseorang dapat

mengungkapkan suatu bahasa apabila ia tidak memahami

kosakata dari bahsa tersebut. Apalagi kalau yang dipelajari itu

adalah Bahasa Asing, sehingga penguasaan kosakata bahasa

tersebut merupakan suatu yang mutlak dimiliki oleh pembelajar

bahasa. Apabila seorang siswa memiliki perbendaharaan kata

Bahasa Inggris yang memadai maka otomatis akan lebih

menunjang pada pencapaian empat kompetensi Bahasa Inggris.

Demikian sebaliknya tanpa memiliki kosakata yang memadai

seorang siswa akan mengalami kesulitan dalam mencapai

kompetensi berbahasa. Kosakata Bahasa Inggris yang perlu

dipelajari oleh siswa SD diperkirakan sebanyak kurang lebih

500 kata. “Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas

tergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimiliki

maka semakin besar pula kemungkinan keterampilan

berbahasa”.

Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa kualitas dan

kuantitas kosakata sangat penting dalam meningkatkan keterampilan

berbahasa seseorang. Sehingga baik atau tidaknya kualitas dan

xxvii
kuantitas kosakata dapat dilihat dari keterampilan berbahasa seseorang.

Dengan demikian jika masalah ini dipahami benar-benar maka

dapatlah dimengerti betapa kualitas dan kuantitas kosakata seseorang

turut menentukan bagi perkembangan mental.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

penguasaan kosakata Bahasa Inggris adalah kemampuan siswa untuk

mengetahui kata yang diketahui maknanya dan dapat digunakan oleh

siswa dalam suatu bahasa. Kosakata siswa didefinisikan sebagai

himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh siswa tersebut atau

semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh siswa

tersebut untuk menyusun kalimat baru.

3. Aspek Pembelajaran Kosakata

Secara umum dalam pembelajaran bahasa, penguasaan

kosakata meliputi aspek pemahaman bentuk, makna dan penggunaanya

menurut Nation (2000) yang dapat ditinjau dari segi reseptif dan

produktif. Tinjauan dari segi reseptif dan produktif itu mengacu pada

kemampuan seorang dalam mempelajari dan memahami kosakata

tertentu. Tinjauan reseptif mengacu pada pemahaman kognitif terhadap

bentuk, makna dan penggunaan, sedang tujuan produktif mengacu

pada aplikasi dari pemahaman kognitif terhadap suatu kata (Pemila,

2013, h.2). Pemahaman kosakata menurut Nation (2000) dibedakan

dalam beberapa aspek (Pemila, 2013, h.3). Berikut ini adalah jenis

pembelajaran kosakata berdasarkan aspek pemahaman kosakata:

xxviii
Tabel 2 1.
Jenis pembelajaran kosakata berdasarkan aspek pemahaman

Jenis pemahaman
Jenis pembelajaran Aktivitas belajar
kosakata
Pengulangan pengenalan
Bentuk Pembelajaran implisit
kosakata
Penggunaan gambar,
Makna Pembelajaran eksplisit elaborasi, pemarikan
simpulan
Tata
bahasa Pembelajaran implisit Pengulangan
kolokasi
Penggunaan
Panduan langsung dan
Batasan Pembelajaran eksplisit tanggapan (umpan balik
dari pembelajar)
4. Faktor yang mempengaruhi kosakata

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi

peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Inggris menurut Suyanto

(2010):

a. Bahasa Ibu

Insting, karakteristik, dan keterampilan yang sudah

terbentuk melalui pembelajaran bahasa ibu sangatlah

membantu anak dalam mempelajari bahasa lain. Namun

tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat banyak perbedaan

bahasa ibu dan Bahasa Inggris terutama dalam hal ejaan,

intonasi, struktur, dan kosakata. Sebagai anak-anak yang

masih sangat awal mempelajari Bahasa Inggris, bahasa ibu

xxix
ini akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran

mereka.

d. Bahan Ajar

Pemilihan materi bahan ajar untuk anak permulaan

mempelajari Bahasa Inggris sangatlah menentukan

ketertarikan dan kebermaknaan pembelajaran bagi

anak.anak akan menaruh perhatian besar terhadap materi

yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-harinya.

Bahan ajar hendaknya juga dipilih yang dapat merangsang

keaktifan belajar siswa karena melalui pembelajaran

langsung, siswa akan lebih mudah mengingat kosakata

Bahasa Inggris yang diajarkan.

e. Interaksi Sosial

Interaksi sosial sangat membantu anak dalam

menggunakan bahasa dan berbicara. Keadaan yang hangat

dan nyaman bagi anak juga mendorong anak untuk belajar

dengan baik. Hubungan ini dapat terjalin antara anak

dengan guru, orang tua, atau lingkungan sekitarnya. Di

kelas sendiri, jarak yang terjadi antara guru dengan siswa

atau antar sesama siswa dapat dikurangi dengan adanya

permainan maupun tanya jawab.

xxx
f. Media Pembelajaran

Pembelajaran Bahasa Inggris bagi pemula atau di

kelas awal akan lebih menyenangkan dan mudah diterima

apabila menggunakan media pembelajaran yang sesuai dan

menarik. Media yang bersifat visual dan konkret bagi siswa

akan membuat mereka lebih mudah mengahafal kosakata

melalui media tersebut.

g. Latar Belakang Keluarga

Latar belakang keluarga dan sosial dapat menunjang

maupun menghambat pembelajaran Bahasa Inggris bagi

pemula. Tersedianya kamus atau buku penunjang

pembelajaran Bahasa Inggris dan intensitas seringnya

penggunaan Bahasa Inggris di rumah tidak lepas dari peran

dan dukungan orang tua (h.21).

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hal inilah

yang dapat membedakan kemampuan anak dalam menguasai kosakata.

Penguasaan kosakata anak juga sangat dipengaruhi berbagai faktor

baik dari dalam maupun luar anak tersebut. Pertumbuhan kosakata

anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak, semakin banyak

kata yang diperoleh anak dari lingkungan maka semakin banyak pula

kosakata yang dimiliki anak.

xxxi
Pengujian kosakata merupakan alat pengukur untuk

mengetahui seberapa banyak anak menguasai kosakata. Menurut

Tarigan (2011) ada 4 cara untuk menguji kosakata yaitu:

a. Identifikasi

Sang siswa memberi respon secara lisan ataupun

tertulis dengan mengidentifikasi sebuah kata sesuai dengan

batasan atau penggunaanya.

b. Pilihan berganda

Sang siswa memilih makna yang tepat bagi kata

yang teruji dari tiga atau empat batasan.

c. Menjodohkan

Kata-kata yang teruji disajikan dalam satu jalur dan

batasan-batasan yang akan dijodohkan disajikan secara

sembarang pada jalur lain. Sebenanya ini merupakan

bentuk lain dari ujian pilihan berganda.

d. Memeriksa

Sang siswa memeriksa kata-kata yang diketahuinya

atau yang tidak diketahuinya. Dia juga dituntut untuk

menulis batasan kata-kata yang diperiksanya (h.23).

xxxii
B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Pembelajaran Bahasa Inggris bagi pemula atau di kelas awal

akan lebih menyenangkan dan mudah diterima apabila menggunakan

media pembelajaran yang sesuai dan menarik. Menurut Djamarah dan

Zain (2013) mengatakan bahwa “Media adalah alat bantu apa saja

yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan

pengajaran” (h.121). Dalam peroses belajar mengajar kehadiran media

sangatlah penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan

bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai perantara.

Menurut Hamdani (2011), “Media adalah komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di

lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar”

(h.243). Jadi media yang bersifat visual dan konkret bagi siswa akan

membuat mereka lebih mudah mengahafal kosakata melalui media

tersebut.

Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2017) mendefinisikan

bahwa “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

pesan kepada penerima pesan” (h.65). Dapat disimpulkan bahwa

media adalah suatu alat yang dapat membantu peroses belajar

xxxiii
mengajar dan berfungsi untuk menyampaikan informasi agar siswa

memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan-pesan

pendidikan digunakan sebagai salah satu sumber belajar yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar.

2. Jenis-jenis media

Djamarah dan Zain (2013) menggolongkan media menjadi tiga

yaitu :

a. Media Auditif, adalah media yang hanya mengandalkan

kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder,

piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau

kelainan dalam pendengaran.

b. Media Visual, adalah media yang hanya mengandalkan

indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan

gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide (film

bingkai), foto, gambar atau lukisan dan cetakan. Ada pula

media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang

bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

xxxiv
c. Media Audiovisual, adalah media yang mempunyai

unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai

kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua media

yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam:

1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan

suara dan gambar diam seperti film bingkai suara,

film rangkai suara, dan cetak suara.

2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat

menampilkan unsur suara dan gambar bergerak

seperti film suara dan video cassette (h.124).

Jadi dari teori diatas dapat disimpulkan ada beberapa

jenis media salah satunya media visual yang mengandalkan

indra pengelihatan. Berkaitan dengan indra penglihatan ada

salah satu media visual yang cukup menarik yaitu media

flashcard.

5. Flashcard

a. Pengertian Flashcard

Menurut Suyanto (2009), “Flashcard adalah kartu

ukuran besar, biasanya menggunakan kertas agak tebal, kaku,

dan ukurannya A4. Flashcard memperlihatkan gambar atau

tulisan kata-kata. Biasanya flashcard terdiri atas perangkat

yang dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya

kelompok gambar makanan, buah-buahan, sayuran, alat

xxxv
transportasi, dan pakaian” (h.109). Jadi flashcard merupakan

media kartu bergambar dengan ukuran yang cukup besar yang

bertuliskan informasi seperti kata-kata dan telah

dikelompokkan berdasar jenisnya, misalnya kelompok gambar

buah-buahan, sayuran, profesi dan masih banyak lagi.

Menurut Arsyad (2011) definisi “Flashcard biasanya

berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar

kecilnya kelas yang dihadapi” (h.119-120). Flashcard berisi

gambar-gambar benda-benda, binatang, dan sebagainya yang

dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan

memperkaya kosakata. Jadi flashcard merupakan kartu kecil

yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan

dan menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan

gambar itu.

Pendapat Arsyad di atas dilengkapi oleh Susanto (2011)

yang mengemukakan bahwa “Flashcard adalah kartu-kartu

bergambar yang dilengkapi kata-kata” (h.108). Gambar-gambar

pada flashcard dikelompokkan antara lain: seri binatang, buah-

buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dan sebagainya.

Latihan untuk pengayaan kosakata sangat dianjurkan dengan

menggunakan flashcard agar siswa dapat menambah kosakata

dan mengingat dengan mudah karena sambil melihat

gambarnya.

xxxvi
Gambar 2. 1 Flashcard

(Sumber: educaguru.id)

Penggunaan flashcard pada kegiatan tertentu, misalnya

describing things. Gambar yang berwarna akan lebih menarik

sebab anak-anak senang dengan gambar yang berwarna-warni

disbanding gambar hitam putih. Arseto (2009) dalam

skripsinya menjelaskan cara mudah membuat flashcard sebagai

berikut.

“Gambar di Flashcard dapat dibuat secara kelompok

berdasarkan jenisnya. Misalnya, membuat set yang

terdiri dari lima gambar buah yaitu banana, grapes,

apple, orange, dan strawberry. Gambar-gambar pada

flashcard dapat dibuat menggunakan foto atau

memanfaatkan gambar yang sudah ditempelkan pada

lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar yang

ada pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang

disajikan dengan keterangan setiap gambar yang

dicantumkan pada bagian belakangnya” (h.32).

xxxvii
Tujuan dari metode ini adalah untuk melatih otak kanan

untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga

perbendaharaan kata dapat bertambah dan meningkat. Media

flashcard dipilih sebagai media pembelajaran dalam

pembelajaran kosakata Bahasa Inggris karena sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, yaitu membantu

siswa dalam meningkatkan pengusaan kosakata Bahasa Inggris.

Media flashcard mendukung isi pembelajaran yang bersifat

konsep dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran.

Media flashcard juga bersifat praktis karena mudah dalam

membuatnya dan guru dapat menggunakannya dalam

pembelajaran.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa flashcard merupakan kartu yang berisikan kata atau

gambar yang digunakan untuk pengembangan perbendaharaan

kata dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan

secara cepat. Ukuran dari flashcard dapat disesuaikan dengan

kebutuhan kelas, maksudnya ukuran media flashcard untuk

kelas sempit akan berbeda dengan ukuran media flashcard pada

kelas yang luas dan jumlah siswa yang banyak.

h. Langkah-langkah Penggunaan Flashcard

Menurut Arseto (2009) berikut langkah-langkah

penggunaan media flashcard yaitu:

xxxviii
1) Kartu flashcard disusun dan dipegang setinggi dada dan

menghadap kesiswa.

2) Ambilah satu persatu kartu flashcard tersebut setelah

guru selesai menerangkan.

3) Berikan kartu flashcard yang telah diterangkan tersebut

kepada siswa yang duduk didekat guru. Mintalah siswa

untuk mengamati kartu tersebut satu persatu, lalu

teruskan kepada siswa yang lain sampai semua siswa

dapat mengamati.

4) Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu

flashcard tersebut di atas meja secara acak.

5) Siapkan siswa yang akan bermain misalnya sebanyak 3

orang yang berdiri sejajar, kemudian guru memeberi

perintah. Misalnya cari buah yang berawalan huruf a,

maka siswa langsung bergegas ke meja tersebut untuk

mengambil kartu yang bergambar buah berawalan huruf

a (h.39).

b. Kelebihan dan Kekurangan Flashcard

1) Kelebihan dari media flashcard sebagai berikut.

a) Mudah dibawa-bawa. Dengan ukuran yang kecil

flashcard dapat disimpan di tas bahkan di saku,

sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat

xxxix
digunakan di mana saja, di kelas ataupun di luar

kelas.

b) Praktis. Dilihat dari cara pembuatan dan

penggunaanya media flashcard sangat praktis, guru

tidak perlu memiliki keahlian khusus, dan juga tidak

memerlukan listrik.

c) Gampang diingat. Karakteristik media flashcard

adalah menyajikan pesan-pesan pendek. Sajian

pesan pendek ini memudahkan siswa untuk

mengingat pesan tersebut karena kombinasi teks dan

gambar memudahkan siswa untuk mengenali suatu

konsep.

d) Menyenangkan. Media flashcard dalam

penggunaanya bisa melalui permainan.

3) Kekurangan Flashcard

Beberapa kekurangan yang bisa kita temukan

pada media flashcard, namun flashcard juga memiliki

beberapa kekurangan, di antaranya:

a) Gambar hanya menekankan persepsi indera mata.

b) Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif

untuk kegiatan pembelajaran.

c) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

xl
i. Manfaat Flashcard

Adapun manfaat penggunaan flashcard antara lain:

1) Meningkatkan kemampuan anak dalam menghafal dan

menguasai kosakata Bahasa Inggris dalam waktu cepat.

2) Memudahkan orangtua dan guru dalam mengajar dan

mengenalkan kosakata pada anak sejak dini.

3) Anak akan mendapatkan dua manfaat sekaligus yakni,

mengerti Bahasa Inggris dan mengenal jenis-jenis

binatang, buah dan lain lain.

3. Media Flashcard pada Pembelajaran Bahasa Inggris

Latihan untuk penambahan dan pengayaan kosakata menurut

Suyanto (2009) sangat dianjurkan menggunakan media flashcard agar

“Siswa dapat menambah dan mengingat kosakata dengan mudah

sambil melihat gambar” (h.109). Flashcard lebih banyak digunakan

untuk seluruh tingkatan kelas dan untuk seluruh siswa di kelas. Guru

dapat berkeliling untuk menunjukkan flashcard yang sedang dipegang.

Biasanya guru memegang beberapa buah flashcard dan digerakkan

dengan cara memindahkan kartu yang depan ke tumpukan paling

belakang setelah kartu digunakan dan dilihat oleh siswa. Gerakan

memindah kartu dilakukan dengan relatif cepat sehingga itulah

mengapa disebut flashcard (flash: cepat atau singkat). Untuk kegiatan

tertentu seperti mendiskripsikan sesuatu, gambar dapat juga ditempel

di depan kelas. Gambar akan lebih menarik perhatian siswa karena

xli
warna dan bentuknya. Gambar pada flashcard dibuat berkelompok

sesuai jenis atau kelasnya, misalnya kelompok buah-buahan, anggota

tubuh, hewan, alat transportasi, dan lainnya.

Dalam penelitian ini flashcard yang digunakan berukuran

12x12 cm berisi gambar dan tulisan mengenai kosakata gambar

tersebut. Tulisan yang berada di bawah kiri gambar berbahasa

Indonesia sedangkan di sebelah kanan bawah gambar bertuliskan

kosakata Bahasa Inggris dari gambar tersebut. Saat menggunakan

flashcard, salah satu kosakata ditutup sesuai Bahasa yang diinginkan

dan siswa dapat menjawab kosakata yang ditutup tersebut.

C. Karakteristik Siswa SD Kelas III SDN Gebang Raya 01

Masa anak lanjut atau masa anak sekolah yaitu dari usia 6 sampai 12-

13 tahun. Masa ini disebut juga masa usia sekolah dasar karena pada usia ini

biasanya ia duduk di sekolah dasar. Pada masa ini anak diharapkan

memperoleh pengetahuan dasar yang dipandang sangat penting bagi persiapan

dan penyesuaian diri terhadap kehidupan di masa dewasa. Menurut

Iskandarwassid dan Sunendar (2016) anak mempelajari keterampilan-

keterampilan tertentu. Keterampilan tertentu itu meliputi:

1. Keterampilan membantu diri sendiri, pada masa ini anak-anak

mampu untuk membantu dirinya sendiri. Dia mampu

memecahkan masalahnya sendiri sehingga ia dapat berintegrasi

dengan lingkungannya.

xlii
2. Keterampilan sosial, pada masa ini anak-anak mampu

bersosialisasi baik dengan teman seumurnya maupun dengan

orang lebih tua atau muda darinya.

3. Keterampilan sekolah, anak-anak pada masa ini mampu untuk

bersekolah , mengikuti pelajaran, dan menyerap pelajaran.

4. Keterampilan bermain, pada usia sekolah dasar anak-anak

mampu bermain permainan untuk usia mereka (h.140).

Masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual, karena

keterbukaan dan keinginan anak untuk mendapat pengetahuan dan

pengalaman. Menurut Suyanto (2009), “Anak usia 8-9 tahun mereka sudah

bisa bekerja sama dan belajar dengan orang lain, mereka merasa lebih aman

jika dalam mengerjakan tugas bekerja sama” (h.19). Bagi anak usia ini peran

kelompok sebaya sangat berarti. Ia sangat mendambakan penerimaan oleh

kelompoknya, baik dalam Bahasa ia cenderung meniru kelompok yang

sebaya. Tahap perkembangan anak usia sekolah dasar merupakan masa di

mana mereka mempersiapkan dirinya untuk melangsungkan perkembangan

hidupnya kelak. Iskandarwassid dan Sunendar (2016) mengatakan bahwa

“Membina anak agar dapat melakukan tugas-tugas perkembangannya dengan

baik tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tapi juga pengajar-

pengajar, bahkan kelompok sebayanya ikut berperan” (h.142).

Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan

berhitung serta mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok dan lembaga-

lembaga sosial menjadi tanggung jawab baik orangtua maupun pengajar. Oleh

xliii
sebab itu guru perlu mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur

permianan, bekerja dan belajar dalam kelompok, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

D. Kerangka Berpikir

Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir.


Pendidikan merupakan hak setiap orang untuk dapat mengembangkan

tiap potensi yang ada dalam dirinya. Dalam konteks pendidikan formal, akan

ada mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa. Salah satu mata pelajaran

yang saat ini diterapkan di sekolah adalah Bahasa asing yang antara lain

adalah Bahasa Inggris.

Pembelajaran Bahasa Inggris salah satunya meliputi penguasaan

kosakata dirasa sulit karena siswa masih sangat baru mendapatkan pelajaran

tersebut. Lingkungan siswa juga tidak mendukung untuk dapat belajar secara

efektif dan maksimal. Di rumah dan sekolah, siswa lebih banyak

menggunakan bahasa ibu atau bahasa nasional. Padahal penguasaan Bahasa

Inggris sangat diperlukan siswa untuk bekal era globalisasi. Menghadapi

xliv
masalah tersebut, perlu penerapan suatu metode baru dalam meningkatkan

kosakata Bahasa Inggris siswa kelas 3 SDN Gebang Raya 01. Penerapan

media pembelajaran flashcard untuk kosakata Bahasa Inggris diduga

berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa.

Dengan menggunakan media flashcard ini, siswa tidak hanya sekedar

belajar tentang kosakata Bahasa Inggris, namun juga meningkatkan semangat

dan keinginannya untuk terus belajar menguasai kosakata Bahasa Inggris

karena medianya yang sangat menarik. Media ini berbentuk konkret sehingga

sesuai dengan tahap berpikir siswa dan berwarna sehingga menarik perhatian

siswa.

E. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini

adalah:

1. Pertama Oktavia Triami Putri (2016) yang berjudul “Peningkatan

Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Menggunakan Media Flashcard

Siswa Kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta”. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Oktavia Triami Putri menunjukkan bahwa melalui

penggunaan media flashcard, dapat meningkatkan penguasaan kosakata

pada siswa kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. Pada pratindakan,

nilai rata-rata kelas sebesar 39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai

terendah 32,5 lalu mengalami peningkatan sebesar 13,35 pada siklus I

menjadi sebesar 52,9. Sedangkan nilai dari siklus I juga mengalami

xlv
peningkatan sebesar 20,83 pada siklus II menjadi sebesar 73,73 pada

rentang skor 0-100. Siswa yang mendapatkan nilai ≥60 sudah mencapai

90%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

penggunaan media flashcard yang bertujuan untuk meningkatkan

penguasaan kosakata siswa. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya terletak pada kelas, tempat, jenis penelitian yang diteliti.

Kelas yang menjadi objek penelitian Oktavia Triami Putri adalah kelas 2

SDN Surokarsan, bertempat di Yogyakarta dan jenis penelitian yang

dilakukan oleh Oktavia Triami Putri adalah penelitian tindakan kelas

(PTK). Sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan akan dilakukan

pada siswa kelas 3 SDN Gebang Raya 01, bertempat di Tangerang,

Banten dan jenis penelitian yang akan dilakukan adalah kuasi eksperimen.

Penelitian yang dilakukan Oktavia Triami Putri dilakukan untuk

mengetahui “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris

Menggunakan Media Flashcard Siswa Kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2

Yogyakarta”, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

“Pengaruh Media Flashcards Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa

Inggris Siswa Kelas 3 SDN Gebang Raya 01”.

2. Emi Sri Kurniawati (2017) yang berjudul “Pengaruh Media Fun Thinkers

Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Tunarungu Kelas

VII SMPLB-B di SLBWIYATA Dharma 1 Sleman”. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Emi Sri Kurniawati (2017) menunjukkan berpengaruh

xlvi
terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris anak tunarungu kelas VII

SMPLB-B di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Pengaruh media Fun

Thinkers terhadap penguasaan kosakata anak tunarungu kelas VII

SMPLB-B di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman ditunjukkan dengan adanya

peningkatan skor hasil pretest dan posttest. Rata-rata skor pretest yang

didapatkan yaitu 58,5 dan rata-rata skor posttest 90. Dimana terjadi

kenaikan skor sebesar 31,5%. Hasil penelitian ini sesuai dengan tipe

belajar anak tunarungu yaitu pemata, yang akan tertarik dengan media

yang menyajikan gambar yang menarik seperti media Fun Thinkers.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada jenis

penelitiannya yaitu kuasi eksperimen dan pencapaiannya yaitu pengaruh

media terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada kelas, tempat dan subjek

penelitian yang diteliti. Penilitian yang dilakukan Emi Sri Kurniawati

dilaksanakan untuk siswa berkebutuhan khusus kelas 7 SMPLB-B di SLB

Wiyata Dharma 1, bertempat di Sleman. Sedangkan penelitian yang akan

dilaksanakan akan dilakukan pada siswa umum kelas 3 SDN Gebang Raya

01, bertempat di Tangerang, Banten. Penilitian yang dilakukan Emi Sri

Kurniawati dilakukan untuk mengetahui “Pengaruh Media Fun Thinkers

Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Anak Tunarungu Kelas

VII SMPLB-B di SLBWIYATA Dharma 1 Sleman”,sedangkan penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui “Pengaruh Media Flashcards Terhadap

xlvii
Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas 3 SDN Gebang Raya

01”.

3. Janu Arseto (2009) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Flash Card

Terhadap Penguasaan Vocabulary Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN

Muarareja 01 dan 02 Tegal Tahun Pelajaran 2008/2009”. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Janu Arseto (2009) menunjukkan bahwa dengan taraf

signifikasi lima persen (5%) dan derajat kebebasan 38, diperoleh hasil t-

test 3,362 dan t-tabel 2,712 jadi hasil t-test lebih besar dari t-tabel

(3,362>2,712). Jadi dapat disimpulkan bahwa “Penerapan Media

Flashcard pada kelas V SDN Muarareja 01 dan 02 Tegal tahun ajaran

2008/2009 lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran hanya dengan

menggunakan gambar pada lks”. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak pada jenis penelitiannya yaitu kuasi

eksperimen dan pencapaiannya yaitu pengaruh media flashcard terhadap

penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak pada kelas dan tempat penelitian yang

diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Janu Arseto dilaksanakan kepada

siswa kelas 5 SDN Muarareja 01 dan 02, bertempat di Tegal. Sedangkan

penelitian yang akan dilaksanakan akan dilakukan pada siswa kelas 3

SDN Gebang Raya 01, bertempat di Tangerang, Banten. Penelitian yang

dilakukan oleh Janu Arseto untuk mengetahui “Pengaruh Penggunaan

Flashcard Terhadap Penguasaan Vocabulary Siswa Sekolah Dasar Kelas

xlviii
V SDN Muarareja 01 dan 02 Tegal Tahun Pelajaran 2008/2009”.

Sedangkan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Pengaruh Media

Flashcards terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas 3

SDN Gebang Raya 01”.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir di atas, hipotesis

yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Penelitian Pretes

Ho = Tidak terdapat perbedaan penguasaan kosakata

Bahasa Inggris antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

H1 = Terdapat perbedaan penguasaan kosakata Bahasa

Inggris antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Hipotesis Penilian Postes

Ho =Tidak terdapat perbedaan penguasaan kosakata

Bahasa Inggris antara siswa yang diberi media

pembelajaran flashcard dengan siswa yang metode

pembelajarannya konvensional.

H1 =Terdapat perbedaan penguasaan kosakata Bahasa

Inggris antara siswa yang diberi media

xlix
pembelajaran flashcard dengan siswa yang diberi

metode pembelajarannya konvensional.

l
BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT dan WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Gebang Raya 01 Kota Tangerang

yang terletak di Jl. Rajawali 1 Villa Tangerang Indah Kecamatan : Periuk

Kota : Tangerang. Karena di sekolah ini terdapat masalah yang akan di

teliti.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2018/2019.

Adapun jadwal penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Waktu Penelitian
No
Kegiatan Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Sep
.
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2019 2019 2019 2019
1 Pengajuan Judul                    
2 Sidang Judul                    
3 Bimbingan Proposal                    
4 Seminar Proposal                    
Bimbingan dan revisi
5                    
hasil seminar
Pembuatan
6                    
instrumen penelitian
7 Penelitian di sekolah                    
Pengolahan dan
8                    
analisi data
9 Ujian skripsi                    

li
B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode

eksperimen. Sugiyono (2015) menyatakan bahwa “Metode penelitian

eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendali” (h.107). Metode eksperimen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Desain penelitian yang

digunakan adalah desain Pretest-Posttest Control Group Desaign.

Adapun terdapat kelas kontrol yaitu yaitu kelas yang mendapatkan

pelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan media konvesional.

Sementara kelas eksperimen adalah kelas yang mendapat pembelajaran

Bahasa Inggris dengan media flashcard. Sebelum perlakuan diberikan,

dilakukan tes awal (pretest) untuk mengukur penguasaan kosakata siswa.

Setelah mendapat perlakuan, dilakukan tes akhir (posttest) untuk melihat

penguasaan kosakata siswa.

Penelitian ini bermaksud mengujicobakan pengaruh media

Flashcard terhadap penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa kelas III

SDN Gebang Raya 01.

lii
Tabel 3.2
Desain Pretest-Posttest Group Desaign
Sugiyono (2018)
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimental YE X YE
Kontrol YK - YK

Keterangan :

YE : Data Hasil Pretes / Postes kelas Eksperimen

YK : Data Hasil Pretes / Postes kelas Kontrol

X : Perlakuan yang di eksperimenkan

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015), “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan” (h.117). Yang dijadikan populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Gebang Raya 01 yang

berjumlah 74 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

liii
Tabel 3.3
Jumlah Populasi

Kelas III A III B

Jumlah/Kelas 37 37
Total 74

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2015) menyatakan “Sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakterisktik yang dimiliki oleh populasi” (h.118).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah menggunakan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian

dikarenakan jumlah subjek penelitian ini kurang dari 100 orang yaitu

hanya 74 siswa. Sehingga subjek meliputi semua yang terdapat di

dalam populasi, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi

atau sensus. Kelas eksperimen digunakan dengan media flashcard.

Maka dalam penelitian ini yang dijadikan sampel ialah siswa

kelas III B sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 37 siswa dan

kelas III A sebagai kelas kontrol yang terdiri dari 37 siswa. Dengan

alasan karena kelas tersebut memiliki rata rata lebih rendah

dibandingkan III A. Sedangkan III A sebagai kelas kontrol yang

diberikan dengan pengajaran konvesional.

liv
D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian

maka digunakan suatu teknik dan instrumen pengumpulan data yang

tepat, karena penelitian merupakan kegiatan ilmiah, maka data yang

terkumpul untuk mendukung penelitian harus sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah :

1. Observasi

Menurut Lusi dan Nggili (2013), “Observasi adalah kegiatan

dimana peneliti melakukan pengamatan secara detail terhadap peroses

pembelajaran dalam kelas” (h.106). Observasi dapat digunakan untuk

menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku

perserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, dan mengerjakan tugas.

Observasi juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam

mengajar, suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan sesama

peserta didik, hubungan guru dengan peserta didik, dan perilaku sosial

lainnya.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang

kondisi dalam kelas dan pencapaian yang telah terjadi. Wawancara

dapat dilakukan pada para rekan guru maupun siswa. Pertanyaan

dalam wawancara diupayakan untuk mendapatkan jawaban yang tepat

tentang kondisi kelas dan pencapaian dari tujuan penelitian.

lv
Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang,

misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid,

orang tua, pendidikan, sikap terhadap sesuatu.

5. Tes

Tes merupakan suatu alat atau latihan kemampuan atau bakat

yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, serta

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Pada penelitian ini peneliti memberikan tes untuk pretes dan

postes. Pretes diberikan sebelum melakukan peroses pembelajaran, hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

Sedangkan postes diberikan setelah siswa melakukan peroses

pembelajaran atau perlakuan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan dalam

pembelajaran yang telah diberikan.

6. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2014), “dokumentasi adalah suatu metode

penelitian untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,

rapat, lengger, dan agenda” (h. 274).

lvi
E. Instrumen Penelitian

1. Variabel Terikat (Y)

a. Definisi Konseptual

Kosakata merupakan hal paling utama dan paling dasar

mempelajari suatu bahasa apalagi bahasa asing, dengan banyaknya

perbendaharaan kosakata akan membuat lebih mudah untuk

berkomunikasi, kosakata dapat diartikan sebagai kumpulan kata-kata

yang dipahami oleh seseorang.

b. Definisi Operasional

Penguasaan kosakata merupakan hasil belajar yang telah di

capai siswa setelah mempalajari pelajaran yang diujikan pada

matapelajaran Bahasa Inggris. Untuk memperoleh penguasaan

kosakata Bahasa Inggris dengan baik terdapat beberapa langkah yaitu,

introducing, modeling, practicing and appliying. Dalam penelitian ini

indikator kisi-kisi instrumen diambil dari silabus Bahasa Inggris kelas

3 semester 2 dengan rincian sebagai berikut :

1. Menirukan ujaran yang didengar

2. Menyebutkan jenis-jenis buah dan dan sayur disekitar rumah

dalam Bahasa Inggris setelah mengamati gambar.

3. Memahami kosakata buah dan sayur dalam Bahasa Inggris.

4. Menuliskan kata-kata yang berhubungan dengan buah-buahan.

lvii
Siswa akan mengerjakan instrument berupa isian singkat singkat yang

terdiri dari 15 soal materi fruits and vegetable.

c. Kisi-kisi Instrumen

Sebelum membuat soal, perlu disusun kisi-kisi agar tes yang

dibuat pada prites dan postes tidak menyimpang dari indikator yang

ada di kurikulum. Soal tes untuk uji coba validitas 1 berupa isian

singkat yang berjumlah 15 butir soal.

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen

Ranah
Indikator Jumlah
C1 C2 C3
2, 3, 5, 7,
Bentuk 5
8
1, 4, 6, 9,
Makna 5
10

11, 12, 13,


Penggunaan 5
14,15

15

Keterangan :
C1 : Pengetahuan / knowledge
C2 : Pemahaman / comprehension
C3 : Penerapan / aplication

lviii
d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan proses pengambilan data, terlebih

dahulu instrumen yang akan digunakan diuji pada kelompok

siswa yang dianggap sudah mengikuti pokok bahasan yang akan

disampaikan, setelah itu instrumen diukur tingkat validitas dan

rehabilitas sehingga dapat dipertimbangkan apakah instrumen

tersebut dapat digunakan atau tidak.

1. Uji Validitas

Sebelum tes diberikan sebaiknya tes tersebut diujikan

terlebih dahulu untuk diketahui validitasnnya. Karena tes yang

baik adalah tes yang telah teruji validitasnya untuk mengukur

tes tersebut, sebaiknya soal yang diberikan kepada siswa harus

sesuai dengan materi yang talah di sampaikan. Suatu tes atu

instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang

tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukurnya yang sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut.

Untuk pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan

Korelasi Pearson atau biasa disebut dengan Korelasi Product

Momment karena bentuk soal yang akan diuji validitasnya

berupa soal uraian. Korelasi Product Momment adalah alat uji

statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hubungan

lix
dua sampel acak, homogen, dan berdistribusi normal. Data

yang digunakan harus bersekala interval atau rasio. Nilai

Koefisien Product Momment dapat dihitung dengan rumus

berikut:

γ xy=n ( ∑ XY ) −¿ ¿

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi product momment

n = Jumlah sampel

∑ XY = Jumlah total data XY

∑X = Jumlah total data variabel X

∑Y = Jumlah total data variabel Y

(Riadi, 2014, h.117)

2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas langkah selanjutnya

adalah dengan melakukan pengukuran reliabilitas.

Pengujian reliabilitas dengan teknik Alfa Cronbach sebagai

berikut:

r i=
k
{1−
∑ s 2i }
( k−1) ∑ s 2t

Keterangan :

lx
ri = Koefisien korelasi Alfa Cronbach

k = Mean kuadrat antara subjek

2
∑ s i = Mean kuadrat kesalahan

2
S = Varians total
t

Rumus untuk varians total dan varians item:

2
∑ st
2
S= t −¿ ¿
n

2 JK t JK s
St = − 2
n n

Keterangan :

2
S = Varians total
t

2
S = Varians item
i

JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item

JKs = Jumlah kuadrat subjek

(Sugiyono, 2015, h.365)

lxi
7. Variabel Bebas (X)

a. Definisi Konseptual

Media pembelajaran flashcards adalah media

pembelajaran yang berbentuk kartu bergambar, baik hasil

gambaran tangan atau foto yang sudah ada dan ditempelkan

pada kartu-kartu dengan warna yang bervariasi serta ukuran

yang berbeda-beda sesuai keinginan cocok digunakan untuk

kelas dengan jumlah seswa sedikit.

e. Definisi Operasional

Terdapat beberapa langkah dalam kegiatan belajar

mengajar menggunakan media falshcards yaitu: Kartu-kartu

yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap

siswa, cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai

menerangkan, berikan kartu-kartu yang telah diterangkan

kepada siswa yang duduk di dekat guru. Mintalah siswa untuk

mengamati kartu tersebut, lalu teruskan kepada siswa yang lain

hingga semua siswa mendapat giliran, jika dalam kegiatan

belajar mengajar menggunakan media flashcards maka harus

disajikan menggunakan permainan.

F. Hipotesis Statistik

Menurut Riadi (2014), “Hipotesis statistik merupakan rangkaian

dua atau lebih variabel yang menjadi perhatian dan hendak diuji oleh

lxii
peneliti. Hipotesis statistic ini dipergunakan jika peneliti menggunakan uji

analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan yang ada.

Sedangkan proses statistika yang menggambarkan pengambilan dari

keseluruhan arah sebagian populasi sebagai proses penyimpulan” (h. 77).

Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian dibawah ini adalah

sebagai berikut:

1. Hipotesis Statistik Pretes

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

Keterangan :

Ho : Tidak terdapat perbedaan penguasaan koskata bahasa

Inggris peserta didik antara kelas kontol dan kelas eksperimen.

H1 : Terdapat perbedaan penguasaan kosakata bahasa Inggris

peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Hipotesis Statistik Posttest

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 = μ2

Keterangan :

Ho : Tidak terdapat perbedaan penguasaan kosakata bahasa Inggris

peserta didik antara peserta didik yang diberi media pembelajaran

flashcard dengan peserta didik yang metode pembelajarannya

konvensional.

lxiii
H1 : Terdapat perbedaan penguasaan kosakata bahasa Inggris peserta

didik antara peserta didik yang diberi media pembelajaran flashcard

dengan peserta didik yang metode pembelajarannya konvensional.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara deskripsi

atas dasar secara kuantitatif kemudian diolah menggunakan statistik.

Teknik analisis data digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian

dan menguji hipotesis. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah analisis

data :

1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2018), “Statistik deskriftif adalah statistika

yang berfungsi mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap

obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum” (h. 226). Berikut ini akan dijelaskan langkah-

langkah analisis data:

Pada statistika deskriptif ini, akan dikemukakan cara-cara

penyajian data, dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik

garis maupun grafik batang, pictogram, penjelasan kelompok melalui

modus, median, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan

simpangan baku.

lxiv
a. Penyajian Data

Menurut Riadi (2014), prosedur dalam statistik deskriptif

menggunakan teknik penyajian data sebagai berikut :

1) Tabel Distribusi Frekuensi

Menurut Riadi (2014) menyatakan bahwa “Tabel

distribusi frekuensi disusun bila jumlah data yang akan

disajikan cukup banyak, sehingga kalau disajikakn dalam tabel

biasa menjadi tidak efisien dan kurang komunikatif” (h.40).

Adapun langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi

frekuensi adalah sebagai berikut:

a) Menghitung jumlah kelas interval dengan

menggunakan kaidah empiris Sturgress: k = 1 + 3,3

log², dengan ketentuan k = jumlah kelas interval

dan n = banyak data yang diobservasi.

b) Menghitung rentang dengan cara menentukan data

terkecil (Dmin) dan data terbesar (Dmax) dengan

rumus: R = Dmax-Dmin.

f
c) Tentukan panjang kelas interval (I) dengan I =
k

d) Tentukan kelas-kelasnya sedemikian sehingga

mencakup semua nilai data.

e) Tentukan frekuensi tiap kelas dengan menggunakan

tally.

lxv
2) Histogram

Menurut Riadi (2014), “Histogram adalah salah satu

bentuk penyajian data hasil penelitian untuk menggambarkan

atau melukiskan pasang surutnya suatu keadaan data statistik

dengan garis atau gambar agar lebih mudah dipahami oleh para

pembaca data. Jika pada diagram batang, gambar batang-

batangnya terpisah maka pada histogram gambar batang-

batangnya berimpit” (h.42). Langkah-langkah membuat

histogram dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Gunakan tabel distribusi frekuensi.

b) Gunakan tepi kelas untuk titis absisi pada sumbu x,

dan gunakan frekuensi absolut untuk titik abis

sumbu y.

c) Tentukan tinggi balok sesuai dengan frekuensi

absolut dan lebar sesuai dengan tepi masing-masing

kelas.

3) Poligon

Menurut Riadi (2014) yang dimaksud dengan poligon

frekuensi adalah “Grafik yang dibuat dengan menghubungkan

titik-titik tengah tiap interval kelas secara berturut-turut.

Poligon frekuensi dapat diperoleh dengan menghubungkan

titik-titik tengah dari puncak-puncak persegi panjang

histogram” (h. 43).

lxvi
4) Ogive

Menurut Riadi (2014), “ogive adalah grafik penyajian

data dalam bentuk distribusi frekuensi kumulatif dengan

menggunakan garis atau kurva” (h. 44).

b. Ukuran Pemusatan Data

Riadi (2014) ukuran pemusatan data adalah suatu nilai yang

bersifat ciri (tipikal) atau reprentasi dari suatu kumpulan data

ukuran pemusatan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mean, modus, dan median.

1) Mencari Mean

Mean merupakan jumlah nilai pengamatan dibagi

dengan banyaknya pengamatan.

Data tunggal dapat dihitung dengan rumus:

Ʃ f ix
x́= i

Keterangan:

x́ = Rata-rata.

n = Jumlah.

fi = Frekuensi.

xi = Nilai x ke/sampai ke n.

N = Jumlah individu (Riadi, 2014, h.45).

lxvii
2) Mencari Median

Median adalah letak data yang membagi dua bagian

yang sama atau sering juga disebut nilai tengah.

a) Perhitungan untuk median data tunggal:

n+1
Letak posisi Me =
2

Keterangan:

N = Banyaknya data.

b) Perhitungan untuk median data berkelompok:

n
−F
Me = Lo + I ( 2 )
f

Keterangan:

Lo = Tepi bawah kelas median.

I = Panjang kelas interval.

F = Frekuensi kumulatif/total sebelum kelas

median.

f = Frekuensi kelas median.

n = Banyaknya data (Riadi, 2014, h.46).

3) Mencari Modus

Modus adalah nilai yang sering muncul dengan

frekuensi terbanyak. Perhitungan data modus untuk data

berkelompok:

b1
Mo = b + p ( b1 +b 2 )
lxviii
Keterangan:

Mo = Modus.

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak.

p = Panjang kelas interval.

b1 = Frekuensi pada kelas modus (pada kelas interval

yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat

sebelumnya.

b₂ = Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas

interval yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval

terdekat berikutnya. (Riadi,2014,h.48)

4) Mencari Standar Deviasi

Menurut Sugiyono (2018) standar deviasi/simpangan baku

dari data yang telah disusun dalam tabel distribusi

frekuensi/data bergolong. Dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

1) Varian Sampel

Ʃ ( x−x́ ) 2
S2 =
( n−1 )

2) Standar deviasi untuk data sampel

Ʃf ( x− x́ ) 2
S2 =
√ ( n−1 )

Keterangan:

σ2 = Variabel populasi.

σ = Simpangan baku populasi.

lxix
S2 = Varians sampel.

S = Simpangan baku sampel.

n = Jumlah sampel.

c. Uji Persyaratan Data

Riadi (2014), “ukuran penyebab data atau ukuran variasi adalah

tingkatan dimana distribusi data memiliki kecenderungan untuk

menyebar disekitar nilai reratanya. Ukuran penyebaran data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Range, Varians, dan Standar

Deviasi” (h.59).

1) Range

R = Dmax −Dmin

Keterangan:

R = Range.

Dmax = Data tertinggi.

Dmin = Data terendah.

2) Varians

Ʃf ( x−x́ )2
S = 2
n−1

Keterangan :

S² = Varians.

Ʃ f² = Jumlah frekuensi.

x = Nilai siswa.

x́ = Rata-rata.

lxx
n = Jumlah data.

3) Simpangan Baku

Untuk menghitung simpangan baku dapat

menggunakan rumus:

2
S =
√ Ʃf ( x−x́ )
( n−1 )

Keterangan:

S = Simpangan baku.

f = Frekuensi.

n = Jumlah data

2. Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Menurut Riadi (2014), “Pengujian normalitas dilakukan

untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data” (h.93). Uji

normalitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, dalam penelitian

ini menggunakan Chi Kuadrat. Ketentuan pengujian x² hitung, akan

berdistribusi normal jika Ho diterima, dan tidak berdistribusi

normal jika Ho ditolak. Dalam hal ini digunakan Microsoft excel

dengan rumus Chi Kuadrat (χ²) sebagai berikut :


2
( f o−f e )
X =∑
2
fe

Keterangan :

x² = Nilai chi kuadrat.

fe = Frekuensi ekspetasi.

lxxi
fo = Frekuensi observed (absolut).

Kriteria uji :

1) Jika χ² hitung < χ² tabel maka Ho diterima, maka data

distribusi normal.

2) Jika χ² hitung ¿ χ² tabel maka H1 ditolak, maka data tidak

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Riadi (2014), uji homogenitas digunakan untuk mengetahui

apakah data yang berasal dari populasi dari varian yang

homogenitas. Untuk menentukan nilai fisher menggunakan rumus

perbandingan varian sebagai berikut :

s 2 terbesar
F= 2
s terkecil

Keterangan:

F = Homogenitas.

S2 terbesar = Varian terbesar.

S2 terkecil = Varian terkecil (h.104).

c. Uji Hipotesis (Uji T-test)

Uji hipotesisi ini digunakan untuk mengetahui perbedaan

kondisi sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok tidak saling

berpasangan. Jenis data yang digunakan harus berskala inverensial

atau rasio. Terdapat dua rumus uji t untuk sampel independent

yaitu the sparate model t-test dan the pooled variance model t-test

dengan ketentuan sebagai berikut :

lxxii
1) The Sparate Model t-test

χ 1− χ 2
t = s12 + s 22
1
√ n 2
n

n ₁ = n ₂ sampel homogen ↔ dk = n ₁ + n ₂ - 2

n ₁ = n ₂ sampel tidak homogen ↔ dk = n ₁ + 1 atau n ₂ - 1


t tabel
n1 ≠ n2 sampel tidak homogen t tabel =(∆ ) + t tabel terkecil
2

2) The Pooled variance Model t-test

x́ ₁−x́ ₂
t = ( n1 −n2 ) s 1 ² + ( n2−1 ) s2 ² 1 1
√ n1+ ¿n 2−²
( + )¿
n₁ n₂

jika :

n ₁ = n ₂ sampel homogen↔ dk = n ₁ + n ₂ - 2
n ₁ ≠ n ₂ sampel homogen↔ dk = n ₁ + n ₂ - 2
n ₁ = n ₂ sampel tidak homogen↔ dk = ¿ - 1 ) atau ¿ - 1)
Keterangan:

t = Nilai t.

x́ ₁ = Rata-rata nilai kelas eksperimen.

x́ ₂ = Rata-rata nilai kelas kontrol.

s21 = Varian kelas eksperimen.

s22 = Varian kelas kontrol.

n₁ = Sampel kelas eksperimen.

n₂ = Sampel kelas kontrol.

lxxiii
Kriteria pengujian:

a) Jika t hitung> t tabel maka Ho ditolak.

b) Jika t hitung< t tabel maka Ho diterima.

c) Jika t hitung> t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

artinya terdapat pengaruh antara media

pembelajaran Flashcard dengan penguasaan

kosakata bahasa Inggris.

d) Jika t hitung< t tabel maka H1diterima dan Ho diterima

artinya tidak terdapat pengaruh antara media

pembelajaran Flashcard dengan penguasaan

kosakata. (Riadi, 2014, h.159)

lxxiv
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini ada dua nilai yang di data oleh peneliti yaitu tes

awal (pretes) dan tes akhir pembelajaran (postes). Tes ini dilakukan di kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

B. Data nilai Tes Awal (Pretes)

Sebelum pembelajaran dimulai siswa terlebih dahulu

melaksanakan tes awal. Tes awal dilaksanakan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol dengan soal yang sama untuk mengetahui kemampuan awal

siswa dan uji kesamaan rata-rata kelas. Berikut ini akan dijelaskan nilai tes

awal pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Tabel Distribusi dan Grafik Data Pretes Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes

hasil belajar yang diperoleh pada pretes oleh kelas eksperimen, dari

37 siswa kelas eksperimen dengan jumlah sampel 37 siswa.

Dengan nilai rata-rata 45,19 serta standar deviasi sebesar 13,66.

Deskripsi data mengenai tes hasil belajar yang diperoleh dapat

terlihat dari tabel distribusi frekuensi pretes kelas eksperimen

seperti berikut ini :

lxxv
a. Rentangan (R) :

R = data terbesar - data terkecil

= 60-25

= 35

b. Banyak Kelas (K)

K = 1+3,3 log n

= 1+3,3 log 37

= 1+3,3 (1,568)

= 1+5,175

= 6,175

=6

c. Kelas Interval

rentang kelas
P =
banyak kelas

35
=
6

= 5,8

=6

lxxvi
Tabel 4.1
Table Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Eksperimen

Kelas Interval Frekuensi (f) F relative (fr) %


25-30 7 18.92
31-36 6 16.22
37-42 4 10.81
43-48 5 13.51
49-54 5 13.51
55-60 3 8.11
61-66 4 10.81
67-72 3 8.11
JUMLAH 37 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes kelas eksperimen

diatas terdapat 8 kelas interval dari 37 siswa. Berdasarkan tabel diatas

pula daat dibuat histogram, polygon, dan ogiv yang telah disajikan pada

tabel 4.1.

Histogram dan Poligon


8
6
4
Freakuensi

Frekuensi
2 Kelas Interval
0
0 6 2 8 4 0 6 2
-3 1-3 7-4 3-4 9-5 5-6 1-6 7-7
25 3 3 4 4 5 6 6

Kelas Interval

Gambar 4.1
Histogram dan Poligon Pretes Eksperimen

lxxvii
Pada histogram dan poligon pretes kelas eksperimen terlihat

frekuensi tertinggi terdapat pada batas kelas 24,5 yaitu interval 25-30

dengan frekuensi7. Pada histogram dan poligon pretes kelas eksperimen

terlihat frekuensi terendah terdapat pada batas kelas 54,5 dan 66,5 yaitu

interval 55-60 dan 67-72 dengan masing-masing frekuensi 3.

40
35
30
25
20
15
10
5
0
2 3 3 4 4 5 6 6

Gambar 4.2
Ogive Pretes Eksperimen
Untuk mengetahui frekuensi kumulatif kurang dari cara yang biasa

digunakan data tabel distribusi frekuensi, sehingga akan memudahkan

dalam menentukan beberapa tabel distribusi frekuensi kumulatif.

Tabel 4.2
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretes Kelas Eksperimen

Kelas Eksperimen Nilai


Nilai Tertinggi 70
Nilai Terendah 25
Rata-rata 45,19
Median 45
Modus 32
Simpangan baku 13.66

lxxviii
Berdasarkan perhitungan statistik didapat beberapa nilai pemustan

dan penyebaran data dari nilai pretes tersebut rata-rata, median, modus dan

standar deviasi. Nilai-nilai tersebut disajikan pada table 4.2 (perhitungan

lengkap ada pada lampiran).

2. Tabel Distribusi dan Grafik Data Pretes Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data penilaian mengenai tes hasil

belajar yang diperoleh pada pretes kontrol, dari 37 siswa kelas kontrol

dengan jumlah sampel 37 siswa. Dengan nilai rata – rata 48.00 serta

standar deviasi sebesar 10,08. Deskripsi data mengenai tes hasil belajar

yang diperoleh dapat terlihat dari tabel distribusi frekuensi pretes kelas

kontrol seperti berikut ini:

a. Rentangan (R) :

R = data terbesar - data terkecil

= 65-30

= 35

d. Banyak Kelas (K)

K = 1+3,3 log n

= 1+3,3 log 37

= 1+3,3 (1,568)

= 1+5,175

lxxix
= 6,175

=6

e. Kelas Interval

rentang kelas
P =
banyak kelas

35
=6

= 5,8 = 6
Tabel 4.3
Table Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Kontrol

Kelas Interval Frekuensi (f) F relative (fr) %


30-35 5 21.62
36-41 6 8.11
42-47 5 10.81
48-53 8 16.22
54-59 6 13.51
60-65 7 29.73
JUMLAH 37 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes kelas kontrol diatas

terdapat 6 kelas interval dari 37 siswa dan dapat dibuat histogram, poligon,

serta ogiv yang telah disajikan pada tabel 4.3.

Histogram dan Poligon


8
Freakuensi

4 Frekuensi
0 Kelas Interval
5 1 7 3 9 5
0 -3 6-4 2-4 8-5 4-5 0-6
3 3 4 4 5 6

Kelas Interval

lxxx
Gambar 4.3
Histogram dan Poligon Pretes Kelas Kontrol
Pada histogram dan poligon kelas pretes kelas kontrol terlihat

frekuensi tertinggi terdapat pada batas kelas 47,5 yaitu interval 48-53

dengan frekuensi 8. Pada histogram dan poligon kelas kontrol terlihat

frekuensi terendah terdapat pada batas kelas 29,5 dan 41,5 yaitu interval

30-35 dan 42-47 dengan masing-masing frekuensi 5.

40
35
30
25
20
15
10
5
0
30-35 36-41 42-47 48-53 54-59 60-65

Gambar 4.4
Ogive Pretes Kelas Kontrol
Untuk mengetahui frekuensi kumulatif kurang dari cara yang biasa

digunakan data tabel distribusi frekuensi, sehingga akan memudahkan

dalam menentukan beberapa tabel distribusi frekuensi kumulatif.

Tabel 4.4
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretes Kelas Kontrol

Kelas Kontrol Nilai


Nilai Tertinggi 65
Nilai Terendah 30
Rata-rata 48
Median 49

lxxxi
Modus 51,1
Simpangan Baku 10.08
Berdasarkan perhitungan statistic didapat beberapa nilai pemustan

dan penyebaran data dari nilai pretes tersebut rata-rata, median,modus dan

standar deviasi. Nilai-nilai tersebut disajikan pada table 4.4 (perhitungan

lengkap terdapat pada lampiran).

C. Data Nilai Tes Akhir (Postes)

Tes akhir (postes) dilaksanakan untuk mengetahui siswa setelah

menerima pembelajaran. Soal yang digunakan pada tes akhir sama

dengan soal yang digunakan pada saat tes awal. Tes akhir dilaksanakan

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui apakah ada

perbedaan hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Berikut ini akan

dijelaskan hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Tabel distribusi dan grafik data postes kelas

eksperimenBerdasarkan hasil perhitungan data penelitian

mengenai tes hasil belajar yang diperoleh pada postes oleh

kelas eksperimen, dari 37 siswa kelas eksperimen dengan

jumlah sampel 37 siswa. Dengan rata – rata 72,03 serta standar

deviasi sebesar 9,84. Deksripsi data mengenai tes hasil belajar

yang diperoleh dapat terlihat dari tabel distribusi frekuensi

posttes kelas eksperimen seperti berikut ini.

a. Rentangan (R) :

R = data terbesar - data terkecil

lxxxii
= 90-50

=40

b. Banyak Kelas (K)

K = 1+3,3 log n

= 1+3,3 log 37

= 1+3,3 (1,568)

= 1+5,175

= 6,175 = 6

c. Kelas Interval

rentang kelas
P =
banyak kelas

40
=
6

= 6,6

=7

Tabel 4.5
Tabel Distribusi Postes Kelas Eksperimen

Frekuensi
Kelas Interval F relative (fr) %
(f)
50-56 2 5.41
57-63 7 18.92
64-70 5 13.51
71-77 10 27.03
78-85 11 29.73
86-92 2 5.41
JUMLAH 37 100.00

lxxxiii
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi postes kelas eksperimen

diatas terdapat 6 kelas interval dari 37 siswa dan dapat dibuat histogram,

poligon, serta ogiv yang telah disajikan pada tabel 4.5.

Histogram dan Poligon


12
10
8
6
Freakuensi

4 Frekuensi
2 Kelas Interval
0
6

2
-5

-6

-7

-7

-8

-9
50

57

64

71

78

86
Kelas Interval

Gambar 4.5
Histogram dan Poligon Postes Kelas Eksperimen

Pada histogram dan poligon pretes kelas eksperimen terlihat

frekuensi tertinggi terdapat pada batas kelas 77,5 yaitu interval 78-85

dengan frekuensi 11. Pada histogram dan poligon pretes kelas eksperimen

terlihat frekuensi terendah terdapat pada batas kelas 49,5 dan 85,5 yaitu

interval 50-56 dan 89-92 dengan masing-masing frekuensi 2.

40
35
30
25
20
15
10
5
0
50-56 57-63 64-70 71-77 78-85 86-92

Gambar 4.6
Ogive Postes Kelas Ekspeimen

lxxxiv
Untuk mengetahui frekuensi kumulatif kurang dari cara yang biasa

digunakan data tabel distribusi frekuensi, sehingga akan memudahkan

dalam menentukan beberapa tabel distribusi frekuensi kumulatif.

Tabel 4.6
Pemusatan dan Penyebaran Data Postes Eksperimen

Kelas Eksperimen Nilai


Nilai Tertingi 90
Nilai Terendah 50
Rata-rata 72.03
Median 74
Modus 78,20
Simpangan baku 9.84

Berdasarkan penghitungan statistic, didapat beberapa nilai pemusatan dan

penyebaran data dari nilai postes tersebut yaitu rata-rata, median, modus, dan

standar deviasi. Nilai-nilai tersebut disajikan pada tabel 4.6 (untuk perhitungan

lengkap terdapat pada lampiran).

Berdasarkan tabel diatas dari hasil tes akhir didapatkan nilai rata-rata kelas

adalah 72.03 nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 50. Dari 37 siswa

yang menjadi sampel penelitian hanya 2 orag siswa yang tidak tuntas KKM,

dengan ketuntasan klasikall pada kelas eksperimen sebesar 94,45%. Jadi bisa

dikatakan pembelajaran pada kelas eksperimen berhasil.

lxxxv
2. Tabel Distribusi dan Grafik Data Postes Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes

hasil belajar yang diperoleh pada postes oleh kelas kontrol, dari 37

siswa kelas eksperimen dengan jumlah sampel 37 siswa. Dengan

rata–rata 52,38 serta standar deviasi sebesar 9,93. Deksripsi data

mengenai tes hasil belajar yang diperoleh dapat terlihat dari tabel

distribusi frekuensi postes kelas kontrol seperti berikut ini :

a. Rentangan (R)

R = data terbesar - data terkecil

= 68 - 35

=33

b. Banyak Kelas (K)

K = 1+3,3 log n

= 1+3,3 log 37

= 1+3,3 (1,568)

= 1+ 5,175

= 6,175 = 6

c. Kelas Inteval

rentang kelas
P =
banyak kelas
33
=
6
= 5,5 = 6

74
Tabel 4.7
Tabel Distribusi Postes Kelas Kontrol

F relative (fr)
Kelas Interval Frekuensi (f)
%
35-40 5 13.51
41-46 9 24.32
47-52 3 8.11
53-58 8 21.62
59-64 7 18.92
65-70 5 13.51
JUMLAH 37 100

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pretes kelas kontrol diatas terdapat 6

kelas interval dari 37 siswa dan dapat dibuat histogram, poligon, serta ogiv yang

telah disajikan pada tabel 4.7.

Histogram dan Poligon


10
8
6
Freakuensi

4 Frekuensi
2 Kelas Interval
0
0 6 2 8 4 0
5 -4 1 -4 7 -5 3 -5 9 -6 5 -7
3 4 4 5 5 6

Kelas Interval

Gambar 4.7
Histogram dan Poligon Postes Kelas Kontrol
Pada histogram dan poligon kelas postes kelas kontrol terlihat

frekuensi tertinggi terdapat pada batas kelas 40,5 yaitu interval 41-46

dengan frekuensi 9. Pada histogram dan poligon postes kelas kontrol

terlihat frekuensi terendah terdapat pada batas kelas 46,5 yaitu interval 47-

52 dengan masing-masing frekuensi 3.

75
40
35
30
25
20
15
10
5
0
35-40 41-46 47-52 53-58 59-64 65-70

Gambar. 4.8
Ogive Postes Kelas Kontrol
Untuk mengetahui frekuensi kumulatif kurang dari cara yang biasa

digunakan data tabel distribusi frekuensi, sehingga akan memudahkan dalam

menentukan beberapa tabel distribusi frekuensi kumulatif.

Berdasarkan penghitungan statistik, didapat beberapa nilai pemusatan dan

penyebaran data diri nilai postes tersebut yaitu rata-rata, median, modus, dan

standar deviasi. Nilai-nilai tersebut disajikan pada tabel 4.8

Tabel 4.8
Ukuran Pemusatan Data dan Penyebaran Data Postes Kelas Kontrol

Kelas Kontrol Nilai


Nilai Tertinggi 68
Nilai Terendah 35
Rata-rata 52.38
Median 53
Modus 45
Simpangan baku 9.93

Berdasarkan tabel diatas, didapat beberapa nilai pemusatan dan

penyebaran data dari nilai rata-rata 52.38, nilai tertinggi adalah 68 dan nilai

76
terendah adalah 35. Dari 37 siswa yang menjadi sampel penelitian ada 25 siswa

yang tidak tuntas KKM, dengan ketuntasan klasikal pada kelas kontrol sebesar

32.43%. jadi bisa dikatakan pembelajaran pada kelas kontrol dengan cara

pengajaran konvensional belum berhasil.

D. Pengujian Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas penelitian menggunakan rumus chi kuadrat yang

dilakukan terhadap data kelas kontrol dan data kelas eksperimen.

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi

normal atau berada pada titik seimbang. Kriteria pengujian dikatakan

data berdistribusi normal jika x 2 hitung < x 2 tabel sebaliknya x 2 hitung >

x 2 tabel maka data berdistribusi tidak normal yaitu dengan rumus x 2=¿

( f o−f e ) ²
∑ fe

Tabel 4.9
Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol Ekserimen

Kelas Pretes Postes

Kontrol 7.747 8.328 x 2 tabel


11.070

Eksperimen 9.090 4.166

77
a. Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol

Berdasarkan nilai hasil perhitungan pretes kelas kontrol

diperoleh x 2 hitung = 7.747 dan x 2 tabel = 11.070 pada taraf

signifikansi α = 0.05 untuk jumlah siswa perkelas (n = 37),

sehingga x 2 hitung (7.747) < x 2 tabel (11.070). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Berdasarkan nilai hasil perhitungan postes kelas kontrol

diperoleh x 2 hitung = 8.328 dan x 2 tabel = 11.070 pada taraf

signifikansi α = 0.05 untuk jumlah siswa perkelas (n = 37),

sehingga x 2 hitung (8.328) < x 2 tabel (11.070). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

Berdasarkan nilai pretes kelas eksperimen hasil perhitungan

diperoleh x 2 hitung = 9.090 dan x 2 tabel = 11.070 pada taraf

signifikansi α = 0,05 untuk jumlah siswa perkelas (n = 37), sehingga

x 2 hitung (9.090) < x 2 tabel (11.070). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Berdasarkan nilai postes kelas eksperimen hasil

perhitungan diperoleh x 2 hitung = 4.166 dan x 2 tabel = 11.070 pada

taraf signifikansi α = 0,05 untuk jumlah siswa perkelas (n = 37),

sehingga x 2 hitung (4.166) < x 2 tabel (11.070). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

78
2. Uji Homogenitas

a. Uji Homogenitas Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tabel 4.10
Uji Homogenitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen Kontrol

Data F hitung F tabel Kesimpulan


Data sampel
Pretes 1.062 1.742 berasal dari
populasi yang
Postes 1.375 1.742
homogen.

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji

homogenitas Fisher, yaitu persamaan dan varians antar kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

ada tidaknya kesamaan varians kelas maka dapat dikatakan bahwa

kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama (homogen).

Kriteria pengujian F hitung < F tabel dengan taraf signifikasi α = 0,05

sebagai berikut :

s 2 terbesar
F= 2
s terkecil

1776
=
1672

= 1.062

Berdasarkan hasil perhitungan pretes diperoleh F hitung= 1.062

dan < F tabel = 1.742 sehinggan 1.062 < 1.742 ( F hitung < F tabel). Dengan

79
demikian dapat disimpulkan bahwa kedua varians populasi adalah

sama atau homogen.

b. Uji Homogenitas Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

s 2 terbesar
F = 2
s terkecil

2665
= =1.375
1938

Berdasarkan hasil perhitungan postes diperoleh F hitung = 1.375 dan

F tabel = 1.742. Sehingga 1.375 < 1.742 ( F hitung < F tabel ). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kedua varians populasi adalah sama atau

homogen.

E. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Pretes Kelas Kontrol dan Eksperimen

Tabel 4.11
Hasil Uji-t Pretes dan Postes Kelas Kontrol Eksperimen

Nilai Nilai
Data Kesimpulan
t hitung t tabel
t hitung < t tabel Hₒ diterima, H1
Pretes 0.910 1.994 ditolak yang artinya tidak
terdapat pengaruh .
t hitung > t tabel Hₒ ditolak, H1
Postes 8.684 1.994 diterima yang artinya
terdapat pengaruh

80
Untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan T-

Test (Pretes-Postes). Pengujian ini dilakukan agar peneliti dapat

membuktikan bahwa terdapat pengaruh pengaruh media flashcards

terhadap kosa kata Bahasa Inggris siswa kelas 3 SDN Gebang Raya 01.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-

t, karena sampel berasal dari populasi homogen dan berdistribusi normal

maka untuk melakukan uji t menggunakan rumus the pooled variance

model t-test. Kriteria uji hipotesis jika t hitung< t tabel maka Hₒ diterima, dan

t hitung >t tabel maka H1 diterima.

Berdasarkan hasil analisis pretes yang menggunakan uji-t the

pooled variance model t-test diperoleh bahwa t hitung = 0.910 dan t tabel =

1.994 pada taraf signifikansi α = 0.05. Dari hasil perhitungan tersebut

diperoleh hasil t hitung (0.910) <t tabel (1.994) maka dapat disimpulkan Hₒ

diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan penguasaan kosa

kata Bahasa Inggris antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada

siswa kelas 3 SDN Gebang Raya 01

2. Uji Hipotesis Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil analisis postes yang menggunakan uji-t the

pooled variance model t-test diperoleh bahwa t hitung = 8.684 dan t tabel =

1.994 pada taraf signifikansi α = 0.05. Dari hasil perhitungan tersebut

diperoleh hasil t hitung (8.684) >t tabel (1.994) maka dapat disimpulkan Hₒ

ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh penguasaan kosa kata

81
antara siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan media

flashcards dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan

menggunakan metode konvesional pada siswa kelas 3 SDN Gebang

Raya 01.

F. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan, adanya perbedaan signifikansi antara nilai pretes dan nilai

postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi dengan demikian

terdapat pengaruh media Flashcard terhadap penguasaan kosakata Bahasa

Inggris sisswa kelas III SD Negeri Gebang Raya 01

Berbeda halnya dengan kelas yang penerapannya dengan

menggunakan model pembelajaran konvesional, siswa terlihat kurang

tertarik dan kurang bersemangat dalam belajar. Selain itu, siswa kurang

terlihat aktif karena tidak ditemukan siswa yang antusias bertanya tentang

materi pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran konvesional guru

lebih mononton, hal ini mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa

akan terbatas pada apa yang diberikan guru. Dalam proses pembelajaran

pun ditemukan beberapa siswa yang mengobrol dengan teman sebangku

dan ada pula siswa yang mengganggu temannya sehingga proses

pembelajaran tidak efektif. Hal tersebut mengakibatkan kurang dapat

menangkap dan menerima materi yang diajarkan. Sehingga berpengaruh

pada hasil belajar yang kurang maksimal.

82
Setelah penilaian tes hasil belajar kemampuan membaca intensif

kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan serta dinyatakan lulus uji

persyaratan maka dilakukan uji-t, untuk mengetahui diterima atau

ditolaknya hipotesis. Berdasarkan hasil pretes penelitian dengan

menggunakan uji-t diketahui bahwa t hitung = 0.910 maka didapat t tabel =

1.994 sehingga t hitung < t tabel (0.910 < 1.994) ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan penguasaan kosa kata Bahasa Inggris antara siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini dipengaruhi karena guru yang

hanya menggunakan model pembelajaran konvesional saja ketika

pembelajaran. Berdasarkan hasil postes penelitian dengan menggunakan

uji-t diketahui bahwat hitung = 8.684 maka didapat t tabel = 1.994 sehingga

t hitung > t tabel (8.684 > 1.994) ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

penguasaan kosa kata Bahasa Inggris dengan siswa yang mendapat

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvesional.

Dengan demikian hasil pengujian membuktikkan bahwa terdapat

pengaruh media flashcards terhadap kosakata Bahasa Inggris pada siswa

kelas III SDN Gebang Raya 01 Kecamatan Priuk Kota Tangerang.

Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

tentang pengaruh media flashcards terhadap kosa kata Bahasa Inggris

pada siswa kelas III SDN Gebang Raya 01 Kecamatan Priuk Kota

Tangerang. Berdasarkan hasil penelitian ini menggunakan dua kelas yanitu

kelas III-A sebagai kelas kontrol dan kelas III-B sebagai kelas eksperimen.

Pada kelas eksperimen menggunakan media flashcards dengan jumlah

83
sampel 37 siswa begitu juga dengan kelas kontrol yang menggunakan

metode konvesional dengan jumlah sampel 37 siswa.

Pelaksanaan pembelajaran dengan media flashcards dapat lebih

optimal jika disesuaikan dengan materi pelajaran, dan hal tersebut dapat

meningkatkan hasil belajar siswa hal ini sesuai dengan perolehan hasil

belajar siswa yang dilakukan. Setelah seluruh proses pembelajaran

berlangsung rata-rata siswa memperoleh hasil yang optimal.

Positif efek pada saat penelitian pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan media flashcards ditemukan beberapa fakta yang

diantaranya siswa lebih berantusias dan bersemangat dalam belajar. Hal itu

juga membuat siswa lebih mudah mengingat dan menyerap materi

pelajaran. Media flashcards juga mudah dibawa dan praktis cara

penggunaanya, sehingga memudahkan siswa untuk saling bergantian

melihat gambar. Karena karakteristik media flashcard adalah menyajikan

pesan-pesan pendek dapat memudahkan siswa untuk mengingat pesan

tersebut karena kombinasi teks dan gambar memudahkan siswa untuk

mengenali suatu konsep. Pembelajaran menggunakan media flashcards

juga terbilang menyenangkan karena dengan menggunakan media

flashcards pembelajaran dapat diterapkan melalui permainan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Oktavia Triami Putri,Janu Arseto, dan Emi Sri Kurniawati,

menunjukan bahwa penerapan belajar menggunakan media flashcards

efektif digunakan pada materi yang berbentuk hafalan.

84
G. Hambatan Dalam Penggunaan Media Flashcard yang Peneliti Temui

Meskipun pembelajaran ini berhasil namun masih ada beberapa

kendala yang dialami pada saat penelitian berlangsung. Karena

pembelajaran diterapkan melalui permainan sedikit sulit mengatur kondisi

kelas dikarenakan kondisi sebagian besar siswa yang terlalu bersemangat.

Bahkan ada beberapa kartu flashcards menjadi agak kusust karena

diperebutkan oleh siswa. Selain itu ada pula siswa yang masih malu-malu

apabila mendapat giliran pembacaan flashcards, biasanya siswa hanya

mendengarkan guru dan kurang aktif dalam mengungkapkan pendapat.

Dengan adanya pembelajaran menggunakan media flashcards ini

berdampak pada kemampuan kosa kata Bahasa Inggris siswa. Namun hasil

dari penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran media

flashcards layak digunakan dalam pembelajaran. Media flashcards juga

tidak hanya dapat digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris

melainkan dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran, materi pelajaran,

dan jenjang pendidikan yang sesuai dengan karakter media flashcards.

85
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan metode pembelajaran konvensional tidak dapat mempengaruhi tes

hasil belajar kemampuan membaca intensif pada siswa kelas III SDN Gebang

Raya 01 Kecamatan Priuk Kota Tangerang. Kemudian peneliti melakukan

penelitian yang dilakukan pada dua kelas yang berbeda, dimana kelas III-B

diberikan perlakuan yang berbeda dengan kelas III-A. Untuk kelas III-B

pembelajaran dilaksanakan menggunakan media pembelajaran flashcards,

sedangkan kelas IV-A pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

pembelajaran konvesional.

Berdasarkan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh positif dan lebih tinggi terhadap nilai tes hasil belajar

penguasaan kosa kata Bahasa Inggris siswa yang menggunakan media

flashcards dibandingkan dengan model pembelajaran konvesional, maka dapat

disimpulkan bahwa penguasaan kosa kata Bahasa Inggris untuk siswa yang

diberi pembelajaran melalui media flashcards mencapai peningkatan. Uji

norrmalitas hasil tes menggunakan chi kuadrat pada kelompok eksperimen x ²

hitung = 4.166 dan x ²tabel = 11.070 pada taraf signifikan α = 0.05 untuk

jumlah siswa perkelas (n = 37), sehingga x ²hitung (4.166) < x ²tabel (11.070).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi nomal. Uji

86
homogenitas hasil tes menggunakan uji Fisher diperoleh f hitung = 1.375 dan f tabel

= 1.742 Sehingga 1.375 < 1.742 ( f hitung < f tabel). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kedua varians populasi adalah sama atau homogen. Hasil

perhitungan uji hipotesis didapatkan data postest sebesar 8.684 pada taraf

signifikasi α = 0.05 dengan diperoleh t tabel1.994 pada data postest t hitung > t tabel

maka H o ditolak dan H 1 diterima, yang berarti bahwa terdapat perbedaan rata-

rata nilai tes hasil belajar penguasaan kosa kata Bahasa Inggris siswa antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan demikian adanya pengaruh media

flashcards terhadap penguasaan kosa kata Bahasa Inggris pada siswa kelas III

SDN Gebang Raya 01 Kecamatan Priuk Kota Tangerang.

H. Saran

1. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan dapat ikut serta menciptakan kondisi yang aktif

bagi guru agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media khususnya media flashcards sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Bagi Guru

a. Jika guru ingin mendapatkan hasil tes belajar yang optimal maka

harus menggunakan variasi-variasi dalam pembelajaran salah

satunya menggunakan media-media pembelajaran khususnya

media flashcards.

87
b. Sebelum menggunakan media flashcards hendaknya guru

merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan baik,

sehingga pelaksanaanya dapat berlangsung sesuai dengan yang

diharapkan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan

acuan penelitian yang sejenis dengan materi pelajaran serta teknik

yang berbeda. Agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik maka

perlu memberikan motivasi dan konseptual mengenai bahan

pembelajaran serta mengarahkan peserta didik agar konsentrasinya

terarah pada peroses pembelajaran.

88
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2017. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Diana, S. Pengaruh Media Big Book Terhadap Perkembangan Kosakata Bahasa


Inggris Anak Usia 5-6 Tahun di Raudhatul Athfal Arrusydah 1 Kedaton
Bandar Lampung. Program Strata Satu Pendidikan Islam Anak Usia
Dini. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.
repository.radenintan.ac.id. (diakses 1 Januari 2019)
Djamarah, Zain. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emi Sri Kurniawati. Pengaruh Media Fun Thinkers Terhadap Penguasaan


Kosakata Bahasa Inggris Anak Tunarungu Kelas VII SMPLB-B di
SLBWIYATA Dharma 1 Sleman 2017. www.Slidshare.net. (di akses 17
Desember 2018).
Fathurrohman, Sutikno. 2017. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Iskandarwassid, Sunendar. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Izzan, A. 2010. Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris. Bandung: Humaniora

Janu, A. Pengaruh Penggunaan Flash Card Terhadap Penguasaan Vocabulary


Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN Muarareja 01 dan 02 Tegal Tahun
Pelajaran 2008/2009. DIscribd.com (diakses17 Desember 2018).
Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi.

Lusi, S.S & Nggili, R.A. 2013. Asyiknya Penelitian Ilmiah dan Penelitian
Tindakan Kelas, Panduan Praktis dengan Pendekatan Ilmiah untuk
Melakukan Transformasi Pembelajaran. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Mira Pebriani. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tebak Kata
Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas V
SDN Pasar Kemis II Kabupaten Tangerang. Program Strata Satu
Pendidikan Sekolah Dasar. Tangerang: Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
Pertama Oktavia Triami Putri. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa
Inggris Menggunakan Media Flashcard Siswa Kelas 2 SD Negeri

89
Surokarsan 2 Yogyakarta. Program Strata Satu Pendidikan Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. eprints.uny.ac.id
(diakses 17 Desember 2018).
Riadi, Adi. 2014. Metode Statistika Parametrik dan Nonparametrik. Tangerang:
PT. Pustaka Mandiri
Sani, RA. 2016. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2015. Metode penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Riyana. 2008. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,


Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
Suyanto K.K.E. 2010. English for Young Learners: Melejitkan Potensi Anak
Melalui English Class yang fun, Asyik, dan Menarik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tarigan, HG. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Widya Ajeng Pemila. 2013. Prinsip Dasar dan Strategi Pembelajaran


Penguasaan Kosakata Bahasa Asing. Skripsi. UPI. www.slidshare.net
(diakses 20 November 2018).

90

Anda mungkin juga menyukai