Anda di halaman 1dari 11

PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ 67

PANDANGAN FILSAFAT PRAGMATIS JOHN DEWEY DAN


IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN FISIKA

Siti Sarah
Prodi Pendidikan Fisika, FITK Universitas Sains Al Quran
e-mail: siti.sarah@unsiq.ac.id

ABSTRAK

John Dewey merupakan salah satu tokoh filsafat pragamatis, yaitu paham yang berusaha menengahi
tradisi empiris dan tradisi idealis, dan menghubungkan hal yang sangat berarti dalam keduanya.
Khusus dalam hal pendidikan, pandangan pragmatis John Dewey menyatakan bahwa pendidikan
diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang saat ini muncul sehingga metode yang disarankan
digunakan dalam pembelajaran adalah problem solving dan learning by doing. Melalui penggunaan
metode problem solving dan learning by doing mengisyaratkan bahwa pendidikan adalah sebuah
proses yang tidak memiliki akhir dan berlakunya rekonstruksi pengalaman. Secara khusus,
implikasifilsafat pragmatisme John Dewey dalam bidang pendidikan fisikadi Indonesia berdasarkan
kurikulum yang berlaku adalah penggunaan metode problem solving dan learning by doing yang
digunakan untuk menghadapi kehidupan mendatang. Hal ini sangat sesuai dengan pola
pembelajaran fisika berdasarkan kurikukum pendidikan yang saat ini berlaku di Indonesia.

Kata Kunci: Pragmatis, John Dewey, dan pendidikan fisika

PENDAHULUAN kecerdasan manusia bisa dimanfaatkan


lingkungan dan kesehatan untuk pertumbuhan
John Dewey merupakan satu dari pribadi dan sosial. Filsafat pendidikan Dewey
beberapa tokoh filsafat pragamatis selain memberi kontribusi besar terhadap gerakan
Charles S. Peirce (1839-1934), Willam James pendidikan progresif yang berusaha
(1842-1910), dan George Herberrt Mead menjadikan sekolah sebagai komunitas
(1863-1931). Pragmatisme merupakan paham pendidikan, embrio dan miniatur masyarakat,
yang berusaha menengahi tradisi empiris dan di mana anak-anak berbagi pengalaman dan
tradisi idealis, dan menghubungkan hal yang memecahkan masalah secara bersama-sama.2
sangat berarti dalam keduanya. Pragmatisme (Gutek, 1974).
adalah suatu sikap, metode dan filsafat yang Adapun instrumentalisme merupakan
memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan usaha menyusun teori yang logis dan tepat dari
kepercayaan sebagai ukuran untuk konsep-konsep pertimbangan-pertimbangan
menetapkan nilai-nilai kebenaran. 1
penyimpulan-penyimpulan dalam bentuknya
Di antara tokoh filosof terdepan yang bermacam-macam dengan cara
Amerika, Dewey merupakan tokoh yang menyelidiki bagaimana pikiran-pikiran
paling prihatin dengan masalah teori dan berfungsi dalam penemuan-penemuan yang
praktek pendidikan. Melalui pragmatisnya berdasarkan pengalaman mengenai
yang lebih dikenal dengan istilah experimental konsekuensi-konsekuensi di masa depan.
atau instrumentalis, Dewey mengajak para (William S. Sahakian dalam Maksum, 2009).
filosof untuk menciptakan masyarakat yang Jadi, sikap Dewey dapat dipahami dengan
progresif dalam menyelesaikan masalah yang meneliti tiga aspek instrumentalisme. (1) Kata
dihadapi, tidak sekedar memikirkan saja. kontemporalisme berarti ada gerak dan
Experimentalism adalah keyakinan dari kemajuan nyata dalam waktu. (2) Kata
reformis sosial, politik, dan pendidikan futurismeberarti mendorong kita untuk melihat
progresif yang percaya bahwa penerapan hari esok dan tidak pada hari kemaren. (3)

1
H. Titus, dkk, Persoalan-persoalan Filsafat, 2
G. L. Gutek, Philosophical Alternatives in
Dialihbahasakan oleh H.M. Rasjidi, (Jakarta: Education. (Ohio: Charles E. Merill
Penerbit Bulan Bintang, 1984), hal. 349-350 Publishing Company, 1974)

ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018)


68 Siti Sarah; Pandangan Filsafat Pragmatis John Dewey dan Implikasinya dalam Pendidi …

milionarismeberarti bahwa dunia dapat dibuat memperbaiki kehidupan manusia serta


lebih baik dengan tenaga kita. (Juhaya S. Praja aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan
dalam Maksum, 2009) manusiawi.4 Sebaliknya, golongan yang kontra
Meskipun pandangan Dewey telah memandang bahwa paham ini dinilai enggan
memberikan kontribusi pada reformasi sosial dengan kerewelan (perdebatan) filosofis yang
dan politik, namun tulisan ini hanya akan tiada henti, enggan mendiskusikan asumsi-
membahas kontribusi Dewey dalam asumsi dasar, persepsi dan nilai-nilai yang
pendidikan.Utamanya mengenai bagaimana mendasar, dan cenderung langsung turun pada
pokok-pokok pemikiran pragmatisme John perencanaan praktis. (Oesman dan Alfian,
Dewey mengenai pendidikan dan bagaimana 1992: 57).
implikasidalam pendidikan fisika di Indonesia. Pro dan kontra pragmatisme
menunjukkan bahwa pragmatisme memiliki
PEMBAHASAN kekuatan dan kelemahan.
Kekuatan pragmatisme
A. Pragmatisme 1. Pragmatisme membawa kemajuan-
Pragmatisme berasal dari kata Yunani kemajuan yang pesat baik dalam ilmu
yaitu pragma yang berarti perbuatan (action) pengetahuan maupun teknologi.
atau tindakan (practice). Isme itu sendiri 2. Pragmatisme mendorong berpikir liberal,
berarti aliran atau ajaran atau paham. Oleh bebas, dan selalu menyangsikan segala
karena itu, pragmatisme merupakan sebuah yang ada. Pragmatisme telah mampu
paham atau ajaran yang menekankan bahwa mendorong dan memberi semangat
pemikiran menuruti tindakan. Pragmatisme seseorang untuk melakukan penelitian-
memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran penelitian demi kemajuan di bidang sosial
adalah faedah atau manfaat. Suatu teori atau dan ekonomi.
hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar 3. Pragmatisme tidak mudah percaya pada
apabila membawa hasil. Dengan kata lain, “kepercayaan yang mapan”. Suatu
suatu teori dikatakan benar jika teori tersebut kepercayaan dapat diterima apabila
berfungsi. Pengertian lain dari pragmatisme terbukti kebenarannya lewat pembuktian
yaitu paham yang menaruh perhatian pada yang praktis sehingga pragmatis tidak
praktek. Para penganutnya memandang bahwa mengakui adanya sesuatu yang sakral dan
hidup manusia sebagai suatu perjuangan untuk mitos.
hidup yang berlangsung terus-menerus yang di Kelemahan pragmatisme5
dalamnya terpenting adalah konsekuensi- 1. Pragmatis sangat mendewakan
konsekuensi yang bersifat praktis.3 kemampuan akal dalam upaya mencapai
Berdasarkan beberapa pengertian pragmatisme kebutuhan kehidupan, sehingga sikap ini
di atas, maka dapat diambil benang merah menjurus kepada sikap ateisme.
bahwa pragmatisme merupakan paham yang 2. Pragmatis menciptakan pola pikir
menganggap bahwa teori dinyatakan benar masyarakat yang materialis.
jika telah berhasil dipraktekkan. 3. Untuk mencapai tujuan materialistisnya,
Kemunculan paham ini ternyata tidak manusia mengejar dengan berbagai
diterima dengan baik oleh semua orang. caratanpa mempedulikan lagi bahwa
Beberapa yang pro dengan paham ini dirinya merupakan anggota dari
menyatakan bahwa pragmatisme dinilai positif masyarakat sosialnya. Dengan demikian,
karena dapat membawa teori ke medan praktis, masyarakat pragmatisme menderita
berupaya menurunkan filsafat ke tanah penyakit humanisme.
(membumi), dan menghadapi masalah-
masalah yang ada saat itu. Dengan ungkapan B. Kehidupan John Dewey dan Karyanya
lain, pragmatisme berusaha untuk Dewey lahir dari keluarga yang aktif
membumikan filsafat agar dapat digunakan dalamkehidupan sosial dan politik yang
untuk memecahkan masalah keseharian di ditandai dengan semangat bertetangga yang
sekitar kita, sebagaimana dikemukakan oleh
Dewey bahwa filsafat pragmatisme bertujuan 4
H. Titus, dkk, Op. Cit., hal. 353.
5
Ali Maksum, Pengantar Filsafat: Dari
3
Soejono Soemargono, Pengantar Filsafat. Masa Klasik Hingga Postmodernisme.
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987) (Yogyakarta: Az-zurmedia, 2009)

Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789


PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ 69

demokratis. Dewey menekankan pentingnya kasar.Tidak ada pelajaran sekolah dan bahkan
pertemuan masyarakat di mana orang berbagi perabotan sekolah yang terkenal menyolok itu
keprihatinan dan masalah secara umum. Visi jelas tidak ada. Para pengeritik pendidikan
demokrasi Dewey terbentuk melalui yang datang untuk mengamati itupun
pertemuan kota New England, di mana orang- meninggalkan dan menggelengkan kepala
orang datang untuk memecahkan masalah mereka serta memprediksi bahwa inovasi
bersama mereka sendiri melalui proses tersebut tidak akan bertahan. Tapi sekolah
diskusi, debat, dan membuat keputusan secara terus, tumbuh perlahan di antara sebuah
damai. Di kemudian hari, konsep filsafat campuran kesulitan, dan sedang
sosial dan pendidikan Dewey tentang kontrol dikembangkan.
sosial menggunakan kedua semangat tersebut Tahun 1904, Dewey berkarya sebagai
yaitu partisipasi masyarakat dan penerapan seorang guru besar filsafat sampai pensiun
metode ilmiah. pada tahun 1930 di Universitas Colombia.
Deweypertama kali mengenyam Pada periode ini, Dewey memiliki reputasi
pendidikan tinggi di Universitas Vermont pada internasional, banyak memberikan kuliah ke
tahun 1875 dan mendapatkan gelar B.A. Ia negara-negara Eropa serta Jepang, Cina, dan
kemudian melanjutkan kuliahnya di Meksiko. Tak jarang Dewey mengunjungi
Universitas Jons Hopkins, dan meraih gelar sekolah-sekolah di Turki dan Uni Soviet.
doktor dalam bidang filsafat paa tahun 1884. Dewey merupakan seorang penulis produktif.
Tahun 1884-1894, Dewey mengajar filsafat Ia menulis lebih dari 1000 buku dan artikel
dan psikologi di Universitas Michigan. Tahun yang mempengaruhi jalannya pendidikan
1894, ia pindah ke Universitas Chicago yang Amerika dan filsafat sosial.
membawa banyak pengaruh pada pandangan- Pada tahun 1910 dalam “How We
pandangannya tentang pendidikan sekolah di Think”, Dewey mendalilkan tesis bahwa
kemudian hari. Di Universitas Chicago ini berpikiradalahtahapan dari episode pemecahan
Dewey menjabat sebagai kepala departemen masalah yang terjadi sebagai upaya manusia
filsafat, psikologi, dan pendidikan. Mulai untuk bertahan dan tumbuh dalam konteks
tahun 1902 hingga 1904, ia adalah direktur lingkungan. Dalam “Democracy and
University School of Education. Disinilah Ia Education”(1916)Dewey menuangkan
kemudian mendirikan Sekolah Laboratorium pernyataannya paling lengkap mengenai
yang kelak dikenal dengan nama The Dewey filsafat pendidikan. Ia juga berpendapat bahwa
School. pendidikan yang paling efektif berlangsung
Sekolah laboratorium yang didirikan dalam keterbukaan atau lingkungan yang
Dewey diperuntukkan bagi anak-anak usia demokratis, di mana orang bebas dalam
empat tahun hingga empat belas tahun dengan melakukan penyelidikan.
tujuan memberikan pengalaman dalam Dewey dalam Experience and
kerjasama dan hidup yang saling bermanfaat. Education(1938) mengkritik pendidik
Tujuan tersebut dicapai melalui metode progresif yang gagal menguraikan sebuah
aktivitas meliputi bermain, konstruksi, studi pilosofi pendidikan positif berdasarkan
alam, dan ekspresi diri. Metode aktivitas pengalaman. Dia menantang sekolah
dirancang untuk menghasilkan peserta didik tradisional dan mendesak mereka untuk
yang aktif merekonstruksi pengalamannya mengembangkan postur pendidikan positif dan
sendiri. Melalui kegiatan tersebut, afirmatif.
spiritsekolah diperbarui yang nantinya menjadi Di antara buku-buku lain Dewey yang
sebuah miniatur komunitas dan embrio utama adalah Interest and Effort in Education
masyarakat. Di sekolah laboratorium, (1913), Human Nature and Conduct(1922),
individual anak diorganisasi dan diarahkan dan Freedom and Culture. (1939). Melalui
untuk hidup bekerjasama dalam komunitas tulisan, ceramah, dan kehadiran di Amerika
sekolah. Kerja Dewey di sekolah laboratorium dan berbagai tempat di dunia, Dewev
lebih mengarahkan perhatiannya pada berkontribusi terhadap jenis politik dan sosial
persoalan pendidikan dan ia kemudian liberalisme yang mendesak pembaruan sosial
mengungkapkan pandangan pendidikannya berdasarkan kehati-hatian, perencanaan
dalam karya “The School and Society”. Dewey pragmatis. Karyanya merangsang munculnya
dibantu istrinya Alice mengemudikan sekolah sebuah filsafat eksperimentalis yang sangat
melalui perairan yang terkadang sangat

ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018)


70 Siti Sarah; Pandangan Filsafat Pragmatis John Dewey dan Implikasinya dalam Pendidi …

mempengaruhi teori dan praktek pendidikan Subyek kurikulum ditujukan untuk


Amerika. mempersiapkan siswa menghadapi situasi
Dari seluruh tulisan filsafat dan masa depan yang dihadapi setelah
pendidikan, Deweymenentang terhadap menyelesaikan sekolah formal. Menurut
konsep dualistik dari alam semesta. Dewey, subyek kurikulum juga didasarkan
Menurutnya, manusia memiliki kemampuan pada dualisme antara teori dan praktek. Hal ini
untuk berdalil teoritis bahwa alam tidak menciptakan tambahan pencabangan yang
berubah, lengkap, dan pasti sempurna. Banyak memisahkan siswa dari kurikulum dan sekolah
filosofi traditonal idealis, realis, dan thomis dari masyarakat.
yang berdasarkan pada proposisi Konsep sosial Dewey tentang
substantifmetafisik yang membumirealitas di pendidikan berdasar pada eksperimentalisme
dunia ide-ide yang tidak berubah untuk idealis yang tampak dalam berpikir dan berbuat
atau struktur untuk realis. Berdasarkan seperti sebuah aliran yang mempersatukan
konsepsi ini, manusia Barat telah merancang pengalaman secara terus-menerus. Berpikir
sebuah konsepsi bipolar tentang realitas. Filsuf dan berbuat merupakan sesuatu yang tidak
tradisional mengadakan konsepsi dualistik dapat dipisahkan. Berpikir belum lengkap
tentang realitas di mana ada yang ideasional, hingga teruji dalam pengalaman.
atau teoretis dan yang dunia material. Menurut Dewey, manusia hidup di dunia
Sementara ide, semangat,dan pikiran lebih yang tidak pasti. Manusia sering kali
tinggi dalam rantai menjadi kerja dan tindakan bermusuhan untuk mempertahankan
yang terletak lebih rendah dalam hierarchy. kelangsungan hidupnya. Dalam pemikiran ini
Dari dualisme penting ini: hidup dan manusia harus menciptakan konsep kepastian
pendidikan terlihat pada dua tingkat yang yang memberikan perasaan kekal dan aman.
terpisah. Prioritas diberikan, bagaimanapun, Pragmatisme (John Dewey) menekankan
dengan immaterial dan tidak berubah. Dengan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas,
demikian, dualisme klasik seperti spirit-materi, merdeka, kreatif serta dinamis. Manusia
pikiran-tubuh dan jiwa-tubuh datang memiliki kemampuan untuk bekerja sama
menembus pemikiran Barat. untuk membangun masyarakat. Pragmatisme
Dualisme metafisik memiliki dampak mempunyai keyakinan bahwa manusia
pada kehidupan dan • pendidikan yang mana mempunyai kemampuan-kemampuan yang
mereka menciptakan perbedaan antara teori wajar. Karena itu, ia dapat menghadapi serta
dan praktek, liberal dan pendidikan kejuruan, mengatasi masalah-masalah yang bersifat
seni halus dan terapan, serta pikir dan aksi. menekan atau mengancam diri dan
Pencabangan/pemisahan antara teori dan lingkungannya sendiri.
praktek tidak hanya materi filsafat spekulasi,
tapi juga menerobos ke dalam pendidikan. C. Beberapa Pandangan John Dewey
Dualisme filsafat menyebabkan prinsip hirarki 1. Organisme dan Lingkungan
dalam kurikulum di mana subyek yang teoretis Kelahiran Dewey bertepatan dengan ..

kuat diberi prioritas lebih di atas yang praktis. publikasi “The Origins of Spesies” Darwin
Selanjutnya,kurikulum tradisional mewajibkan yang bergema di abad kesembilan belas dan
pelajar terlebih dahulu harus menguasai awal abad keduapuluh. Teori Darwin
simbolik dan keterampilan sastra seperti menekankan pada persaingan individu untuk
membaca, menulisdan aritmatika. bertahan hidup dalam situasi bermusuhan dan
Pembelajaran tentang alat ketrampilan lingkungan yang menantang.Pada titik ini,
menyiapkan siswa untuk belajar sistematis Dewey menegaskan filsafat
mengenai materi sejarah, geografi, pendidikanmenentang apa yang disampaikan
matematika, dan sains di level kedua dan lebih Darwin. Berikut filsafat pendidikan yang
tinggi. Di dalam subyek kurikulum tradisional, disampaikan John Dewey mengenai organisme
disiplin diselenggarakan secara deduktif dan lingkungan.
sebagai tubuh dari prinsip, teori, konteks a. Pelajar adalah organisme hidup, sebuah
faktual, dan contoh. Pendidikan formal sering fenomena biologi dan sosiologi yang
menjadi hal yang bersifat teoritis dan memiliki gerakan atau dorongan hati
membosankan karena kurang memiliki yang dirancang untuk menjaga
hubungan antara pribadi siswa dan kehidupannya.
pengalaman sosial.

Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789


PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ 71

b. Pelajar tinggal di lingkungan yang yang statis melainkan dinamis dan berorientasi
alami dan sosial. proses.
c. Pelajar bergerak dengan gerakannya, Pendidikan formal mencakup
aktif dan konstan berinteraksi dengan pengalaman total umat manusia. Pewarisan
lingkunannya. budaya meliputi elemen yang bermanfaat dan
d. Interaksi dengan lingkungan yang tidak bermanfaat secara terus-menerus.
menghasilkan masalah-masalah yang Dengan demikian, pendidikan formal
terjadi dan individu mencoba berupaya merupakan salah satu cara masyarakat
memenuhi kebutuhannya. memurnikan dan memilih aspek-aspek warisan
e. Pembelajaran merupakan proses budaya yang layak dilestarikan. Menurut
pemecahan masalah yang timbul dalam Dewey, sekolah adalah lingkungan khusus
lingkungan hidup. yang didirikan untuk membudayakan pemuda
Menurut Dewey hidup meliputi kemampuan dengan sengaja dan membawa mereka ke
memecahkan masalah dan memfasiltasi untuk budaya partisipasi. Sebagai lembaga sosial,
bertahan hidup. Jika hidup dijelaskan secara sekolah adalah lembaga selektif yang
luas sebagai pemecahan masalah, maka memancarkan bagian dari budaya dan
pendidikan adalah metodologi pembelajaran berusaha merekonstruksi aspek lain dari
untuk memecahkan masalah. warisan budaya. Jadi, tiga fungsi utama
sekolah yaitu: menyederhanakan,
2. Aspek Konservatif dan Rekonstruktif memurnikan, dan menyeimbangkan warisan
Pendidikan budaya.
Pendidikan adalah proses yang disengaja
untuk membawa orang dewasa pada partisipasi 3. Pengalaman dan Pikiran
budaya dengan menyediakan keperluan Pengalaman (experiment) adalah salah
simbolis dan peralatan bahasa yang satu kata kunci dalam filsafat
dibutuhkan untuk berinteraksi dan instrumentalisme. Filsafat Dewey adalah
berkomunikasi secara kelompok. Pendidikan ‘mengenai’ dan ‘untuk’ pengalaman sehari-
bersifat konservatif ketika mempertahankan hari. Pengalaman adalah keseluruhan drama
kelangsungan budaya dengan memancarkan manusia dan mencakup segala proses (saling
warisan dari orang dewasa untuk anak. Dalam mempengaruhi) antara organisme yang hidup
kedua aspek formal dan informal, pendidikan dalam lingkungan sosial dan fisik. Dewey
adalah proses yang selalu memuat nilai, yang mengatakan bahwa pengalaman bukanlah
melibatkan pengenalan kultural, adat istiadat, suatu tabir yang menutupi manusia sehingga
folkways, dan bahasa, dalam konteks dari tidak melihat alam; pengalaman adalah satu-
budaya tertentu. satunya jalan bagi manusia untuk memasuki
Sebagai transmisi warisan budaya, rahasia-rahasia alam.6
pendidikan merupakan sarana mereproduksi Dalam perjalanan pengalaman
budaya dan mengekalkannya. Bagi Dewey, seseorang, pikiran selalu muncul untuk
pendidikan adalah instrumen dimana memberikan arti dari sejumlah situasi-situasi
kelompok menyalurkan keterampilan budaya, yang terganggu oleh pekerjaan di luar
pengetahuan, dan nilai-nilai yang diperlukan hipotesis atau membimbing kepada perbuaatan
untuk mereproduksi tipe budaya yang yang akan dilakukan. Kegunaan kerja pikiran
diinginkan. Dengan cara demikian warisan kata Dewey tidak lain hanya merupakan cara
diabadikan. untuk melayani kehidupan. Makanya, ia
Meskipun Dewey mengakui aspek dengan kerasnya menuntut untuk
konservatifpendidikan yang menyediakan menggunakan metode ilmiah alam (scientific
kontinuitas budaya, Dewey tidak membatasi method) bagi semua lapangan pikiran,
pendidikan untuk pelestarian status quo. terutama dalam menilai persoalan akhlak
Pendidikan adalah proses yang dinamis. (etika), estetika, politik, dan lain-lain. Dengan
Dewey melihat dunia sebagai alam semesta demikian, cara penilaian bisa berubah dan bisa
dalam perubahan yang konstan. Melalui disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
metode ilmiah manusia memiliki kesempatan
besar dalam mengarahkan jalannya perubahan. 6
Ali Maksum, Pengantar Filsafat: Dari
Budaya tidak dipahami sebagai sebuah entitas Masa Klasik Hingga Postmodernisme.
(Yogyakarta: Az-zurmedia, 2009)

ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018)


72 Siti Sarah; Pandangan Filsafat Pragmatis John Dewey dan Implikasinya dalam Pendidi …

hidup. Menurut Dewey, scientific method sumber, bahkan kedudukan seorang guru
adalah cara yang dipakai oleh seseorang hanya membantu siswa dalam memecahkan
sehingga bisa melampaui segi pemikiran kesulitan yang dihadapinya.
semata-mata pada segi amalan. Dengan Menurut Dewey, metode problem
demikian, suatu pikiran bisa diajukan sebagai solving terdiri dari lima langkah.
pemecahan suatu kesulitan, dan kalau berhasil a. Situasi problematic, artinya orang
maka pikiran itu benar.7 tersebut memiliki masalah yang pastinya
menyimpang dari pengalaman masa
4. Pendidikan Progesif laludan unik.
Meskipun ia sering disebut bapak b. Penjelasan masalah, artinya individu
pendidikan progresif, namun ia sangat berhati- mengamati masalah tersebut dengan cara
hati dalam berhubungan dengan gerakan mencari penjelasan atas masalah tersebut
pendidikan progresif.Sebagai sebuah gerakan; secara kontinyu.
Asosiasi Pendidikan Progresifadalah sebuah c. Clarification of the problem, artinya
organisasi payung yang mencakup sebuah orang melakukan survei secara hati-hati,
variasi dari orang-orang dan kelompok, mulai pemeriksaan, inspeksi, eksplorasi, dan
dari anak berpusat guru sampai neo-Freudian. analisis terhadap elemen-elemen yang
Publikasi yang banyak dari tulisan Dewey terkait dalam situasi problematic. Pada
bertepatan dengan gerakan pendidikan tahap ketiga ini, individu berusaha
progresif dan memiliki kesamaan kuat antara mencari dan menemukan ide-ide dan
Dewey dan reformis progresif yang menentang bahan-bahan yang bisa menyelesaikan
konsepsi statis tentang pembelajaran dan kesulitan.
sekolah. Meskipun Dewey dan banyak d. Constructing tentative hypotheses, artinya
pendidik progresif sepakat pada pentingnya individu menetapkan sejumlah
pengalaman, kontinuitas, dan penanaman generalisasi, kemudian pernyataan “jika-
kebutuhan dan kepentingan anak, Dewey maka”, yang memungkinkan untuk
menantang yang sentimental, progresif memecahkan masalah. Proses ini
romantik yang dogmatis yang memaksakan melibatkan mental guna memproyeksikan
doktrin pembelajaran berpusat pada anak. diri ke masa depan dan memproyeksikan
Dewey memandang bahwa tipe kemungkinan konsekuensi dari tindakan.
pragmatisme diasumsikan sebagai sesuatu Sebagai hasil hipotesis dan dugaan,
yang mempunyai jangkauan aplikasi dalam kerangka solusi sementara individu bisa
masyarakat. Pendidikan dipandang sebagai mengatasi kesulitan dan memiliki
wahana yang strategis dan sentral dalam upaya kemungkinan terbesar untuk
kelangsungan hidup di masa depan. Dalam mengamankan konsekuensi yang
bukunya Democracy and Education (1916), diinginkan.
Dewey menawarkan suatu konsep pendidikan e. Crucial step, melibatkan pengujian
yang adaptif dan progresif bagi perkembangan hipotesis ke dalam rencana tindakan
masa depan. Pendidikan harus mampu untuk mengantisipasi hasil.
membekali anak didik sesuai dengan Menurut Dewey, pemikiran asli terjadi ketika
kebutuhan yang ada pada lingkungan manusia menghadapidan memecahkan
sosialnya. Sehingga, ia bisa beradaptasi masalah sesuai metode ilmiah.
dengan masyarakat. Untuk merealisasikan Konsep learning by doing diperlukan
konsep tersebut, Dewey menawarkan dua untuk menjembatani kesenjangan antara dunia
metode pendekatan dalam pengajaran, yaitu pendidikan dengan kebutuhan dalam
metode problem solvingdan learning by doing. masyarakat. Supaya anak didik bisa eksis
Melalui metode problem solving, anak dalam masyarakat bila telah menyelesaikan
dihadapkan pada berbagai situasi dan masalah- pendidikannya, maka anak dibekali
masalah yang menantang, dan anak diberi keterampilan-keterampilan praktis sesuai
kebebasan sepenuhnya untuk memecahkan dengan kebutuhan masyarakat sosialnya.
masalah-masalah tersebut sesuai dengan
perkembangan kemampuannya. Dalam proses 5. Masyarakat, Demokratis, dan
belajar mengajar guru bukannya satu-satunya Pendidikan
Dewey menempatkan pentingnyaperan
7
Ibid
edukasi dengan kelompok manusia.

Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789


PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ 73

Partisipasi dalam kegiatan kelompok, dan memperhatikan satu sama lain; berpikir
memberikan kontribusi untuk kreatif menemukan solusi atas masalah yang
mengembangkan kecerdasan sosial. Sekolah dihadapi bersama, dan bekerjasama untuk
Dewey dan kelasnya adalah embrio merencanakan dan melaksanakan solusi.
masyarakat di mana peserta didik bekerja Secara implisit hal ini berarti sekolah yang
bersama-sama, untuk memecahkan masalah, demokratis harus mendorong dan memberikan
mereka saling berbagi masalah. Sebagai mana kesempatan kepada semua siswa untuk aktif
mereka membahas tujuan bersama, aspirasi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan,
dan proyek, siswa dipindah dari kelompok merencanakan kegiatan dan melaksanakan
secara terpisah, membagi individu ke dalam rencana tersebut.
komunitas pendidikan harus mampu
membekali anak didik sesuai sengan 6. Ketertarikan dan Usaha dalam
kebutuhan yang ada pada lingkungan Pendidikan
sosialnya. Sehingga, apabila anak didik Tujuan pendidikan ada dua macam yaitu
tersebut telah lulus dari lembaga sekolah, ia secara intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan intrinsik
bisa beradaptasi dengan masyarakatnya. adalah tujuan yang timbul dalam pengalaman
Bagi Dewey, kehidupan masyarakat dan bersifat internal untuk orang. Sebaliknya,
yang demokrtatis dapat terwujud bila dalam tujuan ekstrinsik adalah tujuan yang berasal
dunia pendidikan pola demokratis sudah dari luar diri individu untuk kepentingan
terlatih menjadi suatu kebiasaan yang baik. Ia mengatasi masalah atau tugas. Menurut
menyatakan bahwa ide pokok demokrasi Dewey, tujuan intrinsik selalu lebih unggul
adalah pandangan hidup yang dicerminkan daripada ekstrinsik. Hal ini dikarenakan tujuan
dengan perlunya partisipasi dari setiap warga intrinsik bersifat pribadi dan terkait dengan
yang sudah dewasa dalam membentuk nilai- arah diri pembelajar individu itu sendiri untuk
nilai yang mengatur kehidupan bersama. Ia melakukan kontrol diri dan disiplin diri.
menekankan bahwa demokrasi merupakan Tujuan intrinsik mengarahkan aktivitas.
suatu keyakinan, suatu prinsip utama yang Tujuan pendidikan dalam filsafat Dewey
harus dijabarkan dan dilaksanakan secara muncul dari pengalaman pelajar sendiri.
sistematis dalam bentuk aturan sosial politik. Tujuantersebut bersifat fleksibel, dapat
Dari pernyataan ini, demokrasi bagi Dewey berubah, dan menyebabkan aktivitas.Tujuan
bukan sekedar menyangkut suatu bentuk pendidikan adalah untuk menjadi pembelajar
kehidupan bersama dalam kehidupan daripada guru.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Guru yang menggunakan metode
Demokrasi berarti setiap orang mengalami problem solving harus bersabar dengan murid-
kebebasannya untuk berkreasi dan murid mereka. Melakukan pemaksaan pada
mengungkapkan pengalaman humanitasnya siswa untuk memperoleh hasil segera dapat
dalam partisipasi bersama. Untuk tujuan ini, menghambat kecukupan respon masa depan.
maka sekolah menjadi medium yang Kontrol guru dalam situasi belajar idealnya
mengungkapkan bagaimana hidup dalam suatu tidak langsung daripada langsung. Kontrol
komunitas yang demokratis. langsung melalui pemaksaan atau disiplin
Dewey selalu mengatakan bahwa eksternal tidak mengubah kecenderungan
sekolah merupakan suatu kelompok sosial seseorang karena tidak membantu pelajar
yang kecil (minoritas); yang menggambarkan menjadi orang yang mandiri. Banyak guru
atau menjadi cerminan dari kelompok sosial keliru bahwa siswa dapat pertanyaan dengan
yang lebih besar (mayoritas). Ia menegaskan jawaban yang benar untuk waktu sesingkat
bahwa sosialisasi nilai-nilai demokratis harus mungkin. Sebaiknya, guru memungkinkan
dilaksanakan oleh sekolah yang demokratis. siswa untuk membuat kesalahan dan
Dan ini diusahakan antara lain dengan mengalami konsekuensi dari tindakan mereka.
menekankan pentingnya kebebasan akademik Melalui cara tersebut, siswa dapat mengoreksi
dalam lingkungan pendidikan. Ia dengan diri.Dewey mengartikan bahwa keinginan
secara tidak langsung menyatakan bahwa kekanak-kanakan atau khayalan harus
kebebasan akademik diperlukan guna diijinkan untuk mendikte kurikulum
mengembangkan prinsip demokrasi di sekolah (pembelajaran). Adapun guru sebagai orang
yang bertumpu pada interaksi dan kerjasama, dewasa melakukan penilaian secara
berdasarkan pada sikap saling menghormati

ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018)


74 Siti Sarah; Pandangan Filsafat Pragmatis John Dewey dan Implikasinya dalam Pendidi …

profesional sehingga tidak menimbulkan 8. Kurikulum Eksperimental


kerugian bagi siswanya. Dewey menentang kurikulum tradisional
yang telah lama dikaitkan dengan sekolah
7. Pertumbuhan Sebagai Akhir formal. Sekolah formal adalah abstrak dalam
Pendidikan arti memisahkan anak dari keinginan,
Bagi Dewey, satu-satunya akhir kebutuhan, dan pengalaman anak itu sendiri.
pendidikan adalah pertumbuhan atau bahwa Dewey menekankan metode problem solving.
rekonstruksi pengalaman akan selalu Dewey menyatakan bahwa metodologi
mengarah ke pengalaman berikutnya. Jadi, erat terkait dengan kurikulum. Ia
pendidikan adalah sebuah proses yang tidak merekomendasikan tiga tingkat organisasi
memiliki akhir. Pertumbuhan dalam konteks kurikuler, yaitu (l) membuat dan melakukan
Dewey berarti bahwa individu mendapatkan (2) sejarah dan geografi, dan (3)
kemampuan untuk melihat hubungan antara pengorganisasian pengetahuan.
berbagai pengalaman, antara satu proses Membuat dan melakukan merupakan
belajar ke proses belajar lainnya. Belajar dari tingkat pertama kurikulum. Tahap ini
pengalaman melalui problem solving berarti melibatkan siswa dalam kegiatan atau proyek
bahwa pendidikan seperti kehidupan. Artinya, berdasarkan pengalaman langsung mereka
pendidikan merupakan proses yang terus- yang menggunakan dan memanipulasi bahan
menerus dalam merekonstruksi pengalaman. baku. Kegiatan ini memiliki kemungkinan
Tesis Dewey menyatakan bahwa yang intelektual dalam diri anak dan mengekspos
diinginkan pendidikan adalah memberikan anak untuk aspek fungsional pengalaman.
kontribusi pertumbuhan untuk mengarahkan Sejarah dan geografi, sebagai tingkat
menuju tujuan berikutnya dan menolak kurikuler kedua dianggap sebagai dua sumber
penekanan sekolah tradisional pada doktrin daya pendidikan yang besar untuk
persiapan. Menurut teori persiapan, siswa memperbesar pentingnya pengalamanlangsung
belajar materi pelajaran untuk mempersiapkan pribadi anak.Menurut Dewey, sejarah dan
peristiwa atau situasi yang terjadi setelah geografi tidak benar diajarkan sebagai bahan
selesainya pendidikan formal. Sebaliknya, informasi. Baginya, studi sejarah dan geografi
Dewey memahami bahwa hidup adalah harus dimulai dengan lingkungan terdekat
mengenai tempat di alam semesta yang anak dan kemudian diperpanjang sehingga
berubah dan masyarakat. Untuk menunda pelajar dapat memperoleh perspektif waktu
tindakan sampai sekolah telah selesai sama dan tempat.Dewey mengakui bahwa semua
saja mempersiapkan siswa untuk sebuah dunia pembelajaran adalah khas dan kontekstual
yang mungkin tidak ada ketika siswa selesai untuk waktu, tempat, dan keadaan tertentu.
sekolah. Daripada menunggu untuk beberapa Sementara kekhasan budaya memaksakan diri
masa mendatang, maka belajar diperuntukkan mereka ke dalam pembelajaran, sehingga ada
untuk bertindak untuk kepentingan dan perbedaan antara pengenaan dan indoktrinasi.
kebutuhan saat ia berusaha menyelesaikan Pengenaan mencerminkan kontingensi hidup
masalah. Dengan menggunakan metode dalam budaya tertentu dan lingkungan dengan
problem solving,siswa dapat menginternalisasi warisan dan nilai-nilai yang unik, sedangkan
metode yang berlaku untuk semua situasi di indoktrinasi mengacu pada penutupan pikiran
masa depan. untuk alternatif dan untuk berpikir divergen.
Dewey menolak pandangan bahwa anak Dewey menolak indoktrinasi muda dengan
adalah orang dewasa miniatur atau belum ideologi "isme". Berbeda dengan indoktrinasi,
selesai. Dia juga menolak pandangan bahwa studi sosial menjadi instrumen yang berguna
anak bejat. Bagi Dewey, kanak-kanak adalah untuk membawa anak ke dalam kontak
tahap perkembangan kehidupan manusia. bertahap dengan realitas dan kebutuhan
Anak yang memiliki kemauan pada setiap masyarakat industri yang sebenarnya.
tahap perkembangannya cenderung menjalani Tahap ketiga Dewey menyatakan bahwa
kehidupan dewasa yang memadai dan kurikulum adalah mata pelajaran yang
memuaskan. Dewey menginginkan anak terorganisir, berbagai ilmu, terdiri dari tubuh
memiliki cara berhubungan dengan keyakinan yang diuji atau pernyataan
lingkungannya yang nantinya memungkinkan dibenarkan. Siswa mendapatkan pencerahan
anak untuk mencapai tujuan. dari berbagai badan informasi ilmiah dengan

Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789


PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ 75

menguasai proses penyelidikan yang sesuai 10. Merekonstruksi Pengalaman


dengan disiplin ilmu tersebut. Menurut Dewey, pendidikan yang baik
adalah merekonstruksi pengalaman yang dapat
9. Penilaian Eksperimental menambah makna pengalaman dan
Experimentalism Dewey dioperasikan di mengarahkan jalannya pengalaman masa
gagasannya mengenai nilai serta penyelidikan depan. Konsepsi Dewey mengenai
faktual. Berbeda dengan idealis dan realis pertumbuhan sebagai akhir pendidikan
filsuf yang lebih tradisional, yang berusaha berkaitan dengan arah cerdas mengenai
menemukan hierarki nilai-nilai yang melekat aktivitas yang reflektif. Sebagai konsep yang
dalam alam semesta, Dewey adalah sosok luas, pertumbuhan menyiratkan keterkaitan
yang percaya bahwa nilai-nilai moral yang pengalaman dan konsekuensi yang mengikuti
bersifat relatif merupakan respon buatan aksi. Wawasan untuk hubungan antara
manusia dalam berbagai situasi lingkungan. pengalaman dan tindakan serta
Menurut Dewey, kelemahan utama sistem konsekuensinya ditransfer ke arti meskipun
hirarkis nilai adalah bahwa manusia secarasimbol. Penalaran demikian ditafsirkan
dihadapkan pada berbagai jenis hirarki yang sebagai proses menggabungkan makna atau
saling bertentangan. Seharusnya setiap hirarki simboluntuk menarik kesimpulan.
terletak pada asumsi dasar yang jelas, yaitu Penalaran divalidasi melalui proses jejak
berdasarkan beberapa prinsip "alasan yang dan kesalahan. Tidak ada satu alasan pun yang
tepat". dijamin sampai ia telah teruji. Tes disusun
Selain menolak pengaturan hirarkis untuk berpikir dalam verifikasi empiris.
nilai, Dewey juga ahli teori nilai yang Menurut Dewey, ide-ide dan nilai-nilai
mengutamakan tradisi dan adat sebagai dihargai, tidak peduli berapa lama mereka
penentu nilai. Dalam masyarakat teknologi di telah diterima, selalu mengalami perubahan
mana perubahan sosial melaju dengan cepat, ketika mereka diterapkan dalam situasi
adat dan tradisi tidak bisa diandalkan untuk tertentu.
menentukan nilai-nilai. Setiap individu memiliki pengalaman
Berbeda dengan sistem nilai yang pribadi. Adapun pengalaman umat manusia
didasarkan atas hirarki yang universal atau adalah masyarakat. Masa depan berasal dari
tradisi dan adat, Dewey mendalilkan kriteria saat ini. Sejauh manusia dapat mengendalikan
penilaian berdasarkan hubungan antara takdirnya dengan memanipulasi dan
maksud dan tujuan. Dasar penilaian ditemukan mengubah lingkungan, ia membentuk masa
dalam preferensi manusia, keinginan, dan depannya. Dengan demikian, masa lalu,
kebutuhan. Evaluasi terjadi ketika ada konflik sekarang, dan masa depan adalah salah satu
di bahan baku dari nilai. Berpikir hanya terjadi aliran akan pengalaman manusia.
dalam konteks situasi bermasalah dan menilai
hanya terjadi ketika ada konflik diinginkan. D. Pembelajaran Fisika di Indonesia
Jika seseorang hanya memiliki keinginan Berdasarkan Kurikulum yang Berlaku
tunggal, maka ia dapat bertindak untuk Fisika merupakan salah satu cabang IPA
memenuhi keinginan itu. Dalam kasus konflik yang mendasari perkembangan teknologi maju
nilai, perlu untuk menyatukan keinginan yang dan konsep hidup harmonis dengan alam.
tampaknya bertentangan. Jika keinginan tidak Perkembangan pesat di bidang teknologi
dapat bersatu, maka dapat memilih salah satu informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu
diantara alternatif yang saling bertentangan. oleh temuan di bidang fisika material melalui
Pilihan ini dibuat dengan mengevaluasi penemuan piranti mikroelektronika yang
konsekuensi yang mungkin dialami dengan mampu memuat banyak informasi dengan
bertindak atas dipilihnya. ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang
Metode Dewey mengenai evaluasi mempelajari fenomena alam, fisika juga
dirancang untuk menyatukan tujuan, sarana, memberikan pelajaran yang baik kepada
dan akhir. Ketika akhir dicapai, maka hal itu manusia untuk hidup selaras berdasarkan
akan menjadi sarana untuk kepuasan yang lain. hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam
Jika seseorang menginginkan akhir yang dan lingkungan serta pengurangan dampak
diberikan, maka diperlukan pertanyaan tentang bencana alam tidak akan berjalan secara
cara yang tepat dan efisien untuk mencapai optimal tanpa pemahaman yang baik tentang
tujuan itu. fisika.

ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018)


76 Siti Sarah; Pandangan Filsafat Pragmatis John Dewey dan Implikasinya dalam Pendidi …

Pada tingkat SMA/MA, fisika yang disusun dengan tujuan mempersiapkan


dipandang penting untuk diajarkan sebagai manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
mata pelajaran tersendiri dengan beberapa hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
pertimbangan. Pertama, selain memberikan beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
bekal ilmu kepada peserta didik, mata afektif serta mampu berkontribusi pada
pelajaran Fisika dimaksudkan sebagai wahana kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir bernegara, dan peradaban dunia. Adapun
yang berguna untuk memecahkan masalah di karakteristik Kurikulum 2013 adalah sebagai
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata berikut.8
pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan 1. Mengembangkan keseimbangan antara
yang lebih khusus yaitu membekali peserta pengembangan sikap spiritual dan sosial,
didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama
kemampuan yang dipersyaratkan untuk dengan kemampuan intelektual dan
memasuki jenjang pendidikan yang lebih psikomotorik.
tinggi serta mengembangkan ilmu dan 2. Sekolah merupakan bagian dari
teknologi. Pembelajaran fisika dilaksanakan masyarakat yang memberikan pengalaman
secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan belajar terencana dimana peserta didik
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu ke masyarakat dan memanfaatkan
aspek penting kecakapan hidup. masyarakat sebagai sumber belajar.
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan 3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
(KTSP) menyebutkan bahwa mata pelajaran keterampilan serta menerapkannya dalam
Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki berbagai situasi di sekolah dan
kemampuan sebagai berikut. masyarakat.
a. Membentuk sikap positif terhadap fisika 4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
dengan menyadari keteraturan dan mengembangkan berbagai sikap,
keindahan alam serta mengagungkan pengetahuan, dan keterampilan.
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk
b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat lanjut dalam kompetensi dasar
bekerjasama dengan orang lain. matapelajaran.
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat 6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur
merumuskan masalah, mengajukan dan pengorganisasi (organizing elements)
menguji hipotesis melalui percobaan, kompetensi dasar, dimana semua
merancang dan merakit instrumen kompetensi dasar dan proses pembelajaran
percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan dikembangkan untuk mencapai
menafsirkan data, serta kompetensi yang dinyatakan dalam
mengkomunikasikan hasil percobaan kompetensi inti.
secara lisan dan tertulis. 7. Kompetensi dasar dikembangkan
d. Mengembangkan kemampuan bernalar didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
dalam berpikir analisis induktif dan memperkuat (reinforced) dan memperkaya
deduktif dengan menggunakan konsep dan (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai pendidikan (organisasi horizontal dan
peristiwa alam dan menyelesaian masalah vertikal).
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
e. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta E. Implikasi Filsafat Pragmatisme John
mempunyai keterampilan Dewey Dalam Bidang Pendidikan Fisika
mengembangkan pengetahuan, dan sikap Berdasarkan kajian di atas, maka dapat
percaya diri sebagai bekal untuk dikaji bahwa konsep pembelajaran fisika yang
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang dilaksanakan di Indoensia berdasarkan
lebih tinggi serta mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. (BSNP, 2006: 8
Pemendikbud Nomor 69 Tahun 2013
443 – 444) tentang Kerangka Dasar Dan Struktur
Selain KTSP, kurikulum lain yang Kurikulum Sekolah Menengah
hingga saat ini berlaku yaitu Kurikulum 2013 Atas/Madrasah Aliyah.

Vol. 1, No. 1, (Februari 2018) ISSN 2615-2789


PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Fisika FITK UNSIQ 77

kurikulum yang berlaku sebagian PENUTUP


menggunakan pandangan John Dewey. Hal
yang paling menonjol adalah penggunaan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
metode problem solving dan learning by doing disimpulkan beberapa hal berikut.
yang digunakan untuk menghadapi kehidupan 1. Pandangan pragmatis John Dewey
mendatang. Dua metode ini sangat cocok mengenai pendidikan yaitu pendidikan
digunakan dalam pembelajaran fisika. Hal ini diarahkan untuk menyelesaikan masalah
dikarenakan fisika merupakan ilmu yang yang saat ini muncul sehingga metode
mempelajari mengenai fenomena alam. Oleh yang disarankan digunakan dalam
karena itu, agar siswa dapat memahami fisika pembelajaran adalah problem solving dan
maka siswa harus memahami fenomena yang learning by doing. Melalui penggunaan
terjadi di alam dengan cara melakukan metode problem solving dan learning by
percobaan mengenai kejadian alam yang doing mengisyaratkan bahwa pendidikan
dibuat dalam bentuk prototipe di laboratorium. adalah sebuah proses yang tidak memiliki
Melalui percobaan, siswa dituntut untuk akhirdan berlakunya rekonstruksi
melakukan dan menyelesaikan persoalan yang pengalaman.
ada guna menjawab tujuan percobaan. Melalui 2. Implikasifilsafat pragmatisme John Dewey
percobaan harapannya, selain siswa dalam bidang pendidikan fisikadi
memahami materi fisika dengan baik siswa Indonesia berdasarkan kurikulum yang
juga dilatih untuk memecahkan masalah yang berlaku adalah penggunaan metode
dihadapi tidak hanya dalam pembelajaran problem solving dan learning by doing
fisika, tetapi juga sebagai bekal nantinya yang digunakan untuk menghadapi
dalam menghadapi kehidupan. Pembelajaran kehidupan mendatang sangat sesuai
fisika yang dilaksanakan secara terus menerus dengan pola pembelajaran fisika
melalui problem solving dan learning by doing berdasarkan kurikukum pendidikan yang
diharapkan akan membentuk nilai-nilai yang berlaku di Indonesia.
baik pada diri siswa yaitu jujur, kerja keras,
pantang menyerah, ulet, teliti, tanggung jawab, DAFTAR PUSTAKA
dan nilai-nilai baik lainnya. Nilai-nilai tersebut
nantinya dapat digunakan siswa dalam hidup BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum
bermasyarakat. Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Adapun ketidaksesuaian yang paling Pendidikan Dasar dan Menengah.
menonjol antara pandangan John Dewey Jakarta: BSNP.
mengenai pendidikan dengan pembelajaran Gutek, G. L. (1974). Philosophical
fisika berdasarkan kurikulum yang berlaku di Alternatives in Education. Ohio:
Indonesia terletak pada segi keTuhanan. Charles E. Merill Publishing
Pandangan John Dewey menyebutkan bahwa Company.
masalah atau konsep hanya dapat dikatakan Maksum, Ali. 2009. Pengantar Filsafat: Dari
benar jika telah terbukti melalui serangkaian Masa Klasik Hingga Postmodernisme.
percobaan. Pandangan ini menunjukkan bahwa Yogyakarta: Az-zurmedia.
John Dewey hanya mendewakan akal dan Meyer, Adolph E. 1949. The Development of
pikiran dalam memecahkan masalah, sehingga Education in The Twentieth Century.
mengesampingkan keberadaan Tuhan. Prentice Hall: United States.
Pandangan Dewey ini bertentangan dengan Pemendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang
pembelajaran fisika di Indonesia yang Kerangka Dasar Dan Struktur
menggambarkan bahwa berbagai konsep yang Kurikulum Sekolah Menengah
dibuktikan melalui seragkaian percobaan Atas/Madrasah Aliyah.
dalam menyelesaikan permasalahan yang Soemargono, Soejono. 1987. Pengantar
diarahkan agar siswa semakin bersyukur atas Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
ciptaan Tuhan sehingga aspek religius siswa Titus, H. dkk. Dialihbahasakan oleh H.M.
akan semakin tergali. Hal ini lebih ditekankan Rasjidi. 1984. Persoalan-persoalan
lagi pada Kurikulum 2013 melalui Kompetensi Filsafat. Jakarta: Penerbit Bulan
Inti 1 (KI – 1). Bintang. 349-350

ISSN 2615-2789 Vol. 1, No. 1, (Februari 2018)

Anda mungkin juga menyukai