1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami mampu menyelesaikan makalah berjudul “Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats
Salim”. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Arab di bawah
bimbingan Bapak Coco Syahputra, M.A.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak kekurangan. Untuk itu
kami mohon maaf apabila ada kesalahan. Selanjutnya, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk bahan penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Dan
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, umumnya bagi
pembaca. Amin.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................................................... 1
Kata pengantar ......................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................... 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini banyak orang masih memandang sebelah mata tentang Bahasa Arab
yang ternyata merupakan sebuah Bahasa yang sangat penting. Oleh karena itu,saya ingin
mengenalkan sedikit tentang bahasa Arab untuk menambah sedikit pengetahuan bagi para
pembaca.
Dalam bahasa Arab ada tiga bentuk jamak,yaitu jama’ mudzakkar salim, jama’ muannats
salim, dan jama’ taksir. Dalam makalah ini saya akan menyampaikan tentang apa itu jamak
Tafsir, mudzakkar dan muannats salim yang masing-masing memiliki ketentuan-ketentuan
tersendiri.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Moch.Anwar, Ilmu Nahwu, hlm.50
5
( ُمؤْ مِ نisim mufrod yang menunjukkan laki-laki) ditambahkan ( ) ن وatau ( ) ينsehingga diubah
menjadi َ ُمؤْ مِ ِنيْن/ َ ُمؤْ مِ نُ ْون.
( َم ْوقِدisim mufrod yang menunjukkan laki-laki) ditambahkan ( ) ن وatau ( ) ينsehingga diubah
menjadi َ َم ْوقِ ِديْن/ َ َم ْوقِد ُْون.
( ُمذَ َّكر ُم ْف َرد أِسْم+ ( ين/ ) )ن و
Contoh:
ُم ْس ِل َمةditambah ( تdan )اdengan menghilangkan ةmenjadi ُم ْس ِل َمات/ُم ْس ِل َمات
َح ِق ْيبَةditambah ( تdan )اdengan menghilangkan ةmenjadi َح ِق ْيبَات/َح ِق ْيبَات
2
Moch.anwar, Ilmu Nahwu, hlm.47
6
ات =< ُمؤْ مِ نَات+ ) ُمؤْ مِ نَة( × ة =< ُمؤْ مِ ن
ات =< كَاف َِرات+ )كَاف َِرة( × ة =< كَافِر
7
dari haadza ()ذَا َ ه. Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya. Pada
benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata ( َه ِذ ِهhaa dzi hi)
sebagaimana benda tersebut dalam bentuk mufradnya. Jamak muannats salim menggunakan dua
varian kata ganti/ dhomir penunjuk jauh. Jamak muannats salim pada benda berakal memakai
bentuk َ( أُولَئِكulaa ika) sebagai dhomir/ kata pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’,
bentuk jamak dari dzaalika. Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya.
Pada benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata َ( ت ِْلكtil ka). Pada
jamak mu’annats terdapat pembedaan antara benda berakal dan benda tidak berakal.
• Jamak Mudzakkar
Jamak mudzakkar salim menggunakan kata َ( أُولَئِكulaa ika) sebagai dhomir/ kata
pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’, bentuk jamak dari dzaalika. Pada isim
yang akan bersanding dengan dhomir tersebut terdapat perubahan pada bagian akhir katanya.
Cara mengubahnya adalah sebagai berikut. Huruf terakhir yang berharakat dhammah tanwin
dihilangkan tanwin-nya menjadi dhammah saja. Setelah itu bagian akhir mufrad ditambahkan
akhiran َ( ْونwau nun) pada bentuk rofa’ (ketika isim mufrad tersebut berperan sebagai
subjek/ pelaku kata kerja) ata u َ يْنjika kata isim berada dalam bentuk nashab (berposisi
sebagai objek).
8
penunjuk dekat pada benda berakal. Ha ula I bermakna ‘ini’, bentuk plural dari haadza ()ذَا َ ه.
Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya. Pada benda tidak
berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata ( َه ِذ ِهhaa dzi hi) sebagaimana benda
tersebut dalam bentuk mufradnya. Jamak muannats salim menggunakan dua varian kata
ganti/ dhomir penunjuk jauh. Jamak muannats salim pada benda berakal memakai bentuk
َ( أُولَئِكulaa ika) sebagai dhomir/ kata pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’,
bentuk jamak dari dzaalika. Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan
sebelumnya. Pada benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata َت ِْلك
(til ka). Pada jamak mu’annats terdapat pembedaan antara benda berakal dan benda tidak
berakal.
Bentuk isim pada jamak mu’annats salim pun mengalami perubahan smisalnya, Pada
huruf terakhir mufrod, ta marbutah hilang dan digantikan oleh ( اتalif ta) Jika isim berposisi
rofa’ (sebagai subjek/ pelaku kata kerja), maka huruf ta pada اتakan berharakat
dhommah.Jika isim berposisi nashob (sebagai objek) maka huruf ta pada اتakan berharakat
kasrah.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam bahasa arab kita mengenal tiga bentuk jama’,yaitu jama’ muannats salim, jama’
mudzakkar salim, dan jama’ taksir. Jama’ Muannats Salim adalah isim jama’ yang menunjukkan
wanita dan beraturan, yakni dengan menambahkan Alif dan Ta’ maftukhah ( تdan )اdi akhirnya
dan huruf sebelumnya di fathahkan (ta’ marbutoh nya di buang). Misalnya : صا ِل َحة
َ menjadi
صا ِل َحات
َ /صا ِل َحات
َ . Tatacara pembentukan jama’ muannats salim adalah dengan mengubah dari isim
mufrod (yang menunjukkan isim itu wanita/muannats dan biasanya banyak yang diakhiri dengan
ta’ marbutoh) menjadi jamak dengan menambahkan ( ة أِسْم+ ) ات. Jama’ mudzakkar salim
adalah Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-
laki atau isim jama’ yang menunjukkan laki-laki dan beraturan dari mufrod yang menunjukkan
laki-laki dan yang tidak ada ta’ marbutoh () ة, yakni dengan menambahkan ( ) ن وdi akhirnya
yang huruf sebelumnya dhomah, ataupun menambahkan ( ) ينdiakhirnya yang huruf sebelumnya
kasrah.Misalnya: ُمؤْ مِ نmenjadi َ ُمؤْ مِ نِيْن/ َُمؤْ مِ نُ ْون
Tata cara pembentukan jama’ mudzakkar salim adalah dengan mengubah isim mufrod yang
menunjukkan laki-laki atau tidak ada ta’ marbutoh ( ) ةdiakhirnya dengan menambahkan ( ) ن وdi
akhirnya yang huruf sebelumnya dhomah atau ( ) ينdiakhirnya yang huruf sebelumnya kasrah.
4.2 Saran
Bahasa Arab adalah Bahasa yang paling Indah. Dengan mempelajari materi di atas kami
berharap kita semua dapat memahami dengan baik dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari
hari. Oleh karena itu Saya berharap makalah ini bisa membantu kita semua untuk memperdalam
materi tentang tiga jamak tersebut. Terimakasih
10
DAFTAR PUSTAKA
http://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/kaidah-ilal/kaidah-ilal-ke-1/.
11
12