Anda di halaman 1dari 12

Makalah Bahasa Arab

Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Marzatila Rahman (0506203158)


Nurcahaya Rizki Sinaga (0506203157)
Rabiatun Adawiyah (0506203234)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DABN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2021/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami mampu menyelesaikan makalah berjudul “Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats
Salim”. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Bahasa Arab di bawah
bimbingan Bapak Coco Syahputra, M.A.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak kekurangan. Untuk itu
kami mohon maaf apabila ada kesalahan. Selanjutnya, kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk bahan penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya. Dan
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, umumnya bagi
pembaca. Amin.

Medan, Mei 2021

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

Cover ......................................................................................................................................... 1
Kata pengantar ......................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5


2.1 Pengertian Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats salim ............................................... 5
2.2 Perbedaan Antara Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim .................................... 7
2.3 Rumus Membuat Jamak taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim ...................................... 8

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 10


4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
4.2 Saran .................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini banyak orang masih memandang sebelah mata tentang Bahasa Arab
yang ternyata merupakan sebuah Bahasa yang sangat penting. Oleh karena itu,saya ingin
mengenalkan sedikit tentang bahasa Arab untuk menambah sedikit pengetahuan bagi para
pembaca.
Dalam bahasa Arab ada tiga bentuk jamak,yaitu jama’ mudzakkar salim, jama’ muannats
salim, dan jama’ taksir. Dalam makalah ini saya akan menyampaikan tentang apa itu jamak
Tafsir, mudzakkar dan muannats salim yang masing-masing memiliki ketentuan-ketentuan
tersendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim?
2. Apa saja perbedaan Antara Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim?
3. Bagaimana Rumus Ketiga Membuat Jamak Tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan.


1. Untuk Mengetahui Apa itu Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim.
2. Untuk Mengetahui Perbedaan Antara Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim.
3. Untuk Mengetahui Rumusnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim


• Pengertian Jamak Taksir
Secara bahasa arti kata jamak adalah banyak sedangkan kata taksir artinya pecah jadi
pengertian jamak taksir secara bahasa adalah kata yang dipecah sehingga menjadi banyak artinya
sebuah kata dalam bahasa arab dipecah bentuk katanya sehingga memiliki makna banyak hal ini
sejalan dengan pengertian jamak taksir menurut istilah. Jadi jamak taksir adalah kata yang
menunjukkan suatu benda yang berjumlah lebih dari 2 dan bentuk mufrad kata tersebut berubah
total saat dijadikan jamak taksir. Contoh jamak taksir jamak taksir adalah sebuah bentuk jamak
yang tidak beraturan sesuai dengan kebiasaan orang arab. misalnya :
‫ص َور‬
ُ : ‫ص ْو َرة‬
ُ
‫ َميَادِي ُن‬: ‫َم ْيدَان‬

• Pengertian Jamak Mudzakkar


Jama’ mudzakkar salim adalah Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang
digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki atau isim jama’ yang menunjukkan laki-laki dan
beraturan dari mufrod yang menunjukkan laki-laki dan yang tidak ada ta’ marbutoh (‫) ة‬, yakni
dengan menambahkan (‫ ) ن و‬di akhirnya yang huruf sebelumnya dhomah, ataupun menambahkan
(‫ ) ين‬diakhirnya yang huruf sebelumnya kasrah.1
Misalnya: ‫ ُمؤْ مِ ن‬menjadi َ‫ ُمؤْ مِ نِيْن‬/ َ‫ ُمؤْ مِ نُ ْون‬tetapi jika tidak menunjukkan jenis laki-laki atau
mudzakkar tidak bisa dibentuk menjadi jama’ mudzakkar salim.
Tata cara pembentukan jama’ mudzakkar salim adalah dengan mengubah isim mufrod yang
menunjukkan laki-laki atau tidak ada ta’ marbutoh (‫ ) ة‬diakhirnya dengan menambahkan (‫ ) ن و‬di
akhirnya yang huruf sebelumnya dhomah atau (‫ ) ين‬diakhirnya yang huruf sebelumnya kasrah.
Contoh:

1
Moch.Anwar, Ilmu Nahwu, hlm.50

5
‫( ُمؤْ مِ ن‬isim mufrod yang menunjukkan laki-laki) ditambahkan (‫ ) ن و‬atau (‫ ) ين‬sehingga diubah
menjadi َ‫ ُمؤْ مِ ِنيْن‬/ َ‫ ُمؤْ مِ نُ ْون‬.
‫( َم ْوقِد‬isim mufrod yang menunjukkan laki-laki) ditambahkan (‫ ) ن و‬atau (‫ ) ين‬sehingga diubah
menjadi َ‫ َم ْوقِ ِديْن‬/ َ‫ َم ْوقِد ُْون‬.
(‫ ُمذَ َّكر ُم ْف َرد أِسْم‬+ ( ‫ين‬/ ‫) )ن و‬

َ‫ ُمؤْ مِ نِيْن‬/ َ‫ين =< ُمؤْ مِ نُ ْون‬/‫ ون‬+ ‫ُمؤْ مِ ن‬


َ‫كَاف ِِريْن‬/ َ‫ين =< كَاف ُِر ْون‬/‫ ون‬+ ‫كَافِر‬
Contoh dalam kalimat:
Contoh di-rafa’-kan dengan memakai wawu (‫)و‬,seperti:
َ‫َجأ َ ْال ُم ْس ِل ُم ْون‬ = orang-orang muslim itu telah datang.
Contoh di-nashab-kan dengan memakai ya (‫)ي‬,seperti:
َ‫َراَيْتُ ْال ُم ْسلِمِ ْين‬ = aku telah melihat orang-orang muslim.

• Pengertian Jamak Mu’annats Salim


Jama’ Muannats Salim adalah isim jama’ yang menunjukkan wanita dan beraturan, yakni
dengan menambahkan Alif dan Ta’ maftukhah (‫ ت‬dan ‫ )ا‬di akhirnya dan huruf sebelumnya di
fathahkan (ta’ marbutoh nya di buang). Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang
digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan.2
Misalnya : ‫صا ِل َحة‬
َ menjadi ‫صا ِل َحات‬
َ /‫صا ِل َحات‬
َ . Jika tidak menunjukkan jenis wanita atau
muannats maka tidak bisa dijadikan jama’ muannats salim, misalnya: ‫ ُم َح َّمد‬menjadi ‫( ُم َح َّمدَات‬yang
seperti ini salah atau tidak bisa).
Tatacara pembentukan jama’ muannats salim adalah dengan mengubah dari isim mufrod
(yang menunjukkan isim itu wanita/muannats dan biasanya banyak yang diakhiri dengan ta’
marbutoh) menjadi jamak dengan menambahkan ( ‫ ة أِسْم‬+ ‫ ) ات‬tetapi ta’ marbutoh nya
dihilangkan atau dibuang.

Contoh:
‫ ُم ْس ِل َمة‬ditambah (‫ ت‬dan ‫ )ا‬dengan menghilangkan ‫ ة‬menjadi ‫ ُم ْس ِل َمات‬/‫ُم ْس ِل َمات‬
‫ َح ِق ْيبَة‬ditambah (‫ ت‬dan ‫ )ا‬dengan menghilangkan ‫ ة‬menjadi ‫ َح ِق ْيبَات‬/‫َح ِق ْيبَات‬

2
Moch.anwar, Ilmu Nahwu, hlm.47

6
‫ ات =< ُمؤْ مِ نَات‬+ ‫) ُمؤْ مِ نَة( × ة =< ُمؤْ مِ ن‬
‫ ات =< كَاف َِرات‬+ ‫)كَاف َِرة( × ة =< كَافِر‬

Contoh dalam kalimat:


· Contoh di-rafa’-kan dengan memakai( ‫) ات‬,seperti:
‫َجأ َ ُمؤْ مِ نَات‬ = perempuan-perempuan mu’min itu telah datang.
· Contoh di-nashab-kan dengan memakai (‫) ات‬,seperti:
ِ ‫ْال َح ِق ْيبَا‬
ُ‫ت َراَيْت‬ = aku telah melihat tas-tas itu.
· Contoh di-jar-kan dengan memakai (‫) ات‬,seperti:
ِ ‫س فَاطِ َمة الى ِْال َجامِ َعا‬
‫ت‬ ُ ‫تَد ُْر‬ = fatimah belajar di kampus-kampus

2.2 Perbedaan Antara Jamak Taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim


Jadi ketiga jamak tersebut memiliki perbedaan yaitu yang pertama Jama' Taksir
merupakan kata dari jenis isim mu'rab yang menunjukan makna jamak. Berbeda dengan jama
mudzakar dan jama' muannats, jamak taksir tidak memiliki tanda khusus dalam pola
menjamakkannya. Ada 2 jenis jama' taksir; pertama Jama' Taksir Qillah yaitu kata yang
menunjukan arti banyak dari hitungan 3 - 10. Kedua jama' Taksir Katsrah yaitu; kata yang
menunjukan arti banyak dari hitungan 11 dan seterunya. Taksir kalau diartikan secara harfiyyah
bermakna "pecah" hal ini yang menyebabkan bentuk jama ini dinamakan jama' taksir, oleh
karena cara menjamakannya dengan memecah bentuk mufrodnya, baik jumlah huruf atau
syakalnya. Jadi sangat berbeda dengan jama' mudzakar salim atau jama' muannats salim, karena
cara menjamakan keduanya dengan cara menambahkan huruf diakhir isim mufrad.
Jamak mudzakkar salim menggunakan kata ِ‫( َهؤ ََُلء‬ha ula i) sebagai dhomir/ kata ganti
penunjuk dekat. Ha ula I bermakna ‘ini’, bentuk plural dari haadza (‫)ذَا َ ه‬. Jamak mudzakkar
salim menggunakan kata َ‫( أُولَئِك‬ulaa ika) sebagai dhomir/ kata pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika
bermakna ‘itu’, bentuk jamak dari dzaalika. Pada isim yang akan bersanding dengan dhomir
tersebut terdapat perubahan pada bagian akhir katanya.
Lalu yang terakhir ada Jamak muannats salim menggunakan dua varian kata ganti/
dhomir penunjuk dekat. Jamak muannats salim menggunakan kata ِ‫( َهؤ ََُلء‬ha ula i) sebagai
dhomir/ kata ganti penunjuk dekat pada benda berakal. Ha ula I bermakna ‘ini’, bentuk plural

7
dari haadza (‫)ذَا َ ه‬. Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya. Pada
benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata ‫( َه ِذ ِه‬haa dzi hi)
sebagaimana benda tersebut dalam bentuk mufradnya. Jamak muannats salim menggunakan dua
varian kata ganti/ dhomir penunjuk jauh. Jamak muannats salim pada benda berakal memakai
bentuk َ‫( أُولَئِك‬ulaa ika) sebagai dhomir/ kata pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’,
bentuk jamak dari dzaalika. Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya.
Pada benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata َ‫( ت ِْلك‬til ka). Pada
jamak mu’annats terdapat pembedaan antara benda berakal dan benda tidak berakal.

2.3 Rumus Membuat Jamak taksir, Mudzakkar dan Mu’annats Salim


• Jamak Tafsir
Contoh isim jamak taksir dapat dilihat dalam daftar berikut.
‫س ْول‬
ُ ‫( = َر‬seorang rasul), ketika berada dalam bentuk jamaknya hanya menghilangkan
huruf wau menjadi ‫سل‬
ُ ‫( = ُر‬rasul-rasul).
‫( = َر ُجل‬seorang laki-laki), untuk menggantinya dalam bentuk jamak maka harakat ro
diganti menjadi kasrah dan setelah huruf ja ditambahkan alif agar dihasilkan kata ‫= ِر َجال‬
(para laki-laki).

• Jamak Mudzakkar
Jamak mudzakkar salim menggunakan kata َ‫( أُولَئِك‬ulaa ika) sebagai dhomir/ kata
pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’, bentuk jamak dari dzaalika. Pada isim
yang akan bersanding dengan dhomir tersebut terdapat perubahan pada bagian akhir katanya.
Cara mengubahnya adalah sebagai berikut. Huruf terakhir yang berharakat dhammah tanwin
dihilangkan tanwin-nya menjadi dhammah saja. Setelah itu bagian akhir mufrad ditambahkan
akhiran َ‫( ْون‬wau nun) pada bentuk rofa’ (ketika isim mufrad tersebut berperan sebagai
subjek/ pelaku kata kerja) ata u َ‫ يْن‬jika kata isim berada dalam bentuk nashab (berposisi
sebagai objek).

• Amak Mu’annats Salim


Jamak muannats salim menggunakan dua varian kata ganti/ dhomir penunjuk dekat.
Jamak muannats salim menggunakan kata ِ‫( َهؤ ََُلء‬ha ula i) sebagai dhomir/ kata ganti

8
penunjuk dekat pada benda berakal. Ha ula I bermakna ‘ini’, bentuk plural dari haadza (‫)ذَا َ ه‬.
Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan sebelumnya. Pada benda tidak
berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata ‫( َه ِذ ِه‬haa dzi hi) sebagaimana benda
tersebut dalam bentuk mufradnya. Jamak muannats salim menggunakan dua varian kata
ganti/ dhomir penunjuk jauh. Jamak muannats salim pada benda berakal memakai bentuk
َ‫( أُولَئِك‬ulaa ika) sebagai dhomir/ kata pengganti penunjuk jauh. Ulaa ika bermakna ‘itu’,
bentuk jamak dari dzaalika. Sama dengan jamak mudzakkar salim pada penjelasan
sebelumnya. Pada benda tidak berakal, maka jamak mu’annats salim menggunakan kata َ‫ت ِْلك‬
(til ka). Pada jamak mu’annats terdapat pembedaan antara benda berakal dan benda tidak
berakal.
Bentuk isim pada jamak mu’annats salim pun mengalami perubahan smisalnya, Pada
huruf terakhir mufrod, ta marbutah hilang dan digantikan oleh ‫( ات‬alif ta) Jika isim berposisi
rofa’ (sebagai subjek/ pelaku kata kerja), maka huruf ta pada ‫ ات‬akan berharakat
dhommah.Jika isim berposisi nashob (sebagai objek) maka huruf ta pada ‫ ات‬akan berharakat
kasrah.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam bahasa arab kita mengenal tiga bentuk jama’,yaitu jama’ muannats salim, jama’
mudzakkar salim, dan jama’ taksir. Jama’ Muannats Salim adalah isim jama’ yang menunjukkan
wanita dan beraturan, yakni dengan menambahkan Alif dan Ta’ maftukhah (‫ ت‬dan ‫ )ا‬di akhirnya
dan huruf sebelumnya di fathahkan (ta’ marbutoh nya di buang). Misalnya : ‫صا ِل َحة‬
َ menjadi
‫صا ِل َحات‬
َ /‫صا ِل َحات‬
َ . Tatacara pembentukan jama’ muannats salim adalah dengan mengubah dari isim
mufrod (yang menunjukkan isim itu wanita/muannats dan biasanya banyak yang diakhiri dengan
ta’ marbutoh) menjadi jamak dengan menambahkan ( ‫ة أِسْم‬+ ‫) ات‬. Jama’ mudzakkar salim
adalah Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-
laki atau isim jama’ yang menunjukkan laki-laki dan beraturan dari mufrod yang menunjukkan
laki-laki dan yang tidak ada ta’ marbutoh (‫) ة‬, yakni dengan menambahkan (‫ ) ن و‬di akhirnya
yang huruf sebelumnya dhomah, ataupun menambahkan (‫ ) ين‬diakhirnya yang huruf sebelumnya
kasrah.Misalnya: ‫ ُمؤْ مِ ن‬menjadi َ‫ ُمؤْ مِ نِيْن‬/ َ‫ُمؤْ مِ نُ ْون‬
Tata cara pembentukan jama’ mudzakkar salim adalah dengan mengubah isim mufrod yang
menunjukkan laki-laki atau tidak ada ta’ marbutoh (‫ ) ة‬diakhirnya dengan menambahkan (‫ ) ن و‬di
akhirnya yang huruf sebelumnya dhomah atau (‫ ) ين‬diakhirnya yang huruf sebelumnya kasrah.

4.2 Saran
Bahasa Arab adalah Bahasa yang paling Indah. Dengan mempelajari materi di atas kami
berharap kita semua dapat memahami dengan baik dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari
hari. Oleh karena itu Saya berharap makalah ini bisa membantu kita semua untuk memperdalam
materi tentang tiga jamak tersebut. Terimakasih

10
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch.1995.Ilmu Nahwu Terjrmahan Matan Al-ajurummiyah dan ‘imrithy.Bandung:


Sinar Baru Algensindo.
http://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/kaidah-ilal/kaidah-ilal-ke-2/

http://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/kaidah-ilal/kaidah-ilal-ke-1/.

11
12

Anda mungkin juga menyukai