Anda di halaman 1dari 16

RAGAM WAZAN MASDAR, SIFAH MUSYABBAHAH, ISIM FA’IL,

SIGHOH MUBALAGHOH, DAN JAMAK TAKSIR.

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Arab

Dosen Pengampu:
Muhammad Bahauddin S.Hum, M.Hum.

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Safatul Awalaisa Vinnukha Nim: 2310810061
2. Anggie Iseh Azzahra Nim: 2310810078
3. Ayu Wijayanti Nim: 2310810082
KELAS C1 TBR
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan semua nikmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Persoalan Ragam Wazan Tepat pada waktunya. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Arab.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Muhammad Bahaudin


S.Hum, M.Hum sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Arab yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kudus, 11 September 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................

BAB I.............................................................................................................................

PENDAHULUAN.........................................................................................................

1. Latar Belakang....................................................................................................

2. Rumusan Masalah...............................................................................................

3. Tujuan Penulisan................................................................................................

BAB II...........................................................................................................................

PEMBAHASAN............................................................................................................

1. Masdar.............................................................................................................

2. Sifah musyabbahah.........................................................................................

3. Isim fa’il..........................................................................................................

4. Sighoh mubalaghoh........................................................................................

5. Jamak Taksir...................................................................................................

BAB III........................................................................................................................

PENUTUP...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mampu memberikan pengenalan pesan dalam
sebuah interaksi antara satu dengan yang lainnya, la menjadi jembatan penghubung agar tercipta
sebuah relasi, namun tujuan utama bahasa tak akan sampai bilamana ada perbedaan pemaknaan
dalam pengenalan simbol- simbol kode bahasa, apalagi membaca tulisan bahasa tersebutpun tak
kunjung sampai dilisan, tak terkecuali salah satu bahasa terumit dan istimewa yaitu Bahasa Arab.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi orang yang kebetulan tidak menggunakan bahasa arab
dalam kesehariannya, sehingga ia mengalami kesukaran dalam mengenali simbol-simbol koding
arab yang terangkai dalam kitab tanpa harakat atau biasa dikenal dengan sebutan kitab gundul.

Kitab merupakan sumber rujukan dalam pemenuh khazanah ilmu keislaman yang banyak
digeluti oleh para penggiatnya. Walaupun, ketika dikritisi, penggunaan kata "kitab" tak lain
bermakna lurus dengan kata "buku" dalam Bahasa Indonesia, tetapi ada ciri khusus ketika ada
seseorang mengatakan kata "kitab" yaitu identitasnya yang tertulis tulisan arab atau abjadiah arab
tanpa adanya alat bantu vokal atau harakat. Maka, menjadi tantangan tersendiri ketika seseorang
disuguhi kitab bertulisan arab gundul untuk sekedar dibaca dan apalagi mampu memaknai serta
memahami makna yang tersurat maupun tersirat dari tulisan tersebut.

Bahasa dan Kitab seperti dua mata koin, tak terpisah. Mulai dari bahasa kitab yang
diidentifikasi kepada Bahasa Arab, dan Bahasa Arab sendiri yang memperkenalkan dirinya
sebagai bahasa istimewa dengan segala keunikan bahkan kesukarannya. Tak ayal, untuk sekedar
membacanya saja dibutuhkan keahlian khusus apalagi sampai mampu memahami serta
menghadirkan karya tulis berbahasa Arab sehingga tulisan tersebut mendapat julukan sebagai
sebuah "Kitab".

Bahasa Arab adalah salah satu Bahasa yang memiliki aturan yang kompleks. Salah satu
aspek penting dalam Bahasa arab adalah pembentukan kata kata, termasuk penggunaan
wazan Masdar, jamak taksir, isim fa’il, sifah musyabbihah dan sighoh mubalaghoh. Dalam
makalah ini kita akan membahas konsep-konsep tersebut dan memberikan contohnya
4
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas pembahasan makalah ini akan difokuskan kepada wazan Masdar,
jamak taksir, isim fa’il, sifah musyabbihah, dan sighoh mubalaghoh,
1. Apa itu Masdar? dan apa saja ragam wazannya?
2. Apa itu Sifah musyabbahah? Dan apa saja ragam wazannya?
3. Apa itu isim fa’il? Dan apa saja ragam wazannya?
4. Apa itu sighoh mubalaghoh? Dan apa saja ragam wazannya?
5. Apa itu jamak taksir? Dan apa saja ragam wazannya?

3. Tujuan Penulisan

1. Mengerti Masdar,fungsi dan wazannya


2. Mengerti sifah musyabbahah, fungsi dan wazannya
3. Mengerti isim fa’il, fungsi dan wazannya
4. Mengerti sighoh mubalaghoh, fungsi dan wazannya
5. Mengerti jamak taksir, fungsi dan wazannya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Masdar
Masdar secara bahasa artinya asal atau sumber. Isim Masdar adalah kata dasar
atau akar kata dalam bahasa arab, darinya lahir berbagai bentuk kata yang jumlahnya
sangat banyak. Secara istilah isim masdar adalah isim makna yang menunjukkan suatu
kejadian yang kosong dari keterangan waktu atau tidak mengandung keterangan
waktu.Fungsi masdar ini sendiri yaitu sebagai pengganti kata kerja pada sebuah kalimat.
 Fungsi Masdar ini yaitu sebagai pengganti kata kerja pada suatu kata dan
sebagai pengganti fi’il.
 Pembagian Masdar dan wazannya dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
 Pembagian Masdar:
 Masdar al-Ashli : Masdar yang masih murni dan tidak ada
tambahan,tidak diawali dengan huruf mim dan tidak terdapat huruf ya.
Contoh:
‫ فَ ْتحًا‬+ ‫ضرْ بًا‬
َ
(Pukulan + buka)
 Masdar al-Mimi : Masdar yang di mulai dengan mim ziyadah
Wazannya dari fi’il tsulasi yaitu
‫ َم ْف َعل‬dan ‫َم ْف ِعل‬
Contoh:
‫ضرب‬
َ ‫ َم‬dan ‫َموْ ِعد‬
(Janji dan pukulan)
 Masdar al-Marrah : Masdar yang diciptakan untuk mengindikasikan
berapa kali terjadi perbuatan
Wazannya terbentuk dari tsulasi yaitu
‫فَ ْعلَة‬
Contoh:

6
‫ضرْ بَة‬
َ
(satu kali pukul)
 Masdar al-Hai'ah : Masdar yang menunjukkan bentuk suatu pekerjaan
ketika di kerjakan.
Wazannya terbentuk dari tsulasi yaitu
‫فَ ْعلَة‬
Contoh:
‫ضرْ بَة‬
َ
(satu kali pukul)
 Masdar as-Shina'i : Masdar shina’I ialah masdar yang diciptakan dari
kalimat apa saja dengan menambahkan “ya” bertasydid dan “ta”
marbuthat diakhirnya.
Contoh:
‫اِإل نس]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]انية‬
(kemanusiaan).
 Pembagian Masdar berdasarkan tambahan hurufnya :
 Masdar Ashli : Masdar ashli merupakan masdar yang belum memiliki
ambahan apapun alias murni.
Contoh:
ً ‫ضرْ با‬
َ (pukulan)

‫( فَ ْتحًا‬buka)

 Masdar Mudhof : Jenis Masdar yang di gunakan untuk


menggambarkan suatu perbuatan dan biasanya memiliki tambahan
huruf mim dan dan huruf an di awal katanya
Contoh: ‫ب‬ َ ‫ك ْال‬
َ ‫]]و ِج‬ َ ‫( يَ ُس]] ُرنِ ْي َأ َداَُؤ‬Pelaksanaan kewajibanmu membuatku
gembira)
 Masdar Manwun : Masdar yang memiliki akhir kata berharakat
tanwin.

7
ْ ‫( َأوْ ِإ‬Atau memberi makan pada hari
Contoh: ‫ط َع]]ا ٌم فِي يَ]]وْ ٍم ِذيْ َم ْس ] َغبَ ٍة‬
kelaparan)

 Masdar dengan Alif Lam : Masdar yang didahului huruf alif,lam,


tetapi Masdar ini sangat jarang di gunakan dalam konteks
percakapan.
Contoh: ُ‫از َأ ْع َمالُه‬
ِ ‫( اَ ْل َم ِج ُد َس ِر ْي ُع اِإْل ْن َج‬Orang yang giat dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan sangat cepat)

 Pembagian Masdar berdasarkan wazannya :


 Masdar Mim (‫ )مص]]]در الميمي‬: Masdar mim adalah kalimat yang
digunakan untuk menyatakan sesuatu yang sedang atau sudah terjadi.
contoh :‫ منقلبة‬,‫ منطللق‬,‫منصرا‬
 Masdar ghoiru Mim (‫ )مصدر غير ميمي‬: Pengertian Masdar Ghoiru Mim
adalah kalimat yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang baru
dimulai.
Contoh: ‫ ِمدًا‬,ً‫ قرًأة‬,‫اجتهادا‬
 Wazan-wazan Masdar :
 Wazan Masdar untuk fi'il tsulasi : Masdar ini tidak memiliki kaidah
yang baku atau tetap,tetapi Masdar ini memiliki banyak bentuk.
Contoh wazan ‫ فِ َعالَة‬contohnya ٌ‫صنَا َعة‬
ِ
 Wazan Masdar untuk fi'il ruba'i : Masdar ini termasuk Masdar qiyasi,
yakni Masdar yang mempunyai bentuk baku, sehingga seseorang bias
membuat Masdar untuk fi’il ruba’i ini dengan melihat rumusnya.
Contoh wazan ‫ ِإ ْف َعا ٌل‬contohnya ‫ِإ ْن َكا ٌر‬
 Wazan Masdar untuk fi'il khumasi dan sudasi : Masdar ini juga
memiliki bentuk baku,sehingga seseorang bisa membuat Masdar
tersebut dengan melihat pola atau rumus wazannya.
ٌ ‫ اِجْ تِ َما‬bentuk fi’il madhinya ‫اِجْ تَ ِم َع‬
Contoh isim masdarnya ‫ع‬

8
2. Sifah musyabbahah
 Macam macam wazan sifah musyabbahah:
Sifah Musyabbahah adalah istilah dalam tata bahasa Arab yang mengacu
pada kata sifat yang berasal dari kata benda aslinya (Isim Masdar). Kata sifat
ini digunakan untuk mendeskripsikan kata benda berdasarkan kualitas,
kuantitas, waktu, tempat, atau instrumennya. Sifat musyabbahah juga bisa
diartikan sebagai isim yang menunjukkan sifat permanen dari pelaku (fa'il)
 Pembagian Sifah Musyabbahah meliputi:
 Isim Tafdhil : Ini adalah kata sifat yang menunjukkan derajat suatu
kualitas, seperti "lebih" atau "sebagian besar". Misalnya, kata sifat
“akbar” (lebih besar) berasal dari kata benda “kabir” (besar)
 Isim Zaman : Ini adalah kata sifat yang menunjukkan waktu atau tense.
Misalnya, kata sifat “jadid” (baru) berasal dari kata benda “jiddah”
(waktu)
 Isim Makan : Ini adalah kata sifat yang menunjukkan tempat atau
lokasi. Misalnya, kata sifat “qarib” (dekat) berasal dari kata benda
“qurbah” (kedekatan)
 Isim Alat : Ini adalah kata sifat yang menunjukkan instrumen atau
sarana yang digunakan untuk melakukan suatu tindakan. Misalnya,
kata sifat “qawi” (kuat) berasal dari kata benda “quwwah” (kekuatan)
mbira
 Wazan ‫( فَ َع ٌل‬fa'alun)
Contoh: ‫( َح َس ٌن‬hasanun) artinya baik; bagus.
‫ خَالِ ٌد َر ُج ٌل َح َس ٌن‬artinya Khalid adalah lelaki yang baik
 Wazan ‫( فَ ِع ْي ٌل‬fa'iilun)
ٌ ‫( َش ِري‬syariifun) artinya terhormat; mulia
Contoh: ‫ْف‬
‫ ُم َح َّم ٌد َرسُوْ ٌل َك ِر ْي ٌم‬artinya Muhammad adalah Rasul yang mulia.
 Wazan ‫( فَ َعا ٌل‬fa'aalun)
ٌ َ‫( َجب‬jabaanun) artinya penakut
Contoh: ‫ان‬
9
ٌ َ‫ َز ْي ٌد َر ُج ٌل َجب‬artinya Zaid lelaki pengecut
‫ان‬
 Wazan ‫( فُ َعا ٌل‬fu'aalun)
ٌ ‫( ُش َجا‬syujaa'un) artinya pemberani
Contoh: ‫ع‬
ٌ ‫ خَ ال ٌد َر ُج ٌل ُش َجا‬artinya Khalid adalah lelaki yang pemberani
‫ع‬

3. Isim fa’il

Isim fai’il adalah sebuah kata yang menunjukkan pelaku perbuatan dari aspek aslinya
pada diri pelaku dan isim fa’il ini merupakan salah satu dari isim musytaq (turunan kata)
yang menujukkan atas orang yang menjadi pelaku suatu pekerjaan. Fa’il sendiri berasal
dari kata kerja ‫ يَ ْفـ َع ُل‬-‫ فَــ َع َل‬yang berarti melakukan sesuatu, sedangkan pelakunya disebut
dengan fa’il ( ‫) فاعل‬. Menurut definisi ini, isim fail berarti isim yang terbuat dari fi’il
madhi atau mudhari yang berbentuk mabni ma'lum atau pelakunya diketahui dimana
pelaku itu adalah sebab dari adanya pekerjaan atau perbuatan itu sendiri. Pengertian ini
dilihat dari segi ilmu sharaf karena lebih melihat dari bentuk isim menggunakan wazan
‫فاعل‬.

 Fungsi isim fa’il ini untuk menunjukkan makna orang yang melakukan perbuatan
dari aspek terjadinya, bukan dari aspek tetapnya.

 Macam macam wazan isim fa’il:

 Isim fa'il yang terbentuk dari fi'il tsulasi mujarrad, yang berwazankan [‫]فاعل‬.
َ َ‫ " َجل‬dan "ٌ‫"نَا ِظر‬
Contohnya antara lain " ٌ‫ " َجالِس‬yang merupakan isim fa'il dari "‫س‬
yang merupakan isim fa'il dari "‫"نَظَ َر‬
 Isim fa'il yaitu berwazan (‫ )فَا ِع] ٌل‬untuk semua fi'il 3 huruf itu 'ain fi'ilnya
difathah, kecuali fi'il-fi'il yang sangat sediki Wazan fa'ala: menunjukkan
َ ‫( يَ ْكتُبُ الطَّالِبُ ْال ِكت‬yaktubu at-talibu
kegiatan yang sedang berlangsung. Contoh: ‫َاب‬
al-kitaba) - Siswa menulis buku.
 َ ‫قَ َرَأ ْال ُم َعلِّ ُم ْال ِكت‬
Wazan fa'ila: menunjukkan kegiatan yang telah selesai. Contoh: ‫َاب‬
(qara'a al-mu'allimu al-kitaba) - Guru membaca buku.

10
 Wazan if'ala: menunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang.
ُّ ُ‫( يَ ْدرُس‬yadrusu at-tullabu ad-darsa) Siswa-siswa belajar
َ ْ‫الطاَّل بُ ال]دَّر‬
Contoh: ‫س‬
pelajaran.
 Wazan if'ila: menunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang dan
telah selesai. Contoh: َ‫( َغنَّى ْالفُنَّانُونَ اَأْل ْغنِيَة‬ghanna al-funananuuna al-aghniyata) -
Para seniman menyanyikan lagu.
 Wazan af'ala: menunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang
secara berulang-ulang. Contoh: ‫صاَل ةَ فِي ْال َم ْس ِج ِد‬
َّ ‫صلُّونَ ال‬
َ ُ‫( ي‬yusalluuna as-salata fi
al-masjidi) - Mereka shalat di masjid.
 Wazan ifta'ala: menunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang
ِ ‫تَ َع]]ا َونَ ْال ُم ْس]]لِ ُمونَ فِي ْالخَ يْ]] َرا‬
secara berulang-ulang dan telah selesai. Contoh: ‫ت‬
(ta'awan al-muslimuuna fi al-khayrati) Umat muslim bekerja
َ َ‫ط‬
َ ‫ َش‬,‫اب‬
sama dalam kebaikan. t meskipun 'ainnya difathah, seperti: ‫اب‬

4. Sighoh mubalaghoh
Dalam bahasa Arab, "sighah mubalaghah" adalah bentuk kata yang digunakan
untuk mengekspresikan tingkat intensitas atau kelebihan dari suatu kondisi atau tindakan
(Amirullah, 2021). Sighah mubalaghah sering digunakan untuk memperkuat atau
menguatkan makna kata kerja atau kata sifat. Ada beberapa cara untuk mengungkapkan
sighah mubalaghah, dan wazannya juga berperan dalam hal ini. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang fungsi dan wazannya:
a. Fungsi Sighah Mubalaghah:
1) Penguatan Makna:
Sighah mubalaghah digunakan untuk menguatkan atau memperbesar
makna kata. Misalnya, kata "panas" dapat ditingkatkan menjadi "sangat panas"
atau "panas sekali" dengan menggunakan sighah mubalaghah.
2) Ekspresi Intensitas
Mubalaghah digunakan untuk mengekspresikan tingkat intensitas yang
tinggi. Ini membantu dalam memberikan gambaran yang lebih kuat atau
dramatis tentang sesuatu.

11
b. Wazan (Pola) Sighah Mubalaghah:
Sighah mubalaghah memiliki berbagai pola atau wazan yang digunakan
tergantung pada akar kata yang ingin ditingkatkan (Fauziah, Wisnu, & Kasmudi,
2021). Berikut adalah beberapa wazan mubalaghah yang umum digunakan yaitu:
1) Af`al:
Ini adalah wazan umum untuk mubalaghah, di mana kata dasarnya biasanya
memiliki tiga huruf. Contoh: ‫( جميل‬jamil, cantik) dapat menjadi ‫( جميلل‬jamilun,
sangat cantik).
2) Taf`il
Wazan ini juga umum digunakan untuk mubalaghah. Contoh: ‫( طويل‬tawil,
tinggi) dapat menjadi ‫( طويلل‬tawilun, sangat tinggi).
3) If`al
Wazan ini digunakan untuk kata kerja. Contoh: ‫( كتب‬kataba, menulis) dapat
menjadi ّ‫( كتب‬kataban, menulis dengan intensitas atau terus-menerus).
5. Jamak Taksir
Jamak taksir adalah salah satu jenis jamak dalam bahasa Arab yang digunakan
untuk menggambarkan lebih dari satu objek atau benda, tanpa mengindikasikan jumlah
yang tepat (Hanafi, 2021). Jamak ini memiliki fungsi dan wazan tertentu yang
membedakannya dari jenis jamak lainnya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang
jamak taksir, fungsi, dan wazannya (Hanafi, 2021):
a. Fungsi Jamak Taksir:
1) Menunjukkan Jumlah yang Tidak Tepat
Jamak taksir digunakan ketika Anda ingin menggambarkan lebih dari satu
objek atau benda tanpa merinci jumlahnya secara spesifik. Ini mengindikasikan
adanya beberapa item, tetapi tidak menghitungnya secara rinci.
2) Digunakan dalam Bahasa Puisi dan Sastra
Jamak taksir sering digunakan dalam puisi, sastra, atau bahasa yang lebih
formal untuk memberikan nuansa kreatif atau estetis dalam penggunaan kata.
3) Menggambarkan Kelompok Umum

12
Jamak taksir juga digunakan untuk menggambarkan kelompok umum atau
kategori benda atau makhluk. Misalnya, dalam kalimat "Orang-orang berkumpul
di taman," jamak taksir digunakan untuk menggambarkan bahwa ada beberapa
orang di taman, tetapi tidak menentukan jumlahnya.
b. Wazan (Pola) Jamak Taksir:
Wazan jamak taksir berbeda dari wazan jamak lainnya seperti jamak
mudzakkar salim (jamak maskulin tunggal) atau jamak mu'annats salim (jamak
feminin tunggal). Wazan jamak taksir biasanya menggunakan pola berikut:
1) Fu`ālun (‫)فُ ْع ٌل‬
Pola ini digunakan untuk jamak taksir dari kata benda maskulin tunggal
(mufrad), dan biasanya mengganti huruf akhir kata benda dengan pola ini.
Contoh:
Kalimat: ٌ‫( ُكت ٌُب َجيِّ َدة‬kutubun jayyidatun) - "Buku-buku yang bagus."
2) Fu`ālatun (ٌ‫)فُ ْعلَة‬
Pola ini digunakan untuk jamak taksir dari kata benda feminin tunggal
(mufrad), dan juga mengganti huruf akhir kata benda dengan pola ini.
Contoh:
Kalimat: ٌ‫( بَنَاتٌ َذ ِكيَّات‬banatun dhakiyyatun) - "Anak perempuan yang pintar."
3) Fu`ālīn (‫)فُ ْعلِ ْين‬
Pola ini digunakan untuk jamak taksir dari kata kerja. Contoh:
Kata kerja: ‫( َز َر َع‬zara'a, menanam). Jamak taksir: ‫( َز ْر ٌع‬zar'un, tanaman-
tanaman).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bagian Kesimpulan dari penjelasan tentang masdar, sifah musyabbahah, isim fa'il,
sighah mubalaghah, dan jamak taksir adalah bahwa ini adalah konsep-konsep penting dalam
bahasa Arab yang digunakan untuk berbagai tujuan dalam kalimat dan teks.
1. Masdar adalah kata benda yang digunakan untuk menyatakan tindakan atau aktivitas
dalam bentuk abstrak dan dapat menggantikan kata kerja dalam kalimat. Ada berbagai
bentuk dan wazan masdar, yang masing-masing digunakan tergantung pada konteks
dan makna yang ingin disampaikan.
2. Sifah musyabbahah adalah isim yang digunakan untuk menggambarkan sifat
permanen dari pelaku atau objek. Mereka memiliki berbagai wazan atau pola, yang
dapat mengubah akhiran kata untuk mengindikasikan sifat tertentu.
3. Isim fa'il adalah kata benda yang menunjukkan pelaku atau subjek yang melakukan
tindakan dalam kalimat. Mereka memiliki wazan tertentu yang mengacu pada jenis
kata kerja yang digunakan dalam kalimat.
4. Sighah mubalaghah adalah bentuk kata yang digunakan untuk mengungkapkan
tingkat intensitas atau kelebihan dalam makna kata atau tindakan. Ada berbagai pola
wazan yang digunakan untuk menciptakan bentuk-bentuk mubalaghah.
5. Jamak taksir adalah jenis jamak yang digunakan untuk menggambarkan lebih dari
satu objek atau benda tanpa merinci jumlahnya secara spesifik. Ini sering digunakan
dalam bahasa yang lebih formal atau sastra untuk memberikan nuansa kreatif dalam
penggunaan kata.
Semua konsep ini merupakan bagian penting dari tata bahasa Arab dan
memungkinkan penutur bahasa Arab untuk mengungkapkan makna dengan lebih kaya dan
presisi dalam kalimat mereka.

B. Saran
Selalu perhatikan konteks penggunaan konsep-konsep ini dalam bahasa Arab, karena
konteks seringkali memengaruhi arti dan penggunaan yang tepat.

14
15
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah, M. (2021). KONSEP MASHLAHAH DR. MUHAMMAD SAID RAMADHAN AL-
BÛTHÎ DALAM MENGISTINBATH HUKUM NAWÂZIL. Jurnal Wasatiyah: Jurnal
Hukum, 2(1), 54-74.

Fauziah, Wisnu, M., & Kasmudi. (2021). Analisis Isim Shighah Mubalaghah Dalam Al-Qur'an
Surah Al-Hasyr Dan Metode Pembelajarannya. Jurnal Penelitian dan Pendidikan Bhasa
Arab, 1(2), 113 -125.

Hanafi, M. M. (2021). KOMUNIKASI DAN INFORMASI (Tafsir Al-Qur'an Tematik). Jakarta:


Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur′an.

16

Anda mungkin juga menyukai