Anda di halaman 1dari 15

RESUME

A. Isim
1. Mufrad
Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan arti satu. Seperti ٌ‫ح َّمد‬
َ ‫ ُم‬dan
ٌ‫ َر ُجل‬Sebagian ulama’ menta’rifkan bahwa isim mufrad ialah ism yang
bukan mutsanna da bukan jama’ dan bukan pula mulhak pada keduanya,
dan bukan pula dari asmaul khamsah. 1
Isim mufrod atau kata tunggal adalah asal dari seluruh bentuk artinya
pada dasarnya seluruh kata nantinya akan merujuk pada isim mufrod ini.
Tatsniyyah adalah perubahan dari mufrod, kemudian jamak adalah versi
jamak dari isim mufrod. Oleh karena itu supaya mudah nanti ada
kaidahnya atau rumusnya.
Kata tunggal yang sering kita temui di dalam percakapan sehari-hari,
dijelaskan dalam table dibawah ini:
CONTOH Pengucapan PENJELASAN

‫قَلَم‬ Qolamun Sebuah pulpen

‫ِكتَاب‬ Kitabun Sebuah buku

‫ُم ْس ِلم‬ Muslimun Orang Islam (Seorang Muslim)

Muslimatun Seorang Muslim tapi untuk wanita yaitu


‫ُم ْس ِل َمة‬
disebut seorang Muslimah

‫ُمؤْ ِمن‬ Mukminun Seorang yang beriman

‫ُمؤْ ِمنَة‬ Mukminatun Seorang yang beriman untuk wanita atau


disebut Mu’minah

Jadi dalam bahasa arab dibedakan antara yang mudzakkar dengan


yang muannats dengan cara memberi ta marbuthoh nya.

1
Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010

1
Mudzakkar Dgn cara memberi Menjadi Muannats

‫ُم ْس ِلم‬ ta marbuthoh ‫ُم ْس ِل َمة‬


‫ُمؤْ ِمن‬ ta marbuthoh ‫ُمؤْ ِمنَة‬
Sedangkan kata ‫ قَلَم‬dan kata ‫ ِكتَاب‬ini termasuk isim lighoyri 'aaqil
(untuk sesuatu yang tidak berakal), bahasa sederhananya ini adalah kata
benda. Adapun ‫ ُم ْس ِلم‬kemudian ‫ ُمؤْ ِمن‬ini termasuk lil 'aaqil artinya berakal.
Nama-nama ini atau sifat-sifat ini digunakan untuk manusia.
Kita perlu mengetahui adanya istilah lil 'aaqil yakni kata-kata yang
diperuntukkan untuk yang berakal yaitu manusia, ada pula kata-kata yang
masuk ke lighairil 'aaqil yakni kata-kata yang tidak berakal artinya kata
benda, contohnya pulpen dan buku. Ini penting untuk bisa mengetahui
rumus perubahan dari isim mufrod ke tatsniyyah dan jamak karna ada
sedikit perbedaan antara perubahan dari isim mufrod ke jamak untuk lil
'aaqil dan untuk li ghayril 'aaqil. InsyaAllah kita akan bahas kemudian. 2;
2. Isim mutsanna
Isim mutsanna ialah isim yang menunjukkan arti dua, dengan
menambahkan alif dan nun atau ya’ dan nun. Seperti ‫ان‬
ٌِ َ‫ ِكت َاب‬dan ‫ْن‬
ٌِ ‫( ِكت َابَي‬dua
buku)
Kaidah umum untuk membentuk mutsanna, tambahkan alif dan
nun pada ism mufrad untuk marfu’ dan tambahkan ‫ْن‬
ٌِ ‫ ي‬jika majrur da
manshub tanpa perubahan apa-apa pada bentuk mufradnya, seperti:
ٌ‫ َر ُج ََل ِن‬menjadi ٌ‫ٌٌ َر ُجل‬
ٌ‫ٌِم َرأٌَة‬ ٌِ ‫ٌٌا ِْم َرأَت‬
ْ ‫ ا‬menjadi ‫َان‬
Ada 2 cara untuk merubah isim mufrod ke Isim mutsanna
Dengan menambahkan ‫ ِن ََا‬, dan
Dengan menambahkan ‫اَي ِْن‬
Mari kita praktekkan dengan contoh yang sudah ada, misalnya ‫قَلَم‬
ini mufrod, kalau kita ingin merubah ke bentuk tatsniyyah tambahkan ‫ا َ ِن‬

2
Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010

2
dibelakangnya menjadi ِ‫ َقلَ َمان‬artinya dua buah pulpen, atau bisa juga kita
rubah menjadi ‫ قَلَ َمي ِْن‬dengan menambah ‫ اَي ِْن‬untuk lebih jelas lihat tabel
dibawah ini:
Mufrod Tambahkan dibelakang Menjadi Tatsniyyah

‫قَلَم‬ ‫ا َ ِن‬ ِ ‫قَلَ َم‬


‫ان‬
‫اَي ِْن‬ ‫قَلَ َمي ِْن‬
‫ِكتَاب‬ ‫ا َ ِن‬ ِ َ‫ِكتَاب‬
‫ان‬
‫اَي ِْن‬ ‫ِكتَا َبي ِْن‬
‫ُم ْس ِلم‬ ‫ا َ ِن‬ َ‫ُم ْس ِل َمان‬
‫اَي ِْن‬ ‫ُم ْس ِل َمي ِْن‬
‫ُم ْس ِل َمة‬ ‫ا َ ِن‬ ِ َ ‫ُم ْس ِل َمت‬
‫ان‬
‫اَي ِْن‬ ‫ ُم ْس ِل َمتَي ِْن‬.

Dan tidak ada perbedaan antara isim yang mudzakkar dengan


muannats dan juga pula tidak ada perbedaan antara yang 'aaqil (yang
berakal) dengan lighairil 'aaqil, semuanya sama ditambahkan ‫ ا َ ِن‬atau ‫اَي ِْن‬.

Akan tetapi untuk penggunaannya dalam kalimat sehari-hari


dibahas di ilmu nahwu. Nantinya kita akan belajar bahwa yang ‫اَ ِن‬
digunakan pada rofa' sedangkan ‫ اَي ِْن‬digunakan pada bentuk nashob dan jar.
Tetapi insyaAllah kita tidak perlu memikirkan tentang istilah ini, nanti
kalau kita sudah selesai belajar ilmu shorof kita akan mempelajari apa itu
rofa', apa itu nashob, apa itu jar dan istilah-istilah yang lainnya.

B. Fi’il
1. PengertianِKalimatِِFi’Ilِ
Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang
terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).

3
Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan
sedikit. 3

2. Contoh:
Bekerjalah ْ‫ا ُ ْفعُــ ْل‬ Sedang/ akan ْ‫يَ ْفــعُــ ُل‬ Telah bekerja ْ‫فَــعَــ َل‬
bekerja

3. PembagianِKalimatِFi’il.
1. Berdasaran waktu terjadinya
a. Fi’il madhi
b. Fi’il Mudhari’
c. Fi’il Amar
2. Menurut Jenis hurufnya:
a. Fi’il Shahih
1) Fi’il Salim
2) Fi’il Mahmuz
3) Fi’il Mudho’af
b. Fi’il Mu’tal
1) Fi’il Mitsal
2) Fi’il Ajwaf
3) Fi’il Naqish
4) Fi’il Mafruq
5) Fi’il Maqrun
3. Menurut Objek Penderitanya
a. Fi’il Lazim
b. Fil muta’addi
4. Menurut Bentuk Aktif/ Pasif:
a. Fi’il Ma’lum
b. Fi’il Majhul
5. Menurut Susunan Huruf:
a. Fi’il Mujarrad
b. Fi’il Mazid

3
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009

4
4. DefinisiِFi’ilِMadhiِ
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau
peristiwa pada waktu lampau (past tense). Fi’il Madhi yaitu kata kerja yang
menunjukkan suatu pekerjaan atau kejadian yang berlangsung pada masa sebelum

waktu penuturan. Contoh, ‫ خطب‬, ‫سمع‬ َ ‫ ا ْن‬, ‫ا ْست َعم َل‬


ِ , َ‫طلَق‬ .Tanda-tandanya dari

segi arti yaitu menunjukkan suatu pekerjaan atau kejadian yang berlangsung pada
masa sebelum waktu penuturan. Adapun tanda-tandanya secara Lafdzi yaitu:

Pertama: dapat dimasuki oleh Lam ‫ لـ‬. Kedua: Dapat dimasuki oleh Ta Al Faíl,

contoh ُ‫سافرت سافرت‬


َ ‫ت‬
ِ ‫ سافر‬. Ketiga: dapat dimasuki oleh Ta ta’nis sakinah,

contoh, ْ
‫ستمعت‬ ْ
‫سافرت ا‬ ْ
‫جلست‬ ْ
‫عادت‬. Hukum fiíl Madhi dalm I’rab adalah

Mabni (tidak berubah harakah akhir hurufnya).

5. Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada
َْ َ ‫( كَـت‬telah menulis), ٌََ‫ــرأ‬
umumnya mengandung suara “a” , misalnya ‫ـب‬ َ َ‫( ق‬telah
membaca)

6. Bentuk
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir
(pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil
َْ َ ‫( كَـت‬kataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:
contoh kata ‫ـب‬
No Dhamir F.Madhi Arti Keterangan
1 َ ‫ُه‬
ْ‫ـو‬ َ َ ‫َكت‬
ْ‫ب‬ Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa
perubahan
2 ‫ُه َمـا‬ ‫َكتَبَـا‬ Keduanya (lk) telah ‫ٌا‬+ pada huruf
menulis terakhir
3 ْ‫ُهـ ْم‬ ْ‫َكتَبُ ْـو‬ Mereka (lk) telah menulis + ‫ ـــ ُ ٌْو‬pada huruf
terakhir

5
4 ْ‫ـي‬
َ ‫ِه‬ ْْ‫َكت َ َبـت‬ Dia (pr) telah menulis ٌْ pada huruf
+ ‫ـت‬
terakhir
5 ‫ُه َمـا‬ ‫َكتَبَـتَا‬ Keduanya (pr) telah + ‫ ـتـَََ ا‬pada huruf
menulis terakhir
6 ْ‫ُهـن‬ َْ‫َكتَبْـن‬ Mereka (pr) telah + ٌَ‫ ـْــن‬pada huruf
menulis terakhir
7 َْ‫ا َ ْنـت‬ َْ‫َكتَبْـت‬ Kamu (lk) telah menulis + ٌَ‫ ـْــت‬pada huruf
terakhir
8 ْ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫َكت َ ْبتُمـَا‬ Kalian (lk) telah menulis + ٌ‫ـْــت ُ َمـا‬pada huruf
terakhir
9 ‫ا َ ْنتُـم‬ ْ‫َكت َ ْبتُـ ْم‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـْــت ُ ٌْم‬pada huruf
terakhir
10 ِ ‫ا َ ْنـ‬
ْ‫ت‬ ِ ‫َكتَبْـ‬
ْ‫ت‬ Kamu (pr) telah menulis +‫ت‬
ٌِ ‫ ـْـ‬pada huruf
terakhir
11 ‫ا َ ْنت ُ َمـا‬ ‫َكت َ ْبت ُ َما‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ ـْت ُ َمـا‬pada huruf
terakhir
12 ْ‫ََ ا ْنتُـن‬ ْ‫َكت َ ْبتُـن‬ Kalian (pr) telah menulis َّ ُ ‫ـْـت‬pada huruf
+ ٌ‫ـن‬
terakhir
13 ‫اَنَـا‬ ُْ‫َكتَبْـت‬ Saya telah menulis + ٌُ‫ ـْــت‬pada huruf
terakhir
14 ْ ُ‫نَحْ ن‬ ‫َكتَبْـنَا‬ Kami, kita telah menulis +‫ ٌــْـنَـا‬Pada huruf
terakhir

Fi`il ini digunakan untuk mengungkapkan suatu kejadian pada waktu


lampau. termasuk keistimewaan bahasa arab adalah setiap fi`ilnya selalu memiliki
pola atau yang disebut wazan. Tidak ada satu fi`il pun dalam bahasa arab yang
tidak mempunyai pola atau wazan kecuali sedikit sekali yang bisa dihitung dengan
jari. Apabila kita bandingkan dengan bahasa lain khususnya bahasa indonesia
maka kita akan mendapati perbedaan ini, dimana kata kerja dalam bahasa

6
indonesia tidak mempunyai pola yang bisa dijadikan patokan bagi setiap kata
kerjanya.

Pola paling dasar dan sering dipakai adalah pola: ‫فَ َع َل‬
Pola ini adalah pola minimal, maksudnya kata kerja dalam bahasa arab
jumlah minimal hurufnya ada tiga huruf. Adapun jumlah maksimalnya adalah
enam huruf. Untuk pemula cukup mengenal pola di atas dahulu saja. Apabila
sudah hafal berikut tashrif-nya dan benar-benar paham insya Allah pola lainnya
akan lebih mudah.
‫فَعَ َل‬ artinya telah melakukan. Ketika kita ingin melengkapi dengan dhamir
(pelaku) yang melakukan fi`il tersebut , maka kita katakan:
‫ت َف َع ْلت ُ َما فَ َع ْلت ُ َّن َ فَ َع ْلتُ فَ َع ْلنَا فَ َع َل‬
ِ ‫ت فَ َع ْلت ُ َما فَ َع ْلت ُ ْم فَ َع ْل‬
َ ‫ت َف َعلَت َا فَ َع ْلنَ فَ َع ْل‬
ْ ‫فَ َعال َف َع ُلواْ فَ َع َل‬
Uraian:
‫ فَ َع َل‬: Dia seorang lelaki telah melakukan.
‫ ُه َو = فَعَ َل‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir huwa pada fi`il ini tidak terlihat
‫ فَعَال‬: Mereka dua lelaki telah melakukan.
‫ ه َما = َفعَال‬+ ‫َفعَل‬
Dhamir huma berubah menjadi alif dan menempel di akhir fi`il.
ْ‫ فَ َع ُلوا‬: Mereka (3>) telah melakukan.
ْ‫ ُه ْم = فَ َع ُلوا‬+ ‫فَ َع َل‬
Dhamir hum berubah menjadi wawu, sedangkan alif setelahnya hanya
tambahan. Harakat lam yang tadinya fathah berubah menjadi dhammah.
ْ َ‫ فَعَل‬: Dia seorang wanita telah melakukan.
‫ت‬
ْ َ‫ِي = فَعَل‬
‫ت‬ َ ‫ ه‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir hiya tidak terlihat, hanya saja untuk membedakan dengan dhamir
huwa maka diberi ta` sukun.
‫ فَ َعلَتَا‬: Mereka dua wanita telah melakukan.
‫ ه َما = فَعَلَتَا‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir huma berubah menjadi alif dan ditempelkan pada fi`il fa`alat.
َ‫ فَعَ ْلن‬: Mereka (3>) wanita telah melakukan.

7
َ‫ ه َُّن = فَعَ ْلن‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir hunna berubah menjadi nun berfathah, mulai pada fi`il ini sampai
seterusnya harakat lam yang tadinya fathah berubah menjadi sukun.
َ‫ فَ َع ْلت‬: Kamu laki-laki telah melakukan.
َ‫ أَ ْنتَ = فَ َع ْلت‬+ ‫فَ َع َل‬
Dhamir anta berubah menjadi ta` fathah.
‫ فَعَ ْلت ُ َما‬: Kalian dua laki-laki telah melakukan.
‫ أَ ْنت ُ َما = فَعَ ْلت ُ َما‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir antuma berubah menjadi tuma.
‫ فَ َع ْلت ُ ْم‬: Kalian (3-~) telah melakukan.
‫ أَ ْنت ُ ْم = فَ َع ْلت ُ ْم‬+ ‫فَ َع َل‬
Dhamir antum berubah menjadi tum.
ِ ‫ فَعَ ْل‬: Kamu perempuan telah melakukan.
‫ت‬
‫ت‬ِ ‫ت = فَعَ ْل‬
ِ ‫ أ َ ْن‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir anti berubah menjadi ta` kasrah.
‫ فَ َع ْلت ُ َما‬: Kalian dua perempuan telah melakukan.
‫ أَ ْنت ُ َما = فَ َع ْلت ُ َما‬+ ‫فَ َع َل‬
Dhamir antuma berubah menjadi tuma.
‫ فَعَ ْلت ُ َّن‬: Kalian (3-~) perempuan telah melakukan.
‫ أَ ْنت ُ َّن = فَعَ ْلت ُ َّن‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir antunna berubah menjadi tunna.
ُ‫ فَ َع ْلت‬: Aku telah melakukan.
ُ‫ أَنَا = فَ َع ْلت‬+ ‫فَ َع َل‬
Dhamir ana berubah menjadi ta’ berdhammah.
‫ فَعَ ْلنَا‬: Kami telah melakukan.
‫ نَحْ نُ = فَعَ ْلنَا‬+ ‫فَعَ َل‬
Dhamir nahnu berubah menjadi naa.
Apabila kita perhatikan dhamir-dhamir pada setiap fi`ilnya, kita akan dapati
bahwa dhamir (kata ganti) jika bertemu dengan fi`il, maka dhamir tersebut

8
berubah. Hal ini berbeda dengan bahasa Indonesia yang tidak berubah kata
gantinya walaupun digandengkan dengan kata kerja.4
C. Huruf Jar
Majrur ada tiga sebab:
1. Majrur sebab Huruf jar
2. Majrur sebab Idhofah
3. Majrur sebab Tabi’
Dimulailah dengan pembahasan Majrur sebab Huruf-huruf Jar/Huruf
Khafadh5, karena ini merupakan Asal dari Amil Jar. Huruf-huruf Jarr
kesemuanya berjumlah sepuluh sebagaimana disebutkan oleh Mushonnif pada
Bait diatas. Semua huruf tersebut khusus masuk pada kalimah Isim merupakan
Amil Jar/beramal Jar. Untuk Harf Jar yg berupa (KHOLAA – HAASYAA –
‘ADAA) telah dijelaskan pada Bab Istitsna, dikedepannya penjelasannya
karena berstatus Istiqsho’ yakni perlu perhatian khusus didalam Taroddudnya
yakni sebagai kalimah huruf apabila menjarkan isim sesudahnya, atau sebagai
kalimah Fi’il yang Jamid apabila menashobkan isim sesudahnya.
1. ِ‫( من‬Dari)
‫( َخ َرجتُ ِمنَ ِال َمنزل‬Aku keluar dari rumah)
َِ‫ص َدقَةُِمنَ ِال ُمحسنين‬
َّ ‫َهذهِال‬
(Shadaqah ini dari orang-orang yang berbuat baik)
2. ‫( إلَى‬Ke)
ُ ‫سأَذ َه‬
‫بِإلَىِال َمسجد‬ َ (Aku akan pergi ke masjid)
3. ‫َن‬
ِ ‫( ع‬Dari)
َ‫يِعَنِعَائش َِة‬
َ ‫ِرو‬
ُ ‫ث‬ُ ‫َهذَاِالحَدي‬
(Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah)
4. ‫علَى‬
َ (Di atas)
‫ع َلى‬
َ ِ‫( ال َمكتَب اَلكتَاُب‬Buku itu berada di atas meja)
5. ‫( في‬Di dalam)
ُ ُ‫نَحنُ ِنَطل‬
‫بِالعل َمِفيِال َمسجد‬

4
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
5
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009

9
(Kami menuntut ilmu di dalam masjid)
6. ِ‫ب‬ َّ ‫( ُر‬Betapa banyak / sedikit)
ُ‫ع َم ٍلِصَالحٍِتُعَ ِّظ ُمهُِالنِّيَّ ِة‬
َ ِ‫ب‬
َّ ‫ُر‬
(Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar nilainya disebabkan oleh
niat)
7. ِ‫( ب‬Dengan)
‫سِبال َقلَم‬
َ ‫( َكتَبتُ ِالدَّر‬Aku menulis pelajaran dengan pena)
8. َِ‫( ك‬Seperti)
َ َ ‫ع َم ُرِكَاأل‬
‫س َِد‬ ُ (Umar seperti singa)
9. ِ‫( ل‬Milik)
ُ َ‫( َهذَاِالكت‬Kitab ini miliknya Muhammad)
ِ‫ابِل ُم َح َّم ٍد‬
10. ‫( َحتَّى‬Sampai)
َّ ‫( أَكَلتُ ِال‬Aku makan ikan sampai kepalanya)
َ َّ‫س َمكَ ِ َحت‬
‫ىِرأسه‬
11. )‫ِ(و‬
َ ‫سم‬َ َ‫اوِالق‬
ُ ‫َو‬
ِ‫( َوهللاِأَنَاِ ُمسلم‬Demi Allah aku adalah seorang muslim)
َ َ‫تَا ُءِالق‬
12. ) َ‫سمِ(ت‬
ِ‫( تَاهللِأَنَاِ ُمسلم‬Demi Allah aku adalah seorang muslim)
13. ُ‫ ُمن ِذ‬dan ِ‫( ُمذ‬Sejak)
‫اِرأَيتُهُِ ُمنذُِاألُسبُوعِال َماضيَة‬
َ ‫َم‬
(Aku tidak melihatnya semenjak seminggu yang lalu)
َ ,َ ‫ َخلا‬dan ‫( حَاشَا‬Selain / kecuali)
14. ‫ع َِد‬
ُ َّ‫َر َج َعِال ُّطال‬
ِ‫بِ َخالَِ ُم َح َّم ٍد‬
(Para mahasiswa telah pulang kecuali Muhammad)

D. Isim Isyarah
Untuk isim yang berjumlah 16 :
1. Untuk menunjuk Dekat (ini):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakan ‫َهذَا‬
Contohnya : ‫( َهذَا ِكت َاب‬Ini sebuah buku), Pada contoh tersebut isim yang
ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal.

6
Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul Hikmah), 1999

10
Jika benda yang ditunjuk adalah Mutsanna maka menggunakan ‫َه ِذ ِه‬
Contohnya: ‫سة‬
َ ‫( َه ِذ ِه َمد َْر‬ini sebuah sekolah), Pada contoh tersebut isim yang
ditunjuk adalah isim Muannats tunggal.
2. Untuk menunjuk Jauh (itu):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakan
َ‫ ذَالِك‬Contohnya adalah ‫( ذَالِكَ ِكتَاب‬Itu sebuah buku). Pada contoh tersebut
yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod. Jika benda yang ditunjuk
adalah Muannats, maka menggunakan َ‫ ِت ْلك‬Contohnya adalah ‫سة‬
َ ‫( ِت ْلكَ َمد َْر‬Itu
sebuah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats Mufrod.
Isim Isyarah untuk menunjuk isim Mutsanna (berjumlah 2) :
1. Untuk menunjuk Dekat (ini):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakan ‫ان‬ ِ َ‫َهذ‬
Contohnya : ‫ان‬ ِ َ‫( َهذ‬ini dua buah buku), Pada contoh tersebut isim yang
ِ َ‫ان ِكتَاب‬
ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal.
Jika benda yang ditunjuk adalah Mutsanna maka menggunakan ‫َان‬
ِ ‫َهت‬
Contohnya: ‫َان‬
ِ ‫ست‬َ ‫َان َمد َْر‬
ِ ‫( َهت‬ini dua buah sekolahan), Pada contoh tersebut
isim yang ditunjuk adalah isim Muannats tunggal7.
2. Untuk menunjuk Jauh (itu):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakan
َ‫ ذَانِك‬. Contohnya adalah ‫ان‬
ِ َ‫( ذَانِكَ ِكت َاب‬Itu dua buah buku). Pada contoh
tersebut yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod. Jika benda yang
ditunjuk adalah Muannats, maka menggunakan َ‫ تَانِك‬Contohnya adalah َ‫تَانِك‬
‫َان‬
ِ ‫ست‬َ ‫( َمد َْر‬Itu dua buah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats
Mufrod.
Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak (berjumlah lebih dari 2) :
Isim Isyarah dalam bentuk Jamak ini pembagiannya bukan berupa
Mudzakkar dan Muannats, tetapi untuk Isim yang Berakal dan Tidak
Berakal
1. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang Berakal

7
Syaekhuddin, Ahmad dkk, Belajar Bahasa Arab, (Jakarta:Penerbit Erlangga), 2000

11
Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada dekat, maka
َ ‫َه ُؤ‬
menggunakan ‫ال ِء‬ ُ ‫( هَؤُ الَ ِء ال‬Mereka ini para siswa).
Contohnya: ُ‫طالَّب‬
Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada Jauh, maka menggunakan
َ‫ أُولَئِك‬. Contohnya: ‫طالَّبُ َُأ‬
ُ ‫( ولَئِكَ ال‬Mereka itu para siswa)
2. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang TIDAK Berakal
Jika Isim Jamak yang Tidak Berakal tersebut berada dekat, maka
menggunakan ‫َه ِذ ِه‬ Contohnya: ‫( َه ِذ ِه ُكتُب‬Ini adalah buku-buku).
Jika Isim Jamak yang Tidak Berakal tersebut berada Jauh, maka
menggunakan َ‫ ِت ْلك‬. Contohnya: ‫( ِت ْلكَ ُكت ُب‬itu adalah buku-buku)
Keterangan:
 Isim Berakal adalah isim dari Manusia, misalnya orang muslim, orang
mu'min, pembeli, guru dan lainnya.
 Isim Tidak Berakal adalah Isim yang berupa benda mati atau hewan
(selain manusia)
 Kata ‫ ُكتُب‬pada contoh Isim Jamak Tidak berakal, adalah bentuk jamak
dari buku (‫)كت َاب‬
ِ
E. Dhomir (Kata ganti)
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(si pembicara/orang pertama), Mukhotob (yang diajak berbicara/orang kedua),
Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang ketiga)8.
Contoh:
1. Mutakallim : ‫( أَنَا‬Saya) dan ُ‫( نَحْ ن‬Kami).
2. Mukhotob : َ‫( أ َ ْنت‬Kamu) dan ‫( أَ ْنت ُ ْم‬Kalian).
3. Ghaib : ‫( ه َُو‬Dia) dan ‫( ُه ْم‬Mereka).
Pembagian Dhomir, Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh.
Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ُ‫( قُ ْمت‬Aku telah berdiri).
2. Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan
tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫( أَ ْنت‬Kamu)
dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh

8
Fauzan badri,Amin,metode singkat dan cepat AL-IKTISHOR ,cv.chidmatus salam,2007

12
namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ‫أَ ْنت‬
karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.
a. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh
sebelumnya. Lebih jelas kita katakan bahwa Dhomir jenis ini tidak
mungkin digunakan untuk mengawali ucapan dan juga tidak mungkin
terletak setelah harf َّ‫( ِإال‬Kecuali).
Seperti: huruf Yaa’ pada kata ‫( ِا ْبنِ ْي‬Anakku) dan huruf Kaaf pada
َ َ ‫( أ‬Ia memulyakanmu). Dhomir-dhomir seperti ini tidak
kata َ‫كر َمك‬
mungkin ada di awal kalimat seperti kalau kita paksa mengatakan َ‫ك‬
ُ‫ض َربْت‬
َ dengan maksud “Engkaulah yang aku pukul,” maka ini adalah
kalimat yang salah dalam bahasa Arab.
Begitupula tidak mungkin Dhomir-dhomir seperti ini berada
setelah harf َّ‫( إِال‬Kecuali) seperti kalau kita paksa mengatakan َ‫إِالَّك‬
dengan maksud “Kecuali kamu,” maka susunan inipun merupakan
susunan yang salah dalam bahasa Arab9.
b. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh
apapun sehingga bisa digunakan untuk mengawali ucapan dan bisa
diletakkan setelah harf َّ‫( إِال‬Kecuali). Contoh: َ ‫( أَنا‬Saya) yang bisa
digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ‫( أَنَا ُمؤْ ِمن‬Saya seorang
mu’min) atau bisa juga diletakkan setelah harf َّ‫( ِإال‬Kecuali) seperti: ‫َما‬
‫ام ِإالَّ أَنَا‬
َ َ‫( ق‬Tidak berdiri kecuali saya).

9
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009

13
DAFTAR PUSTAKA

Thalib, Drs. Muhammad, Tata Bahasa Arab 2 Terjemah ANNAHWUL WADHIH


Ibtidaiyyah, (Bandung:PT Al Ma’arif), 2002
Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum
Press), 2010
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru
Algensindo), 2009
Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul
Hikmah), 1999
Syaekhuddin, Ahmad dkk, Belajar Bahasa Arab, (Jakarta:Penerbit Erlangga),
2000
Fauzan badri,Amin,metode singkat dan cepat AL-IKTISHOR ,cv.chidmatus
salam,2007

14
RESUME
Bahasa Arab

Disusun Oleh :
DELASWATI

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INTSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2015

15

Anda mungkin juga menyukai