A. Isim
1. Mufrad
Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan arti satu. Seperti ٌح َّمد
َ ُمdan
ٌ َر ُجلSebagian ulama’ menta’rifkan bahwa isim mufrad ialah ism yang
bukan mutsanna da bukan jama’ dan bukan pula mulhak pada keduanya,
dan bukan pula dari asmaul khamsah. 1
Isim mufrod atau kata tunggal adalah asal dari seluruh bentuk artinya
pada dasarnya seluruh kata nantinya akan merujuk pada isim mufrod ini.
Tatsniyyah adalah perubahan dari mufrod, kemudian jamak adalah versi
jamak dari isim mufrod. Oleh karena itu supaya mudah nanti ada
kaidahnya atau rumusnya.
Kata tunggal yang sering kita temui di dalam percakapan sehari-hari,
dijelaskan dalam table dibawah ini:
CONTOH Pengucapan PENJELASAN
1
Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010
1
Mudzakkar Dgn cara memberi Menjadi Muannats
2
Umam, Prof. Dr. H. Chatibul dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab, (Jakarta:Darul Ulum Press), 2010
2
dibelakangnya menjadi ِ َقلَ َمانartinya dua buah pulpen, atau bisa juga kita
rubah menjadi قَلَ َمي ِْنdengan menambah اَي ِْنuntuk lebih jelas lihat tabel
dibawah ini:
Mufrod Tambahkan dibelakang Menjadi Tatsniyyah
B. Fi’il
1. PengertianِKalimatِِFi’Ilِ
Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang
terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
3
Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan
sedikit. 3
2. Contoh:
Bekerjalah ْا ُ ْفعُــ ْل Sedang/ akan ْيَ ْفــعُــ ُل Telah bekerja ْفَــعَــ َل
bekerja
3. PembagianِKalimatِFi’il.
1. Berdasaran waktu terjadinya
a. Fi’il madhi
b. Fi’il Mudhari’
c. Fi’il Amar
2. Menurut Jenis hurufnya:
a. Fi’il Shahih
1) Fi’il Salim
2) Fi’il Mahmuz
3) Fi’il Mudho’af
b. Fi’il Mu’tal
1) Fi’il Mitsal
2) Fi’il Ajwaf
3) Fi’il Naqish
4) Fi’il Mafruq
5) Fi’il Maqrun
3. Menurut Objek Penderitanya
a. Fi’il Lazim
b. Fil muta’addi
4. Menurut Bentuk Aktif/ Pasif:
a. Fi’il Ma’lum
b. Fi’il Majhul
5. Menurut Susunan Huruf:
a. Fi’il Mujarrad
b. Fi’il Mazid
3
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
4
4. DefinisiِFi’ilِMadhiِ
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau
peristiwa pada waktu lampau (past tense). Fi’il Madhi yaitu kata kerja yang
menunjukkan suatu pekerjaan atau kejadian yang berlangsung pada masa sebelum
segi arti yaitu menunjukkan suatu pekerjaan atau kejadian yang berlangsung pada
masa sebelum waktu penuturan. Adapun tanda-tandanya secara Lafdzi yaitu:
Pertama: dapat dimasuki oleh Lam لـ. Kedua: Dapat dimasuki oleh Ta Al Faíl,
contoh, ْ
ستمعت ْ
سافرت ا ْ
جلست ْ
عادت. Hukum fiíl Madhi dalm I’rab adalah
5. Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada
َْ َ ( كَـتtelah menulis), ٌََــرأ
umumnya mengandung suara “a” , misalnya ـب َ َ( قtelah
membaca)
6. Bentuk
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir
(pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil
َْ َ ( كَـتkataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:
contoh kata ـب
No Dhamir F.Madhi Arti Keterangan
1 َ ُه
ْـو َ َ َكت
ْب Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa
perubahan
2 ُه َمـا َكتَبَـا Keduanya (lk) telah ٌا+ pada huruf
menulis terakhir
3 ُْهـ ْم َْكتَبُ ْـو Mereka (lk) telah menulis + ـــ ُ ٌْوpada huruf
terakhir
5
4 ْـي
َ ِه َْْكت َ َبـت Dia (pr) telah menulis ٌْ pada huruf
+ ـت
terakhir
5 ُه َمـا َكتَبَـتَا Keduanya (pr) telah + ـتـَََ اpada huruf
menulis terakhir
6 ُْهـن ََْكتَبْـن Mereka (pr) telah + ٌَ ـْــنpada huruf
menulis terakhir
7 َْا َ ْنـت ََْكتَبْـت Kamu (lk) telah menulis + ٌَ ـْــتpada huruf
terakhir
8 ْا َ ْنت ُ َمـا َكت َ ْبتُمـَا Kalian (lk) telah menulis + ٌـْــت ُ َمـاpada huruf
terakhir
9 ا َ ْنتُـم َْكت َ ْبتُـ ْم Kalian (lk) telah menulis + ـْــت ُ ٌْمpada huruf
terakhir
10 ِ ا َ ْنـ
ْت ِ َكتَبْـ
ْت Kamu (pr) telah menulis +ت
ٌِ ـْـpada huruf
terakhir
11 ا َ ْنت ُ َمـا َكت َ ْبت ُ َما Kalian (pr) telah menulis + ـْت ُ َمـاpada huruf
terakhir
12 ََْ ا ْنتُـن َْكت َ ْبتُـن Kalian (pr) telah menulis َّ ُ ـْـتpada huruf
+ ٌـن
terakhir
13 اَنَـا َُْكتَبْـت Saya telah menulis + ٌُ ـْــتpada huruf
terakhir
14 ْ ُنَحْ ن َكتَبْـنَا Kami, kita telah menulis + ٌــْـنَـاPada huruf
terakhir
6
indonesia tidak mempunyai pola yang bisa dijadikan patokan bagi setiap kata
kerjanya.
Pola paling dasar dan sering dipakai adalah pola: فَ َع َل
Pola ini adalah pola minimal, maksudnya kata kerja dalam bahasa arab
jumlah minimal hurufnya ada tiga huruf. Adapun jumlah maksimalnya adalah
enam huruf. Untuk pemula cukup mengenal pola di atas dahulu saja. Apabila
sudah hafal berikut tashrif-nya dan benar-benar paham insya Allah pola lainnya
akan lebih mudah.
فَعَ َل artinya telah melakukan. Ketika kita ingin melengkapi dengan dhamir
(pelaku) yang melakukan fi`il tersebut , maka kita katakan:
ت َف َع ْلت ُ َما فَ َع ْلت ُ َّن َ فَ َع ْلتُ فَ َع ْلنَا فَ َع َل
ِ ت فَ َع ْلت ُ َما فَ َع ْلت ُ ْم فَ َع ْل
َ ت َف َعلَت َا فَ َع ْلنَ فَ َع ْل
ْ فَ َعال َف َع ُلواْ فَ َع َل
Uraian:
فَ َع َل: Dia seorang lelaki telah melakukan.
ُه َو = فَعَ َل+ فَعَ َل
Dhamir huwa pada fi`il ini tidak terlihat
فَعَال: Mereka dua lelaki telah melakukan.
ه َما = َفعَال+ َفعَل
Dhamir huma berubah menjadi alif dan menempel di akhir fi`il.
ْ فَ َع ُلوا: Mereka (3>) telah melakukan.
ْ ُه ْم = فَ َع ُلوا+ فَ َع َل
Dhamir hum berubah menjadi wawu, sedangkan alif setelahnya hanya
tambahan. Harakat lam yang tadinya fathah berubah menjadi dhammah.
ْ َ فَعَل: Dia seorang wanita telah melakukan.
ت
ْ َِي = فَعَل
ت َ ه+ فَعَ َل
Dhamir hiya tidak terlihat, hanya saja untuk membedakan dengan dhamir
huwa maka diberi ta` sukun.
فَ َعلَتَا: Mereka dua wanita telah melakukan.
ه َما = فَعَلَتَا+ فَعَ َل
Dhamir huma berubah menjadi alif dan ditempelkan pada fi`il fa`alat.
َ فَعَ ْلن: Mereka (3>) wanita telah melakukan.
7
َ ه َُّن = فَعَ ْلن+ فَعَ َل
Dhamir hunna berubah menjadi nun berfathah, mulai pada fi`il ini sampai
seterusnya harakat lam yang tadinya fathah berubah menjadi sukun.
َ فَ َع ْلت: Kamu laki-laki telah melakukan.
َ أَ ْنتَ = فَ َع ْلت+ فَ َع َل
Dhamir anta berubah menjadi ta` fathah.
فَعَ ْلت ُ َما: Kalian dua laki-laki telah melakukan.
أَ ْنت ُ َما = فَعَ ْلت ُ َما+ فَعَ َل
Dhamir antuma berubah menjadi tuma.
فَ َع ْلت ُ ْم: Kalian (3-~) telah melakukan.
أَ ْنت ُ ْم = فَ َع ْلت ُ ْم+ فَ َع َل
Dhamir antum berubah menjadi tum.
ِ فَعَ ْل: Kamu perempuan telah melakukan.
ت
تِ ت = فَعَ ْل
ِ أ َ ْن+ فَعَ َل
Dhamir anti berubah menjadi ta` kasrah.
فَ َع ْلت ُ َما: Kalian dua perempuan telah melakukan.
أَ ْنت ُ َما = فَ َع ْلت ُ َما+ فَ َع َل
Dhamir antuma berubah menjadi tuma.
فَعَ ْلت ُ َّن: Kalian (3-~) perempuan telah melakukan.
أَ ْنت ُ َّن = فَعَ ْلت ُ َّن+ فَعَ َل
Dhamir antunna berubah menjadi tunna.
ُ فَ َع ْلت: Aku telah melakukan.
ُ أَنَا = فَ َع ْلت+ فَ َع َل
Dhamir ana berubah menjadi ta’ berdhammah.
فَعَ ْلنَا: Kami telah melakukan.
نَحْ نُ = فَعَ ْلنَا+ فَعَ َل
Dhamir nahnu berubah menjadi naa.
Apabila kita perhatikan dhamir-dhamir pada setiap fi`ilnya, kita akan dapati
bahwa dhamir (kata ganti) jika bertemu dengan fi`il, maka dhamir tersebut
8
berubah. Hal ini berbeda dengan bahasa Indonesia yang tidak berubah kata
gantinya walaupun digandengkan dengan kata kerja.4
C. Huruf Jar
Majrur ada tiga sebab:
1. Majrur sebab Huruf jar
2. Majrur sebab Idhofah
3. Majrur sebab Tabi’
Dimulailah dengan pembahasan Majrur sebab Huruf-huruf Jar/Huruf
Khafadh5, karena ini merupakan Asal dari Amil Jar. Huruf-huruf Jarr
kesemuanya berjumlah sepuluh sebagaimana disebutkan oleh Mushonnif pada
Bait diatas. Semua huruf tersebut khusus masuk pada kalimah Isim merupakan
Amil Jar/beramal Jar. Untuk Harf Jar yg berupa (KHOLAA – HAASYAA –
‘ADAA) telah dijelaskan pada Bab Istitsna, dikedepannya penjelasannya
karena berstatus Istiqsho’ yakni perlu perhatian khusus didalam Taroddudnya
yakni sebagai kalimah huruf apabila menjarkan isim sesudahnya, atau sebagai
kalimah Fi’il yang Jamid apabila menashobkan isim sesudahnya.
1. ِ( منDari)
( َخ َرجتُ ِمنَ ِال َمنزلAku keluar dari rumah)
َِص َدقَةُِمنَ ِال ُمحسنين
َّ َهذهِال
(Shadaqah ini dari orang-orang yang berbuat baik)
2. ( إلَىKe)
ُ سأَذ َه
بِإلَىِال َمسجد َ (Aku akan pergi ke masjid)
3. َن
ِ ( عDari)
َيِعَنِعَائش َِة
َ ِرو
ُ ثُ َهذَاِالحَدي
(Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah)
4. علَى
َ (Di atas)
ع َلى
َ ِ( ال َمكتَب اَلكتَاُبBuku itu berada di atas meja)
5. ( فيDi dalam)
ُ ُنَحنُ ِنَطل
بِالعل َمِفيِال َمسجد
4
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
5
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
9
(Kami menuntut ilmu di dalam masjid)
6. ِب َّ ( ُرBetapa banyak / sedikit)
ُع َم ٍلِصَالحٍِتُعَ ِّظ ُمهُِالنِّيَّ ِة
َ ِب
َّ ُر
(Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar nilainya disebabkan oleh
niat)
7. ِ( بDengan)
سِبال َقلَم
َ ( َكتَبتُ ِالدَّرAku menulis pelajaran dengan pena)
8. َِ( كSeperti)
َ َ ع َم ُرِكَاأل
س َِد ُ (Umar seperti singa)
9. ِ( لMilik)
ُ َ( َهذَاِالكتKitab ini miliknya Muhammad)
ِابِل ُم َح َّم ٍد
10. ( َحتَّىSampai)
َّ ( أَكَلتُ ِالAku makan ikan sampai kepalanya)
َ َّس َمكَ ِ َحت
ىِرأسه
11. )ِ(و
َ سمَ َاوِالق
ُ َو
ِ( َوهللاِأَنَاِ ُمسلمDemi Allah aku adalah seorang muslim)
َ َتَا ُءِالق
12. ) َسمِ(ت
ِ( تَاهللِأَنَاِ ُمسلمDemi Allah aku adalah seorang muslim)
13. ُ ُمن ِذdan ِ( ُمذSejak)
اِرأَيتُهُِ ُمنذُِاألُسبُوعِال َماضيَة
َ َم
(Aku tidak melihatnya semenjak seminggu yang lalu)
َ ,َ َخلاdan ( حَاشَاSelain / kecuali)
14. ع َِد
ُ ََّر َج َعِال ُّطال
ِبِ َخالَِ ُم َح َّم ٍد
(Para mahasiswa telah pulang kecuali Muhammad)
D. Isim Isyarah
Untuk isim yang berjumlah 16 :
1. Untuk menunjuk Dekat (ini):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakan َهذَا
Contohnya : ( َهذَا ِكت َابIni sebuah buku), Pada contoh tersebut isim yang
ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal.
6
Shofwan, M.Sholihuddin, Pengantar Memahami Al-Jurumiyyah, (Lirboyo:Darul Hikmah), 1999
10
Jika benda yang ditunjuk adalah Mutsanna maka menggunakan َه ِذ ِه
Contohnya: سة
َ ( َه ِذ ِه َمد َْرini sebuah sekolah), Pada contoh tersebut isim yang
ditunjuk adalah isim Muannats tunggal.
2. Untuk menunjuk Jauh (itu):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakan
َ ذَالِكContohnya adalah ( ذَالِكَ ِكتَابItu sebuah buku). Pada contoh tersebut
yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod. Jika benda yang ditunjuk
adalah Muannats, maka menggunakan َ ِت ْلكContohnya adalah سة
َ ( ِت ْلكَ َمد َْرItu
sebuah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats Mufrod.
Isim Isyarah untuk menunjuk isim Mutsanna (berjumlah 2) :
1. Untuk menunjuk Dekat (ini):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakan ان ِ ََهذ
Contohnya : ان ِ َ( َهذini dua buah buku), Pada contoh tersebut isim yang
ِ َان ِكتَاب
ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal.
Jika benda yang ditunjuk adalah Mutsanna maka menggunakan َان
ِ َهت
Contohnya: َان
ِ ستَ َان َمد َْر
ِ ( َهتini dua buah sekolahan), Pada contoh tersebut
isim yang ditunjuk adalah isim Muannats tunggal7.
2. Untuk menunjuk Jauh (itu):
Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakan
َ ذَانِك. Contohnya adalah ان
ِ َ( ذَانِكَ ِكت َابItu dua buah buku). Pada contoh
tersebut yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod. Jika benda yang
ditunjuk adalah Muannats, maka menggunakan َ تَانِكContohnya adalah َتَانِك
َان
ِ ستَ ( َمد َْرItu dua buah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats
Mufrod.
Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak (berjumlah lebih dari 2) :
Isim Isyarah dalam bentuk Jamak ini pembagiannya bukan berupa
Mudzakkar dan Muannats, tetapi untuk Isim yang Berakal dan Tidak
Berakal
1. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang Berakal
7
Syaekhuddin, Ahmad dkk, Belajar Bahasa Arab, (Jakarta:Penerbit Erlangga), 2000
11
Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada dekat, maka
َ َه ُؤ
menggunakan ال ِء ُ ( هَؤُ الَ ِء الMereka ini para siswa).
Contohnya: ُطالَّب
Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada Jauh, maka menggunakan
َ أُولَئِك. Contohnya: طالَّبُ َُأ
ُ ( ولَئِكَ الMereka itu para siswa)
2. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang TIDAK Berakal
Jika Isim Jamak yang Tidak Berakal tersebut berada dekat, maka
menggunakan َه ِذ ِه Contohnya: ( َه ِذ ِه ُكتُبIni adalah buku-buku).
Jika Isim Jamak yang Tidak Berakal tersebut berada Jauh, maka
menggunakan َ ِت ْلك. Contohnya: ( ِت ْلكَ ُكت ُبitu adalah buku-buku)
Keterangan:
Isim Berakal adalah isim dari Manusia, misalnya orang muslim, orang
mu'min, pembeli, guru dan lainnya.
Isim Tidak Berakal adalah Isim yang berupa benda mati atau hewan
(selain manusia)
Kata ُكتُبpada contoh Isim Jamak Tidak berakal, adalah bentuk jamak
dari buku ()كت َاب
ِ
E. Dhomir (Kata ganti)
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(si pembicara/orang pertama), Mukhotob (yang diajak berbicara/orang kedua),
Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang ketiga)8.
Contoh:
1. Mutakallim : ( أَنَاSaya) dan ُ( نَحْ نKami).
2. Mukhotob : َ( أ َ ْنتKamu) dan ( أَ ْنت ُ ْمKalian).
3. Ghaib : ( ه َُوDia) dan ( ُه ْمMereka).
Pembagian Dhomir, Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh.
Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ُ( قُ ْمتAku telah berdiri).
2. Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan
tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ( أَ ْنتKamu)
dalam kata ( قُ ْمBerdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh
8
Fauzan badri,Amin,metode singkat dan cepat AL-IKTISHOR ,cv.chidmatus salam,2007
12
namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َأَ ْنت
karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.
a. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh
sebelumnya. Lebih jelas kita katakan bahwa Dhomir jenis ini tidak
mungkin digunakan untuk mengawali ucapan dan juga tidak mungkin
terletak setelah harf َّ( ِإالKecuali).
Seperti: huruf Yaa’ pada kata ( ِا ْبنِ ْيAnakku) dan huruf Kaaf pada
َ َ ( أIa memulyakanmu). Dhomir-dhomir seperti ini tidak
kata َكر َمك
mungkin ada di awal kalimat seperti kalau kita paksa mengatakan َك
ُض َربْت
َ dengan maksud “Engkaulah yang aku pukul,” maka ini adalah
kalimat yang salah dalam bahasa Arab.
Begitupula tidak mungkin Dhomir-dhomir seperti ini berada
setelah harf َّ( إِالKecuali) seperti kalau kita paksa mengatakan َإِالَّك
dengan maksud “Kecuali kamu,” maka susunan inipun merupakan
susunan yang salah dalam bahasa Arab9.
b. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh
apapun sehingga bisa digunakan untuk mengawali ucapan dan bisa
diletakkan setelah harf َّ( إِالKecuali). Contoh: َ ( أَناSaya) yang bisa
digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ( أَنَا ُمؤْ ِمنSaya seorang
mu’min) atau bisa juga diletakkan setelah harf َّ( ِإالKecuali) seperti: َما
ام ِإالَّ أَنَا
َ َ( قTidak berdiri kecuali saya).
9
Anwar, K.H. Muhammad, Ilmu Nahwu, (Bandung:Penerbit Sinar Baru Algensindo), 2009
13
DAFTAR PUSTAKA
14
RESUME
Bahasa Arab
Disusun Oleh :
DELASWATI
15