Anda di halaman 1dari 9

HAL HAL YANG MEMBUAT HAFAL DAN

LUPA DALAM BELAJAR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Adabul Ilmi

Dosen Pengampu : Agung Mulyadin, M.Ag

Disusun Oleh :

Ajeng Irma Silvi Febriani (20.03.2724)

Nisa Maris Mardiah (20.03.2709)

Salma Azizah (20.03.2658)

Siti Nur’aiman Tsaury (20.03.2687)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kami curahkan kepada Rasulullah SAW.
yang telah membawa kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang benar.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Adabul Ilmi, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Hal-hal yang membuat hafal dan lupa dalam belajar.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang hal apa saja yang
dapat membantu dalam menghafal dan apa saja yang dapat menyebabkan mudah lupa dalam
belajar.

Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bandung, 12 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...

BAB I………………………………………………………………………………..

PENDAHULUAN…………………………………………………………………..

A. Latar Belakang……………………………………………………………....
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...
C. Tujuan……………………………………………………………………….

BAB II……………………………………………………………………………….

PEMBAHASAN…………………………………………………………………….

1. Hal-hal yang dapat memperkuat hafalan……………………………………


2. Penyebab yang dapat melemahkan dan membuat lupa akan hafalan……….

BAB III………………………………………………………………………………

PENUTUP…………………………………………………………………………...

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat relatif permanen yang


diperoleh melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Belajar merupakan kunci
dalam pendidikan. Proses belajar sendiri tidak bisa lepas dari yang namanya ingat dan
lupa, keduanya merupakan sifat yang saling kontradiktif, akan tetapi dimiliki oleh setiap
manusia. Dalam al-Qur’an banyak ditemukan ayat-ayat yang mendorong manusia agar
senantiasa mengingat Allah. Ayat-ayat tersebut ada yang berbunyi: “afala
tatadzakkarun” (tidakkah mereka ingat), “la ’allahum yatadzakkarun” (agar mereka
ingat), “afala yadzdzakkarun” (tidakkah mereka ingat), “la ’allahum yadzdzakkarun”
(mudah-mudahan mereka ingat), “innama yatadzakkaru ulul albab” (sesungguhnya
hanya orang-orang yang berakallah yang ingat), “wa ma yadzdzakkaru illa ulul albab”
(dan tidak ada yang ingat kecuali orang-orang yang berakal).

Demikian beragamnya ungkapan yang digunakan al-Qur’an untuk menyeru


manusia agar senantiasa ingat. Ini menunjukan bahwa begitu pentingnya manusia
mengoptimalkan daya pikirnya agar tidak lupa, terutama kepada hal yang paling
fundamental, yaitu menginat Sang Pencipta, Allah SWT.

Namun sifat lupa justru selalu dimiliki manusia. Disisi lain, sifat lupa menjadi
anugrah bagi manusia. Karena ketika manusia memikirkan satu objek, maka saat itu pula
objek-objek lain dilupakan. Jika dalam satu waktu seluruh objek yang pernah dilihat tetap
diingat dalam waktu yang bersamaan, maka tentulah manusia akan mengalami kesulitan
dalam berpikir dan bertindak.

Disisi lain juga, lupa justru menjadi sifat negatif yang dapat mendatangkan
berbagai persoalan termasuk dalam proses belajar. Dalam perspektif pendidikan, sifat
lupa justru menjadi salah satu gangguan dalam belajar. Sifat lupa dapat menghalangi
seseorang dalam memahami dan menguasai suatu ilmu. Oleh karena itu, belajar ideal
sesungguhnya berupaya untuk mengatasi sifat lupa tersebut secara profesional dan
proposional sehingga ia menjadi seorang yang ‘alim (orang yang berilmu) dan
mengantarkannya untuk dekat kepada al-‘Alim (Yang Maha Mengetahui).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hal-hal yang dapat memperkuat hafalan?
2. Apa saja penyebab yang dapat melemahkan dan membuat lupa akan hafalan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat memperkuat hafalan
2. Untuk mengetahui penyebab yang dapat melemahkan dan membuat lupa akan
hafalan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Hal-Hal Yang Dapat Memperkuat Hafalan

Sesuatu yang paling berperan menunjang hafalan ialah tekun atau rajin dalam
belajar, sedikit makan, shalat di malam hari, dan memperbanyak membaca al-Qur’an.
Sebagaimana sabda Nabi SAW. “afdhalu a’māli ummati qirā’atul qur’āni nadharan”
artinya amal yang paling utama dari umatku adalah membaca al-Qur’an dengan melihat.

Selain itu, untuk memperkuat hafalan hendaklah ketika akan belajar membaca
do’a: “bismillāhi subhānallāhi walhamdulillāhi wa lā ilāha illallāahu wallāhu akbar lā
haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘adhīmil ‘azīzil karīmi ‘adada kulli harfin
kutiba wa yuktabu abadal ābidīna wa dahraddāhirīn” artinya “Dengan menyebut nama
Allah, Maha Suci Allah Segala puji hanya bagi Allah. Allah Maha Besar. Tiada daya dan
upaya melainkan dengan pertolongan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Agung, Maha
Perkasa, Maha Mulia, sebanyak jumlah huruf yang ditulis dan yang akan ditulis
sepanjang masa”.

Dan setiap sehabis shalat fardhu hendaklah berdo’a: “āmantu billāhil wāhidil
ahadil haqqu wahdahu lā syarīka lahu wa kafartu bimā siwāhu” artinya “Aku beriman
kepada Allah Yang Maha Esa, Maha Tunggal, Maha Berdiri Sendiri, tiada sekutu bagi-
Nya dan aku menolak kepada yang selain Dia”. Dan juga dianjurkan untuk banyak
membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. karena beliau adalah sebagai
pembawa rahmat kepada alam semesta.

Selain itu, bersiwak, minum madu, makan kundar (kemenyan putih) bercampur
gula, dan makan 21 buah zabib (anggur merah) setiap pagi sebelum makan apa-apa, dapat
menguatkan hafalan dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Segala sesuatu
yang bisa mengurangi pelendiran dahak dan mengurangi pelemakan kulit badan yang
diakibatkan terlalu banyak makan bisa menguatkan hafalan. Sebaliknya, apa saja yang
dapat menambah lendir dahak itu akan menyebabkan lemahnya hafalan.
2. Penyebab Yang Dapat Melemahkan Dan Membuat Lupa Akan Hafalan

Hal-hal yang dapat menyebabkan lupa akan hafalan antara lain ialah banyak
berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, cemas, gelisah memikirkan urusan harta dan
terlalu sibuk dengan urusan dunia. Orang yang berakal hendaklah tidak terlalu disibukkan
dengan perkara dunia, karena hal-hal seperti itu dapat mebahayakan dan tidak berguna.
Orang yang terlalu disibukkan dengan perkara dunia biasanya diakibatkan dari gelapnya
hati. Sebaliknya, orang yang selalu memikirkan urusan akhirat, hatinya akan senantiasa
bercahaya, hal tersebut pengaruhnya akan terlihat di dalam shalatnya. Adapun melakukan
shalat khusyu’ dan menyibukkan diri untuk mecari ilmu dapat mengusir kegelisahan.

Disamping itu, hal-hal yang juga dapat menyebabkan cepat lupa atau lemahnya
hafalan ialah makan ketumbar basah, makan apel yang kecut, melihat orang yang
dipancung, membaca tulisan di kuburan, melewati barisan unta, membuang ke tanah kutu
yang masih hidup dan berbekam di bagian tengkuk kepala. Maka hendaklah
meninggalkan itu semua karena bisa menyebakan lupa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuatu yang paling berperan menunjang hafalan ialah tekun atau rajin dalam
belajar, sedikit makan, shalat di malam hari, dan memperbanyak membaca al-Qur’an.
Adapun yang menyebabkan mudah lupa akan hafalan antara lain ialah banyak berbuat
maksiat, banyak melakukan dosa, cemas, gelisah memikirkan urusan harta dan terlalu
sibuk dengan urusan dunia.

B. Saran

Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami hal apa
saja yang dapat menguatkan hafalan dan hal apa saja yang menjadi penyebab mudahnya
lupa terhadap hafalan. Dalam pembuatan makalah ini mungkin kurang sempurna, maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Az-zarnuji, Imam. Ta’alimul Muta’allim. Malang: KSI AL-Khoirot, 2007.

Anda mungkin juga menyukai