Anda di halaman 1dari 12

PASAL TENTANG HAL-HAL YANG DAPAT MENYEBABKAN

HAFALAN DAN LUPA


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Syarah Ta’lim Al-Muta’alim”

Dosen Pengampu :

ROIDAH LINA, LC., MM.

Disusun Oleh :

ALMA NAZWATUN NISA : 201.372.025

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat dan kasih sayang kebaikan kepada
kita, atas segala melimpahan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memuliakan manusia dengan
akal dan ilmu pengetahuan sehingga manusia mampu untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan kita , Nabi Muhammad
Saw, yang telah memberi keteladanan yang sempurna bagi umatnya sampai akhir hayat nanti, dan
semoga kita kelak mendapat syafaatnya di akhirat. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Salah satu buku ini kami sempurnakam dengan memperbaiki tulisan ini kembali dari
kitab aslinya Ta'lim Muta'alim Karya Al-‘Allamah Asy-Syaikh Burhanuddin Az-Zanurji karena
memang sangat bermanfaat bagi kita sebagai seorang pelaku penuntut ilmu. Penting bagi kita
untuk selalu berusaha menjauhkan hal-hal perbuatan sepele yang dapat merugikan diri kita
selama dalam proses mencari ilmu. Tentu apa yang sudah kita pelajari tidak ingin rasanya
terbuang sia-sia.

Yogyakarta, 24 Mei 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1


2. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 2
3. Tujuan Pembahasan ………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi hafalan al-qur’an ……………………………………………………. 4


2. Penyebab lupa atau hilangnya hafalan Al- Qur’an …………………………... 5

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan …………………………………………………………………. 8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghafal Al-Qur’an merupakan aktivitas yang dapat dilakukan semua orang. Menghafal Al-
Qur’an adalah salah satu cara untuk memelihara kemurnian Al-Qur’an. Oleh karena itu,
beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga Al-Qur’an dengan cara menghafalkannya.
Sedangkan Al-Qur’an sendiri adalah kalam Allah yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman
bagi ummat manusia. Untuk memahami isi kandungan Al-Qur’an yaitu dengan cara
menghafalkan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

Seorang penghafal A-Qur’an dituntut untuk memiliki kertertarikan yang tinggi terhadap Al
Qur’an, baik dalam proses menghafal maupun selesai menghafal. Salah satunya dengan
mengetahui keutamaan dan hikmah dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. bahwa bagi
Rasulullah membaca dan menghafal Al-Qur’an bermanfaat untuk meneguhkan hati, menguatkan
hati dan jiwa, juga membimbing dan membina umat Islam dalam menjalankan syari’at Islam,
untuk memberi jawaban dan respon atas permasalahan yang terjadi pada individu.

Namun demikian, menghafal Al-Qur’an bukanlah suatu perkara yang mudah namun bukan
pula sesuatu yang tidak mungkin saat ini, karena pada zaman Nabi banyak orang menghafal
Qur’an. Dalam buku-buku sejarah telah menerangkan bahwa para sahabat berlomba-lomba
dalam menghafalkan Al-Qur’an, bahkan mereka memerintahkan anak-anak juga istri mereka
untuk menghafalkan Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut,

1. Apa pengertian menghafal Al- Qur’an ?

2. Apa saja prinsip menghafal Al- Qur’an ?

3. Apa langkah-langkah dalam menghafal Al- Qur’an ?

4. Apa penyebab hilangnya menghafal Al- Qur’an ?

1
C. Tujuan Pembahasan

1. Memahami pengertian hafalan Al- Qur’an .

2. Mengetahui beberapa hal hal Al- Qur’an .

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hafalan al-qur’an

Kata hafalan berasal dari kata dasar hafal yang dalam bahasa Arab dari kata -‫ حفظ‬-‫حفظا یحفظ‬
yang memiliki arti memelihara, menjaga, ingatan Dalam bahasa Indonesia kata hafal berarti
pelajaran yang telah masuk dalam ingatan, atau dapat mengucapkan diluar kepala (tanpa melihat
buku atau catatan lain). Kata menghafal diartikan berusaha meresapkan kedalam pikiran agar
selalu ingat. Maka kata hafalan dapat diartikan dengan mengingat atau menjaga ingatan.

Al-Qur’an adalah kitab terbesar diantara zabur, taurat, dan Injil. Ia turun sebagai mukjizat
untuk mempertahankan eksistensi Islam dan untuk menantang keangkuhan dan kesombongan
orang-orang kafir. Kemunculannya dalam kehidupan manusia adalah sebagai sumber inspirasi
tertinggi dalam menjalani kehidupan didunia. Al-Qur’an bukanlah kalam manusia, malaikat, jin
maupun iblis, melainkan kalam Allah. Ia muncul dalam posisi yang sangat strategis, sebagai
penyempurna dan mengungguli wahyu yang lebih dulu diturunkan kepada umat yahudi dan
Kristen. Ia diturunkan kepada Muhammad sebagai salah satu mukjizat, diberi pahala bagi yang
membaca, memahami, merenungkan, dan menafsirkannya. Al-Qur’an adalah kitab Allah yang
kekal, mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada hamba dan rasul-Nya, penutup para rasul,
Muhammad SAW., dan yang Allah jaga dari pengubahan, penggantian, penambahan dan
pengurungan. Allah berfirman yang artinya, “sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur’an
dan Kami pula yang menjaganya.

Menghafal Al-Qur’an merupakan kegiatan menghayati dan meresapkan bacaan-bacaan al-


Qur’an kedalam hati hingga melekat kuat dalam ingatan. Aktivitas menghafal Al-Qur’an
menempati tingkatan tertinggi dibandingkan sekedar membaca dan mendengar karena terhimpun
3 (tiga) aktivitas sekaligus yaitu membaca, mengulang bacaan, dan menyimpan dalam memori
otak. Setelah melihat definisi menghafal dan Al-Qur’an diatas tadi dapat disimpulkan bahwa
mnghafal Al-Qur’an adalah proses untuk memelihara, menjaga, dan melestarikan kemurnian Al-
Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad lewat malaikat Jibril diluar kepala agar tidak
terjadi pemalsuan dan perubahan serta dapat menjaga dari sifat lupa.

1) Syarat-syarat menghafal Al-qur’an


Sudah dimaklumi bersama dan sudah sangat jelas, bahwa menghafal Al-Qur’an bukanlah tugas
yang mudah, sederhana, serta bisa dilakukan banyak orang tanpa meluangkan waktu khusus,
kesungguhan, mengerahkan kemampuan, dan keseriusan. Untuk dapat menghafal Al-Qur’an
seseorang harus dapat memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

➢ Ikhlas
Ikhlas adalah kaidah yang paling penting dan paling utama dalam masalah
ini. Sebab, apabila seseorang melakukan sebuah perbuatan tanpa dasar
mencari keridlaan Allah Swt semata, amalannya hanya akan sia-sia belaka

3
➢ Ciri-ciri orang yang ikhlas dalam menghafal Al-Qur’an adalah:
a) Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menghafal,
walaupun menemui berbagai hambatan dan rintangan.
b) Selalu mudawwamah (langgeng) membaca Al-Qur’an/
mengulang hafalan untuk mejaganya.
c) Mengulang hafalan tidak hanya sekedar mau musabaqah atau
karena mau ada undangan khataman/sima’an.
d) Tidak mengharapkan pujian atau penghormatan ketika
membaca Al-Qur’an.
e) Tidak menjadikan Al-Qur’an untuk mencari kekayaan dan
kepopuleran.

2) Tekad yang kuat dan bulat


Menghafal Al-Qur’an merupakan tugas yang sangat agung dan
besar. Tidak ada yang sanggup melakukannya selain ulul Azmi,
yakni orang-orang yang bertekad kuat dan bulat serta keinginan membaja
Seorang pemilik tekad yang kuat adalah orang yang senantiasa
sangat antusias dan berobsesi merealisasikan apa saja yang telah ia
niatkan dan menyegerakan sekuat tenaga.

3) Disiplin dan istiqamah menambah hafalan


Seorang calon hafidz harus disiplin dan istiqamah dalam
menambah hafalan. Harus gigih memanfaatkan waktu senggang,
cekatan, kuat fisik, bersemangat tinggi, mengurangi kesibukan-
kesibukan yang tidak ada gunanya, seperti bermain dan bersenda
gurau.

4) Talaqqi kepada seorang guru


Seorang calon hafidz hendaknya berguru (talaqqi) kepada seorang
guru yang hafidz Al-Qur’an, telah mantap agama dan ma’rifat serta
guru yang telah dikenal mampu menjaga dirinya. Muhammad bin
Sirrin dan Annas bin Malik pernah menyatakan:
“Ilmu itu agama, maka perhatikanlah orang-orang yang hendak
kalian ambil agamanya”.

➢ Langkah-langkah dalam menghafal Al-qur’an Ada beberapa langkah praktis


dalam menghafal al-Qur’an,
antara lain:
1) Ambillah air wudlu dan sempurnakan wudlu anda, lakukan shalat
dua raka’at, lalu berdoalah kepada Allah agar memudahkan anda
dalam menghafal Al-qur’an
2) Batasi kuantitas hafalan setiap hari dan pembacaannya dengan tepat
3) Bacalah makna-makna kalimat yang anda hafal dan sebab turunnya
(asbabun nuzul) dalam kitab Mukhtashar Tafsir ath-Thabari, atau
kitab lainnya.

4
4) Jangan melampaui silabi hafalan harian anda hingga anda
memperbagus hafalan tersebut.
5) Jangan pindah pada silabi hafalan yang baru kecuali jika telah
menyempurnakan silabi hafalan lama.
6) Janganlah melampaui surat hingga anda mengikat yang pertama
dengan yang terakhir.
7) Perhatikan ayat-ayat yang serupa
8) Konsistenlah pada satu model untuk mushaf anda
9) Tulislah apa yang anda hafal serta kenali tempat kesalahannya
10) Ketika ada waktu senggang, iringi waktu itu dengan sesuatu yang
dibolehkan atau melakukan suatu bentuk ketaatan, seperti puasa,
shadaqah, shalat dan lainnya.
11) Ulangi apa yang telah anda hafal
12) Pada hari berikutnya, bacalah apa yang telah anda hafal diluar
kepala sekali lagi, serta melalui (dengan melihat) mushaf untuk
yang kedua kali, sebelum berencana memulai hafalan baru.
13) Lakukan shaalat malam dan bacalah apa yang anda hafal selama
sehari itu.
14) Jadikan satu hari dalam seminggu untuk mengulang-ulang apa yang
telah anda hafal selama satu minggu itu.
15) Jadikan satu hari dalam sebulan untuk mengulang-ulang apa yang
telah anda hafal selam waktu itu.

B. Penyebab lupa atau hilangnya hafalan Al- Qur’an

Walaupun menghafal al-Qur’an bukan sesuatu hal yang sangat susah, namun membutuhkan
kesabaran ekstra. Pada dasarnya, menghafal al-qur’an bukan hanya sekedar menghafal,
melainkan juga menjaganya dan melewati cobaan atau rintangan selama menghafal.
Jika ingin mencapai sebuah kemuliaan maka, harus melewati banyak ujian dan cobaan. Untuk
melewati itu semua caranya dengan penuhbistiqamah dan ketabahan, Apabila tidak di jalani
dengan sunguh-sungguh maka kita akan gagal. Kita tidak akan bisa mencapai target yang telah
dicita-citakan dan dambakan.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kesabaran merupakan hal yang paling penting dan
sangat di butuhkan dalam proses menghafal al-Qur’an. Tanpa adanya kesabaran, kita tidak
mungkin mencapai titik akhirbyang sempurna sesuai dengan yang dicita-citakan. Mengeluh
bukanlah solusi yang baik ketika sedang menghadapi ujian dan cobaan yang belum bisa
terselesaikan, hal tersebutbakan menghambat kesuksesan kita sendiri dengan pemikiran yang tida
positif dan tidak menerima segala sesuatu dengan ikhlas dan ketulusan hati.
Menjaga hafalan al-Qur’an tidak semudah ketika menghafal al-Qur’an. Oleh karena itu, menjaga
hafalan harus benar-benar dijaga supaya tidak cepat hilang. Banyak sekali faktor yang
menjadikan penyebab hafalan al-Qur’an cepat hilang salah satunya melakukan maksiat.

5
➢ Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, secara umum, beberapa penyebab
hilangnya hafalan al-Qur’an:

a) Tidak Menjauhi Perbuatan Dosa


Sebagai penghafal al-Qur’an, hendaknya kita slalu menjaga semua perbuatan-
perbuatan dari yang berbau maksiat. Berusahalah untuk slalu menghindari tempat-
tempat maksiat, Maksiat juga dapat membuat hati menjadi gelap, keruh, lupa, dan
terlena. Maksiat melalui telinga apabila kita mendengar sesuatu yang
mengakibatkan hati menjadi jauh dari Allah, dan hati menjadi keruh. Oleh karena
itu, hal itu harus di hindari karena seorang penghafal al-Qur’an membutuhkan
hatinyang bersih dan harus selalu dekat dengan Allah Swt.
Melakukan dosa melalui mata, misalnya melihat sesuatu yang di haramkan oleh
Allah, melihat aurat wanita atau laki-laki yang bkan muhrimnya dan lain
sebagainya. Hal semacam itu pernah dialami dan dirasakan oleh Imam Syafi’i
pada saat itu, Imah Syafi’i mendapat petuah dari gurunya, Syekh al-Waqi’ bin
Jarrah untuk meninggalkan maksiat. Mengenai ini, Imam Syafi’i berkata, “Aku
mengadu kepada al-Waqi’ tentang buruknya hafalanku, maka beliau
menasehatiku untuk meninggalkan maksiat.” Sebab perbuatan maksiat menjadi
penghalang dalam menghafalkan, mengulang, dan men-tadabburi (merenungkan
atau menghayati) al-Qur’an. Oleh karena itu kita harus mampu menolak ajakan
dan godaan-godaan setan agar tidak berpalig dari mengingat Allah.

b) Bersikap Sombong
Seorang penghafal al-Qur’an hendaknya selalu menjaga hati dan pikirannya,
terutama dari sifat yang sombong. Sesungguhnya, seorang hafidz selalu
meneladani sifat Rasulullah Saw. Yang tidak pernah menyombongkan diri. Sifat
sombong hanya akan menyebabkan hafalan al-Qur’an mudahh lupa sebab
pikirannya selalu disibukkan untuk memikirkan hal lain, selai hafalan. Misalnya,
ia hanya memikirkan agar ia selalu di puji, dan merasa bahwa dirinya ialah orang
yang paling bisaada di atas. Baginya hanya ia yang hebat dan bisa menghafalkan
al-Qur’an.
Sesungguhnya orang yang sombong akan cepat diturunkan derajatnya oleh Allah
Swt, bagaikan debu yang terbang terlalu tinggi dan jatuh kebawah lagi.
Hendaknya benar-benar menjauhi sifat sombong agar hafalanya terjaga dengan
baik.

c) Tidak Istiqamah
Hafalan akan cepat mudah hilang jika kita tidak istiqamah dalam mentakrir
hafalan, Misalnya kita mentakrir-nya hanya sesekali waktu. Pada dasarnya untuk
menjaga hafalan al-Qur’an kita membutuhkan keistiqamahan dan disiplin agar
hafalan tidak mudah hilang.

d) Tidak Melaksanakan Shalat Hajat


Tidak melaksanakan Shalat Hajat merupakan salah satu faktor hafalan mudah
hilang. Sebab untuk menjaga hafalan, kita sangat membutuhkan bantuan dari
Allah Swt. Shalat hajat adalah salah satu metode atau media khusus yang telah

6
diajarkan oleh Rasulullah Saw. Tanpa adanya permintaan kepada sang Khali
semua yang kita lakukan tidak akan sempurna, karena memelihara hafalan al-
Qur’an tidak mudah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw.
“ barang siapa yang mempunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau salah seorang
manusia dari anak- cucu Adam, maka wudhu. Kemudian shalat dua rakaat (shalat
Hajat), lalu memuji kepada Allah dan mengucapkan shalawat kepada Rasulullah
Saw.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Shalat Hajat lebih spesifik di bandingkan dengan shalat-shalat sunnah lain, serta
memiliki keistimewaan tersendiri dari Allah dan Rasulullah Saw. Shalat sunnah
tersebut meupakan ibadah yang khusus kepada Allah, yang menjadi sarana untuk
memohon sesuatu yang sedang di inginkan atau di butuhkan, serta ketika sedang
menghadapi kesulitan.

e) Tidak mengulang Hafalan secara Rutin


Seorang penghafal al-Qur’an harus memiliki jadwal khusus untuk mengulang
hafalan. Jadi ia harus memiliki wirid harian untuk murajaah hafalan yang sudah
dihafal , baik di dalam shalat ataupun di luar shalat. Sebab di antara salah satu
penyebab hafalan al-Qur’an cepat hilang ialah karena tidak memiliki jadwal
khusus untum murajaah.
Rasulullah telah memberikan peringatan kepada orang yang menghafal al-Qur’an
untuk selalu menjaga hafalan. Sebab al-Qur’an akan lebih mudah lepas di
bandingkan dengan seekor unta yang terikat kuat. Hal ini sesuai dengan sabda
berikut:
“Jagalah al-Qur’an demi yang di jiwaku berada di lengan-Nya. Al-Qur’an lebih
cepat lepas dari hati penghafalnya daripada lepasnya seekor unta dari ikatannya.”
(HR. Bukhari).

f) Berlebihan Memandang Dunia


Saat ini banyak sekalin orang yang menghafal al-Qur’an, tetapinlebih banyak di
sibukkan denga kegiatan yang dapat melalaikan hafalannya. Mereka lebih banyak
disibukkan dengan pekerjaan, tanpa mereka sadari hal tersebut telah melalaikan
kegiatan menghafal yang telah dilakukan secara rutin dan istiqamah.

g) Malas Melakukan Semaan


Sebagaimana di jelaskan sebelumnya, salah satu metode agar hafala tidak mudah
lupa adalah dengan melakuka semaan kepada guru dari ayat-ayat yang telah di
hafal.

h) Terlalau Berambisi Menambah Banyak Hafalan


Salah satu faktor hafalan cepat lupa atau hilang adalah karena tergesa-gesa dalam
menghafal, keinginan untuk selalu menambah dakam waktu yang singkat, dan
ingin segera pindah ke hafalan yang lain.

7
BAB III
PENUTUP

A . Kesimpulan

Dalam meningkatkan keefektivitasan hafalan Al-Qur’an menggunakan beberapa muroja’ah


yang target hafalannya mulai dari juz 1-5 dan lulus sudah hafal 5 juz. Sedangkan menghafal al-
Qur’an menggunakan metode tilawati, metode isyarat dan metode muroja’ah yang target
hafalannya disesuaikan perjenjang kelas dan lulus sudah khatam juz amma dan surat-surat
pilihan. Penentuan metode dan target hafalan ini dilakukan secara musyawarah dengan seluruh
guru, tujuannya untuk menyamakan metode yang digunakan dalam mengajar Tahfidz Al-Qur’an.

Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan metode yang digunakan guru dalam meningkatkan
efektivitas hafalan Al-Qur’an secara garis besar memiliki kesamaan dari adanya buku prestasi
tahfidz, pemberian sarana prasarana yang memadai dalam program tahfidz Al-Qur’an. Disini
yang menjadi pembeda yaitu pada pemilihan metode yang digunakan guru dalam mengajar
tahfidz Al-Qur’an tidaklah sama, karena penentuan metodenya disesuaikan kebijakan sekolah
oleh masing-masing lembaga, hanya metode muroja’ah saja yang sama.

Selain itu, pada faktor penghambatnya meliputi: sering membuat gaduh dengan temannya
ketika dikelas, tidak fokus pada hafalannya dan sulitnya membaca ayat Al-Qur’an yang pendek
dan panjang meliputi: munculnya sifat malas, sulitnya siswa dalam menghafal, siswa lupa
terhadap ayat-ayat yang dihafal, ramai sendiri. implikasi dari pelaksanaan metode yang
digunakan guru dalam meningkatan efektivitas hafalan Al-Qur’an yaitu ;
a). Siswa mampu menghafal sesuai dengan target dan siswa menjadi disiplin waktu dalam
segala hal.
b). Kemampuan hafalan siswa semakin meningkat.
c). Siswa menjadi lebih bersemangat dalam menghafal ayat Al-Qur’an tanpa melihat Al-Qur’an.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ibadjournals.com/2018/02/sulit-hafal-dan-mudah-lupa-ini-Ini-
Penyebabnya.html?m=1
https://www.bacaanmadani.com/2016/10/sebab-membuat-hafalan-mudah-serta.html?m=1
https://www.bacaanmadani.com/2016/10/sebab-membuat-hafalan-mudah-serta.html
http://eprints.ums.ac.id/56222/4/BAB%2520I
http://digilib.iain-jember.ac.id/39/2/BAB%2520I
http://eprints.stainkudus.ac.id/1131/5/5
https://aliflam.staidk.ac.id/2021/01/23/penyebab-lupa-atau-lupanya-hafalan-al-
quran/&ved=2ahUKEwipnPv5wor4AhVyjGMGHQUrClAQFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw09
CYePHBXOxk86sd2GqE3

Anda mungkin juga menyukai