Anda di halaman 1dari 4

Tugas teknik persuasi

Nama : Auliya ul Izzah


Nim : 21010401002

MENCIPTAKAN GENERASI QUR’ANI


Menghafal kitab suci Alquran merupakan hal yang paling mulia. Selain memiliki banyak keutamaan di
akhirat, Allah juga berjanji akan meninggikan derajat mereka yang hafal Alquran dibanding para
hamba-Nya yang lain.

Imam Masjid Nabawi, Syaikh Sa'ad Al Ghamidi memberikan lima tips yang harus diperhatikan bagi
penghafal Alquran, terutama bagi orang yang sama sekali tak bisa berbahasa Arab. Pertama, harus
mempunyai tujuan yang jelas, apa tujuan kita menghafal Alquran. Kedua, harus ada lembaga yang
menyelenggarakan program menghafal Alquran. Lembaga ini berfungsi untuk mengkoordinasi
mereka yang ingin menghafal Alquran agar nantinya tidak patah dan berhenti di tengah jalan. Ketiga,
harus ada metode yang digunakan dan tak asal begitu saja. Jika memang ingin sungguh-sungguh,
maka mesti ada metode yang dipakai. Metode yang digunakan harus efektif dan bisa digunakan bagi
seluruh kalangan. Sebab, kemampuan masing-masing orang dalam menghafal berbeda-beda. Ada
yang bisa menghafal satu halaman per hari, namun ada juga yang hanya bisa menghafal satu ayat
saja per hari,". Keempat, harus ada mu’allim (guru) yang menjadi rujukan dan mempunyai
kemampuan membaca Alquran dengan baik dan benar. "Jadi mu’allim harus dilihat juga, apakah
bacaannya fasih? Apakah hafalan Al qurannya baik? Apakah dia bisa menjadi qudwah (tauladan) dari
kepribadian dan akhlaknya? Dan Kelima, harus ada follow-up setelah menyelesaikan hafalan
Alquran. Jadi, mereka yang telah merampungkan hafalan Alquran mereka tidak dibiarkan begitu
saja. "Bagi sebahagian madrasah Tahfidz Alquran hanya menfokuskan santrinya bagaimana
mencetak para hafiz Quran. Namun yang tak kalah pentingnya, apa yang akan mereka lakukan
setelah mereka menjadi hafiz Quran?”.

Kehadiran program Raudhatul Hafidzah Al-Hidayah berfungsi sebagai lembaga yang akan
mengkoordinasi mereka yang ingin menghafal Alquran agar nantinya tidak patah dan berhenti di
tengah jalan serta berusaha menjadikan mereka yang menghafal Al Quran mempunyai akhlak al
Quran. Untuk itu menciptakan metode meghafal al Quran yang mudah dan adanya guru atau
muallim yang bisa menjadi contoh teladan bagi santri Al-hidayah menjadi keniscayaan.

Satu harapan besar nantinya adalah Raudhatul Hafidzah Al-Hidayah mampu melahirkan generasi al
Quran yang menghafal dan berprilaku al Quran, menjadi cahaya yang berjalan ditengah ummat
sebagai pembangkit pembangunan negeri menuju Negara yang baldatun thaibatun wa rabbun
ghafur.

Cara mendidik anak menjadi generasi Qur’ani

• Luruskan niat hanya karena Allah dalam mendidik anak


Hal yang utama dan paling utama dalam mendidik anak agar bisa
menjadi generasi Qur’ani adalah niat yang lurus dan ikhlas hanya
karena Allah Subhanahu wa ta’ala . Jangan pernah menjadikan tujuan
mendidik anak menjadi generasi Qur’ani hanya untuk meraih
kedudukan di tengah -tengah manusia , meraih keuntungan duniawi ,
mendapatkan pujian dan hal-hal yang bersifat keduniaan lainnya.
Namun , ikhlaslah dalam menghafal Al Qur’an , karena amal Sholeh
sebesar apapun jika niat dan motivasi nya bukan karena Allah pasti
akan sia-sia dan tertolak. Umar bin Khattab meriwayatkan hadits
bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
‫إنما األعمال باالنيات وانما لكل امرىء مأمور‬
Sesungguhnya Amalan itu bergantung pada niatnya dan setiap orang
akan memperoleh apa yang diniatkannya ( HR. Bukhari )

• Menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai panduan utama dalam


mendidik anak
Untuk membentuk generasi Qur’ani bukanlah hal yang mudah namun
jika dibarengi dengan kesungguhan dan niat ikhlas karena Allah
Subhanahu wa ta’ala hal tersebut tentu akan menjadi lebih mudah .
Mengingat perkembangan kemajuan teknologi dan informasi yang
begitu pesat untuk mendapatkan tips-tips seputar pendidikan anak
tentu menjadi hal yang sangat mudah. Namun , jangan sampai hal
tersebut lantas membuat kita sebagai seorang pendidik terlena
dengan berbagai macam teori pendidikan yang kita temukan. Jadikan
Al-Qur’an sebagai panduan utama dalam mendidik anak , karena Al
Qur’an merupakan sebaik baik petunjuk yang telah Allah Subhanahu
wa ta’ala turunkan kepada umat manusia . Al Qur’an dan as-sunah
sudah terbukti dan teruji sebagai panduan kehidupan, termasuk
dalam hal mendidik anak , hal tersebut dapat dilihat dari kisah para
sahabat yang sukses di didik dan di bina oleh Rasulullah shalallahu
alaihi wa salam.
• Membangun pribadi Qur’ani di dalam diri anak

1. Membangun Rasa Cinta Terhadap Al-Qur’an ,rasa cinta berasal


dari mengenal, lalu memahami. Begitu juga dengan Al-Qur’an,
menumbuhkan rasa cinta padanya adalah dengan mengetahui
keutamaan-keutamaannya baik didunia maupun diakhirat,
membacanya secara konsisten setiap hari dengan target tertentu
disertai pemahaman akan menambah rasa cinta kita pada Al-
qur’an
2. Kewajiban Kita Terhadap Al-Qur’an , Al-Qur’an adalah kitab Al-
Haq (pasti benar), Allah subhaanahuu wa ta’ala berfirman dalam
surat fushilat : 42
“(Al-Qur’an) yang tidak datang kepadanya kebathilan baik dari
depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang
maha bijaksana lagi maha terpuji.” Kewajiban kita terhadap Al-
Qur’an yakni dengan memperbanyak tilawah sebagai bentuk
ibadah pendekatan diri kepada Allah, menjadikannya sebagai
sumber hukum dan syari’ah, juga menjadikannya sebagai pondasi
dalam urusan hukum dunia, karena ayat-ayatnya sangat akurat
dan sangat realistis.
3. Memberikan Ruh Pada Setiap Interaksi Kita Dengan Al-Qur’an
menjaga keikhlasan merupakan hal yang utama dalam
berinteraksi dengan Al-Qur’an, dalam artian tidak berharap
apapun selain dari Allah saat mempelajarinya, sehingga ia
merasakan cinta dan rindu serta bahagia saat bersama allah
subhaanahuu wa ta’ala ketika mendalami ayat-ayat-Nya.
Hendaklah memperbanyak berdoa, sebab Allahlah yang maha
membolak-balikkan hati kita, maka banyaklah memohon kepada
Allah agar senantiasa diberikan keistiqomahan bersama Al-
Qur’an. Teguh dan istiqomah dalam proses mempelajarinya
dengan meyakini tujuan besarnya, dengan menghindari faktor-
faktor yang menghentikannya seperti merasa sibuk tidak ada
waktu, tidak ada biaya, dan lain sebagainya, yang pada hakikatnya
semua halangan itu hanya untuk menguji diri kita teguh atau
tidak.
4. Mengatasi Rasa Malas, Jenuh Dan Futur. Rasa malas, jenuh dan
futur adalah sifat manusiawi, meski setiap dari kita mendambakan
keistiqomahan dalam interaksi bersama Al-Qur’an pastilah kita
sewaktu-waktu kita mengalami problem ini.Penyebab futur bisa
berasal dari lemahnya jiwa, yakni kurangnya kekuatan motivasi
ruhiyah, bisa juga berasal dari aktifitas yang terlalu monoton ,
atau juga karena beban fikiran.Mengatasi futur bisa dilakukan
berdasarkan sebab-sebabnya, namun yang paling ampuh untuk
mengatasi kondisi jiwa yang sedang tidak bersemangat dalam
ketaatan adalah dengan mengingat kematian, dengan menyadari
betapa ruginya jika kita dipanggil dalam keadaan tenggelam
dalam kelalaian yang disebabkan futur, dengan begitu ada
paksaan dalam jiwa kita untuk terus mengalahkan rasa futur
tersebut sehingga tidak terlalu lama singgah di dalam jiwa kita.

Anda mungkin juga menyukai