PENDAHULUAN
untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup di dunia dan di
akhirat. Secara etimologi Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca. 1 Selain
menempati posisi sebagai sumber pertama dan paling utama dari seluruh ajaran
Agama Islam, Al-Qur’an juga berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi
umat manusia dalam mencapai kebahagiaan dunia maupun di akhirat. Pada saat
Rasulullah masih hidup, Al-Qur’an benar-benar tergambar pada diri beliau. Para
sahabat dapat menyaksikan Al-Qur’an dalam sosok beliau dan juga amaliyah
wafat dan Al-Qur’an menjadi terbukukan dalam sebuah mushaf seperti sekarang
1
2
telah membuktikan bahwa ulama generasi awal bukan hanya sudah bisa membaca
satu contohnya adalah Imam Asy-Syafi’i. Imam Syafi’i yang masih berusia tujuh
semakin matang, walaupun masih kecil beliau memiliki sifat empati yang sangat
tinggi dan memiliki semangat menuntut ilmu yang gigih dan ulet. Dari beberapa
Dalam hal ini penghafal Al-Qur’an berperan penting dalam menjaga ayat-ayat
maupun surah dalam Al-Qur’an agar tetap terjaga keasliannya walaupun sungguh
Al-Qur’an itu sudah dijaga oleh Allah SWT terhadap keasliannya, sebagaimana
dalam firman-Nya:
pengurangan. Dan sesungguhnya, agar dakwah Nabi tetap berlaku hingga hari
yang akan terus disebut dan diingat. Kami akan memelihara Al-Qur'an itu dari
berbagai perubahan dan penggantian sampai hari kiamat nanti. Dalam ayat
dan memeliharanya sehingga Al-Qur’an tersebut tidak akan berubah sampai hari
akhir kelak.
Abdul Aziz Abdul Rauf mengartikan tahfidz atau menghafal adalah suatu
proses mengulang sesuatu, baik dengan cara mendengarkan atau membaca. Pada
tidak dengan sekali membaca langsung hafal, akan tetapi ada metode dan juga
hanya kunci surga tetapi Al-Qur’an adalah kunci kecerdasan holistic (IQ, EQ Dan
SQ).6
5
Muhammad Ro’uf, Pengaruh Tahfiz al-Qur‟an Terhadap kecerdasan emosional anak. Jurnal
Bimbingan dan Konseling vol.3.no,1. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2018). H. 59.
6
Mihnah bulletin, Tantangan Huffadz di Dunia Kampus, (Surabaya, 2 Maret 2014), h 1
4
dan berempati serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain.7
cukup bagus, dilihat dari banyaknya pencapaian hafalan yang dimiliki para santri.
amarah ketika tidak mampu menghafal Al-Qur’an, serta merasa takut ketika
dalam menghafal karena belum mampu membaca Al-Qur’an dengan lancar atau
masih terbata-bata .
Oleh karena itu kecerdasan emosional ini sangat diperlukan bagi seorang
Hasanah agar bisa cepat dan lancar dalam menghafal. Sebaliknya, proses
seperti rasa marah, takut, atau sedih ketika mengalami kesulitan dalam menghafal
Al-Qur’an.
BUNGO”
B. Identifikasi Masalah
2. Ada beberapa santri yang kurang tekun dan sabar dalam menghafal Al-
Qur’an.
C. Batasan Masalah
kesabaran dan ketekunan pada saat menghafal Al-Qur’an. Sementara peneliti juga
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, agar dapat lebih memahami persepsi santri kaitannya dengan
KAJIAN TEORITIK
A. Landasan Teori
1) Menghafal Al-Qur’an
a. Pengertian Menghafal
Menurut etimologi kata menghafal berasal dari kata dasar hafal yang dalam
bahasa Arab dikatakan Al-Hifdz dan memiliki arti ingat. Maka kata menghafal
aktif.
berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Menghafal adalah suatu
diingat kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Menghafal
merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan yang suatu waktu dapat
8
Yusron Masduki, implikasi psikologis bagi penghafal Al-Qur'an, vol. 18, No.1,Issn: 1858-3237.
h. 21
7
8
lampau.9
b. Pengertian Al-Qur’an
١٨﴾
Qur’an. Para ulama ushul fiqh mendefinisikan Al-Qur’an sebagai kalam Allah
SWT yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW secara bertahap melalui
9
Nur Annisa, “Pengaruh menghafal Al-Qur’an terhadap Kecerdasan Kognitif Siswa Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Nahdatul Ulum Soerang Maros Program Studi Pendidikan Agama
Islam Angkatan 2017 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar”,
(SKRIPSI,2020), h.7.
9
perantara mailakat jibril dan merupakan sebuah paha membacanya, yang diawali
surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas. Senada dengan pengertian ini
firman Allah SWT yang tiada tandingannya, diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW sebagai khatamul anbiya (penutup para nabi), melalui malaikat jibril
Al-Qur’an adalah kitab mulia yang memisahkan antara yang haq dan yang
batil petunjuk bagi seluruh umat manusia. Kitab atau petunjuk yang menjelaskan
perintah dan larangan Allah Swt. Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam
dijalankan oleh umatnya, tidak hanya terkait dengan tata hubungan manusia
ayat-ayat tersebut dapat melekat pada ingatan dan dapat diucapkan atau diulang
mengulang-ulang bacaan dengan baik. Proses ini akan melatih kepekaan indra
Selian itu, menghafal Al-Qur’an juga merupakan suatu perbuatan yang sangat
terpuji dan mulia. Orang yang belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an adalah
orang pilihan yang memang telah dipilih oleh Allah SWT untuk menerima
1. Kemenangan yang didapat di dunia maupun kelak nanti di akhirat, jika disertai
2. Memiliki nama baik dan berperilaku yang jujur. Ketika seseorang yang
3. Mempunyai daya ingat yang tajam dan cemerlang. Oleh karena itu, para
penghafal Al-Qur’an lebih cepat mengerti dan teliti karena mereka banyak
kandungannya akan melekat dan banyak sekali terekam kedalam orang yang
menghafalkannya.
12
Subhan Nur, Energi Ilahi Tilawah Al-Qur’an. (Jakarta: Republik Penerbit, 2012), h. 45.
13
Kutipan Sabit Alfatoni, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Semarang: CV, Ghyyas Putra, 2015), h.
18.
11
kifayah. Jika dalam suatu masyarakat sudah ada yang menghafal Al-Qur’an, maka
bebaslah beban dalam masyarakat tersebut. Akan tetapi, jika tidak ada seorang
pun yang menghafal Al-Qur’an, maka semua masyarakat tersebut berdosa. Hal ini
yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu,
persiapan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya hafalan yang
persiapan atau syarat-syarat yang harus dilakukan antara lain adalah sebagai
berikut :15
bagi seorang penghafal atau yang sedang dalam proses menghafalkan Al-
Qur’an wajib melandasi hafalannya dengan niat yang ikhlas, matang, serta
memantapkan keinginannya tanpa adanya pasksaan dari orang tua ataupun hal
lain. Karena, jika penghafal Al-Qur’an tersebut dapat paksaan dari orang tua atau
karena hal lain maka tidak akan ada kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam
menghafal Al-Qur’an.
14
Ridhoul Wahidi & M. Syukron. Beli Surga Dengan Al-Qur’an, (Media Presindo, 2013),h. 41.
15
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat bias Menghafal….., h.28.
12
sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada orang tua dan kepada suami (bagi
wanita yang sudah menikah). Sebab, hal itu akan menentukan dan membantu
kemauan yang besar dan kuat. Karena, dalam proses menghafal seseorang tidak
akan terlepas dari berbagai masalah dan akan diuji kesabarannya oleh Allah SWT.
Berdoa adalah permintaan atau permohonan kepada sang Khaliq. Oleh karena
itu, bagi penghafal Al-Qur’an harus memohon kepada Allah SWT supaya
sampai 30 juz.
sebuah permintaan dan permohonan kepada sang penentu kesuksesan, maka Allah
16
Wiwi alawiyah Wahid, Cara Cepat bias Menghafal….., h.41
13
Sedangkan hafalan yang lancar dan kuat adalah hasil. Maka, saat sebelum bisa
dengan Allah dari pada hasil muraja’ah itu sendiri. Sehingga hasil yang belum
ideal tidak akan melemahkan kita dalam ibadah dan berdzikir dengan Al-
Qur’an.
2) Kecerdasan Emosional
a. Pengertian kecerdasan
Kecerdasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata “cerdas”
yang ditambah imbuhan di awal ke- dan imbuhan di akhir -an.17 Sehingga dapat
dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri.
kemampuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang
keadaan-keadaan yang baru, secara cepat dan tepat. 19 Beberapa ahli mencoba
kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan anak belajar dari
pengalaman.”21 Hal ini didasarkan bahwa manusia hidup dan berinteraksi di dalam
diri dengan lingkungannya demi kelestarian hidupnya, manusia harus belajar dari
pengalamannya.
2012). h.247.
19
Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi, (Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 2014), h.102
20
M Dalyono, Psikologi Pendidikan. Dalam Nikmatul Mukaromah “Hubungan Kecerdasan
Emosionall Dengan prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMK Gajah Mada Bandar
Lampung”(Skripsi Program Sarjana S1 tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung : 2012),h.25
21
Ibid
22
Indah Aprilla Sari, “Hubungan Kemampuan Menghafal AL-Qur’an dengan Kecerdasan
Emosional Siswa Tahfidz di SMA IT Baitul Muslim Lampung Timur Program Studi Pendidikan
Agama Islam Angkatan 2017 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung”,(SKRIPSI,2020), h.29.
15
dapat bernyanyi dengan baik atau memahami dan mengapresiasi music serta
menjaga ritme.
diri sendiri, membuat rencana dan membuat tujuan yang akan dicapai.
kerohanian (keagamaan).
memodifikasinya.”23
b. Pengertian Emosi
23
M. Indra Saputra, Pemimpin Ideal Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Syair Gundul – Gundul
Pacul, (Lampung : Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam,2016),h.147
16
Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa latin ‘movere’ yang
secara berbeda oleh psikolog yang berbeda, namun semua sepakat bahwa emosi
adalah bentuk yang komplek dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik
dari karakter yang luas dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelanjar, dan
sebagainya.
drastis atau tiba-tiba, terjadi pada diri kita atau sekitar kita baik itu positif maupun
negatif. Emosi juga dapat muncul ketika terjadi sebuah perubahan pada setiap
c. Bentuk-bentuk Emosi
perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak senang, ngeri, kecut, panik, dan
fobia.
24
Yahdinil Firda Nadhiroh, Pengendalian Emosi, vol. 2, No.1, Juni 2015,Issn: 2407-043. h. 54
17
7) Jengkel, di dalamya meliputi hina, jijik, mual, benci, tidak suka, dan mau
muntah.
8) Malu, di dalamnya meliputi merasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal,
Menurut Reuven Bar-On yang dikutip Steven J. Stein dan Howard E. Book
sumber informasi maha penting untuk memahami diri sendiri dan orang lain demi
25
Mohammad Ali, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h.63
26
Hamzah B Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pemebelajaran,( PT.Bumi Aksara, 2016),.h.69
18
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh
yang manusiawi.27
sebanyak 20% dan 80% ditetukan oleh faktor-faktor lain. Salah satu diantaranya
kesadaran diri, kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi, empati
untuk mengatur emosi dirinya dengan cara menahan diri dari hawa nafsu.
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nazi’at ayat 40-41 sebagai berikut :
Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhNya
27
Firdaus Daud, Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kegiatan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa SMA N 3 Kota Palopo. (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 19, No 2, Oktober
2012). h.247
28
Fauziah, Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester Ii
Bimbingan Konseling Uin Ar-Raniry, (Jurnal Ilmiah Edukasi Vol. 1, No. 1, Juni 2015), h. 91
29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,…h.718.
19
Tafsir Al-Qur’an surah An-nazi’at ayat 40-41 : Dan barangsiapa yang takut
akan kebesaran dan keagungan Tuhannya, yang mengendalikan diri dari hawa
nafsu, tempat tinggalnya adalah surga yang menyenangkan. Dan barangsiapa yang
takut akan kebesaran dan keagungan Tuhannya, yang mengendalikan diri dari
waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman
2) Mengelola emosi
melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali
dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat
penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan
menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional adalah
5) Membina hubungan
keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan
emosi remaja agar dapat memiliki kecerdasan emosional, cara ini diberi nama
5) Belajar berempati
6) Belajar berkomunikasi
penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan di kaji”. Peneliti
mengemukakan dan merujukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas
32
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2012),h.74
22
belum pernah diteliti atau berbeda dengan peneliti sebelumnya. Untuk itu tinjauan
kritis terhadap hasil kajian terdahulu perlu dilakukan dalam bagian ini.
Baitul Hasanah Kabupaten Bungo”, maka dalam hal ini penulis mengutip
beberapa skripsi yang terkait dengan persoalan yang akan diteliti sehingga akan
terlihat dari penelitian tersebut perbedaan masalah serta tujuan yang ingin dicapai
oleh masing-masing peneliti. Di bawah ini beberapa kutipan hasil penelitian yang
1. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Aprilia Sari pada tahun 2020 dalam
mengambil seluruh populasi. Sebab populasi dari penelitian ini kurang dari
100, yaitu hanya 41 peserta. Adapun hasil dari data yang telah didapat dan
23
akan memiliki kecerdasan emosional yang baik. Namun siswa yang memiliki
2. Penelitian yang dilakukan oleh Selva Sari pada tahun 2021 dalam skripsinya
rasa sedih yang dituangkan dalam tangisan, rasa kesal, rasa kecewa, rasa
ikhlas, rasa marah yang dituangkan dengan diam, istighfar dan melaksanakan
aktifitas lain, dan juga berupa rasa bahagia yang dituangkan dalam bentuk
metode muraja’ah.34
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dina Fitriyani tahu 2016 dalam skripsinya
Falah Bermi Gembong Pati”. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Pati pada tahun khidmah 2016. Dari penelitian tersebut, didapatkan data
34
Selva Sari, Kecerdasan Emosional Santri Penghafal Al-Qur’an Studi Kasus di MA’had Al-
Jami’ah IAIN Bengkulu program studi Bimbingan dan Konseling Islam, (SKRIPSI 2021)
25
spiritual santriwan santriwati adalah 10,5% dan pengaruh dari faktor lain
sebesar 89,5%.35
Qur’an.
C. Kerangka Berpikir
Meningkatnya
Menghafal Al- kecerdasan emosional
Qur’an santri
bacaan Al-Qur’an kedalam hati hingga melekat kuat dalam ingatan. Dalam proses
35
Dina Fitriyani, “Pengaruh Aktivitas Menghafal al-Qur’an terhadap Kecerdasan Spiritual Santri
di Pondok Pesantren Anak-Anak Tahfidzul Qur’an Roudlatul Falah Bermi Gembong Pati,”
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang,
(SKRIPSI 2016)
26
dikarenakan dalam hal tersebut ketika menghafal dan mengulang hafalan sangat
dibutuhkan kesabaran, ketekunan, semangat, jangan mudah putus asa, dan selalu
D. Hipotesis Penelitian
bersifat relatif sementara, dan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
asosiatif. Metode kuantitatif digunakan pada penelitian dimana data yang dapat
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian
juga pemahaman akan kesimpulan akan lebih baik jika peneliti menggunakan
informasi, bukan kedalaman sehingga metode ini cocok digunakan untuk papulasi
yang luas dengan variabel terbatas, selanjutnya data yang diteliti merupakan
28
29
1. Populasi
tertentu yang akan diteliti yang dapat berupa benda hidup atau benda mati. 39
Sedang menurut Prof. Dr. Sugiono Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulannya.
tumbuhan, gejala, nilai, tes atau peristiwa yang dijadikan oleh peneliti sebagai
sumber data. Pada penelitian ini populasi yang dipilih oleh peneliti adalah Seluruh
Santri Rumah Tahfidz Baitul Hasanah Kabupaten Bungo yang berjumlah 120
Santri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil untuk diambil atau diamati
berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yaitu apabila subjek kurang dari
100 maka lebih baik diambil semuanya, sehingga merupakan penelitian populasi.
Namun jika lebih besar dari 100 dapat diambil sampel sebanyak 10-15% atau 20-
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. 42
digunakan rumus yang dikembangkan oleh Issac Michael untuk tingkat kesalahan
x 2 . N . P .Q
S= 2 2
d ( N−1 ) + x . P .Q
N = Ukuran populasi
Q = 1-P (0,5)
2,706.120 .0,5.0,5
S= 2
0,05 ( 120−1 ) +2,706.0,5 .0,5
42
Ibid, h.120
43
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif , kualitatif, dan R&D ( Bandung : CV alvabeta,2019 ) h.
86.
31
81,18
S= =83,34
0,974
sampel dari populasi diambil 69,1 % seperti pengambilan undian setiap populasi
diberi nomer dan setiap nomor yang keluar tidak berpeluang lagi.
suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun berbentuk
kategori, seperti baik, buruk, tinggi, rendah, dan sebagainya. Data sangat penting
memerlukan data yang benar, karena apabila data tersebut tidak benar, maka
keputusan tersebut menjadi tidak tepat, dengan kata lain data yang salah akan
menyesatkan.
dokumentasi.
1. Observasi
pengamatan dan pencacatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak
pada objek penelitian. Observasi ini dilakukan dalam penelitian kualitatif dan
2. Angket
mendapatkan keterangan dari sample atau sumber yang beraneka ragam yang
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan
suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan
a. Isi dan tujuan pertanyaan : Yang dimaksud ialah apakah isi pertanyaan
b. Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus bahasa yang dikuasai
responden. Jika responden tidak bisa berbahsa Indonesia maka angket tidak
boleh disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam
44
Nasution,“Metode Research”. Jakarta: PT Bumi Aksara,2012, h. 129.
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 142.
33
angket harus sesuai dengan jenjang pendidikan dan keadaan social budaya
respoden.
singkat, responden hanya perlu memilih salah satu alternative dari jawaban
cermat diungkapkan dan tujuannya harus jelas dan tidak bermakna ganda.
sebaiknya juga tidak menanyakan suatu h yang sekiranya responden lupa atau
terlalu jenuh.
h. Urutan pertanyaan dimulai dari umum ke khusus atau dari mudah ke sulit atau
j. Penampilan fisik angket Yakni menggunakakn kertas yang menarik dan tidak
buram.46
yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data tentang
keadaan yang dialami responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang
pencar.
Sedangkan untuk menilai jawaban dari angket yang telah disebar dan
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini
46
Ibid, Nasution, Metode Research, h.131
35
telah ditentukan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian.
3. Dokumentasi
menelusuri data historis. Sebagian data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, dokumen, laporan dan lain sebagainya. Beberapa data yang akan
c. Keadaan Santri
D. Instrument Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar angket, yaitu alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data agar penelitian dan hasilnya mudah diolah
tujuan tertentu, yang terdapat empat kata kunci yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan
(masuk akal), empiris (dapat diamati) dan sistematis (berurutan dengan langkah-
47
Ibid, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 2.
36
Dalam penelitian ini digunakan metode survei dengan teknik korelasi. Teknik
menguji ada tidaknya hubungan itu dan mengungkapkan seberapa besar kekuatan
Dalam penelitian yang sifatnya kuantitatif bisanya memiliki dua jenis variable
yakni variable bebas atau Independen (X) dan variable terikat atau dependen (Y).
Variable bebas merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variable bebas.48 Sedang dalam penenlitian ini terdapat Satu variable independen
yaitu menghafal Al-Qur’an (X) dan variabel dependen yaitu kecerdasan emosional
(Y).
skala likert, yang terdiri atas 5(lima) pilihan alternatif jawaban. Lima skala
tersebut, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju
(TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut adalah tabel yang menggambarkan
skor pada skala likert dan tabel mengenai kisi-kisi dalam instrumen penelitian.
(STS) (STS)
a. Menghafal Al-Qur’an
ayat-ayat tersebut dapat melekat pada ingatan dan dapat diucapkan atau diulang
kembali tanpa melihat mushaf Al-Qur’an. Adapun indikator dari menghafal Al-
b. Kecerdasan Emosional
bisikan emosi dan menjadikannya sebagai sumber informasi maha penting untuk
memahami diri sendiri dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan. Indikator
penelitian.
a. Variabel Independen
(X)
b. Variabel Dependen
yang dipengaruhi oleh variabel independen atau yang menjadi akibat karena
Huruf
Memahami
tentang panjang
8 1
pendeknya suatu
bacaan (Mad)
Memhami
betapa
pentingnya
menguasai
hukum-hukum
bacaan idzhar, 9-10,34,35 4
ikhfa, idhgam
bighunnah,
idham
bilaghunnah,
iqlab
Tahfidz Mampu
melafalkan ayat 12 1
dengan lancar
Fashohah Mampu
melantunkan
ayat dengan tartil
serta 11 1
memperhatikan
huruf-huruf yang
dikeluarkan
2 Kecerdasan Mengenali Mampu
emosional emosi diri mengenali
13-15, 24-27 7
perasaan atau
kesadaran diri
Mengelola Mampu 16,18,19,22,28,2 6
40
JUMLAH 35
a. Uji Validitas
Jenis uji validitas instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah factorial
validity yaitu uji validitas untuk mengukur korelasi antara alat ukur dengan faktor-
faktor. Pada penelitian ini adalah uji validitas antara instrument Menghafal Al-
r hitung =n ¿¿
Keterangan :
n = jumlah responden
Suatu butir pernyataan dikatakan valid apabila nilai signifikannya >0,05 atau
5% dan jika nilai signifikannya <0,05 atau 5% maka pernyataan dikatakan tidak
valid.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Teknik Ulang (Test Re-test)
Disebut juga teknik ”single test double trial”. Menggunakan sebuah instrumen,
namun dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan
digunakan sama dengan yang digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi
Pearson.
juga pemusatan data melaui Mean, Median dan Modus). Langkah kedua adalah uji
hipotesis.
1. Koefisien Korelasi.
rumus49 :
❑
∑ xy
r xy= ❑ ❑
√ ¿¿ ¿
( )
❑ ❑ ❑
N ∑ xy− ∑ x (∑ y )
❑ ❑ ❑
r xy= ❑
√¿ ¿ ¿
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 146
43
antar variable tersebut melalui pedoman interpretasi korelasi sebagai berikut :50
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
apakah korelasi yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi maka perlu
diuji signifikansinya. Sehingga hasil dari uji tersebut dapat digunakan sebagai
patokan apakah hipotesis alternative (Ha) diterima atau ditolak. maka peneliti
Jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Begitu pula
sebaliknya Jikathitung lebih kecil dari ttabel maka Hoditerima dan Haditolak.
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 184
44
moment.51
3. Regresi.
regresi linier sederhana adalah y = a + bx, dimana y variable tak bebas, x variable
bebas, a adalah penduga bagi intersap, dengan kata lain regresi dapat digunakan
maka sampai mana perubahan yang terjadi pada variable Y. b adalah penduga
a¿
∑ Y −b ∑ X =Y - b X
N
∑ xy
b=
∑ X2
N = Jumlah sampel
Y = rata-rata Y
X = rata-rata X
4. Koefisien Determinasi
F. Jadwal Penelitian
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 185.
45
Kabupaten Bungo.
2. Waktu penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2022 sampai
dengan selesai.
Kabupaten Bungo.
Minggu Ke-
NO JENIS KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Pengujian instrument
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Yasni
Bungo