Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AL-MAKKY DAN AL- MADANY

Dosen Pengampu :
Ahmad Hayyan Najikh, M.Kom.I.
Nama Kelompok :
1. Fitri Oktavia Qurrotun Aini(211103010003)
2. Risma Novia Rahmadani(211103010031)
3. Siti Aisyah K(211103010029)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI ACHMAD SIDDIQ JEMBER


Jl. Mataram No. 1, Karang Miuwo, Mangli, Kec. Kaliwates, Kabupaten
Jember, Jawa Timur

2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami sampaikan kehadirat ALLAH SWT, karena
dengan izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Ulumul
Quran” yang membahas tentang Al- Makky dan Al- Madany dengan sebaik
mungkin.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai sumber. Oleh karena itu, kami sangat ber-terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu kami.
Kami menyadari meskipun penulisan makalah ini telah kami upayakan
semaksimal mungkin, tentunya masih ada kekurangan dalam penulisan di
makalah ini, karena kami adlah manusia biasa dan tak luput dari kesalahan, maka
dari itu mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan bagi pembaca, dan
kami menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, dan semoga kami selaku
penulis mendapatkan ridho dari Allah swt.

Jember, 4 oktober 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................. 1
1.3 Rumusan masalah .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2


2.1 Pengertian Al-Makky dan Al-Madany .................................................... 2
2.2 Perbedaan Al-Makky dan Al-Madany ..................................................... 3
2.3 Perselisihan ulama mengenai kategori Al-Makky dan Al-Madany ........ 5
2.4 Karakteristik masing-masing Al-Makky dan Al-Madany ....................... 7
2.5 Tujuan pembelajaran Al-Makky dan Al-Madany .................................. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
3.3 Penutup ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita sebagai seorang muslim
hendak senantiasa membaca Al-Quran, tidak hanya membacanya saja, kita juga
perlu memahami isi kandungan serta asal-usul ayat demi ayat di dalam Al-Quran.
Al-Makky dan Al-Madany adalah kategori untuk surat di Al-Quran berdasarkan
diturunkan nya, yang perlu dipahami setiap muslim.

1.2 Maksud dan Tujuan


Makalah ini dibuat untuk memberikan wawasan kepada para pembaca
mengenai Al-Makky dan Al-Madany, serta memberikan berbagai pandangan dari
ulama, dan perbedaan-perbedaan nya, tak lupa juga menyajikan tujuan
pembelajaran .

1.3 Rumusan Masalah


Bertolak dari pemikiran tersebut, kami kelompok 5 menghadapi masalah
sebagai berikut.
1. Pengertian Al-Makky dan Al-Madany dalam Al-Quran
2. Perbedaan Al-Makky dan Al-Madany
3. Perselisihan ulama mengenai kategori Al-Makky dan Al-Madany
4. Karateristik masing-masing Al-Makky dan Al-Madany
5. Tujuan pembelajaran Al-Makky dan Al-Madany

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Al-Makky dan Al-Madany dalam Al-Quran


Ilmu Makkiyah dan Madaniyah merupakan suatu ilmu untuk menelaah
geografi turun ayat Al-Quran. Dikalangan ulama Ulumul Qur’an wajib
mendefinisikan ilmu tersebut suatu ilmu yang membahas tentang surat-surat dan
ayat-ayat yang mana diturunkan di Mekkah dan Madinah. Kesepakatan ini karena
Mekkah dan Madinah merupakan dua lokasi, di mana Nabi menetap dan lebih
banyak mengembangkan dakwah, sehingga kedua lokasi ini menjadi awal
pergerakan sejarah Islam dan cikal bakal lahirnya islam. Oleh karena itu, wajar
jika di dua tempat ini Al-Quran lebih banyak diturunkan oleh Allah Swt.
Para ulama dalam mendefinisikan al-Makki dan al-Madani terdapat tiga
istilah, yaitu sebagai berikut.
Pertama, dan ini yang paling terkenal, yaitu al-Makki adalah something (ayat atau
surat) yang diturunkan sebelum hijrah dan Al-Madani adalah sesuatu yang
diturunkan setelah hijrah, baik yang turun di Makkah atau di Madinah, turun pada
tahun futuh Makkah atau tahun (terjadinya) Haji Wada’, atau dalam salah satu
penerbangan (Nabi saw).
Kedua, al-Makki adalah sesuatu yang diturunkan di Makkah, meskipun telah
hijrah, dan al-Madani adalah sesuatu yang diturunkan di Madinah. Definisi
berdasarkan ini ,aka ada posisi ayat atau surat yang di tengah, artinya bahwa apa
yang diturunkan pada saat Nabi SAW. Bepergian (di luar Makkah dan Madinah)
maka tidak dapat disebut Makki atau Madani.
Ketiga, al-Makki adalah sesuatu (ayat atau surat) yang ditujukan untuk ahli
Makkah dan al-Madani adalah sesuatu yang ditujukan untuk penduduk Madinah.
Secara terminology, al-Makky wa al-Madany berarti suatu ilmu yang
secara khusus membahas tentang tempat, waktu, dan periode turunnya ayat atau
yang seluruh ayatnya berstatus sebagai ayat Makkiah, surat al-Madaniyah murni
(surat yang seluruh ayatnya berstatus sebagai ayat Madaniyah), surat al-Makkiyah
berisi ayat madaniyah (surat yang sebetulnya berisi ayat Makkiyah akan tetapi di

v
dalamnya ada sedikit ayat yang berstatus Madaniyah), dan surat al-Madaniyah
berisi ayat makkiah.

Di antara sekian contoh ayat-ayat Makkiah dalam surat Madaniyah, tetapi


ulama mengecualikan ayat 30. Ini bisa disimpulkan Makkiyah adalah wahyu
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ShallAllahu ‘alaihi wa sallam sebelum
berhijrah ke Madinah, sedangkan Madaniyah adalah wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW setelah berhijrah ke Madinah

2.2 Perbedaan Al-Makky dan Al-Madany


Al- Quran diturunkan oleh Allah kepaad Nabi Muhammad saw di dua
tempat, yakni Makkah dan Madinah. Oleh karena itu, para ulama menggolongkan
surah-surah yang ada dalam al-Quran menjadi dua jenis yaitu surat Makkiyah dan
surat Madaniyah.
Dan apakah perbedaannya? Pertama , surat Makkiyah merupakan surah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ketika beliau di Makkah dan
belum hijrah ke Madinah. Surat dan ayat yang tergolong Makkiyah diturunkan
dalam kurun waktu 12 tahun, 15 bulan, 13 hari. Hitungan ini dimulai sejak 17
Ramadan atau tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad saw sampai 1 Rabiul
Awwal tahun ke-54 dari tahun kelahirannya. Total surat Makkiyah ada 86 surah
yang terdiri dari 4.780 ayat. Umumnya, surah yang tergolong Makkiyah ini adalah
pendek-pendek. Misalnya, surah An-Naas, Surah Al-Ikhlas, dan surah Al-Falaq.
Selain itu, biasanya surah Makkiyah diawali dengan kalimat “yaa ayyuhan naas”
dan umumnya berhubungan dengan persoalan akidah.
Lebih dari itu, surah Makkiyah memiliki ayat sajdah yang berjumlah enam
belas ayat serta banyak mengandung kisah-kisah umat terdahulu. Perintah yang
ada di surah-surah Makiyah rata-rata tentang seruan beriman kepada Allah Swt.
Sedangkan surah Madaniyah adalah ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada
Rasulullah saw di kota Madinah setelah peristiwa hijrah. Waktu turunnya ayat-
ayat suci di kota tersebut yakni selama sembilan tahun, sembilan bulan, sembilan
hari. Waktu ini terhitung sejak Nabi hijrah ke Madinah sampai pada 9 Dzulhijjah

vi
tahun ke-63 dari tahun kelahirannya. Total, ayat-ayat yang tergolong Madaniyah
berjumlah 1.510 ayat yang tercakup dalam 28 surat.
Umumnya, surah Madaniyah memiliki ayat yang panjang-panjang. Selain
itu, biasanya surah Madaniyah diawali dengan kalimat “yaa ayyuhalladzina
aamanu” (wahai orang-orang yang beriman).
Adapun kandungan surah-surah Madaniyah lebih cenderung membahas
tentang orang-orang mukmin, kaum Muhajirin, dan kaum Anshar. Dan
perbedaan dari konteksnya, yaitu:

Pertama, kebanyakan ayat-ayat Makkiyah berisikan penetapan tauhid dan


aqidah yang benar, khususnya yang berkaitan dengan tauhid uluhiyah, dan iman
kepada hari kebangkitan, karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari
hal itu. Sedangkan ayat-ayat Madaniyah kebanyakan berisikan perincian masalah
ibadah dan muamalah, karena obyek yang didakwahi sudah memiliki Tauhid dan
aqidah yang benar sehingga mereka membutuhkan perincian ibadah dan
muamalah.
Kedua, kebanyakan ayat-ayat Makkiyah memakai konteks kalimat tegas
dan lugas karena kebanyakan obyek yang didakwahi menolak dan berpaling,
maka hanya cocok mempergunakan konteks kalimat yang tegas. Sedangkan ayat-
ayat Madaniyah kebanyakan mempergunakan konteks kalimat yang lunak karena
kebanyakan obyek yang didakwahi menerima dan taat.
Ketiga, kebanyakan ayat-ayat Makkiyah adalah ayat-ayat pendek dan
argumentative, karena kebanyakan obyek yang didakwahi mengingkari, sehingga
konteks ayat pun mengikuti kondisi yang berlaku.
Sedangkan ayat-ayat Madaniyah kebanyakan adalah ayat-ayat pendek, penjelasan
tentang hokum-hukum dan tidak argumentative, karena disesuaikan dengan
kondisi obyek yang didakwahi.
Contoh ayat Makkiyah dan Madaniyah :
Al-Mu’minun : 82

‫َقاُلْو ا َء ِاَذ ا ِم ْتَنا َو ُكَّنا ُتَر اًبا َّو ِع َظاًم ا َء ِاَّنا َلَم ْبُعْو ُثْو َن‬

vii
“Mereka berkata, ‘Apakah betul. Apabila kami telah mati dan kami telah menjadi
tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan
dibangkitkan?’ (makkiyah)

Taubah : 73

‫يَاُّيَه ا الَّنِبُّي َج اِه ِد اْلُك َّف َر َو اْلُم َنِفِقْيَن َو اْغ ُل ْظ َع َلْيِهْم َو ض َم ْأَو ُهْم َجَهَّنُم َو ِبْئَس‬
‫اْلَم ِص ْيُر‬

“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu,
dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu
adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (Madaniyyah)

2.3 Perselisihan ulama mengenai kategori Al-Makky dan Al-Madani

a. Konsep Makky dan Madani dalam pandangan ulama klasik.


Jumuhur ulama sepakat bahwa dalam memahami ayat-ayat al-Quran,
seorang penafsir haruslah menggunakan perangkat-perangkat tafsir. Hal ini
dilakukan agar para penafsir al-Quran tidak melakukan penyimpangan yang
terlalu jauh ketika menafsirkan al-Quran. Teori Makki dan Madani sebagai salah
satu kajian historis tentang ayat-ayat atau surat al-Quran termasuk bagian dari
perangkat tafsir yang digagas oleh ulama mutaqaddimin dan kemudian
dikembangkan oleh ulama kontemporer. Kita perhatikan pengertian Makki dan
Madani dalam pandangan Ulama Klasik.
Pengertian Makki dan Madani menurut al-Zarkasyi ada tiga pendapat,
diantaranya;
1. Pendapat yang menyatakan bahwa makki adalah ayat atau surat yang
diturunkan di Makkah, dan madani adalah ayat atau surat yang diturunkan
di Madinah.

viii
2. Pendapat yang menyatakan yang dimaksud makki adalah ayat atau surat
yang turun sebelum hijrah nabi Muhammad saw. Pendapat ini paling
mahsyur.
3. Pendapat terakhir menyatakan bahwa makki adalah ayat atau surat yang
di-khitab-kan pada penduduk Makkah, sedangkan madani di-Khitabkan
pada penduduk Madinah.
Tiga pengertian Makki dan Madani di atas sama persis dengan pengertian
versi al-Suyuti yang mengacu tiga pendapat seperti yang telah dijelaskan.
Perbedaannya hanya pada urutan penempatan, kalau al-Suyuti menempatkan
pendapat paling mahsyur di urutan pertama yang oleh al-Zarkasyi ditaruh urutan
ke-2 yakni yang dinamakan makki adalah ayat atau surat yang diturunkan sebelum
hijrah dan madani adalah ayat atau surat yang diturunkan setelah hijrah. Al-
Suyuti menambahkan bahwa ayat yang turun di luar masa itu yaitu baik di
makkah atau di madinah, pada masa Fath makkah, haji wada’, dan pada waktu
perjalanan dakwah, merujuk pada riwayat Utsman bin Sa’id al-Razi sampai pada
Yahya bin Salam mengatakan “ayat yang turun di Makkah dan ayat yang turun
di tengah perjalanan ke Madinah namun Nabi belum sampai ke kota Madinah,
maka termasuk ayat makki. Dan ayat yang turun di beberapa perjalanan Nabi
setelah beliau sampai di kota Madinah, maka ayat itu termasuk madani.” Dengan
demikian, bila mengacu riwayat tersebut, turunnya ayat pada saat perjalanan
hijrah Nabi dinamakan ayat makki.
Kategori yang dipakai dari pengertian makki dan madani yang paling
mahsyur seperti yang telah dikemukakan berdasarkan hitungan fase. Yakni fase
sebelum dan setelah hijrah.
Terkait perbedaan pendapat dari para ulama, bagaimana kita menyikapi
nya? Sebelumnya, kita melihat siapa yang mengalami silang pendapat, jika dia
adalah seorang penuntut ilmu, mampu meneliti dan membahas, maka dia juga
harus mengkaji dan membahas nya juga, jangan ikut-ikutan, dan dia kuatkan
sesuai dengan hasil kajian nya. Namun, akan tetapi, jika dia tidak sanggup, maka
dia lihat dari dua ulama tersebut, apa dalil nya dan lebih condong di salah satu,
maka ikutilah, tidak masalah. Kalau dia tidak bisa menentukan dari 2 hal tersebut,

ix
maka dia lihat siapa yang paling berilmu dari keduanya, dan diambil untuk agama
nya.
- Dzulqaiman Muhammad Sunusi
Kenapa ulama satu dengan ulama yang lain bisa berbeda pendapat?
Karena terkadang ada satu dalil, tetapi interpretasi dan ta’wil terhadap dalil itu ada
2. Jika kita tidak mengetahui, bisa jadi akan bersifat kontradiktif, padahal
sebenarnya untuk menonjolkan beragam pendapat dari masalah itu. Maka darri itu
ada yang dinamakan khilaf tanawwu dan khilaf tadho. Khilaf tanawwu yakni
yang menunjukkan ragam, dan khilaf tadho adalah khilaf yang menunjukkan
kontradiksi.
- Ust. Oemar Mita

2.4 Karakteristik masing-masing al-Makky dan al-Madany

Al-quran merupakan wahyu dari Allah SWT yang diberikan kepada Nabi
Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam untuk seluruh umat manusia di bumi ini
dengan fungsi al-quran sebagai petunjuk ke jalan yang lurus serta ke arah tujuan
yang terang, yaitu dengan menegakkan azas-azas kehidupan yang berdasarkan
pada keimanan kepada Allah SWT serta kepada risalah-risalah-Nya.
Kita sebagai umat islam tentunya tahu bahwa ayat-ayat Al-qur’an
diturunkan di dua tempat yang berbeda, yaitu di Mekkah (Al- Makkiyah) dan
Madinah (Al- Madaniyah). Lalu bagaimana kita bisa mengetahui manakah ayat
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT di Mekkah dan mana ayat Al-Qur’an
yang diturunkan di Madinah? Di dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh
Allah SWT baik itu di Mekkah dan di Madinah memiliki karakteristik yang
berbeda, baik dari segi makna maupun dari segi iramanya.
Berikut ini ada beberapa ciri-ciri ayat makiyah dan madaniyah yang
menandakan di manakah ayat Al-qur’an tersebut diturunkan :
Ayat Makiyah
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa ayat makkiyah
merupakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT di kota

x
Mekkah, yaitu sebelum Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berhijrah ke
Madinah. Beberapa ayat tersebut di antaranya adalah Al- fatihah, Al- A’raf,
Yunus, Al- An’am, Ar- Rad, Yusuf, An- Nahl, Al- Isro, Al- Hajj, dan masih
banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an lainnya. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang
menandakan Al- Makiyyah, seperti:
1. Kata-kata atau kalimat yang dipergunakan
Ada beberapa hal yang terkait dengan kata-kata atau kalimat yang menjadi
ciri dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah (Al- Makkiyyah), di
antaranya :
 Memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek,
 Kata-kata yang dipergunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan
(bersajak / penuh dengan syair serta ungkapan perasaan)
 Kalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan baligh
 Banyak qasam, tasybih, dan amtsal.
 Gaya bahasa yang dipergunakan jarang sekali bersifat kongkrit
maupun realistis materialis
 Di dalam setiap surat terdapat lafadz kalla dan ya ayyuhannass.
2. kandungan atau isi
Selain beberapa ciri di atas, kita juga bisa mengetahui ayat-ayat Al-
Makiyyah dengan melihat dan memperhatikan dari isi yang terkandung di dalam
surat atau ayat-ayat teresebut, seperti :
 Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah berisikan tentang
ajakan untuk bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta
meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada yang selain Allah
SWT.
 Ayat-ayat Al- makiyyah juga mengisahkan tentang para nabi dan
kehidupan umat-umat terdahulu,
 Pembuktian tentang risalah Allah SWT,
 Kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan,
 Kedatangan hari kiamat dan segala kengeriannya,

xi
 Penjelasan tentang surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan
segala siksaannya.
 Argumentasi yang ditujukan untuk orang-orang musrik yaitu dengan
mempergunakan bukti-bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.

Ayat Madaniyah
Ini merupakan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya dalam bentuk ayat
atau surat-surat yang diturunkan oleh Allah SWT tepatnya ketika Rosulullah
Sholallahu Alaihi Wassalam telah berhijrah ke Madinah. Beberapa surat-surat
dalam Al-Qur’an yang tergolong sebagai Al- Madaniyyah di antaranya adalah QS.
Al- Baqarah, QS. An-Nisa’, QS. Ali Imron, QS. Al- Maidah, QS. At- Taubah, QS.
Al- Hujurat, dan beberapa surat lainnya. Adapun ciri-ciri dari ayat atau surat yang
tergolong Al- Madaniyyah di antaranya adalah :
1. Kata-kata atau kalimat yang dipergunakan

 Ayat atau surat-surat yang tergolong Al- Madaniyyah mempergunakan


kata-kata atau kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan juga kokoh.
 Mempergunakan kalimat-kalimat ushul serta ungkapan syariah.
 Terkandung seruan “Ya ayyuhalladzina aamanuu”
 Ayatnya panjang-panjang dan menggunakan gaya bahasa yang dapat
menjelaskan tujuan dari ayat tersebut serta dapat memantapkan syariat,
2. Kandungan atau isi
 Di dalamnya berisikan tentang kewajiban bagi setiap makhluk serta
sanksi-sanksinya, seperti perintah untuk beribadah serta beramal sholeh,
perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam,
perintah untuk berdakwah, dan lain sebagainya
 Di dalam setiap surat yang tergolong Al- Madaniyyah disebutkan tentang
orang-orang munafik, kecuali dalam QS. Al- Ankabut.
 Di dalam surat yang tergolong Al- Madaniyyah terdapat dialog yang
terjadi dengan para ahli kitab

xii
 Berisi tentang hukum dan perundang-undangan

Adapula berbagai karakteristik yang pasti Al-Makky, yakni jika di


dalamnya terdapat ini:
 Ayat yang jika dibaca, maka disunnahkan kepada pembaca dan
pendengarnya untuk melakukan sujud (ayat Sajdah)
 Kata kallaa (disebut 33 kali)
 Frasa yaa ayyuha an-naas dan sebaliknya, tidak ada yaa ayyuha alladziina
aamanu (kecuali surah al-Haj)
 Kisah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu (kecuali surah al-Baqarah)
 Pembukaan surah berupa huruf-huruf lepas, seperti qaf, shad, alif-lam-
mim-ra, alif-lam-mim (kecuali surah al-Baqarah dan surah Ali Imran)

Kedua, ciri-ciri yang dominan--masih dari surah atau ayat Makkiyah,


yakni jika di dalamnya terdapat hal berikut.
 Ayat dan surahnya pendek-pendek
 Ungkapannya keras, cenderung puitis, menyentuh hati
 Banyak terdapat kesamaan bunyi
 Banyak menggunakan huruf qasam (sumpah)
 Banyak kecaman kepada kaum musyrik
 Penekanan pada dasar-dasar keimanan kepada Allah dan Hari Akhir, serta
penggambaran surge dan neraka
 Banyak tuntunan mengenai akhlaq al-karimah (akhlak yang baik)

Adapun karakteristik yang pasti dari surah Madaniyah, yakni jika di


dalamnya terdapat hal berikut.
 Izin untuk perang dan hukum-hukumnya.
 Rincian hokum tentang hudud, ibadah, undang-undang sipil, sosial, dan
hubungan antar-negara.
 Penyebutan tentang kaum munafik (kecuali surah al-Ankabut).

xiii
 Penyebutan tentang ahli kitab.

Sementara itu, ciri-ciri yang tampak dominan dari surah atau ayat
Madaniyah adalah berikut.
 Ayat dan surahnya panjang-panjang.
 Ungkapannya tenang, cenderung prosaic, yang ditujunya adalah akal
pikiran.
 Banyak mengemukakan bukti dan argumentasi mengenai kebenaran-
kebenaran agama.

2.5 Tujuan pembelajaran al-Makky dan al-Madany


An-Naisaburi dalam kitabnya At-Tanbih ‘Ala Fadhl ‘Ulum Al-Qur’an,
memandang subyek Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai ilmu Al-Qur’an yang
paling utama. Sementara itu Manna’ Al-Qaththan mencoba lebih jauh lagi
mendeskripsikan urgensi mengetahui Makky dan Madaniyyah sebagai berikut.
1. Membantu dalam menafsirkan Al-Qur’an
Pengetahuan tentang para musafir dalam peristiwa diseputar turunya Al-
Qur’an tentu sangat membantu memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an,
walaupun ada teori yang mengatakan bahwa keumuman redaksi ayat yang harus
menjadi patokan dan bukan kekhususan sebab. Dengan mengetahui kronologis
Al-Qur’an pula, seorang mufasir dapat memecahkan makna yang kontradiktif
dalam dua ayat yang berbeda, yaitu dengan memecahkan konseb nasikh-mansukh
yang hanya dapat diketahui melalui kronologi Al-Qur’an.
2. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
Setiap kondisi pasti memerlukan ungkapan yang relevan. Ungkapan dan
intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makkiyah dan ayat-ayat Madaniyyah
memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar
dengan orang-orang yang diserunya. Karena itu, dakwah islam berhasil mengetuk
hati dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya.
Disamping itu, setiap langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode tertentu,

xiv
seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manusia. Periodesasi Makkiyah
dan Madaniyyah telah memberikaan contoh untuk itu.
3. Member informasi tentang sirah kenabian
Penahapan turunya wahyu adalah seiring dengan perjalanan dakwah nabi.
Baik di Mekkah dan di Madinah, mulai diturunkanya wahyu pertama sampai
ditirunkanya wahyu terakhir. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan
dakwah Nabi itu. Informasinya tidak bisa diragukan lagi.
4. Mengetahui nasikh dan mansukh
Contohnya adalah ketika seseorang dihadapkan dua ayat atau lebih yang
membahas persoalan yang sama sementara hukum yang ada dalam ayat-ayat
tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Mengetahui sejarah pensyari’atan dan proses penurunannya yang
berangsur-angsur. Dari sini akan dimengerti keagungan dan kemuliaan ajaran
islam dalam proses doktrinasi dan pendidikan kepad umat manusia baik secara
pribadi maupun kelompok. Metode inilah yang seharusnya dipakai untuk
membangun tatanan peradaban yang maju dan bersahaja.
Memperkuat keyakinan umat islam tentang otensitas dan orisinalitas Al-
Qur’an
Al-Qur’an benar-benar terjaga dari interferensi manusia dan tidak ada perubahan
sedikitpun di dalamnya. Sangat tidak masuk akal jika kemudian mereka
melakukan interferensi atau bahkan merombak isi Al-Qur’an.

xv
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Al-Makky dan al-Madany merupakan ilmu yang mempelajari tentang
pengklafikasian Al-Quran baik dari kategori tempat turunnya ayat/surat, khitab,
waktu maupun kriteria surat/ayat tersebut. Ciri-ciri Makkiyah misalnya surat-
surat/ayat-ayatnya pendek serta nada perkataannya keras tapi agak bersajak.
Sedangkan Madany surat-surat/ayat-ayatnya panjang-panjang dan berisikan
tentsng masalah-masalah ibadah , muamalah, hokum dan soal-soal
kemasyarakatan lainnya. Dan untuk pengertiannya, al-Makky berarti yang bersifat
Makkah atau yang berasal dari Makkah, sedangkan al-Madany berarti yang
bersifat Madinah atau yang berasal dari Madinah.

3.2 Saran
Telah kita ketahui pengertian, perbedaaan, perselisihan ulama,
karakteristik masing-masing, dan tujuan pembelajaran dari al-Makky dan al-
Madany, agar menjadi pribadi yang lebih baik dalam hal pembelajaran terutama
mengenai al-Quran dan isinya, yang menjadikan kita lebih faham serta tetap
menjaga kesopanan apabila menemukan berbagai pendapat yang berbeda, serta
selalu mencari tahu ilmu, yang termasuk mempelajari al-Quran.

3.3 Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini, apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan mohon
dimaklumi karena kami masih dalam proses pembelajaran.

xvi
DAFTAR PUSTAKA
Elya Diyanatu, Lutfiyah, Urgensi mengenai Al-Makky Wa al-Madany.
https://www.kompasiana.com/
elyadiyanatulutfiyah0354/60099dc6d541df2ca367f763/urgensi-mengenal-al-
makky-wa-al-madany (accessed Sep 1, 2021)

Hadi, Mulyono, perbedaan mendasar surah Makkiyah dan surah Madaniyah.


https://akurat.co/perbedaan-mendasar-surah-makkiyah-dan-surah-madaniyah
(accessed Sep 1, 2021)

Hasanul, Rizqa, Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah dalam Alquran.


https://www.republika.co.id/berita/pnp4yc458/ciriciri-makkiyah-dan-madaniyah-
dalam-alquran (accessed Sep 1, 2021)

Ahmad Muntaha, AM, Tiga manfaat memahami ayat Makkiyah dan Madaniyyah
dalam ilmu Al-quran.
https://islam.nu.or.id/post/read/119114/tiga-manfaat-memahami-ayat-makkiyyah-
dan-madaniyyah-dalam-ilmu-al-quran (accessed Sep 1, 2021)

Abd, Halim, PERKEMBANGAN TEORI MAKKI DAN MADANI DALAM


PANDANGAN ULAMA KLASIK DAN KONTEMPORER.
http://ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/syahadah/article/view/145/130 (accessed
Sep 1, 2021)

xvii
Griya, Alquram, Ini perbedaan surat Makkiyahh dan Madaniyah
https://griyaalquran.id/ini-perbedaan-surat-makkiyah-dan-madaniyah/ (accessed
Sep 1, 2021)

Redaksi, Dalamislam, 21 Ciri-ciri Ayat Makkiyah dan Madaniyah dan


perbedaannya
https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/ciri-ciri-ayat-makiyah-dan-
madaniyah (accessed Sep 2, 2021)

Muazzin, S.H.I, Makalah Al-Makky dan Al-Madany


http://makalah2107.blogspot.com/2016/07/makalah-al-makky-dan-al-
madany.html?m=1 (accessed Sep 3, 2021)

xviii

Anda mungkin juga menyukai