Dosen Pengampu :
Ahmad Hayyan Najikh, M.Kom.I.
Nama Kelompok :
1. Fitri Oktavia Qurrotun Aini(211103010003)
2. Risma Novia Rahmadani(211103010031)
3. Siti Aisyah K(211103010029)
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami sampaikan kehadirat ALLAH SWT, karena
dengan izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Ulumul
Quran” yang membahas tentang Al- Makky dan Al- Madany dengan sebaik
mungkin.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai sumber. Oleh karena itu, kami sangat ber-terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu kami.
Kami menyadari meskipun penulisan makalah ini telah kami upayakan
semaksimal mungkin, tentunya masih ada kekurangan dalam penulisan di
makalah ini, karena kami adlah manusia biasa dan tak luput dari kesalahan, maka
dari itu mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan bagi pembaca, dan
kami menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, dan semoga kami selaku
penulis mendapatkan ridho dari Allah swt.
penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
dalamnya ada sedikit ayat yang berstatus Madaniyah), dan surat al-Madaniyah
berisi ayat makkiah.
vi
tahun ke-63 dari tahun kelahirannya. Total, ayat-ayat yang tergolong Madaniyah
berjumlah 1.510 ayat yang tercakup dalam 28 surat.
Umumnya, surah Madaniyah memiliki ayat yang panjang-panjang. Selain
itu, biasanya surah Madaniyah diawali dengan kalimat “yaa ayyuhalladzina
aamanu” (wahai orang-orang yang beriman).
Adapun kandungan surah-surah Madaniyah lebih cenderung membahas
tentang orang-orang mukmin, kaum Muhajirin, dan kaum Anshar. Dan
perbedaan dari konteksnya, yaitu:
َقاُلْو ا َء ِاَذ ا ِم ْتَنا َو ُكَّنا ُتَر اًبا َّو ِع َظاًم ا َء ِاَّنا َلَم ْبُعْو ُثْو َن
vii
“Mereka berkata, ‘Apakah betul. Apabila kami telah mati dan kami telah menjadi
tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan
dibangkitkan?’ (makkiyah)
Taubah : 73
يَاُّيَه ا الَّنِبُّي َج اِه ِد اْلُك َّف َر َو اْلُم َنِفِقْيَن َو اْغ ُل ْظ َع َلْيِهْم َو ض َم ْأَو ُهْم َجَهَّنُم َو ِبْئَس
اْلَم ِص ْيُر
“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu,
dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu
adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (Madaniyyah)
viii
2. Pendapat yang menyatakan yang dimaksud makki adalah ayat atau surat
yang turun sebelum hijrah nabi Muhammad saw. Pendapat ini paling
mahsyur.
3. Pendapat terakhir menyatakan bahwa makki adalah ayat atau surat yang
di-khitab-kan pada penduduk Makkah, sedangkan madani di-Khitabkan
pada penduduk Madinah.
Tiga pengertian Makki dan Madani di atas sama persis dengan pengertian
versi al-Suyuti yang mengacu tiga pendapat seperti yang telah dijelaskan.
Perbedaannya hanya pada urutan penempatan, kalau al-Suyuti menempatkan
pendapat paling mahsyur di urutan pertama yang oleh al-Zarkasyi ditaruh urutan
ke-2 yakni yang dinamakan makki adalah ayat atau surat yang diturunkan sebelum
hijrah dan madani adalah ayat atau surat yang diturunkan setelah hijrah. Al-
Suyuti menambahkan bahwa ayat yang turun di luar masa itu yaitu baik di
makkah atau di madinah, pada masa Fath makkah, haji wada’, dan pada waktu
perjalanan dakwah, merujuk pada riwayat Utsman bin Sa’id al-Razi sampai pada
Yahya bin Salam mengatakan “ayat yang turun di Makkah dan ayat yang turun
di tengah perjalanan ke Madinah namun Nabi belum sampai ke kota Madinah,
maka termasuk ayat makki. Dan ayat yang turun di beberapa perjalanan Nabi
setelah beliau sampai di kota Madinah, maka ayat itu termasuk madani.” Dengan
demikian, bila mengacu riwayat tersebut, turunnya ayat pada saat perjalanan
hijrah Nabi dinamakan ayat makki.
Kategori yang dipakai dari pengertian makki dan madani yang paling
mahsyur seperti yang telah dikemukakan berdasarkan hitungan fase. Yakni fase
sebelum dan setelah hijrah.
Terkait perbedaan pendapat dari para ulama, bagaimana kita menyikapi
nya? Sebelumnya, kita melihat siapa yang mengalami silang pendapat, jika dia
adalah seorang penuntut ilmu, mampu meneliti dan membahas, maka dia juga
harus mengkaji dan membahas nya juga, jangan ikut-ikutan, dan dia kuatkan
sesuai dengan hasil kajian nya. Namun, akan tetapi, jika dia tidak sanggup, maka
dia lihat dari dua ulama tersebut, apa dalil nya dan lebih condong di salah satu,
maka ikutilah, tidak masalah. Kalau dia tidak bisa menentukan dari 2 hal tersebut,
ix
maka dia lihat siapa yang paling berilmu dari keduanya, dan diambil untuk agama
nya.
- Dzulqaiman Muhammad Sunusi
Kenapa ulama satu dengan ulama yang lain bisa berbeda pendapat?
Karena terkadang ada satu dalil, tetapi interpretasi dan ta’wil terhadap dalil itu ada
2. Jika kita tidak mengetahui, bisa jadi akan bersifat kontradiktif, padahal
sebenarnya untuk menonjolkan beragam pendapat dari masalah itu. Maka darri itu
ada yang dinamakan khilaf tanawwu dan khilaf tadho. Khilaf tanawwu yakni
yang menunjukkan ragam, dan khilaf tadho adalah khilaf yang menunjukkan
kontradiksi.
- Ust. Oemar Mita
Al-quran merupakan wahyu dari Allah SWT yang diberikan kepada Nabi
Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam untuk seluruh umat manusia di bumi ini
dengan fungsi al-quran sebagai petunjuk ke jalan yang lurus serta ke arah tujuan
yang terang, yaitu dengan menegakkan azas-azas kehidupan yang berdasarkan
pada keimanan kepada Allah SWT serta kepada risalah-risalah-Nya.
Kita sebagai umat islam tentunya tahu bahwa ayat-ayat Al-qur’an
diturunkan di dua tempat yang berbeda, yaitu di Mekkah (Al- Makkiyah) dan
Madinah (Al- Madaniyah). Lalu bagaimana kita bisa mengetahui manakah ayat
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT di Mekkah dan mana ayat Al-Qur’an
yang diturunkan di Madinah? Di dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh
Allah SWT baik itu di Mekkah dan di Madinah memiliki karakteristik yang
berbeda, baik dari segi makna maupun dari segi iramanya.
Berikut ini ada beberapa ciri-ciri ayat makiyah dan madaniyah yang
menandakan di manakah ayat Al-qur’an tersebut diturunkan :
Ayat Makiyah
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa ayat makkiyah
merupakan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT di kota
x
Mekkah, yaitu sebelum Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berhijrah ke
Madinah. Beberapa ayat tersebut di antaranya adalah Al- fatihah, Al- A’raf,
Yunus, Al- An’am, Ar- Rad, Yusuf, An- Nahl, Al- Isro, Al- Hajj, dan masih
banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an lainnya. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang
menandakan Al- Makiyyah, seperti:
1. Kata-kata atau kalimat yang dipergunakan
Ada beberapa hal yang terkait dengan kata-kata atau kalimat yang menjadi
ciri dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah (Al- Makkiyyah), di
antaranya :
Memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek,
Kata-kata yang dipergunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan
(bersajak / penuh dengan syair serta ungkapan perasaan)
Kalimat yang dipergunakan juga tergolong fasih dan baligh
Banyak qasam, tasybih, dan amtsal.
Gaya bahasa yang dipergunakan jarang sekali bersifat kongkrit
maupun realistis materialis
Di dalam setiap surat terdapat lafadz kalla dan ya ayyuhannass.
2. kandungan atau isi
Selain beberapa ciri di atas, kita juga bisa mengetahui ayat-ayat Al-
Makiyyah dengan melihat dan memperhatikan dari isi yang terkandung di dalam
surat atau ayat-ayat teresebut, seperti :
Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah berisikan tentang
ajakan untuk bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta
meninggalkan segala bentuk peribadatan kepada yang selain Allah
SWT.
Ayat-ayat Al- makiyyah juga mengisahkan tentang para nabi dan
kehidupan umat-umat terdahulu,
Pembuktian tentang risalah Allah SWT,
Kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan,
Kedatangan hari kiamat dan segala kengeriannya,
xi
Penjelasan tentang surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan
segala siksaannya.
Argumentasi yang ditujukan untuk orang-orang musrik yaitu dengan
mempergunakan bukti-bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.
Ayat Madaniyah
Ini merupakan wahyu dari Allah SWT kepada umatnya dalam bentuk ayat
atau surat-surat yang diturunkan oleh Allah SWT tepatnya ketika Rosulullah
Sholallahu Alaihi Wassalam telah berhijrah ke Madinah. Beberapa surat-surat
dalam Al-Qur’an yang tergolong sebagai Al- Madaniyyah di antaranya adalah QS.
Al- Baqarah, QS. An-Nisa’, QS. Ali Imron, QS. Al- Maidah, QS. At- Taubah, QS.
Al- Hujurat, dan beberapa surat lainnya. Adapun ciri-ciri dari ayat atau surat yang
tergolong Al- Madaniyyah di antaranya adalah :
1. Kata-kata atau kalimat yang dipergunakan
xii
Berisi tentang hukum dan perundang-undangan
xiii
Penyebutan tentang ahli kitab.
Sementara itu, ciri-ciri yang tampak dominan dari surah atau ayat
Madaniyah adalah berikut.
Ayat dan surahnya panjang-panjang.
Ungkapannya tenang, cenderung prosaic, yang ditujunya adalah akal
pikiran.
Banyak mengemukakan bukti dan argumentasi mengenai kebenaran-
kebenaran agama.
xiv
seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manusia. Periodesasi Makkiyah
dan Madaniyyah telah memberikaan contoh untuk itu.
3. Member informasi tentang sirah kenabian
Penahapan turunya wahyu adalah seiring dengan perjalanan dakwah nabi.
Baik di Mekkah dan di Madinah, mulai diturunkanya wahyu pertama sampai
ditirunkanya wahyu terakhir. Al-Qur’an adalah rujukan otentik bagi perjalanan
dakwah Nabi itu. Informasinya tidak bisa diragukan lagi.
4. Mengetahui nasikh dan mansukh
Contohnya adalah ketika seseorang dihadapkan dua ayat atau lebih yang
membahas persoalan yang sama sementara hukum yang ada dalam ayat-ayat
tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Mengetahui sejarah pensyari’atan dan proses penurunannya yang
berangsur-angsur. Dari sini akan dimengerti keagungan dan kemuliaan ajaran
islam dalam proses doktrinasi dan pendidikan kepad umat manusia baik secara
pribadi maupun kelompok. Metode inilah yang seharusnya dipakai untuk
membangun tatanan peradaban yang maju dan bersahaja.
Memperkuat keyakinan umat islam tentang otensitas dan orisinalitas Al-
Qur’an
Al-Qur’an benar-benar terjaga dari interferensi manusia dan tidak ada perubahan
sedikitpun di dalamnya. Sangat tidak masuk akal jika kemudian mereka
melakukan interferensi atau bahkan merombak isi Al-Qur’an.
xv
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Al-Makky dan al-Madany merupakan ilmu yang mempelajari tentang
pengklafikasian Al-Quran baik dari kategori tempat turunnya ayat/surat, khitab,
waktu maupun kriteria surat/ayat tersebut. Ciri-ciri Makkiyah misalnya surat-
surat/ayat-ayatnya pendek serta nada perkataannya keras tapi agak bersajak.
Sedangkan Madany surat-surat/ayat-ayatnya panjang-panjang dan berisikan
tentsng masalah-masalah ibadah , muamalah, hokum dan soal-soal
kemasyarakatan lainnya. Dan untuk pengertiannya, al-Makky berarti yang bersifat
Makkah atau yang berasal dari Makkah, sedangkan al-Madany berarti yang
bersifat Madinah atau yang berasal dari Madinah.
3.2 Saran
Telah kita ketahui pengertian, perbedaaan, perselisihan ulama,
karakteristik masing-masing, dan tujuan pembelajaran dari al-Makky dan al-
Madany, agar menjadi pribadi yang lebih baik dalam hal pembelajaran terutama
mengenai al-Quran dan isinya, yang menjadikan kita lebih faham serta tetap
menjaga kesopanan apabila menemukan berbagai pendapat yang berbeda, serta
selalu mencari tahu ilmu, yang termasuk mempelajari al-Quran.
3.3 Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini, apabila ada
kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan mohon
dimaklumi karena kami masih dalam proses pembelajaran.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Elya Diyanatu, Lutfiyah, Urgensi mengenai Al-Makky Wa al-Madany.
https://www.kompasiana.com/
elyadiyanatulutfiyah0354/60099dc6d541df2ca367f763/urgensi-mengenal-al-
makky-wa-al-madany (accessed Sep 1, 2021)
Ahmad Muntaha, AM, Tiga manfaat memahami ayat Makkiyah dan Madaniyyah
dalam ilmu Al-quran.
https://islam.nu.or.id/post/read/119114/tiga-manfaat-memahami-ayat-makkiyyah-
dan-madaniyyah-dalam-ilmu-al-quran (accessed Sep 1, 2021)
xvii
Griya, Alquram, Ini perbedaan surat Makkiyahh dan Madaniyah
https://griyaalquran.id/ini-perbedaan-surat-makkiyah-dan-madaniyah/ (accessed
Sep 1, 2021)
xviii