Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODE REJECTION
DAN
SIMULASI ANTREAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UAS Matakuliah


Teknik Simulasi

Disusun 0leh :
Nama : Maskuroh
Semester : Lima (V)
NIM : 13092123

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI PALAPA
MALANG
2015 / 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Teknik simulasi ini.
Dan juga saya berterima kasih pada Nur Qomariyah selaku Dosen mata kuliah Teknik
simulasi yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Teknik simulasi. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Kata pengantar........................................................................................................................ 1
Daftar isi ............................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7
1. Definisi metode rejection ................................................................................................. 8
2. Macam-macam metode rejection ..................................................................................... 9
3. Membangkitkan bilangan acak dengan metode rejection .............................................. 10
4. Pengertian syistem .......................................................................................................... 11
5. Konsep teori syistem ..................................................................................................... 12
6. Pengertian antrian ........................................................................................................... 13
7. Komponen system antrian .............................................................................................. 15
8. Komponen system antrian .............................................................................................. 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 16


A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
1.1 Latar Belakang Permasalahan
metode Rejection merupakan penarikan random number dari suatu distribusi yang bukan
uniform dari suatu fungsi densitas f(t) pada suatu interval tertentu yang tidak sama dengan
nol untuk f(t).
Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak sekali antrian yang dapat dijumpai dalam keseharian, menunggu bagi
sebagian besar orang adalah hal yang membosankan. Apalagi harus mengantri dalam
antrian yang panjang. Dalam kasus ini dapat di ambil contoh pada antrian teller pada
bank. Pada umumnya di bank, dapat melakukan transaksi-transaksi yang memudahkan
nasabah dalam melakukan pembayaran. Tidak hanya pembayaran yang dapat nasabah
lakukan di bank, di bank juga dapat melakukan transaksi-transaksi lainnya. Pada masa
sekarang bank adalah tempat tujuan banyak orang untuk melakukan Transaksi, dan jika
banyak orang melakukan transaksi di bank, dan bila pelanggan lebih besar dari pada
pelayanan maka akan menimbulkan suatu antrian. Apabila ketidaksesuaian antara pelanggan
dan pelayanan semakin besar maka terjadilah antrian yang panjang pada bank tersebut.
Bisa-bisa nasabah pun pergi karena panjangnya antrian yang terjadi. Untuk
menanggulangi itu semua bank harus meningkatkan pelayanannya, dengan bertambahnya
pelayanan maka dapat mengurangi sebuah antrian. Dan apabila pelayanan bertambah
maka bank pun mengeluarkan biaya tambahan, disisi lain bila tidak ada antrian hingga
tenaga kerja bagian fasilitas pelayanan (Teller) banyak yang menganggur maka akan
menyebabkan kerugian secara implist bagi perusahaan.
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam study kasus mengena metode
rejectioni dan proses system simulasi antrian ini adalah:
1. Definisi metode rejection
2. Macam-macam metode rejection
3. Membangkitkan Bilangan Acak dengan metode rejection
4. Definisi sistem
5. Konsep teori syistem
6. Definisi antrian
7. Komponen-komponen syistem antria
Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dari makalah ini adalah memberikan kritik dan gagasan untuk:
1. Mengetahui bilangan acak dalam metoderejection
2. Tujuan dari rejection menghindarkan diri konseling dari perbuatan yang merugikan
diri sendiri dan orang lain
3. Mendorong konseli agar konseli untuk melakukan tindakan yang lebih bijak dan baik
4. Membuat konseli agar lebih dewasa untuk mengambil keputusan
5. Membuka mata dan pikiran konseli atas tidakan yang akan di ambil
6. Menciptakan system antrian yang rapi, terjadwal, cepat, mudah dan memuaskan.
Manfaat:
1. Dapat memahami arti dari metode rejection
2. Dapat memahami arti dari sebuah syistem
3. Dapat memahami mengenai suatu proses antrian
4. Dapat mengaplikasikan proses teori antrian
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam study kasus metode rejection dan simulai antrian adalah:
Rejection adalah keterampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk melarang klien
melakukan rencana yang akan membahayakan atau merugikan dirinya atau orang lain.
Rejection dapat dilakukan oleh konselor secara tersamar maupun secara langsung.
1. Macam-macam metode Rejection
A. Penolakan langsung atau terang-terangan
Konselor memberikan batasan dalam sifat, keadaan segera atau darurat dan konselor
membatasi semua ucapan, tindakan dan pemikiran konseli yang kurang tepat.Contoh Konseli
: Bu saya sangat kesal dengan teman saya, dia memang baik terhadap saya tetapi dia sangat
selalu menyontek tugas saya, dia tidak pernah mengerjakan tugasnya sendiri dengan alasan
tidak sempat, tidak bisa dan banyak lagi alasannya. Mulai dari sekarang saya tidak mau lagi
mengenalnya, menyapanya, membantunya pokoknya saya tidak mau mengenalnya walaupun
kami satu kelas.
Konselor : Jangan, jangan lakukan perbuatan seperti itu karena itu dapat merusak
hubungan pertemanan kalian
A. Penolakan tidak langsung atau secara halus
1. Penolakan tidak langsung atau secara halus
Penolakan ini diberikan dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada konseli
agar memikirkan kembali rencana yang akan dilakukanya. Penolakan ini digunakan bila
ungkapan verbal dan non verbal konseli dianggap belum darurat. Contoh:
Konseli : Bu saya sangat kesal dengan teman saya, dia memang baik terhadap saya
tetapi dia sangat selalu menyontek tugas saya, dia tidak pernah mengerjakan tugasnya sendiri
dengan alasan tidak sempat, tidak bisa dan banyak lagi alasannya. Mulai dari sekarang saya
tidak mau lagi mengenalnya, menyapanya, membantunya pokoknya saya tidak mau
mengenalnya walaupun kami satu kelas.
Konselor : Coba kamu pikirkan lagi apa yang akan kamu lakukan itu, karena biar
bagaimanapun dia adalah teman kamu.
3. Tujuan Rejection
a.) Agar klien tidak melakukan rencana yang membahayakan dan merugikan diri sendiri dan
orang lain
b.) Agar klienmemikirkan kembali rencanya yang sudah diputuskan
c.) Agar klien tidak cepat mengambil keputusan yang salah serta membahayakan.
d.) Membuka wawasan konseli atas beberapa alternatif tindakan yang lebih menguntungkan.
e.) Mendorong konseli menempuh tindakan lain sebagai pengganti tindakannya yang
merugikan.
4. Waktu Pemberian Rejection
Rejection diberikan oleh konselor kepeda klien ketika klien akan melakukan rencana yang
akan membhayakan/merugikan diinya sendiri atau orang lain.
5. Modalita
A) Coba pikirkan lagi
B) Jangan. jangan Anda berbuat seperti itu
C) Saya tidak setuju dengan rencana Anda
B. Advice (Saran / Nasehat)
1.Pengertian
Advice adalah keterampilan / teknik yang digunakan konselor untuk memberikan nasehat
atau saran bagi klien agar dia dapat lebih jelas, pasti mengenai apa yang akan dikerjakan.
Pemberian nasehat sebaiknya di lakukan jika klien memintanya, walaupun demikian konselor
tetap harus mempertimbangkannya, apakah pantas untuk memberi nasehat atau tidak, sebab
dalam memberi nasehat tetap di jaga agar tujuan konseling yakni kemandirian klien harus
tetap tercapai.
2.Jenis-jenis Advice
1. Advice langsung
Advice langsung adalah saran atau nasehat yang diberikan langsung pada klien berupa fakta
jika klien sama sekali tidak mempunyai informasi tentang fakta atau hal yang ia hadapi.
Contoh:
Konseli : Bu saya ingin sekali mengikuti lomba karya ilmiah antar sekolah yang bisanya
setiap tahun diadakan. Tetapi saya belum mengetahui bagaimana prosedurnya, apakah ibu
mengetahui ?
Konselor : Jika mengenai hal itu ibu juga belum memiliki informasi lebih lanjut, mungkin
sebaiknya kamu bertanya ke bagian kesiswaan agar bisa mendapat informasi yang lebih
jelas.
2. Advice persuasif
Advice persuasif adalah saran atau nasehat yang diberikan konselor bilamana klien telah
mengemukakan alasan-alasan yang logis dan dapat diterima dari rencana yang akan
digunakan. Contoh:
Koseli : Bu saya merasa saya termasuk anak yang boros, yang suka membuang-
buang uang untuk hal-hal yang terkadang kurang penting, padahal tahun depan saya akan
mengikuti study tour yang diadakan oleh sekolah dan saya belum mulai menabung. Saya
ingin bisa menabung mulai dari sekarang agar saat study tour nanti saya tidak terlalu
membebani orang tua saya.
Konselor : Jadi berdasarkan apa yang kamu ceritakan tadi yaitu bahwa kamu ingin
mulai bisa menabung dari sekarang agar kamu dapat meringankan beban orang tua kamu saat
ada study tour nanti. Itu adalah sebuah rencana yang sangat baik sekali, jadi segera
laksanankan rencana itu.
3. Advice alternatif
Advice alternatif adalah nasehat atau saran yang diberikan konselor setelah klien mengetahui
kelebihan dan kelemahan setiap alternatif.
Contoh:
Konseli : Bu saya bingung karena saya ingin masuk ke perguruan tinggi swasta A karena di
sana terdapat jurusan yang saya senangi. Sedangkan orang tua saya ingin saya masuk
perguruan tinggi negeri B, karena menurut mereka lebih murah.
Konselor : Baik mari kita dikusikan bersama apa kelebihan dan kelemahan dari masing
masing perguruan tinggi swasta dan negeri tersebut, sehingga nanti dapat ditentukan pilihan
mana yang paling menguntungkan untuk kamu.
Konselor dan klien membahas keuntungan dan kerugian atau faktor-faktor pendukung dan
faktor-faktor penghambat setiap pilihan di atas sehingga akhirnya klien mengetahui
keuntungan dan kekurangan masing-masing pilihan tersebut.
Konselor : Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan setiap pilihan yang ada, maka
sebaiknya kamu memilih pilihan yng paling menguntungkan untuk kamu beserta seluruh
resikonya.
3.Tujuan Advice
a.) Agar klien lebih jelas dan lebih pasti mengenai apa yang akan dikerjakan. (advice
persuasif)
b.) Agar klien mengetahui fakta mengenai informasi yang sama sekali belum klien ketahui
(advice langsung)
c.) Agar klien mangetahui kelebihan dan kekurangan setiap alternatif pilihan (advice
alternatif)
4.Modalita
1. Advice Langsung
A. Sebaiknya anda
B.Seyogyanya
C.Semestinya
2. Advice Persuasif
A. Berdasarkan yang anda ceritakanmaka
B.Berdasarkan alasan Anda maka
CSesuai pernyataan anda maka
1.Alternative
A.Mari kita bicarakan bersama
B.Mari kita diskusikan bersama
Mebangkitkan bilangan acak dengan metode rejection:
A.Bangkitakn dua bilangan acak x dan y bila y1 f (x) = 2 exp [ - (x - )2 / 22 ] Dalam
hal ini anda tetapkan nilai m=0 dan 2 =1
Contoh Membangkitkan bilangan acak sebanyak 8 kali dengan a=2, b=7, m = 10 dan x(0)=2
x(1) = ( 2 (2) + 7 ) mod 10 = 1
x(2) = ( 2 (1) + 7 ) mod 10 = 9
x(3) = ( 2 (9) + 7 ) mod 10 = 5
x(4) = ( 2 (5) + 7 ) mod 10 = 7
x(5) = ( 2 (7) + 7 ) mod 10 = 1
x(6) = ( 2 (1) + 7 ) mod 10 = 9
x(7) = ( 2 (9) + 7 ) mod 10 = 5
x(8) = ( 2 (5) + 7 ) mod 10 = 7
Bilangan acak yang dibangkitkan adalah: 1 9 5 7 1 9 5 7 Terjadi pengulangan bilangan secara
periodik(4) misalnya:Bilangan Biner Contoh: bilangan biner terbesar 1 digit adalah 1
bilangan biner terbesar 2 digit adalah 11 atau 3 bilangan biner terbesar 3 digit adalah 111 atau
7 bilagan biner terbesar 32 digit adalah 111 atau 2k-1 Jika bilangan biner lebih dari 32 digit
maka komputer dikatakan overflow.
Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu
untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak pendapat tentang pengertian dan definisi sistem
yang dijelaskan oleh beberapa ahli
Komponen atau Karakteristik sistem adalah bagian yang membentuk sebuah sistem,
diantaranya:
A. Objek, merupakan bagian, elemen atau variabel. Ia dapat berupa benda fisik, abstrak
atau keduanya.
B. Atribut, merupakan penentu kualitas atau sifat kepemilikian sistem dan objeknya.
C. Hubungan internal, merupakan penghubungan diantara objek-objej yang terdapat
dalam sebuah sistem.
D. Lingkungan, merupakan tempat dimana sistem berada.
Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang menjadi motivasi yang
mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak terkendali. Tentu tujuan antara satu
sistem dengan sistem yang lain berbeda.
A. Masukan, adalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan
untuk diproses. Masukan tersebut dapat berupa hal-hal yang tampak fisik (bahan mentah)
atau yang tidak tampak (jasa)
B. Proses, adalah bagian yang melakukan perubahan dari masukan menjadi keluaran yang
berguna dan lebih bernilai (informasi) atau yang tidak berguna (limbah)
C. Keluaran, adalah hasil dari proses. Pada sistem informasi berupa informasi atau laporan,
dsb
D. Batas, adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem. Batas disini menentukan
konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Batas juga dapat diubah atau
dimodifikai sehingga dapat merubah perilaku sistem.
E. Mekanisme pengendalian dan umpan balik, digunakan untuk mengendalikan
masukan Antrian adalah suatu atau proses. Tujuannya untuk mengatur agar sistem
berjalan sesuai dengan tujuan.
Pengertian antrian :
Antrian adalah Suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari/garis tunggu dari
nasabah uang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanaan) pada
umumnya syistem antrian dapat diklasifikasiikan menjadi syistem yang berbeda-beda
dimana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas.
Konsep Teori Antrian
kejadian yang biasa dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk
mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir
supermarket, dan situasisituasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi
tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.
Dalam dunia nyata kita tidak suka menunggu, maka tak heran bila kita punya pendapat
bahwa menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan. Di bawah ini diberikan
contoh beberapa situasi dimana antrian sangat penting.
Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan
(kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa
segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas
pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian.
Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan
keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering
timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.
Pengurangan waktu menunggu umumnya membutuhkan investasi yang ekstra. Untuk
memutuskan ya atau tidak untuk investasi adalah penting mengetahui efek dari investasi
untuk waktu antrian. Maka kita memerlukan model dan tehnik untuk menganalisis situasi
seperti ini. Di dalam buku ini kita akan memerlukan beberapa model dasar teori antrian.
Perhatian ditekankan pada metode untuk menganalisis model ini, dan juga aplikasi dari
Antrian model. Area penting dari aplikasi model antrian adalah sistem produksi, transportasi
dan sistem persediaan barang, sistem komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian
model bermanfaat untuk perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas
dan kendali. Di dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian.
Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian jaringan. Merupakan
tehnik lanjutan untuk bilangan eksak, aproksimasi dan analisis numerik dari antrian model
akan menjadi pokok bahasan\ metode algoritma teori antrian.
Komponen-kompone Sistem Antrian:
1. Populasi dan cara kedatangan pelanggan datang ke dalam sistem
2. Sistem pelayanan
3. kondisi pelanggan saat keluar sistem

1.Populasi dan cara kedatangan pelanggan


a) Populasi
Populasi yang akan Dilayani (calling population) Setiap masalah antrian melibatkan
kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain lain. Unsur
ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa
dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan
variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variable acak adalah suatu variabel yang nilainya
bisa berapa saja sebagai hasil dari percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau
kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia
merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada
rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat
menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani.
Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas
(infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan
tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk
setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
b) Distribusi Kedatangan
Secara umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat kedatangan
unit per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan bisa teratur - tetap dalam satu
periode. Artinya kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan
berikutnya memiliki periode waktu yang sama. Kedatangan yang seperti ini biasanya hanya
ada di sistem produksi dimana antrian dikendalikan oleh mesin. Kedatangan yang teratur
sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi.
Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya
biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik.
Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/
pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak (random).Kedatangan yang sifatnya acak
(random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang
sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara
yaitu
A. Dengan cara menganalisa kedatangan per satuan waktu untuk melihat apakah
waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian mengikuti pola distribusi statistik tertentu.
Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian
dengan unit/ pelanggan berikutnya berdistribusi eksponensial.
B. Dengan cara menetapkan lama waktu (T) dan mencoba menentukan berapa
banyak unit/ pelanggan yang datang ke dalam sistem dalam kurun waktu T. Secara spesifik
biasanya diasumsikan bahwa jumlah kedatangan per satuan waktu mengikuti pola distribusi
Poisson.
Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi
secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu
tertentu, dimana n = 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata
yang konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli
matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 1840), menemukan sejumlah aplikasi
manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui central switching
system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan
dengan variabel acak yang terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst).
Selama 10 menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Sistem Pelayanan Antrian
Sistem Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris tunggu dan
ketersediaan fasilitas.
a) Garis antrian/ baris tunggu.
Faktor-faktor yang terkait dengan garis antrian meliputi panjang antrian, jumlah baris antrian
dan disiplin antrian.
A. Panjang Kapasitas Antrian
B. Dalam pengertian praktis, panjang kapasitas antrian dapat dikelompokkan menjadu
dua yakni 1) panjang kapasitas antrian yang potensial tak terbatas, misalnya panjang
antrian di jembatan penyeberangan, atau antrian membeli tiket bioskop. 2) panjang
kapasitas antrian yang terbatas baik karena ketentuan peraturan atau karena
keterbatasan karakteristik ruang fisik, misalnya tempat parkir.
C. Jumlah Antrian
Jumlah antrian dalam sistem antrian dikelompokkan menjadi dua yakni antrian
tunggal. Artinya hanya ada satu fasilitas layanan untuk melayani antrian. 2) Antrian
berganda/ multi. Artinya ada beberapa fasilitas layanan di depan baris antrian.
D. Disiplin antrian
Disiplin antrian dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive.
Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani
seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum
selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive
menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru
kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come
first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani
terlebih dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu
prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan
melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang
(dengan keranjang) di super market disediakan counter tersendiri.

Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri.
Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
A. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang
(sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket
bioskop.
B. LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba
terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai
yang sama.
C. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara
random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
D. Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai
prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu
tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa
hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan
orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
E. Struktur Antrian
F. Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda, akan digunakan
suatu notasi yang disebut Kendalls Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena
beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk
mengidentifikasi tidak hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang
harus dipenuhi. Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian
menggunakan notasi ini.
Bentuk Model Umum : 1/2/3/4
1 = Tingkat kedatangan
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem
antrian
1. Single Channel Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu
fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.

2. Single Channel Multi Phase


Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3. Multi Channel Single Phase
Sistem Multi Channel Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah
antrian pada teller sebuah bank

4. Multi Channel Multi Phase


Sistem Multi Channel Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di
universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa,
penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem sistem ini mempunyai beberapa fasilitas
pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).

Perilaku Biaya Antrian


Ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya
karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain
berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan
berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan
dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya
karena menambah fasilitas layanan.

Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif


Berikut ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum
memutuskan menambah fasilitas:
Menentukan waktu tunggu yang masih dapat diterima oleh pelanggan. Susun tujuan
operasional didasarkan pada apa yang dapat diterima oleh pelanggan
Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan
TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada
kenyataan bahwa mereka menunggu lama.
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Metode rejection adalah sebuah bilangan acak yang dapat membantu untuk menyelsaikan
masalah-masalah yang dapat dijadikan dasar improvment
2. Antrian dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Konsumen dapat menilai kualitas
pelayanan darin kinerja sistem antrian tersebut.Konsumen akan mersakan puas apabila
harapan-harapan mereka akan dipenuhi
3.Mengusahakan jasa pelayanan yang bermutu tinggi untuk memenuhi kelancaran keamanan
dan kenyamanan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyo & Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling. Semarang : Jurusan
Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang.
Winkel,W.S & M.M.Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
www.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai