Anda di halaman 1dari 32

PRESENTASI

TUGAS KELOMPOK 3
MATA KULIAH
MANAGEMEN BK
Pembahasan Materi ke 4 Pola BK 17Plus

Pola BK Komprehensif

Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Personil Sekolah


Nama-nama Anggota Kelompok 3

Yohana Avelina Fahreza Maulani


202201501640 202201501682

GABY RIZKI OCTAVIANI Lulu Lubna


202201501745 202201501690
01
Pola BK 17 Plus
Sejarah Pola BK 17 Plus
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) memperoleh
perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal ini memberi warna tersendiri bagi arah bidang,
jenis layanan dan kegiatan pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah. Pada Abad
ke-21, BK Pola 17 itu berkembang menjadi BK Pola-17 Plus. Sebelun lahirnya Pola 17 Plus,
pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah diselenggarakan dengan pola yang tidak jelas,
ketidakjelasan pola yang harus diterapkan berdampak pada buruknya citra bimbingan dan
konseling, sehingga melahirkan miskonsepsi terhadap pelaksanaan BK, munculnya persepsi negatif
terhadap pelaksanaan BK, berbagai kritikan muncul sebagai wujud kekecewaan atas kinerja Guru
Pembimbing sehingga terjadi kesalah pahaman, persepsi negatif dan miskonsepsi berlarut. Kesan
yang tertangkap di masyarakat terutamaorang tua murid Bimbingan Penyuluhan tugasnya
menyelesaikan anak yang bermasalah.Sehingga ketika orang tua dipanggil ke sekolah apalagi yang
memanggil Guru Pembimbing,orang tua menjadi malu, dan dari rumah sudah berpikir ada apa
dengan anaknya, bermasalah atau mempunyai masalah apakah. Dari segi pengawasan, juga belum
jelas arah dan pelaksanaan pengawasannya. Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah
progam bimbingan dan konseling/ pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, 6 bidang
bimbingan, 9 layanan, dan 6 layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku.
Bidang Bimbingan Konseling
1. Bidang Pengembangan Pribadi
Dalam Bidang Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi yang sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya.

2. Bidang Pengembangan Sosial


Bidang sosial, merupakan bidang pelaksanaan layanan bimbingan dan konselingyang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan dalam hal hubungan sosial yang
sehat dan efektif baik itu dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan lingkungan sosial yang lebih luas.

3. Bidang Pengembangan Belajar


Bidang belajar bimbingan dan konseling merupakan pelaksanaan layanan yang membantu peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan
belajar secara mandiri.
Bidang Bimbingan Konseling
4. Bidang Pengembangan Karir
Bidang karier bimbingan dan konseling, yaitu bidang pelaksanaan layanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan dalam kaitannya dengan
kehidupan karir.

5. Bidang Keluarga Bimbingan Konseling


Bidang keluarga bimbingan dan konseling adalah pelaksanaan layanan yang diberikan kepada individu
khusus dalam memahami peran yang tepat dalam kehidupan keluarga sehingga mampu menciptakan
keharmonisan dalam kehidupan keluarga, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma-norma
keluarga, serta berperan aktif dalam menciptakan keluarga yang bahagia.

6. Bidang Keberagamaan Bimbingan dan Konseling


Dalam kehidupan beragama, tugas setiap individu tidak hanya sekedar menampilkan nuansa spiritual dan/
atau ritual keagamaan dalam kehidupan, melainkan hal yang sepenuhnya mendasari aktivitas individu dalam
semua bidang dalam kehidupan beragama.
.
Layanan Bimbingan Konseling
1. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau
seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.

2. Layanan Informasi
Secara umum, bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-
individu yang berkepentingan tentang berbagai hal,atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana
yang dikehendaki.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Layanan ini berfungsi supaya para siswa bisa mendapatkan penempatan juga penyaluran dalam kelas,
kelompok belajar, program latihan, program studi, magang, kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat, potensi,
minat, juga kondisi pribadi.
Layanan Bimbingan Konseling

4. Layanan Bimbingan Belajar


Layanan bimbingan dan konseling di sekolah juga membantu supaya siswa bisa mengembangkan sikap dan
punya kebiasaan belajar baik. Sehingga, siswa bisa menguasai materi belajar maupun penguasan kompetensi
cocok sesuai kemampuan dan kecepatan diri dalam berbagai aspek tujuan maupun kegiatan belajar lainnya.

5. Layanan Konseling Perorangan


Konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor
dan klien untuk membicarakan dan mencari solusi masalah agar perkembangan siswa lebih baik. Tujuan
layanan konseling perorangan yaitu siswa bisa menyelesaikan masalah dan berfungsi sebagai pengentasan
ataupun advokasi.

6. Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan Bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu untuk mendapatkan bahan
dan penjelasan tentang pokok bahasan.
Layanan Bimbingan Konseling
7. Layanan Konseling kelompok
Layanan konseling ini adalah layanan yang membantu para siswa termasuk anggota kelompok supaya
mendapatkan peluang pembahasan dan juga pengentasan berbagai masalah pribadi dalam dinamika
kelompok.

8. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi yaitu layanan dimana para siswa bisa memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan
berbagai cara yang perlu dilakukan supaya bisa menangani masalah atau kondisinya. Konsultasi pada
program BK yaitu proses dalam bimbingan teknis bagi konselor, orang tua, konselor dan administrator
supaya bisa melakukan identifikasi dan juga perbaikan masalah.

9. Layanan Mediasi
Bagian terakhir tentang layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu berupa layanan mediasi.
Tujuannya adalah supaya siswa bisa menyelesaikan masalah, perselisihan, serta perbaikan hubungan antar
siswa. Mediator dalam layanan tersebut yaitu konselor.
Layanan Bimbingan Konseling
7. Layanan Konseling kelompok
Layanan konseling ini adalah layanan yang membantu para siswa termasuk anggota kelompok supaya
mendapatkan peluang pembahasan dan juga pengentasan berbagai masalah pribadi dalam dinamika
kelompok.

8. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi yaitu layanan dimana para siswa bisa memperoleh pemahaman, pengetahuan, dan
berbagai cara yang perlu dilakukan supaya bisa menangani masalah atau kondisinya. Konsultasi pada
program BK yaitu proses dalam bimbingan teknis bagi konselor, orang tua, konselor dan administrator
supaya bisa melakukan identifikasi dan juga perbaikan masalah.

9. Layanan Mediasi
Bagian terakhir tentang layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu berupa layanan mediasi.
Tujuannya adalah supaya siswa bisa menyelesaikan masalah, perselisihan, serta perbaikan hubungan antar
siswa. Mediator dalam layanan tersebut yaitu konselor.
Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi dalam Bimbingan dan Konseling
Aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling (BK) yang
dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang siswa, lingkungan siswa, serta lingkungan
yang lebih luas. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik dalam bentuk tes
maupun non-tes.

2. Himpunan Data dalam Bimbingan dan Konseling


Data tentang siswa sangat diperlukan dalam penyelenggaraan BK. Data yang sudah dikumpulkan baik
melalui tes maupun non-tes perlu disimpan di dalam himpunan data atau dikenal dengan cumulative record.
Ada beberapa jenis data yang perlu dikumpulkan oleh guru pembimbing, dari siswa seperti yang
dikemukakan oleh Prayitno (2004: 320), yaitu:

1.Identitas Pribadi
2.Latar belakang keluarga
3.Kemampuan mental,bakat,kepribadian
4.Hasil tes diagnostika
5.Data Kesehatan
6.Pengalaman ekstrakulikuler
7.Minat dan cita-cita pendidikan
8.Prestasi khusus yang pernah diperoleh
Kegiatan Pendukung
3. Kunjungan Rumah dalam Bimbingan dan Konseling
Kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untuk memperoleh data keterangan serta
kemudahan bagi terentasnya masalah siswa melalui kunjungan ke rumah siswa. Kegiatan kunjungan rumah,
memiliki tiga tujuan utama yaitu:
1. Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang bersangkut paut dengan
keadaan rumah atau orang tua
2. Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
Membangun komitmen orang tua terhadap permasalahan anaknya.

4. Konferensi kasus dalam Bimbingan Konseling


Konferensi kasus adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untuk membahas permasalahan yang
dialami siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan, dan kemudahan bagi terentaskannya permasalahan siswa. Pertemuan
dalam konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Adapun tujuan dilaksanakannya konferensi kasus,
yaitu:
1. Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam, dan menyeluruh tentang permasalahan siswa.
2. Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi lebih mudah dan tuntas.
3. Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif
dan efisien
Kegiatan Pendukung

5. Tampilan Kepustakaan dalam Bimbingan dan Konseling


Kegiatan Pendukung Tampilan Kepustakaan (PTK) merupakan “plus” dari “BK Pola 17”. Tampilan
kepustakaan ini dimaksudkan membantu permasalahan klien dengan cara memanfaatkan permasalahan klien
dengan cara memanfaatkan pustaka, karena pustaka merupakan gudang ilmu yang terekam melalui buku,
majalah, koran, tabloid, film, dsb.

6. Alih Tangan Kasus dalam Bimbingan dan Konseling


Alih tangan kasus dapat diartikan sebagai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang bertujuan
untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien
atau konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lain.
02
POLA BK KOMPREHENSIF
BK Model
Komprehensif

Prinsip-Prinsp BK
Komprehensif
Pelayanan BK
Model
Komprehensif
Makna BK
Komprehensif

Komponen Dasar
BK Komprehensif
Bimbingan Konseling Model Komprehensif
Istilah bimbingan berasal dari kata guidance, menurut Chaplin (2011) bimbingan atau petunjuk,
yakni prosedur yang digunakan dalam memberi bantuan pada seorang individu untuk memenuhi
kepuasan maksimum dalam karir pendidikandan kejuruan. Bimbingan ini mencakup wawancara, tes,
studi informasi latar belakang klien untuk sampai pada perencanaan sitematis dari tujuan-tujuan
pendidikan atau pengajaran kejuruan. Mortensen and Schmuller (2017) mengemukakan, “Guidance
may be defined as that part of the total educational program that helps provide the personal
opportunities and specialized staff services by which each individual can develop to the fullest of his
abilities and capacities in term of the democratic idea”

Menurut para ahli, konseling pun memiliki sedikit perbedaan, antara ahli yang satu dengan ahli
lainnya, hal ini disebabkan pandangan, aliran atau teori yang dijadikan pijakan dalam
merumuskannya berbeda. Dalam Kamus Lengkap Psikologi, counseling (penyuluhan) adalah suatu
nama yang luas pengertiannya untuk beraneka ragam prosedur guna menolong banyak orang agar
mampu menyesuaikan diri; seperti memberi nasihat, diskusi terapeutis, pengadministrasian dan
penafsiran tes, bantuan vokasional atau kejuruan.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Komprehensif
1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa
2. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan pada pembelajaran siswa.
3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bekerja sama dalam program bimbingan dan konseling
komprehensif.
4. Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan dan
konseling komprehensif.
5. Program bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri dan
pengayaan diri (self-enhancement).
6. Bimbingan dan konseling komprehensif memfokuskan kepada proses mendorong perkembangan
(encouragment).
7. Bimbingan dan konseling komprehensif lebih berorientasi pada pengembangan yang terarah daripada
tujuan yang definitif.
8. Bimbingan dan konseling komprehensif berorientasi tim dan menuntut pelayanan dari konselor yang
profesional.
9. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan identifikasi awal dan kebutuhan khusus siswa.
10. Bimbingan dan konseling komprehensif peduli dengan psikologi terapan.
11. Bimbingan dan konseling komprehensif memiliki kerangka dasar dari psikologi anak, psikologi
perkembangan dan teori-teori belajar.
12. Bimbingan dan konseling komprehensif bersifat lentur (fleksibel) dan mengikuti aturan (sekuensial).
Makna Bimbingan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang oleh konselor untuk
membantu klien dalam upaya untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Karena perkembangan
siswa bersifat fluktatif, maka untuk membantu kondisi seperti itu perlu diberikan layanan bimbingan
konseling yang komprehensif. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan upaya untuk memberikan
bantuan secara utuh yang melibatkan konselor, pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi,
orang tua dan masyarakat. Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan untuk semua peserta didik,
artinya bahwa semua peserta didik hukumannya wajib menerima layanan bimbingan dan konseling, sehingga
persepsi bahwa fokus bimbingan dan konseling hanyalah pada siswa yang bermasalah saja akan hilang.
Oleh karena itu, bimbingan dan konseling komprehensif perlu memperhatikan ruang lingkup yang
menyeluruh, dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan dan tujuannya pengembangan potensi
peserta didik.).
Komponen Program Bimbingan Konseling Komprehensif
1. Layanan Dasar

Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta
didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku
jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam
pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap
muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi
komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan
pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan.
Komponen Program Bimbingan Konseling Komprehensif

2. Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang


menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera,
sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis,
konsultasi dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam
bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsive Strategi implementasinya
Komponen Program Bimbingan Konseling Komprehensif

3. Perencanaan Individual

Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan
dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman
akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta
didik secara mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen dan
penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki
peserta didik amat diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil
keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal,
termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik.
03
Tugas Pokok &Tanggung Jawab
Personil Sekolah
A. Personil Sekolah
Bimbingan dan konseling disekolah merupakan suatu kegiatan bersama.
Semua personil sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru
pembimbing, guru mata pelajaran dan wali kelas) mempunyai peranan
masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling.
Dalam hal ini, guru pembimbing berperan sebagai koordinator dan
pelaksana utama, keberhasilan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan
konseling di sekolah, juga akan ditentukan oleh sejauhmana peran aktif
dan keterlibatan dari berbagai pihak yang terkait dengan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya peran aktif dan
keterlibatan adalah:
Kepala Sekolah
Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di sekolah
memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab
kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :

1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga


pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang
terpadu, harmonis, dan dinamis.

2. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan


bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

3. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,


penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.

4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

5. Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan


profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.

6. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang


dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
Wakil Kepala Sekolah
Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah
dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah dalam hal:

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua


personil sekolah
2. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah sekolah terutama dalam pelaksanaan
layanan bimbungan dan konseling
3. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala
sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.
Guru Mata Pelajaran / Guru Praktek
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan
guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan
dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa


2. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing.
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing, yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing
memerlukan pelayanan pengajar atau latihan khusus (seperti pengajaran atau latihan perbaikan,
program pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan
dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali
Kelas berperan

1. Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang


menjadi tanggung jawabnya.
2. Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas
yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau
kegiatan bimbingan dan konseling.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti
konferensi kasus.
5. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing.
Guru BK
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas sebagai
berikut:

1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.


2. Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program satuan
layanan dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk satuan-satuan waktu tertentu,
program-program tersebut dikemas dalam program mingguan, bulanan, semesteran
dan tahunan.
3. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
4. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
5. Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
6. Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
7. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
8. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
yang dilaksanakannya.
9. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling serta
Kepala Sekolah.
Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai berikut:

1. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik merasa aman,


dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat
penghargaan dan perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, dan dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
2. Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri, kecakapan-kecakapan, sikap,
minat, dan pembawaanya.
3. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Tingkah laku
peserta didik yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya dapat merugikan
dirinya sendiri maupun teman-temannya.
4. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Guru dapat memberikan fasilitas waktu, alat atau tempat bagi
peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya.
5. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan, dan
minatnya. Berhubung guru relatif lama bergaul dengan peserta didik, maka
kesempatan tersebut dapat dimanfaatkannya untuk memahami potensi peserta didik.
Guru dapat menunjukkan arah minat yang cocok dengan bakat dan kemampuannya.
Melalui penyajian materi pelajaran, usaha bimbingan tersebut dapat dilaksanakan.
Silahkan waktu dan kesempatan untuk bertanya
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai