Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MATA KULIAH KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

NAMA : NURFADILLAH

NIM : F021211035

KELAS : KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

JURUSAN : SASTRA DAERAH BUGIS-MAKASSAR

TUGAS : Membuat laporan bacaan dari buku “JALUR REMPAH” oleh Djoko
Marihandono!

Jalur Rempah

Rempah merupakan berbagai jenis tanaman yang dapat digunakan untuk bumbu masakan
dan bahan obat-obatan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Produk ini dihasilkan oleh
berbagai daerah di kepulauan Indonesia. Banten, Sumatera bagian selatan, dan Aceh
menghasilkan lada dan merica. Pulau Banda menghasilkan pala. Sementara itu cengkeh
dihasilkan terutama oleh Ambon dan Ternate. Kayu manis dan kayu cendana dihasilkan oleh
kepulauan Nusa Tenggara.

Rempah merupakan komoditi yang sudah diperdagangkan jauh sebelum abad masehi.
Masyarakat pada pusat-pusat kebudayaan kuno seperti Mesir, India, Yunani, dan Romawi
sudah memanfaatkan rempah-rempah untuk berbagai kepentingan baik untuk bumbu masak,
pengawetan mumi, kesehatan, dan untuk mengatasi wabah penyakit. Di dunia Barat, rempah-
rempah dipandang bukan hanya sekedar komoditi dagang, tetapi karena kemahalan dan
kelangkaannya serta khasiatnya, rempah-rempah menjadi barang yang legendaris yang
mendorong berbagai pihak untuk menguasainya. Pada awalnya, supply komoditi rempah-
rempah dipasok oleh India dan Sri langka.

Rempah dari kepulauan Nusantara diperkirakan baru memasuki pasar global seiring
dengan perkembangan rute perdagangan laut antara India dan Cina pada awal abad Masehi.
Rempah Nusantara lebih lengkap, berkualitas, dan murah sehingga merajai komoditi dagang
dalam perniagaan melalui laut antara Eropa dan Cina. Sangat beralasan untuk menyebut jalur
perniagaan antara Eropa dan Cina yang melewati lautan disebut sebagai jalur rempah, bukan
jalur sutera. Dalam konteks itu, kedudukan sutera sebetulnya hanya merupakan salah satu alat
tukar untuk memperoleh komoditi rempah. Apa yang menjadi komoditi utama dalam jalur
perdagangan maritim tersebut adalah rempah yang sebagian besar dihasilkan oleh Nusantara.

Ada banyak wilayah di nusantara yang berperang penting dalam dunia perdagangan
rempah, salah satunya yaitu Maluku. Maluku dan pulau-pulau di sekitarnya menjadi incaran
para pemburu rempah. Kedua bangsa itu berusaha untuk menegakkan hegemoni di pulau-pulau
penghasil rempah dunia. Persaingan antar kedua bangsa ini beru selesai pada abad XIX tatkala
Raja Karel V dari Spanyol dan raja Portugal melakukan kesepakatan yang memutuskan bahwa
Bangsa Portugislah yang diizinkan untuk memonopoli rempah di kepulauan Maluku. Maluku
untuk selamanya diserahkan kepada Portugal, sehingga semua perseteruan mereka di wilayah
itu dianggap berakhir.

Dinamika ekonomi, budaya dan politik di Eropa telah mendorong terjadinya penjelajahan
samudra untuk dapat mengakses secara langsung produsen rempah-rempah di dunia Timur
sehingga lahirlah imperialisme dan kolonialisme bangsa-bangsa Barat di Asia. Imperialisme
dan kolonialisme Barat telah mengondisikan terjadinya perubahan radikal. Gelombang
imperialisme dengan segala persepsi, ekspektasi dan demand telah mengubah secara radikal
peta kekuatan maritim di kepulauan Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai