UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2010
BAB I
2
Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai
ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau
bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun bila faktor penanaman dan
pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan
menjadi rendah.2
2
http://teknisbudidaya.blogspot.com/2008/07/leaflet-budidaya-tanaman-cengkeh.html, 20 April
2010, pukul 19:50 WIB
3
http://rumahkeboncengkeh.wordpress.com/2009/05/22/sejarah-cengkeh-bagian-1-cengkeh-
rempah-rempah-purbakala/, 20 April 2010, pukul 19:52 WIB
4
Ibid.
5
http://rumahkeboncengkeh.wordpress.com/2009/04/07/mengenai-cengkeh-1/, 20 April 2010,
pukul 19:58 WIB
3
Cengkeh merupakan komoditas mewah pada abad 16 dan 17, sehingga
harga cengkeh sangat mahal. Harga yang mahal menyebabkan terjadinya upaya
monopoli untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal dalam perdagangan
cengkeh. Hal ini dilakukan oleh, Sultan Ternate sehingga dapat membiayai
armada militernya yang begitu besar. Para pedagang Islam (Arab, Yaman, Cina,
dll) mendapat keuntungan yang besar, selain itu bangsa Eropa seperti Portugis,
Spanyol, Inggris, dan Belanda berperang untuk mendapatkan monopoli
perdagangan cengkeh
4
BAB II
Portugis tidak begitu disukai oleh penduduk setempat, hal ini desbabkan
oleh beberapa faktor diantaranya tujuan 3G yaitu menyebarkan agama Kristen
(Katolik). Awalnya kedatangan mereka di sambut baik, mereka kembali ke
6
Kartodirdjo.Sartono, Pengantar sejarah Indonesia Baru,1500-1900.Dari Emporium sampai
Imperium, 1990, hal. 176
5
Portugis dengan kapal yang penuh berisi rempah-rempah dan keuntungan yang
besar, cukup menggiurkan untuk mereka selalu datang ke Maluku, tetapi perangai
mereka buruk sekali. Mereka bersikap kasar, serakah, pemaksa dan bahkan
perusak moral dan norma. Akhirnya mereka diperangi oleh orang-orang Maluku,
para pedagang Islam, dan amat dibenci oleh orang Melayu. Mereka menerima
tawaran bantuan dari manapun untuk bisa menghancurkan Portugis. Dalam hal ini
Spanyol, Inggris, dan Belanda masuk dan menawarkan kerja sama.7
Pada tahun 1607 VOC juga telah membuat perjanjian dengan Ternate yang
secara formal memegang hegemoni di Seram Barat, termasuk Luhu, Kambelo,
Lusidi, Hitu, dan Maluku Selatan pada umunya. Dalam kontrak itu VOC berhasil
memperoleh monopoli dalam perdagangan cengkeh.8
7
Ibid., hal. 176
8
Ibid., hal. 176
9
Ibid., hal. 182
6
Pembunuhan Admiral Verhoeff dengan pengikutnya pada tahun1608 di
Banda mengundang ekspedisi untuk menghukum dan mengganti pulau itu dengan
penduduk lain. J.P Coen pada Februari 1621 memimpin ekspedisi ke Lontar. Coen
menolak berdamai dan menyerang Lontar dengan seluruh kekuatannya. Walau
Portugis membantu persenjataan meriam ke Lontar, namun Coen berhasil
mendirikan kastil Victoria dan menguasai Lontar. Perlawanan makin meluas ke
daerah lain yaitu Pulau Run dan Seram. Rakyat Hitu juga melakukan perlawanan
ke VOC. Namun perlawanan dapat dir edam oleh VOC sehingga rakyat Hitu
dipaksa menyerah pada tahun dan mengakui kekuatan VOC 1637.
7
sampai Ternate dan Tidore kehilangan kekuasaan atas pulau-pulau dan dengan
demikian kekuatan Armada mereka tidak lagi berfungsi.12
12
Ibid., hal. 142
8
KESIMPULAN
9
dijual kepada pedagang Islam. Proses ini terus berlanjut hingga tahun 1655 ketika
Ternate dan Tidore tidak lagi mengusai pulau-pulau lain dengan demikian
kekuatan Armada mereka tidak lagi berfungsi.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://teknisbudidaya.blogspot.com/2008/07/leaflet-budidaya-tanaman-
cengkeh.html. 20 April 2010, pukul 19:50 WIB
http://rumahkeboncengkeh.wordpress.com/2009/05/22/sejarah-cengkeh-bagian-1-
cengkeh-rempah-rempah-purbakala/. 20 April 2010, pukul 19:58 WIB
11