Islam adalah : Mengutamakan sosial ekonomi. Mempersatukan pedagangpedagang batik. Mempertinggi derajat bumiputra. Memajukan agama dan sekolahsekolah Islam
Sarekat Islam awal mulanya bernama
Sarekat Dadang Islam (SDI) yang dipelopori oleh Haji Samanhudi pada tahun 1911, karna muncul usaha dari para pengusaha di surakarta untuk mengadakan persatuan untuk melawan taktik dagang para pedagang cina.
Maksud utama pendirian SDI adalah
untuk memperkuat usaha dalam menghadapi para pedagang cina yang menjadi agen dari bahan-bahan batik. Demikianlah berdirinya perkumpulan dagang itu jelas berdasarkan pertimbangan ekonomi, oleh karena para pengusaha batik indonesia itu pada umumnya memeluk agama islam, maka serekat dagang itu juga disebut sarekat dagang islam.
Tokoh-tokoh pendiri SI
Haji Samanhudi = Pendiri awal SDI yang berubah
menjadi SI Umar Said Tjokroaminoto = seorang pelajar yang bekerja pada perusahaan dagang surabaya, yang mengubah SDI menjadi SI Agus Salim, Abdul Muis Haji Gunawan Wondoamiseno Sosrokardono Alimin Prawirodiredjo Soerjopranoto dan Semaun
SDI harus menyusun anggaran dasarnya untuk di sahkan oleh
pemerintah kolonial, untuk menyusun anggaran, haji samanhudi merasa tidak mampu. Oleh karena itu, ia mencari bantuan kepada seorang pelajar indonesia yang bekerja pada perusahaan dagang di surabaya. Pelajar itu bernama Umar Said Tjokroaminoto. Selama bertukar fikiran maka timbullah gagasan pada Umar Said Tjokroaminoto untuk mengubah SDI menjadi Sarekat Islam (SI), atas pertimbangan bahwa perkumpulan itu tidak hanya terbatas sampai pada para pedagang saja, tetapi mempunyai dasar yang lebih luas, sehingga orang islam yang bukan pedagangpun bisa masuk menjadi anggota.
tiga prinsip dasar, yaitu :
Asas agama Islam sebagai dasar perjuangan organisasi. Asas kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi. Asas sosial ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang umumnya berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan.
Gagasan Umar Said Tjokroa minoto
itu diterima baik oleh Haji Samanhudi, maka pada tanggal 10 september 1912 berita tentang berdirinya SI disampaikan kepada notaris untuk selanjutnya disahkan sebagai badan hukum oleh pemerintah.
Setelah SI di akui sebagai badan hukum, maka
pada bulan juni 1916 mengadakan kongresnya yang pertama di bandung. Pada kongres SI pertama itu mendapat kunjungan luar biasa dari SI lokal yang jumlahnya sudah mencapai 80 dan mempunyai anggota kurang lebih 360.000, hal ini merupakan bukti bahwa perkembangan SI begitu pesat. Pada kongresnya yang kedua di jakarta tahun 1917, SI menyinggung soal VOLKSRAAD atau dewan perwakilan rakyat yang sedang dalam taraf pembentukan.
SI dalam sarekat sekerja
Pada kongres SI kedua tahun 1917 telah terdengar adanya aliran kiri dalam tubuh SI. Aliran kiri itu disuarakan oleh Semaun selaku ketua SI di semarang. Dalam kongres itu, Semaun mulai menyerang pemerintah secara pedas, namun SI tetap berpedoman pada perjuangan perlementer, dengan tegas Semaun menyebut alirannya Revolusioner Sosialistis. Sebenarnya Semaun adalah anggota ISDV, bahkan salah seorang pendirinya yang mencantumkan Perjuangan Melawan Penjajahan Kapital Yang Jahat pada kongres SI yang kedua.
Lanjutan...
Pada kongres SI yang ketiga tanggal 29 september
sampai dengan 6 oktober 1918 di surabaya,pengaruh aliran revolusioner sosialistis semakin kentara. Dalam kongres itu di tandaskan perjuangan rakyat di tanah jajahan hindia tidak hanya berupa pertentangan antara kaum
penjajah dan kaum terjajah saja, tetapi juga
pertentangan antara kaum kapitalis dengan kaum buruh paham sosialisme yang ditawarkan oleh
Semaun itu diterima pada kongres SI yang ketiga.
Nasionalisme yang di anut SI adalah Nasionalisme lunak
karena SI mengambil sikap kooperatifterhadap pemerintah. Sesudah timbul perpecahan dalam SI akibat keluarnya golongan Revolusioner Sosialistis yang dipimpin Semaun dan bergabung dalam PKI, maka SI menjadi lumpuh. Guna memulihkan kekuatan SI, Haji Agus Salim melancarkan gerakan pan islamisme, hal ini bertujuan untuk menghimpun kekuatan islam yang ada di indonesia, maka di adakanlah kongres Al-Islam yang pertama di cirebon, dibawah pimpinan Tjokroaminoto dan Agus salim yang membahas tentang cabang dan perbedaan. Kongres yang hkedua diadakan di Garut tahun 1922 bersama dengan pengurus besar muhammadiyah, kongres ini membahas tentang fungsi agama, ilmu pengetahuan dan hubungan islam dengan sosialisme.
Penggabungan dalam PPPKI
Atas inisiatif SOEKARNO sebagai
ketua pertai nasional indonesia (PNI) pada tanggal 17 Desember 1927 didirikan permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI), oleh karena itu SI telah menandaskan tujuannya yakni kemerdekaan nasional.
Partai Sarekat Islam adalah gerakan
nasional, dan nama SI belum dianggap belum cukup mencerminkan gagasan kenasionalan atau keindonesiaan. Maka diusulkan oleh Sukiman, agar partai Sarekat Islam dilengkapi dengan kata indonesia untuk mencerminkan gagasan kenasionalan.
Organisasi-Organisasi lain selain SI
Muhammadiyah
Organisasi ini berdiri di Yogyakarta, 18 Nopember
1912. Didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan (1868-1923) berasal dari elite Agama kesultanan Yogyakarta. Muhammadiyah mencurahkan kegiatannya pada pada usahausaha pendidikan dan kesejahteraaan dan dalam program dakwah guna melawan Agama Kristen dan ketakhayulanketakhayulan lokal.
Nahdatul Ulama
Pada tanggal 31 Januari 1926 K.H. Hasyim
Asjari (1871-1947), pemimpin suatu pesantren tradisional di Jombang, Jawa Timur, mendirikan Nahdatul Ulama (kebangkitan para ulama, NU) untuk mempertahankan kepentingan kaum Muslimin tradisional.
Lanjutan
NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 M dan
pengurusnya besarnya berkedudukan di Surabaya sebagai pembela mazhab SyafiI dan beribadah mengikuti ajaran ahlusunnah wa al jamah. Para pemuda dari NU selain belajar dan mendalami Agama,tapi juga mengajarkan ikatan kebangsaan dan Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.