Kelompok 1
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan atas kemurahan Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunia yang tiada terputus serta yang telah memberi bimbingan kepada kami,
sehingga Makalah yang berjudul “Pertanian di Indonesia dari Masa Ke Masa” ini dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini, kami ingin menghaturkan rasa terima kasih yang dalamkepada
semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan serta bimbingan yang sangat
berharga pada penyelesaian laporan penelitian ini, khususnya kepada:
1. Ibu Ir. Zurhalena.M.p. atas bimbingan dan saran yang telah di berikan
2. Perjuangan serta semangat kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Semoga pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan mendapat imbalan
yang setimpal dari Allah SWT. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat memebangun dan berguna dalam penulisan makalah pada masa yang
akan datang.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan secara umumnya kepada para
pembacaserta dapat berkontribusi nyata dalam upaya membangun kehidupan bangsa indonesia.
Penyusun,
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Pertanian adalah sektor yang sangat penting dalam kehidupan di muka bumi ini, hal ini
dapat kita ketahui dari ekspedisi – ekspedisi bangsa Eropa yang menjelajahi Benua Asia.
Dalam penjelajahan itu mereka bertekat untuk mengarungi samudera yang luas hanya untuk
mendapatkan komoditi – komoditi produk pertanian. Bangsa – bangsa Eropa itu ialah
Portugis, Belanda, Inggris dan Spanyol. Negara – Negara ini saling mengibarkan sayapnya
guna mendapatkan penghasil komuditi pertanian atau rempah – rempah. Rempah – rempah
sangat dibutuhkan bangsa – bangsa eropa sebagai pengahangat tubuh di saaat musim
dingin(salju) tiba. Selain itu rempah rempah juga digunakan sebagai bahan pembuat obat –
obatan dan penyedap rasa. Rempah – rempah ini adalah produk pertanian yang memiliki nilai
ekonomis sangat tinggi hal ini karena semakin banyak kebutuhan rempah – rempah namun
semakin sedikit sumber yang ada di dataran Eropa. Terjadi berbagai masalah – masalah yang
mincul di benua Eropa yang menyebabkan kesulitan dan kelangkaaan serta mahalnya harga
rempah – rempah di Benua Eropa
Dalam menghadapi kesulitan dan kelangkaan ini, Bangsa Eropa mulai berfikir dan
berkeinginan kuat untuk mencari dan memperoleh peng hasil rempah – rempah di seluruh
Dunia. Sehingga pada awal abad ke-16 bangsa \portugis mulai melakukan ekspedisi ke Asia
timur di bawah pmpinan Vasvo da Gama pada tahun 1498. kemudian pada tahun 1509 dapat
menaklukkan Bandar penting India, Goa dan Benteng Muslim Malaka. Kemudian di susul
oleh pelaut Belanda yang berlayar ke Timur membonjeng perahu – perahu portugis pada
akhir abad ke-16. Dan berhasil sampai ke Lampung, Sumatera Selatan pada bulan juni tahun
1596 tetapi mereka gagal dalam memperoleh rempah – rempah. kemudian pada pelayaran
kedua yang dipimpin Cornelis de Houtman mampu mencapai ambon dan pulang membawa
rempah – rempah dalam hasil yang cukup banyak. Sehingga timbullah rasa berkeinginan
menguasai produk pertanian untuk di ekspor dengan harga mahal dan dapat membeli dengan
harga awal yang serendah – rendahnya. Agar niat serakah bangsa Belanda tidak di usik dari
bangsa lain maka di bentuklak persekutuan perusahaan dagang belanda pada Tahun 1602
3
yaitu; Generale Vereenichde Geoctroyecrde Oost – Indische Compagnie yang disingkat
dengan VOC. Dengan berdirinya VOC dan politik adu domba Belanda berhasil menjajah
Nusantara. Hal ini membuat rakyat pribumi sangat sengsara dan menderita, belum lagi
belanda memberlakukan pajak natura yaitu rempah – rempah, kopi, gula, dan beras. Pada
masa ini sering kita sebut dengan masa ‘KOLONIALISME dan IMPERALISME’ di
Nusantara atau Indonesia.
Hal inilah yang melatar belakangi kami dalam penulisan makalah pengantar ilmu
pertanian dengan judul “Pertanian di Indonesia dari Masa ke Masa”. Kami berharap dengan
penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut .
1.2.1 Mengetahui Sejarah pertanian di Indonesia dari Masa ke Masa.
1.2.2 Dapat mengetahui tanaman pertanian di Indonesia(Cengkeh, Kopi, Gula Tebu, Kelapa
dan Kelapa Sawit, Tembakau dan Kakao).
1.2.3 Dapat mengetahui sejarah perkebunan peninggalan Belanda di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun Tananman pertanian di Indonesia dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
a.Cengkeh d.Kopi
Berikut adalah sejarah dari beberapa tanaman pertanian di Indonesia adalah sebagai berikut:
2.2.1 Cengkeh
Cengkeh (Syzigium aromaticum) termasuk dalam suku Myrtaceae. Tumbuhan ini merupakan
tanaman yang termasuk dalam kategori rempah-rempah dan pemanfaatannya bisa juga sebagai
bahan obat. Asal dari tanaman ini masih dalam perdebatan di antara para ahli botani, ada yang
mengatakan bahwa tanaman ini berasal dari Maluku Utara, Kepulauan Maluku, Philipina atau
Irian.
Maluku Utara tampaknya merupakan daerah yang lebih kuat dan lebih diyakini oleh
Masyarakat Negeri Morella sebagai asal mula Tanaman Cengkih. Hal ini dikarenakan di daerah
ini terdapat tanaman cengkeh tua yang dianggap tertua di dunia karena ia telah tumbuh dan
menghasilkan sejak zaman VOC sampai sekarang.
2.2.2 Kopi
Dalam sejarah, kopi di Indonesia sudah melewati perjalanan panjang dari awal masuk hingga
tersebar dipenjuru Nusantara. Beberapa Literatur tua dan artikel-artikel yang telah lebih dulu
mengulas tentang sejarah masuknya kopi ke Bumi Pertiwi menyebutkan bahwa pada tahun 1696
Pemerintah Belanda membawa kopi dari Malabar, sebuah kota di India, ke Indonesia melalui
Pulau Jawa. Alur tersebut tertulis di salah satu arsip dari kongsi dagang/persekutuan dagang dari
5
Pemerintah Hindia Timur Belanda, yang lebih dikenal dengan nama VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie). Di tahun 1707, Gubernur Van Hoorn mendistribusikan bibit kopi ke
Batavia, Cirebon, kawasan Priangan serta wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Tanaman baru ini
akhirnya berhasil dibudidayakan di Jawa sejak 1714-1715. Sekitar 9 tahun kemudian, produksi
kopi di Indonesia sudah begitu melimpah dan mampu mendominasi pasar dunia. Bahkan pada
saat itu jumlah ekspor kopi dari Jawa ke Eropa telah melebihi jumlah ekspor kopi dari Mocha
(Yaman) ke Eropa.
Tak hanya itu, jika kita menggunakan literatur sebagai salah satu sumber untuk menyusuri
alur sejarah kopi di Indonesia, kita pun dapat menemukan referensi tentang perjalanan kopi di
dalam “Serat Centhini; Tembangraras-Amongrogo”. Dari karya sastra kuno fenomenal ini, kita
akan menemukan implikasi yang menunjukkan masuknya kopi ke Indonesia melalui Jatinegara,
lalu tersebar ke Tanah Priangan (Jawa Barat), hingga akhirnya penanaman kopi dapat ditemukan
di hampir seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sumatera, seluruh pulau Jawa, Bali, Sulawesi,
Flores hingga Papua. Jejak perkembangan tanaman kopi di tanah air terus berlanjut hingga
bertahun-tahun setelahnya. Eduard Doues Dekker turut mengulas mengenai tekanan yang
dialami oleh petani kopi dalam tulisannya, “Max Havelaar and the Coffee Auctions of the Dutch
Trading Company”. Karya Doues Dekker ini ikut berperan dalam membantu mengubah opini
publik tentang cultivate system.
6
2.2.3 Gula tebu
Tanaman tebu dibudidayakan sebagai bahan utama penghasil gula putih. Pada abad ke-17
tanaman tebu telah banyak dibududayakan di pulau jawa. Ketika orang-orang Belanda mulai
membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan
tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an, dengan 179
pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun[1]. Penurunan harga gula akibat krisis
ekonomi merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan
produksi 500 ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelang Perang Pasifik, dengan 93
pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an
menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto. Pada tahun 1957 semua
pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi industri ini. Sejak 1967 hingga
sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.
Macetnya riset pergulaan, pabrik-pabrik gula di Jawa yang ketinggalan teknologi, tingginya
tingkat konsumsi (termasuk untuk industri minuman ringan), serta kurangnya investor untuk
pembukaan lahan tebu di luar Jawa menjadi penyebab sulitnya swasembada gula.
2.2.4 Kelapa
Sejak abad ke -19 hasil dari pohon kelapa(yaitu: minyak kelapa) mulai diperdagangkan
dari asia dan eropa. Di Indonesia perdagangan minyak kelapa telah dilakukan sejak lama.
Sementara perdagangan minyak kelapa antara Indonesia dengan belanda mulai dilaksanakan
sejak berdirinya VOC. Belanda mulai membuka perkebunan kelapa di Indonesia , tepatnya di
pulau Tallise dan Kikabohutan. Pada tahun 1939, sebelum perang dunia ke-2 ekspor kopra di
Indonesia mampu menduduki urutan ke-4 sesudah minyak bumi, gula, dan karet.
Kelapa sawit pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada oleh pemerintah belanda
pada tahun 1848` saat itu ada 4 batang kelapa sawit di kebun raya bogor( Bollanial garden). Dua
pohon berasal dari Bourbon( Mauritius) dan dua pohon yang lainnya di datangkan dari hourtus
botanicus( Amsterdam) Belanda.
7
PENUTUP
3.1 Kesimpulan