Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH PERKEMBANGAN

DAN PENYEBARAN
TANAMAN TEH DI
INDONESIA

FARHAN OKTRIO
SUCI RAMADHANI EDIKA
NURVADILA
Sejarah Tanaman Teh
Teh sendiri berasal dari tanaman yang bernama Camellia Sinensis dan
biasa ditanam di daerah dataran tinggi untuk memperoleh hasil teh yang
berkualitas. Teh sendiri dipercaya ditemukan pertama kali di Tiongkok,
yang mana sejak pertama kali ditemukannya teh langsung menarik
perhatian orang banyak dan menjadi fenomena yang menarik. Kisah
mengenai penemuan teh untuk pertama kalinya itu berasal dari sebuah
cerita rakyat yang berkembang di Tiongkok. Cerita ini mengisahkan
tentang seorang kaisar yang juga dipercaya sebagai bapaknya obat-
obatan tradisonal Tiongkok yang bernama Shen Nong, di mana pada saat
itu dia sedang berkeliling mencari beberapa tanaman obat.
LANJUTAN……….
Selain di China, Jepang juga merupakan negara yang pertama kali
memperkenalkan teh Di Jepang, penemuan teh dikenal dengan legenda
mengenai seorang rohaniwan Budhidarma, pendeta pendiri aliran
Buddhisme Chane pada 520 M yang bernama Daruma. Setelah
menyebar ke Jepang, pada abad ke- 6 pedagang-pedagang Turki
membawa hasil teh dari Cina ke negaranya untuk diperdagangkan.
Pada abad ke-16, teh mulai dikenal oleh masyarakat di benua Eropa.
Melalui Jalur Sutera, teh dijadikan komoditi dalam perdagangan antar
benua tersebut. Sejak tahun 1610, kapal-kapal dagang Belanda
membawa teh dari Cina.
Sejak abad ke-17, teh dibawa dari Cina
ke Eropa melalui jalur darat yang
melewati Rusia, sehingga masyrakat
Rusia pun mengenal teh. Pada
pertengahan abad ke-17, “afternoon
tea” menjadi kebiasaan baru bagi kaum
bangsawan Inggris.3 Hal yang serupa
juga dilakukan oleh The Dutch East
India Company yang juga membawa
teh Cina dan memperkenalkannya ke
Eropa.4 Para koloni Belanda juga
membawa teh turut serta dalam
penjajahannya di Indonesia.
Perkembangan dan Penyebaran Tanaman Teh di Indonesia
Tanaman teh bukanlah tanaman asli dari Indonesia,
melainkan didatangkan dari luar untuk ditanam di tanah
Indonesia.Tanaman teh sendiri, masuk ke pulau Jawa
pada tahun 1648 yang dibawa oleh seorang
berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer.Kala
itu, teh tidak ditanamkan sebagai tanaman komoditi
perkebunan melainkan sebagai tanaman hias yang
ditanam di Batavia (sekarang Jakarta). Pada tahun
1728tanaman teh mulai dibudidayakan di Hindia
Belanda oleh Jenderal Camphuys sebagai tanaman
hias.Pada tahun tersebut, pemerintah Belanda mulai
mengupayakan untuk mendatangkan bibit biji teh secara
besar – besaran.
kurang lebih satu juta bibit tanaman teh akan ditanam di
Bodja Negara dan kurang lebih 50.000 bibit teh akan ditanam di
daerah Tjiseroepan.penanaman teh dalam skala besar kala itu
belum berhasil. Hal ini dikarenakan iklim di Indonesia sangat
berbeda dengan iklim yang ada di Tiongkok dan Jepang. Pada
tahun 1828 percobaan penanaman teh dalam skala besar
akhirnya mencapai keberhasilan. Dan tempat yang digunakan
dalam percobaannya adalah kebun Cisurupan (Garut, Jawa
Barat), Wanayasa (Purwakarta), dan di Banyuwangi. Setelah
keberhasilannya barulah teh mulai ditanam di beberapa daerah
di Pulau Jawa dan daerah yang lainnya.
Sejarah perkembangan perkebunan teh di Indonesia
berubah pesat ketika pemerintah kolonial Belanda
memasukkan tanaman teh tersebut sebagai komoditi utama
ekspor dari Hindia Belanda.
Pada tahun 1863 di pegunungan sekitaran Bandung mulai
diadakannya penanaman teh, akan tetapi mengalami
peningkatan yang pesat di tahun 1878 yang berkaitan
dengan didatangkanya bibit teh dari Assamica (India). Bibit
pohon teh Assamica ini cocok dengan kondisi alam dari
tanah Priangan, tumbuh dengan baik dan dikembangkan
oleh Adriaan Walraven Holle, Albert Holle dan Eduard
Julius Kerkhoven di Perkebunan Parakan Salak dan
Sinagar. Keponakan dari Eduard Julius Kerkhoven, yaitu
Rudolf Eduard Kerkhoven merupakan pendiri dan perintis
pertama yang menanam dan mengembangkannya di
perkebunan Arjasari dan Gambung.
Setelah masa penjajahan Belanda, tanaman teh terus menyebar di Indonesia. Pada
awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda meningkatkan produksi teh di Jawa
dan Sumatra. Pasca kemerdekaan Indonesia pada 1945, perkebunan teh tetap
menjadi bagian penting dalam ekonomi negara. Pada era paska-kemerdekaan,
pemerintah Indonesia terus mendorong perluasan perkebunan teh. Program-program
ini bertujuan untuk meningkatkan produksi teh dan mengurangi ketergantungan
pada impor. Pada tahun 1950-an, pemerintah Indonesia mendirikan perkebunan teh
di daerah-daerah baru seperti Bandung, Solok, dan Pangalengan. Seiring waktu,
industri teh semakin berkembang, melibatkan sektor swasta dan pemerintah.
Perusahaan-perusahaan teh swasta juga berkontribusi besar dalam penyebaran
tanaman teh ke berbagai wilayah di Indonesia . Pada tahun 1980-an, Indonesia
menjadi salah satu produsen teh terbesar di dunia.Selama beberapa dekade
berikutnya, industri teh Indonesia terus berkembang dengan adanya modernisasi
teknologi dan praktek pertanian. Pemerintah juga mendorong diversifikasi produk
teh untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Saat ini, perkebunan teh
tersebar di berbagai wilayah di
Indonesia, menciptakan variasi
rasa dan aroma teh yang
khas.yamg membaut Indonesia
menjadi salah satu produsen
teh terbesar di dunia, dengan
keberlanjutan industri teh yang
didukung oleh kondisi iklim
dan tanah yang sesuai di
beberapa wilayah.
“HIDUP KESEPIAN
TANPA KEKASIH CUKUP
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH”

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai