Anda di halaman 1dari 41

BAB III

DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Data
3.1.1 Data Pemberi Proyek

Gambar 3.1 Logo Dewan Teh Indonesia


Sumber: indonesianteaboard.org

Dewan Teh Indonesia (DTI) merupakan wadah stakeholder agribisnis


teh dalam menampung aspirasi, memfasilitasi dan memperjuangkan
kepentingan pelaku agribisnis teh di Indonesia. Dewan Teh Indonesia
dideklarasikan pada 19 April 2007 bersamaan dengan Rapat Anggota Tahunan
Asosiasi Teh Indonesia di Hotel Savoy Homan Bidakara Bandung. Dalam
kegiatannya Dewan Teh Indonesia telah banyak melihat dan menginventarisasi
masalah serta turut membantu menyelesaikan berbagai masalah di sektor hulu
dan hilir industri teh, dan tidak hanya yang sedang dialami oleh perkebunan teh
rakyat, tetapi juga oleh perkebunan besar milik negara dan swasta, serta
permasalahan yang dihadapi para pengolah teh hitam dan teh hijau, packer,
trader, serta pengusaha ekspor teh. DTI memiliki visi “Menjadikan teh
Indonesia sebagai produk berdaya saing tinggi dan menjadi konsumsi dunia”.
Misi dari DTI adalah sebagai berikut:
 Menfasilitasi dan mendorong peningkatan produktivitas tanaman,
serta meningkatkan bisnis teh dan sector penunjang

23
 Mendorong usaha industry teh yang dapat memberikan nilai tambah.
 Mempromosikan teh Indonesia dan berusaha untuk memenuhi
harapan konsumen domestic dan internasional

3.1.2 Teh
3.1.2.1 Sejarah Teh di Indonesia
Teh membutuhkan perjalanan selama 4000 tahun sebelum metode
pembuatan the yang dikenal sekarang dikembangkan. Pada mulanya di tahun
780 Masehi, seorang cendikiawan bernama Lu Yu mengumpulkan dan
membukukan temuan-temuan akan manfaat dan kegunaan the ke dalam sebuah
literatur mengenai the yaitu Ch’a Cing atau The Classic of Tea. Pada Dinasti
Ming (1368-1644), bangsa China mulai membuat the dengan air mendidih
dengan sedikit adaptasi tempat penuang anggur tradisional dari China yang
menggunakan penutup. Selama masa pemerintahan Dinasti Han, Tang, Soon,
dan Yuan, komoditas the diperkenalkan ke dunia luar melalui pertukaran
kebudayaan menyebrangi Asia Tengah, menyelusurivbenua Eropa, sambil
memperdagangkan kain sutra.
Tanaman the diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1686 oleh seorang
ahli botanical sekaligus dokter dari Belanda bernama Andreas Cleyer di
perkebunan Batavia. Jenis teh yang ditanam pada saat itu adalah camelia
japonica (tsubaki) dari Jepang. Sayangnya pada saat itu tanaman teh tersebut
belum menjadi budidaya dan hanya menjadi tanaman hias karena bunganya
yang menarik. Perkebunan teh (tea garden) di Indonesia banyak dibuka pada
masa pemerintahan Hindia Belanda, zaman Gubernur Jendral Van De Bosch
(1830-1870), sebagai bagian dari politik tanam paksa. Teh ini dibudidayakan
di Bandung, Bogor, Garut dan paling besar di Purwakarta dan Banyuwangi
Pada mulanya, bibit teh yang ditanam berasal dari Cina, namun setelah datang
bibit teh dari India (Assam) pada tahun 1872 maka banyak perkebunan teh
memakai bibit teh Assam karena ternyata lebih cocok dengan iklim Indonesia.

24
Indonesia mempunyai cukup banyak kebun teh terkenal bahkan
diantaranya ada yang termasuk perkebunan teh terluas dan tertinggi ke-2 di
dunia. Perkebunan teh tersebut tersebar di Indonesia, seperti Jawa Barat (Bogor,
Sukabumi, Garut), Jawa Tengah (pegunungan Dieng, Wonosobo, Temanggung,
Pekalongan), Sumatera Utara (Pemantang Siantar), dan Sumatera Barat.

3.1.2.2 Teh di Indonesia


Indonesia saat ini merupakan produsen teh terbesar ketujuh di dunia.
Hampir setengah dari produksi teh Indonesia diekspor keluar negeri. Rusia,
Inggris dan Pakistan adalah pasar ekspor utamanya. Teh yang diekspor tersebut
berasal dari perkebunan-perkebunan yang cukup besar di Indonesia, baik milik
negeara maupun swasta. Sementara itu, mayoritas petani kecil lebih
berorientasi pada pasar domestic karena kualitas teh yang cenderung lebih
rendah serta harganya yang lebih murah. Rendahnya pasar domestic teh ini
terlihat pada tingkat komsumsi teh perkapita Indonesia yang rendah. Pada tahun
2014, penduduk Indonesia mengkonsumsi rata-rata 0,32 kilogram teh per orang
per hari dan rata-rata dunia adalah 0,56 kilogram.
No. Negara Produksi Teh (ton/tahun)
1 China 2.473.443
2. India 1.325.050
3. Kenya 439.857
4 Sri Lanka 349.699
5. Vietnam ±260.000
6. Turki ±234.000
7 Indonesia 139.362
8 Myanmar 104.743
9 Iran 100.580
10 Bangladesh 81.850

Tabel 3.1 Data 10 Negara Terbesar Dalam Produksi Teh 2020

25
Sumber: idntimes.com

Dibandingkan dengan negara-negara utama penghasil teh lainnya, hasil


produksi teh Indonesia per hektarnya cukup rendah karena kebanyakan petani
kecil kekurangan kemampuan finansial dan keahlian untuk mengoptimalkan
produksi, sementara sebagian besar dari teh Indonesia ditumbujakn dari biji dan
bukan hasil stek daun teh. Selain itu produksi teh Indonesia hanya bergantung
pada ekspor teh produk primer (hulu). Kurang berkembangnya industri hilir teh
Indonesia mengurangi daya saing industry teh Indonesia di pasar internasional.
Ekspor untuk produk-produk hilir teh hanya berkontribusi kira-kira 6% dari
total ekspor.
Perkebunan teh di Indonesia menurut pengusahaannya dibedakan
menjadi Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR). Perkebunan
besar terdiri dari Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar
Swasta (PBS). Pada tahun 2016 luas areal PBN Teh Indonesia tercatat seluas
33.428 hektar, penurunan menjadi 31.660 hektar pada tahun 2017 (penurunan
5,29%). Pada tahun 2018 terjadi penurunan kembali sebesar 15,39% menjadi
26.788 hektar.. Sedangkan luas areal PBS Teh Indonesia pada tahun 2016
tercatat seluas 27.842 hektar, turun menjadi 27.308 pada tahun 2017 atau
penurunan sebesar 1,92% dan kembali menurun sebesar 6,71% pada tahun
2018 menjadi 25.476 hektar

3.1.2.3 Filosofi dan Penyajian Teh di Indonesia


Ratna Somantri selaku pakar teh Indonesia mengatakan bahwa tradisi
minum teh yang kini dikenal luas di Indonesia dibawa dari pemerintah colonial
Belanda. Tradisi minum teh ini masuk ke nusantara, khususnya pulau Jawa,
melalui interaksi dengan pedagan Cina pada abad ke-17. Masyarakat Jawa
Tengah dan Jawa Timur memiliki standarnya sendiri dalam menikmati teh
yang dikenal dengan nasgitel, yaitu panas, legi (manis) dan kentel. Teh yang
nasgitel tersebut disajikan dengan poci (teko dari tanah liat) dengan gula batu

26
sebagai pemanisnya. Penyajian dengan teko poci ini terkenal dari Kabupaten
Tegal. Gula batu pada penyajian teh tersebut tidak diaduk karena teh diminum
dengan merasakan pahit pada awalnya lalu manis di akhir. Cara minum seperti
ini merupakan salah satu filosofi Jawa kuno yang berarti “dibalik kesulitan, ada
kemudahan.”. Konon dahulu gula adalah barang mahal, maka hanya segelintir
orang lah yang bisa menyajikan teh dalam keaadan manis. Memberikan
minuman dengan rasa manis ibaratkan sebuah kewajiban dan kehormatan.

Gambar 3.2 Teko Poci


Sumber: wikipedia.org
Ada lagi penyajian teh dari tanah Sunda, Nyaneut¸ yang diminum tanpa
gula. Masyarakat di daerah perkebunan teh biasanya langsung meminum teh
hjau langsung dari kebun. Kebiasaan tersebut berasal dari zaman colonial
Belanda dan banyaknya perkebunan teh di Jawa Barat. Pada Nyaneut, teh yang
digunakan adalah teh kejek, teh khas dari Cigedug, Garut. Pada upacara
Nyaneut, teh dinikmati dengan cangkir dari batok kelapa atau cangkir seng
tempo dulu. Prosesi minum teh diawali dengan memutar gelas teh ditelapak
tangan sebanyak dua kali, aroma teh dihirup tiga kali, barulah teh bisa diseruput.
Nyaneut telah menjadi kebiasaan masyarakat Garut dan sekitarnya yang berada
di kaki Gunung Cikurai dalam menyambut tahun baru Islam.

27
Gambar 3.3 Tradisi Nyaneut
Sumber: metrum.co.id

Lain halnya di Sumatera Barat dengan teh talua yang aterkenal sebagai
minuman penambah energy. Untuk menyajikan teh talua, telur mentah
dicampurkan ke teh yang sudah diberi gula atau susu kental manis serta perasan
jeruk nipis. Biasanya teh talua dikonsumsi di pagi hari atau teman kudapan di
sore hari. Selain teh talua juga ada teh daun kopi yang dikenal dengan kawa
daun. Daun kopi disangrai sampai kering lalu direbus seperti pembuatan teh
pada umumnya. Kawa daun ini tercipta pada masa colonial saat produk kopi
banyak diekspor, penduduk local memanfaatkan bagian daunnya menjadi
sebuah minuman yang sangat harum.

Gambar 3.4 Teh Talua (kiri), Kawa Daun (kanan)

28
Sumber: jelajahsumbar.com, pesona.travel

Walaupun dari pulau yang sama, penyajian teh di Sumatera Utara dan
Aceh berbeda dengan Sumatera Barat. Seduhan teh di Sumatera Utara dan Aceh
dipengaruhi oleh India, yang menggunakan teknik tertentu dalam membuatnya.
Teh tersebut dikenal dengan teh Tarik, karena teh dan susu dicampurkan
berulang kali seperti gerakan menarik sesuatu.

Gambar 3.5 Teh Tarik


Sumber: shutterstock

3.1.2.4 Perkebunan Teh di Jawa Barat


Provinsi Jawa Barat merupakan penghasil teh terbesar di Indonesia. Hal
tersebut didukung dengan banyaknya daratan tinggi serta iklim tropis yang
membantu pertumbuhan tanaman teh dengan baik. Malabar dan Jolotigo
merupakan dua kebun teh yang cukup ternama di Jawa Barat. Jawa Barat
menyumbang sekitar 70% produksi teh nasional. Perkebunan teh tersebar di
beberapa daerah seperti Bandung, Sukabumi, Garut, Subang, Sumedang, Bogor
dan Cianjur, dengan total area sekirar 92,816 hektar.

29
Produksi Teh Indonesia 2015 (ton)
120,000

100,000

80,000

60,000

40,000

20,000

0
Jawa Barat Jawa Tengah Sumatera Barat Jambi Sumatera Selatan

Jawa Barat Jawa Tengah Sumatera Barat Jambi Sumatera Selatan

Gambar 3.6 Diagram Produksi Teh Indonesia Per Provinsi Tahun 2015
Sumber: indonesiateaboard.org

Perkebunan teh milik negara di Jawa Barat dulunya dari perusahaan


perkebunan milik pemerintah Belanda, yang ketika penyerahan kedaulatan
secara otomatis menjadi milik pemerintah Republik Indonesia yang kemudian
dikenal dengan Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968-1971,
PPN yang ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara
Perkebunan (PNP) yang meliputi 68 kebun. Lalu di tahun 1971 PNP tersebut
berubah status menjadi Perseoran Tebatas Perkebunan. Selanjutnya pada
tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan di Jawa Barat tersebut (PT Perkebunan
XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII) dilebur menjadi PT
Perkebunan Nusantara VIII hingga sekarang ini. PT Perkebunan VIII. PT
Perkebunan Nusantara VIII milik BUMN bergerak pada sector perkebunan
dengan kegiatan usaha meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan, dan
penjualan komoditi perkebunan seperti teh, karet dan sawit sebagai komoditi
utamanya. PTPN VIII mengelola 24 perkebunan teh diatas tanah produktif
seluas 25.905,3 hektar.

30
Tahun 2014, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengatakan luas
perkebunan teh di Jawa Barat mencapai 94.391,4 hektar. Teh rakyat memiliki
luas terbesar yaitu 48.456 Ha, lalu disusul perkebunan milik negara (PTPN
VIII) seluas 24.046 ha, dan perkebunan swasta seluas 20.990 hektar. Berikut
beberapa perkebunan teh di Jawa Barat yang umum di kenal oleh masyarakat
adalah:
1. Kebun Teh Rancabali
2. Kebun Teh Gambung di Ciwidey
3. Kebun Teh Malabar
4. Kebun Teh Sukawana di Lembang
5. Kebun Teh Patuha di Ciwidey
6. Kebun Teh Kertamanah di Pengalengan
7. Kebun Teh Cikajang di Garut
8. Kebun Teh Walini
9. Dan masih banyak lagi perkebunan teh rakyat yang tidak memiliki nama

Gambar 3.7 Grafik Luas Perkebunan Teh Rakyat di Indonesia


Sumber: kompas.id

3.1.3 Jenis-jenis Teh

31
Berbagai macam teh dapat diproduksi dari satu tanaman, yaitu Camelia
sinesis L. Tanaman ini mempunyai dua varietas yang berbeda, yaitu Camelia
sinesis dan Camelia assamica. Camelia sinenis memiliki daun yang kecil dan
tumbuh di pegunungan dan daratan tinggi beriklim subtropics, seperti Cina,
Jepang, dan Tibet. Sementara Camelia assamica, yang menjadi varietas utama
di Indonesia, memiliki daun lebar dan tumbuh di daratan rendah beriklim tropis.
Varietas assamica juga tumbuh di India, dan negara Asia Tenggara lainnya.
Kandungan polifenol pada varietas Camelia assamica lebih tinggi dibanding
Camelia sinesis.
Produk daun dari Camelia assamica dapat menjadi berbeda satu sama
lain karena metode dan cara pengolahan yang berbeda. Di Indonesia, produk
pasca panennya diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:
2. Teh Putih
Teh putih merupakan jenis teh yang tidak melalui proses fermentasi
sama sekali. Proses pengeringan dan penguapan daun tehnya dilakukan
sangat singkat dan hanya daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen saat
masih kuncup disetiap pohon. Pucuk daun untuk teh sering juga disebut
dengan silver needle karena ketika dipetik daun masih kuncup dan ditutupi
rambut putih yang halus. Pucuk daun muda teh dihindarkan dari sinar
matahari demi mencegah pembentukan klorofil dan proses oksidasi. Teh
putih diproduksi lebih sedikit dibanding teh lain, sehingga harga teh putih
menjadi lebih mahal. Minimnya proses yang dilalui dalam pembuatan teh
putih membuat kandungan antioksidan dan polifenolnya lebih tinggi
dibanding teh lain.
Teh putih memiliki manfaat berikut:
- Melawan radikal bebas
- Melindungi otak, menurunkan resiko Parkinson dan Alzheimer
- Menurunkan resiko osteoporosis
- Mengurangi resiko penyakit jantung
- Menjaga kesehatan gigi

32
- Menurunkan resiko reistensi insulin
- Menurunkan berat badan.

Gambar 3.8 Teh Putih


Sumber: spirittea

3. Teh Oolong
Teh oolong merupakan teh dari negara Cina yang diproses secara semi
fermentasi. Proses penyimpanan daunnya tidak memakan waktu yang lama
karena akan segara melalui proses pemanasan. Ada yang menyebutnya teh
wulong, wu long, ataupun wooloong yang berarti naga hitam karena
daunnya mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh.
Hasil pengolahan teh oolong dapat beragam, namun cenderung lebih lembut
dibandingkan teh hijau atau teh hitam.
Manfaat yang dimiliki oleh teh oolong adalah:
- Mengurangi kadar kolesterol
- Mencegah tekanan darah tinggi
- Menurunkan resiko diabetes
- Memperkuat tulang dang gigi
- Meningkatkan konsentrasi dan performa
- Menjaga fungsi otak dan mencegah penyakit Alzheimer
- Melindungi dan memerangi kanker

33
Gambar 3.9 Teh Oolong
Sumber: sekontea.blogspot.com

4. Teh Hijau
Teh hijau didapat tanpa proses fermentasi (oksidasi enzimatis), yaitu
dengan menginaktifkan enzim fenolasi yang ada dalam pucuh daunt eh
segar dengan cara pemanasan sehingga oksidasi terhadap katekin (zat
antioksidan) dapat dicegah. Pemanasan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu udara kering (pemanggangan/sangrai) dan pemanasan basah dengan
uap panas. Pemangganan daun teh memberikan aroma dan rasa yang lebih
kuat dibandungkan dengan pemberian uap panas. Namun, warna teh dan
seduhan teh yang melalui uap panas akan berwarna lebih hijau dibanding
teh yang melalui proses pemanggangan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari teh hijau adalah:
- mengandung antioksidan yang tinggi yang bermanfaat dalam
menghambar petumbuhan kanker pada tubuh.
- mencegah kolesterol (sehingga banyak dikonsumsi ketika diet)
- dan mengurangi resiko terkena stroke dan gangguan saraf seperti
Alzheimer dan Parkinson.

34
Gambar 3.10 Teh Hijau
Sumber: tempo.co
Dengan perkembangan zaman sekarang, beberapa teh hijau di Indonesia
mengikuti pengolahannya seperti di Jepang. Misalnya sebutan hojicha, teh
hijau yang dipanggang dalam pot porselen diatas arang yang menghasilkan
warna coklat dalam seduhannya. Lalu ada genmaicha, yaitu teh hijau
dengan beras yang dipanggang (roasted rice). Rasanya nutty, dan rasa beras
yang dipanggang mengurangi pahitnya teh hijau
5. Teh Hitam
Dibandingkan dengan jenis teh lainnya, teh hitam adalah teh yang paling
banyak diproduksi dan dikonsumsi. Teh hitam diperoleh melalui proses
fermentasi yang paling banyak. Dalam proses fermentasi tersebut tidak
menggunakan mikrobia sebagai sumber enzim, melainkan dilakukan oleh
enzim fenolase yang terdapat pada daun teh itu sendiri. Tahap pertama daun
diletakan di rak dan dibiarkan layu selama 14-24 jam. Kemudian daun teh
digulung untuk melepaskan enzim alami (fenolase) dan mempersiapkan
daun untuk proses oksidasi. Pada proses oksidasi, daun diletakan di tempat
dingin dan lembab kemudian proses fermentasi berlangsung dengan
bantuan oksigen dan enzim sehingga memberi warna dan rasa pada teh.
Setelah itu, daun dikeringkan untuk menghentikan proses oksidasi.

35
Gambar 3.11 Teh Hitam
Sumber: hellosehat.com

3.1.4 Tisane atau Teh Herbal


Tisane, lebih dikenal dengan teh herbal atau infusion, sebenarnya bukan
lah teh karena tidak berasal dari tanaman Camelia sinesis. Tisane berasal dari
Cina kuno dan Mesir dimana tisane diminum untuk kesenangan dan pengobatan.
Menurut salah satu pakar kopi dan teh, Lindsey Goodwin, semua jenis
minuman yang terbuat dari seduhan atau rebusan herbal selain dari tanaman
Camelia sinensis bisa disebut dengan tisane. Sering kali tisane disebut teh
karena cara pembuatannya diseduh dengan air hangat seperti daun teh pada
umumnya. Jika dibandingkan kafeinnya, tentu tisane tidak memiliki kafein dan
dapat disajikan panas ataupun dingin.
Tisane biasanya dikategorikan berdasarkan bagian tanaman apa yang
dipergunakan untuk membuatnya. Masing-masing jenis bisa diseduh dengan
banyak jenis menjadi satu minuman sesuai dengan kebutuhan dan selera.
1. Leaf Tisanes
a. Daun Mint / Peppermint
Daun Mint berasal dari Eropa dan Asia yang mulanya digunakan
sebagai bumbu penyedap dan pengobatan tradisional. Pada saat ini daun

36
mint sudah umum digunakan dalam pasta gigi, permen hingga diolah
menjadi teh. Manfaat yang diperoleh dari seduhan daun mint adalah:
- Mengurangi bau mulut tak sedap
- Meredakan sakit kepala
- Mengurangi nyeri perut saat menstruasi
- Meningkatkan energy
- Meredakan hidung tersumbat
Dengan beberapa manfaat tersebut, teh mint mempunyai efek samping
memperburuk heartburn dengan menyebabkan asam lambung masuk
ke esophagus.

Gambar 3.12 Teh Daun Mint


Sumber: medicalnewstoday.com
b. Teh Daun Serai
Daun serai tidak hanya digunakan sebagai rempah-rempah dalam
memasak, serai juga dapat dijadikan teh. Tanaman yang ampuh
mengusir nyamuk ini mempunyai manfaat ketika dikonsumsi menjadi
teh. Teh serai dibuat dengan memotong tipis-tipis serai dan rebus
bersama air matang hingga mendidih. Beberapa manfaat dari teh serai
yang dapat dirasakan yaitu:
- Menjaga kesehatan pencernaan

37
- Melawan radikal bebas
- Mengurangi gejala PMS
- Sebagai diuretic alami (lebih sering buang air kecil)
- Mengobati ingeksi mulut dan gigi
- Mengurangi kecemasan / membuat rileks

Gambar 3.13 Teh Daun Serai


Sumber: assamicaagro.in
2. Flower Tisane
a. Mawar
Sejak dahulu bunga mawar telah digunakan sebagai salah satu bahan
pengobatan. Tidak hanya diekstrak sebagai minyak tetapi dapat
dijadikan teh herbal. Teh bunga mawar dibuat dari kelopak dan kuncup
bunga mawar yang diklaim memiliki manfaat kesehatan meskipun
beberapa diantaranya belum terbukti secara ilmiah. Adapun beberapa
manfaat dari teh mawar adalah:
- Mengurangi nafsu makan berlebih
- Melawan infeksi, memerangi efek radikal bebas
- Melancarkan pencernaan
- Meningkatkan sistem imun tubuh
- Meringankan nyeri haid

38
Gambar 3.14 Teh bunga mawar
Sumber: iStock
b. Chamomile
Bunga chamomile selain memiliki aroma yang harum juga memiliki
kandungan senyawa-senyawa yang memiliki fungsi sebagai obat seperti
flavonoid, coumarin, polyacetylenes dan sesquiterpenes. Di dalam
ekstrak bunga chamomile terdapat senyawa bioaktif fenotik yang
berguna bagi tubuh seperti:
- Membantu tidur lebih nyenyak
- Meringankan sakit perut saat menstruasi
- Menurunkan kadar gula darah untuk penderita diabetes

Gambar 3.15 Teh bunga chamomile


Sumber: yukmakansehat.com, shopee.com

39
c. Kembang sepatu / hibiscus
Bunga kembang sepatu menghasilkan warna merah tua pada
seduhannya. Teh bunga kembang sepatu memiliki rasas manis dan asam
yang dapat dinikmati panas ataupun dingin. Manfaat yang dimiliki teh
bunga kembang sepatu antara lain:
- Mennurunkan tekanan darah
- Menurunkan kadar kolesterol
- Membantu menurunkan berat badan
- Mengatasi peradangan
- Meningkatkan kesehatan hati

Gambar 3.16 Teh bunga kembang sepatu


Sumber: hellosehat.com
d. Lavender
Bunga Lavender tidak hanya digunakan sebagai aroma produk seperti
parfum, pewangi pakaian, sabun dan lainnya. Lavender bisa dijadikan
minuman teh dengan mengeringkan kuncup bunganya. Seduhan bunga
lavender ini menghasilkan warna biru muda. Teh lavender memiliki
rasa yang khas dan tentunya wangi yang aromatic. Beberapa manfaat
yang dapat diperoleh dari teh lavender yaitu:
- Meningkatkan kualitas tidur
- Mengurangi inflamasi

40
- Meningkatkan kesehatan imun
- Sebagai detox bagi tubuh
- Melancarkan pencernaan
- Melegakan pernafasan
Dibalik manfaat yang dapat diperoleh dari teh lavender, ada beberapa
efek samping yang perlu diperhatikan, diantaranya efek terhadap
hormon dan alergi. Tetap harus diperhatikan dosis dan cara membuat
teh lavender agar manfaatnya dapat dirasakan dengan baik.

Gambar 3.17 Teh Lavender


Sumber: teasenz.com
e. Rosella
Tanaman rosella yang diolah menjadi teh sudah cukup terkenal di
kalangan masyarakt. Tidak hanya dinikmati sebagai teh, rosella dapat
diolah menjadi selai, sirop dan obat. Teh rosella terbuat dari campuran
daun, kelopak dan pucuk bunga rosella. Rasanya yang asam membuat
teh rosella kerap disebut sour tea. Tanaman rosella memiliki kandungan
anti oksidan yang tinggi sehingga dapat menangkal radikal bebas yang
dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh. Manfaat lainnya
dari teh bunga rosella adalah:
- Menurunkan tekanan darah

41
- Mengatasi kolesterol tinggi
- Mencefah penyakit jantung
- Mencegah resiko obesitas

Gambar 3.18 Teh Bunga Rosella


Sumber: alodokter.com
f. Chrysanthemum / Krisan
Bunga dengan banyak kelopak ini sudah sering digunakan dalam
pengobatan di Cina. Selain bisa dijadikan untuk mendekorasi ruangan,
bunga krisan dapat dimakan (edible) dan telah dipergunakan sebagai
pengobatan selama bertahun-tahun. Bunga krisan kering yang diseduh
menghasilkan warna keemasan dan rasa flowery yang mirip dengan
chamomile. Dalam pengobatan tradisional Cina, bunga krisan
digunakan sebagai mengobati pernafasan, tekanan darah tinggi
hipertiroidisme, dan mengurangi peredangan/ menenangkan saraf.
Bunga krisan memiliki efek dingin yang berfungsi sebagai
antiperadangan, sehingga dapat mengembalikan keseimbangan tubuh.

42
Gambar 3.19 Teh Bunga Krisan
Sumber: brillio.net
g. Bunga Telang/ Butterfly Pea
Berbeda dengan teh pada umumnya yang menghasilkan warna hijau
kekuningan atau coklat, teh bunga telang menghasilkan warna biru pada
seduhannya. Teh bunga telang juga memiliki rasa manis dan earthy,
sehingga lebih mudah disukai oleh orang yang tidak menyukai rasa
pahitnya teh. Uniknya lagi, jika teh bunga telang ditambahkan irisan
lemon, warna biru teh bunga telang berubah jadi ungu. Dengan
keunikan tersebut, teh bunga telang memiliki manfaat bagi tubuh, yaitu:
- Penguat daya ingat
- Meredakan kecemasan
- Meringakan asma
- Mengendalikan kadar gula darah
- Menurunkan resiko kerusakan sel
- Anti inflamasi

43
Gambar 3.20 Teh Bunga Telang
Sumber: hellosehat.com

3. Bark Tisanes (kulit batang pohon)


a. Kayu manis
Kayu manis memiliki aroma yang khas dan lebih dikenal untuk bumbu
masakan ataupun untuk membuat kue. Teh kayu manis memiliki banyak
antioksidant yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh dan menangkal
radikal bebas. Selain itu kayu manis dapat membantu tubuh
menurunkan kadar gula darah, sehingga dapat mencegah muncul dan
tanda gejala diabetes. Manfaat teh kayu manis lainnya juga dapat
dirasakan seperti menurunkan inflamasi,meningkatkan kesehatan
jantung, membantu menurunkan berat badan, memberantas bakteri dan
jamur, mencegah penuaan kulit, mencegah jerawat, serta mengurangi
kram pada saat PMS.

44
Gambar 3.21 Teh Kayu Manis
Sumber: hellosehat.com

4. Root Tisanes
a. Jahe
Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India hingga Cina.
Tanaman jahe sudah sangat popular sebagai rempah-rempah dan obat
tradisional. Rasa pedas menghangatkan yang dihasilkan jahe cocok
dinikmati ketika cuaca dingin. Teh jahe dapat dibuat dengan irisan jahe
yang sudah dikupas dan dimasak bersama air hingga mendidih. Teh jahe
juga dapat ditambah rempah lainnya seperti kayu manis, adas, cengkeh
atau kapulaga. Selain menghangatkan tubuh jahe dapat membantu
menenangkan gejala mabuk perjalanan. Selain itu jahe dapat membantu
mengurangi tekanan darah, mencegah pembekuan darah dan
meningkatkan sirkulasi darah, sehingga baik bagi kesehatan jantung.
Teh jahe panas juga dapat meningkatkan perasaan kenyang dan
mengurangi rasa lapar. Selain itu jahe dapat mengurangi rasa sakit
seperti nyeri otot akibat olahraga, atau mengurangi gejala dismenore
(sakit ketika siklus menstruasi). Antioksidan yang dimiliki jahe dapat
membantu memperkuat kekebalan tubuh dan mengurangi stress. Uap
jahe yang hangat dan khas dapat meringankan hidung tersumbat dan
masalah pernafasan lainnya.

45
Gambar 3.22 Teh Jahe
Sumber: 123RF.com
5. Fruit/berry Tisanes
Tisane buah biasanya menggunakan campuran bahan lain sebagai hasil
akhirnya. Campuran apel dan bunga kembang sepatu merupakan tisane
buah yang umum ditemui. Selain apel, buah lainnya seperti jeruk, persik,
lemon, mangga, kelapa, pepaya, nanas hingga beri-berian sering juga
digunakan dalam membuat tisane buah. Tak jarang campuran rempah-
rempah juga digunakan sebagai penyeimbang tisane buah. Buah naga juga
dapat dijadikan teh dengan mengeringkan kulit nya.

Gambar 3.23 Tisane Buah, Buah-buahan kering


Sumber: samskitchen.com.au, tea-and-coffee.com

46
6. Seed/spice Tisanes
Teh rempah sudah sangat lama dikenal di India. Minuman Chai Tea Latte
merupakan salah satu olahan teh rempah yang cukup popular di masyarakat.
Chai tea terbuat dari rempah masala chai yang umum digunakan di
masyarakat India. Di Indonesia, rempah-rempah yang umum digunakan
seperti kapulaga, adas, kayu manis juga dapat dijadikan minuman teh herbal
yang bermanfaat. Rempah-rempah tersebut umumnya digunakan dalam
campuran tisane buah atau dinikmati dengan daun teh lainnya.

Gambar 3.24 Teh Rempah


Sumber: republika.co.id

3.2 Data Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran adalah sekolompok masyarakat yang dijadikan sasaran yang
bertujuan untuk mencapai target yang sudah ditentukan, yaitu audience dari
perancangan buku ilustrasi ini. Data khalayak sasaran dibagi menjadi beberapa
kategori yaitu secara geografis, demografis, dan psikologis
1. Geografis
Perancangan media pengenalan informasi ini menargetkan audience di
wilayah kota Bandung menjadi sasaran utama. Meskipun tidak menutup
kemungkinan dapat digunakan oleh masyarakat lainnya di luar kota
Bandung.

47
2. Demografis
Usia : 18-25
Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
Profesi : Pelajar, Mahasiswa, Pegawai

3. Psikografis
Psikografis adalah suatu cara untuk mengukur bagaimana gaya hidup
seseorang, dengan memberikan ukuran kualitatif dan dapat digunakan
sebagai analisa data dengan cakupan yg luas (Sumarwan, 2003: 58)

3.3 Data dan Analisis Kuisioner


Perancangan ini mengambil data dari kuisioner yang telah disebar secara online
kepada target audience. Diperoleh 102 responden yang berasal dari kalangan
yang berbeda-beda, berikut hasil kuisioner yang didapatkann

Jenis Kelamin
60
53
49
50

40

30

20

10

Laki-laki Perempuan

Gambar 3.25 Grafiik Jenis Kelamin


Sumber: Dokumen Pribadi

48
Umur
80
68
70

60

50

40

30

20 17 15

10
2
0

15-17 tahun 18-20 tahun 21-23 > 23 tahun

Gambar 3.26 Grafik Umur


Sumber: Dokumen Pribadi
Pendidikan Terakhir
60 55

50 46

40

30

20

10
1
0

SMP/MTs SMA/SMK/MA D3/S1/S2/S3

Gambar 3.27 Grafik Pendidikan Terakhir


Sumber: Dokumen Pribadi

Cara Mendapatkan Informasi

49
120

100
100

80

60 56

37
40

20

Media Cetak Online Pembicaraan Mulut ke mulut

Gambar 3.28 Grafik Cara Memperoleh Informasi


Sumber: Dokumen Pribadi

Suka atau Tidaknya Mengkonsumsi Teh


90

80 77

70

60

50

40

30 24
20

10
1
0

Suka Biasa saja Tidak

Gambar 3.29 Grafik Suka atau Tidaknya Mengkonsumsi Teh


Sumber: Dokumen Pribadi

50
Sering atau Tidaknya Mengkonsumsi Teh
50 47
45
45

40

35

30

25

20

15
10
10

Sering Kadang-kadang Jarang

Gambar 3.30 Grafik Sering atau Tidaknya Meminum Teh


Sumber: Dokumen Pribadi

Kondisi Minum Teh


80
71
70
59
60

50

40

30 24
20

10

Panas Hangat Dingin

Gambar 3.31 Grafik Kondisi Minum Teh yang Ideal Menurut Responden
Sumber: Dokumen Pribadi

51
Jenis Teh yang Dikonsumsi
70
59
60
54

50

40

28
30
23
20
13
10

Teh Hitam Teh Hijau Teh Putih Teh Oolong Lainnya

Gambar 3.32 Jenis Teh yang Biasa Dikonsumsi Responden


Sumber:

Dari hasil kuisioner, sebanyak 23 responden menjawab beberapa jenis teh yang
sebenarnya dikategorikan kedalam teh hitam/teh hijau, menjawab teh kemasan,
dan beberapa teh internasional seperti earl gray, atau English breakfast

52
Mengetahui Sejarah Asal Usul Teh di Indonesia
60 57

50

40 38

30

20

10 7

Tau Ragu-ragu Tidak

Gambar 3.33 Grafik Tahu Sejarah Teh


Sumber:

Hanya 7 dari 102 responden yang mengaku tahu sejarah datangnya teh di
Indonesia.

53
Mengetahui Perbedaan Teh Hitam dan Teh Hijau
45
41
40

35 33

30 28

25

20

15

10

Tau Ragu-ragu Tidak

Gambar 3.34 Grafik Tahu Perbedaan Teh Hijau dan Hitam


Sumber: Dokumen Pribadi

Sebanyak 33 responden tidak tahu perbedaan teh hitam dan teh hijau, sementara
28 responden menjawab tahu. Namun dari jawaban responden mengenai
perbedaan tersebut banyak yang menjawab karena perbedaan teh hitam dan teh
hijau hanya dari warnanya saja. Padahal teh hitam dan teh hijau berbeda dari
cara pembuatannya hingga menjadi teh yang siap diseduh.

54
Tahu istilah “Tisane”
90 84

80

70

60

50

40

30

20
10
10 7

Tau Pernah Mendengar Tidak

Gambar 3.35 Grafik Tahu Tisane


Sumber: Dokumen Pribadi

84 responden tidak mengetahui apa itu tisane, atau yang biasa dikenal dengan
teh herbal atau infusion.

Mengetahui Perkebunan Teh di Jawa Barat


Dari 102 responden sebanyak 39 responden menjawab tidak tahu daerah
perkebunan di Jawa Barat. Jawaban lainnya rata-rata menjawab adanya
perkebunan teh di Ciwidey, Puncak (Bogor), Lembang, Pangalengan,
Rancabali dan Walini. Beberapa lainnya menjawab daerah lain seperti
Leuwiliang (Ciaten), Gunung Mas, Cikole, Purwakarta, Sukabumi, Taraju
(Tasikmalaya) , Sukawana, Cisarua, Subang, Ciater, Pangandaran, Rancabuaya,
Garut, Cianjur, Padalarang, Sukawana, Panglejar, dan Bojong Gambir.

55
Mengetahui Manfaat Masing-Masing Jenis Teh
50
44
45

40
34
35

30
24
25

20

15

10

Tau Mungkin Tidak

Gambar 3.36 Grafik Tahu Manfaat Masing-Masing Jenis Teh


Sumber: Dokumen Pribadi

Hanya 24 responden yang menjawab tahu dan 44 jawaban’mungkin tahu’


dengan manfaat masing-masing jenis teh. Namun dari jawaban tersebut rata-
rata responden hanya mengetahui manfaat teh hijau dan secara umum teh kaya
dengan antioksidan.

Perkembangan Teh dan Popularitasnya


Banyak sekali pendapat dari responden mengenai perkembangan dan
popularitas teh di Indonesia. Sebagian responden masih banyak yang belum tau
varian-varian teh yang ada dan biasa saja karena . Sebagian lagi berpendapat
teh cukup popular dengan adanya modifikasi, inovasi serta mulai munculnya
kafe teh di Indonesia. Tetapi dengan modifikasi tersebut masyarakat kurang
mengenal teh ‘murni’ dari Indonesia tanpa tambahan bahan lain seperti susu
dan lainnya. Masyarakat juga lebih menikmati olahan teh dari luar seperti thai
tea atau matcha dibandingan teh dari Indonesia. Menurut beberapa responden,

56
teh Indonesia tidak ada matinya karena adanya perkebunan teh dimana-mana
dan secara tak sadar telah menjadi tradisi di Indonesia.

Tertarik atau Tidaknya Mengenal Teh


80

70 67

60

50

40
30
30

20

10 5

Tertarik Mungkin Tidak

Gambar 3.37 Grafik Tertarik Mengenal Teh


Sumber: Dokumen Pribadi

Sebanyak 67 responden menjawab tertarik untuk mengenal jenis dan manfaat


teh lainnya.

57
Media yang Dapat Mendukung Perancangan
60

49
50

40

30
24

20 16
13

10

Buku Ilustrasi Coffee Table Book Card Game Lain-lain

Gambar 3.38 Grafik Media Pendukung Pengenalan Teh


Sumber: Dokumen Pribadi

Buku ilustrasi/ Ensiklopedia menjadi pilihan terbanyak para responden yaitu 49


jawaban. Selain itu 16 responden memilik coffee table book dengan beberapa
alasan yang kurang lebih sama dengan responden pemilih buku ilustrasi/
ensiklopedia.

58
Teh atau Kopi
90
78
80

70

60

50

40

30 24

20

10

Teh Kopi

Gambar 3.39 Grafik Memilih Teh atau Kopi


Sumber: Dokumen Pribadi

78 responden memilih opsi teh dengan berbagai macam alasan. Misalnya


karena tidak kuat minum kopi, adanya penyakit lambung, atau rasanya yang
lebih ringan dari kopi.

3.4 Analisis Karya Sejenis


Dalam merancang media pengenalan jenis dan manfaat jenis teh ini dilakukan
pengamatan terhadap beberapa karya sejenis agar menjadi acuan dalam
perancagan media yang menarik bagi khalayak sasaran dan menyampaikan
informasi mengenai teh dengan baik. Karya tersebut adala Komik Punya Cerita
dan The Tea Book

59
3.4.1 Komik Teh Punya Cerita

Gambar 3.40 Komik Teh Punya Cerita


Sumber: Bintang Suhadiyono
Komik karya Bintang Suhadiyono ini menceritakan seluk beluk teh
mengapa menjadi popular di kalangan masyarakat. Mulai dari sejarah teh
di dunia hingga berbagai pengolahannya secara umum. Komik ini dibuat
berdasarkan keinginan sang komikus menceritakan minuman favoritnya,
yaitu teh.

3.4.2 The Tea Book

60
Gambar 3.41 Buku The Tea Book dari Linda Gaylard
Sumber: goodreads.com, Linda Gaylard

Buku karya Linda Gaylard ini berisi foto dan data lengkap mengenai teh.
Pembahasan bagaimana sejarah teh, bagaimana teh itu berkembang, bagaimana
tanaman teh itu sendiri, produksi teh di dunia, kesehatan yang didapat dari teh
secara umum, hingga resep-resep pengolahan teh dari seluruh dunia.

3.4.3 Matriks Perbandingan Karya Sejenis

Gambar

Judul Teh Punya Cerita The Tea Book


Jenis Buku Komik Ensiklopedia
Media Cetak Cetak, digital
Khalayak 15-25 tahun
sasaran
Tipografi Tulis tangan Serif
Tabel 3.2 Tabel Perbandingan Karya Sejenis
Sumber: Data Pribadi
3.4.4 Matriks Analisis SWOT

61
Strength Weakness
1. Teh merupakan 1. Masih kurangnya
minuman yang sudah pemahaman
umum ditemui masyarakat terhadap
Analisis SWOT
dimasyarakat teh di Indonesia
2. munculnya berbagai
macam racikan teh di
masyarakat
Oportunity S+O W+O
1. Mulai Merancang media berupa Membahas jenis serta
bermunculannya café buku ilustrasi sebagai manfaat masing-masing
teh di beberapa kota. langkah mengenalkan teh yang ada di Indonesia.
2. Belum ada yang berbagai macam teh di
membahas teh Indoneisa.
Indonesia dalam
bentuk buku Ilustrasi
Threat S-T W-T
1. Pembahasan Membuat media Merancang media
mengenai teh kurang pengenalan teh dengan informasi yang mudah
menarik bagi ilustrasi yang menarik, dipahami oleh masyarakat
sebagian orang. sehingga dapat menarik
2. Masyarakat dapat minat masyarakat
mengenal teh dari
internet atau pun
buku yang lebih
menarik.

Tabel 3.3 Tabel Analisis SWOT


Sumber: Dokumen Pribadi

62
3.5 Kesimpulan Analisis
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa sebagaian
orang sadar bahwa teh sudah menjadi tradisi di Indonesia. Walaupun begitu,
masih banyak yang belum mengenal teh itu sendiri. Misalnya belum tau
bedanya teh hitam dan teh hijau. Maka dibuatlah media pengenalan mengenai
teh yang dapat membantu masyarakat untuk mengenal teh khususnya teh di
Indonesia lebih luas lagi agar popularitas teh tidak kalah dibandingkan
minuman lainnya. Pembahasan teh menyeluruh di dunia sudah sering di bahas
tetapi pembahasan khusus di Indonesia masih belum maksimal. Perancangan
media berupa buku ilustrasi dapat menjadi pilihan media mengenai pengenalan
teh tersebut.

63

Anda mungkin juga menyukai