Anda di halaman 1dari 7

Tugas PIP Menjelaskan Tentang Tanaman Industri (Teh, Kina, Tebu)

1.1 Teh
A. Pengertian Teh
Teh adalah sejenis minuman yang di hasilkan dari pengolahan daun tanaman teh
(Camellia sinensis). Daun yang di gunakan biasanya adalah daun pucuk di tambah 2-3 helai
daun muda di bawahnya. Daun tersebut kemudian di olah dengan cara fermentasi sebelum
dapat di konsumsi.
(Kamusq, 2014)
B. Sejarah Singkat
Teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi dunia. Teh diduga
berasal dari Tiongkok tempat teh telah dikonsumsi selama ribuan tahun. Sekitar abad ke-16,
waktu Portugis memperluas kekuasaan mereka, minuman ini diimpor ke Eropa dan segera
menjadi populer sehingga Portugis dan Belanda kemudian memutuskan untuk mendirikan
perkebunan-perkebunan teh skala besar di koloni-koloni mereka di daerah tropis.
Temperatur dan kelembaban yang konstan adalah keadaan ideal untuk pertumbuhan
tanaman teh. Kondisi tersebut dapat ditemukan di wilayah iklim tropis dan subtropis di Asia
tempat lebih dari 60% teh dunia diproduksi. Dataran tinggi yang dingin merupakan tempat
paling baik untuk memproduksi daun teh berkualitas tinggi. Tanaman teh dapat dipanen untuk
pertama kalinya setelah mencapai usia kira-kira empat tahun. Ketika panen, hanya daun-daun
muda yang dipilih, mengimplikasikan bahwa pemetikan manual lebih efisien dibandingkan
menggunakan peralatan mesin. Karenanya, produksi teh adalah bisnis padat tenaga kerja.

C. Macam-macam Teh
1. Teh Hijau,
teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Karena aktivitas enzim sengaja di hentikan
dengan panas/steam. Teh hijau memiliki kandungan zat tanin yang sangat tinggi.
2. Teh Oolong,
teh yang proses fermentasinya berjalan secara tidak sempurna. Sehingga masih
mengandung sedikit tanin dan beberapa senyawa turunannya. Teh oolong merupakan
perpaduan dari teh hijau dan teh hitam. 4
3. Teh Hitam (Black Tea),
teh yang proses fermentasinya berlangsung secara sempurna sehingga hampir semua
kandungan tanin terfermentasi menjadi theaflavin dan thearubigin.
4. Teh Putih (White Tea),
teh yang di buat hanya dari bagian pucut teh yang terlindung dari sinar matahari sehingga
tidak terjadi pembentukan klorofil. Pembuatan teh putih tidak melalui proses oksidasi.
Teh putih merupakan jenis teh yang paling banyak mengandung aktioksidan dan biasanya
harganya sangat mahal.
(Kamusq, 2014)

D. Produk dari Teh


1. Teh Celup Lipton
Teh Celup adalah teh yang dikemas didalam kantong (kertas saringan) untuk sekali
hidangan dengan mencelupkannya di air panas menggunakan gelas atau cangkir. Salah satu
produsen teh celup yang terkenal adalah teh Lipton.

Gambar 1.
Teh Celup Lipton Lipton adalah merek teh hitam yang diciptakan oleh Sir Thomas Lipton.
Produknya terdiri dari daun teh, kantong teh dan minuman teh kemasan. Lipton awalnya
adalah nama perusahaan teh dari Inggris yang didirikan oleh Sir Thomas Lipton. Merek
Lipton saat ini dimiliki oleh Unilever. Selain membeli dari pasaran teh dunia, Lipton memiliki
sendiri beberapa perkebunan teh di Kenya, 5 Tanzania dan India. Lipton memegang 10%
pangsa pasar dunia untuk teh (Euromonitor World Market for Hot Drinks 2004). Unilever
menguasai 20% pangsa pasar dunia untuk teh dengan Lipton dan merek-merek teh lain yang
dimiliki seperti PG Tips dan Beseda. Teh Lipton tersedia di lebih dari 110 nergara termasuk
Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, Afrika dan Asia.

E. Daerah Persebaran Teh

Dua negara yang mendominasi produksi teh global adalah Cina dan India. Bersama-sama
kedua negara ini berkontribusi untuk hampir setengah dari produksi teh dunia.

Negara Produsen Teh Terbesar pada Tahun 2014:

      1,980,000
2. India       1,184,800
3. Kenia         445,105
4. Sri Lanka         338,032 
7. Indonesia         132,000
dalam ton metrik

Sumber: Statista

F. Teh di Indonesia
1. Produksi dan Ekspor Teh Indonesia
Indonesia saat ini adalah produsen teh terbesar ketujuh di dunia. Kendati begitu,
karena prospek bisnis yang menguntungkan dari kelapa sawit, hasil produksi teh telah
menurun di beberapa tahun terakhir karena beberapa perkebunan teh telah diubah
menjadi perkebunan kelapa sawit, sementara perkebunan-perkebunan teh yang lain telah
menghentikan produksi untuk memproduksi sayuran atau produk pertanian lain yang lebih
menguntungkan. Meskipun ada penurunan luas lahan, jumlah produksi teh tetap relatif stabil.
Hal ini mengindikasikan bahwa perkebunan-perkebunan teh yang tersisa menjadi lebih
produktif.

Produksi & Ekspor Indonesia:

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015


Produksi Teh
153,971 156,900 156,600 150,800 150,900 152,700 146,682 130,000
(dlm ton metrik)
Ekspor Teh
91,700 92,300 87,100 75,500 70,100 70,800 62,700
(dlm ton metrik)

Sumber: Food and Agriculture Organization of the United Nations

Provinsi-provinsi yang memproduksi teh paling banyak di Indonesia adalah:

1. Jawa Barat (menyumbang sekitar 70% dari produksi teh nasional)


2. Jawa Tengah
3. Sumatra Utara

Hampir setengah dari produksi teh Indonesia diekspor keluar negeri. Pasar ekspor
utamanya adalah Rusia, Inggris, dan Pakistan. Teh Indonesia yang diekspor terutama berasal
dari perkebunan-perkebunan besar di negara ini, baik yang dimiliki negara maupun swasta
(biasanya menghasilkan teh bermutu tinggi atau premium), sementara mayoritas petani kecil
lebih berorientasi kepada pasar domestik (karena teh yang dihasilkan berkualitas lebih rendah
dan karenanya memiliki harga penjualan yang lebih murah). Petani-petani kecil ini, yang
kebanyakan menggunakan teknologi lama dan metode-metode pertanian yang sederhana,
biasanya tidak memiliki fasilitas pengolahan. Pasar domestik teh tidaklah besar, direfleksikan
oleh tingkat konsumsi teh per kapita Indonesia yang rendah. Pada tahun 2014, penduduk
Indonesia mengkonsumsi rata-rata 0,32 kilogram teh per orang per hari (rata-rata dunia adalah
0,57 kilogram in 2014, sementara Turki jelas merupakan pengkonsumsi terbesar dengan 7,54
kilogram).

1.2 Kina

A. Pengertian Kina

Kina merupakan tanaman obat berupa pohon yang berasal dari amerika selatan sepanjang
pegunungan andes yang meliputi wilayah Venezuela, Colombia, equador, peru sampai Bolivia.
Daerah tersebut meliputi hutan- hutan pada ketinggian 900-3000 m dpl.

B. Sejarah Singkat

Kina merupakan tanaman obat berupa pohon yang berasal dari Amerika Selatan di sepanjang
pegunungan Andes yang meliputi wilayah Venezuela, Colombia, Equador, Peru sampai Bolivia.
Daerah tersebut meliputi hutanhutan pada ketinggian 900-3.000 m dpl. Bibit tanaman kina yang
masuk ke Indonesia tahun 1852 berasal dari Bolivia, tetapi tanaman kina yang tumbuh dari biji
tersebut akhirnya mati. Pada tahun 1854 sebanyak 500 bibit kina dari Bolivia ditanam di Cibodas
dan tumbuh 75 pohon yang terdiri atas 10 klon.

C. Jenis Tanaman

Dari sekian banyaknya spesies kina di Indonesia, hanya 2 spesies yang penting yaitu C.
succirubra Pavon (kina succi) yang dipakai sebagai batang bawah dan C. ledgriana (kina ledger)
sebagai bahan tanaman batang atas. Klon-klon unggul yang dianjurkan adalah antara lain: Cib 6,
KP 105, KP 473, KP 484dan QRC. C. calisaya Wedd. (kina kalisaya) juga banyak dikenal dan
ditanam oleh masyarakat.

D. Sentra/pusat produksi

Sentra produksi kina di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatra
Barat.

E. Ciri dan Umur Panen

Bagian tanaman kina yang biasa diambil hasilnya adalah bagian kulit batang, dahan, cabang
dan ranting. Produk ranting dapat dimulai saat tanaman berumur 6-7 tahun tahun (sebelum
tebangan), dengan bagian yang terkecil yang diambil adalah kulit cabang yang diameternya lebih 1
cm. Ranting yang diameternya kurang dari 1 cm memiliki kadar kinin sulfat (SQ) yang rendah,
dan biaya pengambilannya relatif mahal. Umur tanaman yang siap panen untuk panen cara
tebangan adalah 9-11 tahun dan untuk panen cara penjarangan adalah 3,5, 5, 6, 7, 8,12, 18 dan 24
tahun dengan jumlah tanaman yang dicabut untuk masing-masing penjarangan adalah 12,5% dari
total tanaman.

1.3 Tebu

A. Pengertian Tebu

Tebu (Saccharum officinarum) adalah jenis tanaman penghasil gula dan hanya tumbuh di
daerah yang memiliki iklim tropis. Tanaman ini sangat dibutuhkan sehingga kebutuhannya terus
meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk (Putri et al., 2013). Tebu merupakan
sumber pemanis utama di dunia, hampir 70 % sumber bahan pemanis berasal dari tebu sedangkan
sisanya berasal dari bit gula (M.Maulana Rasyid Lubis, 2015).

B. Sejarah

Sebagian besar para ahli berasumsi bahwa tanaman tebu ini berasal dari Papua New Guinea.
Pada 8000 SM, tanaman ini menyebar ke Kepulauan Solomon dan Kaledonia Baru. Ekspansi
tanaman ini ke arah timur Papua New Guinea berlangsung pada 6000 SM. Tebu mulai menyebar
ke Indonesia, Filipina dan India. Dari India, tebu kemudian dibawa ke China pada tahun 800 SM,
dan mulai dimanfaatkan sebagai pemanis oleh bangsa China pada tahun 475 SM. Pada tahun 510
Sebelum Masehi, ketika menguasai India, Raja Darius, Persia, menemukan ”batang rerumputan
yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada berbagai penemuan manusia lainnya,
keberadaan tebu sangat dirahasiakan dan dijaga ketat, sedangkan produk olahannya diekspor dan
untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Penyebaran tebu ke dua terjadi pada masa
kekuasaan Islam. Tebu dikenal sebagai “glagah persia”. Ketika mereka menguasai Persia pada
tahun 642 mereka menemukan tanaman tebu yang sedang tumbuh dan kemudian mempelajari cara
pembuatan gula. Selama ekspansi berlanjut mereka mendirikan pengolahan gula di berbagai
daratan lain yang mereka kuasai, termasuk di Afrika Utara dan Spanyol (Ahmad atho, 2017).

C. Jenis Tanaman Tebu

Terdapat lima spesies tebu, yaitu Saccharum spontaneum (glagah), Saccharum sinensis (tebu
Cina), Saccharum barberry (tebu India), Saccharum robustum (tebu Irian) dan Saccharum
officinarum (tebu kunyah) (Sastrowijoyo, 1998). Sejak ditanam sampai bisa dipanen, umur
tanaman tebu mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tanaman tebu banyak dibudidayakan di
pulau Jawa dan Sumatera (Ganjar Andaka, 2011). Tebu cocok pada daerah yang mempunyai
ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter diatas permukaan air laut. Umur tanaman 5 sejak ditanam
sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di
pulau Jawa dan Sumatra.

D. Manfaat Tanaman Tebu

Tanaman tebu atau sugar cane yang termasuk dalam tumbuhan rumput rumputan ini hanya
tumbuh di daerah tropis Tebu memiliki kadar gula yang tinggi. Oleh karena itu, tebu terkenal
pemanfaatannya sebagai bahan pokok pembuatan gula. Akan tetapi, tanaman tebu memiliki
manfaat yang sangat banyak. Baik dari segi kesehatan, segi industri, segi konsumsi rumah tangga,
segi transportasi, segi peternakan, dan segi industri rumah tangga.

a. Segi kesehatan : Untuk kesehatan gusi dan gigi, kesehatan jantung, meredakan radang
tenggorokan, pengobatan penyakit kuning

b. Segi Industri : Bahan pokok Gula, Bahan pembuat Kertas, bahan Pembuat alcohol

c. Segi Konsumsi Rumah Tangga : Alternatif Biobriket, Minuman Ringan 6

d. Segi transportasi : Bahan Bakar Kereta Uap Pengangkut Tebu e. Segi peternakan : Sebagai
pakan ternak (Samarayarasevika, 2012)

E. Persebaran Tebu

Perkebunan tebu terdapat di Jawa Timur (Besuki, Kediri, dan Surabaya), Jawa Tengah (Solo,
Yogyakarta, dan Pekalongan), Cirebon (Jawa Barat), Aceh, Lampung, dan Sulawesi Utara. Sampai
saat ini, Jawa Timur merupakan daerah utama penghasil gula

F. Produk Tebu

1. Gula Merah Tebu

Gula merah tebu merupakan hasil pengolahan nira tebu dengan proses pemanasan dan
pemekatan sampai didapatkan hasil akhir berupa gula serbuk (gula semut, gula mawur) dan gula
padat (gula batok, tumbu, ondrongan, dan sebagainya). Peran gula merah tidak dapat digantikan
oleh jenis lainnya karena memiliki sifat-sifat spesifik dan rasa yang khas yaitu manis, asam, dan
berbau karamel (Maharani et al. 2014). Pemanfaatan gula merah juga relatif beragam baik untuk
sektor makanan maupun minuman. Sebenarnya gula merah tebu tidak hanya diproduksi di
Indonesia, tetapi juga di India, Cina, Pakistan, Bangladesh, Afrika Timur, Bolivia, Jepang, dan
Amerika Selatan. Di beberapa daerah dan negara gula merah tebu dikenal dengan nama daerah,
misalnya gula saka dari Sumatera Barat, gula gur di India dan Bangladesh, jaggery di Afrika,
Panela di Amerika Selatan, dan kuro sato (black sugar) di Jepang. Di pasar internasional gula
merah dikenal dengan sebutan brown sugar (Sukardi 2010). Pada umumnya gula merah diproduksi
oleh industri kecil atau rumah tangga dengan sistem multiple open pan yaitu menggunakan banyak
wajan terbuka sebagai tempat pengentalan nira dan menggunakan sarana atau peralatan sederhana
(Gambar 1). Proses pengolahan gula merah telah mengalami perkembangan dan kemajuan dari
aspek teknologi diantaranya penggunaan sistem pengolahan closed pan dengan kombinasi
pemasakan sistem vakum. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kualitas gula merah yang lebih baik
sesuai dengan standar dan persyaratan mutu yang telah ditentukan terutama dalam pemenuhan
pasar internasional

Gambar 1.

Anda mungkin juga menyukai