Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN PENYEGAR


“PEMANENAN ATAU PEMETIKAN DAUN TEH”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. ACHMAD ARIEF KUKUH (1810272026)
2. ANISA FADILAH (1810272024)
3. AULIA DENNYSA PUTRI (1810272027)
4. DINO HERMANSYAH (1810273003)
5. NADIA SYAFITRI (1810272023)
6. NADIAH RAMADHANI (1810273006)
7. ZAHRATUL AINI (1810272022)
8. ZIA ULHAQ SAMIRO (1810273005)
9. SYAKBAN BATUBARA (1810272025)

PRODI PENYULUHAN PERTANIAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teh merupakan salah satu tanaman penyegar yang diminati banyak orang karena
rasa dan aromanya yang khas. Di Seluruh pelosok Indonesia aneka minuman teh dapat
dijumpai setiap hari. Teh bisa diminum panas atau dingin sebagai minuman penyegar,
selain minuman penyegar teh juga merupakan bahan yang berkhasiat untuk mengobati
berbagai penyakit. Teh mempunyai banyak manfaat untuk tubuh karena mengandung
vitamin B1, B2, B6, C, K, asam folat,karoten, mineral Mn, K, Zn, F, polifenol dan zat
antioksidan.
Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan
kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub
sektor perkebunan setelah kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, dan kakao. Pada tahun 2012,
volume perusahaan pemerintah pada komoditas teh mencapai 78.730 ton, swasta
mencapai 34.673 ton ,dan petani mencapai 40.132 dari jumlah produksi yang dihasilkan
sebesar 153.175 ton. Posisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara pengekspor
teh terbesar keenam di dunia setelah India, Cina, Srilanka, Kenya, dan Uni Emirat Arab.
Luas areal perkebunan teh tahun 2011 mencapai 132.554 ha. Luas areal perkebunan teh
rakyat mencapai 28.105 ha, luas areal PT Perkebunan Nusantara sebesar 38.920 ha dan
luas perkebunan swasta sebesar 56.529 ha. Hal tersebut berdasarkan data dari Direktorat
Jenderal Perkebunan.
Berdasarkan pengolahannya teh terbagi atas 4 macam yaitu teh hijau, teh oolong, teh
hitam dan teh wangi. Kualitas teh dikatakan tinggi apabila dipetik dari lembar pucuk
pertama sampai lembar pucuk ketiga, karena dalam ketiga lembar daun tersebut terdapat
kandungan katekin dan kafein yang tinggi sebagai penambah rasa segar. Katekin sendiri
merupakan senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan.
Teh yang dikonsumsi bukan hanya berasal dari tanaman teh saja, tapi bisa juga
berasal dari buah, rempah-rempah, atau tanaman obat lainnya yang diseduh. Jambu biji
merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dijadikan teh. Jambu biji (Psidium
guajava L) banyak ditemukan di wilayah Indonesia, walaupun sebenarnya berasal dari
Amerika Tropik. Jambu biji secara taksonomi tergolong ke dalam famili Myrtaceae,
genus Psidium, spesies guajava, sehingga dàlam bahasa Latin disebut Psidium guajava L.
Dalam bahasa Inggris jambu biji dikenal sebagai guava, sedangkan di Indonesia disebut
juga jambu batu, jambu klutuk atau jambu Siki.
Prospek pemasaran teh mempunyai progres yang baik, tetapi di sisi yang lain terjadi
penurunan produksi teh, sehingga perlu untuk mempertahankan dan meningkatkan
produksi teh supaya permintaan teh dapat terpenuhi. Keadaan tertentu dimana permintaan
meningkat dengan cepat sehingga pihak produsen berusaha meningkatkan produksinya
secara maksimal. Produksi tanaman Teh di Indonesia baru mencapai 1.006 kg/ha/thn. Hal
ini disebabkan antara lain oleh umur tanaman yang tua, rendahnya produksi dan mutu
produksi yang dihasilkan serta terbatasnya penanggulangan hama dan penyakit.
Usaha-usaha ke arah peningkatan Produksi teh secara kualitatif dan kuantitatif terus
dikembangkan. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah pembenahan dalam teknik
budidaya tanaman. Untuk menghasilkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik.
Salah satu aspek yang penting diperhatikan adalah pemetikan.
Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta
daunnya yang masih muda untuk kemudian diolah menjadi daun teh kering yang
merupakan komoditas perdagangan. Tobroni dan Suwandi (1983) menyatakan bahwa
pemetikan selain bertujuan untuk memetik daun-daun yang sesuai diolah, juga merupakan
suatu usaha untuk membentuk kondisi tanaman agar mampu meningkatkan produksi yang
berkesinambungan.
Menurut Delimoenthe (1990) pemetikan adalah usaha suatu pembentukan kondisi
tanaman agar mampu meningkatkan produksi secara terus menerus. Bila pemetikan
pucuk dilakukan. Akibat adanya auksin dan adanya sifat apikaldorman, maka pemetikan
pucuk-pucuk baru akan dirangsang dan akan dipetik pada gilir petik berikutnya.
Pemetikan yang dilakukan dengan benar berpengaruh nyata terhadap hasil pucuk.
Hasil pucuk merupakan perkalian jumlah pucuk dengan rata-rata bobot pucuk. Sukasman
(1990) menyebutkan bahwa produktivitas kebun dipengaruhi oleh sistem dan gilir petik.
Sistem petik atau gilir petik, tetapi jika dilakukan tanpa disertai perubahan dalam kultur
teknik yang lain, tindakan ini akan menurunkan kualitas dan bahkan merusak potensi
hasil tanaman.
Peningkatan hasil tanaman ditentukan oleh kecepatan proses biologis yang
berlangsung pada tanaman. Upaya meningkatkan hasil tanaman, disamping dengan
keadaan lingkungan yang optimum, juga dapat dengan pengaturan pertumbuhan yang
dapat mempercepat atau menghambat proses biologis tanaman.
B. Tujuan
Mengetahui cara panen yang tepat dengan manual dan alat mesin serta mengetahui
formulasi umum daun hasil pemetikan tersebut.
BAB II
BAHAN DAN ALAT
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini kami lakukan pada tanggal 30 April 2020 dengan menggunakan
Applikasi Zoom karena pada praktikum ini menggunakan video dan jurnal sebagai bahan
analisisnya, sehingga kami bersama-sama mendiskusikannya melalui Zoom.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan adalah :
 Laptop
 Handphone
 Kuota
 Zoom

C. Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah Riset. Dimana pada metode ini
menjelaskan apa yang sedang terjadi dimasa sekarang atau pada masa lampau. Disini
kami ingin menjelaskan bagaimana pemetikan daun teh secara manual dan secara
mekanis dengan melihat dari video, jurnal serta artikel.
BAB III
PROSES SURVEY / PEMBANDINGAN TAHAPAN PENGOLAHAN
A. Sumber Video dan Jurnal
1. Proses Pemetikan Teh dengan Beberapa Cara (Kebun Teh Sirah Kencong)
https://www.youtube.com/watch?v=4ruFaMpFe5o
 Diupload oleh Cak Jenggot Budaya, 2 April 2021

2. Cara Pemetikan Teh Menggunakan Mesin Petik


https://www.youtube.com/watch?v=dL3fX5CU8Y4
 Diupload oleh Asep Mustopa Fauzi, 10 Oktober 2020

3. Artikel Pemetikan Daun Teh secara Manual


https://www.tehsariwangi.com/artikel/cara-dan-proses-pengolahan-teh

4. Pemetikan Teh dengan Mesin pada Lahan Datar


http://203.190.36.42/publikasi/wr244024.pdf
 Oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina

5. Unjuk Kerja Mesin Petik Tipe 120 pada Pemetikan Tanaman Teh assamica dengan
Jarak Antara Baris 120 cm
file:///C:/Users/user/Downloads/90-Article%20Text-355-1-10-20160302.pdf
 Oleh Tahjudin Abas, 27 Agustus 2013

B. Perbandingan Proses Pemetikan Daun Teh


1. Pemetikan Daun Teh secara Manual
No. Berdasarkan Video Literatur
1. Divideo terlihat petani menggunakan Mempersiapkan alat-alat untuk
topi caping dan dibelakang atau memetik daun teh yaitu topi caping
dipunggung petani ada sebuah keranjang dan keranjang untuk menaruh daun
teh
2. Pada video kurang terlihat dengan jelas Teh dipetik dengan tangan, yang
berapa daun yang diambil, tapi menurut terdiri dari peko + dua daun
kelompok kami yang terlihat diambil dibawahnya
adalah burung + 2 daun muda (b+2m)
3. Setelah daun teh dipetik, dimasukkan Daun teh dimasukkan kedalam
kedalam keranjang atau ada juga petani keranjang
mengumpulkan terlebih dahulu ditangan,
apabila sudah penuh baru dimasukkan
ke keranjang
4. Dengan pemetikan manual, daun teh Pemetikan dengan menggunakan
yang diambil memiliki kriteria yang tangan biasanya dilakukan ketika
sama, berbeda dengan menggunakan kualitas teh yang dipetik menjadi
mesin prioritas utama
5. Tidak terlihat divideo, karena hanya Daun teh yang sudah dipetik
menjelaskan pemetikan daun dimasukkan kedalam karung dan
dikumpulkan pada satu tempat
2. Pemetikan Daun Teh dengan Mesin
No. Berdasarkan Video Literatur
1. Divideo terlihat para pekerja Pekerja yang akan memetik daun teh
menggunakan alat pelindung diri menggunakan Alat Pelindung Diri
sebelum melakukan pemetikan daun teh (APD)
2. Terlihat divideo terdapat 3 orang yang Mesin petik dioperasikan oleh tiga
menjalankan mesin dan 1 orang orang operator dan seorang pembantu
memegang kantong penampung daun teh untuk mengumpulkan hasil
3. Mesin ditaruh diatas daun teh dan mesin Pemetikan dilakukan sesuai lorong-
dijalankan sesuai jalur. Pekerja berada di lorong petik
lorong-lorong petik
4. Sesuai dengan video, pisau yang Petikan pucuk teh dilakukan oleh
digunakan pada mesin petik bekerja sepasang pisau yang bergerak secara
dengan cara bolak-balik reciprocating (gerak bolak balik)
5. Tidak terlihat divideo bagaimana daun Jenis petikan dengan mesin petik
yang sudah dipetik adalah petikan medium dengan
meninggalkan daun kepel (k+0)
6. Divideo daun teh yang sudah terpotong Hasil petikan dimasukkan kedalam
oleh mesin masuk kedalam kantong kantong penampung oleh hembusan
penampung yang sudah diletakkan udara dari blower
dimesin petik (terbawa oleh angin)
7. Pada video, daun teh yang sudah penuh Hasil petikan ditampung di satu
pada kantong penampung dipindahkan tempat yang sama
kedalam karung kemudian teh dikemas
dan timbang
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Urutan Proses dan Peralatan yang Digunakan
1. Pemetikan Daun Teh secara Manual
Pemetikan daun teh, yang terdiri dari peko dan dua daun dibawahnya, dapat
dilakukan dengan menggunakan tangan atau mesin.Petikan manual, dilaksanakan
tampa memakai alat bantu dan biasanya kualitas petikan lebih baik daripada
menggunakan alat. Pemetikan dengan menggunakan tangan biasanya dilakukan ketika
kualitas teh yang dipetik menjadi prioritas utama. Pemetikan dengan menggunakan
mesin memiliki risiko banyak daun teh yang rusak dan terbuang sehingga lebih jarang
dilakukan.
Hasil pemetikan manual lebih rendah karena keterampilan pemetik untuk
mendapat pucuk yang bermutu sangat kurang. Hal ini disebabkan karena tenaga
pemetik hanya berfokus pada kuantitas kilogram untuk mendapatkan upah yang besar
dalam satu hari kerja, dan hal ini berdampak pada banyak pucuk teh yang tidak masuk
kedalam mutu dan tidak dapat diolah, sehingga mengurangi jumlah produksi pucuk
teh. Menurut pendapat Setyamidjaja (2000) dalam Anggraini (2017), dalam hubungan
pemetikan menggunakan tenaga pemetik, diperlukan perhitungan jumlah tenaga yang
tersedia dan ketrampilannya dalam pelaksanaan kegiatan pemetikan. Hal ini
menunjukkan, dimungkinkan juga karyawan panen masih terbawa kebiasaan belum
memperhatikan mutu pucuk yang dihasilkan dan hanya berpaku pada banyaknya
pucuk yang dipetik dalam satuan berat (kg) untuk mendapatkan upah yang besar,
sehingga diperlukan pembinaan dan pendampingan dalam penerapan pemetikan yang
lebih baik.
Pemetikan manual memiliki produktivitas pucuk yang rendah dikarenakan
dipekerjakan secara individu, namun memiliki tingkat kontrol yang lebih tinggi serta
tanaman gulma yang tidak ikut terpetik. Hal ini sesuai dengan Ghani (2002), dimana
pemetikan manual mampu menghasilkan mutu pucuk daun yang relatif bisa terkontrol
serta gulma tanaman tidak terlalu tertekan. Pemetikan dengan gunting ataupun mesin
memiliki tujuan meningkatkan produktivitas pucuk daun teh yang dihasilkan apabila
dibandingkan dengan pemetikan manual disamping mengatasi kelangkaan tenaga
pemetik.

Proses pemetikan secara manual yaitu :


a. Mempersiapkan alat-alat untuk memetik daun teh yaitu topi caping dan keranjang
yang ditaruh dipunggu untuk menaruh daun teh yang sudah dipetik

b. Teh dipetik dengan tangan, yang terdiri dari peko + dua daun dibawahnya.
Pemetikan dilakukan pada bagian tanaman teh berupa pucuk dan daun-daun muda
yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik. Karena daun
merupakan alat fotosintesis, maka dalam melakukan pemetikan harus
dipertimbangkan agar daun-daun tua yang tertinggal di bawah bidang petik masih
cukup memadai untuk melakukan fotosintesis.
c. Setelah dipetik, daun teh dimasukkan kedalam keranjang yang sudah disiapkan
dipunggu petani. Diawal video ada petani petik satu daun teh langsung
dimasukkan kekeranjang dan ada juga yang mengumpulkan ditangan terlebih
dahulu, apabila sudah banyak baru dimasukkan kedalam keranjang
d. Daun teh yang sudah dipetik dimasukkan kedalam karung besar dan ditaruh pada
satu tempat yang sama

2. Pemetikan Daun Teh dengan Mesin Petik


Pada umumnya, mutu teh dari pucuk pemetikan manual lebih baik dibandingkan
pemetikan mekanis. Fakta bahwa biaya pemetikan mekanis lebih rendah daripada
pemetikan manualtelah menarik minat dan perhatian pekebun teh pindah dari
pemetikan manual ke pemetikan mekanis. Penggunaan mesin petik tidak
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas pucuk dan kesehatan tanaman. Untuk
mendapatkan mutu pemetikan yang optimal, perlu penyempurnaan cara penggunaan
mesin petik. Pemetikan teh dengan mesin merupakan pemetikan berat sehingga harus
didukung dengan kondisi perdu yang sehat.
Petikan mesin dilaksanakan dengan memakai alat bantu mesin petik yang
dioperasikan oleh 4 orang, tiga orang operator dan seorang pembantu untuk
mengumpulkan hasil. Tenaga pemetik merupakan salah satu aspek yang paling
penting dalam upaya menghasilkan produk teh yang berkualitas dengan kuantitas
yang maksimal. Ketersediaan tenaga pemetik yang sesuai dengan rasio tenaga
pemetik akan membantu dalam proses pencapaian target produksi yang telah
ditetapkan.
Menurut Deptan pada tahun 2007, peningkatan kualitas teh masih menghadapi
beberapa tantangan dan kendala yang diantaranya adalah produktivitas tanaman yang
belum optimal, meningkatnya biaya produksi sedangkan harga jual relatif rendah serta
tingkat konsumsi teh di Indonesia yang masih rendah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astika dkk pada tahun 2003, pemetikan
menggunakan mesin petik dapat menggali potensi hasil pada perkebunan teh
dibandingkan dengan petik manual. Hal ini berdasarkan pada bahwa penggunaan
mesin petik dapat menghasilkan kilogram pucuk lebih banyak jika dibandingkan
pemetikan manual menggunakan tangan.Dalam 1 (satu) hari petik, 1 unit mesin petik
dapat melakukan pemetikan untuk areal seluas 1 (satu) hektar dan setara dengan 25
(dua puluh lima) orang pemetik.
Pemetikan teh dengan mesin dapat dilakukan pada kebun teh dengan kemiringan
lahan sampai 400 . Lahan yang relatif datar lebih efisien untuk operasional mesin
petik tipe 120 dengan pola pemetikan melompat baris ganda. Pada lahan miring,
mesin petik tipe 120 sulit dioperasikan sehingga lebih baik mengoperasikan
mesinpetik tipe 60 dengan pola pemetikan terusmenerus (continuous) baris tunggal.
Kinerja operator wanita pada lahan dengan kemiringan 30-400 mampu bersaing
dengan tenaga petik manual.
Proses pemetikan dengan menggunakan mesin petik yaitu :
1. Pekerja yang akan memetik daun teh menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Hal ini diperlukan agar pekerja tetap aman saat melakukan pemetikan daun teh
apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Mesin petik dioperasikan oleh tiga orang operator dan seorang pembantu untuk
mengumpulkan hasil
3. Hidupkan mesin, petikan pucuk teh dilakukan oleh sepasang pisau yang bergerak
secara reciprocating (gerak bolak balik)
4. Pemetikan dilakukan sesuai lorong-lorong petik, dimana mesin ditaruh diatas daun
teh dan mesin dijalankan sesuai jalur. Pekerja berada di lorong-lorong petik
5. Jenis petikan dengan mesin petik adalah petikan medium dengan meninggalkan
daun kepel (k+0)
6. Hasil petikan dimasukkan kedalam kantong penampung oleh hembusan udara dari
blower
7. Hasil petikan ditampung di satu tempat yang sama

B. Cara Panen yang Tepat dan Efisien


A. Manual
Berdasarkan teori pada bagian atas, hal tersebut sama dilakukan pada video yang
kelompok kami tonton. Namun, dalam pemetikan daun teh yang terlihat adalah b+2m
(burung + 2 daun muda) berbeda dengan teori sebutkan yaitu p+2m. Tetapi, itu
termasuk kedalam pemetikan medium sehingga dapat dikatakan pada teori dan video
yaitu sama-sama menggunakan pemetikan medium.
Untuk alat-alat yang digunakan itu sama yaitu topi caping yang digunakan untuk
menahan dari panasnya sinar matahari dan keranjang untuk menampung daun teh
yang sudah dipetik. Diawal video kami melihat ada petani petik satu daun teh
langsung dimasukkan kekeranjang dan ada juga yang mengumpulkan ditangan
terlebih dahulu, apabila sudah banyak baru dimasukkan kedalam keranjang. Dalam
video hanya ditampilkan sampai pemetikan saja, tidak terlihat proses penyimpanan
dan penimbangan daun teh setelah daun teh dipetik.
Pemetikan dilakukan pada bagian tanaman teh berupa pucuk dan daun-daun
muda yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik. Karena daun
merupakan alat fotosintesis, maka dalam melakukan pemetikan harus
dipertimbangkan agar daun-daun tua yang tertinggal di bawah bidang petik masih
cukup memadai untuk melakukan fotosintesis.

B. Menggunakan Mesin Petik


Berdasarkan teori pada bagian atas, hal tersebut sudah hampir sama dilakukan
pada video yang kelompok kami tonton. Namun, kami tidak bisa melihat bagaimana
hasil petikan dari video yang kami tonton karena tidak ditunjukkan sehingga kami
tidak mengetahui jenis petikan apa yang diambil dengan menggunakan mesin petik.
Untuk langkah-langkah lainnya itu sama, dimana para pekerja berjumlah 4 orang
dimana 3 orang berfungsi untuk menjalankan mesin dan 1 orang lagi memegang
penampung daun teh, karena mesin ini mengeluarkan angin sehingga daun teh terbang
masuk kedalam penampung ini. Penampung ini berupa seperti karung besar, sehingga
dapat menampung daun-daun teh yang sudah terpotong oleh mesin petik.
Mesin petik mempunyai sepasang pisau, dimana pisau ini bergerak secara
reciprocating (gerak bolak balik) yang membuat daun teh dapat terpotong. Setelah
penampung penuh, daun teh dipindahkan ke karung besar dan berdasarkan video
kemudian daun teh ditimbang dan dilakukan pengemasan serta penyimpanan.
C. Menentukan Pola atau Formulasi Petikan
Macam-macam pucuk teh (Anonim , 2020) :
1. Pucuk Peko yaitu kuncup tunas aktif berbentuk runcing yang terletak pada ujung
pucuk. Pucuk ini akan mengalami dormansi setelah menghasilkan 4-7 pucuk. Dalam
pucuk peko ini terkandung banyak senyawa kafein yang belum mengalami degradasi
sehingga dapat menghasilkan teh yang berkualitas baik
2. Pucuk burung, adalah tunas tidak aktif yang berbentuk titik yang terletak pada ujung
pucuk. Pada periode ini, pucuk in-aktif mereduksi atau memperlambat pertumbuhan.
Pucuk burung sering terbentuk jika pemupukan tanaman kurang dan ketersediaan air
kurang
3. Pucuk Nagog yaitu pucuk yang tumbuh dari pucuk burung. Biasanya pucuk ini baru
muncul setelah 90 hari
4. Pucuk atau cabang cakar ayam, yaitu pucuk yang pertumbuhan tunas dari ketiak
daunnya lebih dari satu dan berada di atas bidang petik. Biasanya pertumbuhan pucuk
ceker ayam ini akan stabil.

Macam-macam pola pemetikan teh (Anonim, 2020)


1. Pemetikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan adalah :
a). Peko dengan satu daun muda pucuk burung (p+1m)
b). burung dengan satu daun muda (b+1m)
2. Pemetikan medium terdiri dari peko dengan dua daun muda (p+2m) dan peko dengan
tiga daun muda (p+3m), burung dengan 2 daun muda (b+2m) dan burung dengan 3
daun muda (b+3m).
3. Pemetikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan dari pucuk peko dengan 4 daun atau
lebih (p+4 atau lebih) dan pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun tua(b+1 t,
b+2 t atau b+3t).

 Pada pemetikan secara manual jenis petikannya petikan medium (pada bahan bacaan
atau literatur p+2m dan pada video b+2m)
 Pada pemetikan dengen mesin petik berdasarkan literatur adalah petikan medium
dengan meninggalkan daun kepel (k+0) ditengah perdu dan menggunakan pola
pemetikan melompat baris ganda
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan studi literature dijelaskan bahwa pemetikan dengan menggunakan tangan
biasanya dilakukan ketika kualitas teh yang dipetik menjadi prioritas utama. Pemetikan
manual mampu menghasilkan mutu pucuk daun yang relatif bisa terkontrol serta gulma
tanaman tidak terlalu tertekan. Pemetikan dengan menggunakan mesin memiliki risiko
banyak daun teh yang rusak dan terbuang sehingga lebih jarang dilakukan.Fakta bahwa biaya
pemetikan mekanis lebih rendah daripada pemetikan manual telah menarik minat dan
perhatian pekebun teh pindah dari pemetikan manual ke pemetikan mekanis. Penggunaan
mesin petik tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas pucuk dan kesehatan tanaman.
Untuk literature dan video menunjukkan banyak kesamaan, sehingga dapat dikatakan
bahwa petani atau pekerja teh telah menerapkan hal yang tepat dan efesien dalam pemetikan
daun teh. Namun yang disayangkan adalah pada video tidak dinampakkan dengan jelas
bagaimana bentuk dari daun teh ketika sudah di petik agar dapat memudahkan dalam
penentuan jenis pola pemetikan daun teh tsb.
DOKUMENTASI

Jum’at, 30 April 2021


DAFTAR PUSTAKA

Sriyadi, B. dan W. Astika. 1997. Uji adaptasi klon teh seri TPS, MPS, GPPS, dan GMB.
Risalah Hasil Penelitian. 1–21.
Anggarini, Tuty. 2017. Proses dan Manfaat Teh. Padang: Penerbit Erka.
Dalimoenthe, S. L. 1990. Hubungan Antara Pengaruh Pemangkasan dengan Fisiologi
Tanaman Teh. Simposium Teh V. Bandung: Pusat Penelitian Perkebunan Gambung.
Bandung.
Sukasman.1990. Pengaruh Kemarau Pan-jang terhadap Kekeringan Tanaman Teh.Simposium
Teh V. Pusat Penelitian Teh dan Kina.
Abas, Tahjudin. 2013. Unjuk Kerja Mesin Petik Tipe 120 pada Pemetikan Tanaman Teh
assamica dengan Jarak Antara Baris 120 cm. Jurnal Penelitian Teh dan Kina Volume 16
Nomor 2
Ghani,M. 2002. Dasar-Dasar Budidaya Teh: Buku Pintar Mandor. Jakarta: Penebar
Surabayahttp://onesearch.id/Record/IOS6.INLIS000000000002892

Anda mungkin juga menyukai